Evaluasi penatalaksanaan mual muntah pada pasien kanker ovarium pasca kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 - USD Repository
EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL MUNTAH PADA PASIEN
KANKER OVARIUM PASCAKEMOTERAPI DI RSUP Dr. SARDJITO
YOGYAKARTA TAHUN 2009
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi Oleh:
Veronica Dewi Puspitasari NIM:078114006
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL MUNTAH PADA PASIEN
KANKER OVARIUM PASCAKEMOTERAPI DI RSUP Dr. SARDJITO
YOGYAKARTA TAHUN 2009
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi Oleh:
Veronica Dewi Puspitasari NIM:078114006
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
EVALUATION OF MANAGEMENT NAUSEA VOMITING IN PATIENT
WITH OVARIAN CANCER POSTCHEMOTHERAPY IN RSUP Dr.
SARDJITO YOGYAKARTA DURING 2009
SKRIPSI
Presented as Particial Fulfilment of the Requirement to Obtain Sarjana Farmasi (S.Farm) In Faculty of Pharmacy
By: Veronica Dewi Puspitasari
NIM: 078114006
FACULTY OF PHARMACY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
Persetujuan Pembimbing
EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL MUNTAH PADA PASIEN
KANKER OVARIUM PASCAKEMOTERAPI DI RSUP Dr. SARDJITOYOGYAKARTA TAHUN 2009
Skripsi yang diajukan oleh: Veronica Dewi Puspitasari
NIM: 078114006 telah disetujui oleh Pembimbing Utama Drs. Mulyono, Apt. Tanggal 24 Januari 2011
Pengesahan Skripsi Berjudul
EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL MUNTAH PADA PASIEN
KANKER OVARIUM PASCAKEMOTERAPI DI RSUP Dr. SARDJITO
YOGYAKARTA TAHUN 2009
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Berpikir Anda mampu atau Anda tidak mampu, itu benar dua - duanya. Bedanya, jika Anda berpikir mampu, Anda akan mampu, meskipun tidak langsung. Tapi, jika Anda berpikir tidak mampu, Anda pasti langsung tidak mampu ”
Skripsi ini kupersembahkan kepada: Tuhan YME, Papaku yang sudah bahagia di Surga,
Mamaku, Ko Arif, Vita yang aku sayangi,
Seseorang yang selalu menemaniku dengan setia di Jogja,
Teman-temanku tercinta, Semua pihak yang pernah berperan dalam hidupku,Dan almamaterku yang aku banggakan.
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Veronica Dewi Puspitasari Nomor Mahasiswa : 078114006
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL MUNTAH PADA PASIEN KANKER OVARIUM PASCAKEMOTERAPI DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2009 beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya ataupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 24 Januari 2011
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Evaluasi Penatalaksanaan Mual Muntah pada Pasien Kanker Ovarium Pascakemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2009”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan penyelesaian jenjang studi guna memperoleh gelar sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengcapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini: 1.
Bagian Penelitian dan Pendidikan RSUP. Dr. Sardjito yang telah memberikan izin pengambilan data dibagian rekam medik.
2. Ibu Dari dan Staff yang bersedia membantu dalam pengambilan rekam medik selama peneliti melakukan pengambilan data di Instalasi Catatan Medis RSUP.
Dr. Sardjito Yogyakarta.
3. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. Selaku dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Drs. Mulyono Apt., selaku dosen pembimbing yang selalu penuh semangat dalam membimbing penulis selama pembuatan skrispi.
5. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. Dan dr. Fenty, M.Kes.,Sp.PK selaku dosen
6. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku dosen pembimbing akademik, yang telah membimbing selama peneliti menggali ilmu di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
7. Mama, Arif, Vita yang selalu memberikan doa, semangat, dan motivasi sehingga skripsi ini dapat selesai.
8. Dirga Putra Cahaya yang dengan rela mengantarkan dan menemani selama pengambilan data dan pembuatan skripsi.
9. Cik Anni yang selalu meminjamkan buku sehingga proses pembuatan skripsi semakin lancar.
10. Tresa, Titien, Fr. Ayuningtyas, Sri Ayuningsing S, dan S.Indriyani S yang selalu men-support dalam pembuatan skripsi dan sama- sama berjuang dalam pembuatan skripsi.
11. Teman-teman (seperjuangan) angkatan 2007 yang selalu memberikan semangat dan mewarnai hari-hari terutama semester VII ini sehingga skripsi dapat selesai.
12. Pihak-pihak lain yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah mambantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak sempurna, maka dari itu penulis akan menerima semua kritik dan koreksi yang membangun demi hasil yang lebih baik. Akhir kata penulis berharap akan skripsi ini dapat berguna bagi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan dalam daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku.
INTISARI
Kanker ovarium merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada wanita. Salah satu cara pengobatan untuk kanker yaitu dengan kemoterapi. Kemoterapi dapat menimbulkan berbagai macam efek samping , yang paling sering terjadi yaitu efek samping berupa mual dan muntah.
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Tujuan umumnya adalah mengevaluasi penatalaksanaan mual muntah pada pasien kanker ovarium pascakemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009.
Hasil penelitian menunjukkan jumlah kasus sebanyak 44 dengan kasus yang paling banyak ditemui yaitu pada kelompok umur 47-52 tahun yaitu sebesar 10 kasus atau 22,27%, pada stadium IV dengan jumlah 11 kasus atau 25 %, dan penyakit penyerta berupa hipertensi dengan jumlah kasus sebanyak 8 kasus atau 18,18%. Terdapat 9 kelas terapi obat yang digunakan, yang paling banyak yaitu pada kelas terapi antineoplastik dan imunomodulator dengan persentasi 100%, golongan obat yang paling banyak digunakan adalah golongan antiemetik yaitu metoklopramid sebanyak 34 kasus atau 77,27%. Dalam evaluasi Drug Related
Problem (DRPs) terdapat 32 kasus yang mengalami DRPs, dengan rincian 30
kasus Butuh tambahan terapi, 1 buah kasus dosis terlalu rendah, dan 1 buah kasus obat tidak tepat. Kata kunci: kanker ovarium, DRPs, mual dan muntah pascakemoterapi.
ABSTRACT
Ovarian cancer is one of the highest cause of death in women. One treatment for cancer is chemotherapy. Chemotherapy can cause a lot of side effects, side effects that often occur are nausea and vomiting.
This research is a non-experimental research design with retrospective descriptive evaluative.The overall aim is to evaluate the management of nausea and vomiting in patients with ovarian cancer postchemotherapy in RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta during 2009.
The results showed the number of cases as many as 44 with the most common case is the age group 47-52 years which is 10 cases or 22.27%, in stage
IV with a total 11 cases or 25%, and comorbidities of hypertension with the number of cases as many as 8 cases or 18.18%. There are 9 therapeutic classes of drugs, the most widely used is the class of antineoplastic and immunomodulatory therapy with a percentage of 100%, the class of drugs most widely used is the class of antiemetics are metoclopramide as many as 34 cases or 77.27%. In the evaluation of Drug Related Problems (DRPs), there were 32 cases which had DRPs, with details of 30 cases Need additional therapy, and 1 case the dose is too low and 1 case the therapy is wrong.
Key words: ovarian cancer, DRPs, postchemotherapy nausea and vomiting.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii PAGE TITLE ........................................................................................................ iii HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iv HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAHUNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...............................vii PRAKATA ...........................................................................................................viii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................x
INTISARI ............................................................................................................ ..xi ABSTRACT .......................................................................................................... xii DAFTAR ISI ........................................................................................................xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................... .xv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... . xx DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xxi
BAB I. PENGANTAR .......................................................................................... 1 A. Latar belakang .................................................................................................. 1
1. Perumusan masalah ................................................................................. 3
2. Keaslian penelitian................................................................................... 4
3. Manfaat penelitian ................................................................................... 5
B. Tujuan penelitian .............................................................................................. 5
1. Tujuan umum ........................................................................................... 5
2. Tujuan khusus .......................................................................................... 6
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA................................................................... 7 A. Kanker .............................................................................................................. 7 B. Kanker ovarium ................................................................................................ 8
1. Epidemiologi dan Faktor risiko ............................................................... 10
2. Gejala dan tanda ...................................................................................... 13
3. Terapi ....................................................................................................... 13
C. Kemoterapi ....................................................................................................... 14
D. Mual muntah .................................................................................................... 19
1. Mekanisme mual muntah secara umum .................................................. 20
2. Muntah akibat obat-obat kanker (sitostatika) .......................................... 21
3. Terapi non farmakologi ........................................................................... 22
4. Terapi farmakologi .................................................................................. 22
E. Drug Related Problems(DRPs) ......................................................................... 27
F. Keterangan empiris ........................................................................................... 30
BAB III. METODE PENELITIAN....................................................................... 31
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 37 A. Profil kasus kanker ovarium di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta sepanjang tahun 2009 ....................................................................................... 37 B.
Pola pengobatan kasus kanker oavrium di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta sepanjang tahun 2009 ................................................................... 40 C. Gambaran kasu Drug Related Problems yang terjadi pada penatalaksanaan mual muntah pada pasien kanker oavrium di RSUP. Dr. Sardjito Yogayakarta sepanjang tahun 2009 .............................. 50
D. Rangkuman pembahasan .................................................................................. 84
BAB V. PENUTUP ............................................................................................... 89 A. Kesimpulan ...................................................................................................... 89 B. Saran ............................................................................................................... 90 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 91 LAMPIRAN .......................................................................................................... 94 BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................114
DAFTAR TABEL
Tabel I . Sepuluh jenis kanker yang paling sering terjadi pada Wanita dan Pria di Indonesia ............................................................................ 8
Tabel II. Insidensi dan Jumlah Kematian diakibatkan oleh Kanker Ovarium di Amerika Serikat ............................................ 11
Tabel III. Penggolongan anti kanker berdasarkan risiko mual muntah ........ 18 Tabel IV. Petunjuk Penanganan Mual Muntah Berdasarkan Cancer Care Nova Scotia ...................................................................................
25 Tabel V. Jumlah Kasus Kanker Ovarium Pascakemoterapi berdasarkan Stadium ..................................................................... 38 Tabel VI. Jumlah Kasus Kanker Ovarium Pascakemoterapi
Berdasarkan Penyakit yang Menyertai.......................................... 39 Tabel VII. Jumlah Kasus Kanker Ovarium Pascakemoterapi Berdasarkan
Kelas Terapi Obat-obatan yang didapatkan Pasien ....................... 40 Tabel VIII. Golongan Obat dan Jenis Obat untuk Kelas Terapi Antineoplastik dan Imunomodulator ..................................................................... 41 Tabel IX. Golongan Obat dan Jenis Obat untuk Kelas
Terapi Obat yang Bekerja pada Sistem Saraf Pusat ...................... 44 Tabel X. Golongan obat dan jenis obat yang mempengaruhi gizi dan darah ....................................................... 45 Tabel XI. Golongan Obat dan Jenis Obat untuk Kelas Terapi
Obat yang Bekerja pada Sistem Saluran Cerna ............................ 46 Tabel XII. Golongan Obat dan Jenis Obat untuk Kelas Terapi
Obat yang digunakan untuk Pengobatan Infeksi ........................... 47 Tabel XIII. Golongan Obat dan Jenis Obat untuk Kelas Terapi
Obat yang digunakan untuk penyakit pada
Obat yang Bekerja pada Sistem Saluran Pernafasan..................... 49 Tabel XVI. Golongan Obat dan Jenis Obat untuk Kelas Terapi
Obat untuk Penyakit Otot Seklet dan Sendi .................................. 49 Tabel XVII. Evaluasi DRPs pada kasus kanker ovarium pascakemotarapi I di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 ..................................................................................... 51
Tabel XVIII. Evaluasi DRPs pada kasus kanker ovarium pascakemotarapi II di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 ..................................................................................... 52
Tabel XIX. Evaluasi DRPs pada kasus kanker ovarium pascakemotarapi III di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 ..................................................................................... 53
Tabel XX. Evaluasi DRPs pada kasus kanker ovarium pascakemotarapi IV di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 ..................................................................................... 54
Tabel XXI. Evaluasi DRPs pada kasus kanker ovarium pascakemotarapi V di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 .....................................................................................55
Tabel XXII. Evaluasi DRPs pada kasus kanker ovarium pascakemotarapi VI di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 .....................................................................................56
Tabel XXIII. Evaluasi DRPs pada kasus kanker ovarium pascakemotarapi VII di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 .....................................................................................57
Tabel XXIV. Evaluasi DRPs pada kasus kanker ovarium pascakemotarapi VIII di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 .....................................................................................58
Tabel XXV. Evaluasi DRPs pada kasus kanker ovarium pascakemotarapi IX di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 .....................................................................................59
tahun 2009 .....................................................................................61 Tabel XXVIII. Evaluasi DRPs pada kasus kanker ovarium pascakemotarapi XII di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 ...................................................................................62
Tabel XXIX. Evaluasi DRPs pada kasus kanker ovarium pascakemotarapi
XIII di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 ...................................................................................63 Tabel XXX. Evaluasi DRPs pada kasus kanker ovarium pascakemotarapi
XIV di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 ...................................................................................64 Tabel XXXI. Evaluasi DRPs pada kasus kanker ovarium pascakemotarapi
XV di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 ...................................................................................65 Tabel XXXII. Evaluasi DRPs pada kasus kanker ovarium pascakemotarapi
XVI di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 ...................................................................................66 Tabel XXXIII. Evaluasi DRPs pada kasus kanker ovarium pascakemotarapi
XVII di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 ...................................................................................67 Tabel XXXIV.Evaluasi DRPs pada kasus kanker ovarium pascakemotarapi
XVIII di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 ...................................................................................68 Tabel XXXV. Evaluasi DRPs pada kasus kanker ovarium pascakemotarapi
XIX di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 ...................................................................................69 Tabel XXXVI. Evaluasi DRPs pada kasus kanker ovarium pascakemotarapi XX di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 ...................................................................................70
Tabel XXXVII. Evaluasi DRPs pada kasus kanker ovarium pascakemotarapi
XXI di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 ...................................................................................71
Tabel XXXIX.Evaluasi DRPs pada kasus kanker ovarium pascakemotarapi
XXIII di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 ...................................................................................73 Tabel XL. Evaluasi DRPs pada kasus kanker ovarium pascakemotarapi
XXIV di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 ...................................................................................74 Tabel XLI. Evaluasi DRPs pada kasus kanker ovarium pascakemotarapi
XXV di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 ...................................................................................75 Tabel XLII. Evaluasi DRPs pada kasus kanker ovarium pascakemotarapi
XXVI di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 ...................................................................................76 Tabel XLIII. Evaluasi DRPs pada kasus kanker ovarium pascakemotarapi
XXVII di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 ...................................................................................77 Tabel XLIV. Evaluasi DRPs pada kasus kanker ovarium pascakemotarapi
XXVIII di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 ...................................................................................78 Tabel XLV. Evaluasi DRPs pada kasus kanker ovarium pascakemotarapi
XXIX di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 ...................................................................................79 Tabel XLVI. Evaluasi DRPs pada kasus kanker ovarium pascakemotarapi
XXXdi RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 ...................................................................................80 Tabel XLVII. Evaluasi DRPs pada kasus kanker ovarium pascakemotarapi
XXXI di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 ...................................................................................81 Tabel XLVIII. Evaluasi DRPs pada kasus kanker ovarium pascakemotarapi XXXII di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 ...................................................................................82
Tabel LI. Obat tidak tepat ( Wrong Therapy) ........................................................................88
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Anatomi uterus .................................................................................... 9 Gambar 2. Anatomi Ovarium ................................................................................ 9 Gambar 3. Jaringan Kanker pada Ovarium Kiri ................................................... 10 Gambar 4. Skema penanganan mual muntah ........................................................ 19 Gambar 5. Mekanisme umum terjadinya Mual Muntah ....................................... 20 Gambar 6. Mekanisme Mual Muntah yang diinduksi oleh sitostatika.................. 21 Gambar 7. Algoritma Penanganan Mual Muntah pada Pasien kanker berdasarkan Cancer Care Nova Scotia .............................................. 26 Gambar 8. Jumlah Kasus Kanker Ovarium Pascakemoterapi berdasarkan kelompok umur ................................................................ 37
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat keterangan telah menyelesaikan penelitian .........................95 Lampiran 2. Surat ijin Observasi tempat dan pengambilan data ....................... 96 Lampiran 3. Keterangan Kelaikan Etik ............................................................. 97 Lampiran 4. Daftar Kasus Kanker Ovarium Di RSUP.Dr. Sardjito
Yogyakarta sepanjang tahun 2009 ...............................................98 Lampiran 5. Guideline penatalaksanaan mual muntah akibat Kemoterapi
(Guidelines for the Management of Nausea
and Vomiting in Cancer Patients
dari Cancer Care Nova Scotia) ...................................................107 Lampiran 6. Pembagian tipe mual muntah dan klasifikasi agen kemoterapi berdasarkan potensi menyebabkan mual dan muntah ..................................................................................108
Lampiran 7. Perhitungan interval data umur pasien .......................................109 Lampiran 8. Daftar obat Brand Name dan Generik (Zat aktif) .......................110 Lampiran 9. Penentuan stadium pada kanker ovarium ...................................112
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Kanker merupakan penyakit dengan multiplikasi yang tidak terkontrol
dan menyebar dalam bentuk abnormal pada sel-sel tubuh. Kanker merupakan salah satu penyebab utama kematian di negara-negara berkembang, 1 diantara 5 populasi di Eropa dan Amerika Utara meninggal dikarenakan oleh kanker (Rang, Dale, Ritter, Moore, 2003)
Kanker ovarium sering disebut sebagai silent lady killer karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada wanita selain itu menyiratkan sifat dari kanker ovarium yang sulit dideteksi ketika stadium dini. Biasanya kanker ovarium baru dapat dideteksi setelah memasuki stadium lanjut. Kanker ovarium dapat menyerang wanita baik pada usia muda maupun usia tua. Setiap tahunnya di Amerika Serikat, lebih dari 21.000 wanita didiagnosis menderita kanker ovarium, dan kurang lebih 15.000 meninggal karena penyakit tersebut (Jackson, 2010a).
Pengobatan kanker dapat dilakukan dengan salah satu atau kombinasi dari beberapa cara, antara lain, pembedahan atau operasi, penyinaran atau radioterapi, peningkatan daya tahan tubuh atau imunoterapi, terapi dengan hormon, atau dapat juga dengan pemakaian obat-obatan sitostatika atau kemoterapetik yaitu kemoterapi. Hasilnya pada tiap pasien dapat berbeda-beda cukup hanya kemoterapi. Tujuannya adalah membasmi seluruh sel kanker sampai ke akar-akarnya, sampai ke lokasi yang tidak terjangkau pisau bedah. Paling tidak untuk mengontrol sel-sel kanker agar tidak menyebar lebih luas (Rahayu, 2009).
Terapi kanker dengan cara kemoterapi dapat menimbulkan efek samping ke berbagai sistem organ seperti kerontokan rambut, berkurangnya hemoglobin, trombosit, sel darah putih, membuat tubuh lemah, merasa lelah, sesak nafas, mudah mengalami pendarahan, mudah terkena infeksi, kulit membiru/menghitam, kering, serta gatal, mulut dan tenggorokan mengalami sariawan, terasa kering dan sulit menelan, mual dan muntah, nyeri pada lambung dan penurunan kesuburan (Rahayu, 2009).
Efek samping yang spesifik pada saluran pencernaan adalah berupa mual dan muntah dapat terjadi pada saat praterapi, saat menjalani terapi, maupun pascaterapi. Obat-obatan sitostatika sudah terbukti dapat mengiduksi terjadinya mual dan muntah. Berdasarkan survey di Amerika Serikat, dari semua pasien yang mendapatkan kemoterapi, 70 sampai 80 % diantaranya mengalami efek samping mual dan muntah (Navari, 2007). Besarnya angka kejadian efek samping mual muntah inilah yang menjadi salah satu penyebab keengganan pasien untuk memilih kemoterapi sebagai salah satu pilihan terapinya.
Cara mengatasi mual muntah tersebut dengan cara pemberian obat- obatan antimual-muntah atau obat antiemetika disamping pemberian obat-obatan terapi pengobatannya. Terapi yang tepat pada penanganan mual muntah akan meningkatkan kualitas hidup pasien. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai evaluasi penatalaksanaan mual muntal pada pasien kanker ovarium pasca kemoterapi. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar evaluasi pemberian obat-obatan antimual muntah yang tepat dan rasional bagi rumah sakit dan dapat digunakan meningkatkan mutu pelayanan dan kesehatan pasien, terutama pada penatalaksaan mual muntah pada pasien kanker ovarium pasca kemoterapi.
Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta karena merupakan rumah sakit rujukan tipe A dan merupakan rumah sakit pendidikan penelitian yang mempunyai pelayanan spesialis kanker terpadu. RSUP Dr. Sardjito memiliki visi menjadi rumah sakit unggulan dalam bidang pelayanan, pendidikan, dan pelatihan di kawasan Asia Tenggara tahun 2010 yang bertumpu pada kemandirian, serta misi untuk menyelenggarakan penelitian serta pengembangan Iptekdok kesehatan yang berwawasan global (Sutoto, 2003).
1. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas dapat ditarik permasalahan sebagai berikut.
a.
Seperti apakah profil kasus kanker ovarium di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 yang mencakup umur, stadium, penyakit penyerta? c.
Apakah ditemukan Drug Related Problems (DRPs) pada penatalaksanaan mual muntah, khususnya pascakemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 yang meliputi keadaan: 1) butuh tambahan terapi obat (need for additional drug therapy) 2) tidak perlu terapi obat (unnecessary drug therapy) 3) obat tidak tepat ( wrong therapy) 4) dosis kurang (dosage too low)
5) adverse drug reactions (ADRs)
6) dosis berlebih ( dosage too high) 7) compliance.
2. Keaslian penelitian
Berdasarkan penelusuran pustaka di Universitas Sanata Dharma, penelitian tentang “ Evaluasi Penatalaksanaan Mual Muntah pada Pasien Kanker Ovarium Pascakemoterapi di RSUP
Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009” belum pernah dilakukan. Namun penelitian yang terkait dengan kanker telah banyak dilakukan, akan tetapi berbeda dalam hal subjek penelitian, objek penelitian, dan waktu penelitian. Beberapa penelitian mengenai kanker yang pernah dilakukan antara lain: a.
Evaluasi penatalaksanaan Mual Muntah pada Kasus Kanker Leher Rahim di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2004 oleh Linda b.
Evaluasi penatalaksanaan Mual Muntah pada Kasus Kanker Payudara di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2004- Juni 2005 oleh Magdalena Sri Damayanti.
3. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat dari segi teoritis maupun praktis.
a.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai penatalaksaan mual muntah pada pasien kanker ovarium pascakemoterapi dan sebagai dasar bagi rumah sakit dalam hal pemberian obat atau terapi yang tepat dan rasional.
b.
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan pengobatan kanker ovarium di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta dan instalasi kesehatan lainnya.
B. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan umum
Tujuan umumnya adalah mengevaluasi penatalaksanaan mual muntah pada pasien kanker ovarium pascakemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah: a. mengetahui profil kasus kanker ovarium di RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta tahun 2009 yang mencakup umur, stadium, dan penyakit penyerta.
b. mengetahui pola pengobatan kasus kanker ovarium di RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta tahun 2009 Yang meliputi kelas terapi obat, golongan obat, dan jenis obat yang diberikan.
c. mengetahui Drug Related Problems (DRPs) yang mungkin terjadi pada penatalaksanaan mual muntah, khususnya pascakemoterapi di
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 yang meliputi keadaan: 1) butuh tambahan terapi obat (need for additional drug
therapy )
2) tidak perlu terapi obat (unnecessary drug therapy) 3) obat tidak tepat ( wrong therapy) 4) dosis kurang (dosage too low)
5) adverse drug reactions (ADRs)
6) dosis berlebih ( dosage too high)
7) compliance.
BAB II PENELAHAAN PUSTAKA A. Kanker Sel kanker memiliki 4 karakteristik yang membedakannya dengan sel
normal yaitu: 1. proliferasi yang tidak terkontrol 2. dedifferensiasi dan kehilangan fungsinya 3. invasif 4. metastasis (Rang dkk, 2003)
Sel normal berubah menjadi sel kanker dikarenakan mutasi dari satu atau lebih DNAnya, hal tersebut dapat terjadi karena keturunan atau didapat (acquired). Ada dua kategori dari perubahan genetik yang menyebakan kanker yaitu:
1. Aktivasi dari proto-oncogenes menjadi oncogenes
Proto-oncogenes merupakan gen yang secara normal mengontrol devisi sel,
apoptosis dan diferensiasi sel, namun gen tersebut dapat berubah menjadi oncogenes oleh virus atau kerja dari karsinogen.
2. Tidak aktifnya tumour suppressor genes Sel normal memiliki gen dengan kemampuan untuk menekan pembentukan tumor ganas (anti-oncogenes). Hilangnya fungsi dari tumour suppressor yang membentuk suatu organ. Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangbiakannya, sel-sel kanker membentuk suatu massa dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan di dekatnya dan atau bisa menyebar (metastasis) ke organ tubuh lainnya ( Junaidi, 2007).
Tabel I . Sepuluh jenis kanker yang paling sering terjadi pada Wanita dan
Pria di Indonesia
No. Jenis Kanker Wanita Pria Total- 1 Cervix 2532 2532
- 2 Breast 2254 2254
Skin 546 497 1043
3
4 Rectum 403 434 837
5 Nasopharynx 289 547 836
6 Ovary 829 829 - Lymph node 318 451 769
7
8 Colon 314 336 650
9 Thyroid 412 110 522 Soft Tissue 480
10
(Aziz, 2009) B.
Kanker Ovarium
Ovarium atau indung telur terletak antara rahim dan dinding panggul, dan digantung pada rahim oleh ligamentum ovarii proprium dan pada dinding panggul oleh ligamentum infundibulo-pelvikum. Indung telur merupakan sumber sebagai penghasil sel telur / ovum dan sebagai organ yang menghasilkan hormon (estrogen dan progesteron) (Yunta, 2008).
Gambar 1. Organ Reproduksi Wanita (Anonim, 2004) Terdapat lima tipe histologis yang berbeda pada tumor-tumor epitel ovarium: serosa, musinosa, endometrioid, sel jernih, dan Brenner. Dari kelima tipe tersebut, neoplasme serosa mencakup hampir setengah dari keseluruhan tumor (Heffner, 2006).
Kanker epithelial ovarium biasanya menyebar baik secara lokal dan melalui penyebaran (diseminasi) intraperitoneal. Penyebaran yang paling dekat adalah ke tuba fallopii dan uterus. Diseminasi terjadi ke ovarium kontralateral dan peritoneum (Heffner, 2006).
Gambar 3. Jaringan Kanker pada Ovarium Kiri (Anonim, 2010h)
1. Epidemiologi dan faktor risikoSetiap tahunnya di Amerika Serikat, lebih dari 21.000 wanita didiagnosis menderita kanker ovarium, dan kurang lebih 15.000 meninggal karena penyakit tersebut (Anonim, 2010d). Program Epidemiology and End Results (SEER)
Tabel II. Insidensi dan Jumlah Kematian diakibatkan oleh Kanker Ovarium
di Amerika Serikat
Tahun Insidensi Jumlah kematian
2009 21500 14600 2005 19842 14787 2004 20069 14716 2003 20445 14657 2002 19792 14682 2001 19719 14414 2000 19672 14060 1999 19676 13627
(Jackson,2010a) Menurut Ovarian Cancer National Alliance faktor risiko kanker ovarium dapat di bagi berdasarkan: a.
Genetik Wanita yang memiliki gen kanker payudara 1 (BRCA1) atau gen kanker payudara2 (BRCA2) yang bermutasi memiliki risiko yang besar untuk terdiagnosis kanker ovarium. Gen tersebut ditemukan pada 5- 10 % wanita dengan kanker ovarium. Wanita yang terdiagnosis kanker payudara biasanya akan memiliki risiko tinggi terdiagnosis kanker ovarium (Jackson, 2010b). meningkat ketika telah melewati usia 70 tahun. Pada tahun 2002 - 2006, 69 % wanita di Amerika Serikat terdiagnosis kanker ovarium pada usia 55 tahun atau lebih (Jackson, 2010b).
2) Sedangkan menurut Center for Disease Control and Prevention
(CDC), sekitar 90% wanita di Amerika Serikat mendapatkan kanker ovarium pada usia diatas 40 tahun dengan jumlah kasus terbesar pada usia 55 tahun atau lebih (CDC, 2010).
c.
Sejarah reproduksi dan infertilitas Wanita yang berisiko tinggi adalah mereka yang: 1) memulai menstruasi diusia yang lebih muda (sebelum 12 tahun) 2) tidak pernah melahirkan 3) melahirkan anak pertama pada usia setelah 30 tahun 4) menopouse setelah usia 50 tahun 5) tidak pernah menggunakan kontrasepsi oral (Jackson, 2010b).
d.
Terapi hormon Wanita yang mengalami terapi hormon menopousal meningkatkan risiko terkena kanker ovarium. Penelitian terbaru melaporkan bahwa penggunaan kombinasi estrogen dan progestin selama 5 tahun atau lebih dapat meningkatkan risiko kanker ovarium (Jackson, 2010b). e.
Obesitas Penelitian menemukan peran obesitas pada 80 % wanita dengan risiko tinggi mendapatkan kanker ovarium yang tidak mendapatkan hormon setelah menopouse (Jackson, 2010b).
Riwayat dalam keluarga merupakan faktor risiko yang paling penting, kemudian diikuti oleh usia. (Heffner, 2006). Diketahui bahwa 75 % pasien ditemukan menderita kanker ovarium dengan stadium III-IV (Norwitz, 2007). Paritas yang tinggi dan penggunaan kontrsepsi oral menurunkan risiko kanker ovarium. Faktor lingkungan juga mempengaruhi perkembangan kanker ovarium, dengan rerata tertinggi ditemukan pada negara industri maju. Karsinogen kimia dari dunia luar dapat dapat mencapai peritoneum pelvis wanita melalui vagina dan saluran reproduksi bagian atas (Heffner, 2006).
2. Gejala dan tanda
Wanita penderita kanker ovarium seringkali melaporkan gejala seperti kembung, peningkatan ukuran perut, dan gejala-gejala berkemih. Seringkali tanda-tanda ini tidak begitu terasa dan tidak terdeteksi oleh dokter atau pasien. Cepat kenyang, perubahan pola buang air besar merupakan keluhan yang paling sering ditemukan pada penyakit tingkat lanjut. Penurunan berat badan yang bermakana biasanya tidak biasa terlihat (Norwitz, 2007).
3. Terapi
2) Panhisterektomi
3) Omentektomi
4) Appendiktomi
5) Biopsi peritoneum
6) Biopsi daerah bawah diafragma
7) Eksplorasi (hepar, lien, mesenterium, ileum, colon limfadenektomi) b.
Kemoterapi c. Radiasi (Sudiharto, 1997) C.
Kemoterapi
Terdapat kurang lebih 130 jenis penyakit kanker, yang mempengaruhi kondisi tubuh kita dengan berbagai macam cara dan membutuhkan penanganan yang berbeda-beda. Tetapi semua jenis kanker itu memiliki kesamaan yaitu terdiri atas sel-sel yang membelah dengan cepat dengan pertumbuh yang tidak terkontrol. Fungsi utama obat-obat kemoterapi adalah mengenali dan menghancurkan sel-sel seperti ini (Rahayu, 2010).
Kemoterapi didefinisikan sebagai obat-obat kimiawi yang digunakan untuk memberantas penyakit infeksi akibat mikroorganisme seperti bakteri, fungi,
virus , dan protozoa (plamodium, amuba, trichomonas, dll), juga terhadap infeksi
cacing. Obat-obat tersebut berkhasiat memusnahkan parasit tanpa merusak jaringan tuan-rumah (toksisitas selektif). Sitostatika (Obat-obat kanker) juga sitostatika tidak bekerja selektif, maka obat-obat ini dapat menimbulkan efek samping (Rahardja, 2010).
Kemoterapi telah digunakan sejak tahun 1950-an. Biasa diberikan sebelum atau sesudah pembedahan. Kadang disertai dengan terapi radiasi, kadang cukup hanya kemoterapi. Tujuannya adalah membasmi seluruh sel kanker sampai ke akar-akarnya, sampai ke lokasi yang tidak terjangkau pisau bedah. Paling tidak untuk mengontrol sel-sel kanker agar tidak menyebar lebih luas (Rahayu,2010).
Efek samping kemoterapi timbul karena obat-obat kemoterapi sangat kuat, dan tidak hanya membunuh sel-sel kanker, tetapi juga menyerang sel-sel sehat, terutama sel-sel yang membelah dengan cepat. Karena itu efek samping kemoterapi paling sering muncul pada bagian-bagian tubuh yang sel-selnya membelah dengan cepat, yaitu: rambut (rontok), sumsum tulang (berkurangnya hemoglobin, trombosit, dan sel darah putih, membuat tubuh lemah, merasa lelah, sesak nafas, mudah mengalami perdarahan, dan mudah terinfeksi), kulit (membiru/menghitam, kering, serta gatal), mulut dan tenggorokan (sariawan, terasa kering, dan sulit menelan), saluran pencernaan (mual, muntah, nyeri pada perut), produksi hormon (menurunkan nafsu seks dan kesuburan) (Rahayu, 2010). Penggolongan obat antikanker:
1. Zat-zat alkilasi Zat-zat ini berkhasiat kuat terhadap sel-sel yang sedang dan pembelahan sel dapat dihambat. Contoh obat golongan ini adalah klormetin ( nitrogen- mustard ), dan turunannya klorambusil, melfelan, siklofosfamida, dan ifosfamida (Rahardja, 2002).
2. Antimetabolit Obat ini bekerja dengan mengganggu sintesis DNA dengan jalan
antagonisme saingan . rumus kimiawinya mirip sekali dengan rumus
beberapa metabolit tertentu yang penting bagi fisiologi sel, yakni asam folat, purin, dan pirimidin. Obat menduduki tempat metabolit tersebut dalam sistem enzim tanpa mengambil alih fungsinya, sehingga sintesis DNA atau RNA gagal, dan perbanyakan sel terhenti. Contoh sitostatika golongan antimetabolit adalah antagonis folat metotreksat, antagonis
purin (merkaptopurin, thioguanin, dan azathioprin), antagonis pirimidin (fluorourasil, dan sitarabin) (Rahardja, 2002).
3. Antimitotika Zat-zat ini menghindari pembelahan sel pada metafase ( tingkat kedua pada mitosis), sehingga menghalangi pembelahan inti. Contoh sitostatika golongan antimitotika adalah obat hasil tumbuhan alkaloida Vinca (vinblastin, vinkiristin, dan vindesin), podofilin, dan obat baru dari kelompok taxoida ( paclitaxel, docetaxel) (Rahardja, 2002).
4. Antibiotika idarubisin, mitoxantron), bleomisin, (d-)actinomisin, dan mitomisin (Rahardja, 2002).
5. Imunomodulator Zat-zat ini juga dinamakan Biological Respone Modifier (BRM) berdaya ,mempengaruhi secara positif reaksi bilogis dari tubuh terhadap tumor. Fungsi sistem imun dapat distimulasi dengan baik (imunostilulator) maupun disupresi olehnya ( imunosupresor). Contoh obat imunostimulator adalah levamisol, sedangkan contoh obat imunosupresif adalah MTX, Merkaptopurin, dan azatioprin (Rahardja, 2002).
6. Hormone dan antihormon Kortikosteroida (hidrokortison, prednisone dan sebagainya) antara lain berkhasiat melarutkan limfosit, dan menekan mitosis di lekosit..
Antihormon kelamin adalah zat-zat yang menghambat hormon dijaringan tujuan dan dengan demikian melawan kerja hormon yang digunakan adalah anti estrogen yaitu aminoglutetimida dan anastrozol, anti androgen yaitu cyproteron, flutamid, dan nilutamida (Rahardja, 2002).
Selain penggolongan di atas, obat anti kanker juga dibedakan berdasarkan kemampuannya atau risiko menyebabkan efek samping berupa mual muntah:
Tabel III. Penggolongan anti kanker berdasarkan risiko mual muntah
(Navari, 2007)
D. Mual-Muntah
Kemoterapi Mual Muntah Pasien Kanker
Penanganan?? Non
Farmakologi: Obat-obatan farmakologi (Antiemetik)