MEMBANGUN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN PELA
MEMBANGUN KUALITAS
PEMBELAJARAN DAN PELATIHAN
MELALUI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
Prof. Richardus Eko Indrajit
Sekretaris Badan Standar Nasional Pendidikan
Anggota Badan Nasional Ser�fikasi Profesi
Anggota Dewan Pendidikan TInggi
[email protected]
h�p://www.EkoIndrajit.com
1
TANTANGAN GLOBALISASI
GLOBALISASI MENCIPTAKAN BERBAGAI KOMUNITAS PEMANGKU KEPENTINGAN YANG MENGARAH
PADA AKTIVITAS KOMUNIKASI, KOLABORASI, DAN KOMPETISI
POTENSI NUSANTARA
PERIKANAN
PERKEBUNAN
PERHUTANAN
PETERNAKAN
PERTANIAN
PARIWISATA
KERAJINAN
TEKSTIL
MANUFAKTUR
KREATIF
KEUANGAN
KESEHATAN
JASA‐JASA
pendidikan perdagangan transportasi pertambangan
kuliner kesenian jasaboga perhotelan flora fauna
dan ragam industri lainnya
INDONESIA MERUPAKAN NEGARA KEPULAUAN TERBESAR DI DUNIA YANG MEMILIKI KEKAYAAN
ALAM DAN HARTA TAK BENDA YANG TAK TERNILAI HARGANYA
STRATEGI NASIONAL
1
4
6
SUMATERA
2 JAWA
3 KALIMANTAN
SULAWESI
BALI‐Nusa
5
Tenggara
PAPUA‐
Kep.Maluku
MELALUI MP3EI DIPUTUSKAN PERLUNYA KEGIATAN EKONOMI INDONESIA DIFOKUSKAN PADA 22
DOMAIN INDUSTRI UTAMA PADA 6 KORIDOR
POSISI SDM
SUMBER DAYA
MANUSIA YANG
KOMPETEN DI
BIDANGNYA
SALAH SATU PILAR KUNCI KEBERHASILAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN (MP3EI) TERLETAK PADA
TERSEDIANYA SDM YANG KOMPETEN DAN BERKUALITAS
PERANAN SDM
&
&
&
"Pusat(Produksi(dan(
Pengolahan(Hasil(
Tambang(&(Lumbung(
Energi(Nasional"(
Koridor&Kalimantan&
&
&
&
&
&
&&
&
&
''Pusat(Produksi(dan(Pengolahan(Hasil(
Pertanian,(Perkebunan,(Perikanan,(
Migas(dan(Pertambangan(Nasional''(
Koridor&Sulawesi&&
Koridor&Papua&–&
Kep.&Maluku&
Koridor&Sumatera&
“Pusat(Pengembangan(
Pangan,(Perikanan,(Energi(
dan(Pertambangan(
Nasional”(
"Sentra(Produksi(
dan(Pengolahan(Hasil(
Bumi(dan(Lumbung(
Energi(Nasional"(
Koridor&Bali&3&Nusa&Tenggara&
Koridor&Jawa&
"Pendorong(Industri(
dan(Jasa(Nasional"(
''Pintu(Gerbang((
Pariwisata(dan(Pendukung(
Pangan(Nasional''(
MASING‐MASING INDUSTRI HARUS BERUSAHA MEMPERSIAPKAN SDM YANG KOMPETEN SESUAI
DENGAN KEBUTUHAN SEKTOR INDUSTRINYA
KEBUTUHAN SDM
KOMPETEN berar� “memiliki kualifikasi untuk melakukan proses pekerjaan tertentu”
PENGETAHUAN + KETERAMPILAN + SIKAP KERJA
KEBERADAAN SDM YANG KOMPETEN AKAN MAMPU MEMBERIKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF BAGI
BANGSA DI TENGAH LINGKUNGAN PERSAINGAN GLOBAL
CARA MENGASAH KOMPETENSI
Pela�han
Pendidikan
Belajar Mandiri
Pengalaman
TERDAPAT CUKUP BANYAK CARA BAGI SEORANG INDIVIDU DALAM MENGASAH DAN
MENINGKATKAN KOMPETENSI DIRINYA DARI MASA KE MASA
PENGAKUAN KEPEMILIKAN KOMPETENSI
SERTIFIKAT KELULUSAN
PENDIDIKAN FORMAL SEBAGAI
PENGAKUAN KETUNTASAN STUDI
BERDASARKAN STANDAR
KOMPETENSI LULUSAN PADA
BIDANG ILMU YANG DIPELAJARI
DAN DITEKUNINYA
IJASAH
SERTIFIKAT KOMPETENSI
KERJA NASIONAL DARI BNSP
SEBAGAI PENGAKUAN
KEPEMILIKAN KOMPETENSI
SESUAI STANDAR INDUSTRI DAN
DIAKUI SECARA NASIONAL
MAUPUN INTERNASIONAL
SERTIFIKAT KOMPETENSI
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DAN SISTEM SERTIFIKASI NASIONAL MEMBERIKAN JALAN UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS KOMPETENSI SDM NUSANTARA
MODEL INTEGRASI
SATUAN
PENDIDIKAN
formal – non formal ‐ informal
IJASAH
Pengembangan Kompetensi Terpadu
LEMBAGA
SERTIFIKASI
PROFESI
SERTIFIKAT KOMPETENSI
PERLU ADANYA INFRASTRUKTUR INSTITUSI YANG MEMUNGKINKAN DIPADUKANNYA MODEL
PENDIDIKAN BERTUJUAN KOMPETENSI SISWA DIDIK
LATIHAN MANDIRI
PENGALAMAN KERJA
OKUPASI‐PROFESI
FORMAL
NON‐FORMAL
INFORMAL
MULTI‐MODA MENCARI ILMU
BELAJAR BISA DILAKUKAN MELALUI BERBAGAI CARA DAN PENDEKATAN
LAHIRNYA KKNI
KKNI SEBAGAI JEMBATAN PENYETARA KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA
PERUBAHAN LUARAN
Penilian oleh
Masyarakat/
Stakeholders
Penilian oleh
Perguruan Tinggi
PAST
NOW
KEMAMPUAN MINIMAL
PENGUASAAN PENGETAHUAN,
KETRAMPILAN DAN SIKAP
SESUAI SASARAN KURIKULUM
PROGRAM STUDINYA
KOMPETENSI SESEORANG UNTUK DAPAT
MELAKUKAN TINDAKAN CERDAS, PENUH
TANGGUNG JAWAB SEBAGAI SYARAT UNTUK
DIANGGAP MAMPU OLEH MASYARAKAT
DALAM MELAKSANAKAN TUGAS‐TUGAS DI
BIDANG PEKERJAAN TERTENTU
ABOUT COMPETENCY
Defini�on #1
A skill performed to a
specific standard under
specific condi�ons
Defini�on #2
Competencies
combine appropriate
suppor�ng knowledge
and professional
a�tude, and they are
performed reliably in
natural se�ngs
without assistance
COMPETENCE‐BASED MOVEMENT
Mendekatkan dunia
pendidikan �nggi
dengan dunia nyata
(dunia kerja) yang
akan dihadapi
mahasiswa setelah
lulus
Fokus pada outcome
(outcome‐based
educa�on)
Outcomes
pendidikan
dinyatakan dalam
‘observable
competencies’
Pendekatan pada
‘competence
development’
COMPETENCE FEATURES
Focuses on outcome
performance
of
Integrates a broad range
ills
related knowledge and sk
objec�ves
to a
Contextualized – related
prac�cal task in the field
Drawn from m
ul�ple domain
s,
including affec
�ve and moral
dimensions
Include profes
sional behavio
urs
relevant to the
task
Indicates a lev
el of expected
ability
COMPETENCE‐BASED EDUCATION
1. Problem, task, se�ng
2. Iden�fy essen�al competencies for
prac�ce
3. Determine competency components:
objec�ves and performance levels
4. Iden�fy learning ac�vi�es and strategies
5. Develop assessment tools and standards
for competency (Criterion‐Reference)
SEKILAS KBK
KBK dan Otonomi Kampus
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/
2000 dan Nomor 045/U/2002 mengamanatkan
penyusunan kurikulum pendidikan �nggi yang berbasis
kompetensi untuk se�ap program studi oleh kalangan
perguruan �nggi yang bersangkutan
Definisi Kompetensi
Dalam Kepmendidnas No.045/U/2002 kompetensi
diar�kan sebagai “seperangkat �ndakan cerdas, penuh
tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat
untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas‐tugas di bidang pekerjaan
tertentu”
Alasan Perubahan
Kepmendiknas tsb di atas bertolak dari adanya kri�k
masyarakat luas bahwa pendidikan kita umumnya baru
mengajarkan pengetahuan (teori), belum mengajarkan
kemampuan dan mengembangkan kompetensi dalam
ar� sebenarnya
TUJUAN PENDIDIKAN
Pendidikan memang dimaksudkan untuk
menumbuhkembangkan kompetensi
sasaran didik untuk mampu berkarya di
bidang yang relevan.
Orang hidup perlu berkarya, dan untuk
berkarya harus memiliki sesuatu
kompetensi
Pendidikan harus menghasilkan kemampuan
ber�ndak yang benar & cerdas; �ndakan yang
produk�f, yang efek�f, yang mampu
memecahkan masalah nyata dalam kehidupan
Menguasai pengetahuan �dak sama dengan
memiliki kompetensi. Kompetensi berkaitan
dengan ke‐mampuan ber�ndak yang cerdas
MENGENAI KOMPETENSI
Kompetensi dapat pula diar�kan
sebagai ciri‐ciri pengetahuan,
keterampilan dan kepribadian yang
diperlukan untuk mencapai
performansi (kinerja) yang �nggi
Dalam ilmu pendidikan dikenal adanya
3 (�ga) kawasan tujuan pendidikan
yang perlu dicapai melalui kegiatan
belajar/ pendidikan, yaitu: cogni�ve,
psycho‐motoric dan affec�ve
Pendidikan yang baik adalah yang
mencakup ke�ga kawasan tujuan itu,
yang menjamin dikuasainya
kemampuan ber�ndak cerdas, dan
bukan sekedar mengetahui (cogni�ve)
TUGAS PERGURUAN TINGGI
Pendidikan �dak sekedar
mengajarkan dan mempelajari
pengetahuan, tetapi juga
keterampilan dan aspek‐aspek
kepribadian lain
Pendidikan �dak untuk sekedar
menjadi tahu, tetapi untuk menjadi
mampu ber�ndak cerdas
Agar bisa mendapat tempat yang
terhormat di masyarakat, PT harus
berusaha keras agar mampu
membekali mahasiswanya dengan
kompetensi‐kompetensi yang
relevan untuk se�ap program studi
yang diselenggarakan
KOMPETENSI INTI
Menurut SK Mendiknas 045/U/2002,
kompetensi in� ditentukan secara
nasional oleh organisasi profesi,
perguruan �nggi dan masyarakat
pengguna
Analisis kebutuhan lulusan di tempat
kerja:
B
B
B
B
B
B
Catatan pribadi
Observasi
Analisis pekerjaan
Cri�cal Incident Technique
Expert Judgement
Standard
‐ Masalah yang dihadapi bangsa
Indonesia
‐ Kondisi makro sosial, poli�k dan
ekonomi
DESAIN KURIKULUM
Kurikulum pendidikan �nggi harus relevan
dengan kehidupan nyata yang penuh
dengan masalah, kendala, dan tantangan
Pendidikan harus membekali mahasiswa
untuk mampu mengatasi semua itu
Model kurikulum ini harus dirancang
sendiri oleh kalangan perguruan �nggi,
dan pelaksanaan kurikulumnya diadopsi
oleh dosen‐dosen yang bersangkutan
Selama ini barangkali yang banyak
dibekalkan adalah pengetahuan (ilmu,
teori, teknologi, filosofi, dsb) dan kurang
aspek yang lain
Dan karena itu belum mampu
menumbuhkan kemampuan mahasiswa
dalam ber�ndak atau kompetensi
tertentu
UNESCO PILLARS
Learning to
KNOW
Belajar untuk
megnetahui
Learning to
DO
Belajar untuk
dapat
melakukan
Learning to
BE
Belajar untuk
memerankan
Learning to
LIVE TOGETHER
Belajar hidup
bersama,
berinteraksi,
dan bekerja
sama
SEKILAS KURIKULUM
#
Merupakan ”Rambu‐rambu
untuk menjamin mutu dan
kemampuan sesuai dengan
program studi yang
ditempuh“
Seperangkat rencana dan
pengaturan berdasarkan
standar pendidikan tentang
kemampuan dan sikap serta
pengalaman belajar, dan
penilaian yang berbasis
pada potensi dan kondisi
peserta didik
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
#
“Adalah kurikulum
yang disusun
berdasarkan atas
elemen‐elemen
kompetensi yang
harus dicapai oleh
mahasiswa sebagai
peserta didik...”
i
CIRI‐CIRI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
B
B
B
#
Menyatakan kompetensi
secara jelas dari proses
pembelajaran;
Proses pembelajaran
memberi bekal kepada
tercapainya kompetensi dan
berfokus pada mahasiswa;
Lebih mengutamakan
kesatuan penguasaan ranah
kogni�f, psikomotorik dan
afek�f;
Proses penilaian hasil belajar
lebih ditekankan pada
kemampuan untuk
mendemonstrasikan kogni�f,
psikomotorik dan afek�f
B
CATATAN mengenai KURIKULUM INTI
KURIKULUM PROGRAM STUDI
Kepmendiknas No.045/U/2002 Pasal 4 menyebutkan
bahwa kurikulum in� suatu program studi berisikan
keterangan/ penjelasan mengenai:
1. Nama program studi;
2. Ciri khas kompetensi utama sebagai pembeda
antara program studi satu dengan lainnya;
3. Fasilitas utama yang diperlukan untuk
penyelenggaraan program studi;
4. Persyaratan akademis dosen;
5. Substansi kajian kompetensi utama yang
dikelompokkan menurut elemen kompetensi;
6. Proses belajar mengajar dan bahan kajian untuk
mencapai elemen‐elemen kompetensi;
7. Sistem evaluasi berdasarkan kompetensi;
8. Kelompok masyarakat pemrakarsa kurikulum in�.
KURIKULUM PELENGKAP
KURIKULUM INTI
1.
2.
3.
4.
5.
merupakan penciri dari kemampuan
utama, yang bersifat:
Dasar untuk mencapai kompetensi
lulusan;
Acuan baku minimal mutu
penyelenggaraan Prodi;
Berlaku secara nasional dan
internasional;
Lentur dan akomoda�f terhadap
perubahan;
Kesepakatan bersama antar PT,
masyarakat profesi dan pengguna
lulusan.
adalah penciri dari kompetensi
pendukung dan kompetensi lainnya,
disusun oleh perguruan �nggi
penyelenggara prodi
30
20
40 50
60
80
10
0
90
100
ELEMEN KOMPETENSI
Landasan Kepribadian
1
2
3
4
5
sifat‐sifat umum yang telah berhasil dikembangkan pada diri
seseorang, seper� teli�, rapi, rajin, disiplin, cermat, sikap mental,
minat, dsb.
Penguasaan Ilmu dan Keterampilan
jenis/substansi pengetahuan dan keterampilan yg
diperlukan
Kemauan Berkarya
kemampuan yang dikuasai dengan sangat �nggi, dapat
diandalkan, profesional
Sikap dan Perilaku dalam Berkarya
Sifat perilaku yang mendukung dalam berkarya, seper� produk�f,
efisien, efek�f, jujur, dsb.
Pemahaman Kaidah Kehidupan Bermasyarakat
kemampuan kerja‐sama dan pendekatan pada orang lain; dapat
menerima keragaman dalam kehidupan bermasyarakat
KELOMPOK MATA KULIAH
MPK
Mata Kuliah
Pengembang
Kepribadian
Kelompok bahan
kajian dan
pelajaran untuk
mengembangkan
manusia Indonesia
yang beriman dan
bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha
Esa dan berbudi
peker� luhur,
berkepribadian
mantap, dan
mandiri serta
mempunyai rasa
tanggung jawab
kemasyarakatan
dan kebangsaan
MKK
Mata Kuliah
Keilmuan dan
Keterampilan
Kelompok bahan
kajian dan
pelajaran yang
ditujukan terutama
untuk memberikan
landasan
penguasaan ilmu
dan keterampilan
tertentu
MKB
MPB
Mata Kuliah
Keahlian
Berkarya
Mata Kuliah
Perilaku
Berkarya
Kelompok bahan
kajian dan
pelajaran yang
bertujuan
menghasilkan
tenaga ahli dengan
kekaryaan
berdasarkan dasar
ilmu dan
keterampilan yang
dikuasai
Kelompokbahan
kajian dan
pelajaran yang
bertujuan
membentuk sikap
dan perilaku yang
diperlukan
seseorangdalam
berkarya menurut
�ngkat keahlian
berdasarkan dasar
ilmu dan
keterampilan yang
dikuasai
MBB
Mata Kuliah
Berkehidupan
Bermasyarakat
Kelompok bahan
kajian dan
pelajaran yang
diperlukan
seseorang untuk
dapat memahami
kaidah
berkehidupan
bermasyarakat
sesuai dengan
pilihan keahlian
dalam berkarya
JENIS KOMPEENSI
KOMPETENSI
UTAMA
KOMPETENSI
PENDUKUNG
KOMPETENSI
KHUSUS
LAINNYA
METODOLOGI PENYUSUNAN KURIKULUM
Langkah‐Langkah Dasar Penyusunan Kurikulum
PENERAPAN PENGAJARAN BERBASIS KOMPETENSI
mengajarkan mata kuliah tersebut melalui proses pengajaran
yang mendukung proses pengembangan kompetensi mahasiswa
PENENTUAN MATA KULIAH
mengelompokkan hasil analisa berdasar sifat yang saling berkaitan, dan se�ap
kelompok kemudian diberi nama sebagai mata ajaran atau mata kuliah
PENGELOMPOKKAN KOMPETENSI
menganalisa masing‐masing peranan: ar�nya agar seseorang dapat memerankan peranan
itu dengan baik dia harus memiliki kompetensi atau menguasai kemampuan apa saja
IDENTIFIKASI PERAN‐PERAN OKUPASI
mengiden�fikasi peran‐peran apa yang harus dilakukan oleh seorang
sarjana yang bekerja pada jabatan di situ
IDENTIFIKASI LAPANGAN KERJA
mengiden�fikasi lapangan kerja atau jenis‐jenis pekerjaan dan jabatan yang memiliki relevansi yang
logis dengan masing‐masing program studi
KOMPETENSI DAN KURIKULUM
Tujuan Kurikuler
Profil Lulusan
Market Signal
KOMPETENSI
Isi / Bahan Kajian
Metoda Pembelajaran
Evaluasi Hasil Belajar
RE‐DESAIN KURIKULUM
Analisis SWOT
Kemampuan Institusi
Tracer Study
Need Assessment
Profil Lulusan
Kurikulum
Konvensional
Matakuliah Konvensional
Kompetensi Lulusan
Bahan Ajar Kompetensi
Bahan Ajar Konvensional
Distribusi kedlm MK
Distribusi kedlm SMT
Distribusi kedlm SKS
Metoda Pembelajaran
Evaluasi Hasil Belajar
Curriculum
Mapping
FORMAT KURIKULUM
1. KATA PENGANTAR
2. DAFTAR ISI
A. VISI PROGRAM STUDI
B. MISI PROGRAM STUDI
C. TUJUAN PROGRAM STUDI
D. PROFIL LULUSAN
E. KOMPETENSI LULUSAN
F. STRUKTUR KURIKULUM
1. Pemetaan matakuliah sesuai KEPMEN 232/U/2000 dan
KEPMEN 045/U/2002
2. Pemetaan strategi pembelajaran matakuliah
3. Pemetaan semester penyajian matakuliah
G. DOKUMEN GBRP dan KONTRAK PEMBELAJARAN
RENCANA PEMBELAJARAN
FORMAT GBRP
FORMAT SAP
INDONESIA QF (KKNI)
SISTEM INDUSTRI
FUNGSI BISNIS
PETA KOMPETENSI
PEMETAAN KKNI
PENETAPAN KUALIFIKASI
Ins�tut Perbanas
WWW.EKOINDRAJIT.COM
PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT
[email protected]
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
sebuah paradigma baru dalam merencanakan dan mengimplementasikannya
KBK atau Kurikulum Berbasis
Kompetensi yang diperkenalkan
pada tahun 2004 merupakan
pengganti paradigma pendidikan
dalam hal pengembangan kurikulum
yang berbasis isi atau konten. Salah
satu sasaran perubahan ini adalah
untuk menjembatani agar lulusan
pendidikan tinggi dapat langsung
diserap pasar kerja (industri) karena
telah dianggap kompeten untuk
bekerja.
Namun kenyataannya tidaklah
demikian. Masih tingginya angka
pengangguran lulusan perguruan
tinggi mengisyaratkan ada yang
salah dalam hal pemahaman dan
penerapannya.
Presentasi ini dikembangkan
secara khusus untuk mencoba
melihat paradigma pendidikan
bertujuan kompetensi ini dari
sisi yang berbeda, yaitu dari
kacamata kebutuhan atau
“demand” dari dunia kerja –
sebagai pelengkap sekaligus
pembanding dari berbagai
pemahaman dan penjabaran
mengenai kompetensi yang
selama ini secara intensif
disosialisasikan dan juga
dikembangkan dari perspektif
penyedia atau “supply”.
Selamat menikmati …..
Update
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
Manajemen Perbankan
SKKNI
Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia disusun
oleh industri dan kementrian
teknis melalui serangkaian
proses pendefinisian
kebutuhan hingga
penyelenggaraan konvensi
yang dihadiri oleh seluruh
asosiasi pemangku
kepentingan dan pihak-pihak
terkait dan dijadikan sebagai
acuan oleh Lembaga
Sertifikasi Profesi.
Pada dasarnya, terdapat
banyak sekali standar
kompetensi kerja yang telah
dikembangkan oleh industri,
baik dalam lingkungan
nasional, regional, maupun
internasional yang dapat
diadopsi oleh siapapun yang
membutuhkannya.
Intinya adalah bahwa
kompetensi harus dapat
didefinisikan secara jelas
agar dapat disusun strategi
pencapaiannya sesuai
dengan keinginan.
Teknologi Informasi
Perbanas melalui Lembaga Sertifikasi Profesi
Perbankan (LSPP) bertugas untuk menyusun SKKNI
dari seluruh profesi yang dikenal oleh dunia perbankan
dan keuangan nasional.
Contohnya adalah standar kompetensi yang dibutuhkan
untuk menjadi seorang IT Auditor (dikeluarkan oleh
ISACA dan ITGI), atau IT Project Manager
(diperkenalkan oleh PMI dan GWU), atau IT Architect
(dikembangkan oleh IASA dan TOGAF), atau Software
Engineer (dibuat oleh SEI dan CMU), dan lain
sebagainya.
Prinsip 1
HARUS ADA STANDAR YANG DIACU
Manajemen Perbankan
SKKNI
Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia disusun
oleh industri dan kementrian
teknis melalui serangkaian
proses pendefinisian
kebutuhan hingga
penyelenggaraan konvensi
yang dihadiri oleh seluruh
asosiasi pemangku
kepentingan dan pihak-pihak
terkait dan dijadikan sebagai
acuan oleh Lembaga
Sertifikasi Profesi.
Pada dasarnya, terdapat
banyak sekali standar
kompetensi kerja yang telah
dikembangkan oleh industri,
baik dalam lingkungan
nasional, regional, maupun
internasional yang dapat
diadopsi oleh siapapun yang
membutuhkannya.
Intinya adalah bahwa
kompetensi harus dapat
didefinisikan secara jelas
agar dapat disusun strategi
pencapaiannya sesuai
dengan keinginan.
Teknologi Informasi
Perbanas melalui Lembaga Sertifikasi Profesi
Perbankan (LSPP) bertugas untuk menyusun SKKNI
dari seluruh profesi yang dikenal oleh dunia perbankan
dan keuangan nasional.
Contohnya adalah standar kompetensi yang dibutuhkan
untuk menjadi seorang IT Auditor (dikeluarkan oleh
ISACA dan ITGI), atau IT Project Manager
(diperkenalkan oleh PMI dan GWU), atau IT Architect
(dikembangkan oleh IASA dan TOGAF), atau Software
Engineer (dibuat oleh SEI dan CMU), dan lain
sebagainya.
Prinsip 2
HARUS MEMAHAMI ANATOMI KOMPETENSI
Kompetensi Kerja
Elemen Kompetensi
Bagian terkecil atau atom dari kompetensi disebut atau
diistilahkan sebagai “elemen kompetensi”, yaitu sebuah
pernyataan kapabilitas yang menggunakan kata kerja
performatif agar dapat dengan mudah diukur tingkat
pencapaiannya.
Kluster dan Okupasi
Kluster merupakan pengelompokkan kompetensi yang
diperlukan untuk melakukan fungsi tertentu (jabatan
fungsional) sementara okupasi merupakan
pengelompokkan kompetensi yang melekat pada sebuah
jabatan/profesi struktural tertentu (jabatan struktural).
Indikator Unjuk Kerja
Dalam Taksonomi Bloom telah diperkenalkan daftar
kata kerja performatif yang dapat dipergunakan untuk
mendefinisikan elemen kompetensi yang ingin dicapai
dan dapat dipergunakan oleh siapa saja yang
membutuhkannya.
Adalah suatu ukuran yang dipergunakan untuk
memastikan ketercapaian kompetensi seorang individu.
Indikator ini harus didefinisikan sedemikian rupa
sehingga selain mudah dilakukan pengukurannya, juga
menggambarkan tingkat kehandalan pencapaian
kompetensi seseorang (akurasi dan presisi). Jika
kurang akurasi maka dibutuhkan latihan; sementara jika
kurang presisi dibutuhkan ‘jam terbang’ yang lebih.
Prinsip 3
HARUS MEMIMIKKAN DUNIA KERJA
Lingkungan Kerja
Suasana Kelas
Interaksi antara peserta didik dengan dosennya harus
sedapat mungkin membawa suasana pada terciptanya
sebuah lingkungan yang menyamai dunia kerja dimana di
dalamnya terdapat interaksi intensif, diskursus
berkualitas, komunikasi kontekstual, dan lain sebagainya.
Tenaga Pendidik
Dosen atau tenaga pendidik harus mengetahui apa yang
ada di pikiran seorang direktur, manajer, supervisor, atau
praktisi industri dalam menjalankan sebuah kegiatan atau
aktivitas pekerjaan di industri yang berkaitan sehingga
dapat menjalankan berbagai skenario “role play”.
Model Pembelajaran
Ruang dan suasana kelas maupun laboratorium harus
dikembangkan sedemikian rupa sehingga
merepresentasikan lingkungan kerja, sehingga peserta
didik dapat memperoleh gambaran apa yang terjadi di
dunia nyata. Hal paling mudah dilaksanakan adalah
dengan merubahan tatanan kelas, dari yang bersifat
teatrikal konvensional menjadi berbagai bentuk seperti
yang kerap ditemui di kantor-kantor komersial seperti
lingkaran, U-shape, berhadap-hadapan, dan lain-lain.
Dalam konteks ini, metode mengajar belajar
konvensional biasanya sudah ditinggalkan – diganti
dengan menitikberatkan pada kesempatan siswa untuk
mempelajari studi kasus, membangun kerjasama tim,
mengikuti kompetisi/simulasi bisnis, memaparkan ideide inovatif, mengembangkan ilmu secara mandiri,
melaksanakan pembelajaran jarak jauh (e-learning),
dan lain sebagainya.
Prinsip 4
HARUS MELATIH SISWA HINGGA KOMPETEN
Latihan… Latihan…
Prinsip
Setiap individu memiliki kemampuan belajar, memahami,
mencerna, menyerap, dan mempraktekkan yang
berbeda-beda – sehingga merupakan tantangan bagi
dosen untuk membuat masing-masing dari mereka
menjadi kompeten dengan tingkat kecepatan yang
berbeda-beda.
Spektrum Nilai
Dalam konteks kompetensi tidak dikenal sistem “spektrum
nilai” – karena seseorang hanya akan dikategorikan
menjadi dua macam, yaitu individu yang KOMPETEN
atau yang belum/TIDAK KOMPETEN, sehingga harus
diubah metoda penilaian atau evaluasinya.
Untuk menjadikan seseorang menjadi individu yang
komepten, yang bersangkutan harus secara aktif
melakukan latihan berkali-kali sampai memenuhi
indikator unjuk kerja yang ditetapkan – tanpa mengenal
usia, waktu, dan biaya.
Di sinilah terdapat paradigma “mahasiswa tidak bisa
menunggu” apa yang akan disampaikan dosen,
melainkan yang bersangkutan harus secara aktif
melakukannya agar bisa mencapai tahapan yang
dikatakan sebagai “kompeten” dengan berbagai cara.
Teknik Pembelajaran
Di sinilah seorang dosen benar-benar dituntut untuk
menjadi seorang fasilitator sekaligus pelatih (coach)
yang baik, karena harus membuat suatu suasana
mengajar-belajar yang mengarah pada tercapainya
kompetensi siswa. Dalam hal ini, seorang dosen dapat
menghadirkan pihak-pihak lain yang dapat membantu
tercapainya kompetensi siswa sesuai dengan bidang
yang ditekuni.
Prinsip 5
HARUS MENGGUNAKAN PENDEKATAN TERPADU
Makna Kompetensi
Terjemahan bebas kompetensi adalah “kemampuan
seorang individu dalam melakukan suatu tugas
pekerjaan tertentu dengan baik”.
Kompetensi bukanlah merupakan “gabungan” eksklusif
antara pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan sikap kerja (afektif) – namun seorang
yang kompeten pada bidang tertentu memerlukan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang
relevan dengan pekerjaan yang digelutinya (inklusifintegratif).
Alur Pembelajaran
Bayangkan jika seorang instruktur harus mengajarkan
siswa-siswanya agar pandai berenang atau pandai naik
sepeda. Pencapaian kompetensi akan sangat lambat dan
cenderung mustahil jika dilakukan secara bertahap
melalui proses yang bersifat teoritis dahulu baru praktek
(sekuensial). Proses baru akan berhasil apabila dilakukan
metoda pelatihan yang terintegrasi dimana secara
perlahan-lahan instruktur mengajak siswanya untuk
langsung masuk ke kolam renang atau mengendarai
sepeda untuk belajar melalui perpaduan antara
pengetahuan, pengalaman (experience), keterampilan
dan eksperimen. Contoh lain adalah jika ingin
menanamkan kompetensi kepemimpinan dalam diri
seorang peserta didik, maka yang bersangkutan harus
pernah mendapatkan kesempatan memimpin sekelompok
komunitas secara nyata.
Manajemen Mata Kuliah
Dalam konteks ketuntasan pencapaian kompetensi di
perguruan tinggi, dapat dilakukan berbagai metode
klusterisasi mata kuliah, dimana ada pencapaian
kompetensi per-mata kuliah atau per-kelompok mata
kuliah atau per-sub mata kuliah atau bahkan perpertemuan tatap muka.
Prinsip 6
HARUS ADA MEKANISME UJI KOMPETENSI
Uji Kompetensi
Bentuk Evaluasi
Setiap peserta uji harus melakukan suatu “performance”
atau memperlihatkan keterampilannya dalam melakukan
suatu pekerjaan tertentu di hadapan “asesor”.
Asesor yang dimaksud di sini seharusnya bukanlah dosen
atau instruktur yang mengajari atau melatih peserta didik
yang bersangkutan karena akan terjadi “conflict of
interest” melainkan harus dari pihak independen yang
menguasai atau tahu benar mengenai kompetensi yang
diujikan.
Pada akhirnya, asesor akan memberikan hasil
evaluasinya kepada dosen atau perguruan tinggi yang
bersangkutan untuk ditetapkan apakah yang
bersangkutan telah dinilai memiliki kompetensi yang
diujikan atau tidak.
Uji kompetensi adalah suatu proses evaluasi
pencapaian kompetensi oleh seorang individu dengan
melihat apakah yang bersangkutan telah mampu
mencapai indikator unjuk kinerja yang telah ditetapkan
per masing-masing elemen kompetensi yang diujikan.
Idealnya, uji kompetensi ini dilakukan dalam sebuah
lingkungan atau suasana uji yang mendekati situasi
sebenarnya dalam dunia industri – paling tidak
lingkungannya memiliki komponen-komponen dan
aspek yang sama dengan dunia nyata.
Manajemen Ujian
Agak sulit menjalankan uji kompetensi dimaksud secara
masif, karena setiap peserta didik harus diuji secara
individu oleh asesor. Oleh karena itulah perlu dilakukan
manajemen ujian yang efektif namun efisien bagi
seluruh pihak sehingga dapat tercapai terlaksananya
proses evaluasi yang diinginkan.
Prinsip 7
HARUS ADA PENGAKUAN KOMPETENSI
Sertifikat Kompetensi
Ijazah vs. Sertifikat
Karena ijazah pada hakekatnya merupakan tanda
kelulusan, maka sifatnya adalah berlaku seumur hidup.
Sementara untuk sertifikat bersifat sementara, karena
kompetensi seseorang dapat pudar atau tidak relevan lagi
akibat terjadinya perubahan atau dinamika kebutuhan
industri – sehingga dokumen ini memiliki usia berlaku
(misalnya 2, 3, atau 5 tahun). Untuk memperlihatkan
bahwa yang bersangkutan tetap kompeten, maka dapat
dilakukan proses re-sertifikasi, uji kompetensi, atau
mengikuti program-program pemeliharaan kompetensi
yang dirancang khusus oleh berbagai pihak yang
berkepentingan.
Peran Pemerintah dan Industri
Seperti yang tertulis dalam UU Sistem Pendidikan
Nasional, pengakuan telah tuntasnya seorang peserta
didik belajar dapat dinyatakan melalui penerbitan dua
jenis dokumen, yaitu: ijazah dan/atau sertifikat
kompetensi.
Jika seorang peserta didik telah berhasil lulus dari
suatu program studi tertentu maka akan memperoleh
ijazah sebagai tanda pencapaian “kompetensi lulusan”.
Sertifikat kompetensi diberikan oleh Lembaga
Sertifikasi Profesi apabila yang bersangkutan lulus “uji
kompetensi” (UU Ketenagakerjaan).
Standar Nasional Pendidikan disusun oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP) untuk menjamin
setiap satuan pendidikan memiliki kriteria minimum
pencapaian mutu dalam 8 (delapan) aspek, yaitu:
kompetensi lulusan, isi/konten, tenaga kependidikan,
proses, sarana prasarana, pengelolaan, dan penilaian.
Sementara standar kompetensi kerja dikembangkan
oleh industri yang bersangkutan dengan kementrian
terkait, dan uji sertifikasinya dilakukan oleh Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) melalui LSP-LSP
yang dibentuknya.
HARUS ADA SKEMA SERTIFIKASI
Prinsip 8
Skema Sertifikasi
GLOBALISATION$
AGENDA$
COMPETITION$
PHENOMENA$
INTERNATIONAL$
AGREEMENT$
Karena sifatnya yang dinamis, setiap perguruan tinggi
yang ingin menerapkan KBK harus memiliki skema
sertifikasi yang baku diterapkan di industri. Untuk
Indonesia dapat mengacu pada skema sertifikasi yang
telah dikembangkan oleh BNSP dimana perguruan tinggi
berkesempatan menjadi Lembaga Sertifikasi Profesi
Tingkat Satu (LSP-1) sejauh memenuhi sejumlah
persyaratan yang berlaku, yaitu memiliki 5S: Standar,
Skema, Sarana Prasarana, Sumber Daya, dan
Surveilans.
WORKFORCE$
MARKET$
External)Forces)
NATIONAL$INDUSTRY$
Internal)Forces)
NATIONAL$
REFORM$
EMPOWEREMENT$
STRATEGY$
POLICY$AND$
REGULATION$
Dinamika Kompetensi
ECONOMY,$SOCIAL,$
and$POLITICS$
LSP$
LSP$
LSP$
SKKNI$
endorse'
Tantangan dan Peluang
license'and'monitor'
accredit''
and'monitor'
TUK$
TUK$
TUK$
cer.fy'and'administer'
TUK$
PROFESSIONAL$
WORKERS$
support'and'prepare'
TRAINING$
CENTER$
LEARNING$
CENTER$
Dengan demikian paka lulusan perguruan tinggi tidak
saja dibekali dengan ijazah, namun juga sejumlah
sertifikat kompetensi sebagai bukti bahwa peserta didik
telah menempuh program pembelajaran dimaksud dan
telah kompeten di bidang yang digelutinya.
Disamping itu, alumni tersebut akan selalu kembali ke
kampus apabila perguruan tinggi yang bersangkutan
memiliki infrastruktur dan superstruktur untuk
pemeliharaan dan pengembangan kompetensi yang
bersifat dinamis tersebut, sehingga cita-cita “link and
match” antara perguruan tinggi dengan dunia industri
dapat tercapai.
Prinsip 9
HARUS ADA PANDUAN MANAJEMEN MUTU
Model Kemendiknas
Model Kemenaker
PEDOMAN BNSP 103 Rev 1-2010
BSNP
menetapkan
SK-KD
PEDOMAN BNSP 217-2009
1
Pedoman BNSP 301-Rev 1-2009
1 dari 22
Kemendiknas
menetapkan
Anatomi
Format
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
Draft Final
1 dari 8
1 / 16
Pedoman Penyusunan Materi Uji Kompetensi
BNSP
menetapkan
PANDUAN
5S
Kemenaker
menetapkan
Kompetensi
Kerja
1 / 22
IJASAH DAN SERTIFIKAT KOMPETENSI
SERTIFIKAT
KOMPETENSI
PROGRAM
PENDIDIKAN
AKADEMIK (S1)
GENERIC SKILL (TRANSFERABLE
SKILL)
IJASAH
KOMPETENSI
UTAMA
STANDAR
KOMPETENSI
ASOSIASI
PROFESI
A
KOMPETENSI
PENDUKUNG
STANDAR
KOMPETENSI
ASOSIASI
PROFESI
B
KOMPETENSI
LAINNYA
STANDAR
KOMPETENSI
ASOSIASI
PROFESI
C
USAHA SINKRONISASI
EKOSISTEM KKNI
Standar*Biaya
Standar*Penilaian
Standar*Pengelolaan
Resource!
Sharing!
Kemitraan!
Luar!Negeri!
S2T*(MAGISTER*TERAPAN)
Sp1*(SPESIALIS71)
PROFESI
S1*(SARJANA)
D4/S1T*(AHLI*UTAMA/SARJANA*TERAPAN)
D2*(AHLI*MUDA)
D1*(AHLI*PRATAMA)
SMU
SMK
!
SD&SMP
SD7SMP
*
!
!
PROGRAM*PENDIDIKAN
PROGRAM*PENDIDIKAN
BERBASIS*AKADEMIK
BERBASIS*PROFESI
KOMPETENSI*LULUSAN*(IJASAH*7*GELAR*AKADEMIK)
KURIKULUM*BERBASIS*KOMPETENSI
BADAN*AKREDITASI*NASIONAL
STAKEHOLDER
PENDIDIKAN
PROGRAM*PENDIDIKAN
BERBASIS*VOKASI
LEMBAGA*AKREDITASI*MANDIRI
AHLI
AHLI
TEKNISI/ANALIS
TEKNISI/ANALIS
OPERATOR
OPERATOR
PENGEMBANGAN*KARIR
PENGEMBANGAN*KARIR
BERBASIS*PELATIHAN*KERJA
LINK*AND*MATCH
Standar*Pendidik*dan*Tenaga*Kependidikan
S2*(MAGISTER)
9
8
7
6
5
4
3
2
1
BERBASIS*PENGALAMAN
KOMPETENSI*KERJA*(SERTIFIKAT*7*GELAR*PROFESI)
DUNIA*DAN*SITUASI*KERJA
AUDIT*INTERNAL
AUDIT*EKSTERNAL
ASOSIASI
ASOSIASI
ASOSIASI
ASOSIASI
ASOSIASI
BERBASIS
BERBASIS
BERBASIS
BERBASIS
BERBASIS
PENYELENGGARA
PENDIDIKAN
SATUAN
PENDIDIKAN
PROGRAM
STUDI
PROFESI
FORUM!PELAKU
PROSES!!PENDIDIKAN
LEMBAGA!RISET!DAN
PENGEMBANGAN!INDEPENDEN
ORGANISASI!MASYARAKAT
BIDANG!PENDIDIKAN
INDUSTRI
!
ASOSIASI
BERBASIS
OKUPASI
KEMENTRIAN*PENDIDIKAN*DAN*KEBUDAYAAN
KEMENTRIAN!AGAMA
KEMENTRIAN&KEMENTRIAN
LAINNYA
Taksonomi!Keahlian!
Khusus!
Standar*Proses
Standar*Sarana*Prasarana
Pengakuan!
Pembelajaran!
Lampau!
Standar*Isi
Sp2*(SPESIALIS72)
D3*(AHLI*MADYA)
Pendidikan!
Jarak!Jauh!
Standar*Kompetensi*Lulusan
*STANDAR*NASIONAL*PENDIDIKAN*************************************************************SNP
PENDIDIKAN*DAN*PENGAJARAN
S3T*(DOKTOR*TERAPAN)
KORPORASI*7*PERUSAHAAN*7*INDUSTRI
Taksonomi!Okupasi!
!
S3*(DOKTOR)
BNSP
STANDAR*KOMPETENSI*KERJA*NASIONAL*INDONESIA**********************SKKNI
!
PENELITIAN*DAN*PENGEMBANGAN
SATUAN*PENDIDIKAN
NON7FORMAL*dan*INFORMAL*(SEKTOR*KETENAGAKEJAAN)
Sistem*Sertifikasi*Nasional
Taksonomi!Profesi!
PENGABDIAN*MASYARAKAT
**KUALIFIKASI
FORMAL*(SEKTOR*KEPENDIDIKAN)
Sistem*Pendidikan*Nasional
BSNP
STAKEHOLDER
INDUSTRI
ASOSIASI
BERBASIS
KEAHLIAN!KHUSUS
KEMENTRIAN!INDUSTRI
KEMENTRIAN&KEMENTRIAN
LAINNYA
KEMENTRIAN*TENAGA*KERJA*DAN*TRANSMIGRASI
PROFESI
OKUPASI
KEAHLIAN*KHUSUS
Diskusi‐Tanya Jawab
WWW.EKOINDRAJIT.COM
PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT
[email protected]
TERIMA KASIH
www.BSNP-indonesia.org
www.BNSP.go.id
PEMBELAJARAN DAN PELATIHAN
MELALUI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
Prof. Richardus Eko Indrajit
Sekretaris Badan Standar Nasional Pendidikan
Anggota Badan Nasional Ser�fikasi Profesi
Anggota Dewan Pendidikan TInggi
[email protected]
h�p://www.EkoIndrajit.com
1
TANTANGAN GLOBALISASI
GLOBALISASI MENCIPTAKAN BERBAGAI KOMUNITAS PEMANGKU KEPENTINGAN YANG MENGARAH
PADA AKTIVITAS KOMUNIKASI, KOLABORASI, DAN KOMPETISI
POTENSI NUSANTARA
PERIKANAN
PERKEBUNAN
PERHUTANAN
PETERNAKAN
PERTANIAN
PARIWISATA
KERAJINAN
TEKSTIL
MANUFAKTUR
KREATIF
KEUANGAN
KESEHATAN
JASA‐JASA
pendidikan perdagangan transportasi pertambangan
kuliner kesenian jasaboga perhotelan flora fauna
dan ragam industri lainnya
INDONESIA MERUPAKAN NEGARA KEPULAUAN TERBESAR DI DUNIA YANG MEMILIKI KEKAYAAN
ALAM DAN HARTA TAK BENDA YANG TAK TERNILAI HARGANYA
STRATEGI NASIONAL
1
4
6
SUMATERA
2 JAWA
3 KALIMANTAN
SULAWESI
BALI‐Nusa
5
Tenggara
PAPUA‐
Kep.Maluku
MELALUI MP3EI DIPUTUSKAN PERLUNYA KEGIATAN EKONOMI INDONESIA DIFOKUSKAN PADA 22
DOMAIN INDUSTRI UTAMA PADA 6 KORIDOR
POSISI SDM
SUMBER DAYA
MANUSIA YANG
KOMPETEN DI
BIDANGNYA
SALAH SATU PILAR KUNCI KEBERHASILAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN (MP3EI) TERLETAK PADA
TERSEDIANYA SDM YANG KOMPETEN DAN BERKUALITAS
PERANAN SDM
&
&
&
"Pusat(Produksi(dan(
Pengolahan(Hasil(
Tambang(&(Lumbung(
Energi(Nasional"(
Koridor&Kalimantan&
&
&
&
&
&
&&
&
&
''Pusat(Produksi(dan(Pengolahan(Hasil(
Pertanian,(Perkebunan,(Perikanan,(
Migas(dan(Pertambangan(Nasional''(
Koridor&Sulawesi&&
Koridor&Papua&–&
Kep.&Maluku&
Koridor&Sumatera&
“Pusat(Pengembangan(
Pangan,(Perikanan,(Energi(
dan(Pertambangan(
Nasional”(
"Sentra(Produksi(
dan(Pengolahan(Hasil(
Bumi(dan(Lumbung(
Energi(Nasional"(
Koridor&Bali&3&Nusa&Tenggara&
Koridor&Jawa&
"Pendorong(Industri(
dan(Jasa(Nasional"(
''Pintu(Gerbang((
Pariwisata(dan(Pendukung(
Pangan(Nasional''(
MASING‐MASING INDUSTRI HARUS BERUSAHA MEMPERSIAPKAN SDM YANG KOMPETEN SESUAI
DENGAN KEBUTUHAN SEKTOR INDUSTRINYA
KEBUTUHAN SDM
KOMPETEN berar� “memiliki kualifikasi untuk melakukan proses pekerjaan tertentu”
PENGETAHUAN + KETERAMPILAN + SIKAP KERJA
KEBERADAAN SDM YANG KOMPETEN AKAN MAMPU MEMBERIKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF BAGI
BANGSA DI TENGAH LINGKUNGAN PERSAINGAN GLOBAL
CARA MENGASAH KOMPETENSI
Pela�han
Pendidikan
Belajar Mandiri
Pengalaman
TERDAPAT CUKUP BANYAK CARA BAGI SEORANG INDIVIDU DALAM MENGASAH DAN
MENINGKATKAN KOMPETENSI DIRINYA DARI MASA KE MASA
PENGAKUAN KEPEMILIKAN KOMPETENSI
SERTIFIKAT KELULUSAN
PENDIDIKAN FORMAL SEBAGAI
PENGAKUAN KETUNTASAN STUDI
BERDASARKAN STANDAR
KOMPETENSI LULUSAN PADA
BIDANG ILMU YANG DIPELAJARI
DAN DITEKUNINYA
IJASAH
SERTIFIKAT KOMPETENSI
KERJA NASIONAL DARI BNSP
SEBAGAI PENGAKUAN
KEPEMILIKAN KOMPETENSI
SESUAI STANDAR INDUSTRI DAN
DIAKUI SECARA NASIONAL
MAUPUN INTERNASIONAL
SERTIFIKAT KOMPETENSI
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DAN SISTEM SERTIFIKASI NASIONAL MEMBERIKAN JALAN UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS KOMPETENSI SDM NUSANTARA
MODEL INTEGRASI
SATUAN
PENDIDIKAN
formal – non formal ‐ informal
IJASAH
Pengembangan Kompetensi Terpadu
LEMBAGA
SERTIFIKASI
PROFESI
SERTIFIKAT KOMPETENSI
PERLU ADANYA INFRASTRUKTUR INSTITUSI YANG MEMUNGKINKAN DIPADUKANNYA MODEL
PENDIDIKAN BERTUJUAN KOMPETENSI SISWA DIDIK
LATIHAN MANDIRI
PENGALAMAN KERJA
OKUPASI‐PROFESI
FORMAL
NON‐FORMAL
INFORMAL
MULTI‐MODA MENCARI ILMU
BELAJAR BISA DILAKUKAN MELALUI BERBAGAI CARA DAN PENDEKATAN
LAHIRNYA KKNI
KKNI SEBAGAI JEMBATAN PENYETARA KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA
PERUBAHAN LUARAN
Penilian oleh
Masyarakat/
Stakeholders
Penilian oleh
Perguruan Tinggi
PAST
NOW
KEMAMPUAN MINIMAL
PENGUASAAN PENGETAHUAN,
KETRAMPILAN DAN SIKAP
SESUAI SASARAN KURIKULUM
PROGRAM STUDINYA
KOMPETENSI SESEORANG UNTUK DAPAT
MELAKUKAN TINDAKAN CERDAS, PENUH
TANGGUNG JAWAB SEBAGAI SYARAT UNTUK
DIANGGAP MAMPU OLEH MASYARAKAT
DALAM MELAKSANAKAN TUGAS‐TUGAS DI
BIDANG PEKERJAAN TERTENTU
ABOUT COMPETENCY
Defini�on #1
A skill performed to a
specific standard under
specific condi�ons
Defini�on #2
Competencies
combine appropriate
suppor�ng knowledge
and professional
a�tude, and they are
performed reliably in
natural se�ngs
without assistance
COMPETENCE‐BASED MOVEMENT
Mendekatkan dunia
pendidikan �nggi
dengan dunia nyata
(dunia kerja) yang
akan dihadapi
mahasiswa setelah
lulus
Fokus pada outcome
(outcome‐based
educa�on)
Outcomes
pendidikan
dinyatakan dalam
‘observable
competencies’
Pendekatan pada
‘competence
development’
COMPETENCE FEATURES
Focuses on outcome
performance
of
Integrates a broad range
ills
related knowledge and sk
objec�ves
to a
Contextualized – related
prac�cal task in the field
Drawn from m
ul�ple domain
s,
including affec
�ve and moral
dimensions
Include profes
sional behavio
urs
relevant to the
task
Indicates a lev
el of expected
ability
COMPETENCE‐BASED EDUCATION
1. Problem, task, se�ng
2. Iden�fy essen�al competencies for
prac�ce
3. Determine competency components:
objec�ves and performance levels
4. Iden�fy learning ac�vi�es and strategies
5. Develop assessment tools and standards
for competency (Criterion‐Reference)
SEKILAS KBK
KBK dan Otonomi Kampus
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/
2000 dan Nomor 045/U/2002 mengamanatkan
penyusunan kurikulum pendidikan �nggi yang berbasis
kompetensi untuk se�ap program studi oleh kalangan
perguruan �nggi yang bersangkutan
Definisi Kompetensi
Dalam Kepmendidnas No.045/U/2002 kompetensi
diar�kan sebagai “seperangkat �ndakan cerdas, penuh
tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat
untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas‐tugas di bidang pekerjaan
tertentu”
Alasan Perubahan
Kepmendiknas tsb di atas bertolak dari adanya kri�k
masyarakat luas bahwa pendidikan kita umumnya baru
mengajarkan pengetahuan (teori), belum mengajarkan
kemampuan dan mengembangkan kompetensi dalam
ar� sebenarnya
TUJUAN PENDIDIKAN
Pendidikan memang dimaksudkan untuk
menumbuhkembangkan kompetensi
sasaran didik untuk mampu berkarya di
bidang yang relevan.
Orang hidup perlu berkarya, dan untuk
berkarya harus memiliki sesuatu
kompetensi
Pendidikan harus menghasilkan kemampuan
ber�ndak yang benar & cerdas; �ndakan yang
produk�f, yang efek�f, yang mampu
memecahkan masalah nyata dalam kehidupan
Menguasai pengetahuan �dak sama dengan
memiliki kompetensi. Kompetensi berkaitan
dengan ke‐mampuan ber�ndak yang cerdas
MENGENAI KOMPETENSI
Kompetensi dapat pula diar�kan
sebagai ciri‐ciri pengetahuan,
keterampilan dan kepribadian yang
diperlukan untuk mencapai
performansi (kinerja) yang �nggi
Dalam ilmu pendidikan dikenal adanya
3 (�ga) kawasan tujuan pendidikan
yang perlu dicapai melalui kegiatan
belajar/ pendidikan, yaitu: cogni�ve,
psycho‐motoric dan affec�ve
Pendidikan yang baik adalah yang
mencakup ke�ga kawasan tujuan itu,
yang menjamin dikuasainya
kemampuan ber�ndak cerdas, dan
bukan sekedar mengetahui (cogni�ve)
TUGAS PERGURUAN TINGGI
Pendidikan �dak sekedar
mengajarkan dan mempelajari
pengetahuan, tetapi juga
keterampilan dan aspek‐aspek
kepribadian lain
Pendidikan �dak untuk sekedar
menjadi tahu, tetapi untuk menjadi
mampu ber�ndak cerdas
Agar bisa mendapat tempat yang
terhormat di masyarakat, PT harus
berusaha keras agar mampu
membekali mahasiswanya dengan
kompetensi‐kompetensi yang
relevan untuk se�ap program studi
yang diselenggarakan
KOMPETENSI INTI
Menurut SK Mendiknas 045/U/2002,
kompetensi in� ditentukan secara
nasional oleh organisasi profesi,
perguruan �nggi dan masyarakat
pengguna
Analisis kebutuhan lulusan di tempat
kerja:
B
B
B
B
B
B
Catatan pribadi
Observasi
Analisis pekerjaan
Cri�cal Incident Technique
Expert Judgement
Standard
‐ Masalah yang dihadapi bangsa
Indonesia
‐ Kondisi makro sosial, poli�k dan
ekonomi
DESAIN KURIKULUM
Kurikulum pendidikan �nggi harus relevan
dengan kehidupan nyata yang penuh
dengan masalah, kendala, dan tantangan
Pendidikan harus membekali mahasiswa
untuk mampu mengatasi semua itu
Model kurikulum ini harus dirancang
sendiri oleh kalangan perguruan �nggi,
dan pelaksanaan kurikulumnya diadopsi
oleh dosen‐dosen yang bersangkutan
Selama ini barangkali yang banyak
dibekalkan adalah pengetahuan (ilmu,
teori, teknologi, filosofi, dsb) dan kurang
aspek yang lain
Dan karena itu belum mampu
menumbuhkan kemampuan mahasiswa
dalam ber�ndak atau kompetensi
tertentu
UNESCO PILLARS
Learning to
KNOW
Belajar untuk
megnetahui
Learning to
DO
Belajar untuk
dapat
melakukan
Learning to
BE
Belajar untuk
memerankan
Learning to
LIVE TOGETHER
Belajar hidup
bersama,
berinteraksi,
dan bekerja
sama
SEKILAS KURIKULUM
#
Merupakan ”Rambu‐rambu
untuk menjamin mutu dan
kemampuan sesuai dengan
program studi yang
ditempuh“
Seperangkat rencana dan
pengaturan berdasarkan
standar pendidikan tentang
kemampuan dan sikap serta
pengalaman belajar, dan
penilaian yang berbasis
pada potensi dan kondisi
peserta didik
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
#
“Adalah kurikulum
yang disusun
berdasarkan atas
elemen‐elemen
kompetensi yang
harus dicapai oleh
mahasiswa sebagai
peserta didik...”
i
CIRI‐CIRI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
B
B
B
#
Menyatakan kompetensi
secara jelas dari proses
pembelajaran;
Proses pembelajaran
memberi bekal kepada
tercapainya kompetensi dan
berfokus pada mahasiswa;
Lebih mengutamakan
kesatuan penguasaan ranah
kogni�f, psikomotorik dan
afek�f;
Proses penilaian hasil belajar
lebih ditekankan pada
kemampuan untuk
mendemonstrasikan kogni�f,
psikomotorik dan afek�f
B
CATATAN mengenai KURIKULUM INTI
KURIKULUM PROGRAM STUDI
Kepmendiknas No.045/U/2002 Pasal 4 menyebutkan
bahwa kurikulum in� suatu program studi berisikan
keterangan/ penjelasan mengenai:
1. Nama program studi;
2. Ciri khas kompetensi utama sebagai pembeda
antara program studi satu dengan lainnya;
3. Fasilitas utama yang diperlukan untuk
penyelenggaraan program studi;
4. Persyaratan akademis dosen;
5. Substansi kajian kompetensi utama yang
dikelompokkan menurut elemen kompetensi;
6. Proses belajar mengajar dan bahan kajian untuk
mencapai elemen‐elemen kompetensi;
7. Sistem evaluasi berdasarkan kompetensi;
8. Kelompok masyarakat pemrakarsa kurikulum in�.
KURIKULUM PELENGKAP
KURIKULUM INTI
1.
2.
3.
4.
5.
merupakan penciri dari kemampuan
utama, yang bersifat:
Dasar untuk mencapai kompetensi
lulusan;
Acuan baku minimal mutu
penyelenggaraan Prodi;
Berlaku secara nasional dan
internasional;
Lentur dan akomoda�f terhadap
perubahan;
Kesepakatan bersama antar PT,
masyarakat profesi dan pengguna
lulusan.
adalah penciri dari kompetensi
pendukung dan kompetensi lainnya,
disusun oleh perguruan �nggi
penyelenggara prodi
30
20
40 50
60
80
10
0
90
100
ELEMEN KOMPETENSI
Landasan Kepribadian
1
2
3
4
5
sifat‐sifat umum yang telah berhasil dikembangkan pada diri
seseorang, seper� teli�, rapi, rajin, disiplin, cermat, sikap mental,
minat, dsb.
Penguasaan Ilmu dan Keterampilan
jenis/substansi pengetahuan dan keterampilan yg
diperlukan
Kemauan Berkarya
kemampuan yang dikuasai dengan sangat �nggi, dapat
diandalkan, profesional
Sikap dan Perilaku dalam Berkarya
Sifat perilaku yang mendukung dalam berkarya, seper� produk�f,
efisien, efek�f, jujur, dsb.
Pemahaman Kaidah Kehidupan Bermasyarakat
kemampuan kerja‐sama dan pendekatan pada orang lain; dapat
menerima keragaman dalam kehidupan bermasyarakat
KELOMPOK MATA KULIAH
MPK
Mata Kuliah
Pengembang
Kepribadian
Kelompok bahan
kajian dan
pelajaran untuk
mengembangkan
manusia Indonesia
yang beriman dan
bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha
Esa dan berbudi
peker� luhur,
berkepribadian
mantap, dan
mandiri serta
mempunyai rasa
tanggung jawab
kemasyarakatan
dan kebangsaan
MKK
Mata Kuliah
Keilmuan dan
Keterampilan
Kelompok bahan
kajian dan
pelajaran yang
ditujukan terutama
untuk memberikan
landasan
penguasaan ilmu
dan keterampilan
tertentu
MKB
MPB
Mata Kuliah
Keahlian
Berkarya
Mata Kuliah
Perilaku
Berkarya
Kelompok bahan
kajian dan
pelajaran yang
bertujuan
menghasilkan
tenaga ahli dengan
kekaryaan
berdasarkan dasar
ilmu dan
keterampilan yang
dikuasai
Kelompokbahan
kajian dan
pelajaran yang
bertujuan
membentuk sikap
dan perilaku yang
diperlukan
seseorangdalam
berkarya menurut
�ngkat keahlian
berdasarkan dasar
ilmu dan
keterampilan yang
dikuasai
MBB
Mata Kuliah
Berkehidupan
Bermasyarakat
Kelompok bahan
kajian dan
pelajaran yang
diperlukan
seseorang untuk
dapat memahami
kaidah
berkehidupan
bermasyarakat
sesuai dengan
pilihan keahlian
dalam berkarya
JENIS KOMPEENSI
KOMPETENSI
UTAMA
KOMPETENSI
PENDUKUNG
KOMPETENSI
KHUSUS
LAINNYA
METODOLOGI PENYUSUNAN KURIKULUM
Langkah‐Langkah Dasar Penyusunan Kurikulum
PENERAPAN PENGAJARAN BERBASIS KOMPETENSI
mengajarkan mata kuliah tersebut melalui proses pengajaran
yang mendukung proses pengembangan kompetensi mahasiswa
PENENTUAN MATA KULIAH
mengelompokkan hasil analisa berdasar sifat yang saling berkaitan, dan se�ap
kelompok kemudian diberi nama sebagai mata ajaran atau mata kuliah
PENGELOMPOKKAN KOMPETENSI
menganalisa masing‐masing peranan: ar�nya agar seseorang dapat memerankan peranan
itu dengan baik dia harus memiliki kompetensi atau menguasai kemampuan apa saja
IDENTIFIKASI PERAN‐PERAN OKUPASI
mengiden�fikasi peran‐peran apa yang harus dilakukan oleh seorang
sarjana yang bekerja pada jabatan di situ
IDENTIFIKASI LAPANGAN KERJA
mengiden�fikasi lapangan kerja atau jenis‐jenis pekerjaan dan jabatan yang memiliki relevansi yang
logis dengan masing‐masing program studi
KOMPETENSI DAN KURIKULUM
Tujuan Kurikuler
Profil Lulusan
Market Signal
KOMPETENSI
Isi / Bahan Kajian
Metoda Pembelajaran
Evaluasi Hasil Belajar
RE‐DESAIN KURIKULUM
Analisis SWOT
Kemampuan Institusi
Tracer Study
Need Assessment
Profil Lulusan
Kurikulum
Konvensional
Matakuliah Konvensional
Kompetensi Lulusan
Bahan Ajar Kompetensi
Bahan Ajar Konvensional
Distribusi kedlm MK
Distribusi kedlm SMT
Distribusi kedlm SKS
Metoda Pembelajaran
Evaluasi Hasil Belajar
Curriculum
Mapping
FORMAT KURIKULUM
1. KATA PENGANTAR
2. DAFTAR ISI
A. VISI PROGRAM STUDI
B. MISI PROGRAM STUDI
C. TUJUAN PROGRAM STUDI
D. PROFIL LULUSAN
E. KOMPETENSI LULUSAN
F. STRUKTUR KURIKULUM
1. Pemetaan matakuliah sesuai KEPMEN 232/U/2000 dan
KEPMEN 045/U/2002
2. Pemetaan strategi pembelajaran matakuliah
3. Pemetaan semester penyajian matakuliah
G. DOKUMEN GBRP dan KONTRAK PEMBELAJARAN
RENCANA PEMBELAJARAN
FORMAT GBRP
FORMAT SAP
INDONESIA QF (KKNI)
SISTEM INDUSTRI
FUNGSI BISNIS
PETA KOMPETENSI
PEMETAAN KKNI
PENETAPAN KUALIFIKASI
Ins�tut Perbanas
WWW.EKOINDRAJIT.COM
PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT
[email protected]
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
sebuah paradigma baru dalam merencanakan dan mengimplementasikannya
KBK atau Kurikulum Berbasis
Kompetensi yang diperkenalkan
pada tahun 2004 merupakan
pengganti paradigma pendidikan
dalam hal pengembangan kurikulum
yang berbasis isi atau konten. Salah
satu sasaran perubahan ini adalah
untuk menjembatani agar lulusan
pendidikan tinggi dapat langsung
diserap pasar kerja (industri) karena
telah dianggap kompeten untuk
bekerja.
Namun kenyataannya tidaklah
demikian. Masih tingginya angka
pengangguran lulusan perguruan
tinggi mengisyaratkan ada yang
salah dalam hal pemahaman dan
penerapannya.
Presentasi ini dikembangkan
secara khusus untuk mencoba
melihat paradigma pendidikan
bertujuan kompetensi ini dari
sisi yang berbeda, yaitu dari
kacamata kebutuhan atau
“demand” dari dunia kerja –
sebagai pelengkap sekaligus
pembanding dari berbagai
pemahaman dan penjabaran
mengenai kompetensi yang
selama ini secara intensif
disosialisasikan dan juga
dikembangkan dari perspektif
penyedia atau “supply”.
Selamat menikmati …..
Update
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
Manajemen Perbankan
SKKNI
Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia disusun
oleh industri dan kementrian
teknis melalui serangkaian
proses pendefinisian
kebutuhan hingga
penyelenggaraan konvensi
yang dihadiri oleh seluruh
asosiasi pemangku
kepentingan dan pihak-pihak
terkait dan dijadikan sebagai
acuan oleh Lembaga
Sertifikasi Profesi.
Pada dasarnya, terdapat
banyak sekali standar
kompetensi kerja yang telah
dikembangkan oleh industri,
baik dalam lingkungan
nasional, regional, maupun
internasional yang dapat
diadopsi oleh siapapun yang
membutuhkannya.
Intinya adalah bahwa
kompetensi harus dapat
didefinisikan secara jelas
agar dapat disusun strategi
pencapaiannya sesuai
dengan keinginan.
Teknologi Informasi
Perbanas melalui Lembaga Sertifikasi Profesi
Perbankan (LSPP) bertugas untuk menyusun SKKNI
dari seluruh profesi yang dikenal oleh dunia perbankan
dan keuangan nasional.
Contohnya adalah standar kompetensi yang dibutuhkan
untuk menjadi seorang IT Auditor (dikeluarkan oleh
ISACA dan ITGI), atau IT Project Manager
(diperkenalkan oleh PMI dan GWU), atau IT Architect
(dikembangkan oleh IASA dan TOGAF), atau Software
Engineer (dibuat oleh SEI dan CMU), dan lain
sebagainya.
Prinsip 1
HARUS ADA STANDAR YANG DIACU
Manajemen Perbankan
SKKNI
Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia disusun
oleh industri dan kementrian
teknis melalui serangkaian
proses pendefinisian
kebutuhan hingga
penyelenggaraan konvensi
yang dihadiri oleh seluruh
asosiasi pemangku
kepentingan dan pihak-pihak
terkait dan dijadikan sebagai
acuan oleh Lembaga
Sertifikasi Profesi.
Pada dasarnya, terdapat
banyak sekali standar
kompetensi kerja yang telah
dikembangkan oleh industri,
baik dalam lingkungan
nasional, regional, maupun
internasional yang dapat
diadopsi oleh siapapun yang
membutuhkannya.
Intinya adalah bahwa
kompetensi harus dapat
didefinisikan secara jelas
agar dapat disusun strategi
pencapaiannya sesuai
dengan keinginan.
Teknologi Informasi
Perbanas melalui Lembaga Sertifikasi Profesi
Perbankan (LSPP) bertugas untuk menyusun SKKNI
dari seluruh profesi yang dikenal oleh dunia perbankan
dan keuangan nasional.
Contohnya adalah standar kompetensi yang dibutuhkan
untuk menjadi seorang IT Auditor (dikeluarkan oleh
ISACA dan ITGI), atau IT Project Manager
(diperkenalkan oleh PMI dan GWU), atau IT Architect
(dikembangkan oleh IASA dan TOGAF), atau Software
Engineer (dibuat oleh SEI dan CMU), dan lain
sebagainya.
Prinsip 2
HARUS MEMAHAMI ANATOMI KOMPETENSI
Kompetensi Kerja
Elemen Kompetensi
Bagian terkecil atau atom dari kompetensi disebut atau
diistilahkan sebagai “elemen kompetensi”, yaitu sebuah
pernyataan kapabilitas yang menggunakan kata kerja
performatif agar dapat dengan mudah diukur tingkat
pencapaiannya.
Kluster dan Okupasi
Kluster merupakan pengelompokkan kompetensi yang
diperlukan untuk melakukan fungsi tertentu (jabatan
fungsional) sementara okupasi merupakan
pengelompokkan kompetensi yang melekat pada sebuah
jabatan/profesi struktural tertentu (jabatan struktural).
Indikator Unjuk Kerja
Dalam Taksonomi Bloom telah diperkenalkan daftar
kata kerja performatif yang dapat dipergunakan untuk
mendefinisikan elemen kompetensi yang ingin dicapai
dan dapat dipergunakan oleh siapa saja yang
membutuhkannya.
Adalah suatu ukuran yang dipergunakan untuk
memastikan ketercapaian kompetensi seorang individu.
Indikator ini harus didefinisikan sedemikian rupa
sehingga selain mudah dilakukan pengukurannya, juga
menggambarkan tingkat kehandalan pencapaian
kompetensi seseorang (akurasi dan presisi). Jika
kurang akurasi maka dibutuhkan latihan; sementara jika
kurang presisi dibutuhkan ‘jam terbang’ yang lebih.
Prinsip 3
HARUS MEMIMIKKAN DUNIA KERJA
Lingkungan Kerja
Suasana Kelas
Interaksi antara peserta didik dengan dosennya harus
sedapat mungkin membawa suasana pada terciptanya
sebuah lingkungan yang menyamai dunia kerja dimana di
dalamnya terdapat interaksi intensif, diskursus
berkualitas, komunikasi kontekstual, dan lain sebagainya.
Tenaga Pendidik
Dosen atau tenaga pendidik harus mengetahui apa yang
ada di pikiran seorang direktur, manajer, supervisor, atau
praktisi industri dalam menjalankan sebuah kegiatan atau
aktivitas pekerjaan di industri yang berkaitan sehingga
dapat menjalankan berbagai skenario “role play”.
Model Pembelajaran
Ruang dan suasana kelas maupun laboratorium harus
dikembangkan sedemikian rupa sehingga
merepresentasikan lingkungan kerja, sehingga peserta
didik dapat memperoleh gambaran apa yang terjadi di
dunia nyata. Hal paling mudah dilaksanakan adalah
dengan merubahan tatanan kelas, dari yang bersifat
teatrikal konvensional menjadi berbagai bentuk seperti
yang kerap ditemui di kantor-kantor komersial seperti
lingkaran, U-shape, berhadap-hadapan, dan lain-lain.
Dalam konteks ini, metode mengajar belajar
konvensional biasanya sudah ditinggalkan – diganti
dengan menitikberatkan pada kesempatan siswa untuk
mempelajari studi kasus, membangun kerjasama tim,
mengikuti kompetisi/simulasi bisnis, memaparkan ideide inovatif, mengembangkan ilmu secara mandiri,
melaksanakan pembelajaran jarak jauh (e-learning),
dan lain sebagainya.
Prinsip 4
HARUS MELATIH SISWA HINGGA KOMPETEN
Latihan… Latihan…
Prinsip
Setiap individu memiliki kemampuan belajar, memahami,
mencerna, menyerap, dan mempraktekkan yang
berbeda-beda – sehingga merupakan tantangan bagi
dosen untuk membuat masing-masing dari mereka
menjadi kompeten dengan tingkat kecepatan yang
berbeda-beda.
Spektrum Nilai
Dalam konteks kompetensi tidak dikenal sistem “spektrum
nilai” – karena seseorang hanya akan dikategorikan
menjadi dua macam, yaitu individu yang KOMPETEN
atau yang belum/TIDAK KOMPETEN, sehingga harus
diubah metoda penilaian atau evaluasinya.
Untuk menjadikan seseorang menjadi individu yang
komepten, yang bersangkutan harus secara aktif
melakukan latihan berkali-kali sampai memenuhi
indikator unjuk kerja yang ditetapkan – tanpa mengenal
usia, waktu, dan biaya.
Di sinilah terdapat paradigma “mahasiswa tidak bisa
menunggu” apa yang akan disampaikan dosen,
melainkan yang bersangkutan harus secara aktif
melakukannya agar bisa mencapai tahapan yang
dikatakan sebagai “kompeten” dengan berbagai cara.
Teknik Pembelajaran
Di sinilah seorang dosen benar-benar dituntut untuk
menjadi seorang fasilitator sekaligus pelatih (coach)
yang baik, karena harus membuat suatu suasana
mengajar-belajar yang mengarah pada tercapainya
kompetensi siswa. Dalam hal ini, seorang dosen dapat
menghadirkan pihak-pihak lain yang dapat membantu
tercapainya kompetensi siswa sesuai dengan bidang
yang ditekuni.
Prinsip 5
HARUS MENGGUNAKAN PENDEKATAN TERPADU
Makna Kompetensi
Terjemahan bebas kompetensi adalah “kemampuan
seorang individu dalam melakukan suatu tugas
pekerjaan tertentu dengan baik”.
Kompetensi bukanlah merupakan “gabungan” eksklusif
antara pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan sikap kerja (afektif) – namun seorang
yang kompeten pada bidang tertentu memerlukan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang
relevan dengan pekerjaan yang digelutinya (inklusifintegratif).
Alur Pembelajaran
Bayangkan jika seorang instruktur harus mengajarkan
siswa-siswanya agar pandai berenang atau pandai naik
sepeda. Pencapaian kompetensi akan sangat lambat dan
cenderung mustahil jika dilakukan secara bertahap
melalui proses yang bersifat teoritis dahulu baru praktek
(sekuensial). Proses baru akan berhasil apabila dilakukan
metoda pelatihan yang terintegrasi dimana secara
perlahan-lahan instruktur mengajak siswanya untuk
langsung masuk ke kolam renang atau mengendarai
sepeda untuk belajar melalui perpaduan antara
pengetahuan, pengalaman (experience), keterampilan
dan eksperimen. Contoh lain adalah jika ingin
menanamkan kompetensi kepemimpinan dalam diri
seorang peserta didik, maka yang bersangkutan harus
pernah mendapatkan kesempatan memimpin sekelompok
komunitas secara nyata.
Manajemen Mata Kuliah
Dalam konteks ketuntasan pencapaian kompetensi di
perguruan tinggi, dapat dilakukan berbagai metode
klusterisasi mata kuliah, dimana ada pencapaian
kompetensi per-mata kuliah atau per-kelompok mata
kuliah atau per-sub mata kuliah atau bahkan perpertemuan tatap muka.
Prinsip 6
HARUS ADA MEKANISME UJI KOMPETENSI
Uji Kompetensi
Bentuk Evaluasi
Setiap peserta uji harus melakukan suatu “performance”
atau memperlihatkan keterampilannya dalam melakukan
suatu pekerjaan tertentu di hadapan “asesor”.
Asesor yang dimaksud di sini seharusnya bukanlah dosen
atau instruktur yang mengajari atau melatih peserta didik
yang bersangkutan karena akan terjadi “conflict of
interest” melainkan harus dari pihak independen yang
menguasai atau tahu benar mengenai kompetensi yang
diujikan.
Pada akhirnya, asesor akan memberikan hasil
evaluasinya kepada dosen atau perguruan tinggi yang
bersangkutan untuk ditetapkan apakah yang
bersangkutan telah dinilai memiliki kompetensi yang
diujikan atau tidak.
Uji kompetensi adalah suatu proses evaluasi
pencapaian kompetensi oleh seorang individu dengan
melihat apakah yang bersangkutan telah mampu
mencapai indikator unjuk kinerja yang telah ditetapkan
per masing-masing elemen kompetensi yang diujikan.
Idealnya, uji kompetensi ini dilakukan dalam sebuah
lingkungan atau suasana uji yang mendekati situasi
sebenarnya dalam dunia industri – paling tidak
lingkungannya memiliki komponen-komponen dan
aspek yang sama dengan dunia nyata.
Manajemen Ujian
Agak sulit menjalankan uji kompetensi dimaksud secara
masif, karena setiap peserta didik harus diuji secara
individu oleh asesor. Oleh karena itulah perlu dilakukan
manajemen ujian yang efektif namun efisien bagi
seluruh pihak sehingga dapat tercapai terlaksananya
proses evaluasi yang diinginkan.
Prinsip 7
HARUS ADA PENGAKUAN KOMPETENSI
Sertifikat Kompetensi
Ijazah vs. Sertifikat
Karena ijazah pada hakekatnya merupakan tanda
kelulusan, maka sifatnya adalah berlaku seumur hidup.
Sementara untuk sertifikat bersifat sementara, karena
kompetensi seseorang dapat pudar atau tidak relevan lagi
akibat terjadinya perubahan atau dinamika kebutuhan
industri – sehingga dokumen ini memiliki usia berlaku
(misalnya 2, 3, atau 5 tahun). Untuk memperlihatkan
bahwa yang bersangkutan tetap kompeten, maka dapat
dilakukan proses re-sertifikasi, uji kompetensi, atau
mengikuti program-program pemeliharaan kompetensi
yang dirancang khusus oleh berbagai pihak yang
berkepentingan.
Peran Pemerintah dan Industri
Seperti yang tertulis dalam UU Sistem Pendidikan
Nasional, pengakuan telah tuntasnya seorang peserta
didik belajar dapat dinyatakan melalui penerbitan dua
jenis dokumen, yaitu: ijazah dan/atau sertifikat
kompetensi.
Jika seorang peserta didik telah berhasil lulus dari
suatu program studi tertentu maka akan memperoleh
ijazah sebagai tanda pencapaian “kompetensi lulusan”.
Sertifikat kompetensi diberikan oleh Lembaga
Sertifikasi Profesi apabila yang bersangkutan lulus “uji
kompetensi” (UU Ketenagakerjaan).
Standar Nasional Pendidikan disusun oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP) untuk menjamin
setiap satuan pendidikan memiliki kriteria minimum
pencapaian mutu dalam 8 (delapan) aspek, yaitu:
kompetensi lulusan, isi/konten, tenaga kependidikan,
proses, sarana prasarana, pengelolaan, dan penilaian.
Sementara standar kompetensi kerja dikembangkan
oleh industri yang bersangkutan dengan kementrian
terkait, dan uji sertifikasinya dilakukan oleh Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) melalui LSP-LSP
yang dibentuknya.
HARUS ADA SKEMA SERTIFIKASI
Prinsip 8
Skema Sertifikasi
GLOBALISATION$
AGENDA$
COMPETITION$
PHENOMENA$
INTERNATIONAL$
AGREEMENT$
Karena sifatnya yang dinamis, setiap perguruan tinggi
yang ingin menerapkan KBK harus memiliki skema
sertifikasi yang baku diterapkan di industri. Untuk
Indonesia dapat mengacu pada skema sertifikasi yang
telah dikembangkan oleh BNSP dimana perguruan tinggi
berkesempatan menjadi Lembaga Sertifikasi Profesi
Tingkat Satu (LSP-1) sejauh memenuhi sejumlah
persyaratan yang berlaku, yaitu memiliki 5S: Standar,
Skema, Sarana Prasarana, Sumber Daya, dan
Surveilans.
WORKFORCE$
MARKET$
External)Forces)
NATIONAL$INDUSTRY$
Internal)Forces)
NATIONAL$
REFORM$
EMPOWEREMENT$
STRATEGY$
POLICY$AND$
REGULATION$
Dinamika Kompetensi
ECONOMY,$SOCIAL,$
and$POLITICS$
LSP$
LSP$
LSP$
SKKNI$
endorse'
Tantangan dan Peluang
license'and'monitor'
accredit''
and'monitor'
TUK$
TUK$
TUK$
cer.fy'and'administer'
TUK$
PROFESSIONAL$
WORKERS$
support'and'prepare'
TRAINING$
CENTER$
LEARNING$
CENTER$
Dengan demikian paka lulusan perguruan tinggi tidak
saja dibekali dengan ijazah, namun juga sejumlah
sertifikat kompetensi sebagai bukti bahwa peserta didik
telah menempuh program pembelajaran dimaksud dan
telah kompeten di bidang yang digelutinya.
Disamping itu, alumni tersebut akan selalu kembali ke
kampus apabila perguruan tinggi yang bersangkutan
memiliki infrastruktur dan superstruktur untuk
pemeliharaan dan pengembangan kompetensi yang
bersifat dinamis tersebut, sehingga cita-cita “link and
match” antara perguruan tinggi dengan dunia industri
dapat tercapai.
Prinsip 9
HARUS ADA PANDUAN MANAJEMEN MUTU
Model Kemendiknas
Model Kemenaker
PEDOMAN BNSP 103 Rev 1-2010
BSNP
menetapkan
SK-KD
PEDOMAN BNSP 217-2009
1
Pedoman BNSP 301-Rev 1-2009
1 dari 22
Kemendiknas
menetapkan
Anatomi
Format
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP
Draft Final
1 dari 8
1 / 16
Pedoman Penyusunan Materi Uji Kompetensi
BNSP
menetapkan
PANDUAN
5S
Kemenaker
menetapkan
Kompetensi
Kerja
1 / 22
IJASAH DAN SERTIFIKAT KOMPETENSI
SERTIFIKAT
KOMPETENSI
PROGRAM
PENDIDIKAN
AKADEMIK (S1)
GENERIC SKILL (TRANSFERABLE
SKILL)
IJASAH
KOMPETENSI
UTAMA
STANDAR
KOMPETENSI
ASOSIASI
PROFESI
A
KOMPETENSI
PENDUKUNG
STANDAR
KOMPETENSI
ASOSIASI
PROFESI
B
KOMPETENSI
LAINNYA
STANDAR
KOMPETENSI
ASOSIASI
PROFESI
C
USAHA SINKRONISASI
EKOSISTEM KKNI
Standar*Biaya
Standar*Penilaian
Standar*Pengelolaan
Resource!
Sharing!
Kemitraan!
Luar!Negeri!
S2T*(MAGISTER*TERAPAN)
Sp1*(SPESIALIS71)
PROFESI
S1*(SARJANA)
D4/S1T*(AHLI*UTAMA/SARJANA*TERAPAN)
D2*(AHLI*MUDA)
D1*(AHLI*PRATAMA)
SMU
SMK
!
SD&SMP
SD7SMP
*
!
!
PROGRAM*PENDIDIKAN
PROGRAM*PENDIDIKAN
BERBASIS*AKADEMIK
BERBASIS*PROFESI
KOMPETENSI*LULUSAN*(IJASAH*7*GELAR*AKADEMIK)
KURIKULUM*BERBASIS*KOMPETENSI
BADAN*AKREDITASI*NASIONAL
STAKEHOLDER
PENDIDIKAN
PROGRAM*PENDIDIKAN
BERBASIS*VOKASI
LEMBAGA*AKREDITASI*MANDIRI
AHLI
AHLI
TEKNISI/ANALIS
TEKNISI/ANALIS
OPERATOR
OPERATOR
PENGEMBANGAN*KARIR
PENGEMBANGAN*KARIR
BERBASIS*PELATIHAN*KERJA
LINK*AND*MATCH
Standar*Pendidik*dan*Tenaga*Kependidikan
S2*(MAGISTER)
9
8
7
6
5
4
3
2
1
BERBASIS*PENGALAMAN
KOMPETENSI*KERJA*(SERTIFIKAT*7*GELAR*PROFESI)
DUNIA*DAN*SITUASI*KERJA
AUDIT*INTERNAL
AUDIT*EKSTERNAL
ASOSIASI
ASOSIASI
ASOSIASI
ASOSIASI
ASOSIASI
BERBASIS
BERBASIS
BERBASIS
BERBASIS
BERBASIS
PENYELENGGARA
PENDIDIKAN
SATUAN
PENDIDIKAN
PROGRAM
STUDI
PROFESI
FORUM!PELAKU
PROSES!!PENDIDIKAN
LEMBAGA!RISET!DAN
PENGEMBANGAN!INDEPENDEN
ORGANISASI!MASYARAKAT
BIDANG!PENDIDIKAN
INDUSTRI
!
ASOSIASI
BERBASIS
OKUPASI
KEMENTRIAN*PENDIDIKAN*DAN*KEBUDAYAAN
KEMENTRIAN!AGAMA
KEMENTRIAN&KEMENTRIAN
LAINNYA
Taksonomi!Keahlian!
Khusus!
Standar*Proses
Standar*Sarana*Prasarana
Pengakuan!
Pembelajaran!
Lampau!
Standar*Isi
Sp2*(SPESIALIS72)
D3*(AHLI*MADYA)
Pendidikan!
Jarak!Jauh!
Standar*Kompetensi*Lulusan
*STANDAR*NASIONAL*PENDIDIKAN*************************************************************SNP
PENDIDIKAN*DAN*PENGAJARAN
S3T*(DOKTOR*TERAPAN)
KORPORASI*7*PERUSAHAAN*7*INDUSTRI
Taksonomi!Okupasi!
!
S3*(DOKTOR)
BNSP
STANDAR*KOMPETENSI*KERJA*NASIONAL*INDONESIA**********************SKKNI
!
PENELITIAN*DAN*PENGEMBANGAN
SATUAN*PENDIDIKAN
NON7FORMAL*dan*INFORMAL*(SEKTOR*KETENAGAKEJAAN)
Sistem*Sertifikasi*Nasional
Taksonomi!Profesi!
PENGABDIAN*MASYARAKAT
**KUALIFIKASI
FORMAL*(SEKTOR*KEPENDIDIKAN)
Sistem*Pendidikan*Nasional
BSNP
STAKEHOLDER
INDUSTRI
ASOSIASI
BERBASIS
KEAHLIAN!KHUSUS
KEMENTRIAN!INDUSTRI
KEMENTRIAN&KEMENTRIAN
LAINNYA
KEMENTRIAN*TENAGA*KERJA*DAN*TRANSMIGRASI
PROFESI
OKUPASI
KEAHLIAN*KHUSUS
Diskusi‐Tanya Jawab
WWW.EKOINDRAJIT.COM
PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT
[email protected]
TERIMA KASIH
www.BSNP-indonesia.org
www.BNSP.go.id