PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA : Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS SMA Laboratorium Percontohan UPI Tahun Ajaran 2013/2014.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING (PBL) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS

SMA Laboratorium Percontohan UPI Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh

SARITI NIM. 1001204

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

(Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS SMA Laboratorium Percontohan UPI Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh :

Sariti

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

© Sariti 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING (PBL) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS SMA Laboratorium Percontohan UPI Tahun Ajaran 2013/2014)

Telah disetujui oleh :

Pembimbing

Dr. H. Nugraha,SE,M.Si,Ak.CA

NIP. 19661226 199001 1 002 Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi

Dr. Kurjono, M.Pd.


(4)

v

ABSTRACT ...

KATA PENGANTAR ……….………...

UCAPAN TERIMA KASIH ...

DAFTAR ISI ……….…………...

DAFTAR TABEL ……….……….…

DAFTAR GAMBAR ……….………... DAFTAR GRAFIK ...

ii iii iv v vii viii ix BAB I BAB II PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian ………...………….

1.2Rumusan Masalah ……….……….

1.3Maksud Dan Tujuan Penelitian ………..……...

1.3.1Maksud Penelitian ……….…………..

1.3.2Tujuan Penelitian ………... 1.4Kegunaan Penelitian ………... 1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 1.4.2 Kegunaan Praktis ...

LANDASAN TEORI

2.1 Belajar ...………... 2.1.1 Pengertian Belajar ...……... 2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Belajar ...………... 2.1.3 Tujuan Belajar ... 2.1.4 Teori Belajar………. 2.2 Motivasi Belajar ………... 2.2.1 Pengertian Motivasi Belajar ………... 2.2.2 Teori Motivasi Belajar ...

2.2.3 Fungsi Motivasi Belajar ………..

2.3.4 Jenis-jenis Motivasi Belajar ………. 2.2.5 Prinsip-prinsip Motivasi Belajar ………..

2.2.6 Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ………. 2.2.7 Pengukuran Motivasi Belajar ……….. 2.2.8 Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar ………...

2.3 Model Pembelajaran...………... 2.3.1 Definisi Model Pembelajaran ... 2.3.2 Ciri-ciri Model pembelajaran ... 2.3.3 Fungsi Model Pembelajaran ... 2.3.4 Macam-macam model pembelajaran ... 2.4 Model Pembelajaran Problem Based Learning ...

2.4.1 Definisi Model Pembelajaran PBL ... 2.4.2 Karakteristik Model Pembelajaran PBL ... 2.4.3 Tujuan Model Pembelajaran PBL ... 2.4.4 Tahap-tahap Model Pembelajaran PBL...

1 9 9 9 9 10 10 11 12 12 14 16 16 18 18 20 21 24 24 25 26 30 34 34 35 35 36 36 36 38 39 39


(5)

vi

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

BAB IV

BAB V

2.4.6 Kelabihan Model Pembelajaran PBL………... 2.5 Mata Pelajaran Akuntansi ... 2.6 Penelitian Terdahulu... 2.7 Kerangka Pemikiran ...

2.8 Hipotesis Penelitian ………..

METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan Desain Penelitian ...………... 3.2 Prosedur Eksperimen ... 3.2.1 Tahap Perencanaan/Persiapan ………..

3.2.2 Tahap Pelaksanaan ………...

3.2.3 Tahap Pelaporan ………...

3.3 Operasional Variabel ………. 3.4 Objek Penelitian……….. 3.5 Teknik Pengujian Alat Tes Motivasi Belajar... 3.5.1 Uji Reliabilitas ... 3.5.2 Uji Validitas ... 3.6 Teknik Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis ...

3.6.1 Statistik Deskriptif……….

3.6.2 Uji Normalitas Data ... 3.5.3 Uji Homogenitas ...

3.5.4 Uji Gain ……….

3.5.5 Uji Hipotesis………..

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum objek Penelitian ... 4.1.1 Deskripsi SMA Laboratorium Percontohan UPI ... 4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan………... 4.2 Deskripsi Hasil Penelitian... 4.2.1 Pelaksanaan Eksperimen………... 4.2.2 Motivasi Belajar siswa kelas Eksperimen……… 4.2.3 Motivasi Belajar siswa kelas Kontrol ……….. 4.2.4 Perbandingan Motivasi Belajar Kelas Eksperimen

dan Kontrol………... 4.3 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis………...

4.3.1 Analisis Data………..

4.3.1.1 Uji Normalitas……….... 4.3.1.2 Uji Homogenitas………....

4.3.2 Uji Hipotesis………..

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ...

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 5.2 Saran... 46 47 53 57 62 63 64 64 67 68 68 69 69 69 72 74 74 75 77 78 78 81 81 81 81 82 82 85 91 96 97 97 97 91 102 105 111 112 DAFTAR PUSTAKA ... 113 LAMPIRAN


(6)

vii Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18 Tabel 4.19 Tabel 4.20

Tahap pembelajaran PBL ………..

Fase-fase PBL ………...

Sintaksis PBL ………....

Tabel Penelitian Terdahulu………... Kisi-Kisi Motivasi Belajar Siswa ………. Skala Numerikal ... Indikator Variabel Motivasi Belajar ... Intreprestasi Reliabilitas ... Validitas Motivasi Belajar ...

Format Jawaban Responden ... Distribusi frekuensi indikator ...

Deskripsi Motivasi Belajar Kelas Eksperimen……….

Deskripsi Motivasi Belajar Kelas Eksperimen Berdasarkan

Indikator Perhatian………

Deskripsi Motivasi Belajar Kelas Eksperimen Berdasarkan

Indikator Relevansi………

Deskripsi Motivasi Belajar Kelas Eksperimen Berdasarkan

Indikator Percaya diri ………

Deskripsi Motivasi Belajar Kelas Eksperimen Berdasarkan

Indikator Kepuasan………

Deskripsi Motivasi Belajar Kelas Kontrol………. Deskripsi Motivasi Belajar Kelas Kontrol Berdasarkan

Indikator Perhatian………

Deskripsi Motivasi Belajar Kelas Kontrol Berdasarkan

Indikator Relevansi ………...

Deskripsi Motivasi Belajar Kelas Kontrol Berdasarkan

Indikator Percaya diri ………...

Deskripsi Motivasi Belajar Kelas Kontrol Berdasarkan

Indikator Kepuasan ……….

Perbandingan Motivasi Belajar siswa kelas eksperimen dan

Kelas Kontrol ………

Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen………. Uji Normalitas Data Kelas Kontrol ………...

Uji Normalitas Data Gain ……….

Uji Homogenitas Data Kelas Eksperimen ……… Uji Homogenitas Data Kelas Kontrol ………...

Uji Homogenitas Data Gain………..

Uji Hipotesis Perbedaan Sebelum dan Sesudah Pada Kelas

Eksperimen………

Uji Hipotesis Perbedaan Sebelum dan Sesudah Pada Kelas

Kontrol ………

Uji Hipotesis Pengaruh Model Pembelajarn Problem Based Learning terhadap Motivasi belajar Siswa………

42 43 54 65 66 68 70 73 74 75 85 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 98 98 99 100 100 101 102 103 104


(7)

viii

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Gambar 3. 1

Skematik siklus akuntansi...

Desain eksperimen………...

49 64


(8)

ix

Grafik 4.3 Grafik Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Kelas


(9)

i

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEARNING (PBL) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS

SMA Laboratorium Percontohan UPI Tahun Ajaran 2013/2014) Sariti

( 1001204 )

Pembimbing : Dr. H. Nugraha, S.E., M.Si., Ak.CA

ABSTRAK

Permasalahan penelitian ini yaitu rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di SMA Laboratorium Percontohan UPI. Faktor yang menjadi penyebab permasalahan yaitu cara penyampaian materi pelajaran yang dilakukan oleh guru masih monoton dengan pendekatan yang berpusat pada guru. Salah satu usaha untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning agar motivasi belajar siswa dapat meningkat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah model pembelajaran Problem Based Learning berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMA Laboratorium Percontohan UPI. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain non equivalent (pre test - post test) Control-Group Design pada siswa kelas XI IPS 3 yang berjumlah 32 siswa sebagai kelas eksperimen dan Kelas XI IPS 2 yang berjumlah 32 siswa sebagai kelas kontrol. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaraan Problem Based Learning berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Dengan demikian, disarankan agar model pembelajaran Problem Based Learning dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran bagi guru dalam kegiatan pembelajaran karena model pembelajaran Problem Based Learning dapat melibatkan siswa secara aktif dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mempelajari akuntansi.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Motivasi Belajar Siswa


(10)

ii

Sariti ( 1001204 )

Tutor : Dr. H. Nugraha, S.E., M.Si., Ak.CA

ABSTRACT

The problem of this research is the inferior learning motivation of the students on accounting subject in Model Laboratory High School of UPI. The factor that has became the cause of the problem is at the delivery of the materials of the subject that has been doing by the monotonous teachers with teacher-center approaching way. One of the effort to overcome the problem is by applying the Problem Based Learning model in order to enhance the students’ learning motivation. This research was done to find out if the Problem Based Learning model gave impact

to students’ learning motivation on accounting subject at Class XI IPS in Model Laboratory High School of UPI at Academic Year 2013/2014. This research is using experiment method with non equivalent (pre test - post test) Control-Group Design to the students of Class XI-IPS-3, which is amounting to 32 students as experiment sample and Class XI-IPS-2, which is amounting to 32 students as control class. According to the research result, it can be concluded that the Problem Based Learning model gave impact to the students’ learning motivation.

Therefore, it’s suggested that Problem Based Learning model used as one of alternative learning for teachers in learning activities because Problem Based

Learning model can involve the students actively and enhance students’ learning motivation in learning accounting.


(11)

1 Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan salah satu dari tiga aspek terpenting dalam kehidupan manusia selain kesehatan dan ekonomi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 butir 1, disebutkan bahwa:

Pendidikan merupakan usaha sadar terencana yang dilakukan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Sekolah adalah lembaga tempat berlangsungnya pendidikan, tempat proses belajar mengajar dan siswa berlatih agar kepribadian, kecerdasan dan keterampilan berkembang sesuai dengan tujuan pendidikan. Adapun tujuan

pendidikan menurut Sudjana (2011: 49) ” Tujuan pendidikan yang ingin

dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga bidang yakni bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai) dan bidang psikomotor (kemampuan/keterampilan bertindak/berprilaku).

Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung dari beberapa aspek yaitu kurikulum, guru, siswa, metode, sarana dan prasarana. Proses belajar mengajar dipengaruhi oleh dua faktor. Faktor pertama adalah faktor yang berasal dari dalam yakni motivasi belajar dan faktor yang kedua adalah faktor yang berasal dari luar siswa, sedangkan faktor yang berasal dari luar diri siswa salah satunya adalah model pembelajaran.

Seorang guru harus peka terhadap kondisi dan keadaan siswa karena setiap siswa memiliki kemampuan dan motivasi yang berbeda-beda. Oleh karena itu seorang guru harus cermat dalam memilih model pembelajaran agar dapat mempermudah siswa untuk mengerti dan memahami pelajaran


(12)

serta dapat menciptakan suasana belajar yang aktif, kondusif, dan tidak membosankan sehingga motivasi untuk belajar dapat meningkat.

Paradigma yang dianut dalam dunia pendidikan sekarang adalah konstruktivisme. Dalam paradigma ini siswa harus dianggap mempunyai pengetahuan awal dari pengalaman yang diperolehnya kemudian selanjutnya guru hanya bertugas mengkonstruksikannya menjadi suatu pengetahuan yang baru bagi siswa. Kondisi ini menuntut perubahan peran guru dari pengajar menjadi fasilitator dengan model pembelajaran yang berpusat kepada siswa (student center) dan tidak lagi berpusat pada guru (teacher center).

Penggunaan model pembelajaran yang tepat sangat mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Permasalahan yang saat ini timbul dalam mempelajari akuntansi, siswa hanya sebatas menghafal materi yang disampaikan guru tanpa mencari tahu lebih lanjut dan mendalami materi akuntansi serta siswa yang kurang terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Akibat dari permasalahan tersebut siswa tidak memahami materi akuntansi yang mengakibatkan motivasi untuk belajar pun turun dan berdampak pada hasil belajar yang kurang optimal.

Salah satu standar mata pelajaran akuntansi kelas XI adalah ayat jurnal penyesuaian yaitu ayat jurnal untuk menyesuaikan angka dalam neraca saldo yang belum di catat atau belum sesuai dengan kondisi sebenarnya pada akhir periode. Materi ini memerlukan pemahaman konsep yang mendalam untuk bepikir kritis, keterampilan, ketelitian dan penalaran dalam mempelajarinya. Sementara itu siswa masih kesulitan dalam mempelajari materi jurnal penyesuaian. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil ulangan akuntansi siswa yang masih rendah atau masih di bawah KKM yaitu tujuh koma lima.

Selain itu proses pembelajaran di kelas Perhatian dan antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran sangat kurang. Banyak siswa yang menghindari mengerjakan tugas dan tidak fokus mengikuti pembelajaran sehingga kemauan untuk belajar mereka rendah dan hasil belajar mereka kurang optimal. Hal ini menyebabkan guru menghadapi masalah dalam


(13)

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membangkitkan motivasi siswa terhadap mata pelajaran akuntansi. Kegiatan proses belajar mengajar dengan Pembelajaran yang berpusat pada guru membuat siswa cenderung pasif. Siswa lebih banyak mendengar apa yang disampaikan oleh guru tanpa mengetahui tujuan dari pembelajaran tersebut. Kegiatan pembelajaran dalam model pembelajaran ini lebih didominasi oleh guru atau lebih bersifat teacher center, dan siswa kurang dilibatkan dalam pembelajaran sehingga, pembelajaran menjadi kurang bermakna.

Berdasarkan pra penelitian hasil pengamatan dikelas XI IPS SMA Laboratorium (percontohan) UPI pada tanggal 7 Januari 2014, Ketika guru mengajar mata pelajaran akuntansi menggunakan metode ceramah kegiatan peserta didik di kelas begitu monoton , yaitu hanya mendengarkan ceramah atau penjelasan guru saja. Kondisi seperti ini akan memberikan rasa jenuh karena peserta didik tidak ikut berperan aktif dalam setiap kegiatan belajar yang terjadi di kelas sehingga siswa tidak termotivasi dalam belajar. Tidak sedikit ditemui peserta didik yang bercerita sendiri di belakang ketika guru sedang menjelaskan materi pelajaran akuntansi di depan kelas. Peserta didik yang terlihat benar-benar memperhatikan guru hanyalah peserta didik yang duduk di baris depan yang memang dekat dari jangkauan guru. Tidak adanya rasa perhatian dan tertarik atas penjelasan materi dari guru, mengakibatkan materi yang disampaikan guru akan susah diterima dan dipahami oleh peserta didik. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dilakukan upaya yaitu dengan menggunakan suatu model pembelajaran yang memungkinkan terjadinya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang kondusif yang dapat melibatkan siswa secara aktif.

Berdasarkan pra penelitian yang peneliti lakukan melalui wawancara informal dengan ibu Eka yuliyanti, S.Pd sebagai guru mata pelajaran akuntansi di SMA laboratorium (percontohan) UPI pada hari Selasa,7 Januari 2014 mengenai motivasi belajar siswa dan proses kegiatan belajar di kelas di ketahui bahwa motivasi belajar siswa masih rendah, hal ini di tandai dengan kurangnya respon siswa terhadap materi akuntansi karena kurangnya motivasi untuk mempelajari materi sehingga menghambat perolehan hasil yang


(14)

maksimal dan menyebabkan masih banyak siswa yang di remedial, siswa yang malas dan tidak mengerjakan tugas akuntansi yang diberikan guru,siswa yang kurang semangat dan kurang memperhatikan saat pembelajaran akuntansi berlangsung,siswa yang cenderung pasif dan merasa bosan serta kurang termotivasi dalam pembelajaran akuntansi di kelas , kurang antusias menanyakan atau bertanya kesulitan yang mereka hadapi dalam mempelajari akuntansi.

Kemudian peneliti juga menyebarkan angket pra penelitian dengan instrumen motivasi belajar siswa kepada siswa kelas XI IPS untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Berikut ini adalah hasil dari pra penelitian mengenai motivasi belajar siswa SMA Laboratorium Percontohan UPI.

Berdasarkan tabel 1.1 diatas diketahui bahwa motivasi belajar siswa kelas XI IPS yang tergolong dalam kategori rendah berturut-turut antara lain kelas XI IPS 1 sebesar 32,26 %, XI IPS 2 sebesar 40,63 %, dan XI IPS 3 sebesar 43,75%. Sehingga siswa kelas XI IPS memiliki motivasi yang rendah karena jumlah siswa yang memiliki motivasi belajar rendah lebih banyak yaitu 37 siswa dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi sedang (30 siswa) dan siswa yang memiliki motivasi tinggi (28 siswa).

Rendahnya motivasi belajar siswa di SMA Laboratorium Pecontohan UPI tidak akan terjadi jika tidak ada faktor-faktor yang menyebabkan motivasi belajar siswa tersebut menurun. Faktor utama yaitu cara mengajar guru di kelas yang hanya bepusat pada guru dan monoton. Guru lebih banyak

Tabel 1.1

Hasil Pra Penelitian Motivasi Belajar Siswa SMA Laboratorium (Percontohan) UPI Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014

KELAS XI IPS 1 KELAS XI IPS 2 KELAS XI IPS 3

Kriteria Interval Freku ensi

Persent

ase Interval Frek uens i

Persenta

se Interval

Frekuen si

Persent ase

Rendah 84-93 10 32,26 % 72-91 13 40,63% 68-88 14 43,75% Sedang 94-103 7 22,58% 92-112 12 37,50% 89-109 11 34,38% Tinggi 104-114 14 45,16% 113-132 7 21,88% 110-131 7 21,88%

Jumlah 31 100 32 100 32 100


(15)

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberikan penjelasan tanpa mencari tahu sejauh mana siswa bisa menerima dan memahami materi akuntansi yang di sampaikan. Oleh karena itu guru harus mempunyai kreativitas dalam memilih model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa. Rendahnya motivasi belajar salah satunya disebabkan oleh model pembelajaran yang di terapkan guru yang kurang melibatkan siswa secara aktif sehingga cenderung pasif dan tidak berusaha menggali potensinya.

Peserta didik yang melakukan aktivitas belajar karena memiliki motivasi belajar. Motivasi yang baik akan melahirkan proses belajar yang baik. Semakin tinggi motivasi belajar peserta didik maka semakin tinggi kualitas proses belajar yang di capai oleh peserta didik. Oleh karena itu para guru harus dapat menerapkan proses pembelajaran dikelas yang dapat menumbuhkembangkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa juga di pengaruhi oleh berbagai faktor yang berkaitan dengan proses pembelajaran di kelas.

Menurut Hadis (2008:33) mengemukakan bahwa

Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa antara lain faktor metode mengajar yang digunakan guru, sifat materi pelajaran, media pengajaran yang digunakan, metode penilaian, dan kondisi lingkungan belajar berpengaruh terhadap motivasi belajar peserta didik.

Menurut Sardiman (2007 : 40) mengatakan bahwa “prinsip dan hukum yang pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran adalah motivasi. Seseorang akan berhasil dalam belajar jika dalam dirinya terdapat keinginan untuk belajar”.

Guru dalam mengelola proses pembelajaran di kelas harus dapat memberikan kepuasan belajar kepada peserta didik untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Hal ini sebagaimana dikatakan Purkey (dalam Hadis 2008:33) bahwa

setiap siswa akan termotivasi secara intrinsik, jika ada kepuasaan dalam dirinya dalam menghadapi berbagai permasalahan di lingkungan belajar. Jika peserta didik mencapai kepuasaan belajar maka akan terdorong untuk


(16)

berprestasi dan berusaha untuk mengontrol dan mengarahkan perilakunya kearah yang produktif .

Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran akuntansi. Pengembangan atau pemilihan model pembelajaran akuntansi yang tepat bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan selain itu juga model pembelajaran yang dipilih hendaknya dapat mendorong siswa untuk belajar sehingga siswa dapat meraih hasil belajar yang optimal.

Dalam proses pembelajaran perlu adanya model pembelajaran akuntansi yang dapat menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa, agar siswa tidak jenuh dengan proses pembelajaran yang berlangsung. Dengan adanya motivasi belajar yang tepat maka diharapkan siswa dapat mengeluarkan potensi belajarnya dengan baik sehingga proses pembelajaran berlangsung dengan lancar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Hal ini didukung dengan teori yang dikatakan oleh Aunurrahman (2013:143) bahwa

penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik.

Agar siswa tidak hanya sebatas menghapal materi akuntansi khususnya tentang ayat jurnal penyesuaian tetapi juga memahami dan terampil dalam belajar akuntansi serta menumbuhkan motivasi dalam belajar akuntansi maka di perlukan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi lingkungan belajar. Jika hal tersebut tercapai diharapkan siswa dapat aktif, kreatif, ada keinginan untuk belajar sehingga motivasi belajar dan hasil belajar dapat lebih baik. Peningkatan kualitas pembelajaran meerupakan salah satu elemen penting yang perlu diperhatikan termasuk pada pembelajaran akuntansi didalamnya. Peningkatan ini dapat dilakukan dengan pembaharuan model


(17)

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran akuntansi yang digunakan oleh guru. Hal ini dilakukan supaya dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

Salah satu model pembelajaran yang relevan dalam pembelajaran akuntansi adalah model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) pada pokok bahasan jurnal penyesuaian. Pada prinsipnya dalam model pembelajaran PBL siswa sendirilah yang secara aktif mencari jawaban atas masalah-masalah yang diberikan guru. Dalam hal ini guru lebih banyak sebagai mediator dan fasilitator untuk membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan mereka secara efektif. Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menyajikan kepada siswa situasi masalah yang nyata, yang bersifat terbuka (ill-structured).

Pandangan konstruktivisme tentang model PBL menempatkan siswa sebagai konstruktor aktif dari pengetahuan secara fleksibel. Pengetahuan dipelajari dalam konteks bermakna yang serupa dengan dunia nyata di mana pelajar mengaplikasikan pengetahuan selanjutnya. PBL juga memfasilitasi pengembangan keterampilan belajar kognitif dan memberikan motivasi belajar intrinsik. Posisi guru sebagai fasilitator dalam PBL, bertugas untuk membantu memberikan pengalaman pada siswa dalam mendesain memecahkan masalah yang terkait dengan materi pelajaran. Siswa diharapkan mampu berinteraksi untuk menghasilkan solusi dari permasalahan. Dalam kelas PBL juga terjadinya komunikasi secara efektif dan siswa mampu berkolaborasi dengan siswa lain dalam melakukan percobaan (Cennamo, Brandt, Scott, Douglas, McGrath, Reimer & Vernon, 2011).

Menurut Sudarman (2007:69) Landasan teori PBL adalah :

kolaborativisme, suatu perspektif yang berpendapat bahwa siswa akan menyusun pengetahuan dengan cara membangun penalaran dari semua pengetahuan yang sudah dimilikinya dan dari semua yang diperoleh sebagai hasil kegiatan berinteraksi dengan sesama individu. Hal tersebut juga menyiratkan bahwa proses pembelajaran berpindah dari transfer informasi fasilitator-mahasiswa ke proses konstruksi pengetahuan yang sifatnya sosial dan individual. Menurut paham konstruktivisme, manusia hanya dapat memahami melalui segala sesuatu yang konstruksinya sendiri.


(18)

Albanese Dan Mitchel (Tan, 2004:7) memperkuat bahwa

“dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional, lebih baik digunakan model pembelajaran berbasis masalah yang mampu mengkonstruksi konsep dan mengembangkan keterampilan proses”.

Sebagai solusi atas permasalahan diatas, digunakan model pembelajaran berbasis masalah sebagai suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai titik tolak pembelajaran agar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada pokok bahasan ayat jurnal penyesuaian.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh beberapa peneliti untuk mendukung penelitian ini antara lain : Ni Made Suci (2008); Alias Bin Masek (2012); Yuditya Falestin (2010); Reka Anugerah Erlangga (2011); Enny Puspita (2011); Tri Sukitman (2009); Dwi Ernawati (2011); Nadiah Wulandari Sjarkawi Dan Damris (2011); Carla L. Wilkin And Philip A.Collier (2008); Barbara Lauridsen,MBA (2012); Shelagh A. Gallahee & James J Gallagher (2013); Chang, Pei-Fei,Dan Hsiau, Shu-San (2002); Bilgin, I., Senocak, E. & Sozbilir,M. (2009); Cemal Tosun, Yavuz.T. (2012);Ni Nyoman Sri Lestari (2011) menunjukan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning memiliki hubungan dengan motivasi belajar dan hasil belajar. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa model problem based learning menunjukan adanya pengaruh dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pemecahan masalah.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya karena hanya mengambil variabel motivasi belajar siswa sebagai variabel terikat dan mencoba pada objek dan materi yang berbeda dan membandingkanya dengan model pembelajaran yang sudah digunakan oleh sekolah tersebut untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran yang dilakukan selain itu juga membandingkan perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah dilakukan treatment antara kelas eksperimen dengan menggunakan model Problem Based Learning dan kelas kontrol tanpa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.


(19)

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa. (Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS SMA Laboratorium

UPI Tahun Ajaran 2013/2014)” 1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1.Bagaimana perbedaan antara motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi sebelum dan sesudah menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning pada kelas Eksperimen di SMA Laboratorium Percontohan UPI tahun ajaran 2013/2014.

2.Bagaimana perbedaan antara motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi sebelum dan sesudah yang tidak menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning pada kelas kontrol di SMA Laboratorium percontohan UPI tahun ajaran 2013/2014.

3.Apakah terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi di SMA Laboratorium percontohan UPI tahun ajaran 2013/2014.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah mengunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan motivasi belajar siswa tanpa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran akuntansi di SMA Laboratorium Percontohan UPI tahun ajaran 2013/2014.

1.3.2 Tujuan Penelitian


(20)

1) Untuk mengetahui perbedaan antara motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi sebelum dan sesudah menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning pada kelas Eksperimen di SMA Laboratorium Percontohan UPI tahun ajaran 2013/2014.

2) Untuk mengetahui perbedaan antara motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi sebelum dan sesudah yang tidak menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning pada kelas kontrol di SMA Laboratorium percontohan UPI tahun ajaran 2013/2014.

3) Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi di SMA Laboratorium percontohan UPI tahun ajaran 2013/2014.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat Memperluas wawasan dan pengetahuan dalam bidang pendidikan, khusunya dalam pemilihan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

2. Memberikan bekal bagi peneliti berupa pengalaman sebagai calon guru di masa akan datang agar dapat mendidik dan mengajar siswa dengan pengajaran yang berkualitas.

3. Memberikan gambaran yang jelas pada guru tentang Model Problem Based Learning (PBL) dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Bagi siswa, di harapkan pembelajaran dengan mengunakan Problem Based Learning dapat meningkatkan motivasi siswa


(21)

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan keaktifan serta dapat memberikan kemudahan dalam mempelajari mata pelajaran.

2. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah masukan terhadap usaha peningkatan mutu peserta didik melalui guru yang kreatif dalam proses pembelajaran .

3. Bagi tenaga pendidik, diharapkan hasil penelitian ini memberikan masukan dalam memperluas pengetahuan dan wawasan tentang model pembelajaran

4. Bagi peneliti lain, sebagai bahan masukan untuk studi pendahuluan untuk memahami tentang Model Problem Based Learning (PBL) dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.


(22)

63

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian

Pemilihan metode penelitian ini dimaksudkan agar penelitian ini dilakukan secara terarah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen semu (quasi experiment). Menurut I Made Wirartha (2006:175) berpendapat bahwa

“Penelitian ekperimen semu bertujuan mempeoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat di peroleh dengan ekperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan”.

Menurut Sugiyono (2009:114) mengatakan bahwa

“Dalam metode quasi experiment ini memiliki kelompok kontrol, sehingga tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Metode ini dikembangkan untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian”.

Menurut Umar (2008:6) “Desain penelitian merupakan rencana untuk memilih sumber-sumber daya dan data yang akan dipakai untuk diolah dalam rangka menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian”.

Adapun desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Group Design. Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.

Penelitian ini dilakukan dengan membagi objek menjadi dua kelas, eksperimen dan kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan berupa pengunaan model problem based learning (PBL) sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan berupa penggunaan pembelajaran konvensional.


(23)

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun gambar desain penelitian sebagai berikut:

Kelas Pretest treatment posttest

Eksperimen X

Kontrol -

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan

= nilai pretest (motivasi sebelum perlakuan ) pada kelas eksperimen = nilai posttest (motivasi setelah perlakuan ) pada kelas eksperimen = nilai pretest (motivasi) pada kelas kontrol

= nilai posttest (motivasi) pada kelas Kontrol

= pembelajaran akuntansi dengan model Problem Based Learning = pembelajaran akuntansi tanpa model Problem Based Learning

(Sugiyono,2009:116)

3.2 Prosedur Eksperimen

Prosedur penelitian merupakan arahan bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian dari awal sampai akhir. Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap kegiatan sebagai berikut:

3.2.1 Tahap perencanaan/persiapan

Pada tahap awal perencanaan ini peneliti melakukan:

a) Menentukan kelas eksperimen yaitu kelas XI IPS 3 yang terdiri dari 32 siswa di SMA Laboratorium Percontohan UPI berdasarkan pertimbangan tertentu yaitu adanya karekteristik yang sama antara kedua kelas dan rekomendasi dari guru mata pelajaran akuntansi. b) Menentukan kelas Kontrol yaitu XI IPS 2 yang terdiri dari 32 siswa di

SMA Laboratorium Percontohan UPI

c) Mengadakan konsultasi dan pengarahan/informasi kepada guru mata pelajaran ibu Eka Yuliyanti,S.Pd mengenai model pembelajaran Problem Based learning yang akan diteliti untuk mempermudah dan membantu dalam penelitian karena posisi peneliti sebagai observer.


(24)

d) Kelas eksperimen diberi perlakuan (X) berupa model pembelajaran Problem Based learning sedangkan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional atau tanpa model pembelajaran Problem Based learning

e) Menyusun perangkat pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol (terlampir)

f) Menyusun alat tes untuk mengukur motivasi belajar siswa dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

Sukmadinata (2005:219) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam menyusun kuesioner, dilakukan beberapa prosedur berikut :

1. Menyusun kisi-kisi kuesioner atau daftar pertanyaan dengan format sebagai berikut :

Alat tes untuk mengukur Motivasi belajar ini merupakan hasil modifikasi dari ARCS yang dikembangkan oleh Jhon Keller 1987. Adapun kisi-kisi motivasi belajar siswa dalam tabel dibawah ini.

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Motivasi Belajar Siswa (dikembangkan oleh Jhon Keller 1987)

No Variabel Indikator No Item Jumlah

1 Motivasi Belajar Siswa

Perhatian (Attention) 1, 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11 11

2 Relevansi( Relevance) 12,13,14,15,16,17,18,19 8

3 Percaya Diri

(Confidence)

20,21,22,23,24,25,26,27 8

4 Kepuasan

(Satisfaction)

28,29,30,31,32,33,34,35, 36

9

Jumlah butir soal/item 36

Sumber : Suhadinet (2008) Angket model ARCS untuk mengukur motivasi belajar dan minat belajar siswa, yang sebagian telah dimodifikasi.

2. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban.

3. Responden hanya membutuhkan tanda check list pada alternatif jawaban yang dianggap paling tepat yang telah disediakan. Dengan format mengunakan skala numerical scale sebagai berikut :


(25)

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Sugiyono (2009:133) Skala pengukuran adalah “kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif”. Untuk memperoleh data motivasi belajar siswa dibuat beberapa pertanyaan atau pernyataan dalam bentuk skala numeric (numerical scale).

Menurut Sekaran (2006 : 33) bahwa

“Skala numerikal (numerical scale) mirip dengan skala diferensial semantik, dengan perbedaan dalam hal nomor pada skala 5 titik atau 7 titik disediakan, dengan kata sikap berkutub dua pada ujung keduanya. Tipe yang digunakan adalah tipe interval. Skala numerik digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang gejala sosial “.

Tabel 3.2

Penilaian Numerical Scale (skala numerik)

No Pernyataan Skor

1 2 3 4 5

Sumber : Sekaran (2006:33)

Keterangan :

Angka 5 dinyatakan untuk pernyataan positif tertinggi Angka 4 dinyatakan untuk pernyataan positif tinggi Angka 3 dinyatakan untuk pernyataan positif sedang Angka 2 dinyatakan untuk pernyataan positif rendah

Angka 1 dinyatakan untuk pernyataan positif paling rendah.

4. Langkah selanjutnya adalah langkah uji coba setelah alat tes motivasi tersusun. Uji coba ini dilakukan karena alat tes yang disusun belum merupakan yang reliabel dan valid agar hasil yang diperoleh dalam penelitian ini mendekati kebenaran. Untuk melakukan uji coba alat tes motivasi belajar dilakukan pada kelas XI IPS 1 yang dilaksanakan pada tanggal 07 April 2014.


(26)

3.2.2 Tahap pelaksanaan ( tahap eksperimen)

Dalam tahap pelaksanaan ini hal-hal yang dilakukan meliputi:

a) Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan oleh guru mata pelajaran akuntansi yaitu ibu Eka Yuliyanti, S.Pd baik dikelas kontrol maupun dikelas eksperimen sedangkan posisi peneliti sebagai observer.

b) Memberikan pretest motivasi belajar siswa sebelum diberikan perlakuan pada kelas eksperimen yaitu kelas XI IPS 3 dan kelas kontrol yaitu kelas XI IPS 2 untuk mengetahui motivasi belajar awal siswa. Pretest motivasi belajar siswa dilaksanakan pada tanggal 25 April 2014 pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol berupa 30 pernyataan yang telah diuji coba reliabilitas dan validitasnya.

c) Tahap treatment atau perlakuan yang dilakukan dengan cara menerapkan model pembelajaran problem based learning untuk kelas eksperimen yaitu kelas XI IPS 3 dan pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol yaitu kelas XI IPS 2. Perlakuan dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2014 sampai dengan 16 Mei 2014. Sebanyak 3 kali treatmen atau pertemuan pada materi ayat jurnal penyesuaian.

d) Guru menjelaskan proses model pembelajaran yang digunakan yaitu problem based learning kepada siswa.

e) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang anggotanya heterogen

f) Siswa di berikan lembar kerja yang berisikan masalah untuk di pecahkan dan di selesaikan dalam kelompok.

g) Didalam lembar kerja siswa berisikan tahap pemberian masalah, tahap melukiskan apa yang di ketahui,tahap menuliskan inti permasalahan, tahap cara pemecahan masalah, tahap menuliskan tindakan kerja dan tahap menuliskan hasil kegiatan yang harus dikerjakan oleh masing-masing kelompok, kemudian pelaporan hasil kelompok.

h) Guru membimbing dan mengarahkan siswa dalam diskusi

i) Siswa yang telah menyelasaikan lembar kerja siswa di persilahkan untuk mempresentasikanya.


(27)

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

j) Tahap pemberian posttest motivasi belajar kepada siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol setelah perlakuan diberikan untuk mengetahui motivasi akhir siswa setelah diberikan treatment PBL dan mengetahui perbedaan motivasi antara kelas eksperimen dan kontrol. Pelaksanaan posttest motivasi belajar siswa pada tanggal 23 Mei 2014

3.2.3 Tahap Akhir/pelaporan

Tahap ini merupakan tahap penyelesaian. Dalam tahap ini data Pretest dan posttest motivasi belajar siswa dianalisis dengan menggunakan perhitungan statistik. Setelah itu menguji perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui motivasi belajar siswa sebelum dan setelah diberikan perlakuan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada kelas eksperimen dan model konvensional atau tanpa model PBL untuk kelas kontrol. Kemudian hasil dari perhitungan tersebut berguna untuk menjawab hipotesis apakah diterima atau tidak.

3.3 Operasionalisasi Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa dengan mengunakan model pembelajaran problem based learning pada objek penelitian yang kemudian dibandingkan dengan motivasi belajar siswa yang tidak menggunakan model problem based learning.

Untuk mengukur motivasi belajar siswa digunakan motivasi ARCS (attention,relevance,confidence,satisfaction) dari Jhon Keller 1987 yang telah dimodifikasi.

Tabel 3.3

Indikator Variabel Motivasi Belajar Siswa

Variabel Indikator Skala

Motivasi belajar

Attention (perhatian) Relevance (kesesuaian) Confidence (kepercayaan diri) Satisfaction (kepuasaan)


(28)

3.4 Objek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Laboratorium Percontohan UPI pada kelas XI IPS tahun ajaran 2013/2014 semester genap. Dalam penelitian ini objek penelitian yang diambil sebanyak 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini berdasarkan pertimbangan dan rekomendasi dari guru mata pelajaran akuntansi. Kelas eksperimen diberi perlakuan berupa penggunaan model Problem Based Learning (PBL) sedangkan kelas kontrol tidak diberi perlakuan model Problem Based Learning (PBL) atau dengan metode konvensional. Dengan demikian objek dalam penelitian ini yaitu kelas XI IPS 3 terdiri dari 32 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPS 2 terdiri dari 32 siswa sebagai kelas kontrol.

3.5 Teknik Pengujian Alat Tes Motivasi Belajar Siswa

Instrumen sebagai alat pengumpulan data perlu diuji kelayakannya, karena akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu reliabel dan valid. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Menurut Sugiyono (2012:137) “valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.” Dengan menggunakan instrumen yang reliabel dalam pengumpulan data maka diharapkan hasil dari penelitian pun akan menjadi reliabel dan valid.

3.5.1 Uji Reliabilitas Alat Tes Motivasi Belajar Siswa

Reliabilitas berhubungan dengan suatu kepercayaan. Menurut Sudjana (2009:16) Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Menurut Arikunto (2011: 86) “ suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap”. Instrumen penelitian disamping harus valid (sah) juga harus reliabel (dapat dipercaya) yaitu memiliki nilai ketepatan, artinya instrumen penelitian yang reliabel akan sama hasilnya apabila diteskan pada


(29)

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelompok yang sama, walaupun dalam waktu yang berbeda. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006:178). Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Adapun pedoman untuk mengadakan interprestasi koefisien reliabilitas dapat digunakan kriteria seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.4 Tabel Interprestasi

Koefisien Interprestasi

Antara 0,80 - 1,00 Sangat tinggi Antara 0,60 – 0.80 Tinggi Antara 0,40 – 0,60 Cukup tinggi Antara 0,20 – 0,40 Rendah Antara 0,00 – 0,20 Sangat rendah

(Arikunto, 2011:75)

Jadi uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah Koefisien Alfa dari Cronbach, yaitu sebagai berikut :

Langkah 1 Menghitung jumlah varians skor tiap-tiap item dengan rumus

∑ ∑

Keterangan :

= Harga varians tiap butir

∑ = Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item ∑ = Jumlah skor seluruh responden dari setiap item N = Jumlah responden

Sumber : Arikunto (2006:110) Langkah 2 Menghitung varian total


(30)

∑ ∑

Keterangan :

= Harga varians total

∑ = Jumlah kuadrat jawaban responden dari seluruh item ∑ = Jumlah skor seluruh responden dari seluruh item N = Jumlah responden

Sumber : Arikunto (2006:112)

Langkah 3 Menghitung Reliabilitas dengan metode Cronbach Alpha dengan rumus

[ ] [ ∑ ]

Sumber : Arikunto (2006:112) Keterangan:

r : reliabilitas soal : varians total

k : banyaknya item/butir pertanyaan ∑ : jumlah varians butir

Setelah diperoleh nilai selanjutnya dikonsultasikan dengan nilai r tabel dengan taraf signifikan 5 %. Jika didapatkan nilai hitung > r tabel, maka butir instrumen dapat dikatakan reliabel, akan tetapi sebelumnya jika nilai < r tabel, maka dikatakan bahwa instrumen tersebut tidak reliabel.

Dalam penelitian ini untuk menghitung reliabilitas dapat menggunakan bantuan software excell windows

Berdasarkan perhitungan reliabilitas instrumen motivasi belajar siswa didapatkan reliabilitas (r hitung) sebesar 0,906 sedangkan (r tabel ) sebesar 0,355 sehingga jika dibandingkan maka r hitung > rtabel artinya instrumen motivasi belajar


(31)

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa reliabel atau dapat dipercaya dan memiliki tingkat interprestasi berada pada kriteria sangat tinggi sehingga dapat digunakan untuk penelitian.

3.5.2 Uji Validitas Alat Tes Motivasi Belajar Siswa

Menurut Sugiyono (2012 :137) “instrumen dikatakan valid berarti menunjukan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid, sehingga valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Menurut Arikunto (2011:65) mengatakan bahwa sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur.

Pengujian validitas instrumen adalah dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ } (Arikunto,2006:162) Keterangan:

= Koefisien Korelasi yang dicari

∑ XY = Hasil skor X dan Y untuk setiap responden ∑ X = Skor item

∑Y = Skor responden ∑ = Kuadrat skor item ∑ = Kuadrat responden N = Jumlah responden

Setelah diperoleh nilai selanjutnya membuat keputusan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dengan taraf signifikan 5 %. adapun kaidah keputusan yaitu :

jika t hitung > t tabel berarti valid jika t hitung < t tabel berarti tidak valid

(Riduwan, 2012:101) Dalam penelitian ini untuk menghitung validitas dapat menggunakan bantuan software excell windows.


(32)

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar Siswa Item No r xy t hitung t tabel Keputusan

1 0,164 0,896 1,699 Tidak Valid

2 0,237 1,313 1,699 Tidak Valid

3 0,228 1,263 1,699 Tidak Valid

4 0,312 1,771 1,699 Valid

5 0,471 2,876 1,699 Valid

6 0,399 2,342 1,699 Valid

7 -0,035 -0,188 1,699 Tidak Valid

8 0,327 1,865 1,699 Valid

9 0,359 2,069 1,699 Valid

10 0,479 2,942 1,699 Valid

11 0,469 2,861 1,699 Valid

12 0,550 3,548 1,699 Valid

13 0,602 4,064 1,699 Valid

14 0,580 3,832 1,699 Valid

15 0,136 0,741 1,699 Tidak Valid

16 0,653 4,644 1,699 Valid

17 0,364 2,108 1,699 Valid

18 0,304 1,721 1,699 Valid

19 0,558 3,623 1,699 Valid

20 0,551 3,554 1,699 Valid

21 0,765 6,402 1,699 Valid

22 0,550 3,542 1,699 Valid

23 0,743 5,076 1,699 Valid

24 0,665 4,790 1,699 Valid

25 0,433 2,586 1,699 Valid

26 0,613 4,173 1,699 Valid

27 0,617 4,218 1,699 Valid

28 0,504 3,139 1,699 Valid

29 0,519 3,272 1,699 Valid

30 0,757 6,230 1,699 Valid


(33)

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32 0,761 6,309 1,699 Valid

33 0,461 2,800 1,699 Valid

34 0,536 3,418 1,699 Valid

35 0,220 1,214 1,699 Tidak Valid

36 0,561 3,652 1,699 Valid

Berdasarkan tabel tersebut bahwa dari 36 item pertanyaan ada 30 item pertanyaan yang valid dan 6 item pertanyaan tidak valid sehingga yang dapat digunakan sebagai instrumen penelitian hanya 30 item pertanyaan. Uji coba instrumen penelitian dilakukan pada kelas XI IPS 1 SMA Laboratorium percontohan UPI dengan jumlah responden 31 siswa.

3.6Teknik Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis 3.6.1 Statistik Deskriptif

Sugiyono (2012:169) Langkah-langkah untuk memperoleh gambaran motivasi belajar siswa baik setiap indikator maupun secara keseluruhan sebagai berikut :

a. Menentukan jawaban responden dan dimaskukan kedalam format berikut :

Tabel 3.6

Format Jawaban Responden

No. Responden

Indikator 1 Indikator 2 Indikator ...

Skor Total 1 2 3 ∑ 4 5 6 ∑ 7 8 9

1

0 ∑ 1-…

b. Menentukan klasifikasi dengan terlebih dahulu menetapkan :

1. Skor tertinggi dan skor terendah berdasarkan hasil jawaban responden untuk setiap indikator maupun secara keseluruhan.

2. Rentang = skor tertinggi – skor terendah

3. Banyak kelas interval dibagi menjadi tiga yaitu rendah, sedang dan tinggi.


(34)

4. Panjang kelas =

5. Menetapkan interval untuk setiap klasifikasi/kategori

c. Menentukan distribusi frekuensi baik untuk gambaran umum maupun setiap indikator dengan format sebagai berikut :

Tabel 3.7

Distribusi frekuensi variabel/indikator Klasifikasi Interval Frekuensi Presentase (%)

Rendah

Sedang

Tinggi

Jumlah

d. Menginterpretasikan hasil distribusi frekuensi untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan maupun setiap indikator-indikator.

3.6.2 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data yang akan diuji berditribusi normal atau tidak. Apabila data berditribusi normal maka statistik yang digunakan statistik parametrik. Akan tetapi adalah apabila data tidak berdistribusi normal maka statistik yang digunakan adalah statistik nonparametrik. Maksud dari data terdistribusi normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal dimana datanya memusat pada nilai rata-rata dan median.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Chi Kuadrat ( . Riduwan (2010:68) menyebutkan bahwa Metode Chi Kuadrat ( ) digunakan untuk mengadakan pendekatan dari beberapa faktor atau mengevaluasi frekuensi yang diselidiki atau frekuensi hasil observasi (fo) dengan frekuensi yang diharapkan (fe) dari sampel apakah terdapat hubungan atau tidak.

Berikut ini langkah-langkah yang digunakan untuk menghitung Chi Kuadrat ( menurut Riduwan :

1. Menentukan skor terbesar dan terkecil


(35)

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Menentukan banyaknya kelas (BK) BK = 1+3,3 log n (Rumus Sturgess) 4. Menentukan panjang kelas (i)

i =

5. Membuat tabulasi dengan tabel penolong

No. Kelas

Interval F

Nilai Tengah (X)

f.Xi f. 1

2 Jumlah

6. Menentukan rata-rata (mean)

̅ ∑ 7. Menentukan simpangan baku (S)

S = √ ∑ ∑

(Riduwan, 2010:188) 8. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara :

a. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5.

b. Mencari nilai Z-score untuk kelas batas interval dengan rumus : Z = ̅

c. Mencari luas 0 – Z dari tabel Kurve Normal dari 0 – Z dengan menggunakan angka-angka untuk kelas batas.

d. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka 0 – Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi angka baris ketiga dan begitu seterusnya. Kecuali untuk angka yang berbeda pada baris tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.


(36)

e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe). Dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n).

(Riduwan, 2010:190) 9. Mencari Chi-Kuadrat hitung ( hitung)

(Riduwan, 2010:190)

10. Membandingkan ( hitung) dengan ( tabel) Untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k-1 Kaidah keputusan :

 Jika, hitung > nilai tabel , maka distribusi data tidak normal.

 Jika, hitung≤ nilai tabel , maka distribusi data normal.

(Riduwan, 2010:190)

3.6.3 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk memeriksa kesamaan kedua kelompok eksperimen. Dalam penelitian ini, kelompok yang dibandingkan adalah antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah varians-varians dalam sampel tersebut homogen atau tidak. Dari kedua kelompok akan dinyatakan homogen jika variannya relatif sama. Adapun langkah-langkah serta perhitungan dan pengujian homogenitas dengan uji varians (Uji F).

a. Mencari nilai F dengan rumus: F=

b. Menentukan derajat kebebasan ;

c. Menentukan nilai F tabel pada tarf signifikansi 5% dari responden d. Penentuan keputusan


(37)

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jika maka diterima artinya varians homogen sedangkan jika maka ditolak artinya varian tidak homogen

(Sugiyono,2009:167)

3.6.4 Uji Gain

Uji gain di peroleh dari selisih skor pretest dan posttest. Perbedaan skore pretest dan posttest diasumsikan dari efek treatment. Untuk menetukan gain digunakan rumus :

3.6.5 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menguji apakah diterima atau tidaknya hipotesis penelitian yang diajukan. Sugiyono (2009:134) mengemukakan bahwa untuk sampel yang tidak berkolerasi dengan data interval, uji hipotesis yang digunakan adalah uji t-test. Uji t-test dilakukan dengan syarat data harus homogen dan berdistribusi normal. Apabila data tidak berdistribusi normal dan tidak homogen maka hipotesis di uji dengan pengujian statitik non parametrik. Perhitungan ini digunakan untuk membandingkan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah treatmen atau membandingkan motivasi belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah diberi perlakuan model pembelajaran problem based learning.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. H0 : µA = µB , tidak terdapat perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning pada kelas Eksperimen.

H1 : µA≠ µB , terdapat perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning pada kelas Eksperimen.

2. H0 : µA = µB , tidak terdapat perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah yang tidak menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning pada kelas kontrol.


(38)

H1 : µA≠ µB , terdapat perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah yang tidak menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning pada kelas kontrol.

3. H0 : µA = µB , tidak terdapat perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah antara kelas eksperimen yang menerapkan model Pembelajaran Problem Based Learning dengan motivasi belajar siswa kelas kontrol yang tidak menerapkan Problem Based Learning.

H1 : µA≠ µB , terdapat perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah antara kelas eksperimen yang menerapkan model Pembelajaran Problem Based Learning dengan motivasi belajar siswa kelas kontrol yang tidak menerapkan Problem Based Learning.

Kesimpulan dari hipotesis tersebut adalah apabila terdapat perbedaan, berarti ada pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Based Learning terhadap motivasi belajar siswa, dan apabila tidak terdapat perbedaan, maka tidak ada pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Based Learning terhadap motivasi belajar siswa.

Dalam melakukan pengujian hipotesis, langkah yang pertama dilakukan adalah dengan membandingkan perubahan motivasi belajar siswa (gain atau beda) antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Perubahan tersebut dicari dengan cara :

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut : ̅ ̅

(Sudjana,2004:162)

Keterangan :

̅ = nilai rata-rata kelas eksperimen


(39)

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

̅ = nilai rata-rata kelas kontrol

= jumlah siswa kelas eksperimen = jumlah siswa kelas kontrol s = simpangan baku gabungan

simpangan baku gabungan didapatkan dari rumus : √

(Sudjana,2004:162) Keterangan :

= banyaknya data kelas eksperimen = banyaknya data kelas kontrol

= varians sampel dari populasi pertama yang berukuran = varians sampel dari populasi kedua yang berukuran Dengan derajat kebebasan , taraf signifikansi 5% Kriteria pengujian hipotesis :

Jika maka diterima, berarti ditolak sedangkan Jika maka ditolak, berarti diterima.


(40)

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS SMA Laboratorium Percontohan UPI tahun ajaran 2013/2014, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada kelas Eksperimen, terdapat perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah yang tidak menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada kelas kontrol dan model pembelajaran Problem Based Learning berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.

Selain itu juga Motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunkan model pembelajaran Problem Based Learning lebih tinggi atau berada pada kategori tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan Problem Based Learning yang berada pada kategori rendah. Sehingga model pembelajaran Problem Based Learning pada pokok bahasan jurnal penyesuaian sangat tepat diterapkan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mempelajari mata pelajaran akuntansi melalui pemecahan masalah yang dikaitkan dengan dunia nyata.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat peneliti berikan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa antara lain :

1. Diharapkan guru akuntansi menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning sebagai variasi model pembelajaran pada materi jurnal penyesuaian karena dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam


(41)

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran akuntansi dengan memecahkan masalah sehingga siswa tertantang untuk menyelesaikan permasalahan.

2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, indikator perhatian berada dalam indikator kategori sedang. Sedangkan indikator relevansi, percaya diri, dan kepuasan berada pada indikator kategori tinggi. Oleh karena itu siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi harus dapat dipertahankan sedangkan siswa yang memiliki motivasi rendah atau pun indikator kategori rendah dan sedang dapat meningkatkan motivasi belajarnya dengan terus berlatih dan aktif dalam belajar untuk memecahkan masalah sehingga dalam pelajaran akuntansi siswa dapat lebih mudah mempelajarinya dengan adanya motivasi belajar akan mendapatkan hasil belajar yang optimal.

3. Motivasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning mengalami peningkatan yang pada awalnya siswa memiliki motivasi belajar yang rendah menjadi memiliki motivasi belajar yang tinggi. Dengan demikian diharapkan lebih intensif menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dalam proses pembelajaran.

4. Penelitian ini diharapkan menjadi dasar untuk dilakukannya penelitian yang lain mengenai model pembelajaran Problem Based Learning dengan objek yang berbeda. Oleh karena itu untuk peneliti selanjutya yang akan meneliti dengan judul yang sama atau melakukan penelitian dengan model pembelajaran Problem Based Learning terhadap minat ataupun aktivitas dan diharapakan mencari teorinya terlebih dahulu. 5. Keterbatasan dalam penelitaian ini yaitu waktu pelaksanaan penelitian

yang harus menyesuaikan dengan kalender akademik sekolah, materi yang harus sesuai dengan model pembelajaran, menentukan kelas yang akan dijadikan penelitian.


(42)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Amir, M. T. (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Prenada Media Group.

Arends, Richard. (2008). Learning to Teach. Penerjemah: Helly Prajitno & Sri Mulyani. New York: McGraw Hill Company.

Arikunto,S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineka Cipta.

________________(2011). Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan.Ed Rev. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Aunurrahman. (2013). Belajar dan Pembelajaran.Bandung : Alfabeta

Eggen, Paul dan Kouchak. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran Mengajar Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta : Indeks.

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djamarah, S.B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta.

____________. (2010). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Fathurrohman, P dan Sobry, S. (2009). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Refika Aditama.

Hadis, A. (2008). Psikologi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Hamalik, O. (2009). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Bumi Aksara. Ibrahim,M dan Nur,M. (2005). Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: University press.


(43)

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Muawanah, U et al. (2008). Konsep Dasar Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.Klaten: PT Macanan Jaya Cemerlang

Mulyadi, E. (2012). Akuntansi 1 untuk kelas XI SMA. Jakarta : Yudistira Moeslihat, R. (2005). Akuntansi SMU II. Jakarta: Erlangga

Purwanto, M. Ngalim. (2011). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Program Studi Pendidikan Akuntansi. (2013). Pedoman Operasional Penulisan Skripsi (POPS). Bandung : Pendidikan Akuntansi UPI.

Riduwan, dan H. Sunarto. (2010). Pengantar Statistika. Bandung: Alfabeta. Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Riyanto, Y. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran. Sebagai Referensi Bagi Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana Media Group.

Rusman. (2012) Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.Edisi Kedua. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Rusmono. (2012). Strategi Pembelajaraan dengan Problem Based Learning itu Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.

Sekaran,U. (2006). Research Methods for Business-Metodelogi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sudjana. (2011). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Alge Sindo.

_______.(2004). Statistika II untuk Ekonomi dan Niaga. Bandung: Tarsito.

_______.(2009). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Alge Sindo


(44)

________.(2012). Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi Dengan Metode R&D. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Suyono dan Hariyanto. (2012). Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Soemarso.S.R. (2004). Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat. Sumarsan,T. (2011). Akuntansi Dasar & Aplikasi dalam Bisnis. Jakarta: PT Indeks.

Sundayana, R. (2010). Panduan Praktikum Komputasi Data Statistika. Garut: STKIP Garut Press

Suprijono, A. (2012). Coperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Syah, M. (2010). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Syamsudin,A. (2007). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

______.(2013). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Umar, H. (2008). Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan ; Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah. Jakarata : PT Rajagrafindo Persada

Uno, H.B. (2013). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Wirartha, I.M. (2006). Metologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: ANDI

Sumber Skripsi

Anugrah E, Reka. (2011). Analisis Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar ( Suatu Kasus Pada Mata Pelajaran Pokok Bahasan Neraca Sisa dan Jurnal Penyesuaian Di SMAN 1


(45)

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cibadak Sukabumi kelas XI IPS). Skripsi. Bandung : Fakultas Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis Univeritas Pendidikan Indonesia.

Ernawati, Dwi. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Falestin,Yudistya. (2010). Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA 6 Surakarta. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Sukitman,Tri. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa SMP I Batang Batang Sumenep . Skripsi. Malang : Jurusan Ilmu Pendidikan Pengetahuan Sosial, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Malang.

Sumber Jurnal

Ali, R., Akhter, A., Shahzad, S., Sultana, N., & Ramzan, M.( 2011). The impact of

motivation on students’ academic achievement in mathematics in problem based learning environment. International Journal of Academic Research. 3 (1). 306-309.

Bilgin, I., Senocak, E. & Sozbilir, M.(2009). The effects of problem-based learning instruction on university students’ performance of conceptual and quantitative problems in gas concepts. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education. 5(2). 153-164.

Carla L, Wilkin And Philip A.Collie. (2009). A Problem-Based Approach To Accounting Education: A Pragmatic Appraisal Of A Technologically Enabled Solution. Vol. 5, Issue 2, Pp. 49-67

Cennamo. K., Brandt. C., Scott. B., Douglas. S., McGrath. M., Reimer. Y & Vernon. M.(2011). Managing the Complexity of Design Problems through Studiobased Learning. The Interdisciplinary Journal of Problem-Based Learning. 5 (2).

Cemal Tosun, Yavuz.T. (2012).The Effect Of Problem Based Learning On Student Motivation Towards Chemistry Classes And On Learning Strategies. Journal Of Turkish Science Education .Volume 9, Issue 1, March 2011. Pp.104-125.


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Amir, M. T. (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning.

Jakarta: Prenada Media Group.

Arends, Richard. (2008). Learning to Teach. Penerjemah: Helly Prajitno & Sri Mulyani. New York: McGraw Hill Company.

Arikunto,S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineka Cipta.

________________(2011). Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan.Ed Rev. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Aunurrahman. (2013). Belajar dan Pembelajaran.Bandung : Alfabeta

Eggen, Paul dan Kouchak. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran Mengajar Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta : Indeks.

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djamarah, S.B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta.

____________. (2010). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Fathurrohman, P dan Sobry, S. (2009). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Refika Aditama.

Hadis, A. (2008). Psikologi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Hamalik, O. (2009). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Bumi Aksara. Ibrahim,M dan Nur,M. (2005). Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: University press.


(2)

Muawanah, U et al. (2008). Konsep Dasar Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.Klaten: PT Macanan Jaya Cemerlang

Mulyadi, E. (2012). Akuntansi 1 untuk kelas XI SMA. Jakarta : Yudistira Moeslihat, R. (2005). Akuntansi SMU II. Jakarta: Erlangga

Purwanto, M. Ngalim. (2011). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Program Studi Pendidikan Akuntansi. (2013). Pedoman Operasional Penulisan Skripsi (POPS). Bandung : Pendidikan Akuntansi UPI.

Riduwan, dan H. Sunarto. (2010). Pengantar Statistika. Bandung: Alfabeta. Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Riyanto, Y. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran. Sebagai Referensi Bagi Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana Media Group.

Rusman. (2012) Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.Edisi Kedua. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Rusmono. (2012). Strategi Pembelajaraan dengan Problem Based Learning itu Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.

Sekaran,U. (2006). Research Methods for Business-Metodelogi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sudjana. (2011). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Alge Sindo.

_______.(2004). Statistika II untuk Ekonomi dan Niaga. Bandung: Tarsito.

_______.(2009). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Alge Sindo


(3)

________.(2012). Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi Dengan Metode R&D. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Suyono dan Hariyanto. (2012). Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Soemarso.S.R. (2004). Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat. Sumarsan,T. (2011). Akuntansi Dasar & Aplikasi dalam Bisnis. Jakarta: PT Indeks.

Sundayana, R. (2010). Panduan Praktikum Komputasi Data Statistika. Garut: STKIP Garut Press

Suprijono, A. (2012). Coperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Syah, M. (2010). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Syamsudin,A. (2007). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

______.(2013). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Umar, H. (2008). Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan ; Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah. Jakarata : PT Rajagrafindo Persada

Uno, H.B. (2013). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Wirartha, I.M. (2006). Metologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: ANDI

Sumber Skripsi

Anugrah E, Reka. (2011). Analisis Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar ( Suatu Kasus Pada Mata Pelajaran Pokok Bahasan Neraca Sisa dan Jurnal Penyesuaian Di SMAN 1


(4)

Cibadak Sukabumi kelas XI IPS). Skripsi. Bandung : Fakultas Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis Univeritas Pendidikan Indonesia.

Ernawati, Dwi. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Falestin,Yudistya. (2010). Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA 6 Surakarta. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Sukitman,Tri. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa SMP I Batang Batang Sumenep . Skripsi. Malang : Jurusan Ilmu Pendidikan Pengetahuan Sosial, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Malang.

Sumber Jurnal

Ali, R., Akhter, A., Shahzad, S., Sultana, N., & Ramzan, M.( 2011). The impact of

motivation on students’ academic achievement in mathematics in problem based learning environment. International Journal of Academic Research. 3 (1). 306-309.

Bilgin, I., Senocak, E. & Sozbilir, M.(2009). The effects of problem-based learning instruction on university students’ performance of conceptual and quantitative problems in gas concepts. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education. 5(2). 153-164.

Carla L, Wilkin And Philip A.Collie. (2009). A Problem-Based Approach To Accounting Education: A Pragmatic Appraisal Of A Technologically Enabled Solution. Vol. 5, Issue 2, Pp. 49-67

Cennamo. K., Brandt. C., Scott. B., Douglas. S., McGrath. M., Reimer. Y & Vernon. M.(2011). Managing the Complexity of Design Problems through Studiobased Learning. The Interdisciplinary Journal of Problem-Based Learning.

5 (2).

Cemal Tosun, Yavuz.T. (2012).The Effect Of Problem Based Learning On Student Motivation Towards Chemistry Classes And On Learning Strategies. Journal Of Turkish Science Education .Volume 9, Issue 1, March 2011. Pp.104-125.


(5)

Chang, Pei-Fei., dan Hsiau, Shu-San. (2002). Implementation of an Innovative Curri-culum to Cultivate Technological Creativity in Engineering Students. Proc. Natl. Sci. Counc. ROC(D), 12 (2): 64-72.

Folashade, A. & Akinbobola, A.O. (2009). Constructivist problem based learning technique and the academic achievement of physics students with low ability level in 20 nigerian secondary schools. Eurasia Journal of Physics and Chemistry Education. 1(1). 45-51.

Gallaher, Shelagh A. And Gallagher, James J. (2013). Using Problem Based Learning To Explore Unseen Academic Potensial. Vol.7 Issue 1, Pp.121-131. Lauridsen, Barbara. (2012). Problem Based Learning Applied To Team Environments : A Visual Literature Review. Halaman 14-28.

Masek,A.B.(2012). The Effects Of Problem Based Learning On Knowledge Acquisition, Critical Thinking, And Intrinsic Motivation Of Electrical Engineering Students. Faculty Of Technical And Vocational Education Universiti Tun Hussein On Malaysia. Halaman.2-24

Muhson, A. (2009). Peningkatan Minat Belajar dan Pemahaman Mahasiswa Melalui Penerapan Problem Based Learning. Jurnal Kependidikan Volume 39, Nomor 2, Hal. 171-182.

Puspita, Enny.(2011). “Pengaruh Model PBL Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia Di Akper

Bahrul Ulum Jombang Tahun 2010”. Jurnal kesehatan, Vol 3 nomor 2, halaman 80 -83.

Suci,Ni made. (2008). ”Penerapan PBL Untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar dan Hasil Belajar Teori Akuntansi Mahasiswa Jurusan Ekonomi Undiksha”.

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Volume 2, nomor 1, halaman 74-86.

Sri Lestari, Ni Nyoman.(2011). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Fisika Bagi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Nusa Penida. Jurnal Teknologi Pembelajaran Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Halaman 1-21.

Sudarman. (2007). “PBL Suatu Model Pembelajaran Untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah”. Jurnal pendidikan inovatif, volume 2 nomor 2, halaman 68-73.

Tan,Ong Seng. (2004) Enhancing Thinking Thought Problem Based Learning Approaches .Singapore : Thomson Learning.


(6)

Wulandari, Nadiah, Sjarkawi, dan Damris. (2011). Pengaruh Problem Based Learning Dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa. Vol 1, No. 1 Halaman 14-24

Zeyer, A. (2010). Motivation to learn science and cognitive style. Eurasia Journal of Mathematics,Science & Technology Education. 6(2). 121-128.

Sumber Internet

Suhadinet. (2008). Angket model ARCS untuk mengukur motivasi belajar dan minat belajar siswa. [Online] Tersedia :

http://suhadinet.files.wordpress.com/2008/06/angket-model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1.pdf

[ 1 Januari 2014] Sumber Dokumen

Depdiknas. (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta: Depdiknas.


Dokumen yang terkait

ENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI TEMPEH

0 5 18

PENGARUH SKILL ARGUMENTASI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP LITERASI SAINS SISWA SMP

3 24 50

PENGARUH KETERAMPILAN METAKOGNITIF TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

1 17 43

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PEREDARAN DARAH (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI Semester Ganjil SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 7 56

PENGARUH KETERAMPILAN METAKOGNISI TERHADAP MOTIVASI DAN PENGUASAN KONSEP BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

3 61 116

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI IPS SMA YP UNILA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013-2014

1 19 59

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 26 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 Materi Pokok Pengelolaan Lingkungan)

0 2 46

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 14 Bandar Lampung T.P 2014/2015)

0 7 59

PENGARUH SKILL ARGUMENTASI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP LITERASI SAINS SISWA Arina Khusnayain

0 0 8

PENGARUH KETERAMPILAN METAKOGNITIF TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) Sandy Budi Mustaqim

0 0 10