Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Metode TGT (Teams Games Tournament) Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Konsep Kalor : studi eksperimen di MTS Islamiyah Sawangan-Depok

SKR!PS!

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF rvlETODE TGT
(TEAMS GAMES TOURNAMENT)
TERHADAP TERHADAP HASIL BELAJAR FJSIKA PADA
KONSEP KALOR
(Studi eksperimen di MI'S lslamiyah Sawangan - Depok))

Zaenal Zhulfikri
103016327177

.clnri
..

.· ·;;;·;;,....·o·....r ..

ᄋセ@

.................

:>"

• ,.,,,.(..,.,,,.,.,,.,,.,,,,.,
"'"'""'"'"
No. !m;nk : QUJ .. .c•.Q ..セ@ ..:: ......
セQMi@

•!co••

エj」ゥZᄋ[ヲセe。@

•'t1

?..@....

: ........... ,., .. ,......... ,, ............... ..

PROGRAM STUDI FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

PEHPUST!\lnt'Jr1"" /,-.n-..,,.t-t-..l..-;.;, ,!,,,..,.... OAセNャ@

セ@ .. L..-. L_,___ 1

13

selama proses pembelajaran berlangsung, ketiga, sebagai pemberi saran dan
keempat, sebagai penilai 13 •

Model pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa kelebihan dalam
mengembangkan potensi siswa dalam kelompok, seperti terjadinya hubungan
saling menguntungkan di antara anggota kelompok yang melahirkan motivasi ;
mengembangkan semangat kerja kelompok dan semangat kebersamaan ; serta
menumbuhkan komunikasi yang efektif dan semangat kompetisi diantara anggota
kelompok. 14 Maka diharapkan dapat mengembangkan po1tensi siswa secara
efektif, sehingga peran guru tidak lagi terlalu dominan, dan kemampuan berfikir
siswa dapat berkembang, yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan
aktifitas dan hasil belajar siswa yang maksima!.

Tabel. 2.1
Perbedaan antara peranan kelompok dalam pembeliijaran kooperatif
dengan peranan kelompok pembelajaran biasa/tradlisional
Peranan Kelompok Dalam
Peranan Kelompok Dalam
Pembelajaran Kooperatif
l.

Kepemimpinan bersama

Pembelajaran Biasa (Tradisional)
l. Satu pemimpin

2. Saling bergantungan yang positif

2. Tidak ada saling ketergantungan

3. Keanggotaan heterogen

3. keanggotaan yang homogen


4. Mempelajari keterampilan -

4. Asumsi adanya keterampilan-

keterampilan kooperatif

keterampilan yang efektif

5. Tanggungjawab terhadap hasil
belajar seluruh anggota kelompok

6. Menekankan pada tugas dan

5. Tanggimgjawab terhadap hasil
belajar sendiri

6. hanya menekankan pada tugas

hubungan kooperatif

7. Ditunjang oleh guru

7. Diarahkan oleh guru

8. Satu hasil kelompok

8. Beberapa hasil individual

9. Evaluasi kelompok

9. Evaluasi individual

13

Yumi Suasti, Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa SMU Pembangunan UNP Melalui
Modifikasi Cooperative Learning Model Jigsaw, (Jumal Pernbelajaran,No. 04 tahuu 26, Desernber

14

Pada pembelajaraan kooperatif terdapat 6 langkah u1ama atau tahapan

yang harus dipenuhi (lihat Tabel 2.2) 15
Tabcl 2.2
Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif
Tingkahlaku Guru

Fasc

--------1

Fase-1
Guru menyampaikan semua tujuan
Menyampaikan tujuan dan memotivasi pelajaran yang ingin dicapai pada
siswa
pelajaran tersebut dan memotivasi
siswa belajar.

Guru menyajikan informasi kepada
siswa denganjalan demonstrasi atau
lewat bahan bacaan.


Fase-2
Menyajikan informasi

Fase-3
Mengorganisasikan s1swa
kelompok-kelompok belajar

Fase-4
Membimbing
belajar

kelompok

Fase-5
Evaluasi

Fase-6
Memberikan penghargaan

Guru menjelaskan kepada siswa

kedalam bagaimana cara membentuk kelompok
belajar dan membantu setiap kelompok
agar melakukan transisi secara efisien.

kerja

Guru membimbing kelompok belajar
dan pada saat mereka mengerjakan tugas
mereka
Guru mengevaluasi basil belajar
tentang materi yang telah dipelajari
atau masing-masing kelompok
mempre-sentasikail hasil kerjanya.
Guru mencari cara untuk menghargai
baik upya maupun basil belajar
individu dan kelompok.

Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja,
tetapi siswa juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang


15

disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk
melancarkan hubungan kerja dan tugas. Perana hubungan kerja dapat dibangun
dengan membagi tugas antar anggota kelompok selama kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran kooperativ juga dapat mengembangkan pola pikir siswa. Dalam
kegiatan pembelajaran siswa yang dikelompok beke1ja sama untuk memecahkan
masalah bersama. 16 Melalui pembelajaran kooperativ siswa didorong untuk
bekerjasama secara maksimal sesuai dengan keadaan kelompoknya.
Diskusi kelompok merupakan suatu metode pembt:lajar yang paling
efektif, kerena disi siswa mampu bertukar pikiran dalam menuangkan jawaban
atau pendapat. Dengan satu kelompok terdiri dari 1-6 memudahkan siswa dalam
belajar dan guru dalam membimbing siswa.
Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-keterampilan khusus
agar dapat bekerja sama di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang
baik, memberikan penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik.
Menurut Jhonson dan Holubec dalam Efandi Zakaria dan Zanaton lksan
(2006), berpendapat bahwa pada pembelajaran kooperativ ada 5 elemen yang
penting yaitu :
1. Adanya ketergantungan positif antar siswa dalam satu kelompok.

2. Terjadinya interksi dalam kelompok.
3. Kemampuan menilai individual dalam kelompok.
4. Kemampuan pribadi dan kelompok kecil
5. Proses belajar kelompok.

17

Tujuan model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu:
1) Hasil Belajar Akademik

Pembelajaran

kooperatif

meliputi

berbagai

macarrn


tujuan

sosial,

pembelajaran kooperatif juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa

16

Jhon Sharp, Cooperative Learning In A Manefacturing Management Course, ( England
:University of Salford 2003)
17 -

••

--

--

-

16

dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini
unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit. Para
pengembangan model ini telah menunjukan bahwa model struktur
penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada
belajar akademik dan berubah norma yang berhubungan dengan hasil hasil
belajar siswa.
2) Penerimaan terhadap perbedaan individu
Efek penting yang kedua dari model pembelajaran kooperatif ialah
penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya,
kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan.
3) Pengembangan Keterampilan Sosial

Tujuan penting dari pembelajaran kooperatif ialah untuk mengajarkan kepada
siswa keterampilan kerjasatna dan kolaborasi. Keterampil:m ini amat penting
untuk dimiliki di dalam masyarakat dimana banyak kerja orang dewasa
sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang saling be:rgantung satu sama
lain dan dimana masyarakat secara budaya semakin beragam. Selain itu
unggul dalam membantu siswa memahami

ォッョウ・ーMセp@

sulit, model ini

sangat berguna untuk membantu siswa menumbuhkan kemarnpuan
kerjasama.
Seperti diuraikan di atas dalam pembelajaran kooperatif, bahwa selama
kerja kelompok tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang
disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelompok untuk mencapai
ketuntasan materi. Belajar belum selesai jika salah satu anggota kelompok belum
menguasai bahan pembelajaran. Agar pembelajaran kooperatif secara efektif,
unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang perlu ditanamkan kepada siswa
adalah sebagai berikut:
1) Siswa dalarn kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka "sehidup

sepenanggungan".
2) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti

milik merek:i セ・ョエャゥイ@

17

3) Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya
memiliki tnjuan yang sama.
4) Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara
anggota kelompoknya.
5) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga
akan dikenakan untnk semua anggota kelompok.
6) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk
belajar bersama selama proses belajarnya.
7) Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang
ditangani dalam kelompok kooperatif. 18
Kelebihan pembelajaran kooperatif antara lain:
I. merangsang kreativitas anak didik dalam bentnk ide, gagasan, dan terobosan
baru dalam pemecahan suatu masalah
2. mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain, (c) memperluas
wawasan
3. membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan
suatn masalah,1 9
4. mempertinggi partisipasi siswa secara individual
5. belajar kelompok melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar
mengajar
6. setiap siswa dapat menguJ1 tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan
pelajaramiya masing-masing
7. dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam belajar
kelompok diharapkan para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan
(kemampuan) diri sendiri. 20
Pembelajaran kooperatif di dalam kelas juga mempunyai beberapa
keurangan diantaranya:

18

Muslimin lbral1im. Pembelajaran Kooperatif( Surabaya: UNESA-Univers.ity Press), h. 6
19
Syaiful Bahri Djamarah dan Drs. Aswan Zain. Stratevi Relaiar MPnUninr イセャAゥィZM

18

1. Memerlukan persiapan materi extra
2. Memerlukan waktu yang banyak m1tuk mengulas materi
3. Membuat siswa tidak pereaya diri dengan kemampuannya
4. Siswa atau pengajar kurang terbiasa dengan metode pembelajaran
kooperatif
5. Siswa kurang berkemampuan bekerja dalam kelompok.
Beberapa teknik pembelajaran kooperatif serta

ー\セョ・ャゥエ@

21

yang telall

mengembangkan antara lain adalah Jigsaw (Aronson & Associates, 1960), TGT

(teams-games-tournament) (DeVries & Edwards, 1970) , STAD (Student Team
Achievement Division) (Slavin & Associates, 1970), belajar bersama (learning
together) (Johnson & Johnson, 1960),

pe1mainan panggil nomor (numbered

head), Group Ivestigation (GI) ( Sharan & Sharan, 1970), dan lain-lain. 22

b. Komponen-komponen dalam TGT
TGT (teams-games-tournament) merupakan salall satrn metode koopertif.
TGT (teams-games-tournament) mempnnyai lima komponen rntama yaitu :23

1. Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalan1 penya31an kelas,
biasanya dilakukan dengan pengajaran langsnng atau dengan ceramall, diskusi
yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar
memperhatikan dan memallarni materi yang disampaikan guru, karena akan
membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok clan pada saat game
karena skor game akan menentukan skor kelompok.

2. Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya
heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelarnin dan ras atau etnik. Fungsi

21

Zakaria, Efendi dan Zanaton lksan, Promoting Cooperative Learning Jn Science And
Mathematics Education : A Malaysian Perspective, ( Eurasian Journal of Mathematics, Science &
Technology, 3 (1), 2007), ha! 35
22
John son, David W, Roger T. Johnson, Mary Beth Stanne. Coooerative Learninv Methnd• · A

19

kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan
lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik
dan optimal pada saat game.

3. Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji
pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan bclajar kelompok.
Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bcrnomor. Siswa
memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan
nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor
ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk tumamen mingguan.
4. Pcrtandingan (tournaments)
Tumamen adalah susunan dari beberapa game yang dipertandingkan. Biasanya
dilaksanakan pada akhir minggu atau pada akhir pada unit pokok bahasan, setelah
guru memberikan penyajian kelas dan kelompok telah mengerjakan lembar
kerjanya. Pada turnamen pertama, guru menempatkan siswa pada turnamen tabel
denagan pengaturan beberapa siswa berkemampuan tinggi

「Qセイ。、@

pada meja I,

siswa yang berkemampuan sedang pada meja II, dan seterusnya. Skema
pembagian peserta turnamen dapat digambarkan seperti pada gambar berikut :

Gambar2.1
Pola Pertandingan TGT

Pola pertandingan TGT :
a. Pengelompokan siswa bcrdasarkan rangking dan pola pertwndingan kelompok

20

b. Setelah pertandingan pertama, siswa-siswa mengubah posisi atau meJa
pertandingan sessuai dengan hasil pertandingan sebelumnya.
c. Pemenang dari tiap-tiap meja akan berpindah pada meja pertandingan yang
Jebih tinggi selanjutnya, misalnya dari meja 4 ke meja 3, pemenang kedua
tetap menempati meja pertandingan sebelumnya, sedangkan sisa dengan skor
terendah dari tiap meja akan berpindah kemeja yang lebih rendah
dibawahnya.
d. Jika siswa telah berpindah ke meja yang Jebih rendah, maka siswa akan
berusaha pindah kemeja yang Jebih tinggi.
e. Jumlah anggota kelompok yang dapat menempati meja. skor tinggi (meja l)
merupakan pemenang dalam tumamen tersebut.
f.

Perhitungan nilai tumamen berdasarkan kriteria yang telah ditentukan,
kemudian dilakukan pemberian penghargaan.

g. Pengakuan kelompok (teams recognition)
h. Pengakuan kelompok dilakukan dengan memberikan penghargaan berupa
hadiah atau sertifikat atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama
belajar.
5. Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengwnumkan kelompok yang menang, masing-masing team
akan mendapat sertifikat atau badiah apabila rata-rata skor memenubi kriteria
yang ditentukan. Team mendapatjulukan "Super Team" jika rata-rata skor 45 atau
lebih, "Great Team" apabila rata-rata mencapai 40-45 dan "Good Team" apahila
rata-ratanya 30-40
c. Langkah-langkah dalam TGT
Adapun Iangkah-Iangkah dalam pembelajaran kooperatif dengan metode
TGT (teams-games-tournament) adalah sebagai berikut :
1. Mengajar
Mengajar dengan metode TGT (teams-games-tournament) sama dengan
pembelajaran pada umwunya yaitu guru mempresentasikan pelajaran yang

21

seperti,

pembukaan

(memotivasi

siswa untuk mengikuti

pelajaran),

pengembangan (memfokuskan dan pemantapan isi dari pembahasan),
petunjuk praktek (menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru)
2. Kelompok Belajar
Selama siswa belajar, anggota kelompok bertugas memahami materi yang
telah dipresentasikan dan membantu anggota kelompok lainnya dalam
memahami materi tersebut. Tiap kelompok mendapatkan lembar kerja dan
lembar jawaban, sehingga mereka dapat mempraktekan kemampuan yang
diperoleh dan untuk menilai kemampuan mereka.setiap kelompok hanya dua
kopian lembar kerja dan lembar jawaban, agar mereka dapat belajar
kelompok.
3. Kompetisi I turnamen
Siswa berkompetisi diantara tiap anggota kelompok dalam satu meja yang
terdiri dari tiga sampai empat orang yang berkemampuan sama (homogen).
Setiap meja turnamen terdiri dari lembar penempatan (tournament table), satu
lembar game yang terdiri dari 1Op ertanyaan, satu lembar jaawaban game,
satu Iembar skor game dan kartu bemomor, korespondensi dari nomor
pertanyaan pada lembar game.
Memulai "tournament table" dengan menentukan terlebih dahulu penantang
pertama dan kedua, selanjutnya berputar berdasarkan arah jarum jam.
Pembaca mengambil kartu, membaca korespondensi pertanyaan dari nomor
yarig ada dikartu dengan keras dan meneoba menjawab pertanyaan. Setelah
pembaca memberikan jawaban,

penantang pertama menantang jika

mempunyai jawaban yang berbeda. Jika penantang yang pertama pas, maka
penantang yang kedua boleh menantang dengan memberikan jawaban yang
berbeda. Setelah semua menantang atau pas, penantang kedua memeriksa
jawaban di lembar jawaban. Siswa yang dapat me1tjawab dengan benar
mengambil kartu dari pertanyaan tersebut. Jika tidak ada y

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament Terhadap Prestasi Belajar Alquran Hadis Siswa (Quasi Eksperimen Di Mts Nur-Attaqwa Jakarta Utara)

1 51 179

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 3 melalui metode pembelajaran kooperatif tipe TGT : teams games tournament di MI Darul Muqinin Jakarta Barat

0 29 169

Upaya meningkatkan hasil belajar PKn melalui penggunaan Teams Games Tournament di kelas IV MI AL - Islamiyah kecamatan Beji Kota Depok

1 9 149

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Games Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Alat-Alat Optik

3 35 205