ANALISIS PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK YANG KURANG BERPRESTASI UNTUK PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR: Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013.
Hadi Wiguna Kurniawan, 2013
Analisis Profil Konsep Diri Peserta Didik yang Kurang Berprestasi untuk Pengembangan Program Bimbingan Belajar (Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
NO.117/ S/PPB/ 2013
ANALISIS PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK
YANG KURANG BERPRESTASI UNTUK
PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN
BELAJAR
(Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Kota Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 )
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Oleh
HADI WIGUNA KURNIAWAN 0606050
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
(2)
ANALISIS PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK YANG KURANG BERPRESTASI UNTUK PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN
BELAJAR
(Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Kota Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 )
Oleh
Hadi Wiguna Kurniawan
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
\
© Hadi Wiguna Kurniawan 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
Hadi Wiguna Kurniawan, 2013
Analisis Profil Konsep Diri Peserta Didik yang Kurang Berprestasi untuk Pengembangan Program Bimbingan Belajar (Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN
Hadi Wiguna Kurniawan 0606050
Judul Skripsi
ANALISIS PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK YANG KURANG BERPRESTASI UNTUK PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN
BELAJAR
(Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Kota Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 )
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I,
Drs. Yaya Sunarya, M.Pd. NIP. 19591130 198703 1 002
Pembimbing II,
Drs. Sudaryat Nurdin Akhmad NIP. 19630630 199512 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Nandang Rusmana, M.Pd NIP. 19600501 1986031004
(4)
ABSTRAK
Hadi Wiguna Kurniawan, 0606050. (2013). Analisis Profil Konsep Diri Peserta Didik yang Kurang Berprestasi untuk Pengembangan Program Bimbingan Belajar (Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013).
Penelitian dilatarbelakangi oleh munculnya permasalahan konsep diri peserta didik berprestasi kurang di sekolah. Terjadinya masalah konsep diri bukanlah sesuatu yang sederhana, karena menyangkut aspek kepribadian dan sistem yang dinamis untuk mencapai perkembangan diri sesuai dengan tugas perkembangannya. Tujuan penelitian untuk mengungkap gambaran konsep diri peserta didik berprestasi kurang, serta tersusunnya program bimbingan pribadi-sosial yang efektif untuk mengembangkan konsep diri peserta didik berprestasi kurang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan secara sengaja (purposive sampling). Sampel penelitian adalah peserta didik berprestasi kurang kelas XI SMAN 4 Cimahi tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 31 siswa dari 394 siswa. Hasil penelitian menunjukkan secara umum konsep diri peserta didik berprestasi kurang berada pada kategori negatif dengan persentase sebesar 64,52% dan 35,48% peserta didik memiliki konsep diri positif. Rekomendasi ditujukan bagi: 1) guru BK agar hasil penelitian dijadikan rujukan evaluasi dalam pengembangan program berikutnya, dan 2) peneliti selanjutnya diharapkan meneliti konsep diri peserta didik berprestasi kurang dengan menggunakan metode konseling.
Kata kunci: peserta didik yang kurang berprestasi, konsep diri, program
(5)
Hadi Wiguna Kurniawan, 2013
Analisis Profil Konsep Diri Peserta Didik yang Kurang Berprestasi untuk Pengembangan Program Bimbingan Belajar (Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Hadi Wiguna Kurniawan , 0606050. ( 2013) . Profile Analysis of the Self-Concept of Students Underachievement for Development Tutoring Program (Descriptive study of Students attended SMA Negeri 4 Cimahi for 2012-2013 Academic Year) .
The research is motivated by the emergence of the concept of self-learners problems achieving less at school . The problem of self-concept is not something simple , because it involves aspects of personality and dynamic systems to achieve self-development in accordance with the development tasks . The purpose of research to uncover the picture of self-concept of students achieving less , as well as the arrangement of personal - social counseling program to develop an effective concept learner achievement less . The approach used in the study is quantitative descriptive method . Sampling was done intentionally ( purposive sampling ) . The samples were less accomplished students of class XI of SMAN 4 Cimahi academic year 2012/2013 , amounting to 31 students of the 394 students . Results showed in general the concept of learner achievement are less negative in the category with a percentage of 64.52 % and 35.48 % of learners have a positive self-concept . Recommendations aimed at : 1 ) BK teachers that the results of evaluation studies referenced in the development of the next program , and 2 ) further research is expected to examine the concept of learner achievement using
counseling methods.
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……… i
KATA PENGANTAR……… ii
UCAPAN TERIMA KASIH……… iv
DAFTAR ISI ……… v
DAFTAR TABEL ………... vii
DAFTAR GRAFIK... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian………... 1
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah………... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat/ Signifikansi Penelitian ... 5
1.5 Struktur Organisasi Penelitian... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Peserta Didik Berprestasi Kurang ... 7
2.2Konsep Diri... 14
2.3Karakteristik Peserta Didik Sekolah Menengah Atas………….. 15
2.4Karakteristik Konsep Diri Peserta Didik Berprestasi Kurang Kelas XI Sekolah Menengah Atas………... 18 2.5Perkembangan Konsep Diri Peserta Didik Berprestasi Kurang Kelas XI Sekolah Menengah Atas………... 19 2.6Program Bimbingan Belajar untuk Mengembangkan Konsep Diri Peserta Didik Berprestasi Kurang………... . 20 2.7Penelitian terdahulu……… 28
(7)
Hadi Wiguna Kurniawan, 2013
Analisis Profil Konsep Diri Peserta Didik yang Kurang Berprestasi untuk Pengembangan Program Bimbingan Belajar (Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN
3.1Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Peneltian... 28
3.2Desain Penelitian dan Justifikasi dari Pemilihan Desain Penelitian... 29
3.3Metode Penelitian dan Justifikasi Penggunaan Metode Penelitian... 29
3.4Definisi Operasional... 29
3.5Instrumen Penelitian... 31
3.6Proses Pengembangan Instrumen... 31
3.7Pengelompokkan skor... 33
3.8Teknik Pengumpulan Data... 3.9Analisis Data... 36 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Deskripsi Hasil Penelitian ... 38
4.2Pembahasan Hasil Penelitian ... 45
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 49
B. Rekomendasi ... 49
(8)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Remaja seringkali disebut sebagai masa peralihan, yaitu salah satu periode dalam rentang kehidupan individu, yang berada diantara fase anak-anak dan fase dewasa. Salzman (Yusuf, 2007: 71) menjelaskan bahwa fase remaja ditandai dengan berkembangnya sikap tergantung (dependence), minat seksual dan kecenderungan untuk merenung atau memperhatikan diri sendiri, nilai-nilai estetika, dan isu-isu moral. Fase ini menurut Konopka (Yusuf, 2007: 85) merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan fase dewasa yang sehat.
Masa peralihan yang ditempuh seringkali menyebabkan remaja mengalami permasalahan terutama dalam menyelesaikan tugas perkembangannya. Hurlock (2004: 207) menjelaskan bahwa masa peralihan merupakan periode dimana remaja mengalami ketidakjelasan dan memiliki keraguan akan peran yang harus dilakukan. Pada masa ini, remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa. Ketidakjelasan status yang dialami remaja akan menimbulkan kebingungan. Pudjijogyanti (1995: 45) menjelaskan bahwa kebingungan yang dialami oleh remaja menimbulkan perilaku salah suai seperti rendah diri, sikap pesimis, rasa cemas yang berlebihan dan penilaian negatif terhadap diri sendiri.
Perilaku salah suai yang dilakukan remaja terjadi karena cara pandang remaja terhadap diri sendiri yang cenderung negatif disebabkan oleh ketidakpuasan remaja terhadap penampilan dan kemampuan yang dimiliki yang berdampak tidak baik bagi aktualisasi potensi diri dan perkembangan pribadi remaja. Aktualisasi potensi remaja dapat dilihat dari prestasi belajar yang diraihnya. Winkel (1996: 162) menjelaskan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan belajar atau kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.
(9)
2
Hadi Wiguna Kurniawan, 2013
Analisis Profil Konsep Diri Peserta Didik yang Kurang Berprestasi untuk Pengembangan Program Bimbingan Belajar (Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Untuk meraih prestasi belajar yang baik, banyak ahli berpendapat bahwa peserta didik perlu memiliki intelegensi yang tinggi. Dalam situasi belajar yang sifatnya kompleks, sering ditemukan peserta didik yang tidak dapat meraih prestasi belajar setara dengan kemampuan intelegensinya yang dikenal dengan istilah peserta didik berprestasi kurang. Pudjijogyanti (1995: 1) menemukan banyak peserta didik yang mengalami kegagalan dalam pelajaran bukan disebabkan oleh tingkat intelegensi yang rendah atau keadaan fisik yang lemah, namun oleh perasaan tidak mampu dalam mengerjakan tugas.
Penelitian yang dilakukan oleh Basyarah (2008: 62) menunjukkan sebanyak 44,67% siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 40 Bandung mempunyai konsep diri negatif. Peneletian lain yang dilakukan oleh Dewi (2011: 71) pada siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama talenta kabupaten bandung menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik memandang diri secara negatif pada aspek fisik, psikis dan sikap. Kemudian hasil penelitian Syaefullah (2012: 58) tentang pengaruh konsep diri dalam pencapaian prestasi belajar yang dilakukan pada siswa kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Bandung pada mata pelajaran pengetahuan dasar teknik mesin (PDTM) menunjukkan bahwa gambaran konsep diri siswa cenderung negatif, gambaran prestasi belajar pada mata pelajaran PDTM rendah, konsep diri siswa berpengaruh dalam prestasi belajar siswa. Penelitan lain yang dilakukan Ferliana (Merdekawati, 2002: 5) mengemukakan banyak remaja (siswa) yang memiliki pandangan buruk terhadap dirinya dan kurang memiliki keyakinan akan kemampuan yang dimilikinya, sehingga mereka kurang dapat mengaktualisasikan potensi yang sesungguhnya. Sedangkan Clara (Merdekawati, 2002: 1) menjelaskan bahwa dari berbagai pengamatan yang dilakukan, ternyata banyak siswa yang mengalami kegagalan dalam pelajaran bukan disebabkan oleh tingkat intelegensi yang rendah atau keadaan fisik yang lemah, melaikan oleh adanya perasaan tidak mampu untuk melakukan tugas.
Berdasarkan studi pendahuluan dengan menggunakan teknik wawancara yang telah dilakukan peneliti terhadap sejumlah peserta didik kelas XI SMAN 4 Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013, ditemukan fenomena banyak peserta didik yang
(10)
3
saling dorong ketika disuruh oleh guru untuk mengerjakan tugas di papan tulis, padahal setelah dipaksa dan didesak sebenarnya mampu. Selain itu siswa cenderung pasif, yakni cenderung diam saja jika dimintai pendapat, tidak mampu memimpin diskusi, tidak bisa memimpin suatu kegiatan. Jika dilihat melalui hasil tes psikologis, hal tersebut lebih banyak dialami oleh siswa yang memiliki prestasi kurang.
Bedasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa salah satu yang mendorong peserta didik untuk meraih prestasi belajar adalah pengaruh konsep diri. Burns (1993: vi) menjelaskan bahwa konsep diri merupakan satu gambaran yang tersusun dari apa yang kita pikirkan mengenai diri kita, apakah yang kita pikirkan dapat kita capai, apa yang kita pikirkan atas anggapan orang lain, dan apa yang kita cita-citakan.
Pada peserta didik berprestasi kurang terdapat dua kecenderungan konsep diri yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif. Burns (1993: 72) menjelaskan bahwa konsep diri positif dapat disamakan dengan evaluasi diri yang positif, penghargaan diri yang positif, perasaan harga diri yang positif, penerimaan diri yang positif. Sebaliknya konsep diri yang negatif merupakan kebalikan dari konsep diri positif, yaitu evaluasi diri yang negatif, membenci diri perasaan rendah diri, dan kurang menghargai serta menerima diri sendiri. Peserta didik beprestasi kurang yang memiliki konsep diri negatif meyakini dan memandang dirinya lemah, tidak dapat berbuat, tidak kompeten, gagal, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Peserta didik akan cenderung bersikap pesimistis terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Sebaliknya peserta didik berprestasi kurang dengan konsep diri positif akan mampu menghargai dirinya sendirinya dan melihat hal-hal positif yang dapat dilakukannya demi keberhasilan dan prestasi. Sehingga dalam kepentingan prestasi, kemajuan dan perkembangan peserta didik, konsep diri mempunyai peranan yang signifikan.
Sekolah berkewajiban untuk mengarahkan setiap peserta didik berprestasi kurang dapat memiliki konsep diri positif yang menunjang dalam pencapaian prestasi belajar. Peserta didik berprestasi kurang Sekolah Menengah Atas Negeri
(11)
4
Hadi Wiguna Kurniawan, 2013
Analisis Profil Konsep Diri Peserta Didik yang Kurang Berprestasi untuk Pengembangan Program Bimbingan Belajar (Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
(SMAN) 4 Cimahi kelas XI merupakan remaja yang memerlukan bantuan dan bimbingan dalam pemenuhan tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasai, karena pendidikan yang bermutu tidak sebatas dinilai pencapaian standar akademis tetapi juga mampu membuat perkembangan diri sebagai remaja yang sehat dan produktif.
Bimbingan dan Konseling bertujuan untuk membantu peserta didik berprestasi kurang dalam pencapaian tugas perkembangan baik pada aspek pribadi-sosial, belajar maupun karirnya. Layanan bimbingan yang mampu mengembangkan konsep diri peserta didik siswa berprestasi kurang adalah bimbingan belajar. Kemudian perlu disusun rancangan program bimbingan belajar yang direncanakan secara sistematis, terarah, dan terpadu. Program bimbingan belajar diharapkan dapat membantu peserta didik berprestasi kurang, memiliki kosep diri positif. Dengan melihat pentingnya konsep diri dalam proses pendidikan yang nantinya berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik, serta profil konsep diri peserta didik berprestasi kurang di SMAN 4 Cimahi kelas XI belum diketahui, sehingga peneliti tertarik mengambil penelitian dengan judul “Analisis Profil Konsep Diri Peserta Didik yang Kurang Berprestasi untuk Pengembangan Program Bimbingan Belajar“.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka disusunlah beberapa penjabaran masalah dalam penelitian meliputi: (a) bagaimana profil konsep diri peserta didik berprestasi kurang di kelas XI SMAN 4 Cimahi Tahun Ajaran 2012/213?; (b) bagaimana profil konsep diri peserta didik berprestasi kurang berdasarkan aspek-aspek konsep diri peserta didik berprestasi kurang di kelas XI SMAN 4 Cimahi Tahun Ajaran 2012/213?; (c) bagaimana program bimbingan belajar untuk mengembangkan konsep diri peserta didik berprestasi kurang di kelas XI SMAN 4 Cimahi Tahun Ajaran 2012/213?
(12)
5
1.3 Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh profil yang jelas mengenai konsep diri peserta didik berprestasi kurang serta memperoleh data atau bahan untuk implementasinya dalam bimbingan dan koseling di SMA. Berdasarkan tujuan umum tersebut maka tujuan khusus penelitian ini meliputi: (a) mendeskripsikan profil konsep diri peserta didik berprestasi kurang secara umum di kelas XI SMAN 4 Cimahi Tahun Ajaran 2012/213; (b) mengetahui profil konsep diri peserta didik berprestasi kurang berdasarkan aspek-aspek konsep diri di kelas XI SMAN 4 Cimahi Tahun Ajaran 2012/213.; (c) memperoleh program bimbingan belajar untuk mengembangkan konsep diri peserta didik berprestasi kurang di kelas XI SMAN 4 Cimahi Tahun Ajaran 2012/213.
1.4 Manfaat/ Signifikansi Penelitian
1.4.1 Manfaat/ Signifikansi dari Segi Teori
Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya teori konsep diri peserta didik berprestasi kurang yang mendukung dalam bimbingan dan konseling, khususnya program bimbingan pribadi untuk peserta didik berprestasi kurang di kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Cimahi Tahun Ajaran 2012/213.
1.4.2 Manfaat/ Signifikansi dari Segi Kebijakan
Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan masukan dalam pengembangan kebijakan formal untuk mengembangkan konsep diri siswa berprestasi kurang kurang di kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Cimahi Tahun Ajaran 2012/213.
1.4.3 Manfaat/ Signifikansi dari Segi Praktik
Manfaat/ signifikansi dari segi praktik meliputi: (a) bagi SMAN 4 Cimahi, penelitian ini diharapkan memberikan masukan mengenai gambaran konsep diri peserta didik berprestasi kurang di sekolah; (b) bagi guru pembimbing SMAN 4 Cimahi, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam kegiatan layanan bimbingan dan konseling, khususnya untuk mengembangkan konsep diri peserta didik berprestasi kurang di sekolah; (c) bagi peneliti
(13)
6
Hadi Wiguna Kurniawan, 2013
Analisis Profil Konsep Diri Peserta Didik yang Kurang Berprestasi untuk Pengembangan Program Bimbingan Belajar (Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi penelitian dan melengkapi hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan profil konsep diri siswa berprestasi kurang; (d) bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi tambahan mengenai profil kosep diri siswa berprestasi kurang.
1.4.4 Manfaat/ Signifikansi dari Segi Isu Serta Aksi Sosial
Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan pencerahan pengalaman hidup, yakni mengetahui siswa yang memiliki konsep diri negatif dan siswa yang memiliki konsep diri positif.
1.5 Struktur Organisasi Penelitian
Bab I Pendahuluan, berisi pemaparan latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat/signifikansi penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Bab II kajian konseptual tentang peserta didik berprestasi kurang, konsep diri dan program bimbingan belajar, berisi pemaparan konsep-konsep dalam analisis profil konsep diri peserta didik berprestasi kurang untuk pengembangan program Bimbingan belajardan penelitian terdahulu yang relevan dengan analisis profil konsep diri peserta didik berprestasi kurang untuk pengembangan program bimbingan belajar.
Bab III Metode Penelitian, berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian termasuk komponen berikut: lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian dan justifikasi dari pemilihan desain penelitian, metode penelitian dan justifikasi penggunaan metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi penjabaran yang rinci mengenai pengolahan atau analisis data untuk menhasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitia, hipotesis, tujuan penelitan, dan pembahasan atau analisis temuan. Bab V Kesimpulan dan Saran. menyajikan penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil analsis temuan penelitian.
(14)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMAN 4 Cimahi. Populasi dalam penelitian ini
yaitu seluruh peserta didik berprestasi kurang kelas XI SMAN 4 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik pur-posive sampling (sampling sengaja).
Tabel 3.1 Anggota Populasi
Kelas Populasi Sampel
XI IPA 1 39 3
XI IPA 2 37 1
XI IPA 3 40 2
XI IPA 4 40 1
XI IPA 5 40 1
XI IPA 6 40 1
XI IPS 1 32 7
XI IPS 2 32 4
XI IPS 3 33 3
XI IPS 4 31 3
XI IPS 5 34 3
XI IPS 6 33 2
Jumlah 394 31
Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa SMA kelas XI dengan kisaran usia 15-18 tahun berada pada masa pubertas yang ditandai dengan perkembangan fisik yang sangat pesat. Konsep diri negatif dinilai akan muncul pada saat masa
(15)
puber-29
Hadi Wiguna Kurniawan, 2013
Analisis Profil Konsep Diri Peserta Didik yang Kurang Berprestasi untuk Pengembangan Program Bimbingan Belajar (Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
tas karena remaja merasa tidak mampu menerima perubahan fisik yang terjadi dan merasa tidak puas dengan penampilan yang dimiliki.
3.2Desain Penelitian dan Justifikasi dari Pemilihan Desain Penelitian
Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menggunakan pengolahan data hasil penelitian berupa angka-angka dan diproses menggunakan pengolahan secara statistik, selanjutnya dideskripsikan untuk mendapatkan gambaran konsep diri siswa berprestasi kurang yang kemudian akan dijadikan landasan dalam penyusunan layanan dasar bimbingan dan konseling.
3.3Metode Penelitian dan Justifikasi Penggunaan Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penggunaan metode deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran konsep diri siswa berprestasi kurang kelas XI SMAN 4 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 berdasarkan data-data faktual. Produk akhir penelitian yaitu program bimbingan pribadi-sosial untuk mengembangkan konsep diri siswa berprestasi kurang.
3.4Definisi Operasional 3.4.1 Konsep Diri
Burns (1993: vi) mengemukakan bahwa konsep diri merupakan satu gambaran yang tersusun dari apa yang kita pikirkan mengenai diri kita, apakah yang kita pikirkan dapat kita capai, apa yang kita pikirkan atas anggapan orang lain, dan apa yang kita cita-citakan.
Komponen-komponen konsep diri yang diungkap meliputi konsep diri fisik, psikis, dan sikap. Hurlock (2004: 237) mengemukakan bahwa konsep diri fisik meliputi: sejumlah konsep yang dimiliki individu mengenai penampilan, kes-esuaian dengan jenis kelamin, arti penting tubuh, dan perasaan gengsi dihadapan orang lain yang disebabkan oleh keadaan fisiknya. Konsep diri psikis meliputi: karakteristik diri yang khas, konsep tentang kemampuan dan ketidakmampuan, kesan tentang latar belakang keluarga dan kesan yang diperoleh dari orang lain
(16)
30
Konsep diri sikap meliputi: sikap yang dimiliki siswa mengenai dirinya terhadap keberartian diri dan bagaimana ia memandang dirinya dengan rasa bangga dan malu terhadap prestasi akademiknya.
Secara rinci aspek-aspek konsep diri siswa underachiever kelas XI SMAN 4 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 dapat dilihat pada bagan 3.1 berikut:
Bagan 3.1 Aspek-Aspek Konsep diri yang Digunakan untuk Pengembangan Instrumen
3.4.2 Peserta Didik Berprestasi Kurang
Peserta didik berprestasi kurang diartikan sebagai keadaan siswa yang memiliki potensi yang tergolong tinggi tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Potensi yang dimiliki oleh siswa dapat diketahui dengan menggunakan tes intelegensi, sedangkan prestasi belajar yang ditampilkan oleh siswa dapat diketahui dengan melihat nilai yang diperoleh dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru berupa nilai raport. Kriteria yang digunakan untuk menentukan peserta didik berprestasi kurang ditentukan pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.2
Kriteria Peserta Didik Berprestasi Kurang
Kategori IQ
Tes prestasi
Rata-rata peringkat Persentil Stanines
Sangat dibawah rata-rata
Dibawah 80 0-15 1 atau 2 F40
Dibawah rata-rata
80-89 16-29 3 D50
Rendah rata-rata 90-94 30-44 4 C-65
Psikis Fisik
Sikap Konsep Diri
(17)
31
Hadi Wiguna Kurniawan, 2013
Analisis Profil Konsep Diri Peserta Didik yang Kurang Berprestasi untuk Pengembangan Program Bimbingan Belajar (Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Rata-rata 95-104 45-54 5 C70
Diatas rata-rata 105-109 55-69 6 C+75
Lebih diatas ra-ta-rata
110-119 70-79 7 B80
Unggulan 120-129 80-89 8 B+, A-90
Sangat unggul 130+ 90-99+ 9 A
3.5Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala konsep diri siswa yang dikembangkan oleh Rosy. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik non-tes yaitu berupa angket yang dipergunakan untuk memperoleh gambaran konsep diri siswa. Angket yang digunakan adalah angket dengan bentuk jawaban tertutup dan berstruktur. Responden hanya perlu memilih alternatif respon yang telah disediakan. Data yang diperoleh dalam penelitian dio-lah dengan pemberian bobot skor pada tiap item pernyataan instrumen penelitian.
3.6Proses Pengembangan Instrumen
Instrumen konsep diri peserta didik berprestasi kurang dikembangkan berdasarkan definisi operasional variabel. Instrumen berisi pernyataan-pernyataan mengenai aspek konsep diri yang meliputi aspek perceptual (fisik), Conceptual (psikis), dan Atitudinal (sikap) pada siswa.
3.6.1 Kisi-Kisi Instrumen
Perumusan kisi-kisi instrumen disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.3 Kisi-kisi instrumen
Aspek Indikator Item Jumlah
Positif Negatif
Perceptual
(Fisik)
Persepsi tentang fisik yang dimiliki
1,2,3,4 5,6,7,8 8
Kesan yang diperoleh dari orang lain mengenaipenampilan
(18)
32
Conceptual
(Psikis)
Karakteristik diri yang khas
17,18,19,20 21,22,23,24 8 Konsep tentang
ke-mampuan dan ketid-akmampuan
25,26,27,28 29,30,31,32 8
Kesan tentang latarbe-lakang keluarga
33,34,35,36 37,38,39,40 8 Kesan yang diperoleh
dari orang lain
41,42,43 44,45 5
Attitudinal
(Sikap)
Sikap terhadap status pada saat ini
46,47,48,49 50,51,52,53 8 Sikap terhadap masa
depan
54,55,56,57 58,59,60,61 8 Kesan yang diperoleh
dari orang lain
62,63,64 65,66,67 6
Jumlah 34 33 67
3.6.2 Pedoman Skoring
Jenis instrumen pengungkap data dalam penelitian ini adalah skala psikologi yang diaplikasikan dengan format rating scales (skala-penilaian) (Azwar, 1995: 139). Model rating-scales yang digunakan yaitu model Likert dengan alternatif respon pernyataan subjek skala 4 (empat), meliputi: 1) Sangat Sesuai (SS); 2) Sesuai (S); 3) Kurang Sesuai (KS); dan 4) Tidak Sesuai(TS). Setiaiap opsi alternatif respon mengandung arti dan nilai skor seperti tertera pada tabel berikut:
Tabel 3.4
Pola Skor Opsi Alternatif Respons Model Likert
Pernyataan
Skor Empat Opsi Alternatif Respons SS S KS TS
Favorabel (+) 4 3 2 1
(19)
33
Hadi Wiguna Kurniawan, 2013
Analisis Profil Konsep Diri Peserta Didik yang Kurang Berprestasi untuk Pengembangan Program Bimbingan Belajar (Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3.7 Pengelompokkan skor
3.7.1 Uji Validitas
Suryabrata (1995: 57) mengemukakan bahwa validitas item adalah derajat kesesuaian antara satu item dengan item-item yang lainnya dalam suatu perangkat instrumen. Isi validitas item adalah daya pembeda item yang dilakukan untuk memilih item-item pernyataan terbaik untuk digunakan dalam instrumen. Jika skor daya pembeda suatu item bernilai tinggi, maka kualitas item pernyataan berkualitas baik, sebaliknya jika skor daya pembeda suatu item bernilai rendah, maka kualitas item pernyataan berkualitas buruk. Untuk memperoleh skor daya pembeda dilakukan komputasi korelasi antara skor item dengan skor keseluruhan skala yang dioperasionalkan sesuai rumus Person product-moment (Riduwan, 2004: 98).
Setelah data didapatkan maka pengujian validitas menggunakan rumus person product- moment (Riduwan, 2004: 98), yakni:
2 2 2 2 . . . . Y Y n X X n Y X XY n rhitung Keterangan : hitungr = Koefisien korelasi
Xi = Jumlah skor item
Yi = Jumlah skor total (seluruh item)n = Jumlah responden
Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus :
2 1 2 r n r thitung
(20)
34
Keterangan :
t = Nilai t hitung
r = Koefisien korelasi hasil r hitung n = Jumlah responden
Distribusi (tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2). Adapun kriteria validitas suatu instrumen dikatakan valid apabila t-hitung > t-tabel dan kriteria yang digunakan adalah item yang memiliki thitung > ttabel dinyatakan
sebagai item yang valid dan apabila thitung < ttabel dikatakan invalid. Dengan dk=
N-2 = (31-2), pada tarap kepercayaan 99,5 % diperoleh harga ttabel sebesar 1,696.
Diantara sejumlah item yang diujicobakan, hanya diperoleh item yang memenuhi kriteria penerimaan r tersebut.
Data yang digunakan untuk mengukur validitas item, merupakan data hasil penyebaran instrumen yang dilaksanakan sekaligus untuk menguji validitas item (built-in). Berdasarkan pengolahan data menggunakan Excel, hasil uji validitas menunjukkan bahwa dari 67 item pernyataan dari angket Konsep diri siswa ber-prestasi kurang terdapat 44 item pernyataan yang valid dan 23 item pernyataan yang tidak valid. Item-item pernyataan setelah validasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Berdasarkan Excel
Item Konsep Diri Siswa Peserta Didik Berprestasi Kurang
Signifi kansi
No.Item Jumlah
Valid 5,8,13,14,15,16,17,18,19,20,22,25,28,29,31,34,,35,36,37,38,39,40,41,43 ,44,45,47,48,49,50,51,52,54,55,56,57,58,59,60,61,63,64,66,67
44 Tidak
Valid
(21)
35
Hadi Wiguna Kurniawan, 2013
Analisis Profil Konsep Diri Peserta Didik yang Kurang Berprestasi untuk Pengembangan Program Bimbingan Belajar (Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3.7.2 Uji Reliabilitas
Riduwan (2004: 115) menjelaskan bahwa uji reliabilitas dilakukan untuk melihat seberapa besar tingkat keajegan data. Untuk menguji reliabilitas instrumen penelitian ini digunakan rumus dari Alpha sebagai berikut:
(Riduwan, 2004: 115) Keterangan:
= Nilai Reliabilitas
= Jumlah Varians Skor Tiap-tiap Item = Varians Total
k = Jumlah Item
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas, digunakan klasifikasi perbandingan r11
dengan rtabel, dimana:
Kaidah Keputusan : Jika r11> rtabel berarti reliabel, dan
Jika r11< rtabel berarti tidak reliabel
Jika hasil r11 = 0,87559 ini dikonsultasikan dengan nilai Tabel r-Product
Moment dengan dk = N-1 = 31-1 = 32, taraf signifikasi 95%, maka diperoleh rtabel
= 0,355.
Berdasarkan pada pedoman di atas, koefisien reliabilitas instrumen konsep diri siswa underachiever sebesar 0,87599 lebih besar dari rtabel sebesar 0,355 maka
semua data yang dianalisis dengan metode Alpha adalah reliabel.
Sebagai tolok ukur, digunakan klasifikasi rentang koefisien reliabilitas sebagai berikut:
(22)
36
0,20 – 0,399 derajat keterandalan rendah 0,40 – 0,599 derajat keterandalan cukup 0,60 – 0,799 derajat keterandalan tinggi 0,80 – 1,00 derajat keterandalan sangat tinggi
(Sugiyono, 2011: 257)
3.8 Teknik Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu data mengenai konsep diri peserta didik berprestasi kurang Kelas XI SMAN 4 Cimahi. Angket yang digunakan adalah angket dengan bentuk jawaban tertutup dan berstruktur. Re-sponden hanya perlu memilih alternatif respon yang telah disediakan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan angket untuk mengumpulkan data mengenai gambaran konsep diri peserta didik berpres-tasi kurang kelas XI SMAN 4 Cimahi. Pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagaiberikut; (a) mempersiapkan kelengkapan dan petunjuk pengerjaan instrumen; (b) mengecek kesiapan peserta didik; (c) membacakan petunjuk dan mempersilahkan peserta didik untuk mengisi angket yang telah dipersiapkan sebelumnya; (d) mengumpulkan kembali angket yang telah selesai diisi serta mengecek kelengkapan identitas dan kelengkapan jawaban para peserta didik.
3.9Analisis Data
Data disajikan dalam bentuk persentase. Selain itu untuk mengelompokkan sampel digunakan skor ideal. Penentuan kedudukan sampel dengan skor ideal yaitu penentuan kedudukan dengan membagi skor keterampilan penyesuaian sosial yang diperoleh.
Skor dari data responden diperoleh Xmaks dan Xmin . Untuk memperoleh
rentang data skor ideal responden dan interval tabel konversi skor dapat digunakan sebagai berikut :
(23)
37
Hadi Wiguna Kurniawan, 2013
Analisis Profil Konsep Diri Peserta Didik yang Kurang Berprestasi untuk Pengembangan Program Bimbingan Belajar (Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
rentang = Xmaks - Xmin (skormaksimal dikurangi skorminimal)
kelompok = kategori konversi skor
Sehingga skor berkisar pada interval 167,6-268 untuk kategori positif dan 67-167,5 untuk kategori negatif.
Setiap kategori interval diasumsikan mengandung pengertian sebagai berikut: Tabel 3.6
Interpretasi Kategori Konsep Diri Peserta Didik Berprestasi Kurang
KATEGORI INTERPRETASI
Positif Peserta didik dengan konsep diri positif akan mampu menghargai dirinya sendirinya dan melihat hal-hal positif yang dapat dilakukannya demi keberhasilan dan prestasi.
Negatif
Peserta didik yang memiliki konsep diri negatif meyakini dan memandang dirinya lemah, tidak dapat berbuat, tidak kompeten, gagal, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup.
interval = rentang_ kelompok
(24)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1Kesimpulan
Berdasarkan temuan penelitian dapat dirumuskan kesimpulan, yaitu: (a) konsep diri peserta didik berprestasi kurang kelas XI SMAN 4 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 berada pada kategori negatif, artinya peserta didik yang tergolong berprestasi kurang memandang dirinya lemah, tidak berdaya, dan tidak mampu untuk berprestasi; (b) konsep diri peserta didik berprestasi kurang berdasarkan aspek fisik berada pada kategori negatif, artinya peserta didik yang tergolong berprestasi kurang meyakini dan memandang dirinya tidak menarik, tidak sehat, dan berpenampilan buruk; konsep diri peserta didik berprestasi kurang pada aspek psikis berada pada kategori negatif, artinya peserta didik yang tergolong berprestasi kurang meyakini dan memandang dirinya tidak kompeten, gagal, dan tidak memiliki cita-cita dalam kehidupannya; konsep diri peserta didik berprestasi kurang pada aspek sikap berada pada kategori negatif, artinya peserta didik yang tergolong berprestasi kurang meyakini dan memandang dirinya malu terhadap prestasi akademik yang diraihnya; (c) program yang tepat untuk mengembangkan konsep diri peserta didik berprestasi kurang yaitu program bimbingan belajar.
5.2Rekomendasi
5.2.1 Bagi Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor)
Rekomendasi bagi guru bimbingan dan konseling, yaitu: (a) hasil penelitian diharapkan menjadi rujukan bagi konselor dalam mengembangkan konsep diri peserta didik berprestasi kurang; (b) konselor diharpkan dapat mengaplikasikan program bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan konsep diri peserta didik berprestasi kurang kelas XI SMAN 4 Cimahi.
(25)
50
Hadi Wiguna Kurniawan, 2013
Analisis Profil Konsep Diri Peserta Didik yang Kurang Berprestasi untuk Pengembangan Program Bimbingan Belajar (Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 5.2.2 Bagi peneliti selanjutya
Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya, yaitu: (a) meneliti konsep diri peserta didik berprestasi kurang dengan menggunakan salah satu metode dalam konseling; (b) membadingkan konsep diri peserta didik berprestasi kurang peserta didik laki-laki dan perempuan; (c) program yang dirumuskan oleh peneliti bersifat hipotesis, peneliti selanjutnya diharapkan mampu melakukan uji coba program bimbingan alademik untuk mengembangkan konsep diri peserta didik berprestasi kurang sehingga dapat diperoleh penyempurnaan program.
(26)
DAFTAR PUSTAKA
ABKIN. (2007). Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung : ABKIN.
Amti, E. dan Prayitno. (1999). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, S. (1995). Sikap Manusia; Teori dan Pengukurannya (Edisi ke-2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Basyarah, S. F. (2008). Mengembangkan Konsep Diri Pada Remaja Melalui Bimbingan Kelompok Teman Sebaya. Skripsi Sarjana pada PPB FIP UPI. Bandung : tidak diterbitkan.
Burs, R. B. (1993). Konsep Diri: Teori, Pengukuran, Perkembangan, dan Perilaku (Terjemahan). Jakarta: Arcan.
Calhoun, J. F. & Acocella, J. R. (a.b. Satmoko). (1990). Psikologi tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan (Edisi Ke Tiga). Semarang: IKIP Semarang Press.
Del Siegle, D. & McCoah, D. B. (2008). Understanding Underachievement: Recent Research on Underachievement. dapat dibuka pada situs: www.aare.edu.aau.
Dewi, L. R. (2011). Konsep Diri Siswa Sekolah Menengah Pertama Talenta Kabupaten Bandung Kelas VIII Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi Sarjana pada PPB FIP UPI. Bandung : tidak diterbitkan.
Gustian, E. (2002). Anak Cerdas Berprestasi Rendah?. Jakarta: Gunung Mas. Hurlock, E. (2004). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.;
Merdekawati. (2002). Kontribusi Pemahaman Siswa tentang Potensi Diri Terhadap Konsep Dirinya. Skripsi Sarjana pada Jurusan PPB FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Mugiarso, H. (2009). Bimbingan dan Konseling. Semarang: UPT UNNES press Munandar, U. (2002). Kreativitas dan Keberbakatan: Strategi Mewujudkan Potensi
(27)
52
Hadi Wiguna Kurniawan, 2013
Analisis Profil Konsep Diri Peserta Didik yang Kurang Berprestasi untuk Pengembangan Program Bimbingan Belajar (Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Nurihsan, A. J. (2003). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung: Mutiara
__________. (2006). Bimbingan dan Konseling (dalam Berbagai Latar Kehidupan). Bandung : Refika Aditama.
_________. dan Sudianto, A. (2005). Bimbingan dan Konseling di SMP (Kurikulum 2004). Jakarta: Grasindo.
Pudjijogyanti, C. R. (1995). Konsep Diri Dalam Pendidikan. Jakarta: Arcan Riduwan. (2004). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Rimm, S. B. (1986). Underachievement Syndrome Cause and Curse. Watertown: Apple Publishing.
Robinson, L. (2006). combining Achievement barriers for Adolescent
Underachieving Learners. dapat dibuka pada situs:
www.jcal.emory.edu.
Rosidah, R. (2009). Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri Siswa. Skripsi Sarjana pada Jurusan PPB FIP UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Santrock, J. W. (a.b. Achmad Chusairi dan Juda Damanik). (2002). Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. (2004). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.
Suherman, U. dan Sudrajat, D. (1998). Evaluasi dan Pengembangan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung : PPB FIP UPI.
Sukardi, D. K. (1995). Proses Bimbingan dan Penyuluhan. Jakarta: Rineka Cipta. ___________. (2002). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukmadinata, N. S. (2007). Bimbingan dan Konseling dalam Praktek (Mengembangkan Potensi dan Kepribadian Siswa). Bandung: Maestro.
Sulistiana, D. (2009). Program Bimbingan Bagi Siswa Underachiever (Studi Pengembangan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas Negeri 11 Bandung Tahun Ajaran 2008/2009). Skripsi Sarjana pada Jurusan PPB FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
(28)
53
Syaefullah, F. (2012). Hubungan Antara Konsep Diri dengan Prestasi Belajar pada Pelajaran Pengetahuan Dasar Teknik Mesin (PDTM) di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Bandung. Skripsi Sarjana pada UPI Bandung: tidak diterbitkan
Wilis, S. S. (2004). Konseling Individual (Teori dan Praktek). Bandung: Alfabeta. Winkel, W. S. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.
__________. (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta : Grasindo.
Yusuf, S. (2006). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah (SLTP dam SMA). Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
______.(2007). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
______.dan Nurikhsan, J. (2006).Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
(1)
37
rentang = Xmaks - Xmin (skormaksimal dikurangi skorminimal)
kelompok = kategori konversi skor
Sehingga skor berkisar pada interval 167,6-268 untuk kategori positif dan 67-167,5 untuk kategori negatif.
Setiap kategori interval diasumsikan mengandung pengertian sebagai berikut:
Tabel 3.6
Interpretasi Kategori Konsep Diri Peserta Didik Berprestasi Kurang
KATEGORI INTERPRETASI
Positif Peserta didik dengan konsep diri positif akan mampu menghargai dirinya sendirinya dan melihat hal-hal positif yang dapat dilakukannya demi keberhasilan dan prestasi.
Negatif
Peserta didik yang memiliki konsep diri negatif meyakini dan memandang dirinya lemah, tidak dapat berbuat, tidak kompeten, gagal, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup.
interval = rentang_ kelompok
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1Kesimpulan
Berdasarkan temuan penelitian dapat dirumuskan kesimpulan, yaitu: (a) konsep diri peserta didik berprestasi kurang kelas XI SMAN 4 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 berada pada kategori negatif, artinya peserta didik yang tergolong berprestasi kurang memandang dirinya lemah, tidak berdaya, dan tidak mampu untuk berprestasi; (b) konsep diri peserta didik berprestasi kurang berdasarkan aspek fisik berada pada kategori negatif, artinya peserta didik yang tergolong berprestasi kurang meyakini dan memandang dirinya tidak menarik, tidak sehat, dan berpenampilan buruk; konsep diri peserta didik berprestasi kurang pada aspek psikis berada pada kategori negatif, artinya peserta didik yang tergolong berprestasi kurang meyakini dan memandang dirinya tidak kompeten, gagal, dan tidak memiliki cita-cita dalam kehidupannya; konsep diri peserta didik berprestasi kurang pada aspek sikap berada pada kategori negatif, artinya peserta didik yang tergolong berprestasi kurang meyakini dan memandang dirinya malu terhadap prestasi akademik yang diraihnya; (c) program yang tepat untuk mengembangkan konsep diri peserta didik berprestasi kurang yaitu program bimbingan belajar.
5.2Rekomendasi
5.2.1 Bagi Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor)
Rekomendasi bagi guru bimbingan dan konseling, yaitu: (a) hasil penelitian diharapkan menjadi rujukan bagi konselor dalam mengembangkan konsep diri peserta didik berprestasi kurang; (b) konselor diharpkan dapat mengaplikasikan program bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan konsep diri peserta didik berprestasi kurang kelas XI SMAN 4 Cimahi.
(3)
50
5.2.2 Bagi peneliti selanjutya
Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya, yaitu: (a) meneliti konsep diri peserta didik berprestasi kurang dengan menggunakan salah satu metode dalam konseling; (b) membadingkan konsep diri peserta didik berprestasi kurang peserta didik laki-laki dan perempuan; (c) program yang dirumuskan oleh peneliti bersifat hipotesis, peneliti selanjutnya diharapkan mampu melakukan uji coba program bimbingan alademik untuk mengembangkan konsep diri peserta didik berprestasi kurang sehingga dapat diperoleh penyempurnaan program.
(4)
Hadi Wiguna Kurniawan, 2013
DAFTAR PUSTAKA
ABKIN. (2007). Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung : ABKIN.
Amti, E. dan Prayitno. (1999). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, S. (1995). Sikap Manusia; Teori dan Pengukurannya (Edisi ke-2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Basyarah, S. F. (2008). Mengembangkan Konsep Diri Pada Remaja Melalui Bimbingan Kelompok Teman Sebaya. Skripsi Sarjana pada PPB FIP UPI. Bandung : tidak diterbitkan.
Burs, R. B. (1993). Konsep Diri: Teori, Pengukuran, Perkembangan, dan Perilaku (Terjemahan). Jakarta: Arcan.
Calhoun, J. F. & Acocella, J. R. (a.b. Satmoko). (1990). Psikologi tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan (Edisi Ke Tiga). Semarang: IKIP Semarang Press.
Del Siegle, D. & McCoah, D. B. (2008). Understanding Underachievement: Recent Research on Underachievement. dapat dibuka pada situs: www.aare.edu.aau.
Dewi, L. R. (2011). Konsep Diri Siswa Sekolah Menengah Pertama Talenta Kabupaten Bandung Kelas VIII Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi Sarjana pada PPB FIP UPI. Bandung : tidak diterbitkan.
Gustian, E. (2002). Anak Cerdas Berprestasi Rendah?. Jakarta: Gunung Mas. Hurlock, E. (2004). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.;
Merdekawati. (2002). Kontribusi Pemahaman Siswa tentang Potensi Diri Terhadap Konsep Dirinya. Skripsi Sarjana pada Jurusan PPB FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Mugiarso, H. (2009). Bimbingan dan Konseling. Semarang: UPT UNNES press Munandar, U. (2002). Kreativitas dan Keberbakatan: Strategi Mewujudkan Potensi
(5)
52
Nurihsan, A. J. (2003). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung: Mutiara
__________. (2006). Bimbingan dan Konseling (dalam Berbagai Latar Kehidupan). Bandung : Refika Aditama.
_________. dan Sudianto, A. (2005). Bimbingan dan Konseling di SMP (Kurikulum 2004). Jakarta: Grasindo.
Pudjijogyanti, C. R. (1995). Konsep Diri Dalam Pendidikan. Jakarta: Arcan Riduwan. (2004). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Rimm, S. B. (1986). Underachievement Syndrome Cause and Curse. Watertown: Apple Publishing.
Robinson, L. (2006). combining Achievement barriers for Adolescent
Underachieving Learners. dapat dibuka pada situs:
www.jcal.emory.edu.
Rosidah, R. (2009). Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri Siswa. Skripsi Sarjana pada Jurusan PPB FIP UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Santrock, J. W. (a.b. Achmad Chusairi dan Juda Damanik). (2002). Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. (2004). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.
Suherman, U. dan Sudrajat, D. (1998). Evaluasi dan Pengembangan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung : PPB FIP UPI.
Sukardi, D. K. (1995). Proses Bimbingan dan Penyuluhan. Jakarta: Rineka Cipta. ___________. (2002). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukmadinata, N. S. (2007). Bimbingan dan Konseling dalam Praktek (Mengembangkan Potensi dan Kepribadian Siswa). Bandung: Maestro.
Sulistiana, D. (2009). Program Bimbingan Bagi Siswa Underachiever (Studi Pengembangan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas Negeri 11 Bandung Tahun Ajaran 2008/2009). Skripsi Sarjana pada Jurusan PPB FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
(6)
Hadi Wiguna Kurniawan, 2013
Syaefullah, F. (2012). Hubungan Antara Konsep Diri dengan Prestasi Belajar pada Pelajaran Pengetahuan Dasar Teknik Mesin (PDTM) di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Bandung. Skripsi Sarjana pada UPI Bandung: tidak diterbitkan
Wilis, S. S. (2004). Konseling Individual (Teori dan Praktek). Bandung: Alfabeta. Winkel, W. S. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.
__________. (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta : Grasindo.
Yusuf, S. (2006). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah (SLTP dam SMA). Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
______.(2007). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
______.dan Nurikhsan, J. (2006).Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.