Pendampingan iman keluarga kawin campur beda agama dalam menghayati hidup perkawinan kristiani di Paroki Santo Paulus, Palu, Sulawesi Tengah, melalui katekese umat model shared christian praxis - USD Repository

  

PENDAMPINGAN IMAN

KELUARGA KAWIN CAMPUR BEDA AGAMA

DALAM MENGHAYATI HIDUP PERKAWINAN KRISTIANI

DI PAROKI SANTO PAULUS, PALU, SULAWESI TENGAH,

MELALUI KATEKESE UMAT MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS

  

S K R I P S I

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh:

  Bonificia Cynthia Dani NIM: 041124035

  PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009

  

PERSEMBAHAN

  Dengan penuh rasa syukur dan tulus hati skripsi ini kupersembahkan kepada Allah, karena kasih dan penyelenggaraan-Nya, kepada bapak, ibu, kakak, adik, seluruh keluarga, sahabatku tercinta Bernadeta Reni Meidi Wijayanti dan kakak Sindgius Yohanes, yang telah memberi motivasi dan menyemangati penulis untuk terus maju, serta teman-teman angkatan 2004/2005.

  

MOTTO

  “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.” (1 Ptr 5:7)

  ABSTRAK

  Skripsi ini berjudul PENDAMPINGAN IMAN KELUARGA KAWIN

  

CAMPUR BEDA AGAMA DALAM MENGHAYATI HIDUP

PERKAWINAN KRISTIANI DI PAROKI SANTO PAULUS, PALU,

SULAWESI TENGAH, MELALUI KATEKESE UMAT MODEL SHARED

  

CHRISTIAN PRAXIS. Skripsi ini dipilih berdasarkan fakta bahwa

  penyelenggaraan pendampingan iman pasangan keluarga kawin campur beda agama sesudah pernikahan di Paroki Santo Paulus, Palu belum terlaksana. Kenyataan menunjukkan bahwa pelaksanaan pendampingan iman di Paroki Santo Paulus, Palu hanya diberikan kepada pasangan beda agama sebelum pernikahan.

  Skripsi ini memaparkan persoalan pokok yang didasari oleh keprihatinan terhadap kurangnya perhatian secara khusus bagi keluarga kawin campur beda agama sesudah pernikahan dalam hidup perkawinan melalui pendampingan iman di Paroki St. Paulus, Palu. Pendampingan iman di sini bertujuan membantu pasangan beda agama untuk menghayati hidup perkawinan kristiani dalam kehidupan berkeluarga sehari-hari. Pembahasan masalah dikaji dengan mengumpulkan data-data melalui quesioner terbuka yang diberikan kepada Dewan Paroki, ketua Wilayah/Stasi dan kepada pasangan beda agama di Paroki Santo Paulus, Palu. Sedangkan studi pustaka dilaksanakan untuk memperoleh masukan-masukan sebagai bahan refleksi.

  Keluarga kawin campur beda agama dalam perjalanan kehidupan berumah tangga masih sangat membutuhkan pendampingan dari Gereja untuk berbagi pengalaman hidup berkeluarga yang berbeda keyakinan. Katekese umat merupakan tempat yang cocok bagi keluarga pasangan beda agama untuk saling berbagi pengalaman iman masing-masing pasangan. Katekese umat berangkat dari pengalaman konkrit peserta sehingga pasangan beda agama semakin menghayati hidup perkawinan mereka. Katekese umat dengan model Shared Christian Praxis membantu keluarga pasangan beda agama untuk menghayati hidup perkawinan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Bertitik tolak dari pengalaman hidup perkawinan, katekese SCP merupakan salah satu usulan yang bertolak dari pengalaman hidup dengan tujuan untuk mendorong peserta mengkomunikasikan antara tradisi dan visi hidup peserta dan mengkonfrontasikannya dengan tradisi dan visi kristiani sehingga mampu untuk mengambil keputusan dalam hidup keluarga sehari-hari, baik secara pribadi maupun bersama, melalui komunikasi iman atau tukar menukar pengalaman iman dalam dialog yang terbuka. Penulis menawarkan suatu program katekese umat dengan model Shared Christian Praxis yang dapat membantu pasangan beda agama dalam meningkatkan penghayatan iman mereka.

  

ABSTRACT

  The title of this thesis was THE FAITH ASSISTANCE FOR THE

  

MIXED MARRIAGE FAMILY TO INSPIRE THEIR MARRIAGE LIFE

AT ST. PAULUS PARISH, PALU, CENTRAL SULAWESI, THROUGH A

RELIGIOUS COMMUNITY CATECHISM BY SHARED CATECHESE

PRAXIS MODEL. This thesis was chosen based on the fact that the faith

  assistance for the mixed marriage couple after the wedding at St. Paulus Parish, Palu has not been held. The fact showed the faith assistance at St. Paulus Parish, Palu only was given to mixed religion couple before the wedding.

  This thesis explained the basic problem as the concern because of less special attention given the to mixed marriage family after the wedding in the marriage life through the faith assistance at St. Paulus Parish, Palu. This faith assistance has the purpose to help them to experience christian wedding life in their daily life. The study for this case was conducted by colecting data through the opened questionere that was given to the parish commitee, the chief of territory based on catholic religion and different religion couples at St. Paulus Parish, Palu. Whereas literary study was done to get the inputs for reflection.

  The mixed marriage of different religions needed the assistance from the church side to share the life experience living in a family of different religion. The community catechism was the appropriate model for such couples to share their faith experiences. The community catechism is based on the concrete experience of the members so the mixed marriage couples will be more inspired in their marriage life. The Shared Christian Praxis (SCP) model helpes is meant to do that. Based on the life experience of the marriage, SCP aims to push the members to communicate their christian tradition and vision so they could take the decision in the family life both personal and community through the faith communication or sharing the faith experience in the open dialogue. The writer has offered a catechism program of a Shared Christian Praxis model that could help such couples to increase their faith and apply it in their life.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan kasih-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENDAMPINGAN IMAN KELUARGA KAWIN CAMPUR BEDA

  

AGAMA DALAM MENGHAYATI HIDUP PERKAWINAN KRISTIANI DI

PAROKI SANTO PAULUS, PALU, SULAWESI TENGAH, MELALUI

KATEKESE UMAT MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS. Skripsi ini

  ditulis berdasarkan keprihatinan penulis terhadap keluarga pasangan kawin campur beda agama di Paroki Santo Paulus, Palu yang kurang mendapat perhatian khusus dari pihak Gereja sesudah pernikahan. Skripsi ini juga ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelulusan Sarjana Strata 1 pada Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mengalami banyak hambatan dan kesulitan, namun berkat bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak dengan caranya sendiri, penulis tetap bersemangat dalam menyelesaikannya. Oleh karena itu secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.

  Drs. M. Sumarno, Ds., S.J., M.A. selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktu, memberikan perhatian, membimbing penulis dengan penuh kesabaran, teliti, tekun dan penuh cinta serta memberikan masukan- masukan sejak awal sampai terselesainya skripsi ini.

  2. Drs. Heryatno Wono Wulung, S.J., M.Ed. selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Dosen Penguji II, yang dengan penuh perhatian telah membantu dan mendorong penulis selama proses perkuliahan sampai penulisan skripsi ini selesai.

  3. Dra. J. Sri Murtini, M.Si. selaku Dosen Penguji III, yang telah bersedia meluangkan waktu untuk mengarahkan penulis selama penulisan skripsi ini.

  4. Seluruh Staf Dosen dan Karyawan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik dan membimbing penulis selama belajar di Prodi IPPAK, USD.

  5. Ayah, ibu, kakak, adik dan seluruh keluarga yang memberikan semangat dan dukungan moral, material dan spiritual selama penulis menempuh studi di Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, 6. Pengurus Dewan Paroki, Tim Pendamping Keluarga dan seluruh pasangan beda agama di Paroki Santo Paulus, Palu, Sulawesi Tengah, yang telah membantu penulis mengumpulkan data-data untuk penyusunan skripsi ini.

  7. Kakak Sindgius Yohanes yang dengan penuh kasih dan kesabarannya telah memberi motivasi, menyemangati dan mengantar penulis untuk terus maju dalam menyelesaikan skripsi ini.

  8. Sr. Martina, SPC, Valentina Wuri Widawati dan sahabatku tercinta Bernadetha Reni Meidi Wijayanti serta teman-teman kos yang dengan setia

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL --------------------------------------------------------------- i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING -------------------------------- ii HALAMAN PENGESAHAN ---------------------------------------------------- iii HALAMAN PERSEMBAHAN -------------------------------------------------- iv MOTTO ------------------------------------------------------------------------------ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ----------------------------------------- vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ------------------------------ vii ABSTRAK -------------------------------------------------------------------------- viii

  • ix ABSTRACT KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------- x DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------ xiii DAFTAR SINGKATAN ---------------------------------------------------------- xvii

  BAB I. PENDAHULUAN ------------------------------------------------------- 1 A. Latar Belakang -----------------------------------------------------------

  1 B. Rumusan Permasalahan ------------------------------------------------- 4

  C. Tujuan Penulisan --------------------------------------------------------

  4 D. Manfaat Penulisan -------------------------------------------------------

  5 E. Metode Penulisan --------------------------------------------------------

  6 F. Sistematika Penulisan ---------------------------------------------------

  6 BAB II. GAMBARAN UMUM PENDAMPINGAN IMAN KELUARGA KAWIN CAMPUR BEDA AGAMA DI PAROKI SANTO PAULUS, PALU ---------------------------------

  9 A. Gambaran Umum Situasi Keluarga-keluarga Paroki Santo Paulus, Palu ------------------------------------------------------

  10

  1. Latar Belakang Berdirinya Paroki Santo Paulus, Palu --------

  10

  2. Letak Geografis dan Keadaan Sosial Ekonomi Pusat Paroki ----------------------------------------------------------------

  11

  3. Jumlah dan Perkembangan Keluarga-keluarga ----------------

  12

  4. Kegiatan-kegiatan untuk Keluarga-keluarga ------------------- 12

  B. Situasi Keluarga Pasangan Kawin Campur Beda Agama ----------

  16

  1. Letak dan Situasi Geografis Tempat Tinggal Keluarga- keluarga Kawin Campur Beda Agama --------------------------

  16

  2. Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Beda Agama --------------

  17

  3. Jumlah Keseluruhan Pasangan Beda Agama -------------------

  17 C. Situasi Pendampingan Iman bagi Pasangan Kawin Campur Beda Agama di Paroki Santo Paulus, Palu ---------------

  18

  1. Macam-macam Pendampingan yang ada bagi Pasangan Beda Agama --------------------------------------------------------

  18

  a. Pembinaan Khusus Katekumenat --------------------------

  19

  b. Pembinaan Iman Sebelum Pernikahan --------------------

  19

  2. Metode dalam Pendampingan ------------------------------------

  20

  3. Sarana dalam Pendampingan -------------------------------------

  20

  4. Langkah-langkah dalam Pendampingan ------------------------

  21

  5. Materi dalam Pendampingan -------------------------------------

  21

  6. Proses dalam Pendampingan -------------------------------------

  21

  7. Peserta dalam Pendampingan ------------------------------------

  22

  8. Manfaat dalam Pendampingan -----------------------------------

  22

  9. Harapan Pasangan kawin Campur Beda Agama terhadap Pelaksanaan Pendampingan Iman -------------------------------

  23 D. Rangkuman Permasalahan dalam Kawin Campur Beda Agama --------------------------------------------------------------------

  23

  1. Metode dalam Pendampingan ------------------------------------

  24

  2. Sarana dalam Pendampingan -------------------------------------

  24

  3. Langkah-langkah dalam Pendampingan ------------------------

  24

  4. Peserta dalam Pendampingan ------------------------------------

  25 BAB III PENDAMPINGAN IMAN MELALUI KATEKESE UMAT MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS BAGI KELUARGA KAWIN CAMPUR BEDA AGAMA -------------------------------

  26 A. Pendampingan Iman dalam Gereja -----------------------------------

  26

  1. Pengertian Pendampingan Iman ---------------------------------

  27

  2. Bentuk-bentuk Pendampingan Iman dalam Keluarga ---------

  28

  a. ME (Marriage Encounter) -----------------------------------

  28

  b. Retret ------------------------------------------------------------

  29

  c. Rekoleksi -------------------------------------------------------

  55 C. Keluarga Kawin Campur Beda Agama dalam Gereja -------------

  6. Peserta Katekese Umat --------------------------------------------

  47

  7. Pemimpin Katekese Umat ----------------------------------------

  49

  8. SCP sebagai Salah Satu Model Katekese Umat ---------------

  50

  a. Peristilahan dalam SCP --------------------------------------- 51 1) Shared ------------------------------------------------------

  51 2) Christian ---------------------------------------------------

  52 3) Praxis -------------------------------------------------------

  54

  b. Langkah-langkah SCP ----------------------------------------

  65

  5. Sarana Katekese Umat --------------------------------------------

  1. Perkawinan dalam Gereja -----------------------------------------

  66

  a. Pengertian Perkawinan ---------------------------------------

  67

  b. Pengertian Perkawinan Kristiani ----------------------------

  68

  c. Ciri Khas Perkawinan Kristiani -----------------------------

  69

  d. Tujuan Perkawinan Kristiani ---------------------------------

  72

  e. Perkawinan Sebagai Sakramen ------------------------------

  47

  45

  30

  33

  d. Ziarah -----------------------------------------------------------

  30

  e. Katekese --------------------------------------------------------

  31

  3. Materi Pendampingan Iman --------------------------------------

  31

  4. Tujuan Pendampingan Iman --------------------------------------

  32

  5. Proses Pendampingan Iman --------------------------------------

  32 B. Pendampingan Iman dengan Katekese Umat Model

  Shared Christian Praxis -----------------------------------------------

  1. Pengertian Katekese Umat ----------------------------------------

  c. Model Campuran ----------------------------------------------

  34

  2. Tujuan Katekese Umat --------------------------------------------

  36

  3. Isi Katekese Umat --------------------------------------------------

  38

  4. Model Katekese Umat ---------------------------------------------

  39

  a. Model Pengalaman Hidup ------------------------------------

  40

  b. Model Biblis ---------------------------------------------------

  42

  74

  2. Pasangan Kawin Campur Beda Agama dalam Gereja Katolik ---------------------------------------------------------------

  87 D. Penjabaran Program ----------------------------------------------------

  Lampiran 3: Pedoman Quesioner Terbuka untuk Pasangan Beda Agama -------------------------------------------------- Lampiran 4: Rangkuman Hasil Quesioner Terbuka untuk Dewan Paroki ------------------------------------------------ Lampiran 5: Rangkuman Hasil Quesioner Terbuka untuk Ketua Stasi/Wilayah ----------------------------------------- Lampiran 6: Rangkuman hasil Quesioner Terbuka untuk Pasangan

  Lampiran 2: Pedoman Quesioner Terbuka untuk Ketua Stasi/Wilayah ----------------------------------------

  Lampiran 1: Pedoman Quesioner Terbuka untuk Dewan Paroki ------------------------------------------------

  DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------------ 111 LAMPIRAN -----------------------------------------------------------------------

  92 BAB V PENUTUP --------------------------------------------------------------- 107 A. Kesimpulan -------------------------------------------------------------- 107 B. Saran --------------------------------------------------------------------- 109

  92 F. Contoh Persiapan Katekese -------------------------------------------

  89 E. Petunjuk Pelaksanaan Program ---------------------------------------

  86 C. Rumusan Tema dan Tujuan -------------------------------------------

  75

  84 B. Alasan Pemilihan Tema dan Tujuan ---------------------------------

  84 A. Latar Belakang Penyusunan Program -------------------------------

  79 BAB IV USULAN PROGRAM KATEKESE UMAT DENGAN MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS UNTUK MENINGKATKAN PENGHAYATAN HIDUP PERKAWINAN BAGI PASANGAN KAWIN CAMPUR BEDA AGAMA --------------------------------------------------------

  

Christian Praxis --------------------------------------------------------

  76 D. Pendampingan Iman untuk Keluarga Kawin Campur Beda Agama dengan Katekese Umat Model Shared

  b. Kesulitan-kesulitan Pasangan Kawin Campur Beda Agama -----------------------------------------------------------

  76

  a. Pengertian Kawin Campur Beda Agama -------------------

  113 (1) (2) (3) (4) (6)

DAFTAR SINGKATAN A.

   Singkatan Kitab Suci

  Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci

  Perjanjian Baru dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada umat Katolik

  Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen AgamaRepublik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal. 8.

  B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

  CT : Catechesi Tradendae , Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979

  FC : Familiaris Consortio , Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II kepada para uskup, imam-imam dan umat beriman seluruh Gereja Katolik tentang peranan keluarga Kristen dalam dunia modern, 22 November 1981.

  GS : Gaudium et Spes , Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang Pendidikan Kristen, 28 Oktober 1965.

  C. Singkatan Lain

  Art : Artikel BIAK : Bina Iman Anak Katolik BIRKat : Bina Iman Remaja Katolik

  CD : Compact Disk Dll : dan lain-lain Dsb : dan sebagainya Kab : Kabupaten Kan : Kanon KBK : Kaum Bapa Katolik KK : Kepala Keluarga KWI : Konferensi Waligereja Indonesia MB : Madah Bakti , buku doa dan nyanyian, edisi 2000, Pusat Musik

  Liturgi Yogyakarta ME : Marriage Encounter MSC : Missionaries of the Sacred Heart Mudika : Muda-mudi Katolik NTT : Nusa Tenggara Timur PKKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia PPA : Putra-putri Altar SCP : Shared Christian Praxis SD : Sekolah Dasar SMA : Sekolah Menengah Atas SMK : Sekolah Menengah Kejuruan SMP : Sekolah Menengah Pertama St : Santo TV : Televisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga Katolik di Paroki Santo Paulus, Palu adalah keluarga yang tinggal

  di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas beragama non-Kristiani. Mereka bergaul dan berhubungan secara akrab dalam kehidupan sehari-hari. Kenyataan hidup dan pergaulan tersebut ternyata mempengaruhi terjadinya perkawinan campur beda agama karena banyak anak dari keluarga Katolik yang memilih pasangan hidup dengan teman yang tidak satu iman. Fakta membuktikan bahwa kawin campur beda agama sering terjadi di masyarakat kita, khususnya di Paroki St.Paulus Palu. Pendampingan untuk pasangan beda agama sesudah pernikahan kurang diperhatikan. Latar belakang penulisan skripsi ini didasari oleh keprihatinan penulis terhadap kurangnya perhatian secara khusus bagi pasangan kawin campur beda agama sesudah pernikahan dalam hidup perkawinan mereka sehari-hari di Paroki St. Paulus, Palu.

  Kawin campur antar pemeluk agama yang berbeda merupakan masalah yang tak kunjung selesai sebab dalam masyarakat majemuk merupakan pilihan konkret yang dipertanggungjawabkan. Kejadian ini disebabkan oleh faktor jumlah umat Katolik yang relatif kecil dibandingkan dengan jumlah umat non-Katolik.

  Kebersamaan hidup dalam perkawinan tidak hanya menuntut kesediaan untuk saling mengerti perasaan, menghargai, menerima dan melayani, melainkan juga menuntut pertimbangan obyektif rasional, seperti kesamaan agama, cara mendidik diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai kristiani dalam keluarga, khususnya nilai perkawinan Katolik agar anak mampu mempersiapkan perkawinan secara Katolik. Pasangan dari keluarga kawin campur beda agama membutuhkan pendampingan di tengah jalan hidup perkawinan mereka. Masalah kawin campur beda agama bukan masalah hukum Gereja saja, melainkan juga masalah pastoral. Gereja lebih mendukung perkawinan seiman tetapi Gereja juga realistis karena tidak selalu mudah mendapat teman hidup seiman. Hak nikah itu termasuk hak asasi manusia, maka Gereja juga membuka pintu untuk perkawinan campur beda agama.

  Perkawinan Katolik merupakan sesuatu yang sangat mulia dari Allah. Perkawinan itu sendiri diartikan sebagai wujud bersatunya dua insan yang berbeda jenis (laki-laki dan perempuan) menjadi satu daging, yang dilambangkan melalui upacara pemberkatan perkawinan, di mana pasangan pengantin berjanji di hadapan Allah. Perbedaan terjadi bilamana di dalam agama Katolik yang akan melangsungkan pernikahan tersebut (laki-laki dan perempuan) adalah orang yang berbeda keyakinan yaitu pernikahan yang akan dilakukan antara seorang Katolik dan non-Katolik. Pernikahan ini akan berpengaruh terhadap penghayatan nilai- nilai suci yang terkandung dalam perkawinan dan membuat penghayatan terhadap nilai-nilai perkawinan itu menjadi kabur dan bahkan tidak dihayati sama sekali.

  Dalam perkawinan yang diutamakan ialah bagaimana orang mampu menghayati nilai-nilai mulia yang terdapat dalam perkawinan itu sendiri. Gereja biasanya hanya memperhatikan pasangan kawin campur sebelum pasangan keluarga kawin campur itu terbentuk (diberkati perkawinannya). Pasangan beda agama yang akan dispensasi atas perkawinan yang akan dilangsungkan. Hal ini mengandaikan betapa sulitnya menjalani sebuah rumah tangga yang berbeda keyakinan sehingga dapat menimbulkan banyak permasalahan dalam keluarga pasangan kawin campur terutama dalam mengurus iman anak mereka. Dalam hal itu Gereja mengharapkan kesediaan dari pihak Katolik untuk mendidik anak secara Katolik. Dalam pasangan keluarga kawin campur itu, masalah pendidikan iman anak merupakan permasalahan yang sering terjadi dalam keluarga beda agama.

  Kawin campur perlu dihadapi sebab selain secara mendasar Gereja Katolik tidak merestui perkawinan semacam itu, tetapi dengan alasan-alasan tertentu Gereja tetap memberikan dispensasi bagi mereka yang melaksanakan kawin campur beda agama ini. Perkawinan seperti itu bisa menghalangi keharmonisan hubungan suami-istri dan mempersulit pendidikan iman bagi anak-anak mereka. Pernikahan pasangan beda agama sampai saat ini belum banyak yang mencapai tujuan perkawinan kristiani, kecuali pada keluarga kawin campur yang secara intensif mendapat pendampingan hidup berkeluarga secara kontinyu.

  Berdasarkan latar belakang permasalahan dan fakta di atas, maka dalam skripsi ini penulis memberi judul skripsi mengenai PENDAMPINGAN IMAN

  

KELUARGA KAWIN CAMPUR BEDA AGAMA DALAM MENGHAYATI

HIDUP PERKAWINAN KRISTIANI DI PAROKI SANTO PAULUS, PALU,

SULAWESI TENGAH, MELALUI KATEKESE UMAT MODEL SHARED

  

CHRISTIAN PRAXIS, sebagai suatu model yang sesuai dalam mengembangkan

  penghayatan hidup perkawinan keluarga kawin campur beda agama. Penulis berharap melalui skripsi ini masing-masing pasangan keluarga kawin campur beda agama semakin menghayati nilai-nilai perkawinan dalam kehidupan mereka sehari-hari melalui katekese umat model Shared Christian Praxis.

  B. Rumusan Permasalahan 1.

  Bagaimana pelaksanaan pendampingan iman bagi keluarga kawin campur beda agama di Paroki Santo Paulus, Palu?

  2. Manakah peranan pendampingan iman melalui katekese umat terhadap perkawinan campur beda agama dalam Gereja?

  3. Katekese model apa yang sesuai dalam mengembangkan penghayatan hidup perkawinan keluarga kawin campur beda agama di Paroki Santo Paulus, Palu?

  C. Tujuan Penulisan 1.

  Mengetahui pelaksanaan pendampingan iman bagi keluarga kawin campur beda agama di Paroki Santo Paulus, Palu.

  2. Mengetahui peranan pendampingan iman melalui katekese umat terhadap perkawinan campur beda agama dalam Gereja.

  3. Mengetahui model katekese yang sesuai dengan penghayatan hidup perkawinan pasangan beda agama di Paroki Santo Paulus, Palu.

  4. Karya tulis ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelulusan Strata 1 Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

D. Manfaat Penulisan 1.

  Bagi Keluarga Pasangan Kawin Campur Beda Agama, supaya lebih memahami nilai-nilai perkawinan kristiani dengan tujuan untuk meningkatkan keharmonisan dalam hidup rumah tangga mereka, serta mampu mengantisipasi akan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dalam rumah tangga itu, seperti perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, serta mempertahankan pendidikan iman anak-anak mereka.

  2. Bagi Paroki Setempat, supaya mempunyai perhatian yang khusus dan mau peduli terhadap permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi keluarga kawin campur beda agama itu sendiri. Dengan maksud supaya paroki setempat mengambil bagian dalam mengatasi dan menanggulangi maraknya kasus yang terjadi dalam kehidupan pasangan kawin campur beda agama dan dapat memberi sumbangan bagi para pendamping katekese serta siapa saja yang terlibat dalam karya pelayanan umat akan cara pelaksanaan katekese yang baik.

  3. Bagi Penulis, dapat menambah pengetahuan penulis, khususnya dalam pendampingan iman bagi keluarga kawin campur beda agama berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi dari banyak kasus yang terjadi dalam perkawinan campur. Penulis juga mempunyai pengalaman dalam membuat metode katekese yang akan diberikan kepada pasangan beda agama dan paling tidak ini berguna bagi penulis agar tidak melakukan/menjalani perkawinan

  E. Metode Penulisan

  Metode penulisan yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode deskriptif analistis yang memaparkan, menguraikan serta menganalisa keadaan Paroki Santo Paulus, Palu dalam keterkaitan dengan kehidupan keluarga kawin campur beda agama. Data yang dibutuhkan diperoleh dengan menyebarkan quesioner terbuka yang dikirim ke paroki dan disebarkan untuk disi oleh dewan paroki, ketua-ketua Stasi/Wilayah serta pasangan suami-istri beda agama sebagai responden. Data-data yang dikumpulkan dianalisa, dibantu dengan studi pustaka dan akhirnya membuat suatu usulan program.

  F. Sistematika Penulisan

  Judul dari skripsi ini PENDAMPINGAN IMAN KELUARGA KAWIN

  

CAMPUR BEDA AGAMA DALAM MENGHAYATI HIDUP

PERKAWINAN KRISTIANI DI PAROKI SANTO PAULUS, PALU,

SULAWESI TENGAH, MELALUI KATEKESE UMAT MODEL SHARED

  CHRISTIAN PRAXIS akan diuraikan menjadi 5 (lima) bab sebagai berikut:

  Bab I ini merupakan pendahuluan yang memaparkan tentang latar belakang penulisan, yang merupakan alasan mengapa penulis memilih judul ini. Dalam rumusan permasalahan penulis mencoba merumuskan beberapa permasalahan yang dianggap merupakan keprihatinan yang perlu dicari solusinya. Tujuan penulisan menyebutkan beberapa tujuan dari penulisan skripsi ini. Manfaat penulisan akan disampaikan beberapa manfaat dari penulisan skripsi, serta metode penulisan dan sistematika penulisan.

  Bab II merupakan gambaran umum pelaksanaan pendampingan iman bagi keluarga kawin campur beda agama di Paroki Santo Paulus, Palu, Sulawesi Tengah. Dalam bab ini penulis akan membahas beberapa bagian diantaranya mengenai gambaran umum Paroki Santo Paulus, Palu, yang meliputi latar belakang berdirinya Paroki Santo Paulus, Palu, letak geografis dan keadaan sosial ekonomi pusat paroki, jumlah dan perkembangan keluarga-keluarga serta kegiatan untuk keluarga-keluarga. Situasi keluarga pasangan kawin campur beda agama yang mencakup letak dan situasi geografis tempat tinggal keluarga kawin campur beda agama, kondisi sosial ekonomi keluarga beda agama, serta jumlah keseluruhan pasangan beda agama. Situasi pendampingan iman bagi keluarga kawin campur beda agama serta rangkuman permasalahannya.

  Bab III mengulas tentang pendampingan iman melalui katekese umat model Shared Christian Praxis sebagai sarana untuk membantu pasangan kawin campur beda agama dalam menghayati hidup perkawinan. Dalam bab ini penulis akan menguraikan beberapa hal mengenai pendampingan iman bagi keluarga yang meliputi pengertian pendampingan iman, bentuk-bentuk pendampingan iman dalam keluarga, materi, tujuan dan proses pendampingan iman. Berikutnya membahas mengenai katekese umat diantaranya pengertian, tujuan, isi, model, sarana, peserta, pemimpin katekese, dan SCP sebagai salah satu model katekese umat. Selain itu dalam bab ini juga akan diulas tentang keluarga kawin campur beda agama dalam gereja yang meliputi perkawinan dalam gereja dan pasangan kawin campur beda agama dalam gereja, serta menjelaskan tentang pendampingan iman untuk keluarga kawin campur beda agama dengan katekese umat model meningkatkan penghayatan hidup perkawinan bagi keluarga kawin campur beda agama.

  Bab IV ini akan membahas usulan program katekese umat model Shared Christian Praxis sebagai sarana pendampingan bagi pasangan beda agama, diantaranya latar belakang pemilihan program katekese, alasan pemilihan program, rumusan tema dan tujuan, petunjuk pelaksanaan program serta contoh persiapan katekese.

  Bab V merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dan saran dari keseluruhan isi skripsi ini.

  

BAB II

GAMBARAN UMUM PELAKSANAAN PENDAMPINGAN IMAN

BAGI KELUARGA KAWIN CAMPUR BEDA AGAMA

DI PAROKI SANTO PAULUS, PALU, SULAWESI TENGAH

Paroki Santo Paulus, Palu merupakan bagian dari Keuskupan Manado. Paroki ini berpusat di Teluk Palu yang melingkupi kota Palu, kabupaten Donggala,

  dan sebagian wilayah kabupaten Poso. Kebanyakan umat di Paroki ini berdatangan dari berbagai etnis, seperti Jawa, Bali, Minahasa, Tionghoa, Toraja dan NTT.

  Sedangkan etnis Palu, Sumatera, dan Ambon merupakan kelompok minoritas. Keluarga-keluarga tersebar di 18 Stasi dan 18 Wilayah rohani.

  Penulis dalam bab ini akan memaparkan gambaran umum mengenai situasi Paroki Santo Paulus, Palu, pelaksanaan kegiatan-kegiatan pendampingan iman serta jumlah dan perkembangan keluarga-keluarga Paroki Santo Paulus periode tahun 2007-2008. Sedangkan gambaran umum pasangan kawin campur beda agama sendiri meliputi situasi pasangan beda agama, jumlah, kegiatan-kegiatan, harapan-harapan pasangan beda agama. Pasangan beda agama yang dimaksudkan di sini adalah pasangan yang terdiri dari Katolik dan non-baptis yang tinggal di pusat Paroki Santo Paulus, Palu, yang tersebar di 18 Wilayah rohani dan 18 Stasi. Penyebaran quesioner bagi pasangan beda agama untuk 13 Stasi tidak diberikan karena jarak yang jauh dari pusat paroki dan faktor waktu yang tidak memungkinkan. Kegiatan yang ada bagi pasangan beda agama di Paroki Santo Paulus, Palu hanya dilaksanakan sebelum pernikahan, sedangkan kegiatan untuk

  A. Gambaran Umum Situasi Keluarga-keluarga Paroki St. Paulus, Palu

  Keluarga-keluarga di Paroki Santo Paulus, Palu merupakan bagian terpenting yang perlu diperhatikan oleh Gereja. Keluarga dalam perkembangan menjalani hidup berkeluarga membutuhkan pendampingan yang kontinyu. Pada

  bagian ini penulis akan membahas tentang latar belakang berdirinya Paroki Santo Paulus, Palu, letak geografis, jumlah dan perkembangan keluarga-keluarga serta kegiatan-kegiatan yang ada di Paroki Santo Paulus, Palu. Pembahasan mengenai gambaran Paroki Santo Paulus, Palu diambil berdasarkan hasil pedoman quesioner terbuka yang dikumpulkan yang diberikan kepada dewan paroki, ketua Stasi/Wilayah dan pasangan beda agama sendiri periode tahun 2007-2008.

1. Latar Belakang Berdirinya Paroki St. Paulus, Palu

  Paroki Santo Paulus, Palu berdiri berawal dari kedatangan seorang misionaris dari Gorontalo bernama Pastor A.H.G. Bröcher, MSC. Kedatangannya ke Palu bertujuan untuk berkunjung sekaligus mencari tahu keberadaan umat Katolik di kota Palu. Dia menemukan ada beberapa umat Katolik yang bertugas di kota Palu seperti Polisi dan Brimob, sehingga pada tanggal 9 September 1924 pembaptisan pertama di Palu oleh Pastor A.H.G. Bröcher, MSC. Nama orang Katolik pertama yang dibaptis ialah Yohana. Mulai saat itu umat di Palu dilayani oleh Pastor dari Paroki Gorontalo. Umat Katolik semakin bertambah dengan berjalannya waktu. Pada tahun 1957/1958 didirikan sebuah gereja kecil di tengah kota Palu yang diberi nama gereja Santo Paulus, Palu. Pastor Paroki yang pertama ialah Pastor Bangkut MSC, kemudian Pastor John Tinggogoi, MSC; Pastor

  Tahun 1986 dicari lokasi untuk bangunan gereja baru oleh Pastor Rarung, MSC. Perkembangan umat yang semakin banyak berdatangan dari berbagai daerah di Indonesia sehingga gereja yang sebelumnya tidak memungkinkan untuk jumlah umat saat itu. Tahun 1988-1996 dibangun gereja baru di pinggiran kota Palu dan diresmikan pada tahun 1997 dengan nama gereja Santa Maria. Pastor Paroki selanjutnya ialah Pastor Talibonso, MSC; Pastor Frans Mandagi, MSC; Pastor Alfred M., MSC; Pastor Melky Toreh, MSC. Pada saat ini Pastor kepala Paroki ialah Pastor Beny Pangkey, MSC [Lampiran 4: (4)].

2. Letak Geografis dan Keadaan Sosial Ekonomi Pusat Paroki

  Paroki Santo Paulus, Palu berpusat di Teluk Palu. Paroki ini melingkupi kota Palu, kabupaten Donggala, dan sebagian wilayah kabupaten Poso. Perbatasan Paroki Santo Paulus Palu yaitu sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Damsol (Kab. Donggala), jaraknya ± 280 kilo meter dari pusat Paroki. Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Lore Tengah (Kab. Poso), jaraknya ± 160 kilo meter. Sebelah Barat berbatasan dengan Stasi Watatu (Kab. Donggala), jaraknya ± 50 kilo meter. Sebelah Selatan berbatasan dengan Stasi Lalundu (Kab. Donggala), jaraknya ± 220 kilo meter [Lampiran 4: (4)].

  Keluarga-keluarga di Paroki Santo Paulus, Palu mempunyai status kehidupan sosial ekonomi yang beraneka ragam. Pekerjaan yang ditekuni meliputi pegawai, pedagang, karyawan, pengusaha, sopir dan petani. 60% umat bermukim di kota dan 40% bermukim di desa. Umat Paroki Santo Paulus, Palu berdatangan dari berbagai etnis, seperti Jawa, Bali, Minahasa, Tionghoa, Toraja dan NTT, pendidikan untuk keluarga-keluarga di Paroki Santo Paulus, Palu terdiri dari pendidikan Sarjana (Perguruan Tinggi) 21%, pendidikan SMA/SMK 32%, pendidikan SMP 37% dan pendidikan SD 10% [Lampiran 4: (5)].

  3. Jumlah dan Perkembangan Kelurga-keluarga Berdasarkan hasil pendataan dari paroki, keluarga di Paroki Santo Paulus,

  Palu tahun 2007 berjumlah ± 814 KK, yang terdiri dari anak-anak, kaum muda dan orang tua. Pertambahan tahun 2008 menjadi 1058 KK. Keluarga Katolik bertambah dari 760 KK menjadi 982 KK. Keluarga Beda Gereja bertambah dari 38 KK menjadi 49 KK. Keluarga Beda Agama bertambah dari 16 KK menjadi 27 KK. Sedangkan Pembagian umat Paroki Santo Paulus, Palu menurut etnis, yaitu Minahasa 264 KK, Jawa 212 KK, Toraja 159 KK, NTT 137 KK, Bali 106 KK, Tionghoa 74 KK, Palu 53 KK, Sumatra 32 KK, dan Ambon 21 KK. [Lampiran 4: (4)-(5)].

  4. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam Paroki Santo Paulus, Palu Macam-macam kegiatan yang dilaksanakan untuk keluarga-keluarga di

  Paroki Santo Paulus, Palu meliputi Katekese, Liturgi dan Kelompok-kelompok kategorial yang terdiri dari Kaum Bapa Katolik (KBK), Legio Maria, Persekutuan Doa Kharismatik, Muda-mudi Katolik (Mudika), Putra-Putri Altar (PPA), Bina Iman Remaja Katolik (BIRKat), dan Bina Iman Anak Katolik (BIAK) [Lampiran 5: (6)-(8)]. a.

  Katekese Kegiatan katekese ini diadakan langsung di masing-masing stasi/wilayah rohani dengan waktu yang sudah ditentukan, yaitu seminggu sekali pada masa

  Adven, masa prapaskah dan pada bulan Kitab Suci. Ketua stasi/wilayah mengkoordinir semua kegiatan. Pendamping katekese didatangkan tim khusus dari paroki untuk mendampingi proses pelaksanaan katekese dan bisa juga diganti oleh ketua stasi/wilayah yang sudah terlatih untuk mendampingi. Materi katekese disiapkan dari paroki karena belum ada katekese yang dibuat sendiri oleh wilayah. Peserta katekese sebagian besar para orang tua dan sisanya mudika dan anak-anak. Tempat pelaksanaan katekese diadakan di setiap rumah umat secara bergantian sesuai dengan jadual yang ditentukan oleh masing-masing wilayah/stasi [Lampiran 5: (6)-(7)].

  b.

  Liturgi Kegiatan di bidang liturgi yang diadakan oleh paroki yaitu koor untuk perayaan Ekaristi pada hari Minggu biasa dan hari-hari besar lainnya. Petugas koor sudah ditentukan oleh paroki untuk masing-masing wilayah/stasi secara bergantian. Persiapan koor diatur oleh setiap wilayah/stasi yang bertugas dengan waktu yang sudah ditentukan di tiap wilayah/stasi [Lampiran 5: (7)].

  c.

  Kelompok-kelompok Kategorial Kelompok-kelompok kategorial yang ada di Paroki Santo Paulus, Palu sangat beraneka ragam yang meliputi Kaum Bapa Katolik (KBK), Legio Maria,

  (BIRKat), dan Bina Iman Anak Katolik (BIAK) [Lampiran 5: (7)-(8)]. Penjelasan mengenai kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh masing-masing kelompok kategorial ialah sebagai berikut: 1)

  KBK (Kaum Bapa Katolik) KBK merupakan organisasi Gereja Kaum Bapa Katolik khusus Keuskupan

  Manado. Organisasi ini mengikuti pola Gereja Kristen. Kegiatan yang diadakan oleh KBK dilaksanakan seminggu sekali sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan. Mereka mengadakan doa bersama, sharing pengalaman dan evaluasi program kerja. Anggota organisasi ini berjumlah ± 20 orang yang selalu aktif.

  Pelaksanaan untuk pertemuan KBK bertempat di gereja dan tidak menutup kemungkinan ada cabang-cabangnya di setiap wilayah [Lampiran 5: (7)].

  2) Legio Maria

  Kelompok doa Legio Maria ini terdiri dari para ibu dari berbagai wilayah rohani dalam lingkup Paroki. Mereka mengadakan doa rutin tiap minggu dengan waktu yang sudah ditentukan bersama. Pelaksanaan untuk pertemuan Legio Maria ini bertempat di gereja. Kelompok ini Memiliki anggota ± 20 yang aktif [Lampiran 5: (7)].

  3) Persekutuan Doa Kharismatik

  Kelompok doa kharismatik ini terdiri dari orang tua, keluarga muda dan mudika yang mau bergabung. Kebanyakan dari mereka adalah para pengusaha. doa bersama, sharing Kitab Suci tiap minggunya dengan waktu yang sudah disepakati. Mereka mempunyai kegiatan khusus, yaitu doa untuk orang sakit.

  Pelaksanaan untuk pertemuan kelompok ini bertempat di gereja, kecuali ada permintaan khusus dari anggotanya. Mereka mengadakan ziarah ke Lourdes tiap tahunnya [Lampiran 5: (7)].

  4) Mudika (Muda-mudi Katolik)

  Mudika memiliki kegiatan rutin doa bersama dan pertemuan yang diadakan tiap minggu sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan bersama. Jumlah anggota mudika yang aktif ± 40 orang, mulai dari siswa SMA kelas 1 sampai dengan mahasiswa dan karyawan. Kegiatannya tidak begitu terkoordinir dengan baik melihat latar belakang dari tiap anggota yang beraneka ragam. Mereka tampil aktif ketika mendapat giliran liturgi seperti koor pada Minggu biasa dan hari-hari besar lainnya [Lampiran 5: (7)-(8)].

  5) PPA (Putra-Putri Altar)

  Kegiatan PPA tidak rutin tetapi sesuai dengan kebutuhan. Kelompok ini mempunyai para pendamping khusus dari paroki. Anggota PPA yang aktif berjumlah ± 30 orang, mulai dari tingkat SD, SMP dan sebagian SMU dengan syarat sudah menerima komuni pertama [Lampiran 5: (8)].

  6) BIRKat (Bina Iman Remaja Katolik)

  Kegiatan untuk kelompok BIRKat diadakan rutin tiap minggu dengan pembinaan. Tempat pelaksanaan untuk pertemuan kelompok ini di gereja. Jumlah anggota kelompok yang aktif ± 20 orang mulai dari tingkat SD kelas V sampai SMP [Lampiran 5: (8)].

  7) BIAK (Bina Iman Anak Katolik)

  Kegiatan kelompok BIAK diadakan setiap hari Minggu di gereja setelah selesai perayaan ekaristi. Jumlah anggotanya ± 60 orang mulai dari anak usia Taman Kanak-kanak hingga SD kelas IV. BIAK memiliki pendamping khusus dari paroki dan juga ibu-ibu yang dengan sukarela mau bergabung mendampingi anak- anak tersebut [Lampiran 5: (8)].

  B.

  

Situasi Keluarga Pasangan Kawin Campur Beda Agama di Paroki St.

  Paulus, Palu

  Situasi kehidupan sosial ekonomi pasangan kawin campur beda agama di Paroki Santo Paulus, Palu beraneka ragam, mulai dari petani, wiraswasta, pegawai negeri dan ibu rumah tangga. Penulis pada bagian ini akan menjelaskan situasi keluarga pasangan kawin campur beda agama, yang terdiri dari letak dan situasi geografis, situasi ekonomi dan sosial budaya, jumlah keseluruhan pasangan beda agama, serta kegiatan-kegiatan yang diadakan untuk pasangan beda agama.

1. Letak dan Situasi Geografis Tempat Tinggal Keluarga-keluarga Kawin

  Campur Beda Agama Berdasarkan hasil kuisioner terbuka yang dikumpulkan, pasangan beda jauh yaitu di sebelah Barat dan Timur dari pusat paroki. Dalam wilayah melingkupi Wilayah II Santa Bernadetha, Wilayah IV Santo Mikhael dan Wilayah

  XV Santo Fransiskus Asisi. Sedangkan di Stasi melingkupi Stasi Palolo, Stasi Jono Oge, Stasi Kulawi, Stasi Donggala dan Stasi Watatu [Lampiran 6: (10)].

  Pasangan beda agama yang bermukim di stasi-stasi mayoritas bekerja sebagai petani sedangkan di wilayah-wilayah dalam pusat Paroki sebagian besar bekerja sebagai pegawai, pengusaha dan wiraswasta [Lampiran 5: (6)].

  2. Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Beda Agama Kehidupan sosial ekonomi keluarga-keluarga beda agama di Stasi atau

  Wilayah 50% tergolong rendah (bermatapencaharian sebagai petani), 40% tergolong cukup baik (bermatapencaharian sebagai wiraswasta dan sopir) dan sisanya 10% tergolong tinggi (bermatapencaharian sebagai pegawai dan pengusaha) [Lampiran 5: (6)].

  Latar belakang pendidikan keluarga-keluarga beda agama di Stasi atau Wilayah terdiri dari pendidikan Sarjana (Perguruan Tinggi) 24% (pegawai, guru dan karyawan), pendidikan SMA/SMK 28% (karyawan dan sopir), pendidikan SMP 34% (buruh dan sopir) dan pendidikan SD 14% (petani) [Lampiran 5: (6)].

  3. Jumlah Keseluruhan Pasangan Beda Agama Pasangan beda agama di stasi/wilayah lingkup Paroki Santo Paulus, Palu berdasarkan hasil quesioner yaitu 14 pasang. Hasil quesioner terbuka yang diperoleh, pasangan beda agama diambil di 5 (lima) Stasi terdekat dari pusat yaitu Stasi Palolo, Stasi Jono Oge, Stasi Kulawi, Stasi Donggala dan Stasi Watatu dan 3 (tiga) Wilayah dalam pusat paroki, yaitu Wilayah II, Wilayah IV dan Wilayah XV [Lampiran 6: (10)].

  C.

  

Situasi Pendampingan Iman bagi Keluarga Kawin Campur Beda Agama

di Paroki St. Paulus, Palu

  Paroki Santo Paulus, Palu memiliki pasangan beda agama, baik dalam wilayah maupun di stasi-stasi dalam lingkup paroki. Kegiatan pendampingan yang diadakan oleh paroki untuk pasangan beda agama lebih dominan pada kegiatan sebelum pernikahan sedangkan untuk kegiatan sesudah pernikahannya kurang diperhatikan. Kegiatan pendampingan sebelum pernikahan meliputi Pembinaan khusus Katekumen dan Pembinaan Iman sebelum pernikahan.

  Penulis pada bagian ini akan menjelaskan situasi pendampingan iman bagi keluarga pasangan kawin campur beda agama, meliputi macam-macam pendampingan yang ada bagi pasangan beda agama, permasalahan dalam pendampingan, metode, sarana, langkah-langkah, materi, proses, peserta, manfaat, dan harapan pasangan beda agama terhadap pelaksanaan pendampingan.

Dokumen yang terkait

Pastoral kunjungan keluarga sebagai jalan membantu umat Paroki Administratif Santo Paulus Pringgolayan memperkembangkan iman mereka.

1 10 185

Upaya meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja di Stasi Santo Lukas, Sokaraja, Paroki Santo Yosep Purwokerto Timur, Jawa Tengah melalui katekese umat model shared christian praxis.

29 354 137

Pelaksanaan pendidikan iman bagi anak berumur 0-16 tahun dalam perkawinan orangtua beda agama dan beda gereja Paroki Hati Yesus Maha Kudus Purwodadi.

1 32 239

Sumbangan katekese umat dalam rangka meningkatkan penghayatan iman umat Lingkungan Santo Yusuf, Berut, Wilayah Santa Marta, Sumber, Paroki Santa Maria Lourdes, Sumber, Magelang, Jawa Tengah melalui Shared Christian Praxis.

8 70 209

Upaya peningkatan hidup rohani keluarga kristiani di Lingkungan Santo Paulus Maguwoharjo Paroki Marganingsih Yogyakarta melalui katekese keluarga.

0 1 150

Usulan mengolah materi pendidikan iman anak dalam kursus persiapan perkawinan dengan katekese model pengalaman hidup

0 0 107

Upaya meningkatkan pendampingan iman kaum muda di Paroki Santa Maria Mater Dolorosa, Soe, Keuskupan Agung Kupang melalui katekese umat model shared christian praxis - USD Repository

0 0 138

Upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja di Paroki Santo Antonius, Bade, Keuskupan Agung Merauke melalui shared christian praxis - USD Repository

0 4 141

Upaya menumbuhkan hidup doa dalam keluarga-keluarga kristiani umat lingkungan Santa Maria stasi Majenang paroki Santo Stefanus Cilacap melalui katekese umat - USD Repository

0 0 137

Hubungan pendidikan iman dalam keluarga kristiani dengan kecerdasan spiritual siswa/siswi SMP Santo Fransiskus Assisi Samarinda - USD Repository

0 1 124