Kaderisasi pendamping katekese umat di Stasi Santo Yohanes Pembaptis Long Lunuk Kalimantan Timur - USD Repository

  

KADERISASI PENDAMPING KATEKESE UMAT

DI STASI SANTO YOHANES PEMBAPTIS

LONG LUNUK KALIMANTAN TIMUR

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

  

Oleh:

Sisilia Lun Imuq

NIM: 061124054

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

  

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan kepada keluargaku tercinta Ayahku (Viventius Himuq), Ibuku (Hilaria Hong),

  Kakakku (Damiana Hure dan Marselina Hangin) dan umat di Stasi Santo Yohanes Pembaptis Long Lunuk Kalimantan Timur.

  

MOTTO

  “Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak”.

  (Mzm, 37:5)

  

ABSTRAK

  Skripsi ini berjudul “KADERISASI PENDAMPING KATEKESE

  

UMAT DI STASI SANTO YOHANES PEMBAPTIS LONG LUNUK

KALIMANTAN TIMUR”. Judul ini dipilih berpangkal dari keprihatinan penulis

  berkaitan dengan cara hidup beriman umat di stasi St. Yohanes pembaptis Long Lunuk dan kegiatan-kegiatan yang sering dilaksanakan. Kenyataan yang terjadi bahwa kegiatan yang selama ini dilaksanakan masih berpusat pada pastoral liturgi saja. Dengan mengetahui permasalahan yang ada, maka skripsi ini bermaksud untuk membantu stasi St. Yohanes Pembaptis Long Lunuk dalam pembinaan dan memperkembangkan iman umat. Dalam pembinaan dan perkembangan iman umat peran pendamping sangat dibutuhkan, untuk itu dalam meningkatkan kualitas, pengetahuan, keterampilan dan spiritualitas yang dimilikinya, perlu diberikan pengembangan bagi pendamping dan kaderisasi bagi calon pendamping katekese umat. Hal ini dapat membawa habitus baru dalam hidup beriman umat di stasi St. Yohanes pembaptis Long Lunuk.

  Persoalan mendasar dalam skripsi ini adalah bagaimana dinamika hidup beriman umat? Apa peranan katekese dalam membangun hidup beriman umat? Apa saja usaha-usaha dari stasi untuk membangun habitus baru dalam hidup beriman umat? Bagaimana usaha meningkatkan sumber daya manusia atau tenaga katekis? Untuk menanggapi masalah ini, maka diadakan suatu penelitian melalui pengumpulan data di lapangan dengan menyebarkan kuesioner dan mengadakan wawancara. Selain itu studi dokumen, observasi dan studi pustaka juga diperlukan untuk memperoleh data dan informasi mengenai stasi yang diteliti, sehingga dapat memberikan sumbangan dan gagasan sebagai upaya untuk membaharui Gereja stasi.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa kaderisasi pendamping katekese umat menjadi penting dilaksanakan dalam usaha membangun habitus baru bagi hidup beriman umat di stasi St. Yohanes pembaptis Long Lunuk. Melalui kaderisasi pendamping katekese umat, diharapkan kualitas pendamping semakin meningkat dengan diasahnya pengetahuan, keterampilan, spiritualitasnya dalam menggerakkan, mengorganisasikan umat untuk memperkembangkan imannya. Dengan mengikuti kaderisasi pendamping dan calon pendamping memperoleh hal baru dalam pembaharuan Gereja stasi dan dalam membantu serta meningkatkan hidup beriman umat. Dengan kualitas yang dimilikinya pendamping juga diharapkan dapat memandu katekese umat dengan model pengalaman hidup bagi umat di stasi St. Yohanes Pembaptis Long Lunuk Kalimantan Timur.

  

ABSTRACT

  This study has as title “THE FORMATION OF FACILITATORS OF

  

COMMUNITY CATECHESIS IN ST. JOHN THE BAPTIST PARISH

STATION, LONG LUNUK, EAST KALIMANTAN”. The choice of this title

  stems from the concern of the author about the faith life in St. John the Baptist parish station , Long Lunuk, as well as about the activities that often take place in this station. The activities of the community up to this time usually take place around the pastoral and liturgical aspects of Christian life. Knowing what the real problem is, the author wrote this study to help the faithful in St. John the Baptis parish station to foster and develop their faith. In this formative effort the role of good facilitators are needed. For this purpose, a program of formation for the facilitators and prospective facilitators of community catechesis is called for, to enhance their quality, knowledge, skill and spirituality. Hopefully, this formation program will bring about a new habit in the faith life of people in St. John the Baptis Station, Long Lunuk.

  This study deals with the following questions: How is the dynamics of the faith life in the aforementioned place? What is the role of catechesis in building up the faith life of the community? What kind of efforts have been taken in this place to introduce a new habit of faith life? What kind of efforts have been taken to improve the human qualities of the catechists and other community leaders? To respond to these questions, the author carried out a field research by way of questionnaire and interviews. These are subsequently complemented by the study on the pertinent documents and litteratures, as well as some further observations. These steps are expected to contribute to developing ideas as to how to renew the Church in this parish station.

  The results of the research show that the formation for the facilitators of catechesis is what is needed in introducing the new habit of faith life in the community of St. John the Baptist parish station. This formation program is expected to enhance the knowledge, skill and spirituality of these facilitators, so that they will be able to organize better the rest of the community for the betterment of the faith life. By taking part in this program, they will hopefully receive new knowledge regarding the renewal of the Church for the improvement of the faith life of people. With these qualities the facilitators are further expected to lead the renewal of catechesis by way of a catechetical model based on the life experience for the faithful in St. John the Baptist parish station, Long Lunuk, East Kalimantan.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan kasih-Nya yang tak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan skrispi yang berjudul “KADERISASI PENDAMPING

  

KATEKESE UMAT DI STASI SANTO YOHANES PEMBAPTIS LONG

LUNUK KALIMANTAN TIMUR”. Skripsi ini merupakan ujud cinta penulis

  akan kemajuan stasi St. Yohanes Pembaptis dalam meningkatkan hidup beriman bersama, sehingga dapat menjadi stasi yang mandiri. Oleh karena itu penulisan skripsi ini bermaksud untuk meningkatkan kualitas pendamping untuk membantu umat dalam pembinaan hidup beriman bersama.

  Penulis mengucapkan banyak terimakasih atas semua pihak yang telah membantu dan mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga skripsi ini dapat tersusun. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Y.H. Bintang Nusantara, SFK, M.Hum, selaku dosen pembimbing utama yang telah memberikan perhatian, rela meluangkan waktu untuk mendampingi, memberi masukan dan motivasi serta mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini dari gagasan awal hingga akhir penulisan.

  2. Dr. C. B. Putranta, SJ, selaku dosen penguji II yang juga sekaligus merupakan dosen pembimbing akademik yang dengan tulus membimbing, memberi perhatian, mendengarkan curhat penulis baik selama masa perkuliahan maupun dalam penyusunan skripsi serta memberi semangat dan mengingatkan untuk segera menyelesaikan skripsi dengan baik.

  3. Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd selaku dosen penguji III yang membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini dan meluangkan waktu untuk mempelajari serta memberikan masukan berkaitan dengan isi skripsi ini.

  4. Para dosen dan staf karyawan IPPAK-USD yang selalu menerima dan memberi dukungan kepada penulis.

  5. Pastor paroki, katekis dan ketua dewan Stasi St. Yohanes Pembaptis Long Lunuk yang telah menerima dan memberi kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian skripsi ini.

  6. Papaku Viventius Imuq, mamaku Hilaria Hong Ding, Kakakku Damiana Hure dan Marselina Hangin serta seluruh keluarga yang memberikan dukungan serta semangat kepada penulis, baik berupa materi maupun doa selama penulis studi di IPPAK.

  7. Umat di Stasi St. Yohanes Pembaptis Long Lunuk yang dengan rela dan bersedia mengisi kuesioner yang disebarkan oleh penulis.

  8. Sahabat seperjuangan; Susan, Oliva, Hiping yang selalu mengingatkan, memberikan semangat serta masukan kepada penulis selama studi dan selama menyelesaikan skripsi ini.

  9. Teman-teman seangkatan 2006 yang telah memberikan dukungan kepada penulis.

  10. Teman-temanku yang selalu memberikan perhatian, mengingatkan dan mendukung penulis dalam menyelesaikan studi dan skripsi ini.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL............................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................. iv MOTTO................................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................................................. vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN........................................................ vii ABSTRAK............................................................................................................... viii ABSTRACT............................................................................................................. ix KATA PENGANTAR............................................................................................. x DAFTAR ISI............................................................................................................ xiii DAFTAR SINGKATAN......................................................................................... xvii

  BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................... 1 A. Latar Belakangan............................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah........................................................................................... 5 C. Pembatasan Masalah.......................................................................................... 6 D. Rumusan Masalah.............................................................................................. 6 E. Tujuan Penulisan............................................................................................... 6 F. Manfaat Penulisan............................................................................................. 7 G. Metode Penulisan.............................................................................................. 7 H. Sistematika Penulisan........................................................................................ 8 BAB II. MEMBANGUN HABITUS BARU DALAM GEREJA MELALUI KATEKESE UMAT............................................................................... 11 A. Gereja Umat Allah............................................................................................. 12 1. Pengertian Gereja........................................................................................ 12 2. Gereja Sebagai Umat Allah......................................................................... 13 3. Tugas-tugas Pokok Gereja........................................................................... 15

  b.

  Tugas Menguduskan.............................................................................. 18 c. Tugas Melayani...................................................................................... 19

  B. Katekese Umat.................................................................................................... 21 1.

  Pengertian Katekese Umat........................................................................... 21 2. Tujuan Katekese Umat................................................................................. 24 3. Unsur-unsur Katekese Umat........................................................................ 27 a.

  Pengalaman/praktek Hidup.................................................................... 28 b.

  Pengalaman Iman Kristiani:terang Kitab Suci dan Tradisi Kristiani.... 28 c. Komunikasi Iman................................................................................... 29 d.

  Menyadari Arah Keterlibatan Baru....................................................... . 29 4. Model-model Katekese Umat...................................................................... 30 a.

  Model Pengalaman Hidup...................................................................... 30 b.

  Model Biblis.......................................................................................... 34 c. Model Campuran................................................................................... 36 d.

  Model SCP (Shared Christian Praxis).................................................. 39 5. Peranan Katekese Umat............................................................................... 42 a.

  Katekese Umat Meningkatkan Hidup Beriman Pribadi........................ 42 b.

  Katekese Umat Meningkatkan Hidup Menggereja................................ 44 c. Katekese Umat Meningkatkan Hidup Bermasyarakat........................... 46

  C. Habitus Baru Dalam Hidup Beriman Umat........................................................ 47 1.

  Pengertian Habitus....................................................................................... 47 2. Pembaharuan Hidup Beriman Umat............................................................ 49 3. Usaha Gereja untuk Membangun Habitus Baru.......................................... 51 4. Perlunya Pendamping Katekese Umat Untuk Membangun Habitus Baru

  Dalam Hidup Beriman Umat....................................................................... 54 a.

  Pengertian Pendamping Katekese Umat................................................ 54 b.

  Peranan Pendamping Katekese Umat.................................................... 55 c. Pengetahuan Pendamping Katekese Umat............................................ 56 d.

  Keterampilan Pendamping Katekese Umat........................................... 57 e. Spiritualitas Pendamping Katekese Umat.............................................. 59

  BAB III. KATEKESE UMAT DI STASI SANTO YOHANES PEMBAPTIS LONG LUNUK....................................................................................... 62 A. Gambaran Umum Stasi St. Yohanes Pembaptis Long Lunuk........................... 62 1. Letak Geografis Gereja Stasi St. Yohanes Pembaptis Long Lunuk............ 62 2. Jumlah Dan Perkembangan umat Di Stasi St. Yohanes Pembaptis Long Lunuk................................................................................................. 63 3. Tenaga Katekis............................................................................................ 65 4. Kegiatan-kegiatan Yang Sering Dilakukan Di Stasi St. Yohanes Pembaptis..................................................................................................... 66 B. Penelitian Permasalahan Katekese Umat........................................................... 66 1. Rumusan Permasalahan............................................................................... 66 2. Tujuan Penelitian......................................................................................... 67 3. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................... 67 4. Metode Penelitian........................................................................................ 67 5. Instrumen Penelitian.................................................................................... 68 6. Responden Penelitian................................................................................... 69 7. Variabel Penelitian....................................................................................... 70 C. Laporan Hasil Penelitian.................................................................................... 71 1. Responden................................................................................................ ... 71 2. Dinamika Kegiatan Hidup Beriman Umat.................................................. 72 3. Peranan Katekese Umat Dalam Rangka Membangun Hidup Beriman Umat.............................................................................................. 77 4. Usaha-usaha Dari Stasi Dalam Usaha Membangun Habitus Baru Dalam Kehidupan Beriman Umat............................................................... 82 5. Usaha Meningkatkan SDM (sumber daya manusia) Tenaga Katekis......... 86 6. Usulan Untuk Meningkatkan Pembinaan/Pendampingan Iman Umat........ 90 7. Kesimpulan Hasil Penelitian........................................................................ 94 BAB IV. USULAN PROGRAM KADERISASI PENDAMPING KATEKESE UMAT DALAM RANGKA MEMBANGUN HABITUS BARU DI STASI SANTO YOHANES PEMBAPTIS LONG LUNUK KALIMANTAN TIMUR...................................................................... 97

  1. Pengertian Kaderisasi Pendamping Katekese Umat................................... 98 2.

  Tujuan Kaderisasi Pendamping Katekese Umat......................................... 100 B. Usulan Program Kaderisasi Pendamping Katekese Umat di Stasi St. Yohanes Pembaptis Long Lunuk.................................................... 102

  1. Latar Belakang Penyusunan Program Kaderisasi Pendamping Katekese Umat............................................................................................. 102 2. Pengertian Dan Tujuan Program Kaderisasi Pendamping Katekese Umat di Stasi St. Yohanes Pembaptis Long Lunuk .............................................. 104

  C.

  Usulan Program Kaderisasi Pendamping Katekese Umat................................. 105 1.

  Tujuan Diadakannya Program Kaderisasi Pendamping Katekese Umat di Stasi St. Yohanes Pembaptis Long Lunuk............................................... 105

  2. Alasan Pemilihan Tema............................................................................... 106 3.

  Waktu Pelaksanaan...................................................................................... 107 4. Program Kaderisasi pendamping Katekese Umat....................................... 108 D. Contoh Satuan Pendampingan........................................................................... 118 1.

  Satuan Persiapan pendampingan I............................................................... 118 2. Satuan Persiapan Pendampingan II............................................................. 128 3. Contoh Katekese Umat Model Pengalaman Hidup..................................... 142

  

BAB V. PENUTUP................................................................................................ 150

A. Kesimpulan........................................................................................................ 150 B. Saran.................................................................................................................. 153 1. Bagi Pengurus Pastoral Gereja Stasi St. Yohanes Pembaptis Long Lunuk................................................................................................. 153 2. Bagi Umat Stasi St. Yohanes Pembaptis Long Lunuk................................ 154 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 155 LAMPIRAN............................................................................................................ (1) Lampiran I: Kuesioner............................................................................................. (1) Lampiran II: Hasil Wawancara............................................................................... (7)

DAFTAR SINGKATAN A. SINGKATAN KITAB SUCI

  KS : Kitab Suci Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti singkatan yang terdapat dalam daftar singkatan Alkitab Deuterokanonika (2007) terbitan Lembaga Alkitab Indonesia. Mat : Matius Kis : Kisah Para Rasul Luk : Lukas Yoh : Yohanes Gal : Galatia B.

SINGKATAN DOKUMEN RESMI GEREJA

  CT: Catechesi Tradendae , Ajaran Apostolik Paus Yohanes Paulus II tentang Katekese Masa Kini, 16 Oktober 1979.

  LG: Lumen Gentium , Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang Gereja tanggal 21 November 1964

  GS: Gaudium et Spes , Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang Gereja di Dunia Dewasa ini, tanggal 7 Desember 1965.

  SC: Sacrosanctum Concilium , Konsili Vatikan II tentang Liturgi Suci, 4 Desember 1963.

  UR: Unitatis Redintegratio , Konsili Vatikan II tentang Ekumenisme, 21

C. SINGKATAN LAIN

  St : Santo/Santa Art : Artikel KWI : Konferensi Wali Gereja Indonesia KAS : Keuskupan Agung Semarang PKKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia SDM : Sumber Daya Alam Kat : Katekis Pas : Pastor Paroki Kal : Ketua Lingkungan Pendamping di Stasi St. Yohanes Pembaptis biasa disebut katekis

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sejak jaman dahulu Gereja secara terus-menerus melakukan pembaharuan

  dalam karya perkembangan iman serta berusaha untuk membangun habitus baru dalam pendewasaan dan penghayatan hidup beriman umat. Usaha itu tidak berhenti pada himbauan saja melainkan dengan suatu tindakan nyata. Gereja juga berusaha untuk bergerak dalam perkembangan pembangunan hidup beriman umat dan terlibat dalam situasi hidup umat yang sedang mengalami permasalahan. Oleh sebab itu Gereja mengusahakan adanya kegiatan-kegiatan pastoral Gereja dalam bidang kerygma (pewartaan), liturgia (liturgi), koinonia (persekutuan), diakonia (pelayanan), dan martyria (kesaksian). Kegiatan pastoral ini bertujuan agar dapat memperkembangkan dan mendewasakan iman umat serta mengajak umat untuk menemukan makna baru melalui nilai-nilai kristiani yang dikaitkan dengan pengalaman hidupnya. Melalui karya pastoralnya Gereja berusaha membangun habitus baru dalam bidang pewartaan.

  Salah satu kegiatan pastoral dalam bidang pewartaan ialah katekese umat. Katekese umat bukan sekedar dilakukan berdasarkan minat saja, tetapi bagaimana Katekese umat tersebut benar-benar mampu membawa peserta pada penghayatan imannya dan lebih menghayati makna dari terang Injil yang didapatkan serta mengambil makna dari pengalaman hidup mereka (umat) dengan berbagai persoalan dan permasalahan yang dihadapi. Selain dapat membangun habitus baru dalam hidup umat, katekese umat juga merupakan faktor pembaharuan Gereja karena Sabda hadir dalam dirinya, maka katekese umat juga mengambil bagian atas caranya sendiri untuk melaksanakan tugasnya dalam pewartaan.

  Gereja Stasi St. Yohanes Pembaptis Long Lunuk kalimantan Timur juga berusaha untuk senantiasa membaharui dirinya dalam bidang pewartaan. Sebab Stasi ini merupakan bagian dari Paroki St. Yosep Long Pahangai yang berada di pelosok Pedalaman Hulu sungai Mahakam. Jarak yang berjauhan (kampung- kampung dibatasi oleh hutan) menjadikan transportasi alternatif hanya memakai perahu kecil (ketinting), hal ini yang menghambat terjadinya pewartaan di tempat ini. Di Stasi St. Yohanes pembaptis umat belum mengenal dan mengerti arti dan tujuan dari katekese umat.

  Walaupun mayoritas masyarakat Pedalaman Hulu Mahakam beragama Katolik tetapi pemahaman tentang iman masih sangat kurang sehingga pendalaman iman yang dilakukan tidak seperti yang sering dilaksanakan di Jawa yaitu katekese umat yang menggunakan media, sharing pengalaman dan menafsir Kitab Suci, melainkan dengan ibadat sabda dan doa Rosario bersama. Maka pada pertemuan-pertemuan doa yang sering diadakan tidak menggunakan sharing pengalaman iman sehingga tidak memperkaya pengetahuan dan kedewasaan iman masing-masing. Dengan demikian tujuan dari katekese umat tidak nampak dalam kegiatan tersebut. Oleh sebab itu perlu diperhatikan tujuan dari komunikasi iman seperti yang diungkapkan oleh (Huber, 1981: 22):

  Supaya dalam terang Injil kita semakin meresapi arti pengalaman- pengalaman kita sehari-hari dan kita bertobat (metanoia) kepada Allah dan semakin menyadari kehadiran-Nya dalam kenyataan hidup sehari-hari: cinta kasih dan makin dikukuhkan hidup kristiani; pula kita semakin bersatu dalam Kristus, makin menjemaat, makin tegas mewujudkan tugas Gereja setempat dan mengokohkan Gereja semesta; sehingga kita sanggup memberi kesaksian tentang Kristus dalam hidup kita di tengah masyarakat.

  Permasalahan lain yang dihadapi oleh Gereja Stasi St. Yohanes Pembaptis Long Lunuk adalah kurangnya tenaga pendamping yang lebih mengerti tentang katekese umat, yang dapat mendukung atau membimbing pendamping untuk mengenal tentang katekese umat, model-model dan metode katekese umat yang ada. Sangat disayangkan jika pemahaman pendamping dan umat hanya terbatas pada ibadat, doa Rosario dan Misa/ibadat di Gereja setiap hari minggu. Stasi St. Yohanes pembaptis Long Lunuk membutuhkan adanya katekese umat yang dapat meningkatkan penghayatan dan perkembangan hidup beriman bersama.

  Peningkatan mutu katekese umat yang perlu diperhatikan di stasi St. Yohanes Pembaptis Long Lunuk, agar katekese umat tersebut selalu berpusat pada nilai-nilai Kristiani. Namun semuanya ini tidak lepas dari keterampilan yang dimiliki oleh seorang pendamping dalam memandu katekese umat. Hal ini terungkap dalam PKKI III (Lalu Yosef, 2007:16):

  Kemampuan/ketrampilan berkomunikasi meliputi: Ketrampilan mengumpulkan, menyatukan dan mengarahkan kelompok sampai kepada suatu tindakan nyata, mengungkapkan diri, berbicara dan mendengarkan, ketrampilan menciptakan suasana yang memudahkan peserta untuk mengungkapkan diri dan mendengarkan pengalaman orang lain.

  Kemampuan/ketrampilan berefleksi meliputi: trampil menemukan nilai-nilai manusiawi dalam pengalaman hidup sehari- hari. Menemukan nilai-nilai kristiani dalam Kitab Suci, Ajaran Gereja dan tradisi kristiani lainnya. Menggumuli nilai-nilai kristiani dalam kehidupan konkrit. Selain itu juga pendamping katekese umat juga merupakan seorang pribadi yang beriman Katolik yang sadar akan panggilan Roh untuk melayani sesama umat dalam kelompok dasar.

  Dari permasalahan tersebut di atas dibutuhkan kaderisasi bagi pendamping katekese umat yang ada di Stasi St. Yohanes Pembaptis Long Lunuk Kalimantan Timur. Kaderisasi merupakan bentuk pendampingan bagi katekis/pendamping katekese umat agar memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memandu katekese umat. Kaderisasi pendamping katekese umat sangat penting dilakukan bagi para pendamping di Stasi St. Yohanes Pembaptis, karena dengan adanya kaderisasi ini para pendamping katekese umat dapat memahami dan mengerti tentang kegiatan yang terdapat dalam pendalaman iman. Selain itu juga kaderisasi ini dapat membangun habitus baru dalam hidup umat karena disini akan diperkenalkan cara-cara dalam proses katekese umat. Bagaimana menjadi pendamping/pemandu katekese umat, elemen-elemen apa yang harus diketahui. Seperti halnya bagaimana mengolah pengalaman hidup peserta, ajaran-ajaran Kristiani (Kitab Suci), komunikasi iman, refleksi dan aksinya.

  Penulis akan mencoba untuk menjadi seperti sosok Yohanes Pembaptis untuk membawa habitus baru dalam perkembangan hidup beriman umat di Stasi St. Yohanes Pembaptis Long Lunuk melalui katekese umat sehingga diharapkan stasi tergerak untuk memberi ruang pada katekese agar pendamping dan umat dapat melihat, memahami dan melaksanakan katekese umat sehingga memperkembangkan hidup beriman umat. Penulis juga akan berusaha mengajak pendamping untuk menghayati dan menyadari akan tugasnya. Dengan demikian pendamping katekese umat dapat membantu umat dalam mengolah pengalaman hidup lewat kegiatan katekese umat melalui komunikasi iman yang dilakukan. Melalui pemahaman, pendamping sebagai fasilitator juga dapat membantu umat untuk semakin mengenal Yesus Kristus, memperoleh terang Injil dan dapat lebih menghayati imannya. Oleh karena itu penulis terdorong untuk memilih judul

  

Kaderisasi Pendamping Katekese Umat di Stasi St. Yohanes Pembaptis Long

Lunuk Kalimanatan Timur”. Penulis berharap pemahaman tentang katekese

  umat semakin dipahami oleh pendamping katekese umat untuk membangun habitus baru demi perkembangan dan pendewasaan iman bersama dalam hidup bermasyarakat dan menggereja.

  B.

IDENTIFIKASI MASALAH

  Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan skripsi ini diidentifikasi sebagai berikut:

  1. Apakah yang di maksud dengan Gereja? 2.

  Apakah yang dimaksud dengan katekese umat? 3. Apa tugas pendamping katekese umat? 4. Apa yang dimaksud habitus baru dalam hidup umat? 5. Bagaimana cara mensosialisasikan katekese umat yang baik agar peserta mampu mengolah pengalaman hidupnya?

  6. Apa yang dimaksud dengan kaderisasi? 7.

  Bagaimana cara kaderisasi untuk pendamping katekese umat? 8. Bagaimana cara melibatkan peserta untuk mau ikut dalam kaderisasi?

  C. PEMBATASAN MASALAH

  Menimbang pentingnya kaderisasi bagi pendamping katekese umat untuk membangun habitus baru dalam perkembangan hidup beriman umat, maka penulis membatasi pembahasan skripsi ini maupun penelitian pendukung pada kaderisasi pendamping katekese umat yang berlangsung di Stasi St. Yohanes Pembaptis Long Lunuk Kalimantan Timur.

  D. RUMUSAN MASALAH

  Berdasarkan pembatasan permasalahan di atas, masalah skripsi ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa peranan katekese umat dalam pembaharuan Gereja? 2.

  Bagaimana katekese umat di stasi St. Yohanes Pembaptis Long Lunuk telah dilaksanakan untuk membangun habitus baru dalam perkembangan hidup beriman umat? 3. Usaha apa yang dilakukan agar katekese umat semakin berperan membangun habitus baru dalam hidup umat di stasi St. Yohanes

  Pembaptis Long Lunuk Kalimantan Timur? 4. Bagaimana kaderisasi pendamping katekese umat di stasi St. Yohanes

  Pembaptis Long Lunuk Kalimantan Timur dapat dilakukan ? E.

TUJUAN PENULISAN

  Tujuan penulisan ini adalah: 1. Menguraikan peranan katekese umat dalam pembaharuan Gereja untuk

  2. Mengetahui bagaimana katekese umat di stasi St. Yohanes Pembaptis Long Lunuk telah dilaksanakan untuk membangun habitus baru dalam perkembangan hidup beriman umat.

  3. Mengetahui usaha-usaha apa yang bisa dilakukan agar katekese umat semakin berperan membangun habitus baru dalam hidup umat di stasi St.

  Yohanes Pembaptis Long Lunuk Kalimantan Timur.

  4. Menguraikan bagaimana kaderisasi pendamping katekese umat dapat dilakukan di Stasi St. Yohanes Pembaptis Long Lunuk Kalimantan Timur.

  F. MANFAAT PENULISAN

  Dengan adanya kaderisasi pendamping katekese umat di stasi St. Yohanes Pembaptis Long Lunuk diharapkan pendamping semakin mengenal, mengetahui, mengerti dan memahami tentang katekese umat serta melaksanakan katekese umat dan menjadi kreatif dalam memimpin katekese umat. Selain itu juga kaderisasi pendamping katekese umat ini semakin menambah pemahaman penulis dalam berkatekese.

  G. METODE PENULISAN

  Sehubungan dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka dalam penulisan ini metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif.

  Dengan metode ini penulis melaksanakan penelitian dengan memaparkan dan menganalisa permasalahan yang terjadi sehingga permasalahan dapat dipecahkan.

  Untuk mendapat data maka penulis akan melaksanakan penelitian dengan

H. SISTEMATIKA PENULISAN

  Skripsi ini mengambil judul Kaderisasi Pendamping Katekese Umat Di Stasi St. Yohanes Pembaptis Long Lunuk Kalimantan Timur. Adapun sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan yang memaparkan latar belakang penulisan, identifikasi

  masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

  

BAB II MEMBANGUN HABITUS BARU DALAM GEREJA MELALUI

KATEKESE UMAT Bab ini menguraikan tiga bagian yaitu: bagian pertama: pengertian Gereja, Gereja sebagai Umat Allah, tugas-tugas pokok Gereja yang meliputi tugas

  mewartakan, tugas pengudusan dan perayaan dan tugas melayani. Bagian kedua: pengertian katekese umat, tujuan katekese umat, unsur-unsur dalam proses katekese umat dan model-model katekese umat dan peranan katekese umat yang meliputi katekese umat meningkatkan hidup beriman pribadi, katekese umat meningkatkan hidup menggereja, katekese umat meningkatkan hidup bermasyarakat. Bagian ketiga yaitu: membangun habitus baru dalam hidup beriman umat yang meliputi pengertian habitus baru, pembaharuan hidup beriman umat, usaha Gereja untuk membangun habitus baru dan pengertian pendamping katekese umat, peranan pendamping katekese umat, pengetahuan pendamping katekese umat, keterampilan pendamping katekese umat, spiritualitas pendamping katekese umat.

  

BAB III KATEKESE UMAT DI STASI SANTO YOHANES PEMBAPTIS

LONG LUNUK KALIMANTAN TIMUR Bab ini memaparkan tiga bagian yang terdiri dari bagian pertama:

  gambaran umum Stasi St.Yohanes Pembaptis Long Lunuk: letak geografis stasi St. Yohanes Pembaptis Long Lunuk, jumlah dan perkembangan umat di Stasi St.

  Yohanes Pembaptis Long Lunuk, tenaga katekis, kegiatan-kegiatan yang sering dilakukan di stasi St. Yohanes Pembaptis Long Lunuk. Bagian kedua: penelitian permasalahan katekese umat: rumusan masalah, tujuan penelitian, tempat dan waktu penelitian, metode penelitian, instrumen penelitian, responden penelitian, variabel penelitian. Bagian ketiga: laporan hasil penelitian dan kesimpulan.

  

BAB IV USULAN PROGRAM KADERISASI PENDAMPING KATEKESE

UMAT DALAM RANGKA MEMBANGUN HABITUS BARU DI STASI

SANTO YOHANES PEMBAPTIS LONG LUNUK KALIMANTAN TIMUR

Penulis memaparkan dalam bagian pertama usulan kaderisasi untuk

  pendamping katekese umat yang meliputi pengertian kaderisasi pendamping katekese umat, tujuan kaderisasi pendamping katekese umat. Bagian kedua memaparkan usulan program kaderisasi pendamping katekese umat di Stasi St. Yohanes Pembaptis Long Lunuk: latar belakang penyusunan program kaderisasi pendamping katekese umat, pengertian dan tujuan program kaderisasi pendamping katekese umat di Stasi St. Yohanes Pembaptis Long Lunuk. Bagian ketiga: usulan program kaderisasi pendamping katekese umat yang meliputi tujuan diadakannya program kaderisasi pendamping katekese umat di Stasi St. Yohanes Pembaptis Long Lunuk, alasan pemilihan tema dan waktu pelaksanaan. Bagian keempat: contoh satuan pendampingan.

BAB V PENUTUP Penulis menutup penulisan dengan membuat kesimpulan dan saran.

BAB II MEMBANGUN HABITUS BARU DALAM GEREJA MELALUI KATEKESE UMAT Tugas utama Gereja adalah mewartakan Sabda Allah (Setyakarjana,

  1997:110). Dalam tugas pewartaannya, Gereja berusaha membangun habitus baru untuk mengajak umat agar selalu merefleksikan imannya hingga sampai pada pendewasaan dan penghayatan iman secara mendalam. Salah satu tugas pewartaan itu adalah katekese. Katekese merupakan tempat atau wadah bagi Gereja dalam bidang pewartaan untuk menyampaikan kabar gembira tentang Kerajaan Allah yang menyelamatkan manusia.

  Katekese umat merupakan bentuk komunikasi iman atau tukar pengalaman iman antar anggota jemaat/kelompok. Katekese umat sebagai komunikasi iman merupakan proses kesaksian hidup yang berpangkal pada apa yang dialami oleh peserta dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman ini kemudian direfleksikan dan diolah sehingga menjadi pengalaman yang didasari dari terang Injil dan iman yang mendalam akan Yesus Kristus yang menjadi sumber hidup umat.

  Dalam bab II ini, penulis akan berbicara mengenai membangun habitus baru dalam Gereja melalui katekese umat, yang di dalamnya mencakup 3 (empat) bagian pokok yaitu pertama Gereja umat Allah yang meliputi pengertian Gereja, Gereja sebagai umat Allah, tugas-tugas pokok Gereja yang terbagi dari: Tugas mewartakan, tugas pengudusan dan perayaan dan tugas melayani. Bagian kedua katekese umat yang meliputi pengertian katekese umat, tujuan katekese umat, unsur-unsur dalam proses katekese umat, model-model katekese umat dan peranan katekese umat. Bagian ketiga yaitu membangun habitus baru dalam hidup beriman umat meliputi pengertian habitus baru, pembaharuan hidup beriman umat, usaha Gereja untuk membangun habitus baru, perlunya pendamping katekese umat meliputi pengertian, peranan, pengetahuan, keterampilan, spiritualitas pendamping katekese umat.

A. Gereja Umat Allah 1. Pengertian Gereja

  Kata Gereja berasal dari kata igreja. Kata tersebut adalah ejaan Portugis untuk kata Latin Ecclesia, yang ternyata berasal dari bahasa Yunani,

  ekklesia . Kata Yunani itu berarti ‘kumpulan’ atau ‘pertemuan’, ‘rapat’.

  Namun Gereja atau ekklesia bukan sembarangan kumpulan, melainkan kelompok orang yang khusus. Untuk menonjolkan kekhususan itu dipakailah kata asing itu. Kadang-kadang dipakai kata “jemaat” atau “umat”. Maka lebih baik memakai kata Gereja yakni ekklesia. Kata Yunani berasal dari kata yang berarti ‘memanggil’. Gereja adalah umat yang dipanggil Tuhan (KWI, 1996:332).

  Rumusan tersebut menggambarkan bahwa Gereja merupakan umat beriman yang dipanggil oleh Tuhan untuk berkumpul atau mengadakan pertemuan bersama.

  Namun dalam Gereja bukanlah sembarang kumpulan tetapi sekelompok jemaat yang khusus, yang dipanggil dalam kesatuan iman, harapan dan cinta. Dengan demikian umat semakin memahami diri sebagai anggota dari Gereja dan merumuskan karya keselamatan Tuhan diantara mereka. Arti Gereja juga termuat dalam buku Kompendium Katekismus Gereja Katolik (KWI, 2009:61) Gereja menunjuk kepada orang-orang yang dipanggil Allah dan berkumpul bersama dari setiap penjuru dunia. Umat membentuk suatu persekutuan, yang melalui iman dan pembaptisan, menjadi anak-anak Allah, anggota-anggota Kristus dan kenisah Roh Kudus. Yang membuat kumpulan itu menjadi Gereja adalah kegiatan Roh Kudus di dalamnya. Dengan demikian dalam karya Roh Kudus Gereja mempunyai gambaran yang memberikan berbagai aspek yang saling melengkapi misteri Gereja. “Selain itu Roh Kudus pula membantu secara khusus mereka yang diberi tugas mempersatukan umat. Seluruh kehidupan Gereja, pewartaan, perayaan dan pelayanan, digerakkan dan didorong oleh Roh yang sama” (KWI, 1996:331).

2. Gereja Sebagai Umat Allah Umat Allah merupakan suatu pilihan dan panggilan dari Allah sendiri.

  Umat Allah adalah bangsa terpilih, bangsa terpanggil. Umat Allah dipilih dan dipanggil untuk Allah untuk misi tertentu, yaitu menyelamatkan dunia. Hubungan antara Allah dan umat-Nya dimateraikan oleh suatu perjanjian. Umat harus menaati perintah-perintah Allah dan Allah selalu menepati janji-janji-Nya. Umat Allah selalu dalam perjalanan, melewati padang pasir menuju Tanah Terjanji (KomKat KWI, 2007:20).

  Rumusan tersebut menggungkapkan gambaran Gereja sebagai umat Allah. Umat Allah merupakan orang pilihan yang dipanggil oleh Allah sendiri untuk menyelamatkan dunia. Oleh sebab itu hendaknya umat Allah selalu menaati perintah-perintah Allah. Dengan demikian umat semakin menyadari dan menghayati persatuannya dengan umat lain. Karena seseorang tidak dapat menghidupkan imannya secara individu. Selain itu umat semakin aktif dalam kehidupan mengumat sehingga bertanggungjawab dalam hidup menggereja.

  Gereja sungguh merupakan satu umat Allah yang sehati sejiwa, seperti yang ditunjukkan Umat Perdana, yang imannya kita anut sampai sekarang (lih.

  Kis 2:41-47):

  Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi- bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan. Gereja adalah umat Allah karena Allah menghendaki untuk menyucikan dan menyelamatkan manusia bukan terpisah, tetapi dengan menjadikan mereka satu keluarga yang dikumpulkan bersama oleh kesatuan Bapa dan Putera dan Roh Kudus (KWI, 2009:62). Hal ini juga diungkapkan dalam (LG, art 9)

  Allah bermaksud menguduskan dan menyelamatkan orang-orang bukannya satu per satu, tanpa hubungan satu dengan yang lainnya. Akan tetapi, Ia hendak membentuk mereka menjadi umat, yang mengakui-Nya dalam kebenaran dan mengabdi kepada-Nya dengan suci.

  Dengan demikian umat dari satu dengan yang lainnya merupakan satu kesatuan yang dipanggil Allah untuk saling melayani dan menyerahkan diri secara utuh kepada Allah, sehingga dapat menghayati dan memperkembangkan imannya melalui pengudusan dan keselamatan dari Allah.

  Ciri khas umat Allah seperti yang diungkapkan dalam Kompendium

  Katekismus Gereja Katolik (2009:62) yaitu:

  Seseorang menjadi anggota umat ini melalui iman kepada Kristus dan pembaptisan. Umat itu berasal dari Allah Bapa, kepadanya adalah Yesus Kristus, tanda khususnya adalah martabat dan kebebasan anak-anak Allah, hukumnya adalah perintah baru cinta kasih, misinya adalah menjadi garam dan terang dunia, dan tujuan akhirnya adalah Kerajaan Allah yang sudah Rumusan tersebut menggambarkan bahwa umat Allah yaitu hendaknya mengimani Yesus Kristus melalui penyerahan diri untuk dibaptis dan menyadari dirinya berasal dari Allah yang diselamatkan oleh anak Allah yaitu Yesus Kristus. Dengan demikian taat pada hukum yaitu menebarkan cinta kasih kepada setiap orang sehingga dapat menjadi garam dunia dan pada akhirnya mewujudkan Kerajaan Allah dalam dirinya, orang di sekitarnya dan bagi seluruh dunia.

  Umat Allah ambil bagian dalam tugas imamat Kristus sejauh mereka yang dibaptis disucikan oleh Roh Kudus untuk mempersembahkan kurban rohani, selain itu mereka ambil bagian dalam tugas kenabian Kristus jika mereka sungguh menghayati iman mereka dan tugas rajawi Kristus melalui pelayanan, meneladan Yesus Kristus sebagai Raja Semesta (KWI, 2009:62-63).

  Umat Allah merupakan kumpulan orang yang dipanggil Allah bukan satu per satu untuk dikuduskan dan diselamatkan, oleh sebab itu penghayatan iman umat bukan saja menjadi tanggungjawab hierarki atau katekis tetapi merupakan tanggungjawab seluruh umat beriman Kristiani.

3. Tugas-tugas Pokok Gereja a. Tugas Mewartakan

  Gereja melanjutkan dan mengambil bagian dalam tritugas Yesus Kristus, yakni tugas nabi, tugas imani dan tugas rajawi. Tugas nabi yaitu mewartakan.

  “Tuhan menyerahkan kuasa di langit dan di bumi kepada para uskup selaku pengganti para Rasul menerima perutusan untuk mengajar semua bangsa dan mewartakan Injil kepada segenap makhluk, supaya semua orang, karena iman, Baptis dan pelaksanaan perintah-perintah memperoleh keselamatan” (LG, art 24).

  Mereka (uskup) mengemban kewibawaan Kristus. Artinya, mereka mewartakan kepada umat dan menyerahkan iman yang harus dipercayai dan diterapkan pada perilaku manusia, sehingga semakin memperjelas iman yang dimikinya (umat) dalam terang Roh Kudus. Dengan demikian dapat membangun situasi yang dapat membangun Gereja melalui pewartaan kabar gembira yaitu kerajaan Allah.

  Pewartaan hendaknya diterima dalam arti luas, tidak terbatas hanya pada homili, pelajaran agama ataupun pendalaman Kitab Suci tetapi juga mewartakan sabda Allah. Dalam diri Yesus Kristus dari Nazaret, Sabda Allah tampak secara konkret manusiawi. Penampakan itu merupakan puncak seluruh sejarah pewahyuan Sabda Allah. Bentuk Sabda itu adalah Gereja. Kristus, Sabda Allah, menciptakan Gereja (KWI, 1996:382). Dengan demikian Gereja merupakan Sabda. Oleh sebab itu sebagai anggota Gereja, hendaknya setiap orang mengambil bagian dalam karya pewartaan Yesus Kristus yaitu mewartakan Sabda Allah dan karya keselamatan Allah bagi hidup manusia.

  Yesus mengutus para murid-Nya untuk memberitakan Kerajaan Allah bagi semua bangsa (lih Mat 28:19-20) “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.

  Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”. Dalam kutipan ini dapat disimpulkan bahwa Yesus mengajarkan kepada murid- murid-Nya tentang tugas utama mereka yakni memberitakan Injil yang berpusat pada diri Yesus Kristus, agar Kerajaan Allah terwujud dalam hidup manusia.

  Demikian juga yang dilakukan oleh Gereja sebagai pengganti para Rasul. Gereja bertugas mewartakan Kerajaan Allah melalui pemberitaan Injil bagi seluruh umat manusia. Kegiatan pewartaan itu selalu berpusat pada pribadi Yesus Kristus. Karena “pewartaan merupakan tugas utama Gereja, bahkan merupakan jatidiri Gereja” (Setyakarjana, 1997:110). Keterpusatan pewartaan pada diri Yesus Kristus diajarkan oleh Gereja dalam mewartakan Injil (disebut sebagai kegiatan katekese). Kristus menjadi pusat dan jantung kegiatan katakese (Kristosentris).

Dokumen yang terkait

Bahan sekolah minggu: Yohanes Pembaptis (Luk. 3)

0 3 2

Penggunaan Bahasa Jawa dalam perayaan Ekaristi di Stasi Santo Fransiskus Xaverius Kemranggen, Paroki Santo Yohanes Rasul Kutoarjo.

4 72 183

Katekese model SCP sebagai salah satu usaha peningkatan pelaksanaan pembinaan iman umat lingkungan Santo Yohanes Stasi Santo Yusup Balong Paroki Santa Theresia Lisieux Boro.

1 7 158

Upaya meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja di Stasi Santo Lukas, Sokaraja, Paroki Santo Yosep Purwokerto Timur, Jawa Tengah melalui katekese umat model shared christian praxis.

29 354 137

Sumbangan katekese umat sebagai upaya untuk meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja di Stasi Mansalong Paroki Maria Bunda Karmel Mansalong Kabupaten Nunukan.

2 16 158

Penggunaan Bahasa Jawa dalam perayaan Ekaristi di Stasi Santo Fransiskus Xaverius Kemranggen, Paroki Santo Yohanes Rasul Kutoarjo

1 28 181

Peran film “Cheng-Cheng Po� untuk mananamkan semangat perdamaian bagi remaja Katolik di Stasi Santo Antonius Padua, Paroki Santo Hendrikus, Melolo, Sumba Timur - USD Repository

0 0 128

Upaya menumbuhkan hidup doa dalam keluarga-keluarga kristiani umat lingkungan Santa Maria stasi Majenang paroki Santo Stefanus Cilacap melalui katekese umat - USD Repository

0 0 137

Upaya meningkatkan dialog antar umat beriman dalam masyarakat yang plural di Stasi St. Maria Cikampek Paroki Kristus Raja Karawang Jawa Barat melalui katekese - USD Repository

0 0 180

Pendampingan iman keluarga kawin campur beda agama dalam menghayati hidup perkawinan kristiani di Paroki Santo Paulus, Palu, Sulawesi Tengah, melalui katekese umat model shared christian praxis - USD Repository

0 0 144