PENGALAMAN MENGASUH ANAK-ANAK DI PANTI ASUHAN DAN KEBERMAKNAAN HIDUP PENGASUH Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  

PENGALAMAN MENGASUH ANAK-ANAK DI PANTI ASUHAN

DAN KEBERMAKNAAN HIDUP PENGASUH

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :

Anna Maria Lisa Angela

  

NIM : 069114040

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  

MOTTO

Waktu terus berjalan tanpa henti,

Waktu lah yang

membawa serta pengalaman seseorang…

Dan…

  

Pengalaman adalah bagian terpenting dari kehidupan,

Pengalaman seperti guru yang tak pernah bosan untuk memberikan

pelajaran berharga bagi yang menjalaninya…

Maka, Lakukan yang terbaik

  

Untukku,

Untukmu,

Untuknya,

&

  PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk setiap kesempatan dan

pengalaman yang kudapatkan dari-Nya dan bersama mereka;

orang tua, adik, keluarga besar, para pendidik,

teman-teman terdekat,

dan setiap orang yang kutemui...

  PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini, saya, Anna Maria Lisa Angela menyatakan bahwa skripsi yang ditulis ini adalah karya sendiri dan tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan oleh orang lain. Terkecuali, kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 30 Mei 2010 Penulis Anna Maria Lisa Angela

  

PENGALAMAN MENGASUH ANAK-ANAK DI PANTI ASUHAN

DAN KEBERMAKNAAN HIDUP PENGASUH

Anna Maria Lisa Angela

  

ABSTRAK

Penelitian kualitatif fenomenologi ini bertujuan untuk mengungkap pengalaman

mengasuh anak-anak di panti asuhan dan kebermaknaan hidup sebagai pengasuh. Wawancara

secara mendalam dilakukan terhadap seorang pengasuh di Panti Asuhan Santa Maria Boro dan 2

orang pengasuh di Panti Asuhan Santa Maria Ganjuran. Penelitian ini melalui serangkaian proses

yaitu transkrip verbatim hasil wawancara, identifikasi tema-tema khusus, cutting terhadap tema

yang tidak sesuai dengan fokus penelitian, clustering terhadap tema yang didapat, membuat

general theme

  , menyusun general structure, dan general summary. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa mengasuh anak-anak di panti asuhan tidak jauh berbeda dengan mengasuh anak sendiri

yaitu pengasuh menerima dan memahami anak, memberikan pengarahan kepada anak,

menyesuaikan diri dengan anak, serta mensejahterakan anak-anak asuhnya. Kesulitan dalam

pengasuhan serta berbagai perasaan yang muncul memberikan gambaran yang berbeda antara

mengasuh di panti asuhan dan mengasuh anak sendiri. Pengasuh telah menjalankan tugas

perkembangan generativitas yaitu membantu anak-anak asuhnya berkembang dengan menerima

dan memahami, memberikan pengarahan, menyesuaikan diri dengan anak, serta mensejahterakan

anak-anak asuhnya. Berdasarkan pengalamannya, pengasuh mendapatkan makna hidup pribadi

yaitu tentang bagaimana menjalani hidup sebagai pengasuh yang terdiri dari beberapa prinsip

diantaranya, seseorang harus mau untuk memperjuangkan hidup atau nasibnya, menerima dan

membiasakan diri dengan kenyataan agar terhindar dari perasaan terbebani, mengusahakan niat

yang baik untuk dapat menghasilkan sesuatu yang positif, serta mengabdikan diri terhadap tugas

atau pekerjaan yang diemban.

  Kata Kunci : Fenomenologi, Pengasuh, Panti Asuhan, Makna Hidup

  

CHILD REARING EXPERIENCES AND

THE MEANINGS OF LIFE BY ORPHANAGE CAREGIVER

Anna Maria Lisa Angela

ABSTRACT

  This phenomenology qualitative research aims at exposing child rearing experienced at

orphanage and the meaning of life as a caregiver. In-depth interviews were carried out to one

caregiver at Santa Maria Boro orphanage and two caregivers at Santa Maria Ganjuran

orphanage. It was done through some processes, i.e. transcribed verbatim, identification of central

themes, cutting themes which are irrelevant with research focuses, clustering of themes, make the

general themes, arrange the general structures, and make the general summary. Research findings

that child rearing by caregiver at orphanage aren’t different with universally child rearing by

parents, i.e. the caregivers accept and understanding child, give instructions, self adapted with

child, and also make safe the child. Difficulty and appearance some affections from child rearing

give a different image between child rearing at orphanage and universally child rearing by

parents. Caregivers have done the generativity as a development stage with help their

orphanage’s children to grow up by accepted and understanding, giving instructions, and also

make safe their orphanage’s children. Based on their experiences, caregivers get the meaning of

life about how to do their life with these principles, i.e. someone have to fight their life, accept

and self adapted with reality so will be able to avoid from life pressure, have nice intention to

make something positive, and totally in the profession or job.

  Keywords : Phenomenology, Caregiver, Orphanage, Meaning of Life

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Anna Maria Lisa Angela

  NIM : 069114040

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

Pengalaman Mengasuh Anak-anak di Panti Asuhan

dan Kebermaknaan Hidup Pengasuh

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya di internet atau di media lain, untuk kepentingan akademis tanpa

perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama

tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya dan untuk digunakan

dengan semestinya.

  Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 30 Mei 2010 Penulis,

KATA PENGANTAR

  Penulisan karya skripsi ini berangkat dari ketertarikan penulis terhadap

kegiatan pengasuhan. Banyak hal yang dapat terjadi antara orang tua dan anak

selama proses pengasuhan atau pendampingan. Penulis mencoba untuk

menemukan hal lain yang masih jarang dikupas oleh penulis lainnya dan

memberikan judul yaitu “Pengalaman Mengasuh Anak-anak di Panti Asuhan dan

Kebermaknaan Hidup Pengasuh”. Dalam karya ini, penulis berusaha memahami

dan menggambarkan bagaimanakah pengalaman pengasuh dalam mendampingi

anak-anak panti asuhan sampai pada makna yang secara pribadi dirasakan oleh

pengasuh. Besar harapan penulis agar karya ini dapat menjadi sumbangan wacana

bagi ilmu Psikologi khususnya.

  Dari awal sampai dengan akhir penulisan karya skripsi ini, penulis sangat

bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhan Yang Maha Segalanya. Penulis

mendapatkan begitu banyak kemudahan dan kelancaran berkat penyertaan,

bimbingan, dan kekuatan-Nya sejak awal pengerjaan sampai terselesaikannya

karya ini.

  Terselesaikannya karya skripsi ini dengan cukup memuaskan juga tidak

lepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak. Penulis hanya dapat

mengucapkan banyak terima kasih dan menghaturkan doa semoga Tuhan

memberkati serta membalas semua kebaikan kalian. Penulis haturkan ucapan

terima kasih dan doa kepada :

  

1. Bapak V. Didik Suryo Hartoko, S.Psi.,M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang

dengan sabar membimbing, memberi masukan-masukan juga referensi jurnal dan buku, serta menyemangati penulis sampai dengan diselesaikannya karya ini. Sukes untuk studi Bapak yang selanjutnya.

  

2. Bapak Y. B. Cahya Widiyanto, S.Psi., M.Si. selaku dosen Metode Penelitian

Kualitatif yang telah memberi inspirasi dan banyak informasi pengetahuan, memberi jurnal yang tak terhitung jumlahnya, referensi buku-buku, serta Bapak yang sangat membantu dalam penyususnan karya ini. Terima thesis kasih juga atas doa, dukungan, dan semangat yang diberikan kepada penulis.

  Sukses untuk studi Bapak di Negeri Sakura.

  

3. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi.,M.Si. selaku Dekan pada saat itu yang telah

membantu dalam proses perijinan penelitian.

  

4. Bapak V. Didik Suryo Hartoko, S.Psi.,M.Si. yang telah memimpin jalannya

persidangan sehingga persidangan dapat berjalan lancar. Maaf Pak kalau hasilnya kurang maksimal.

  

5. Bapak Y. Heri Widodo, M.Psi. dan Ibu ML. Anantasari, S.Psi.,M.Si. selaku

Panitia Penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik untuk menyempurnakan karya skripsi ini.

  

6. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani selaku ibu Dekan yang baru dan telah

mengesahkan karya skripsi ini. Selamat bertugas Bu.

  

7. Bapak A. Supratiknya, Ph.D. dan Bapak Drs. H. Wahyudi, M.Si. yang telah

berkenan menjadi dosen pembimbing akademik serta memberikan banyak

  

8. Ibu Agnes Indar Etikawati, S.Psi., Psi., M.Si. dan Bapak C. Wijoyo

Adinugroho, S.Psi., serta teman-teman mahasiswa yang juga tergabung dalam tim relawan pasca gempa di Bantul. Banyak pengalaman dan pelajaran berharga yang penulis dapatkan bersama kalian. Pak Adi cepat lulus ya! Bu Agnes, selamat menjalankan jabatan dan tugas baru. Jangan lupa program momongan ya Bu.

  

9. Ibu Sylvia Carolina M.Y.M., S.Psi., M.Si. selaku Kaprodi sekaligus Dosen

Tes Proyektif yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat menjadi asisten praktikum Tes Proyektif. Penulis merasa semakin katam dengan ilmu proyektif khususnya Grafis dan Wartegg.

10. Mas Muji, Mas Gandung, Pak Gie, Bu Nanik, dan Mas Doni terima kasih atas bantuan, kerja sama, serta tawa dan canda kalian selama kurang lebih 4 tahun.

  

11. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt. selaku Dosen Farmasi, Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada penulis sebagai data collector dalam penelitian Ibu di wilayah Jogja. Selamat melanjutkan studi di Negeri Kangguru, semoga sukses dan mendapat hasil yang terbaik.

  

12. Br. Marcell selaku pemimpin dan pengasuh di Panti Asuhan Santa Maria Boro

yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian terhadap salah satu pengasuh. Maaf sudah mengganggu aktivitas Bruder di pagi hari dan terima kasih untuk pembelajaran tentang sapi-sapi.

  

13. Sr. Yoswita selaku pimpinan dan pengasuh Panti Asuhan Santa Maria

Ganjuran yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian terhadap dua orang pengasuh. Terima kasih dan maaf merepotkan Suster.

  

14. BM selaku pengasuh di Panti Asuhan Santa Maria Boro serta SY, dan Ibu Agn

selaku pengasuh di Panti Asuhan Santa Maria Ganjuran yang telah bersedia menjadi informan untuk penulisan karya ini. Tambahan terima kasih kepada Ibu Agn karena telah membawa penulis untuk berkunjung ke rumah Ibu dan mendapat jamuan air putih, kopi, kue-kue, dan 2 pisang ambon. Semuanya enak dan mengenyangkan.

  

15. Br. Yoko selaku pengasuh di Panti Asuhan Santa Maria Boro terima kasih atas

sharing pengalaman beberapa waktu lalu sebelum penelitian ini tercetus.

  

16. Ibu Wahyu yang pernah menjadi pengasuh Panti Asuhan Santa Maria Boro

dan telah banyak memebrikan dukungan, semangat, dan bantuan berupa saran- saran. Terima kasih juga untuk pohon kecilnya, selamat dan semoga sukses menjalani tugas atau karya yang selanjutnya.

  

17. Ir. Al. Heru Santoso (papa) dan Anastasia Sri Redjeki (mami), terima kasih

atas penyediaan sarana prasarana yang telah sangat membantu anakmu dalam

menjalani pendidikan. Terima kasih atas pengertian dan semangat kalian.

  

18. Yosephine Lisa Angela selaku adik satu-satunya. Memang tidak banyak

membantu tetapi terima kasih pernah menemani begadang.

  

19. Agustina Widya Pratiwi yang telah berkenan menemani penulis selama proses

perijinan penelitian di Panti Asuhan Santa Maria Boro.

  

20. Maria Putri S. Aji yang sering sekali menemani penulis untuk perjalanan jauh

ke Boro. Entah dirimu terpaksa atau tidak saat meng-iya-kan untuk menemani.

  Terima kasih banyak.

  

21. B. Andrian Liem, terima kasih untuk jurnal-jurnal dan buku-buku yang

dengan rela kamu pinjamkan. Makasih juga untuk bantuan menyusun abstract , tawaran kerja, dan kerja sama kita dalam 1 tim penelitian. Makasih juga atas doa-doa dan beragam informasi yang kamu share-kan.

  

22. Hiasinta Primastuti, Y. Dedy S, dan W. Bondan W. terima kasih buat semua

bantuan kalian jauh sebelum penelitian dilaksanakan dan maaf banyak merepotkan.

  

23. Hiasinta Primastuti, Elisa Wahyu D., dan Maria Anna Bella M. I. terima kasih

atas kebersamaan kita selama kurang lebih 4 tahun. Semua pengalaman yang pernah kita lalui bersama nggak akan pernah terlupakan. Ingat K-Ong dan tetap saling berbagi cerita ya…!!!

  

24. Mbak Lina, Mbak Sanja, Mas Yandu makasih atas keakraban kita sebagai

senior dan yunior. Terima kasih juga untuk sharing kita tentang kualitatif dan buku-buku yang kalian pinjamkan.

  

25. Semua teman-teman Psikologi, USD, angkatan 2006 yang sangat banyak

untuk disebutkan satu persatu, terima kasih untuk kebersamaan dan kerja sama kita selama ini. Banyak kesan yang penulis dapatkan bersama kalian.

  

26. Semua pihak lain dan mungkin yang terlewatkan, maaf dan terima kasih

banyak atas dukungan dan peran serta kalian.

  

Akhir kata, penulis menyadari keterbatasannya dan bahwa karya skripsi ini

masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, penulis mohon maaf dan terbuka atas semua saran serta kritik yang membangun demi sebuah karya yang lebih baik.

  Yogyakarta, 30 Mei 2010 Penulis Anna Maria Lisa Angela

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………. i

HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………………. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….. iii

HALAMAN MOTTO ………………………………………………………... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH …………….. vi

ABSTRAK ...…………………………………………………………………. vii

ABSTRACT ………………………………………………………………...... viii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ……………… ix

KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. x

DAFTAR ISI …………………………………………………………………. xvi

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………. xix

LAMPIRAN ………………………………………………………………….. xx

  

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………… 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH …………………………………. 1 B. RUMUSAN MASALAH ………………………………..……..…….. 7 C. TUJUAN PENELITIAN ……………………………………………... 7 D. MANFAAT PENELITIAN …………………………………………... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………….. 9

A. Mengasuh atau Mendampingi Anak Secara Umum ………………….. 9

  D. Makna Hidup Pribadi Seorang Pengasuh …………………………….. 18

  

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ……………………………………. 22

A. Pendekatan Penelitian Fenomenologi ………………………………... 22 B. Fokus Penelitian ………………………………………………………. 22 C. Sumber Data Penelitian ………………………………………………. 23 D. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………… 24 E. Teknik Analisis Dan Interpretasi Data ……………………………….. 25 F. Kredibilitas Penelitian ………………………………………………... 25 BAB IV. PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN …………………... 28 A. Pelaksanaan Penelitian ……………………………………………….. 28 B. Profil Panti Asuhan dan Informan ….………………………………… 30

  1. Profil Panti Asuhan .……………………………………………… 30

  a. Panti Asuhan Santa Maria Boro ……………………………... 30

  b. Panti Asuhan Santa Maria Ganjuran ………………………… 31

  2. Profil Informan ………………………………………………….... 32

  a. Informan I (BM) .………….………………………………….. 32

  b. Informan II (SY) ………...…………………………………..... 33

  c. Informan III (Agn) ……………………………………………. 34

  C. Analisis Data dan Hasil Penelitian …………………………………… 35

  D. Pembahasan …………………………………………………………... 60

  1. Pengalaman Mengasuh Anak-anak di Panti Asuhan ……………... 60

  BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………... 78 A. Kesimpulan …………………………………………………………… 78 B. Saran ………………………………………………………………….. 80 C. Keterbatasan Penelitian ………………………………………………. 81

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 82

  DAFTAR TABEL Tabel 1. General Summary Pengalaman Mengasuh Anak-anak

di Panti Asuhan ……………………………...…………………. 54

Tabel 2. General Summary Makna Hidup Sebagai Pengasuh ……………. 59

  LAMPIRAN ………………………………………………………………….. 87

  

A. Interview Guide ………………………………………………………. 87

  

B. Transkrip Verbatim ………………………………………………….. 88

  1. Informan I ………………………………………………………… 88

  2. Informan II ……………………………………………………….. 107

  3. Informan III ………………………………………………………. 113

C. Ringkasan General Structures ……………………………………….. 119

  

D. Lembar Pernyataan Verifikasi Hasil Analisis Data ……………….... 126

  1. BM (Pengasuh Panti Asuhan Santa Maria Boro) ………………… 126

  2. SY (Pengasuh Panti Asuhan Santa Maria Ganjuran) …………….. 129

  3. Agn (Pengasuh Panti Asuhan Santa Maria Ganjuran) …………… 131

E. Surat Keterangan Penelitian ………………………………………….. 133

1. Panti Asuhan Santa Maria Boro ………………………………….. 133

  2. Panti Asuhan Santa Maria Ganjuran ……………………………... 134

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengasuh atau mendampingi anak-anak yang berada di panti asuhan

  boleh jadi akan memberikan pengalaman yang menarik bagi seseorang atau yang dikenal dengan sebutan pengasuh. Pada dasarnya, mengasuh adalah kegiatan yang lazim dilakukan oleh para orang tua terhadap anak-anaknya. Mengasuh memiliki arti yaitu mendampingi anak dengan menggunakan pikiran dan perasaan. Pada prakteknya, pengasuhan adalah memperhatikan anak seperti memberi pelukan, memberi pujian, memberi semangat ketika anak-anak merasa tertekan, memberikan kehangatan untuk mententramkan

anak, serta bersedia memberikan waktu untuk anak (Setyono, n.d., para. 5).

  “Zaman sekarang jadi orang tua tuh kayaknya lebih berat ya, secara anak-anak sekarang juga makin pinter-pinter so orang tua mesti berhati-hati dalam mendidik dan mengasuh anak. Kalau soal tujuannya semua pasti sama, maunya punya anak yang baik, soleh wah pokoknya yang baik-baik deh. Cuma kadang kepentok soal cara atau soal keras atau lembut. Menjadi orang tua itu adalah pekerjaan terbaik sekaligus mengerikan. Saat si kecil mulai hadir berarti tambah tugas dan tanggung jawab hingga orangtua mulai menjalani siklus yang terdiri dari mengawasi,

cemas, dan terbangun dengan rasa takut.” (“10 Hal Paling…”, 2008)

Kutipan di atas memberikan gambaran bahwa menjadi orang tua memiliki tanggung jawab untuk mengasuh anaknya sehingga anak dapat berkembang dengan baik. Orang tua mulai mendampingi anak mereka sejak si anak lahir sampai anak tumbuh dewasa. Para orang tua ingin agar anak-anak

  

sosial. Tidak jarang orang tua mengalami frustasi karena berusaha mencari

cara yang terbaik untuk dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan

seoptimal mungkin (Santrock, 2002).

  Sementara itu, pengasuh anak-anak di panti asuhan belum tentu

mendampingi anak-anak asuhnya sejak usia dini. Hal tersebut dikarenakan

anak-anak yang masuk ke panti asuhan mungkin sudah memasuki usia balita

atau bahkan sudah memasuki usia remaja. Dengan status sebagai pengasuh,

para pengasuh diharapkan tetap dapat berperan seperti orang tua pada

umumnya dan setidaknya dapat mendampingi untuk membantu pertumbuhan

dan perkembangan anak-anak asuhnya. Sebelum memulai pendampingan atau

pengasuhan, pengasuh harus dapat mengenali satu-persatunya anak dengan

berbagai latar belakang dan karakter yang menyertai si anak.

  Anak-anak panti asuhan sendiri berasal dari latar belakang keluarga

yang berlainan misalnya, dari keluarga yang kekurangan dalam hal ekonomi,

keluarga atau orang tua yang kurang memperhatikan anak-anaknya karena

sibuk bekerja, hubungan antar anggota keluarga yang kurang harmonis

(broken), keluarga yang menolak kehadiran si anak, dan kondisi anak yang

sudah menjadi yatim, piatu, atau yatim piatu. Segala bentuk peristiwa yang

dialami anak akan membentuk karakter atau kepribadian yang tidak sama satu

dengan yang lain. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Padmiati

(2004), dewasa ini, kebanyakan anak panti asuhan berasal dari latar belakang

keluarga yang kurang harmonis (broken), orang tua yang sibuk bekerja

  

Berdasarkan wawancara informal yang dilakukukan oleh penulis pada awal

bulan Januari, 2010 di 3 panti asuhan yang berada di wilayah Yogyakarta juga

menunjukkan bahwa anak yang benar-benar yatim piatu jumlahnya hanya satu

atau dua anak saja.

  Berbagai latar belakang anak yang mungkin kurang atau tidak

menyenangkan bagi si anak dapat menyebabkan anak memunculkan perilaku

yang kurang baik seperti, malas, pemalu, atau mungkin mengalami gangguan

belajar. Berdasarkan hasil wawancara informal yang dilakukan oleh penulis

dengan salah satu pengasuh panti asuhan juga menunjukkan bahwa beberapa

anak menunjukkan perilaku negatif seperti, ingin melarikan diri dari panti

asuhan, mencuri, dan berkelahi dengan anak non panti (Why, komunikasi

pribadi, 28 Maret 2009). Perilaku anak panti asuhan yang beragam dapat

dikarenakan adanya kebutuhan psikologis. Hasil penelitian Silalahi (2006)

menunjukkan bahwa anak-anak panti asuhan juga menunjukkan kebutuhan

psikologis seperti kebutuhan akan rasa aman, cinta, penghargaan, dan

kesempatan untuk dapat mengaktualisasikan dirinya. Adanya kebutuhan

psikologis tersebut maka, anak memerlukan pendampingan atau bantuan dari

pengasuh sebagai makhluk psikologis dan sosial untuk semakin

mengembangkan kepribadiannya (“Psikologi Anak Panti Asuhan”, 2008).

  Pengasuhan atau pendampingan di panti asuhan menuntut pengasuh

untuk bekerja ekstra yaitu mengenali masing-masing anak panti secara

mendalam. Anak-anak panti asuhan berasal beragam latar belakang serta

  

mendampingi atau mengasuh anak jika tanpa adanya pengenalan terhadap

karakter dan latar belakang anak serta keluarganya. Pengasuh juga harus dapat

menyesuaikan pengasuhan atau pendampingan terhadap satu persatunya anak

dengan tingkatan usia dan jenis kelamin yang berbeda. Selain itu, pengasuh

diharapkan dapat melayani dan bersikap sebaik mungkin terhadap anak-anak

asuhnya sebagai salah satu bentuk tanggung jawabnya terhadap pekerjaan

yang dipilih. Pengasuh tidak dapat memperlakukan anak-anak asuhnya dengan

semaunya sendiri meskipun si anak sudah tidak memiliki keluarga atau wali.

  Bagaimana pengasuh mengenali satu-persatunya anak, mengasuh

anak-anak asuhnya, bertanggung jawab terhadap tugas pengasuhan dapat

dikaitkan dengan tugas perkembangan masa dewasa yaitu, generativitas vs

stagnasi khususnya bagi pengasuh yang telah berada rentang usia 35-65 tahun

(Cremers, 1989). Seseorang yang sedang berada pada tahap tersebut dan

berperan atau bekerja sebagai pengasuh di panti asuhan telah sampai pada

tahap menjadi orang tua. Pada tahap tersebut terdapat dua kemungkinan yaitu

mereka akan menunjukkan sifat yang termasuk dalam tugas generativitas atau

sebaliknya yaitu stagnasi. Sifat yang tampak dari tugas perkembangan

generativitas yaitu memiliki kepedulian terhadap generasi selanjutnya dengan

cara membantu generasi selanjutnya untuk dapat lebih berkembang (Santrock,

2003). Sebaliknya, mereka yang mengalami stagnasi adalah mereka yang tidak

melakukan apa-apa untuk generasi selanjutnya dan tidak jarang mereka

merasa sudah tidak berarti lagi. Mereka lebih memperhatikan dan

  Berdasarkan uraian di atas yaitu mengenai gambaran menjadi seorang

pengasuh yang mungkin bertepatan dengan tugas perkembangan generativitas

vs stagnasi, serta dihadapkan pada kondisi anak-anak asuhnya yang beragam,

sekaligus sebagai bentuk tanggung jawab terhadap pekerjaan dapat menjadi

suatu gambaran pengalaman yang menarik bagi pengasuh. Oleh karena itu,

penulis tertarik untuk mengeksplorasi pengalaman pengasuh dalam

mendampingi anak-anak asuhnya.

  Penulis tidak berhenti sampai pada eksplorasi terhadap pengalaman

mengasuh anak-anak di panti asuhan. Penulis juga ingin menggali lebih dalam

mengenai dampak dari pengalaman hidup pengasuh secara pribadi yang

kemudian dapat disebut sebagai makna diri atau makna hidup pribadi.

  

Kebermaknaan hidup tersebut dapat ditemukan dari setiap pengalaman yang

dihadapi dalam hidup sehari-harinya. Sebuah teori menjelaskan bahwa

berbagai pengalaman seseorang yang dialami pada suatu periode waktu akan

memunculkan makna hidup tertentu bagi hidupnya (Conway & Pleydell-

Pearce dalam McAdams, 2001). Berikut adalah kutipan ungkapan seorang

bapak yang memilih jalan hidupnya untuk menjadi seorang pengasuh di panti

asuhan dan mendapatkan pemaknaan diri atas pilihannya :

  

“Tanpa pikir panjang saya langsung saja mengiyakan tawaran guru

saya. Bagi saya ini adalah kesempatan emas yang diberikan Allah untuk

saya mengabdikan diri di jalan-Nya. Jadi tidak saya sia-siakan

kesempatan emas ini. Sehari setelah mendapat tawaran tersebut saya

langsung berangkat ke Panti Asuhan NH di Solo. Di Solo, saya bertemu

dengan Pak S (pendiri Yayasan NH–red). Beliau sendiri yang

menjelaskan tentang panti asuhan ini kepada saya. Pak S waktu itu

  

yatim pasti akan mendapat balasan yang baik pula, bahkan berlipat-

lipat. Itu yang saya yakini. Meskipun waktu itu saya tahu saya tidak

akan mendapat imbalan berupa materi, saya yakin Allah akan

membalasnya dalam bentuk yang lain” tutur Pak N (Aspriyanto, 2008).

  Makna hidup yang didapatkan seseorang akan muncul dan tertuang

melalui pikiran dan perasaan manusia yang dapat diungkapkan. Pemaknaan

hidup bagi setiap manusia tidaklah sama karena masing-masing manusia

adalah khas dan unik. Manusia memiliki pengetahuan dan pemahaman yang

tidak sama terhadap suatu hal dan sama halnya dengan kehendak sampai

dengan makna hidup yang didapatkan. Makna hidup yang didapatkan oleh

seseorang akan menjadi sesuatu yang penting sebagai cara untuk mendapatkan

suatu arti dari kehidupan sehingga dapat melanjutkan hidupnya, menjadi

manusia sepenuhnya yang berarti menjalin relasi dengan orang lain atau

sesuatu di luar diri sendiri, serta tidak hanya mementingkan dirinya sendiri.

  

Frankl tidak menyajikan daftar sifat-sifat kepribadian melainkan, ia

menyebutkan beberapa macam pribadi yang sehat secara psikologis atau yang

dapat mengatasi diri yaitu seseorang dapat memilih tindakan secara bebas,

bertanggung jawab atas hidup dan nasib, tidak bergantung pada kekuatan di

luar diri, dapat menemukan arti dalam hidup, dapat mengontrol hidup, mampu

mengungkapkan nilai-nilai daya cipta, pengalaman, dan attitude,

memperhatikan diri, serta berorientasi pada masa depan (Schultz, 2006).

  Berdasarkan keseluruhan paparan di atas, penulis tertarik untuk

mengeksplorasi mengenai gambaran pengalaman mengasuh anak-anak di penulis memfokuskan penelitian ini pada dua hal yaitu pengalaman mengasuh anak-anak di panti asuhan dan makna hidup yang secara pribadi didapatkan oleh pengasuh.

B. Rumusan Masalah

  Menjadi pengasuh atau pendamping di panti asuhan merupakan pengalaman yang unik dan berbeda satu dengan yang lainnya. Dari pengalaman tersebut akan memunculkan makna dari mengasuh serta kebermaknaan hidup pribadi pengasuh yang kemudian menjadi fokus dalam penelitian ini. Secara sistematis, rumusan permasalahan penelitian adalah sebagai berikut :

  1. Bagaimanakah pengalaman pengasuh dalam mengasuh anak-anak di panti asuhan?

  2. Bagaimanakah pengasuh memaknai hidupnya secara pribadi? C.

   Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk :

  1. Mengetahui pengalaman pengasuh dalam mengasuh anak-anak di panti asuhan.

  

2. Mengetahui makna hidup yang didapatkan oleh pengasuh secara pribadi.

D. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teoritis bagi ruang lingkup psikologi perkembangan mengenai teori pengasuhan khususnya, pengasuhan yang dilakukan di panti asuhan. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai contoh-contoh konkret dari tugas perkembangan masa dewasa yaitu generativitas dan stagnasi.

  Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan kajian bagi penelitian yang selanjutnya.

  Bagi masyarakat pada umumnya terutama para pengasuh di panti asuhan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi media reflektif secara individual maupun dalam sebuah komunitas atau lembaga sosial. Diharapkan para pengasuh dapat menilai kelebihan ataupun kekurangan diri sendiri sebagai pengasuh.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mengasuh Atau Mendampingi Anak Secara Umum Mengasuh tidak hanya menjadi ayah atau ibu dan hanya menyediakan

  kebutuhan fisiologis seperti makanan (Lerner, 1998). Mengasuh atau mendampingi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh orang tua dengan menggunakan pikiran dan juga perasaan. Dalam pendampingan terhadap anak, orang tua memberi pelukan, pujian dan menyemangati ketika anak-anak tertekan, memberikan kehangatan untuk menentramkan mereka dan memberikan mereka waktu yang berkualitas. Selain itu, yang tidak kalah pentingnya adalah mengetahui siapa mereka dan membantunya menjadi seperti apa yang ada dalam dirinya. Bukan menjadikan mereka seperti apa yang diinginkan si orang tua (Setyono, n.d., para. 5).

  Berns menyebutkan bahwa pengasuhan merupakan sebuah proses interaksi yang berlangsung terus-menerus dan mempengaruhi bukan hanya bagi anak tetapi juga bagi orang tua. Senada dengan Berns, Brooks juga mendefinisikan pengasuhan sebagai sebuah proses yang merujuk pada serangkaian aksi dan interaksi yang dilakukan orang tua untuk mendukung perkembangan anak. Proses pengasuhan bukanlah sebuah hubungan satu arah yang mana orang tua mempengaruhi anak tetapi lebih dari itu, pengasuhan merupakan proses interaksi antara orang tua dan anak yang dipengaruhi oleh

  Gagasan lain menyebutkan bahwa mengasuh sama halnya dengan seni

memperhatikan yang berarti bahwa menolong yang lain untuk berkembang.

  

Orang tua menolong anaknya berkembang berarti sekurang-kurangnya

menolong anak untuk memperhatikan sesuatu atau seseorang di luar dirinya

sendiri. Hal tersebut berarti mendorong serta membantu anak untuk

menemukan dan menciptakan sendiri bidang-bidang di mana ia sanggup

mengembangkan perhatian atau fokusnya. Orang tua berperan dalam