FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA BAYI USIA 0-6 BULAN Factors of formula feeding in baby 0-6 month Darah Ifalahma, Ratna Kumalasari Nugraheni Akademi Kebidanan Citra Medika Surakarta ABSTRACT - FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAK

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

   ISSN : 2407 - 2656

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI PEMBERIAN

SUSU FORMULA PADA BAYI USIA 0-6 BULAN

  

Factors of formula feeding in baby 0-6 month

Darah Ifalahma, Ratna Kumalasari Nugraheni

Akademi Kebidanan Citra Medika Surakarta

  

ABSTRACT

Breast Milk (ASI) is the best food for babies, all the best nutrition a baby needs

is contained in breast milk. For any reason formula milk should be avoided because

formula milk is easily contaminated by germs and in formula feeding should be

adjusted to the dose of milk and age of the baby. A preliminary study was conducted

on 6 mothers, 2 mothers were given formula milk because the mother had to work

and the distance from work place to home did not allow the mother to go home, 2

mothers said that mother gave formula milk so that baby not fussy, formula milk

Breast milk, while 2 other mothers said the production of breast milk decreased. This

study aims to determine the factors that underlie the provision of infant formula in

infants aged 0-6 months.

  Quantitative descriptive research design, the population is all mothers who

have infants aged 0-6 months as many as 36 respondents with non probability

sampling technique by means of saturated sampling, research instruments using

questionnaires, univariate analysis using frequency distribution.

  The result of the research is that there are 14 respondents (38,8%), low

educational factor, 22 respondents (61,0%), mother's job factor is 25 respondents

69,4%), age factor> 20-35 years old there are 26 respondents (72,2%), enough

economic factor there are 24 respondents (66,7%) and primigravida parity factor

there are 19 respondents (52,8%).

  Keywords: factor of formula feeding, baby 0-6 month

ABSTRAK

  Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi, semua nutrisi terbaik yang dibutuhkan seorang bayi terkandung dalam ASI. Dengan alasan apapun susu formula harus dihindarkan karena susu formula mudah terkontaminasi oleh kuman dan dalam pemberian susu formula harus disesuaikan dengan takaran susu dan umur bayi. Studi pendahuluan dilakukan wawancara pada 6 ibu, didapatkan 2 orang ibu memberikan susu formula karena ibu harus bekerja dan jarak tempat kerja dengan rumah tidak memungkinkan ibu untuk pulang, 2 orang ibu mengatakan bahwa ibu

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

   ISSN : 2407 - 2656

  memberikan susu formula agar bayi tidak rewel, kandungan susu formula sama dengan ASI, sementara 2 orang ibu lainnya mengatakan produksi Air Susu Ibu berkurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor- faktor yang melatarbelakangi pemberian susu formula pada bayi usia 0-6 bulan.

  Desain penelitian deskriptif kuantitatif, populasi adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan sebanyak 36 responden dengan tekhnik non

  probability sampling

  dengan cara sampling jenuh, instrumen penelitian menggunakan kuesioner, analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian faktor yang melatarbelakangi pemberian susu formula pada bayi usia 0-6 bulan didapatkan faktor pengetahuan cukup ada 14 responden (38,8%), diikuti faktor pendidikan rendah ada 22 responden (61,0%), faktor pekerjaan ibu ada 25 responden (69,4%), faktor umur >20-35 tahun ada 26 responden (72,2%), faktor ekonomi cukup ada 24 responden (66,7%) dan faktor paritas primigravida ada 19 responden (52,8%).

  Kata kunci : faktor pemberian susu formula, bayi 0-6 bulan PENDAHULUAN

  dan alamiah serta merupakan dasar biologik dan psikologik yang Air Susu Ibu (ASI) adalah dibutuhkan untuk pertumbuhan dan makanan terbaik bagi bayi, semua perkembangan. nutrisi terbaik yang dibutuhkan seorang

  Menurut WHO (2013) Setiap bayi terkandung dalam ASI, sehingga tahun terdapat 1-1,5 juta bayi di dunia tidak ada alasan seorang ibu untuk tidak meninggal karena tidak diberi ASI menyusui anaknya Bahkan (WHO) telah secara Eksklusif kepada bayinya. Akan merekomendasikan bahwa 6 bulan tetapi, masih banyak ibu yang kurang pertama kehidupan manusia wajib dan memahami manfaat pentingnya hanya boleh diberi ASI atau sering pemberian ASI untuk bayi, ASI disebut ASI Eksklusif (Roslan, 2013). Menurut Prawirohardjo (2009) Eksklusif sangat penting sekali bagi bayi Berdasarkan rekomendasi dari WHO usia 0-6 bulan karena semua kandungan gizi ada pada ASI yang sangat berguna. dan UNICEF di Geneva pada tahun

  Setiap macam susu formula 1979 menyusui merupakan bagian berbeda-beda kandungan gizinya, akan terpadu dari proses reproduksi yang tetapi bahan dasar pembuatan minuman memberikan makanan bayi secara ideal

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

   ISSN : 2407 - 2656 buatan paling baik adalah susu sapi.

  Menurut SDKI (2007) Hasil survei Demografi dan Kesehatan Indonesia menunjukkan cakupan ASI Eksklusif bayi 0-6 bulan sebesar 32% yang menunjukkan kenaikan yang bermakna menjadi 42% pada tahun 2012. Sedangkan menurut

METODE PENELITIAN

  World Breastfeeding Trends Initiative (WTBI)

  pada tahun 2012 hanya 27,5 % ibu di Indonesia yang berhasil memberi ASI eksklusif. Sebelumnya pada tahun 2010, prevalensi ASI eksklusif hanya 15,3%.

  Menurut Kemenkes (2013) Pada tahun 2013 presentase pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan sebesar 54,3%. Rendahnya presentase pemberian ASI eksklusif karena banyaknya faktor diantaranya adalah ibu yang bekerja, pengetahuan, pendidikan, umur ,ekonomi dan paritas ibu. Data Penelitian di Desa Malangjiwan Colomadu Karanganyar pada tanggal 24 Januari 2015 didapatkan bahwa terdapat 36 bayi usia 0-6 bulan mendapatkan susu formula.

  Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui Gambaran faktor-faktor yang melatarbelakangi Pemberian Susu

  Formula pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Desa Malangjiwan Colomadu Karanganyar.

  Lokasi penelitian di Desa Malangjiwan Colomadu Karanganyar. Sampel penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan yang mengkonsumsi susu formula sebanyak 35 bayi. Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah teknik NonProbability Sampling. Teknik Pengumpulan Data yaitu data primer dan data sekunder dengan instrumen kuesioner.

  Rancangan Penelitian Jenis/Desain Penelitian metode penelitian deskriptif kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif.

  Analisa univariat adalah dilakukan bertujuan untuk menjelaskan/ mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian.

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

  1 Pengetahuan 14 30,6%

  2 Tidak Bekerja 11 30,6% Jumlah 36 100%

  1 Bekerja 25 69,4%

  No Pekerjaan Frekuensi (%)

  3 Rendah 11 30,6% Jumlah 36 100%

  2 Cukup 14 38,8%

  1 Tinggi 11 30,6%

  (%)

  6 Paritas 19 52,8% No Pengetahuan Frekuensi Prosentase

  5 Ekonomi 24 66,7%

  4 Umur 26 72,2%

  3 Pekerjaan 25 69,4%

  2 Pendidikan 22 61,0%

  Tabel 4. Faktor pekerjaan Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa dari 36 responden mayoritas responden bekerja yaitu 25 responden ( 69,4% ). No Faktor Frekuensi (%)

   ISSN : 2407 - 2656

  Jumlah 36 100 % Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa dari 36 responden mayoritas responden berpendidikan SMP yaitu 14 responden (38,8% ).

  2 38,8 % 33,3 % 5,56 %

  12

  14

  4. SMP SMA PT

  3.

  1. SD 8 22,2 % 2.

  Tabel 3. Faktor pendidikan No Pendidikan Fekuensi (%)

  14 responden (38,8 %).

  Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 36 responden mayoritas responden berpengetahuan cukup yaitu

  Tabel 1. Faktor yang melatarbelakangi pemberian susu formula Berdasarkan tabel 1 bahwa faktor-faktor pemberian susu formula pada bayi usia 0-6 bulan, lebih dominan faktor umur yaitu 26 responden sebesar (72,2%).

  HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

  Perhitungan prosentase menurut Budiarto ( 2002 ) Yaitu: Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi hasil pencapaian N = Jumlah Seluruh Observasi

  P=

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

   ISSN : 2407 - 2656 Pembahasan

  Tabel 5. Faktor umur Menurut Fikawati (2010)

  No Umur Fekuensi (%) 1. < 20 th 4 11,1 % mengatakan bahwa usia produktif 2. 20-35 th 26 72,2 % dimana seorang ibu sudah lebih matang 3. >35 th 6 16,7 %

  Jumlah 36 100 % dan berfikir baik dalam pemberian ASI, Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa namun kegagalan dalam pemberian ASI dari 36 responden mayoritas responden

  Eksklusif usia produktif ibu dipengaruhi berumur > 20-35 tahun yaitu 26 budaya memberikan makanan pralaktal, responden (72,2%). memberikan tambahan susu formula karena ASI tidak keluar, asi sedikit,

  Tabel 6. Faktor ekonomi menghentikan pemberian ASI karena No Pendapatan Frekuensi (%) bayi atau ibu sakit, ibu harus bekerja,

  1 Rp. < 1.000.000 7 19,4% serta ibu ingin mencoba susu formula.

  2 Rp.1.000.000 - 24 66,7% 2.500.000

  Faktor Pengetahuan

  3 Rp. > 2.500.000 5 13,9% Bbu yang memiliki pengetahuan

  Jumlah 36 100% Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa baik akan lebih cenderung memberikan dari 36 responden mayoritas responden

  ASI daripada susu formula, sedangkan berpendapatan Rp 1.000.000–2.500.000 ibu yang memiliki pengetahuan cukup yaitu 24 responden ( 66,7% ). akan cenderung memberikan ASI bisa sesekali diselingi dengan susu formula,

  Tabel 7. Faktor paritas dan ibu yang memiliki pengetahuan No Paritas Frekuensi (%) kurang tentang pentingnya pemberian

  1 Primigravida 19 52,8% ASI Eksklusif cenderung memiliki

  2 Multigravida 13 36,1% kurang baik dalam pemberian ASI dan Jumlah 36 100% menyamakan dengan susu formula. Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa

  Faktor Pendidikan

  dari 36 responden mayoritas responden Semakin tinggi pendidikan dengan primigravida yaitu 19 responden seseorang semakin mudah pula mereka (52,8%). menerima informasi, dan pada akhirnya

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

   ISSN : 2407 - 2656

  makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini menjadikan dimana seseorang berpendidikan tinggi dan berpengetahuan luas akan lebih bisa menerima alasan untuk memberikan ASI esklusif karena pola pikirnya yang lebih realitis dibandingkan yang tingkat pendidikan rendah.

  Faktor Pekerjaan

  Para ibu sering keluar rumah, karena bekerja ataupun tugas-tugas sosial sehingga menjadikan susu formula dianggap satu-satunya jalan keluar dalam pemberian makanan bagi bayi yang ditinggal dirumah, dengan alasan jarak rumah yang jauh dari tempat bekerja dan kesibukan di tempat kerja yang memungkinkan kurangnya waktu untuk memberikan ASI pada bayinya ( Khasanah, 2011).

  Faktor Umur

  Menurut pendapat peneliti bahwa umur ibu pada usia produktif memberikan ASI juga susu formula dikarenakan faktor lain yang mempengaruhinya yaitu tidak keluarnya ASI, ibu bekerja, dan faktor pengetahuan.

  Menurut Lisa (2011) mengatakan bahwa jika umur ibu >20-35 tahun biasanya sudah siap dan matang dalam mengasuh anak karena dari umur yang sudah cukup dan berpengalaman melahirkan serta produksi ASI yang cukup, namun usia 20-35 tahun adalah usia produktif dimana pada usia tersebut ibu memiliki kesempatan untuk bekerja, sehingga ibu yang bekerja karena kesibukan, waktu yang kurang, serta jarak rumah dengan kantor yang jauh akan mempengaruhi pemberian susu formula pada bayi.

  Faktor Ekonomi

  Menurut Khasanah (2011) mengatakan bahwa hal ini sesuai dengan teori adanya anggapan bahwa memberikan susu formula kepada bayi sebagai salah satu simbol bagi kehidupan tingkat sosial yang lebih tinggi, dan mengikuti perkembangan zaman membuat para ibu enggan menyusui bayinya, sehingga ibu yang berpenghasilan cukup mampu membeli susu formula.

  Faktor Paritas

  Menurut Khasanah (2011) mengatakan bahwa biasanya ini terjadi

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

  ASI Esklusif dan panduan tepat pemberian susu formula.

  pada ibu Primigravida yang baru mempunyai pengalaman memiliki anak pertama kalinya, dan anggapan para ibu bahwa menyusui akan merusak penampilan karena merasa takut bentuk payudara akan rusak apabila menyusui dan kecantikannya hilang.

   ISSN : 2407 - 2656

DAFTAR PUSTAKA

  Saran

  Bagi ibu menyusui diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif bagi bayi usia 0-6 bulan dan penggunaan susu formula tepat pada waktunya.

  Bagi tenaga kesehatan diharapkan bagi petugas kesehatan untuk mengoptimalkan pelaksanaan penyuluhan pada ibu menyusui tentang

  Faktor - faktor yang melatarbelakangi Pemberian Susu Formula pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Desa Malangjiwan Colomadu Karanganyar adalah faktor pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, umur, ekonomi dan paritas ibu.

  SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

  Fikawati. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan orangtua memberikan susu formula pada anak 0-2 tahun. Bekasi; 2010

  Kemenkes. Presentase Pemberian ASI Eksklusif. Jakarta: Kemenkes 2013

  Khasanah.N. ASI atau Susu Formula. Jogjakarta : FlashBooks; 2011. h. 187; 189; 196; 197-8; 207-8; 211-8; 236 Prawirohardjo,S. Ilmu Kebidanan.

  Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2009

  Roslan. Warta Gizi dan KIA; Penerbit Edisi 1 Jakarta Selatan; 2013 (email:

  wartakesmas@yahoo.com )

  SDKI. Cakupan ASI Eksklusif bayi usia 0-6 bulan. Jakarta: SDKI 2007 (diakses pada tanggal 16 Maret 2015)

  Budiarto. Biostatistik untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC; 2002. h. 37

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

   ISSN : 2407 - 2656

  Lisa, V. Faktor - faktor yang melatarbelakangi pemberian susu formula pada bayi usia 0-6 bulan: Wonogiri; 2011. h. 5; 10;

  12 WHO. Kematian Bayi Tidak Diberi Susu Formula. Jakarta: WHO 2013. Didapat dari:

  http://www.who.com

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25