PENGARUH REGULASI EMOSI TERHADAP AGRESIVITAS PADA ATLET SEPAK BOLA USIA REMAJA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Preogram Studi Psikologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH REGULASI EMOSI TERHADAP AGRESIVITAS
PADA ATLET SEPAK BOLA USIA REMAJA

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Preogram Studi Psikologi

Disusun oleh:
Yasinta Tiwi Carysa
NIM : 149114035

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN MOTTO

“Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia,
sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan”
-Amsal 13:4-

“Untuk segala sesuatu ada masanya,
untuk apa pun di bawah langit ada waktunya”
-Pengkotbah 3:1-

“There is no limit of struggling”
-Anonymous-

iv


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PESEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberkati dan menyertai saya
Bapak dan Ibu yang tidak pernah lelah memberi dukungan dalam bentuk
doa ataupun materi
Orang-orang terkasih yang memberi dukungan dengan caranya masingmasing

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH REGULASI EMOSI TERHADAP AGRESIVITAS PADA
ATLET SEPAK BOLA USIA REMAJA


Yasinta Tiwi Carysa

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh regulasi emosi terhadap agresivitas
pada atlet sepak bola usia remaja. Hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh negatif
regulasi emosi terhadap agresivitas pada atlet sepak bola usia remaja. Subjek dalam penelitian ini
berjumlah 122 atlet sepak bola berusia 11 hingga 22 tahun. Alat pengumpulan data yang
digunakan yaitu skala regulasi emosi dan skala agresivitas. Skala regulasi emosi terdiri dari 24
item dengan koefisien reliabilitas α = 0,888 dan skala agresivitas yang terdiri dari 24 item dengan
koefisien reliabilitas α = 0,933. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis
regresi sederhana. Hasil analisis menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima.
Diketahui standardized coefficients (β) sebesar -0,452 dan koefisien regresi sebesar -0,589 dengan
nilai signifikansi p = 0,000. Hasil ini menunjukkan bahwa regulasi emosi memiliki pengaruh yang
negatif dan signifikan terhadap agresivitas pada atlet sepak bola usia remaja. Hal ini berarti
semakin tinggi tingkat regulasi emosi, maka semakin rendah agresivitas atlet sepak bola usia
remaja.

Kata kunci : regulasi emosi, agresivitas, atlet sepak bola, remaja


vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

THE EFFECT OF EMOTION REGULATION TOWARD
AGGRESIVENESS ON TEENAGE FOOTBALL ATHLETES

Yasinta Tiwi Carysa

ABSTRACT
The current study was aimed to investigate the influence of emotion regulation on the
aggressiveness of teenage football athletes. The hypothesis of the current research was that there
was a negative influence of emotion regulation on teenage football athletes’ aggressiveness. The
study involved 122 football athletes with ages ranged from 11 to 22 years old. The instruments
used to collect the data were regulation emotion scale and aggressiveness scale. The emotion
regulation scale consisted of 24 items with α = 0,888 while the aggressiveness scale consists of 24
items with reliability coefficient of α = 0,933. The hypothesis was tested using the analysis of
regression. The result showed that the hypothesis was accepted. The β = -0,452 and regression
coefficient -0,589 with the significant value p = 0,000. This result shows that emotion regulation
has a negative influence and is significant to the aggressiveness of teenage football athletes. This

means, the higher the emotion regulation, the lower the aggressiveness.
Keywords: emotion regulation, aggressiveness, football athlete, teenager

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat dan
penyertaan yang tidak pernah usai, saya dapat menyelesaikan studi hingga akhir
dengan elegan. Melalui uluran tangan orang-orang terkasih, kuat kuasa-Nya telah
dinyatakan dengan terselesaikannya pula skripsi saya yang berjudul : “Pengaruh
Regulasi Emosi terhadap Agresivitas pada Atlet Sepak Bola Usia Remaja.”
Saya menyadari bahwa selama proses penelitian skripsi ini banyak
tantangan dan pergumulan yang harus saya lalui. Rasanya tantangan-tantangan
tersebut akan sulit saya takhlukkan tanpa dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada semua orang yang telah memberikan dukungan kepada

saya melalui cara mereka masing-masing, yaitu:
1. Ibu Dr. Titik Kristiyani M. Psi. selaku Dekan Fakultas Paikologi Universitas
Sanata Dharma yang telah menandatangani lembar pengesahan skripsi ini.
2. Ibu Monica Eviandaru Madyaningum Ph. D. selaku Kepala Program Studi
Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah membantu segala proses
akademik yang saya lalui selama menuntut ilmu di program studi ini.
3. Romo Dr. Priyono Marwan., S. J. dan Bapak Paulus Eddy Suhartanto., M. Si.
selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberi motivasi serta
tuntutan selama penuli menempuh pendidikan di Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Ibu P. Henrietta P. D. A. D. S., S. Psi., M. A selaku dosen pembimbing skripsi
sekaligus pendengar yang maha mengerti seluruh keluh kesah peneliti selama
berdinamika dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih banyak atas
bimbingan dan dukungan yang tidak pernah usai. Sehat dan sukses selalu
Mbak Etta, maaf jika ada yang kurang berkenan di hati mbak. Saya juga

mengucapkan terima kasih kepada Mbak Etta selaku Wakil Kepala Program
Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing dan
mendukung saya selama saya mengikuti oganisasi serta kepanitiaan di
program studi ini.
5. Terima kasih kepada Ibu P. Henrietta P. D. A. D. S., S. Psi., M. A, Ibu Dr.
Tjipto Susana, M. Si., dan Bapak Agung Santoso, M. A. selaku dosen penguji
yang telah memberikan banyak masukan serta bimbingan dalam proses
perbaikan skripsi ini.
6. Seluruh bapak dan ibu dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
yang telah membagi dan menyalurkan ilmu pengetahuan selama saya
menempuh pendidikan di fakultas tersebut.
7. Seluruh staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang selalu
membantu kelancaran penyusunan skripsi ini dengan caranya yang ramah
serta sabar.
8. Bapak Jacky Samuel Kunarto selaku pelatih sekolah sepak bola Bantul,
seluruh expert judgement dan peer judgement, serta semua subjek penelitian
yang telah bersedia meluangkan waktu untuk mengisi skala penelitian saya.
Bantuan saudara sekalian sangat berarti untuk saya.
xi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9. Suargi Simbah Kakung dan Putri, serta Mbah Kung dan suargi Mbah Ti yang
tidak pernah lelah mendoakan dan memberikan restu kepada saya sehingga
saya dapat sampai pada pencapaian saat ini. Nyuwun pengestunipun nggih
mbah. Matur nuwun.
10. Bapak dan Ibu yang senantiasa setia memberikan dukungan dalam bentuk doa,
motivasi, finansial, senyuman, dan bercandaan ketika saya mulai berkeluh
kesah. Terima kasih karena restu Bapak dan Ibu membawa saya pada titik
pencapaian ini. Sehat selalu pak, bu, jangan lelah mendoakan dan
mendampingi saya.
11. Rio yang tidak pernah absen mendengar dan membantu menghadapi
tantangan-tantangan baru dalam skripsi saya, serta membantu saya dalam
proses pengambilan data, Bram dan Sekar yang selalu ada dalam suka dan
duka selama proses olah data, Salma yang setia menjadi kamus bahasa inggris
berjalan selama 24 jam, Mega dan Friska yang selalu setia mendengar keluh
kesahku, dan Agung sang desainer andal ketika saya gundah gulana
menentukan reward. Kalian terbaik!
12. Teman putih biru Nisa, Salma dan Upik yang selalu memberikan dukungan
dan setia mendengarkan keluh kesah saya tentang dinamika dalam

penyusunan skripsi ini. Terutama untuk teman seperjuangan Nisa dan Salma
dalam menikmati pasang surut per-skripsian ini. Sukses untuk kita ya!
13. Teman putih abu berkedok Keluarga Petete, yaitu Petete, Menuk, Alvien,
Roosmala, Zepin, Ruwanda, Sentagi, Riut, Juwita, dan Wily. Terima kasih
atas semua yang keluar dari kalian, baik perkataan maupun perbuatan.
xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sekeras-kerasnya kalimat tamparan yang kalian lontarkan, saya selalu
termotivasi. Sampai jumpa di masa depan yang cerah keluarga, secerah
pikiran kalian yang selalu terbuka atas semua wawasan!
14. Sahabat seperjuangan selama duduk di bangku perguruan tinggi, Konco Kesel:
Ana, Ayu, Dwina, Joste, Mega, Nungky, dan Sekar. Terima kasih kalian tidak
pernah lelah mendukung satu sama lain agar tidak ada yang putus asa
menghadapi tugas-tugas kuliah selama menempuh studi. Terima kasih juga
sudah menjadi teman lembur baik secara online maupun offline. See you on
top, gals!
15. Seluruh angkatan 2014, dan terkhusus untuk teman-teman terkasih Psikologi
D 2014: Angel, Anggung, Arin, Arya, Aye, Bram, Cakra, Chris, Dewa, Ella,

Febri, Fendy, Fiyo, Garnis, Intan, Jennifer, Kodut, Leo, Lyta, Maria, Mirna,
Nadzar, Onel, Poppy, Sandri, Theo, Vanny, Yudhis, terima kasih motivasi
lisan maupun tulisan kalian. Semangat dan sukses selalu teman-teman!
16. Teman-teman Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma tahun jabatan 2017 terkhusus Divisi Eksternal: Trisna,
Wayang, dan Sinta. Terima kasih untuk dinamika kekeluargaan yang tidak
pernah usai ditelan masa jabatan kita. Rasa kekeluargaan semakin erat ketika
saya tahu bahwa dukungan kalian menjadi motivasi saya untuk tidak kalah
melawan setiap tantangan dalam menyelesaikan skripsi ini. Kalian hebat, tidak
pernah lelah menggenapi kekurangan saya. Semoga sukses!
17. Keluarga kecil Kuliah Kerja Nyata 55 Dusun Mangli: Chris, Irin, Adong,
Christo, Yoz, Rina, Elen, dan Jeane. Terima kasih untuk dinamika satu
xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACT ....................................................................................................... viii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............. ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ......................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................... 9
xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. TUJUAN PENELITIAN ...................................................................... 9
D. MANFAAT PENELITIAN .................................................................. 9
1. Manfaat teoretis ........................................................................ 9
2. Manfaat praktis......................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. AGRESIVITAS ................................................................................... 10
1. Definisi Agresivitas .................................................................. 10
2. Aspek Agresivitas .................................................................... 12
3. Tipe Agresivitas ....................................................................... 15
4. Faktor Agresivitas .................................................................... 16
B. REGULASI EMOSI ............................................................................ 19
1. Definisi Emosi.......................................................................... 19
2. Definisi Regulasi Emosi ........................................................... 20
3. Aspek Regulasi Emosi ............................................................. 22
4. Dampak Regulasi Emosi .......................................................... 24
C. ATLET SEPAK BOLA ....................................................................... 25
D. MASA REMAJA ................................................................................. 25
E. DINAMIKA HUBUNGAN ................................................................. 27
F. SKEMA HUBUNGAN ........................................................................ 32
G. HIPOTESIS PENELITIAN ................................................................. 33
BAB III METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN ........................................................................... 34
xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. IDENTIFIKASI VARIABEL .............................................................. 34
1. Variabel Bebas ......................................................................... 34
2. Variabel Tergantung................................................................. 34
C. DEFINISI OPERASIONAL ................................................................ 35
1. Regulasi Emosi ........................................................................ 35
2. Agresivitas ............................................................................... 35
D. SUBJEK PENELITIAN ....................................................................... 36
E. METODE PENGUMPULAN DATA .................................................. 36
1. Skala Regulasi Emosi ............................................................... 37
2. Skala Agresivitas ...................................................................... 38
F. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ................................................... 39
1. Validitas ................................................................................... 39
2. Seleksi Item .............................................................................. 41
3. Reliabilitas ............................................................................... 43
G. METODE ANALISIS DATA .............................................................. 44
1. Uji Asumsi ............................................................................... 44
2. Uji Hipotesis ............................................................................ 45
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. PELAKSANAAN PENELITIAN ........................................................ 47
B. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN ................................................. 47
C. DESKRIPSI DATA PENELITIAN ..................................................... 48
D. ANALISIS DATA PENELITIAN ....................................................... 49
1. Uji Asumsi ............................................................................... 49
xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Uji Hipotesis ............................................................................ 52
E. PEMBAHASAN .................................................................................. 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN .................................................................................... 57
B. KETERBATASAN PENELITIAN ...................................................... 57
C. SARAN ................................................................................................ 58
1. Bagi Pelatih Sepak Bola ........................................................... 58
2. Bagi Atlet Sepak Bola .............................................................. 59
3. Bagi Peneliti Selanjutnya ......................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 61
LAMPIRAN ..................................................................................................... 68

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Pemberian nilai skor Skala Likert ..................................................... 37
Tabel 2 : Indikator Skala Regulasi Emosi ........................................................ 38
Tabel 3 : Distribusi Item Skala Regulasi Emosi Sebelum Try Out .................. 38
Tabel 4 : Indikator Skala Agresivitas ............................................................... 39
Tabel 5 : Distribusi Item Skala Agresivitas Sebelum Try Out ......................... 39
Tabel 6 : Distribusi Item Skala Regulasi Emosi Setelah Seleksi Item ............. 42
Tabel 7 : Distribusi Item Skala Agresivitas Setelah Seleksi Item .................... 43
Tabel 8 : Deskripsi Data Berdasarkan Usia ..................................................... 47
Tabel 9 : Deskripsi Data Berdasarkan Jenis Kelamin ...................................... 47
Tabel 10 : Deskripsi Statistik Data Penelitian.................................................. 49

xix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Skala Uji Coba Penelitian ............................................................ 69
Lampiran 2: Reliabilitas Skala Regulasi Emosi dan Agresivitas ..................... 81
Lampiran 3: Skala Penelitian ........................................................................... 87
Lampiran 4: Hasil Uji Mean Teoretis dan Mean Empiris ................................ 97
Lampiran 5: Hasil Uji Deskriptif ..................................................................... 100
Lampiran 6: Hasil Uji Asumsi ......................................................................... 102
Lampiran 7: Hasil Uji Hipotesis ...................................................................... 105

xx

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang diikuti laki-laki
dan perempuan dari mulai usia remaja hingga dewasa dengan cara
berkelompok membentuk tim. Sin (2017) mengatakan bahwa keberhasilan
dari sebuah tim sepak bola ditentukan oleh kekompakan dan kinerja dari tim
tersebut, dengan cara menyusun strategi. Harris (dalam Gunarsa, 1995)
menyatakan bahwa performa seorang atlet adalah hasil dari stamina,
kekuatan, fleksibilitas, koordinasi, keterampilan dan kemampuan bermain.
Selain itu, faktor pikiran dan lingkungan turut memengaruhi performa
atlet sepak bola, seperti kontak fisik. Menurut Sukadiyanto (2005), olahraga
kontak fisik merupakan jenis olahraga yang terdapat benturan fisik secara
langsung. Sedangkan olahraga non kontak fisik merupakan jenis olahraga
yang tidak terjadi sentuhan fisik secara langsung karena adanya pembatas
(Martin, 2005). Good dan Wood (1995) mengungkapkan bahwa atlet pada
jenis olahraga kontak fisik lebih menekankan perilaku yang cenderung keras
dalam bermain. Berdasarkan teori tersebut, dapat diketahui bahwa sepak bola
merupakan jenis olahraga kontak fisik yang dapat memicu munculnya amarah
pada atletnya.
Pada beberapa pertandingan sepak bola, sering terjadi tindakan kekerasan
yang melibatkan atlet usia (selanjutnya akan disebut U-) 12, 19, 21, dan 22

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

tahun; (Pradigdo, 2017; Rachman, 2017). Bentuk tindakan kekerasan yang
marak terjadi adalah perkelahian, pemukulan, dan penyikutan (Gultom, 2014;
Yosia, 2017; Christian, 2017). Tindakan-tindakan tersebut dapat terjadi baik
antar sesama atlet pada tim lawan (Rachman, 2017), atau dengan pihak lain
yang terlibat dalam jalannya pertandingan seperti wasit. Salah satu fenomena
yang terjadi baru-baru ini adalah seorang atlet sepak bola U-19 Bali United
Ricky Nova Asterix mengalami cedera leher setelah dipukul oleh lawan dari
Tim Bhayangkara FC pada partai babak 18 besar Liga U-19 di Stadion
Kapten I Wayan Dipta, Gianyar (Christian, 2017).
Berbagai bentuk perilaku yang telah dipaparkan dan dilakukan oleh atlet
sepak bola itu dapat dikategorikan sebagai bentuk agresivitas. Fromm
(1973/2008) menyatakan bahwa agresivitas dapat dimaksudkan untuk
mempertahankan hidup individu, yang bersifat adaptif biologis dan hanya
muncul jika ada ancaman. Pada dasarnya agresivitas dilakukan untuk
mempertahankan hidup individu, yang dapat dilakukan dengan cara
menghindar atau menyerang sumber ancamannya (Fromm, 1973/2008). Hal
itu dilakukan individu untuk melemahkan ancaman yang dihadapi. Lebih
lanjut, agresivitas dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang dilakukan
dengan tujuan untuk menyakiti atau membuat individu lain celaka (Baron dan
Byrne, 2005; Taylor dan Peplau, 2009).
Ioana (2013) mengungkapkan bahwa saat ini terjadi peningkatan jumlah
dan frekuensi agresivitas yang berlebihan di lapangan olahraga. Anshel
(dalam Sukadiyanto, 2005) mengungkapkan jika seorang atlet tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

melakukan agresivitas, maka atlet tidak memiliki tenaga, kecepatan, dan
ketegaran mental. Namun sebaliknya, jika agresivitas berlebihan dapat
menyebabkan hukuman atau kerugian bagi atlet itu sendiri karena telah
melukai orang lain. Sukadiyanto (2005) mengungkapkan bahwa agresivitas
tidak dapat dilakukan sekehendak atlet sendiri, sebab setiap pertandingan
memiliki peraturan yang harus ditaati oleh semua yang terlibat didalamnya.
Apabila atlet melanggar peraturan yang sudah disepakati, maka mereka akan
menerima konsekuensi dan mendapatkan hukuman yang setimpal dengan
kesalahannya (Sukadiyanto, 2005).
Melihat dari fenomena yang telah dipaparkan, dunia sepak bola memang
tidak luput dari adanya agresivitas. Kebanyakan fenomena menunjukkan
bahwa agresivitas dilakukan oleh atlet sepak bola U-19 hingga U-22. Hal ini
menunjukan bahwa banyak agresivitas dilakukan oleh atlet sepak bola yang
berusia 22 tahun ke bawah. Papalia (2008) mengungkapkan bahwa individu
dengan usia 11 atau 12 tahun hingga 20-an dikategorikan sebagai
perkembangan manusia masa remaja. Chaplin (2011) mengaitkan agresivitas
dengan perasaan marah atau permusuhan, yang diartikan sebagai suatu motif
untuk menanggapi perlakuan kasar, penghinaan, dan frustrasi. Berdasarkan
pernyataan tersebut, Hurlock (2011) mengidentifikasi bahwa perasaan ini
selaras dengan masa remaja yang sering disebut sebagai masa negatif, yaitu
masa di mana perilaku remaja menjadi sulit diduga dan sering kali melawan
norma sosial yang berlaku di masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

Agresivitas pada remaja dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari
dalam diri remaja maupun lingkungan sekitarnya. Taylor, Peplau, dan Sears
(2009) menyatakan bahwa terdapat empat sumber amarah yang menjadi
faktor penyebab timbulnya agresivitas. Faktor yang pertama adalah serangan
dari orang lain. Individu yang sering merespons serangan dengan prinsip
“darah dibayar darah” akan memicu terjadinya agresi yang lebih tinggi.
Faktor yang kedua adalah frustrasi. Frustrasi terjadi karena adanya hambatan
untuk mencapai tujuan yang kemudian menimbulkan agresivitas, karena
agresi bisa meringankan emosi negatif (Bushman., dkk dalam Taylor dkk.,
2009).
Faktor lain yang dapat meningkatkan agresivitas yaitu ekspektasi
pembalasan. Motivasi untuk melakukan balas dendam selalu membuat
pikiran menjadi negatif, maka agresivitas juga akan bertambah besar. Lalu
faktor kompetisi juga dapat memengaruhi adanya agresivitas. Situasi
kompetitif sering memicu adanya kemarahan yang menimbulkan agresivitas
yang tidak jarang bersifat destruktif. Selain faktor-faktor tersebut, agresivitas
juga dapat disebabkan oleh emosi negatif yang dialami seseorang sebagai
akibat dari peristiwa permusuhan dan pikiran negatif (Berkowitz dan Heimer,
dalam Stangor, 2011).
Averill (dalam Taylor dkk., 2009) menyatakan bahwa kebanyakan orang
merasa pernah marah sekali atau sedikit marah beberapa kali dalam sehari.
Emosi marah yang sering muncul dapat diolah atau dikontrol oleh setiap
individu sejak melewati usia kanak-kanak, karena setiap anak memerlukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

pertolongan orang dewasa dalam menangani emosi atau perasaannya (Albin,
1986). Pada saat usia remaja, individu belajar untuk menguasai dan mengatur
emosi yang ada dalam diri. Ketika individu mulai terbiasa menguasai emosi
negatif yang ada dalam diri, ia akan mampu mengelola emosinya dalam
berbagai situasi.
Regulasi emosi merupakan suatu proses individu dalam membentuk
emosi dan mengetahui bagaimana mengekspresikannya (Gross, 2014).
Thompson (1994) juga mengungkapkan bahwa regulasi emosi adalah proses
pertanggungjawaban individu dalam mengevaluasi dan memodifikasi reaksi
emosi untuk mencapai tujuan individu tersebut. Regulasi emosi dapat terjadi
secara disadari maupun tidak disadari. Selain itu, proses regulasi emosi juga
dapat berlangsung baik dikontrol maupun secara otomatis.
Menurut Thompson (dalam Buckholdt, Parra, & Jobe-Shields, 2009)
regulasi emosi terdiri dari proses ekstrinsik dan intrinsik yang bertanggung
jawab untuk memantau, mengevaluasi, dan memodifikasi reaksi emosional,
terutama intensif dan temporal mereka untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan
dari regulasi emosi sendiri untuk meminimalkan dampak negatif dari masalah
yang dihadapi dengan cara mengatur dan mengolah pengalaman emosional
(Kring, Johnson, Davison, & Neale, 2010). Kurniasih (dalam Silaen & Dewi,
2015) menemukan bahwa kemampuan regulasi emosi dapat membuat remaja
lebih menerima serta menghargai dirinya.
Cyberbullying yang dilakukan oleh remaja, rata-rata terjadi karena
remaja kurang mampu mengelola emosinya (Mawardah & Adiyanti, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

Mawardah dan Adiyanti memfokuskan penelitiannya pada agresi elektronik,
dalam hal ini remaja melakukan agresivitas seperti mengganggu dan
menindas melalui e-mail, chat room, SMS, website, dan lain-lain (DavidFerdon & Hertz, 2009). Hal ini berbeda dengan agresivitas pada umumnya
yang dapat dilakukan dalam bentuk perilaku fisik ataupun verbal (Myers,
2012).
Melihat maraknya fenomena perkelahian yang terjadi di lapangan
olahraga, peneliti ingin mengetahui pengaruh regulasi emosi terhadap
agresivitas pada atlet sepak bola usia remaja. Menurut Papalia (2008), usia 11
atau 12 tahun hingga 20-an tahun dikategorikan sebagai perkembangan
manusia

masa

remaja.

Masa

remaja

merupakan

periode

transisi

perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa yang
melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional
(Santrock, 2007). Hall (dalam Papalia, 2007) menyatakan bahwa masa remaja
adalah masa yang penuh emosional. Pernyataan ini memang tidak sematamata dapat disematkan pada setiap individu berusia remaja. Namun tidak
dapat dipungkiri bahwa masa remaja awal merupakan suatu masa di mana
fluktuasi emosi berlangsung lebih sering (Rosenblum & Lewis, 2003).
Melihat dari fenomena yang ada, banyak atlet sepak bola usia remaja
memiliki emosi yang tidak stabil. Sebagai salah satu atlet sepak bola yang
dipercaya menjadi seorang kapten, Evan Dimas mengakui jika emosi atlet
Timnas

U-22

terkadang

memang

tidak

terkontrol.

Evan

Dimas

mengungkapkan kepada media bola.com bahwa sebagai manusia mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

ingin membela mati-matian bangsa Indonesia sehingga ada kalanya provokasi
membuat mereka tidak bisa mengontrol emosi (Pradigdo, 2017). Paparan ini
menunjukkan bahwa seorang atlet pun perlu mengelola atau meregulasi emosi
ketika sedang bertanding.
Remaja yang memiliki kemampuan tinggi dalam melakukan regulasi
emosi akan mampu menjaga stabilitas emosinya. Emosi yang cenderung
stabil mampu membuat remaja memiliki rasa empati dan memahami perasaan
orang lain (Mawardah & Adiyanti, 2014). Hal ini tentu saja membuat remaja
mampu mengelola tingkah laku, sehingga dapat menghindari perbuatanperbuatan negatif yang melanggar aturan dan norma sosial (Mawardah &
Adiyanti, 2014). Begitu pula sebaliknya, remaja dengan kemampuan regulasi
emosi yang rendah kurang mampu menjaga stabilitas emosinya. Mawardah
dan Adiyanti (2014) juga mengungkapkan bahwa remaja yang memiliki
emosi kurang stabil tidak mampu menjaga perilakunya, sehingga berpotensi
memunculkan perbuatan negatif yang melanggar nilai dan norma sosial.
Penelitian lain mengaitkan antara regulasi emosi maladaptif (gangguan
emosi) dengan agresivitas. Beberapa bukti ini berasal dari Zeman, Shipman,
dan Penza-Clyve (2001) yang menunjukkan bahwa kesulitan mengelola
kesedihan dikaitkan dengan agresi kasar. Namun, Zeman dkk (2001)
mengungkapkan bahwa ruang lingkup instrumen penelitian terlalu sempit
karena tidak mengukur emosional secara menyeluruh. Sullivan dkk (2010)
juga menemukan bahwa kesulitan remaja untuk mengatur kemarahan dan
kesedihan dikaitkan dengan agresivitas fisik dan relasional. Dalam penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

yang telah dilakukan, Sullivan dkk (2010) menggunakan metode wawancara
kepada subjek untuk menggali informasi secara mendalam. Dengan metode
ini, Sullivan dkk (2010) menemukan kekurangan bahwa beberapa subjek
tidak mengakui secara khusus dan spesifik bahwa mereka pernah atau sering
melakukan agresivitas. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan
metode skala agar subjek dapat mengungkapkan perasaan dan pengalaman
mereka secara lebih khusus dan spesifik mengenai agresivitas.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang berkaitan dengan regulasi emosi dan agresivitas pada atlet sepak bola
remaja. Penelitian ini penting dilakukan untuk melihat pengaruh regulasi
emosi terhadap agresivitas pada atlet tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “bagaimana pengaruh regulasi emosi terhadap
agresivitas pada atlet sepak bola usia remaja?”.

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh regulasi emosi
terhadap agresivitas pada atlet sepak bola usia remaja.

D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan menjadi
referensi kajian ilmu psikologi bidang sosial dan olahraga khususnya
mengenai regulasi emosi dan agresivitas.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk melakukan
evaluasi terkait regulasi emosi dan agresivitas para atlet sepak bola usia
remaja. Penelitian ini juga diharapkan mampu menjadi acuan bagi
psikolog olahraga dalam memberikan pelatihan psikologis kepada atlet
sepak bola usia remaja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI
A. AGRESIVITAS
1. Definisi Agresivitas
Menurut Erich Fromm (2008), agresi dapat dibagi menjadi dua jenis
dengan definisi yang berbeda. Jenis yang pertama adalah agresi defensif.
Agresi ini dapat berupa desakan untuk membela diri, melarikan diri atau
melawan yang telah terprogram secara bawaan sewaktu kepentingan
hayatinya

terancam.

Agresi

defensif

dimaksudkan

untuk

mempertahankan hidup individu atau spesies, bersifat adaptif biologis
dan hanya muncul jika memang ada ancaman. Agresi ini bertujuan untuk
menghilangkan ancaman, baik dengan menghindar maupun dengan
menghancurkan sumbernya. Tujuan agresi defensif bukanlah untuk
menghancurkan, melainkan untuk mempertahankan diri dan menjaga
kelangsungan hidup. Bila tujuan ini telah dicapai, agresi tersebut beserta
emosinya akan lenyap.
Agresi yang kedua yaitu agresi destruktif. Agresi jenis ini bukan
merupakan pertahanan diri terhadap suatu ancaman dan tidak terprogram
secara bawaan, ia hanya menjadi ciri khas manusia. Secara biologis
agresi ini merugikan karena dapat mengacaukan tatanan sosial. Tujuan
utamanya yakni pembunuhan dan penyiksaan tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Agresi ini tidak hanya merugikan orang yang
diserang, namun juga si penyerang. Korban akan mengalami kematian
10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

dan pelaku (penyerang) akan berurusan dengan aparat penegak hukum
dan (pasti) mendapat hukuman sesuai jenis agresi jahat yang
dilakukannya. Agresi jahat ini bukanlah atas dasar insting, melainkan
kecenderungan manusia yang berakar dari kondisi kehidupannya.
Menurut Baron dan Byrne (1995), agresivitas merupakan perilaku
individu yang dilakukan dengan tujuan untuk menyakiti atau membuat
individu lain celaka. Taylor, Peplau, dan Sears (2009) mendukung
pernyataan

tersebut

dengan

mengungkapkan

bahwa

agresivitas

merupakan setiap tindakan yang dimaksudkan untuk menyakiti orang
lain. Myers (2012) juga menyatakan bahwa agresivitas adalah bentuk
perilaku fisik ataupun verbal yang bertujuan untuk menyakiti seseorang.
Agresivitas juga didefinisikan sebagai pengiriman stimulus negatif
dari satu orang ke orang lain dengan tujuan untuk menyakiti dan
merugikan, sehingga orang tersebut berusaha menghindarinya (Geen,
2001). Hidayat dan Bashori (2016) juga meyakini bahwa agresi
merupakan

tingkah laku yang diwujudkan dalam berbagai bentuk

dengan tujuan untuk melukai makhluk hidup lain, sementara yang
bersangkutan terdorong untuk menghindarinya.Beberapa definisi tersebut
selaras dengan pernyataan Buss dan Perry (1992) yang mengungkapkan
bahwa agresivitas adalah perilaku yang berniat untuk menyakiti orang
lain secara fisik maupun psikis demi mengekspresikan perasaan negatif,
sehingga tujuannya tercapai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

Agresivitas dapat dikatakan sebagai bentuk perilaku yang dapat
menyakiti seseorang. Namun hal ini bukan berarti perilaku menyakiti
orang lain dalam bentuk yang tidak disengaja, seperti kecelakaan lalu
lintas (Myers, 2012). Selain itu, Myers (2012) juga mengungkapkan
bahwa perilaku menyakiti yang bertujuan untuk membantu orang lain
bukan termasuk perilaku agresivitas, misalnya menyuntik orang sakit.
Perilaku yang tergolong dalam tindakan agresivitas adalah menendang,
menampar, mengancam, menyindir, dan lain-lain (Myers, 2012).
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
agresivitas merupakan perasaan yang mengarahkan pada niat dan
tindakan negatif baik secara fisik maupun verbal, dari seseorang ke orang
lain dengan tujuan untuk menyakiti atau merugikan, sehingga orang yang
bersangkutan berusaha untuk menghindarinya.
2. Aspek Agresivitas
Berdasarkan definisi yang telah diungkapkan Buss dan Perry (1992),
dapat diketahui bahwa agresivitas tersusun atas empat aspek, yaitu agresi
fisik, agresi verbal, kemarahan, dan permusuhan.
a. Agresi fisik (physical aggression)
Pada aspek ini, tindakan agresivitas yang dilakukan dengan cara
menyerang secara fisik untuk melukai atau menyakiti orang lain.
Agresi fisik ini ditandai dengan adanya kontak fisik antara pelaku
agresivitas dengan korbannya. Maka dari itu, agresivitas ini paling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

mudah diamati secara kasat mata karena terdapat bukti fisik yang
jelas, seperti adanya korban yang terluka.
b. Agresi verbal (verbal aggression)
Agresi verbal merupakan agresivitas yang dilakukan dalam bentuk
kata-kata. Tindakan yang dapat dikategorikan sebagai agresi verbal
adalah ketika seseorang melakukan penyerangan dalam bentuk katakata menyakitkan kepada orang lain yang tidak ingin menerimanya.
Agresi verbal dapat ditandai dengan adanya hinaan, umpatan,
sindiran, dan kata-kata kasar atau kotor.
c. Kemarahan (anger)
Kemarahan merupakan aspek dari agresivitas yang bersifat tidak
langsung (indirect aggression). Kemarahan muncul berupa perasaan
benci kepada orang lain atau suatu hal ketika seseorang tidak mampu
mencapai tujuannya. Perasaan kecewa, gagal, atau dikhianati dapat
menjadi

penyebab

munculnya

kemarahan

hingga

akhirnya

dilampiaskan baik kepada sumber kemarahan maupun kepada hal lain
yang tidak berkaitan.
d. Permusuhan (hostility)
Permusuhan merupakan komponen kognitif dari agresivitas yang
terdiri atas keinginan untuk menyakiti dan melawan hal-hal yang
dianggap tidak sesuai atau tidak adil. Permusuhan juga merupakan
agresivitas yang tergolong dalam agresi tidak terlihat (covert

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

aggression), mencakup cemburu, iri, curiga, tidak percaya, dan
kekhawatiran.
Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini akan menggunakan empat
aspek agresivitas menurut Buss dan Perry (1992), yaitu agresi fisik,
agresi verbal, kemarahan, dan permusuhan. Keempat aspek tersebut
dapat digunakan untuk mengetahui tingkat agresivitas individu. Agresi
fisik dan verbal, yang menyakiti orang lain merupakan komponen
perilaku atau instrumen motorik. Kemarahan,

yang melibatkan

rangsangan fisiologis dan persiapan untuk agresi, mewakili komponen
perilaku emosional atau afektif. Sedangkan permusuhan, yang terdiri dari
perasaan niat buruk dan ketidakadilan, mewakili komponen kognitif dari
perilaku.
Agresi fisik dan verbal memiliki korelasi yang kuat karena keduanya
mewakili perilaku instrumental. Namun kedua agresivitas ini memiliki
korelasi lemah dengan komponen kognitif, yaitu permusuhan. Sedangkan
kemarahan memiliki korelasi yang kuat dengan ketiga aspek yang lain.
Selain itu Buss dan Perry (1992) menunjukkan bahwa kemarahan adalah
semacam jembatan psikologis antara komponen instrumental dan
komponen kognitif. Kemarahan sering kali merupakan awal dari
agresivitas, dan seseorang lebih cenderung untuk melakukan agresi
ketika marah daripada ketika tidak marah, karenanya terdapat korelasi
antara kemarahan dan agresi fisik dan verbal. Kemarahan adalah kondisi
gairah tinggi yang berkurang seiring berjalannya waktu. Setelah amarah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

mereda, ada sisa kognitif dari niat buruk, kebencian, dan mungkin
kecurigaan terhadap motif orang lain, karenanya ada kaitan antara
amarah dan permusuhan.
3. Tipe Agresivitas
Menurut Myers (2012), agresivitas manusia dibagi menjadi dua tipe,
sebagai berikut.
a. Hostile Aggression
Agresivitas yang dilakukan atas dasar kemarahan dan dilakukan
untuk melampiaskan kemarahan itu sendiri dengan cara melukai,
merusak, atau merugikan. Salah satu komponen kognitif dalam
agresivitas ini adalah keinginan untuk menyakiti dan melawan
ketidakadilan.

Perilaku

yang

ditunjukkan

mengekspresikan

kebencian, permusuhan, atau kemarahan yang sangat dalam.
b. Instrumental Aggression
Agresivitas yang dilakukan dengan cara melukai, merusak, atau
merugikan sebagai alat untuk mencapai tujuan lain. Tipe agresivitas
ini dilakukan agar pelaku memperoleh keuntungan atau mendapat
predikat tertentu. Misalnya agar terlihat hebat atau memperoleh gelar
sebagai pemenang. Berkowitz (1995) juga mengungkapkan bahwa
instrumental aggression dilakukan untuk mencapai tujuan dengan
usaha paksa ddemi mempertahankan kekuasaan, dominasi, atau
status sosial seseorang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Berdasarkan kedua tipe tersebut, Sukadiyanto (2015) menyatakan
bahwa agresivitas yang lebih dominan dilakukan oleh atlet adalah
instrumental aggression, sebab olahraga tanpa adanya unsur instrumental
aggression maka tidak ada tenaga, kecepatan, dan ketegaran mental.
Sebaliknya jika hostile aggression yang lebih dominan dilakukan akan
merugikan prestasi dan karier atlet itu sendiri.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Agresivitas
Mengacu pada definisi yang telah dipaparkan Taylor, Peplau, dan Sears,
dapat diketahui beberapa penyebab timbulnya agresivitas sering kali
berupa peristiwa tidak menyenangkan, seperti serangan, frustrasi,
ekspektasi pembalasan, dan kompetisi (Taylor dkk., 2009).
a. Serangan
Serangan merupakan salah satu faktor penyebab agresivitas yang
paling umum terjadi. Ketika seseorang mengalami situasi yang tidak
menyenangkan, akan membuat orang itu merasa jengkel

atau

menganggapnya sebagai sebuah serangan. Semua itu tergantung
bagaimana

setiap

individu

menanggapinya.

Orang

sering

menanggapi serangan dengan pembalasan, seperti “darah dibayar
darah”. Respons seperti ini dapat memicu agresivitas. Hal ini sering
kali terjadi dalam beberapa situasi, seperti adanya ejekan berakhir
dengan pembunuhan. Serangan dapat memicu adanya balasan
sehingga agresivitas meningkat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

b. Frustrasi
Sumber agresivitas yang kedua adalah frustrasi. Frustrasi dapat
memunculkan agresivitas karena agresivitas dapat meringankan
emosi negatif (Bushman, Baumeister, & Philips, 2001). Frustrasi
terjadi ketika seseorang mengalami hambatan atau dicegah pada saat
akan mencapai tujuan. Selain itu, stres juga dapat menyebabkan
frustrasi yang berujung pada agresivitas. Misalnya, adanya
pemasalahan keluarga terkait ekonomi dan permasalahan dalam
dunia kerja. Menurut tulisan Romawi kuno, suhu panas tercatat
sebagai menyebab meningkatnya agresivitas (Anderson, Bushman,
& Groom, 1997; Rotton & Cohn, 2000; dalam Taylor, et al., 2009).
Lalu apabila situasi tidak nyaman atau menjengkelkan yang disertai
dengan suhu panas akan menimbulkan ketegangan atarpersonal
hingga terjadi agresivitas.
c. Ekspektasi Pembalasan
Faktor lain yang mempengaruhi agresivitas yaitu motivasi untuk
balas dendam. Sebuah penelitian oleh Taylor (1992) menyatakan
bahwa sesorang yang merasa mampu membalas dendam akan lebih
lama menyimpan perasaan marah. Penelitian ini menunjukkan
bahwa pria yang marah akan cenderung menyimpan informasiinformasi

negatif,

termasuk

informasi

negatif

yang

tidak

berhubungan dengan sumber kemarahannya. Selama kemarahan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

ekspektasi pembalasan membuat pikiran menangkap informasi
negatif, maka akan meningkatkan agresivitas.
d. Kompetisi
Deutsch (dalam Taylor, Peplau, & Sears, 2009) mengungkapkan
bahwa affectless aggression atau agresivitas yang tidak berkaitan
dengan keadaan emosional, dapat muncul secara tidak sengaja
karena adanya sebuah kompetisi. Deutsch menunjukkan bahwa
situasi kompetitif sering memicu kemarahan dan mengakibatkan
terjadinya agresivitas yang bersifat destuktif. Agresivitas lebih
mudah muncul dalam situasi yang memperkuat kecenderungan
agresivitas (Brushman, dalam Taylor, Peplau, & Sears, 2009).
Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat diketahui bahwa agresivitas
dapat terjadi karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi, baik dari
individu itu sendiri maupun dari lingkungan sekitarnya. Faktor-faktor
yang

mempengaruhi

antara

lain

serangan,

frustrasi,

ekspektasi

pembalasan, dan kompetisi. Lebih lanjut Stangor (2011) mengungkapkan
bahwa emosi negatif menyebabkan munculnya agresivitas. Agresivitas
disebabkan sebagian besar oleh emosi negatif yang dialami seseorang
sebagai akibat dari peristiwa permusuhan dan pikiran negatif (Berkowitz
& Heimer, dalam Stangor, 2011). Salah satu jenis emosi negatif yang
meningkatkan gairah adalah ketika individu mengalami frustrasi
(Berkowitz, 1989; Dollard, Doob, Miller, Mowrer, & Sears, 1939).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Frustrasi terjadi ketika kita merasa bahwa kita tidak mendapatkan tujuantujuan penting yang telah kita tetapkan untuk diri kita sendiri.

B. REGULASI EMOSI
1. Definisi Emosi
Emosi merupakan kecenderungan perasaan yang mengarah pada
suatu hal yang dianggap cocok atau tidak cocok (Arnold & Grason,
dalam Gross, 2012). Santrock (2007) juga mengungkapkan bahwa emosi
merupakan perasaan atau afek yang muncul ketika individu dalam situasi
atau interaksi yang penting baginya, terutama untuk kesejahteraannya.
Goleman (2002) juga meyakini bahwa emosi adalah perasaan atau
pemikiran, kondisi psikologis dan biologis, yang muncul karena ada
stimulus dari dalam maupun luar diri individu. Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) mendukung beberapa pernyataan tersebut dengan
menyatakan bahwa, emosi merupakan luapan dari perasaan yang
berkembang dan surut dalam waktu singkat.
James-Lange (dalam Sobur, 2003) mengungkapkan bahwa emosi
merupakan hasil penilaian individu akibat dari perubahan pada dirinya
sebagai respon akan stimulus. Emosi juga dapat dikatakan sebagai reaksi
atas stimulus yang menyebabkan perubahan pada diri individu, seperti
wajah, penilaian kognitif, perasaan subjektif dan perilaku. Emosi ditandai
oleh perilaku yang merefleksikan kondisi senang atau tidak senang
seseorang atas interaksi yang sedang dialami (Santock, 2007). Emosi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

juga dapat berupa reaksi psikologis maupun fisiologis, seperti
kegembiraan, kesedihan, ketakutan, keharuan, kecintaan, dan keberanian
yang bersifat subjektif. Seseorang

dengan emosi yang berlebihan

cenderung kurang dapat menguasai diri dan tidak memperhatikan
keadaan

serta

norma

sekitar

(Walgito,

2010).

Albin

(1986)

menambahkan bahwa setiap emosi yang muncul dari dalam diri
seseorang mampu mempengaruhi lingkungan sekitar, sehingga perlu
dikelola sebagai mana mestinya (Alibin, 1986).
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat diketahui bahwa emosi
merupakan perasaan atau keadaan individu yang muncul karena adanya
stimulus dari situasi yang dialami.
2. Definisi Regulasi Emosi
Regulasi emosi merupakan proses pertanggungjawaban individu
dalam memodifikasi dan mengevaluasi reaksi emosi demi mencapai
tujuannya (Thompson, 1994). Selaras dengan definisi tersebut, Gross
(2014) menyatakan pengertian regulasi emosi sebagai sebuah proses
individu membentuk emosinya dan mengetahui bagaimana individu
mengalami serta mengekspresikan emosi tersebut. Kemudian Gross dan
Thompson (2007) secara bersamaan menambahkan bahwa regulasi emosi
merupakan sekumpulan berbagai proses tempat emosi diatur atau
dikelola. Regulasi emosi dapat berlangsung baik secara otomatis maupun
dikontrol. Selain itu, proses ini dapat terjadi secara disadari atau tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

disadari. Proses regulasi emosi berpengaruh pada satu atau lebih proses
yang membangkitkan emosi (Gross & Thompson, 2007).
Eisenberg dan Spinrad (dalam Pratisti, 2013) menyatakan bahwa
regulasi emosi adalah sebuah proses untuk mengenali, menghambat,
menghindari, serta mengatur munculnya perasaan, emosi psikologis, dan
perilaku yang berkaitan dengan emosi demi mencapai suatu tujuan
tertentu. Regulasi didefinisikan sebagai proses di mana aktivasi dalam
satu daerah respons berfungsi untuk mengubah, mentitrasi, atau
memodulasi aktivasi di daerah respons lain (Garber & Dodge, 2004).
Quirk dan Beer (2006) juga mendefinisikan regulasi emosi sebagai suatu
proses untuk mengungkapkan dan mengekspresikan emosi dengan cara
serta kondisi yang tepat.
Lebih lanjut, Fox (dalam Kostiuk & Gregory, 2002) menyatakan
bahwa regulasi emosi adalah kemampuan untuk menanggapi tuntutan
pengalaman yang sedang terjadi dengan berbagai emosi melalui cara
yang dapat ditoleransi secara sosial serta cukup fleksibel untuk
memunculkan reaksi spontan, termasuk kemampuan untuk menunda
reaksi spontan yang diperlukan. Regulasi emosi juga dapat dikatakan
sebagai upaya individu untuk mampu mengelola dan mengungkapkan
emosi yang dapat mempengaruhi individu dalam berperilaku demi
mencapai tujuannya (Balter, 2003).
Sejalan dengan dua pernyataan tersebut, Champi (dalam Dwityaputri
& Sakti, 2015) menyatakan bahwa regulasi emosi dapat diartikan sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

kemampuan individu untuk tetap berpikir dan berperilaku positif ketika
menghadapi tantangan dan tekanan, serta mencegah pemikiran negatif
seperti marah atau sedih. Mawardah dan Adiyanti (2014) pun
mengungkapkan bahwa regulasi emosi merupakan kemampuan individu
untuk mengungkapkan emosi baik secara lisan maupun tulisan yang
dapat meningkatkan kesehatan fisik maupun mental pada saat individu
mengalami peristiwa yang dianggap negatif.
Berdasarkan beberapa uraian definisi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa regulasi emosi merupakan kemampuan individu untuk mengelola
dan mengungkapkan emosi yang berasal dari segala peristiwa dengan
cara yang positif dan mencegah pemikiran negatif.
3. Aspek-aspek Regulasi Emosi
Pengaturan emosi terdiri dari kedua proses intrinsik dan ekstrinsik yang
bertanggung jawab untuk belajar mengenali, memantau, menilai, dan
memodifikasi reaksi emosional (Thompson, 1994). Berdasarkan teori
dari Thompson dan Fox (dalam Kostiuk & Gregory, 2002) serta Garber
dan Dodge (2004)

yang dipadukan dalam Mawardah dan Adiyanti

(2014), dapat diketahui bahwa terdapat tiga aspek yang berkaitan dengan
regulasi emosi, seperti
a. Pemantauan
Aspek ini dinyatakan sebagai kemampuan individu untuk membuat
sebuah keputusan yang pasti tentang langkah apa yang akan
dilakukan ketika menghadapi berbagai macam pikiran dan emosi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

(Garber & Dodge, 2004). Hal ini dilakukan agar individu dapat
memantau emosi yang dihadapi dengan lebih jelas (Konstiuk &
Gregory, 2002).
b. Penilaian
Aspek

ini

dinyatakan

sebagai

kemampuan

individu

untuk

memberikan penilaian baik positif maupun negatif mengenai setiap
kejadian atau kondisi yang ia alami berdasarkan pengetahuan yang
dimiliki individu tersebut (Thompson, dalam Kostiuk & Gregory,
2002). Munculnya penilaian positif dapat menghasilkan pengelolaan
emosi yang baik, sehingga individu dapat terhindar dari pengaruh
emosi negatif yang dapat membuat individu bertindak negatif juga
(Garber & Dodge, 2004).
c. Pengubahan
Pengubahan merupakan kemampuan individu untuk melakukan
perubahan emosi dari hal-hal yang bersifat negatif dan masuk ke
dalam diri individu, menjadi sebuah dorongan individu ke hal-hal
yang bersifat positif (Thompson, dalam Kostiuk & Gregory, 2002).
Dorongan yang ada