RMK 3 TAHAP PENGAUDITAN DAN PERENCANAAN (1)

RINGKASAN MATERI KULIAH (RMK)

“TAHAP PENGAUDITAN DAN PERENCANAAN
AUDIT”

DISUSUN OLEH :

YUSUF BASTIAN WIJA MARTONO
(F1314094)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015

TAHAP PENGAUDITAN DAN PERENCANAAN AUDIT
Secara garis besar pelaksanaan audit kinerja dapat dikelompokkan kedalam tiga tahap,
yaitu :
 Perencanaan Tingkat Tim : Survei Pendahuluan
Kegiatan survey pendahuluan meliputi :
1. Memahami entitas yang diaudit

2. Mengidentifikasi area kunci
3. Menetapkan tujuan dan lingkup audit
4. Menetapkan criteria audit
5. Mengidentifikasi jenis dan sumber bukti
6. Menyusun laporan survey pendahuluan
7. Menyiapkan program pengujian terinci
 Pelaksanaan Audit / Pengujian Terinci
Pada tahap pengujian terinci, auditor akan :
1. Mengumpulkan dan menguji bukti audit yang kompeten dan relevan
2. Menyusun kertas kerja
3. Menyusun dan mengkomunikasikan temuan audit
4. Menyusun dan mendistribusikan laporan hasil audit
 Tindak Lanjut
Audit kinerja dilaksanakan untuk mengadakan perbaikan terhadap kinerja entitas yang
diaudit melalui pemberian rekomendasi.
Tujuan utama tindak lanjut audit adalah untuk meyakinkan auditor bahwa auditee telah
memperbaiki kelemahan yang telah diidentifikasi.
MEMAHAMI ENTITAS YANG DIAUDIT
Manfaat dari memahami entitas yang diaudit :



Pemahaman yang objektif dan komprehensif atas entitas yang akan diaudit sangat
penting untuk mempertajam tujuan audit serta mengidentifikasi isu-isu kritis dan penting
sehingga audit dapat dilaksanakan secara lebih ekonomis, efisien dan efektif



Membantu mencegah dihasilkannya temuan yang menyesatkan



Untuk mendapatkan pengetahuan dan penilaian informasi yang berkelanjutan dan
kumulatif

ENTRY MEETING: LANGKAH AWAL YANG STRATEGIS
Tantangan pertama yang dihadapi auditor dalam melaksanakan audit kinerja adalah pada
saat melaksanakan pertemuan pertama kali dengan auditee. Untuk mendapatkan gambaran
menyeluruh mengenai program dan kegiatan entitas yang diaudit maka cara terpenting
adalah dengan melakukan diskusi dengan manajemen entitas yang diaudit.
INFORMASI YANG DIPERLUKAN UNTUK MEMAHAMI ENTITAS

Auditor diharapkan pada persoalan memilih berbagai jenis informasi tersebut dalam waktu
yang relative singkat untuk memperoleh pemahaman yang memadai mengenai program dan
kegiatan entitas.
Informasi yang diperlukan untuk memahami entitas meliputi :


Gambaran umum entitas
segala informasi yang terkait dengan entitas, yang dapat memberikan gambaran secara
utuh mengenai entitas.
Auditor harus memberikan perhatian yang lebih besar pada peraturan perundangundangan yang berlaku serta ketentuan-ketentuan lain yang diterapkan pemerintah
bersama DPR yang merupakan landasan kegiatan operasi auditee.



Pemahaman atas Input, Proses dan Output Entitas
Pemahaman ini merupakan sasaran pokok karena langsung berkaitan dengan evaluasi
terhadap aspek ekonomis, efisiensi dan efektivitas yang merupakan interaksi antara
input, proses dan output.




Informasi Lain
Bentuk informasi lain tersebut antara lain :
1. Pendapat public yang direfleksikan dalam putusan-putusan atau risalah-risalah
siding/ rapat DPR
2. Hasil studi yang dilakukan oleh industry, professional atau kelompok yang
mempunyai kepentingan auditee
3. Informasi yang diperoleh melalui koordinasi antardepartemen
4. Hasil penelitian akademis
5. Pekerjaan yang dilakukan negara lain
6. Hasil liputan media masa

Pengendalian internal yang dimaksud dalam Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
(SPKN)/ konsep pengendalian internal menurut COSO, terdiri dari beberapa kompenen :
1. Lingkungan Pengendalian
2. Penaksiran Risiko
3. Aktivitas Pengendalian

4. Informasi dan Komunikasi
5. Pemantauan

PROSEDUR DAN TEKNIK PENGUMPULAN INFORMASI
Beberapa teknik dan prosedur yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi dalam
rangka pemahaman entitas antara lain :
1. Melakukan wawancara dengan manajemen dan staf kunci
2. Melakukan review atas perundang-undangan dan peraturan terkait
3. Melakukan review atas laporan kinerja entitas serta laporan mengenai rencana kerja
dan prioritasnya
4. Melakukan review fisik terhadap fasilitas yang dimiliki entitas
5. Menelusuri system dan prosedur pengendalian
6. Melakukan analisis terhadap hubugan antara pemanfaatan sumberdaya dan hasilnya
7. Mengidentifikasi risiko entitas
8. Melakukan review atas laporan audit dan studi yang telah dilakukan sebelumnya.
CARA PENYAJIAN INFORMASI
Beberapa jenis model penyajian informasi antara lain :
1. Model akuntansi keuangan
2. Model bagan organisasi
3. Model bagan alir
4. Model sistem pengendalian
5. Model input-proses-output
PANDUAN DALAM MEMILIH CARA MENGURAIKAN INFORMASI

Pemilihan cara menguraikan informasi bergantung pada pertimbangan auditor dan keadaan
yang paling sesuai. Beberapa pertimbangan dalam memilih cara menguraikan informasi
antara lain:
1. Uraian tertulis lebih tepat untuk menyampaikan informasi yang bersifat analitis
2. Fotokopi dokumen lebih tepat apabila auditor menganggap bahwa informasi di
dalamnya sudah mewakili dan tidak memerlukan penjelasan terlalu banyak
3. Rekaman lebih sesuai apabila auditor mempunyai waktu singkat, sedangkan ia ingin
memperoleh informasi yang menyeluruh dari seseorang
4. Potret atau pengambilan gambar kondisi fisik lebih sesuai untuk menggambarkan
tata urutan dan dapat disajikan langsung dalam laporan audit

LAPORAN ATAS PEMAHAMAN ENTITAS DAN LINGKUNGANNYA
Hal-hal yang sebaiknya tercakup dalam laporan atas pemahaman entitas dan lingkungannya
antara lain :
1. Tujuan entitas secara umum dan komprehensif
2. Hubungan akuntabilitas baik internal maupun eksternal
3. Sumber daya, meliputi sumber daya material, keuangan, dan manusia
4. Proses manajemen
5. Tujuan kinerja
6. Program dan operasi

7. Lingkungan eksternal
IDENTIFIKASI AREA KUNCI
Area kunci adalah area, bidang atau kegiatan yang merupakan focus audit dalam entitas.
Manfaat Identifikasi Area Kunci
Pemilihan area kunci yang tepat memungkinkan penggunaan sumber daya audit secara
lebih efisien dan efektif karena dapat memfokuskan sumber daya pada area audit yang
memiliki nilai tambah yang maksimum. Tentu saja hal ini lebih baik dibandingkan dengan
mengalokasikan seluruh sumber daya audit pada seluruh area secara merata. Manfaat
Identifikasi Area Kunci
Pemilihan area kunci yang tepat memungkinkan penggunaan sumber daya audit secara
lebih efisien dan efektif karena dapat memfokuskan sumber daya pada area audit yang
memiliki nilai tambah yang maksimum. Tentu saja hal ini lebih baik dibandingkan dengan
mengalokasikan seluruh sumber daya audit pada seluruh area secara merata.
Pendekatan Untuk Identifikasi Area Kunci
Penentuan area kunci dapat dilakukan berdasarkan faktor pemilihan yang terdiri atas:
1. Risiko manajemen
Penentuan risiko manajemen sangat dipengaruhi oleh penilaian auditor atas
pengendalian internal. Beberapa hal yang dapat digunakan untuk menilai
kemungkinan terjadinya risiko manajemen dari sisi ekonomi, efisiensi, dan efektifitas
antara lain sebagai berikut:

a. Pengeluaran yang cukup signifikan, baik di bawah maupun diatas anggaran
b. Tidak tercapainya tujuan yang telah ditetapkan
c. Tingginya mutasi pegawai
d. Manajemen tidak bereaksi atas kelemahan yang ditemukan
e. Ekspansi program secara mendadak

f.

Hubungan

tanggung

jawab

yang

tumpang

tindih,


tidak

jelas,

atau

membingungkan
g. Aktivitas yang bersifat rumit dalam suatu lingkungan yang penuh dengan
ketidakpastian
2. Signifikansi
Signifikansi suatu area audit berkaitan dengan dampak yang dihasilkan area tersebut
terhadap obyek audit secara keseluruhan. Penentuan signifikansi merupakan
penilaian profesional dimana seorang auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor
berikut ini:
a. Materialitas keuangan
b. Batas kritis keberhasilan
c. Visibilitas
3. Dampak audit
Dampak audit merupakan nilai tambah yang diharapkan dari audit tersebut, yaitu
suatu perubahan dan perbaikan yang dapat meningkatkan 3E. Kemungkinan

dampak audit yang diharapkan dapat meliputi beberapa aspek berikut ini:
a. Aspek ekonomi
b. Aspek efisiensi
c. Aspek efektifitas
d. Peningkatan perencanaan, pengendalian, dan manajemen
e. Peningkatan akuntabilitas
f.

Peningkatan mutu pelayanan

4. Auditabilitas
Audibilitas berkaitan dengan kemampuan tim audit untuk melaksanakan audit sesuai
dengan standar profesi. Dalam memutuskan apakah akan melaksanakan atau tidak
audit secara profesional, auditor dapat mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Sifat kegiatan yang tidak memungkinkan untuk diaudit
b. Bila auditor tidak memiliki atau mendapatkan keahlian yang disyaratkan
c. Area tersebut sedang dalam perubahan yang signifikan dan mendasar
d. Kriteria yang sesuai atau pantas tidak tersedia untuk menilai kinerja
e. Lokasi pekerjaan lapangan tidak dapat dijangkau sehubungan dengan bencana
alam atau alasan lain