Efek hepatoprotektif infusa daun swietenia mahagoni (l.) jacq. pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

EFEK HEPATOPROTEKTIF
INFUSA DAUN Swietenia mahagoni (L.) Jacq. PADA TIKUS JANTAN
TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi

Oleh:
Agriva Devaly Avista
NIM: 108114113

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Persetujuan Pembimbing

EFEK HEPATOPROTEKTIF
INFUSA DAUN Swietenia mahagoni (L.) Jacq. PADA TIKUS JANTAN
TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA

Skripsi yang diajukan oleh:
Agriva Devaly Avista

NIM: 108114113

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

Ipang Djunarko, M.Sc., Apt.

tanggal:

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Pengesahan Skripsi Berjudul

EFEK HEPATOPROTEKTIF
INFUSA DAUN Swietenia mahagoni (L.) Jacq. PADA TIKUS JANTAN
TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA

Oleh:
Agriva Devaly Avista
NIM: 108114113
Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Pada tanggal: ......................................
Mengetahui,
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Dekan

(Ipang Djunarko, M.Sc., Apt.)

Panitia Penguji Skripsi


Tanda Tangan

1. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt.

.......................

2. Prof. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt.

.......................

3. Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt.

.......................
iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

“janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati,
padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu
orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Imran : 139)
“karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(QS. Alam Nasyrah : 94:5-6)
“Apabila kamu teah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”
(QS. Al-Imran/3 ayat 159).
Semakin besar rasa pengharapanmu, maka akan semakin besar pula rasa sakit
yang akan kau dapat. Dan jika kita menggantungkan pengharapan kepada
makhluk yang bernama manusia, maka bersiap-siaplah untuk mengalami rasa
kecewa, sebab manusia adalah tempat khilaf/salah
“Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu”
(QS. Al-Ikhlas : 2)


Kupersembahkan karya kecil ini untuk :
Allah SWT atas kehidupan yang diberikan dan segalanya dalam hidupku
Bapak, Ibu, dan Adik yang senantiasa memberi doa , dukungan semangat dan kasih sayang
Teman-teman yang telah mendukungku, serta Almamaterrku yang ku banggakan

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang telah saya
tulis ini, tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang sudah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, seperti layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah
tersebut, saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku.


Yogyakarta, 30 Mei 2014
Penulis

(Agriva Devaly Avista)

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:


Nama : Agriva Devaly Avista
NIM

: 108114113

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, karya ilmiah saya yang berjudul:

EFEK HEPATOPROTEKTIF
INFUSA DAUN Swietenia mahagoni (L.) Jacq. PADA TIKUS JANTAN
TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
internet dan media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.


Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 30 Mei 2014

Yang menyatakan

(Agriva Devaly Avista)
vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PRAKATA

Puji syukur kepada Allah SWT karena atas berkat dan segala karuniaanya,
sehingga


penulis

dapat

menyelesaikan

skripsi

yang

berjudul

“EFEK

HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN Swietenia mahagoni (L.) Jacq. PADA
TIKUS JANTAN TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA” dengan baik.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) program studi Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.

Penulis meyadari bahwa dalam pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini
tidak lepas dari bantuan dan campur tangan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan yang indah ini penulis hendak mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
2. Bapak Prof. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt. selaku Dosen Penguji pada skripsi ini
dan telah memberikan saran kepada penulis.
3. Ibu Phebe Hendra, MSi., Ph.D., Apt. selaku Dosen Penguji pada skripsi ini,
atas saran dan dukungan kepada penulis.
4. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku Dosen Pembimbing dan Dosen
Penguji pada skripsi ini, atas segala bimbingan, bantuan, dukungan, semangat
dan motivasi selama penelitian dan penyusunan skripsi.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5. Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt. selaku Kepala Laboratorium Fakultas
Farmasi yang telah memberikan izin dalam penggunaan semua fasilitas
laboratorium untuk kepentingan skripsi ini.
6. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si., yang telah memberikan bantuan dalam
determinasi daun Swietenia mahagoni (L.) Jacq.
7. Bapak Heru, Bapak Parjiman, Bapak Kayat, Bapak Kunto, Bapak Wagiran
selaku

Laboran

Laboratorium

Fakultas

Farmasi

atas

bantuan

dan

dukungannya kepada penulis selama proses pengerjaan skripsi.
8. Keluarga Bapak A. Slamet, SE., Ibu Siti Winarni, dan adik Zeluyvenca
Avista atas segala cinta, doa, nasihat, dukungan, dan batuan yang selalu
mengiringi.
9. Simbah kakung dan putri yang senantiasa memberikan semangat dan doa.
10. Rekan-rekan tim Swietenia mahagoni (L.) Jacq. : Evan Gunawan, Sherly
Damima, dan Stefanus Indra Gamawan, atas kerjasama, dukungan dan
bantuannya selama ini.
11. Sahabat-sahabat Angelia Rosari, Yudhytha Anggarhani, Fransiskus Asisi
Dian Kristianto,Tomas Indra Waskita, Angga Zakharia, Hans Gani, dan
Daniel Pradipta atas persahabatan yang sudah terjalin selama ini.
12. Teman luar biasa Nurul Kusumawardani atas segala doa, dukungan, semangat
dan motivasinya.
13. Teman-teman FKK B 2010 dan teman-teman Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma khususnya angkatan 2010 atas kebersamaannya.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis yang telah
membantu selama proses penyusunan skripsi ini berlangsung.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan
bermanfaat khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Semoga tulisan ini
dapat memberikan manfaat khususnya di bidang Farmasi, serta semua pihak baik
mahasiswa, lingkungan akademis, maupun masyarakat.

Yogyakarta, 30 Mei 2014
Penulis

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................... vi
PRAKATA ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii
INTISARI.............................................................................................................. xx
ABSTRACT ............................................................................................................ xx
BAB I. PENGANTAR ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.

Rumusan masalah ..................................................................................... 4

2.

Keaslian penelitian .................................................................................... 4

3.

Manfaat penelitian .................................................................................... 5

B. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA..................................................................... 6
A. Anatomi dan Fisiologi Hati ........................................................................... 6
B. Kerusakan Sel-Sel Hati .................................................................................. 8
x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1.

Perlemakan hati (steatosis) ....................................................................... 8

2.

Kematian sel (necrosis)............................................................................. 8

3.

Kolestasis .................................................................................................. 9

4.

Sirosis........................................................................................................ 9

C. Karbon tetraklorida ...................................................................................... 10
D. Alanin Aminotransferase dan Aspartat Aminotransferase ......................... 12
E. Swietenia mahagoni (L.) Jacq. ................................................................... 12
1.

Taksonomi............................................................................................... 12

2.

Morfologi ................................................................................................ 13

3.

Khasiat dan kegunaan ............................................................................. 14

4.

Kandungan kimia .................................................................................... 14

F. Infusa ........................................................................................................... 14
G. Landasan Teori ............................................................................................ 15
H. Hipotesis ...................................................................................................... 16
BAB III. METODE PENELITIAN....................................................................... 17
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................... 17
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional.............................................. 17
1.

Variabel utama ........................................................................................ 17

2.

Variabel pengacau ................................................................................... 17

3.

Definisi operasional ................................................................................ 18

C. Bahan Penelitian .......................................................................................... 18
1.

Bahan utama............................................................................................ 18

2.

Bahan kimia ............................................................................................ 19
xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

D. Alat Penelitian ............................................................................................. 20
1.

Alat pembuatan serbuk kering daun S. mahagoni .................................. 20

2.

Pembuatan infusa daun S. mahagoni ...................................................... 21

3.

Alat uji hepatoprotektif ........................................................................... 21

E. Tata Cara Penelitian ..................................................................................... 21
1.

Determinasi tanaman .............................................................................. 21

2.

Pengumpulan bahan uji ........................................................................... 21

3.

Pembuatan serbuk daun S. mahagoni ..................................................... 22

4.

Penetapan kadar air serbuk kering daun S. mahagoni ............................ 22

5.

Pembuatan infusa daun S. mahagoni ...................................................... 22

6.

Penetapan kandungan flavonoid infusa daun S. mahagoni ..................... 23

7.

Pembuatan larutan karbon tetraklorida konsentrasi 50%........................ 23

8.

Uji pendahuluan ...................................................................................... 23

9.

Penetapan dosis infusa daun S. mahagoni .............................................. 24

10. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji............................................. 25
11. Pembuatan serum .................................................................................... 26
12. Pengukuran aktivitas ALT-AST ............................................................. 26
F. Tata Cara Analisis Hasil .............................................................................. 27
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 28
A. Penyiapan Bahan ......................................................................................... 28
1.

Hasil determinasi tanaman ...................................................................... 28

2.

Penetapan kadar air serbuk kering daun S. mahagoni ............................ 29

3.

Penetapan kadar flavonoid infusa daun S. mahagoni ............................ 29
xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

B. Uji Pendahuluan........................................................................................... 29
1.

Penentuan dosis hepatotoksik karbon tetraklorida .................................. 29

2.

Penentuan waktu pencuplikan darah hewan uji ...................................... 30

3.

Penetapan lama pemejanan infusa daun S. mahagoni ............................ 34

4.

Penetapan dosis infusa daun S. mahagoni .............................................. 35

C. Efek Hepatoprotektif Infusa Daun S. mahagoni Pada Tikus Terinduksi
Karbon Tetraklorida..................................................................................... 36
1.

Kontrol negatif (olive oil 2 ml/kgBB) ..................................................... 41

2.

Kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida dosis 2 m/kgBB .................... 43

3.

Kontrol perlakuan (infusa daun S. mahagoni dosis 5 g/kgBB) .............. 44

4.

Kontrol pelarut aquadest ......................................................................... 44

5.

Kelompok perlakuan infusa daun S. mahagoni dosis 5; 3,535 dan 2,5
g/kgBB pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB ..... 45

D. Rangkuman Pembahasan ............................................................................. 50
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 53
A. Kesimpulan .................................................................................................. 53
B. Saran ............................................................................................................ 53
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 54
LAMPIRAN .......................................................................................................... 57
BIOGRAFI PENULIS .......................................................................................... 92

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel I.

Komposisi dan konsentrasi reagen serum ALT.....................

20

Tabel II.

Komposisi dan konsentrasi reagen serum AST.....................

20

Tabel III.

Rata-rata aktivitas serum ALT tikus setelah induksi karbon
tetraklorida dosis 2 mL/kgBB pada selang waktu 0, 24, 48
dan 72 jam.............................................................................

Tabel IV.

30

Hasil uji Scheffe aktivitas ALT tikus terinduksi karbon
tetraklorida dosis 2 mL/kgBB pada pencuplikan darah jam 0,
24, 48 dan 72 jam..............................................................

Tabel V.

31

Rata-rata aktivitas serum AST tikus setelah induksi karbon
tetraklorida dosis 2 mL/kgBB pada selang waktu 0, 24, 48
dan 72 jam.............................................................................

Tabel VI.

32

Hasil uji Mann-Whitney aktivitas AST tikus terinduksi
karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB pada pencuplikan
darah jam 0, 24, 48 dan 72 jam.............................................

Tabel VII.

34

Purata ± SE aktivitas serum ALT dan AST, serta % efek
hepatoprotektif tikus perlakuan infusa daun S. mahagoni
terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB (n=5)........

Tabel VIII.

37

Hasil uji Scheffe aktivitas serum ALT tikus perlakuan infusa
daun S. mahagoni terinduksi karbon tetraklorida dosis 2
mL/kgBB (n=5).....................................................................

xiv

39

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Tabel IX.

Hasil uji Scheffe aktivitas serum AST tikus perlakuan infusa
daun S. mahagoni terinduksi karbon tetraklorida dosis 2
mL/kgBB (n=5).....................................................................

Tabel X.

40

Rata-rata aktivitas serum ALT dan AST tikus setelah
pemberian olive oil dosis 2 mL/kgBB pada selang waktu 0,
24, 48 dan 72 jam (n=5)........................................................

Tabel

41

XI. Hasil uji Scheffe aktivitas serum ALT dan AST tikus setelah
pemberian olive oil dosis 2 mL/kgBB pada selang waktu 0,
24,

48

dan

72

jam

(n=5).......................................................................................

.

xv

42

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.

Struktur mikroskopik hati...................................................... 7

Gambar 2.

Struktur karbon tetraklorida..................................................

Gambar 3.

Mekanisme

biotransformasi

dan

oksidasi

10

karbon

tetraklorida............................................................................. 11
Gambar 4.

Diagram batang rata-rata aktivitas serum ALT tikus setelah
pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mL.kgBB pada
selang waktu 0, 24, 48, 72 jam..............................................

Gambar 5.

30

Diagram batang rata-rata aktivitas serum AST tikus setelah
pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mL.kgBB pada
selang waktu 0, 24, 48, 72 jam..............................................

Gambar 6.

33

Diagram batang rata-rata aktivitas serum ALT tikus
perlakuan pemberian infusa daun S. mahagoni selama
enam

hari

sekali

berturut-turut

terinduksi

karbon

tetraklorida............................................................................. 38
Gambar 7.

Diagram batang rata-rata aktivitas serum AST tikus
perlakuan pemberian infusa daun S. mahagoni selama
enam

hari

sekali

berturut-turut

terinduksi

karbon

tetraklorida............................................................................. 38
Gambar 8.

Diagram batang rata-rata aktivitas serum ALT tikus setelah
pemberian olive oil dosis 2 mL/kgBB pada selang waktu 0,
24, 48 dan 72 jam..................................................................
xvi

41

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Gambar 9.

Diagram batang rata-rata aktivitas serum AST tikus setelah
pemberian olive oil dosis 2 mL/kgBB pada selang waktu 0,
24, 48 dan 72 jam..................................................................

xvii

42

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Foto serbuk daun S. mahagoni........................................

Lampiran 2.

Foto pembuatan infusa daun S. mahagoni........................

Lampiran 3.

Foto Infusa daun S. mahagoni........................................

Lampiran 4.

Surat keterangan kadar air serbuk daun S. mahagoni.....

Lampiran 5.

Surat keterangan kandungan flavonoid infusa daun
S.mahagoni......................................................................

Lampiran 6.

Surat pegesahan determinasi daun S. mahagoni.............

Lampiran 7.

Surat pengesahan ethical clearens..................................

Lampiran 8.

Analisis statistik aktivits serum ALT pada uji

58
58
58
59

60
61
62

pendahuluan penentuan dosis hepatotoksin karbon
tetraklorida dosis 2 mL/kgBB.........................................
Lampiran 9.

63

Analisis statistik aktivits serum AST pada uji
pendahuluan penentuan dosis hepatotoksin karbon
tetraklorida dosis 2 mL/kgBB.........................................

Lampiran 10.

66

Analisis statistik aktivits serum ALT perlakuan infusa
daun S. mahogani setelah induksi karbon tetraklorida
dosis 2 mL/kgBB............................................................

Lampiran 11.

73

Analisis statistik aktivits serum AST perlakuan infusa
daun S. mahogani setelah induksi karbon tetraklorida
dosis 2 mL/kgBB............................................................

xviii

78

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Lampiran 12.

Analisis statistik aktivits serum ALT perlakuan kontrol
negatif olive oil dosis 2 mL/kgBB..................................

Lampiran 13.

Analisis statistik aktivits serum AST perlakuan kontrol
negatif olive oil dosis 2 mL/kgBB..................................

Lampiran 14.

89

Perhitungan konversi dosis untuk manusia infusa daun
S. mahagoni...........................................................

Lampiran 16.

86

Perhitungan penetapan peringkat dosis infusa daun S.
mahagoni pada kelompok perlakuan..............................

Lampiran 15.

83

90

Perhitungan efek hepatoprotektif infusa daun S.
mahagoni.........................................................................

xix

91

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek hepatoprotektif infusa
daun Swietenia mahagoni (L.) Jacq. terhadap penurunan kadar ALT dan AST
serum pada tikus terinduksi karbon tetraklorida dan mengetahui dosis optimum
pemberian infusanya.
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental murni dengan rancangan
acak pola searah. Penelitian ini digunakan 35 ekor tikus dibagi dalam 7 kelompok.
Kelompok I (kontrol hepatotoksin) diberikan larutan karbon tetraklorida : olive oil
(1:1) dosis 2 mL/kgBB secara intraperitonial. Kelompok II (kontrol pelarut
hepatotoksin) diberi olive oil dosis 2 mL/kgBB secara intraperitonial. Kelompok
III (kontrol pelarut infusa) diberi aquadest 25mL/kgBB selama 6 hari berturutturut secara peroral. Kelompok IV (kontrol infusa) diberi infusa daun S. mahagoni
dosis 5 g/kgBB selama 6 hari berturut-turut secara peroral. Kelompok V, VI dan
VII (kelompok perlakuan) diberikan infusa daun S. mahagoni dosis berturut-turut
2,5; 3,535 dan 5 g/kgBB selama 6 hari berturut-turut secara peroral, kemudian
dihari ke tujuh diberi larutan karbon tetraklorida : olive oil (1:1) dosis 2 mL/kgBB
secara intraperitonial, 24 jam kemudian semua kelompok darahnya diambil dari
sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas serum ALT dan AST. Data serum ALT
dan AST dianalisis menggunakan ANOVA satu arah, dengan taraf kepercayaan
95%.
Hasil penelitian menunjukkan, infusa daun S. mahagoni memberikan
efek hepatoprotektif dengan menurunkan aktivitas serum ALT dan AST pada
tikus terinduksi karbon tetraklorida. Dosis optimum pemberian infusa daun S.
mahagoni yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 5 g/kgBB dengan persen
hepatoprotektif sebesar 63,9%.

Kata kunci : Hepatoprotektif, Infusa daun Swietenia mahagoni (L.) Jacq.,
ALT dan AST, karbon tetraklorida

xx

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
The aim of study research were to prove the hepatoprotective effect of
Swietenia mahagoni (L.) Jacq. leaves infusion to decrease serum level of ALT and
AST in rats induced with carbon tetrachloride and to decide the optimum dose of
the infusion.
This research is purely experimental research with randomized complete
direct sampling design. A total of 35 male Wistar rats were divided randomly into
7 grups. Group I (hepatotoxin control) was given carbon tetrachloride dissolved in
olive oil (1:1) at dose of 2mL/kgBW intraperitonially. Group II (hepatotoxin
solvent control) was given a dose 2mL/kgBW olive oil in intraperitonial. Group
III was infusion solvent control given 25mL/kgBW of aquadest p.o for six days.
Group IV was control treatment given 5g/kgBW infusion of S. mahagoni p.o for
six days. Group V, VI and VII were given 2.5; 3.535; and 5 g/kgBW dose infuse
of S. mahagoni leaves for six days orally and then on the seventh day, all
treatment and infusion solvent control groups were given the carbon tetrachloride
2 mL/kgBW intraperitonial. After 24 hours, the blood was collected from the
orbital sinus eye to be measured ALT and AST serum activity. ALT and AST
serum data were analyzed statistically by unidirectional ANOVA, with 95%
confidence level.
The result of this study shown, that the infuse of S. mahagoni leaves, has
hepatoprotective effect by decreasing the activities of ALT and AST serum in rats
inducted tetrachloride carbon. The optimum dose of S. mahagoni leaves infusion
was 5g/kgBW.
Keywords : Hepatoprotective, Swietenia mahagoni (L.) Jacq. leaves infuse,
ALT and AST, carbon tetrachloride

xxi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENGANTAR

A. Latar Belakang
Hepar atau hati merupakan organ atau kelenjar terbesar dari tubuh yang
mensekresi empedu dan dapat mengeluarkan hasil produksi dari makanan, organ
ini berfungsi sebagai pusat metabolisme (Wibowo dan Paryana, 2009). Adanya
kerusakan pada hati yang terjadi dapat di sebabkan karena induksi senyawa kimia
dan mikroorganisme (Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2007).
Penyakit gangguan fungsi hati dengan golongan usia 15-44 tahun
menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian di pedesaan dan
menempati urutan ketiga di daerah perkotaan (Badan Penelitian dan Pegembangan
Kesehatan RI, 2007). Gangguan fungsi hati salah satunya adalah perlemakan hati,
dimana gangguan tersebut terjadi karena adanya penumpukan zat lemak di dalam
sel hati. Menurut Sofia, Nurdjanah, dan Ratnasari (2009) angka prevalensi
terjadinya penyakit perlemakan hati di Indonesia menunjukkan prosentase sebesar
30,6 %.
Penyakit hati merupakan salah satu dari beberapa penyakit yang dapat di
sembuhkan dengan menggunakan obat herbal (Hian, 2009). Oleh karena itu,
penelitian ini bermaksud untuk mencari alternatif pengobatan dari sumber daya
alam hayati sebagai pengobatan penyakit hati. Di Indonesia sendiri memiliki
berbagai macam sumber daya alam hayati yang tumbuh, hal tersebut mendorong
untuk terus dilakukannya eksplorasi tanaman untuk kepentingan dalam dunia
1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

pengobatan. Bangsa Indonesia sejak dahulu berdasar pengalaman empiris dan
keterampilan yang dimiliki secara turun temurun, diwariskan dari generasi ke
generasi telah mengenal dan menggunakan tanaman yang memiliki khasiat obat
sebagai salah satu penaganan untuk masalah kesehatan, sehingga penggunaan obat
herbal atau jamu di kalangan masyarakat hingga saat ini masih banyak menjadi
pilihan untuk digunakan sebagai pengobatan (Badan Penelitian dan Pegembangan
Kesehatan Republik Indonesia, 2010).
Tanaman Swietenia mahagoni (L.) Jacq. merupakan jenis tanaman yang
tumbuh pada zona lembab, penanaman dilakukan secara extensive telah di
lakukan terutama di daerah Pasifik yaitu di Indonesia, Filipina, Malaysia dan Fiji
(Joker, 2001). Berbagai khasiat yang dimiliki tanaman ini antara lain menurut
Naveen, Rupini, Ahmed, dan Urooj (2014) tanaman S. mahagoni dapat digunakan
sebagai penyembuhkan penyakit seperti malaria, diare, dan dapat juga sebagai
antipiretik. Daun tanaman S. mahagoni memiliki efek sebagai antidiabetik dan
aktivitas antioksidan dan tanaman ini memiliki kandungan tanin, saponin,
flavonoid, dan terpenoid yang dapat terlarut dalam air (Matin, Haque dan Hossain,
2013). Tanaman S. mahagoni memiliki ketersediaan daun yang lebih melimpah
dibandingkan bagian lain dari tanaman ini, sehingga dalam penelitian ini, bagian
daun dari tanaman S. mahagoni yang akan digunakan dalam penelitian.
Salah satu komponen dari daun S. mahagoni adalah flavonoid, dimana
senyawa tersebut memiliki aktivitas perlindungan hati, flavonoid yang diisolasi
dari Laggera alata memiliki kemampuan untuk melindungi hati dari kerusakan
yang ditimbulkan karbon tetraklorida (Kumar dan Pandey (2013). Penelitian

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

Udem, Nwaogu, dan Onyejekwe (2011) menyebutkan proses penyarian daun S.
mahagoni menggunakan ektrak air dapat menyari senyawa yang memiliki efek
hepatoprotektif pada tikus dengan induksi alkohol secara kronis. Oleh karena itu,
pada penelitian ini menggunakan infusa sebagai bentuk sediaan, dikarenakan
infusa ini menggunakan pelarut air, sehingga diharapkan dapat memiliki efek
yang sama, yaitu dapat menarik senyawa yang dapat menimbulkan efek
hepatoprotektif. Air merupakan salah satu pelarut yang memiliki sifat polar dan
flavonoid merupakan senyawa golongan fenolik yang memiliki sifat polar,
sehingga diharapkan kandungan flavonoid di dalam daun S. mahagoni dapat
tersari. Bentuk sediaan infusa ini pada proses pembuatannya sama dengan cara
perebusan yang di gunakan dalam masyarakat sebagai salah satu cara untuk
mendapatkan khasiat dari suatu tanaman. Adanya kandungan flavonoid yang
dapat tersari tersebut diharapkan dapat memiliki aktivitas antioksidan sehingga
diduga dapat memiliki efek hepatoprotektif terhadap kerusakan hati yang
disebabkan oleh senyawa model seperti karbon tetraklorida.
Dalam penelitian ini digunakan karbon tetraklorida (CCl4) sebagai
senyawa model hepatotoksik yang dapat mengalami reduksi oleh enzim sitokrom
P-450 (CYP2E1) kemudian dapat terbentuk radikal bebas triklorometil (CCl3•)
dan radikal bebas triklorometilperoksida (CCl3O2•) yang lebih reaktif (Timbrell,
2009). Radikal triklorometil (CCl3•) dapat menyebabkan terjadinya akumulasi
lipid, terjadinya akumulasi lipid di hati disertai perubahan biokimia dalam darah,
hal tersebut dapat dilihat dengan adanya perubahan aktivitas serum alanin
aminotransferase (ALT) dan aspartat aminotransferase (AST) (Hodgson, 2010).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

Berdasar hal tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh pemberian
infusa daun S. mahagoni sebagai efek hepatoprotektif pada tikus terinduksi karbon
tetraklorida dengan melihat aktivitas serum ALT dan AST dan untuk megetahui
dosis optimum pemberian infusa daun S. mahagoni dalam memberikan efek
hepatoprotektif.
1.

Rumusan masalah
a. Apakah pemberian infusa daun S. mahagoni mempunyai efek
hepatoprotektif pada tikus terinduksi karbon tetraklorida ?
b. Berapa besar dosis optimum efek hepatoprotektif infusa daun S.
mahagoni pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida ?

2.

Keaslian penelitian
Sejauh pengamatan penulis, penelitian menggunakan daun S. mahagoni

pernah dilakukan oleh Matin, et al.. (2013) yang menyatakan bahwa ekstrak daun
S. mahagoni mengandung tanin, saponin, flavonoid, dan terpenoid. Udem, et al.,
(2010) manyatakan bahwa esktrak air dari daun S. mahagoni memberikan efek
hepatoprotektif pada tikus yang diinduksi dengan alkohol secara kronik.
Penelitian dari Laxmaiah, Srikanth, Shivaraj, Santhosh, Subal dan Chiranjib
(2011) menyebutkan bahwa ektrak metanol daun S. mahagoni memiliki aktivitas
antibakterial Bacillus subtilis dan Escherichia coli.
Sejauh yang diketahui oleh peneliti melalui studi pustaka, penelitian
terkait dengan efek hepatoprotektif infusa daun S. mahagoni terhadap penurunan
kadar serum ALT dan serum AST pada tikus yang diinduksi karbon tetraklorida
belum pernah dilakukan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

3.

Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan

sumbangan dan tambahan ilmu pengetahuan khususnya bidang farmasi dalam
penggunaan tanaman S. mahagoni sebagai hepatoprotektor jangka panjang.
b. Manfaat praktis. Hasil penelitian ini diharapkan untuk mengetahui dosis
optimum infusa daun S. mahagoni sebagai hepatoprotektor.

B. Tujuan Penelitian
1.

Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pemberian infusa daun S.

mahagoni memiliki efek hepatoprotektif
2.

Tujuan khusus
a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian infusa daun S.

mahagoni memberikan efek hepatoprotektif pada tikus terinduksi karbon
tetraklorida.
b. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis optimum pemberian infusa
daun S. mahagoni dengan pemberian selama 6 hari pada tikus yang terinduksi
karbon tetraklorida.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA

A. Anatomi dan Fisiologi Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar yang terdapat pada tubuh, dimana hati
terletak dalam rongga abdomen, berat hati orang dewasa normal adalah 1400
sampai 1600 g atau sekitar 2,5% berat tubuh (Kumar, Abbas, Fausto dan Mitchell,
2007). Bentuk hati menyesuaikan dengan struktur di sekitarnya. Pada bagian atas
hati memiliki bentuk cembung dan terletak di bagian kanan bawah diafragma dan
sebagian terletak di sebelah kiri bawah. Bagian bawah hati memiliki bentuk
berupa cekung dan melindungi organ lain seperti ginjal kanan, lambung, usus, dan
pankreas (Price dan Wilson, 1984). Hati menerima sekitar 1500 mL darah per
menit melalui arteri hepatica dan vena portae (Ganong dan McPhee, 2011).
Hati terbagi dalam dua belahan utama yaitu kanan dan kiri. Hati terletak
di bawah diafragma dengan permukaan atas berbentuk cembung, sedangkan
permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan, fasiura transversus
(Pearce, 2009).
Hati tersusun dari dua lobus yaitu lobus kanan dan lobus kiri. Belahan
kanan dan kiri dipermukaan bawah dipisahkan oleh fasiura longitudinal,
sedangkan dipermukaan atas dipisahkan oleh ligamen falsiformis. Dari setiap
lobus terdiri dari lobulus. Lobolus merupakan struktur-struktur pada setiap lobus
di hati, lobulus terdiri dari lempeng-lempeng sel hati yang berbentuk seperti kubus
dan tersusun mengelilingi vena sentralis (Pearce, 2009). Lempeng-lempeng sel
6

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

hati dibatasi oleh ruang vaskular yaitu sinusoid. Sinusoid merupakan cabang vena
portae dan arteri hepatica sehingga darah akan bercampur meuju ke vena-vena
sentral (Ganong dan McPhee, 2011). Sinusoid tersebut dilekati oleh makarofag
yang di namakan sel Kupffer (Gambar 1), sel ini memiliki fungsi utama untuk
menelan bakteri dan benda asing lain yang terdapat di dalam darah. Oleh sebab
itu, hati merupakan salah satu organ yang memiliki peranan utama untuk
pertahanan terhadap invasi bakteri dan agen toksik lainnya (Price and Wilson,
1984).

Gambar 1. Struktur mikroskopik hati (Ganong dan McPhee, 2011)

Hati memiliki fungsi utama sebagai metabolisme. Hati memiliki struktur
yang seragam dengan memiliki kelompok sel yang dipersatukan oleh sinusoid.
Semua darah vena akan dari systema digestorium akan mengalir menuju ke
sinusoid tersebut. Sel-sel hepar akan memperoleh suplai darah dari vena portae

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

hepatis yang kaya akan makanan, tidak memiliki kandungan oksigen, namun
terkadang dapat bersifat toksik, dan dari arteria hepatica yang memiliki
kandungan oksigen. Oleh karena itu hati memiliki sistem peredaran darah yang
tidak biasa, karena sel hati mendapat darah yang relatif kurang oksigen. Sehingga
menyebabkan sel hati rentan akan terjadinya penyakit dan mengalami kerusakan
(Wibowo dan Prayana, 2009).

B. Kerusakan Sel-Sel Hati
Kerusan hati dapat dibagi menjadi beberapa jenis sebagai akibat dari efek
toksik yang disebabkan oleh toksikan, antara lain adalah :
1. Perlemakan hati (steatosis)
Perlemakan hati dapat ditandai dengan adanya timbunan lemak pada hati,
terjadi akumulasi lipid yang abnormal terutama dalam bentuk trigliserida pada
hepatosit yang merupakan akibat berlebihanya suplai asam lemak dari jaringan
adiposa. Gangguan ini dapat terjadi karena beberapa hal antara lain, gangguan
pada sintesis protein atau pada konjugasi trigliserida dan protein, penurunan
sintesis fosfolipid, gangguan pada trasfer VLDL melalui membran sel, dan
gangguan beta oksidasi lipid pada mitokondria (Hodgson, 2010).
2. Kematian sel (necrosis)
Nekrosis hati adalah kematian dari sel biasanya merupakan kerusakan
akut dari sel-sel hepatosit, kerusakan yang terjadi pada beberapa hepatosit yang
mengalami kerusakan (Hodgson dan Levi, 2004). Kegagalan organ hati dalam
menjalankan fungsinya dapat terjadi jika terdapat peradangan yang parah nekrosis

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

hepatosit mengenai sebagian besar hati atau seluruh lobulus (Kumar, Abbas,
Fausto, dan Mitvhell, 2010). Pada daerah terjadinya kerusakan hati maka terdapat
peningkatan neutrofil dan eosinofil di sitoplasma (Hodgson, 2010).
3. Kolestasis
Kolestasis yaitu berkurangnya aktivitas sekresi dari empedu yang di
sebabkan oleh faktor dari dalam hati atau dari luar hati. Terjadinya penyumbatan
atau peradangan pada saluran empedu memicu adanya akumulasi garam empedu,
dan bilirubin dapat juga mengarah pada pristiwa jaundice (Hodgson dan Levi,
2004). Ketika konsentrasi bilirubin tinggi di dalam darah dapat terakumulasi pada
jaringan perifer seperti kulit dan dapat juga terakumulasi pada mata sehingga
warna kuning terlihat pada kulit dan mata, disebut sebagai penyakit kuning
(Geregus, 2008).
4. Sirosis
Sirosis merupakan tahap kerusakan hati kronis, bentuk kerusakan terakhir
dan sering fatal. Akumulasi sejumlah jaringan parut, khususnya serabut-serabut
kolagen di saluran hati, merupakan tanda adanya kerusakan. Penyebab umum
adalah paparan berulang zat kimia beracun seperti alkohol, paparan zat kimia
secara kronis yang mengakibatkan terjadinya akumulasi di matriks ektra selular
yang menghambat aliran darah, metabolisme normal hati dan menghambat proses
detoksifikasi (Hodgson, 2010).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

C. Karbon tetraklorida

Gambar 2. Struktur karbon tetraklorida
(Direktorat Jenderal Pengawasan Obat da Makanan, 1995)

Karbon tetraklorida dengan rumus molekul CCl4 adalah cairan jernih
yang mudah menguap, berbau khas dan tidak berwarna. Struktur karbon
tetraklorida terdiri dari atom C yang mengikat arom Cl (Gambar 2). Memiliki
berat molekul 153,82 dan bersifat sangat larut air, dapat bercampur dengan etanol
mutlak dan eter (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1995).
Hati merupakan target utama dari ketoksikan karbon tetraklorida karena
ketoksikan senyawa ini bergantung pada metabolisme aktivasi oleh sitokrom P450 (Timbrell, 2009). Sitokrom P-450 (CYP2E1) memiliki fungsi sebagai agen
pereduksi dan mengkatalisis adisi elektron dan mengakibatkan hilangnya satu ion
klorin, hal tersebut membentuk radikal bebas triklorometil (CCl3•) yang
merupakan metabolit reaktif. Radikal triklorometil (CCl3•) dengan adanya O2
akan berubah menjadi radikal bebas triklorometilperoksidasi (OOCCl3•) yang
akan menjadi lebih reaktif (gambar 3) (Timbrell, 2009).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

Gambar 3. Mekanisme biotransformasi dan oksidasi karbon tetraklorida
(Timbrell, 2009)

Setelah terpapar karbon tetraklorida akan termetabolisme dan radikal
bebas triklorometil dapat berikatan secara kovalen dengan jaringan lemak dan
protein, kemudian bereaksi dengan membran kolesterol dan fosfolipid. Senyawa
radikal tersebut kemudian mengakibatkan peroksidasi lipid dan mengawali
terjadinya steatosis. Terjadinya steatosis karena lipid yang terbentuk akan
menghambat sintesis protein sehingga menurunkan produksi liporotein kemudian
transport lipid terganggu dan terjadi akumulasi lipid di hati (Timbrell, 2009).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

D. Alanin Aminotransferase dan Aspartat Aminotransferase
Pendeteksian kerusakan hepatoselular yang sedang berlangsung dapat
dilakukan dengan mengukur indek fungsional dan mengamati produk hepatosit
yang rusak. Pengujian enzim sering menjadi satu-satunya petunjuk pada saat
terjadinya cedera sel pada penyakit hati karena akibat adanya kompensasi dari
bagian hati yang lain yang masih fungsional karena perubahan ringan kapasitas
eksretorik mungkin tersamarkan. Alanin aminotransferase (ALT) dan aspartat
aminotransferase (AST) serum merupakan dua enzim yang paling sering
berikatan dengan kerusakan hepatoselular. ALT memiliki fungsi memindahkan
antara alanin dan asam alfa-ketoglutamat. AST berfungsi memerantarai reaksi
antara asam aspartat dan asam alfa-ketoglutamat (Sacher dan McPherson, 2002).
Sebagian besar enzim AST terdapat pada hati dan otot rangka dan
tersebar ke seluruh jaringan sedangkan enzim ALT sebagian besar konsentrasinya
terdapat di hati meskipun terdapat juga di beberapa bagian jaringan, sehingga
ALT merupakan petunjuk spesifik terhadap terjadinya nekrosis hati dibanding
dengan AST (Zimmerman, 1999). Adanya kenaikan serum ALT dan AST
menandakan adanya kerusakan dalam sel hati (Ganong dan McPhee, 2011).

E. Swietenia mahagoni (L.) Jacq.
1. Taksonomi
Berdasarkan dari sistem taksonomi, tanaman mahoni di kenal nama
ilmiah Swetenia mahagoni (L.) Jacq., Adapun klasifikasinya adalah sebagai
berikut :

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

Kingdom

: Plantae

Subkingdom

: Tracheobionta

Superdivision

: Spermatophyta

Division

: Magnoliophyta

Class

: Magnoliopsida

Subclass

: Rosidae

Ordo

: Sapindales

Family

: Meliaceae

Genus

: Swietenia Jacq.

Spesies

: Swietenia mahagoni (L.) Jacq. (United States Departemen

of Agriculture, 2012).
Tanaman ini berasal dari amerika tropis, tepatnya Hindia barat, Bahama,
dan Florida ((Yuzzami, Witono, dan hidayat, 2010). Mahoni merupakan nama
indonesia, di Jawa dengan sebutan maoni, sebagian dengan sebutan moni atau
mahagoni. Mahagony merupaka sebutan untuk masyarakat Filipina dan di Inggris
menyebutnya west indian mahogany (Soenanto, 2009).
2. Morfologi
Mahoni adalah tumbuhan berkayu atau tumbuhan pardu memiliki batang
yang tingginya mencapai 10-30 m berwarna abu-abu kehitaman, dapat tumbuh
secara liar di hutan-hutan jati di kalangan masyarakat di tanam di tepi-tepi jalan
digunakan untuk peneduh (Soenanto, 2009). Daunnya berupa daun majemuk
dengan panjang 20-26 cm dengan letak anak daun saling berhadapan-hadapan,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

daun majemuk satu tangkai berisi sekitar 12-14 lembar anak daun, anak daun yang
kecil berukuran 1,5-3 cm dan anak daun berukuran besar sekitar 5-12 cm. Daun
memiliki bentuk lonjong dengan ujung daun berbentuk lancip. Bunga mahoni
berukuran kecil, yaitu 3-4 mm, dan memiliki tabung yang berukuran 2-3 mm,
mahkota bunga berwarna hijau kekuningan. Ketika berbuah memiliki warna hijau
kecoklatan dengan ukuran 7-10 cm, jika masak maka akan berwarna coklat tua
dan berkayu dengan memiliki bentuk lojong. Biji buahnya berbilah dan memiliki
sayap, fertile dan dapat ditanam menjadi individu baru (Yuzammi, et al., 2010).
3. Khasiat dan kegunaan
S. mahagoni L. menyembuhkan penyakit diabetes dan diare, selain itu
juga digunakan sebagai antipiretik (Naveen, at al. , 2014). Penelitian Laxmaiah, et
al., (2011) menyebutkan bahwa ektrak metanol daun S. mahogani memiliki
aktifitas antibakterial Bacillus subtilis dan Escherichia coli.
4. Kandungan kimia
Berdasar penelitain yang dilakukan oleh Matin, et al., (2013), kandungan
daun ektrak metanol dan ektrak air daun S. mahagoni adalah tanin, flavonoid,
saponin, dan terpenoid.

F. Infusa
Infusa merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi
simplisia nabati dengan air selama 15 menit dengan suhu 90o C (Badan Pengawas
Obat dan Makanan, 2013). Pembuatan infusa dengan cara mencampur simplisia
dengan derajat halus yang sesuai dalam panci dengan air secukupnya, kemudian

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

dipanaskan di atas penangas air selama 15 menit terhitung mulai dari suhu
mencapai 90o C sambil diaduk berkali-kali. Saring dalam keadaan masih panas
dengan menggunakan kain flannel, kemudian tambahkan air panas secukupnya
melalui ampas hingga diperleh volume infus yang dikehendaki (Direktorat Jendral
Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, 1995).

G. Landasan Teori
Hati merupakan salah satu organ yang paling penting di dalam tubuh
yang berfungsi sebagai metabolisme. Hati memiliki sistem peredaran darah yang
tidak biasa antara lain memperoleh darah dari vena portae yang kaya akan
makanan, tidak memiliki kandungan oksigen dan kadang dapat bersifat toksik,
hati juga mendapat suplai darah dari arteria hepatica yang memiliki banyak
oksigen dengan adanya hal tersebut sel hati rentan akan terjadinya penyakit dan
mengalami kerusakan (Wibowo dan Prayana, 2009).
Terdapat berbagai macam kerusakan yang dapat di alami oleh hati salah
satunya adalah perlemakan hati. Perlemakan hati dapat terjadi karena adanya
induksi senyawa toksik tertetu, salah satunya adalah karbon tetraklorida. Senyawa
ini akan direduksi oleh enzim sitokrom P-450 akan menjadi radikal bebas
triklorometil (CCl3•) kemudian akan membentuk radikal triklorometilperoksi
(OOCCl3•) yang lebih reaktif (Timbrell, 2009).
Menurut Udem (2010) menyebutkan bahwa penyarian daun S.mahagoni
dengan menggunakan ektrak air dapat menyari senyawa yang memiliki efek
hepatoprotektif. Berdasar penelitian yang dilakukan oleh Matin, et al., (2013),

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

kandungan daun dari ekstrak air daun S.mahagoni salah satunya adalah flavonoid.
Flavonoid merupakan antioksidan dan dapat tersari dengan pelarut yang bersifat
polar, hal ini memungkinkan dengan pembuatan infusa daun S. mahagani mampu
memberikan efek hepatoprotektor dan dari senyawa yang memiliki aktivitas
antioksidan akan dapat menangkap radikal bebas dari hepatotoksin CCl4. Melalui
penelitian ini akan diketahui apakah pemberian infusa daun S. mahagoni dapat
menurunkan kadar serum ALT dan AST pada tikus yang diinduksi karbon
tetraklorida dan dapat mengetahui berapa besar dosis optimum yang dapat
memberikan efek hepatoprotektif.

H. Hipotesis
Pemberian infusa daun S. mahagoni memiliki efek hepatoprotektif pada
tikus terinduksi karbon tetraklorida memiliki dosis optimum yang menurunkan
aktivitas serum ALT dan AST.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksperimental murni dengan
rancangan penelitian acak lengkap pola searah.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel-variabel yang terdapat pada penelitian ini, yaitu:
1.

Variabel utama
a. Variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi

dosis dalam pemberian infusa daun S. mahagoni.
c. Variabel tergantung. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah
efek hepatoprotektif infusa daun S. mahagoni.
2.

Variabel pengacau
a. Variabel pengacau terkendali. Variabel pengacau terkendali dalam

penelitian ini adalah kondisi hewan uji, yaitu tikus dengan galur Wistar, berjenis
kelamin jantan, berat badan 150- 200 g, umur 2-3 bulan. Frekuensi pemberian
infusa daun S. mahagoni, satu kali sehari selama enam hari berturut-turut, dengan
waktu pemberian yang sama. Cara pemberian infusa daun S. mahagoni pada tikus
dilakukan secara per oral. Bahan uji yang digunakan berupa daun S. mahagoni,
yang berasal dari lingkungan Kampus Universitas Sanata Dharma, Paingan,
Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.
17

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTER

Dokumen yang terkait

Efek hepatoprotektif jangka pendek infusa biji atung (Parinarium glaberimum Hassk) pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida

0 2 66

Efek hepatoprotektif infusa daun macaranga tanarius L. pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 108

Efek hepatoprotektif jangka panjang infusa biji atung (Parinarum glaberimum Hassk.) pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida

0 0 63

Efek hepatoprotektif infusa daun Macaranga tanarius L. pada tikus jantan galur wistar terinduksi parasetamol - USD Repository

0 0 86

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol-air daun macaranga tanarius L. terhadap tikus terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 104

Efek hepatoprotektif infusa daun macaranga tanarius L. pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 106

Efek hepatoprotektif pemberian infusa herba mimosa pigra l. selama enam hari pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 136

Pengaruh lama pemberian infusa daun swietenia mahagoni (l.) jacq. sebagai hepatoprotektif terhadap tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 120

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol daun swietenia mahagoni (l.) jacq. pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 112

Pengaruh lama pemberian ekstrak etanol daun swietenia mahagoni (l.) jacq. sebagai hepatoprotektif terhadap tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 132