HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DI

HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI
DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS
MLATI TAHUN 2011
Riska Wedhasmara
Bidan Pelaksana RSUD Leuwiliang

ABSTRAK
IMD sebagai pilar utama dalam proses menyusui dapat memberikan ibu
kesempatan meningkatkan rasa percaya diri dalam memberikan ASI sehingga dapat
mendukung keberlangsungan menyusui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara pelaksanaan Inisisasi Menyusui Dini dengan pemberian ASI Eksklusif.
Desain penelitian ini adalah dengan menggunakan metode pendekatan cross
sectional. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua ibu yang mempunyai
bayi usia minimal 6 bulan di Puskesmas Miati. Pengambilan sampel secara accidental
sampling adalah pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil responden yang
kebetulan ada. Mengambil responden yaitu ibu-ibu yang mempunyai bayi berusia minimal 6
bulan yang berada di Puskesmas Mlati selama periode masa penelitian. Pengolahan data
terdiri dari proses editing, coding, transferring), dan tabulating. Analisis data penelitian ini
adalah analisis univariabel, analisis bivariabel. Analisis univariabel adalah analisis untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik subjek penelitian. Data ini ditampilkan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Selanjutnya

dilakukan analisis bivariabel, dilakukan terhadap dua variabel, dalam hal ini pelaksanaan
IMD dengan pemberian ASI Eksklusif. Analisis bivariabel menggunakan uji statistika Chi
Square dengan interval kepercayaan 95% dan tingkat kesalahan 5%.
Hasil penelitian diketahui bahwa ibu yang melakukan Inisiasi Menyusu Dini, 89,1%
memberikan ASI Eksklusif, ibu yang tidak melakukan Inisiasi Menyusu Dini, 55,5%
diantaranya tetap dapat melakukan ASI Eksklusif. Data dianalisis dengan menggunakan
2
program R, didapatkan hasil bahwa x = 9,01 . Bila dilihat dari analisa data menunjukkan
bahwa p-value yaitu 0,00 yang < 0,05 artinya ada hubungan antara pelaksanaan Inisiasi
Menyusu Dini dengan pemberian ASI Eksklusif.
Kata kunci : Inisiasi Menyusui Dini, ASI Eksklusif

ABSTRACT
IMD as a main pillar in the process of breastfeeding can give the mother a chance increase
confidence in breastfeeding so as to support the continuity of nursing. This study aimed
to determine the relationship between the implementation of the Early
Breastfeeding initiation with exclusive breastfeeding .

This research design is by using cross sectional method . In this study, the population is all
the mothers who have at least 6 months old baby at the health center Miati . Sampling by

accidental sampling is sampling done by taking the respondents who happened to be . Taking
the respondents are mothers who have a minimum of 6 month old baby who was in PHC
Mlati during the study period . Data processing consists of editing , coding , transferring ) ,
and tabulating . The data analysis of this study is univariable analysis , bivariate analysis .
Univariable analysis is the analysis to explain or describe the characteristics of the study
subjects . These data are presented in tabular form and percentage frequency distribution of
each variable . Further bivariate analysis , conducted on two variables , in this case the
implementation of the IMD with exclusive breastfeeding . Bivariate analysis using Chi
Square test statistic with 95% confidence intervals and error rate of 5 % .
The results reveal that mothers who do Early Initiation of Breastfeeding , 89.1 % exclusive
breastfeeding , mothers who do not do Early Initiation of Breastfeeding , 55.5 % of them still
can do exclusive breastfeeding . Data were analyzed using the R program , showed that =
9.01 . When viewed from the analysis of the data shows that the p-value is 0.00 which is <
0.05 means that there is a relationship between the implementation of Early Initiation of
Breastfeeding by exclusive breastfeeding .
Keywords: early breastfeeding initiation, exclusive breastfeeding

1. PENDAHULUAN
Menurut The World Health
Report (2005) yang dikutip oleh Roesli

(2008), angka kematian bayi baru lahir di
Indonesia adalah 20 per 1000 kelahiran
hidup, Berdasarkan penelitian WHO
(2000) di enam negara berkembang yakni
Brasil, Ghana, India, Oman, Norwegia,
dan Amerika Serikat, resiko kematian bayi
antara 9 – 12 bulan meningkat 40% jika
bayi tersebut tidak disusui. Untuk bayi
berusia dibawah dua bulan, angka
kematian ini meningkat menjadi 48%.
Menyusui khususnya menyusui
secara eksklusif adalah cara pemberian
makan bayi yang alamiah. (Roesli, 2008).
Pilar utama dalam proses menyusui adalah
Inisiasi Menyusui Dini atau IMD. IMD
didefinisikan sebagi proses membiarkan
bayi menyusu sendiri setelah kelahiran.
Bayi diletakkan di dada ibu dan bayi itu
sendiri dengan segala upayanya mencari
putting untuk segera menyusu. Jangka

waktu pelaksanaan IMD adalah sesegera
mungkin setelah melahirkan (Yuliarti,
2010).

Hasil penelitian Sose dll CBA
Foundation yang dikutip Utami Roesli
(2008) menunjukkan bahwa hubungan
antara saat kontak kulit ibu-bayi dengan
meletakkan bayi untuk kontak kulit
setidaknya satu jam, hasilnya dua kali
lebih lama disusui. Pada usia enam bulan
dan setahun, bayi yang diberi kesempatan
untuk menyusui dini hasilnya 59% dan
38% masih disusui. Bayi yang tidak diberi
kesempatan menyusu dini tinggal 29%
dan 8% yang masih disusui di usia yang
sama. Hasil penelitian lain menyebutkan
bahwa IMD mampu meningkatkan 2-8
kali lebih besar keberhasilan pemberian
ASI eksklusif (Roesli, 2007).

Cakupan ASI Eksklusif di
Provinsi DIY pada tahun 2009 sebesar
35,28% lebih tinggi daripada tahun
sebelumnya yaitu 23,72% pada tahun
2007. Namun, cakupan ASI Eksklusif
pada tahun 2007 menurun daripada tahun
2006 yang cakupan ASI Eksklusif
mencapai 34,09%. (Profil Kesehtaan DIY,
2008).Cakupan ASI Eksklusif untuk
wilayah DIY pada tahun 2009 dapat

dikatakan masih rendah, yaitu sebesar
35,28 %. Padahal untuk target nasional,
cakupan ASI Eksklusif adalah sebesar
80%.
Berdasarkan jumlah bayi yang
diberi ASI Eksklusif, Kabupaten Sleman
memiliki jumlah bayi yang diberi ASI
Eksklusif tertinggi dengan jumlah 5.726
bayi, sedangkan jumlah terendah berada di

Gunung Kidul dengan 1.024 bayi (Profil
Kesehatan
Provinsi
DIY,
2009).
Kabupaten
Sleman
memiliki
17
kecamatan. IMD sebagai pilar utama
dalam proses menyusui dapat memberikan

digunakan untuk membuktikan hubungan
(korelasi) antara pelaksanaan IMD dengan
pemberian ASI Eksklusif.
Desain
penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode pendekatan cross sectional.
Penelitian dengan pendekatan cross
sectional adalah suatu penelitian untuk

mempelajari hubungan antara variabel
bebas dengan variabel tergantung dengan
melakukan pengukuran sesaat dan dinilai
hanya satu kali saja.
Penelitian ini dilakukan di
Puskesmas Mlati Sleman Yogyakarta pada
tanggal 21 Maret hingga 21 Mei 2011.

Kerangka Konsep

Inisiasi Menyusu Dini

Pemberian ASI Eksklusif

IMD

ASI Eksklusif

Tidak IMD


Tidak ASI Eksklusif

ibu kesempatan meningkatkan rasa
percaya diri dalam memberikan ASI
sehingga
dapat
mendukung
keberlangsungan menyusui. Berdasarkan
uraian di atas penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang hubungan
pelaksanaan IMD dengan pemberian ASI
di Puskesmas Mlati II tahun 2011.
2. METODE PENELITIAN
a. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian observasional. Penelitian
observasional adalah penelitian yang
hanya melakukan pengamatan pada
sebagian dari populasi atau disebut sampel
Data penelitian ini dianalisis secara

analitik korelasional. Penelitian analitik
korelasional merupakan penelitian untuk
mencari
hubungan
antar
variabel
(Sastroasmoro, 1995). Metode ini

Dalam penelitian ini yang menjadi
populasi adalah semua ibu yang
mempunyai bayi usia minimal 6 bulan di
Puskesmas Mlati. Pengambilan sampel
secara accidental dilakukan dengan
mengambil responden yaitu ibu-ibu yang
mempunyai bayi berusia minimal 6 bulan
yang berada di Puskesmas Mlati II selama
periode masa penelitian.
Variabel yang diteliti dalam
penelitian ini terdiri dari dua variabel,
yaitu satu variabel independent dan satu

variabel dependent.
Sebagai variabel
independent dalam penelitian ini adalah
pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini.
Sebagai variabel dependent dalam
penelitian ini adalah pemberian ASI
Eksklusif.

Analisis data penelitian ini adalah analisis
univariabel, analisis bivariabel. Analisis
univariabel
adalah
analisis
untuk
menjelaskan
atau
mendeskripsikan
karakteristik subjek penelitian. Data ini
ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi dan presentase dari tiap variabel.

Selanjutnya dilakukan analisis bivariabel,
dilakukan terhadap dua variabel, dalam
hal ini pelaksanaan IMD dengan
pemberian ASI Eksklusif. Analisis
bivariabel menggunakan uji statistika Chi
Square dengan interval kepercayaan 95%
dan tingkat kesalahan 5%.
Penelitian ini menggunakan jenis
data primer. Alat yang digunakan untuk
mengumpulkan
data
masing-masing
variabel adalah angket, yang berupa daftar
isian singkat untuk mempermudah dan
mengklarifikasikan variabel yang diteliti.
Langkah-langkah pengumpulan data
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Menyusun angket yang terdiri dari
karakteristik ibu, IMD dan pemberian
ASI.
b. Membagikan surat
permohonan
menjadi responden penelitian kepada
subjek penelitian dan informed
consent untuk ditandatangani sebagai
bukti bersedia menjadi responden
penelitian.
c. Membagikan angket untuk dijawab
responden dengan ditunggu oleh
peneliti.
d. Kuesioner dikerjakan 5-10 menit dan
langsung dikumpulkan saat itu juga
setelah selesai diisi oleh responden.
e. Angket langsung dikumpulkan pada
hari yang sama setelah selesai diisi
oleh responden.
f. Memasukkan data selanjutnya ke
format pengumpulan data.
b. Pengolahan dan Analisis Data
a. Editing

Hasil angket dari lapangan harus
dilakukan penyuntingan (editing)
terlebih dahulu. Editing merupakan
kegiatan untuk pengecekan dan
perbaikan isian angket.
b. Coding
Yaitu memberi kode untuk data-data
yang
telah
terkumpul
agar
memudahkan
pemasukan
data
(Notoatmodjo, 2010). Jawaban IMD
untuk pelaksanaan IMD diberi kode 1
sedangkan jawaban tidak IMD diberi
kode 0. Jawaban ASI Eksklusif untuk
pemberian ASI Eksklusif diberi kode
1 dan jawaban tidak ASI Eksklusif
diberi kode 0.
c. Transfering
Peneliti memindahkan data mentah
yang telah didapatkan dari peneliti ke
dalam master tabel.
d. Tabulating
Peneliti menyusun dalam bentuk
tabel-tabel yaitu tabel distribusi
frekuensi dan tabel silang.
c. Analisis data
Prosedur analisis data penelitian
ini adalah analisis univariabel, analisis
bivariabel. Analisis univariabel adalah
analisis
untuk
menjelaskan
atau
mendeskripsikan karakteristik subjek
penelitian. Data ini ditampilkan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi dan
presentase
dari
tiap
variabel
(Notoatmodjo, 2010).
Selanjutnya dilakukan analisis
bivariabel, dilakukan terhadap dua
variabel, dalam hal ini pelaksanaan IMD
dengan pemberian ASI Eksklusif. Analisis
bivariabel menggunakan uji statistika Chi
Square dengan interval kepercayaan 95%
dan tingkat kesalahan 5%. Chi square (
x 2 ) satu sampel adalah teknik statistik
yang digunakan untuk menguji hipotesis
bila dalam populasi terdiri atas dua atau
lebih klas dimana data berbentuk nominal

dan sampelnya besar (Sugiyono, 2007).
Bila p-value > 0,05 maka tidak ada
hubungan antara kedua variabel. Bila pvalue < 0,05 maka ada hubungan antara
kedua variabel.
Analisis
untuk
menghitung
kekuatan atau besarnya hubungan
antarvariabel dengan Tabel Kontingensi.
Koefisien kontingensi (C) digunakan
untuk menghitung kekuatan atau besarnya
hubungan antarvariabel bila datanya
berbentuk nominal (Sugiyono, 2007).
Dalam memberikan penafsiran terhadap
koefisien korelasi yang ditemukan, maka
berpedoman pada tabel berikut:
Tabel Koefisien Kontingensi (Sugiyono,
2007):

Pelaksanaan IMD yang menjadi
salah satu program pelayanan
di
Puskesmas Mlati telah berjalan dengan
baik. Hampir semua persalinan tanpa
penyulit yang terdapat di Puskesmas ini
telah
berhasil
dilaksanakan
IMD.
Sedangkan untuk cakupan ASI Eksklusif
Di wilayah kerja Puskesmas Mlati
II sendiri bisa dikatakan cukup baik. Hal
ini dibuktikan dengan berdasarkan Profil
Puskesmas Mlati tahun 2010, didapatkan
bahwa ASI Eksklusif 6 bulan di bawah
lingkup
kerja
Puskesmas
telah
dilaksanakan sebanyak 60,18% dan
sebanyak 89,71% yang melakukan ASI
Eksklusif adalah ibu-ibu rumah tangga.
Selama penelitian ini berjalan,
terdapat lebih dari 100 orang ibu yang
Interval
Tingkat
memiliki bayi minimal usia 6 bulan yang
Koefisien
Hubungan
datang ke Puskesmas Mlati. Namun
terdapat beberapa hal yang menyebabkan
0,00-0,19
Sangat rendah
calon responden tersebut tidak dapat
0,20-0,39
Rendah
dijadikan sampel dalam penelitian ini. Hal
0,40-0,59
Sedang
ini dikarenakan antara lain, terdapat
0,60-0,79
Kuat
riwayat memiliki penyulit saat persalinan,
0,80-1,00
Sangat kuat
memiliki anak kembar, lupa dengan
kejadian saat persalinan dan subjek
menolak untuk dijadikan responden.
3. HASIL PENELITIAN
Kemudian
pada
akhir
penelitian
didapatkan 64 ibu menyusui yang
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Subjek Berdasarkan Karakteristik di Puskesmas Milati
Bulan Maret-Mei 2011
Karakteristik
umur
35 tahun
Pendidikan
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
PT
Pekerjaan
Bekerja
Tidak Bekerja

N

%

3
51
10

4,68
79,68
15,62

0
8
12
36
8

0
12,5
18,75
56,25
12,5

18
46

28,12
71,88

memiliki bayi usia minimal 6 bulan yang
berkunjung di Puskesmas Mlati periode
Maret – Mei 2011 yang memenuhi kriteria
untuk dapat dijadikan sebagai sampel
dalam penelitian ini.
Karateristik Subyek Penelitian
Tabel 1 menunjukkan bahwa proporsi
umur yang paling banyak pada subyek
penelitian adalah rentang umur 20-35
tahun yang merupakan usia reproduksi
sehat, yaitu sebesar 79,68%. Proporsi
pendidikan yang paling banyak pada
subyek
penelitian
adalah
jenjang
pendidikan SMA yaitu sebesar 56,25%.
Sedangkan untuk pekerjaan sebagian
besar dari subyek penelitian adalah ibuibu menyusui yang tidak bekerja, dengan
proporsi sebesar 71,88%.
Jumlah Ibu yang dilakukan IMD
Berdasarkan hasil pengumpulan data
terdapat 46 ibu yang melakukan IMD.
Sehingga
dapat
dihitung
proporsi
pelaksanaan IMD pada subyek penelitian
adalah 71,87%.

Hubungan Inisiasi Menyusu Dini
dengan ASI Eksklusif
Dalam penelitian tersebut dapat
diketahui bahwa ada hubungan antara
pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini
dengan pemberian ASI Eksklusif . Hal ini
diketahui
melalui
analisa
data
menggunakan teknik analisa data korelasi
Chi Square dengan menggunakan program
R. Adapun hasil data dari analisa tersebut
ditampilkan pada tabel 4.
Tabel 4. Hubungan Pelaksanaan IMD
dengan Pemberian ASI Eksklusif di
Puskesmas Mlati II tahun 2011
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui
bahwa ibu yang melakukan Inisiasi
Menyusu Dini, 89,1% diantaranya
memberikan ASI Eksklusif. Kemudian
dapat diketahui pula bahwa ibu yang tidak
melakukan Inisiasi Menyusu Dini, 55,5%
diantaranya tetap dapat melakukan ASI
Eksklusif.
Data
dianalisis
dengan
menggunakan program R, didapatkan
2
hasil bahwa x = 9,01 . Bila dilihat dari

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Subjek Berdasarkan Pelaksanaan IMD
No
Pelaksanaan
Jumlah
Frekuensi (%)
IMD
1

IMD

46

71,87

2

Tidak IMD

18

28,13

Jumlah

64

100

Jumlah Ibu yang Melakukan ASI
Eksklusif
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Subjek
Berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif
Berdasarkan hasil pengumpulan data
terdapat 51 ibu yang telah berhasil
melakukan ASI Eksklusif. Sehingga dapat
dihitung proporsi ASI Eksklusif pada
subyek penelitian adalah 79,69%.

analisa data menunjukkan bahwa p-value
yaitu 0,00 yang < 0,05 artinya ada
hubungan antara pelaksanaan Inisiasi
Menyusu Dini dengan pemberian ASI
Eksklusif.
Hasil
perhitungan
koefisien
kontingensi yaitu 0,35. Angka ini berada
dalam interval koefisien 0,20-0,39 yang
berarti
keeratan
hubungan
antara

pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini
dengan Pemberian ASI Eksklusif rendah.

memberikan ASI pada bayinya, sehingga
keberlangsungan pemberian ASI
dapat terjadi terus-menerus. Secara

Tabel 3. Distribusi
Frekuensi
SubjekPemberian
Berdasarkan
Tabel 4. Hubungan
Pelaksanaan
IMD dengan
ASIPemberian
Eksklusif ASI
di Puskesmas
MlatiEksklusif
II tahun 2011
No
Pemberian ASI Eksklusif
Jumlah
Pemberian ASI
Eksklusif Frekuensi (%)
1 ASI Eksklusif
51ASI
79,69
Pelaksanaan
ASI
Tidak
IMD2 Tidak ASI Eksklusif
Eksklusif
Eksklusif
13
20,31
IMD
41
5
46
Jumlah
64
100
Tidak IMD
10
8
18
51
13
64
tidak langsung pemberian ASI Eksklusif
Pembahasan
diharapkan dapat tercapai kelak seiring
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah
dengan pertumbuhan dan perkembangan
proses alami mengembalikan bayi untuk
bayi.
menyusui,
yaitu
dengan
memberi
Pada hasil penelitian ini didapatkan
kesempatan pada bayi untuk mencari dan
bahwa karakteristik subyek rata-rata
menghisap ASI sendiri dari satu jam
berumur 20-35 tahun. Pada rentang umur
pertama pada awal kehidupannya. Kontak
ini ibu masih termasuk dalam usia
kulit pada jam pertama kehidupan sang
reproduktif sehingga memiliki potensi
bayi memberikan efek positif baik bagi
resiko
yang
lebih
kecil
dalam
ibu maupun bagi bayi. Bagi ibu sendiri
menimbulkan komplikasi saat proses
kontak kulit pertama pada bayi menjadi
persalinan. Hal ini tentu saja akan
salah satu sarana untuk merangsang
menguntungkan proses IMD sesaat setelah
produksi ASI ibu. Kesempatan ini juga
persalinan sehingga kontak ibu dan bayi
memberikan ruang pada ibu untuk
tersebut dapat berhasil.
meningkatkan rasa percaya dirinya dalam
Pendidikan merupakan salah satu
memberikan ASI.
faktor non medis yang berpengaruh
Melalui sentuhan, emutan dan jilatan
terhadap proses reproduksi seorang wanita
bayi pada puting susu ibu yang dilakukan
(Martaadisoebrata, 1982). Pada subyek
penelitian ini mayoritas ibu berpendidikan
SMA yaitu sebanyak 79,68%. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi
tingkat pendidikan ibu maka perhatiannya
terhadap kesehatan akan diri dan orang di
sekitarnya juga lebih tinggi. Perhatian dan
keinginan memperoleh derajat kesehatan
yang lebih baik bagi diri maupun bayinya.
Karakteristik
subyek
selanjutnya
adalah sebagian besar ibu tidak bekerja.
sejak dini ini diharapkan akan dapat
Kondisi ibu yang tidak bekerja,
meningkatkan kemampuan, kepercayaan
memperbesar kemungkinan ibu untuk
dan keyakinan ibu bahwa ibu mampu
tinggal di dalam rumah seharian penuh
untuk mengasuh bayinya. Seluruh

perhatian ibu dapat diberikan seluruhnya
kepada sang bayi dalam memenuhi
kebutuhan bayi, termasuk kebutuhan
fisiologis menyusu. Ibu yang tidak bekerja
akan memiliki banyak waktu dan
perhatian untuk menyusui bayinya
sesering mungkin dan tidak perlu
memberikan susu formula.
Berdasarkan
analisis
statistik
didapatkan hasil bahwa ada hubungan
antara
pelaksanaan
IMD
dengan
pemberian
ASI
Eksklusif
yang
ditunjukkan dengan nilai p-value 0,00.
Namun jika dilihat dari hasil perhitungan
koefisien kontingensi yaitu 0,35 , angka
ini berada dalam interval koefisien 0,200,39 yang berarti hubungan antara
pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini
dengan Pemberian ASI Eksklusif rendah.
Hal ini dikarenakan banyak faktor yang
berperan. Peneliti belum mampu meneliti
seluruh faktor yang mempengaruhi dalam
pemberian ASI Eksklusif . Itulah mengapa
hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa hubungan pelaksanaan IMD
dengan pemberian ASI Eksklusif rendah.
Keterbatasan dan Hambatan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan
peneliti adalah cross sectional. Metode
yang digunakan dengan memotong lintang
suatu
kejadian.
Padahal
dalam
pelaksanaan IMD dan ASI Eksklusif
adalah
suatu
proses
yang
berkesinambungan. Pemantauan secara
continue
pada subyek penelitian
dibutuhkan agar mendapatkan data yang
lebih valid.
4. KESIMPULAN
1. Karakteristik subyek penelitian ratarata memiliki rentang umur 20-35
tahun
yang
merupakan
usia
reproduksi sehat, sebesar 79,68%,
dan berjenjang pendidikan SMA
sebesar 56,25%. Sedangkan untuk
pekerjaan sebagian besar dari subyek

penelitian adalah ibu-ibu menyusui
yang tidak bekerja, yang memiliki
proporsi sebesar 46%.
2. Peluang untuk memberikan ASI
Eksklusif pada ibu yang dilakukan
IMD sebesar 89,1%.
3. Peluang untuk memberikan ASI
Eksklusif pada ibu yang tidak
dilakukan IMD sebesar 55,5%.
4. Terdapat
hubungan
antara
pelaksanaan IMD dengan pemberian
ASI Eksklusif di Puskesmas Mlati II
dengan p-value 0,00 dan keeratan
hubungan antara kedua variabel
rendah dengan koefisien kontingensi
0,35.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi.
2010.
Prosedur penelitian Suatu Pendekatan
Praktik, Edisi Revisi Cetakan 14. Jakarta:
Rineka Cipta.
Baskoro, Anton. 2008. ASI
Panduan Praktis Ibu Menyusui. Jogjakarta
: Banyu Media.
Dinas Kesehatan DIY. 2010.
Profil Kesehatan Propinsi DIY 2009.
Yogyakarta: Dinkes DIY.
Dinas Kesehatan Kulon Progo.
2010. Profil Kesehatan Propinsi Sleman
2009. Yogyakarta: Dinkes Kabupaten
Sleman.
Hubertin, Sri Purwanti. 2003.
Konsep Penerapan ASI eksklusif. Jakarta :
EGC.
Novak, Julie C. dan Betty L.
Broom. 1999. Maternal Child Health
Nursing. Missouri : Mosby.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010.
Buku Metodologi Penelitian Kesehatan,
Edisi Revisi Cetakan Pertama. Jakarta:
Rineka Cipta.
Profil Kesehatan Puskesmas
Mlati II tahun 2010.
Riwidikdo,
Handoko.
2010.
Statistik Penelitian Kesehatan dengan

Aplikasi Program R dan SPSS.
Yogyakarta: Rineka Cipta.
Roesli, Utami. 2000. Mengenal
ASI Eksklusif. Seri I. Jakarta : Trubus
Agriwidya.
Roesli, Utami. 2001. Manajeman
Laktasi, Suatu Telaah Krisis. Jakarta: RS
Sint Corolus.
Roesli, Utami. 2007. Inisiasi
Menyusu Dini, Manfaatnya Seumur
Hidup, Healthy life magazine Indonesia,
about ibu dan anak com/ FAQ/ Privacy –
policy/ Index/ Contact us diakses 16
Desember 2009.
Roesli, Utami. 2008. Inisiasi
Menyusu Dini plus ASI eklusif. Jakarta:
Pustaka Bunda.
Roesli,Utami . 2008. Mengenal
ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agrinigiya .
Sastoasmoro, Sudigdo. 2002.
Dasar-Dasar
Metodologi
Penelitian
Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara.

Sastoasmoro, Sudigdo dan Sofyan
Ismael. 1995. Dasar-Dasar Metodologi
Penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa
Aksara.
Soetjiningsih, DSAK. 1997. ASI :
Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan.
Jakarta: EGC.
Sugiyono. 2007. Statistik untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta
Suherni,
H.
Widyasih, A.
Rahmawati. 2009. Perawatan Masa Nifas.
Yogyakarta: Fitramaya.
Yuliarti
,
Nurheti.
2010.
Keajaiban ASI- Makanan Terbaik Untuk
Kesehatan, Kecerdasan dan Kelincahan
Si Kecil. Yogyakarta : Penerbit Andi .
Arifin, M. (2004). Faktor-faktor
yang mempengaruhi produksi ASI.
Dibuka tanggal 19 Januari 2011. Dikutip
dari website: www. usu digitallibrary.ac.id
Elly, dkk. 2007. Produksi ASI dan
faktor yang mempengaruhinya. Dibuka
tanggal 10 Januari 2011. Dikutip dari