TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDON

TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN
HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK DEWAN SEBAGAI SALAH
SATU MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE
METODE PENELITIAN
Sumber Data dan Pemilihan Sampel
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari Indonesian Capital
Market Directory (ICMD). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive
sampling. Adapun kriteria yang digunakan yaitu: (i) terdaftar sebagai perusahaan publik
di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2003 hingga 2006; (ii) perusahaan yang
bergerak pada industri manufaktur; (iii) memiliki nilai buku ekuitas positif; (iv) terdapat
kelengkapan data yang dibutuhkan berturut-turut dari tahun 2003 hingga 2006.

Model Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan dua ukuran tersebut sebagai ukuran
konservatisme yaitu dengan menggunakan ukuran akrual dan

nilai pasar.

Ukuran

konservatisme dengan menggunakan akrual, sesuai dengan Givoly dan Hayn (2000).

Nilai yang digunakan sebagai proksi dari tingkat konservatisme adalah nilai rata-rata
selama tiga tahun dengan nilai tengah pad periode t, dikali dengan negatif satu untuk
memastikan bahwa nilai yang positif mengindikasikan konservatisme yang lebih tinggi.
Intuisi dalam ukuran ini adalah bahwa akuntansi yang konservatif merupakan hasil dari
akrual negatif yang persisten (Givoly dan Hayn, 2000). Semakin negatif tingkat akrual
rata-rata selama periode tertentu, maka prinsip akuntansi yang digunakan semakin
konservatif. Tujuan dari perata-rataan selama periode tertentu adalah untuk memitigasi

dampak dari nilai akrual yang besar yang bersifat temporer, karena akrual memiliki
kecenderungan untuk membalik pada periode satu hingga dua tahun (Richardson et al.,
2005).
Sedangkan ukuran konservatisme berdasarkan nilai pasar perusahaan merupakan
nilai rasio book-to-market perusahaan (Beaver dan Ryan, 2000). Nilai tersebut dikali
dengan nilai negatif satu agar nilai positif mencerminkan tingkat konservatisme yang
lebih tinggi. Hal ini karena apabila perusahaan menggunakan prinsip konservatisme,
maka nilai buku perusahaan akan cenderung lebih rendah dibandingkan dengan nilai
pasarnya sehingga rasio book-to-market akan lebih rendah dibandingkan dengan
perusahaan yang tidak menerapkan prinsip konservatisme.
Kedua ukuran konservatisme tersebut di atas merupakan variabel dependen
dalam model penelitian. Sedangkan karakteristik dewan yang akan diteliti dalam

penelitian ini berkaitan dengan independensi dari komisaris, kepemilikan perusahaan
oleh komisaris dan direksi, dan ada/tidaknya komite audit. Karakteristik dewan tersebut
merupakan variabel independen dalam penelitian ini.
Selain itu, penelitian ini menggunakan beberapa variabel pengendali. Pertama,
kepemilikan institusional sebagai salah satu variabel pengendali sesuai dengan Ahmed
dan Duellman (2007). Hal ini dikarenakan kepemilikan oleh investor institusional
merupakan mekanisme alternatif dari corporate governance. Dengan adanya kepemilikan
saham oleh investor institusional yang tinggi ini maka pemegang saham institusionl ini
dapat menggantikan atau memperkuat fungsi monitoring dari dewan dalam perusahaan.
Kedua, mengendalikan dampak dari ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan akan
mempengaruhi tingkat biaya politis yang dihadapi perusahaan sehingga akan

mempengaruhi penggunaan prinsip akuntansi yang konservatis (Watts dan Zimmerman,
1978). Perusahaan yang memiliki ukuran besar akan menghadapi biaya politis yang lebih
tinggi, sehingga akan mendorong mereka untuk lebih menggunakan prinsip akuntansi
yang konservatis untuk mengurangi biaya politis tersebut. Ketiga, mengendalikan
dampak pertumbuhan penjualan . Ahmed et al. (2002) menyatakan bahwa pertumbuhan
penjualan akan mempengaruhi konservatisme melalui ukuran akrual dan nilai pasar
karena pertumbuhan penjualan akan mempengaruhi tingkat akrual perusahaan seperti
persediaan dan piutang dan pertumbuhan penjualan yang tinggi seringkali meningkatkan

ekspektasi pasar terhadap arus kas di masa depan sehingga akan mempengaruhi ukuran
konservatisme melalui nilai pasar (dalam Ahmed dan Duellman, 2007). Keempat,
mengendalikan profitabilitas perusahaan karena perusahaan yang lebih menguntungkan
cenderung untuk lebih menggunakan prinsip akuntansi konservatis (Ahmed et al., 2002).
Kelima, mengendalikan dampak dari leverage terhadap konservatisme. Hal ini karena
semakin tinggi tingkat leverage maka semakin besar kemungkinan konflik yang akan
muncul antara pemegang saham dan pemegang obligasi yang pada akhirnya akan
mempengaruhi permintaan kontraktual terhadap akuntansi yang konservatis (Ahmed dan
Duellman, 2007). Akhirnya, untuk pengukuran konservatisme dengan menggunakan nilai
pasar penelitian ini mengikuti Beaver dan Ryan (2000) yang memasukkan return saham
kini dan lag return satu tahun dalam regresi pada ukuran konservatisme dengan nilai
pasar.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka model penelitian yang dibentuk adalah
sebagai berikut:
i) Konservatisme dengan ukuran akrual

KON-ACCi,t = β0 + β1INDEP_COMi,t + β2BOARD_OWNi,t + β3COM_AUDi,t +
β4INS_OWNi,t + β5FIRM_SIZEi,t + β6SALES_GROWTHi,t +
β7PROFi,t + β8 LEVi,t + εi,t
(1)

Dimana:
KON-ACCi,t

: Tingkat konseratisme dengan ukuran akrual perusahaan i pada
waktu t

COM_SIZEi,t

: Jumlah komisaris (termasuk komisaris independen) perusahaan i
pada waktu t

INDEP_COMi,t

: Proporsi komisaris independen terhadap jumlah total komisaris
perusahaan i pada waktu t

BOARD_OWNi,t

: Persentase kepemilikan saham oleh komisaris dan direksi
perusahaan i pada waktu t


COM_AUDi,t

: Ada atau tidaknya komite audit pada perusahaan i pada waktu t

INS_OWNi,t

: Persentase kepemilikan saham oleh institusi keuangan pada
perusahaan i pada waktu t

FIRM_SIZEi,t

: Rata-rata total aset perusahaan i pada waktu t

SALES_GROWTHi,t : Pertumbuhan penjualan perusahaan i pada waktu t
PROFi,t

: Profitabilitas perusahaan i pada waktu t

LEVi,t


: Leverage (tingkat hutang) perusahaan i pada waktu t

ii) Konservatisme dengan ukuran nilai pasar
KON-MKTi,t = β0 + β1INDEP_COMi,t + β2BOARD_OWNi,t + β3COM_AUDi,t +
β4INS_OWNi,t + β5FIRM_SIZEi,t + β6SALES_GROWTHi,t +
β7PROFi,t + β8LEVi,t + β9CURR_RETi,t+ β10 LAG_RETi,t+ εi,t
(2)
Dimana:

KON-MKTi,t

: Tingkat konservatisme dengan ukuran pasar (rasio book-to-market)
perusahaan i pada waktu t

CURR_RETi,t

: Holding period return satu tahun perusahaan i pada waktu t

LAG_RETi,t


: Return periode sebelumnya

Ekspektasi dari model diatas adalah: β1 > 0, β2 ≠ 0, β3 > 0, β4 > 0, β5 > 0, β6 > 0, β7 > 0, β8 >
0, β9 > 0, β10 > 0
Operasionalisasi varibel yang digunakan dalam model tersebut diatas dapat dilihat pada
Tabel 1 pada Lampiran 1.

Pengujian Model
Model di atas akan diestimasi dengan menggunakan regresi OLS dengan pooled
data dan analisis panel data dengan menggunakan model efek tetap. Dalam pengujian ini
juga akan diuji terpenuhinya asumsi BLUE (Best Linear Unbiased Estimate) dimana
model tersebut harus memenuhi asumsi terdistribusi secara normal, tidak terjadi
heteroskedastisitas, tidak terjadi multicollinearity, dan tidak terjadi autokorelasi.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan software statistik SPSS untuk mendapatkan
estimasi dari nilai parameter dalam model.