SUMBER DAYA MANUSIA DI PASAR
EKONOMI MAKRO
PASAR INPUT SUMBER (DAYA MANUSIA)
KELOMPOK III
NAMA DOSEN : ASRON BATUBARA SE, MSi .
NAMA
NIM
ANGGOTA :
1. HARDIANTO BUTARBUTAR
2. NORA NABABAN
3. AGUS NAINGGOLAN
4. TRANS SIMANJUNTAK
(143304020757)
(143304020797)
(143304020662)
(143304020680)
MANAJEMEN PAGI - C
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang...........................................................................................................
1.2
Rumusan Masalah.....................................................................................................
1.3
Tujuan Penulisan.......................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
pengertian pasar input.......................................................................................
. .....................................................................................................................................2.2 Pembah
asan Sumber Daya Manusia Di Pasar Input..................................................................
BAB III
PENUTUP
3.1
3.2
Kesimpulan................................................................................................................
Saran.........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Dengan adanya mata kuliah Teori Ekonomi Makro mahasiswa akan mampu
mengembangkan suatu dasar yang kuat atas konsep-konsep perekonomian pasar, seperti
pemahaman tentang hakekat dan metoda pembuatan keputusan yang dilakukan oleh
konsumen, produsen dan pemerintah, yang harus memilih di antara sumberdaya yang terbatas,
beserta seluruh kendala yang ada, seperti persaingan tidak sempurna. Mahasiswa juga
diharapkan akan mampu mengembangkan pemahaman mengenai kerangka institusional
perekonomian di dalam sistem ekstrim maupun campuran. Berarti menyangkut analisis caracara produsen mengorganisasikan bisnis, peranan serikat pekerja dalam pasar tenaga kerja,
peranan pajak dalam pilihan-pilihan ekonomi langsung, dan dampak regulasi pemerintah pada
keputusan produksi.
Mahasiswa juga diharapkan akan mampu menerapkan konsep dasar ekonomi pada
situasi-situasi yang problematik. Supaya bisa mencapai hal ini para mahasiswa memerlukan
metodologi dasar dan alat analisis yang diperlukan untuk memformulasikan keputusankeputusan ekonomi. Pada akhirnya mahasiswa akan mampu mengembangkan pemahaman
yang lebih baik mengenai peranan ilmu ekonomi (makro) ke dalam lingkungan sosio-politik
kita secara lebih nyata, yang membahas aktivitas ekonomi secara keseluruhan, terutama
mengenai pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, berbagai kebijakan perekonomian
yang berhubungan, serta dampak atas beragam tindakan pemerintah (misalnya perubahan
tingkat pajak) terhadap hal-hal tersebut.
Tujuan Salah satu tujuan ekonomi makro adalah menganalisa pasar beserta
mekanismenya yang membentuk harga relatif kepada produk dan jasa, dan alokasi dari
sumber terbatas diantara banyak penggunaan alternatif. Ekonomi mikro menganalisa
kegagalan pasar, yaitu ketika pasar gagal dalam memproduksi hasil yang efisien, serta
menjelaskan berbagai kondisi teoritis yang dibutuhkan bagi suatu pasar persaingan sempurna.
Bidang-bidang penelitian yang penting dalam ekonomi mikro, meliputi pembahasan
mengenai keseimbangan umum (general equilibrium), keadaan pasar dalam informasi
asimetris, pilihan dalam situasi ketidakpastian, serta berbagai aplikasi ekonomi dari teori
permainan. Juga mendapat perhatian ialah pembahasan
Mengenai elastisitas produk dalam sistem pasar. Teori penawaran dan permintaan
biasanya mengasumsikan bahwa pasar merupakan pasar persaingan sempurna. Implikasinya
ialah terdapat banyak pembeli dan penjual di dalam pasar, dan tidak satupun diantara mereka
memiliki kapasitas untuk mempengaruhi harga barang dan jasa secara signifikan. Dalam
berbagai transaksi di kehidupan nyata, asumsi ini ternyata gagal, karena beberapa individu
(baik pembeli maupun penjual) memiliki kemampuan untuk mempengaruhi harga. Seringkali,
dibutuhkan analisa yang lebih mendalam untuk memahami persamaan penawaran-permintaan
terhadap suatu barang.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Bagaimana sistem ketenagakerjaan di dalam sebuah pasar ?
1 .3 TUJUAN MAKALAH
Untuk mengajak mahasiswa supaya lebih memahami sumber daya manusia di dalam
sebuah pasar dimana sipembaca di ajak untuk memberikan solusi atau tanggapan tentang
masalah masalah yang terjadi di pasar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PASAR INPUT
Pasar input adalah pasar yang menyediakan berbagai faktor produksi yaitu sumber daya
alam, sumber daya manusia, modal dan skill / keahlian. Kegiatan produksi akan dapat berjalan
dengan baik apabila faktor produksi yang dibutuhkan tersedia. Keberadaan faktor faktor produksi
dapat diperoleh di pasar faktor produksi. Jadi pasar faktor produksi adalah tempat bertemunya
permintaan dan penawaran faktor-faktor produksi yang berupa tanah (land), tenaga kerja (labor),
modal (capital), dan pengusaha (entrepreneurship).
Penawaran faktor produksi berasal dari konsumen dan permintaan faktor produksi
berasal dari produsen, sehingga akan dihasilkan output yang nantinya akan dijual kepada
konsumen. Tempat jual beli hasil produksi (output) tersebut dinamakan pasar hasil produksi.
Ciri - ciri pasar input yaitu :
1. Tidak berwujud fisik tetapi kegiatan
2. Permintaan dan penawaran faktor produksi dilakukan dalam jumlah besar
3. Jenis penawaran dan permintaan faktor produksi sesuai dengan produksi yg
iinginkan.
Didalam sebuah pasar sumber daya manusia sangat berperan. Disini kita akan membahas
pengertian peran sumber daya manusia akan pasar.
2.1 Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun 2003
Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika
penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah
berumur 15 tahun – 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut
sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang
menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang
menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja.
Berdasarkan batas kerja
1. Angkatan kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah mempunyai
pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan.
2. Bukan angkatan kerja
Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang kegiatannya hanya
bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya. Contoh kelompok ini adalah:
anak sekolah dan mahasiswa
para ibu rumah tangga dan orang cacat, dan
para pengangguran sukarela
Berdasarkan kualitasnya
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau kemahiran dalam
bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan nonformal. Contohnya:
pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.
Tenaga kerja terlatih
Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerjayang memiliki keahlian dalam bidang tertentudengan
melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini dibutuhkan latihan secara berulang-ulang
sehingga mampu menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya: apoteker, ahli bedah, mekanik, dan
lain-lain.
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan
tenaga saja. Contoh: kuli, buruh angkut, pembantu rumah tangga, dan sebagainya
Masalah Ketenagakerjaan
Berikut ini beberapa masalah ketenagakerjaan di Indonesia.
Rendahnya kualitas tenaga kerja
Kualitas tenaga kerja dalam suatu negara dapat ditentukan dengan melihat tingkat pendidikan
negara tersebut. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia, tingkat pendidikannya masih rendah.
Hal ini menyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi rendah. Minimnya
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan rendahnya produktivitas tenaga kerja,
sehingga hal ini akan berpengaruh terhadaprendahnya kualitas hasil produksi barang dan jasa.
Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja
Meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi oleh perluasan lapangan kerja akan
membawa beban tersendiri bagi perekonomian. Angkatan kerja yang tidak tertampung dalam
lapangan kerja akan menyebabkan pengangguran. Padahal harapan pemerintah, semakin
banyaknya jumlah angkatan kerja bisa menjadi pendorong pembangunan ekonomi.
Persebaran tenaga kerja yang tidak merata
Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia berada di Pulau Jawa. Sementara di daerah lain masih
kekurangan tenaga kerja, terutama untuk sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan.Dengan
demikian di Pulau Jawa banyak terjadi pengangguran, sementara di daerah lain masih
banyak sumber daya alam yang belum dikelola secara maksimal.
2.2 PRODUKTVITAS TENAGA KERJA
Pengertian produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu
mempunyai pandangan bahwa kehidupan di hari lebih baik dari hari kemarin dan hari esok
lebih baik dari baik dari hari ini (Sinungan, 1985 : 12). Secara teknis produktivitas adalah
suatu perbandingan antara hasil yang dicapai (out put) dengan keseluruhan sumber daya
yang diperlukan (in put). Produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil
yang dicapai dengan peran tenaga kerja persatuan waktu.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah
kemampuan karyawan dalam berproduksi dibandingkan dengan input yang digunakan,
seorang karyawan dapt dikatakan produktif apabila mampu menghasilkan barang atau jasa
sesuai dengan diharapkan dalam waktu yang singkat atau tepat.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja :
Untuk mencapai produktivitas yang tinggi suatu perusahaan dalam proses produksi,
selain bahan baku dan tenaga kerja yang harus ada juga didukung oleh faktor – faktor
sebagai berikut :
1) Pendidikan
2) Keterampilan
3) Sikap dan etika kerja
4) Tingkat penghasilan
5) Jaminan sosial
6) Tingkat sosial dan iklim kerja
7) Motivasi
8) Gizi dan kesehatan
9) Hubungan individu
10) Teknologi
11) Produk.
Pengukuran Produktivitas Kerja
Pengukuran produktivitas kerja sebagai sarana untuk menganalisa dan mendorong
efisiensi produksi. Manfaat lain adalah untuk menentukan target dan kegunaan, praktisnya
sebagai standar dalam pembayaran upah karyawan. Untuk mengukur suatu produktivitas
dapat digunakan dua jenis ukuran jam kerja manusia yakni jam – jam kerja yang harus
dibayar dan
jam – jam kerja yang harus dipergunakan untuk bekerja
`Ada dua macam alat pengukuran produktivitas, yaitu :
a. Physical productivity, yaitu produktivitas secara kuantitatif seperti ukuran (size), panjang,
berat, banyaknya unit, waktu, dan biaya tenaga kerja.
b. Value productivity, yaitu ukuran produktivitas dengan menggunakan nilai uang yang
dinyatakan dalam rupiah, yen, dollar dan seterusnya.
2.3 PENAWARAN TENAGA KERJA
Penawaran tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang dapat disediakan oleh pemilik
tenaga kerja pada setiap kemungkinan upah dalam jangka waktu tertentu.
Tradeoff antara Kerja dan Waktu Luang
Tradeoff adalah situasi dimana seseorang harus membuat keputusan terhadap dua hal atau
mungkin lebih, mengorbankan salah satu aspek dengan alasan tertentu untuk memperoleh aspek
lain dengan kualitas yang berbeda. Penawaran tenaga kerja muncul dari tradeoff antara waktu
kerja dan waktu luang yang dimiliki seseorang.
Kurva penawaran tenaga kerja mencerminkan bagaimana keputusan para pekerja
mengenai tradeoff antara tenaga kerja dan waktu luang merespons perubahan biaya
kesempatannya. Kurva penawaran tenaga kerja yang kemiringannya positif menandakan bahwa
masyarakat merespons peningkatan upah dengan cara menikmati waktu luang yang lebih sedikit
dan jam kerja yang lebih banyak. istirahat, dan sebagainya
Kurva penawaran tenaga kerja pada tingkat upah w*, kurva ini menggambarkan bahwa pekerja mersa .
seluruh waktunya telah digunakan untuk bekerja dan kemudian bertndak untuk mengurangi jam kerja.
Apa yang Menyebabkan Kurva Penawaran Tenaga Kerja Bergeser?
Kurva penawaran tenaga kerja mengalami pergeseran setiap kali masyarakat mengubah jumlah
jam kerja sesuai keinginan mereka pada tingkat upah tertentu. Adapun beberapa hal yang
menyebabkan kurva penawaran tenaga kerja mengalami pergeseran adalah sebagai berikut:
1. Perubahan Selera
Pada tahun 1950, hanya 34% wanita yang mencari pekerjaan, angka ini meningkat menjadi 60%
pada tahun 2000. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah perubahan selera, atau sikap
terhadap pekerjaan. Pada tahun 1950 merupakan hal yang wajar apabila seorang wanita hanya
tinggal di rumah sambil mengasuh anak, tetapi saat ini lebih banyak ibu rumah tangga yang
memilih untuk bekerja, dan akibatnya terjadilah peningkatan penawaran tenaga kerja.
2. Perubahan Kesempatan Alternatif
Penawaran tenaga kerja pada setiap pasar tenaga kerja bergantung pada kesempatan yang
tersedia pada pasar tenaga kerja lainnya.
Contoh:
Apabila upah yang diperoleh para pemetik buah pir tiba-tiba meningkat, sebagian penetik buah
pir mungkin memilih untuk beralih ke pekerjaan lain. Penawaran tenaga kerja pada pasar
pemetik buah pir mengalami penurunan.
3. Imigrasi
Perpindahan pekerja dari suatu wilayah ke wilayah lain, atau dari suatu negara ke negara lain,
merupakan penyebab nyata dari pergeseran penawaran tenaga kerja.
Contoh:
Ketika para imigran dating ke AS, penawaran tenaga kerja di AS meningkat dan penawaran
tenaga kerja di Negara asal para imigran akan menurun.
2.4 Pengangguran
adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja
kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau
para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu
menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan
adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
STATISTIK PENGANGGURAN
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan
menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan
sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang
adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang
seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang
semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Jumlah pengangguran biasanya seiring dengan pertambahan jumlah penduduk serta tidak
didukung oleh tersedianya lapangan kerja baru atau keengganan untuk menciptakan lapangan
kerja (minimal) untuk dirinya sendiri atau memang tidak memungkinkan untuk mendapatkan
lapangan kerja atau tidak memungkinkan untuk menciptakan lapangan kerja. Sebenarnya, kalau
seseorang menciptakan lapangan kerja, menciptakan lapangan kerja (minimal) untuk diri sendiri
akan berdampak positif untuk orang lain juga, misalnya dari sebagian hasil yang diperoleh dapat
digunakan untuk membantu orang lain walau sedikit saja
JENIS JENIS PENGANGGURAN
Berdasarkan jam kerja
Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:
Pengangguran terselubung (disguised unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
Pengangguran setengah menganggur (under unemployment) adalah tenaga kerja yang
tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja
setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama
seminggu.
Pengangguran terbuka (open unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh
tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum
mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
Berdasarkan penyebab terjadinya
Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 9 macam:
Pengangguran friksional (frictional unemployment) adalah pengangguran karena pekerja
menunggu pekerjaan yang lebih baik.
Pengangguran struktural (Structural unemployment) adalah pengangguran yang
disebabkan oleh penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi
persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja.
Pengangguran teknologi (Technology unemployment) adalah pengangguran yang
disebabkan perkembangan/pergantian teknologi. Perubahan ini dapat menyebabkan pekerja
harus diganti untuk bisa menggunakan teknologi yang diterapkan.
Pengangguran kiknikal adalah pengangguran yang disebabkan kemunduran ekonomi
yang menyebabkan perusahaan tidak mampu menampung semua pekerja yang ada. Contoh
penyebabnya, karena adanya perusahaan lain sejenis yang beroperasi atau daya beli produk
oleh masyarakat menurun.
Pengangguran musiman adalah pengangguran akibat siklus ekonomi yang berfluktuasi
karena pergantian musim. Umumnya pada bidang pertanian dan perikanan. Contohnya
adalah para petani dan nelayan.
Pengangguran setengah menganggur adalah pengangguran di saat pekerja yang hanya
bekerja di bawah jam normal (sekitar 7-8 jam per hari).
Pengangguran keahlian adalah pengangguran yang disebabkan karena tidak adanya
lapangan kerja yang sesuai dengan bidang keahlian. Pengangguran jenis ini disebut juga
pengangguran tidak kentara dikarenakan mempunyai aktivitas berdasarkan keahliannya
tetapi tidak menerima uang. Contohnya adalah anak sekolah (siswa) atau mahasiswa. Mereka
adalah ahli pencari ilmu, tetapi mereka tidak menghasilkan uang dan justru harus
mengeluarkan uang atau biaya, misalnya harus membeli paket buku LKS atau membayar
biaya kursus yang diselenggarakan oleh sekolahnya sendiri. Contoh lainnya adalah
(misalnya) seorang pelatih pencak silat yang tidak meminta gaji dari organisasinya.
Pengangguran tidak kentara ini, juga bisa disebut sebagai pengangguran terselubung.
Pengangguran total adalah pengangguran yang benar-benar tidak mendapat pekerjaan,
karena tidak adanya lapangan kerja atau tidak adanya peluang untuk menciptakan lapangan
kerja.
Pengangguran unik adalah pekerja yang menerima gaji secara rutin tanpa pemotongan,
tetapi di tempat kerjanya hanya sering diisi dengan bercerita sesama pekerja karena
minimnya pekerjaan yang harus dikerjakan. Hal ini disebabkan karena tempat kerjanya
kelebihan tenaga kerja. Pengecualian untuk pegawai atau petugas pemadam kebakaran atau
penanggulangan bencana alam. Pegawai atau petugas seperti demikian tenaganya harus
disimpan dan dipersiapkan secara khusus jika ada pelatihan atau simulasi atau harus
diterjunkan pada situasi sebenarnya.
Penyebab pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan
timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan membandingkan jumlah pengangguran dengan
jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya
yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur
dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu proses pembangunan.
Akibat pengangguran
Bagi perekonomian negara
1. Penurunan pendapatan perkapita.
2. Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.
3. Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.
4. Dapat menambah hutang negara.
Bagi masyarakat
1. Pengangguran merupakan beban psikologis dan psiis.
2. Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak
bekerja.
3. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.
Peringkat negara berdasar tingkat pengangguran
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar negara menurut tingkat pengangguran
5. UPAH DAN GAJI
Banyak Anggapan Bahwa Apabila Seseorang Bekerja Dan Menerima gaji maka orang
tersebut akan terasa lebih terhormat dan menunjukan status yang lebih tinggi. Berikut ini adalah
pengertian Gaji dan Upah.
Pengertian Gaji adalah merupakan balas jasa yang dibayarkan kepada pemimpin, pengawas,
pegawai tata usaha, pegawai kantor serta para manajer lainnya. Proses pembayaran gaji biasanya
diberikan dalam setiap bulannya. Gaji biasanya tingkatannya lebih tinggi dari pada pembayaranpembayaran kepada pekerja-pekerja upahan .
Tidak semua orang yang memberikan jasa kepada perusahaan bisa dianggap pegawai atau
karyawan sebagai contoh seorang akuntan public, pengacara konsultan manajemen yang
memeberikan jasa-jasanya kepada perusahaan demikian juga tukang batu, listrik dll. Mereka
semua diberitahu tentang apa yang harus dilakukan tidak berada dibawah perintah dan tidak
harus mengikuti petunjuk-petunjuk pemberi kerja mengenai pelaksanaan jasa-jasa itu. Atas
jasanya kepada perusahaan mereka diberikan imbalan yang disebut honorarium atau fee.
Pengertian Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada penerima
kerja termasuk tunjangan baik untuk pekerja sendiri maupun keluarganya. Upah Biasanya
diberikan kepada pekerja yang melakukan pekerjaan kasar dan lebih banyak mengandalkan
kekuatan fisik. Jumlah pembayaran upah biasanya diberikan secara harian atau berdasarkan unit
pekerjaan yang diselesaikan.
Didalam ketentuan umum undang-undang ketenaga kerjaan Upah dirumuskan sebagai hak
pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha kepada
pekerja atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, ditetapkan.
BAB III
PENUTUP
PASAR INPUT SUMBER (DAYA MANUSIA)
KELOMPOK III
NAMA DOSEN : ASRON BATUBARA SE, MSi .
NAMA
NIM
ANGGOTA :
1. HARDIANTO BUTARBUTAR
2. NORA NABABAN
3. AGUS NAINGGOLAN
4. TRANS SIMANJUNTAK
(143304020757)
(143304020797)
(143304020662)
(143304020680)
MANAJEMEN PAGI - C
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang...........................................................................................................
1.2
Rumusan Masalah.....................................................................................................
1.3
Tujuan Penulisan.......................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
pengertian pasar input.......................................................................................
. .....................................................................................................................................2.2 Pembah
asan Sumber Daya Manusia Di Pasar Input..................................................................
BAB III
PENUTUP
3.1
3.2
Kesimpulan................................................................................................................
Saran.........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Dengan adanya mata kuliah Teori Ekonomi Makro mahasiswa akan mampu
mengembangkan suatu dasar yang kuat atas konsep-konsep perekonomian pasar, seperti
pemahaman tentang hakekat dan metoda pembuatan keputusan yang dilakukan oleh
konsumen, produsen dan pemerintah, yang harus memilih di antara sumberdaya yang terbatas,
beserta seluruh kendala yang ada, seperti persaingan tidak sempurna. Mahasiswa juga
diharapkan akan mampu mengembangkan pemahaman mengenai kerangka institusional
perekonomian di dalam sistem ekstrim maupun campuran. Berarti menyangkut analisis caracara produsen mengorganisasikan bisnis, peranan serikat pekerja dalam pasar tenaga kerja,
peranan pajak dalam pilihan-pilihan ekonomi langsung, dan dampak regulasi pemerintah pada
keputusan produksi.
Mahasiswa juga diharapkan akan mampu menerapkan konsep dasar ekonomi pada
situasi-situasi yang problematik. Supaya bisa mencapai hal ini para mahasiswa memerlukan
metodologi dasar dan alat analisis yang diperlukan untuk memformulasikan keputusankeputusan ekonomi. Pada akhirnya mahasiswa akan mampu mengembangkan pemahaman
yang lebih baik mengenai peranan ilmu ekonomi (makro) ke dalam lingkungan sosio-politik
kita secara lebih nyata, yang membahas aktivitas ekonomi secara keseluruhan, terutama
mengenai pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, berbagai kebijakan perekonomian
yang berhubungan, serta dampak atas beragam tindakan pemerintah (misalnya perubahan
tingkat pajak) terhadap hal-hal tersebut.
Tujuan Salah satu tujuan ekonomi makro adalah menganalisa pasar beserta
mekanismenya yang membentuk harga relatif kepada produk dan jasa, dan alokasi dari
sumber terbatas diantara banyak penggunaan alternatif. Ekonomi mikro menganalisa
kegagalan pasar, yaitu ketika pasar gagal dalam memproduksi hasil yang efisien, serta
menjelaskan berbagai kondisi teoritis yang dibutuhkan bagi suatu pasar persaingan sempurna.
Bidang-bidang penelitian yang penting dalam ekonomi mikro, meliputi pembahasan
mengenai keseimbangan umum (general equilibrium), keadaan pasar dalam informasi
asimetris, pilihan dalam situasi ketidakpastian, serta berbagai aplikasi ekonomi dari teori
permainan. Juga mendapat perhatian ialah pembahasan
Mengenai elastisitas produk dalam sistem pasar. Teori penawaran dan permintaan
biasanya mengasumsikan bahwa pasar merupakan pasar persaingan sempurna. Implikasinya
ialah terdapat banyak pembeli dan penjual di dalam pasar, dan tidak satupun diantara mereka
memiliki kapasitas untuk mempengaruhi harga barang dan jasa secara signifikan. Dalam
berbagai transaksi di kehidupan nyata, asumsi ini ternyata gagal, karena beberapa individu
(baik pembeli maupun penjual) memiliki kemampuan untuk mempengaruhi harga. Seringkali,
dibutuhkan analisa yang lebih mendalam untuk memahami persamaan penawaran-permintaan
terhadap suatu barang.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Bagaimana sistem ketenagakerjaan di dalam sebuah pasar ?
1 .3 TUJUAN MAKALAH
Untuk mengajak mahasiswa supaya lebih memahami sumber daya manusia di dalam
sebuah pasar dimana sipembaca di ajak untuk memberikan solusi atau tanggapan tentang
masalah masalah yang terjadi di pasar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PASAR INPUT
Pasar input adalah pasar yang menyediakan berbagai faktor produksi yaitu sumber daya
alam, sumber daya manusia, modal dan skill / keahlian. Kegiatan produksi akan dapat berjalan
dengan baik apabila faktor produksi yang dibutuhkan tersedia. Keberadaan faktor faktor produksi
dapat diperoleh di pasar faktor produksi. Jadi pasar faktor produksi adalah tempat bertemunya
permintaan dan penawaran faktor-faktor produksi yang berupa tanah (land), tenaga kerja (labor),
modal (capital), dan pengusaha (entrepreneurship).
Penawaran faktor produksi berasal dari konsumen dan permintaan faktor produksi
berasal dari produsen, sehingga akan dihasilkan output yang nantinya akan dijual kepada
konsumen. Tempat jual beli hasil produksi (output) tersebut dinamakan pasar hasil produksi.
Ciri - ciri pasar input yaitu :
1. Tidak berwujud fisik tetapi kegiatan
2. Permintaan dan penawaran faktor produksi dilakukan dalam jumlah besar
3. Jenis penawaran dan permintaan faktor produksi sesuai dengan produksi yg
iinginkan.
Didalam sebuah pasar sumber daya manusia sangat berperan. Disini kita akan membahas
pengertian peran sumber daya manusia akan pasar.
2.1 Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun 2003
Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika
penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah
berumur 15 tahun – 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut
sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang
menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang
menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja.
Berdasarkan batas kerja
1. Angkatan kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah mempunyai
pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan.
2. Bukan angkatan kerja
Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang kegiatannya hanya
bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya. Contoh kelompok ini adalah:
anak sekolah dan mahasiswa
para ibu rumah tangga dan orang cacat, dan
para pengangguran sukarela
Berdasarkan kualitasnya
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau kemahiran dalam
bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan nonformal. Contohnya:
pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.
Tenaga kerja terlatih
Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerjayang memiliki keahlian dalam bidang tertentudengan
melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini dibutuhkan latihan secara berulang-ulang
sehingga mampu menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya: apoteker, ahli bedah, mekanik, dan
lain-lain.
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan
tenaga saja. Contoh: kuli, buruh angkut, pembantu rumah tangga, dan sebagainya
Masalah Ketenagakerjaan
Berikut ini beberapa masalah ketenagakerjaan di Indonesia.
Rendahnya kualitas tenaga kerja
Kualitas tenaga kerja dalam suatu negara dapat ditentukan dengan melihat tingkat pendidikan
negara tersebut. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia, tingkat pendidikannya masih rendah.
Hal ini menyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi rendah. Minimnya
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan rendahnya produktivitas tenaga kerja,
sehingga hal ini akan berpengaruh terhadaprendahnya kualitas hasil produksi barang dan jasa.
Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja
Meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi oleh perluasan lapangan kerja akan
membawa beban tersendiri bagi perekonomian. Angkatan kerja yang tidak tertampung dalam
lapangan kerja akan menyebabkan pengangguran. Padahal harapan pemerintah, semakin
banyaknya jumlah angkatan kerja bisa menjadi pendorong pembangunan ekonomi.
Persebaran tenaga kerja yang tidak merata
Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia berada di Pulau Jawa. Sementara di daerah lain masih
kekurangan tenaga kerja, terutama untuk sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan.Dengan
demikian di Pulau Jawa banyak terjadi pengangguran, sementara di daerah lain masih
banyak sumber daya alam yang belum dikelola secara maksimal.
2.2 PRODUKTVITAS TENAGA KERJA
Pengertian produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu
mempunyai pandangan bahwa kehidupan di hari lebih baik dari hari kemarin dan hari esok
lebih baik dari baik dari hari ini (Sinungan, 1985 : 12). Secara teknis produktivitas adalah
suatu perbandingan antara hasil yang dicapai (out put) dengan keseluruhan sumber daya
yang diperlukan (in put). Produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil
yang dicapai dengan peran tenaga kerja persatuan waktu.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah
kemampuan karyawan dalam berproduksi dibandingkan dengan input yang digunakan,
seorang karyawan dapt dikatakan produktif apabila mampu menghasilkan barang atau jasa
sesuai dengan diharapkan dalam waktu yang singkat atau tepat.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja :
Untuk mencapai produktivitas yang tinggi suatu perusahaan dalam proses produksi,
selain bahan baku dan tenaga kerja yang harus ada juga didukung oleh faktor – faktor
sebagai berikut :
1) Pendidikan
2) Keterampilan
3) Sikap dan etika kerja
4) Tingkat penghasilan
5) Jaminan sosial
6) Tingkat sosial dan iklim kerja
7) Motivasi
8) Gizi dan kesehatan
9) Hubungan individu
10) Teknologi
11) Produk.
Pengukuran Produktivitas Kerja
Pengukuran produktivitas kerja sebagai sarana untuk menganalisa dan mendorong
efisiensi produksi. Manfaat lain adalah untuk menentukan target dan kegunaan, praktisnya
sebagai standar dalam pembayaran upah karyawan. Untuk mengukur suatu produktivitas
dapat digunakan dua jenis ukuran jam kerja manusia yakni jam – jam kerja yang harus
dibayar dan
jam – jam kerja yang harus dipergunakan untuk bekerja
`Ada dua macam alat pengukuran produktivitas, yaitu :
a. Physical productivity, yaitu produktivitas secara kuantitatif seperti ukuran (size), panjang,
berat, banyaknya unit, waktu, dan biaya tenaga kerja.
b. Value productivity, yaitu ukuran produktivitas dengan menggunakan nilai uang yang
dinyatakan dalam rupiah, yen, dollar dan seterusnya.
2.3 PENAWARAN TENAGA KERJA
Penawaran tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang dapat disediakan oleh pemilik
tenaga kerja pada setiap kemungkinan upah dalam jangka waktu tertentu.
Tradeoff antara Kerja dan Waktu Luang
Tradeoff adalah situasi dimana seseorang harus membuat keputusan terhadap dua hal atau
mungkin lebih, mengorbankan salah satu aspek dengan alasan tertentu untuk memperoleh aspek
lain dengan kualitas yang berbeda. Penawaran tenaga kerja muncul dari tradeoff antara waktu
kerja dan waktu luang yang dimiliki seseorang.
Kurva penawaran tenaga kerja mencerminkan bagaimana keputusan para pekerja
mengenai tradeoff antara tenaga kerja dan waktu luang merespons perubahan biaya
kesempatannya. Kurva penawaran tenaga kerja yang kemiringannya positif menandakan bahwa
masyarakat merespons peningkatan upah dengan cara menikmati waktu luang yang lebih sedikit
dan jam kerja yang lebih banyak. istirahat, dan sebagainya
Kurva penawaran tenaga kerja pada tingkat upah w*, kurva ini menggambarkan bahwa pekerja mersa .
seluruh waktunya telah digunakan untuk bekerja dan kemudian bertndak untuk mengurangi jam kerja.
Apa yang Menyebabkan Kurva Penawaran Tenaga Kerja Bergeser?
Kurva penawaran tenaga kerja mengalami pergeseran setiap kali masyarakat mengubah jumlah
jam kerja sesuai keinginan mereka pada tingkat upah tertentu. Adapun beberapa hal yang
menyebabkan kurva penawaran tenaga kerja mengalami pergeseran adalah sebagai berikut:
1. Perubahan Selera
Pada tahun 1950, hanya 34% wanita yang mencari pekerjaan, angka ini meningkat menjadi 60%
pada tahun 2000. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah perubahan selera, atau sikap
terhadap pekerjaan. Pada tahun 1950 merupakan hal yang wajar apabila seorang wanita hanya
tinggal di rumah sambil mengasuh anak, tetapi saat ini lebih banyak ibu rumah tangga yang
memilih untuk bekerja, dan akibatnya terjadilah peningkatan penawaran tenaga kerja.
2. Perubahan Kesempatan Alternatif
Penawaran tenaga kerja pada setiap pasar tenaga kerja bergantung pada kesempatan yang
tersedia pada pasar tenaga kerja lainnya.
Contoh:
Apabila upah yang diperoleh para pemetik buah pir tiba-tiba meningkat, sebagian penetik buah
pir mungkin memilih untuk beralih ke pekerjaan lain. Penawaran tenaga kerja pada pasar
pemetik buah pir mengalami penurunan.
3. Imigrasi
Perpindahan pekerja dari suatu wilayah ke wilayah lain, atau dari suatu negara ke negara lain,
merupakan penyebab nyata dari pergeseran penawaran tenaga kerja.
Contoh:
Ketika para imigran dating ke AS, penawaran tenaga kerja di AS meningkat dan penawaran
tenaga kerja di Negara asal para imigran akan menurun.
2.4 Pengangguran
adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja
kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau
para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu
menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan
adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
STATISTIK PENGANGGURAN
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan
menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan
sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang
adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang
seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang
semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Jumlah pengangguran biasanya seiring dengan pertambahan jumlah penduduk serta tidak
didukung oleh tersedianya lapangan kerja baru atau keengganan untuk menciptakan lapangan
kerja (minimal) untuk dirinya sendiri atau memang tidak memungkinkan untuk mendapatkan
lapangan kerja atau tidak memungkinkan untuk menciptakan lapangan kerja. Sebenarnya, kalau
seseorang menciptakan lapangan kerja, menciptakan lapangan kerja (minimal) untuk diri sendiri
akan berdampak positif untuk orang lain juga, misalnya dari sebagian hasil yang diperoleh dapat
digunakan untuk membantu orang lain walau sedikit saja
JENIS JENIS PENGANGGURAN
Berdasarkan jam kerja
Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:
Pengangguran terselubung (disguised unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
Pengangguran setengah menganggur (under unemployment) adalah tenaga kerja yang
tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja
setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama
seminggu.
Pengangguran terbuka (open unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh
tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum
mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
Berdasarkan penyebab terjadinya
Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 9 macam:
Pengangguran friksional (frictional unemployment) adalah pengangguran karena pekerja
menunggu pekerjaan yang lebih baik.
Pengangguran struktural (Structural unemployment) adalah pengangguran yang
disebabkan oleh penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi
persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja.
Pengangguran teknologi (Technology unemployment) adalah pengangguran yang
disebabkan perkembangan/pergantian teknologi. Perubahan ini dapat menyebabkan pekerja
harus diganti untuk bisa menggunakan teknologi yang diterapkan.
Pengangguran kiknikal adalah pengangguran yang disebabkan kemunduran ekonomi
yang menyebabkan perusahaan tidak mampu menampung semua pekerja yang ada. Contoh
penyebabnya, karena adanya perusahaan lain sejenis yang beroperasi atau daya beli produk
oleh masyarakat menurun.
Pengangguran musiman adalah pengangguran akibat siklus ekonomi yang berfluktuasi
karena pergantian musim. Umumnya pada bidang pertanian dan perikanan. Contohnya
adalah para petani dan nelayan.
Pengangguran setengah menganggur adalah pengangguran di saat pekerja yang hanya
bekerja di bawah jam normal (sekitar 7-8 jam per hari).
Pengangguran keahlian adalah pengangguran yang disebabkan karena tidak adanya
lapangan kerja yang sesuai dengan bidang keahlian. Pengangguran jenis ini disebut juga
pengangguran tidak kentara dikarenakan mempunyai aktivitas berdasarkan keahliannya
tetapi tidak menerima uang. Contohnya adalah anak sekolah (siswa) atau mahasiswa. Mereka
adalah ahli pencari ilmu, tetapi mereka tidak menghasilkan uang dan justru harus
mengeluarkan uang atau biaya, misalnya harus membeli paket buku LKS atau membayar
biaya kursus yang diselenggarakan oleh sekolahnya sendiri. Contoh lainnya adalah
(misalnya) seorang pelatih pencak silat yang tidak meminta gaji dari organisasinya.
Pengangguran tidak kentara ini, juga bisa disebut sebagai pengangguran terselubung.
Pengangguran total adalah pengangguran yang benar-benar tidak mendapat pekerjaan,
karena tidak adanya lapangan kerja atau tidak adanya peluang untuk menciptakan lapangan
kerja.
Pengangguran unik adalah pekerja yang menerima gaji secara rutin tanpa pemotongan,
tetapi di tempat kerjanya hanya sering diisi dengan bercerita sesama pekerja karena
minimnya pekerjaan yang harus dikerjakan. Hal ini disebabkan karena tempat kerjanya
kelebihan tenaga kerja. Pengecualian untuk pegawai atau petugas pemadam kebakaran atau
penanggulangan bencana alam. Pegawai atau petugas seperti demikian tenaganya harus
disimpan dan dipersiapkan secara khusus jika ada pelatihan atau simulasi atau harus
diterjunkan pada situasi sebenarnya.
Penyebab pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan
timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan membandingkan jumlah pengangguran dengan
jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya
yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur
dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu proses pembangunan.
Akibat pengangguran
Bagi perekonomian negara
1. Penurunan pendapatan perkapita.
2. Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.
3. Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.
4. Dapat menambah hutang negara.
Bagi masyarakat
1. Pengangguran merupakan beban psikologis dan psiis.
2. Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak
bekerja.
3. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.
Peringkat negara berdasar tingkat pengangguran
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar negara menurut tingkat pengangguran
5. UPAH DAN GAJI
Banyak Anggapan Bahwa Apabila Seseorang Bekerja Dan Menerima gaji maka orang
tersebut akan terasa lebih terhormat dan menunjukan status yang lebih tinggi. Berikut ini adalah
pengertian Gaji dan Upah.
Pengertian Gaji adalah merupakan balas jasa yang dibayarkan kepada pemimpin, pengawas,
pegawai tata usaha, pegawai kantor serta para manajer lainnya. Proses pembayaran gaji biasanya
diberikan dalam setiap bulannya. Gaji biasanya tingkatannya lebih tinggi dari pada pembayaranpembayaran kepada pekerja-pekerja upahan .
Tidak semua orang yang memberikan jasa kepada perusahaan bisa dianggap pegawai atau
karyawan sebagai contoh seorang akuntan public, pengacara konsultan manajemen yang
memeberikan jasa-jasanya kepada perusahaan demikian juga tukang batu, listrik dll. Mereka
semua diberitahu tentang apa yang harus dilakukan tidak berada dibawah perintah dan tidak
harus mengikuti petunjuk-petunjuk pemberi kerja mengenai pelaksanaan jasa-jasa itu. Atas
jasanya kepada perusahaan mereka diberikan imbalan yang disebut honorarium atau fee.
Pengertian Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada penerima
kerja termasuk tunjangan baik untuk pekerja sendiri maupun keluarganya. Upah Biasanya
diberikan kepada pekerja yang melakukan pekerjaan kasar dan lebih banyak mengandalkan
kekuatan fisik. Jumlah pembayaran upah biasanya diberikan secara harian atau berdasarkan unit
pekerjaan yang diselesaikan.
Didalam ketentuan umum undang-undang ketenaga kerjaan Upah dirumuskan sebagai hak
pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha kepada
pekerja atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, ditetapkan.
BAB III
PENUTUP