GURU DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN INTERDI

GURU DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN INTERDISIPLINER
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pendidikan Interdisipliner
Dosen Pengampu:
Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I

Disusun Oleh:
Nur Aisyah (16150235)
Rahadyan fitri ( 16150245)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
TAHUN AKADEMI 2017/2018

0

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan,

sekalipun penting pendidikan tidak akan terlaksana tanpa adanya komponenkomponen yang ada di dalam yaitu adanya pendidik dan peserta didik.
Kehadiran pendidik dalam rangka melaksanakan tugasnya sebagai pewaris
nabi adalah peran yang cukup berat untuk diemban karena membutuhkan
sosok seorang guru yang utuh dan tahu dengan kewajiban dan tanggung
jawab sebagai seorang pendidik. Sebagai peserta didik dalam mengejar
prestasi membutuhkan suatu bimbingan serta kasih sayang dengan harapan
mengantarkan mereka ke arah yang lebih baik. Karena itu gurulah sebagai
suri tauladan bagi mereka.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian guru di dalam pendidikan interdisipliner?
2. Apa peran guru di dalam pendidikan interdisipliner?
3. Apa ciri-ciri guru profesional?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian guru di dalam pendidikan interdisipliner.
2. Mengetahui peran guru di dalam pendidikan interdisipliner.
3. Mengetahui ciri-ciri guru profesional.

1

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Guru.
Menurut bahasa,

pendidik

adalah

orang

yang

mendidik

(Poerwadarminta 1976:250). Dalam definisi ini dapat diambil kesimpulan
bahwa pendidik adalah orang yang melakukan aktivitas mendidik. 1Dalam
bahasa inggris ditemukan kata teacher yang berarti pengajar. Pendidik juga
dikenal dengan istilah guru.
Guru dalam kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai seorang yang
pekerjaannya, mata pencahariannya, profesinya mengajar. Istilah ini sangat

familiar dalam dunia pendidikan di Indonesia khususnya pendidikan formal.
Secara akademis, guru adalah tenaga kependidikan, yakni anggota
masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan yang berkualifikasi sebagai pendidik. Dalam
pandangan islam, guru adalah mereka yang bertanggungjawab terhadap
perkembangan anak didik. Guru adalah setiap orang dewasa yang karena
kewajiban agamanya bertanggung jawab atas pendidikan dirinya dan orang
lain.2
Hal ini juga ditegaskan dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional, bahwa pendidik Pendidik adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,konselor, pamong
belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai
dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.3
Dalam konteks pendidikan islam, istilah pendidik sering disebut
dengan Murobbi, Mu’allim, Mu’addib, Mudarris, Mursyid.4 Kelima term
tersebut
Syamsul Kurniawan, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Ombak, 2016), hlm.
93
2 Muhammad Muntahibun Nafis, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras,

2011) hal.86
1

http://referensi.elsam.or.id/2014/11/uu-nomor-20-tahun-2003-tentang-sistem
pendidikan nasional/
3

4 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), 56.

2

3

mempunyai tempat tersendiri menurut peristilahan yang dipakai dalam
pendidikan dalam konteks islam. Adapun yang dimaksud dengan Murabbi
adalah seseorang yang memiliki tugas mendidik dalam arti pencipta,
pemelihara, pengatur, pengurus dan memperbaiki kondisi peserta didik agar
potensinya berkembang. Orang yang memiliki pekerjaan sebagai murabbi ini
biasanya dipanggil dengan sebutan ustadz.
Ustadz harus memiliki tugas dan kompetensi yang melekat pada

dirinya antara lain sebagai:
1. Mu’allim yang artinya orang yang berilmu pengetahuan luas dan mampu
menjelaskan/mengajarkan/mentransfer

ilmunya

kepada

peserta

didik,

sehingga peserta didik mampu mengamalkannya dalam kehidupan.
2. Mu’addib artinya seorang yang memiliki kediplinan kerja yang dilandasi
dengan etika, moral dan sikap yang santun serta mampu menanamkannya
kepada

peserta

didik


melalui

peneladanan

dalam

kehidupan.

3. Mudarris adalah orang yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual lebih
dan berusaha membantu menghilangkan, menghapus kebodohan peseta didik
dengan cara melatih intelektualnya melalui proses pembelajaran, sehingga
peserta didik memiliki kecerdasan intelektual dan keterampilan.
4. Mursyid artinya orang yang memilki kedalaman spiritual, memiliki
ketaatan dalam menjalankan ibadah, serta berakhlak mulia, kemudian
berusaha untuk mempengaruhi peserta didik agar mengikuti jejak
kepribadiannya melalui kegiatan pendidikan.
B. Peran Guru.
Para ahli pendidikan islam dan ahli pendidikan barat mengartikan
bahwa tugas seorang pendidik adalah mendidik. Mendidik dapat dijabarkan

dalam bentuk mengajar, memberikan dorongan atau motivasi, memuji,
menghukum, memberi contoh ataupun dalam bentuk pembiasaan diri. Dari
segala bentuk mendidik tersebut akan menghasilkan pengaruh positif bagi
pendewasaan anak.
Menurut al-Ghazali,

tugas

pendidik

yang

utama

adalah

menyempurnakan, membersihkan, menyucikan, serta membawakan hati
manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karena tujuan
pendidikan Islam yang utama adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada-


4

Nya.5 Dalam literatur barat, selain mengajar seorang guru atau pendidik
memiliki tugas lain yaitu membuat persiapan mengajar, mengevaluasi hasil
belajar, dan lain-lain yang bersangkutan dengan pencapaian tujuan mengajar.
Saiful Bahri Djamarah, merinci tugas dan tanggung jawab pendidik
sebagai berikut:
1. Korektor, yaitu pendidik mampu membedakan antara nilai yang baik dan
yang

buruk

secara

menyeluruh

mulai

dari


afektif,

kognitif

dan

psikomotornya.
2. Inspirator, yaitu pendidik mampu menjadi inspirasi bagi kemajuan belajar
anak didiknya.
3. Motivator, yaitu pendidik harus mampu membangkitkan semangat anak
dan aktif dalam belajar.
4. Inisiator, yaitu pendidik harus menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam
pendidikan dan pengajaran.
5. Fasilitator, yaitu pendidik harus dapat memberikan fasilitas yang
memungkinkan kemudahan kegiatan belajar.
C. Ciri-Ciri Profesional Guru
Seorang pekerja profesional misalnya (guru) akan menampakkan
adanya ketrampilan teknis yang didukung oleh sikap kepribadian tertentu
karena dilandasi oleh pedoman-pedoman tingkah laku khusus (kode etik)
yang mempersatukan mereka dalam satu korps profesi. Pendidikan yang baik

sebagaimana yang diharapkan modern dewasa ini dan sifatnya yang selalu
menantang,

adalah

model

pendidikan

yang

mengharuskan

tenaga

kependidikan dan guru yang berkualitas dan profesional. Setidaknya ada 6
(tujuh) ciri-ciri profesionalisasi jabatan guru yaitu:6
a. Guru bekerja semata-mata hanya memberi pelayanan kemanusiaan bukan
usaha untuk kepentingan pribadi


5 http://www.jejakpendidikan.com/2016/11/tugas-dan-tanggung-jawab-guru.html diakses pada
tanggal 11 novenber 2017
6 Saiful Sagala. Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2000) hlm. 216-217

5

b. Guru secara hukum dituntut memenuhi berbagai persyaratan untuk
mendapatkan lisensi mengajar serta persyaratan yang ketat untuk menjadi
anggota profesi keguruan.
c. Guru dituntut memiliki pemahaman serta keterampilan yang tinggi.
d. Guru dalam organisasi profesional memiliki publikasi yang dapat melayani
para

guru

sehingga

tidak

ketinggalan

bahkan

selalu

mengikuti

perkembangan yang terjadi.
e. Guru diakui sepenuhnya sebagai suatu karir hidup (a live carier).
f. Guru memiliki nilai dan etika yang berfungsi secara nasional maupun
secara local.
Karakristik Integitas Profesional Guru
Integritas berarti mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan
kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang
memancarkan kewibawaan. Adapun integritas professional menurut pakar
pendidikan adalah:
1. Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang.
2. Penguasaan ilmu yang kuat.
3. Kreatif membangkitkan peserta didik pada sains dan ilmu teknologi.
4. Pengembangan profesi secara berkesinambungan.
Integritas profesional di atas adalah satu kesatuan yang utuh dan apabila
hilang salah satu diantaranya maka akan mempengaruhi profesional seorang
guru.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dalam pandangan islam, guru ialah mereka yang bertanggungjawab
terhadap perkembangan anak didik. Guru adalah setiap orang dewasa yang
karena kewajiban agamanya bertanggung jawab atas pendidikan dirinya dan
orang lain. Dalam konteks pendidikan islam, istilah pendidik sering disebut
dengan Murobbi, Mu’allim, Mu’addib, Mudarris, Mursyid. Peran Guru yaitu
sebagai Korektor, Inspirator, Motivator, Inisiator, Fasilitator. Dan adapun ciriciri guru profesional yaitu :
a) Guru bekerja semata-mata hanya memberi pelayanan kemanusiaan bukan
usaha untuk kepentingan pribadi
b) Guru secara hukum dituntut memenuhi berbagai persyaratan untuk
mendapatkan lisensi mengajar serta persyaratan yang ketat untuk menjadi
anggota profesi keguruan.
c) Guru dituntut memiliki pemahaman serta keterampilan yang tinggi.
d) Guru dalam organisasi profesional memiliki publikasi yang dapat
melayani para guru sehingga tidak ketinggalan bahkan selalu mengikuti
perkembangan yang terjadi.
e) Guru diakui sepenuhnya sebagai suatu karir hidup (a live carier).
f) Guru memiliki nilai dan etika yang berfungsi secara nasional maupun
secara lokal.

6

DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan, Syamsul. 2016. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Ombak.
Nafis, Muhammad Muntahibun. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Teras.
Sagala, Saiful. 2000. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.
Ramayulis. 2002. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Sumber internet:
https://www.scribd.com/doc/41344284/Definisi-Guru-Kamus-Besar-BahasaIndonesia Diakses pada: 20 november 2017.
http://referensi.elsam.or.id/2014/11/uu-nomor-20-tahun-2003-tentang-sistempendidikan nasional/ Diakses pada: 20 november 2017.
http://www.jejakpendidikan.com/2016/11/tugas-dan-tanggung-jawab-guru.html
diakses pada tanggal 11 novenber 2017.

7