PENGARUH PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI DI SMA NEGERI 13 GARUT : Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS.

(1)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

i DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

ABSTRAK... vii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR... xvi

DAFTAR BAGAN... xvii

DAFTAR GRAFIK... xviii

DAFTAR LAMPIRAN... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Rumusan Masalah ...10

1.3 Tujuan Penelitian ... 1.3.1 Tujuan Umum ... 1.3.2 Tujuan Khusus ... 11 11 11 1.4 Metode Penelitian ...12 1.5 Manfaat Penelitian ... 1.5.1Manfaat Teoritis...

13 13


(2)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ii

1.5.2 Manfaat Praktis ...13

1.6 Struktur Organisasi Tesis ...14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……….. 15

2.1 Belajar dan Pembelajaran ...

2.1.1 Konsep Belajar……… 2.1.2 Teori Belajar………..

2.1.2.1Teori Belajar Behavioristik……….

2.1.2.2 Teori Belajar Kognitif……….

2.1.2.3 Teori Belajar Konstruktivistik……….

2.1.2.4 Teori Belajar Gagne……….. 2.1.3 Konsep Pembelajaran……….

15 15 18 18 20 22 23 24 2.2 Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning)……… 2.2.1 Pengertian Belajar Tuntas (Mastery Learning)…….... 2.2.2 Ciri-Ciri Belajar Tuntas (Mastery Learning)………. 2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Tuntas… 2.2.4 Prinsip-Prinsip Belajar Tuntas (Mastery Learning)… 2.2.5 Tahap Pembelajaran Belajar Tuntas……… 2.2.6 Penerapan di Kelas……… 2.2.7 Manfaat Belajar Tuntas (Mastery Learning)………. 2.2.8 Kelebihan dan Kelemahan Belajar Tuntas…………..

25 25 27 28 29 29 31 33 34


(3)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

iii

2.2.9 Implikasi Pelaksanaan Belajar Tuntas……… 2.2.10 Kemampuan yang harus di miliki guru………….. 2.2.11. Pengayaan dan Remedial……….. 2.2.11.1 Pengayaan………. 2.2.11.2 Remedial……….. 35 36 37 37 40

2.3 Pembelajaran Berbasis Komputer………

2.3.1Komputer sebagai Multimedia Pembelajaran Interaktif 2.3.2 Pembelajaran Berbasis Komputer Model Tutorial…… 2.3.2.1 Konsep Pembelajaran Tutorial……… 2.3.2.2 Flowchart Model Tutorial……… 2.3.2.3 Langkah-Langkah Produksi CBI Model Tutorial………

2.3.3 Karakteristik Model Tutorial………..

2.3.4 Keuntungan dan Kekurangan Penggunaan Pembelajaran Berbasis Komputer Model Tutorial………..

46 46 51 51 54 56 61 61

2.4 Pembelajaran Berbasis Modul………..

2.4.1 Pengertian dan Karakteristik Modul……… 2.4.2 Fungsi dan Tujuan Penulisan Modul……… 2.4.3 Pembelajaran Menggunakan Modul………

62 63 66 68

2.5 Hasil Belajar……….

2.5.1 Pengertian Hasil Belajar dan Penjelasannya…………. 71 71


(4)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

iv

2.5.2 Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar………

2.5.3 Kesulitan Belajar Siswa……….

78 82

2.6 Pembelajaran Akuntansi………..

2.6.1 Pengertian Akuntansi……… 2.6.2 Proses Akuntansi………... 2.6.3 Karakteristik Akuntansi……… 2.6.4 Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Akuntansi……….. 2.6.5 Ruang Lingkup Mata Pelajaran Akuntansi di SMA…. 2.6.6 Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Akuntansi di SMA 2.6.7 Pembelajaran Akuntansi……… 2.6.8 Evaluasi Pembelajaran Akuntansi di SMA…………..

83 83 85 86 87 87 88 88 89

2.7 Kerangka Pemikiran……….. 89

2.8 Asumsi Penelitian………... 102

2.9 Hipotesis………. 102

2.10 Penelitian Terdahulu……… 103

BAB III METODE PENELITIAN………. 3.1 Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian……… 107

3.2 Desain Penelitian……….. 109

3.3 Variabel Penelitian………. 111

3.4 Definisi Operasional……… 112


(5)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

v

3.5.1 Tes Penguasaan Materi……… 3.5.2 Instrumen Penelitian Afektif……….. 3.5.3 Lembar Observasi………

117 118 119

3.6 Teknik Pengumpulan Data……….. 124

3.7 Teknik Analisis Data……… 3.7.1 Uji Normalitas Data……….. 3.7.2 Uji Homogenitas Data……….. 125 125 126 3.8 Alur Penelitian……… 127

3.9 Skenario Pembelajaran Akuntansi dengan Menggunakan Pendekatan Belajar Tuntas (MasteryLearning)………….. 128 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 134

4.1 Hasil Penelitian……….. 135

4.2 Pembahasan………. 4.2.1 Hasil Kuesioner………. 4.2.2 Hasil Observasi……… 201 205 208 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… 215

5.1 Kesimpulan……… 215

5.2 Saran……….. 216

DAFTAR PUSTAKA……….. 218


(6)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

vi

DAFTAR TABEL

1.1 Nilai Siswa Kelas XI IPS I dan Kelas XI IPS 2 5

2.1 Tahap-Tahap Belajar Tuntas 33

2.2 Karakteristik Model Tutorial 61

2.3 Ranah atau Domain Hasil Belajar Menurut Taxonomy Bloom 75

3.1 Sebaran Populasi Penelitian 108

3.2 Desain Penelitian 111

3.3 Tingkat Kesukaran 122

3.4 Ringkasan Uji Instrumen Penelitian 122

3.5 Teknik Pengumpulan Data 124

3.6 Pengamatan Kelas Eksperimen 132

4.1-4.80 Tabel uji Perbandingan Hasil Belajar Ranah Kognitif 135 4.82-4.83 Tabel uji Perbandingan Hasil Belajar Akuntansi Keseluruhan 199 4.83-4.85

Tabel Distribusi Frekuensi Skor Nilai Kelas Eksperimen& Kelas Kontrol Ranah Afektif Level Receiving,Responding, Valuing

201 4.86

Aktifitas Guru Selama Menggunakan Pendekatan Mastery

Learning 205

4.87 Aktifitas Guru Selama Menggunakan Pendekatan Resitasi 208 4.88 Aktifitas Siswa Selama Menggunakan Pendekatan Mastery


(7)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

vii

4.89 Aktifitas Siswa Selama Menggunakan Pendekatan Resitasi 212

DAFTAR GAMBAR

2.1 Multimedia 47


(8)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

viii

DAFTAR BAGAN

2.1 Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) 35 2.2 Flowchart pembelajaran berbasis komputer model tutorial 55

2.3 Siklus Akuntansi 96

2.4 Kerangka Pemikiran Penelitian 102

3.1 Desain Penelitian 112


(9)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ix

DAFTAR GRAFIK

4.1 Perbandingan Frekuensi Siswa Kelas Mastery Learning dan Kelas ResitasiRanah Afektif Level Receiving

201 4.2 Perbandingan Frekuensi Siswa Kelas Mastery Learning dan

Kelas ResitasiRanah Afektif Level Responding

203 4.3 Perbandingan Frekuensi Siswa Kelas Mastery Learning dan

Kelas ResitasiRanah Afektif Level valuing


(10)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

x

DAFTAR LAMPIRAN

A1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 222

A2 Kisi-Kisi Instrumen Ranah Kognitif 246

A3 Soal Pre-test dan Post-test 247

A4 Hasil Pre-test dan Post-test 255

A5 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Afektif 263

A6 Instrumen Skala Sikap 264

A7 Hasil Afektif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 267

B1 CD Interaktif Tutorial Akuntansi 271

B2 Modul Pengayaan 272


(11)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

xi


(12)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan utama manusia, karena dengan pendidikan manusia akan berdaya dan berkarya sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Pembicaraan tentang pendidikan selalu menjadi kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik selalu di lakukan dari waktu ke waktu.

Tujuan mengajar di kelas yang dilakukan oleh guru bukanlah semata-mata transformasi pengetahuan, namun sebagai upaya pendidikan yang berusaha menghasilkan manusia seutuhnya tidak hanya secara kognitif saja melainkan dalam hal afektif dan psikomotornya. Hal ini senada dengan UU RI tentang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 yang menerangkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Selain itu, dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 dijelaskan bahwa:

Tujuan pendidikan nasional Indonesia adalah membentuk warga negara menjadi manusia yang berilmu dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.


(13)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tujuan pendidikan di atas mengindikasikan bahwa secara umum sasaran pelaksanaan pendidikan adalah terciptanya sumberdaya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Semua tujuan tersebut akan bermuara kepada proses pembelajaran sebagai ujung tombak penyelenggaraan pendidikan. Guru sebagai seorang pendidik, harus mengetahui bahwa profesionalisme seorang guru yang utama bukanlah pada kemampuannya mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi lebih pada kemampuannya untuk melaksanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswanya. Menurut Johnson (2002:63) mengemukakan kemampuan profesional mencakup (1) penguasaan pelajaran yang terkini atas penguasaan bahan yang harus diajarkan, dan konsep-konsep dasar keilmuan bahan yang diajarkan tersebut, (2) penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan, (3) penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa. Arikunto (1991:239) mengemukakan kompetensi profesional mengharuskan guru memiliki pengetahuan yang luas dan dalam tentang subject matter (bidang studi) yang akan diajarkan serta penguasaan metodologi yaitu menguasai konsep teoretik, maupun memilih metode yang tepat dan mampu menggunakannya dalam proses belajar mengajar. Daya tarik suatu pelajaran ditentukan oleh dua hal, pertama oleh mata pelajaran itu sendiri dan kedua oleh cara mengajar guru (Yamin 2007:134). Oleh karena itu tugas professional seorang guru adalah menjadikan pelajaran yang sebelumnya tidak menarik menjadi menarik, yang dirasakan sulit menjadi mudah, yang tadinya tak berarti menjadi bermakna bagi siswa.


(14)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Proses pembelajaran merupakan sebuah sistem dan melibatkan beberapa komponen, dimana komponen tersebut saling berinteraksi dan berinterelasi. Sanjaya (2006:58) menjelaskan komponen-komponen pembelajaran tersebut, yaitu; tujuan, materi pelajaran, metoda atau strategi pembelajaran, serta media dan evaluasi. Usaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dapat dimulai dari menganalisis setiap komponen yang mempengaruhi proses pembelajaran tersebut.

Pendidikan merupakan bagian dalam pembangunan yang diarahkan untuk mengembangkan sumber daya yang berkualitas. Produk atau output yang dihasilkan berupa lulusan yang memiliki kemampuan melaksanakan perannya di masa yang akan datang.

Keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti berhasil tidaknya tujuan pendidikan banyak tergantung pada proses pembelajaran yang dilaksanakan. Pada dasarnya pembelajaran merupakan proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan secara efektif. Dalam hal ini siswa sebagai peserta didik diperlakukan sebagai subjek utama dalam proses pembelajaran di sekolah dan guru menempati posisi yang cukup sentral dan strategis untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan, sehingga dapat dengan mudah mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Disamping itu dengan berkembangnya teknologi


(15)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

maka kegiatan pembelajaran dapat atau bisa di optimalkan atau dikembangkan agar siswa mudah menyerap pelajaran.

Mata pelajaran Ekonomi di mana didalamnya terdapat materi Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran wajib bagi siswa SMA/MA yang mengambil jurusan IPS. Materi Akuntansi mulai diberikan kepada siswa sejak kelas XI dan dilanjutkan di kelas XII. Akuntansi adalah salah satu pelajaran yang syarat dengan pengetahuan prosedural, di mana dalam pelajaran ini siswa dituntut untuk memiliki kompetensi untuk bisa menyusun siklus akuntansi perusahaan jasa maupun dagang, yang dimulai dari pencatatan transaksi di jurnal, pemindahan transaksi dari jurnal ke buku besar, pengikhtisaran dalam bentuk neraca saldo, membuat jurnal penyesuaian, menyusun worksheet, membuat laporan keuangan, dan terakhir membuat jurnal penutup dan jurnal balik. Konsekuensi dari materi seperti ini adalah bila seorang siswa tidak memahami langkah-langkah dasar maka seorang siswa akan kesulitan untuk memahami langkah selanjutnya yang lebih kompleks, kondisi ini tentu berimplikasi kepada kegagalan dalam pembelajaran.

Depdiknas (2004:5) mengemukakan bahwa :

“Fungsi pelajaran akuntansi di SMA yaitu mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, rasional, teliti, jujur, dan bertanggung jawab melalui prosedur pencatatan, pengelompokkan, pegikhtisaran transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan dan penafsiran perusahaan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan.”Adapun tujuan pelajaran akuntansi di SMA adalah: “Membekali tamatan SMA dalam berbagai kompetensi dasar, agar mereka menguasai dan mampu menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip dan prosedur akuntansi yang benar, baik untuk kepentingan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ataupun terjun ke masyarakat sehingga memberikan manfaat bagi kehidupan siswa.”


(16)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tujuan pembelajaran Akuntansi di atas seyogianya harus mampu dicapai oleh siswa, namun ternyata dari kondisi lapangan, berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan, masih banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar.

Hal tersebut terlihat dari hasil ulangan Tengah Semester (UTS) siswa di SMA Negeri 13 Garut Kelas XI IPS I dan Kelas XI IPS II dalam mata pelajaran akuntansi yang belum mencapai angka yang diharapkan, yaitu masih ada siswa yang memperoleh nilai di bawah 6,80 seperti yang terlihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1.1 Nilai siswa kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 Mata Pelajaran Akuntansi

Periode Semester Genap 2011/2012 SMA NEGERI 13 Garut (Berdasarkan Hasil UTS)

Nilai XI IPS 1 XI IPS 2 Jumlah

9,60 – 10,00 (Istimewa) - - -

8,60 – 9,59 (Baik Sekali) 1 1 2

7,60 – 8,59 (Baik) 4 - 4

6,60 – 7,59 (Lebih dari cukup) 1 3 4

5,60 – 6,59 (Cukup) 8 9 17

4,60 – 5,59 ( Hampir cukup) 2 9 11

3,60 – 4,59 (Kurang) 7 6 13

2,60 – 3,59 (Kurang sekali) 6 1 7

1,60 – 2,59 ( Buruk) 8 4 12

0,00 – 1,59 (Buruk sekali) - 2 2

Jumlah 37 35 72


(17)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Padahal syarat kriteria kelulusan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah untuk mata pelajaran akuntansi adalah lebih dari 6,80. Oleh karena itu dapat kita identifikasi bahwasannya sebagian siswa kelas XI Akuntansi belum memenuhi standar kelulusan yang ditetapkan oleh sekolah, hal ini merupakan indikasi yang kurang baik bagi prestasi yang dimiliki oleh sekolah tersebut. Selain masih rendahnya ketuntasan belajar, rasa ingin tahu dan minat siswa juga terlihat masih kurang, hal ini terlihat dari sedikitnya pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan kepada guru, yang bertanya hanya murid itu ke itu saja, keinginan dan daya juang mereka untuk bisa memecahkan soal-soal yang diberikan tidak terlihat, pada saat mereka tidak mengerti siswa kurang berinisiatif untuk bertanya pada guru pada teman yang lebih pintar ataupun mencari referensi lain. Pada saat latihan akuntansi (pengerjaan soal-soal transaksi akuntansi) juga terlihat banyak siswa belum terampil dalam mencatat transaksi keuangan ke dalam berbagai jurnal dan form akuntansi. bila kondisi ini dibiarkan berlarut-larut tentu akan menimbulkan dampak yang lebih negatif.

Apabila masalah mengenai rendahnya hasil belajar siswa ini dibiarkan maka masyarakat Indonesia akan semakin tertinggal, daya saing dengan warga asing akan rendah, terjadinya pengangguran karena daya saing yang rendah.

Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia khususnya dalam hal hasil pembelajaran sangat perlu untuk diperhatikan. Melihat situasi sekarang ini dalam dunia pendidikan sangat kontradiktif, dimana kita mengharapkan mutu pendidikan yang mengalami peningkatan namun sangat sedikit upaya yang kita


(18)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

lakukan. Untuk meningkatkan mutu pendidikan dilihat dari outputnya, maka kita harus memperbaiki dari prosesnya terlebih dahulu.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Markus Maas (2004) tentang faktor-faktor kesulitan belajar Akuntansi siswa IPS, terungkap bahwa ketidak tepatan pendekatan/metode pembelajaran yang digunakan guru, merupakan salah satu faktor penyebab kesulitan belajar Akuntansi. (Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / h.III/Desember 2004). Sejalan dengan itu dari hasil wawancara dan pengamatan diketahui bahwa pembelajaran Akuntansi umumnya dilakukan dengan cara pemberian ceramah yang kemudian dilanjutkan dengan pengisian LKS. Permasalahan yang terungkap dari kondisi ini adalah kurangnya bimbingan dari guru, di mana siswa telah diharuskan mengerjakan LKS padahal sebelumnya mereka belum paham benar konsep-konsep dasar Akuntansi serta tata cara pengerjaannya, hal ini karena tidak adanya pelaksanaan latihan terstruktur dan latihan terbimbing namun langsung pemberian latihan mandiri dalam bentuk pengerjaan LKS. Kondisi ini semakin tidak baik karena kebiasaan guru yang kurang memberikan umpan balik kepada siswa, tugas-tugas yang diberikan kepada siswa rata-rata hanya ditanda tangani tanpa adanya koreksi-koreksi dan catatan-catatan dari guru, hal ini berimplikasi siswa tidak mengerti salahnya dimana, dan bagaimana yang seharusnya.

Untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa kita harus terlebih dahulu mengetahui mengenai faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Telah banyak yang mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar


(19)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

siswa. Faktor tersebut diantaranya yaitu: pengetahuan guru, kegiatan belajar mengajar, pendekatan/metode yang digunakan oleh guru, media yang digunakan, sumber belajar, kurikulum, minat siswa terhadap pelajaran tersebut, keadaan emosi siswa dan lain sebagainya. Seperti yang diungkapkan oleh Sudirman dalam Dewi Susanti (1998:2) “bahwa yang mempengaruhi prestasi belajar siswa ada dua faktor, faktor internal dan faktor eksternal”. Faktor internal terdiri dari keadaan fisik siswa, intelegensi siswa, serta keadaan psikologi siswa misalnya minat dan juga motivasi. Sedangkan yang termasuk dalam faktor eksternal adalah kemampuan mengajar guru, media pembelajaran yang digunakan guru, pendekatan/metode yang digunakan, sumber atau bahan pelajaran, serta kurikulum.

Maka pada kenyataanya di lapangan, konsep kegiatan belajar mengajar belum terlaksana dengan baik, karena masih banyak hambatan dan kendala-kendala yang harus dihadapi oleh siswa sebagai subjek dalam kegiatan pembelajaran dan tenaga pengajar/guru merupakan mediator utama dalam proses transformasi pembelajaran. Proses pembelajaran tersebut dapat lebih dinamis dan akan mencapai sasaran yang diinginkan jika ditambahkan pendekatan/strategi pembelajaran. Apalagi masih terdapatnya persepsi diantara sebagian besar siswa yang mempunyai anggapan bahwa mata pelajaran akuntansi adalah salah satu mata pelajaran yang kurang disenangi oleh siswa, karena dianggap sulit untuk dipahami.


(20)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Beranjak dari permasalahan di atas, maka upaya meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran Akuntansi merupakan suatu kebutuhan yang urgen untuk dilaksanakan. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dipandang bisa untuk menjembatani permasalahan tersebut adalah pendekatan belajar tuntas (Mastery Learning), karena seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pendekatan belajar tuntas (Mastery Learning),merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang bertujuan dan cocok untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan faktual, (dalam hal ini siswa memiliki kemampuan untuk memahami konsep-konsep dasar Akuntansi) selain itu pendekatan belajar tuntas (Mastery Learning) juga cocok untuk meningkatkan pengetahuan prosedural, (dalam hal ini siswa memiliki kemampuan dalam penyusunan tahap-tahap siklus Akuntansi). Pengertian dari pendekatan itu adalah suatu jalan, cara atau kebijakan yang ditempuh oleh guru juga siswa untuk mencapai tujuan pengajaran apabila kita melihat dari sudut bagaimana proses pengajaran atau materi pengajaran itu dikelola. Menurut Joice and Weil, 1995 dalam Made Wena (2009:184) Pendekatan belajar tuntas menyajikan suatu cara yang menarik dan ringkas untuk meningkatkan unjuk kerja siswa ke tingkat pencapaian suatu pokok bahasan yang lebih memuaskan. Pendekatan ini terdiri atas lima tahapan, yaitu

1) Orientasi (orientation) 2) Penyajian (presentation)


(21)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4) Latihan terbimbing (guided practice) 5) latihan Mandiri (independent practice)

Pada tahap penyajian dan latihan terstruktur menggunakan alat bantu berupa pembelajaran berbasis komputer model tutorial dan pada tahap latihan mandiri menggunakan alat bantu berupa pembelajaran berbasis modul .

Mengacu pada berbagai permasalahan khususnya yang terkait dengan rendahnya hasil belajar Akuntansi siswa, peneliti tertarik untuk melakukan kajian lebih lanjut mengenai pengaruh pendekatan belajar tuntas (mastery learning) terhadap hasil belajar Akuntansi di SMA Negeri 13 Garut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka identifikasi masalah dalam penelitian adalah “Bagaimana efektivitas penerapan pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) dapat meningkatkan hasil belajar Akuntansi, baik dari segi kognitif (prestasi akademik), afektif (sikap) maupun psikomotor (keterampilan).

Untuk memfokuskan masalah tersebut, maka dijabarkan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian, yaitu :

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan dan tidak menggunakan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) sebelum perlakuan diberikan (pre-test)?


(22)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan dan tidak menggunakan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) setelah perlakuan diberikan (post-test)?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa di kelas yang tidak menggunakan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) sebelum dan sesudah perlakuan diberikan (pre-test–post-test)?

4. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa di kelas yang menggunakan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) sebelum dan sesudah perlakuan diberikan (pre-tes–post-test)?

5. Apakah terdapat perbedaan peningkatan (gain) hasil belajar antara kelas yang menggunakan dan tidak menggunakan pendekatan belajar tuntas (mastery learning)?

6. Kendala apa saja yang dihadapi dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan belajar tuntas (mastery learning)?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas penerapan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi dibanding dengan pendekatan pembelajaran biasa (Resitasi) yang biasa dilakukan oleh guru pada mata pelajaran Akuntansi di SMA Negeri 13 Garut. 1.3.2 Tujuan Khusus


(23)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan tujuan yang bersifat umum tersebut, dijabarkan beberapa tujuan yang lebih khusus, yaitu:

1) Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan dan tidak menggunakan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) sebelum perlakuan diberikan (pre-test).

2) Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan dan tidak menggunakan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) setelah perlakuan diberikan (post-test).

3) Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa di kelas yang tidak menggunakan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) sebelum dan sesudah perlakuan diberikan (pre-test–post-test).

4) Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa di kelas yang menggunakan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) sebelum dan sesudah perlakuan diberikan (pre-test–post-test).

5) Mengetahui perbedaan peningkatan (gain) hasil belajar antara kelas yang menggunakan dan tidak menggunakan pendekatan belajar tuntas (mastery learning).

6) Kendala-kendala yang dihadapi dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakanpendekatan belajar tuntas (mastery learning).


(24)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai pengaruh pendekatan belajar tuntas terhadap hasil belajar akuntansi di SMA Negeri 13 Garut.

Penelitian yang dilaksanakan menggunakan metode Quasy Experimental Design dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes penguasaan materi, instrumen penilaian afektif dan observasi. Analisis data dilakukan dengan bantuan statistical programme for social sciences (SPSS).

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai sumbangan pemikiran dalam mengembangkan ilmu pendidikan tentang kehandalan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran akuntansi.

1.5.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis untuk meningkatkan atau menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran Akuntansi di Sekolah Menengah Atas. Secara praktis manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah:


(25)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1) Memberikan masukan kepada guru mengenai pendekatan belajar tuntas (mastery learning) untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi.

2) Menfasilitasi pengalaman belajar siswa yang merangsang keaktifan dalam pembelajaran akuntansi.

3) Memberikan informasi bagi penelitian lain, mengenai hasil belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi dengan penggunaan pendekatan belajar tuntas (mastery learning).

1.6 Struktur Organisasi Tesis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi tesis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berisi konsep belajar dan pembelajaran, pendekatan belajar tuntas (Mastery Learning), pembelajaran berbasis komputer, pembelajaran berbasis modul, hasil belajar, pembelajaran Akuntansi, kerangka pemikiran asumsi penelitian, hipótesis dan penelitian terdahulu.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab III yang mencakup lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik análisis data, alur


(26)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penelitian, dan skenario pembelajaran akuntansi dengan menggunakan pendekatan belajar tuntas (Mastery Learning).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Membahas tentang kesimpulan dari penelitian setelah dilakukan dan saran-saran yang diberikan.


(27)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 13 Garut, yang beralamat di Jalan Raya Selaawi, Limbangan, Garut.Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan beberapa alasan di antaranya:

a. SMAN 13 Garut merupakan salah satu sekolah di Garut yang merupakan Rintisan Sekolah Bertaraf Nasional.

b. Dukungan sarana dan prasarana untuk kegiatan penelitian tersedia secara memadai.

c. Adanya persetujuan dari pihak sekolah dan guru untuk mengizinkan dilaksanakannya kegiatan penelitian.

d. Studi pendahuluan yang menunjukkan masih terdapatnya sejumlah permasalahan dalam kegiatan pembelajaran Akuntansi

e. Belum pernah digunakannya pendekatan belajar tuntas (mastery learning), sementara fasilitas untuk menggunakan media tersebut tersedia dan dapat digunakan untuk kegiatan penelitian.

Pelaksanaan penelitian ini tidak terlepas dari objek yang akan diteliti, melalui obyek penelitian terrsebut akan diperoleh suatu pemecahan-pemecahan masalah yang menunjang keberhasilan penelitian. Sugiono (2004:72), memberikan penjelasan bahwa Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri


(28)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

atas obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:108), Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.Dengan demikian populasi bukan hanya berarti orang ataupun benda lainnya, tetapi meliputi karakteristik/sifat yang dimiliki oleh suatu objek.Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA N 13 Garut.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS pada semester genap yang berjumla 107 orang siswa. Sebaran populasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel3.1 Sebaran Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah Siswa (Orang)

1 XI IPS 1 37

2 XI IPS 2 35

3 XI IPS 3 35

Total 107

Sumber: Data Kesiswaan SMA N 13 Garut

Sampel penelitian diambil sebanyak dua kelas dengan rincian satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol.Pengambilan sampel kelas didasarkan atas homogenitas nilai rata-rata kelas antara kelas-kelas yang menjadi sampel, melalui pemberian tes tertulis berupa soal-soal uraian yang dirancang oleh peneliti dan guru di sekolah penelitian dan telah lolos uji instrumen penelitian.


(29)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.2 Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi yang menggunakan pendekatan belajar tuntas (mastery learning)dibandingkan pembelajaran biasa (resitasi).Mcmillan dan Schumacher, (2008:440) menjelaskan bahwa penelitian yang ingin membandingkan pengaruh satu kondisi pada satu kelompok dengan pengaruh dari kondisi berbeda pada kelompok kedua, digolongkan kepada penelitian eksperimen. Menurut Sukmadinata (2009b:194), penelitian eksperimen (experimental research), merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh, dalam arti memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab akibat. Lebih lanjut Mc Millan dan Schumacher menjelaskan bahwa riset eksperimental memiliki beberapa karakteristik yaitu: 1) adanya penempatan subjek secara acak, 2) adanya perbandingan dua kelompok atau lebih ataupun seperangkat kondisi, 3) manipulasi langsung minimal pada satu variabel independent, 4) adanya alat ukur dari masing-masing variabel dependen 5) adanya manfaat statistik inferensial 6) adanya kontrol maksimum dari variabel asing.

Dalam penelitian ini, siswa dibedakan atas dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen.Kedua kelas ini diberi perlakuan yang berbeda.Pada kelas eksperimen digunakan pendekatan belajar tuntas (mastery learning), sedangkan


(30)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kelas kontrol digunakan pembelajaran biasa (resitasi). Furqon dan Emilia (2010 :14-20) menjelaskan bahwa penelitian eksperimen memiliki beberapa jenis; 1) pre experimental designs, desain eksperimen yang ini merupakan desain yang paling lemah dalam mengontrol peubah-ubah yang potensial menjadi hipotesis rival, 2) true experimental designs, desain eksperimen yang ini merupakan yang paling bagus, namun mensyaratkan adanya pengelompokkan subjek secara acak ke dalam kelompok eksperimen atau kelompok kontrol (random assignment). Kondisi ini berarti peserta didik harus diacak ke kelompok ekspermen atau kelompok kontrol, tidak menggunakan kelas yang sudah ada. 3) Quasi eksperimental designs, memiliki karakteristik yang sama dengan true experiment namun pada quasiexperiment tidak adanya random assignment (Heppner, Wamfold dalam (Furqon dan Emilia, 2010 :20).

Desain eksperimental merupakan desain yang terkuat karena mampu mengontrol hampir semua invaliditas internal (Mcmillan dan Schumacher, (2008: 467) , Namun dalam konteks sosial dan pendidikan, pengacakan subjek ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (random assignment) sulit dilakukan, sukar atau sangat mahal maka peneliti menggunakan kelompok atau kelas yang telah terbentuk sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada penelitian ini tidak melakukan Random Assignment, namun langsung menggunakan kelas yang sedang berlangsung sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, oleh karena itu penelitian ini tergolong kepada eksperimen kuasi (Furqon dan Emilia, 2010:20).Adanya istilah quasi eksperimental karena


(31)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tidak adanya true experiment, dan desain quasi ekperimen lebih kuat dibanding pre-experimental (Mcmillan dan Schumacher, (2008: 467).

Desain eksperimen yang digunakan adalah Quasy Experimental Design dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design dimana kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2010: 77). Bagan rancangannya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Desain Penelitian

Kelas Pre-test Perlakuan Post-test

Eksperimen 01 X 02

Kontrol 01 Y 02

Keterangan :

X : Perlakuan pembelajaran dengan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) Y : Perlakuan pembelajaran dengan pembelajaran biasa (resitasi)

01 :pre-test

02 : post-test

3.3 Variabel Penelitian

Berpatokan pada kerangka pemikiran dan hipotesis yang diajukan, maka variabel dalam penelitian ini terdiri dari variable bebas (independent variable), yaitu pendekatan belajar tuntas (mastery learning) selanjutnya disebut (X) dan Hasil Belajar Siswa sebagai variabel terikat (dependent variable) yang selanjutnya disebut (Y). Variabel hasil belajar dipecah menjadi 1) hasil belajar ranah kognitif level mengingat, 2) hasil belajar ranah kognitif level memahami, 3)


(32)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

hasil belajar ranah kognitif level menerapkan , 4) hasil belajar ranah kognitif level menganalisis, 5) hasil belajar ranah afektif level receiving, 6) hasil belajar ranah afektif level responding, 7) hasil belajar ranah afektif level valuing, 8) hasil belajar ranah psikomotor level perception, 9) hasil belajar ranah psikomotor level set, dan 10) hasil belajar ranah psikomotor level guided response. Secara ringkas, disain penelitian digambarkan sebagai berikut

Bagan 3.1Desain penelitian

Dari desain penelitian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa penelitian ini akan melihat pada kelas yang menggunakan pendekatan belajar tuntas (mastery learning), apakah hasil belajar Akuntansiterdapat perbedaan dengan kelas yang menggunakan pembelajaran biasa (resitasi).

Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery

Learning)

Variabel Bebas (X)

1.hasil belajar ranah kognitif level mengingat 2.hasil belajar ranah kognitif level memahami 3. hasil belajar ranah kognitif level menerapkan 4.hasil belajar ranah kognitif level menganalisis 5.hasil belajar ranah afektif level receiving 6.hasil belajar ranah afektif level responding 7.hasil belajar ranah afektif level valuing 8. hasil belajar ranah psikomotor level perception

9. hasil belajar ranah psikomotor level set 10. hasil belajar ranah psikomotor level guided response


(33)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.4 Definisi Operasional

Ada beberapa istilah yang perlu didefinisikan dengan jelas dalam dalam penelitian ini yaitu:

a. Pendekatan belajar tuntas (mastery learning)

Menurut Joice and Weil dalam Made Wena (2009:184) Pendekatan belajar tuntas menyajikan suatu cara yang menarik dan ringkas untuk meningkatkan unjuk kerja siswa ke tingkat pencapaian suatu pokok bahasan yang lebih memuaskan. Belajar tuntas adalah salah satu usaha dalam pendidikan yang bertujuan untuk memotivasi peserta didik mencapai penguasaan (Mastery Learning) terhadap kompetensi tertentu. Pendekatan ini terdiri atas lima tahapan, yaitu

1) Orientasi (orientation) 2) Penyajian (presentation)

3) Latihan terstruktur (structured practice) 4) Latihan terbimbing (guided practice) 5) latihan Mandiri (independent practice)

Pada tahap penyajian dan latihan terstruktur menggunakan alat bantu berupa pembelajaran berbasis komputer model tutorial dan pada tahap latihan mandiri menggunakan alat bantu berupa pembelajaran berbasis modul .Tutorial dalam


(34)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pembelajaran berbasis komputer sebagaimana diungkapkan Rusman (2011: 300) adalah sebagai bentuk pembelajaran khusus dengan pembimbing yang terkualifikasi, dengan menggunakan software berupa program komputer yang berisi materi pelajaran dan soal-soal latihan yang bertujuan untuk memberikan pemahaman secara tuntas (mastery learning) kepada siswa mengenai bahan atau materi pelajaran yang sedang dipelajari. Komputer sebagai tutor berorientasi pada upaya membangun perilaku siswa melalui penggunaan komputer. Menurut Russel 1974 dalam Made Wena (2009:230) sistem pembelajaran modul akan menjadikan pembelajaran lebih efesien, efektif, dan relevan. Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sis- tematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.

b. Hasil belajar akuntansi ranah kognitif level mengingat (C1) adalah sesuatu yang diperoleh siswa setelah melakukan proses pembelajaran, sehingga terlihat peningkatan pengetahuan akuntansi. Indikator yang digunakan untuk hasil belajar akuntansi ranah kognitif level mengingat adalah a) kemampuan siswa untuk mengidentifikasi kembali materi yang telah disampaikan oleh guru, b) kemampuan siswa mengulang kembali materi akuntansi yang telah disampaikan guru. Instrumen yang digunakan untuk menilai adalah tes penguasaan materi yang bersifat obyektif.


(35)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Hasil belajar akuntansi ranah kognitif level memahami (C2) adalah sesuatu yang diperoleh siswa setelah melakukanproses pembelajaran, sehingga terlihat peningkatan pemahaman akuntansi. Indikator yang digunakan untuk hasil belajar akuntansi ranah kognitif level memahami adalah a) kemampuan siswa untuk menginterpretasikan materi yang telah disampaikan guru. b) kemampuan siswa untuk menyimpulkan materi-materi yang telah disampaikan guru. instrumen yang digunakan untuk menilai adalah tes penguasaan materi yang bersifat obyektif.

d. Hasil belajar akuntansi ranah kognitif level menerapkan (C3) adalah sesuatu yang diperoleh siswa setelah melakukan proses pembelajaran, sehingga terlihat peningkatan kemampuan penerapan akuntansi. Indikator yang digunakan untuk hasil belajar akuntansi ranah kognitif level menerapkan adalah a) kemampuan siswa untuk menyusun materi-materi yang telah disampaikan guru, b) kemampuan siswa untuk mengimplementasikan materi yang telah disampaikan guru. instrumen yang digunakan adalah tes penguasaan materi yang bersifat uraian.

e. Hasil belajar akuntansi ranah kognitif level menganalisis (C4) adalah sesuatu yang diperoleh siswa setelah melakukan proses pembelajaran, sehingga terlihat peningkatan kemampuan analisis akuntansi. Indikator yang digunakan untuk hasil belajar akuntansi ranah kognitif level analisis adalah a) kemampuan siswa untuk mengklasifikasikan materi yang disampaikan guru, b) kemampuan siswa


(36)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

untuk mengaitkan materi yang telah disampaikan guru. instrumen yang digunakan untuk menilai adalah tes penguasaan materi bersifat uraian.

f. Hasil belajar akuntansi ranah afektif level receiving (A1) adalah gambaran sikap siswa selama pembelajaran akuntansi, yang diukur dengan instrumen skala Thurstone. Indikator yang digunakan untuk hasil belajar akuntansi ranah afektif level receiving adalah a) sikap siswa dalam mengikuti pelajaran, b) sikap siswa dalam mematuhi pembelajaran.

g. Hasil belajar akuntansi ranah afektif levelresponding (A2) adalah gambaran sikap siswa selama pembelajaran akuntansi, yang diukur dengan instrumen skala thurstone.Indikator yang digunakan untuk hasil belajar akuntansi ranah afektif level responding adalah a) sikap siswa dalam menanggapi pembelajaran, b) Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran.

h. Hasil belajar akuntansi ranah afektif levelvaluing (A3) adalah gambaran sikap siswa selama pembelajaran akuntansi, yang diukur dengan instrumen skala thurstone. Indikator yang digunakan untuk mengukur hasil belajar afektif level valuing adalah a) sikap siswa dalam memprakarsai pembelajaran, b) komitmen siswa dalam pembelajaran, c) sikap siswa dalam menyakini pembelajaran. i. Hasil belajar akuntansi ranah psikomotor level perception (P1). Set (P2), dan

guided response (P3) adalah gambaran aktifitas atau kegiatan siswa selama pembelajaran akuntansi, yang diamati menggunakan lembar observasi.


(37)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Suatu instrumen harus bisa mengungkap apa yang akan diteliti, sehingga hasil yang diharapkan, akan memberikan data yang sebenarnya. Sama halnya seperti yang dikemukakan oleh Sudjana dan Ibrahim (1989:97)” Instrumen sebagai alat pengumpul data harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimanana adanya”. Penelitian ini digunakan tiga instrumen yaitu: Tes penguasaan materi untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif, instrumen skala Thurstone untuk mengukur hasil belajar ranah afektif, lembar pengamatan keterlaksanaan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) untuk mengukur hasil belajar ranah psikomotor.

3.5.1 Tes Penguasaan materi

Kisi-kisi instrumen dan instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada lampiran 1.Tes penguasaan materi sering juga disebut sebagai tes prestasi belajar, dimana tes ini mengukur hasil belajar yang dicapai siswa selama kurun waktu tertentu (Sukmadinata, 2009:223). Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penyusunan instrumen penguasaan materi adalah :

a. Menentukan konsep dan sub konsep pokok bahasan berdasarkan panduan Standar Kompetensi, kompetensi dasar serta indikator mata pelajaran Akuntansi di SMA.

b. Membuat kisi-kisi soal instrumen penelitian (lihat lampiran 1)


(38)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d. Meminta pertimbangan (expert judgment). Soal tes yang telah dibuat kepada dua orang dosen pembimbing dan satu guru bidang studi terhadap kualitas instrumen penelitian.

e. Melakukan revisi terhadap soal-soal yang dianggap tidak valid dengan mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing.

f. Melakukan uji coba instrumen

g. Menggunakan instrumen tes yang dianggap valid dalam penelitian.

Pemberian tes penguasaan materi dilakukan dua kali yaitu 1) saat perlakukan belum di berikan (pretes) yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kedua kelas baik eksperimen atau kontrol tentang materi Akuntansi.Setelah materi penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa diberikan, maka peneliti memberikan soal kembali 2) (post-test) yang berkaitan dengan topik tersebut kepada siswa.Tujuan pemberian soal ini adalah untuk mengetahui sejauh mana penguasaan kognitif siswa tentang materi yang baru saja diajarkan/ setelah diberi perlakuan baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

Instrumen penelitian dalam bentuk tes penguasaan materi yang digunakan pada siswa SMA jurusan IPS, akan dilakukan pengolahan sebagai berikut :

a. Menghitung nilai hasil belajar siswa, dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) mengoreksi hasil jawaban siswa dengan kunci jawaban yang sudah ada, 2)


(39)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

memberikan skor hasil tes siswa, dimana nilai akhir diperoleh dengan menjumlahkan setiap item soal yang dijawab benar oleh siswa.

b. Membandingkan nilai pretes dan nilai postes antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3.5.2 Instrumen Penilaian Afektif

Dalam panduan pengembangan perangkat penilaian afektif, yang dikeluarkan oleh Depdiknas, dijelaskan bahwa salah satu instrumen yang popular digunakan untuk mengukur ranah afektif adalah skala.Skala yang sering digunakan dalam instrumen penilaian afektif adalah skala Thurstone, Skala Likert dan Skala Beda Semantik. Dalam penelitian ini akan digunakan skala Thurstone yang memiliki skor tertinggi tiap butir 7 dan skor terendah 1 untuk pernyataan positif, dan skor tertinggi tiap butir adalah 1 dan skor terendah adalah 7 untuk pernyataan negatif.

Kisi-kisi instrumen dan instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada lampiran. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen skala hasil belajar ranah afektif adalah :

a. Menyusun aspek ranah afektif beradasarkan panduan kurikulum KTSP dan taksonomi Bloom.

b. Menentukan kriteria tiap level afektif tersebut. c. Membuat skala ranah afektif tiap level


(40)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d. Mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing.

Skor yang diperoleh akan dianalisis untuk tingkat peserta didik dan tingkat kelas, yaitu dengan mencari rerata (mean) dan simpangan baku skor. Selanjutnya ditafsirkan hasilnya untuk mengetahui hasil belajar ranah afektif masing-masing peserta didik.

3.5.3 Lembar Observasi

Observasi dalam penelitian ini di bagi menjadi dua bagian yaitu observasi untuk guru dan siswa.Observasi guru digunakan untuk mengamati keterlaksanaan pembelajaran pendekatan belajar tuntas sesuai dengan sintaks atau langkah pembelajarannya.Indikator observasi aktivitas guru diambil dari langkah-langkah pembelajaran pendekatan belajar tuntas yaitu tahap orientasi, tahap penyajian, tahap latihan terstruktur, tahap latihan terbimbing dan tahap latihan mandiri.Selain itu, lembar observasi siswa digunakan untuk mengamati aktivitas siswa secara individu didalam kelas.Kegiatan observasi pada aktivitas siswa ini dilakukan di kedua kelas, kelas eksperimen yaitu untuk mengetahui aktivitas siswa pada pembelajaran dengan pendekatan belajar tuntas dan observasi pada kelas kontrol untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas kontrol.Indikator untuk observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran ini diambil dari langkah-langkah pembelajaran di kelas eksperimen dan kontrol.Bertindak sebagai pengamat yaitu peneliti dan dibantu seorang guru akuntansi di sekolah tersebut.


(41)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dalam menguji kesahihan tes, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Uji Validitas

Validitas adalah kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur apa yang harus diukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi.Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi jika tes tersebut mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan,Arikunto (2005:67).Oleh sebab itu, dalam penyusunan tes ini harus berpedoman pada kurikulum yang sesuai dengan materi pelajaran ekonomi.

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson( Arikunto, 2005,72) sebagai berikut :

� = � −

[� 2 ( )2] [ 2 ( )2]

2) Uji Reliabilitas

Realibilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau satu pengukuran ke pengukuran lain. Suatu tes dapat dikatakan memiliki taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap yang dihitung dengan koefisien realibilitas. Untuk menentukan reliabilitas tes, peneliti menggunakan rumus Alpha (Arikunto, 2002:109) sebagai berikut:


(42)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

r₁₁= �

�−1 1− �2

� � 2

Keterangan:

r₁₁ : realibilitas yang dicari

�2 : jumlah varians skor tiap-tiap item �2 : varians total

3) Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang berkemampuan rendah.Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi menurut Arikunto (2002:213) adalah sebagai berikut:

D = Bᴀ

Jᴀ - Bв

Jв = Pᴀ - Pв

Keterangan:

J = jumlah peserta tes

Jᴀ = banyaknya peserta kelompok atas Jв = banyaknya peserta kelompok bawah

Bᴀ = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar Bв = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar Pᴀ = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar Pв = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar 4) Tingkat Kesukaran


(43)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tingkat kesukaran butir soal ialah proporsi peserta tes menjawab benar terhadap butir soal (Zainul dan Nasoetion, 1993:150). Tingkat kesukaran butir dapat dibagi ke dalam tiga kelompok sebagaimana terlihat pada tabel

Tabel 3.3 Tingkat Kesukaran

Tingkat Kesukaran Nilai P

Sukar Sedang Mudah

0,00 – 0,25 0,26 – 0,75 0,76 – 1,00 Sumber : Zainul dan Nasoetion (1993:153) Tabel 3.4 Ringkasan Uji Instrumen Penelitian

Variabel No Item

Koefisien Validitas

Titik

Kritis Ksmpln

Koefisien Reliabilitas

Titik

Kritis Ksmpln

Pre-test I

1 0,633 0,300 Valid

0,713 0,700 Reliabel 2 0,602 0,300 Valid

3 0,483 0,300 Valid 4 0,643 0,300 Valid 5 0,463 0,300 Valid 6 0,540 0,300 Valid 7a 0,553 0,300 Valid 7b 0,618 0,300 Valid 8a 0,686 0,300 Valid 8b 0,564 0,300 Valid

Pre-test II

1 0,598 0,300 Valid

0,720 0,700 Reliabel 2 0,602 0,300 Valid

3 0,851 0,300 Valid 4 0,700 0,300 Valid 5 0,732 0,300 Valid 6a 0,455 0,300 Valid 6b 0,366 0,300 Valid 7a 0,312 0,300 Valid 7b 0,312 0,300 Valid


(44)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pre- test

III

1 0,604 0,300 Valid

0,707 0,700 Reliabel 2 0,558 0,300 Valid

3 0,552 0,300 Valid 4 0,696 0,300 Valid 5a 0,576 0,300 Valid 5b 0,485 0,300 Valid 6a 0,685 0,300 Valid 6b 0,557 0,300 Valid

Pre-test

IV

1 0,767 0,300 Valid

0,844 0,700 Reliabel 2 0,826 0,300 Valid

3 0,433 0,300 Valid 4 0,657 0,300 Valid 5a 0,665 0,300 Valid 5b 0,861 0,300 Valid 6a 0,793 0,300 Valid 6b 0,729 0,300 Valid

Pre-test V

1 0,623 0,300 Valid

0,754 0,700 Reliabel 2 0,468 0,300 Valid

3 0,788 0,300 Valid 4 0,489 0,300 Valid 5 0,586 0,300 Valid 6 0,709 0,300 Valid 7a 0,637 0,300 Valid 7b 0,431 0,300 Valid 8a 0,662 0,300 Valid 8b 0,551 0,300 Valid

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa seluruh item pernyataan yang diajukan memiliki nilai koefisien validitas di atas 0,300 yang menandakan bahwa seluruh pernyataan yang digunakan dalam pre-testmaka dinyatakan valid, artinya sudah mengukur apa yang seharusnya diukur, sedangkan untuk hasil pengujian reliabilitas,diperoleh nilai koefisien reliabilitas masing-masing sebesar 0,713, 0,720, 0,707, 0,844 dan 0,754 semuanya berada di atas 0,700 yang menunjukan


(45)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bahwa alat ukur yang digunakan sudah menunjukan keandalannya. Dengan kata lain, dapat digunakan dalam proses selanjutnya (penelitian).

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan tiga macam cara pengumpulan data yaitu melalui tes penguasaan materi, instrument penilaian afektif (skala trustone), dan lembar observasi. Dalam pengumpulan data ini terlebih dahulu menentukan sumber data, kemudian jenis data, teknik pengumpulan data, dan instrumen yang digunakan. Teknik pengumpulan data secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.5Teknik Pengumpulan Data No

.

Sumber Data

Jenis Data Teknik

Pengumpulan Data

Instrumen

1. Siswa Hasil belajar sebelum mendapat perlakuan dan setelah mendapat perlakuan

Pretestdan Postest

Butir soal

2. Siswa Tanggapan siswa terhadap penggunaan pendekatan belajar tuntas (mastery learning)

Instrumen penilaian afektif

Kuesioner/ angket

4. Guru dan siswa

Keterlaksanaan pembelajaran

pendekatan belajar tuntas (mastery learning)

Observasi Pedoman observasi aktivitas guru dan siswa selama

pembelajaran


(46)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Data yang akan dihasilkan dari penelitian ini meliputi: (1) nilai pre-test dan post-test, (2) tanggapan siswa terhadap penggunaan pendekatan belajar tuntas (instrumen penilaian afektif) dan (3) keterlaksanaan pembelajaran pendekatan belajar tuntas (observasi). Perbedaan hasil belajar antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen dianalisis dengan uji-T, sedangkan tanggapan siswa terhadap penggunaan pendekatan belajar tuntas (instrumen penilaian afektif) dengan skala trustone danketerlaksanaan pembelajaran pendekatan belajar tuntas dengan pengamatan (observasi).Berbagai teknik analisis tersebut dianalisis dengan menggunakan bantuan SPSS versi 18.Dalam melakukan analisis data menggunakan uji statistik parametrik seperti uji-t, anova, ataupun regresi, maka data harus berdistribusi normal dan berasal dari populasi dengan varian homogen.Berikut adalah penjelasan tentang teknik pengujian normalitas dan homogenitas data hasil penelitian.

3.7.1 Uji Normalitas Data

Galton (Ruseffendi, 1998:291) mengatakan bahwa bila kita mengambil orang secara acak kemudian dilihat kemampuannya, maka skor-skor kepandaian, kemampuan berolah raga, dan sebagainya, akan berupa kumpulan data yang sekurang-kurangnya berdistribusi normal. Lebih lanjut Putrawan (Sudarmanto, 2005:105) menegaskan bahwa suatu pengujian dengan menggunakan uji-t, uji-F, dan sejenisnya, menuntut suatu asumsi, yaitu populasi harus berdistribusi normal.


(47)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Untuk menganalisis normalitas data, disamping dengan memperbandingkan rasio Skewness dan Kurtosis (Santoso, 2005:204), juga dapat menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov dan Shapiro-Wilk dan juga dengan Normal Probability Plot (Sudarmanto, 2005:109-113) yang terdapat pada menu explore di Program SPSS. Penentuan normalitas data dalam penelitian ini akan menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov (K-S) dengan bantuan SPSS versi 18. Ketentuannya adalah apabila harga atau nilai Asymp. Sig.(2-tailed) > dari 0,05 maka dinyatakan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

3.7.2 Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data sampel diperoleh dari populasi yang bervarians homogen ataukah tidak. Untuk melakukan uji homogenitas varians data digunakan analisis Lavene Test dengan menggunakan program SPSS (Sudarmanto, 2005:114-115). Analisis ini menempel pada Independent Sample t-Test pada analisis Compare Means.Jika harga Significancy pada tabel yang dihasilkan lebih besar dari dari taraf signifikansi (α) yang ditentukan yaitu 0.05, maka data tersebut berasal dari populasi yang bervarians homogen.


(48)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.8 Alur Penelitian

Adapun alur penelitian yang digunakan dapat terlihat pada bagan 3.1 Identifikasi

Masalah

Kajian Literatur

Pembuatan Proposal

Pembuatan Instrumen

Penentuan Sampel

Kelas Eksperiman Kelas Kontrol

Pretest Pretest

Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Pembelajaran Biasa

(Resitasi)

Kusioner Observasi

Posttest

Posttest Pengumpulan

Data

Analisis Data


(49)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.9 Skenario Pembelajaran Akuntansi dengan Menggunakan Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning)

Pembelajaran : Pendekatan belajar tuntas

Model : Tutorial

Topik : Memahami Penyusunan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa Bidang Studi : Akuntansi

Sasaran : Siswa SMA (Kelas XI semester II) Media : Berbasis Komputer dan Berbasis Modul I. Pendahuluan

Pendekatan belajar tuntas(Mastery learning) menyajikan suatu cara yang menarik dan ringkas untuk meningkatkan unjuk kerja siswa ke tingkat pencapaian suatu pokok bahasan yang lebih memuaskan. Belajar tuntas adalah salah satu usaha dalam pendidikan yang bertujuan untuk memotivasi peserta didik mencapai penguasaan (Mastery Learning) terhadap kompetensi tertentu. Pendekatan ini terdiri atas lima tahapan. Pada tahap penyajian dan latihan terstruktur menggunakan alat bantu berupa pembelajaran berbasis komputer model tutorial


(50)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan pada tahap latihan mandiri menggunakan alat bantu berupa pembelajaran berbasis modul .

Dalam dunia pendidikan, pemanfaatan teknologi komputer banyak membawa perubahan dalam berbagai aspeknya.Pembelajaran berbasis komputer(Computer Based Instruction) merupakan istilah umum untuk setiap pembelajaran yang menggunakan komputer dalam proses belajar mengajarnya baik sebagian maupun secara keseluruhan. Pembelajaran berbasis komputer merupakan suatu pembelajaran terprogram menggunakan komputer sebagai sarana dan alat bantu dalam mengkomunikasikan berbagai pengalaman belajar kepada siswa. Dalam desain pembelajaran ini, pengalaman maupun materi pembelajaran disusun secara sistematis dan dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman (software) tertentu seperti menggunakan aplikasi Adobe Director dan Adobe Flash.

Pendekatan belajar tuntas (Mastery learning) menggunakan alat bantu berbasis komputer juga menggunakan alat bantu berbasis modul untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi yang maksimal. Pembelajaran modul akan menjadikan pembelajaran lebih efesien, efektif, dan relevan. Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.


(51)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Siswa dapat membuat jurnal umum 2. Siswa dapat menyusun jurnal umum 3. Siswa dapat menganalisis jurnal umum

4. Siswa dapat memindahbukukan (posting) jurnal ke buku besar 5. Siswa dapat membuat dan menyusun buku besar

6. Siswa dapat menganalisis buku besar

7. Siswa dapat menyusun neraca saldo berdasarkan saldo dalam buku besar 8. Siswa dapat membuat jurnal penyesuaian

9. Siswa dapat menganalisis perubahan saldo akun akibat jurnal penyesuaian 11. Siswa dapat menyusun kertas kerja

12. Siswa dapat menganalisis kesalahan dalam kertas kerja

13. Siswa dapat menyusun laporan laba-rugi berdasarkan kertas kerja

14. Siswa dapat menyusun laporan perubahan modal berdasarkan kertas kerja 15. Siswa dapat menyusun laporan neraca berdasarkan kertas kerja

16. Siswa dapat menyusun laporan arus kas berdasarkan kertas kerja 17. Siswa dapat menganalisis laporan keuangan

2.1 Standar Kompetensi:

Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa 2.2 Kompetensi Dasar:

1. Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal umum 2. Melakukan posting dari jurnal ke buku besar


(52)

Vina Patmahsari, 2012

Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut

: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Menyusun laporan keuangan perusahaan jasa 2.3 Indikator:

1. Pembuatan dan Penyusunan jurnal umum 2. Analisis jurnal umum

3. Pemindahbukukan (posting) Jurnal ke buku besar 4. Pembuatan dan Penyusunan buku besar

5. Analisis buku besar

6. Penyusunan neraca saldo berdasarkan saldo di buku besar 7. Pembuatan jurnal penyesuaian

8. Analisis perubahan saldo akibat jurnal penyesuaian 9. Penyusunan kertas kerja

10. Analisis kesalahan dalam kertas kerja

11. Penyusunan laporan laba-rugi berdasarkan kertas kerja 12. Penyusun laporan perubahan modal berdasarkan kertas kerja 13. Penyusun laporan Neraca berdasarkan kertas kerja

14. Penyusun laporan Arus kas 15. Analisis laporan keuangan III. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran terdiri dari bebarapa unit yang meliputi: 1. Jurnal umum

2. Buku besar 3. Neraca saldo


(1)

DAFTAR PUSTAKA Buku

Ajang Mulyadi. (2004). Akuntansi untuk SMA Kelas XI. Bandung

Anderson, Lorin. Krathwohl, David. (2001). A Taxonomy for Learning Teaching and Assessing. Addison Wesley Longman. Inc

Arends, Richard.(2008). Learning To Teach. New York :Mc Graw Hill

Companies

Allessi M. Sthephen, and S.R, Trollip. (1995). Computer Based Instruction

Method and Development. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Bell-Gredler, ME. (1986). Learning and Instruction: Theory Into Practice. New

York: Mac Millan Publishing Company

Bloom, B. S. ed. et al. (1977). Taxonomy of Educational Objectives: Handbook I,

Cognitive Domain. New York: David McKay.

C. Schellhase, Kristen. (2008). Applying Mastery Learning to Athletic Training

Education. University of Central Florida. Orlando.

Costa, Carol dan Addison Wesley.(2005). Accounting. Alpha Books

Depdiknas.(2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Standar kompetensi

Mata Pelajaran. Jakarta : Depdiknas.

---(2009). Pembelajaran Tuntas, Remedial, dan Pengayaan.

DEPDIKNAS-DIT. Pembinaan Siswa: DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta :Rineka Cipta Feldman, T. (1995). Multimedia. New York: Blueprint

Furqon. Dan Emilia, Emi. (2010). Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Beberapa

Isu Kritis. Bandung : SPS UPI

Gagne, Robert M (Munandir. Penerjemah). (1992). Kondisi Belajar dan Teori

Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud Dirjend. Dikti.


(2)

---. (1994). Media Pembelajaran. Bandung: Citra Aditya Bakti

---. (2004). Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Jakarta: Bumi Aksara

---. (2005). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

---. (2006). Implementasi Kurikulum. Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI

Heinich, R. (1995). Instructional Technology and Media For Learning. New

York: Macmillan Publising.

Hergenhahm, Mathew Olson.(2009). Theories of Learning. USA. Pearson Education

Johnson, D. W dan Johnson, R.T. (2002). Meaningful Assessment: A. Manageable and Cooperative Process. Boston: Allyn and Bacon publisher.

Kurjono (2009). Proses Belajar Mengajar dengan Aspek-Aspeknya. Bandung

Prodi Pendidikan Akuntansi

Margono. (2004). Metodologi Penelitian. Rineka Cipta: Jakarta.

Markus, Maas. (2004).Faktor-Faktor Kesulitan Belajar Akuntansi Siswa IPS. McMillan, H James. (2008). Educational Researsch. New York: Pearson

Munir.(2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi daan Komunikasi.

Bandung: Alfabeta.

Nasution, S. (1987). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan

Mengajar.PT. Bina Aksara. Jakarta. Indonesia.

---. (1987). Teknologi Pendidikan Bandung : CV. Jemmars ---. (2009). Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

R. Angkowo, Robertus. (2007). Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: PT

Grasindo

Rahmat, Moeslihat. (2005). Akuntansi untuk SMA kelas XI. Bogor: CV Regins Ruseffendi. (1998). Statistika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP


(3)

Rasjid, Zakaria. (2009). Pengembangan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Menganalisis Transaksi Keuangan Pada Mata Pelajaran Akuntansi. Bandung: SPS UPI Thesis tidak diterbitkan.

Rusman. (2007). Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Komputer Untuk

Meningkatkan Kompetensi Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika di SMK. Disertasi PPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.

--- .(2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

---. (2011). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

S. Alam. (2007). Ekonomi Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Esis.

Sanjaya, Wina.(2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group

Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Slamet, Sri Noviana. (2010). Penerapan belajar tuntas (mastery learning)

Slameto.(2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Depdikbud

Silverius, Suke. (1991). Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta:

Grasindo.

Siregar. (2010). Penelitian Kelas: Teori, Metodelogi dan Analisis. Bandung: IKIP Bandung Press

Soemarso. (2000). Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta : Rineka Cipta.

Sudarmanto, R.G. (2005).Analisis Regresi Linier Ganda dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudjana, Nana dan Ibrahim (1989). Penelitian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru

Sudjana, Nana.(1999). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya.

---(2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

--- 2009. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Suharsimi, Arikunto. (1991). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


(4)

---(2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

---(2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Ediasi Revisi). Jakarta: Bumi

Aksara.

Sugiyono. (2008). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

--- (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung

:Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2007). Pengembangan Kurikulum Teori dan

Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

---(2009a). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda

karya

---(2009b). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda karya

Surya, Moh & Rohman Natawidjaja. (2003). Pengantar Bimbingan dan

Penyuluhan. Jakarta: Depdikbud.

Surya, mohammad. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung:

Pustaka Bani Quraisy.

Sutopo. Ariesto Hadi. (2003). Multimedia Interaktif dengan Flash. Yogyakarta:

Graha Ilmu

Susilana, R. dkk. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan

Kurikulum dan Pembelajaran.

Suyanto, M. (2005). Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta. Andi Offset

Suryosubroto. B. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka

Cipta.

Suryosubroto. (2002). Sistem Pembelajaran dengan Modul. Yogyakarta: Bina

Aksara

Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum. Banding: Pustaka Setia.

Thompson, S.A. (1994). Upgrading Your PC to Multimedia. Indianapolis: QUE

Corporation.

Tjahjono.A. (2003). Akuntansi Pengantar (Pendekatan Terpadu). Jakarta : Raja


(5)

Trianto.(2007).Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka

Piaget, J. (1971). Psychology and Epistemologi. New York: The Viking Press. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Bandung: Fokus

Media.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Depdiknas.

UPI Bandung. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Wahid Murni. dkk. (2010). Evaluasi Pembelajaran (Kompetensi dan Praktik).

Yogyakarta: Nuha Litera.

Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran (Landasan dan Aplikasi). Jakarta: Rineka Cipta

Wena, Made.(2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (suatu tinjauan konseptual operasional).Jakarta: Bumi Aksara.

Winkel, W.S. (1985). Psikologi Pendidikan Dan Evaluasi Belajar. Jakarta:

Gramedia.

Yamin, Martinis. (2007). Profesionalisme Guru & Implementasi KTSP. Jakarta:

Gaung Persada Press.

Zainul, Asmawi, dan Nasoetion, Noehi.(1993). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Dirjen Dikte Depdikbud

Jurnal

Ali, Mona Mostafa Mohamed. (2011). The Impact of An Educational Program

Using Computer Graphics for Learning Basic Skills in Swimming and Physical Variables for People with Special Needs. World Journal of Sport Sciences. 4, (1), 64-69.

Internet

Bull, Kang. (2011). Sejarah Lahirmya Konsep Mastery Learning. [Online].

Tersedia: http://kafeilmu.co.cc/2011/12/sejarah-lahirnya-konsepmastery-


(6)

Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / h.III / Desember 2004. Tersedia (online) di http://www. bpkpenabur. or.id/ (Oktober 2011)

Mudassir. (2006). Cara Belajar Efektif Dan Beberapa Faktor Kesulitan Belajar

Akuntansi. Tersedia (online) di http://file.upi.edu/Direktori/ (Oktober 2011)

Sudrajat, Akhmad. (2011). Pembelajaran Tuntas(Mastery Learning) dalam

KTSP.[Online].Tersedia:http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/12/02 /pembelajarantuntas-mastery-learning-dalam-ktsp/ [2 Desember 2011].


Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan strategi mastery learning terhadap hasil belajar IPS siswa Mts Al-Khairiyah tegal parung jakarta selatan tahun ajaran 2014/2015

1 14 146

Penerapan strategi belajar tuntas (mastery learning) untuk pencapaian standar kompetensi dalam pelajaran ekonomi di SMA IT YAPIRA Medang Kabupaten Bogor

0 6 157

PENGARUH GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 5 CIMAHI.

0 2 39

PENGARUH PENERAPAN MODEL PARTICIPANT CENTERED LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA : Studi Quasi Eksperimen Di Kelas XI IPS SMAN 5 Bandung.

0 3 58

Pengaruh Pemanfaatan Sumber Belajar Akuntansi Dan Rasa Percaya Diri Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung.

0 7 49

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KEBIASAAN BELAJAR, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 14 BANDUNG.

0 3 58

PENGARUH KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 13 BANDUNG.

0 1 72

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA : Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS SMA Laboratorium Percontohan UPI Tahun Ajaran 2013/2014.

0 6 47

Pengaruh Lingkungan Keluarga Dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas Xi Ips Di Sma Negeri 6 Bandung.

6 13 49

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS SMAN 14 BANDUNG.

0 0 40