STUDI KARAKTERISTIK SEDIMEN BERDASARKAN UKURAN BUTIR DI PESISIR PANTAI KAJHU KABUPATEN ACEH BESAR

LAPORAN HASIL PENELITIAN

STUDI KARAKTERISTIK SEDIMEN BERDASARKAN UKURAN BUTIR
DI PESISIR PANTAI KAJHU KABUPATEN ACEH BESAR
OLEH

Ichsan Setiawan, M.Si
Edy Miswar, S.Si
Ilham Zulfahmi, S.Kel
Dibiayai oleh Yayasan LEBah, sesuai dengan Surat Perjanjian Kerja
Nomor: 083/yys-LEBah/kon/XI/2010 Tanggal 30 November 2010

Kerjasama antara
Jurusan Ilmu Kelautan Koordinatorat Kelautan dan Perikanan
Universitas Syiah Kuala
dengan
Yayasan Lahan Ekosistem Basah (LEBah)
Februari 2011

HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Penelitian


: Studi Karakteristik Sedimen Berdasarkan Ukuran
Butir di Pesisir Pantai Kajhu Kabupaten Aceh Besar

2. Bidang Ilmu Penelitian

: Ilmu Kelautan

3. Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap

: Ichsan Setiawan, M.Si

b. Jenis Kelamin

: Laki-laki

c. NIP

: 19780607 200604 1 004


d. Pangkat/Golongan

: Penata/III-c

e. Jabatan

: Lektor

f. Koordinatorat / Jurusan

: Kelautan dan Perikanan / Ilmu Kelautan

4. Anggota Peneliti

: 1. Edy Miswar, S.Si
2. Ilham Zulfahmi, S.Kel

5. Lokasi Penelitian


: Desa Kajhu, Kecamatan Baitussalam,
Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh

6. Waktu Penelitian

: 3 (tiga) bulan

7. Biaya

: Rp. 4.000.000,-

Banda Aceh, 22 Februari 2011
Ketua Peneliti,

Mengetahui:
Ketua Jurusan Ilmu Kelautan
Koordinatorat Kelautan dan Perikanan
Universitas Syiah Kuala,

Nur Fadli, M.Sc

NIP. 19801129 200312 1 001

Ichsan Setiawan, M.Si
NIP. 19780607 200604 1 004
 

Menyetujui:
Direktur Yayasan Lahan Ekosistem Basah (LEBah),

Ir. Cut Maila Hanum, MP

i

RINGKASAN

STUDI KARAKTERISTIK SEDIMEN BERDASARKAN UKURAN BUTIR DI PESISIR
PANTAI KAJHU KABUPATEN ACEH BESAR
Pesisir Pantai Kajhu terletak di Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar, kawasan
ini termasuk wilayah yang terkena dampak tsunami. Semenjak tahun 2006-2007 di kawasan
tersebut telah dilakukan usaha rehabilitasi hutan pantai dan mangrove oleh Yayasan LEBah dan

beberapa NGO lain. Rehabilitasi hutan pantai dan manggrove ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengembalikan fungsi fisik, biologis dan fungsi fungsi lain dari hutan pantai dan manggrove
telah rusak akibat terjangan ombak tsunami.
Saat ini bentang alam pesisir Pantai Kajhu terus menerus mengalami perubahan, diantara
perubahan bentang alam yang terjadi adalah terbentuknya endapan endapan baru yang cukup
cepat disekitar muara diiringi dengan meningkatnya laju abrasi disisi muara yang lain. Fenomena
abrasi ini mengakibatkan terancamnya tanaman rehabilitasi di kawasan ini. Hasil identifikasi
Yayasan LEBah pada medium April 2010, tercatat sebanyak 300 batang tanaman rehabilitasi
dari jenis cemara laut (Casuarina equisetifolia) berdiameter 10 cm telah tumbang.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sieve analysis dengan menggunakan
saringan sedimen bertingkat dengan diameter berbeda-beda (4,75 mm, 1,70 mm, 850 µm, 200
µm, 100 µm). Data tersebut kemudian dihitung persentase beratnya dan diberi nama berdasarkan
segitiga Shepard.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah pesisir pantai Kajhu memiliki tiga fraksi
sedimen yaitu kerikil, pasir dan lumpur dengan Persentase berat kerikil tertinggi terdapat di
stasiun II (33,72%), persentase berat pasir tertinggi terdapat di stasiun IV (97,27%) dan
persentase berat lumpur tertinggi terdapat di stasiun IV (24,61%). Secara umum Fraksi sedimen
dikawasan Pesisir pantai Kajhu ini di dominasi oleh sedimen pasir (81%), kerikil (14%) dan
lumpur (5%).


ii

SUMMARY
STUDY OF CHARACTERISTIC BASED ON SIZE POINT UNIT IN KAJHU COASTAL
DISTRICT OF ACEH BESAR
Coastal Kajhu is located in the sub district of Baitussalam district of Aceh Besar. This
location is included as location which is destroyed by Tsunami. Since the recent years done
business around the area beaches and mangrove forest rehabilitation. Rehabilitation of coastal
forests and manggove was conducted with the aim of re-greening the coastal region that has been
damaged by the brunt of the Tsunami waves.
Currently Kajhu coastal landscape constantly changing, among the landscape changes
that occur is the formation of new sediment deposition is fast enough around the estuary along
with the increasing rate of erosion the other side of the estuary. This phenomenon resulted in the
presence of the plants become endangered rehabilitation. The result of identification who have
done by Yayasan Lebah in median of April 2010Show, more than 300 of rehabilitation tress,
especially from Casuarina equisetifolia is broken.
The technic applied is sieve analysis by using leveled sediment sieve with different
diameters (4,75 mm, 2 mm, 1,7 mm, 850 µm, 100 µm). Then weight percentages of data counted
and named according to Shepard triangle.
The results showed that the coastal areas Kajhu has three sediment fractions is Gravel,

Sand and Mud with the highest weight percentage of gravel found at station II (33.72%),the
highest weight percentage of sand found at station IV (97.27%) and
percentage of mud found at station IV (24.61%).

iii

the highest weight

PRAKATA

Bismillahirrahmanirrahim.
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah S.W.T yang telah memberikan
rahmat dan ridha-Nya sehingga laporan penelitian berjudul ”STUDI KARAKTERISTIK
SEDIMEN BERDASARKAN UKURAN BUTIR DI PESISIR PANTAI KAJHU
KABUPATEN ACEH BESAR ” ini dapat diselesaikan. Ucapan salawat dan salam kami
sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memotivasi umatnya untuk terus
menuntut ilmu pengetahuan dan menyebarkannya kepada umat manusia.
Penelitian ini merupakan sebuah kajian awal dalam menyikapi fenomena sedimentasi
yang terjadi di daerah aliran Sungai Kajhu. Kajian ini diharapkan mampu menjadi dasar
ataupun elemen pelengkap bagi penelitian-penelitian lanjutan yang berhubungan dengan

sedimentasi
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Yayasan Lahan Ekosistem Basah
(LEBah) yang telah mendanai penelitian ini dengan Surat Perjanjian Kerja Nomor: 083/yysLEBah/kon/XI/2010 Tanggal 30 November 2010. Ucapan terima kasih juga kepada Jurusan
Ilmu kelautan, Koordinatorat Kelautan dan Perikanan Unsyiah, yang telah menyediakan
fasilitas sarana dan kelengkapan instrumentasi penelitian sehingga penelitian ini dapat
terlaksana dengan baik..
Tentu saja penyusunan laporan ini tak luput dari kesalahan, baik kesalahan pengetikan
maupun kesalahan lainnya. Untuk kesempurnaan laporan penelitian ini, saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan.

Akhir kata, semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat.

Banda Aceh, 22 Februari 2011

Peneliti

iv

DAFTAR ISI


HALAMAN PENGESAHAN

.………………………………………….

i

RINGKASAN DAN SUMMARY ...................................................................

ii

PRAKATA .......................................................................................................

iv

DAFTAR ISI ....................................................................................................

v

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ................................................................


vi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................

vii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................

1

1.1 Latar Belakang …………………………………………………..

1

1.1 Tujuan Penelitian ………………………………………………

2

1.2 Manfaat Penelitian


……………………………………………

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………

3

2.1 Pengertian Sedimen……...……………………………………….

3

2.2 Klasifikasi Sedimen ………………………………...…………...

3

2.3 Sedimentasi Estuaria ……………..………………………………

6

2.4 Mekanisme Transport Sedimen ………………………………….

7

2.5 Kondisi Oseanonografi yang Mempengaruhi Distribusi Sedimen..

8

…………………………………………

10

3.1 Pengambilan sampel sedimen ……………………………………

10

3.2 Analisis Distribusi Ukuran Butir Sedimen………………………..

10

3.3 Perhitungan Persentase Berat Sedimen…………………………...

11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………

12

4.1 Karakteristik Sedimen Pesisir Pantai Kajhu……………………..

12

4.2 Distribusi Sedimen Pesisir Pantai Kajhu…………………………

13

4.3 Pola dan Arah Arus di Pesisir Pantai Kajhu………………………

16

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................
6.1 Kesimpulan ………………………………………………………

18

6.2 Saran …………………………………………………………….

18

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………

19

LAMPIRAN …………………………………………………………………

21

v

DAFTAR TABEL
No.

Teks

Halaman

2.1. Skala Wentworth untuk mengklasifikasi skala partikel-partikel sedimen……..5
4.1. Persentase berat sedimen di setiap stasiun…………………………………….14

DAFTAR GAMBAR
No.

Teks

Halaman

3.1. Alat pengambil sampel sedimen (bottom grab samplers)................................ 10
3.2. Saringan sedimen bertingkat ............................................................................ 11
3.3. Segitiga Shepard............................................................................................... 11
4.1. Diagram persentase berat sedimen di setiap stasiun ........................................ 15
4.2. Pola erus di perairan Aceh, (a) musim timur (Februari) dan (b) musim barat
(Agustus)..........................................................................................................17

vi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I

Rincian Dana Penelitian ....................................................................

21

LAMPIRAN II

Laporan Harian Penelitian .................................................................

22

LAMPIRAN III

Peta Lokasi Penelitian ........................................................................

23

LAMPIRAN IV

Data Hasil Penelitian ..........................................................................

24

LAMPIRAN V

Dokumentasi Penelitian .....................................................................

29

LAMPIRAN VI

CV Peneliti .......................................................................................

31

vii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Lautan merupakan salah satu tempat mata pencaharian masyarakat Aceh yang
telah dilaksanakan secara turun menurun. Sejak dahulu lautan telah memberi manfaat
kepada masyarakat untuk dipergunakan sebagai sarana untuk berpergian, perniagaan,
perhubungan dan pemanfaatan komoditas perikanan. Akhir akhir ini diketahui lautan
kaya akan deposit mineral mineral dan beberapa diantaranya terletak pada perairan
yang dangkal dan berbatasan dengan daratan. Sebagai contoh, pasir dan kerikil yang
umum digunakan sebagai bahan industri bangunan banyak terdapat di daerah pantai
akibat diangkut dan disebarkan oleh lautan. Beberapa mineral yang sebenarnya
berasal dan di bentuk di daratan kemudian tenggelam di laut sebagai suatu hasil dari
perubahan permukaan air laut yang terjadi secara terus menerus.
Pesisir Pantai Kajhu terletak di Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh
Besar. Di kawasana ini semenjak beberapa tahun belakangan ini telah. dilakukan
usaha rehabilitasi hutan pantai dan mangrove oleh Yayasan LEBah dan beberapa
NGO lain. Rehabilitasi hutan pantai dan mangrove ini dilakukan dengan tujuan untuk
menghijaukan kembali kawasan pantai tersebut yang telah rusak akibat terjangan
ombak tsunami. Selain itu juga hutan pantai dan mangrove ini diharapkan akan
mengembalikan fungsi fisik, biologi, ekonomi dan fungsi fungsi lain bagi ekosistem
pesisir kajhu.
Berdasarkan data citra satelit dari tahun 2004-2009, Bentang alam kawasan
pesisir pantai Kahju terus mengalami perubahan. Pada tahun 2004 kawasan pesisir
pantai Kajhu mengalami kerusakan yang cukup parah akibat Tsunami. Mulai sejak
saat itu secara perlahan kawasan pesisir pantai Kajhu terus mengalami perubahan
sampai dengan saat ini. Diantara perubahan bentang alam yang terjadi adalah
terbentuknya endapan endapan baru yang cukup cepat di sekitar muara diiringi
dengan meningkatnya laju erosi di sisi muara yang lain. Fenomena ini menyebabkan
keberadaan

tanaman-tanaman

rehabilitasi

menjadi

terancam keberadaannya.

Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa banyak tanaman tanaman pantai
1

khususnya dari jenis Cemara Laut yang telah tumbang dan terbawa arus sehingga
menutupi badan sungai. Parahnya abrasi yang terjadi di pesisir Pantai Kajhu ini juga
telah menjangkau tanman rehabilitasi Mangrove. Kondisi ini bila dibiarkan abrasi
dan intruksi air laut akan mencapai pemukiman penduduk Dusun Monsinget dan
Dusun Lam Ujong Desa Kajhu
Faktor dasar yang mempengaruhi cepat lambatnya abrasi di suatu kawasan
adalah karakteristik sedimen yang ada di kawasan tersebut. Oleh karena itu untuk
mempelajari hal tersebut maka diperlukan suatu studi yang berkaitan dengan
karakteristik sedimen yang ada di kawasan tersebut. Sehingga dengan adanya studi
tentang karakteristik sedimen di pesisir Pantai Kajhu ini, akan memberikan informasi
tentang fenomena apa yang sedang terjadi di kawasan tersebut dan dapat dijadikan
suatu bahan dalam penentuan kebijakan penanganan abrasi pantai di kawasan ini.

1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan distribusi
sedimen yang ada di pesisir pantai Kajhu. Penelitian ini dibatasi pada pengamatan
karakteristik sedimen berdasarkan ukuran butir yang ada di pesisir Pantai Kajhu.

1.3 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memberikan
informasi tentang distribusi dan asal usul sedimen yang ada di daerah penelitian
yaitu di pesisir pantai Kajhu, yang nantinya dapat menambah informasi guna
pembangunan di daerah tersebut.

2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sedimen
Dalam

kaitannya

dengan

sedimen

dan

sedimentasi

beberapa

ahli

mendefinisikan sedimen dalam beberapa pengertian. Pipkin (1977) menyatakan
bahwa sedimen adalah pecahan, mineral, atau material organik yang ditransferkan
dari berbagai sumber dan diendapkan oleh media udara, angin, es, atau oleh air dan
juga termasuk di dalamnya material yang diendapkan dari material yang melayang
dalam air atau dalam bentuk larutan kimia.
Selley (1988) mendefinisikan sedimen adalah pecahan batuan, mineral atau
material organik yang ditransportasikan dari berbagai sumber dan jarak, lalu
didepositkan oleh udara, angin, es dan air. Secara umum sedimen dibedakan menjadi
dua yaitu hasil rombakan atau hasil batuan asal dan material yang bukan hasil
rombakan atau hancuran batuan dasar.
Sedimen laut juga diartikan sebagai akumulasi dari mineral-mineral dan
pecahan-pecahan batuan yang bercampur dengan hancuran cangkang dan tulang dari
organisme laut serta beberapa partikel lain yang terbentuk lewat proses kimia yang
terjadi di laut. Pettijohn (1975) mendefinisikan sedimentasi sebagai proses
pembentukan sedimen atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan dari
material pembentuk atau asalnya pada suatu tempat yang disebut dengan lingkungan
pengendapan berupa sungai, muara, danau, delta, estuaria, laut dangkal sampai laut
dalam.
2.2 Klasifikasi Sedimen
Sedimen adalah bahan utama pembentuk morfologi (topografi dan batimetri)
pesisir. Sedimen dapat berasal dari fragmentasi (pemecahan) batuan dan sisa rangka
rangka dari organisme laut. Pemecahan batuan terjadi karena pelapukan (weathering)
dapat berlangsung secara fisik, kimiawi atau biologis. Berubahnya morfologi pesisir
terjadi sebagai akibat berpindahnya sedimen berlangsung melalui mekanisme erosi,
pengangkutan (transport) dan pengendapan (Poerbandono dan Djunasjah, 2005).
3

Sedimen dicirikan atau dikarakterisasi menurut sifat-sifat alami yang
dimilikinya, yaitu misalnya : ukuran butir (grain size), densitas, kecepatan jatuh,
komposisi, porositas, bentuk dan sebagainya. Dalam studi angkutan sedimen, ukuran
butir merupakan karakter sedimen yang sangat penting karena dipakai untuk
mempresentasikan resistensinya terhadapa agen pengangkutya. Ukuran butir sedimen
diwakili oleh diameternya yang biasanya disimbolkan sebagai d. Satuan yang lazim
digunakan untuk ukuran butir sedimen adalah millimeter (mm) dan mikrometer
(µm). berdasarkan ukuran butirnya, sedimen diklasifikasikan menurut :lumpur
(mud), pasir (sand), dan kerikil (gravel). Klasifikasi tersebut mengikuti kriteria
Wentworth yang tertera pada Tabel 2.1 memperlihatkan klasifikasi sedimen menurut
ukuran butirnya.

4

Tabel 2.1 Skala Wentworth untuk mengklasifikasi skala partikel-partikel sedimen
(Dyer, 1986)

500
420
350
300
250
210
177
149
125
105
88
74
62,5
53
44
37
31
15,6
7,8
3,9
2,0
0,98
0,49
0,24
0,12
0,06

Phi (Φ)
-12
-10
-8
-6
-4
-2
-1,75
-1,50
-1,25
-1,00
-0,75
-0,50
-0,25
0,00
0,25
0,50
0,75
1,00
1,25
1,50
1,75
2,00
2,25
2,50
2,75
3,00
3,25
3,50
3,75
4,00
4,25
4,50
4,75
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Wentworth size class

Pebble (-6 to -8Φ)
Pebble (-2 to -6Φ)

Gravel

Boulder (-8 to -12Φ)

Gravel

Very coarse sand

Coarse sand

Medium sand

Sand

µm

Fine sand

Very find sand

Coarse silt
Medium silt
Fine silt
Very fine silt

Clay

5

Mud

Milimeters
4096
1024
256
64
16
4
3,36
2,83
2,38
2,00
1,68
1,41
1,19
1,00
0,84
0,71
0,59
0,50
0,42
0,35
0,30
0,25
0,210
0,177
0,149
0,125
0,105
0,088
0,074
0,0625
0,0530
0,0440
0,0370
0,0310
0,0156
0,0078
0,0039
0,0020
0,00098
0,00049
0,00024
0,00012
0,00006

2.3 Sedimentasi Estuaria
Dalam proses pembentukan sedimen di perlukan suatu media transport dan
sekaligus pengendap material. Pada daerah perairan dangkal media tersebut adalah
elemen-elemen oseanografi dan run off dari daratan yang ditunjang oleh kegiatan
manusia.
Proses pengendapan sedimen yang berasal dari aliran sungai, menurut Asdak
(1995) dibagi menjadi 3 jenis : yaitu sedimen dasar material bergeser atau
menggelinding (Bed load), material meloncat loncat (Saltation load) dan cara
melayang (Suspended load). Suatu alur sungai semakin menuju ke hilir mempunyai
kemiringin yang semakin kecil, demikian juga kecepatan alirannya, sehingga terjadi
pengendapan bahan-bahan padat. Hambatan dari air pasang yang masuk ke arah
sungai menambah pengendapan bahan bahan padat sehingga terjadi pendangkalan.
Pendangkalan terbesar terutama terjadi di daerah muara (Subarkah, 1979)
Proses sedimentasi yang terjadi di muara dipengaruhi oleh kondisi alam yang
sangat kompleks. Kekomplekkan proses yang terjadi di daerah muara diantaranya
disebabkan oleh pasang surut, arus, gelombang dari laut serta proses biologi dan
kimia lainnya (Selly,1988). Endapan Sedimen pada Perairan dangkal dicirikan
umumnya dengan susunan utamanya campuran antara pasir,dan kerikil, dan dapat
juga terkandung lumpur yang berasal dari sungai.
Sungai sebagai salah satu media transport sedimen mempunyai karakterisirik
yang diberikan dalam memberikan sedimen tersebut. Soewarno (1991) mengatakan
bahwa volume sedimen yang terbawa aliran sungai tergantung pada kecepatan aliran
sungai, debit aliran perubahan musim serta aktifitas manusia di pesisir pantai.
Transport sedimen oleh aliran sungai dapat bergerak, bergeser dan berlompatan di
sepanjang dasar sungai dan bergerak melayang pada media transport itu sendiri
tergantung dari komposisi sedimen yang terdiri dari ukuran butir, berat jenis, bentuk
butir, jenis mineral tertentu (Selley,1988)

6

2.4 Mekanisme Transport Sedimen
Dalam proses pembentukan sedimen diperlukan suatu media transport dan
sekaligus pengendap material. Media tersebut pada perairan dangkal adalah elemenelemen disebabkan karena berat jenis angin relatif lebih kecil dari air. Oleh karena
itu angin sangat susah mengangkut sedimen yang ukurannya sangat besar. Besar
maksimum dari ukuran sedimen yang mampu terangkut oleh angin umumnya sebesar
ukuran pasir. Hal ini disebabkan pula karena sistem yang ada pada angin bukanlah
sistem yang terbatasi (confined) seperti layaknya sungai maka menyebabkan sedimen
cenderung tersebar di daerah yang sangat luas bahkan sampai menuju atmosfir.
Sedimen dapat diangkut dengan tiga cara:


Suspension: ini umumnya terjadi pada sedimen-sedimen yang sangat kecil
ukurannya (seperti lempung) sehingga mampu diangkut oleh aliran air atau
angin yang ada.



Bed load: ini terjadi pada sedimen yang relatif lebih besar (seperti pasir, kerikil,
kerakal, bongkah) sehingga gaya yang ada pada aliran yang bergerak dapat
berfungsi memindahkan pertikel-partikel yang besar di dasar. Pergerakan dari
butiran pasir dimulai pada saat kekuatan gaya aliran melebihi kekuatan inertia
butiran pasir tersebut pada saat diam. Gerakan-gerakan sedimen tersebut bisa
menggelundung, menggeser, atau bahkan bisa mendorong sedimen yang satu
dengan lainnya.



Saltation yang dalam bahasa latin artinya meloncat, umumnya terjadi pada
sedimen berukuran pasir dimana aliran fluida yang ada mampu menghisap dan
mengangkut sedimen pasir sampai akhirnya karena gaya gravitasi yang ada
mampu mengembalikan sedimen pasir tersebut ke dasar.
Pada saat kekuatan untuk mengangkut sedimen tidak cukup besar dalam

membawa sedimen-sedimen yang ada maka sedimen tersebut akan jatuh atau
mungkin tertahan akibat gaya gravitasi yang ada. Setelah itu proses sedimentasi
dapat berlangsung sehingga mampu mengubah sedimen-sedimen tersebut menjadi
suatu batuan sedimen (Kusumadinata, 1980).
7

2.5 Kondisi Oseanonografi yang Mempengaruhi Distribusi Sedimen
2.5.1 Arus Sejajar Pantai (Longshore Current)
Arus adalah gerakan massa air yang berpindah dari suatu tempat ke tempat
lain. Arus laut terbentuk oleh angin yang berhembus dalam selang waktu yang lama.
Arus juga dapat terbentuk karena gelombang yang membentur topografi pantai. Arus
laut mampu membawa sedimen yang melayang dan juga sedimen yang terdapat di
dasar laut (Dahuri dkk, 1996)
Gelombang

yang datang menuju pantai dapat menimbulkan arus pantai

(Nearshore current) yang berpengaruh terhadap proses dinamik di pantai. Pola arus
ini ditentukan oleh sudut datang dari arus tersebut. Jika sudut datang arus
membentuk sudut besar dari garis pantai, maka akan terbentuk arus yang arahnya
menyusur atau sejajar pantai (Longshore Current) (Triatmodjo, 1999). Arus sejajar
pantai ini mempunyai pengaruh besar terhadap transportasi sedimen pantai. Dyer
(1973) menyatakan bahwa modifikasi bentuk muara sungai merupakan fungsi dari
pengaruh arus sepanjang pantai yang menghasilkan suatu spit di depan muara sungai
yang dapat menyebabkan pergeseran mulut sungai.

2.5.2 Gelombang
Menurut Hutabarat dan Stewart (1985) gelombang di permukaan laut
umumnya terbentuk karena adanya proses aliran energi dari angin ke permukaan
laut atau pada saat saat tertentu disebabkan oleh gempa bawah laut. Transport
sedimen yang diakibatkan oleh gelombang dapat terjadi dari arah tegak lurus
terhadap garis pantai ataupun membentuk sudut. Banyak endapan tergantung pada
gelombang dan ketersediaan sedimen di pantai (Triatmodjo.1999).
Menurut Dyer (1973) apabila gelombang bergerak menuju muara sungai akan
menyebabkan terhambatnya transport sedimen dari sungai ke arah laut. Aliran sungai
yang berinteraksi dengan gelombang laut, menyebabkan keduanya bertemu di muara
sungai, sungai tidak mampu menahan gelombang, maka laju sedimentasi di muara
menjadi lebih besar dan endapan yang terjadi dapat berakibat tertutupnya muara,
sehingga mengganggu aliran sungai ke laut.
8

2.5.3 Pasang Surut
Pasang surut merupakan komponen penting dalam dinamika pantai dan
perpindahan sedimen. Menurut Pariwono (1989), fenomena pasang surut diartikan
sebagai naik turunnya muka laut secara berkala akibat adanya gaya tarik bendabenda angkasa terutama matahari dan bulan terhadap massa air di bumi. Sedangkan
menurut Dronkers (1964) pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan
naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi
gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh
matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena
jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil.
Pasang surut adalah gerakan yang bersifat periodik, sehingga gerakan air di
muara juga berubah-ubah secara periodik mengikuti irama pasang surut tersebut.
Kondisi ini menyebabkan dinamika sedimen di muara sungai mempunyai
kecenderungan mengalami siklus tertentu sesuai pola gerakan pasang surut.

9

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Pengambilan Sampel Sedimen
Pengambilan sampel sedimen dilakukan sebanyak satu kali di masing masing
stasiun (Lampiran III) . Sampel sedimen diambil dengan menggunakan alat bottom
grab samplers. Alat ini berbentuk segi empat dan mempunyai mulut seperti
clamshell yang dapat membuka dan menutup dengan menarik dan melepaskan
pemberat yang ada pada tali penggantungnya. Sedimen yang tertangkap dalam alat
ini di bawa ke darat, diambil dan dimasukkan ke dalam wadah yang telah disediakan.
Pengambilan sampel sedimen dilakukan di beberapa titik yang mewakili pesisir
pantai Kajhu.

Gambar 3.1 Alat pengambil sampel sedimen (bottom grab samplers)
3.2 Analisis Distribusi Ukuran Butir Sedimen
Teknik baku yang sering dipakai untuk menganalisis sebaran ukuran butir
sedimen adalah sieve analysis. Untuk itu, contoh sedimen terlebih dahulu
dikeringkan, kemudian disaring dengan saringan-saringan yang ukuran diameter
berbeda (4,75 mm, 1,70 mm, 850 µm, 200 µm, 100 µm). Sampel sedimen yang
tertinggal pada sebuah saringan pasti mempunyai ukuran butir yang lebih besar dari
kerapatan jaring pada saringan tersebut dan lebih kecil dari ukuran kerapatan jaring
pada saringan sebelumnya. Selanjutnya, sedimen yang tertimbang pada setiap
saringan masing masing ditimbang beratnya. Dari hasil penimbangan tersebut akan
diperoleh distribusi berat sedimen berdasarkan rentang ukuran kerapatan jaring
saringan (Poerbandono dan Djunasjah, 2005).
10

Gambar 3.2 Saringan sedimen bertingkat
3.3 Perhitungan Persentase Berat Sedimen.
Setelah diketahui berat dari masing masing fraksi sedimen tersebut kemudian
di hitung persentase berat dari jenis sedimen tersebut dengan menggunakan rumus.

Setelah diketahui persentase dari masing masing fraksi sedimen tersebut,
kemudian diberi nama jenis sedimen tersebut berdasarkan segitiga shepard .

Gambar 3.3 Segitiga Shepard

11

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Sedimen Pesisir Pantai Kajhu
Ditinjau dari sisi ukuran butirnya, sedimen yang ditemukan di pesisir pantai
Kajhu terdapat tiga fraksi yaitu kerikil, pasir dan lumpur dengan persentase yang
berbeda di setiap tempatnya. Sedimen dari jenis kerikil umumnya terdapat di sekitar
muara yang berhadapan langsung dengan pantai. Pasir terdistribusi merata di setiap
stasiun penelitian sedangkan lumpur kebanyakan ditemukan di pesisir pantai yang
relatif agak jauh dari muara. Hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan yang ada di
sekitar sedimen yang ditemukan.
Hampir seluruh proses input/kredit sedimen merupakan akibat proses-proses
alami kecuali peremajaan pantai yang merupakan penambahan sedimen ke dalam
sistem oleh manusia. Sedimen yang masuk ke suatu tempat dapat berasal dari
angkutan arus sejajar pantai (longshore transport), angkutan sedimen dari sungai
(river transport), erosi tebing (sea-cliff erosion), angkutan sedimen ke pantai (on
shore transport), endapan biogenus (biogenous deposition), angkutan angin (wind
transport), endapan hidrogenus (hydrogenous deposition).
Dilihat dari material penyusunnya jenis pantai yang terdapat di sekitar
wilayah penelitian, pantai tersebut dapat digolongkan kepada pantai berpasir, Pantai
tipe ini terbentuk oleh proses di laut akibat erosi gelombang, pengendapan sedimen,
dan material organik. Oleh karena itu hal ini berdampak pada jenis sedimen yang ada
di muara ataupun di sekitar pesisir Pantai Kajhu.
Selain dipengaruhi oleh jenis pantai, sedimen yang ada di pesisir pantai
Kajhu juga dipengaruhi oleh pengikisan salah satu sisi daratan yang ada di sekitar
pesisir pantai Kajhu yang umumnya bersubtrat lumpur. Hal ini dicirikan oleh adanya
bioindikator, baik itu hewan maupun tumbuhan. Di antara jenis bioindikator yang
menunjukkan bahwa subtrat daerah tersebut berlumpur diantaranya adalah ikan
glodok dan tumbuhan mangrove terutama dari jenis Rhizopora spp yang tumbuh
tersebar merata di sekitar pesisir pantai tersebut.
Ditinjau dari asal sedimen, umumnya sedimen yang terdapat di pesisir Pantai
Kajhu tergolong kedalam jenis sedimen lithegenenous dan sedimen biogeneus.
12

Terjadinya sedimen lithegneous diakibatkan oleh adanya suatu reaksi fisikawi pada
suatu subtrat baik secara perlahan lahan maupun secara ekstrim. Sedimen ini
umumnya lebih banyak terdapat disekitar di sekitar muara. Hal ini menurut
Siswandono (1994) disebabkan oleh adanya tekanan arus dan gelombang yang cukup
kuat pada dasar perairan di sekitar muara sungai yang akan berdampak pada
terbentuknya sedimen. Lebih lanjut Siswandono (1994) menambahkan bahwa
karakteristik sedimen yang terbentuk dikarenakan faktor fisikawi umumnya
berbentuk material batuan kasar dan kerikil.
Selain sedimen lithegeneuos, di Pesisir pantai Kajhu juga ditemukan sedimen
yang tergolong kepada sedimen biogeneus. Sedimen yang berasal dari proses biologi
ini sering disebut dengan sebutan “ooze” Sedimen biogeneos adalah suatu sedimen
yang berada di suatu perairan yang berasal dari sisa sisa makhluk hidup. Kebanyakan
dari sedimen biogeneos yang terdapat di pesisir pantai Kajhu adalah hewan benthos
dari golongan bivalva dan gastropoda. Razak (2002) mengatakan bahwa hewan dari
jenis ini dominan hidup di daerah estuaria disebabkan karena hewan tersebut
memiliki

kemampuan

osmoregulasi

sehingga

mampu

beradaptasi

dengan

lingkungannya.
Razak (2002) juga menambahkan bahwa karakteristik sedimen suatu perairan
akan mempengaruhi morfologi, fungsional, tingkah laku serta nutrien hewan
benthos. Adaptasi terhadap substrat ini akan menentukan morfologi, cara makan dan
adaptasi fisiologis organisme terhadap suhu, salinitas serta faktor kimia lainnya.
Disamping tipe substrat, ukuran partikel sedimen juga berperan penting dalam
menentukan jenis benthos (Levinton, 1982).

4.2 Distribusi Sedimen Pesisir Pantai Kajhu
Hasil analisa sampel sedimen di pesisir Pantai Kajhu menunjukkan tiga fraksi
sedimen yang ada di daerah tersebut yaitu kerikil, pasir dan lumpur memiliki
persentase yang berbeda-beda di setiap stasiun. Sebaran persentase fraksi sedimen di
masing masing statiun dapat dilihat pada Tabel 4.1.

13

Tabel 4.1 Persentase Berat Sedimen di Setiap Stasiun

Stasiun

Kerikil
> 4,75 mm

I
II
III
IV
V
VI

Persentase Berat Sedimen (%)
Pasir

1,70 - 4,75 mm

12,35
4,35
0,70
1,46
0,66
0,57

19,01
16,81
0,55
1,58
0,41
0,42

0,85 – 1,70 mm

24,90
17,23
2,44
2,66
0,56
0,78

0,20 - 0,85 mm

0.10mm -

42,07
59,94
93,71
92,65
0,57
96,50

Lumpur
0,20 mm

1,15
0,87
1,11
0,69
76,78
0,99

Deskripsi

< 0,10 mm

0,52
0,80
1,,48
0,96
21,02
0,73

pasir kerikilan
pasir
pasir
pasir
pasir
pasir

Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa Persentase kerikil terbanyak terdapat
pada Stasiun I, II dan IV. Hal ini disebabkan oleh letak stasiun ini yang berdekatan
dengan muara sungai, banyaknya kerikil yang ada di stasiun ini diduga ini selain
berasal dari laut dan Sungai Kajhu juga diduga berasal dari serpihan atau pecahan
batuan pada tanggul pemecah ombak (breakwater) yang ada di sekitar wilayah
penelitian. Sedangkan pada stasiun yang lain persentase kerikilnya sangat kecil,
disebabkan letaknya yang relatif jauh dari muara.
Darlan (1996) menyebutkan bahwa distribusi fraksi-fraksi sedimen dipengaruhi
oleh proses-proses oseanografi seperti arus. Pada daerah dengan turbulensi tinggi,
fraksi yang memiliki kenampakan megaskopis seperti kerikil dan pasir akan lebih
cepat mengendap dibandingkan fraksi yang berukuran mikroskopis seperti lumpur.
Distribusi rata-rata ketiga fraksi sedimen tersebut di setiap stasiun dapat dilihat pada
Gambar 4.1.

14

Gambar 4.1 Diagram persentase berat fraksi sedimen di setiap stasiun
Banyaknya persentase pasir yang mendominasi di setiap stasiun terutama
yang berdekatan dengan muara juga dapat dipengaruhi oleh adanya arus sejajar
pantai (longshore current). Perpindahan sedimen yang disebabkan oleh arus sejajar
pantai ini sering diistilahkan dengan transport sedimen sepanjang pantai (longshore
sediment transport). Kusumadinata (1980) menyebutkan bahwa transport sedimen
sepanjang pantai terjadi apabila pasir terangkat oleh turbulensi yang disebabkan oleh
gelombang pecah.
Transport sedimen sejajar dengan pantai juga dipengaruhi oleh arah
gelombang dan sudut wave crest dengan garis pantai dan dapat menyebabkan
terjadinya erosi dan akresi. Terdapat dua jenis sedimen yang ditransportasikan yaitu
cohesive dan non cohesive. Transport sedimen cohesive sering dinamakan suspended
load transport karena sifatnya yang melayang di air, sedangkan non cohesive
dinamakan bed load transport.
15

Fraksi lumpur tertinggi terdapat pada Stasiun VI, hal ini disebabkan letaknya
yang jauh dari muara dan terlindung dari pengaruh gelombang laut serta banyaknya
bahan organik dan detritus yang dibawa air sungai menumpuk di perairan ini,
terutama pada saat arus lambat. Nybaken (1992) menyatakan bahwa banyaknya
partikel di perairan sangat dipengaruhi oleh adanya partikel tersuspensi yang dibawa
oleh air tawar dan air laut serta faktor-faktor yang mempengaruhi penggumpalan
pengendapan bahan yang tersuspensi tersebut, seperti arus dari laut.
Jenis sedimen lumpur ini akan menyebabkan tingginya kandungan organik
yang ada di stasiun ini. Terlihat dengan banyaknya benthos yang ditemukan di
daerah Stasiun VI ini terutama dari jenis Bivalva dan Gastropoda. Hal ini sesuai
dengan pendapat Nybaken (1992) yang menyatakan bahwa jenis sedimen dan
ukurannya merupakan salah satu faktor ekologi dan mempengaruhi kandungan bahan
organik dan distribusi benthos. Semakin halus

tekstur subtrat semakin besar

kemampuannya menjebak bahan organik.
Secara umum fraksi sedimen yang ada di kawasan pesisir Pantai Kajhu lebih
didominasi oleh pasir, dengan prosentase (81%) diikuti oleh kerikil (14%) dan
lumpur (5%). Jika hal ini dikaitkan dengan topografi pesisir Pantai Kajhu maka dapat
digolongkan Pantai Kajhu merupakan pantai yang sangat labil akan terjadinya abrasi
pantai. Abrasi yang terjadi di daerah pesisir Pantai Kajhu dapat terus meluas
dikarenakan pola arus di wilayah ini cenderung terus berubah dari waktu ke waktu.

4.3 Pola dan Arah Arus di Pesisir Pantai Kajhu.
Pola dan arus yang ada di daerah pesisir Pantai Kajhu sangat di pengaruhi
oleh pola dan arah arus regional di perairan Aceh, khususnya perairan di pesisir utara
Aceh. Pola dan arah arus sangatlah dipengaruhi oleh pergerakan angin. Pergerakan
angin ini menyebabkan terjadinya dua musim di wilayah Aceh, yaitu musim timur
(Februari) dan musim barat. Pada saat musim timur pola arus cenderung menuju
barat dan barat daya dan pada musim barat pola arus cenderung menuju bagian
utara dan barat yang dibelokkan kearah tenggara. Pola arus yang di sebabkan oleh
musim ini akan memberikan pengaruh terhadap pengangkutan sedimen di wilayah
pesisir pantai Kajhu khususnya di sekitar muara.
16

(a)

(b)

Gambar 4.2 Pola arus di perairan Aceh, (a) musim timur (Februari) dan (b) musim
barat (Agustus)

Selain itu pola dan arah arus yang ada di pesisir pantai Kajhu juga sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor lokal seperti pengaruh arus sejajar pantai (long shore
current), arus menuju dan meninggalkan pantai (on shore current and off shore
current) serta rip current. Pola dan arah arus di wilayah ini juga dapat dipengaruhi
oleh pasang surut, topografi dan sudut elevasi bumi yang ada di wilayah ini,
khususnya pada bagian muara yang menjorok ke dalam. Topografi dan sudut elevasi
yang terus berubah di wilayah ini akan menyebabkan terbentuknya pola arus baru.
Hal ini terlihat dengan terbentuknya aliran-aliran baru atau anakan sungai baru di
sekitar wilayah ini.

17

BAB V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ditinjau dari sisi ukuran
butirnya, sedimen yang ditemukan di pesisir Pantai Kajhu terdapat tiga fraksi yaitu
kerikil, pasir dan lumpur dengan persentase yang berbeda di setiap tempatnya.
Sedimen kerikil umumnya terdapat di sekitar muara yang berhadapan langsung
dengan pantai dimana persentase berat tertingginya terdapat di Stasiun II (33,72%).
Pasir terdistribusi merata di setiap stasiun penelitian, dimana persentase berat pasir
tertinggi terdapat di Stasiun IV (97,27%) sedangkan lumpur kebanyakan ditemukan
di pesisir pantai yang relatif agak jauh dan terlindungi dari muara, persentase berat
lumpur tertinggi terdapat di Stasiun IV (24,61%). Dilihat dari akumulasi persebaran
sedimen, semua fraksi sedimen tersebar merata di setiap stasiun. Pasir merupakan
fraksi sedimen dengan cakupan (range) persentase yang tertinggi (70% - 90%),
sedangkan kerikil 1% - 34% dan lumpur hanya 0,5% - 25% . Hal ini menyebabkan
proses pengikatan sedimen di wilayah ini menjadi sangat kurang dan menyebabkan
wilayah ini labil akan terjadinya Abrasi pantai. Abrasi yang terjadi di daerah Pesisir
pantai kajhu dapat terus meluas dikarenakan pola arus di wilayah ini cenderung terus
berubah dari waktu ke waktu.

5.2 Saran
Dari kesimpulan di atas, dapat diberikan beberapa saran :
1. Perlu dilakukan pemantauan terhadap sebaran sedimen secara temporal
2. Melakukan pengambilan sampel dengan metode dan sampler yang berbeda
3. Dilakukannya penelitian lebih lanjut untuk memperoleh suatu model abrasi dan
sedimentasi di daerah pesisir Pantai Kajhu yang melibatkan pengaruh dari faktorfaktor lain.
4. Perlu dilakukan upaya-upaya penanggulangan terhadap Abrasi yang terjadi di
wilayah pesisir Pantai Kajhu.

18

DAFTAR PUSTAKA
Asdak, C. 1995, Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, UGM Press,
Yogyakarta.
Dahuri, R., J. Rais, S.P. Ginting dan M.J. Sitepu. 1996, Pengelolaan Sumberdaya
Wilayah Pantai dan Laut Secara Terpadu, Pt, Pradnya Paramita, Jakarta.
Darlan, Y. 1996, Geomorfologi Wilayah Pesisir. Aplikasi Untuk Penelitian
Wilayah Pantai, Pusat Pengembangan Geologi Kelautan, Bandung.
Dronkers, J. J. 1964, Tidal Computations in Rivers and Coastal Waters, NorthHolland Publishing Company, Amsterdam.
Dyer, K.R. 1973. Estuaries A Physical Introduction. John Willey & Sons. New
York.
Dyer, K.R. 1986. Coastal and Estuari Sediment Dynamic. John Willey & Sons.
Chicester-New York-Brisbane-Toronto-singapore.
Hutabarat, S., dan Stewart M.E., 1985, Pengantar Oseanografi, Universitas
Indonesia.
Muawanah U., dan A. Supangat, 1998, Pengantar Kimia dan Sedimen Dasar
Laut, Badan Riset Kelautan Dan Perikanan, Jakarta.
Nybakken, J.W., 1992, Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologis, Gramedia,
Jakarta.
Knox. G.A. 1986. Estuary Ecosystem:A System Approach. Volume I. CRC. Press,
Inc.Boca Raton, Florida. 289 pp.
Kusumadinata, 1980, Prinsip Prinsip Sedimentasi, Dept Teknik ITB, Bandung.
Levinton, J. F. 1982. Marine Ecology. New Jersey Prentice-Hall Inc. Englewood
Cliff.
Pariwono, J.I. 1989, Gaya Penggerak Pasang Surut, P3O-LIPI, Jakarta.
Pettijohn, F.J., 1975. Sedimentary rocks, 3rd ed. Harper and Row, New York.
Pipkin, B.W., 1977. Laboratory Exercise in Oceanography. W.H. Freeman and
Company, San Fransisco.
Poerbandono dan E.Djunasjah, 2005, Survei Hidrologi, Refika Aditama, Bandung.
19

Selley.R.C. 1988. Applied Sedimentology . Academic Press. San Diego. USA
Siswandono. 1994, Pengaruh Sedimentasi Terhadap di Perairan Kepulauan
Seribu, Puslitbang oseanologi, LIPI- Jakarta.
Subarkah, I. 1979, Bangunan Air, Idea Dharma, Bandung.
Soewarno. 1991, Hidrologi :Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai
(Hidrometri), Nova, Bandung.
Razak,A.2002. Dinamika Karakteristik Fisika-Kimiawi Sediment Dan
Hubungannya Dengan Struktur Komunitas Moluska Bentik (Bivalve
Dan Gastropoda) Di Muara Bandar Bakali Padang. IPB
Triatmodjo, B. 1999, Teknik Pantai, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

20

LAMPIRAN I. Rincian Dana Penelitian
URAIAN PENGGUNAAN DANA
TAHUN 2010
Uraian Komponen Biaya :

No.

1

2

3

4

Rincian

Volume
Harga Satuan
Honorarium
3 bulan Rp. 250.000,3 bulan Rp. 200.000,3 bulan Rp. 150.000,-

Peneliti Utama
Anggota Peneliti 1
Anggota peneliti 2

Sub Total
Bahan dan Peralatan Penelitian
Ayakan bertingkat
1 buah Rp. 350.000,Bottom Grab Samplers
1 buah Rp. 300.000,Kertas HVS
4 rem Rp. 25.000,Pensil
1 lusin Rp. 20.000,Spidol
6 buah Rp.
9.000,Tinta Printer (BJ Cartridge:
4 kotak Rp. 25.000,Black)
Tinta Printer (BJ Cartridge:
4 kotak Rp. 25.000,Color)
Sub Total
Perjalanan
- Transportasi lokal
10 hari Rp. 20.000,Sub Total
Laporan Penelitian
- Penggandaan
1000 lbr. Rp.
200,- Penjilidan
15 buah Rp. 10.000,- Pengiriman
1 keg Rp. 25.000,Sub Total
Pendaftaran Jurnal

Jumlah
Rp.
Rp.
Rp.

750.000,600.000,450.000,-

Rp. 1.800.000.Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

350.000,300.000,100.000,20.000,54.000,100.000,-

Rp. 100.000,Rp.
Rp.
Rp.

1.024.000,200.000,200.000,-

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

200.000,150.000,25.000,375.000,-

Sub Total

Rp.

261.000,-

Biaya Lain-lain
5 buah Rp. 20.000,1 buah Rp. 90.000,30 jam Rp.
5.000,Sub Total

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

100.000,90.000,150.000,440.000,-

5

6

- Foto copy jurnal
- Foto copy buku 1 buah
- Penelusuran internet

Total Biaya

Rp. 4.000.000,-

21

Lampiran II 
 
Laporan harian 
 
No. 







STUDI KARAKTERISTIK SEDIMEN BERDASARKAN UKURAN BUTIR DI PESISIR PANTAI 
KABUPATEN ACEH BESAR 
 

1 Desember 2010 

3 Desember  2010 ‐ 

11 Desember 2010  

Pengumpulan literatur tentang sedimentologi 

14 Desember 2010‐ 

Peninjauan lokasi  Penelitian 

20 Desember 2010 

Penentuan titik titik pengambilan Sampel 

17 Desember 2010 
5 January 2011 

Peminjaman alat  

22 January 2011 ‐ 23  Pengambilan sampel sedimen 



24 January 2011 



January 2011 

26 January 2011 
28 January 2011 

10  3 February 2011 – 

 

Persiapan dan perencanaan 





 

   Kegiatan 

Tanggal  

20 February 2011 

Penjemuran sampel sedimen 

Penyaringan  sampel sedimen dan penentuan persen berat fraksi sedimen 

Tabulasi data hasil penelitian 
Penyusunan laporan akhir 

22

LAMPIRAN III. 
 
PETA LOKASI PENELITIAN 

 

23

Lampiran IV. Data hasil penelitian
STUDI KARAKTERISTIK SEDIMEN BERDASARKAN UKURAN BUTIR
DI PESISIR PANTAI KAJHU KAB ACEH BESAR
Stasiun 1

Distribusi sedimen di Stasiun 1.
Berat sampel (g)

1624

Diameter saringan (mm)

Berat sedimen (g)

Persen berat (%)

> 4,75

70

4,31

1,70 - 4,75

319

19,64

0,85 - 1,70

243,7

15,01

0,20 - 0,85

965

59,42

0,10 - 0,20

13,5

0,83

< 0,10

12,8

0,79

Klasifikasi sedimen
Kerikil

Pasir

75,26%
Lumpur

Kerikil
Distribusi sedimen di Stasiun 2.
Berat sampel (g)

1576

Diameter saringan (mm)

Berat sedimen (g)

Persen berat (%)

> 4,75

207

13,13

1,70 - 4,75

324,5

20,59

0,85 - 1,70

513,6

32,59

0,20 - 0,85

505

32,04

0,10 - 0,20

17

1,08

< 0,10

8,9

0,56

0,79%
23,95%

Pasir
Lumpur
Stasiun 2

Klasifikasi sedimen

0,56%

Kerikil

33,72%
Pasir

65,72%

Lumpur

Kerikil

Pasir

Lumpur

Distribusi sedimen di Stasiun 3.

Stasiun 3
Berat sampel (g)

1384

Diameter saringan (mm)

Berat sedimen (g)

Persen berat (%)

> 4,75

99,5

7,19

1,70 - 4,75

197,2

14,25

0,85 - 1,70

107,7

7,78

0,20 - 0,85

959,4

69,32

0,10 - 0,20

12,2

0,88

< 0,10

8

0,58

Klasifikasi sedimen
Kerikil

0,58%
21,44%

Pasir
Lumpur

Kerikil

77,98%

Pasir

Lumpur
Stasiun 4

Distribusi sedimen di Stasiun 4.
Berat sampel (g)

1044

Diameter saringan (mm)

Berat sedimen (g)

Persen berat (%)

> 4,75

10,4

1,00

1,70 - 4,75

10,1

0,96

0,85 - 1,70

65

6,23

0,20 - 0,85

937,5

89,80

0,10 - 0,20

13

1,25

< 0,10

8

0,77

Klasifikasi sedimen
Kerikil

0,77%
1,96%

Pasir
Lumpur

97,27%
Kerikil

Pasir

Lumpur

Stasiun 5

Distribusi sedimen di Stasiun 5
Berat sampel (g)

1106

Diameter saringan (mm)

Berat sedimen (g)

Persen berat (%)

> 4,75

19

1,72

1,70 - 4,75

23,3

2,11

0,85 - 1,70

35,2

3,18

0,20 - 0,85

1009

91,23

0,10 - 0,20

7,8

0,71

< 0,10

11,7

1,06

Klasifikasi sedimen
Kerikil

Pasir

Lumpur

Kerikil

Distribusi sedimen di Stasiun 6
Berat sampel (g)

762

3,820%
1,060%

95,120%
Pasir

Lumpur

Stasiun 6

Diameter saringan (mm)

Berat sedimen (g)

Persen berat (%)

> 4,75

3

0,39

1,70 - 4,75

4,7

0,62

0,85 - 1,70

10,5

1,38

0,20 - 0,85

14

1,84

0,10 - 0,20

542,3

71,17

< 0,10

187,5

24,61

Klasifikasi sedimen
Kerikil

1,01%
24,61%

Pasir

74,38%

Lumpur

Kerikil

Pasir

Lumpur

DISTRIBUSI FRAKSI SEDIMEN DI SETIAP STASIUN
Klasifikasi sedimen

Statiun

Kerikil (%)

Pasir (%)

Lumpur (%)

1

23,95

75,26

0,79

2

33,72

65,71

0,56

3

21,44

77,98

0,58

4

1,96

97,27

0,77

5

3,82

95,12

1,06

6

1,01

74,38

24,61

100

75

50

25

STASIUN 1
STASIUN 2
STASIUN 3

0

STASIUN 4
STASIUN 5
STASIUN 6

Kerikil (%)

Pasir (%)

Lumpur (%)

TITIK PENGAMBILAN SAMPEL

Lampiran V

DOKUMENTASI PENELITIAN

Lampiran VI. CV Peneliti

Ketua Peneliti
1. Nama
2. Tempat/Tanggal Lahir
3. Jenis Kelamin
4. Pangkat / NIP
5. Jabatan Fungsional
6. Instansi
7. Alamat Kantor
8. Alamat Rumah
9. Riwayat Pendidikan
Pendidikan
SMA Negeri 2
FMIPA UNSYIAH
FIKTM ITB

: Ichsan Setiawan, M.Si
: Bireuen / 07 Juni 1978
: Laki-laki
: Penata / 19780607 200604 1 004
: Lektor
: Koordinatorat Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala
: Jurusan Ilmu Kelautan FMIPA Unsyiah
Darussalam-Banda Aceh (23111)
: Jl. Elang, Lr. Merpati No. 62, Kel. A. Pahlawan, Banda Aceh
Tempat
Banda Aceh
Banda Aceh
Bandung

Tahun
1993-1996
1996-2000
2002-2005

Titel
-S.Si
M.Si

Bidang
Fisika
Fisika
Oseanografi

10. Pengalaman Penelitian
BRR NAD dan NIAS, 2007
Marwan, Said Munzir, Ichsan Setiawan, Rasuddin, Pengkajian Jarak Rambat Maksimum Run-Up dan
Tingkat Reduksi Amplitudo Gelombang Sebagai Akibat Pembangunan Pemecah Gelombang Di Daerah
Pantai
DPA-SKPD NAD, 2007
Ichsan Setiawan, Marwan. Amplifikasi Amplitudo Elevasi pada Perambatan Gelombang Permukaan Bertipe
Benjamin Feir
HIBAH BERSAING TAHUN I, 2008
Syamsul Rizal, Ichsan Setiawan, Muhammad, Perhitungan Transport Massa Air di Selat Malaka dengan
Model Numerik Tiga-dimensi
11. Daftar Publikasi
Ichsan Setiawan, Totok Suprijo, Dadang K. Mihardja, (2006), ”Pemodelan Transport Sedimen Akibat Arus
Yang Dibangkitkan Oleh Gelombang di Perairan Pulau Baai, Bengkulu ”, Jurnal Geoaplika Geologi
Terapan FIKTM-ITB.
Ichsan Setiawan, Edy Miswar, (2006), ”Simulasi Penjalaran Gelombang di Perairan Pantai Pulau Baai
Bengkulu”, Jurnal Natural FMIPA Unsyiah.
Ichsan Setiawan, Marwan, (2007), ”Amplifikasi Amplitudo Elevasi pada Perambatan Gelombang
Permukaan Bertipe Benjamin-Feir”, Jurnal Natural FMIPA Unsyiah.
Ichsan Setiawan, (2009), ” Validasi Model Numerik Arus Sejajar Pantai Dengan Model Analitik LonguetHiggins”, Jurnal Dinamika Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Semarang.
Banda Aceh, 23 Februari 2011
Ketua Peneliti

Ichsan Setiawan, M.Si
NIP. 19780607 200604 1 004

31

Anggota Peneliti I
1. Nama
2. Tempat/Tanggal Lahir
3. Jenis Kelamin
4. Pangkat / NIP
5. Jabatan Fungsional
6. Instansi
7. Alamat Kantor
8. Alamat Rumah
9. Riwayat Pendidikan
Pendidikan
Tempat
SMA Negeri 2
Lhokseumawe
FMIPA UNSYIAH
Banda Aceh

: Edy Miswar, S.Si
: Lhokseumawe / 16 Agustus 1979
: Laki-laki
: Penata Muda / 132 319 768
: Asisten Ahli
: Koordinatorat Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala
: Jurusan Ilmu Kelautan FMIPA Unsyiah
Darussalam-Banda Aceh (23111)
: Komp. MIPA No. 15 Desa Lambitra Aceh Besar
Tahun
1995-1998
1998-2003

Titel
-S.Si

Bidang
IPA
Fisika

10. Pengalaman Penelitian
1. Edy Miswar,(2003).Distribusi Medan Gelombang Kasus Jetty, Skripsi, Unsyiah
2. Rizwan, Edy Miswar dan Syahrul Purnawan, (2010), Kajian Oseanografi dan Potensi Perikanan di
Perairan Pulo Aceh
11. Daftar Publikasi
Ichsan Setiawan, Edy Miswar, (2006), ”Simulasi Penjalaran Gelombang di Perairan Pantai Pulau Baai
Bengkulu”, Jurnal Natural FMIPA Unsyiah.
Banda Aceh, 23 Februari 2011

Edy Miswar, S.Si

32

Anggota Peneliti II
1. Nama
2. Tempat/Tanggal Lahir
3. Jenis Kelamin
5. Pekerjaan
6. Alamat Rumah
7. Riwayat Pendidikan
Pendidikan

: Ilham Zufahmi
: Bireuen / 16 Juli 1988
: Laki laki
: Swasta
: Jl. T. Glee .iniem No 9 Tungkop Kab. Aceh Besar
Tempat

Tahun

Titel

Bidang

SMA 1 Bireuen

Bireuen

2003-2006

--

IPA

Ilmu Kelautan UNSYIAH

Banda Aceh

2006-2011

S.Kel

Oseanografi

10. Pengalaman Kuliah Kerja Praktek
Ilham Zulfahmi, ( 2010 ), Teknik Perencanaan Rehabilitasi Hutan Pantai di Desa Gampong Baroe
Kabupaten Aceh Besar, Yayasan Lahan Ekosistem Lahan Basah (LEBah)
11. Daftar Publikasi
Banda Aceh, 23 Februari 2011
Ilham Zulfahmi, S.kel

33