REKLAMASI DI TELUK JAKARTA pdf

NAMA

: ANDI DESIAH PRADILIA

NIM

: L041171007

PRODI/FAKU

: SOSIAL EKONOMI PERIKANAN / FIKP

TOPIK

: REKLAMASI DARATAN

JUDUL

: REKLAMASI DI TELUK JAKARTA

A. PENGANTAR

Teluk Jakarta adalah sebuah teluk di perairan laut Jawa yang terletak di
sebelah utara Provinsi DKI Jakarta, Indonesia. Di teluk ini bermuara 13 sungai
yang membelah kota Jakarta. Teluk Jakarta yang luasnya sekitas 514 km2 ini
meruoakan wilayah perairan dangkal dengan kedalaman rata-rata mencapai 15
meter.
Teluk Jakarta ini sangat menarik dibicarakan karena untuk saat ini
terdapat banyak pro dan kontra dalam hal reklamasi. Dimana pro dan kontra
tersebut tidak pernah usai diperbincangkan di media elektronik bahkan di media
cetak. Reklamasi teluk Jakarta sejak awal memang sudah menuai banyak
kritikan terutama dari nelayan dan pegiat lingkungan. Proyek reklamasi yang
akan menciptakan 17 pulau baru atau laha tambahan sekitar 5.200 hektar ini
dinilai bakal bikin susah nelayan dan berpotensi memunculkan beragam masalah
lingkungan.
Artikel ini merupakan tugas dari mata kuliah saya yaitu Wilayah Sosial
Budaya Maritim atau disingkat dengan WSBM, sehingga artikel ini dapat
memenuhi tugas dari mata kuliah saya.
Menurut San Avri Awang, Dirjen Pianologi dan Tata Lingkungan,
proyek rekamasi Teluk Jakarta menggunakan Amdal tunggal alias per pulai.
KLHK menilai, sebaiknya proyek ini menggunakan amdal regional yang


mengkaji wilayah sebagai satu ekosistem, terlebih melibatkan provinsi lain,
seperti Banten dan Jawa Barat. Sebaiknya Amdal regional bukan Amdal
tunggal. 1
Menurut Muslim Muin, Pakar Teknik Kelautan dari Insitut Teknologi
Bandung, reklamasi Teluk jakarta akan memperparah banjir. Dengan reklamasi,
air laut tidak akan terhalangi untuk masuk ke daratan. Namun, air laut justru
semakin penetrasi ke kanal-kanal yang direklamasi sehingga memicu banjir
yang semakin parah.2
Tujuan artikel ini semata-mata sebagai bentuk kepedulian berupa
penyadaran dan upaya advokasi bagi masyarakat guna menyadari hak-hak yang
dimiliki terkait permasalahan ini. Karena sebenarnya, masyarakat kecil tidak
layak dikorbankan karena alasan apapun.
B. METODE PENULISAN
Metode penulisan yang saya gunakan adalah dengan mengumpulkan data
dari intenet dan berdasarkan dari informasi yang saya dapatkan melalui media
elektronik. Dalam hal ini, artinya saya menggabungkan metode sekundr . Data
sekunder saya dapatkan dari beberapa artikel di internet.
Saya mendapatkan topik ini saat saya menonton TV yang tentunya
membahas mengenai Reklamasi Teluk Jakarta. Dari situlah saya sangat terbantu
untuk dijadikan sebagai bahan dalam artikel ini yaitu Reklamasi Teluk Jakarta.

Pengelolahan wilayah pesisir dan laut Indonesia sangat penting bagi
Indonesia saat ini karena bukan hanya menyangkut sumberdaya yang
terkaandung di dalamnya, akan tetapi bagaimana negara memiliki “kedaulatan”
atas perairan laut dan sumberdaya yang terkandung di dalamnya, sehingga dapat

1

Saturi, Sapriah,
, “oal Rekla asi Teluk Jakarta, Berikut Ta ggapa Ke e tria Li gku ga
diakses dari https://www.google.co.id/amp/www.mongabay.co.id/2016/04/08/soal-reklamasi-telukjakarta-berikut-tanggapan-kementerian-lingkungan/amp/ pada tanggal 15 November 2017 pukul 19.46
WITA
2
Fir a to,
, Pakar ITB: Rekla asi Teluk Jakarta Aka Perparah Ba jir diakses dari
https://nasional.tempo.co/read/814879/pakar-itb-reklamasi-teluk-jakarta-akan-perparah-banjir pada
tanggal 15 November 2017 pukul 20.03 WITA

dimanfaatkan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat/kesehateraan yang
berkelanjutan (sustainability).


3

Jurnal pun menjadi referensi saya dalam membuat artikel ini. Dengan
jurnal yang topiknya tidak beda jauh dengan topik saya sangat membantu saya
dalam membuat artikel ini. Dimana jurnal tersebut merupakan penelitian
mahasiswa dari berbagai Universitas di Indonesia.
C. PEMBAHASAN
Berbicara mengenai reklamasi sudah tidak asing lagi di tengah-tengah
masyarakat, karena reklamsi sudah dilakukan sejak 1980-an, terutama di Ibukota
Jakarta.

Dimana

reklamasi

merupakan

usaha

yang


dilakukan

untuk

memanfaatkan kawasan atau lahan yang relatif tidak berguna atau masih kosong
menjadi kawasan atau lahan yang lebih bermanfaat lagi. Misalnya reklamasi
yang dilakukan di Ibukota jakarta tepatnya di Jakarta Utara (Pluit) yang biasa
kita dengar Reklamasi di Teluk Jakarta.
Mengenai reklamasi yang dilakukan di Jakarta menuai banyak pro dan
kontra. Dimana pada tahun 2016 terdapat kubu pro dan kubu kontra. Kubu pro
terdiri atas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama beserta pendukung
setianya. Sedangkan kubu kontra terdiri atas Menteri Kelautan dan Perikanan
Susi Pudjiastuti, nelayan, aktivislingkungan, sejarawan, budayawan, pakar tata
kota, pengamat, dan orang-orang yang berseberangan dengan ahok.
Dampak sosial yang paling terasa di masyarakat akibat adanya proyek
reklamasi di Teluk jakarta adalah penggusuran. Di kota besar seperti jakarta,
penggusuran

kampung


miskin

menyebabkan

rusaknya

jaringan

sosial

pertentanggan dan keluarga, merusak kestabilan kehidupan keseharian seperti
bekerja dan bersekolah serta melenyapkan aset hunian. Masyarakat yang
dulunya hidup dalam satu komunitas nelayan Teluk Jakarta kini tercerai berai

3

Karim, Muhammad, , pokok-Pokok Pikiran Reklamasi Teluk Jakarta dan Pengelolaan Pesisir dan Laut
I do esia diakses dari https://acch.kpk.go.id/images/ragam/makalah/pdf/reklamasi/Pokok-pikiranreklamasi-teluk-jakarta-dan-pengelolaan-pesisir-dan-laut-indonesia-muhamad-karim.pdf pada tanggal
15 November 2017 pukul 20.11 WITA


akibat wilayah pemukiman mereka digusur untuk dibangun berbagai sarana
penunjang reklamasi yang akan dilakukan.4
Penggusuran adalah pengusiran paksa, baik secara langsung maupun tak
langsung, yang dilakukan pemerintah setempat terhadap penduduk yang
menggunakan sumber daya lahan untuk keperluan hunian maupun usaha.
Penggusuran terjadi di wilayah urban akrena keterbatasan dan mahalnya lahan.
Di wilayah rural, penggususran biasanya terjadi atas nama pembangunan proyek
prasarana besar, seperti pada proyek reklamasi Teluk Jakarta.
Kewenangan pemerintah daerah untuk melakukan penataan seharusnya
tidak digunakan untuk menekan kelompok warga keals bawah penghuni
kawasan/lahan tertentu. Ada 2 hal yang perlu diingat terkait proses penggusuran
ini. Pertama, kawasan hunian warga umumnya bukanlah tempata baru, bahkan
memiliki nilai sejarah tersendiri yang biasa dianggap sebagai bagian dari situs
budaya. Aksi gusur paksa seperti itu juga menunjukkan bahwa pemerintah DKI
Jakarta telah mengabaikan pertimbangan psiko-sosiobudaya, dimana suatu
kawasan yang sudah alam dan memiliki sejarah, niscaya jiwa para penghuninya
sudah pula menyatu dengan tanah dan lingkungan tempat tinggal. Kedua,
kawasan pemukiman yang sekumuh apapun tampilan fisiknya, merupakan
produk dari sejarah perencanaan dan penataan kota/wilayah yang buruk. Jakarta

atau umumnya kota-kota tua dan besar di Indonesia ini berkembang secara alami
dengan secara relatif tidak direncanakan dnegan baik. Para penghuni kawasan
yang kini kumuh, saat awal dihuni dan dibangun terus saja dibiarkan oleh
pemerintah, dianggap sudah menjaid milik dan bagian dari hidup mereka. 5
Kubu pro beranggapan bahwa Jakarta butuh Reklamasi karena berbagai
alasan mendesak, antara lain Jakrta harus membangun tanggul raksasa (Giant
Sea Wall) untuk mencegah banjir, selain itu seperti yang kita ketahui saat ini
Ibukota Jakrta selalu digemparkan dengan bencana banjir dikala hujan melanda
Jakarta.

4

Mulyadi, Muhammad, 2016, Da pak Negatif Rekla asi Teluk Jakarta Vol. VIII hlm 1 diakses dari
http://berkas.dpr.go.id.puslit/files/info_singkat/info%20Singkat-VIII-8-II-P3DI-April-2016-30.pdf pada
tanggal 21 November 2017 pukul 20.02 WITA
5
Ibid, hlm 1

Laut Jakarta sudah terlalu kotor, dan pembangunan hunian-hunian
mewah harus tetap dilakukan untuk meningkatkan perekonomian kota tetapi

dengan adanya bangunan-bangunan mewah tersebut lahan di jakarta saat ini
sudah tidak mencukupi lagi, bukan hanya itu Jakarta juga saat ini penduuknya
semakin hari semakin meningkatn dan kebanyakan mereka menggunakan
kendaraan sepeda motor atau movil yang menyebabkan terjadinya macet setiap
harinya, maka dari itu kubu pro disini melakukan yang namanya reklamasi
tersebut untuk menghindari dan membuat pemukiman baru untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut.

6

Lalu mengapa reklamasi Teluk Jakarta harus dihentikan?7
1. Melanggar Hak Rakyat yang Dijamin Konstitusi UUD 1945
Reklamasi telah melepaskan hak penguasaan negara atas bumi
Indonesia untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat kepada
pengusaha properti. Hal tersebut tentu melanggar Pasal 33 ayat (3)
UUD 1945 . Reklamasi juga mengurangi wilayah kelola nelayan
tradisional dan memperparah pencemaran.
Dengan itu, nelayan tradisional kehilangan sumber kehidupannya.
Hal ini melanggar pasal 27 ayat (2) UUD 1945 yang menjamin Hak
atas Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak bagi Kemanusiaan dan

bagi semua warga negara.
2. Jakarta akan Tenggelam
Dengan penmabngunan reklamasi, banjir di Jakarta akan semakin
menggila. Reklamasi menghilangkan fungsi daerah tampungan yang
memperbesar aliran pemrukaan.
Aliran sungai akan melambat. Akibatnya, sedimentasi bertambah dan
terjadi pendangkalan muara yang berefek pembendungan yang
signifikan. Frekuensi banjir pun meningkat karena kapasitas tampung

6

Bagus, Arie, 2016, Pro da Ko tra Rekla asi Teluk Jakarta diakses dari
https://www.kompasiana.com/ariebagus/pro-dan-kontra-reklamasitelukjakarta_57d2f844347b61845122276e pada tanggal 23 November 2017 pukul 12.31 WITA
7
WALHI,
, Me gapa Rekla asi Harus Dihe tika , diakses dari
https://www.google.co.id/amp/s/m.kumparan.com/walhijakarta-harus-dihentikan.amp pada tanggal 24
Desember pukul 10.12 WITA

sungai yang terlampaui oleh debit sungai. Belum lagi Teluk Jakarta

menajdi tempat bermuara sekitar 13 sungai.
Tidak hanya itu, bedasarkan penelitian Nicco Plamonia dan Profesor
Arwin Sabar, jakarta Utara menghadapi penurunan muka tanah sejak
1985-2010 yang mencapap -2.65 meter di Cilincing hingga -4.866
meter di Penjaringan.
3. Proyek Warisan orde Baru yang Berpihak kepada Pemodal
Proyek ini pertama kali ditetapkan oleh Keppres Nomor 52 Tahun
1995 tanpa adanya kajian dan pertimbangan lingkungan hidup
(sebelum adanya UU PPLH dan Tata Ruang) serta penuh dengan
kolusi dan korupsi.
Reklamasi adalah proyek orde baru tanpa partisipasi dan konsultasi
masyarakat serta prinsip perlindujngan warga nelayan tradisional dan
lingkungan hidup, kimi, Keppres 52 tahun 1995 telah dicabut oleh
Perpres Nomor 54 Tahun 2008.
4. Merusak Lingkungan Hidup
Reklamasi telah dinyatakan tidak layak dan merusak lingkungan
melalui Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun
2003 tentang Ketuidaklayakan Rencana Reklamasi dan Revitalisasi
Teluk Jakarta. Putusan pengadilan memang membatalkan, tetapi
tidak menghilangkan penilaian ketidaklayakan lingkungan hidup dari
Reklamasi Pantura Jakarta.
5. Menghancurkan Ekosistem Sumber Pasir Urugan
Setiap hektar pulau reklamasi akan membutuhkan pasir sebanyak
632.911 meter kubik. Jika dikalikan luas pulai reklamasi yang
direncanakan 5.153 hektar, maka akan membutuhkan sekitar 3,3 juta
ton meter kubi pasir. Pengembalian bahan urugan (pasir laut) dari
daerah lain akan merusak ekosistem laut tempat pengembalian bahan
tersebut. Hal ini juga dikhawatirkan memicu konflik berdarah dengan
nelayan loyak seperti Lontar, Serang-Banten.
6. Mengancam Jakarta sebagai Kawasan Strategis Nasional

Jakarta ditetapkan sebagai KawasanStrategis Nasional (KSN) yang
berfungsi penting bagi kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan
negara,

ekonomi,

sosial,

budaya,

dan

atau

lingkungan,

termasukwilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.
Jika reklamasi diteruskan dengan berbagai dampak lingkungan hidup
diatas, maka akan mengancurkan Jakarta sebagai Ibukota negara,
situs sejrah nasional, dan kawasan ekonomi nasional yang penting.
7. Reklamasi adalah Proyek Rekaysa Lingkungan
Benteng alam jakarta terbentuk secara alamiah melalui proses akresi
yang berlangsung dalam waktu lama. Proses tersebut terjadi dengan
terbentuknya 13 sungai yang mendorong sedimentasi dan kemudian
mencapai hilir di Teluk Jakarta.
Hasil sedimentasi ini lalu mengeras dalam waktu ratusan hingga
ribuan tahun. Karena terjadi secara alamiah, maka proses ini tidak
merusak lingkungan. Jadi, tidak pernah terjadi reklamasi alamiah di
Jakrta, karena reklamsi merupakan rekayasa lingkungan yang
mengabaikan Kondisi teluk Jakarta.
8. Mengancurkan Ekosistem di Kepulauan Seribu
Pertumbuhan karang di Kepulauan Seribu akan terganggu akibat
tekanan bahan pencemar dan sedimen. Gangguan pertumbuhan akan
semakin parah dengan adanya perubahan arus yang semakin
meningkat dan menghantam pulau-pulau kecil di Kepulauan Seribu.
Perubahan arus akan menggerus gugusan pulau kecil dari Kepulauan
Seribu yang terdekat Teluk Jakarta. Akibatnya pulau-pulau ini akan
rusak dan bahkan lenyap. Salah satu pulau kecil yang bersejarah dan
bisa berdampak adalah Pulau Onrust sebagai situs sejarah
perkembangan VOC di Indonesia.
9. Merusak Tata Air di Wilayah Pesisir
Jika reklamasi dilakukan seluas 5.100 hektar, maka sistem tata air di
wilayah pesisir lama akan rusak. Kerusakan sistem tata air terjadi
setidaknya pada radius 8-10 meter. Pasalnya, reklamasi akan
menambah beban sungai Jakarta di saat musim hujan. Jika air sungai

terhambat keluar, maka akan menyebabkan penumpukan debit air di
selatan.
10. Mengancurkan Mangrove Muara Angke dan Habitat Satwa yang
Dilindungi
Hutan bakau sebagai tempat bertelur dan habitat ikan-ikan kecil
(nursery) dan hutan mangrove penangkal abrasi akan digantikan oleh
tumpukan pasir dan semen. Pada tahun 1992, Jakarta memiliki
1.140,13 hektar yang dikonversi seluas 831,63 hektar menjadi
permukiman elit, lapangan golf, kondominium dan sentra bisnis di
kawasan pemukiman Pantai Indah kapuk (PIK).
11. Merusak Situs Sejarah jakarta
Situs sejarah kota Jakarta sebagai kota bandar dengan pulau-pulau
bersejarahnyadi sekitar Teluk Jakarta akan tergerus dan hilang, jika
reklamasi dilakukan. Pelabuhan Sunda Kelapa juga akan terancam
hilang dengan keberadaan 17 pulau rekayasa tersebut.
12. Mengancam Obyek Vital Indonesia
Saat ini, terdapat PLTGU dan PLTU di Muara Karang, Pelabuhan
Perikanan Samudra Nizam Zachman di Jakarta Muara Baru.
Reklamasi Pulau G yang konsesinya dipegang PT Muara Wisesa
Samudera, akan merusak kabel pipa kabel dan gas bawah laut yang
menjasi suplai listrik Ibukota Jakarta.
13. Butuh Restorasi Bukan Reklamasi
Pencemaran logam berat di perairan Teluk Jakarta memang masih
dalam standar aman nasional. Namun, angka pencemaran ini telah
melampaui standar Netherlands Standards for Water Sediment.
Untuk mencegah pencemaran semakin parah, yang seharusnya
edilakukan adalah dengan restorasi lingkungan, bukanlah reklamasi
yang justru akan menambah kerusakan dan pencemaran laut.
Reklamasi

bisa

mencemari

air

laut

bahkan

sejak

pembangunan sampai beroperasinya pulau-pulau reklamasi.
14. Comberan Raksasa yang Berakibat Kematian Ikan

proses

Perairan di Teluk Jakarta pasca proyek reklamasi dan Giant Sea Wall
akan menjadi comberan raksasa. Kematian ikan akan semakin parah
karena kemampuan pembilasan alami (natural flushing) akan hancur.
Sedimen dari 14 sungai akan bertumpuk dan akan terjadi ledakan
alga yang mengakibatkannya kaar oksigen rendah dan terjadi
kematian ikan.
15. Mengancam Identitas Nelayan sebagai Penopang Kedaulatan Pangan
Reklamasi akan merampas dan menghlangkan wilayah penangkapan
ikan. Sebanyak 1600 kepala keluarga nelayan terancam tergusur dari
wilayah hidup dan kehilangan pekerjaannya. Pembuatan 17 pulau ini
juha akan mengganggu aktivitas 600 kapal dari total 5600 kapal
nelayan yang ada di DKI Jakarta.
Padahal nelayan merupakan pahlawan protein bangsa, salah satu
penopang kedaulatan pangan. Hal ini telah diakui dunia internasoan
dengan mengubah paradigma nelayan tradisional sebagai solusi
lapangan pekerjaan, pemenuhan pangan perikanan dan ketimpangan
kemisikinan.
16. Meningkatkan Kemiskinan dan Ketidakadilan terhadap Perempuan
Pesisir
Proyek reklamasi Teluk Jakrta tidak pernah memperhitungkan situasi
khusus perempuan di pesisir Teluk Jakarta. Perempuan pengupas
kerang hijau menurun tajam pendapatannya, sehingga banyak yang
bekerja serabutan termasuk menjadi buruh cuci ataupun pemulunh.
Ditambah dengan beban kerja domestiknya, rata-rata perempuan di
pesisir Teluk Jakarta bekerja setidaknya 18 jam sehari yang
membahayakan kesehatan reproduksinya.
Berdasarkan peta daerah penangkapan ikan dan kegiatan budidaya,
kegiatan reklamasi akan mempengaruhi kegiatan perikanan. Menurut Berkel et

al. (2011) kegiatan reklamasi akan memiliki dampak terhadap kegiatan
pelabuhan perikanan dan daerah penangkapan ikan.. 8
Di samping itu kubu kontra beranggapan bahwa proyek reklamasi hanya
menguntungkan pengembang properti dan kaum borjuis saja, sementara para
nelayan semakin sengsara dan hanya diberi janji-janji manis, bisa dilihat bahwa
reklamasi sendiri diadakan untuk membangun gedung-gedung yang tinggi untuk
kegiatan bisnis atau pemukiman yang sangat mewah. 9
Persepsi nelayan terhadap kegiatan reklamasi mengarah pada dampak
negatif terhadap sumberdaya alam perikanan, daerah penangkapan ikan, jalur
perahu, dan kegiatan budidaya. Menurut nelayan, dampak negatif paling utama
adalah terhadap sumberdaya alam. Lebih dari 50% nelayan menyebutkan bahwa
reklamasi akan berdampak negatif terhadap sumberdaya alam. Hal ini senada
dengan Widodo (2005) yang mengungkapkan bahwa salah satu dampak negatif
dari reklamasi adalah meningkatnya tekanan terhdap keanekaragaman hayati dan
sumberdaya alam. 10
Nelayan yang berpersepsi bahwa reklamasi akan berdampak terhadap
daerah penangkapan ikan hanya sebesar 50%, karena daerah penangkapan ikan
cukup jauh dari wilayah reklamasi. Namun persentase nelayan yang
menyebutkan reklamsi berdampak terhadap jalur perahu lebih tinggi karena
nelayan apsti akan melewati daerah reklamasi ketikan akan melakukan operasi
penangkapan ikan. Perubahan jalur kapal ini karena adanya daratan baru yang
terbentuk sebagai hasil reklamasi di kawasan Teluk Jakarta. 11
Bagi Indonesia, reklamasi bukanlah hal yang tabu. Karena sepanjang
proyek reklamasi itu dilakukan untuk memenuhi kepentingan publik dan
priduktif, reklamasi boleh dilakukan. Sebagaimana ultimatum Menteri Susi

8

Berkel J.V, M. Jury, T. Foster, J. Dusik, B. Wirayawan, L. Salaki,N. Chans, and S. Pans, 2011, dalam jurnal
Da pak Rekla asi Teluk Jakarta Terhadap Kegiatan Penangkapan Ikan di Teluk Jakarta , Vol.II hl
diakses dari http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/ipl/article/download/27/16 pada tanggal 17 November
2017 pukul 09.31 WITA
9
Ibid
10
Widodo L,
, dala jur al Da pak Rekla asi Teluk Jakarta Terhadap Kegiata Pe a gkapa Ika
di Teluk Jakarta hl
diakses dari http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/ipl/article/download/27/16
pada tanggal 17 November 2017 pukul 09.31 WITA
11
Ibid, hlm 5

Pudjiastuty. “Semua reklamasi itu boleh asal dampak lingkungannya sudah di
antisipasi.”ujar Susi.12
Lalu jika mencermati polemik yang terjadi pada proyek reklamasi 17
pulau di teluk Jakarta, sepertinya ada kesalahpahaman yang terjadi dikalangan
masyarakat akan proyek reklamasi yang dikembangkan oleh pemerintah DKI
Jakarta bersama mitra kerjanya itu. Karena ketika melihat beban Ibukota dengan
populasi pertumbuhan penduduk yang begitu pesat disetiap tahunnya,
mengakibatkan meningkatnya permintaan akan hunian yang memadai dan
nayamn di tengah hingar bingarnya kesibukan kota Jakarta dalam membenai dan
menata kotanya untuk lebih baik lagi di masa-masa yang akan datang.
Sedangkan lahan untuk pemukiman warga di Jakarta saat ini sudah sangat
terbatas.
Dari berbagai dampak negatif yang bisa ditimbulkan, maka sejumlah
aspek perlu dipertimbangkan kembali sebelum proyek reklamasi ini berjalan.
Diantaranya yaitu13
1. Aspek sosia, budaya, dan ekonomi
a. Reklamasi pantai memberi dampak peraliham pada pola kegiatan
sosial, budaya dan ekonomi maupun habitat ruangan perairan
masyarakat sebelum direklamasi. Perubahan yang terjadi harus
menyesuaikan terhadap peralihan fungsi kawasan dan pola ruang
kawasan dans elanjutnya perubahan berimplikasi pada perubahan
ketersediaan jenis lapangan kerja baru dan bentuk keragaman
atau diverifikasikan usaha abru yang ditawarkan.
b. Aspek sosial, budaya, wisata dan ekonomi yang diakumulasikan
dalam jaringan sosial budaya, pariwisata dan ekonomi kawasan
rekalmasi pantai memanfaatkan tuang perairan atau pantai.
2. Pergerakan aksebilitas dan transportasi
a. Pola pergerakan kendaraan di ruas-ruas jalan harus terintegrasi
terhadap kerangka utama yang melintasi pantai atau perairan agar
public dapat menikmati panorama dan kenyamanan pantai.
12

Ibid
Reklamasi Pantura, 2017 diakses dari https://reklamasi-pantura.com/inilah-yang -perlu-diperhatikandalam-reklamasi/ pada tanggal 23 November 2017 pukul 19.02 WITA
13

b. Tata ruang kawasan reklamasi pantai harus menyediakan kanalkanal dan atau ruang perairan lain untuk aksebilitas dan integrasi
pada pusat kawasam dam sub-sub wilayah kota
c. Harus mudah diakses dan terintegrasi dengan sistem kota dari
prasarana dan sarana di perairan, darat dan udara
d. Pola pergerakan dan transportasi darat bdan perairan harus
memiliki variasi integrasi dan variasi transportasi berdasarkan
konsep “Ride and park system” dibeberapa temaik kawasan
e. Perencanaan manajemen sistem transportasi dan kelengkapan
sarana penunjang transportasi
3. Kemudahan dan ruang public
a. Tata letak bangunan yang figuratif dan garis ketinggian bangunan
yang berhirarki untuk menjaga kemudahan public dalam
menikmati panorama ruang pantai
b. Keberadaan ruang public yang dapat diakses, dimanfaatkan dan
dinikmati secara mudah serta bebas oleh public tanpa batasan
ruang, waktu dan biaya
c. Potensi elemen-elemen pantai untuk dipresentasikan kembali
melalui

kreativitas

proses

penggalian,

perancangan

dan

pengemasan potensi alamt/laut/pantai maupun perairan yang
signifikan agar tercipta kemudahan dan kenyamanan public
d. Potensi alam dan pantai yang perlu dikembangkan sekaligus
dikonservasi, misalnya apsir, hutan floran dan fauna, air, bakau,
tebing.bibir pantai, kontur, peneduh langit dan pemandangan atau
panorama
e. Perwujudan kenyamanan pada elemen oantai dalam bentuk anra
lain;





Kehilangan suasana



Kealamiahan desa



Keindahan panorama pantai



Kejernihan riak dan gelombang ait pantai
Kehijauan bukit dan lembah





Kerimbunan hutan pantai



Kebiruan langit



Kebersihan pasir

Keteduhan disekitar pantai

Ketiga aspek diatas sangat perlu diperhatikan, karena dapat berpengaruh
terhadap dampak yang ditimbulkan dari sebuah proyek reklamasi khususnya
proyek yang akan di bangun di Teluk Jakarta ini. Hal ini perlu dilakukan agar
proyek tersebut dapat dinikmati manfaatnya oleh masyarakat luas. Persoalan
lingkungan dansosial terakit dengan proyek, menurut Jokowi masih terus
dihitung dan dianalisis lebih jauh14
Di samping itu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut B
Panjaitan sebelumnya mencabut penghentian sementara (moratorium)
pembangunan pulau reklamasi di Teluk Jakarta. Luhut telah mengeluarkan
surat Menko Maritim Nomor S-78-001/01/Menko/Maritim/X/2017 pada 5
Oktober 2017 tentang prncabutan penghentian sementara pembangunan
proyek reklamasi Teluk Jakarta yang berbunyi. “Dengan ini diberitahukan
bahwa penghentian sementara (moratorium) pembangunan Proyek Reklamasi
Teluk Jakarta (sebagimana dalam surat Menteri Koordinator Bidang
Kemaritiman Nomor : 26.1/Menko/Maritim/IV/2016, tanggal 19 April 2016), dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. Surat itu disampaikan kepada
Gubernur DKI Jakarta saat itu, Djarot Saiful Hidayat.15
D. PENTUP
Reklamasi Teluk Jakarta belum mempertimbangkan aspek yang perlu
diperhatikan. Contoh saja pada aspek keseimbangan antara kepentingan
pemanfaatan dan pelestarian lingkungan pesisir. Salah satu organisasi yang
menentang keras Reklamasi Teluk Jakarta adalah WALHI (Wahana Lignkungan
Hidup Indonesia) dimana mereka mengatakan bahwa pembangunan reklamasi
14

Ibid
Hakim, Rakhmat Nur 2017, PKS: Masalah Reklamasi Teluk Jakarta Ujian Pertama Anies-“a di diakses
dari https://www.google.co.id/amp/amp.kompas.com/nasional/read/2017/10/17/13245631/pksmasalah-reklamasi-teluk-jakarta-ujian-pertama-anies-sandi pada tanggal 23 November 2017 pukul
19.11 WITA
15

pantai sama dengan merampas sumber daya laut yang ada di dalamnya. Karena
proyek reklaamsi yang sudah tidak dapat dibatalkan harusnya pemerintah
melakukan aksi terhadap solusi kepada penduduk nelayan yang terkenan
penggusuran.
Solusi yang sangat tepat dalam reklamasi ini adalah pembangunan rusun
untuk mengganti temppet pemukiman yang terkena penggusuran. Selain itu,
nelayan juga ada baiknya diberikan peekerjaan yang barua tau bisa juga
dibuatkan kolam khusus untuk budidaya benih ikan laut guna mengembalikan
fungsi laut seperti semula. Selain itu, selepas pembangunan haruslah dilakukan
rehanilitasi pantai utara Jakarta. Memang pemulihan yang dilakukan tidak dapat
secara instan dan pemulihan tersebut melibatkan beberapa pihak yang
bersangkutan.

E. DAFTAR PUSTAKA
Bagus, Arie, 2016, “Pro dan Kontra reklamasi teluk Jakarta", diakses dari
https://www.kompasiana.com/ariebagus/pro-dan-kontra-reklamasitelukjakarta_57d2f844347b61845122276e

pada tanggal 23 November

2017 pukul 12.31 WITA
Berkel J.V, M. Jury, T. Foster, J. Dusik, B. Wirayawan, L. Salaki,N. Chans, and
S. Pans, 2011, dalam jurnal “Dampak Reklamasi Teluk Jakarta Terhadap
Kegiatan Penangkapan Ikan di Teluk Jakarta”, Vol.II hlm 3 diakses dari
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/ipl/article/download/27/16

pada

tanggal 17 November 2017 pukul 09.31 WITA
Firmanto, Danang, 2016, “Pakar ITB: Reklamasi Teluk Jakarta Akan Perparah
Banjir” diakses dari https://nasional.tempo.co/read/814879/pakar-itbreklamasi-teluk-jakarta-akan-perparah-banjir pada tanggal 15 November
2017 pukul 20.03 WITA
Hakim, Rakhmat Nur 2017, PKS: Masalah Reklamasi Teluk Jakarta Ujian
Pertama

Anies-Sandi”

diakses

dari

https://www.google.co.id/amp/amp.kompas.com/nasional/read/2017/10/1
7/13245631/pks-masalah-reklamasi-teluk-jakarta-ujian-pertama-aniessandi pada tanggal 23 November 2017 pukul 19.11 WITA

Karim, Muhammad, 20,”pokok-Pokok Pikiran Reklamasi Teluk Jakarta dan
Pengelolaan

Pesisir

dan

Laut

Indonesia”

diakses

dari

https://acch.kpk.go.id/images/ragam/makalah/pdf/reklamasi/Pokokpikiran-reklamasi-teluk-jakarta-dan-pengelolaan-pesisir-dan-lautindonesia-muhamad-karim.pdf pada tanggal 15 November 2017 pukul
20.11 WITA
Mulyadi, Muhammad, 2016, “Dampak Negatif Reklamasi Teluk Jakarta” Vol.
VIII

halaman

1

diakses

dari

http://berkas.dpr.go.id.puslit/files/info_singkat/info%20Singkat-VIII-8II-P3DI-April-2016-30.pdf pada tanggal 21 November 2017 pukul 20.02
WITA
Reklamasi Pantura, 2017 diakses dari https://reklamasi-pantura.com/inilah-yang
-perlu-diperhatikan-dalam-reklamasi/ pada tanggal 23 November 2017
pukul 19.02 WITA
Saturi, Sapriah, 2016, “Soal Reklamasi Teluk Jakarta, Berikut Tanggapan
Kementrian

Lingkungan”

diakses

dari

https://www.google.co.id/amp/www.mongabay.co.id/2016/04/08/soalreklamasi-teluk-jakarta-berikut-tanggapan-kementerian-lingkungan/amp/
pada tanggal 15 November 2017 pukul 19.46 WITA
WALHI, 2017, “Mengapa Reklamasi Harus Dihentikan”, diakses dari
https://www.google.co.id/amp/s/m.kumparan.com/walhijakarta-harusdihentikan.amp pada tanggal 24 Desember pukul 10.12 WITA