TINGKAT KEDISIPLINAN PARA ANAK ASUH PENGHUNI PANTI ASUHAN BRAYAT PINUJI BORO TERHADAP TATA TERTIB PANTI ASUHAN DAN USULAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN YANG SESUAI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program S

  TINGKAT KEDISIPLINAN PARA ANAK ASUH PENGHUNI PANTI ASUHAN BRAYAT PINUJI BORO TERHADAP TATA TERTIB PANTI ASUHAN DAN USULAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN YANG SESUAI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Disusun Oleh: Rizki Dyah Ratna Wulan NIM: 031114024 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  TINGKAT KEDISIPLINAN PARA ANAK ASUH PENGHUNI PANTI ASUHAN BRAYAT PINUJI BORO TERHADAP TATA TERTIB PANTI ASUHAN DAN USULAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN YANG SESUAI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Disusun Oleh: Rizki Dyah Ratna Wulan NIM: 031114024 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

SKRIPSI TINGKA AT KEDISI

  IPLINAN P PARA ANAK K ASUH PE ENGHUNI PANTI ASUHAN BRAYAT PINUJI BO ORO TERH HADAP TAT TA TERTIB B PANTI ASUHAN N DAN USU ULAN PROG GRAM LAY YANAN BI

  IMBINGAN N YANG SESUAI Oleh: Rizki D yah Ratna W Wulan

NIM M: 03111402

  24 Telah h disetujui o oleh: P Pembimbin ng

D Drs. Y.B. A Adimassana, , M.A. Tangga al, 10 Maret t 2011

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto: “ Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam

  perkara-perkara besar” (Lukas 16 : 10a) “ Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur” (Filipi 4 : 6)

  Persembahan:

  Skripsi ini dipersembahkan untuk: ™ My Saviour Jesus Christ, terimakasih atas semua karyaMu dalam hidupku ™ Papa, Mama dan adekku Krisna terimakasih atas kasih sayang, perhatian dan doa untukku ™ DALEM KRISTUS dan “Event Organizer” tempatku berproses dan melayani ™ David Parwanto Dwi Nugroho untuk segala waktu dan perhatiannya

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta,

  17 Maret 2011 Penulis

  Rizki Dyah Ratna Wulan

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama: Rizki Dyah Ratna Wulan NIM: 031114024

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Tingkat kedisiplinan para anak asuh penghuni Panti Asuhan Brayat Pinuji Boro terhadap tata tertib Panti Asuhan dan usulan program layanan bimbingan yang sesuai. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada Tanggal 17 Maret 2011 Yang Menyatakan Rizki Dyah Ratna Wulan

  

ABSTRAK

TINGKAT KEDISIPLINAN PARA ANAK ASUH PENGHUNI PANTI

ASUHAN BRAYAT PINUJI BORO TERHADAP TATA TERTIB PANTI

ASUHAN DAN USULAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN YANG

SESUAI

  Rizki Dyah Ratna Wulan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2011

  Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan deskripsi tentang tingkat kedisiplinan para anak asuh penghuni Panti asuhan Brayat Pinuji Boro terhadap tata tertib panti asuhan dan usulan program layanan bimbingan yang sesuai. Masalah yang hendak dijawab dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana tingkat kedisiplinan para anak asuh penghuni Panti Asuhan Brayat Pinuji Boro terhadap tata tertib panti asuhan? (2) Usulan program layanan bimbingan mana yang perlu diberikan di Panti asuhan Brayat Pinuji Boro?

  Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei. Populasi penelitian adalah anak asuh di Panti Asuhan Brayat Pinuji pada tahun 2010 yang berjumlah 80 orang. Penelitian difokuskan pada anak asuh kelas 4 SD - VIII SMP yang tinggal di dalam panti sebanyak 45 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tingkat kedisiplinan para anak asuh yang disusun peneliti berdasar kegiatan pengasuhan yang sudah ada si Panti Asuhan tersebut. Analisis data dilakukan dengan menggolongkan skor-skor kedisiplinan para anak asuh dalam dua kategori yaitu kategori rendah (R) dan kategori tinggi (T). Anak asuh yang tingkat kedisiplinannya termasuk dalam kategori rendah (R) adalah anak asuh yang memperoleh skor keseluruhan kuesioner tingkat kedisiplinannya di bawah Mean (skor<M). Sedangkan anak asuh yang tingkat kedisiplinannya tinggi (T) adalah anak asuh yang memperoleh skor keseluruhan kuesioner tingkat kedisiplinan sama dengan atau di atas Mean (skor ≥M).

  Hasil penelitian ini adalah anak asuh yang memiliki tingkat kedisiplinan kategori tinggi berjumlah 26 orang (58%) dan anak asuh yang memiliki tingkat kedisiplinan rendah berjumlah 19 orang (42%). Berdasarkan hasil penelitian ini, diusulkan program layanan bimbingan belajar/akademik untuk meningkatkan kedisiplinan bagi anak asuh penghuni Panti Asuhan Brayat Pinuji Boro.

  

ABSTRACT

THE DISCIPLINE LEVEL OF THE ORPHAN CHILDREN TO THE

ORPHANAGE’S RULES IN BRAYAT PINUJI BORO ORPHANAGE AND

THE PROPOSED APPROPRIATE GUIDANCE PROGRAM

  Rizki Dyah Ratna Wulan Sanata Dharma University Yogyakarta, 2011

  This study is aimed to know the description about the discipline level of the orphan children to the orphanage’s rules in Brayat Pinuji Boro Orphanage and to propose appropriate guidance program for these children. The problems of the study were (1) what was the discipline level of the orphan children to the orphanage’s rule in Brayat Pinuji Boro Orphanage? (2) what was the proposed appropriate guidance program for these students?

  This study is a descriptive study using survey method. The population of the study was eighty children in Brayat Pinuji Orphanage in 2010. The study focused on forty five children of the fourth grade (Elementary School) to the eighth grade (Junior High School) who lived in the orphanage. The instrument used was a questionnaire on discipline level which was established based on the activities done in the orphanage. The data was analyzed by categorizing the discipline scores of the children to low level and high level. The children were grouped to low category if they had scores below the mean score (score<M) and were grouped to high category if they have scores the same or above the mean score of the questionnaire (score>M).

  This study found that 26 (58%) children were categorized as having high discipline and 19 (42%) children were categorized as having low discipline. Based on the findings, the researcher proposed an academic guidance program in order to increase the discipline level of the children in Brayat Pinuji Boro Orphanage.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Tuhan Allah Yang Maha Kasih, atas berkat dan segala hal yang begitu luar biasa yang telah dianugerahkan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat berjalan dengan lancar berkat bantuan, bimbingan, dukungan, perhatian, juga kasih sayang dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis secara khusus mengucapkan terima kasih ini kepada:

  1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D.,

  2. Ibu Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Bapak Drs. Y.B. Adimassana, M.A., Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu, dukungan, bimbingan dan arahan serta inspirasi dalam membantu penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi.

  4. Para Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling, yang telah berbagi ilmu dan pengalaman serta membantu penulis selama kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  5. Para staf dan karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  6. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  7. Sr. Kepala Panti Asuhan Brayat Pinuji Boro Yogyakarta yang telah menerima dan mengijinkan penulis melakukan penelitian di Panti Asuhan Brayat Pinuji Boro Yogyakarta.

  8. Para anak asuh Panti asuhan Brayat Pinuji Boro, terimakasih atas kerjasama dan pengalaman yang berharga.

  9. Bapak Murni Sudiasih dan Ibu Christiana Kusharyanti yang terkasih, semuanya begitu indah dan berharga.

  10. Mbah Putri yang terkasih, terima kasih untuk kasih sayang dan perhatian yang luar biasa untukku.

  11. Adikku Krisna, terimakasih untuk doa dan dukungan untukku.

  12. Ayung, Mas Aji, Agil dan Badar untuk semua keceriaan dan kebersamaan.

  13. Bapak Pdt. Agung Budiarta S.Th beserta ibu yang selalu memberikan motivasi hidup.

  14. Sahabat-sahabatku: Pipiet, Bismo, Bayu, Magna, Agung, Ayie, Sonya.

  Terimakasih atas pengalaman yang berharga ini.

  15. Teman-teman Program studi BK angkatan 2003 terimakasih atas kebersamaan dan persaudaraan selama masa studi. 16. “Dalem Kristus” dan “Event Organizer” yang banyak memberikan motivasi dan pengalaman dalam pelayanan.

  17. Ibu Chefira Nita dan teman-teman asisten Kumon Griya Indah, Miss Ana, Miss Agnes, Mr. Uday, Miss Dewi, Miss Kiky, Miss Dian, Miss Esa, Mr.Beni, Miss Risha, Mr. Nanda yang selalu memberikan perhatian dan semangat.

  18. David Parwanto Dwi Nugroho, terimakasih untuk cinta dan kasih sayang yang membuatku memahami arti hidup yang sebenarnya.

  Semuanya yang kau berikan begitu berarti bagi hidupku.

  19. Penulis juga mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dalam lembaran ini. Semoga Tuhan selalu dan senantiasa memberikan berkat pada semua pihak yang telah membantu penulis.

  Kiranya skripsi ini tidak hanya bermanfaat bagi penulis, tetapi juga bermanfaat bagi siapa saja yang membaca skripsi ini.

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ ii HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................. v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................... vi ABSTRAK .................................................................................................... vii ABSTRACK ................................................................................................. viii KATA PENGANTAR................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................. xi DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv BAB I. PENDAHULUAN ...........................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah ....................................................................

  1 B. Rumusan Masalah .............................................................................

  2 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..........................................................

  3 D. Batasan Istilah dan Variabel ..............................................................

  3 BAB II. KAJIAN TEORITIS .......................................................................

  5 A. Kedisiplinan .......................................................................................

  5 1. Pengertian Kedisiplinan ...............................................................

  5 2. Unsur Kedisiplinan ......................................................................

  6 3. Fungsi Kedisiplinan .....................................................................

  8 4. Faktor Penyebab Ketidakdisiplinan Anak ...................................

  9 B. Panti Asuhan Brayat Pinuji ................................................................

  13 1. Pengertian Brayat Pinuji Panti Asuhan ........................................

  13

  3. Fungsi Panti Asuhan Brayat Pinuji ...............................................

  14 4. Keadaan Panti Asuhan Brayat Pinuji ............................................

  14 5. Anak Asuh di Panti Asuhan Brayat Pinuji ....................................

  19 6. Kedisiplinan Anak Asuh Panti Asuhan Brayat Pinuji ..................

  19 C. Program Bimbingan .............................................................................

  20 1. Pengertian Program Bimbingan .....................................................

  20 2. Syarat-Syarat Program Bimbingan ................................................

  21 3. Langkah-langkah Penyusunan Program Bimbingan .....................

  22 4. Pentingnya Penyusunan Program Bimbingan ...............................

  23 D. Layanan Bimbingan di Panti Asuhan ..................................................

  24 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .....................................................

  27 A. Jenis Penelitian ....................................................................................

  27 B. Alat Pengumpul Data ..........................................................................

  27 1. Kuesioner Tingkat Kedisiplinan ....................................................

  27 2. Skala Pengukuran ..........................................................................

  29 3. Validitas dan Reliabilitas ...............................................................

  30 C. Populasi dan Sampel Penelitian ...........................................................

  33 D. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................

  34 E. Teknik Analisis Data ...........................................................................

  34 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. ..

  37 A. Hasil Penelitian ....................................................................................

  37 B. Pembahasan .........................................................................................

  40 BAB V. USULAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN YANG SESUAI ...........................................................................................

  43 BAB VI. PENUTUP ......................................................................................

  47 A. Kesimpulan .........................................................................................

  48 1. Tujuan Penelitian ..........................................................................

  48 2. Hasil Penelitian .............................................................................

  48

  3. Aspek Kedisiplinan Para Anak Asuh yang Memerlukan Perhatian .......................................................................................

  47 B. Saran ...................................................................................................

  49 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

  51 LAMPIRAN ...................................................................................................

  53

  

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel 1. Aspek Kuesioner Tingkat Kedisiplinan Para Anak Asuh..................

  28 Tabel.2 Koefisien reliabilitas dan validitas penelitian......................................

  30 Tabel 3. Klasifikasi Koefisien Reliabilitas dan Validitas Suatu Alat...............

  31 Tabel 4. Hasil Penghitungan SPSS ....................................................................

  32 Tabel 5. Komposisi Item-Item yang Valid........................................................

  33 Tabel 6. Tingkat Kedisiplinan Para Anak Asuh di Panti Asuhan Brayat Pinuji Boro..............................................................................

  38 Tabel 7. Jumlah Anak Asuh dan Tingkat Kedisiplinan Para Anak Asuh Panti Asuhan Brayat Pinuji Boro...........................

  40 Tabel 8. Usulan Program Layanan Bimbingan Untuk Meningkatkan Kedisiplinan Para Anak Asuh Panti Asuhan Brayat Pinuji Boro...............................................................................

  45 Tabel 9. Distribusi Skor-skor Gasal Genap untuk Perhitungan Reliabilitas dan Validitas Penelitian Tingkat Kedisiplinan Para Anak Asuh Panti Asuhan Brayat Pinuji Boro..................................................................................................... 56

  Tabel 10. Perhitungan Skor-skor Jenis Kedisiplinan Para Anak Asuh Panti Asuhan Brayat Pinuji Boro...........................

  60 Tabel 11. Skor-skor Tinggi Rendah Tiap Jenis Kedisiplinan Para Anak Asuh Panti Asuhan Brayat Pinuji Boro...........................

  64 Tabel 12. Skor-skor Kuesioner Tinggi-Rendah Tingkat Kedisiplinan Para Anak Asuh Panti Asuhan Brayat Pinuji Boro..........................

  70

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran 1. Kuesioner Tingkat Kedisiplinan Para Anak Asuh Panti Asuhan Brayat Pinuji Boro..................................................

  52 Lampiran 2. Distribusi Skor-skor Gasal Genap untuk Perhitungan Reliabilitas dan Validitas Penelitian Tingkat Kedisiplinan Para Anak Asuh Panti Asuhan Brayat Pinuji Boro.......................

  56 Lampiran 3. Perhitungan Koefisien Reliabilitas dan Validitas..........................

  58 Lampiran 4. Perhitungan Skor-skor Jenis Kedisiplinan Para Anak Asuh Panti Asuhan Brayat Pinuji Boro.......................

  60 Lampiran 5. Perhitungan Mean untuk Melihat Tiap Jenis Kedisiplinan yang Diperoleh Tiap Anak Asuh di Panti Asuhan Brayat Pinuji Boro............................................................................................... 62

  Lampiran 6. Skor-skor Tinggi Rendah Tiap Jenis Kedisiplinan Para Anak Asuh Panti Asuhan Brayat Pinuji Boro.......................

  64 Lampiran 7. Item-Total Statistik........................................................................

  66 Lampiran 8. Urutan Tingkat Kedisiplinan Para Anak Asuh Panti Asuhan Brayat Pinuji Boro Tiap Jenis Kebutuhan yang Termasuk Kategori Rendah..................................................

  68 Lampiran 9 Urutan Tingkat Kedisiplinan Para Anak Asuh Panti Asuhan Brayat Pinuji Boro Tiap Jenis Kebutuhan yang Termasuk Kategori Tinggi....................................................

  69 Lampiran 10. Skor-skor Kuesioner Tinggi-Rendah Tingkat Kedisiplinan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin berarti ketaatan pada peraturan tata tertib sesuatu bidang yang

  mempunyai objek, sistem dan metode tertentu. Disiplin adalah kata kunci sukses sebab disiplin membawa manfaat yang besar dalam kehidupan manusia. Disiplin merupakan salah satu kebutuhan dasar anak dalam rangka pembentukan dan pengembangan wataknya secara sehat. Tujuannya ialah agar anak dapat secara kreatif dan dinamis mengembangkan hidupnya di kemudian hari.

  Kedisiplinan pada anak tidak secara otomatis tumbuh, tapi awalnya adalah rutinitas yang dilakukan secara konsisten setiap hari yang terbentuk melalui peraturan tata tertib seperti yang ada di panti asuhan. Setiap anak asuh wajib menaati peraturan tata tertib yang ada di panti asuhan tersebut. Misalnya saja anak asuh tidak boleh keluar dari panti asuhan pada jam-jam yang telah ditentukan. Apabila ia melanggar peraturan tersebut berarti ia tidak disiplin.

  Disiplin selalu dianggap perlu dalam perkembangan anak. Disiplin diperlukan untuk menjamin bahwa anak akan mengikuti standar yang ditetapkan masyarakat yang harus dipatuhi anak supaya diterima oleh masyarakat. Penanaman disiplin hendaknya bertujuan bukan sekedar menertibkan tingkah laku anak, tetapi hendaknya terarah kepada pengendalian diri anak (Grisanti, 1996).

  Disiplin perlu diterapkan pada anak agar dapat tumbuh menjadi pribadi yang utuh. Anak dapat berkembang secara optimal jika ia mampu mengendalikan dirinya dan mengarahkan dirinya agar dapat berperilaku positif. Disiplin juga diterapkan di lingkungan panti asuhan. Pelanggaran peraturan dapat ditemukan di setiap panti asuhan. Hal ini juga dapat ditemukan di Panti Asuhan Brayat Pinuji Boro. Panti Asuhan Brayat Pinuji Boro adalah salah satu panti asuhan khusus puteri yang berada di bawah Yayasan Brayat Pinuji. Berdasarkan pengamatan peneliti secara langsung, peneliti menemukan adanya pelanggaran kedisiplinan dalam kegiatan sehari- hari. Misalnya pada saat jam belajar, anak-anak bermain ataupun sibuk mencari kutu di rambut temannya. Berdasarkan pengamatan sepintas tersebut, muncul keinginan di benak peneliti untuk mengetahui tingkat kedisiplinan anak asuh penghuni Panti Asuhan Brayat Pinuji Boro. Kemudian hasil penelitian tersebut kiranya dapat dijadikan dasar untuk menentukan program layanan bimbingan yang relevan.

B. Rumusan Masalah

  1. Bagaimanakah tingkat kedisiplinan anak asuh penghuni Panti Asuhan Brayat Pinuji Boro tahun 2009/2010?

  2. Usulan program layanan bimbingan mana yang perlu diberikan di Panti Asuhan Brayat Pinuji Boro ?

  C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

  Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran tentang tingkat kedisiplinan anak asuh penghuni Panti Asuhan Brayat Pinuji Boro dan untuk mengusulkan program layanan bimbingan yang relevan untuk meningkatkan kedisiplinan.

  Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi para staf bimbingan dan konseling dalam mengembangkan kegiatan bimbingan dan konseling di panti asuhan.

  D. Batasan Istilah dan Variabel

  1. Batasan Istilah

  a. Kedisiplinan adalah sikap mental yang mengandung kerelaan untuk mematuhi semua ketentuan, peraturan, dan norma yang berlaku dan dilakukan atas keputusan sendiri.

  b. Anak Asuh adalah anak yang diasuh oleh seseorang atau lembaga, untuk diberikan bimbingan, pemeliharaan, perawatan, pendidikan dan kesehatan, karena orang tuanya atau salah satu orang tuanya tidak mampu menjamin tumbuh kembang anak secara wajar (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak).

  c. Panti Asuhan Brayat Pinuji adalah salah satu panti asuhan khusus puteri yang berada di bawah Yayasan Brayat Pinuji. d. Program Layanan Bimbingan adalah rangkaian kegiatan-kegiatan bimbingan yang dilaksanakan secara terencana (terprogram) oleh pembimbing.

  2. Batasan Variabel

  a. Tingkat kedisiplinan anak adalah ketaatan anak terhadap peraturan atau tata tertib di Panti Asuhan yang dilaksanakan secara ikhlas dan penuh tanggung jawab. Tingkat kediplinan itu diukur dengan kuesioner tingkat kedisiplinan dan ditunjuk skor-skor yang diperoleh tiap anak. Ada dua kategori tingkat kediplinan yaitu tinggi dan rendah.

BAB II KAJIAN TEORI A. Kedisiplinan 1. Pengertian Kedisiplinan Disiplin merupakan salah satu kebutuhan dasar anak, dalam rangka

  pembentukan dan pengembangan wataknya secara sehat. Tujuannya ialah agar anak dapat secara kreatif dan dinamis mengembangkan hidupnya di kemudian hari. Menurut Depdikbud (1984 : 47), disiplin adalah “sikap mental yang mengandung kerelaan untuk mematuhi semua ketentuan, peraturan dan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab”. Ada dua jenis dorongan yang mempengaruhi disiplin, yaitu pertama, dorongan yang datang dari dalam diri subyek, meliputi pengetahuan, kesadaran, dan kemauan untuk berbuat disiplin. Kedua, dorongan yang datang dari luar yaitu perintah, larangan, pengawasan, pujian, ancaman, hukuman, dan ganjaran. Disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk tingkah lakunya. Disiplin tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan harus ditumbuhkan, dikembangkan, dan diterapkan dalam semua aspek serta disertai sanksi dalam bentuk ganjaran dan hukuman sesuai dengan perilaku anak. Disiplin pada hakikatnya adalah pernyataan sikap mental dari individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan dan kepatuhan yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan (Rachman, 1998: 168).

  Istilah disiplin biasanya dikaitkan dengan keadaan tertib, artinya suatu keadaan di mana perilaku seseorang mengikuti pola-pola tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya (Soekanto, 1996). Sedangkan menurut Icksan (Widaya Mandala, 1997) disiplin adalah sikap mental yang baik yang secara ajeg dilakukan berdasarkan norma yang baik, secara sadar serta atas keputusan sendiri yang diambil dengan bebas.

  Dengan melihat beberapa pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa disiplin adalah sikap mental yang mengandung kerelaan untuk mematuhi semua ketentuan, peraturan, norma yang telah ditetapkan masyarakat (antara lain: orang tua, guru, dan teman sepermainan) dan secara sadar serta atas keputusan sendiri. Unsur kedisiplinan yang paling utama adalah kepatuhan pada prinsip dan keyakinan yang dihayati oleh individu sendiri, bukan seperangkat peraturan dan kepatuhan kepada atasan saja. Kepatuhan pada keyakinan diri sendiri mendorong untuk patuh kepada hukum dan peraturan (Winkel, 1997: 13).

2. Unsur-unsur Kedisiplinan

  Kedisiplinan diharapkan mampu membuat anak berperilaku sesuai dengan standar yang ditetapkan kelompok sosial di mana anak itu hidup.

  Menurut Hurlock (1994: 84) ada empat unsur yang membentuk kedisiplinan seorang anak, yaitu: a. Pengetahuan anak Unsur pengetahuan anak dapat diartikan sejauh mana anak mengetahui apakah perbuatan yang dilakukannya tersebut adalah perbuatan yang sudah seharusnya dilakukan. Dengan pengetahuan tersebut anak dapat meramalkan akibat positif dari setiap perbuatan yang dilakukannya.

  Unsur pengetahuan anak dalam memahami apakah perbuatan yang dilakukan itu baik atau tidak sangatlah penting. Apabila anak telah memiliki pengetahuan tentang baik dan tidaknya suatu perbuatan, maka anak akan terdorong untuk melakukan perbuatan yang baik.

  b. Kehendak atau kebebasan anak Kehendak anak merupakan dorongan dari dalam diri anak yang menjadi penyebab terjadinya suatu perbuatan. Kehendak selalu menyertai perbuatan bebas dalam arti bahwa setiap individu bebas memilih berbagai bentuk perbuatan. Kehendak dikatakan baik jika anak melakukan perbuatan sesuai dengan tata tertib atau aturan, sedangkan kehendak dikatakan tidak baik jika anak melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan tata tertib atau peraturan yang berlaku di Panti Asuhan. Kehendak untuk melakukan suatu hal didorong oleh keyakinan dan prinsip dari dalam dirinya sendiri. c. Hukuman atas pelanggaran peraturan Jika anak yang dengan sengaja melanggar peraturan mendapat hukuman sebagai sanksinya, anak-anak akan terdorong untuk mentaatinya.

  Hukuman berfungsi sebagai berikut: 1) Agar anak tidak mengulangi perbuatan yang dilakukannya.

  2) Memberikan motivasi untuk menghindari perilaku yang termasuk dalam kategori pelanggaran.

  d. Penghargaan untuk perilaku yang sejalan dengan peraturan Jika anak yang taat terhadap peraturan diberi penghargaan, anak-anak akan terdorong untuk selalu menaati peraturan yang ada. Penghargaan sangat penting agar anak berperilaku sesuai dengan peraturan yang ada karena penghargaan yang memiliki nilai mendidik dan sebagai motivasi untuk mematuhi setiap peraturan yang ada. Bentuk-bentuk penghargaan antara lain pujian, hadiah, dan perlakuan istimewa.

3. Fungsi Kedisiplinan

  Menurut Havighurst (Hurlock, 1999: 97) ada beberapa fungsi disiplin bagi anak, yaitu: a. Untuk menyadarkan kepada anak bahwa perilaku tertentu selalu akan diikuti hukuman, namun yang lain akan diikuti pujian.

  b. Untuk menyadarkan kepada anak akan perlunya tingkat penyesuaian yang wajar, tanpa harus disertai konformitas yang berlebihan. c. Untuk membantu anak mengembangkan pengendalian diri dan pengarahan diri, sehingga mereka dapat mengembangkan hati nurani untuk membimbing tindakan mereka. Gunarsa (2006:136) menjelaskan fungsi utama disiplin adalah agar anak mengendalikan diri dengan lebih baik, maupun menghormati dan mematuhi otoritas orang tua. Gunarsa menegaskan dalam mendidik anak perlu disiplin yang tegas dalam hal yang harus dilakukan.

  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fungsi disiplin dalam mendidik anak adalah supaya anak dapat dengan mudah: a. Menghargai dan menghormati hak orang lain

  b. Segera menjalankan kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya

  c. Dapat membedakan tingkah laku yang baik dan buruk

  d. Belajar mengendalikan keinginan dan melaksanakan sesuatu tanpa ada perasaan takut e. Belajar untuk berkorban demi kepentingan orang lain 4.

   Faktor-faktor Penyebab Ketidakdisiplinan Anak a. Faktor internal

  Kebutuhan yang terpenuhi dengan baik akan menjadi salah satu hal yang mendukung bagi tercapainya kedisiplinan. Apabila kebutuhan anak tidak terpenuhi maka akan terjadi ketidakseimbangan pada diri anak yang bersangkutan, sehingga anak akan berusaha mencapai keseimbangan dengan berbagai cara yang kurang dapat diterima oleh lingkungan sekitarnya. Semua tingkah laku individu merupakan upaya untuk mencapai pemenuhan kebutuhan. Maslow (Goble, 1987:69-92) mengemukakan kebutuhan hidup secara hirarkis sebagai berikut:

  1) Kebutuhan fisiologis.

  Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan-kebutuhan yang penting bagi kelangsungan hidup, contohnya kebutuhan terhadap makanan, air, udara, istirahat. 2) Kebutuhan akan rasa aman.

  Kebutuhan akan rasa aman meliputi kebutuhan akan jaminan, perlindungan, stabilitas, ketertiban, bebas dari ketakutan dan kecemasan. 3) Kebutuhan rasa memiliki-dimiliki dan kasih sayang

  Kebutuhan ini dapat diwujudkan misalnya dengan menggabungkan diri dengan suatu kelompok atau perkumpulan, menerima nilai-nilai dan sifat-sifat atau memakai seragamnya dengan maksud supaya merasakan perasaan memiliki.

  4) Kebutuhan akan penghargaan.

  Kebutuhan ini dibedakan menjadi dua, yaitu kebutuhan penghargaan dari orang lain dan kebutuhan penghargaan terhadap diri sendiri.

  Penghargaan yang berasal dari orang lain adalah yang utama karena sulit bagi kita untuk berpikir baik tentang diri sendiri, kecuali kita merasa yakin bahwa orang lain berpikir baik tentang kita. Apabila ingin memiliki perasaan harga diri yang sejati, kita harus mengetahui diri kita dengan baik dan mampu menilai secara obyektif kelebihan- kelebihan dan kelemahan-kelemahan kita.

  5) Kebutuhan akan aktualisasi diri.

  Aktualisasi diri adalah perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan semua bakat kita, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas kita. 6) Kebutuhan untuk tahu dan memahami/ kognitif.

  Kebutuhan kognitif adalah kebutuhan untuk mengembangkan diri secara intelektual yang berkaitan dengan ide dan pandangan terhadap sesuatu dalam kehidupan. Salah satu ciri mental yang sehat adalah adanya rasa ingin tahu. Manusia memiliki hasrat untuk memahami, menyusun, mengatur, menganalisis, menemukan hubungan- hubungan dan makna-makna. Terpenuhinya hasrat akan keinginan untuk mengetahui dan memahami dapat menimbulokan perasaan puas dan bahagia dengan memiliki kemampuan berpikir secara luas, kemampuan untuk memahami sesuatu dengan pikiran jernih dan sehat, kemampuan untuk merencanakan masa depan, kemampuan untuk mengatasi segala masalah yang terjadi pada dirinya dan orang lain serta kemampuan untuk menentukan pilihan hidup.

  7) Kebutuhan estetik/ keindahan.

  Kebutuhan akan keindahan pada individu bersifat naluriah. Tiap orang memiliki kebutuhan akan keindahan yang membuat orang lebih sehat. Keindahan dapat membuat individu lebih bersemangat. Setiap individu menginginkan terpenuhinya semua kebutuhan tersebut yang diperoleh dengan cara yang wajar dan umum sesuai dengan tata aturan yang berlaku. Bila kebutuhan ini tidak lagi dapat terpenuhi melalui cara-cara yang sudah biasa dalam masyarakat, akan terjadi ketidakseimbangan pada diri individu, sehingga membuat anak melakukan pelanggaran kedisiplinan.

b. Faktor eksternal

  Pelanggaran disiplin dapat disebabkan oleh situasi eksternal seperti situasi di dalam keluarga, sekolah, panti asuhan dan masyarakat. Pelanggaran disiplin di Panti Asuhan dapat bersumber pada lingkungan Panti Asuhan itu, antara lain:

  1) Tipe kepemimpinan pengasuh atau Kepala Panti yang otoriter 2) Kelompok minoritas kurang diperhatikan 3) Anak kurang dilibatkan dan diikutsertakan dalam tanggung jawab.

  4) Latar belakang keluarga yang kurang memperhatikan kehidupan Panti Asuhan.

  5) Kerja sama yang kurang antara pihak Panti Asuhan dengan pihak orang tua anak asuh.

B. Panti Asuhan Brayat Pinuji 1. Pengertian Panti Asuhan Secara Umum

  Panti asuhan adalah suatu tempat untuk mengasuh anak-anak yatim, piatu, atau yatim piatu, bahkan anak-anak terlantar, untuk dibina menjadi anak yang mandiri, bertanggungjawab, serta patuh dan berguna bagi masyarakat, nusa dan bangsa (Sumarto, 1976:2).

  Panti Asuhan Brayat Pinuji Boro adalah salah satu panti asuhan khusus puteri yang berada di bawah Yayasan Brayat Pinuji. Panti Asuhan Brayat Pinuji yang beralamat di Boro, Banjarasri, Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta ini merupakan karya Konggregasi para Suster OSF yang ada di Indonesia.

  Lingkungan Panti Asuhan sangat tenang, sejuk, indah dan nyaman. Dari segi fisik, bangunan Panti Asuhan sangat baik dan bersih. Sarana pendidikan juga cukup memadai, karena sudah di sediakan oleh Panti Asuhan.

2. Tujuan Panti Asuhan Brayat Pinuji

  Adapun tujuan Panti Asuhan menurut Anggaran Rumah Tangga Yayasan Brayat Pinuji adalah untuk mengasuh dan mendidik anak-anak terlantar sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang: a. Bersikap terbuka, menghargai pendapat orang lain, mengembangkan kepribadian luhur, sehat dan tangguh, kreatif dan kritis dalam berpikir, berbudi pekerti serta bermoral Pancasila.

  b. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, mengamankan dan menghayati serta mengamalkan Pancasila. c. Mempertahankan dan memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.

  d. Mengembangkan nilai-nilai budaya yang luhur dan relevan guna mendorong dan menampung perubahan serta perkembangan masyarakat yang positif dalam rangka pembaharuan bangsa dengan tetap mendasarkan diri pada kepribadian bangsa.

  3. Fungsi Panti Asuhan Brayat Pinuji

  Menurut Yayasan Brayat Pinuji fungsi panti asuhan tidak hanya menampung anak asuh melainkan juga berfungsi menggantikan suasana keluarga yang tidak dapat dinikmati oleh anak-anak tersebut. Di samping memenuhi kebutuhan dasarnya, panti asuhan Brayat Pinuji juga membina dan mengembangkan pendidikan anak-anak tersebut.

  4. Keadaan Panti Asuhan Brayat Pinuji Saat Ini

  Panti Asuhan Brayat Pinuji merupakan tempat yang dikelola dengan asas kekeluargaan bagi anak asuh. Fungsi panti ini dalam pelaksanaannya adalah menciptakan suasana kekeluargaan dalam kehidupan sehari-hari sehingga membuat anak merasa seperti tinggal di rumah keluarganya sendiri. Untuk itu, di panti ini dikembangkan pola asuh berdasarkan kekeluargaan. Menurut Olen (1987:101), pola ini menitikberatkan pada peranan panti asuhan sebagai pengganti orang tua bagi setiap anak asuh.

  Kegiatan-kegiatan harian yang ada di panti meliputi: makan, berdoa, istirahat, belajar, kerja bakti (menyapu, mengepel lantai, membersihkan kamar mandi, membantu memasak di dapur, mencuci piring), rekreasi, kegiatan ekstra seperti kunjungan donator, ulang tahun donator, misa persahabatan di Panti Asuhan Putra, dan misa lingkungan.

  Adapun peranan panti sebagai pengganti orang tua adalah sebagai berikut: a. Sebagai pengasuh yaitu memperhatikan kebutuhan-kebutuhan anak.

  Pada tahap ketergantungan tinggi, anak mendapatkan kehangatan dan kelembutan yang dialaminya sebagai cinta dari ayah dan ibu.

  b. Sebagai pelindung yang selalu mengarahkan agar anak terbantu untuk melindungi diri baik secara fisik maupun psikis sehingga anak berkembang serta bertindak yang mengarah pada pertumbuhan personal dan interpersonal sedsuai dengan tahapan perkembangannya.

  c. Sebagai konsultan yang mendengarkan. Memberi informasi dan membuat rekomendasi tentang apa yang harus dilakukan anak.

  d. Sebagai teman dialog yang memenuhi kebutuhan sosial anak dalam arti hubungan sosial yang memberi dan menerima pendidikan nilai dan harga diri anak. Panti yang berfungsi sebagai rumah keluarga bagi anak asuh, menciptakan suasana yang mendukung bagi tujuan yang akan dicapai oleh panti. Panti dengan jumlah anak asuh yang besar perlu memperhatikan aspek-aspek kehidupan yang ada dalam keluarga. Segi-segi kehidupan yang perlu diperhatikan dalam panti agar tercipta suasana kekeluargaan adalah sebagai berikut: a. Hubungan antar pribadi Hubungan ini menyangkut antara: 1) Anak asuh dengan pimpinan dan pengasuh sebagai pengganti orang tua 2) Anak asuh dengan karyawan, tamu dan guru sebagai lingkungan sosial yang lebih luas.

  3) Anak asuh dengan anak asuh se panti sebagai hubungan kakak beradik.

  Hubungan yang penuh dengan simpati, perasaan diterima, sapaan yang mendukung membuat anak asuh krasan tinggal di rumah (Gunarsa, 1985: 192). Aspek ini sesuai dengan hierarki kebutuhan Maslow, yaitu bahwa manusia memerlukan rasa cinta, kasih sayang, dan perasaan memiliki- dimiliki.

  b. Perawatan dan kesehatan Anak asuh berada dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat (usia anak-anak dan remaja). Untuk itu masih sangat dibutuhkan gizi makanan yang tinggi, perawatan pada saat sakit maupun kebutuhan obat penunjang seperti vitamin (Hurlock, 1990: 148). Makan dan minum merupakan kebutuhan pokok yang diperlukan bagi pertumbuhan fisik para anak asuh. Kegiatan ini bertujuan membantu penghuni untuk dapat bertumbuh dengan baik. Peraturan makan tiga kali sehari yakni pagi, siang dan malam diterapkan di Panti Asuhan tersebut.

  Selain itu, penghuni panti mendapat makanan kecil/snack setiap pagi dan sore hari. Selain makan, juga disediakan minum susu setiap pagi dan air putih selalu tersedia. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis seperti yang diungkapkan di atas merupakan kebutuhan-kebutuhan kebutuhan yang harus dipenuhi manusia sebelum memenuhi kebutuhan lain..

  c. Fasilitas hunian dan kelengkapannya Anak asuh pada masa anak/remaja awal masih mempunyai konsep yang konkrit/nyata dan simple/sederhana sehingga kenyamanan gedung, penataan ruangan, kelengkapan alat-alat rumah tangga dan kelengkapan alat-alat bermain menjadi unsur yang penting bagi anak dalam memperoleh rasa puas serta krasan pada diri anak (Gunarsa, 1987). Seperti yang diungkapkan oleh Maslow, salah satu kebutuhan fisiologis yang harus dipenuhi adalah memiliki tempat tinggal. Apabila memiliki tempat tinggal, anak akan merasa aman dan bebas dari katakutan dan kecemasan.

  d. Kegiatan harian beserta tata tertibnya Jumlah anak asuh yang besar diperlukan tata tertib yang mengatur kegiatan mereka. Tata tertib ini bukan untuk mengikat atau membatasi kegiatan mereka, tetapi terlebih untuk memberi arah dan tujuan bagi setiap kegiatan yang akan dilaksanakan. Tata tertib ditanamkan melalui teladan, ajaran-ajaran, pujian dan hukuman. Teladan dan ajaran mengarahkan anak dalam berperilaku. Pujian berperanan dalam menguatkan dan mengukuhkan suatu perilaku yang baik. Sedangkan hukuman bertujuan untuk menekan atau membuang perilaku yang tidak pantas (Gunarsa, 1987: 137). Hukuman di sini bukan lagi ditekankan pada hukuman fisik, tetapi hukuman psikis si mana anak mampu menyadari dan menemukan akibat negatif dari perbuatannya (Utomo, 1997: bahan seminar). Dengan demikian kebutuhan akan rasa aman dan kebutuhan akan penghargaan dalam diri anak dapat terpenuhi sehingga mampu mengembangkan dirinya.

  e. Kegiatan ko-kurikuker dan ekstra kurikuler Kegiatan ini bertujuan untuk menggali minat dan bakat anak asuh yang sangat berguna bagi pemilihan sekolah setelah lulus sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP). Di samping itu, penguasaan ketrampilan akademik dapat digunakan untuk meningkatkan masa depan anak asuh.

  Kegiatan tersebut termasuk kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan untuk tahu dan memahami/kognitif.

  f. Kegiatan rekreatif Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara kegiatan yang bersifat kognitif dengan kegiatan afektif sehingga anak asuh tidak merasa jenuh dengan kegiatan yang telah diprogramkan. Setiap anak membutuhkan keindahan yang dapat diwujudkan melalui kegiatan rekreatif. Keindahan dapat membuta anak menjadi lebih sehat dan bersemangat.

  Keenam segi kehidupan di atas mengandung nilai-nilai kehidupan yang perlu ditanamkan dalam diri anak asuh agar anak asuh dapat mengaktualiasasikan dirinya dengan baik.

  5. Anak Asuh di Panti Asuhan Brayat Pinuji

  Pengertian anak asuh, menurut Undang-Undang No.2 tahun 1979 tentang Lembaga Sosial pasal 4 dan 5 ialah anak-anak dan remaja sampai dengan batas umur 21 tahun, belum pernah menikah yang karena suatu sebab tidak dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan keluarganya.

  Anak asuh panti asuhan Brayat Pinuji berjumlah 80 anak yang berumur 5 s/d 18 tahun. Mereka berada pada jenjang pendidikan Taman Kanak-Kanak sampai Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.

  6. Kedisiplinan Anak Asuh di Panti Asuhan Brayat Pinuji

  Panti asuhan Brayat Pinuji memiliki berbagai kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak setiap harinya. Kegiatan-kegiatan tersebut disusun dalam sebuah jadwal yang wajib ditaati oleh semua anak asuh. Apabila ada anak asuh yang melanggar peraturan tersebut, maka akan mendapatkan teguran dan sanksi dari para pengasuh.

  Pelanggaran terhadap peraturan juga terjadi di panti asuhan Brayat Pinuji. Misalnya setiap hari minggu ada jadwal untuk mencuci pakaian, namun beberapa dari anak asuh kadang-kadang tidak melaksanakannya. Mereka akan mencuci pakaian mereka setelah disuruh dan ditunggui oleh para pengasuh. Selain itu pelanggaran juga nampak pada saat jam belajar. Di ruang belajar, beberapa anak terlihat hanya berbincang- bincang dan bercanda dengan temannya. Dari fakta-fakta tersebut, dapat disimpulkan bahwa para anak asuh belum sepenuhnya memiliki kesadaran untuk menaati semua peraturan panti asuhan. Oleh sebab itu perlu ada usaha-usaha untuk meningkatkan kedisiplinan para anak asuh. Namun untuk itu diperlukan data yang akurat tentang tingkat kedisiplinan mereka dan persoalan-persoalan yang terkait dengan kedisiplinan mereka. Untuk itulah penelitian ini akan dilakukan.

C. Program Bimbingan

  1. Pengertian Program Bimbingan Pelaksanaan pelayanan bimbingan merupakan suatu realisasi suatu program yang telah direncanakan dan disepakati oleh pihak-pihak terkait.

  Program bimbingan adalah “Rangkaian kegiatan bimbingan terencana, terorganisir dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu, misalnya satu tahun ajaran” (Winkel 1997:143).

  Program kegiatan bimbingan yang telah disusun dalam periode waktu tertentu menjadi pegangan bagi pembimbing untuk memberikan layanan bimbingan. Program yang telah ditulis dengan jelas akan memudahkan pembimbing untuk selalu mengadakan penelitian atau evaluasi terhadap pencapaian tujuan pelayanan bimbingan di Panti Asuhan.

  Program kegiatan bimbingan sangat diperlukan bagi para anak asuh yang belum memiliki kedisiplinan dalam dirinya, yaitu bagi anak asuh yang sering melanggar peraturan yang ada di panti asuhan Brayat Pinuji. Dengan adanya program bimbingan tersebut, diharapkan anak asuh dapat mengerti, memahami serta memiliki kedisiplinan dalam dirinya.

  2 . Syarat-syarat Program Bimbingan

  Sebuah program bimbingan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan permasalahan yang dialami oleh orang-orang yang akan dilayani. Syarat-syarat dalam menyusun suatu program bimbingan juga harus dipahami agar program dapat terlaksana dengan baik.

  Menurut Prayitno dkk (1997:53-54), sebuah program bimbingan hendaknya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. Berdasarkan kebutuhan, program bimbingan harus disusun berdasarkan kebutuhan dan sesuai dengan kondisi pribadi anak serta tugas-tugas perkembangannya.

  b. Lengkap dan menyeluruh, program bimbingan memuat segenap fungsi bimbingan, yaitu meliputi jenis layanan dan kegiatan pendukung, serta menjamin dipenuhinya prinsip dan asas-asas bimbingan dan konseling.

  c. Sistematis, dalam arti program disusun menurut urutan logis, tersinkronisasi dengan menghindari tumpang tindih yang tidak perlu. d. Terbuka dan luwes, sehingga dapat memudahkan untuk pengembangan dan penyempurnaan, tanpa harus merombak program itu secara menyeluruh.

  e. Memungkinkan kerja sama dengan semua pihak terkait.

  f. Memungkinkan diselenggarakannya penilaian dan tindak lanjut untuk penyempurnaan program.

  Program bimbingan yang disusun memungkinkan adanya perubahan dan penyempurnaan dari waktu ke waktu. Apabila program yang telah disusun ternyata memiliki kelemahan-kelemahan maka program tersebut dapat diubah dalam periode waktu selanjutnya.