PEMANFAATAN URINE SAPI SEBAGAI PUPUK DAN (1)

PEMANFAATAN URINE SAPI SEBAGAI PUPUK DAN PESTISIDA
ALAMI
(Tugas Makalah Manajemen Usaha Ternak Daging)

Oleh:
Kelompok VI B
Agung Dwi nugroho

1514141060

Arinda Kusuma Wardani

1514141082

Deviana Putri

1514141036

Edi Susanto

1514141088


Ineto Masgatot Tian I.

1514141054

Murdani

1514141006

Reni Rahayu mukti

1514141030

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017

KATA PENGANTAR


Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam tak lupa kita
sanjungkan kepada Rosulullah Muhammad SAW. Terimakasih penulis ucapkan
kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Usaha
Ternak Daging, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
Dalam penulisan ini diharapkan penulis dapat mengetahui pemanaatan urine sapi
menjadi pupuk organik dan pestisida alami. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini banyak kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran agar makalah ini lebih bermanfaat bagi khalayak ramai.

Bandar lampung, 19 November 2017

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ...........................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................
BABI. PENDAHULUAN .....................................................................
A. Latar Belakang ...........................................................................

B. Rumusan Masalah ......................................................................
BAB II. ISI DAN PEMBAHASAN .....................................................
A. Pemanfaatan Urine Sapi .............................................................
B. Pengolahan Urine Sapi Sehingga Bisa Dijadikan Pupuk
Dan Pestisida Organik................................................................
C. Pembuatan Pupuk Organik dari Urine Sapi................................
D. Pembuatan Pestisida Dari Urine Sapi..........................................
E. Penggunaan Pestisida Dan Pupuk Organik Urin Sapi.................
F. Kelebihan Dan Kekurangan Urine Sapi Sebagai Pupuk
Dan Pestisida Organik................................................................
BAB III. KESIMPULAN .....................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kondisi lahan pertanian di Indonesia sudah kritis akibat penggunaan pestisida
kimia oleh petani. Pestisida kimia menyebabkan kerusakan pada struktur tanah
dan organisme yang berada di dalam tanah. Tidak semua organisme di dalam

tanah merusak tanaman, banyak organisme yang membantu pertumbuhan tanaman
dan menjaga kondisi tanah. Akibat pengunaaan pestisida kimia, lingkungan
menjadi tercemar dan keseimbangan ekosistem terganggu, sehingga penggunaan
pestisida kimia akan merusak tanaman itu sendiri.
Selain itu, penggunaan pestisida bisa juga membuat hama menjadi resinten
terhadap pestisida kimia, sehingga memacu petani untuk mengunakan pestisida
dalam konsentrasi yang lebih agar hama yang menyerang tanaman dapat teratasi.
Ini akan memicu penumpukan zat kimia di lahan pertanian yang membuat lahan
semakin tercemar dan semakin sulit untuk ditanami tanaman.
Hasil sampingan usaha dari daunia peterternakan yaitu berupa limbah padat
(feses) dan limbah cair (urine). Selama ini baru limbah padat yang sudah
dimanfaatkan untuk pupuk sedangkan untuk limbah cair masih sangat terbatas
pemanfaatannya. Limbah cair berupa urine dapat digunakan sebagai pestisida
alami yang ramah lingkungan menggantikan fungsi dari pestisida kimia yang

berbahaya bagi lingkungan. Karena pestisida organik mudah terurai oleh bakteri
yang ada sehingga tidak mencemari lingkungan.
Dari segi ekonomi, harga pestisida kimia cukup sulit dijangkau oleh petani yang
mayoritas dari golongan masyarakat menengah ke bawah, sehingga pembuatan
pestisida dari urine sapi ini akan mampu menekan biaya perawatan tanaman

mereka dan hasil panen pun tetap melimpah ruah. Dengan menggunakan urine
sapi sebagai pestisida dan pupuk organic. Selain bisa mengurangi limbah di
kandang, hal ini juga bisa mengurangi kerusakan lahan pertanian yang terjadi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarakan latar belakang yang di jelaskan, maka dapat diambil rumusan
masalah :
1.

Apa kandungan urine sapi sehinga bisa dimanfaatkan menjadi pupuk dan
pestisida organik?

2.

Bagaimana pengolahan urine sapi sehingga bisa dijadikan pupuk dan
pestisida organik?

3.

Bagaimana penggunaan pestisida dan pupuk organik dari urine sapi?


4.

Apa kelebihan dan kekurangan urine sapi sebagai pupuk dan pestisida
organik?

BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

A. Pemanfaatan Urine Sapi
Urine sapi merupakan zat-zat yang disekresikan melalui ginjal, zat-zat yang
didapat didalamnya adalah zat-zat makanan yang sudah dicerna, kemudian diserap
dan bahkan telah dimetabolisme oleh sel-sel tubuh kemudian dikeluarkan melalui
ginjal dan saluran urin. Urine sapi hanya dibiarkan terbuang dengan percuma oleh
para petani, biasanya petani hanya menampung kotoran dari sapi untuk
dimanfaatkan sebagai pupuk kandang. Urine sapi dapat dimanfaatkan sebagai
pupuk organik cair karena kandungan zat hara pada urine sapi, terutama
kandungan nitrogen, fosfor, kalium, dan air lebih banyak. selain itu, urine
mempunyai zat pengatur tumbuh dan mempunyai sifat penolak hama atau
penyakit tanaman.

Table 1. Jenis dan kandungan zat hara pada beberapa kotoran ternak padat dan
cair
Nama ternak dan

Nitrogen

bentuk kotorannya
Kerbau –padat
Kerbau –cair
Sapi –padat
Sapi –cair
Kambing –padat
Kambing –cair
Domba –padat
Domba –cair
Sumber : Lingga, 1991

(%)
0.60
1.00

0.40
1.00
0.60
1.50
0.75
1.35

Fosfor (%)

Kalium (%)

Air (%)

0.30
0.15
0.20
0.50
0.30
0.13
0.50

0.05

0.34
1.50
0.10
1.50
0.17
1.80
0.45
2.10

85
92
85
92
60
85
60
85


Berdasarkan tabel 1 tampak bahwa kandungan zat hara pada urine sapi, terutama
jumlah kandungan nitrogen, fosfor, kalium, dan air lebih banyak jika
dibandingkan dengan kotoran sapi padat yang telah lebih banyak dimanfaatkan
sebagai pupuk organik. Selain itu banyak penelitian, diantaranya adalah Anty
(1987) yang melaporkan bahwa urine sapi mengandung zat perangsang tumbuh
yaitu fitohormon Auksin yang dapat digunakan sebagai pengatur tumbuh.
Karena baunya yang khas urine ternak juga dapat mencegah datangnya berbagai
hama tanaman sehingga urine sapi juga dapat berfungsi sebagai pengendalian
hama tanaman dari serangan. Marliana (2012) menyebutkan, kandungan unsur
hara pada urine sapi yaitu 0,52 % N, 0,01 % P, dan 0,56 % K. Urine ternak terdiri
90 – 95% air dan sisanya berupa bahan padatan serta kandungan amoniaknya
sangat tinggi yang harus dihilangkan dulu sebelum diaplikasi pada tanaman.
Apabila kandungan amoniak tinggi pada urine sapi ini masih ada, maka tidak bisa
digunakan sebagai pupuk. Jika diberikan pada tanaman hasilnya bukannya
menyuburkan, tetapi malah membunuh tanaman tersebut.
Nitrogen adalah salah satu unsur makro dalam tanah yang berfungsi bagi
kesuburan tanaman. fungsi nitrogen bagi tanaman sebagai berikut :
1) Diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif
tanaman, seperti daun, batang dan akar.
2) Berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali

dalam proses fotosintesis.
3) Membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik.

4) Meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daunan.

5) Meningkatkan perkembangbiakan mikro-organisme di dalam tanah.
Fosfor merupakan hara makro dan esensial bagi pertumbuhan tanaman. Fosfor
sebagian besar terikat oleh partikel tanah, sebagian sebagai fosfor organik dan
hanya sedikit dalam bentuk anorganik yang tersedia bagi tanaman. Pada tanah
sawah ketersediaan P meningkat setelah penggenangan. Hal ini disebabkan karena
penggenangan membantu terjadinya proses reduksi feri fosfat menjadi fero fosfat,
hidrolisis aluminium fosfat, peningkatan kelarutan kalsium fosfat dan netralnya
reaksi tanah. Dalam tanaman, P merupakan unsur penting penyusun adenosin
triphosphate (ATP) yang secara langsung berperan dalam proses penyimpanan dan
transfer energi yang terkait dalam proses metabolisme tanaman (Dobermann dan
Fairhurst, 2000). Hara P sangat diperlukan tanaman padi terutama pada saat awal
pertumbuhan. Pada fase pertumbuhan tanaman tersebut, P berfungsi memacu
pembentukan akar dan penambahan jumlah anakan.
Kalium (K) merupakan unsur ketiga yang penting setelah N dan P. Kalium
berfungsi antara lain untuk meningkatkan proses fotosintesis, mengefisienkan
penggunaan air, mempertahankan turgor, membentuk batang yang lebih kuat,
sebagai aktivator bermacam sistem enzim, memperkuat perakaran sehingga
tanaman lebih tahan rebah dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap
penyakit.
Kandungan unsur hara pada urine sapi selain bisa digunakan sebagai pupuk, dapat
juga dimanfaatkan untuk pestisida organik, urin sapi dicampur bahan alami
tambahan lain lalu difermentasikan agar bisa dijadikan pestisida organik. Urine
sapi, kerbau atau kambing mempunyai sifat anti bakteri dan jamur.

Untuk

mengendalikan cendawan, kudis pada tanaman tomat dan kentang dapat
menggunakan urine sebagai pestisida organik. Selain itu, urine dapat dipakai
untuk penolak rayap. Dibandingkan urine dari binatang pemakan daging, urine
binatang pemakan tumbuhan lebih baik karena kadar urea, CO(NH2)2 lebih
rendah.

B. Pengolahan Urine Sapi Sehingga Bisa Dijadikan Pupuk Dan Pestisida
Organik
Urine sapi dapat dijadikan dan dimanfaatkan sebagai pupuk dan pestisida organik
dengan cara memprosesnya melalui proses fermentasi. Dalam fermentasi terjadi
proses pemecahan senyawa organik menjadi senyawa sederhana dan proses
metabolisme (enzim, jasad renik secara oksidasi, reduksi, hidrolisa, atau reaksi
kimia lainnya) yang melakukan perubahan kimia pada suatu subsrat organik
dengan menghasilkan produk akhir. Sesuai pendapat Winarno (1990) yang
mengemukan bahwa fermentasi dapat terjadi karena ada aktivitas mikroorganisme
penyebab fermentasi pada subtrat organik yang sesuai, proses ini dapat
menyebabkan perubahan sifat bahan yang difermentasikan.
Prinsip dari fermentasi ini adalah bahan limbah organik dihancurkan oleh mikroba
dalam kisaran temperatur dan kondisi tertentu yaitu fermentasi. Studi tentang jenis
bakteri yang respon untuk fermentasi telah dimulai sejak tahun 1892 sampai
sekarang. Ada dua tipe bakteri yang terlibat yaitu bakteri fakultatif yang
mengkonversi selulosa menjadi glukosa selama proses dekomposisi awal dan
bakteri obligate yang respon dalam proses dekomposisi akhir dari bahan organik
yang menghasilkan bahan yang sangat berguna dan alternatif energi pedesaaan.

Pada proses fermentasi urine terdapat kelebihan jika dibandingkan dengan urine
yang tidak difermentasi, yaitu meningkatkan kandungan hara yang terdapat pada
urine tersebut yang dapat menyuburkan tanaman. Selain itu, bau urine yang telah
difermentasi menjadi kurang menyengat jika dibandingkan dengan bau urine yang
belum difermentasi.
Akan tetapi fermentasi urin sebagai pupuk organik cair yang dilakukan oleh
bakteri ternyata juga terdapat beberapa kelemahan, diantaranya :
a)

Tidak semua N diubah menjadi bentuk yang mudah dihisap akan tetapi
dipergunakan oleh bakteri-bakteri itu sendiri untuk keperluan hidupnya.

b) Dapat terjadi perubahan-perubahan yang merugikan dimana N menguap di
dalam pupuk cair N.
c)

N yang sangat tinggi (48 %). Banyak terdapat dalam air kencing sangat
mudah dan cepat dirubah oleh bakteri-bakteri menjadi amonium karbonat.

C. Pembuatan Pupuk Organik dari Urine Sapi

a) Alat:
1) ember/drum,
2) plastik,
3) karet/pengikat.
b) Bahan:
1) urine sapi (kencing sapi) 20 liter,
2) jahe 1/2 kg,
3) lengkuas 1/2 kg,
4) kunyit 1/2 kg,
5) temu ireng 1/2 kg,
6) temulawak 1/2 kg,
7) kencur 1/2 kg,
8) gula merah 1 kg,

9) rendaman kedelei 1 gelas atau urea 1 sendok makan,
10) em4 100 ml (starter).
Bahan – bahan jahe, lengkuas, kunyit, temu ireng, temulawak dan kencur (emponempon) berfungsi untuk menghilangkan bau urine sapi dan memberi rasa yang
tidak disukai hama tanaman. Gula berguna dalam proses fermentasi dan
menyuburkan mikroorhanisme yang ada didalam tanah, Urea dan rendaman
kedelai berfungsi untuk memperkaya unsur hara yang terdapat dalam pupuk cair
serta menyuburkan mikroorganisme. Serta EM 4 sebagai starternya.
c)

Cara pembuatan:

Empon-empon dihaluskan dan dimasak sampai mendidih. Setelah dingin
dicampur dengan semua bahan yang lain didalam ember atau drum plastik, yang
perlu dingat pengisian jangan sampai penuh. Lalu ditutup rapat dan didiamkan
selama 3 minggu. Setiap hari 2 kali atau tiap pagi dan sore tutup dibuka untuk
membuang gas yang dihasilkan atau boleh menggunakan aerator untuk
mempercepat proses penguapan gas.
Pupuk cair yang telah jadi, dapat langsung digunakan yaitu : 1 liter pupuk cair
urine sapi dicampur 10 liter air lalu disemprotkan ke tanaman. Pupuk cair urine
sapi ini disimpan paling baik selama 12 hari dan harus tertutup rapat agar kadar
nitrogen dalam urine tidak banyak keluar.

D. Pembuatan Pestisida Dari Urine Sapi
Untuk membuat obat pembasmi hama (pestisida) perlu bahan bahan berikut :
a)
Bahan

1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

30 liter air kencing sapi
20 liter air cucian beras (leri)
15 liter air kelapa
5 kg gula merah
3 kg kencur
0,5 kg kunyit
1 kg temu lawak

b)
Cara membuat :
Gula merah + kencur + kunyit + temulawak dihaluskan, dengan cara di blander
atau di tumbuk sampai halus. Bahan – bahan kencur, kunyit, dan temulawak
(empon-empon) berfungsi untuk menghilangkan bau urine sapi dan memberi rasa
yang tidak disukai hama tanaman. Gula berguna dalam proses fermentasi dan
menyuburkan mikroorhanisme yang ada didalam tanah, air kelapa digunakan
sebagai makanan bakteri pengurai agar berkembangbiak. Semua bahan
dimasukkan dalam tong plastic kemudian diaduk sampai rata dan tong tersebut
ditutup. Setiap dua hari sekali tutup tong dibuka dan diaduk hingga merata dan
sampai hari ke 20 atau 25 sudah jadi dan berbau tape. Pestisida siap diaplikasikan
ke tanaman.

E. Penggunaan Pestisida Dan Pupuk Organik Urin Sapi
Dosis pemakaian pupuk organik dari urine sapi tergantung pada jenis tanaman
yang ditanam. Pupuk cair urine sapi ini dapat digunakan pada berbagai tanaman
misalnya: tanaman pangan (padi), palawija dan sayuran, hortikultura (cabai,
jeruk), dan bisa juga pada bibit / benih tanaman.
Pada tanaman padi penyemprotan dilakukan pada umur 14-21 hari setelah tanam,
25-30 hari setelah tanam dan pada fase primordia (45 hari setelah tanam) saat
sudah ada satu tanaman yang mengeluarkan bunga. Pada tanaman hortikultura

penyemprotan dilakukan pada umur 14-21 hari setelah tanam (terdapat 3-4 helai
daun) dan pada saat pembentukan bunga. Untuk benih/ biji direndam selama
semalam sedangkan untuk bibit perendaman selama maksimal 10 menit.
Untuk pengaplikasian pestisida dari urin sapi dilakukan dengan cara disemprotkan
pada tanaman yang terserang penyakit tungro atau bercak cokelat tanpa harus
diencerkan cerlebih dahulu.

F.

Kelebihan Dan Kekurangan Urine Sapi Sebagai Pupuk Dan Pestisida
Organik

Manfaat penggunaan pupuk cair urine sapi yaitu: meningkatkan kesuburan tanah,
memperbaiki struktur dan karakteristik tanah, meningkatkan kapasitas serap air
tanah, meningkatkan aktifitas mikroba tanah, meningkatkan kualitas hasil panen
(rasa, nilai gizi, jumlah), menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman,
menekan

pertumbuhan/serangan

penyakit

tanaman,

dan

meningkatkan

retensi/ketersediaan hara dalam tanah.
Adapun kelebihan pestisida urine sapi adalah bisa menekan biaya perawatan
tanaman dan bisa memaksimalkan limbah yang tidak digunakan. Selain itu,
pestisida dari urine sapi juga aman dan tidak mencemari lingkungan. Selain
mempunyai kelebihan, pupuk organik dan pestisida dari urine sapi ini mempunyai
kekurangan, walaupun pupuk organik cair dari urin sapi merupakan pupuk yang
ramah lingkungan karena berasal dari senyawa organik yang dapat diuraikan oleh
mikroorganisme, tetapi penggunaan pupuk organik cair ini masih memiliki
kendala karena memiliki kandungan hara makro dan mikro rendah sehingga harus

diberikan dalam jumlah yang banyak dan pestisida dari urine sapi ini hanya bia
digunakan untuk hama hama tertentu, seperti hama tungro, bercak daun, dan lain
lain.

BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah ini, dapat disimpulkan
1. Urin sapi mengandung unsur N, P, dan K yang merupakan unsur makro yang
dibutuhkan bagi perkembangan dan pertumbuhan tanaman
2. Urine sapi dapat dijadikan dan dimanfaatkan sebagai pupuk dan pestisida
organik dengan cara memprosesnya melalui proses fermentasi.
3. Untuk pengaplikasian pestisida dan pupuk organik dari urine sapi dilakukan
dengan cara disemprotkan pada tanaman.
4. Manfaat penggunaan pupuk cair urine sapi yaitu: meningkatkan kesuburan
tanah, memperbaiki struktur dan karakteristik tanah, meningkatkan kapasitas
serap air tanah, meningkatkan aktifitas mikroba tanah, meningkatkan kualitas
hasil panen. Kekurangan penggunaan pupuk cair urine adalah urine memiliki
kandungan hara makro dan mikro rendah sehingga harus diberikan dalam
jumlah yang banyak dan pestisida dari urine sapi ini hanya bia digunakan
untuk hama hama tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Anty, K. 1987. Pengaruh Urine Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Jagung Manis. Politeknik Pertanian Universitas Andalas. Payakumbuh
Dobermann, A. and T. Fairhurst. 2000. Nutrient disorders and nutrient
management. IRRI and Potash & PPI /PPIC. Manila, Philipina.
Lingga, P.1991. Jenis Kandungan Hara pada Beberapa Kotoran Ternak. Pusat
Penelitian Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S). ANTANAN. Bogor.
Marlina, N., Saputro, A., Amier, N., 2012. Respons Tanaman Padi (Oryza sativa
L.) terhadap Takaran PupukOrganik Plus dan Jenis Pestisida Organik
dengan System of Rice Intensification(SRI) di Lahan Pasang Surut. Jurnal
Lahan Suboptimal, 1 (3): 138 – 148
Winarno, F.G., 1990. Tempe, Misteri Gizi dari Jawa, Info Pangan. Teknologi