PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL BERDASARKAN PROFIL HARGA DIRI (SELF-ESTEEM) PESERTA DIDIK : Studi Deskriptif ke Arah Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Peserta Didik Kelas XI di SMK-PPN Lembang Tahun Ajaran 2012-2013.

(1)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan nikmat yang tiada terkira sehingga penulis diberikan kekuatan untuk menyelesaikan karya tulis ini. Shalawat dan salam semoga tercurahlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta pengikutnya hingga akhir zaman.

Penelitian dilakukan terhadap peserta didik kelas XI di SMK-PPN Lembang Tahun Ajaran 2012-2013. Hasil penelitian disajikan dalam lima bab. Bab I pada skripsi ini mengungkapkan latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II merupakan sajian konsep bimbingan dan konseling di Sekolah, konsep harga diri (self-esteem) dan konsep program bimbingan pribadi untuk meningkatkan harga diri (self-esteem). Bab III menampilkan lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode dan teknik penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data serta analisis data. Bab IV berisi pengolahan atau analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dan Bab V menyajikan kesimpulan dan saran.

Dengan segala kerendahan hati, skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi keilmuan bimbingan dan konseling. Tiada gading yang tak retak, tiada hasil manusia yang sempurna. Skripsi ini memang bukan yang luar biasa, namun saran dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk menambah daya manfaat skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi seluruh pihak. Amin.

Bandung, Desember 2012


(2)

Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini sudah sepantasnya ucapan terima kasih dan penghargaan disampaikan kepada :

1. Prof. Dr. Juntika Nurihsan, M.Pd sebagai Pembimbing I dan Dadang Sudrajat, M.Pd sebagai Pembimbing II yang ditengah kesibukannya dan tak mengenal waktu serta tempat meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, masukan yang sangat berarti bagi penyelesaian skripsi ini.

2. Dr. Nandang Rusmana, M.Pd selaku ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan serta Dr. Ipah saripah, M.Pd selaku sekretaris jurusan, terima kasih atas teladan terbaik yang menginspirasi.

3. Dr. Mamat Supriatna, M.Pd selaku pembimbing akademik dan Nandang Budiman, S.Pd., M.Si sebagai dosen wali tingkat angkatan 2008 yang selalu memberikan perhatian, pengarahan, dan bimbingan dengan penuh kesabaran.

4. Prof. Dr. Syamsu Yusuf LN, M.Pd, Dra. Hj. Setiawati, M.Pd, Dra. SW. Indrawati, M.Pd, dan Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd selaku penimbang insttrumen penellitian, serta Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd, Eko Agung Maulana, S.Psi, dan Anwar Rosyadi, S.Pd selaku penimbang validasi program yang telah memberikan masukan-masukan berharga demi terciptanya hasil karya yang lebih baik.

5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan PPB FIP UPI, yang dengan penuh kesabaran, keikhlasan untuk mengajar, membimbing, dan mendidik penulis selama kuliah. 6. Bapak Edwin dan seluruh staf administrasi Jurusan PPB yang telah membantu penulis

dalam kemudahan pembuatan administrasi.

7. Teman-teman PPB angkatan 2008 yang telah bersama-sama berbagi suka dan duka selama perkuliahan, penulis menjadi lebih bersemangat untuk menyelesaikan studi. 8. Kepala sekolah, staff TU, guru-guru serta adik-adik peserta didik kelas XI di

SMK-PPN Lembang atas bantuannya untuk terlibat dalam penghimpunan data penelitian. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibunda Siti Julaeha dan Ayahanda Moch. Adjie Hanifah Kurnaedi atas semua bimbingan, pengorbanan, penantian, didikan, cinta dan kasih sayang yang diberikan selama ini hingga ananda bisa berdiri sampai saat ini. Alahumaghfirli waliwalidaya warhamhuma kama rabayani shagira. Amin.


(3)

DAFTAR ISI

halaman ABSRTAK

KATA PENGANTAR... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR GRAFIK ... viii

DAFTAR BAGAN ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 6

C.Tujuan Penelitian ... 8

D.Metode Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 9

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 9

BAB II KONSEP HARGA DIRI PESERTA DIDIK DAN PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL A.Konsep Harga Diri (Self-Esteem)... 11

1. Sejarah Self-Esteem... 11

2. Pengertian Harga Diri (Self-Esteem) ... 12

3. Istilah Lain Terkait Harga Diri ... 14

4. Karakteristik Harga Diri (Self Esteem) ... 14

5. Pembentukan Harga Diri ... 17

6. Aspek-aspek Harga Diri ... 18

7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Diri ... 19

8. Pengukuran Harga Diri ... 21

9. Pentingnya Harga Diri ... 22

B. Program Bimbingan ... 26

1. Definisi Pengembangan Program Bimbingan ... 26

2. Komponen Program Bimbingan dan Konseling ... 26


(4)

Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Konsep Bimbingan Pribadi-Sosial ... 31

1. Pengertian Bimbingan ... 31

2. Tujuan Bimbingan ... 33

3. Pengertian Bimbingan Pribadi-Sosial ... 33

4. Tujuan Bimbingan Pribadi-Sosial ... 34

D.Pengembangan Program Bimbingan Pribadi untuk Meningkatkan Harga Diri Peserta Didik... 35

E. Kerangka Pemikiran ... 37

F. Penelitian Terdahulu... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN G. A. Lokasi dan Subjek Penelitian... 41

B. Metode Penelitian ... 42

C.Definisi Operasional... 43

D.Instrumen Penelitian ... 46

E. Teknik Pengumpulan Data ... 52

F. Analisis Data ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN H. A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 56

1. Profil Harga Diri Peserta Didik Kelas XI SMK-PPN Lembang Tahun Ajaran 2012-2013 ... 56

2. Rumusan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik Kelas XI SMK-PPN Lembang Tahun Ajaran 2012-2013 yang Layak Menurut Pakar dan Praktisi Bimbingan dan Konseling ... 76 B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 95

1. Profil Harga Diri Peserta Didik Kelas XI SMK-PPN Lembang Tahun Ajaran 2012-2013 ... 95

2. Rumusan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik Kelas XI SMK-PPN Lembang Tahun Ajaran 2012-2013 yang Layak Menurut Pakar dan Praktisi Bimbingan dan Konseling ... 102

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN I. A. Kesimpulan... 104

B. Saran... 105 DAFTAR PUSTAKA


(5)

DAFTAR TABEL

Nama Tabel Halaman

3.1 Populasi Penelitian ... 41

3.2 Kisi-kisi Angket Pengungkap Self-Esteem Peserta Didik (Sebelum Penimbangan oleh Pakar) ... 47

3.3 Ketentuan Pemberian Skor Angket Pengungkap Self-Esteem Peserta Didik ... 48

3.4 Hasil Penimbangan Angket Pengungkap Self-Esteem ... 49

3.5 Kisi-kisi Angket Pengungkap Self-Esteem Peserta Didik (Setelah Penimbangan oleh Pakar) ... 49

3.6 Hasil Uji Validitas Item Angket Harga Diri Peserta Didik ... 51

3.7 Konversi Skor T ... 54

3.8 Kualifikasi Skor Harga Diri Peserta Didik ... 54

4.1 Rekapitulasi Kategorisai Harga Diri Peserta Didik Kelas XI SMK-PPN Lembang Tahun Ajaran 2012-2013 ... 56

4.2 Rekapitulasi Kategorisai Peraspek Harga Diri ... 58

4.3 Rekapitulasi Kategorisai Harga Diri Persubaspek ... 59

4.4 Rekapitulasi Kategorisai Indikator Sub Aspek Kekuatan ... 59

4.5 Rekapitulasi Kategorisai Indikator Sub Aspek Keberartian ... 60

4.6 Rekapitulasi Kategorisai Indikator Sub Aspek Kebajikan ... 61

4.7 Rekapitulasi Kategorisai Indikator Sub Aspek Kemampuan ... 62

4.8 Rekapitulasi Kategorisai Indikator Pada Aspek Nilai ... 63

4.9 Rekapitulasi Kategorisai Indikator Pada Aspek Aspirasi ... 64

4.10 Rekapitulasi Kategorisai Indikator Pada Aspek Aspirasi ... 65

4.11 Tingkat Persentase Ketercapaian Skor Peraspek Harga Diri Peserta Didik di SMK-PPN Lembang ... 66

4.12 Tingkat Persentase Ketercapaian Skor dalam Aspek Kesuksesan ... 68

4.13 Tingkat Persentase Ketercapaian Indikator Sub Aspek Kekuatan ... 69

4.14 Tingkat Persentase Ketercapaian Indikator Sub Aspek Keberartian ... 70

4.15 Tingkat Persentase KetercapaianI ndikator Sub Aspek Kebajikan ... 71

4.16 Tingkat Persentase Ketercapaian Indikator Sub Aspek Kemampuan ... 72

4.17 Tingkat Persentase Ketercapaian Indikator Aspek Nilai ... 73

4.18 Tingkat Persentase Ketercapaian Indikator Aspek Aspirasi ... 74

4.19 Tingkat Persentase Ketercapaian Indikator Aspek Daya Tahan ... 75

4.20 Tingkat Pencapaian Self-esteem Peserta Didik ... 76

4.21 Kebutuhan Layanan Bimbingan Pribadi-Sosial untuk Mengembangkan Harga Diri Peserta Didik Kelas XI di SMK-PPN Lembang ... 77


(6)

Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Nama Tabel Halaman

4.22 Pencapaian Self-Esteem Peserta Didik Berdasarkan Kelas ... 78

4.23 Pencapaian Perindikator Self-Esteem Peserta Didik Berdasarkan Kelas ... 79

4.23 Agenda Kegiatan Operasional Program Bimbingan Pribadi-Sosial untuk Mengembangkan Self-esteem Peserta Didik Kelas XI SMK-PPN Lembang Tahun Ajaran 2012-2013 ... 88 4.24 Ruang Lingkup Program Bimbingan Pribadi-Sosial untuk Mengembangkan

Self-esteem Peserta Didik ... 92 4.25 Format Evaluasi Program ... 94


(7)

DAFTAR GAMBAR

Nama Gambar Halaman

2.1 Pembentukan harga diri yang diungkap Schiraldi ... 17


(8)

Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Nama Grafik Halaman

4.1 Gambaran Harga Diri Peserta Didik Kelas XI SMK-PPN Lembang Tahun

Ajaran 2012-2013... 57

4.2 Gambaran Peraspek Harga Diri Peserta Didik ... 58

4.3 Gambaran Harga Diri Peserta Didik dalam Aspek Kesuksesan ... 59

4.4 Gambaran Rekapitulasi Kategorisasi Indikator Pada Sub Aspek Kekuatan ... 60

4.5 Gambaran Rekapitulasi Kategorisasi Indikator Pada Sub Aspek Keberartian ... 61

4.6 Gambaran Rekapitulasi Kategorisasi Indikator Pada Sub Aspek Kebajikan ... 62

4.7 Gambaran Rekapitulasi Kategorisasi Indikator Pada Sub Aspek Kemampuan ... 63

4.8 Gambaran Rekapitulasi Kategorisasi Indikator Pada Aspek Nilai ... 64

4.9 Gambaran Rekapitulasi Kategorisasi Indikator Pada Aspek Aspirasi ... 65

4.10 Gambaran Rekapitulasi Kategorisasi Indikator Pada Aspek Daya Tahan ... 66

4.11 Tingkat Ketercapaian Skor Harga Diri Peserta Didik Berdasarkan Masing-Masing Aspek ... 67

4.12 Tingkat Ketercapaian Skor Harga Diri Peserta Didik Berdasarkan Masing-Masing Sub Aspek dalam Aspek Kesuksesan ... 68

4.13 Tingkat Persentase Ketercapaian Indikator Sub Aspek Kekuatan ... 69

4.14 Gambaran Tingkat Persentase Ketercapaian Skor Indikator Sub Aspek Keberartian ... 70

4.15 Gambaran Tingkat Persentase Ketercapaian Skor Indikator Sub Aspek Kebajikan ... 71

4.16 Gambaran Tingkat Persentase Ketercapaian Skor Indikator Sub Aspek Kemampuan ... 72

4.17 Gambaran Tingkat Persentase Ketercapaian Skor Indikator Aspek Nilai ... 73

4.18 Gambaran Tingkat Persentase Ketercapaian Skor Indikator Aspek Aspirasi ... 74


(9)

DAFTAR BAGAN

Nama Bagan Halaman

2.1 Komponen Utama PBM ... 24

2.2 Alur Pengembangan Program Bimbingan dan Konseling ... 30

2.3 Kerangka Pemikiran Peneliti dalam Penelitian ... 38

3.1 Alur penelitian untuk meningkatkan harga diri (self-esteem)... 42

3.2 Aspek-aspek harga diri yang digunakan untuk pengembangan instrumen ... 46


(10)

Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi Kisi Instrumen Penelitian Sebelum Validasi Lampiran 2 Kisi Kisi Instrumen Penelitian Sebelum Validasi

Lampiran 3 Angket Pengungkap Harga Diri (self-esteem) Sebelum Validasi

Lampiran 4 Angket Pengungkap Harga Diri (self-esteem) Setelah Validasi

Lampiran 5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Lampiran 6 Data Hasil Penelitian Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik

Lampiran 7 Rumusan Program Bimbingan Pribadi-Sosial untuk

Mengembangkan Self-Esteem Peserta Didik (Sebelum Validasi) Lampiran 8 Satuan Layanan Kegiatan Bimbingan dan Konseling (SKLBK)

Lampiran 9 SK Pengangkatan Dosen Pembimbing Skripsi

Lampiran 10 Surat Izin Penelitian


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas sangat diperlukan dalam menghadapi era globalisasi, pembentukan manusia yang berkualitas ditentukan

oleh kualitas pendidikannya. Tohirin (2007: 5) mengungkapkan “pendidikan pada

hakikatnya merupakan usaha sadar untuk pengembangan kepribadian yang

berlangsung seumur hidup”, sehingga diharapkan dengan adanya pendidikan

tersebut membantu individu mewujudkan kepribadian yang optimal.

Proses pendidikan dapat diperoleh dalam kegiatan belajar, seperti yang

diungkapkan Jannah (2011: 1) yang menyatakan “pendidikan merupakan dasar

dalam proses pembelajaran, dengan pendidikan individu memperoleh informasi dan pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengembangkan diri sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang ada”.

Kegiatan belajar setiap individu dapat berlangsung sepanjang hayat, berlangsung di rumah, di sekolah, di unit-unit pekerjaan dan di masyarakat, baik anak, remaja maupun orang dewasa. Bagi individu sekolah merupakan tempat belajar kedua setelah keluarga, yang mempunyai peranan yang sangat besar dalam perkembangannya, pentingnya sekolah bagi individu sesuai dengan yang

diungkapkan Hadiani (2011: 1) yang menyatakan “Sekolah merupakan wahana

sosialisasi yang dapat dilihat dalam suatu kebudayaan dan memberikan pengaruh

terhadap pembentukan perkembangan individu sepanjang rentang kehidupannya”,

sehingga apa yang diperoleh individu di sekolahnya akan memberikan pengaruh bagi perkembangan dalam berbagai aspek kehidupannya.

Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan formal tidak hanya menjalankan program pengajaran dan administrasi saja, tetapi juga dilengkapi dengan program layanan bimbingan dan konseling. Nurihsan (2006: 3) mengungkapkan:

Pendidikan yang bermutu di lingkungan pendidikan haruslah pendidikan yang seimbang, yang tidak hanya mampu menghantarkan peserta didik pada pencapaian standar kemampuan profesional dan akademis, tetapi juga mampu membuat perkembangan diri yang sehat dan produktif.


(12)

2

Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah memiliki peranan penting dalam upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya secara optimal.

Bimbingan dan konseling dapat diartikan sebagai proses bantuan kepada individu sebagai bagian dari program pendidikan yang dilakukan oleh tenaga ahli agar individu mampu memahami dan mengembangkan potensinya secara optimal sesuai dengan tuntutan lingkungannya (Suherman, 2007: 10).

Aspek pribadi-sosial merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan oleh peserta didik dalam perkembangannya selain aspek belajar, dan karir.

“Dalam aspek pengembangan pribadi-sosial ini diharapkan peserta didik dapat

mengenal kemampuan dan keinginan diri serta menerima keadaan diri secara

positif” (ABKIN, 2008: 256).

Harga diri (self-esteem) termasuk pada ranah atau bidang pengembangan

pribadi-sosial peserta didik. Menurut Chaplin (Subowo dkk, 2009 : 23) “harga diri

merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang dapat memberi perasaan bahwa dirinya berhasil, berguna sekalipun dia memiliki kelemahan dan pernah

mengalami kegagalan”.

Pembahasan mengenai harga diri sudah berlangsung sejak lama, seperti

yang diungkap Powell (2005: 9) yang menyatakan “para psikolog telah

mempelajari harga diri sejak William James pertama kali menulis tentang hal itu

dari 100 tahun yang lalu”. Dalam pembicaraan sehari-hari harga diri lebih sering

dikaitkan dengan situasi tersinggung atau penghargaan terhadap diri maupun orang lain yang dinilai berdasarkan perilaku orang yang bersangkutan. Seperti

ungkapan yang digunakan pada saat seseorang dilecehkan atau dihina “dia tidak

punya harga diri”, yang mana ungkapan tersebut menggambarkan pentingnya harga diri atau self-esteem.

Suyatno (2012: 1) mendefinisikan “harga diri adalah pandangan

keseluruhan dari individu tentang dirinya sendiri”. Jika seorang individu selama

masa hidupnya mendengar pujian, motivasi dan kritikan yang membangun maka kemungkinan besar individu tersebut akan berkembang menjadi pribadi yang


(13)

memiliki rasa harga diri yang tinggi. Jika individu selalu dikritik, diperlakukan kasar dan tidak pernah diberikan penghargaan atas prestasinya maka individu tersebut akan cenderung tumbuh menjadi pribadi yang kurang memiliki rasa harga diri.

Remaja yang memiliki harga diri (self-esteem) yang tinggi, maka ia akan mampu membedakan lebih jauh keadaan diri berkenaan dengan kelebihan maupun kelemahannya. Sehingga ketika remaja mengetahui dan menyadari potensi dirinya, maka remaja tersebut dapat mengetahui hal apa yang dapat dilakukan dan tidak dapat dilakukan untuk memaksimalkan dirinya. Remaja yang memiliki harga diri yang tinggi akan mampu mengenal diri sendiri dengan baik sehingga dapat bertindak secara tepat sesuai kemampuannya.

Begitupun sebaliknya jika remaja memiliki harga diri (self-esteem) yang rendah, maka ia tidak akan dapat memaksimalkan potensi yang dimilikinya, sehingga mengakibatkan sikap mudah putus asa, tidak dapat membuat perencanaan akan masa depan, kurang mampu menghargai diri sendiri dan orang lain, minder, kurang percaya diri, dan sebagainya.

Gejala-gejala peserta didik yang menunjukkan kecenderungan memiliki harga diri (self-esteem) rendah yang ditemukan di SMK-PPN Lembang yang terjadi ialah peserta didik tampak menunjukkan kurang memiliki rasa percaya diri, kurang dapat beradaptasi dengan lingkungan, merasa minder ketika bergaul dengan teman-teman, serta pesimis akan masa depan yang dihadapi. Oleh karena itu, perilaku peserta didik yang pasif, memiliki perasaan rendah diri, tidak berdaya dan kurang percaya diri pada kemampuannya menjadi salah satu latar belakang dilakukannya penelitian ini.

Sugiyarlin (2008: 3) menyatakan:

harga diri yang tinggi merupakan kunci keberhasilan, karena membawa dampak pada kehidupan yang optimis yang dapat membawa individu untuk bersikap gigih, ulet, dan merasa berdaya dalam menghadapi tantangan kehidupan, sedangkan harga diri yang rendah merupakan kunci kegagalan, karena membawa dampak pada kehidupan yang pesimis, segala sesuatu ditanggapi dengan penuh kekhawatiran dan penolakan, sehingga menghambat ke arah peningkatan keberhasilan dalam mengatasi tantangan kehidupan.


(14)

4

Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Harga diri remaja sangat berpengaruh terhadap kehidupan seorang remaja, antara lain berpengaruh terhadap prestasi belajar. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Subowo dan Martiarini (2009: 28) dapat disimpulkan ada hubungan positif yang signifikan antara harga diri dengan motivasi berprestasi pada siswa SMK di Magetan, yang menyatakan semakin tinggi harga diri remaja maka semakin tinggi pula motivasi berprestasi remaja tersebut, begitupun sebaliknya semakin rendah harga diri remaja maka akan semakin rendah pula motivasi berprestasinya.

Pentingnya harga diri atau self-esteem ini pun tersurat dalam buku Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling di Jalur Pendidikan Formal atau ABKIN (2008: 208), dinyatakan:

Materi pelayanan dasar dirumuskan atau dikemas atas dasar standar kompetensi kemandirian antara lain pengembangan: (1) self-esteem, (2) motivasi berprestasi, (3) keterampilan pengambilan keputusan, (4) keterampilan pemecahan masalah, (5) keterampilan hubungan antar

pribadi atau komunikasi, (6) penyadaran keragaman budaya, dan (7) perilaku bertanggungjawab, dsb....

Materi mengenai self-esteem atau harga diri berada pada urutan materi pertama yang menjadi fokus pengembangan pelayanan bimbingan dan konseling.

“Oleh karena itu pentingnya remaja memiliki harga diri pun sudah menjadi bagian

dari dasar pencapaian Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik”

(Somantri, 2009: 4).

Berkaitan dengan harga diri, terdapat dampak yang cukup buruk akibat dari rendah diri di dunia pendidikan Indonesia. Salah satunya yang sering terjadi yaitu kasus bunuh diri dilakukan siswa yang tidak lulus Ujian Nasional (UN) seperti yang diungkapkan media online (Tn. 2011: 1) yang menyatakan seorang siswa kelas tiga SMA mengakhiri hidupnya karena tidak kuat menahan beban psikis tidak lulus ujian nasional. Kasus ancaman bunuh diri lainnya dilakukan siswi yang tidak lulus Ujian Nasional (UN) seperti yang diungkapkan Koran Indonesia tahun 2011 yang menngungkapkan seorang siswi kelas tiga SMK nekat mengamcam akan mengakhiri hidupnya karena tidak lulus ujian nasional. Fenomena tersebut menggambarkan masih rendahnya penilaian diri dan penghargaan terhadap diri


(15)

sendiri yang dimiliki oleh siswa tersebut sehingga mengakibatkan siswa mengambil keputusan yang sangat merugikan dirinya.

Selain itu, Kandree (Asri, 2010: 4) mengungkapkan bahwa salah satu penyebab depresi ialah diakibatkan oleh harga diri yang rendah. Salah satunya diungkapkan, 15.600 siswa sekolah menengah di Amerika menunjukkan harga diri yang rendah yang diakibatkan karena sering dilakukan pengintimidasian atau pengejekan yang berakibat menimbulkan depresi pada saat usia remaja.

Dari data tersebut menunjukkan adanya dampak yang cukup besar mengenai permasalahan rendahnya harga diri yang memungkinkan berdampak negatif pada kehidupan dewasa setiap individu, sehingga diperlukan intervensi dan bimbingan mengenai rendahnya harga diri peserta didik.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi harga diri sesorang, antara lain adalah status sosial ekonomi keluarganya. Coopersmith (1967: 82) dalam penelitiannya mengungkapkan, individu yang berasal dari kelas sosial (keadaan sosial ekonomi) yang tinggi, cenderung memiliki harga diri yang tinggi pula, sedangkan individu yang berasal dari keadaan sosial ekonomi rendah cenderung memiliki harga diri yang rendah pula.

Penelitian yang dilakukan Hidayat (2008: 6) mengungkapkan, orang tua yang berpenghasilan rendah lebih memilih sekolah kejuruan untuk anaknya agar setelah lulus anaknya dapat langsung bekerja dan tidak memilih sekolah umum yang lebih memfokuskan pada persiapan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih

tinggi, sehingga dalam penelitian yang dilakukan tersebut dinyatakan “terdapat

hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat peserta didik melanjutkan ke SMK, yang mana apabila semakin tinggi status sosial ekonomi orang tua peserta didik SMP maka minat untuk melanjutkan pendidikan ke SMK

pun rendah”.

Samani (Yulianto, 2010:1) mengemukakan:

kebanyakan peserta didik masih menganggap SMK sebagai sekolah kelas dua. Masih adanya yang beranggapan bahwa peserta didik dari SMP yang melanjutkan pendidikannya ke SMK adalah mereka yang tidak tergolong tinggi kemampuan dasarnya, kemudian memiliki ketakutan kalah bersaing dengan teman yang pandai sehingga takut diterima di SMA yang memunculkan persepsi bahwa masuk ke SMA bukan karena pilihan.


(16)

6

Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hasil penelitian Raharja (2010: 1) yang didapatkan, minat terbesar untuk masuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berasal dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) reguler yang terdiri dari SMP negeri yang belum mendapat status SSN atau pun SBI sebesar 80,79 % dan SMP swasta sebesar 68,45 %. Selanjutnya disusul Sekolah Menengah Pertama (SMP) SSN sebesar 52,30 % dan yang terakhir adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) SBI/RSBI sebesar 30,52 %. Sehingga didapat kesimpulan, semakin tinggi status Sekolah Menengah Pertama (SMP) maka semakin rendah minat siswanya untuk melanjutkan ke SMK dan semakin rendah status Sekolah Menengah Pertama (SMP) maka semakin tinggi minat siswanya untuk melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka dipandang perlu dilakukan penelitian secara empiris mengenai harga diri (self-esteem) sebagai landasan pengembangan program bimbingan pribadi-sosial bagi peserta didik di SMK-PPN Lembang.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Harga diri termasuk pada permasalahan aspek pribadi-sosial yang dialami oleh peserta didik. Meskipun harga diri termasuk pada permasalahan aspek pribadi-sosial, tetapi pengaruh dari permasalahannya dapat merambah ke aspek lain, misalnya aspek belajar. Puspitasari (2012: 1) dalam penelitian yang dilakukannya menyatakan, adanya pengaruh yang signifikan dari kepuasan belajar dengan self-esteem peserta didik terhadap prestasi belajar yang diraihnya.

Prestasi belajar siswa di sekolah tidak hanya dilihat dari sekedar angka atau nilai yang diperolehnya, dengan adanya keberanian dalam mengungkapkan suatu pendapat dalam proses belajar di sekolah merupakan suatu prestasi yang cukup besar bagi peserta didik, karena keberanian tersebut tidak akan tercipta jika peserta didik mempunyai harga diri yang rendah, sehingga harga diri termasuk dalam unsur kesiapan yang mempengaruhi prestasi belajar.


(17)

Harga diri sebagai bagian dari kesiapan individu dalam belajar di sekolah, maka tugas pendidik di sekolah adalah menfasilitasi dan mengembangkan kesiapan tersebut agar proses belajar di sekolah dapat menghasilkan hasil belajar yang diharapkan (baik perilaku afektif, perilaku kognitif, maupun perilaku psikomotor), seperti yang diungkap James (Jannah, 2011: 2) yang menyatakan:

Sekolah merupakan salah satu tempat untuk mengembangkan harga diri individu selain di rumah dan lingkungan masyarakat, melalui pengembangan harga diri di sekolah pengintegrasian upaya-upaya pengembangan harga diri dilaksanakan kedalam kurikulum dan memberikan dukungan emosional bagi peserta didik.

Pentingnya harga diri sudah menjadi bagian dari kepribadian individu dalam

menjalani kehidupannya, karena apabila individu mengalami “lack of self-esteem

atau harga diri yang rendah maka individu tersebut akan mengalami perasaan tidak berdaya, rendah diri, tidak bersemangat dan kurang percaya diri pada kemampuannya dalam mengatasi masalah.

Upaya yang perlu dilakukan dalam mengatasi rendahnya harga diri peserta didik tersebut ialah diperlukannya bimbingan dari guru Bimbingan dan Konseling

(konselor) di sekolah, seperti yang diungkapkan ABKIN (2008: 189) “Peran guru

BK (konselor) sebagai salah satu komponen student support services, adalah mendukung perkembangan aspek-aspek pribadi, sosial, karir, dan akademik peserta didik”.

Untuk memfasilitasi perkembangan harga diri peserta didik diperlukan adanya intervensi bimbingan dalam bentuk program bimbingan yang tepat, tetapi secara spesifik program-program bimbingan dan konseling yang selama ini dilaksanakan di SMK, khususnya di SMK-PPN Lembang belum secara spesifik dirancang untuk membantu meningatkan maupun mengembangkan harga diri peserta didik.

Fenomena yang dipaparkan pada latar belakang di atas menggambarkan pentingnya harga diri (self-esteem) peserta didik yang dapat berpengaruh dalam kehidupannya. Berdasarkan uraian tersebut perlu diupayakannya suatu intervensi bagi peserta didik di SMK mengenai harga dirinya, maka rumusan permasalahan


(18)

8

Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berdasarkan profil harga diri (self-esteem) peserta didik?”. Rumusan permasalahan

tersebut secara operasional dituangkan ke dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah profil harga diri peserta didik kelas XI SMK-PPN

Lembang tahun ajaran 2012-2013?

2. Bagaimanakah rumusan program bimbingan pribadi-sosial berdasarkan

profil harga diri peserta didik kelas XI SMK-PPN Lembang tahun ajaran 2012-2013 yang layak menurut pakar dan praktisi?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian adalah menghasilkan program bimbingan pribadi-sosial yang dikembangkan berdasarkan profil harga diri (self-esteem) peserta didik. Adapun tujuan khusus penelitian ini yaitu mendeskripsikan tentang:

1. Profil harga diri peserta didik kelas XI SMK-PPN Lembang tahun ajaran

2012-2013.

2. Program bimbingan pribadi-sosial berdasarkan profil harga diri peserta

didik kelas XI SMK-PPN Lembang tahun ajaran 2012-2013 yang layak menurut pakar dan praktisi.

D. Metode Penelitian

1. Desain penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan dan analisis data hasil penelitian secara eksak dengan menggunakan perhitungan statistik mengenai salah satu strategi layanan untuk meningkatkan harga diri secara nyata dalam bentuk angka sehingga memudahkan proses analisis dan penafsirannya dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik.

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian.


(19)

2. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan instrumen, instrumen yang digunakan yaitu dalam bentuk angket. Untuk mengetahui tingkat harga diri (self-esteem) peserta didik, peneliti mengkonstruksi instrumennya sendiri sesuai dengan kebutuhan.

3. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk menghimpun profil harga diri (self-esteem) peserta didik di SMK-PPN Lembang dengan cara menghitung rata-rata pencapaian (persentase) dari setiap kriteria.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Bagi peneliti

Melalui penelitian ini peneliti mendapatkan pengalaman mengenai praktek di sekolah, yang mana penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu bimbingan dan konseling, khususnya dalam mengetahui dan memberikan pemecahan masalah mengenai kurangnya harga diri peserta didik di sekolah.

2. Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Penelitianini diharapkan dapat memperkaya khazanah dalam pengembangan keilmuan bimbingan dan konseling, khususnya mengenai harga diri peserta didik dan intervensinya dalam bimbingan dan konseling.

3. Bagi lembaga (sekolah)

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan positif bagi sekolah, khususnya dalam dalam pengembangan program bimbingan dan konseling untuk meningkatkan harga diri peserta didik.

F. Struktur Organsasi Skripsi

Laporan penelitian ini akan berbentuk skripsi yang dijabarkan menjadi lima bab, yaitu:


(20)

10

Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Bab I Pendahuluan, yaitu meliputi latar belakang penelitian, identifikasi dan

perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Teori, yang meliputi konsep bimbingan dan konseling di

Sekolah, konsep harga diri (self-esteem) dan konsep program bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan harga diri (self-esteem).

Bab III Metode penelitian, meliputi lokasi dan subjek penelitian, metode

penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data serta analisis data.

Bab IV Pelaksanaan dan hasil-hasil penelitian, meliputi pengolahan atau

analisis data dan pembahasan hasil penelitian.

Bab V Kesimpulan dan saran.


(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMK-PPN Lembang, yang bertempat di Jl. Tangkuban Parahu Km.3 Desa Cilumber Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Alasan pemilihan lokasi penelitian yakni belum tersedianya layanan bimbingan dan konseling khususnya bimbingan yang secara khusus difokuskan untuk mengembangkan harga diri (self esteem) peserta didik di SMK, khususnya SMK-PPN Lembang.

Populasi merupakan totalitas semua nilai hasil menghitung ataupun pengukuran, mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifatnya (Sudjana, 2005: 6).

Populasi dalam penelitian ialah peserta didik kelas XI SMK-PPN Lembang tahun ajaran 2012-2013. Adapun sampel dalam penelitian ini ialah seluruh peserta didik kelas XI yang berjumlah 109 orang, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Kelas Jurusan Jumlah Peserta Didik

1 XI-1 Tanaman Pangan dan Hortikultura 25

2 XI-2 Tanaman Pangan dan Hortikultura 30

3 XI-3 Tanaman Pangan dan Hortikultura 30

4 XI-PP Punyuluhan Pertanian 24

Jumlah Total 109

Alasan pemilihan populasi terhadap kelas XI dikarenakan peserta didik kelas XI secara umum berada pada rentang usia 16-17 tahun, yang mana dalam lingkup psikologi perkembangan individu pada tahap ini merupakan masa remaja, pemahaman mengenai harga diri (self-esteem) harus dimantapkan dan dimiliki oleh peserta didik pada masa remaja sebagai bentuk kesiapan peserta didik menghargai dirinya. Berdasarkan kerangka pikir tersebut peserta didik kelas XI dianggap dapat mewakili profil umum peserta didik mengenai self-esteemnya.


(22)

42

Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Akan tetapi dari 109 data yang terkumpul tersebut hanya 101 data yang dapat diolah dikarenakan beberapa data tersebut dianggap tidak representatif.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian deskriptif. Setyosari (2010: 33) mendefinisikan penelitian deskriptif adalah “penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan

variabel-variabel yang bisa dijelaskan dengan angka maupun kata-kata”

Metode deskriptif dalam penelitian yang dilakukan digunakan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan kondisi obejktif mengenai harga diri peserta didik kelas XI SMK-PPN Lembang tahun ajaran 2012-2013. Pada akhirnya deskripsi yang diperoleh dari pengambilan data lapangan mengenai harga diri (self-esteem) peserta didik merupakan dasar bagi pengembangan program bimbingan pribadi-sosial dalam rangka sebagai upaya untuk meningkatkan harga diri peserta didik ke arah yang lebih positif, sehingga tujuan akhir dari penelitian adalah tersusunnya program bimbingan pribadi-sosial yang secara hipotetik layak menurut para pakar dan praktisi Bimbingan dan Konseling untuk meningkatkan harga diri harga diri peserta didik SMK-PPN Lembang Tahun Ajaran 2012-2013.

Berdasarkan tujuan dari penelitian yang dilakukan, secara lebih rinci berikut alur atau tahapan penelitian yang dilakukan:

TAHAP 1 Kajian Teoretis

1. Bimbingan dan konseling

2. Self-esteem

TAHAP 2 Kajian Empiris Self-esteem Peserta Didik Kelas XI SMK-PPN Lembang

TAHAP 3

Pengembangan Program Hipotetik untuk Meningkatkan Self-esteem Peserta Didik

Kelas XI SMK-PPN Lembang TAHAP 4

Pengujian Program Hipotetik secara rasional oleh Pakar BK dan

Praktisi (Guru BK/Konselor)

TAHAP 5

Revisi/finalisasi Program Hipotetik untuk Meningkatkan Self-esteem Peserta Didik


(23)

Bagan 3.1

Alur penelitian untuk meningkatkan harga diri (self-esteem)

Tahap pertama, penelitian dimulai dengan melakukan kajian secara teoritris mengenai permasalahan yang diteliti, baik itu mengenai bimbingan dan konseling maupun mengenai self-esteem.

Tahap kedua, kegiatan penelitian difokuskan untuk mengkaji secara empiris profil harga diri self-esteem peserta didik kelas XI di SMK-PPN Lembang Tahun Ajaran 2012-2013. Kajian empiris dilakukan dengan mengidentifikasi gambaran harga diri dengan melakukan penyebaran instrumen berupa angket self-esteem kepada peserta didik.

Tahap ketiga adalah pengembangan program hipotetik untuk meningkatkan self-esteem peserta didik. pengembangan pogram dilakukan berdasarkan kajian mengenai profil self-esteem peserta didik kelas XI di SMK-PPN Lembang Tahun Ajaran 2012-2013.

Tahap keempat ialah pengujian programhipotetik secara rasional oleh pakar BK dan praktisi (Guru BK/Konselor) atau judgemnet program

Tahap kelima adalah revisi/finalisasi program hipotetik berdasarkan masukan atau hasil judgement program yang dilakukan pakar dan praktisi Bimbingan dan Konseling, sehingga diperoleh program akhir yang layak dilaksanakan.

C.Definisi Operasional

Pengembangan program bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan harga diri (self esteem) peserta didik yang terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Pengembangan program bimbingan pribadi-sosial sebagai variabel bebas, sedangkan harga diri (self esteem) peserta didik sebagai variabel terikat.

1. Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial

Program bimbingan pribadi-sosial adalah proses pemberian bantuan yang dibeikan oleh guru BK/konselor kepada peserta didik dalam rangka membantu perkembangan pribadi sosialnya, khususnya harga diri peserta didik.


(24)

44

Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Definisi operasional dari pengembangan program bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan self-esteem peserta didik SMK-PPN Lembang merupakan suatu kerangka rencana kegiatan bimbingan dan konseling yang bersifat hipotetik, dirumuskan oleh peneliti secara sistematis untuk membantu peserta didik dalam membantu menyelesaikan permasalahan yang dialami peserta didik khususnya mengenai harga diri (self-esteem).

Pengembangan program bimbingan pribadi-sosial dalam penelitian ini merujuk pada buku Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal yang dikembangkan oleh ABKIN, khususnya pada bagian Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Sistematika pengembangan program mencakup: a) rasional, b) visi dan misi, c) deskripsi kebutuhan, d) tujuan program, e) komponen program, f) rencana operasional, g) pengembangan tema/topik, h) pengembangan satuan pelayanan, dan i) evaluasi.

2. Harga Diri (Self Esteem)

Harga diri (Self-Esteem) menurut Coopersmith (1967: 5) dapat diartikan sebagai evaluasi yang dibuat dan kebiasaan dalam memandang dirinya, terutama mengenai sikap menerima dan menolak, dan merupakan indikasi dari besarnya kepercayaan terhadap kemampuan, keberartian, kesuksesan dan keberhargaan. Secara singkat, harga diri adalah hasil penilaian pribadi seorang individu yang diekspresikan dalam sikap-sikap terhadap dirinya sendiri.

Definisi harga diri (self-esteem) dalam penelitian ini adalah bagaimana individu memberikan penilaian mengenai dirinya terutama mengenai besarnya kepercayaan terhadap kesuksesan (successes), nilai (value), aspirasi (aspirations), dan daya tahan (defenses) yang dimiliki. Kesuksesan individu tersebut dapat terlihat dari adanya kekuatan, keberartian, kebajikan, dan kemampuan. Secara operasional, harga diri dalam penelitian ini merupakan skor total dari aspek-aspek dan indikator sebagai berikut:


(25)

Pada aspek kesuksesan terdapat empat sub aspek yang digunakan juga untuk mendefinisikan sukses dan merupakan sumber-sumber dari harga diri:

1) Kekuatan (power)

Indikator kekuatan pada penelitian ini adalah: a) Adanya rasa hormat dari orang lain, b) Mampu mengontrol perilaku sendiri, dan c) Mampu mengontrol perilaku orang lain.

2) Keberartian (significance)

Indikator dari significance adalah: a) Adanya penerimaan diri,

b) Adanya kesukaan orang lain terhadapnya,

c) Adanya perhatian dari orang lain terhadapnya, dan d) Adanya pengakuan orang lain.

3) Kebajikan (virtue)

Indikator virtue pada penelitian ini adalah:

a) Taat pada peraturan yang berlaku sesuai moral, b) Taat pada peraturan yang berlaku sesuai agama, dan c) Taat pada peraturan yang berlaku sesuai etika.

4) Kemampuan (competence)

Indikator dari competence adalah:

a) Mampu menyelesaikan tugas yang diberikan, dan b) Mampu mengambil keputusan sendiri.

b. Nilai (value)

Pada aspek value terdiri dari indikator sebagai berikut: a) Internalisasi norma sosial di sekolah, dan

b) Internalisasi norma sosial di keluarga.

c. Aspirasi (aspirations)

Pada aspek aspirations terdiri dari indikator sebagai berikut: a) Adanya harapan/cita-cita untuk masa depan, dan


(26)

46

Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b) Mampu mengemukakan pendapat dengan jelas.

d. Daya Tahan (defenses)

Pada aspek defenses terdiri dari indikator sebagai berikut: a) Mampu mengurangi kecemasan, dan

b) Mampu mengatasi masalah.

Sebagai gambaran dari variabel dan sumber harga diri tersebut berikut

disajikan bagan aspek pembentuk harga diri:

D.Instrumen Pengumpulan Data

1.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket pengungkap self-esteem peserta didik ini dirancang berjumlah 90 item pernyataan dan disebarkan pada seluruh peserta didik kelas XI di SMK-PPN Lembang tahun ajaran 2012-2013.

1. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Angket self-esteem peserta didik dikembangkan berdasarkan definisi operasional variabel. Angket berisi pernyataan-pernyataan mengenai self-esteem merujuk pada konsep yang dikembangkan oleh Coopersmith (1967: 38), yaitu kesuksesan (success), nilai (value), aspirasi (aspirations), dan daya tahan (defenses), untuk mendefinisikan kesuksesan, sub aspek dari aspek kesuksesan tersebut adalah kekuatan (power), keberartian (significance), kebajikan (virtue),

Kekuatan (power)

Kesuksesan (success) Keberartian (significance)

Kebajikan (virtue)

Nilai (value) Kemampuan (competence)

Aspirasi (aspirations) Daya Tahan (defenses)

Bagan 3.2 aspek-aspek harga diri

yang digunakan untuk pengembangan instrumen Harga Diri


(27)

dan kompeten (competence). Berikut disajikan dalam tabel kisi-kisi angket pengungkap harga diri peserta didik.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Angket Pengungkap Self-Esteem Peserta Didik (Sebelum Penimbangan oleh Pakar)

Aspek Sub Aspek Indikator Pernyataan Ʃ + -

1. Kesuksesan (success)

a. Kekuatan (power)

1) Adanya rasa hormat dari orang lain

1,2 3,4, 5

5 2) Mampu mengontrol

perilaku sendiri

6, 7, 8 9, 10

5 3) Mampu mengontrol

perilaku orang lain

11, 12, 13, 15, 16 14 6 b. Keberartian (significance)

1) Adanya penerimaan diri 17, 18, 19

20, 21, 22, 23 7 2) Adanya kesukaan orang

lain terhadapnya

24, 25, 26

27, 28

5 3) Adanya perhatian dari

orang lain terhadapnya

29, 30 31, 32,

33 5

4) Adanya pengakuan dari orang lain 36, 37, 38 34, 35 5 c. Kebajikan (virtue)

1) Taat pada peraturan yang berlaku sesuai moral

39, 40, 41, 42

43

5 2) Taat pada peraturan

yang berlaku sesuai agama

44, 45, 46

47, 48

5 3) Taat pada peraturan

yang berlaku sesuai etika

49, 50 51, 52

4 d. Kemampuan

(competence)

1) Mampu menyelesaikan tugas yang diberikan

53, 54 55, 56,

57 5

2) Mampu mengambil keputusan sendiri

60, 61 58, 59

4 2. Nilai (value) 1) Internalisasi norma

sosial di sekolah

66 62, 63, 64, 65 5 2) Internalisasi norma

sosial di keluarga

70 67, 68,

69 4

3. Aspirasi (aspirations) 1) Adanya harapan/cita-cita untuk masa depan

74 71, 72,

73 4

2) Mampu mengemukakan pendapat dengan jelas

75, 76 77, 78,


(28)

48

Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 4. Daya tahan (defenses) 1) Mampu mengurangi

kecemasan

80 81, 82, 83, 84, 85 6 2) Mampu mengatasi

masalah

89, 90 86, 87,

88 5

Total 42 48 90

2. Pedoman Penyekoran (scoring)

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data penelitian menggunakan skala Guttman sebagai tipe skala pengukuran untuk mengungkap harga diri

peserta didik. Sugiyono (2011: 139) mengungkapkan “Melalui pengukuran

dengan skala Guttman, data yang diharapkan berada dalam ukuran yang jelas

(tegas) dan konsisten terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan”.

Instrumen berupa angket disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat, item pernyataan self-esteem peserta didik dalam bentuk pilihan YA dan TIDAK. Jawaban “Ya” untuk pernyataan yang sesuai dengan diri peserta didik, dan jawaban “Tidak” untuk pernyataan yang tidak sesuai dengan diri peserta didik.

Adapun pemberian skor untuk mendapatkan skor angket self-esteem peserta didik bergantung pada jawaban yang dipilih peserta didik dan sifat dari setiap pernyataan pada angket. Berikut kriteria penyekoran angket yang dapat dilihat pada tabel 3.3

Tabel 3.3

Ketentuan Pemberian Skor Angket Pengungkap Self-Esteem Peserta Didik

Pernyataan Skor

Ya Tidak

Positif 1 0

Negarif 0 1

3. Uji Coba Alat Pengumpul Data a. Uji Kelayakan Instrumen

Instrumen self-esteem peserta didik yang telah disusun terlebih dahulu dilakukan uji kelayakan instrumen (judgement). Penimbangan dilakukan oleh dosen ahli yaitu dosen dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Penimbangan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari segi bahasa, konstruk, dan konten, yakni kesesuaian item pernyataan yang telah


(29)

disusun dengan landasan teoritis dan ketepatan bahasa yang digunakan, dilihat dari sudut bahasa baku dan subjek yang memberikan respon.

Instrumen ditimbang oleh empat orang dosen jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB). Hasil penimbangan dari ahli tersebut, ditampilkan pada tabel 3.4 dan tabel 3.5

Tabel 3.4

Hasil Penimbangan Angket Pengungkap Self-Esteem Hasil Penimbangan

Pakar Nomor Item Jumlah

Dipakai 1, 2, 3, 6, 8, 10, 17, 21, 24, 26, 29, 30, 33,

34, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 44, 45, 46, 47, 49, 50, 53, 54, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63 64, 67, 68, 69, 70, 73, 74, 75, 76, 78, 79, 81, 82, 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89

57

Direvisi 5, 9, 11, 12, 13, 15, 18, 20, 22, 23, 25, 27,

31, 32, 35, 42, 43, 51, 52, 65, 66, 71, 80

23

Dibuang 4, 7, 14, 16, 19, 28, 48, 55, 72, 90 10

Tabel 3.5

Kisi-kisi Angket Pengungkap Self-Esteem Peserta Didik (Setelah Penimbangan oleh Pakar)

Aspek Sub Aspek Indikator Pernyataan Ʃ + - 1. Kesuksesan

(success)

a. Kekuatan (power)

1)Adanya rasa hormat dari orang lain

1,2 3,4

4 2)Mampu mengontrol

perilaku sendiri

5, 6 7, 8

4 3)Mampu mengontrol

perilaku orang lain

9, 10, 11, 12 4 b. Keberartian (significance)

1)Adanya penerimaan diri 13, 14 15, 116, 17, 18 6 2)Adanya kesukaan orang

lain terhadapnya

19, 20 21, 22 4 3)Adanya perhatian dari

orang lain terhadapnya

23, 24, 25, 26

27

5 4)Adanya pengakuan dari

orang lain 30, 31, 32 28, 29 5 c. Kebajikan (virtue)

1)Taat pada peraturan yang berlaku sesuai moral

33, 34, 35, 36

37


(30)

50

Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2)Taat pada peraturan yang berlaku sesuai agama

38, 39 40, 41 4 3)Taat pada peraturan yang

berlaku sesuai etika

42, 43 44, 45 4 d. Kemampuan

(competence)

1)Mampu menyelesaikan tugas yang diberikan

46, 47 48, 49 4 2)Mampu mengambil

keputusan sendiri

52, 53 50, 51 4 2. Nilai (value) 1)Internalisasi norma

sosial di sekolah

58 54, 55, 56, 57 5 2)Internalisasi norma

sosial di keluarga

62 59, 60,

61 4

3. Aspirasi (aspirations) 1)Adanya harapan/cita-cita untuk masa depan

65 63, 64 3 2)Mampu mengemukakan

pendapat dengan jelas

66, 67 68, 69,

70 5

4. Daya tahan (defenses) 1) Mampu mengurangi kecemasan

71 72, 73, 74, 75, 76

7 2) Mampu mengatasi

masalah

80 77, 78,

79 4

Total 37 43 80

b. Uji Keterbacaan

Sebelum instrumen self-esteem peserta didik diuji secara empiris, instrumen terlebih dahulu diuji keterbacaan kepada sampel setara yaitu kepada 9 orang siswa Kelas XI SMK untuk mengukur keterbacaan instrumen. Uji keterbacaan dilakukan agar dapat memperbaiki redaksi kata yang sulit dipahami oleh subjek penelitian. Setelah uji keterbacaan pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat dimengerti oleh siswa Kelas XI SMK-PPN Lembang.

c. Uji Validitas dan Reliabilitas 1) Uji Validitas

Pengujian validitas yang dilakukan dalam penelitian melibatkan seluruh item yang terdapat dalam angket pengungkap self-esteem siswa. Sugiyono (2010: 267) mengungkapkan “uji validitas alat pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat digunakan untuk


(31)

mengukur apa yang akan diukur”. Semakin tinggi nilai validasi maka menunjukan semakin valid instrumen yang akan digunakan.

Pengujian validitas yang dilakukan dalam penelitian adalah dengan mengkorelasikan skor butir dengan skor total. Pengolahan data dalam penelitian dilakukan dengan bantuan program Anates versi 4,0 for windows.

Adapun data yang digunakan untuk mengukur validitas item, merupakan data hasil penyebaran instrumen. Dengan kata lain, penyebaran instrumen dilaksanakan sekaligus untuk menguji validitas item (built-in). Berdasarkan pengolahan data, hasil uji validitas menunjukkan bahwa dari 80 item pernyataan dari angket self-esteem peserta didik terdapat 52 item pernyataan yang valid dan 28 item pernyataan yang tidak valid (Hasil Pengujian validitas terlampir).

Koefisien korelasi yang digunakan dalam pengujian validitas ini adalah diatas 0.30, hal ini sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan Azwar (2011: 103) “suatu koefisien validitas dinyatakan lebih baik jika minimalnya koefisien korelasi 0.30”. Oleh karena itu dalam penelitian ini suatu item dikatakan valid jika koefisien korelasinya minimal 0.30. Berikut disajikan item-item pernyataan setelah validasi.

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Item Angket Harga Diri Peserta Didik

Signifikansi No.Item Jumlah

Valid 1,3, 6, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 19, 20, 21, 23, 24, 26,

27, 29, 30, 31, 33, 34, 36, 37, 38, 39, 40, 42, 45, 46, 47, 49, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 61, 63, 64, 65, 66, 67, 69, 70, 71, 77, 79, 80.

52

Tidak Valid 2, 4, 5, 7, 8, 15, 17, 18, 22, 25, 28, 32, 35, 41, 43, 44,

48, 50, 51, 60, 62, 68, 72, 73, 74, 75, 76, 78.

28

2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen menunjukkan sejauh mana instrumen yang digunakan tersebut dapat dipercaya atau derajat keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh oleh subjek penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang berbeda.


(32)

52

Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

digunakan sebagai alat data karena instrumen tersebut sudah baik”. Instrumen

yang reliabel akan menghasilkan data yang dipercaya, karena berapa kali pun data diambil hasilnya akan tetap sama.

Metode yang digunakan dalam uji reliabilitas adalah metode split-half. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen dalam penelitian dengan taraf signifikansi 5% diolah dengan metode statistika memanfaatkan program komputer Anates versi 4,0 for windows. Sebagai tolok ukur, digunakan klasifikasi rentang koefisien reliabilitas sebagai berikut:

0,00 – 0,199 derajat keterandalan sangat rendah

0,20 – 0,399 derajat keterandalan rendah

0,40 – 0,599 derajat keterandalan cukup

0,60 – 0,799 derajat keterandalan tinggi

0,80 – 1,00 derajat keterandalan sangat tinggi

(Sugiyono, 2011: 257) Berdasarkan pengolahan data, hasil perhitungan memperlihatkan bahwa dari ke-80 item pernyataan, menunjukkan koefisien reliabitas (konsistensi internal) instrumen self-esteem sebesar 0.82 yang artinya semua data yang dianalisis dengan metode split-half adalah reliabel. Tingkat korelasi dan derajat keterandalan berada pada kategori sangat tinggi untuk instrumen self-esteem peserta didik yang menunjukkan bahwa instrumen yang dibuat tidak perlu direvisi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu data mengenai self-esteem peserta didik Kelas XI SMK-PPN Lembang. Angket yang digunakan adalah angket terstruktur dengan bentuk jawaban tertutup. Responden hanya perlu menjawab pernyataan dengan cara memilih alternatif respon yang telah disediakan dengan alternatif jawaban Ya dan Tidak.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan penyebaran alat pengumpul data berupa angket untuk mengumpulkan data mengenai gambaran


(33)

self-esteem peserta didik kelas XI SMK-PPN Lembang. Pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut

1. Mempersiapkan kelengkapan instrumen dan petunjuk pengerjaan instrumen. 2. Mengecek kesiapan peserta didik.

3. Membacakan petunjuk dan mempersilahkan peserta didik untuk mengisi angket yang telah dipersiapkan sebelumnya.

4. Mengumpulkan kembali angket yang telah selesai diisi serta mengecek kelengkapan identitas dan kelengkapan jawaban para peserta didik.

F. Analisis data 1. Verifikasi Data

Verifikasi data bertujuan untuk menyeleksi data yang dianggap layak untuk diolah. Tahapan verifikasi data yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut.

a. Melakukan pengecekan jumlah instrumen yang telah terkumpul.

b. Melakukan tabulasi data yaitu perekapan data yang diperoleh dari peserta didik

dengan melakukan penyekoran sesuai dengan tahapan penyekoran yang telah ditetapkan.

c. Setelah tabulasi data maka dilanjutkan dengan melakukan perhitungan statistik

sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.

2. Penetapan penyekoran Instrumen

Perhitungan skor self-esteem peserta didik adalah dengan menjumlahkan seluruh skor dari tiap-tiap pertanyaan sehingga didapatkan skor total self-esteem. Data yang telah terkumpul dari responden selanjutnya dibagi ke dalam tiga tingkat self-esteem dengan menggunakan katagori tinggi, sedang, dan rendah yang diperoleh melalui konversi skor mentah menjadi skor T dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menghitung skor total masing-masing responden.


(34)

54

Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keterangan : � = skor responden yang hendak diubah menjadi skor T

� = rata-rata skor kelompok

s = standar deviasi skor kelompok

(Azwar, 2011: 156)

3) Mengkonversi skor baku menjadi skor matang, dengan rumus:

Keterangan : Skor T = Skor T atau skor matang yang dicari

50 = konstanta nilai tengah sebagai rata-rata

10 = konstanta standar deviasi

(Azwar, 2011: 156)

4) Mengelompokan data menjadi tiga kategori dengan pedoman sebagai

berikut

Tabel 3.7 Konversi Skor T

Skala skor T Kategori Skor X ≥ μ + 1.0 ơ Tinggi μ – 1.0 ơ < X < μ + 1.0 ơ Sedang X ≤ μ – 1.0 ơ Rendah

(Azwar, 2011: 109) Berdasarkan hasil perhitungan di atas, pengelompokan data untuk gambaran harga diri adalah sebagai berikut.

Tabel 3.8

Kualifikasi Skor Harga Diri Peserta Didik

No. Skala skor T Kategori Harga Diri

1 ≥ 60.01 Tinggi

2 40.01 – 60.00 Sedang

3 ≤ 40.00 Rendah

Selanjutnya untuk setiap aspek, sub aspek dan indikator dari harga diri digunakan kualifikasi yang sama dengan kualifikasi di atas.


(35)

5) Menghitung tingkat ketercapaian skor dengan rumus:

Keterangan : rata-rata skor = rata-rata skor yang diperoleh

skor ideal = skor maksimal × jumlah item


(36)

104

Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari empat aspek harga diri yaitu kesuksesan (success), nilai (value), aspirasi

(aspirations), dan daya tahan (defenses), pada umumnya peserta didik kelas XI di SMK PPN-Lembang Tahun Ajaran 2012-2013 dapat memandang dirinya sendiri sebagai seseorang dengan harga diri yang tinggi, yakni yang memiliki pandangan positif dan percaya pada dirinya sendiri. Peserta didik mampu memandang dirinya menjadi satu kesatuan yang utuh dan tampil apa adanya, percaya diri, menghargai dirinya sendiri dan orang lain, tidak mudah menyerah dalam menghadapi masalah, serta berusaha mengatasi berbagai masalah yang dimiliki. Hal tersebut dibuktikan dengan perolehan persentase tingkat ketercapaian harga diri peserta didik kelas XI-SMK-PPN Lembang yang termasuk tinggi. Ini berarti peserta didik memiliki penilaian yang baik mengenai kesuksesan yang diyakini serta nilai yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi penilaian mengenai aspirasi dan daya tahan yang dimilikinya masih belum optimal. Sehingga pencapaian pada aspek aspirasi dan aspek daya tahan masih harus dikembangkan lagi.

2. Hasil akhir penelitian ini yaitu tersusunnya program bimbingan pribadi-sosial

untuk mengembangkan harga diri (self-esteem) peserta didik kelas XI di SMK-PPN Lembang yang dinyatakan layak setelah melalui validasi oleh pakar dan praktisi bimbingan dan konseling. Program disusun berdasarkan profil harga diri (self-esteem) peserta didik kelas XI di SMK-PPN Lembang. Program tersebut memuat struktur: rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan, komponen program, pengembangan tema/topik, pengembangan satuan layanan, serta evaluasi dan tindak lanjut program.


(37)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, berikut ini beberapa rekomendasi/saran yang diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat.

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat harga diri (self-esteem) peserta didik secara umum berada pada kategori tinggi. Namun dalam setiap aspek, sub aspek dan indikator yang mengukurnya terdapat tingkat perkembangan yang berbeda dengan tingkat pencapaian yang masih belum optimal.

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu pertimbangan dalam optimalisasi layanan bimbingan dan konseling di sekolah oleh pelaksana layanan bimbingan dan konseling di SMK-PPN Lembang. Untuk itu, pihak pelaksana layanan bimbingan dan konseling di SMK-PPN Lembang direkomendasikan untuk melaksanakan program bimbingan pribadi-sosial untuk mengembangkan harga diri (self-esteem) peserta didik.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Berikut saran bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian mengenai harga diri:

a. Program yang dirumuskan oleh peneliti masih bersifat hipotetik, oleh karena

itu peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk menguji keefektifan program bimbingan pribadi-sosial untuk mengembangkan harga diri peserta didik yang telah dirancang.

b. Pada penelitian ini, peneliti hanya mengambil subjek penelitian kepada

peserta didik kelas XI di SMK-PPN Lembang, untuk itu peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk meneliti pada setiap kelas dan jenjang pendidikan yang berbeda, sehingga gambaran yang didapatkan cenderung lebih optimal.

c. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian dengan

membedakan harga diri berdasarkan jenis kelamin, latar belakang sosial ekonomi, karakteristik orang tua, maupun ras dan kebangsaan.


(38)

106

Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d. Peneliti hanya menggunakan angket pada peserta didik sebagai pengungkap

self-esteem peserta didik sebagai instrumen pengungkap harga diri peserta didik, diharapkan bagi peneliti selanjutnya menambahkan instrumen lainnya seperti wawancara pada peserta didik, angket bagi orang tua peserta didik, wawancara pada orang tua, dan sebagainya untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat mengenai harga diri yang akan ditelliti.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

ABKIN. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung : Jurusan Psikologi pendidikan dan Bimbingan FIP UPI

Adler, N and Stewart, J. 2004. Self Esteem [online] tersedia di

http://www.macses.ucsf.edu/research/psychosocial/selfesteem.php (17

April 2012)

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Asri, D.M. 2010. Rogram Bimbingan untuk Mengembangkan Harga Diri (Self-Esteem) Siswa Berprestasi Akademik Rendah. Skripsi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI [tidak diterbitkan]

Azwar, S. 2011. Penyusunana Skala Psikologis. Yogyakarta: Pustaka Belajar Azwar, S. 2011. Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya). Yogyakarta: Pustaka

Belajar

Azzam. 2011. Pengertian Pengukuran, tes, dan Penilaian [online] tersedia di http://himcyoo.wordpress.com/2011/04/12/hakekat-fungsi-dan-tujuan-pengukuran-psikologis/ (29 Juni 2012)

Burns, R.B. 1993. Konsep Diri : Teori Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku. Alih Bahasa Oleh Eddy. Jakarta: Arcan

Buss, A.H. 1995. Personality :Temprament, Social Behavior, and the Self. United states of America: a Simon & Schuster Company

Coopersmith, Stanley. 1967. The Antecedent of Self-Esteem. United States of America : W. H. Freeman and Company

Hidayat, C. 2008. Studi Korelasi Antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Minat Siswa SMP untuk Melanjutkan ke SMK [onlite] tersedia di

http://www.scribd.com/achtung_gomez/d/6275908-Jurnal (17 April

2012)

Handayani, dkk. 1998. Efektifitas Pelatihan Pengenalan Diri terhadap Peningkatan Penerimaan Diri dan Harga Diri. Jurnal Psikologi. No.2, 49

Hjelle and Ziegler. 1981. Personality Thories.Singapore : Mc. Graw Hill

Huda, H. 2012. Pengertian Harga Diri (self esteem) [online] tersedia di http://harulhudabk.blogspot.com/2012/02/engertian-harga-diri-self-esteem.html (17 April 2012)

Jannah, R. 2011. Program Bimbingan dan Konseling untuk Siswa Underachiever berdasrkan Profil Self-Esteem. Skripsi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI [tidak diterbitkan]


(40)

108

Khalut, A. 2011. Pengertian Harga Diri [online] tersedia di

http://azieratjeh.blogspot.com/2011/05/pengertian-harga-diri.html (17

April 2012)

Lloyd, J. 1984. Self-Esteem. United States of America : Inter-Varsity Christian Fellowship

Nurihsan, A.J. 2006. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung : Refika Aditama

Pajares, F and Schunk, D.H. 2002. Self and Self-Belief in Psychology and Education : an Historical Perspective [online] tersedia di http://des.emory.edu/mfp/PSHistoryOfSelf.PDF (20 April 2012)

Poernomo, A. 2012. Pengertian Harga Diri dan Faktor yang Mempengaruhinya [online] tersedia di http://dyan123.blogspot.com/2012/02/pengertian-harga-diri-dan-faktor-yang.html (17 April 2012)

Powell, J. 2005. Self-Esteem (Its Your Health). Australia : Franklin Watts

Prayitno. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta dan Pusat perbukuan DEPDIKNAS

Puad, F.N. 2012. Hubungan antara Harga Diri dengan Kompetensi interpersonal Usia Remaja Akhir. Skripsi Jurusan Psikologi FIP UPI [tidak diterbitkan] Puspitasari, H. 2012. Prestasi Belajar Akuntansi Ditinjau dari Kepuasan Belajar dengan Self Esteem dan Self Efficacy. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadyah Surakarta [online]

Putri, M. 2009. Hubungan Self-esteem dengan aktualisasi diri siswa SMA Negeri 1 Babadan Ponorogo. Skripsi Jurusan Bimbingan dan Konseling

Universitas Negeri Malang [online] tersedia di

http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/pub/detail/hubungan-self- esteem-dengan-aktualisasi-diri-siswa-sma-negeri-i-babadan-kecamatan-babadan-kabupaten-ponorogo-mayang-arum-permata-putri-37796.html Raharja, T. 2010. Analisis Minat Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk

Melanjutkan ke Sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kota Malang. abstrak skripsi Jurusan teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Malang

[online] tersedia di

http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/TM/article/view/5815 (1 April 2012)

Rahayu, R.D. 2009. Hubungan antara Harga Diri dengan Penyesuaian Sosial pada Remaja Akhir. Skripsi Jurusan Psikologi FIP UPI [tidak diterbitkan] Santi, N.R. 2011. Korelasi antara harga diri dan perilaku asertif siswa sekolah menengah pertama. Skripsi Universitas Negeri Malang [online] tersedia

di

http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/pub/detail/korelasi- antara-harga-diri-dan-perilaku-asertif-siswa-sekolah-menengah-pertama-se-kecamatan-bululawang-novi-ria-santi-50635.html (3 September 2012)


(41)

Santrock, J.W. 2007. Adolecent, elevent edition.(Remaja, edisi kesebelas, diterjemahkan oleh Benedictine Widyasinta). Jakarta : Erlangga.

Sari, C.P. 2009. Harga Diri Pada Remaja Putri yang Telah Melakukan Hubungan Seks Pranikah. Skripsi Jurusan Psikologi Universitas Gunadarma

[online] tersedia di

http://library.gunadarma.ac.id/repository/view/9069/harga-diri-pada-remaja-putri-yang-telah-melakukan-hubungan-sekspranikah.html (17

April 2012)

Schiraldi, G.R. 2007. Ten Simple Solutions for Building Self-Esteem. Canada : Raincoast Book

Somantri, D.G. 2009. Harga Diri Siswa Sebagai Dasar Penyusunan Program Bimbingan Pribadi Sosial. Skripsi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI [tidak diterbitkan]

Subowo, E. dan Martiarini, N. 2009. Hubungan antara Harga Diri Remaja dengan Motivasi berprestasi pada Siswa SMK Yosonegoro Magetan. Psikodinamika, Vol. 11, No. 2, 20-30

Setyosari, P. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sudrajat, A. 2009. Harga Diri [online] tersedia di

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/05/16/harga-diri/ (17 April 2012)

Sudrajat, D. 2008. Program Pengembangan Self-efficacy Bagi Konselor di SMA Negeri se-kota Bandug. Tesis Program Studi Konseling Sekolah Pasca sarjana UPI [tidak diterbitkan]

Sugiyarlin. 2008. Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Harga Diri (Self-Esteem) Remaja. Skripsi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI [tidak diterbitkan]

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suherman, U. 2007. Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bandung : Madani Production.

Sukardi, D.K dan Kusmawati, N. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta

Suyatno. 2012. Cara Membangun Harga Diri Anak [online] tersedia di http://garduguru.blogspot.com/2012_01_01_archive.html (1 April 2012) Syamsuddin, A. 2007. Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Raja

Grafindo persada

Utami, S. 2009. Hubungan Status Identitas dengan Self-Esteem Remaja. Skripsi Jurusan Psikologi FIP UPI [tidak diterbitkan]


(42)

110

Willis, S. 2007. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung : Alfabeta Yulianto. 2010. Proposal Penelitian Minat dan Bakat Siswa ke Sekolah

Menengah Kejuruan [online] tersedia di

http://metodepenelitiianelka07.blogspot.com/2011/01/minat-dan-bakat-siswa-ke-sekolah.html (1 April 2012)

Yusuf, S. 2009. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung : Rizqi Press

Yusuf, S dan Nurikhsan, A.J. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : Program Pasca Sarjana UPI dan PT Remaja Rosadakarya ________. 2010. Pengertian Kepercayaan Diri/Percaya Diri [online] tersedia di

http://miklotof.wordpress.com/2010/06/23/pengertian-percaya-diri/ (6

Oktober 2011)

________. 2011. Gagal Ujian Nasional, Siswa Ancam Bunuh Diri [online] tersedia di

http://www.smkn-bantarkalong.sch.id/index.php/89-berita-tentang-pendidikan/125-seputar-pro-kontara-ujian-nasional (17 April


(1)

Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, berikut ini beberapa rekomendasi/saran yang diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat.

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat harga diri (self-esteem) peserta didik secara umum berada pada kategori tinggi. Namun dalam setiap aspek, sub aspek dan indikator yang mengukurnya terdapat tingkat perkembangan yang berbeda dengan tingkat pencapaian yang masih belum optimal.

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu pertimbangan dalam optimalisasi layanan bimbingan dan konseling di sekolah oleh pelaksana layanan bimbingan dan konseling di SMK-PPN Lembang. Untuk itu, pihak pelaksana layanan bimbingan dan konseling di SMK-PPN Lembang direkomendasikan untuk melaksanakan program bimbingan pribadi-sosial untuk mengembangkan harga diri (self-esteem) peserta didik.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Berikut saran bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian mengenai harga diri:

a. Program yang dirumuskan oleh peneliti masih bersifat hipotetik, oleh karena itu peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk menguji keefektifan program bimbingan pribadi-sosial untuk mengembangkan harga diri peserta didik yang telah dirancang.

b. Pada penelitian ini, peneliti hanya mengambil subjek penelitian kepada peserta didik kelas XI di SMK-PPN Lembang, untuk itu peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk meneliti pada setiap kelas dan jenjang pendidikan yang berbeda, sehingga gambaran yang didapatkan cenderung lebih optimal. c. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian dengan

membedakan harga diri berdasarkan jenis kelamin, latar belakang sosial ekonomi, karakteristik orang tua, maupun ras dan kebangsaan.


(2)

Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d. Peneliti hanya menggunakan angket pada peserta didik sebagai pengungkap self-esteem peserta didik sebagai instrumen pengungkap harga diri peserta didik, diharapkan bagi peneliti selanjutnya menambahkan instrumen lainnya seperti wawancara pada peserta didik, angket bagi orang tua peserta didik, wawancara pada orang tua, dan sebagainya untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat mengenai harga diri yang akan ditelliti.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

ABKIN. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung : Jurusan Psikologi pendidikan dan Bimbingan FIP UPI

Adler, N and Stewart, J. 2004. Self Esteem [online] tersedia di http://www.macses.ucsf.edu/research/psychosocial/selfesteem.php (17 April 2012)

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Asri, D.M. 2010. Rogram Bimbingan untuk Mengembangkan Harga Diri (Self-Esteem) Siswa Berprestasi Akademik Rendah. Skripsi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI [tidak diterbitkan]

Azwar, S. 2011. Penyusunana Skala Psikologis. Yogyakarta: Pustaka Belajar Azwar, S. 2011. Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya). Yogyakarta: Pustaka

Belajar

Azzam. 2011. Pengertian Pengukuran, tes, dan Penilaian [online] tersedia di http://himcyoo.wordpress.com/2011/04/12/hakekat-fungsi-dan-tujuan-pengukuran-psikologis/ (29 Juni 2012)

Burns, R.B. 1993. Konsep Diri : Teori Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku. Alih Bahasa Oleh Eddy. Jakarta: Arcan

Buss, A.H. 1995. Personality :Temprament, Social Behavior, and the Self. United states of America: a Simon & Schuster Company

Coopersmith, Stanley. 1967. The Antecedent of Self-Esteem. United States of America : W. H. Freeman and Company

Hidayat, C. 2008. Studi Korelasi Antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Minat Siswa SMP untuk Melanjutkan ke SMK [onlite] tersedia di http://www.scribd.com/achtung_gomez/d/6275908-Jurnal (17 April 2012)

Handayani, dkk. 1998. Efektifitas Pelatihan Pengenalan Diri terhadap Peningkatan Penerimaan Diri dan Harga Diri. Jurnal Psikologi. No.2, 49

Hjelle and Ziegler. 1981. Personality Thories.Singapore : Mc. Graw Hill

Huda, H. 2012. Pengertian Harga Diri (self esteem) [online] tersedia di http://harulhudabk.blogspot.com/2012/02/engertian-harga-diri-self-esteem.html (17 April 2012)

Jannah, R. 2011. Program Bimbingan dan Konseling untuk Siswa Underachiever berdasrkan Profil Self-Esteem. Skripsi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI [tidak diterbitkan]


(4)

Khalut, A. 2011. Pengertian Harga Diri [online] tersedia di http://azieratjeh.blogspot.com/2011/05/pengertian-harga-diri.html (17 April 2012)

Lloyd, J. 1984. Self-Esteem. United States of America : Inter-Varsity Christian Fellowship

Nurihsan, A.J. 2006. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung : Refika Aditama

Pajares, F and Schunk, D.H. 2002. Self and Self-Belief in Psychology and

Education : an Historical Perspective [online] tersedia di

http://des.emory.edu/mfp/PSHistoryOfSelf.PDF (20 April 2012)

Poernomo, A. 2012. Pengertian Harga Diri dan Faktor yang Mempengaruhinya [online] tersedia di http://dyan123.blogspot.com/2012/02/pengertian-harga-diri-dan-faktor-yang.html (17 April 2012)

Powell, J. 2005. Self-Esteem (Its Your Health). Australia : Franklin Watts

Prayitno. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta dan Pusat perbukuan DEPDIKNAS

Puad, F.N. 2012. Hubungan antara Harga Diri dengan Kompetensi interpersonal Usia Remaja Akhir. Skripsi Jurusan Psikologi FIP UPI [tidak diterbitkan] Puspitasari, H. 2012. Prestasi Belajar Akuntansi Ditinjau dari Kepuasan Belajar dengan Self Esteem dan Self Efficacy. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadyah Surakarta [online]

Putri, M. 2009. Hubungan Self-esteem dengan aktualisasi diri siswa SMA Negeri 1 Babadan Ponorogo. Skripsi Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Malang [online] tersedia di http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/pub/detail/hubungan-self- esteem-dengan-aktualisasi-diri-siswa-sma-negeri-i-babadan-kecamatan-babadan-kabupaten-ponorogo-mayang-arum-permata-putri-37796.html Raharja, T. 2010. Analisis Minat Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk

Melanjutkan ke Sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kota Malang. abstrak skripsi Jurusan teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Malang

[online] tersedia di

http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/TM/article/view/5815 (1 April 2012)

Rahayu, R.D. 2009. Hubungan antara Harga Diri dengan Penyesuaian Sosial pada Remaja Akhir. Skripsi Jurusan Psikologi FIP UPI [tidak diterbitkan] Santi, N.R. 2011. Korelasi antara harga diri dan perilaku asertif siswa sekolah menengah pertama. Skripsi Universitas Negeri Malang [online] tersedia di http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/pub/detail/korelasi- antara-harga-diri-dan-perilaku-asertif-siswa-sekolah-menengah-pertama-se-kecamatan-bululawang-novi-ria-santi-50635.html (3 September 2012)


(5)

Santrock, J.W. 2007. Adolecent, elevent edition.(Remaja, edisi kesebelas, diterjemahkan oleh Benedictine Widyasinta). Jakarta : Erlangga.

Sari, C.P. 2009. Harga Diri Pada Remaja Putri yang Telah Melakukan Hubungan Seks Pranikah. Skripsi Jurusan Psikologi Universitas Gunadarma

[online] tersedia di

http://library.gunadarma.ac.id/repository/view/9069/harga-diri-pada-remaja-putri-yang-telah-melakukan-hubungan-sekspranikah.html (17 April 2012)

Schiraldi, G.R. 2007. Ten Simple Solutions for Building Self-Esteem. Canada : Raincoast Book

Somantri, D.G. 2009. Harga Diri Siswa Sebagai Dasar Penyusunan Program Bimbingan Pribadi Sosial. Skripsi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI [tidak diterbitkan]

Subowo, E. dan Martiarini, N. 2009. Hubungan antara Harga Diri Remaja dengan Motivasi berprestasi pada Siswa SMK Yosonegoro Magetan. Psikodinamika, Vol. 11, No. 2, 20-30

Setyosari, P. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sudrajat, A. 2009. Harga Diri [online] tersedia di http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/05/16/harga-diri/ (17 April 2012)

Sudrajat, D. 2008. Program Pengembangan Self-efficacy Bagi Konselor di SMA Negeri se-kota Bandug. Tesis Program Studi Konseling Sekolah Pasca sarjana UPI [tidak diterbitkan]

Sugiyarlin. 2008. Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Harga Diri (Self-Esteem) Remaja. Skripsi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI [tidak diterbitkan]

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suherman, U. 2007. Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bandung : Madani Production.

Sukardi, D.K dan Kusmawati, N. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta

Suyatno. 2012. Cara Membangun Harga Diri Anak [online] tersedia di http://garduguru.blogspot.com/2012_01_01_archive.html (1 April 2012) Syamsuddin, A. 2007. Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Raja

Grafindo persada

Utami, S. 2009. Hubungan Status Identitas dengan Self-Esteem Remaja. Skripsi Jurusan Psikologi FIP UPI [tidak diterbitkan]


(6)

Willis, S. 2007. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung : Alfabeta Yulianto. 2010. Proposal Penelitian Minat dan Bakat Siswa ke Sekolah

Menengah Kejuruan [online] tersedia di

http://metodepenelitiianelka07.blogspot.com/2011/01/minat-dan-bakat-siswa-ke-sekolah.html (1 April 2012)

Yusuf, S. 2009. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung : Rizqi Press

Yusuf, S dan Nurikhsan, A.J. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : Program Pasca Sarjana UPI dan PT Remaja Rosadakarya ________. 2010. Pengertian Kepercayaan Diri/Percaya Diri [online] tersedia di

http://miklotof.wordpress.com/2010/06/23/pengertian-percaya-diri/ (6 Oktober 2011)

________. 2011. Gagal Ujian Nasional, Siswa Ancam Bunuh Diri [online] tersedia di http://www.smkn-bantarkalong.sch.id/index.php/89-berita-tentang-pendidikan/125-seputar-pro-kontara-ujian-nasional (17 April 2012)


Dokumen yang terkait

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFIL PENALARAN MORAL PESERTA DIDIK : studi deskriprif terhadap program bimbingan pribadi di SMP negeri 2 Lembang tahun ajaran 2014/2015.

3 10 43

PROFIL SELF DISCLOSURE PESERTA DIDIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL.

5 21 40

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL BERDASARKAN PERILAKU ASERTIF PESERTA DIDIK : Studi Deskriptif terhadap peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

1 6 45

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI SOSIAL UNTUK MENGEMBANGKAN PERILAKU ETIS PESERTA DIDIK : Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas XI SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut Tahun Ajaran 2013/2014.

0 2 35

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK MENGEMBANGKAN HARGA DIRI (SELF ESTEEM) SISWA BERSTATUS SOSIAL EKONOMI RENDAH.

2 3 44

PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR BERDASARKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK SMA: Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas XI SMAN 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2012-2013.

0 0 55

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK SMP: StudiDeskriptifterhadap Peserta DidikKelas VII SMP Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 38

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN RESILIENSI PESERTA DIDIK: Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas X SMK Profita Kota Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

1 12 49

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL BERDASARKAN PENDEKATAN HUMANISTIK UNTUK MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI PESERTA DIDIK.

0 0 70

PROFIL SELF-EFFICACY KARIR PESERTA DIDIK MAN 2 KOTA BANDUNG :Studi Deskriptif Ke Arah Pengembangan Program Bimbingan Karir Kelas XI Tahun Ajaran 2011/2012).

0 0 41