DIKSI DALAM KARYA ILMIAH B INDONESIA

DIKSI DALAM KARYA ILMIAH
KELOMPOK 2
OLEH:
AFFAN SUPERTOVAYO

Kata merupakan satu unit dalam bahasa yang memiliki stabilitas intern
dan mobilitas posisional. Maksudnya, kata memiliki komposisi tertentu,
baik secara fonologis maupun morfologis, dan secara relatif memiliki
distribusi yang bebas, yaitu dapat digunakan sesuai dengan kepentingan.
Kata-kata itu dapat ditata dalam suatu konstruksi yang lebih besar sesuai
dengan kaidah-kaidah sintaksis suatu bahasa.
Konstruksi yang demikian akan terlihat dalam proses komunikasi, akan
tetapi yang sangat penting dari penataan kata-kata itu ialah pengertian
(sense) yang tersirat dari penggunaan kata tersebut. Dengan demikian,
setiap orang yang terlibat dalam komunikasi akan dapat saling memahami
dan aktivitas komunikasi akan berjalan dengan baik dan lancar.

Pernyataan diatas mengisyaratkan bahwa tiap kata
mngungkapkan suatu gagasan atau ide. artinya, kata merupakan
media penyalur gagasan, hal ini sejalan dengan uraian keraf
yang menyatakan bahwa semakin banyak kata yang dikuasai

seseorang, semakin banya ide atau gagasan yang dikuasai dan
yang sanggup diungkapkannya.[1] Maka yang menjadi pokok
permasalahan pada makalah ini dapat dirumuskan :
1. Apa yang dimaksud dengan diksi dan kalimat efektif?
2. Apa peranan diksi dalam Penulisan Karya Ilmiah?
3. Bagaimanakah penggunaan bahasa efektif dalam karya
ilmiah?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diksi diartikan sebagai
pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang
diharapkan. Dari pernyataan itu tampak bahwa penguasaan kata
seseorang akan mempengaruhi kegiatan berbahasanya, termasuk saat
yang bersangkutan membuat karangan.
Menurut Wikipidea, Diksi dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada
pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua,
arti "diksi" yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata - seni
berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga
kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan
pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya.


Diksi merupakan pemilihan kata dan kejelasan lafal
untuk memperoleh efek tertentu dalam bahasa lisan
dan tulisan. Untuk mendapatkan efek tertentu itu,
seseorang yang akan berbicara atau menulis harus
memilih kata yang dapat mewakili gagasannya dengan
tepat. Disamping itu, ia juga memerlukan kemampuan
untuk membedakan nuansa-nuansa makna dari
gagasan yang disampaikan dan menemukan kata yang
sesuai dengan konteks pemakaiannya.

Kata menyelidiki digunakan untuk menyebut aktifitas yang
mengacu kepada upaya-upaya mencari bukti-bukti yang
mendukung pernyataan seseorang. Aktivitas ini dilakukan oleh
orang-orang yang berwenang menangani kasus hokum, seperti
polisi. Produk dari aktivitas ini dikenal dengan hasil penyelidikan.
Kata mendiagnosis terkait dengan aktivitas para medisdokter-yang dilakukan atas dasar keluhan fasiennya. Aktivitas itu
dilakukan dalam rangka menyimpulkan jenis penyakit yang
diderita fasien melalui gejala-gejala yang dirasakan fasiennya
atau indikator-indikator lain yang terlihat dari fisik fasien. Hasil

dari aktivitas ini dikenal dengan diagnosis.

Contoh :
1. Kata pahit bersinonim dengan kata getir. Ketika ingin menggunakan
kedua kata tersebut kita harus memperhitungkan konteksnya kata pahit dan
getir berterima pada konstruksi pengalaman yang pahit dan pengalaman
yang getir, tetapi tidak berterima pada konstruksi obat itu getir.
2. Kata meneliti, menyelidiki, dan mendiagnosis secara praktis mengacu
kepada aktifitas yang hampir sama, akan tetapi ketiga kata tersebut tidak
bisa saling menggantikan. Maksunya, masing-masing kata memiliki
penggunaan yang berbeda sesuai dengan nuansa makna yang dikandungnya.
Kata meneliti digunakan untuk menyebut aktifitas yang terencana,
sistematis, dan menggunakan metode ilmiah. Hasil dari aktivitas ini
dikomunikasikan dalam bentuk tertulis yang disebut dengan laporan
penelitian.

Peran Diksi dalam Karangan Ilmiah
• Karangan ilmiah merupakan kounikasi antara penulis dan pembaca. Agar
komunikasi itu efektif dan efisien, maka seorang penulis perlu berhat-hati
dalam memilih kata, sehingga pembaca mampu mencerna kata atau rangkaian

kata yang digunakan penulis untuk mengungkapkan gagasannya.
• Dalam memilih kata ini, seorang penulis harus memperhatikan hal-hal yang
menjadi syarat dari diksi, syarat-syarat itu ialah :
a.
Ketepatan
Ketepatan dimaksudkan sebagai pemilihan kata yang dapat mewakili
gagasan penulis dengan benar, sehingga tidak terjadi perbedaan tafsir antara
penulis dengan pembaca.
b. Kesesuaian
Kesesuain diartikan sebagai pilihan kata yang cocok denagn konteks, seperti
situasi pemakaian, sasaran penulis, dan lain-lain.

Contoh :
• Kata Kamu, Anda,dan Saudara, merupakan kata-kata
yang bersinonim, yaitu kata yang digunakan untuk
menyebut lawan bicara, tetapi bukanlah sinonim mutlak.
Nilai-nilai social menjadikan ketiga kata itu memiliki
nuansa yang berbeda.
Seperti :
• Saya sama besar dengan kamu

• Saya sama besar dengan anda
• Saya sama besar dengan saudara

Pengertian Kalimat Efektif
Menurut Razak, kalimat efektif adalah kalimat yang mampu
mengekspresikan kejiwaan manusia lainnya, dengan demikian, hanya
kalimat yang berdaya gunalah yang diklasifikasikan kepada kalimat efektif.
• Sedangkan menurut Zulfahmi, Kalimat efektif adalah kalimat yang
mampu mengantarkan isi dan tujuan komunikasi dengan baik. Untuk
mengungkapkan atau mengkomunikasikan gagasan pengarang maka
diperlukan kalimat yang baik.
• Pernyataan diatas mengisyaratkan bahwa kalimat merupakan media
yang menampung gagasan pengarang. Dalam formulasi lain, kalimat
dapat disefenisikan sebagai wujud dari perasaan, sikap, dan pikiran si
pengarang yang akan dikomunikasikan dalam bentuk bahasa tulis.

Syarat Kalimat yang Efektif
• Kalimat efektif memiliki kemampuan untuk melahirkan dan
memicu kembali gagasan-gagasan pembaca yang identik dengan
gagasan pengarang. Disamping itu, kalimat efektif juga memiliki

kemampuan untuk menghilangkan kemonotonan sebuah tulisan
atau karangan.
• Untuk kepentingan tersebut, pengarang harus mampu
memodifikasi kalimat yang digunakannya. Dalam hal ini, Keraf
mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu; Kesatuan gagasan, koherensi antar unsur
pembentuk kalimat, penekanan, variasi kalimat, peralelisme,
dan penalaran.

a.
Kesatuan Gagasan
Kesatuan gagasan dibentuk melalui unsur-unsur yang
membangun kalimat dengan memperhatikan ide pokok
kalimat tersebut, sehingga kalimat tersebut hanya
mengandung satu ide pokok. Dengan kata lain, kesatuan
gagasan sebuah kalimat ditandai dengan keberadaan satu ide
pokok dalam sebuah kalimat.
Kesatuan gagasan dalam kalimat itu dapat dibentuk dengan
berbagai cara, meskipun kalimat, secara praktis dibangun
oleh unsur-unsur fungsional yang disebut sebagai subjek (S),

prediket (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan

b. Koherensi
Koherensi ialah adanya hubungan yang jelas antara unsur
yang satu dengan yang lain dalam membangun ide pokok
kalimat. Kepaduan itu menunjukkan hubungan yang erat
antara unsure-unsur pembentuk kalimat, yaitu antara subyekprediket, prediket-obyek, dan keterangan unsure pokok.
Koherensi antar unsur pembentuk kalimat sangat terkait
dengan kesatuan gagasan yang terkandung dalam kalimat
tersebut. Jika antar unsur pembentuk kalimat tidak mamiliki
koherensi secara jelas, maka kalimat tersebut. akan sanggup
mewakili gagasan penulis.

c.
Penekanan Bahagian Kalimat
Penekanan mengacu kepada upaya yang dilakukan untuk menonjolkan
unsur yang dipentingkan dalam sebuah kalimat. Penekanan itu dapat
dilakukan dengan berbagai bentuk, antara lain dengan mengubah posisi
kalimat (unsure yang dipentingkan), menggunakan repetisi (pengulangan
bentuk yang sama), menggunakan pertentangan, dan menggunakan

pertikel penegas.
Contoh :
1. Bagi alam pikiran Minangkabau, yang dimaksud dengan harta ialah
benda-benda yang tidak bergerak, seperti : tanah, sawah, ladang, dan rumah.
2. Yang dimaksud dengan harta-bagi alam pikiran Minangkabau-ialah
benda-benda tidak bergerak, seperti : tanah, sawah, lading, dan rumah.
(mengubah posisi kalimat)

d. Variasi Kalimat
Variasi ditujukan agar kalimat yang digunakan dapat menarik
perhatian pembaca, sehingga sifat monotoni kalimat dapat
diminimalkan. Variasi kalimat dapat dilakukan dengan menggunakan
kata yang bersinonim atau penjelasan yang berbentuk frase,
keragaman bentuk kalimat (panjang pendeknya kalimat), penggunaan
bentuk kata (me- dan di-), dan dengan mengubah posisi kalimat.
e.
Paralelisme
Paralelisme adalah penempatan gagasan-gagasan yang memiliki
fungsi dan esensi yang sama dalam suatu struktur/konstruksi
gramatikal yang sama. maksudnya, gagasan-gagasan yang memiliki

fungsi dan nilai yang sama ditulis sejajar secara gramatikal .

Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa diksi adalah pilihan kata yang
tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan
sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Dari pernyataan itu
tampak bahwa penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi kegiatan
berbahasanya, termasuk saat yang bersangkutan membuat karangan.
Dalam memilih kata, seorang penulis harus memperhatikan hal-hal yang menjadi
syarat dari Diksi, yaitu :
a. Ketepatan dalam pemilihan kata yang dapat mewakili gagasan penulis dengan
benar, sehingga tidak terjadi perbedaan tafsir antara penulis dengan pembaca.
b. Kesesuaian pemilihan kata yang cocok dengan konteks, seperti situasi pemakaian,
sasaran penulis, dan lain-lain.
Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu mengantarkan isi dan tujuan komunikasi
dengan baik.