HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM.

(1)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP

PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh Anggi Pratiwi

1204840

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , Al-BAAR, AL-FU`D, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP

PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I,

Dr. Aam Abdussalam, M.Pd. NIP. 195704021986011001

Pembimbing II,

Dr. Wawan Hermawan, M.Ag. NIP. 197402092005011002

Mengetahui,

Ketua Program Pendidikan Agama Islam Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Endis Firdaus, M.Ag. NIP. 195703031988031001


(3)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , Al-BAAR, AL-FU`D, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP

PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Oleh Anggi Pratiwi

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Pascasarjana

© Anggi Pratiwi 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(4)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Latar belakang penelitian ini berangkat dari adanya ketersambungan fakta sejarah di dalam Al-Qur’ān tentang kemampuan intelegensi kaum kafir seperti kaum ṡamud, ‘ād dan Firaun yang menentang Allah, dan ternyata tercermin juga di dalam konsep pendidikan yang cenderung mengukur prestasi belajar secara materi. Inilah sumber jawaban mengapa pendidikan saat ini gagal menghantarkan peserta didik menjadi manusia yang unggul baik secara materi dan spiritual. Sehingga begitu penting menguak bagaimana konsep pembelajaran terbaik untuk pendidikan secara umum. Al-Qur’ān sendiri mengungkap bahwa variabel pembelajaran pada manusia berada pada diantaranya: daya al-sam’, baṣar, fu`ād dan qalb. Penelitian di sini

menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan, pendekatan kualitatif sedang teknik analisis data melalui tafsir mauḍu’i. Data-data yang dikumpulkan utamanya bersumber dari 5 kitab tafsir Al-Qur’ān: Ibnu Katsir, tafsir Al-Maraghi, tafsir Al-Mishbah, tafsir Fi Zhilalil Qur’an dan tafsir Ath -Thabari, serta beberapa referensi yang berhubungan dengan konsep kajian. Sedangkan teknik analisis data didasarkan kajian tafsir tematik (mauḍu’i).

Penelitian ini berusaha mencari jawaban utama dari rumusan masalah yakni: apakah hubungan antar keempat konsep (Al-sam’, Al-baṣar, Al-fu`ād dan Al-qalb) yang akan berimplikasi terhadap teori pembelajaran dalam pendidikan

Islam. Hasil dari kajian berdasarkan tafsir mauḍu’i menjelaskan terdapat hubungan antar ke empat konsep dalam proses pembelajaran, utamanya sebagai media belajar. Melalui kata al-sam’ manusia oleh Allah diciptakan dengan kemampuan berkomunikasi melalui sistem bahasa, melalui kata

al-baṣar manusia mempunyai kemampuan memberdayakan sekumpulan data

inderawi untuk dikembangkan dan disederhanakan dalam bentuk penyimbolan. Melalui kata al-fu`ād manusia memiliki sistem emosi dan mengingat. Melalui

al-qalb manusia memiliki kemampuan mengendalikan secara aktif perilakunya dengan pikiran kritis. Implikasinya terhadap teori pembelajaran berkenaan prinsip dari belajar bahwa, manusia belajar untuk sesuatu yang dikuatkan bukan untuk sesuatu yang hanya berkembang namun “memaksa”. Adapun kesimpulanya adalah, konsep pembelajaran dalam Al-Qur’ān untuk menghadirkan kesadaran penuh seseorang mewujudkan amalan baik melalui proses belajar yang memperkuat intelegensi dan fisik itu sendiri. Sebagai akhir dari penelitian, terdapat beberapa rekomendasi yang dirasa perlu ditindak lanjuti oleh beberapa pihak diantaranya: (1) penelitian melalui tafsir mauḍu’i sangat komprehensif membantu para peneliti untuk membangun konstruk teori pembelajaran secara utuh. Oleh karena itu dirasa sangat penting pihak prodi PAI pasca sarjana UPI memberikan perhatian yang serius bagi para peneliti yang membangun konsep berdasarkan Al-Qur’ān melalui teknik tafsir mauḍu’i.

(2) peneliti selanjutnya dapat meneliti konsep al-sam’, al-baṣar, al-fu`ād dan al-qalb dengan lebih berbeda dan mendalam.

Key word: deskriptif, kualitatif, Al-sam’, Al-baar,Al-fu`ād dan Al-qalb, mauḍu’i


(5)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(6)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

facts in Al-Qur’ān about the unbelievers’ intelligence ability such as ṡamud people, ‘ād people, and Firaun who disobeyed Allah, and it turns out to be reflected too in the concept of education which tends to measure learning achievement materially. This is the answer source of why education nowadays fails to make the learners outstanding materially and spiritually. Therefore it is important to unveil how the best learning concept for education generally. Al-Qur’ān itself conveys that the learning variables on human being are on sama’, basirah, fu’ad, and qalb abilities. Here the research used descriptive method using qualitative approach while the data analysis technique was through mauḍu’i interpretation.

Obtained data mostly came from 5 Al-Qur’ānic interpretation books: Ibnu Katsir, tafsir Al-Maraghi, tafsir Al-Mishbah, tafsir Fi Zhilalil Qur’an and tafsir Ath-Thabari, supported by some references related to the study concept, while data analysis technique was based on thematic interpretation study (mauḍu’i). This research tried to look for main answer of problem formulation namely: what is the relation between those four concepts (al-sam’,

baṣar, fu`ād and qalb) which will implicate toward the learning theory of Islam education.

Result of the study based on mauḍu’i interpretation explained that there is a relation

between those four concepts in learning process, mainly as learning media. Through word

al-sama’ human was created by Allah with communication skill through language system, through word al-baṣar human has ability to use all sensory to be developed or simplified

into symbolization. Through word al-fu`ād human has emotion system and memorization. Through al-qalb human has ability to actively control his behavior with critical thinking. Its implication toward learning theory related to the learning principles is that human learns for something which is strengthened, not for something which is only developed but “insisted”. The conclusion is that learning concept in Al-Qur’ān to presenting full consciousness of human to do good deeds through learning process strengthens the intelligence and the physic themselves. In the end of the research, there are few recommendations which are expected to be followed up by some parties such as: (1) research through mauḍu’i interpretation is very comprehensive to help researchers in

wholly constructing the learning concept. Therefore it is assumed very important for UPI’s PAI post-graduate department to pay serious attention to researchers constructing concepts based on Al-Qur’ān through mauḍu’i interpretation technique. (2) Further researchers

could research the concept of al-sam’, al-baṣar, al- fu’ad, and al-qalb more differently and deeply.

Keywords: descriptive, qualitative, al-sam’, al-baṣar, al- fu`ād, al-qalb, mauḍu’i.


(7)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Lembar Pernyataan ... Error! Bookmark not defined. Kata Pengantar ... Error! Bookmark not defined. Ucapan Terima Kasih ... Error! Bookmark not defined. Abstrak ... Error! Bookmark not defined. Abstract ... Error! Bookmark not defined.

Daftar Isi ... 8

Daftar Bagan ... 10

Daftar Gambar...12

Daftar Tabel ... 11 Pedoman Transliterasi ... Error! Bookmark not defined. BAB I Pendahuluan ... Error! Bookmark not defined. A.Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. B.Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C.Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D.Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E.Asumsi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II Konsep Media Pembelajaran dan Teori Pembelajaran ... Error!

Bookmark not defined.

A.Media Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. B.Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. C.Pendidikan Islam ... Error! Bookmark not defined. BAB III Metode Penelitian... Error! Bookmark not defined. A.Pendekatan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B.Data dan Sumber Data ... Error! Bookmark not defined. C.Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D.Validitas dan Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. E.Teknik Pengumpulan Data dan Analisis DataError! Bookmark not defined. F. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. G.Implementasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. A.Temuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.


(8)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Konsep Al-sam’ Menurut Para Mufassir.. Error! Bookmark not defined. 2. Konsep Al-baṣar Menurut Para Mufassir Error! Bookmark not defined.

3. Konsep Al-fu`ād Menurut Para Mufassir . Error! Bookmark not defined.

4. Konsep Al-qalb Menurut Para Mufassir .. Error! Bookmark not defined. 5. Hubungan antara konsep Al-sam’ , Baṣȋrah, Al-fu`ād dan Al-qalb dalam

Al-Qur’ān Menurut Para Mufassir ... Error! Bookmark not defined. B.Pembahasan penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Konsep Al-sam’ ... Error! Bookmark not defined. 2. Konsep Al-baṣar ... Error! Bookmark not defined.

3. Konsep Al-fu`ād ... Error! Bookmark not defined. 4. Konsep Al-qalb ... Error! Bookmark not defined. 5. Hubungan fungsional antar konsep Al-sam’, Al-baṣar, Al-fu`ād, dan Al-qalb dalam Al-Qur’ān ... Error! Bookmark not defined. 6. Implikasinya terhadap teori PembelajaranError! Bookmark not

defined.

BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined. A.Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B.Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined. Daftar Pustaka ... Error! Bookmark not defined. Lampiran-lampiran ... Error! Bookmark not defined.


(9)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Bagan

Bagan 4. 1 al-sam’ ... Error! Bookmark not defined. Bagan 4. 2 keterampilan al-sam’ ... Error! Bookmark not defined. Bagan 4. 3 al- baṣar ... Error! Bookmark not defined.

Bagan 4. 4 al-fu`ād ... Error! Bookmark not defined. Bagan 4. 6 al-qalb ... Error! Bookmark not defined. Bagan 4. 7 Hubungan fungsional antar konsep ... Error! Bookmark not defined. Bagan 4. 8 hubungan antar konsep beserta ayatnya dalam Al-Qur’ān ... Error! Bookmark not defined.


(10)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Gambar

Gambar 4. 1 kemiripan anatomi syaraf dengan mayang kurmaError! Bookmark not defined.

Gambar 4. 2 analogi perbedaan antara kata ṡabit dan rabaṭError! Bookmark not defined.


(11)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Tabel

Tabel 4. 1 Daya al-sam’, al-baṣar, al-fu`ād, dan al-qalb ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4. 2 Implikasi konsep terhadap rumusan Tujuan Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.


(12)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pada era globalisasi ini, umat Islam sedang berhadapan dengan guncangan multi krisis disegala aspek, diantaranya adalah pendidikan, ekonomi, sosial, politik, dan teknologi. Umumnya kita sangat mengetahui bahwa dampak perubahan politik yang diguncangkan oleh globalisasi memberikan virus yang merata disegala belahan dunia. Jika kita berkiblat pada kecanggihan teknologi Amerika maupun Jepang, seketika itu juga kita melihat bahwa banyak beberapa krisis sosial yang mereka hadapi.

Akar segala kemajuan adalah manajemen pendidikan, artinya jika banyak terjadi ketimpangan moral generasi pada suatu negara hal itu terjadi akibat ketimpangan antara keberadaan sekolah dengan sistem pendidikan. Sebagaimana Soedijarto (2008) mengatakan bahwa:

Selama bertahun-tahun dunia pendidikan kita terpasung oleh kepentingan-kepentingan yang absurd, tersisih di antara hingar bingar ambisi mengejar pertumbuhan ekonomi. Pendidikan tampaknya kurang diarahkan untuk memanusiakan manusia secara utuh lahir dan batin, tetapi lebih diorientasikan pada hal-hal yang bersifat materialis, ekonomis dan teknokratis, kering dari sentuhan nilai-nilai moral, kemanusiaan, dan budi pekerti (hlm. xviii).

Hal ini senada yang diungkap oleh Djati (dalam Tim pengembang ilmu pendidikan FIP-UPI, 2007, hlm. 248) bahwa, dalam pendidikan di Indonesia ada yang tidak seimbang antara pendidikan akademik dengan pendidikan akhlak serta keterampilan, sehingga bisa dikatakan gagal dengan bukti pencitraan dari segi akhlak generasi yang kurang hormat dengan guru atau para orang tua, pergaulan bebas dan gaya hidup konsumtif, bahkan kecakapan generasi yang tidak siap berkompetisi dan kalah bersaing.

Permasalahan krisis yang benar-benar penting dikaji adalah tingkat intelektualisme atau filosofi yang mendasari pemikiran bangsa kita saat ini. Telah disadari bahwa prioritas negara kita berkutat demi kegiatan


(13)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perindustrian. Sehingga sangat jelas memberikan corak pada pendidikan di Indonesia yang berputar saja pada poros pragmatisme. Tidak mencengangkan apabila keterampilan yang difokuskan pada tingkat instruksional, prestasi anak lebih bersifat obeserver, segala sesuatu pencapaian musti terukur secara fungsional tidak untuk spiritual. Parahnya lagi prestasi yang dikejar harus menunjang kebahagiaanya hanya pada hal material. Prestasi belajar juga diprioritaskan hanya mampu berkompetisi ditengah-tengah persaingan ekonomi. Hingga pendidikan sepertinya benar-benar mengenyampingkan peran perkerti luhur yang sebenarnya menjadi susbstansi prestasi dalam proses pendidikan.

Peserta didik hanya dimodali bakat kompetisi secara material tapi tidak secara wise. Padahal tujuan operasional pembelajaran secara khusus seharusnya anak lebih banyak dituntut untuk menonjolkan sifat penghayatan dan kepribadian seperti: ia dapat berbuat, terampil melakukan, lancar mengucapkan (Darajat, 2006, hlm. 33). Lalu rekonstruksi seperti apakah yang paling memungkinkan untuk diaktualisasikan saat ini dalam pendidikan kita? Menurut Nizar & Syaifuddin (2010, hlm. 2) bahwasanya ada 3 (tiga) kelompok besar prototip out pendidikan dari sistem yang parsial dan ini semua adalah gambaran umum kegagalan pendidikan Nasional khususnya Pendidikan Islam di Indonesia. Pertama, memiliki intelektual yang mampu menguasai teknologi mutakhir namun lemah dalam penghayatan nilai-nilai ajaran agama, hasilnya kurang memiliki keterampilan yang mengandung nilai moralitas bahkan terkesan individualistik terhadap kekayaan pribadi dan golongan. Kedua, memiliki intelektual yang menghayati betul nilai ajaran agama, namun lemah di bidang teknologi dan dinamika pilitik yang ada di dalamnya, hasilnya kelompok ini dijadikan justifikasi berbagai kepentingan tertentu dari kebijakan pemerintahan. Ketiga, memiliki intelektual dan memahami, menguasai ajaran agama, namun tidak mengimplementasi substansi ajaran Islam, akibatnya


(14)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memang ada Ulama secara keilmuan, tetapi ”menggadaikan” agama dalam praktik keseharian.

Pandangan Muhammad Natsir (dalam Ismail, 2008, hlm. 463) tentang pendidikan mengatakan bahwa, perlu adanya keseimbangan antara intelektual dan spiritual, atau jasmani dan rohani, pendidikan seharusnya bertitik tolak dan berorientasi dalam pendidikan sahadat bukan pendidikan Liberal yang gagal untuk menyusun dan menyatukan antara makna hidup dengan dunia.

Pendidikan Islam (Nizar & Syaifuddin, 2010, hlm. 55) berkembang beriringan dengan dinamika mobilisasi sosial. Jika mampu mengikuti arus perubahan, maka ia akan bertahan dengan ide-idenya. Namun jika sebaliknya begitu statis dan kaku atau lamban, ia akan ditinggalkan. Sebabnya pendidikan Islam merupakan salah satu syarat dasar dalam meneruskan dan mengekalkan kebudayaan manusia. Pendidikan Islam itu sendiri merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional. Memegang amanat untuk membina dan membangun manusia Indonesia seutuhnya. Bahkan secara tegas dinyatakan dalam amanat pasal 31 UUD 1945 dan perubahanya.

Manusia menurut Al-Qur’ān memiliki fitrah yang fungsinya meraih jenis-jenis ilmu lalu mengembangkanya dengan izin Allah. Karena itu firman-firman-Nya begitu mengajak manusia menempuh berbagai cara terbaik untuk mewujudkan hal tersebut. Eksplanasi isi dalam Al-Qur’ān merupakan indikator-indikator pokok yang memberikan suplai materi di tiap-tiap kegiatan pendidikan Islam. Baik itu secara formal maupun nonformal. Oleh karena itu, ia musti dipahami, dihayati, diyakini dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari (Nizar & Syaifuddin, 2010, hlm. 109).

Menurut Basri & Saebani (2010, hlm. 57) bahwa ada perbedaan luas antara wilayah cakupan pengajaran dan pendidikan dalam Al-Qur’ān. Hal tersebut berkaitan dengan upaya pemikiran ilmu pendidikan Islam. Di bawah ini adalah rangkumanya dalam beberapa butir sebagai berikut:


(15)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Al-Qur’ān menyajikan ayat-ayat tentang semua yang ada di jagat raya ini yang sifatnya materiil dan immateriil, yang fisikal dan metafisikal, yang natural dan supranatural.

2. Al-Qur’ān menyediakan ruang seleksi yang sistematis dan logis, terutama kajian terhadap disiplin ilmu dan bidang ilmu yang beragam.

3. Seluruh ilmu pengetahuan yang tengah dieksplor memerlukan pendekatan dan metode yang aktual dan dinamis.

4. Pembinaan yang diarahkan dalam penerapan ilmu pendidikan Islam perspektif Al-Qur’ān terfokus pada pencapaian tujuan pendidikan, yaitu mewujudkan anak didik yang beriman, bertakwa, berilmu, cerdas, berbudi luhur, terampil, kreatif, mandiri, bertanggung jawab.

Sebenarnya merupakan sebuah tanggung jawab di setiap lembaga-lembaga pendidikan dengan segala jenisnya, bahwa paradigma Islam terhadap pendidikan mustinya berkaitan dengan usaha menyukseskan misi dalam tiga macam tuntutan hidup seorang muslim, yaitu sebagai berikut (Arifin, 2012, hlm. 38-39):

1. Pembebasan manusia dari ancaman api neraka, sesuai dengan yang diperintahkan oleh Allah dalam Al-Qur’ān.

2. Pembinaan peradaban umat manusia dalam menghamba kepada Allah dengan keselarasan dan keseimbangan hidup yang bahagia di dunia maupun di akhirat.

3. Manusia dibentuk menjadi pribadi yang memancarkan sinar keimanan, kaya dengan ilmu pengetahuan, satu sama lain dalam interaksi sosial saling mengembangkan hidupnya untuk penghambaan kepada dang Khalik.

Menurut Basri & Saebani (2010: hlm.67) manusia di saat ia menyingkap rahasia Allah melalui kajian tanda-tanda-Nya melalui sumber dari wahyu, akan muncul ilmu-ilmu keagamaan seperti ‘ulum Al-Qur’ān, ‘ulum Al-ḥadiś, tafsir,


(16)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

fikih, ilmu alam dan tasawuf. Artinya, melalui bidang kajian apa pun yang difungsikan oleh manusia untuk menyingkap tabir kekuasaan-Nya maka manusia itu sendiri semakin dekat kepada Tuhannya. Paradigma ini sekaligus merupakan jawaban terhadap ilmu agama dan ilmu non agama yang dikotomis. Padahal ilmu agama dan ilmu non agama hanya dapat dibedakan dari kepentingan analisis, tidak lagi untuk dipisahkan apalagi dipertentangkan.

Manusia secara individual (Arifin, 2003, hlm. 54) berbeda dalam abilitas dan kapabilitasnya dari kemampuan individual manusia lainya. Adapun fungsi pendidikan hakikatnya untuk menyeleksi pribadi manusia melalui dua arah yakni, pertama menyeleksi bakat dan kemampuan apa saja yang dimiliki agar selanjutnya dikembangkan melalui proses kependidikan. Lalu kedua ialah menyeleksi sampai dimanakah titik perkembangan kemampuan manusia itu berguna dalam praktik tugas hidupnya di lingkungan bermasyarakat.

Kurikulum pendidikan Islam bersifat integrated dan komprehensif, di dalamnya tercakup ilmu agama dan umum (pengayaannya di bidang-bidang muammalah). Permasalahanya adalah bagaimana cara menetapkan prioritas ilmu pengetahuan yang perlu dituangkan ke dalam kurikulum tersebut. Hal ini begitu dipengaruhi oleh nilai tuntutan hidup masyarakat terhadap hasil proses kependidikan yang diharapkan. Kurikulum merupakan race-course, jarak atau landasan pacu yang harus ditempuh dalam suatu proses. Oleh sebab corak kehidupan umat manusia itu terus berdinamika maka dari itu kurikulum musti adaptif dan konstruktif dalam arus mobilisasi masyarakat manusia yang memiliki ragam kepentingan (Arifin, 2012, hlm. 86).

Diskursus tentang pemikiran dan teori kependidikan Islam amatlah mengandung tema diskusi yang luas. Salah satunya adalah pengapdosian filsafat, pemikiran dan teori kependidikan dari barat. Pengapdosian ini seringnya dieksekusi tanpa melalui kritisisme yang memadai, hampir-hampir terjadi pengambilan “mentah-mentah” berbagai konsepsi dan pemikiran kependidikan dari barat tersebut. Lebih mengecewakan ialah konsep barat


(17)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut diberi legitimasi Al-Qur’ān atau hadits tertentu. Dengan kata lain, bahwa pemikiran kependidikan Barat sebenarnya belum tentu kontekstual dan relevan dengan pemikiran kependidikan Islam. Sehingga masih terlalu dipaksakan untuk disebut pendidikan Islam (Azra, 2000, hlm. 91).

Jika kita kembali kepada sumber-sumber orisinil yakni: Al-Qur’ān dan Sunnah, maka problematika pendidikan dengan ragam aspek pengembanganya akan menjadi keniscahyaan untuk diperoleh jawaban dan solusinya. Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang lain adalah penekananya terhadap masalah ilmu (Nizar & Syaifuddin, 2010, hlm.107-108), Al-Qur’ān dijadikan sumber primer bagaimana hidup dijalankan secara terstruktur dan terencana, ia pun begitu memberikan landasan yang kuat bagi umat Islam dalam mengeksplor ilmu pengetahuan dan teknologi. Al-Qur’ān dan sunnah menuntut umat mendapatkan ilmu dan kearifan, serta menempatkan orang-orang yang berpengetahuan pada derajat yang tinggi. Sebab Al-Qur’ān sebagai sumber dan solusi terbaik, sedangkan manusialah yang menjadi sentral kepentingan Al-Qur’ān, dan pendidikan itu sendiri merupakan misi utama daripada Al-Qur’ān diturunkan. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’ān sebagai berikut:

بي ْقأ ي ه ي تَ ل دْ ي نآ ْر ْلا اذ ه َنإ

رّش

ا

ينم ْ مْل

مْعي نيذَ لا ن

ن

اًريبك اًر ْجأ ْ ل َنأ حل َصلا

Sesungguhnya Al-Qur’ān ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih Lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. (Al-Qur’ān surat Al-Isrā`[17]:9)

ْبن ْ ي

م ْ ْي ع اًدي ش َمأ ّلك يف ثع

ْن

أ

س ْن

ْئج ْ

ع اًدي ش ب ن

ّلكل ًن يْبت تكْلا ْي ع نْلَزن ءا ه

ش

ء ْي

ر ىًده

ىرْشب ً م ْح

نيم ْسمْ ل

seluruh ayat, teks dan terjemah Al-Qur’ān dalam tesis ini dikutip dari...., Al-Qur’ān MS word menu add in dan divalidasi oleh penulis dengan Al-Qur’an terjemahan dan Tafsir per Kata, 2010.


(18)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al-Qur’ān) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (Al-Qur’ān surat An Naḥl [16]:89).

Dari sini kita bisa memulai dengan kesekian pengembangan kajian untuk memberikan kontribusi yang berarti dalam kegiatan pendidikan, baik secara normatif dan praktisnya. Jika kita selidiki lebih cermat, Al-Qur’ān menjelaskan konsep seperti al-sam’,al-baṣar, al-qalb dan al-fu`ād yang bermuatan teori

lengkap tentang substasi kegiatan belajar. Namun memang seringkali kita menemui samarnya dua istilah al-qalb dan al-fu’ād ketika konsep

operasionalnya ditujukan pada fenomena kognitif minimal berkenaan dengan emosi dan pikiran. Contoh dalam hal olah kreatifitas seseorang yang bisa berbeda dengan yang lainya ternyata tertera penjelasanya dalam Al-Qur’ān surat Al-aḥzab [33]: 4:

ف ْ ج يف نْيبْ ق ْنم لجرل ََ لعج م

ه

م

ج

ْزأ لع

يئالا كجا

أ لعج م ْ كت َمأ َن ْنم ن ره ظت

عْد

ء ي

نْبأ ْ ك

ْ ق ْ كلذ ْ كء

ْ كل

ْي ه َ حْلا ل ي ََ ْ كها ْف ب

د

َسلا

ليب

Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya; dan Dia tidak menjadikan istri-istrimu yang kamu zhihar itu sebagai ibumu, dan Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri). yang demikian itu hanyalah perkataanmu dimulutmu saja. dan Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan (yang benar).

Menurut Sayyid Quthub dalam tafsir Fi Zhilalil Qur’an (2009e9, hlm.217) bahwa sesungguhnya hati manusia itu hanya satu. Karenanya manusia itu musti memegang manhaj yang satu, memiliki satu persepsi, memiliki standar yang satu dalam menentukan nilai-nilai dan norma-norma serta mengkoreksi segala kejadian dan segala sesuatu. Karena jika seseorang melakukan pencampuradukan dan pembauran seperti demikian justeru akan menghancurkan hatinya sendiri hingga tidak memiliki pegangan yang kokoh.


(19)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sesungguhnya pemilik akidah itu memiliki jiwa yang satu, kepribadian yang satu dan hatu yang satu.

Penafsiran yang dikemukakan oleh Sayid Quthub dari kata qalb tentang kepribadian yang satu, redaksi ini seirama diungkapkan oleh beberapa pemikir psikolog diawal abad ke-20, sebagaimana Young (1961, hlm. 27) mengatakan bahwa: “the whole system of physical science is evidence for the validity and utility of the objective way of regard. A phyicist can explain the facts in terms of refraction of light, but a physicist insists that there is only one real object on someone seeing.

McNaughton & O`Reilly (dalam Sternberg, 2008, hlm. 281) mengatakan bahwa memang ada dua sistem pembelajaran di dalam otak manusia dalam merepresentasikan dan mengorganisasikan pengetahuan. Sistem pertama berkaitan dengan model koneksionis yakni menentang perubahan dan menjadi relatif permanen, sedangkan sistem kedua yaitu memegang informasi pengetahuan untuk jangka waktu yang pendek. Selanjutnya diintegrasikan informasi baru tadi dengan informasi yang sudah terdapat di dalam sistem koneksionis.

Sebagaimana menurut Arifin (2012, hlm. 92) bahwa ilmu pengetahuan telah memberikan gambaran jelas bagaimana suatu metode mendidik atau mengajar dapat menjadi efektif atau tidak efektif, terutama didasarkan oleh struktur psikologis, bukan atas pertimbangan administratif. Melalui proses kehidupan, manusia itu menempati tingkat kedudukan yang satu sama lain berbeda, dimana sumbernya pun terletak pada kemampuan berkembang yang berbeda secara individual, disamping qada dan qadar yang membatasinya (bukan masalah kependidikan).

Pada akhirnya secara singkat bahwa, melalui kegiatan pengajian tafsir tentang konsep al-sam’, al-baṣar, al-qalb dan al-fu`ād dalam Al-Qur’ān

sangat penting untuk diaktualisasikan lebih serius bagi praktisi-praktisi pendidikan. Empat konsep ini, setidaknya cukup merepresentasikan teori


(20)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belajar Qur’ani yang menjadi obat bagi kegagalan belajar peserta didik saat sekarang ini.

Terminologi al-qalb dan al-fu`ād juga akan membantu kita

mengklarifikasi kekeliruan tentang aliran pendidikan behaviorisme, sebagaimana Maliki (2010, hlm.19-25) mengungkapkan bahwa, paradigma ini cukup berpengaruh dalam dunia pendidikan setidaknya diin donesia sampai 1990-an sejak dimulai pada tahun 1960-1970-an, pendidikan ini mendasarkan pemikiran positivisme, empise, teknokrasi dan manajerialisme. Namun paradigma berhavioristik ini memiliki kelemahan dalam proses pembelajaran yang nantinya hanya akan menghasilkan perilaku yang diamati, sehingga afeksi, pemahaman dan insight sulit diamati.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, masalah dalam penelitian ini adalah menemukan pengembangan kajian tafsir Al-Qur’ān tentang teori pembelajaran khususnya dalam pendidikan Islam. Permasalahan tersebut dimunculkan oleh pertanyaan umum yakni:Bagaimana hubungan antara konsep al-sama’, al-baṣar, al-fu`ād, dan al-qalb dan

implikasinya terhadap pengembangan teori pembelajaran.” Maka dapat

dirumuskan permasalahan secara khususnya sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep al-sam’ menurut para ahli tafsir. 2. Bagaimana konsep al-baṣar menurut para ahli tafsir.

3. Bagaimana konsep al-fu`ād menurut para ahli tafsir.

4. Bagaimana konsep al-qalb menurut para ahli tafsir.

5. Bagaimana Hubungan antara konsep al-sam’, al-baṣȋrah, al-fu`ād dan al-qalb menurut para ahli tafsir.

6. Bagaimana implikasinya konsep al-sam’, al-baṣȋrah, al-fu`ād dan al-qalb terhadap pengembangan teori pembelajaran dalam Pendidikan


(21)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan pokok Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hasil penelitian tafsir berkenaan akan “hubungan antara konsep al-sam’, al-baṣar, al-fu`ād, dan al-qalb dan

implikasinya terhadap pengembangan teori pembelajaran” dengan mengetahui beberapa hal khusus yakni:

1. Konsep al-sam’ menurut para ahli tafsir

2. Konsep al-baṣar menurut para ahli tafsir

3. Konsep al-fu`ād menurut para ahli tafsir.

4. KonseP al-qalb menurut para ahli tafsir

5. Mengetahui Hubungan antara konsep al-sam’ , al-baṣar, al-fu`ād dan al-qalb menurut para ahli tafsir.

6. Mengetahui Bagaimana implikasinya konsep al-sam’ , al-baṣar, al-fu`ād dan al-qalb terhadap pengembangan teori pembelajaran dalam

Pendidikan Islam. D. KEGUNAAN PENELITIAN

Penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi dan mampu memberikan kontribusi pada tataran pengembangan teori pembelajaran dalam pendidikan Islam serta menemukan solusi meningkatkan prestasi siswa yang selaras dengan akhlak yang baik. Selain itu harapan akan menjadi kontribusi secara praksis yang positif untuk pengembangan pembelajaran dalam pendidikan termasuk di perguruan tinggi. Ada beberapa butir hasil penelitian di sini yang diharapkan bermanfaat dalam praksis pendidikan diantaranya:

1. Bagi para tenaga pengajar pada umumnya agar mampu memberikan cara dan pendekatan terbaik menghantarkan peserta didik untuk berkembang dan menemukan relevansi tugas-tugas hidupnya sebagai makhluk Allah swt, baik secara fisik, psikis dan spiritual.


(22)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagi mahasiswa denganya mengenal deskripsi konsep al-sam’ , al-baṣar, al-fu`ād dan al-qalb dalam Al-Qur’ān akan memudahkan mereka melihat struktur intelegensi dan beberapa hal yang bisa mereka kembangkan dan pelajari. Bahwasanya sebagai makhluk Allah swt manusia telah didesain sedemikan rupa memiliki beberapa keterampilan luar biasa dalam mengolah bumi sebagaimana mustinya. E. ASUMSI PENELITIAN

Asumsi atau anggapan dasar disebut juga postulat. Surakhmad (dalam Dhofir, 2000, hlm.23) mengatakan bahwa anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Namun hal ini masih membutuhkan Penelitian lebih lanjut.

Sebelum Penelitian ini dilakukan ada anggapan dasar yang muncul baik dari diri Peneliti pribadi atau dari orang lain ataupun dari praktisi pendidikan. Kajian konsep al-qalb sebenarnya sudah banyak diteliti pada beberapa bidang ilmu terutama paling banyak dimunculkan dalam bidang psikologi Islam. Oleh itu dirasa begitu penting jika konsep al-qalb pada kesempatan ini dihubungkan dengan konsep al-fu`ād. Konsep al-fu`ād memang sangat jarang dibahas dalam

hubunganya pada hal-hal kejiwaan dan intelegensi. Padahal konsep al-fu`ād

sangat memengaruhi kejiwaan seseorang serta memberikan energi tertentu dari bagaimana seseorang melakukan tindakan. Selain itu beberapa kajian tentang

al-sam’ dan al-baṣar juga belum sepenuhnya lebih operasional diuraikan

penjelasanya.

Dalam Al-Qur’ān diketahui antara al-qalb dan al-fu`ād memiliki peran

masing-masing yang memengaruhi tindakan seseorang, seperti yang bisa diperhatikan dalam Al-Qur’ān surat al-Qaṡāṡ [28]:10) berikut ini:

تل ْ داك ْنإ اًغراف س م ّ أ داؤف حبْصأ

دْب

هب

ْنأ ا ْ ل

ْق ع انْطبر

ا ب

نينم ْؤمْلا نم ن كتل

Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hati- nya, supaya ia Termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah).


(23)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Konsep al-fu`ād menjadi hal terpenting dalam pengondisian dan

penyimpanan hasil pembelajaran yang stabil pada diri seseorang. Perhatikan Al-Qur’ān surat Al-Furqān [25]:32 sebagai berikut:

ْر ْلا هْي ع لّزن ا ْ ل ا رفك نيذَلا لاق

نآ

ج

ً ْم

ًةدحا

ّبثنل لذك

ب

داؤف ه

ايت ْرت هانْ َتر

berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al-Qur’ān itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartȋl (teratur dan benar).

Konsep al-sam’ tidak begitu banyak dikaji, khusus dalam bidang

pendidikan. Kajian ini lebih punya andil besar terhadap disiplin ilmu kebahasaan. Namun yang jelas, konsep al-sam’ penting dimunculkan dalam

kajian pendidikan pula sebab, proses transfer ilmu tidak terlepas dari aspek kebahasaan. Sebagaimana kita ketahui, kemampuan baca dan tulis lahir dari indera pendengaran. Pentingnya pengkajian konsep al-sam’ sangat dalam. Hal itu telah dimunculkan pada Al-Qur’ān surat Al-a’rāf [7]: 100 sebagai berikut:

دْ ي ْ ل أ

أ دْعب ْنم ضْرأا ن ثري نيذَ ل

ْه

أ ا

شن ْ ل ْن

ذب ْ هانْبصأ ءا

ْ ب ن

ن عمْسي ا ْ ف ْ ب ق ع عبْطن

dan Apakah belum jelas bagi orang-orang yang mempusakai suatu negeri sesudah (lenyap) penduduknya, bahwa kalau Kami menghendaki tentu Kami azab mereka karena dosa-dosanya; dan Kami kunci mati hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran lagi)?

Konsep al-baṣar yang banyak diuraikan oleh sebagian mufassir,

sepertinya masih menyatakanya sebagai kemampuan ‘mata hati’. Makna yang kesemuanya diartikan “melihat” sangat kurang operasional untuk dimengerti dalam satu kesatuan. Begitu penting menguraikan konsep baṣȋrah lebih

operasional sehingga dalam implementasinya kompetensi belajar akan lebih terdeteksi hasil belajar seseorang. Sebagaimana dalam Al-Qur’ān surat Al-A’rāf [7]:198 berikut ini:

ْهارت ا عمْسي ا ىد ْلا لإ ْ ه عْدت ْنإ

ي

رظْن

ْيلإ ن

ْبي ا ْ ه

ن رص


(24)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan jika kamu sekalian menyeru (berhala-berhala) untuk memberi petunjuk, niscaya berhala-herhala itu tidak dapat mendengarnya. dan kamu melihat berhala-berhala itu memandang kepadamu Padahal ia tidak melihat.


(25)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN PENELITIAN

Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Sukmadinata (2005, hlm. 18) menjelaskan bahwa:

Penelitian deskriptif tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap variabel atau merancang sesuatu yang diharapkan terjadi pada variabel, tetapi semua kegiatan, keadaan, kejadian, aspek, komponen atau variabel berjalan sebagaimana adanya.

Adapun pendekatan yang dipilih adalah pendekatan kualitatif, Bogdan dan Taylor sebagaimana dikutip oleh Moleong (2001, hlm. 3), mendefinisikan “pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. Tidak jauh berbeda dengan Moleong, Sukmadinata (2005, hlm. 18) memaparkan bahwa “penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif merupakan penggambaran keadaan secara naratif kualitatif”.

Menurut Sugiyono (2008, hlm. 60) “peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai

sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas semuanya”.

Teknik yang penulis gunakan adalah studi pustaka. Studi pustaka merupakan suatu teknik yang dilakukan untuk mendapatkan data atau informasi dengan mempelajari beberapa buku-buku hasil penelitian. Studi pustaka merupakan kegiatan yang harus peneliti lakukan. Selain itu tujuan utama dari studi kepustakaan ini adalah menganalisis beberapa referensi untuk pengembangan kerangka berpikir, sehingga penliti mempunyai pendalaman yang luas terhadap masalah yang diteliti dan mendapatkan informasi otentik berupa relevansi landasan teori dengan objek penelitian yang dimaksud.


(26)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. DATA DAN SUMBER DATA

Sugiyono (2010, hlm. 19) mengatakan bahwa data dan sumber data adalah bentuk jamak dari datum. Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau yang dianggap atau anggapan, atau fakta yang digambarkan lewat angka, simbol, kode dan lain-lain. Adapun Sumber Data yang diperoleh atau digunakan dalam penelitian ini adalah, berupa data primer dan Sekunder, yang dijadikan data primer penelitian ini adalah Al-Qur’ān, sebab mengkaji terminologi Al-sam’ , Baṣȋrah, Al-qalb

dan al-fu`ād berdasarkan Al-Qur’ān itu sendiri. Adapun Al-Qur’ān yang menjadi pegangan adalah Al-Qur’ān Terjemah dan Tafsir Per Kata yang

diterbitkan oleh Penerbit Jabal Bandung.

Sumber sekundernya adalah Kitab-kitab tafsir Al-Qur’ān terjemahan, Hadits dan dari beberapa referensi buku-buku yang mendukung, terkait dengan fokus penelitian ini yakni, Hubungan konsep al-qalb dan al-fu`ād dalam Al-Qur’ān dan implikasinya terhadap peengembangan teori pembelajaran dalam pendidikan Islam.

Adapun alasan pemilihan sumber Kitab tafsir tersebut ialah: 1. Tafsir Ath-Thabari.

Tafsir Ath-Thabari merupakan karya utama yang pertama dalam perkembangan ilmu-ilmu Al-Qur’ān tradisional. Alasan pemilihan kitab tafsir ini karena, membahas seluruh ḥadiś tafsir secara kritis dan dengan keterampilan dan pengetahuan yang baik, tafsir ini menjadi sumber hadits yang sangat perlu. Ath-Thabari (penulis tafsir) masih menambahkan pula pandangan berbagai riwayat. Komentarnya menjadi hal yang penting dalam sejarah ilmu ini. (Ayub, 1992, hlm. 8).

Ath-Thabari dalam kitabnya juga menyajikan banyak riwayat ḥadiś yang berkenaan dengan tafsir ayat-ayat Al-Qur’ān seperti: penyajian dengan banyaknya sanad (nama-nama perawi), lalu disusunnya sedemikian rupa hingga serasi secara berurutan. Namun Ath-Thabari merasa masih belum


(27)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cukup jika hanya menyajikanya saja tanpa kritik, karena itu beberapa perawi ḥadiś ia koreksi lalu ia kemukakan pandanganya sendiri yang dianggap sesuai (Asy-Syirbashi, 1994, hlm. 82).

Sosok Ath-Thabari dimana nama lengkapnya Abu Ja’far ibn Al -Ath-Thabari diungkap oleh Al-Munawar (2005: 96) bahwa, dia adalah Ilmuan yang kemampuanya tertinggi dalam berbagai disiplin ilmu fikih. Pendapat-pendapat Ath-Thabari terhimpun dan dinamai Al-Syafi’iyah, Imam al-Hanafi dengan al-Hanafiyah dan lain-lain. Dalam ilmu hadits ia berguru kepada ulama hadits dimana imam al-Bukhari berguru, sedang dalam bidang sejarah kitabnya yang kenamaan Tarikh al-Umam wa al-Muluk menceritakan sejarah kemanusiaan sejak Adam as. Sampai masa Islam termasuk peperangan yang terjadi setelah masa rasul.

Sangat jelas dalam tafsirnya dia menggunakan nalarnya ketika mentafsirkan ayat-ayat Al-Qur’ān dengan mengemukakan berbagai argument dan tentu disertai oleh riwayat yang dinishbahkan kepada Nabi/sahabat demi menguatkan pendapatnya.

Sebagaimana yang dipaparkan oleh Philips (1997):

he reached the level of ijtihaad and become independent of the school. His tafseer is the oldest tafseer to reach usintact. It contains narrations which are analyzed in most cases. He mentioned the various recitations and their implications and he included many biblical tales which were discussed, and the positions of unorthodox

schools, such as that of the mu’taziles were mentioned and refuted (hlm. 54).

Mahmud al-Syarif (dalam Al-Munawar, 2005: 97-98) menggambarkan tentang profil At-Ath-Thabari bahwa dalam hal makanan dan minuman ia sangat menjaga dan sangat teratur lagi terpilih. Ia tidak memakan lemak dan daging yang dimakanya sebelum di bersihkan dulu dari tulangnya dan lemaknya dimasak dengan zabib (anggur/buah tin/kismis), ia berpantang dari kurma yang dinilainya dapat merusak gigi, susu yang diminumnya pun harus yang sudah disaring. Ia dikenal sangat zahid walau mendapat warisan yang


(28)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

banyak dari sang ayah yang tergolong kaya dan shaleh, ia pun hidup membujang sepanjang usianya, ia dilahirkan di Amil Ibu kota Ath-Thabari stan di Persia (Iran) tahun 225 H (847 M). Ath-Thabari mengatakan bahwa: áku telah menghafal Al-Qur’ān ketika berusia 7 tahun, dan menjadi imam Shalat pada usia 8 tahun, serta menulis hadits-hadits Nabi saw umur 9 tahun.

2. Tafsir Ibnu Katsir.

Nama lengkap dari penulis kitab tafsir ini adalah Isma’il ‘imaduddin abul Fida’ Ibn Katsir (774/1373), yang merupakan seorang hakim syafi’i terkemuka, seorang ahli ḥadiś dan sejarahwan. Dia merupakan murid dan pembela Ibn Taimiah, sehingga dia cenderung kepada tafsir yang “konservatif”. penyajian riwayat-riwayat dalam kitab tafsirnya sangat bergantung pada sejumlah sumber lain. Ibn Katsir adalah orang pada zaman ia hidup, merupakan karakter yang sadar akan sejarah islam, namun ia agaknya tipe yang polemikal, tetapi selalu adil dan informatif. Pandangan ibn Katsir dalam tafsirnya didasarkan lebih pada tradisi dan kental dengan legenda Israil, (Ayub, 1992, hlm. 8).

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ushama. T dalam bukunya yang berjudul “Methodologies of the Qur’anic Exegesis tentang tafsir Ibnu Katsir sebagai berikut:

It is one of the best books on tafsir, perhaps next to tabari it is tafsir bi-I-ma’thur. It gives authentic refrences and explains the verses

of the qur’an in a very simple and understandable language it accords more emphasis on the genuiness of reports. It rejects all foreign

influences such as Isra’iliyyat. It is one of the more valuable and

authentic books of tafsir (Ushama, 1995, hlm. 97).

Ibnu Katsir dalam tafsirnya memaparkan banyak khazanah sejarah, hingga begitu membantu dalam penggalian data yang sangat diperlukan untuk menjelaskan konteks ayat yang membawa kisah-kisah para ahli kitab dan peradaban sebelumnya sebagaimana dipaparkan oleh Philips sebagai berikut:

is considered the most authentic islamic history books. The book contains an extensive preference covering the methodology of tafseer, and great emphasis has been placed upon the interpretation of


(29)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

qur’aan by qur’aan. Ibn Kathir criticcally analyzes all of his

narartions and evaluates the conflicting statments of the sahaabah

and the tabi’oon. He also warns against the dangers of israa’eeleyaat

adn other false information commonly found in tafseers legal issues are discessed, adn differences of opinion are evaluated (Philips, 1997,

hlm. 55-56).

3. Tafsir Fi Zhilalil Qur’an.

Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, menurut Ayub (1992, hlm. 13) merupakan tafsir pemuda islam dimana penulisnya berusaha untuk tidak lepas dari Qur’an dalam melancarkan segala komentarnya. Ada tiga unsur yang menandai karya itu. Pertama sebagai usaha sadar untuk tetap berada dalam alur Qur’an. Kedua adalah pengabaian penggunaan tradisi, terkecuali memang beberapa ḥadiś yang sudah umum diterima, dan yang ketiga adalah pandangan Sayyid Quthub sendiri tentang Islam sebagai sistem agama serta hubunganya dengan sistem-sistem ideologi lain. Digabungkan bahasa arab penulisanya, penyajianya itu benar-benar kuat. Berkenaan dengan corak penelitian di sini adalah pendidikan, sudah terlihat bahwa pemaparan Sayyid Quthub begitu mendominasi pada hal-hal yang menguraikan filosofi dan praktik pendidikan Islam.

Selain itu Ushama (1995) sepertinya memiliki pandangan bahwa banyak kontribusi pemikiran Sayyid Quthub khususnya dalam tasfsirnya terhadap perkembangan organisasi Islam yang dikutip sebagai berikut:

he explained the true of islam to contemporary Muslims so as to instigate them to join the sruggle for the establishment of islam both at an individual as well as community and state level. He specifically exposed the differences between islamic and non-islamic systems of life. He also emphasized the need for muslims to endeavour for the foundation of a movement for islam to awaken the muslims from all over the world (hlm.103).

4. Tafsir Al-Maraghi

Tafsir Al-Maraghi adalah karya Ahmad Musthafa Al-Maraghi.Penamaan

ini dinisbahkan pada nama tempat kelahirannya, al-Maragha, sebagaimana nisbah yang disebutkan di belakang namanya.Hal ini penting untuk disebutkan karena kadang ada anggapan bahwatafsir Al-Maraghi adalah karya mantan


(30)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Syaekh al-Azhar, Muhammad Musṭafa Al-Maraghi, kakak kandung Ahmad Musthafa Al-Maraghisendiri. Memang, Muhammad Musṭafa Al-Maraghi juga melahirkan karya tafsir, hanya saja terbatas pada beberapa surah Al-Qur’ān. Kemungkinan terjadinya kekeliruan semakin besar sebab nisbah Al-Maraghi bukan hanya digunakan oleh keluarga Musṭafa Al-Maraghi, tetapi juga orang lain yang berasal dari tempat yang sama, al-Maragha. Tafsir Al-Maraghi merupakan hasil keuletan dan kerja keras Ahmad Musthafa Al-Maraghi selama kurang lebih 10 tahun (1940-1950M).

Dalam hal ini ia menyatakan bahwa penulisan tafsir yang ia lakukan merupakan upaya memenuhi kebutuhan masyarakat, disusun secara sistematis, diungkapkan dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti, dan masalah-masalah yang dibahas benar-benar didukung dengan hujjah, bukti-bukti nyata serta berbagai percobaan yang diperlukan. Dari sini pula, Al-Maraghi berupaya menyajikan pendapat-pendapat para ahli dalam berbagai 99 cabang ilmu yang relevan (Al-Maraghi, 1993, hlm. 19).

Dalam setiap pembahasan tafsirnya, Al-Maraghi senantiasa mendahulukan pembahasan tentang ulumul Qur’an. Hal ini dilakukan sebagai modal awal untuk memahami tafsir setiap ayat dalam Al-Qur’ān, selain itu ia memberikan penjelasan ayat secara Ijmal beserta sebab-sebab turunya ayat namun mengesampingkan istilah-istilah yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Namun dalam pemaparanya Al-Maraghi mengatakan bahwa dalam tafsirnya ia memberikan corak tafsir tersendiri dibanding para mufassir terdahulu, sebab ia mengadakan konsultasi dengan orang-orang ahli, seperti para dokter medis, astronom, sejarahwan dan orang-orang bijak untuk mengetahui pendapat-pendapat mereka sesuai bidangnya masing-masing (Al-Maraghi, 1993, hlm. 17-19). Apa yang dilakukannya setelah itu adalah penjelasan mengenai system tafsirnya, yaitu: pertama, Menuliskan ayat-ayat Al-Qur’ān di awal pembahasan Pada setiap awal pembahasan, ia memulai dengan satu atau lebih ayat-ayat Al-Qur’ān. Kedua, ayat-ayat tersebut disusun sehingga memberikan pengertian yang integral


(31)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Tafsir Al-Misbaḥ.

Nama lengkapnya adalah Muhammad Quraish Shihab. Ia lahir tanggal 16 Februari 1944 di Rapang, Sulawesi Selatan. Ia berasal dari keluarga keturunan Arab yang terpelajar. Ayahnya, Prof. Abdurrahman Shihab adalah seorang ulama dan guru besar dalam bidang tafsir. Quraish Shihab mendapatkan motivasi awal dan benih kecintaan terhadap bidang studi tafsir dari ayahnya yang sering mengajak anak-anaknya duduk bersama setelah magrib. Pada saat-saat seperti inilah sang ayah menyampaikan nasihatnya yang kebanyakan berupa ayat-ayat Al-Qur’ān. Quraish kecil telah menjalani pergumulan dan kecintaan terhadap Al-Qur’ān sejak umur 6-7 tahun. Ia harus mengikuti pengajian Al-Qur’ān yang diadakan oleh ayahnya sendiri. Selain menyuruh membaca Al-Qur’ān, ayahnya juga menguraikan secara sepintas kisah-kisah dalam Al-Qur’ān. Di sinilah, benih-benih kecintaannya kepada Al-Qur’ān mulai tumbuh.

Ada beberapa prinsip yang dipegangi oleh M. Quraish Shihab dalam karya tafsirnya, baik tahlîlî maupun mawdhû‘î, di antaranya bahwa Al-Qur’ān merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Dalam al-Mishbah, dia tidak pernah luput dari pembahasan ilmu al-munâsabât yang tercermin dalam enam hal:

a. keserasian kata demi kata dalam satu surah;

b. keserasian kandungan ayat dengan penutup ayat (fawâshil) c. keserasian hubungan ayat dengan ayat berikutnya;

d. keserasian uraian awal/mukadimah satu surah dengan penutupnya; e. keserasian penutup surah dengan uraian awal/mukadimah surah

sesudahnya

Mengambil Tafsir Al-Mishbah sebagai rujukan data sekunder dalam penelitian di sini dirasa begitu penting, sebab pengerang tafsir merupakan kelahiran dan besar di Indonesia, sepertinya menjadi relevansi yang menguntungkan untuk orang-orang indonesia memahami transiltrasi makna


(32)

Al-Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Qur’ān yang ditafsirkan pada corak tafsirnya. Selain itu dalam kitab tafsir ini (Shihab, 2009, hlm. xiv) menghidangkan tema-tema pokok Al-Qur’ān dan menunjukkan betapa serasi ayat-ayat setiap surah dengan temanya yang sangat unik diketahui mengandung unsur pendidikan yang amat menyentuh.

C. INSTRUMEN PENELITIAN

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian yaitu kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian. Setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen sederhana sebagai penunjang instrumen utama. Kemudian, seorang peneliti mulai beranjak ke fase berikutnya setelah memfokuskan arah penelitian, hingga peneliti dapat membuat kesimpulan dari hasil penelitiannya. Sebagaimana Sugiyono (2008, hlm. 60) mengatakan bahwa peneliti kualitatif sebagai human instrument, dimana penelitilah yang menetapkan apa fokus dari penelitianya, bagaimana dia melakukan pengumpulan data, menilai, menganalisis seperti apa kualitas data yang dikumpulkanya, menafsirkan data sampai pada akhirnya dari kesemuanya tesebut peneliti membangun suatu kesimpulan.

Studi pustaka ialah kegiatan yang mengumpulkan data dari pustaka berupa membaca, mengolah dan mencatatat bahan-bahan penelitian. Setidaknya ada 3 batasan penelitian pustaka yang membedakanya dengan penelitian lain diantaranya yang telah penulis rangkum dalam beberapa butir sebagai berikut (Zeid, 2008, hlm. 2-3):


(33)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Soal penelitian hanya bisa dijawab melalui penelitan pustaka.

2. Studi kepustakaan sebagai studi pendahuluan atau sebagai tahapan tersendiri dalam memahami gejala-gejala tertentu dalam fokus penelitian.

3. Data kepustakaan cukup andal menjawab pesoalan dengan kekayaan informasi yang telah berbentuk laporan hasil penelitian dan resmi. D. VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Pada pendekatan kualitatif penentuan kualitas hasil penelitian berada pada pengujian validitas dan reliabilitas. Hanya saja dalam penelitian kualitatif sangat tergantung dari peran peneliti itu sendiri (Rendro, 2010, hlm. 352). Penelitian dengan pendekatan kualitatif sifatnya interpretative, bahwa penelitilah yang membuat refleksi diri berkaitan dengan perananya dalam penelitian, autentisitas peneliti memberikan deskripsi, keterangan, informasi yang adil dan jujur, berdasarkan sumber bukan karangan peneliti sendiri. Berkenaan dengan validitas adalah pengetahuan yang cukup dimiliki oleh peneliti, bahwa dia benar-benar meliliki kompetensi dalam bidang kajianya, lalu reliabilitas adalah konsistensi hasil penelitian yang bersifat komunikatif dan dapat dipertanggungjawabkan, bisa diuji coba oleh peneliti lanjutan dengan cara mengurangi subjektifitas dan sumber bacaan mencukupi, selain itu penelitian hanyakan menggambarkan fakta atau realitas (Raco, 2010, hlm. 135-140).

Adapun kajian dalam penelitian di sini berkenaan dengan konsep-konsep pembelajaran dalam kitab-kitab tafsir Al-Qur’ān, maka kualitas hasil penelitian yang sudah dimiliki oleh peneliti sebagai berikut:

1. Penelitian dikaji bersumber dari Al-Qur’ān dan Kitab-kitab Tafsir terjemahan Indonesia, sedangkan peneliti memiliki kemampuan membaca Al-Qur’ān dan tafsiran kitab-kitab tafsir Al-Qur’ān.


(34)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Penelitian yang dikaji merupakan konsep pembelajaran dalam pendidikan Islam, sedangkan peneliti memiliki latarbelakang akademis kependidikan agama Islam itu sendiri.

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS DATA

“Analisis data merupakan kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran, dan verifikasi data agar sebuah fenomena penelitian memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah” (Suprayogo & Tobroni, 2001, hlm. 191). Analisis data kualitatif yang dikaji pada penelitian ini berdasarkan studi pustaka yang diolah secara induktif, dimana asumi awal terhadap isi kajian terminologi yang dipilih dalam Al-Qur’ān akan merekonstruksi hasil teori dari rumusan penelitian itu sendiri.

Analisis penelitian akan isi kepustakaan sebagaimana yang dikatakan Sukmadinata (2011, hlm. 81) merupakan analisis yang diperoleh dari buku-buku teks baik berifat teoritis maupun empiris bisa dijadikan bahan analisis, sependapat dengan Weber (dalam Moleong, 2007, hlm. 220) bahwasanya kajian isi merupakan metodologi penelitian yang memanfaatkan seperangkat prosedur dalam menarik kesimpulan yang sahih dari isi suatu dokumen atau buku yang dikaji.

Adapun penelitian yang dikaji pada penelitian di sini merupakan kajian kitab tafsir, karena itu pemilihan teknik yang digunakan adalah teknik tafsir

mauḍu’i. Teknik kajian tafsir ini digunakan untuk mengumpul dan menyusun

data berdasarkan kategori atau tema. Sebagaimana yang dikatakan oleh al-Farmawi (1977, hlm. 22-23) bahwa upaya menghimpun seluruh ayat Al-Qur’ān yang memiliki tujuan dan tema yang sama lalu disusun berdasarkan tertib surat/kronologis turunya beserta pertimbangan asbabun nuzul merupakan pengertian dari Tafsir mauḍu’i.

Philips (1997, hlm. 32) dalam bukunya yang berjudul “Usool at. Tafseer.


(35)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penting agar benar dalam kegiatan penafsiran bahwa penafsiran itu harus sebagai berikut:

Tafseer of the Qur’aan by Qur’aan

Tafseer of the Qur’aan by the Sunnah

Tafseer of the Qur’aan by the Nathoor

Tafseer of the Qur’aan by the Language

Tafseer of the Qur’aan by the Opinion.

Al-aridh (1994, hlm. 88-89) mengatakan bahwa khusus langkah yang ditempuh dalam menggunakan teknik kajian tafsir mauḍu’i antara lain yang telah penulis ringkas dalam beberapa butir sebagai berikut:

1. Menghimpun semua ayat Al-Qur’ān yang mengandung semua tema atau terminologi kata yang dikaji.

2. Setelah dihimpun lalu dianalisis berdasarkan tertib surat yang memungkinkan kita melihat azbabun nuzul atau kronologis ayat tersebut. 3. Jelaskan munasabah antara ayat-ayat itu pada masing-masing surat

sebelum dan sesudahnya.

4. Tetapkan sistematika kajian tema mencakup kateogorisasinya yang dikuatkan dengan hadits-hadits shahih yang relevan.

Penelitian di sini mengangkat tema atau terminologi Al-sam’ , Baṣȋrah, Al-qalb dan Al-fu`ād dalam Al-Qur’ān. Penelitian didasarkan pada 5 sumber tafsir yang telah ditentukan (yakni: tafsir Maraghi, Ath-Thabari, Al-Mishbah, Fi Zhilalil Qur’an dan Ibnu Katsir). Adapun teknik kajian tafsir mauḍu’i yang diterapkan dalam penelitian di sini sebagai berikut:

1. Menetapkan terminologi/tema yang akan dibahas.

2. Ayat-ayat yang berhubungan dengan tema dihimpun, disusun berdasarkan

asbabun nuzul. Adapun penelusuran kata pada tiap ayat, digunakan

Mu’jam Al-Mufahrass li al-faḍ al-Qur`ān al-Karim sebagai alat penelusurannya.

3. Menganalisis hubungan ayat per ayat dengan bantuan Hadits dan tafsir dari para ahli tafsir yang telah ditentukan dalam penelitian secara umum.


(36)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Mengkategorisasikan analisis ayat per ayat dari terminologi/tema yang telah ditetapkan berdasarkan pemilihan variabel judul penelitian, yakni ayat-ayat (berdasarkan tema) yang berhubungan dengan teori-teori pembelajaran.

5. Mengkomparasikan dan menganalisis hubungan ayat per ayat dalam kesatuan tema yang telah ditentukan berdasarkan pemilihan kitab tafsir yang diteliti.

6. Dibangun kerangka pemikiran tema/terminologi secara keseluruhan. 7. Kesimpulan terhadap masalah yang dibahas.

F. DEFINISI OPERASIONAL

Agar tidak terjadi kesalahpahaman persepsi antara peneliti dan pembaca terhadap istilah-istilah dalam penelitian ini, maka akan dikemukakan penjelasan istilah-istilah tersebut sebagai berikut:

1. Media pembelajaran, dikatakan media menunjukan perananya sebagai medium penyampaian sesuatu hal yakni hal-hal tentang pembelajaran. Sebagaimana menurut Briggs (dalam Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007, hlm. 205) bahwa, media adalah alat untuk memberikan stimulus bagi siswa supaya terjadinya proses dari pembelajaran itu sendiri. 2. Teori pembelajaran merupakan konsep-konsep yang menjelaskan kegiatan

belajar dan mengajar. Semua harus terencana, teraktualisasi, dan mengarah pada penguasaaan kompetensi yang dijadikan tujuan sebagai hasil belajar (Supriadie & Darmawan, 2012, hlm. 9).

3. Pendidikan Islam merupakan sub sistem dari sistem pendidikan nasional, pendidikan yang menghendaki agar berkembangnya potensi peserta didik sehingga menjadi “manusia yang ideal” (Kosim, 2012, hlm. 123).


(37)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. IMPLEMENTASI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan mendapatkan deskripsi mengenai hubungan konsep al-sam’, al-baṣār, al-qalb dan al-fu`ād

berdasarkan para ahli tafsir yang mana akan diimplementasikan ke dalam teori pembelajaran dalam pendidikan Islam. dibawah ini dijelaskan paradigma penelitian sebagai berikut:

Bagan 3. 1 Skema Penelitian *Rumusan Penelitian

Bagaimana hubungan konsep al-sam’, al-baṣār, al-qalb dan al-fu`ād serta implikasinya terhadap

teori Pembelajaran dalam Pendidikan Islam

*Metode Penelitian

Metode yang digunakan untuk pemecahan masalah penelitian adalah deskriptif, dengan mendekati masalah melalui penggalian data-data kualitatif berupa kajian literatur kitab-kitab

tafsir dan sumber buku yang relevan dengan tema yang diteliti. Selanjutnya dianalisis melalui teknik kajian tafsir mauḍu’i.

Series1; T. Al-Maraghi; 1; 16%

Series1; T. Al-Mishbah; 1; 16%

Series1; T. Fi Zhilalil Qur'an; 1;

17% Series1; T.

Ath-Thabari; 1; 17%

Series1; T. Qurthubi; 1; 17%

Series1; T. Ibnu Katsir; 1; 17%

Sumber Data dan Data

Pengembangan Teori Pembelajaran: *prinsip *tujuan *materi pelajaran * evaluasi *masalah dalam belajar Hubungan sama', bashirah, qalb & Fu'ad IMPLIKASI


(38)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAṢAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN

Berdasarkan deskripsi dan hasil analisis penelitian melalui data literatur berupa Al-Qur’ān terjemahan dan beberapa buku tafsir Al-Qur’ān maka, diperoleh beberapa kesimpulan yang mengacu pada perumusan pertanyaan penelitian diantaranya sebagai berikut:

1. Konsep sama’

Konsep Al-sam’ merupakan konsep yang menjelaskan tentang wujud

pemerolehan keterampilan manusia mampu berbahasa. Al-sam’ merupakan model belajar manusia menerima dan memahami pengetahuan berdasarkan sistem bahasa yang ditunjukan oleh keterampilan berbicara, membaca dan menulis.

2. Konsep Al-baar

Konsep baṣar merupakan konsep yang menunjukan bahwa manusia

memiliki keterampilan manusia memberdayakan, memprediksi fakta pengetahuan menjadi lebih sederhana (jika terlalu besar-luas) dan menjadi melebar (jika terlalu sedikit atau terbatas). Keterampilan memberdayakan tersebut oleh adanya peran afeksi yang dibangun oleh indera pendengaran atau

al-sam’ dan al-fu`ād itu sendiri. Manusia yang menggunakan daya baṣar

layaknya seorang detektif. 3. Konsep Al-qalb

Konsep Al-qalb merupakan konsep yang menunjukan bahwa manusia memiliki kreativitas dan kepribadian yang berbeda dari yang lain. Al-qalb merupakan daya pengubah dari bagaimana manusia bersikap kreatif terhadap sesuatu dan berpikir kritis terhadap pemasukan pengetahuan yang diterimanya dan yang terlanjur disimpan dalam ingatan. Al-qalb juga merupakan daya


(1)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Chalil, a., & Latuconsina, H. (2008). pembelajaran berbasis fitrah. Jakarta: PT Balai Pustaka.

Chaer, A. (2009). Sintaksis Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Cook, M. S. (2010). Detoksifikasi Otak (terjemah). Jakarta: Akademia. Dahar, R. W. (2011). Teori-teori belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Darajat, Z. (2006). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi AKsara.

Dunlosky & Metcalfe. (2009). Metacognition. Singapore: SAGE Publication Asia-Pasific Pte Ltd.

Hall & Lindzey. (1993). Psikologi Kepribadian 3: Teori-teori Sifat &

Behavioristik. Yogyakarta: Kansius

Hamalik, O. (2010). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya.

Hude, M. Darwis. 2006. Emosi: Penjelajahan Religio-Psikologis tentang Emosi

Manusia di dalam Al-Qur’ān. Jakarta: Erlangga.

Kasali, R. (2010). Myelin, Mobilisasi Intangibles Menjadi Kekuatan

Perubahan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Katsir, I. (2003a2). Tafsir Ibnu Katsir. (M. Y. Harun, Penyunt., M. Abdul, Penerj.) Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’i.

Katsir, I. (2003b3). Tafsir Ibnu Katsir. (M. Y. Harun, Penyunt., M. Abdul, Penerj.) Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’i.

Katsir, I. (2003c4). Tafsir Ibnu Katsir. (M. Y. Harun, Penyunt., M. Abdul, Penerj.) Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’i.

Katsir, I. (2003d5). Tafsir Ibnu Katsir. (M. Y. Harun, Penyunt., M. Abdul, Penerj.) Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’i.


(2)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penerj.) Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’i.

Katsir, I. (2003f8). Tafsir Ibnu Katsir. (M. Y. Harun, Penyunt., M. Abdul, Penerj.) Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’i.

Kustandi, C & Sutjipti, B. (2011). Media Pembelajaran: Manual dan Digital. Bogor: Ghalia Indonesia.

Illers, K. (2011). Contemporary Theories Of Learning (teori-teori

Pembelajaran Kontemporer). Bandung: Nusa Media.

Khaldun, I. (2011). Mukaddimah (M. Irham dkk, Penerj). Jakarta : Al Kautsar. Kosim, M. (2012). Pemikiran pendidikan Islam Ibn Khaldun: Kritis, Humanis

dan Religius. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Lidwa Pustaka. (2013, Febuari 5). Kitab 9 Imam.

Matlin, M. W. (1983). Cognition (3nd Edition ed.). USA: John Willey & Sons, Inc.

Moleong, L. (2001). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. Muhmidayeli. (2011). Filsafat Pendidikan. Bandung: PT. Refika Aditama. Mulyati. (2005). Psikologi belajar. Yogyakarta: C.V. Andi Offset.

Munawwir, A. W. (1997). Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia. Surabaya: Pustaka Progressif.

Nata, A. (2010). Manajemen Pendidikan (3 ed.). Jakarta: Kencana.

Nizar, S. & Syaifuddin, M. (2010). Isu- isu Kontemporer Tentang Pendidikan

Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Philips, A. A. (1997). Usool at-Tafsir: The Methodology of Qur'aanic

Explanation. Sharjah: Dar al-Fatah.

Pinel, J. P. (2012). Biopsikologi (terjemah). Yogyakarta: Pustaka Belajar. Quthub, S. (2009a2). Fi Zhilalil Qur'an. Jakarta: Gema Insani Press.


(3)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Quthub, S. (2009b6). Fi Zhilalil Qur'an. Jakarta: Gema Insani Press. Quthub, S. (2009c7). Fi Zhilalil Qur'an. Jakarta: Gema Insani Press. Quthub, S. (2009d8). Fi Zhilalil Qur'an. Jakarta: Gema Insani Press. Quthub, S. (2009e9). Fi Zhilalil Qur'an. Jakarta: Gema Insani Press.

Rendro (Ed.). (2010). Communication Moderenity and History. Jakarta: Stikom The London School of Public Relations.

Raco, J.R. (2010). Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik, dan

Publikasi Ilmiah. Jakarta: Grasindo.

Ramayulis. (2008). Ilmu Pendidikan islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Reed. (2011). Kognisi: Teori dan Aplikasi. edisi 7 (terjemah). Jakarta: Salemba Humanika.

Riyanto, Y. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran, Sebagai Referensi Bagi

Guru atau Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana.

Roizen, M. F., & Mehmet. (2010). Having a Baby, Panduan Modern

Kehamilan Yang Bahagia, Sehat, dan Cerdas (terjemahan). Jakarta:

Mizan.

Sadullah, U. (2011). Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta. Santrock, J. W. (2007). Perkembangan Anak, edisi ketujuh, jilid dua. Jakarta:

Erlangga.

Sapuri, R. (2009). Psikologi Islam. Jakarta: Rajawali Pers.

Shihab, M. Q. (2009a2). Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati. Shihab, M. Q. (2009b3). Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati. Shihab, M. Q. (2009c4). Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati. Shihab, M. Q. (2009d7). Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati.


(4)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Shihab, M. Q. (2009e8). Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati. Shihab, M. Q. (2009f9). Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati. Shihab, M. Q. (2009g10). Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati. Shihab, M. Q. (2009h11). Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati. Shihab, M. Q. (2009i12). Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati. Shihab, M. Q. (2009j13). Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati. Shihab, M. Q. (2009k14). Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati. Shihab, M. Q. (2009l15). Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati. Shihab, M. Q. (2009m19). Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati.

Sopiatin & Saharani (2011). Psikologi Belajar dalam Perspektif Islam. Bogor: Ghalia Indonesia.

Siregar, E., & Nara, H. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran . Bogor: Ghalia Indonesia.

Sternberg, R. J. (2008). Psikologi Kognitif (terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Subyakto, S. U. (1988). Psikolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: PPLPTK. Sugiyono. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: remaja Rosdakarya.

Sumiati, Dinarti, Nurhaeni, H., & Aryani, R. (2009). Kesehatan Jiwa Remaja

Dan Konseling. Jakarta: Trans Info Media.

Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Suprayogo & Tobroni.2003.Metodologi Penelitian Sosial-Agama.Bandung: Rosda Karya


(5)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rosdakarya.

Susilana, R & Riyana, C. (2009). Media Pembelajaran: Hakikat,

Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV. Wacana

Prima.

Syarafino, E. P. (2012). Applied Behavior Analysis Principles and Procedures

for Modifying Behaviour. USA: John Willey & Sons, Inc

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: PT. IMTIMA.

Ullmann, S. (2009). Pengantar Semantik. Yogyakarta: Pustaka belajar

Ushama, T. (1995). Methodologies of the Qur'anic Exegesis. Kuala Lumpur: Pustaka Hayathi.

Young. (1961). Motivation and Emotion, a Survey of the Determinants of

Human and Animal Activity. London: John Qilley & Sons, inc.

Yosep, I. (2013). Keperawatan Jiwa. Bandung: Reflika Aditama.

Zed, M. (2008). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.


(6)

Anggi Pratiwi, 2015

HUBUNGAN KONSEP AL-SAM’ , AL-BAAR, AL-FU`ĀD, DAN AL-QALB DALAM AL-QUR’ĀN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARANDALAM PENDIDIKAN ISLAM