STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN ARANSEMEN MUSIK SISWA KELAS X7 SMA NEGERI 4 KOTA SUKABUMI MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC (EKSPERIMEN PADA GAYA BELAJAR SISWA).

(1)

STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN ARANSEMEN MUSIK SISWA KELAS X7 SMA NEGERI 4 KOTA SUKABUMI MELALUI PENDEKATAN

SCIENTIFIC (EKSPERIMEN PADA GAYA BELAJAR SISWA)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Seni Musik

Oleh

ARI ARASY MAGISTRA 0900142

JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Studi Perbandingan Kemampuan Aransemen Musik

Siswa Kelas X7 SMA Negeri 4 Kota Sukabumi Melalui

Pendekatan

Scientific

(Ekperimen Pada Gaya Belajar

Siswa)

Oleh Ari Arasy Magistra

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Ari Arasy 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN ARANSEMEN MUSIK SISWA KELAS X7 SMA NEGERI 4 KOTA SUKABUMI MELALUI PENDEKATAN

SCIENTIFIC (EKSPERIMEN PADA GAYA BELAJAR SISWA)

Oleh:

Ari Arasy Magistra 0900142

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING Pembimbing I,

Dra. Rita Milyartini, M.Si. NIP. 196406231988032001

Pembimbing II,

Sandie Gunara, M.Pd NIP. 198105042005021001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Musik

Dr. phil. Yudi Sukmayadi, M.pd NIP. 197303262000031003


(4)

Ari Arasy Magistra, 2014

Studi Perbandingan Kemampuan Aransemen Musik Siswa Kelas X7 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi Melalui Pendekatan Scientific

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Judul yang diambil dalam penelitian ini adalah “Studi Perbandingan Kemampuan

Aransemen musik Siswa Kelas X7 Di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi Melalui

Pendekatan Scientific (Eksperimen Pada Gaya Belajar Siswa)”. Pendekatan

scientific merupakan pendekatan pembelajaran musik yang termasuk dalam

pembelajaran musik hal ini termasuk dalam implementasi kurikukulum 2013. Di sisi lain siswa memiliki gaya belajar yang beragam. Peneliti ingin mengkaji bagaimana kemampuan siswa dalam mengaransemen musik melalui pendekatan scientific pada kelompok gaya belajar Visual, Auditori, dan VAK (kombinasi Gaya belajar Visual, Auditori dan Kinestetik)? Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti ini adalah untuk menjawab permasaalahan diatas. Adapun metode yang digunakan oleh peneliti adalah eksperimen dengan bentuk Matching Pretest-Posttest Comparison Group Design. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menjawab permasalahan sesuai dengan masalah yang diajukan. Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan scientific dalam pembelajaran aransemen musik pada gaya belajar Visual, Auditori dan VAK (kombinasi dari Visual, Auditori dan kinestetik) memberikan implikasi yang lebih baik terhadap kemampuan mengaransemen musik. Pembelajaran aransemen musik melalui pendekatan scientific dianggap cocok dan dipahami pada ketiga gaya belajar, semua dapat dilihat dari hasil pengujian hipotesis. Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi institusi pendidikan, dan berguna dalam pembelajaran aransemen musik untuk siswa SMA.


(5)

Ari Arasy Magistra, 2014

Studi Perbandingan Kemampuan Aransemen Musik Siswa Kelas X7 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi Melalui Pendekatan Scientific

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

The resear h title take i this stud is A o pariso stud of usi al arra ge e ts a ilit of students of X7 in SMA Negeri 4 Kota Sukabumi through scientific approach (an experiment o stude ts’ lear i g eha ior) . S ie tifi is a approa h i usi al learning that includes in the implementation of curriculum of 2013. On the other hand, students have varied learning eha ior. The resear her a ts to e a i e ho are stude ts’ a ilit i usi al arra ge e t through scientific approach on the learning group of visual, auditory and VAK (a combination of visual, auditory and kinesthetic learning behavior). The aim of this study is to answer the research question above. The method used in this study was experiment in a form of Matching Pretest-Posttest Comparison Group Design. This is a quantitative study that aims to answer the problem presented. Based on the discussion of the findings which was carried out by the researcher, it can be concluded that the use of scientific approach in musical arrangement of learning behavior of visual, auditory and VAK (a combination of visual, auditory and kinesthetic) gave better implication to the musical arrangement ability. The musical arrangement learning through scientific approach is considered appropriate and understandable for the three learning behavior, it can be seen from the hypothesis testing. The result of the study is expected to be beneficial in education institution and in musical arrangement learning for senior high school students.


(6)

Ari Arasy Magistra, 2014

Studi Perbandingan Kemampuan Aransemen Musik Siswa Kelas X7 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi Melalui Pendekatan Scientific

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN……….i

PERNYATAAN………..ii

ABSTRAK………..iii

KATA PENGANTAR………vi

DAFTAR ISI………..vii

BAB I PENDAHULUAN………1

A. Latar Belakang Penelitian………1

B. Rumusan Masalah………3

C. Tujuan ……….4

D. Manfaat Penelitian………...4

E. Definisi Operasional………5

F. Hipotesis………..6

BAB II LANDASAN TEORI………..8

A. Efektifitas Pembelajaran………..8

B. Aransemen………...9

C. Pendekatan Scientific...13

D. Kreatifitas………..15

E. Gaya Belajar………..21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………..25

A. Mtode Penelitian………25

B. Lokasi, Populasi dan Sampel……….26


(7)

Ari Arasy Magistra, 2014

Studi Perbandingan Kemampuan Aransemen Musik Siswa Kelas X7 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi Melalui Pendekatan Scientific

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Populasi dan Sampel………..26

C. Teknik Pengumpulan Data………27

D. Teknik Pengolahan Data………...27

E. Instrumen Penelitian………..28

F. Prosedur Penelitian………30

1. Persiapan………30

2. Pelaksanaan penelitian………...30

3. Pelaporan………...32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..33

A. Hasil Penelitian 1. Rancangan Pembelajaran………...33

2. Proses Pembelajaran Aransemen Musik Melalui Pendekatan Scientific………...34

a. Pertemuan Pertama………34

1) Kegiatan Awal………...34

2) Kegiatan Inti………..34

3) Kegiatan Akhir………...36

b. Pertemuan Kedua………...37

1) Kegiatan Awal………...37

2) Kegiatan Inti………..37

3) Kegiatan Akhir………...39

c. Pertemuan Ketiga………...40

1) Kegiatan Awal………...40

2) Kegiatan Inti………..41

3) Kegiatan Akhir………...43

d. Pertemuan Keempat………...43


(8)

Ari Arasy Magistra, 2014

Studi Perbandingan Kemampuan Aransemen Musik Siswa Kelas X7 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi Melalui Pendekatan Scientific

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Kegiatan Inti………..45

3) Kegiatan Akhir………..46

3. Hasil Evaluasi Awal………..46

4. Hasil Evaluai Akhir………...50

B. Pembahasan………...63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………68

A. Kesimpulan………68

B. Saran………...68

DAFTAR PUSTAKA………..70


(9)

Ari Arasy Magistra, 2014

Studi Perbandingan Kemampuan Aransemen Musik Siswa Kelas X7 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi Melalui Pendekatan Scientific

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB 1

PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

Sebelumnya pembelajaran aransemen di kelas X7 hanya sebatas paparan konsep dan pengetahuan, tidak sampai membuat karya atau produk dari hasil aransemen. Padahal dalam pembelajaran aransemen, siswa diharapkan bisa berkreasi di dalam prosesnya kemudian membuat dan menampilkannya. Dan pembelajaran menjadi kurang efektif karena tidak tertuju pada tujuan pembelajaran.

Pembelajaran dikatakan efektif apabila proses belajar mengajar terfokus pada tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan hubungan timbal – balik yang berlangsung untuk mencapai tujuan tertentu antara guru dengan siswanya. Pada kenyataannya masih banyak di sekolah – sekolah, kita melihat guru terlalu aktif di dalam proses pembelajaran, sedangkan seharusnya interaksi atau hubungan timbal -balik antara guru dan siswa ini menjadi syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Jika hal ini terus dibiarkan akan ada dampak dari guru yang terlalu aktif yaitu siswa menjadi pasif, sehingga interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran menjadi tidak efektif.

Keuntungan dari proses pembelajaran yang efektif yaitu guru dapat menggunakan waktu sesingkat-singkatnya dengan hasil setinggi-tingginya. Jadi mengajar yang efektif berarti mengajar yang efisien dan tepat guna. Salah satu konsep pendekatan pembelajaran yang efektif adalah pendekatan scientific. Karena pendekatan scientific ini meliputi: mengamati, menanya, mengeksplorasi, mencoba, dan mengkonunikasikan (kemendikbud, 2013). Pendekatan ini teritegrasi pada pendekatan keterampilan proses dan metode ilmiah, keterampilan ini merupakan seperangkat keterampilan yang digunakan para ilmuan dalam melakukan


(10)

2

Ari Arasy Magistra, 2014

Studi Perbandingan Kemampuan Aransemen Musik Siswa Kelas X7 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi Melalui Pendekatan Scientific

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penyelidikan ilmiah dan keterampilan juga perlu dikembangkan melalui pengalaman - pengalaman langsung sebagai pengalaman pembelajaran.

Pendekatan scientific juga mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran dan juga mendorong siswa agar mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran. Kemudian penjelasan guru dan respon siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif atau penalaran yang menyimpang dari alur berfikir logis.

Proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan scientific akan menyentuh 3 ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Dengan demikian, maka diharapkan dari hasil belajar tersebut melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovativ, dan melalui penguatan sikap, keterampilan, serta pengetahuan yang terintegrasi, karena sesuatu yang baru datang dari

“menemukan sendiri”, bukan dari “apa kata guru”. Begitulah peran guru di kelas

yang dikelola dengan pendekatan scientific, dan hal ini didukung oleh (Bruner, 1990)

yang menyatakan bahwa individu harus secara aktif “membangun” pengetahuan dan

keterampilannya. Dan mengaransemen adalah salah satu pembelajaran yang membutuhkan kreatifitas dan juga originalitas, atau bisa disebut dari “menenukan

sendiri” seperti yang telah dijelaskan di atas.

Mengaransemen merupakan suatu kegiatan untuk membuat siswa berfikir lebih kreatif dan inovatif serta membuat kreasi. Karena di dalam aransmen, sang pembuat di tuntut untuk menambahkan atau mengurangi suatu porsi sebuah lagu. Tentu sang pembuatnya harus memiliki ilmu harmoni yang baik dan pengalaman yang lama dalam dunia musik. Aransemen adalah upaya kreatif dalam mengubah bentuk,


(11)

3

Ari Arasy Magistra, 2014

Studi Perbandingan Kemampuan Aransemen Musik Siswa Kelas X7 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi Melalui Pendekatan Scientific

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

struktur lagu dan juga menata serta memperkaya sebuah melodi lagu atau komposisi ke dalam format serta gaya yang baru.

Untuk itu dalam hal pembelajaran di SMA yang masih belum mengenal aransemen dan kurangnya pengalaman akan hal itu peneliti mencoba bereksperimen melalui pendekatan scientific karena pendekatan scientific merupakan pendekatan yang memiliki konsep bahwa ilmu pengetahuan diperoleh dari memahami dan mentransformasi pengalaman.

Penelitian ini dirasa menarik untuk diteliti karena pembelajaran aransemen musik di sma masih banyak yang menggunakan pendekatan “teacher centered”, pendekatan semacam itu membuat siswa kurang berfikir kreatif dan pasif dalam kegiatan belajar karena metode ekspositori yang didominasi oleh guru yang menyebabkan pembelajaran seni musik menjadi tidak menarik dan membosankan karena disampaikan secara verbalistik.

Siswa tidak berkembang dan kurangnya kreatifitas yang tumbuh dalam diri. Padahal membangun kreatifitas dalam hal pembelajaran sangatlah penting. Dan yang tak kalah penting, masih banyak guru yang melupakan bagaimana gaya belajar siswa. Sebagai guru seharusnya kita mengetahui terlebihdulu masing – masing gaya belajar siswa. Jika kita mengetahui gaya belajar mereka tentu akan mempermudah kita dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini ada tiga jenis gaya belajar yaitu: Auditori, visual dan kinestetik. Maka dari itu mengacu pada permasalahan di atas, penulis ingin melakukan penelitian uji coba ini untuk menggali kreatifitas siswa melalui pendekatan scientific dalam hal mengaransemen musik pada ketiga gaya belajar tersebut untuk mengetahui bagaimana kemampuan berfikir kritis dan gagasan kreatif siswa kelas X SMA NEGERI 4 KOTA SUKABUMI selama mengikuti pembelajaran seni musik.


(12)

4

Ari Arasy Magistra, 2014

Studi Perbandingan Kemampuan Aransemen Musik Siswa Kelas X7 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi Melalui Pendekatan Scientific

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian di atas maka dirumuskan masalah sebagai berikut.

Bagaimana kemampuan siswa dalam mengaransemen musik melalui pendekatan

scientific pada kelompok gaya belajar auditori, kelompok gaya belajar visual dan

kelompok gaya belajar VAK (kombinasi gaya belajar Visual, Auditori dan Kinestetik)?

Kemampuan aransemen diasumsikan dapat diukur berdasarkan proses kemunculan gagasan kreatif dan proses mengolah karya yang terwujud dalam hasil karya. Oleh karena itu untuk menjawab rumusan masalah di atas diajukan dua pertanyaan yaitu:

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan dalam mengemukakan gagasan kreatif antar kelompok gaya belajar pada pembelajaran aransemen musik melalui pendekatan scientific?

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan dalam hasil aransemen antar kelompok gaya belajar pada pembelajaran aransemen musik melalui pendekatan scientific?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui keefektifan penggunaan pendekatan scientific dalam pembelajaran aransemen musik di SMA berdasarkan gaya belajar siswa. 2. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengaransemen musik dengan

penggunaan pendekatan scientific di SMA berdasarkan gaya belajar siswa.

D. Manfaat penelitian


(13)

5

Ari Arasy Magistra, 2014

Studi Perbandingan Kemampuan Aransemen Musik Siswa Kelas X7 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi Melalui Pendekatan Scientific

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam mengaransemen musik.

b. Dengan pendekatan scientific diharapkan siswa lebih tertarik, dan lebih cepat memahami materi pelajaran.

2. Manfaat bagi sekolah:

a. Sebagai bahan kajian dan masukan untuk peningkatan kualitas sekolah. 3. Manfaat bagi guru:

a. Menambah wawasan ilmiah dalam meningkatkan kompetansi diri menuju profesionalisme.

E. Definisi Operasional

Variabel independen: variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam SEM (structural Equation Modeling/Pemodelan persamaan Struktural, variabel independen disebut sebagai variabel eksogen).

Variabel Dependen: sering disebut juga sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam SEM (structural Equation Modeling/Pemodelan persamaan Struktural, variabel independen disebut sebagai variabel eksogen).

Variabel Moderator: adalah yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel disebut juga sebagai variabel independen kedua. Hubungan perilaku suami dan istri


(14)

6

Ari Arasy Magistra, 2014

Studi Perbandingan Kemampuan Aransemen Musik Siswa Kelas X7 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi Melalui Pendekatan Scientific

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akan semakin baik (kuat) kalau mempunyai anak, dan semakin renggang kalau ada pihak ketiga ikut mencampuri. Di sini anak adalah sebagai variabel moderator yang memperkuat hubungan, dan pihak ketiga adalah sebagai variabel moderator yang memperlemah hubungan. Hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin kuat bila peranan guru dalam menciptakan iklim belajar sangat baik, dan hubungan semakin rendah bila peranan guru kurang baik dalam menciptakan iklim belajar.

Variabel intervening: dalam hal ini Tuckman (1988) menyatakan dalam sugiono (63) menyatakan “an intervening variabel is that factor that theoretically affect the observed phenomenon but cannot be seen, measure, or manipulate”. Variabel

intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak diantara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel.

Variabel kontrol: adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol sering digunakan oleh peneliti, bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.

Pembelajaran: Perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas mengajar dan aktivitas belajar. Aktivitas mengajar menyangkut peranan seorang guru dalam konteks mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara pengajar itu sendiri dengan si belajar. (rival, Metode Mengajar dalam www.google.com). (Pengertian Pembelajaran Menurut Para Ahli).

Aransemen: Upaya kreatif dalam mengubah bentuk, struktur lagu dan juga menata serta memperkaya sebuah melodi lagu atau komposisi ke dalam format serta gaya yang baru.


(15)

7

Ari Arasy Magistra, 2014

Studi Perbandingan Kemampuan Aransemen Musik Siswa Kelas X7 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi Melalui Pendekatan Scientific

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendekatan pembelajaran: Titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembalajaran dengan cakupan teoritis tertentu.

Pendekatan scientific: merupakan seperangkat keterampilan yang digunakan para ilmuan dalam melakukan penyelidikan ilmiah dan aspek – aspeknya terintegrasi pada pendekatan keterampilan proses dan metode ilmiah yang meliputi, mengamati, menanya, mengeksplorasi, mencoba, dan mengkomunikasikan.

F. Hipotesis

Ho1 : tidak tedapat perbedaan gagasan kreatif yang signifikan di antara tiga kelompok gaya belajar siswa yakni, auditori, visual, dan VAK (kombinasi gaya belajar visual, auditori dan kinestetik).

Ha1 : terdapat perbedaan gagasan kreatif yang signifikan di antara tiga kelompok gaya belajar siswa yakni, auditori, visual, dan VAK (kombinasi gaya belajar visual, auditori dan kinestetik).

Ho2 : tidak terdapat pebedaan kemampuan aransemen yang signifikan di antara tiga kelompok gaya belajar siswa yakni, auditori, visual, dan VAK (kombinasi gaya belajar visual, auditori dan kinestetik).

Ha2 : terdapat perbedaan kemampuan aransemen yang signifikan di antara tiga kelompok gaya belajar siswa yakni, auditori, visual, dan VAK (kombinasi gaya belajar visual, auditori dan kinestetik).


(16)

Ari Arasy Magistra, 2014

Studi Perbandingan Kemampuan Aransemen Musik Siswa Kelas X7 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi Melalui Pendekatan Scientific

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Kuasi Eksperimen. Menurut Sukmanadinata (2010:207) menyebutkan bahwa Kuasi Eksperimen disebut juga eksperimen semu. Eksperimen ini disebut kuasi, karena bukan merupakan eksperimen murni, seolah – olah murni. Karena berbagai hal, terutama dengan pengontrolan variabel, kemungkinan sukar sekali dapat digunakan eksperimen murni. Eksperimen kuasi bisa digunakan minimal kalau dapat mengontrol satu variabel saja meskipun dalam bentuk matching, atau memasangkan/menjodohkan karakteristik, kalau bisa random lebih baik. Penjodohan kelompok umpamanya diambil berdasarkan kecerdasan. Sejumlah siswa dites, diambil berdasarkan kemampuan awal siswa dalam mengaransemen musik yang terdiri dari tes ritmik dan melody, kemudian menyebarkan angket untuk mengetahui gaya belajar siswa.

Desain Kelompok Pembanding Prates-Pascates Berpasangan [Matching Pretest-Posttest Comparison Group Design]

Kelompok Pratest Perlakuan Pascatest

Kelompok A  0  X1  0 Kelompok V  0  X2  0 Kelompok VAK  0  X3  0


(17)

26

Ari Arasy Magistra, 2014

Studi Perbandingan Kemampuan Aransemen Musik Siswa Kelas X7 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi Melalui Pendekatan Scientific

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kelompok gaya belajar Auditori berjumlah 13 orang, kelompok gaya belajar visual berjumlah 16 orang, kelompok gaya belajar VAK (kombinasi gaya belajar visual, auditori dan kinestetik) berjumlah 13 orang.

Metode eksperimen adalah metode yang digunakan oleh penyelidik terhadap objeknya dengan jalan menggunakan eksperimen-eksperimen. Digunakannya metode eksperimen, jika penyelidik ingin menemukan kebenaran atas pendapat-pendapat orang lain tentang sesuatu. Satu hal yang perlu ditekankan dalam penelitian eksperimen ini adalah orang yang melaksanakan eksperimen tersebut harus dapat menguasai situasi penelitian, yang berarti bahwa eksperimenter harus dapat menimbulkan atau menghilangkan berbagai macam situasi sesuai dengan kehendaknya. Dengan menimbulkan atau meniadakan situasi-situasi tertentu maka eksperimenter dapat melihat reaksi-reaksi tertentu pula dari orang lain yang diperiksa. Dalam proses penelitian ini materi yang digunakan adalah materi yang dirancang oleh peneliti. Peneliti merancang tema berjumlah 8 bar.

Seperti halnya dalam penelitian ini, peneliti mengaplikasikan paparan di atas dengan membagi siswa dalam 7 kelompok, ini adalah bentuk situasi yang diinginkan dan juga memudahkan peneliti untuk menguasai situasi penelitian. Selanjutnya peneliti menguji siswa dengan menggunakan pendekatan scientific yang meliputi : mengamati, menanya, mengeksplorasi, mencoba dan mengkomunikasikan. Hal ini juga menimbulkan situasi yang diinginkan dan juga menghilangkan siuasi yang tidak diinginkan. Setelah situasi terkendali, peneliti dapat melihat reaksi – reaksi tertentu dari orang yang diteliti.

B. Lokasi, Populasi dan Sampel

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 4 Sukabumi yang berlokasi di Jl. Ir.H. Juanda No.8 Sukabumi. Alasan peneliti melakukan penelitian di SMA Negeri 4


(18)

27

Ari Arasy Magistra, 2014

Studi Perbandingan Kemampuan Aransemen Musik Siswa Kelas X7 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi Melalui Pendekatan Scientific

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sukabumi adalah karena peneliti kenal dengan salah seorang guru yang menjadi guru seni musik dan juga merupakan tempat bekerja ayah saya serta saya juga pernah mengajar paduan suara di sekolah tersebut, dan ini memudahkan peneliti untuk mendapatkan akses dan fasilitas serta situasi mengajar di SMA Negeri 4 Sukabumi, walaupun hanya segbagai pelatih paduan suara.

2. Populasi dan sampel

Pengambilan sampel ini dilakukan dari satu kelas dengan populasi 396 orang dan sampel yang akan diambil 42 orang. Pada saat pre test peneliti menyebar angket untuk mengetahui gaya belajar siswa dan hasil yang didapat yaitu: kelompok gaya belajar Auditori berjumlah 13 orang, kelompok gaya belajar visual berjumlah 16 orang, kelompok gaya belajar VAK (kombinasi gaya belajar visual, auditori dan kinestetik) berjumlah 13 orang serta 1 orang yang mempunyai gaya belajar kinestetik, oleh karena itu peneliti tidak mengmbil sampel tersebut karena tidak bisa diperbandingkan dan juga karena berjumlah satu orang. Teknik pengambilan data ini dilihat dari kemampuan siswa terhadap musik.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi. Merupakan pengambilan data secara lansung di lapangan untuk mengetahui secara langsung bagaimana pembelajaran berlangsung.

2. Pre test. Merupakan test yang dilaksanakan sebelum melakukan pembelajaran

Seni Musik. Test ini dilakukan untuk mengetahui kemempuan siswa sebelum dilakukannya pembelajaran mengaransemen lagu.

3. Post Test. Merupakan test yang dilakukan ketika pembelajaran sedang

berlangsung. Hal ini dilakukan untuk pengukuran kemampuan siswa setelah menerima pembelajaran mengaransemen.


(19)

28

Ari Arasy Magistra, 2014

Studi Perbandingan Kemampuan Aransemen Musik Siswa Kelas X7 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi Melalui Pendekatan Scientific

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Dokumentasi. Pengumpulan data berupa audio visual maupun visual pada saat penelitian dan pembelajaran berlangsung.

D. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa :

1. Data evaluasi awal kemampuan mengaransemen kelompok gaya belajar Auditori, Visual dan VAK.

2. Data evaluasi akhir kemampuan mengaransemen kelompok gaya belajar Auditori, Visual dan VAK.

3. Menyusun data dari kelompok gaya belajar Auditori, Visual dan VAK.

Peneliti kemudian menentukan bagian data mana yang diambil ataupun dibuang. Setelah semua data terkumpul, baik dalam bentuk audio dan tulisan maka peneliti melakukan klasifikasi data dengan cara mengkategorikan setiap tema sesuai dengan data dari hasil penelitian. Setelah pemilihan data tersebut, kemudian disesuaikan dengan literatur atau sumber lainnya baik dari teori – teori ataupun nara sumber yang menunjang.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Lembar pertanyaan untuk angket

ANGKET GAYA BELAJAR SISWA

MODALITAS BELAJAR ( Visual, Kinestetik, Auditori) 1. Ketika merangkai suatu barang, kamu lebih suka:

a. Mengikuti ilustrasi cara merangkainya.(V)


(20)

29

Ari Arasy Magistra, 2014

Studi Perbandingan Kemampuan Aransemen Musik Siswa Kelas X7 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi Melalui Pendekatan Scientific

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Langsung mengerjakannya tanpa mengikuti instruksi. (K)

2. Jika akan menghadapi ulangan, kamu mudah hafal jika:

a. Menghafal materi ulangan sambil mengucapkannya keras-keras. (A) b. Berjalan bolak-balik sambil menghafal. (K)

c. Membolak-balik buku membaca materi ulangan. (V)

3. Saat membaca suatu buku, yang sering kamu lakukan adalah: a. Menelusuri tiap-tiap kata dengan jari telunjukmu. (K)

b. Membacanya dengan tenang, cepat dan tekun. (V)

c. Membaca sambil menggerakkan bibir dan mengucapkannya. (A)

4. Saat berbicara, kamu: a. Berbicara dengan cepat (V)

b. Berbicara dengan kecepatan sedang (A) c. Berbicara dengan kecepatan lambat (K)

5. Di waktu luang, kamu biasanya: a. Mendengarkan radio, mengobrol (A) b. Berjalan-jalan, olah raga, hiking (K)

c. Menonton televisi, membaca, mengisi TTS (V)

6. Kalau kamu marah, biasanya paling terlihat dari: a. Ekspresi wajah. (V)

b. Intonasi suara.(A) c. Gerak tubuh.(K)


(21)

30

Ari Arasy Magistra, 2014

Studi Perbandingan Kemampuan Aransemen Musik Siswa Kelas X7 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi Melalui Pendekatan Scientific

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Biasanya pada saat kamu tidak ada kegiatan: a. Gelisah tak bisa duduk tenang. (K)

b. Bebicara dengan diri sendiri. (A) c. Melamun, menatap ke angkasa. (V)

8. Pilih kegiatan yang kamu merasa nyaman melakukannya: a. Menulis -V

b. Menari -K c. Berolahraga -K d. Menggambar -V

e. Membuat kerajinan tangan -K f. Berdebat -A

g. Bercerita -A h. Mendesain -V i. Bermain Musik -A

9. Kata-kata khas kamu saat berbicara: a. "Lihat baik-baik…" V

b. "Dengarkan baik-baik…" A c. "Rasakan baik-baik…" K

10. Mana yang paling sering terjadi saat di sekolah:

a. Saat guru menerangkan, tangan kamu tidak bisa diam, memain-mainkan ballpoint. -K


(22)

31

Ari Arasy Magistra, 2014

Studi Perbandingan Kemampuan Aransemen Musik Siswa Kelas X7 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi Melalui Pendekatan Scientific

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Kamu memperhatikan wajah guru saat beliau berbicara/menerangkan. -V

Untuk no 1-10, hitung jumlah K, A dan V yang kamu dapatkan. Kemudian jumlahkan dan nilai terbesar menunjukkan kecenderunganmu pada modalitas tersebut. Apabila nilainya merata, berarti dia telah menggunakan ketiga cara pencerap informasi secara seimbang.

1. Prosedur Penelitian

1. Persiapan

Meendapatkan informasi mengenai pembelajaran seni musik dan keadaan kelas di SMA Negeri 4 Sukabumi Kota dengan melakukan observasi awal. Dan menyusun rpp dengan pendekatan Scientific.

2. Pelaksanaan penelitian a. Lokasi Penelitian

Seperti yang telah di ungkapkan lokasi yang diteliti adalah di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi. Sesuai izin kepala sekolah dan guru mata pelajaran yang bersangkutan, penelitian dilaksanakan di dalam jam pelajaran.

b. Teknik pelaksanaan eksperimen 1) Pelaksanaan pre – test

Langkah awal sebelum melakukan kegiatan inti, dengan memberikan 2 test sebagai berikut :

a) Tes ritmik

Gambar 1. Tes ritmik


(23)

32

Ari Arasy Magistra, 2014

Studi Perbandingan Kemampuan Aransemen Musik Siswa Kelas X7 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi Melalui Pendekatan Scientific

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 2. Tes melody

Dalam hal ini peneliti mencontohkan terlebih dahulu tema tes ritmik dan melody. Kemudian siswa menirukannya, setelah itu siswa mengembangkan tema yang dicontohkan yaitu yang pertama tes ritmik dan kedua tes melody

2) Penghitungan hasil angket

Guna mengetahui kemampuan awal aransemen siswa, peneliti melaksanakan penghitungan hasil angket. Hal ini untuk mengetahui gaya belajar siswa di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi yang terdiri dari 3 macam yaitu, auditori, visual, dan kinestetik.

3) pendekakatan scientific

Yang pertama peneliti lakukan adalah pembagian kelompok menjadi 7 kelompok, kemudian peneliti menayangkan video dan melakukan Tanya jawab singkat pada tahap ini disebut mengamati dan menanya selanjutnya siswa diberi tugas untuk mencari variasi ritmik, melody, dan bagan lagu. Karena pendekatan scientific dimulai dari apa yang diketahui siswa bukan apa kata guru dan tahap ini disebut mengeksplorasi. Kemudian masing – masing siswa yang memiliki wacana/tugas yang sama berkumpul dalam satu kelompok (kelompok ahli), setiap siswa mencatat hasil diskusi dan kembali ke kelompok awal. Dalam kelompok awal dilaporkan hasil diskusi kelompok ahli dan semua anggota mencatatnya tahap ini disebut mencoba. Tahap akhir disebut mengkomunikasikan, laporan hasil kerja kelompok dengan cara peneliti menunjuk secara acak untuk melaporkan hasil diskusi kelompok, sampai semua masalah selesai dibahas.


(24)

33

Ari Arasy Magistra, 2014

Studi Perbandingan Kemampuan Aransemen Musik Siswa Kelas X7 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi Melalui Pendekatan Scientific

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya penelitian pembelajaran melalui pendekatan scientific maka dilakukan post – test untuk mengukur seberapa efektifkah pendekatan scientific terhadap gaya belajar siswa

3. Pelaporan

Melakukan pengumpulan data, pengolahan, penganalisaan, dan menarik kesimpulan dari hasil kegiatan penelitian yang dilakukan.


(25)

Ari Arasy Magistra, 2014

Studi Perbandingan Kemampuan Aransemen Musik Siswa Kelas X7 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi Melalui Pendekatan Scientific

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan scientific dalam pembelajaran aransemen musik pada gaya belajar Visual, Auditori dan VAK (kombinasi dari Visual, Auditori dan kinestetik) memberikan implikasi yang lebih baik terhadap kemampuan mengaransemen musik. Pembelajaran aransemen musik melalui pendekatan

scientific dianggap cocok dan dipahami pada ketiga gaya belajar tersebut, terbukti

dari hasil penghitungan uji F dari tabel anova satu jalan yaitu: untuk gagasan kreatif F hitung < F tabel 0,73 < 3,23 dan dari hasil produk F hitung < F tabel 0,85 < 3,23. Hal tersebut menunjukan bahwa Ho diterima yang berarti F hitung berada di daerah terima da F tabel berada di daerah tolak.

Dampak dari pendekatan scientific pada gaya belajar siswa adalah siswa menjadi lebih antusias dan kreatif dalam mengaransemen musik, hal ini terlihat pada tahapannya, yang dimana ada beberapa tahap dalam pendekatan scientific yaitu: mengamati, menanya, mengeksplorasi, mencoba dan mengkomunikasikan. Terutama pada saat mengamati mereka sangat antusias melihat dan mendengar dari video yang diberikan, dan pada saat mengeksplorasi dan mencoba mereka terstimulasi untuk lebih kreatif.

B. SARAN

Pembelajaran aransemen musik melalui pendekatan scientific dinyatakan cocok untuk ketiga gaya belajar Auditori, Visual, dan VAK (kombinasi dari gaya belajar Visual, Auditori dan kinestetik). Untuk itu peneliti berharap guru seni


(26)

69

Ari Arasy Magistra, 2014

Studi Perbandingan Kemampuan Aransemen Musik Siswa Kelas X7 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi Melalui Pendekatan Scientific

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

budaya khususnya seni musik dalam memberikan materi aransemen musik kepada siswa diharapkan menggunakan pendekatan scientific, karena dengan pendekatan scientific pembelajaran menjadi lebih mudah dan dapat dimengerti karena dimulai dari apa yang diketahui oleh siswa, bukan apa kata guru. Selain itu siswa menjadi lebih kreatif dan menjadi lebih efektif karena tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. Gaya belajar kinestetik tidak dikaji lebih lanjut, karena gaya belajar kinestetik berjumlah satu orang dan menjadi tidak signifikan untuk dibandingkan. Oleh karena itu peneliti menyarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut.


(27)

70

Ari Arasy Magistra, 2014

Studi Perbandingan Kemampuan Aransemen Musik Siswa Kelas X7 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi Melalui Pendekatan Scientific

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Damajanti, M.Sn.2006.psikologi seni.bandung:penerbit PT kiblat buku utama Sutikno.2005.Pembelajaran Efektif Apa dan Bagaimana

Mengupayakannya.Mataram:NTP Press, Mataram

Sugiono.2013.STATISTIKA UNTUK PENELITIAN.Bandung:Alfabeta, cv Pono Banoe.2003.KAMUS MUSIK.Yogyakarta:PENERBIT KANISIUS

Sugiyono.2012 metode penelitian kombinasi(mixed methods).Bandung:alfabeta Soekartawi.1991.Meningkatkan Efektifitas Mengajar.Jakarta:Pustaka Jaya Sugiono.2011.METODE PENELITIAN PENDIDIKAN Pendidikan Kuantitas,

Kualitatif, dan R&D.Bandung:ALFABETA

Freud.Sigmund.Leonardo da Vinci: A Study in Psichosexuality,Random House.New York.1947

Kemendikbud.Pendekatan Scientific.jakarta:Kemendikbud,2013 Grinder.1991.Righting The Educational Conveyor Belt.Las Vegas, NV USA:Metamorphouse Press,incorporated

Gusman.(2009).Kompetensi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Musik FPBS UPI

Dalam Memanfaatkan Software Multimedia Nuendo.Skripsi Sarjana pada FPBS UPI


(28)

71

Sukmadinata.2010.METODE PENELITIAN PENDIDIKAN.Bandung:PT REMAJA ROSDAKARYA

Brinkman,D.2009.How to Orchestrate and Arrange

Music.[Internet].Tersedia:http://forum.makemusic.com/attach.aspx/16594/how%2520

to%2520Orchestrate%2520and%2520Arrange%2520Music.pdf

Gagne,R.(1985).The Conditions of Learning (4th ed).New York:Holt,Rinehart & Winston.


(1)

Ari Arasy Magistra, 2014

Studi Perbandingan Kemampuan Aransemen Musik Siswa Kelas X7 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi Melalui Pendekatan Scientific

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 2. Tes melody

Dalam hal ini peneliti mencontohkan terlebih dahulu tema tes ritmik dan melody. Kemudian siswa menirukannya, setelah itu siswa mengembangkan tema yang dicontohkan yaitu yang pertama tes ritmik dan kedua tes melody

2) Penghitungan hasil angket

Guna mengetahui kemampuan awal aransemen siswa, peneliti melaksanakan penghitungan hasil angket. Hal ini untuk mengetahui gaya belajar siswa di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi yang terdiri dari 3 macam yaitu, auditori, visual, dan kinestetik.

3) pendekakatan scientific

Yang pertama peneliti lakukan adalah pembagian kelompok menjadi 7 kelompok, kemudian peneliti menayangkan video dan melakukan Tanya jawab singkat pada tahap ini disebut mengamati dan menanya selanjutnya siswa diberi tugas untuk mencari variasi ritmik, melody, dan bagan lagu. Karena pendekatan scientific dimulai dari apa yang diketahui siswa bukan apa kata guru dan tahap ini disebut mengeksplorasi. Kemudian masing – masing siswa yang memiliki wacana/tugas yang sama berkumpul dalam satu kelompok (kelompok ahli), setiap siswa mencatat hasil diskusi dan kembali ke kelompok awal. Dalam kelompok awal dilaporkan hasil diskusi kelompok ahli dan semua anggota mencatatnya tahap ini disebut mencoba. Tahap akhir disebut mengkomunikasikan, laporan hasil kerja kelompok dengan cara peneliti menunjuk secara acak untuk melaporkan hasil diskusi kelompok, sampai semua masalah selesai dibahas.


(2)

33

Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya penelitian pembelajaran melalui pendekatan scientific maka dilakukan post – test untuk mengukur seberapa efektifkah pendekatan scientific terhadap gaya belajar siswa

3. Pelaporan

Melakukan pengumpulan data, pengolahan, penganalisaan, dan menarik kesimpulan dari hasil kegiatan penelitian yang dilakukan.


(3)

Ari Arasy Magistra, 2014

Studi Perbandingan Kemampuan Aransemen Musik Siswa Kelas X7 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi Melalui Pendekatan Scientific

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan scientific dalam pembelajaran aransemen musik pada gaya belajar Visual, Auditori dan VAK (kombinasi dari Visual, Auditori dan kinestetik) memberikan implikasi yang lebih baik terhadap kemampuan mengaransemen musik. Pembelajaran aransemen musik melalui pendekatan

scientific dianggap cocok dan dipahami pada ketiga gaya belajar tersebut, terbukti

dari hasil penghitungan uji F dari tabel anova satu jalan yaitu: untuk gagasan kreatif F hitung < F tabel 0,73 < 3,23 dan dari hasil produk F hitung < F tabel 0,85 < 3,23. Hal tersebut menunjukan bahwa Ho diterima yang berarti F hitung berada di daerah terima da F tabel berada di daerah tolak.

Dampak dari pendekatan scientific pada gaya belajar siswa adalah siswa menjadi lebih antusias dan kreatif dalam mengaransemen musik, hal ini terlihat pada tahapannya, yang dimana ada beberapa tahap dalam pendekatan scientific yaitu: mengamati, menanya, mengeksplorasi, mencoba dan mengkomunikasikan. Terutama pada saat mengamati mereka sangat antusias melihat dan mendengar dari video yang diberikan, dan pada saat mengeksplorasi dan mencoba mereka terstimulasi untuk lebih kreatif.

B. SARAN

Pembelajaran aransemen musik melalui pendekatan scientific dinyatakan cocok untuk ketiga gaya belajar Auditori, Visual, dan VAK (kombinasi dari gaya belajar Visual, Auditori dan kinestetik). Untuk itu peneliti berharap guru seni


(4)

69

budaya khususnya seni musik dalam memberikan materi aransemen musik kepada siswa diharapkan menggunakan pendekatan scientific, karena dengan pendekatan scientific pembelajaran menjadi lebih mudah dan dapat dimengerti karena dimulai dari apa yang diketahui oleh siswa, bukan apa kata guru. Selain itu siswa menjadi lebih kreatif dan menjadi lebih efektif karena tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. Gaya belajar kinestetik tidak dikaji lebih lanjut, karena gaya belajar kinestetik berjumlah satu orang dan menjadi tidak signifikan untuk dibandingkan. Oleh karena itu peneliti menyarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut.


(5)

Ari Arasy Magistra, 2014

Studi Perbandingan Kemampuan Aransemen Musik Siswa Kelas X7 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi Melalui Pendekatan Scientific

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Damajanti, M.Sn.2006.psikologi seni.bandung:penerbit PT kiblat buku utama Sutikno.2005.Pembelajaran Efektif Apa dan Bagaimana

Mengupayakannya.Mataram:NTP Press, Mataram

Sugiono.2013.STATISTIKA UNTUK PENELITIAN.Bandung:Alfabeta, cv Pono Banoe.2003.KAMUS MUSIK.Yogyakarta:PENERBIT KANISIUS

Sugiyono.2012 metode penelitian kombinasi(mixed methods).Bandung:alfabeta Soekartawi.1991.Meningkatkan Efektifitas Mengajar.Jakarta:Pustaka Jaya Sugiono.2011.METODE PENELITIAN PENDIDIKAN Pendidikan Kuantitas,

Kualitatif, dan R&D.Bandung:ALFABETA

Freud.Sigmund.Leonardo da Vinci: A Study in Psichosexuality,Random House.New York.1947

Kemendikbud.Pendekatan Scientific.jakarta:Kemendikbud,2013 Grinder.1991.Righting The Educational Conveyor Belt.Las Vegas, NV USA:Metamorphouse Press,incorporated

Gusman.(2009).Kompetensi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Musik FPBS UPI

Dalam Memanfaatkan Software Multimedia Nuendo.Skripsi Sarjana pada FPBS UPI


(6)

71

Sukmadinata.2010.METODE PENELITIAN PENDIDIKAN.Bandung:PT REMAJA ROSDAKARYA

Brinkman,D.2009.How to Orchestrate and Arrange

Music.[Internet].Tersedia:http://forum.makemusic.com/attach.aspx/16594/how%2520

to%2520Orchestrate%2520and%2520Arrange%2520Music.pdf

Gagne,R.(1985).The Conditions of Learning (4th ed).New York:Holt,Rinehart & Winston.


Dokumen yang terkait

Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa SMA Negeri 5 Medan terhadap Jerawat Tahun 2010.

6 67 73

Gambaran Pengetahuan Siswa SMA Negeri 5 Medan Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja

2 48 50

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep bunyi

2 12 149

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa : quasi eksperimen di SMP Negeri 6 kota Tangerang Selatan

0 4 182

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN MODEL PROBLEM SOLVING PADA Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Melalui Pendekatan Scientific Dengan Model Problem Solving Pada Pokok Bahasan Perbandingan

0 2 11

STUDI EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAME TOURNAMENT PADA PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KOTA SUKABUMI.

0 0 46

STUDI ANALISIS KEMAMPUAN KREASI SISWA PADA PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMA NEGERI 3 KOTA SUKABUMI.

0 1 33

PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN HALAQAH (MENTORING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI REMAJA :Studi Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas XI Ilmu Sosial Di SMA Negeri 1 Kota Sukabumi.

1 4 46

Pengaruh musik klasik terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa : studi eksperimen pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Godean.

3 12 212

STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN ARANSEMEN MUSIK SISWA KELAS X7 SMA NEGERI 4 KOTA SUKABUMI MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC (EKSPERIMEN PADA GAYA BELAJAR SISWA) - repository UPI S SDT 0900142 Title

0 0 3