2011 DTSD Perdagangan Internasional Pela (1)

Tim Penyusunan Modul

Pusdiklat Bea dan Cukai KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI 2011

Tim Penyusunan Modul

Pusdiklat Bea dan Cukai KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI 2011

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Modul ini disusun untuk Diklat Teknis Substantif Dasar (DTSD) Kepabeanan dan Cukai yang akan disampaikan dalam enam jam pelatihan (8 JP). Dalam upaya memperoleh hasil belajar yang optimal pada mata diklat Organisasi dan Tata Kerja DJBC, kami sarankan agar Anda membaca terlebih dahulu peta konsep yang terlampir pada modul ini. Pemahaman pada peta konsep yang telah tersedia akan membimbing Anda untuk mempelajari materi- materi pada modul ini sehingga dapat memudahkan Anda mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan.

Perlu Anda ketahui bahwa mengingat begitu banyaknya rincian tugas dan fungsi pada struktur organisasi DJBC tingkat Pusat maupun pada Kanwil, KPU,

dan KPP BC, sementara waktu pembelajaran yang demikian singkat (6 JP), maka tidak seluruh tugas, fungsi dan struktur organisasi tersebut dapat

ditampilkan dalam modul ini. Anda dapat mengetahui secara lebih terperinci pada hal-hal yang belum dibahas dengan merujuk pada daftar pustaka terlampir.

Untuk mengetahui sejauhmana penguasaan Anda pada modul ini, pada tiap-tiap selesai kegiatan belajar telah tersedia tes formatif dan pada akhir modul

ini telah tersedia tes sumatif sebagai sarana untuk mengukur hasil belajar Anda secara mandiri. Demi mencapai tujuan hasil pembelajaran yang optimal pada peserta diklat, para Widyaiswara dengan tangan terbuka siap untuk membantu

Anda baik di kelas maupun di luar kelas untuk memahami materi-materi yang tersaji dalam modul ini.

PETA KONSEP

1. DESKRIPSI SINGKAT

M odul teknik perdagangan internasional ini disusun secara khusus untuk digunakan oleh para peserta Diklat Teknis Substantif Dasar (DTSD) Kepabeanan dan Cukai. Berdasarkan kurikulum diklat disebutkan bahwa mata pelajaran teknik perdagangan internasional merupakan salah satu

mata pelajaran pokok dengan alokasi waktu sebanyak 10 jam pelajaran. Kami berusaha agar setiap materi yang disampaikan dalam modul teknik perdagangan internasional ini memenuhi unsur kelengkapan, sehingga diharapkan modul ini dapat mencukupi kebutuhan knowledge peserta mengenai teknik perdagangan internasional. Untuk lebih memudahkan pemahaman, metode penulisan yang kami gunakan adalah metode deskripsi dengan menggunakan ilustrasi-ilustrasi sederhana baik berupa contoh, gambar, tabel maupun skema.

Pada kegiatan belajar ke-1, pokok bahasan yang akan kita pelajari seputar alasan perdagangan internasional, sedangkan pada kegiatan belajar ke-2 kita akan belajar tentang mekanisme transaksi perdagangan internasional. Selanjutnya pada kegiatan belajar ke-3, secara khusus akan kita bahas mengenai pelayaran dan terminal kepelabuhanan.

2. Prasyarat Kompetensi

Sebelum mempelajari modul ini peserta diklat harus telah memiliki kompetensi awal dan persyaratan, sebagai berikut :

1) Pangkat minimal Pengatur Muda Tk.I (Gol. II/b).

2) Usia maksimal 50 tahun.

3) Berkepribadian tanggap, tegas, dan cekatan.

4) Memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti Diklat.

5) Sehat jasmani dan rohani.

3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi :

Setelah mempelajari materi modul ini peserta diharapkan mampu menjelaskan

pelayaran dan kepelabuhanan.

Kompetensi Dasar :

Kompetensi dasar yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta setelah mempelajari modul ini, adalah sebagai berikut :

1) Peserta mampu menjelaskan alasan dan teori perdagangan internasional,

2) Peserta mampu menjelaskan teknik perdagangan internasional,

3) Peserta mampu menjelaskan pelayaran dan penerbangan,

4) Peserta mampu menjelaskan kepelabuhanan.

4. Relevansi Modul

Relevansi modul terhadap tugas pekerjaan yang akan dijalankan peserta diklat adalah bahwasanya materi modul ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan wawasan yang tepat mengenai transaksi perdagangan internasional kepada para pegawai DJBC sehingga dapat membantu tugas-tugas mereka di bidang pengawasan dan pelayanan kepabeanan.

Materi Modul ini telah disesuaikan dengan perkembangan instrumen pengaturan perdagangan internasional yang terkini sehingga akan memberikan informasi yang up to date mengenai transaksi perdagangan internasional, pelayaran dan kepelabuhanan.

B. KEGIATAN BELAJAR

1. Kegiatan Belajar (KB) 1

1. Mampu menjelaskan alasan perdagangan internasional.

2. Mampu menjelaskan teori perdagangan internasional .

1.1. Uraian dan contoh.

Belajar tentang perdagangan internasional merupakan hal yang menarik dan selalu up to date untuk pegawai DJBC. Tentu saja sebelum kita belajar teknis perdagangan internasional, terlebih dahulu kita pelajari alasan-alasan beserta

teori-teori yang mendasari terjadinya perdagangan internasional.

A. Alasan Perdagangan Internasional

Adanya perdagangan antar bangsa-bangsa di dunia merupakan suatu keniscayaan yang tidak dapat dielakkan. Hal ini telah terjadi sejak dahulu kala di berbagai belahan dunia. Suatu negara (kerajaan) yang kelebihan bahan pangan menjualnya ke negara (kerajaan) yang membutuhkan. Negara yang kekurangan bahan pakaian membelinya dari negara yang mampu memproduksi secara massal.

Secara ringkas terdapat beberapa alasan terjadinya perdagangan internasional, yaitu: keterbatasan sumber daya, adanya pegeseran selera dari Secara ringkas terdapat beberapa alasan terjadinya perdagangan internasional, yaitu: keterbatasan sumber daya, adanya pegeseran selera dari

1) Keterbatasan Sumber Daya

Sejarah peradaban manusia menunjukkan bahwa kebutuhan dan keinginan manusia tidak terbatas, namun di sisi yang lain sumber daya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut cenderung terbatas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak ada satupun negara di dunia ini yang mampu mencukupi kebutuhan negaranya tanpa perlu bertransaksi dagang dengan negara yang lain.

Contoh keterbatasan sumber daya yang mendorong terjadinya perdagangan internasional adalah China. Untuk menghidupi penduduknya yang lebih dari satu milyar serta untuk memasok energi untuk industri yang semakin berkembang, China membutuhkan ketersediaan Migas yang tidak sedikit. Mengingat China bukanlah negara dimana secara geografis memiliki cadangan migas yang memadai maka jalan satu-satunya adalah dengan membeli migas tersebut dari negara lain.

Jauh sebelum era modern dalam perdagangan internasional saat ini terjadi, banyak negara-negara Eropa yang melakukan perjalanan jauh ke berbagai benua untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya. Kita juga telah mengetahui sebelum era penjajahan di nusantara dilakukan bangsa-bangsa Eropa, mereka pada awalnya berdagang rempah-rempah yang harganya sangat mahal karena terbatasnya produksi di Eropa.

Pada fase berikutnya keterbatasan sumber daya ini berkembang menjadi perdagangan untuk mendapatkan kejayaan bangsa. Fakta menunjukkan bahwa

perdagangan internasional telah menjadi tulang punggung bagi negara untuk meraih kemakmuran, kesejahteraan dan kekuatan. Hal ini sudah banyak terbukti dalam sejarah perkembangan dunia. Besar dan jayanya negara-negara di dunia tidak terlepas dari keberhasilan dan aktivitas negara-negara tersebut di dalam perdagangan internasional.

Coba Anda cari beberapa contoh negara yang memiliki keterbatasan sumber daya sehingga harus mengimpor barang tertentu dari negara lain!

Diskusikan dengan rekan-rekan Anda untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap!

2) Pergeseran Selera

Dunia yang semakin berkembang menuju globalisasi membuat antar warga negara di dunia ini mudah berbagi budaya dan kebiasaan yang berlaku dengan segala produk yang mereka pergunakan. Pertukaran budaya tentu saja dapat menghasilkan pergeseran selera, kemudian pergeseran selera masyarakat menghasilkan keinginan (want) dan kebutuhan (need). Selanjutnya setiap kebutuhan akan mendorong permintaan dan munculnya orang-orang kreatif untuk memenuhi permintaan tersebut.

Bukti pergeseran selera mendorong terjadinya perdagangan antar negara sangatlah banyak. Coba kita perhatikan, di pusat-pusat perbelanjaan dan di berbagai gerai makanan dan pakaian di negeri kita. Belum lama suatu model pakaian dipamerkan diluar negeri, pakaian-pakaian tersebut tidak seberapa lama telah tersedia di toko-toko pakaian ternama di dalam negeri.

Begitupun dengan makanan cepat saji yang menjadi trend gaya hidup perkotaan, mulai McDonald, PizzaHut, sampai dengan Kentucky Fried Chicken. Makanan-makanan tersebut saat ini telah merubah selera makan masyarakat perkotaan di Indonesia yang semula akrab dengan makanan lokal semisal getuk, pempek mapun kerak telor.

Contoh lain adalah demam Black Barry beberapa saat yang lalu, hingga antrian panjang di gerai-gerai handphone terjadi dimana-mana untuk

mendapatkan gaya hidup berponsel ala Presiden Amerika Serikat, Barrac Obama.

Semua hal yang tersebut di atas mulai pakaian, makanan, hingga hand phone didatangkan ke Indonesia dari luar negeri karena adanya perubahan selera. Tidak sedikit para pengguna barang-barang tersebut lebih didorong karena faktor gengsi dan status sosial. Perlu dicatat bahwa semua barang- barang tersebut masih diimpor dari luar negeri. Dengan demikian terbukti bahwa pergeseran selera merupakan faktor pentiing terjadinya perdagangan luar negeri.

3) Kemajuan Teknologi

Perdagangan internasional terjadi juga disebabkan adanya kemajuan teknologi diantara negara-negara di dunia. Inggris dan Amerika Serikat pada awal abad 20 unggul dalam penguasaan teknologi utamanya industri tekstil dan transportasi. Hal ini berlangsung sampai berakhirnya Perang Dunia II.

Amerika Serikat sebagai pemenang perang cenderung memindahkan teknologi tekstil ke negara-negara yang kalah perang seperti Jepang. Sementara itu Amerika Serikat lebih konsentrasi pada industri otomotif karena lebih menguntungkan. Periode ini berlangsung sampai tahun 1970-an.

Selanjutnya Amerika Serikat yang mempunyai banyak temuan-temuan (inovasi-inovasi) di bidang teknologi informasi mengembangkan bisnis di bidang komputer dan teknologi informasi, sementara bisnis otomotif dikembangkan oleh Jepang dan disusul oleh Korea Selatan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa negara maju mengekspor barang-barang teknologi tinggi ke negara yang kurang maju dan mengimpor barang-barang teknologi rendah dari negara-negara kurang maju. Juga dapat dikatakan bahwa negara kurang maju mengekpor barang-barang teknologi rendah dan impor barang-barang teknologi sedang dan tinggi dari negara-negara maju dan lebih maju.

4) Perbedaan Keunggulan Yang Dimiliki Suatu Negara

Alasan berikutnya yang mendasari terjadinya perdagangan internasional adalah karena adanya perbedaan keunggulan antar negara. Pembahasan

tentang keunggulan ini selanjutnya dapat Anda pelajari dalam sub bab berikutnya yaitu tentang teori perdagangan internasional yang meliputi teori keunggulan mutlak, teori keunggulan komparatif, dan teori keunggulan kompetitif.

B. Teori Perdagangan Internasional

1) Teori Keunggulan Mutlak.

Teori Keunggulan mutlak dicetuskan oleh Adam Smith. Adam Smith percaya bahwa perdagangan antar negara terjadi karena negara A mempunyai keunggulan mutlak dibandingkan negara B. Keunggulan mutlak negara A ditunjukkan pada biaya buruh (labour cost) yang lebih rendah dibandingkan dengan negara B.

Dan dengan catatan bahwa terdapat mobilitas tenaga buruh dari suatu negara ke negara lainnya dan negara tidak ikut turut campur dalam perdagangan internasional. Kritik terhadap theory Adam Smith ialah biaya buruh sebagai satu- satunya sebab terjadinya perdagangan internasional adalah tidak tepat.

Menurut Adam Smith, keunggulan mutlak berarti kemampuan suatu bangsa untuk memproduksi suatu barang dengan jumlah input yang sama lebih banyak dari pada negara lain (suatu bangsa dapat membeli dari bangsa lain maupun menjual hasil yang berlebih).

Di bawah ini terdapat ilustrasi Teori Keunggulan Absolut dalam persaingan sempurna dengan ketentuan biaya transportasi dianggap tidak ada, dimana

suatu negara mengkhususkan diri dalam memproduksi barang-barang yang dapat diproduksi dengan lebih efisien (dgn jumlah input sama dalam kurun waktu sama, menghasilkan lebih banyak).

Dari contoh diatas, terlihat saat sebelum adanya spesialisasi, Indonesia yang memiliki keunggulan mutlak pada tekstil dan Nigeria yang unggul mutlak pada kedelai. Dengan adanya keunggulan mutlak tersebut maka terjadi spesialisasi Indonesia pada tekstil dan Nigeria pada kedelai. Selanjutnya hasil produk-produk tersebut akan diperdagangkan sehingga tercapai keuntungan yang optimal.

2) Teori Keunggulan Komparatif

Teori Keunggulan komparatif diberikan oleh David Ricardo, David Ricardo menyatakan bahwa perdagangan internasioanl terjadi karena adanya keunggulan komparatif suatu negara A dibandingkan dengan negara B.

Suatu negara yang memiliki kelemahan absolut dalam memproduksi dua barang dibanding negara lain namun memiliki suatu keunggulan komparatif atau relatif dalam memproduksi barang dimana kelemahan absolutnya berkurang, masih dapat berdagang dengan negara lain.

Walaupun suatu bangsa memegang keunggulan absolute dalam produksi dua barang, kedua negara masih dapat berdagang, dengan catatan yang kurang efisien melakukan spesialisasi.

Di bawah ini terdapat ilustrasi Teori Keunggulan Komparatif dalam persaingan sempurna dengan ketentuan biaya transportasi dianggap tidak ada.

Tabel 2 : Tingkat produksi sebelum spesialisasi

Indonesia Nigeria total tekstil (bal)

30 60 90 kedelai (ton)

Dari tabel tersebut ditas dapat kita lihat bahwa Nigeria memiliki absolut advantage pada textil dan kedelai, namun Indonesia masih mempunyai relative

advantage dalam memproduksi kedelai.

Tabel 3 : Tingkat produksi setelah spesialisasi

Indonesia Nigeria total tekstil (bal)

120 kedelai (ton)

Jika masing-masing setuju dengan tingkat penukaran 1 bal tekstil ditukar dengan 1 ton kedelai, masing-masing akan mendapat keuntungan dari pertukaran dan spesialisasi. Nigeria akan mendapatkan 80 tekstil dan 40 kedelai, sedangkan Indonesia mendapatkan 40 tekstil dan 40 kedelai. Nigeria tetap ada kelebihan tekstil, sedangkan Indonesia mendapat tekstil lebih serta kedelai dalam jumlah sama. Maka bila Nigeria menginginkan 20 bal surplus tekstil untuk 20 ton kedelai diperdagangkan dengan negara lain, sehingga menjadi tekstil menjadi 60 dan kedelai 60.

3) Teori Keunggulan Kompetitif

Teori ini disampaikan oleh Michael Porter. Michael Porter menyatakan bahwa suatu negara yang mengandalkan keunggulan komparatif bagi kepentingan ekonominya tidak memadai untuk meningkatkan kemakmuran bangsanya. Fakta menunjukkan bahwa Jepang, Singapura, Taiwan, Hongkong, Korea Selatan walaupun tidak mempunyai sumber daya alam yang melimpah tetapi lebih baik dibandingkan Indonesia.

Hal itu terjadi karena sumber daya manusianya lebih unggul. Dengan demikian sumber keunggulan daya saing (competitive advantage) terletak pada

sumber daya manusia yang menguasai teknologi dibidang rekayasa teknik maupun business.

1.2. Latihan 1

1. Sebutkan beberapa contoh negara yang memiliki keterbatasan sumber daya hingga harus mengimpor suatu barang dari negara yang lain!

2. Apa yang Saudara ketahui perihal pergeseran selera dalam perdagangan, jelaskan!

3. Setiap negara mempunyai keunggulan dengan banyak teori perbedaan keunggulan mendukungnya, coba jelaskan Teori Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage) oleh Adam Smith!

4. Jelaskan Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage) oleh David Ricardo!

5. Perdagangan internasional juga terjadi karena ada pergeseran teknologi, coba jelaskan dan berikan contohnya!

1.3. Rangkuman

1. Perdagangan internasional telah dilaksanakan sepanjang sejarah peradaban manusia. Alasan-alasan terjadinya perdagangan internasional adalah karena keterbatasan sumber daya, adanya pergeseran selera, adanya kemajuan teknologi, dan adanya perbedaan keunggulan antar negara.

2. Keunggulan-keunggulan berbeda yang dimiliki tiap-tiap negara-negara yang ada di dunia menjadi faktor penting dalam perdagangan internasional. Selanjutnya muncul teori-teori perbedaan keunggulan yang mendukung perdagangan internasional, yaitu : Teori Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage) oleh Adam Smith, Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage) oleh David Ricardo, dan Teori Keunggulan Kompetitif (Competitive Advantage) oleh Michael Porter.

1.4. Formatif

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Salah satu alasan terjadinya perdagangan internasional adalah :

a. keterbatasan sumber daya.

b. adanya tekanan internasional

c. mempertahankan eksistensi bangsa

d. membangun hubungan internasional

2. Perdagangan antar negara terjadi karena negara A mempunyai keunggulan mutlak dibandingkan negara B, teori tersebut dinyatakan oleh:

a. David Ricardo

b. Adam Smith

c. Michael Porter

d. Harry Porter

3. Teori Keunggulan Kompetitif adalah :

a. Negara A lebih unggul dari pada negara B dikarenakan negara A mempunyai sumber daya manusia yang handal

b. Negara A lebih unggul daripada negara B dikarenakan lebih kaya dengan pendapatan perkapita lebih tinggi

c. Negara A lebih unggul daripada negara B dikarenakan negara B kalah bersaing di dunia intenasional

d. Negara A tidak lebih baik daripada negara B karena baik sumber daya manusia maupun sumberdaya alamnya tidak mempengaruhi perdagangan internasional

4. Pergeseran teknologi dari negara yang lebih maju ke negara kurang maju adalah sebuah proses dalam perdagangan internasional, oleh

sebab itu akan terjadi hal seperti dibawah ini, kecuali :

a. Negara maju mengekspor barang-barang teknologi tinggi ke negara kurang maju.

b. Negara maju mengekspor barang-barang dengan teknologi sederhana dan impor barang-barang dengan teknologi rendah dari

negara-negara kurang maju.

c. Negara kurang maju mengekpor barang-barang teknologi sedang dan impor barang-barang teknologi tinggi dari negara maju.

d. Negara maju dan negara kurang maju saling bersaing dengan menggunakan teknologi tinggi untuk mendapatkan keuntungan dalam perdagangan internasional.

5. Yang tidak termasuk alasan terjadinya perdagangan internasional adalah :

a. kemajuan teknologi.

b. keunggulan kompetitif.

c. keunggulan komparatif.

d. berkembangnya ilmu pengetahuan.

6. Teori Keunggulan Kompetitif (Competitive Advantage) dalam perdagangan internasional dirumuskan oleh :

a. Michael Porter

b. Adam Smith

c. David Ricardo

d. Jhon M Keynes

7. Meskipun ada suatu negara yang memegang keunggulan mutlak dalam produksi dua barang, antar negara masih dapat berdagang melakukan spesialisasi. Prinsip ini termasuk konsep perdagangan internasional dengan menggunakan dasar keunggulan :

a. absolut

b. relatif

c. komparatif

d. kompetitif

8. Fenomena black barry yang laku keras di pasaran dalam negeri merupakan contoh alasan terjadinya perdagangan internasional berupa

a. kemajuan teknologi.

b. keterbatasan sumber daya

c. pergeseran selera

d. keunggulan komparatif.

9. Data menunjukkan mobil-mobil produk Jepang paling laku di pasaran dibandingkan produk negara-negara lain. Hal ini disebabkan kendaraan

tersebut relatif memiliki mesin yang kuat, nyaman, dan harganya cukup tersebut relatif memiliki mesin yang kuat, nyaman, dan harganya cukup

a. kemajuan teknologi.

b. keunggulan kompetitif

c. pergeseran selera

d. keunggulan komparatif.

10. Bilamana menurut analisis biaya, Indonesia lebih efisien mengimpor gula dan mengekspor tekstil, maka berdasarkan pernyataan tersebut alasan yang paling tepat terjadinya perdagangan internasional adalah :

a. kemajuan teknologi.

b. keunggulan kompetitif

c. pergeseran selera

d. keunggulan komparatif.

11. Bilamana Amerika Serikat mengalihkan produksi otomotifnya ke negara dan berkonsentrasi ke Teknologi Informasi merupakan wujud dari alasan perdagangan internasional berupa :

a. kemajuan teknologi.

b. keunggulan kompetitif

c. pergeseran selera

d. keunggulan komparatif.

12. Keterbatasan sumber daya merupakan salah satu alasan terjadinya perdagangan internasional. Berikut ini merupakan manfaat dari terpenuhinya keterbatasan ini kecuali :

a. mendukung kekuatan bangsa.

b. memperkuat hubungan internasional

c. tercapainya kesejahteraan bangsa

d. tercapainya kemakmuran bangsa

13. Manakah pernyataan berikut ini yang tepat untuk teori perdagangan internasional berdasarkan keunggulan kompetitif :

a. sumber keunggulan daya saing terletak pada sumber daya manusia yang menguasai teknologi dibidang rekayasa teknik

b. sumber keunggulan daya saing terletak pada keunggulan di bidang keuangan b. sumber keunggulan daya saing terletak pada keunggulan di bidang keuangan

d. sumber keunggulan daya saing terletak pada keunggulan di bidang sarana dan prasarana

14. Manakah pernyataan berikut ini yang tepat untuk teori perdagangan internasional berdasarkan keunggulan mutlak :

a. sumber keunggulan daya saing terletak pada sumber daya manusia yang menguasai teknologi dibidang rekayasa teknik

b. sumber keunggulan daya saing terletak pada keunggulan di bidang keuangan

c. sumber keunggulan daya saing terletak pada keunggulan di bidang penyediaan bahan baku

d. sumber keunggulan daya saing terletak pada keunggulan di bidang sarana dan prasarana

15. Manakah pernyataan berikut ini yang tepat untuk teori perdagangan internasional berdasarkan keunggulan komparatif :

a. dengan spesialisasi dua negara masih dapat berdagang meskipun ada yang memegang keunggulan absolute dalam produksi dua

barang.

b. sumber keunggulan daya saing terletak pada keunggulan di bidang keuangan

c. sumber keunggulan daya saing terletak pada keunggulan di bidang penyediaan bahan baku

d. sumber keunggulan daya saing terletak pada keunggulan di bidang sarana dan prasarana

1.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Coba cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban yang telah disediakan. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi pada kegiatan belajar ini. Perhatikan dan cocokan hasil jawaban Anda dengan kualifikasi hasil belajar yang telah terinci sebagaimana rumus dibawah ini.

TP = Jumlah Jawaban Yang Benar X 100% Jumlah keseluruhan Soal

Apabila tingkat pemahaman (TP) Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari mencapai:

91 % s.d

Sangat Baik

81 % s.d.

Baik

71 % s.d.

Cukup

61 % s.d.

Kurang

0% s.d.

Sangat Kurang

Bila hasil perhitungan Anda telah mencapai 81 % atau lebih, maka Anda telah menguasai materi kegiatan belajar 1 ini dengan baik. Untuk selanjutnya Anda dapat melanjutkan kegiatan belajar berikutnya.

2. Kegiatan Belajar (KB) 2

1. Mampu menjelaskan mekanisme kontrak perdagangan. 2. Mampu menjelaskan terminologi penyerahan barang.

3. Mampu menjelaskan mekanisme pembayaran.

2.1. Uraian dan contoh

A. Mekanisme Kontrak Perdagangan Internasional

Sales contract adalah kesepakatan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih untuk melakukan

transaksi perdagangan yang dilandasi oleh prinsip-prinsip hukum yang disepakati bersama. Kontrak

internasional pada hakekatnya merupakan perjanjian yang dibuat oleh pihak penjual (seller) dan pihak pembeli (buyer). Dua pihak itulah yang menjadi pelaku utama dalam perjanjian sales contract dan secara tegas namanya tercantum dalam sales contract. Dalam praktek yang sesungguhnya, perjanjian perdagangan tersebut tidak hanya melibatkan kedua pihak tersebut, namun banyak pihak-pihak lain yang terkait dalam transaksi perdagangan internasional tersebut.

perdagangan

Dalam skema berikut diperlihatkan pihak-pihak yang terkait dengan proses transaksi perdagangan internasional, baik yang terkait secara langsung dengan kontrak perdagangan (sales contract) maupun pihak yang berkepentingan terhadap mekanisme perdagangan secara keseluruhan.

Gambar 2.1. Alur Proses Transaksi Perdagangan Internasional

1) Eksportir

Dalam kontrak perdagangan internasional eksportir bertindak sebagai penjual (Seller) yang memiliki barang-barang untuk dijual kepada importir. Eksportir sering kali hanya bertindak sebagai perantara penjualan atau

sebagai kepanjangan tangan dari produsen barang sesunguhnya.

2) Importir Dalam kontrak perdagangan internasional, importir bertindak sebagai

pembeli (buyer) yang akan membayar sejumlah nilai tertentu kepada penjual. Importir memiliki resiko dan tanggung jawab yang besar terhadap barang yang dipesan, baik resiko kerugian, kerusakan, keterlambatan, termasuk resiko penipuan dan manipulasi. Tanggung jawab importir tidak hanya menyangkut barang yang dipesannya sendiri tetapi juga termasuk barang-barang yang diimpor atas dasar perjanjian indent dengan pihak indentor di dalam negeri. Untuk itu, importir harus berhati-hati dalam membuka kontrak perdagangan, memilih partner dagang di luar negeri serta menilai indentor.

3) Indentor Dalam kondisi-kondisi tertentu, ada peminat yang bukan berstatus importir yang melakukan pemesanan kepada importir terhadap suatu produk dari luar negeri. Pihak yang melakukan pemesanan kepada importir tersebut lazim disebut sebagai pihak indentor.

4) Pendukung Untuk menciptakan transaksi perdagangan internasional tidak cukup hanya melibatkan eksportir dan importir saja. Peran pihak-pihak pendukung sangat menentukan kesuksesan suatu transaksi perdagangan internasional. Yang termasuk dalam kelompok pendukung, antara lain adalah:

Bank-bank devisa, yaitu kelompok pendukung perdagangan internasional yang berkaitan dengan pemberian jasa pembayaran, perkreditan, jaminan dan transaksi keuangan lainnya.

Badan usaha transportasi, yaitu pihak yang berkepentingan terhadap pengangkutan barang-barang dalam rangka transaksi perdagangan internasional.

Maskapai pelayaran, yaitu agen-agen kapal (pengangkut) yang mewakili kepentingan pemilik angkutan. Saat ini sebagian besar transaksi perdagangan internasinal diangkut melalui jalur laut

Perusahaan asuransi, yaitu pihak-pihak yang menjamin resiko atas pengangkutan barang dari pihak penjual hingga diterima oleh pihak pembeli.

Surveyor, yaitu pihak ketiga yang bersifat netral dan obyektif yang dapat memberikan kesaksian atas mutu, jenis, kuantitas, keaslian,

kondisi, harga dan lain sebagainya. Sertifikat yang dikeluarkan oleh Surveyor akan menguatkan posisi eksportir dan juga akan menambah

nilai jual dari barang-barang yang diperdagangkan. Otoritas kepabeanan, yaitu institusi pemerintah yang bertugas menjaga kepentingan masayarkat suatu negara serta berkepentingan terhadap pemungutan pajak-pajak dalam rangka perdagangan ekspor-impor.

Penyusunan Sales Contract

Secara sederhana, rangkaian proses negoisasi antara penjual dan pembeli yang dilaksanakan melalui proses korespondensi diilustrasikan dalam Gambar

2.2 sebagai berikut:

Gambar 1.2 Alur Proses Terjadinya

Sales Contract

Sales contract yang disepakati oleh penjual dan pembeli umumnya berisi nama dan alamat eksportir dan importir, deskripsi dan spesifikasi barang,

mekanisme dan instruksi pembayaran, mekanisme pengapalan dan penyerahan barang, penutupan asuransi, dan beberapa persyaratan lain sebagai ketentuan

tambahan.

B. Terminologi Penyerahan Barang

Salah satu produk International Chamber of Commerce (ICC) yang digunakan sebagai acuan mengenai syarat penyerahan barang dalam penyusunan kontrak perdagangan adalah incoterms. Saat ini edisi terakhir incoterms sudah mencapai versi tahun 2000 (incoterms 2000). Hal-hal yang Salah satu produk International Chamber of Commerce (ICC) yang digunakan sebagai acuan mengenai syarat penyerahan barang dalam penyusunan kontrak perdagangan adalah incoterms. Saat ini edisi terakhir incoterms sudah mencapai versi tahun 2000 (incoterms 2000). Hal-hal yang

Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai syarat-syarat incoterms, satu hal yang perlu dipahami bahwa ruang lingkup incoterms terbatas pada hal-hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban penjual dan pembeli terhadap sales contract dan hanya barang-barang yang bersifat “nyata” (tangible). Dengan demikian syarat penyerahan barang terhadap barang-barang yang sifatnya tidak berwujud (intangible) seperti software komputer, merk dagang, hak kekayaan intelektual, dan sebagainya, tidak termasuk dalam cakupan incoterms.

Untuk memudahkan pengertian, struktur incoterms 2000 sekarang ini dibagi menjadi empat kategori, dengan jumlah terms sebanyak 13 macam, yaitu :

Kelompok Terms “E” – Lokasi eksportir (EXW) Kelompok Terms “F” - Angkutan utama belum dibayar (FCA, FAS, FOB) Kelompok Terms “C” - Angkutan utama telah dibayar (CFR, CIF, CPT, CIP) Kelompok Terms “D” - Sampai tujuan (DAF, DES, DEQ, DDU, DDP)

Pada bagian berikut, akan kami sampaikan penjelasan mengenai pengertian masing-masing syarat penyerahan barang sesuai yang diatur di dalam ketentuan incoterms 2000 (ICC, 2000).

1) Kelompok “E”, Ex Works

Pengertian terms exworks adalah penyerahan yang dilaksanakan di suatu tempat milik eksportir atau di negara asal barang (pabrik, gudang, dan lain-lain). Kewajiban dan resiko yang timbul setelah penyerahan

tersebut, misal: stuffing ke sarana pengangkut, pengangkutan ke pelabuhan, pengurusan formalitas ekspor, biaya tambang, dan sebagainya

sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembeli.

2) Kelompok “F”, angkutan utama belum dibayar CFCA-Free Carrier

Free carrier berarti bahwa penjual menyerahkan barang kepada pengangkut dalam keadaan sudah mendapat ijin ekspor, ditempat yang

ditunjuk oleh pembeli. Pemilihan kondisi penyerahan FCA mempunyai dampak bahwa :

kewajiban penjual dianggap selesai apabila barang selesai dibongkar di terminal yang ditunjuk pembeli; kewajiban penjual dianggap selesai apabila barang selesai dibongkar di terminal yang ditunjuk pembeli;

penyerahan dianggap selesai apabila barang telah ditempatkan ke

dalam kewenangan pembeli dalam keadaan belum dibongkar. FAS-Free Alongside Ship. Free alongside Ship berarti penjual wajib menanggung biaya dan resiko sampai dengan penyerahan barang di samping kapal di pelabuhan pengapalan, dalam keadaan sudah mendapat ijin ekspor. Dengan demikian titik kritis peralihan resiko terjadi di pelabuhan pengapalan ketika barang telah diserahterimakan. Terms ini hanya dapat dipakai untuk angkutan laut dan sungai saja.

FOB – Free on Board

Free on Board berarti penjual wajib menanggung biaya dan resiko sampai dengan barang melewati batas pagar kapal (on board) di pelabuhan pengapalan, dalam keadaan sudah mendapat ijin ekspor. Dengan demikian resiko telah beralih dari penjual kepada pembeli pada saat barang

melewati pagar kapal (when the goods passed the ship’s rail). Syarat penyerahan FOB hanya dipakai untuk pengangkutan laut dan sungai saja.

3) Kelompok “C” Angkutan Utama dibayar.

Kelompok term “C” secara umum memberikan pengertian bahwa biaya- biaya angkutan utama telah diselesaikan pembayarannya oleh pihak eksportir. Dalam terms ini terdapat 2 titik kritis yang harus dipahami. Pertama, titik yang menunjukkan sampai dimana penjual wajib menanggung semua biaya pengangkutan. Titik kritis berikutnya adalah titik dimana resiko beralih dari penjual kepada pembeli. Ciri khas yang dapat ditemui pada dokumen bill of lading atas transaksi yang menggunakan kelompok terms “C” adalah klausul pembayaran yang menyebutkan “freight prepaid”.

CFR – Cost and Freight

Cost and Freght berarti bahwa penjual menyerahkan barang setelah barang melewati batas pagar kapal di pelabuhan pengapalan dalam

keadaan sudah mendapat ijin ekspor, tetapi biaya pengangkutan sampai ke pelabuhan tujuan tetap menjadi kewajiban penjual. Titik pertanggungan keadaan sudah mendapat ijin ekspor, tetapi biaya pengangkutan sampai ke pelabuhan tujuan tetap menjadi kewajiban penjual. Titik pertanggungan

Pada terms CIF, kewajiban penjual sama dengan term CFR ditambah dengan kewajiban membayar asuransi pengangkutan. Term ini hanya dipakai untuk angkutan laut dan sungai saja. CPT-Carriage Paid to

Pengertian terms ini adalah ketika pengangkutan atas barang ekspor menggunakan lebih dari satu alat transportasi (multi moda). Untuk itu penjual akan menanggung seluruh biaya pengangkutan dan menentukan sendiri pengangkut yang akan membawa barang-barang hingga sampai di suatu tempat tujuan di negara importir. CIP-Carriage and Insurance paid to

Pada terms ini, kewajiban penjual pada dasarnya sama dengan terms CPT hanya saja ditambah dengan kewajiban menutup asuransi pengangkutan. Dengan demikian penjual akan menanggung biaya pengangkutan termasuk menutup asuransi sampai dengan tempat tujuan di negara importir.

4) Kelompok “D”, Pengangkutan Sampai di Tujuan

Kelompok terms ini mengandung pengertian bahwa kewajiban menanggung biaya yang timbul dan titik kritis perpindahan resiko adalah sampai dengan suatu tempat di negara importir. Resiko dan beban biaya yang harus ditanggung penjual dalam terms ini adalah yang paling besar.

DAF-Delivered at Frontier

Delivered at Frontier berarti bahwa perpindahan resiko dari penjual kepada pembeli dilakukan di suatu tempat yang termasuk wilayah perbatasan, namun belum termasuk daerah pabean negara pembeli, dalam

kondisi belum dibongkar. Istilah “frontier”dipakai untuk menunjuk suatu wilayah perbatasan, oleh karenanya dalam kontrak harus disebutkan secara tegas tempat tersebut.

DES - Delivered ex Ship

Delivered ex Ship berarti bahwa penjual menyerahkan barang bila telah ditempatkan ke dalam kewenangan pembeli, diatas kapal , sudah diurus formalitas ekspor, namun belum diurus formalitas impornya. Penjual menanggung semua biaya dan resiko sampai saat penyerahan sebelum dibongkar. Term ini dapat dipakai untuk alat angkut laut, atau multi moda, sepanjang penyerahannya di atas kapal di pelabuhan tujuan. DEQ - Delivered ex Quay.

Delivered ex Quay berarti bahwa penjual menyerahkan barang apabila telah ditempatkan kewenangan pembeli, diatas dermaga, telah diurus formalitas ekspor, namun belum diurus formalitas impornya. Penjual menanggung semua biaya dan resiko sampai dengan saat penyerahan di atas dermaga. Term ini dipakai untuk angkutan melalui laut atau multi moda sepanjang penyerahan barang di atas dermaga.

DDU - Delivered Duty Unpaid

Delivered Duty Unpaid berarti bahwa penjual menyerahkan barang kepada pembeli, di suatu tempat yang ditunjuk pembeli dalam wilayah kewenangan pembeli. Kondisi penyerahannya adalah belum diurus formalitas kepabeanannya, barang belum dibongkar dan alat angkut baru datang di tempat tujuan tersebut. Penjual menanggung semua biaya dan

resiko sampai dengan saat penyerahan. Terms ini dapat dipakai untuk segala jenis angkutan.

DDP - Delivered Duty Paid

Syarat penyerahan barang untuk term ini berarti bahwa penjual harus menyerahkan barang kepada pembeli di suatu tempat yang ditunjuk

pembeli dan berada di wilayah kewenangan pembeli dengan kondisi seluruh formalitas kepabeanan telah diselesaikan (door to door service).

C. Mekanisme Pembayaran

1) Metode Pembayaran Non Letter of Credit Dalam pelaksanaan mekanisme pembayaran transaksi perdagangan internasional, secara umum dibedakan menjadi 2 metode, yaitu dengan

metode non letter of credit dan metode letter of credit. Masing-masing metode pembayaran tersebut memiliki ragam dan variasi masing-masing.

Pada bagian awal kegiatan belajar 3, akan kami uraikan beberapa metode pembayaran non letter of credit yang paling umum digunakan oleh para pelaku perdagangan internasional.

Advance Payment (Pembayaran Dimuka)

Dalam metode pembayaran advance payment, pembeli terlebih dahulu melakukan pembayaran baik sebagian atau seluruhnya, sebelum barang yang dipesan dikapalkan oleh penjual. Pembayaran dapat dilakukan bersama-sama dengan surat pesanan (purchasing order) atau menunggu kepastian bahwa barang telah dikapalkan oleh eksportir.

Kondisi pembayaran dengan cara ini dilakukan ketika posisi tawar penjual lebih besar dibandingkan posisi pembeli, atau dengan kata lain pembeli sangat membutuhkan barang yang dipesan. Kondisi lainnya adalah ketika eksportir belum mengenal importir dengan baik atau bonafiditas importir diragukan oleh eksportir.

Pada umumnya metode pembayaran dengan cara advance payment dilakukan untuk jumlah transaksi perdagangan yang nilainya tidak terlalu besar. Menurut Reksoprajitno (1983) cara pembayaran dengan metode ini memiliki beberapa kelemahan, antara lain:

Posisi importir sangat lemah dan akan menanggung biaya kapital

untuk modal yang ditanam dalam bentuk barang yang dipesan CImportir harus menanggung beberapa resiko, yaitu resiko tidak sesuainya barang yang dipesan, resiko keterlambatan diterimanya barang, dan yang lebih parah adalah resiko kerugian akibat eksportir yang tidak jujur.

Dalam praktek perdagangan umumnya, metode advance payment dapat saja menggunakan instrumen-instrumen pembayaran yang dikeluarkan pihak bank. Beberapa diantaranya dapat disebutkan sebagai berikut (Reksoprajitno, 1983):

Wesel atas unjuk (sight draft), yaitu sejenis surat perintah yang dibuat oleh bank domestik yang ditujukan kepada bank koresponden di negara penjual untuk membayar sejumlah uang tertentu sebagaimana yang disebutkan dalam wesel tersebut.

International Money Order, prinsip-prinsip pembayaran yang diterapkan hampir mirip dengan sight draft namun letak perbedaannya ada pada kewajiban untuk memiliki saldo account pada bank korespondensi. Pada banker sight draft, maka bank yang akan menarik surat wesel harus memiliki saldo account pada bank yang bertindak sebagai drawer. Pada money order, keharusan memiliki saldo pada bank korespondensi tidak diperlukan.

Traveler check, yaitu instrumen pembayaran sejenis wesel yang diterbitkan oleh suatu bank yang memerintahkan pihak bank tersebut untuk memberikan pembayaran kepada sesorang yang menunjukan checks tersebut.

Personal Checks, yaitu check yang dikeluarkan oleh individu-individu yang memiliki saldo account di salah satu bank international. Uang Logam atau Uang Kertas, cara pembayaran perdagangan dengan menggunakan metode pembayaran tunai secara langsung ini sangat jarang terjadi. Umumnya yang menggunakan pembayaran dengan mata uang hanyalah wisatawan-wisatawan internasional .

Telegraphic Transfer (T/T), prinsip-prinsip pembayarannya hampir mirip dengan wesel namun

letak perbedaannya hanya pada media penyampaian berita yang digunakanakan. Untuk T/T, media penyampaian berita yang digunakan letak perbedaannya hanya pada media penyampaian berita yang digunakanakan. Untuk T/T, media penyampaian berita yang digunakan

Open Account (pembayaran di belakang)

Metode pembayaran ini kurang lebih merupakan kebalikan dari metode advance payment, artinya bahwa penjual mengapalkan terlebih dahulu

barang yang dipesan oleh pembeli sebelum pembayaran baik sebagian atau keseluruhan diterima oleh penjual. Dalam konteks lain, metode open account dapat diartikan lain bahwa penjual dan pembeli bersepakat mengenai penyelesaian proses pembayaran atas transaksi perdagangan internasional akan dilaksankan oleh pembeli pada tanggal yang ditetapkan melalui jasa bank.

Dalam posisi ini, maka tingkat resiko yang paling besar harus ditanggung oleh penjual dan tidak ada jaminan yang pasti apakah pembeli akan menepati janjinya.

Consigment (Konsinyasi)

Sama halnya dengan praktek konsinyasi dalam pengertian umum, maka pengertian consignment dalam metode pembayaran perdagangan

internasional mengandung pengertian bahwa barang yang diperdagangkan masih berstatus milik eksportir dan sifatnya hanya dititipkan kepada importir

untuk dipasarkan di negara importir. Pembayaran sesungguhnya terhadap barang yang dikirim eksportir akan dilaksankan setelah barang yang

bersangkutan laku terjual.

Collection Pengertian collection dalam pembayaran perdagangan internasional adalah metode pembayaran dengan cara menitipkan dokumen komersial

atau dokumen keuangan kepada pihak bank yang selanjutnya akan melakukan penagihan kepada importir di luar negeri. Ada 2 jenis metode collection yang digunakan dalam praktek perdagangan, yaitu :

1) Documentary collection, untuk cara ini eksportir akan menyerahkan dokumen komersial (commercial invoice dan bill of lading) dan dokumen keuangan (bill of exchange/draft, promissory notes, cheques, atau instrumen sejenis) segera setelah barang dikirim atau dikapalkan.

2) Clean collection, untuk cara ini eksportir hanya akan menyerahkan dokumen keuangan tanpa disertai dokumen komersial.

2) Metode Pembayaran dengan Letter of Credit

Metode pembayaran dengan Letter of Credit (L/C) merupakan metode yang paling sering digunakan oleh pelaku perdagangan internasional terutama dalam hal eksportir dan importir tidak saling mengenal sehingga kepentingan masing-masing dapat terjamin..

Dalam transaksi perdagangan internasional, importir membutuhkan kepastian dan jaminan mengenai kualitas dan kuantitas barang yang akan diterima, sedangkan eksportir membutuhkan kepastian dan jaminan bahwa pembayaran akan diterima sesuai dengan kesepakatan kontrak perdagangan. Dasar pemikiran inilah yang melatarbelakangi penyusunan L/C oleh para praktisi perdagangan yaitu dalam rangka memberikan kepastian dan jaminan atas transaksi perdagangan yang dilakukan.

Pengertian L/C menurut Ginting (2007) adalah janji membayar dari bank penerbit (issuing bank) kepada eksportir (beneficiary) sebesar nilai yang tercantum dalam dokumen L/C sepanjang eksportir memenuhi persyaratan L/C. Persyaratan yang dimaksud adalah pemenuhan dokumen-dokumen yang dinyatakan dalam L/C baik secara fisik maupun isi dokumen. Pihak- pihak yang terlibat dalam pelaksanaan L/C adalah eksportir, importir, bank penerbit, dan bank koresponden, namun harus dipahami bahwa klausul kontrak L/C adalah kontrak antara bank penerbit (issuing bank) dengan eksportir (beneficiary).

Mekanisme Letter of Credit Gambar 2.2 berikut memberikan gambaran umum proses penerbitan

kontrak L/C dan kedudukannya dalam sales contract.

Gambar 2.2 Mekanisme Leter of Credit

Pihak-Pihak Yang Terlibat dalam Kontrak L/C

Pihak-pihak yang secara langsung memiliki peran dan tanggung jawab dalam suatu transaksi L/C baik yang secara tegas ditunjuk dalam kontrak L/C maupun yang tidak disebutkan dalam L/C, adalah sebagai berikut (Hutabarat, 1994):

1) Applicant , yaitu pihak yang membuka kontrak L/C kepada bank penerbit. Dalam kontrak perdagangan applicant bertindak sebagai pembeli atau importir.

2) Beneficiary , yaitu pihak yang akan menerima keuntungan atau pembayaran atas pembukaan kontrak L/C. Kedudukan beneficiary dalam sales contract adalah sebagai penjual atau eksportir.

3) Issuing bank , adalah bank di negara importir yang menerbitkan L/C atas permohonan applicant.

4) Advising bank, yaitu bank di negara eksportir yang meneruskan atau memberitahukan dan juga menegaskan kebenaran pembukaan L/C kepada beneficiary. Selain proses advisi, bank ini dapat juga bertindak sebagai paying bank, sepanjang mendapat penunjukan dari issuing bank.

5) Confirming bank , yaitu bank yang menegaskan dan memberikan jaminan pembayaran atas suatu kontrak L/C. Apabila importir atau issuing bank tidak dapat melakukan pembayaran, maka confirming bank- lah yang akan menanggung pembayaran.

6) Paying bank , yaitu bank yang namanya disebutkan secara tegas dalam kontrak L/C sebagai bank yang akan melakukan pembayaran.

7) Negotiating bank , yaitu bank yang menyetujui untuk membeli wesel (draft) dari beneficiary dengan segera. Biasanya bank tersebut tidak disebutkan dalam kontrak L/C, namun khusus untuk L/C yang memiliki klausul negotiable, maka negosiasi atas dokumen yang dipersyaratkan dalam L/C dapat dilakukan kepada bank lain di luar advising atau paying bank. Selanjutnya, bank tersebutlah yang akan menarik pembayaran (reimburse) dari issuing bank.

8) Reimbursing bank , yaitu bank yang menagih kembali (reimburse) kepada issuing bank atas pembayaran yang dilakukannya kepada

beneficiary . Kondisi ini terjadi apabila antar bank penerbit dan bank pembayar tidak memiliki akses rekening, sehingga atas pembayaran L/C dilakukan oleh bank ketiga. Bank ketiga inilah yang selanjutnya

melakukan proses reimburse.

D. Dokumen-dokumen dalam perdagangan internasional

1) Invoice

Dokumen komersial perdagangan yang utama adalah invoice yang berfungsi sebagai perwujudan transaksi jual beli antar eksportir dan importir.

Berdasarkan invoice dapat diketahui berapa harga yang harus dibayar oleh importir dan apa jenis barang serta berapa jumlah barang yang harus

diserahkan oleh eksportir. Secara umum sesuai kegunaannya invoice dibedakan menjadi 3 jenis. Bentuk fisik dari ketiga jenis invoice ini dapat anda lihat pada bagian lampiran di halaman belakang Modul ini.

Proforma invoice

Sesuai dengan namanya proforma invoice adalah suatu bentuk invoice yang sifatnya belum final, hanya berupa penawaran dari penjual kepada Sesuai dengan namanya proforma invoice adalah suatu bentuk invoice yang sifatnya belum final, hanya berupa penawaran dari penjual kepada

Commercial invoice

Commercial invoice adalah suatu nota perincian mengenai data-data barang yang ditransaksikan dan juga memuat informasi mengenai harga yang harus dibayar oleh pihak pembeli.

Consular Invoice

Invoice jenis seperti ini adalah invoive yang secara khusus diterbitkan oleh instansi resmi kedutaan atau konsuler suatu negara. Dalam beberapa negara, invoice tetap diterbitkan oleh eksportir namun harus ditandasahkan oleh konsuler perdagangan di negara eksportir. Tujuan utama penerbitan consular invoice adalah untuk memeriksa harga jual dibandingkan dengan harga pasar yang sedang berlaku dan untuk memastikan bahwa tidak terjadi “dumping” terhadap barang yang ditransaksikan. Ketentuan untuk menerbitkan consulir invoice adalah kebijakan yang diambil oleh beberapa pemerintah di negara importir, sebagaimana pernah diterapkan oleh pemerintah Indonesia sebelum berlakunya Inpres No.4 Tahun 1985 (Hutabarat, 1994).

2) Daftar Pengepakan (Packing List)

Salah satu dokumen kelengkapan yang paling sering dipersyaratkan baik oleh pihak pembeli maupun oleh institusi kepabeanan di setiap negara adalah packing list barang. Dokumen ini berisi keterangan mengenai uraian dari barang-barang yang dikemas, dibungkus, diikat dan sebagainya yang tujuannya adalah mempermudah pengecekan atau pemeriksaan. Dengan

diterbitkannya packing list maka akan mempermudah dan mempercepat proses pemeriksaan fisik barang oleh pejabat kepabeanan, oleh karena

masing-masing kemasan telah diuraikan secara lengkap jumlah dan jenis barang yang ada di dalamnya.

3) Polis Asuransi (Insurance Policy)

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR YANGMEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR DI DESA SEMBORO KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER TAHUN 2011

2 53 20

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN BESAR DAN MENENGAH PADA TINGKAT KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2006 - 2011

1 35 26

A DISCOURSE ANALYSIS ON “SPA: REGAIN BALANCE OF YOUR INNER AND OUTER BEAUTY” IN THE JAKARTA POST ON 4 MARCH 2011

9 161 13

Strategi Bauran Pemasaran Umrah Pada Pt Abdi Ummat Wisata Internasional (ATTIN TOUR) Jakarta Timur

14 77 95

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Pengaruh pemahaman fiqh muamalat mahasiswa terhadap keputusan membeli produk fashion palsu (study pada mahasiswa angkatan 2011 & 2012 prodi muamalat fakultas syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 22 0

Peran Migrant Care Dalam Mengatasi Masalah Perdagangan Manusia yang Terjadi Terhadap Pekerja Migran Indonesia di Malaysia 2011-2015

4 35 74

Pendidikan Agama Islam Untuk Kelas 3 SD Kelas 3 Suyanto Suyoto 2011

4 108 178

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pela

7 98 60

KOORDINASI OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) DENGAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS) DAN BANK INDONESIA (BI) DALAM UPAYA PENANGANAN BANK BERMASALAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

3 32 52