PERBEDAAN PENERAPAN MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI.

(1)

PERBEDAAN PENERAPAN MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA

PELAJARAN SOSIOLOGI

(Studi Kuasi Eksperimen Kelas XI IPS di SMA Pasundan 2 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi

Oleh Memes Maesari

1102921

PRODI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

TAHUN 2015


(2)

PERBEDAAN PENERAPAN MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

(Studi Kuasi Eksperimen Kelas XI IPS di SMA Pasundan 2 Bandung)

Oleh Memes Maesari

1102921

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

© Memes Maesari 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan kebutuhan utama manusia, karena dengan pendidikan manusia akan memiliki keterampilan, sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Pembahasan tentang pendidikan tidak akan pernah habis, dan akan ada perbaikan dari waktu ke waktu.Tujuan pengajaran di kelas yang dilakukan oleh pendidik bukan hanya menstranformasi pengetahuan, melainkan dalam upaya pendidikan yang berusaha menjadikan manusia yang seutuhnya tidak hanya aspek kognitif melainkan aspek afeksi dan psikomotor. Hal ini sesuai dengan penjelasan Sisdiknas No. 20 tahun 2003 yang menerangkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana dalam mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa secara umum sasaran pelaksanaan pendidikan adalah terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas yang memiliki daya saing. Tujuan tersebut akan menjadi tolak ukur dalam proses pembelajaran sebagai tujuan akhir ketercapaian penyelenggaran pendidikan. Guru sebagai pendidik harus mengetahui bahwa sebagai guru yang utama bukanlah pada kemampuannya mengembangakan pelajaran, tetapi lebih pada kemampuan untuk melaksanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna pada siswa. Menurut Looper (dalam Hidayat, 2011, hlm. 45) bahwa:

Berkaitan dengan hal pembelajaran, maka pembelajaran yang bermakna dengan cara 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, dan 70% dari apa yang kita katakana, 90% dari apa yang kita katakana dan lakukan.

Sejalan dengan statement dari Budimansyah bahwa dalam pembelajaran sosiologi tidak hanya sekedar learning to know, melainkan harus learning to do, learning to


(4)

be, dan learning live together. Apabila hal tersebut dapat diciptakan oleh pendidik dalam belajar, maka kualitas belajar akan dapat diciptakan.

Dalam hal ini peserta didik diperlukan sebagai subjek utama dalam proses pembelajaran di sekolah. Karena itu peserta didik membutuhkan pengalaman belajar yang tidak hanya mendengar, bahkan peserta didik perlu terlibat aktif dalam sebuah pembelajaran agar peserta didik dapat memahami dan mengingat materi pembelajaran dengan maksimal. Persepsi bahwa peserta didik hanya sebagai objek, kini harus mengalami perubahan, dimana proses belajar mengajar harus berpusat pada peserta didik bukan pada pendidik.

Untuk menyikapi hal ini maka diperlukan sebuah variasi model pembelajaran yang inovatif dan efesian dari pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran agar siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran dengan maksimal. Namun ternyata dari kondisi di lapangan, berdasarkan pengamatan masih banyak peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar.

Hal tersebut terlihat dari hasil Ulangan Tengah Semester (UTS) peserta didik di SMA Pasundan 2 Bandung kelas XI IPS 1, XI IPS 2, dan XI IPS 3 dalam mata pelajaran sosiologi yang belum mencapai angka yang diharapkan, yaitu masih ada siswa yang memperoleh nilai di bawah 69, seperti terlihat pada tabel 1.1 di bawah ini.

Tabel 1.1

Daftar Perolehan Nilai Siswa

KELAS INTERVAL NILAI PESERTA DIDIK (%)

XI IPS 1 >75 10 (30,3%)

70-74 3 (9,1%)

65-69 20 (60,6%)

JUMLAH 33 (100%)

XI IPS 2 >75 7 (22,6%)

70-74 8 (25,8)

65-69 16 (51,6%)

JUMLAH 31 (100%)

XI IPS 3 >75 20 (71,4%)

70-74 8 (28,6%)

65-69 -

JUMLAH 28 (100%)


(5)

Pada tabel di atas menunjukan bahwa nilai yang didapatkan peserta didik rata-rata di bawah KKM. Dalam tabel di atas 30,3% (10) dari 33 oranng peserta didik di kelas XI IPS-1 mendapatkan nilai di atas KKM 75, sedangkan 23 orang (69,7%) mendapatkan nilai di bawah KKM 75. Kemudian pada kelas XI IPS-2 nilai yang diperoleh peserta didik masih di bawah KKM. Peserta didik yang mendapatkan nilai di atas KKM terdiri dari 7 orang peserta didik atau 22,6% dari 31 peserta didik, sedangkan 24 peserta didik atau 77,4% masih di bawah KKM 75. Pada kelas XI IPS-3 terdapat 20 orang peserta didik atau 71,4% dari 28 peserta didik yang telah mencapai KKM 75, sedangkan 8 peserta didik atau 28,6% masih mendapatkan nilai di bawah KKM.

Masalah lain yang ditemukan yaitu peserta didik menganggap mata pelajaran sosiologi tidak penting, sedangkan pembelajaran sosiologi adalah pelajaran yang sangat penting, karena sebagai makhluk sosial tidak lepas dari orang lain. Apabila masalah mengenai rendahnya hasil belajar peserta didik dibiarkan maka masyarakat Indonesia akan semakin tertinggal, daya saing dengan Negara lain akan rendah, dan akan terjadinya pengangguran karena tidak memiliki daya saing.

Pada kenyatannya di lapangan, kegiatan belajar mengajar belum terlaksana dengan baik dengan banyaknya peserta didik yang belum mencapai nilai ketuntasan belajar, karena masih adanya hambatan yang dihadapi oleh peserta didik dalam pembelajaran dan pendidik dianggap sebagai mediator utama dalam transformasi pelajaran. Proses pembelajaran tersebut akan mencapai sasaran yang diinginkan jika ditambahkan pendekatan atau strategi pembelajaran. Apalagi masih terdapatnya persepsi peserta didik yang mempunyai anggapan bahwa mata pelajaran sosiologi seringkali dianggap mudah oleh peserta didik, sehingga dalam proses pembelajaran peserta didik kurang antusias.

Dari permasalahan di atas, maka upaya meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran sosiologi merupakan suatu kebutuhan untuk dilaksanakan. Salah satu pendekatan untuk permasalahan tersebut adalah pendekatan melalui pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang efektif dan bersifar heterogen karena mampu meningkatkan hasil belajar siswa, dan


(6)

mendorong siswa saling menghargai siswa lainnya. Menurut Suryosubroto (2009, hlm. 72) bahwa pendidikan harus memperhatikan perbedaan-perbedaan itu dan mengembangkan sejauh mungkin apa yang dimiliki siswa itu.

Dalam model kooperatif ada beberapa teknik yang dapat diterapkan. Teknik yang dipilih oleh peneliti adalah Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan Mind Mapping. Model kooperatif tipe STAD merupakan teknik yang di dalamnya beberapa kelompok kecil siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran, sedangkan tipe Mind Mapping dikembangkan sebagai metode efektif untuk mengembangkan gagasan-gagasan melalui rangkaian peta-peta.

Berdasarkan kajian terdahulu yang dilakukan oleh Beni Muharam (2013) dalam skripsinya berjudul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar siswa kelas XI SMA Kartika 2 Bandung pada Mata Pelajaran Akuntansi, dan hasil penelitian menunjukan perbedaan hasil belajar dengan menggunakan model Student Teams Achieevment Division sebesar 79,04 pada kelas eksperimen dan 72,60 pada kelas kontrol, sehingga dapat dikatakan penggunaan model STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Sedangkan kajian terdahulu yang dilakukan Fauzi Nur Hidayat dalam skripsinya yang berjudul Implementasi Model Pembelajaran Mind Mapping pada Siswa Kelas 5 SD Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dan Kemampuan Berpikir Kreatif dalam Pembelajaran IPA, dan hasil penelitiannya menunjukan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Mind Mapping mengalami peningkatan dengan ketegori sedang yang ditujukan dengan nilai 0.49, dengan peningkatan pada aspek hapalan (C1) sebesar 0,48 dengan kategori sedang, kemudian aspek pemahaman (C2) sebesar 0,43 dengan kategori sedang, dan peningkatan aspek penerapan (C3) sebesar 0,47 dengan kategori sedang.

Hasil kajian kedua penelitian yang dilakukan oleh Beni Muharam dan Fauzi Nur Hidayat, model pembelajaran Student Teams Achievment Division (STAD) dan model pembelajaran Mind Mapping dirasa cocok diterapkan pada pembelajaran sosiologi, karena dari kedua model tersebut dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Tetapi pada setiap penggunaan model-model


(7)

pembelajaran tentu disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan sehingga penggunaan model pembelajaran dapat difungsikan sebagaimana yang diharapkan, yaitu membantu memudahkan peserta didik dalam menyerap dan menerima materi pelajaran. Peneliti melihat penggunaan model STAD dan Mind Mapping dianggap cocok diterpakan pada kelas XI IPS dengan materi kekerasan dan konflik, karena pada materi tersebut dibutuhkan kerjasama untuk mencari pemecahan masalah yang ditimbulkan, serta dengan penggunaan Mind Mapping peserta didik lebih mudah merangkum materi tersebut.

Berdasarkan latar belakang diatas terdapat dua model pembelajaran yang dianggap cocok diterapkan dalam pembelajaran sosiologi. Namun peneliti ingin mengetahui model manakah yang lebih berhasil lebih tinggi apabila diterapkan dalam materi sosiologi. Karena itu penulis mengambil judul: “Perbedaan Penerapan Model Student Teams Achievement Division (STAD) dengan Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Sosiologi

(Studi Kuasi Eksperimen Kelas XI IPS Di SMA Pasundan 2 Bandung)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Adakah perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran Sosiologi, di SMA Pasundan 2 Bandung?

2. Adakah perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran Mind Mapping dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran Sosiologi, di SMA Pasundan 2 Bandung?

3. Adakah perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dengan kelas yang menggunakan pembelajaran Mind Mapping pada mata pelajaran Sosiologi, di SMA Pasundan 2 Bandung?


(8)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban dari permasalahan yang dikemukakan di atas, secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran Sosiologi, di SMA Pasundan 2 Bandung.

2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran Mind Mapping dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran Sosiologi, di SMA Pasundan 2 Bandung.

3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dengan kelas yang menggunakan pembelajaran Mind Mapping pada mata pelajaran Sosiologi, di SMA Pasundan 2 Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu manfaat yang bersifat teoritis dan kegunaan yang bersifat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu model pembelajaran Student Teams Achievment Division (STAD) dan Mind Mapping diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan pembelajaran di kelas, sehingga proses pembelajaran lenih inovatif dan menarik.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti, peserta didik, sekolah.

a. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan keterampilan dalam menerapkan berbagai model pembelajaran dalam menyampaikan materi sosiologi. b. Bagi peserta didik yaitu:

1) Meningkatkan semangat dan motivasi belajar


(9)

3) Menciptakan pembelajaran yang baik, serta meningkatkan hasil belajar.

c. Bagi sekolah yaitu:

Menjadi bahan masukan yang positif bagi sekolah untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar menjadi lebih efektif dan efisien, serta menamhakan referensi untuk PTK (Pelatihan Tindakan Kelas) guru-guru yang bersangkutan.

d. Bagi Guru yaitu:

1) Menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan pembelajaran

yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi.

2) Sebagai bahan pertimbangan pendidik dalam memilih model

pembelajaran yang menarik dan efektif dalam pembelajaran, terutama pendidik sosiologi dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan maksimal.

3) Menerapkan pembelajarn kooperatif yang inovatif dan ktreatif dalam proses pembelajaran sosiologi yang disesuaikan dengan kebutuhan proses pembelajaran.

E. Struktur Organisasi

Pembahasan pada BAB I yaitu Pendahuluan terbagi menjadi beberapa sub, yaitu meliputi latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penulisan, dan struktur organisasi skripsi. Pada pembahasan BAB II yaitu Kajian Pustaka yang di dalamnya memaparkan landasan teori yang diambil dari literatur, sebagai fondasi pelaksanaan penelitian, dalam bab ini dipaparkan mengenai sumber-sumber buku dan sumber lainnya yang digunakan sebagai reverensi yang dianggap relavan. Pada pembahasannya terbagi menjadi beberapa sub bab, yaitu meliputi tinjauan tentang model pembelajaran, tinjauan model pembelajaran Student Teams Achievment Division (STAD), tinjauan Model Pembelajaran Mind Mapping, tinjauan tentang hasil belajar, kajian teori belajar, kajian empirik hasil penelitian terdahulu, kerang pemikiran, dan hipotesis.


(10)

Pembahasan pada BAB III yaitu Metode Penelitian yang di dalamnya memaparkan mengenai serangkaian tahapan yang akan ditempuh penulis ketika melakukan penelitian guna mendapatkan data dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan permasalahan yang sedang dikaji, mulai dengan persiapan, pelaksanaan, sampai dengan pengolahan data, definisi operasional dan laporan penelitian. Pada pembahasannya terbagi menjadi beberapa sub, yaitu : lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, prosedur penelitian, variabel openelitian, proses pengembangan instrument, serta teknik pengumpulan data.

Pembahasan pada BAB IV yaitu Hasil Penelitian dan Pembehasan yang di dalamnya berisi mengenai hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian yang meliputi profil SMA Pasundan 2 Bandung, pelaksanaan penelitian pada kelas eksperimen 1, eksperimen 2 serta kelas kontrol, uji hipotesis, hasil penelitian kelas kelas eksperimen 1, eksperimen 2 serta kelas kontrol dan yang terkahir yaitu pemaparan hasil observasi aktivitas peserta didik selama mengikuti pembelajaran di kelas.

Pembahasan pada BAB V merupakan pembahasan terakhir dari rangkaian penulisan karya ilmiah yang terbagi menjadi dua sub pembahasan yaitu simpulan dari hasil penelitiian yang dilakukan dan bagaimana saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.


(11)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bagaian akhir ini penyusunan skripsi akan dikemukakan hal-hal pokok yang disajikan sebagai pemknaan penelitian secara terpadu hasilpenelitian yang diperoleh dalam bentuk simpulan dan saran.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat diambil beberapa simpulan,yaitu pada kelas yang mengguanakan model pembelajaran STAD, kelas yang menggunakan model pembelajaran Mind Mapping, serta kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional terdapat perbedaan hasil belajar. Terdapat perbedaan antara kelas yang menggunakan model STAD dan kelas yang menggunakan model konvensional. Adapun bukti dari perebedaan diantara kedua model ini yaitu dari hasil perhitungan melalui uji hipotesis yang dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas yang menggunakan model pembelajaran STAD dengan model pembelajaran kelas konvensional pada mata pelajaran sosiologi. Dimana hasil belajar kelas eksperimen 1 yang menggunakan model STAD memiliki hasil belajar lebih tinggi dibandingkanm kelas kelas kontrol yang menggunakan model konvensional pada mata pelajaran sosiologi.

Terdapat perbedaan antara kelas yang menggunakan model Mind Mapping dan kelas yang menggunakan model konvensional. Adapun bukti dari perbedaan kedua model ini yaitu dari hasil perhitungan melalui uji hipotesis yang dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara model pembelajaran Mind Mapping dengan model pembelajaran kelas konvensional pada mata pelajaran sosiologi. Dimana hasil belajar kelas eksperimen 2 yang menggunakan model Mind Mapping memiliki hasil belajar lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran sosiologi.


(12)

Terdapat perbedaan antara kelas yang menggunakan model STAD dan kelas yang menggunakan model Mind Mapping. Adapun bukti dari perbedaan kedua model ini yaitu dari hasil perhitungan melalui uji hipotesis yang dapat disimpulkan bahwa terdapat hasil belajar antara model pembelajaran STAD dengan model pembelajaran Mind Mapping pada mata pelajaran sosiologi. Dimana hasil belajar kelas eksperimen 1 yang menggunakan model pembelajaran STAD memiliki hasil belajar lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen 2 yang menggunakan model pembelajaran Mind Mapping pada mata pelajaran sosiologi.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas peneliti mengemukakan beberapa saran yaitu untuk meningkatkan hasil peserta didik secara terus menerus dengan cara pembelajaran yang variatif. Maka diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Pendidik :

a. Model pembelajaran STAD dan Mind Mapping dapat dijadikan alternatif

model pembelajaran bagi pendidik Sekolah Mengengah Atas atau Khusus terutama pagi mata pelajaran sosiologi karena kedua model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

b. Model pembelajaran dapat membantu meningkatkan hasil belajar peserta

didik. Karena dari kedua model tersebut, model STAD memiliki hasil belajar lebih tinggi daripada Mind Mapping.

c. Alokasi waktu pada tahap pelaksanaan pembelajaan hendaknya lebih diperhatikan agar setiap tahap pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik.

d. Pendidik hendaknya menciptakan suasana pembelajarn yang dapat

meningkatkan kreatifitas peserta didik dan memancing rasa ingin tahu peserta didik agar kejenuhan peserta didik dapat diatasi dan hasil belajar dapat ditingkatkan.

e. Upaya dalam mendapatkan hasil belajar peserta didik yang lebih tinggi perlu dilakukan secara terus menerus dengan cara pembelajaran yang


(13)

variatif dan dilakukan dengan cara yang tepat untuk memperoleh hasil yang maksimal.

2. Bagi sekolah:

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi pada pengembangan pembelajaran khusunya pelajaran sosiologi. Serta sekolah dapat memberikan pengembangan yang inovatif dan kreatif, sehingga dapat meningkat hasil belajar peserta didik.

3. Bagi Peserta Didik:

Bagi peserta didik diharapkan penggunaan model kooperatif dengan teknik STAD dan Mind Mapping dapat meningkatkan keberhasilan proses belajar khusunya pada mata pelajaran sosiologi.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya:

Bagi peneliti selanjutnya iharapkan adanya penelitian lanjutan dengan aspek penelitian yang lebih luas dengan menelliti kemampuan lain yang belum pernah dilakukan. Masalnya kemampuan berpikir kritis, atau pengaruhnya model pembelajaran terhadap perilaku peserta didik selama pembelajaran.


(1)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban dari permasalahan yang dikemukakan di atas, secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran Sosiologi, di SMA Pasundan 2 Bandung.

2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran Mind Mapping dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran Sosiologi,

di SMA Pasundan 2Bandung.

3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dengan kelas yang menggunakan pembelajaran Mind Mapping pada mata pelajaran Sosiologi, di SMA Pasundan 2Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu manfaat yang bersifat teoritis dan kegunaan yang bersifat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu model pembelajaran Student

Teams Achievment Division (STAD) dan Mind Mapping diharapkan dapat

bermanfaat bagi pengembangan pembelajaran di kelas, sehingga proses pembelajaran lenih inovatif dan menarik.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti, peserta didik, sekolah.

a. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan keterampilan dalam menerapkan berbagai model pembelajaran dalam menyampaikan materi sosiologi. b. Bagi peserta didik yaitu:

1) Meningkatkan semangat dan motivasi belajar


(2)

3) Menciptakan pembelajaran yang baik, serta meningkatkan hasil belajar.

c. Bagi sekolah yaitu:

Menjadi bahan masukan yang positif bagi sekolah untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar menjadi lebih efektif dan efisien, serta menamhakan referensi untuk PTK (Pelatihan Tindakan Kelas) guru-guru yang bersangkutan.

d. Bagi Guru yaitu:

1) Menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan pembelajaran

yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi.

2) Sebagai bahan pertimbangan pendidik dalam memilih model pembelajaran yang menarik dan efektif dalam pembelajaran, terutama pendidik sosiologi dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan maksimal.

3) Menerapkan pembelajarn kooperatif yang inovatif dan ktreatif dalam proses pembelajaran sosiologi yang disesuaikan dengan kebutuhan proses pembelajaran.

E. Struktur Organisasi

Pembahasan pada BAB I yaitu Pendahuluan terbagi menjadi beberapa sub, yaitu meliputi latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penulisan, dan struktur organisasi skripsi. Pada pembahasan BAB II yaitu Kajian Pustaka yang di dalamnya memaparkan landasan teori yang diambil dari literatur, sebagai fondasi pelaksanaan penelitian, dalam bab ini dipaparkan mengenai sumber-sumber buku dan sumber lainnya yang digunakan sebagai reverensi yang dianggap relavan. Pada pembahasannya terbagi menjadi beberapa sub bab, yaitu meliputi tinjauan tentang model pembelajaran, tinjauan model pembelajaran Student Teams Achievment Division

(STAD), tinjauan Model Pembelajaran Mind Mapping, tinjauan tentang hasil

belajar, kajian teori belajar, kajian empirik hasil penelitian terdahulu, kerang pemikiran, dan hipotesis.


(3)

Pembahasan pada BAB III yaitu Metode Penelitian yang di dalamnya memaparkan mengenai serangkaian tahapan yang akan ditempuh penulis ketika melakukan penelitian guna mendapatkan data dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan permasalahan yang sedang dikaji, mulai dengan persiapan, pelaksanaan, sampai dengan pengolahan data, definisi operasional dan laporan penelitian. Pada pembahasannya terbagi menjadi beberapa sub, yaitu : lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, prosedur penelitian, variabel openelitian, proses pengembangan instrument, serta teknik pengumpulan data.

Pembahasan pada BAB IV yaitu Hasil Penelitian dan Pembehasan yang di dalamnya berisi mengenai hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian yang meliputi profil SMA Pasundan 2 Bandung, pelaksanaan penelitian pada kelas eksperimen 1, eksperimen 2 serta kelas kontrol, uji hipotesis, hasil penelitian kelas kelas eksperimen 1, eksperimen 2 serta kelas kontrol dan yang terkahir yaitu pemaparan hasil observasi aktivitas peserta didik selama mengikuti pembelajaran di kelas.

Pembahasan pada BAB V merupakan pembahasan terakhir dari rangkaian penulisan karya ilmiah yang terbagi menjadi dua sub pembahasan yaitu simpulan dari hasil penelitiian yang dilakukan dan bagaimana saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.


(4)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bagaian akhir ini penyusunan skripsi akan dikemukakan hal-hal pokok yang disajikan sebagai pemknaan penelitian secara terpadu hasilpenelitian yang diperoleh dalam bentuk simpulan dan saran.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat diambil beberapa simpulan,yaitu pada kelas yang mengguanakan model pembelajaran STAD, kelas yang menggunakan model pembelajaran Mind Mapping, serta kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional terdapat perbedaan hasil belajar. Terdapat perbedaan antara kelas yang menggunakan model STAD dan kelas yang menggunakan model konvensional. Adapun bukti dari perebedaan diantara kedua model ini yaitu dari hasil perhitungan melalui uji hipotesis yang dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas yang menggunakan model pembelajaran STAD dengan model pembelajaran kelas konvensional pada mata pelajaran sosiologi. Dimana hasil belajar kelas eksperimen 1 yang menggunakan model STAD memiliki hasil belajar lebih tinggi dibandingkanm kelas kelas kontrol yang menggunakan model konvensional pada mata pelajaran sosiologi.

Terdapat perbedaan antara kelas yang menggunakan model Mind Mapping dan kelas yang menggunakan model konvensional. Adapun bukti dari perbedaan kedua model ini yaitu dari hasil perhitungan melalui uji hipotesis yang dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara model pembelajaran

Mind Mapping dengan model pembelajaran kelas konvensional pada mata

pelajaran sosiologi. Dimana hasil belajar kelas eksperimen 2 yang menggunakan model Mind Mapping memiliki hasil belajar lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran sosiologi.


(5)

Terdapat perbedaan antara kelas yang menggunakan model STAD dan kelas yang menggunakan model Mind Mapping. Adapun bukti dari perbedaan kedua model ini yaitu dari hasil perhitungan melalui uji hipotesis yang dapat disimpulkan bahwa terdapat hasil belajar antara model pembelajaran STAD dengan model pembelajaran Mind Mapping pada mata pelajaran sosiologi. Dimana hasil belajar kelas eksperimen 1 yang menggunakan model pembelajaran STAD memiliki hasil belajar lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen 2 yang menggunakan model pembelajaran Mind Mapping pada mata pelajaran sosiologi.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas peneliti mengemukakan beberapa saran yaitu untuk meningkatkan hasil peserta didik secara terus menerus dengan cara pembelajaran yang variatif. Maka diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Pendidik :

a. Model pembelajaran STAD dan Mind Mapping dapat dijadikan alternatif

model pembelajaran bagi pendidik Sekolah Mengengah Atas atau Khusus terutama pagi mata pelajaran sosiologi karena kedua model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

b. Model pembelajaran dapat membantu meningkatkan hasil belajar peserta

didik. Karena dari kedua model tersebut, model STAD memiliki hasil belajar lebih tinggi daripada Mind Mapping.

c. Alokasi waktu pada tahap pelaksanaan pembelajaan hendaknya lebih diperhatikan agar setiap tahap pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik.

d. Pendidik hendaknya menciptakan suasana pembelajarn yang dapat

meningkatkan kreatifitas peserta didik dan memancing rasa ingin tahu peserta didik agar kejenuhan peserta didik dapat diatasi dan hasil belajar dapat ditingkatkan.

e. Upaya dalam mendapatkan hasil belajar peserta didik yang lebih tinggi perlu dilakukan secara terus menerus dengan cara pembelajaran yang


(6)

variatif dan dilakukan dengan cara yang tepat untuk memperoleh hasil yang maksimal.

2. Bagi sekolah:

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi pada pengembangan pembelajaran khusunya pelajaran sosiologi. Serta sekolah dapat memberikan pengembangan yang inovatif dan kreatif, sehingga dapat meningkat hasil belajar peserta didik.

3. Bagi Peserta Didik:

Bagi peserta didik diharapkan penggunaan model kooperatif dengan teknik STAD dan Mind Mapping dapat meningkatkan keberhasilan proses belajar khusunya pada mata pelajaran sosiologi.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya:

Bagi peneliti selanjutnya iharapkan adanya penelitian lanjutan dengan aspek penelitian yang lebih luas dengan menelliti kemampuan lain yang belum pernah dilakukan. Masalnya kemampuan berpikir kritis, atau pengaruhnya model pembelajaran terhadap perilaku peserta didik selama pembelajaran.


Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

The effectiveness of using student teams achievement division (stad) technique in teaching direct and indirect speech of statement (A quasi experimental study at the eleventh grade of Jam'iyyah Islamiyyah Islamic Senior high scholl Cege)

3 5 90

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Applying Student Teams Achievement Division (STAD) Technique to Improve Students’ Reading Comprehension in Discussion Text. (A Classroom Action Research in the Third Grade of SMA Fatahillah Jakarta)

5 42 142

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PERBEDAAN PENERAPAN MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI - repository UPI S SOS 1102921 Title

0 0 2