IMPLEMENTASI E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN MEMPERBAIKI SIKAP BELAJAR MAHASISW PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN.

(1)

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN PERBAIKAN SIKAP BELAJAR MAHASISWA MELALUI E-LEARNING A. Implementasi e-learning dalam Pembelajaran ... 10

1. Definisi e-learning ... 10

2. Fungsi dan Manfaat e-learning ... 15

3. Komponen dan Elemen e-learning ... 19

4. Metode Penyampaian e-learning ... 22

5. Bentuk Pengembangan e-learning ... 23

B. Sikap dalam Proses Pembelajaran ... 24

C. Materi Pencemaran Lingkungan ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 36

B. Definisi Operasional... 37


(2)

ii

E. Instrumen Penelitian ...43

F. Tehnik Pengumpulan Data...46

G. Teknik Analisa Data... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 51

1. Peningkatan Penguasaan Konsep ... 51

2. Perbaikan Sikap Belajar Mahasiswa ... 58

3. Tanggapan Mahasiswa dan Dosen ... 61

B. Pembahasan 1. Peningkatan Penguasaan Konsep ... 63

2. Perbaikan Sikap Belajar Mahasiswa ... 68

3. Tanggapan Mahasiswa dan Dosen ... 70

4. Keunggulan dan Kelemahan e-learning... 73

5. Karakteristik e-learning ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 82

B. Rekomendasi ... 83


(3)

iii Halaman

Tabel 3.1. Desain Penelitian... 36

Tabel 3.2. Kriteria Koefisien Korelasi ... 44

Tabel 3.3. Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal ... 45

Tabel 3.4. Kriteria Daya Pembeda Soal ... 46

Tabel 3.5. Ringkasan Teknik Pengumpulan Data ... 46

Tabel 3.6. Klasifikasi N-Gain ... 48

Tabel 4.1. Ringkasan Rata-Rata Skor Netral dan Skor Respon Sikap Kelas Blended e-learning ... 59

Tabel 4.2. Ringkasan Rata-Rata Skor Netral dan Skor Respon Sikap Kelas Full e-learning ... 59

Tabel 4.3. Tanggapan Mahasiswa Terhadap e-learning ... 61


(4)

iv DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Lima Masalah Umum Lingkungan ... 31

Gambar 3.1. Alur Penelitian ... 42

Gambar 4.1. Perbandingan Rata-rata Pretes dan Postes Kelas Kontrol dan Kelas Blended e-learning ... 52

Gambar 4.2. Perbandingan Rata-rata N-Gain Kelas Kontrol dan Kelas Blended e-learning ... 53

Gambar 4.3. Perbandingan Rata-rata Pretes dan Postes Kelas Kontrol dan Kelas Full e-learning... 54

Gambar 4.4. Perbandingan Rata-rata N-Gain Kelas Kontrol dan Kelas Full e-learning... 55

Gambar 4.5. Perbandingan Rata-rata Pretes dan Postes Kelas Blended dan Kelas Full e-learning... 56

Gambar 4.6. Perbandingan Rata-rata N-Gain Kelas Blended E-learning dan Kelas Full e-learning... 58

Gambar 4.7. Perbandingan Rata-rata N-Gain Sikap Belajar... 60

Gambar 4.8. Halaman Bagian Depan Situs e-learning ... 76

Gambar 4.9. Halaman Bagian Dalam Situs e-learning ... 76

Gambar 4.10. Halaman Deskripsi Mata Kuliah Situs e-learning ... 77

Gambar 4.11. Contoh Halaman Source dan Aktivitas Situs e-learning ... 78

Gambar 4.12. Contoh Aktivitas Pemberian Tugas e-learning ... 79


(5)

v DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Satuan Acara Perkuliahan (SAP) ... 89

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 93

Lampiran 3. Kisi-kisi dan Soal Penguasaan Konsep ... 101

Lampiran 4. Kisi-kisi dan Skala Sikap Mahasiswa ... 107

Lampiran 5. Kisi-kisi dan Pedoman Wawancara Dosen ... 112

Lampiran 6. Angket Tanggapan Mahasiswa ... 114

Lampiran 7. Data dan Pengolahan Data Penelitian ... 117

Lampiran 8. Administrasi Penelitian ... 160


(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis TI menjadi tidak terelakan lagi. Perkembangan itu dalam dasawarsa terakhir telah memunculkan sistem teknologi informasi-komunikasi nirkabel yang terpadu dengan perangkat pengolah informasi berbasis jaringan global sehingga dimensi ruang dan waktu kini tidak lagi membatasi dua pihak atau lebih untuk saling berinteraksi. Perkembangan ini telah menawarkan paradigma dan strategi baru dalam pembelajaran di perguruan tinggi, yaitu e-learning. E-learning telah menjadi salah satu kebutuhan bagi sivitas akademika, mengingat baik dosen, mahasiswa maupun institusi pendidikan telah memanfaatkan teknologi komputer dalam kegiatan belajar mengajar.

Istilah e-learning secara umum didefinisikan sebagai sebuah proses pembelajaran yang dilakukan melalui jaringan komputer atau yang dewasa ini kita kenal dengan internet (Munir, 2008; Wahono, 2008; Anderson, 2008). Integrasi TI ke dalam strategi pembelajaran sekarang ini merupakan suatu keniscayaan, sebab strategi pembelajaran merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi lulusan. Integrasi itu merupakan suatu hal yang sangat mungkin dan potensial untuk dikembangkan, karena pada dasarnya proses pendidikan sebenarnya juga merupakan suatu proses komunikasi dan informasi dari pendidik kepada peserta didik yang berisi informasi-informasi “pedagogis”.


(7)

Interaksi “pedagogis” ini melibatkan berbagai komponen, yaitu pendidik sebagai sumber atau penyampai informasi, media sebagai sarana penyajian ide, gagasan dan materi pendidikan sebagai bahan ajar, serta peserta didik itu sendiri.

Potensi penerapan e-learning ini telah menarik perhatian banyak pihak, dan percaya bahwa konsep e-learning ini akan menjadi salah satu sistem pembelajaran terbuka, modern, dan feasible untuk dilaksanakan saat ini. Selain dunia pendidikan, konsep e-learning ini belakangan diadopsi oleh perusahaan-perusahaan komersial untuk memberikan pelatihan kepada karyawan mereka secara online - jarak jauh (distance training). Departemen perdagangan dan departemen pendidikan Amerika Serikat bahkan telah secara bersama-sama mencanangkan visi 2020 berhubungan dengan konsep pendidikan berbasis e-learning (Wahono, 2003).

Pannen (2005), mengungkap bahwa e-learning menyajikan peluang untuk menjawab tantangan yang berkenaan dengan akses, pemerataan, dan kualitas pendidikan. Dengan e-learning, pembelajaran konvensional menjadi semakin kaya dan memberikan fleksibilitas yang lebih, dan mahasiswa memikiki pengalaman belajar yang lebih bermakna. Konsep e-learning ini akan membawa pengaruh terjadinya transformasi pendidikan konvensional ke bentuk digital, baik secara isi maupun prosesnya, dan telah dimungkinkan terjadinya pergeseran pola interaksi antara dosen dan mahasiswa yang dapat melintasi sekat ruang dan waktu. Sejalan dengan pendapat tersebut, Surya (2006) memandang bahwa dengan e-learning, memungkinkan terjadinya individualisasi, akselerasi, pengayaan, perluasan, efektivitas, dan produktivitas serta demokratisasi proses


(8)

pembelajaran, yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pendidikan sebagai infrastruktur pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan.

Ada beberapa keunggulan pengembangan program pembelajaran melalui e-learning ini. Menurut Soekartawi (2003) keunggulan itu adalah: 1) tersedianya fasilitas e-moderating dimana dosen/guru dan siswa/mahasiswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu; 2) dosen/guru dan mahasiswa/siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari; 3) mahasiswa/siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer; 4) bila mahasiswa/siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah; 5) dosen/guru maupun mahasiswa/siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas; 6) berubahnya peran mahasiswa/siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif; 7) dari sisi biaya relatif lebih efisien.

Keunggulan e-learning inilah yang mendorong banyak praktisi pendidikan dan pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional mulai melakukan penataan dan penyiapan infrastruktur dibidang teknologi informasi khususnya internet yang perlu mendapatkan penghargaan dan apresisasi dari pelaku dunia pendidikan itu sendiri.


(9)

Untuk jenjang SD sampai SLTA pemerintah menggagas program pengembangan jaringan internet dengan nama JARDIKNAS, dan untuk jenjang perguruan tinggi meskipun pada jumlah yang masih sangat terbatas, pemerintah melalui departemen pendidikan nasional (DIKTI) juga telah diluncurkan program yang disebut dengan INHERENT (Darmawan, 2007). Infrastruktur jaringan internet yang telah tersedia tersebut harus dapat kita manfaatkan sebaik-baiknya, dengan mulai mengembangkan situs-situs internet dan mengisinya dengan konten pembelajaran yang bisa diakses dan dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas, khususnya pelajar dan mahasiswa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang sedang mereka tempuh.

Karena itu kehadiran e-learning sebagai sebuah bentuk atau model belajar yang relatif baru di Indonesia, kiranya dapat disambut dengan apresiasi yang positif. Terlebih LPTK sebagai lembaga yang memiliki peran melahirkan tenaga kependidikan professional, diharapkan menjadi pihak yang paling proaktif menanggapi perubahan paradigma pembelajaran tersebut, dan mulai mengakomodasi kecenderungan pengembangan penerapan teknologi informasi dalam pembelajaran dalam rangka meningkatkan efektifitas pembelajaran secara khusus dan meningkatkan kualitas pendidikan secara umum.

Potensi bagi pengembangan model pembelajaran dengan e-learning dewasa ini sangat besar, apalagi perkembangan terakhir, internet telah dapat diakses secara mudah melalui handphone GPRS/3G, Blackberry atau Iphone yang banyak dimiliki oleh mahasiswa dan para pelajar saat ini.


(10)

Oleh karena itu, dalam upaya mengakomodasi kebutuhan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, maka peneliti memandang perlu untuk melakukan penelitian mengenai implementasi e-learning ini dalam praktek pembelajaran di perguruan tinggi, yaitu untuk melihat seberapa efektif model e-learning ini dilaksanakan dalam pembelajaran di perguruan tinggi.

Kemudian, sejalan dengan perkembangan e-learning itu sendiri, kini telah banyak dirilis perangkat lunak aplikasi e-learning yang mudah digunakan (useable), sehingga memungkinkan untuk digunakan oleh perguruan tinggi yang ingin menggunakannnya. Aplikasi ini disebut dengan learning management system (LMS), yang berguna untuk mengintegrasikan banyak fungsi yang mendukung proses pembelajaran, seperti memfasilitasi berbagai macam bentuk materi instruksional (teks, audio, video), email, chat room, diskusi online, forum ataupun evaluasi belajar (kuis).

Beberapa contoh dari aplikasi learning management system (LMS) ini misalnya: WebCT, Moodle, Classfronter. Aplikasi Moodle menurut sebuah

laporan telah digunakan lebih dari 30.000 situs e-learning di 195 negara di seluruh dunia (Cole and Foster, 2007). Sedangkan WebCT telah digunakan

lebih dari 2.200 perguruan tinggi di seluruh dunia (Pituch & Lee, 2004).

Aplikasi learning management system LMS yang digunakan dalam penelitian ini adalah aplikasi Moodle yang juga merupakan akronim dari Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environment (Cole & Foster, 2007). Dengan aplikasi ini proses dan konten pembelajarannya didesain dalam bentuk web online yang diakses oleh mahasiswa dengan menggunakan web browser internet.


(11)

Kegiatan intruksional dilaksanakan dengan mengkombinasikan fitur-fitur yang tersedia, baik itu fitur resource (text online, web page, link file & web, content package, directory) maupun fitur activity (assignments, forum, chating, quiz, glossary, choise) kedalam bentuk paket pembelajaran yang terintegrasi.

Upaya implementasi e-learning ini dilandasai oleh semangat untuk secara kreatif mengupayakan sebuah desain pembelajaran yang diharapkan dapat mengatasi persoalan yang ada pada pembelajaran konvensional, yaitu pembelajaran yang cenderung berpusat pada pengajar (teacher-centered), cenderung mengabaikan perbedaan gaya belajar, karakteristik, dan kebutuhan warga belajar yang berbeda-beda; dengan pola belajar yang homogen. Diharapkan kelemahan itu dapat dikurangi dengan model e-learning yang berpotensi lebih dapat mengakomodasi kebutuhan pembelajaran individual (individual learning) sesuai semangat student-centered.

Terkait dengan implementasi e-learning di perguruan tinggi khususnya LPTK, dari studi pendahuluan ditemukan bahwa walaupun diketahui pembelajaran e-learing memiliki banyak sekali kelebihan yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, ternyata tidak serta merta perguruan tinggi menerapkan model pembelajaran ini, meski perguruan tinggi tersebut telah memiliki fasilitas yang cukup memadai untuk melaksanakan model pembelajaran ini.

Oleh karena itu penelitian yang dilaksanakan ini diharapkan akan menjadi kajian yang berharga, untuk mengenalkan sekaligus hendak menguji efektifitas


(12)

pembelajaran dengan menggunakan e-learning di perguruan tinggi terutama yang berada di daerah.

Penelitian ini dilaksanakan di salah satu LPTK swasta di Provinsi Lampung. LPTK ini dipilih atas dasar hasil observasi awal yaitu pertimbangan ketersediaan infrastruktur teknologi informasi yang telah memadai seperti sarana laboratorium komputer yang telah terkoneksi dengan jaringan internet, area hostpot (wireless network connection), lingkungan sekitar kampus yang telah banyak tersedia warnet (warung internet), sehingga memudahkan mahasiswa nantinya ketika akan mengakses situs e-learning di internet dalam mengikuti pembelajaran.

Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya kini telah menjadi salah satu masalah global, yang meliputi hubungan antar negara, bahkan antar benua di seluruh belahan bumi. Karenanya maka penggunaan internet dalam pembelajaran pencemaran lingkungan ini menjadi suatu keniscayaan, sebab dengan internet mahasiswa dapat secara mudah mengeksplorasi masalah-masalah dan mengikuti perkembangan kajian mengenai pencemaran lingkungan terkini dari seluruh belahan dunia yang tidak mungkin dilakukan apabila melalui pengamatan langsung atau melalui teks bahan ajar lainnya.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah penguasaan konsep dan sikap belajar mahasiswa pada materi pencemaran lingkungan setelah mendapatkan pembelajaran dengan e-learning ? “


(13)

Rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah penguasaan konsep mahasiswa pada materi pencemaran lingkungan setelah mendapatkan pembelajaran full e-learning (seluruhnya e-learning) ?

2. Bagaimanakah penguasaan konsep mahasiswa pada materi pencemaran lingkungan setelah mendapatkan pembelajaran blended e-learning (kombinasi e-learning dengan tatap muka)?

3. Bagaimanakah sikap belajar mahasiswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan e-learning ?

4. Bagaimanakah tanggapan mahasiswa dan dosen terhadap implementasi e-learning dalam pembelajaran?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan e-learning dalam meningkatkan penguasaaan konsep dan memperbaiki sikap belajar mahasiswa pada materi pencemaran lingkungan pada mahasiswa calon guru biologi.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menganalisis bagaimana tingkat penguasaan konsep dan bagaimana sikap belajar mahasiswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan e-learning. 2. Mengeksplorasi dan menganalisis tanggapan mahasiswa setelah

mendapatkan pembelajaran dengan e-learning, sehingga dapat ditemukan pola yang lebih efektif untuk mengetahui kelebihan dan kekuatan dari pembelajaran dengan e-learning.


(14)

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya :

1. Hasil peneltitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam bentuk pembelajaran e-learning dengan menggunakan aplikasi learning management system (LMS) Moodle, diharapkan aplikasi ini dapat digunakan untuk pembelajaran materi ajar yang lain.

2. Memberikan wawasan baru tentang penggunaan e-learning dalam pembelajaran, sehingga lebih memperkaya khasanah inovasi pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh guru atau dosen dalam pembelajaran di kelas.

3. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam rangka meningkatkan penguasaan konsep, dan perbaikan sikap belajar mahasiswa melalui pembelajaran e-learning. 4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan oleh perguruan tinggi lainya,

sekolah-sekolah atau dinas pendidikan untuk membuat kebijakan dengan mengadopsi bentuk pembelajaran e-learning untuk diterapkan pada mahasiswa, siswa, pada materi ajar lainnya


(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain The

Randomized Control-Group Pretest-Posttest. Desain penelitian ini digunakan karena

dalam pemilihan sampel, dilakukan secara acak dari kelas yang ada dari populasi penelitian ini. (Isaac & Michael, 1982).

Tabel 3.1.

Desain Penelitian The Nonrandomized Pretest-Posttest

Control Group Design

Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir

Eksperimen 1 Ox X1 Oy

Eksperimen 2 Ox X2 Oy

Kontrol Ox X3 Oy

Keterangan:

Ox : Kemampuan awal sebelum pembelajaran (diukur dengan pretes) Oy: Kemampuan akhir setelah pembelajaran (diukur dengan postes)

X1 : Perlakuan pembelajaran dengan full e-learning

X2 : Perlakuan pembelajaran dengan blended e-learning


(16)

B. Definisi Operasional

1. E-learning

Pembelajaran e-learning dalam penelitian ini adalah merupakan kegiatan pembelajaran yang penyampaian bahan ajarnya dan proses pembelajarannya dilakukan dengan menggunakan jaringan internet dalam bentuk situs online dengan menggunakan perangkat browser internet (Munir, 2008; Wahono, 2008; Anderson, T., 2008)

2. Learning Management System (LMS)

Learning Management System (LMS) adalah aplikasi web yang mendukung

proses pembelajaran (web based instruction), yaitu sebuah aplikasi web untuk mengintegrasikan banyak fungsi dalam mendukung proses pembelajaran, seperti memfasilitasi berbagai macam bentuk materi intruksional (teks, audio, video), e-mail, chat, diskusi online, forum, kuis (evaluasi belajar), dan penugasan, aplikasi LMS yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada platform Moodle (Cole, & Foster, 2007).

3. Penguasaaan Konsep

Penguasaan konsep yang diukur dalam penelitian ini ditekankan pada dimensi pengetahuan konseptual dan faktual, sedang untuk proses kognitif yaitu jenjang pemahaman, analisis dan evaluasi, merujuk pada taksonomi kognitif Bloom yang direvisi (Anderson et al., 2001).


(17)

4. Sikap Belajar

Sikap belajar yang dinilai dalam penelitian ini adalah sikap menurut taksonomi domain affektif David R. Krathwohl, et.al (Isaac & Michael, 1982). Sikap belajar yang diteliti adalah sikap belajar terhadap e-learning yaitu sikap mau menerima, sikap mau memberi tanggapan, sikap mau menghargai, sikap mau melibatkan diri, sikap mau menginternalisasi konsep/nilai kedalam pribadinya. Penilaian sikap belajar mahasiswa ini dilakukan dengan menggunakan instrument skala sikap Likert.

5. Kelas Full E-learning

Kelas full e-learning adalah kelas yang proses pembelajarannya dilakukan

seluruhnya dengan menggunakan fasilitas e-learning melalui web online di internet.

6. Kelas Blended E-learning

Kelas blended e-learning adalah kelas yang proses pembelajarannya dilakukan dengan mengkobinasikan antara pertemuan tatap muka di kelas dan juga menggunakan fasilitas e-learning melalui web secara online di internet.

7. Kelas Konvensional (tradisional)

Kelas konvensioanl adalah kelas yang pendekatan pembelajarannya lebih menekankan pada pengajar sebagai pusat informasi (teacher centered) dan peserta didik sebagai penerima informasi, cenderung menggunakan metode ceramah disertai sedikit tanya jawab.


(18)

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program studi pendidikan biologi semester II (genap) di salah satu LPTK swasta di Provinsi Lampung yang sedang mengikuti perkuliahan Pengetahuan Lingkungan tahun akademik 2008/2009. Alasan pemilihan LPTK ini adalah karena LPTK ini telah memiliki laboratorium komputer, fasilitas jaringan internet yang memadai untuk penelitian ini.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 35 mahasiswa untuk kelas

full e-learning, 35 mahasiswa untuk kelas blended e-learning, dan 36 mahasiswa

untuk kelas konvensional (kontrol).

D. Tahapan Penelitian

Tahapan-tahapan yang ditempuh dalam penelitian ini meliputi: studi pendahuluan, persiapan, implementasi, dan diakhiri dengan analisis hasil dan penyusunan laporan.

1. Studi pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan untuk memperolah gambaran tentang kegiatan pembelajaran biologi di salah satu LPTK swasta di Propinsi Lampung, dan bagaimana pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung proses pembelajaran, serta meninjau ketersediaan infrastuktur komputer berbasis jaringan untuk menjajaki kemungkinan dilaksanakannya pembelajaran e-learning di LPTK tersebut. Selanjutnya mempelajari teori penerapan e-learning dan mengkaji penelitian sejenis yang telah dilakukan sebagai bahan kajian untuk


(19)

mengetahui posisi penelitian ini. Temuan studi pendahuluan ini digunakan sebagai dasar pijakan untuk mengembangkan e-learning sebagai salah satu pola yang potensial dan feasible untuk dilaksanakan saat ini.

2. Tahap persiapan dan perancangan e-learning

Pada tahap ini dimulai dengan menetapkan disain penelitian yang akan dilaksanakan, meliputi metode penelitian, teknik analisa data, dan instrumen penelitiannya. Langkah terakhir pada tahap ini adalah membuat rancangan model pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam bentuk web online, meliputi: penyiapan konten bahan ajar, aplikasi LMS yang digunakan, dan proses untuk mempublikasikan web online yang telah dirancang tersebut, mulai dari pendaftaran domain, penyewaan hosting ke perusahaan penyedia jasa server

hosting. Pada bagian instrumen, konten bahan ajar dan pengembangan bentuk

web online sebelumnya di-judgement terlebih dahulu oleh ahli yang pakar

di bidang tersebut.

3. Uji coba instrumen penelitian

Tahap berikutnya adalah uji coba instrumen penelitian, yaitu mengetahui validitas, reabilitas, tingkat kemudahan, dan daya pembeda. Dari hasil uji coba, butir soal yang tidak memenuhi syarat dapat diperbaiki atau direvisi. Hasil perbaikan (revisi) butir soal yang tidak memenuhi syarat, tidak dilakukan uji coba lagi atau langsung digunakan untuk mengambil data tes awal (pretes) dan tes akhir (postes).


(20)

4. Tahap implementasi

Pembelajaran e-learning yang telah dirancang dan dipublikasikan secara online, kemudian diimplementasikan pada materi pencemaran lingkungan pada mahasiswa studi biologi semester II program studi pendidikan biologi di salah satu LPTK swasta di Propinsi Lampung. Setelah implementasi ini selesai, dilakukan pengisian angket untuk mengetahui sikap mahasiswa terhadap pembelajaran e-learning yang dilaksanakan, dan untuk mengetahui tingkat penguasaan konsepnya dilakukan evaluasi belajar melalui post tes. Butir soal yang digunakan dalam uji coba ini adalah butir soal mengenai penguasaan konsep pencemaran lingkungan dan skala sikap mahasiswa.

5. Tahap analisis data dan penyusunan laporan

Setelah implementasi e-learning dilakukan, dan semua data penelitian telah terkumpul selanjutnya dilakukan analisis data dan kemudian dilakukan penyusunan laporan.

Langkah-langkah dalam penelitian ini tergambar pada bagan alur sebagaimana ditunjukan Gambar 3.1 sebagai berikut :


(21)

!

"

#

$ "

$

"

% &'('

) )

" * "


(22)

E. Instrumen Penelitian

1. Jenis Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

a) Web online pembelajaran yang dibangun dengan menggunakan aplikasi learning

managemen system (LMS) Moodle.

b) Instrumen tes penguasaan konsep dalam bentuk essay.

c) Instrumen skala sikap mahasiswa terhadap e-learning.

d) Instrumen angket tanggapan mahasiswa dan dosen terhadap pembelajaran

e-learning.

e) Instrumen pedoman wawancara dosen untuk menjaring tanggapan dosen

terhadap pembelajaran e-learning.

2. Pengujian Instrumen

Sebelum digunakan, instrument tes diujicoba dan dianalisis kelayakannya melalui uji validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran dan indeks daya beda soal.

a) Uji Validitas

Validitas merupakan ukuran kesahihan suatu instrumen sehingga mampu mengukur apa yang harus atau hendak diukur. Uji validitas instrumen yang digunakan adalah uji validitas isi (content validity) dan uji validitas kriteria


(23)

Uji validitas isi dilakukan melalui validasi oleh seorang ahli/dosen yang memiliki keahlian dibidang materi pencemaran lingkungan, untuk melihat kesesuaian standar isi materi yang ada di dalam instrumen tes. Sedangkan uji validitas kriteria dilakukan melalui uji korelasi Product-moment (Arikunto, 2005),

(

)( )

(

)

(

)

(

( )

)

− − − = 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy

dengan kriteria penerimaan nilai r valid bila rxy>0,304.

b) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas tes bertujuan untuk menguji tingkat keajegan soal yang digunakan. Uji reliabilitas instrumen ini menggunakan uji Kuder-Richardson (KR)-21 (Arikunto, 2005).

(

)

      −       − = 1 11 1 1 kV M k M k k r dengan,

r11 : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir soal M : skor rata-rata

V1 : varians total

Kriteria koefisien korelasi (r) yang digunakan adalah: Tabel 3.2. Kriteria Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi Keterangan

0,00 - 0,20 Sangat rendah

0,21 - 0,40 Rendah

0,41 - 0,60 Cukup

0,61 - 0,80 Tinggi


(24)

c) Uji Tingkat Kesukaran Soal

Uji tingkat kesukaran soal dilakukan untuk mengetahui apakah butir soal tergolong sukar, sedang atau mudah, yang dihitung melalui persamaan (Zainul & Nasoetion, 2001):

J B

P= ,

dimana:

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab butir soal dengan betul Js : banyaknya testi.

Kriteria indeks kesukaran butir soal diklasifikasikan seperti pada Tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3. Klasifikasi tingkat kesukaran soal

P Kriteria

0,00-0,30 0,31-0,70 0,71-1,00

Sukar Sedang Mudah

d) Uji Daya Pembeda Soal

Uji daya pembeda soal dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tiap butir soal mampu membedakan (kemampuan) antara mahasiswa kelompok atas dengan mahasiswa kelompok bawah, yang dihitung melalui persamaan (Zainul & Nasoetion, 2001):

B B

A A

J B J B

D= − ,

dimana:


(25)

Ba : jumlah kelompok atas yang menjawab benar

Bb : jumlah kelompok bawah yang menjawab benar

JA : jumlah testi kelompok atas

JB : jumlah testi kelompok bawah

= = proporsi peserta kelompok atas menjawab benar (P: indeks kesukaran) = = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar.

Kriteria daya pembeda butir soal diklasifikasikan seperti pada Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4. Kriteria daya pembeda soal

ID Klasifikasi

0,00-0,20 0,21-0,40 0,41-0,70 0,71-1,00 Negatif Jelek Cukup Baik Baik sekali

Tidak baik, harus dibuang

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data penelitian tersaji dalam Tabel 3.5 berikut. Tabel 3.5. Ringkasan teknik pengumpulan data penelitian

Data Sumber Teknik Instrumen

Penguasaan konsep,

Mahasiswa Tes awal (pretes)

dan tes akhir (postes)

Butir soal essay penguasaan konsep

Sikap belajar Mahasiswa Pengisian skala

sikap belajar mahasiswa

Skala sikap belajar mahasiswa Tanggapan tentang proses pembelajaran dengan e-learning a. Mahasiswa b. Dosen

a. Angket tanggapan mahasiswa b. Wawancara a. Angket tanggapan mahasiswa b. Pedoman wawancara


(26)

G. Teknik Analisa Data

1. Analisis data penguasan konsep.

Analisis data penelitian dilakukan dengan analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif dilakukan untuk menguji perbedaan penguasaan konsep, dari hasil postes pada ketiga kelompok penelitian. Analisis kuantitatif ini dilakukan dengan bantuan program SPSS for window ver.16. Analisis data penguasan konsep diawali dengan analisis perbedaan rata-rata pretes penguasan konsep ketiga kelompok penelitian guna mengetahui bagaimana kemampuan awal mahasiswa kelompok kontrol dan eksperimen, melalui uji beda rata-rata pretes. Hasil uji beda ini menjadi dasar bagi pemilihan uji analisis berikutnya untuk mengukur peningkatan penguasaan konsep mahasiswa; apakah menggunakan rata-rata postes atau menggunakan rata-rata

Gain.

Sebelum dilakukan uji beda rata-rata, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat statistik melalui uji normalitas dan homogenitas. Uji normalitas pretes menggunakan

uji Chi-square (χ2), sedangkan uji homogenitas dilakukan dengan uji F (Lavene test).

Karena syarat normalitas distribusi data terpenuhi, maka selanjutnya dilakukan uji beda rata-rata pretes menggunakan uji parametrik yaitu uji t.

Berdasarkan hasil uji beda rata-rata pretes yang menunjukkan bahwa kemampuan awal mahasiswa ketiga kelompok penelitian tidak berbeda, maka analisis peningkatan penguasaan konsep dilakukan dengan uji beda rata-rata postes. Seperti sebelumnya, uji ini diawali dengan uji prasyarat statistik yang sama yaitu uji


(27)

terpenuhi, maka uji beda rata-rata postes dilakukan dengan uji non-parametrik yaitu

Mann-Whitney U test.

Selain uji beda rata-rata postes, peningkatan penguasaan konsep untuk setiap kelompok penelitian dianalisis juga melalui perhitungan skor gain (gain-score) ternormalisasi. Skor gain ini dihitung dengan rumus yang dikembangkan oleh Hake (Meltzer, 2002) sebagai berikut:

pre maks

pre post

S S

S S Gain N

− − =

− ,

dengan kriteria nilai N-gain:

Tabel 3.6. Klasifikasi N-gain

Perolehan N-gain Kriteria

N-gain > 0,70 tinggi

0,30 ≤ Ngain ≤0,70 sedang

N-gain < 0,30 rendah

2. Analisis data sikap belajar mahasiswa.

Analisis sikap belajar mahasiswa dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif melalui skala likert. Skala likert ini terdiri dari seperangkat pernyataan yang responnya mencerminkan sikap subyek terhadap suatu objek. Pernyataan tersebut ada yang positif atau menyenangkan (favorable) dan ada yang negative atau tidak menyenangkan (unfavorable). Pernyataan yang diajukan dalam butir angket mencakup indikator sikap dan dijawab oleh mahasiswa dengan pilihan 4 (empat) jawaban masing-masing: SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), STS (sangat


(28)

tidak setuju). Pilihan jawaban R (netral/ragu-ragu) tidak digunakan untuk menghindari sikap ragu-ragu dari mahasiswa.

Untuk pernyataan positif skor diberikan nilai 4 untuk penilaian sikap sangat setuju (SS), skor 3 untuk penilaian sikap setuju (S), skor 2 untuk penilaian tidak setuju (TS), dan skor 1 untuk penilaian sangat tidak setuju (STS). Sedangkan untuk pernyataan negatif skor diberikan 1 untuk penilaiaan sangat setuju (SS), skor 2 untuk penilaian setuju (S), skor 3 untuk penilaian tidak setuju (TS), dan skor 4 untuk penilaian sangat tidak setuju (STS).

Selanjutnya dilakukan perhitungan uji beda rata-rata dan analisis N-Gain skor sikap awal (sebelum pembelajaran) dibandingkan dengan rata-rata N-Gain skor sikap akhir (setelah pembelajaran berlangsung). Untuk mendukung data tersebut juga dilakukan analisis frekuensi jawaban skor netral dibandingkan dengan skor respon untuk melihat bagaimana kecenderungan perubahan sikap itu terjadi kearah sikap positif atau sikap negatif.

Analisis uji coba instrument sikap belajar mahasiswa dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menentukan bobot setiap skor, penskoran tiap pernyataan dinyatakan secara

tidak seragam, yaitu dengan berdasarkan sebaran respons mahasiswa pada suatu butir pernyataan. Dalam menentukan bobot skor setiap pernyataan dilakukan melalui tahapan: menentukan bobot frekuensi untuk setiap alternatif jawaban, menghitung proporsi (p), menghitung proporsi kumulatif (cp=cumulative


(29)

proportion), menentukan nilai Z berdasarkan mcp dengan menggunakan tabel

deviasi normal, menghitung nilai Z+nilai mutlak dimana nilai mutlak merupakan nilai yang besar nilainya, langkah terakhir membulatkan nilai Z+ nilai mutlak (Edward, 1975 dalam Indriani, 2004).

b) Menentukan validitas dan daya pembeda setiap butir pernyataan yang dilakukan

melalui langkah-langkah: menyusun skor skala sikap dari yang nilainya tinggi hingga nilai yang terendah, memilih mahasiswa yang termasuk kelompok atas dan kelompok bawah masing-masing 27% dari jumlah sampel yang digunakan,

selanjutnya terakhir menentukan nilai t hitung untuk melihat validitas pernyataan

sikap tersebut.

3. Analisis data tanggapan mahasiswa dan dosen terhadap e-learning.

Analisis kualitatif dilakukan untuk mendiskripsikan tanggapan mahasiswa dan dosen terhadap model pembelajaran yang dijaring melalui angket dan disajikan dalam bentuk persentase (%), dari besaran persentase masing-masing item angket akan

diketahui kecenderungan tanggapan mahasiswa dan dosen terhadap pembelajaran


(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen baik full e-learning dan blended e-learning dibandingkan dengan kelas kontrol, dengan

demikian pembelajaran pencemaran lingkungan dengan e-learning secara signifikan dapat meningkatkan penguasaan konsep mahasiswa dibandingkan dengan kelas konvensional. Sementara itu untuk kelas eksperimen tidak terdapat

perbedaan yang signifikan dalam hal penguasaan konsep antara kelas full e-learnig dengan blended e-learning.

Sikap belajar mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran pencemaran lingkungan dengan e-learning adalah positif. Kelas full e-learning mengalami

perbaikan sikap belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas blended e-learning. Dengan demikian pembelajaran dengan e-learning terbukti mampu

memperbaiki sikap belajar mahasiswa ke arah yang lebih positif.

Persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran e-learning dalam hal kelengkapan menu, tampilan, kemudian aspek motivasi, dan pengaruhnya terhadap hasil belajar dan potensi pengembangannya adalah sangat baik. Mahasiswa merasakan adanya tambahan motivasi belajar dan membantu dalam memahami (menguasai) konsep yang diajarkan setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ini. Di sisi lain, ada harapan dari dosen pengajar untuk menerapkan konsep pembelajaran e-learning ini pada materi kuliah lainnya.


(31)

B. Rekomendasi

1. Meskipun dalam penelitian ini mahasiswa diberikan tugas membuat artikel ilmiah mengenai pencemaran lingkungan, penelitian ini belum mengungkap secara khusus dan rinci hasil portofolio laporan mahasiswa tersebut, sehingga belum tampak pengaruh pembelajaran e-learning terhadap kemampuan mahasiswa dalam merumuskan gagasan mereka dalam bentuk tulisan ilmiah, untuk penelitian selanjutnya hendaknya diungkap juga assessmen portofolio ini.

2. Potensi pengembangan e-learning sebagai model pembelajaran yang relatif baru di Indonesia masih sangat terbuka, jika kapasitas bandwidth internet dimasa yang akan datang sudah lebih memadai, akan sangat baik jika source seperti teleconference dan bahan ajar yang berbasis multimedia lainnya lebih banyak lagi ditampilkan di e-learning sehingga tampilan bahan ajar yang disajikan lebih menarik, dan variatif.

3. Dari beberapa kajian mengenai kelemahan yang terdapat pada e-learning, maka kelas blended e-learning merupakan pilihan yang paling mungkin untuk dilaksanakan. Dalam pelaksanaannya nanti disesuaikan dengan kurikulum yang ada, dan aktivitas e-learning tersebut ditempatkan dalam konteks sebagai suplemen atau komplemen dari program pembelajaran yang telah berjalan di perguruan tinggi atau sekolah, kecuali jika implementasi itu memang dimaksudkan untuk mendukung proses pembelajaran jarak jauh (distance learning) seperti halnya yang dilaksanakan di universitas terbuka, maka pola e-learning dapat dilaksanakan secara penuh (full e-learning).


(32)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, T. (2008). The Theory and Practice of Online Learning. Second Edition. AU Press Canada. Athabasca University.

Akpan, J.P. (2002). "Which Comes First: Computer Simulation of Dissection or a Traditional Laboratory Practical Method of Dissection". Electronic Journal of Science Education. 6, (4).

Ally, M. (2008). “Foundation of educational Theory for Online Learning”, in The Theory and Practice of Online Learning. Secon Edition By Terry Aderson, AU Press Canada. Athabasca University.

Arikunto, S. (2005). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Reneka Cipta.

Arsyad, A. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Ahmadi, A. (1991). Psikologi Sosial. Jakarta : PT. Reneka Cipta.

Basori. (2005). “Mengapresiasi e-Learning Berbasis MOODLE “. Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan UNS. Makalah tidak diterbitkan.

Boediono, & Koster, W. (2004). Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas. Bandung : Penerbit Remaja Rosdakarya.

Cole, J., Foster, H. (2007). Using Moodle. Second Edition. O’Reilly Media Inc. USA.

Campbell, N.A., Reece, J.B., and Mitchell, L.G. (2004). Biologi. Terjemahan Edisi 5, Jilid III. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Chaeruman, U.A. (2004). Integrasi Teknologi Komunikasi dan Informasi ke dalam Pembelajaran. Makalah Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran. Jakarta. Universitas Terbuka.

Chanon, R. (2000). Guide to Support the Implementation of the Learning and Theaching Plan Year 2000, ACUE, The University of Adelaide.

Chapman, R. Audrey, et. al., (2007). Bumi Yang Terdesak. Bandung : Kerjasama penerbit Mizan dengan Center of Religious and Cross Cultural Studies UGM Yogyakarta.

Crech, D., Crutchfield, S. Richard., Ballachey, L. Agerton. (1982). Individual in Society. Berkeley : Mc-Graw-Hill Kogakusha, Ltd.

Darmawan, D. (2007). Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Penerbit UPI dan Arum Mandiri.


(33)

Darsono, M. et al. (2001). Belajar dan Pembelajaran. Semarang: Universitas Negeri Semarang (Unnes) Press.

Dayakisni, T. & Hudaniyah. (2006). Psikologi Sosial. Malang: UMM Press. Ellis A. L, Wagner E.D & Longmire. W.R. (1999). Managing Web Based

Training : How to Keep Your Program on Track and Make it Succesfull. USA : American Society for Training and Development.

Fuady, A. (2008). Paradigma Baru dalam Pendidikan dan Pembelajaran Learning is Fun. Bandung: P4TK-BMTI.

Govidasamy, T. (2002). Succesfull Implementation of E-learning Pedagogical Consideration Internet and Higher Education.

Hake, R. R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. [Online]. Tersedia: http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=aera&P=R6855

[14Oktober2008].

Hamalik, O. (1986). Media Pendidikan. Bandung : Penerbit Alumni.

Hasbullah. (2006). Implementasi E-learning dalam Pengembangan Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Proceeding-SNPTE 2006. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.

Hegarty, Mary. (2004). “Dynamic Visualizations and Learning: Getting To The Difficult Questions”. Journal of Learning and Instruction, 14, 343-351. Hendrawan C. & Yudhoatmojo S. B. (2001). Web Based Virtual Learning

Inviroment : A Research Framework and Preliminary Assesment in Basic IT Skill. Training MIS Quarterly ( CD-ROM).

Hutagalung, H., (2007). Pemanfaatan Multimedia untuk Meningkatkan Pemahaman konsep dan Keterampilan Generik Sains pada Konsep Keragaman Tingkat organisasi Kehidupan. Tesis Program Pasca Sarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Isaac, S. & Michael, W. B. (1982). Handbook in Research and Evaluation for Education and The Behavioral Science (second ed.) California: Edits Publisher.

Indriani. (2004). Perbadingan Hasil Belajar dan Sikap Siswa SMP antara yang Menggunakan Media Gambar Hewan Vertebrata Bernbentuk Kartu dengan Metode Karya Wisata pada Konsep Keanekaragaman Vertebrata. Tesis PPS UPI: tidak diterbitkan.

Jamaludin, A. (2007). Internet Menuju Sekolah: Jardiknas. [Online]. Tersedia: ade_smkams@yahoo.co.id [25 Juni 2008].

Kaligis, J.R.E. (2003). Pendidikan Lingkungan Hidup. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.


(34)

Kamarga, H. (2002). Belajar Sejarah Melalui E-learning : Alternatif Mengakses Informasi Kesejarahan. Bandung : Pustaka Nusantara.

Keraf, S. (2002). Etika Lingkungan. Jakarta : Penerbit Kompas.

Koran. C. J. K. (2002). Aplikasi E-learning dalam Pengajaran dan Pembelajaran di Sekolah-sekolah Malaysia . Cadangan Pelaksanaan pada Senario Masa Kini. Pasukan Proyek Rintis Sekolah Bestari Bahagian Teknologi Pendidikan, Kementrian Pendidikan Malaysia. Tersedia (online) di

www.moe.edu.my/smartshool/neweb/seminar/kkerja8.htm tanggal 10

Januari 2009.

Lee, Nicoll, & Brooks. (2002). A Comparison of Inquiry and Worked Example Web-Based Instruction Using Physlets. Dalam Computers & Education [Online], Vol 10 (5), 7 halaman. Tersedia: www.elsevier.com/locate/ compedu [12 Februari 2009].

Miller G.Y.(1996). Living in the Environment, Principles, Connection & Solution 9th edition.California: Wadsworth Publishing Company.

Mayer, Richard. E. (2005). The Cambridge Handbook of Multimedia Learning. New York: Cambridge University Press.

Millan, J.H.Mc., & Schumacher, S. (2001). Research in Education; a Conceptual introduction. Fifth edition. Addison Wesley Logman : United States.

Motschig, P. & Holzinger, A. (2002). Student-Centered Teaching Meets New Media : Concept and Case Study, International Forum Of Educational Technology & Society 5.

Mueller, D. (1986). Measuring Social Attitudes, A Handbook for Reseacrh and Practitioners. New York and London : Teachers College, Columbia University.

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Penerbit Alfabeta.

Meltzer, D. E. (2002). “The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physic: A Possible ‘Hidden variable’ in Diagnostic Pretest Score”. American Journal of Physics. 70 (12). 1259-1268.

Ngadiyo. (2007). Pembelajaran E-learning dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Makalah disampaikan pada Palatihan JARDIKNAS 2007. Natawidjaya, R. (1986). Penyusunan Instrumen Penelitian. IKIP Bandung: tidak


(35)

Pannen, P. (2005). Pengembangan E-learning : Antara Mitos dan Kenyataan. Makalah pada Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran. Jakarta 5 s/6 Desember 2005.

Pituch, K. A. and Lee, Y. K. (2004). The Influence of System Characterictics on E- learning Use Computer and Education.

Purbo, W. Ono. (2002). E-learning Berbasis PHP dan MySQL. Jakarta : Penerbit Elexmedia Komputindo.

Putri, S. U., (2007). Pembelajaran Konsep Bakteriologi dan Virologi Berbasis Teknologi Informasi untuk meningkatkan Keterampilan Generik mahasiswa. Tesis Program Pasca Sarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Renga. (1993). “Affect : A Critical Component of Mathematics Learning in Early Chilhood”. Research Ideas for The Classroom Early Chilhood Mathematics. New York : Macmillan Publishing Company.

Ruseffendi. (1998). Statistika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.

Smaldino, S.E., et al. (2005). Instructional Technology and Media for Learning (eighth ed.). Ohio: Merril Prantice Hall.

Soekartawi . (2003). Prinsip Dasar E-learning : Teori dan Aplikasinya di Indonesia. Jurnal Teknodik. Edisi No. 12 / VII/Oktober/ 2003.

_________. (2002). Prospek Penbelajaran Melalui Internet. Makalah Seminar Teknologi Kependidikan. Universitas Terbuka, Pustekkom dan IPTPI, Jakarta.

Sudarman. (2007). ”Problem Based Learning: Suatu Model Pembelajaran untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah”. Jurnal Pendidikan Inovatif. 2, (2), 68-73.

Sudjana. (1996). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. (2008). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sumantri, M. (2004). “Implementasi E-Learning di Teknik Elektro FT Undip”. Jurnal Transmisi. 8, (2), 28-30.

Surjono, D. Herman. (1999). Pemanfaatan Internet Untuk Memperbaharui Model Pengajaran di Perguruan Tinggi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Cakrawala Pendidikan No. 4 (XVII) tahun 1999.

Surtikanti, H. (2003). Modul Biologi Lingkungan. Panduan untuk Mahasiswa Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan. Surya, M. (2006). Potensi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Kelas. Makalah dalam Seminar Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pendidikan Jarak


(36)

Jauh dalam Rangka Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Pustekkom Depdiknas, Jakarta : 12 Desember 2006.

Sutinah, A. (2006). Pembelajaran Interaktif Berbasis Multimedia di Sekolah Dasar. [Online]. Tersedia: www.google.com/pembelajaran/interaktif/sutinah [5 Mei 2009].

Sodiq, Mahfudz. (2000). Pembelajaran Kimia pada Sub Bahan Kajian Pencemaran Lingkungan yang Terintegrasi dengan Nilai-Nilai Keagamaan. Tesis SPS UPI : tidak diterbitkan.

Sari, Fitriani (2009). Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Konsep Pencemaran Melalui Pemberian Tugas Terstruktur. Tesis PPS UPI : tidak diterbitkan.

Tafiardi. (2005). Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui E-learning. Jurnal Pendidikan Penabur No. 04/th IV/Juli/2005.

Thompson, et. al. (2002). Perspective in Quality Online Education. (Online). Tersedia di http://sloan-c.org/publications/view/v2rn7/pdf.

Wahid, F. (2007). Teknologi Informasi dan Pendidikan. Yogyakarta : Penerbit UII & Ardana Media

Wahono, R. Satrio. (2008). Fungsi dan Komponen E-learning. Tersedia Online di www.romisatriowahono.com, diakses tanggal 13 Nopember 2008.

_______________. (2008). Pengantar E-learning dan Pengembangannya. Tersedia online di www.ilmukomputer.com, diakses tanggal 12 Nopember 2008.

Womble, M. D., (1999). Anatomy and Computer: a New Twist to Teaching the Oldest Medical Course. Bioscene: Volume 25(2) August 1999.

Yaniawati, R. Poppy. (2006). Implementasi E-learning Matematika dan Pengaruhnya Terhadap Sikap Mahasiswa Calon Guru. Jurnal Ilmiah Kependidikan Metalogika FKIP Universitas Pasundan Volume: 9 No. 02 Juli 2006.

Zainul, A & Nasoetion, N. (2001). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka.


(1)

B. Rekomendasi

1. Meskipun dalam penelitian ini mahasiswa diberikan tugas membuat artikel ilmiah mengenai pencemaran lingkungan, penelitian ini belum mengungkap secara khusus dan rinci hasil portofolio laporan mahasiswa tersebut, sehingga belum tampak pengaruh pembelajaran e-learning terhadap kemampuan mahasiswa dalam merumuskan gagasan mereka dalam bentuk tulisan ilmiah, untuk penelitian selanjutnya hendaknya diungkap juga assessmen portofolio ini.

2. Potensi pengembangan e-learning sebagai model pembelajaran yang relatif baru di Indonesia masih sangat terbuka, jika kapasitas bandwidth internet dimasa yang akan datang sudah lebih memadai, akan sangat baik jika source seperti teleconference dan bahan ajar yang berbasis multimedia lainnya lebih banyak lagi ditampilkan di e-learning sehingga tampilan bahan ajar yang disajikan lebih menarik, dan variatif.

3. Dari beberapa kajian mengenai kelemahan yang terdapat pada e-learning, maka kelas blended e-learning merupakan pilihan yang paling mungkin untuk dilaksanakan. Dalam pelaksanaannya nanti disesuaikan dengan kurikulum yang ada, dan aktivitas e-learning tersebut ditempatkan dalam konteks sebagai suplemen atau komplemen dari program pembelajaran yang telah berjalan di perguruan tinggi atau sekolah, kecuali jika implementasi itu memang dimaksudkan untuk mendukung proses pembelajaran jarak jauh (distance learning) seperti halnya yang dilaksanakan di universitas terbuka, maka pola e-learning dapat dilaksanakan secara penuh (full e-learning).


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, T. (2008). The Theory and Practice of Online Learning. Second Edition. AU Press Canada. Athabasca University.

Akpan, J.P. (2002). "Which Comes First: Computer Simulation of Dissection or a Traditional Laboratory Practical Method of Dissection". Electronic Journal of Science Education. 6, (4).

Ally, M. (2008). “Foundation of educational Theory for Online Learning”, in The Theory and Practice of Online Learning. Secon Edition By Terry Aderson, AU Press Canada. Athabasca University.

Arikunto, S. (2005). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Reneka Cipta.

Arsyad, A. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Ahmadi, A. (1991). Psikologi Sosial. Jakarta : PT. Reneka Cipta.

Basori. (2005). “Mengapresiasi e-Learning Berbasis MOODLE “. Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan UNS. Makalah tidak diterbitkan.

Boediono, & Koster, W. (2004). Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas. Bandung : Penerbit Remaja Rosdakarya.

Cole, J., Foster, H. (2007). Using Moodle. Second Edition. O’Reilly Media Inc. USA.

Campbell, N.A., Reece, J.B., and Mitchell, L.G. (2004). Biologi. Terjemahan Edisi 5, Jilid III. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Chaeruman, U.A. (2004). Integrasi Teknologi Komunikasi dan Informasi ke dalam Pembelajaran. Makalah Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran. Jakarta. Universitas Terbuka.

Chanon, R. (2000). Guide to Support the Implementation of the Learning and Theaching Plan Year 2000, ACUE, The University of Adelaide.

Chapman, R. Audrey, et. al., (2007). Bumi Yang Terdesak. Bandung : Kerjasama penerbit Mizan dengan Center of Religious and Cross Cultural Studies UGM Yogyakarta.

Crech, D., Crutchfield, S. Richard., Ballachey, L. Agerton. (1982). Individual in Society. Berkeley : Mc-Graw-Hill Kogakusha, Ltd.

Darmawan, D. (2007). Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Penerbit UPI dan Arum Mandiri.


(3)

Darsono, M. et al. (2001). Belajar dan Pembelajaran. Semarang: Universitas Negeri Semarang (Unnes) Press.

Dayakisni, T. & Hudaniyah. (2006). Psikologi Sosial. Malang: UMM Press. Ellis A. L, Wagner E.D & Longmire. W.R. (1999). Managing Web Based

Training : How to Keep Your Program on Track and Make it Succesfull. USA : American Society for Training and Development.

Fuady, A. (2008). Paradigma Baru dalam Pendidikan dan Pembelajaran Learning is Fun. Bandung: P4TK-BMTI.

Govidasamy, T. (2002). Succesfull Implementation of E-learning Pedagogical Consideration Internet and Higher Education.

Hake, R. R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. [Online]. Tersedia: http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=aera&P=R6855

[14Oktober2008].

Hamalik, O. (1986). Media Pendidikan. Bandung : Penerbit Alumni.

Hasbullah. (2006). Implementasi E-learning dalam Pengembangan Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Proceeding-SNPTE 2006. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.

Hegarty, Mary. (2004). “Dynamic Visualizations and Learning: Getting To The Difficult Questions”. Journal of Learning and Instruction, 14, 343-351. Hendrawan C. & Yudhoatmojo S. B. (2001). Web Based Virtual Learning

Inviroment : A Research Framework and Preliminary Assesment in Basic IT Skill. Training MIS Quarterly ( CD-ROM).

Hutagalung, H., (2007). Pemanfaatan Multimedia untuk Meningkatkan Pemahaman konsep dan Keterampilan Generik Sains pada Konsep Keragaman Tingkat organisasi Kehidupan. Tesis Program Pasca Sarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Isaac, S. & Michael, W. B. (1982). Handbook in Research and Evaluation for Education and The Behavioral Science (second ed.) California: Edits Publisher.

Indriani. (2004). Perbadingan Hasil Belajar dan Sikap Siswa SMP antara yang Menggunakan Media Gambar Hewan Vertebrata Bernbentuk Kartu dengan Metode Karya Wisata pada Konsep Keanekaragaman Vertebrata. Tesis PPS UPI: tidak diterbitkan.

Jamaludin, A. (2007). Internet Menuju Sekolah: Jardiknas. [Online]. Tersedia:

ade_smkams@yahoo.co.id [25 Juni 2008].

Kaligis, J.R.E. (2003). Pendidikan Lingkungan Hidup. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.


(4)

Kamarga, H. (2002). Belajar Sejarah Melalui E-learning : Alternatif Mengakses Informasi Kesejarahan. Bandung : Pustaka Nusantara.

Keraf, S. (2002). Etika Lingkungan. Jakarta : Penerbit Kompas.

Koran. C. J. K. (2002). Aplikasi E-learning dalam Pengajaran dan Pembelajaran di Sekolah-sekolah Malaysia . Cadangan Pelaksanaan pada Senario Masa Kini. Pasukan Proyek Rintis Sekolah Bestari Bahagian Teknologi Pendidikan, Kementrian Pendidikan Malaysia. Tersedia (online) di

www.moe.edu.my/smartshool/neweb/seminar/kkerja8.htm tanggal 10

Januari 2009.

Lee, Nicoll, & Brooks. (2002). A Comparison of Inquiry and Worked Example Web-Based Instruction Using Physlets. Dalam Computers & Education [Online], Vol 10 (5), 7 halaman. Tersedia: www.elsevier.com/locate/ compedu [12 Februari 2009].

Miller G.Y.(1996). Living in the Environment, Principles, Connection & Solution 9th edition.California: Wadsworth Publishing Company.

Mayer, Richard. E. (2005). The Cambridge Handbook of Multimedia Learning. New York: Cambridge University Press.

Millan, J.H.Mc., & Schumacher, S. (2001). Research in Education; a Conceptual introduction. Fifth edition. Addison Wesley Logman : United States.

Motschig, P. & Holzinger, A. (2002). Student-Centered Teaching Meets New Media : Concept and Case Study, International Forum Of Educational Technology & Society 5.

Mueller, D. (1986). Measuring Social Attitudes, A Handbook for Reseacrh and Practitioners. New York and London : Teachers College, Columbia University.

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Penerbit Alfabeta.

Meltzer, D. E. (2002). “The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physic: A Possible ‘Hidden variable’ in Diagnostic Pretest Score”. American Journal of Physics. 70 (12). 1259-1268.

Ngadiyo. (2007). Pembelajaran E-learning dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Makalah disampaikan pada Palatihan JARDIKNAS 2007. Natawidjaya, R. (1986). Penyusunan Instrumen Penelitian. IKIP Bandung: tidak


(5)

Pannen, P. (2005). Pengembangan E-learning : Antara Mitos dan Kenyataan. Makalah pada Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran. Jakarta 5 s/6 Desember 2005.

Pituch, K. A. and Lee, Y. K. (2004). The Influence of System Characterictics on E- learning Use Computer and Education.

Purbo, W. Ono. (2002). E-learning Berbasis PHP dan MySQL. Jakarta : Penerbit Elexmedia Komputindo.

Putri, S. U., (2007). Pembelajaran Konsep Bakteriologi dan Virologi Berbasis Teknologi Informasi untuk meningkatkan Keterampilan Generik mahasiswa. Tesis Program Pasca Sarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Renga. (1993). “Affect : A Critical Component of Mathematics Learning in Early Chilhood”. Research Ideas for The Classroom Early Chilhood Mathematics. New York : Macmillan Publishing Company.

Ruseffendi. (1998). Statistika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.

Smaldino, S.E., et al. (2005). Instructional Technology and Media for Learning (eighth ed.). Ohio: Merril Prantice Hall.

Soekartawi . (2003). Prinsip Dasar E-learning : Teori dan Aplikasinya di Indonesia. Jurnal Teknodik. Edisi No. 12 / VII/Oktober/ 2003.

_________. (2002). Prospek Penbelajaran Melalui Internet. Makalah Seminar Teknologi Kependidikan. Universitas Terbuka, Pustekkom dan IPTPI, Jakarta.

Sudarman. (2007). ”Problem Based Learning: Suatu Model Pembelajaran untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah”. Jurnal Pendidikan Inovatif. 2, (2), 68-73.

Sudjana. (1996). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. (2008). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sumantri, M. (2004). “Implementasi E-Learning di Teknik Elektro FT Undip”. Jurnal Transmisi. 8, (2), 28-30.

Surjono, D. Herman. (1999). Pemanfaatan Internet Untuk Memperbaharui Model Pengajaran di Perguruan Tinggi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Cakrawala Pendidikan No. 4 (XVII) tahun 1999.

Surtikanti, H. (2003). Modul Biologi Lingkungan. Panduan untuk Mahasiswa Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan. Surya, M. (2006). Potensi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Kelas. Makalah dalam Seminar Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pendidikan Jarak


(6)

Jauh dalam Rangka Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Pustekkom Depdiknas, Jakarta : 12 Desember 2006.

Sutinah, A. (2006). Pembelajaran Interaktif Berbasis Multimedia di Sekolah Dasar. [Online]. Tersedia: www.google.com/pembelajaran/interaktif/sutinah [5 Mei 2009].

Sodiq, Mahfudz. (2000). Pembelajaran Kimia pada Sub Bahan Kajian Pencemaran Lingkungan yang Terintegrasi dengan Nilai-Nilai Keagamaan. Tesis SPS UPI : tidak diterbitkan.

Sari, Fitriani (2009). Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Konsep Pencemaran Melalui Pemberian Tugas Terstruktur. Tesis PPS UPI : tidak diterbitkan.

Tafiardi. (2005). Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui E-learning. Jurnal Pendidikan Penabur No. 04/th IV/Juli/2005.

Thompson, et. al. (2002). Perspective in Quality Online Education. (Online). Tersedia di http://sloan-c.org/publications/view/v2rn7/pdf.

Wahid, F. (2007). Teknologi Informasi dan Pendidikan. Yogyakarta : Penerbit UII & Ardana Media

Wahono, R. Satrio. (2008). Fungsi dan Komponen E-learning. Tersedia Online di

www.romisatriowahono.com, diakses tanggal 13 Nopember 2008.

_______________. (2008). Pengantar E-learning dan Pengembangannya. Tersedia online di www.ilmukomputer.com, diakses tanggal 12 Nopember 2008.

Womble, M. D., (1999). Anatomy and Computer: a New Twist to Teaching the Oldest Medical Course. Bioscene: Volume 25(2) August 1999.

Yaniawati, R. Poppy. (2006). Implementasi E-learning Matematika dan Pengaruhnya Terhadap Sikap Mahasiswa Calon Guru. Jurnal Ilmiah Kependidikan Metalogika FKIP Universitas Pasundan Volume: 9 No. 02 Juli 2006.

Zainul, A & Nasoetion, N. (2001). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka.


Dokumen yang terkait

Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok ekosistem

0 7 62

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

2 48 53

PEMBELAJARAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DENGAN MEMANFAATKAN LOKASI TAMBANG TIMAH (CAMOI) SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA TENTANG PENCEMARAN LINGKUNGAN.

0 2 53

IMPLEMENTASI MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP ILMIAH SISWA SMP TENTANG EKOSISTEM.

0 1 47

PENGARUH KEGIATAN PRAKTIKUM PENCEMARAN LINGKUNGAN BERBASIS PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA PADA KURIKULUM 2013.

0 4 38

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBANTUAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN.

2 4 36

PENGEMBANGAN ASESMEN PORTOFOLIO ELEKTRONIK (APE) UNTUK MENILAI SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA LAPORAN PRAKTIKUM PENCEMARAN LINGKUNGAN.

0 10 45

PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI MIND WALK TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA SMA MELALUI KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN.

0 1 41

PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN.

0 0 82

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP SOSIAL DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI MA DARUSSALAM SAMPANG

0 0 15