KORELASI KEMAMPUAN KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PALANGKA RAYA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

KORELASI KEMAMPUAN KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PALANGKA RAYA

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: Alpisah NIM : 1301111774

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 2017 M/ 1439 H

Korelasi Kemampuan Kognitif Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Perilaku Keagamaan Siswa Kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya ABSTRAK

Penelitian ini berlatar belakang dari adanya siswa yang memiliki kemampuan kognitif tinggi akan tetapi perilaku keagamaannya kurang. Seyogiyanya, siswa yang memiliki kemampuan kognitif tinggi maka keyakinan dan penghayatan siswa menjadi kuat, hal tersebut juga harus dilandasi dengan pengetahuan dan pemahaman terhadap ajaran dan nilai agama Islam sehingga siswa dapat merealisasikan dalam bentuk perilaku keagamaan yang baik pada kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam korelasi kemampuan kognitif pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan perilaku keagamaan siswa. Adapun permasalahan yang diangkat adalah: (1) Bagaimana Kemampuan Kognitif siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya?; (2) Bagaimana Perilaku keagamaan siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya?; (3) Apakah ada korelasi kemampuan kognitif pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan perilaku keagamaan siswa kelas X di SMA Muhamadiyah 1 Palangkaraya?.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional. Populasi penelitian ini berjumlah 79 orang yaitu siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya.. Instrumen yang digunakan yaitu berupa soal uraian untuk mengukur kemampuan kognitif dan angket untuk mengukur perilaku keagamaan serta ditambah dengan observasi dan dokumentasi. Teknik pengolahan data melalui: editing, tabulating, coding, dan analizing. Analisis data menggunakan rumus statistik korelasi product moment.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Kemampuan kognitif pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya yaitu 72,91 sehingga berkategori baik. 2) Perilaku Keagamaan siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 1 palangkaraya yaitu 3,04 sehingga berkategori baik; 3) Berdasarkan analisis uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara keampuan kognitif dan perilaku keagamaan siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya dengan taraf signifikasi 5% ataupun 1% dimana r xy >r tabel yaitu 0,2213<0,328>0,2882 sehingga

Ha diterima dan H 0 ditolak..

Kata kunci: Kemampuan Kognitif, Perilaku Keagamaan

The Correlation of Cognitive Ability in Islamic Religious Behavior of X Grade Student At SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya ABSTRACT

This study was based on the existence of students who have high cognitive ability but less religious behavior. Seyogiyanya, students who have high cognitive abilities then the belief and appreciation of students to be strong, it must also be based on knowledge and understanding of the teachings and values of Islam so that students can realize in the form of good religious behavior in everyday life. This study aimed to found out more in the correlation of cognitive ability in the subjects of Islamic Religious Education and students' religious behavior. The problem raised were : (1) How is the Cognitive Ability of the X grade students in SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya ?; (2) How is the religious behavior of class X students in SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya ?; (3) Is there a correlation of cognitive ability in the subjects of Islamic Religious Education and the religious behavior of grade X students in SMA Muhamadiyah 1 Palangkaraya ?.

This research used correlational quantitative method. The population of this study were 79 people, namely the X grade students in SMA Muhammadiyah

1 Palangkaraya. The instrument used was a description to measure cognitive ability and questionnaire distribution to measure religious behavior and added with observation and documentation. Data processing techniques through editing, tabulating, coding, and analyzing. Data analysis using rumus corelation product moment.

The results showed that: 1) Cognitive ability in the subjects of Islamic Religious Education class X students in SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya is 72,91 so categorized well; 2) Religious Behavior of class X students in SMA Muhammadiyah 1 palangkaraya is 3,04 so categorize well; 3) Based on the hypothesis test analysis shows that there is no significant correlation between students 'cognitive ability and students' religious behavior significant difference between the cognitive ability in the subjects of Islamic Religious Education and the behavior of class X student in high school Muhammadiyah 1 Palangkaraya with 5% significance level or 1% where rxy> rtabel is 0,2213< 0,328> 0,2882 so

H a was accepted and H 0 was rejected .

Keywords: Cognitive Ability, Religious Behavior

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmannirrohiim

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan segala taufik, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul, “Korelasi kemampuan kognitif pada

mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Perilaku Keagamaan siswa

kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya ” sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan. Sholawat serta salam semoga selalu berlimpah kepada kekasih Allah junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabat beliau yang telah berjuang memberikan jalan bagi seluruh alam.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan hasil penelitian ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dari pihak-pihak yang benar-benar konsen dengan dunia penelitian. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi- tingginya kepada:

1. Bapak Dr. Ibnu Elmi A.S Pelu, SH,MH Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya.

2. Bapak Drs. Fahmi, M.Pd Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Palangka Raya yang telah memberikan izin penelitian.

3. Ibu Dra. Hj. Rodhatul Jennah, M.Pd Wakil Dekan Bidang Akademik IAIN Palangka Raya yang telah memberikan dukungan dalam penelitian.

4. Ibu Jasiah, M.Pd Ketua Jurusan Tarbiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Palangka Raya yang telah menyetujui judul penelitian dan penetapan pembimbing.

5. Bapak Asmail Azmy, H.B. M.Fil.I ketua Program studi Pendidikan Agama Islam IAIN Palangka Raya yang telah menyeleksi judul penelitian.

6. Bapak H. Fimeir Liadi, M.Pd pembimbing akademik yang selama masa perkuliahan saya bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan.

7. Bapak Dr. H. Normuslim, M.Pd pembimbing I yang selama ini selalu memberi motivasi dan juga bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, sehingga skripsi ini terselesaikan.

8. Bapak Ali Iskandar Z, M.Pd pembimbing II yang selama ini bersedia meluangkan waktu dan memberikan bimbingan sehingga skripsi ini terselesaikan.

9. Bapak Drs. M. Ramli, M.Pd, Kepala SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya yang telah memberikan izin tempat penelitian.

10. Teman-teman dan sahabat seperjuangan Program Studi Pendidikan Biologi Angkatan 2013, terimakasih atas kebersamaan yang telah terjalin selama ini, terimakasih pula atas dukungan dan bantuannya.

11. Semua pihak yang berkaitan tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga amal baik yang bapak, ibu, dan rekan-rekan berikan berikan kepada penulis mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT.

12. Terakhir, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh keluarga yang telah bersabar dalam me mberikan do’a dan perhatiannya.

Penulis menyadari masih banyak keterbatasan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan. Semoga Allah SWT selalu memberikan kemudahan bagi kita semua . Aamiin Yaa Robbal’alamin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Palangka Raya, Oktober 2017 Penulis,

Alpisah NIM. 130 1111 774

MOTTO

َم ۡوَيۡلٱ َو َ َّللَّٱ ْاوُج ۡرَي َناَك نَمِ ل ٞةَنَسَح ٌة َوۡسُأ ِ َّللَّٱ ِلوُسَر يِف ۡمُكَل َناَك ۡدَقَّل

٢١ ا ٗريِثَك َ َّللَّ ٱ َرَكَذ َو َر ِخٓ ۡلۡٱ

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari

kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”

(Q.S. Al-Ahzab [33]:21)

PERSEMBAHAN

ميح رلا نمح رلا الله مسب

“Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang”

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta Alam yang selalu melimpahkan segala kebaikan dan kemurahannya sehingga diri ini mampu menyelesaikan tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana ini. ku persembahkan skripsi ini yaitu kepada:

1. Abah (Sairi) dan Mama (Juhriah) tercinta. Terimakasih banyak atas segala do’a yang selalu kau minta kepada Allah ditengah malam untukku, do’a yang

menjadi dasar Allah meridhdaiku, kekuatan besar yang mampu mengantarkan anakmu meraih masa depan yang mampu membanggakan dan membahagiakan Mama dan Abah. Terimakasih banyak untuk segala perjuangan yang telah Mama dan Abah lewati demi diriku, yang tak mungkin mampuku membalasnya walau sedikit.

2. Kakak tersayang (Arbahusin) dan adik tercinta (Ahmad Rifqi Badali).

Terimakasih banyak atas segala do’a dan juga semangat serta motivasi yang kakak berikan kepadaku.

3. Teman-temanku tercinta (Laila, Rezky, Ayu, Uliefa, Titi, Mutia, Arida

dan Olfah) serta teman-teman seperjuangan PAI Angkatan 2013, terimakasih atas kebersamaannya selama ini, I love you all..

Yakinlah, kesuksesan ku hari ini karena berkat do’a dan dukungan dari kalian

semua..

Skripsi ini ku persembahkan.. Alpisah

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran pesera didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Dirjen Pendidikan Islam Depatemen agama RI, 2007:5).

Pendidikan Agama Islam juga terdapat upaya sadar dan terencana untuk menyiapkan peserta didik agar mengenal, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan (Departemen Agama Republik Indonesia, 2004:2). Tujuan pelaksanaan Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah:

Untuk terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berbudi pekerti luhur (berakhlak mulia), memiliki pengetahuan tentang ajaran pokok Agama Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, serta memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam tentang Islam sehingga memadai baik untuk kehidupan bermasyarakat maupun untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Dari tujuan tersebut berarti Pendidikan Agama Islam berupaya untuk mengembangkan potensi yang telah dimiliki oleh siswa sejak proses pembimbingan sehingga mereka bisa menjadi manusia yang taat Dari tujuan tersebut berarti Pendidikan Agama Islam berupaya untuk mengembangkan potensi yang telah dimiliki oleh siswa sejak proses pembimbingan sehingga mereka bisa menjadi manusia yang taat

Perilaku keagamaan dapat dijabarkan dengan cara mengartikan perkata. Perilaku merupakan seperangkat perbuatan atau tindakan seseorang dalam melakukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini (Bimo Walgito, 2010:11). Sedangkan kata keagamaan berasal dari kata dasar agama yang berarti sistem, prinsip kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu. Sedangkan istilah “ keagamaan” dapat diartikan sebagai sifat-sifat yang terdapat dalam agama atau segala sesuatu mengenai agama (Poerwadarminta,1999:19).

Bagi agama Islam, ada ajaran yang harus dilakukan dan ada pula yang berupa larangan. Ajaran-ajaran yang berupa perintah yang harus dilakukan diantaranya adalah salat, zakat, puasa, haji, menolong orang lain yang sedang kesusahan dan masih banyak lagi. Oleh sebab itu dalam kehidupan sehari-hari secara tidak langsung banyak aktivitas yang telah kita lakukan baik itu yang ada hubungannya antara makhluk agama dengan pencipta, maupun hubungan antara makhluk dengan sesama makhluk, itu pada dasarnya sudah diatur oleh agama ( Agus Sujanto, 1996:204).

Pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku keagamaan adalah merupakan suatu kesatuan perbuatan dari manusia yang berarti setiap tingkah laku manusia merupakan respon terhadap tingkah laku yang di perbuatnya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam hubungannya dengan Allah SWT, sesama muslim, maupun dengan lingkungannya. Maka diwujudkan dalam bentuk ibadah keseharian seperti: sholat, puasa, zakat, sedekah, sabar, tawakal, dan bergaul dengan sesama. Serta menjalani kehidupan sesuai dengan nilai- nilai yang terkandung dalam ajaran agama Islam.

Dalam pelaksanaan pendidikan tidak terlepas dari kegiatan pengajaran, karena menurut Ramayulis, bahwa pengajaran adalah upaya pemindahan pengetahuan yang dilakukan oleh seseorang yang mempunyai pengetahuan (pengajar) kepada orang lain yang belum mengetahui (pelajar) melalui suatu proses belajar mengajar (Ramyulis, 2005:72)

Adapun proses-proses perkembangan yang dipandang memiliki keterkaitan langsung dengan kegiatan belajar siswa meliputi:

1. Perkembangan motor (motor development), yakni proses perkembangan yang progresif dan berhubungan dengan perolehan aneka ragam keterampilan fisik anak (motor skills).

2. Perkembangan

development) yakni perkembangan fungsi intelektual atau proses perkembangan kemampuan / kecerdasan otak anak; dan

kognitif

(cognitive

3. Perkembangan sosial dan moral (social and moral development) yakni proses perkembangan mental yang berhubungan dengan perubahan cara anak dalam berkomunikasi dengan obyek atau orang lain, baik sebagai individu maupun kelompok (Muhibbin Syah, 2009:12).

Ranah psikologis siswa yang terpenting adalah ranah kognitif. Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam buku Daryanto (2010:102) ranah kognitif memiliki enam jenjang menurut taksonomi bloom yang diurutkan secara hirarki yaitu:

1. Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)

2. Pemahaman (comprehension)

3. Penerapan (application)

4. Analisis (analysis)

5. Sintesis (syntesis)

6. Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)

Tanpa ranah kognitif, sulit dibayangkan seorang siswa dapat berfikir. Selanjutnya, tanpa kemampuan berfikir mustahil siswa tersebut dapat memahami dan meyakini faedah materi pelajaran yang disajikan kepadanya. Tanpa berfikir juga sulit bagi siswa untuk menangkap pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi pelajaran yang ia ikuti, termasuk materi pelajaran agama.

Seyogiyanya siswa yang memiliki kemampuan kognitif tinggi maka keyakinan dan penghayatan siswa menjadi kuat, hal tersebut juga harus dilandasi dengan pengetahuan dan pemahaman terhadap ajaran dan nilai agama Islam sehingga siswa dapat merealisasikan dalam bentuk perilaku keagamaan pada kehidupan sehari-hari.Sama halnya studi kepribadian telah menunjukkan bahwa pola awal secara relatif tetap tidak berubah dengan berjalannya waktu. Sebagai contoh, lima tahun pertama pengalam an sekolah, seorang anak disebut “periode Seyogiyanya siswa yang memiliki kemampuan kognitif tinggi maka keyakinan dan penghayatan siswa menjadi kuat, hal tersebut juga harus dilandasi dengan pengetahuan dan pemahaman terhadap ajaran dan nilai agama Islam sehingga siswa dapat merealisasikan dalam bentuk perilaku keagamaan pada kehidupan sehari-hari.Sama halnya studi kepribadian telah menunjukkan bahwa pola awal secara relatif tetap tidak berubah dengan berjalannya waktu. Sebagai contoh, lima tahun pertama pengalam an sekolah, seorang anak disebut “periode

Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan mempunyai tanggungjawab untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa serta mampu mengembangkan pengetahuannya sesuai dengan syari’at Islam. Melalui Pendidikan Agama Islam diharapkan siswa dapat mengembangkan potensi taqwa kepada Nya. Apabila potensi ini berkembang dengan baik, maka individu akan mampu mengendalikan potensi kognitifnya supaya tidak terwujud dalam bentuk perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai agama yang telah tertanam dalam dirinya. Kualitas keagamaan siswa akan sangat dipengaruhi oleh proses pembentukan atau pendidikan yang diterimanya.

Salah satu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan di Palangkaraya adalah SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya, yang berdiri pada tanggal 12 Desember 1977 di Kelurahan Langkai,Kecamatan Pahandut, tepatnya di Jl. RTA. Milono km. 1,5 Palangkaraya. SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya memiliki 13 kelas Salah satu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan di Palangkaraya adalah SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya, yang berdiri pada tanggal 12 Desember 1977 di Kelurahan Langkai,Kecamatan Pahandut, tepatnya di Jl. RTA. Milono km. 1,5 Palangkaraya. SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya memiliki 13 kelas

2 kelas IPA dan 2 kelas IPS. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis di SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya dikelas X, bahwasanya terdapat ada sebagian siswa yang memiliki kemampuan kognitif yang tinggi akan tetapi cenderung memiliki perilaku keagamaan yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam seperti siswa membolos, berkata-kata yang tidak sesuai dengan ajaran agama atau etika,berkelahi sesama teman, berpacaran di lingkungan sekolah dan bahkan sering kita dengar tiap hari anak-anak dengan mudah berkata-kata tidak sopan dengan sesama siswa ataupun orang yang lebih tua. Sangat disayangkan sekali padahal hasil belajar yang mereka peroleh mampu mencapai bahkan melebihi nilai KKM yang telah ditentukan.

Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

terhadap "KORELASI KEMAMPUAN KOGNITIF MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 PALANGKA RAYA"

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dilakukan oleh Yuniarti (2010) jurusan Tarbiyah program studi PAI, yang berjudul “Korelasi Kemampuan Kognitif Terhadap Kemampuan Psikomotorik Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Bab Taharah Dan Shalat Kelas VII Di Mtsn-1 Muara Teweh”. Penelitian ini menggunakan metode analisis korelasional. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes tertulis dalam bentuk uraian, observasi serta wawancara. Dengan hasil penelitian tidak memiliki hubungan yang signifikan, dengan perolehan hitung = 0,04 lebih kecil dari r tabel pada taraf signifikan 5% = 0,25 maupun pada taraf signifikan 1% = 0,325. Walaupun sedikit mempunyai persamaan dengan penelitian penulis yaitu mengukur kemampuan kognitif siswa akan tetapi ada juga perbedaan yaitu penelitian yuniarti mengkorelasikan kemampuan kognitif dan kemampuan psikomotorik siswa pada mata pelajaran fiqih sedangkan penulis mengkorelasikan kemampuan kognitif pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan perilaku keagamaan siswa.

C. Identifikasi Masalah

Berdasakan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah yaitu ada sebagian siswa yang memiliki kemampuan kognitif yang tinggi akan tetapi perilaku keagamaan siswa tidak sesuai dengan ajaran agama Islam.

D. Batasan Masalah

Bedasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi permasalahan yang akan diteliti hanya pada kemampuan kognitif siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X dan perilaku keagamaan siswa.

E. Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan kognitif siswa kelas X dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya?

2. Bagaimana perilaku keagamaan siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya?

3. Apakah ada korelasi kemampuan kognitif mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan perilaku keagamaan siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya?

F. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa kelas X dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya.

2. Untuk mengetahui perilaku keagamaan siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi kemampuan kognitif pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan perilaku keagamaan siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya.

G. Manfaat Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

a. Untuk penelitian selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar bagi penelitian selanjutnya yang lebih mendalam.

b. Untuk pengembangan keilmuan, penelitian ini memberikan sumbangan teoritis dalam ilmu pendidikan tentang korelasi kemampuan kognitif mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan perilaku keagamaan siswa.

2. Kegunaan Praktis

a. Peneltian ini diharapkan memberikan informasi baru bagi kalangan pendidik tentang kemampuan kognitif siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan perilaku keagamaan siswa

b. Peneltian ini diharapkan dapat memperbaiki kinerja dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

3. Kegunaan Bagi Peneliti

a. Menambah wawasan keilmuwan bagi penulis tentang kemampuan kognitif siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan perilaku keagamaan siswa.

H. Definisi Operasional

1. Kemampuan kognitif Kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah. Dengan berkembangnya kemampuan kognitif ini akan memudahkan anak menguasai pengetahuan umum yang lebih luas, sehingga anak mampu menjalankan fungsinya dengan wajar dalam interaksinya dengan masyarakat dan lingkungan sehari-hari (Desmita, 2009:96). Kemampuan kognitif siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu mencakup materi mengenai makna beriman kepada malaikat-malaikat Allah, manfaat dan hikmah kontrol diri, prasangka baik, dan persaudaraan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Perilaku Keagamaan Perilaku keagamaan adalah tanggapan atau reaksi nyata seseorang sebagai akibat dari akumulasi pengalaman, pengalaman sebagai respon yang diterimanya, yang diwujudkan dalam bentuk ibadah keseharian seperti: sholat, puasa, zakat, haji, menutup aurat, bersopan santun, bersedekah, bersyukur, tidak sombong, tolong menolong dan bergaul dengan sesama.

I. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan

Pada BAB I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah dari peneliti dalam mengambil judul penelitian.Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Identifikasi masalah berdasarkan latar belakang masalah. Batasan masalah yang akan diterapkan ketika penelitian. Rumusan masalah sebagai dasar permasalahan penelitian yang harus diselesaikan atau menemukann solusinya.Tujuan penelitian sebagai penilaian pencapaian dari hasil penelitian. Manfaat penelitian sebagai harapan peneliti untuk pemanfaatan tulisan dan Definisi operasional sebagai dasar pelaksanakaan penelitian.

Bab II Kajian Teori

Pada BAB II Kajian teori yang terdiri dari deskripsi teori yang berisi teori-teori dari kemapuan kognitif dan perilaku keagamaan siswa. Konsep dan pengukuran sebagai konsep dan tolak ukur dalam pelaksanaan penelitian, serta hipotesis sebagai jawaban sementara apakah ada korelasi atau tidaknya kemampuan kognitif siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan perilaku keagamaan siswa.

Bab III Metode Penelitian

Pada BAB III Metode penelitian berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, pengabsahan instrumen penelitian , serta teknik analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Uji Hipotesis

Pada BAB IV Hasil penelitian yang berisikan gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi hasil penelitian, analisis data hasil penelitian dan pengujian hipotesis.

BAB V Penutup

Pada BAB V Penutup yang berisikan pemecahan terhadap permasalahan peneltian dan saran.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik

1. Pengertian korelasi Dalam kamus lengkap bahasa indonesia, dinyatakan bahwa korelasi adalah “hubungan timbal balik atau sebab akibat” (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,1995:526).

Menurut Yusda (1993:268) kata korelasi artinya “ untuk mengukur derajat atau hubungan dan bagaimana eratnya hubungan itu mencari hubungan yang satu variabel dengan variabel yang lainnya. Anas sudjono (2008) menyatakan bahwa kata korelasi berasal dari bahasa inggris “correlation” artinya “hubungan timbal balik”.

Dari pengertian di atas dapat diambil pengertian bahwa korelasi adalah suatu hubungan sebab akibat antara dua variabel atau beberapa variabel yang nantinya akan digunakan dalam menghubungkan kemampuan kognitif dengan perilaku keagamaan siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam di SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya.

2. Kemampuan Kognitif

Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanannya knowing, berarti mengetahui. Dalam arti luas menurut Neisser, cognition (kognisi) ialah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan. Dalam perkembangan selanjutnya, istilah kognitif menjadi populer sebagai salah satu domain atau wilayah/ranah psikologis manusia meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesenjangan, dan keyakinan (Muhibbin Syah, 2010:65).

Desmita (2009:97) mengutip didalam bukunya menurut Mayers (1996), “cognition refers to all the mental activities associated with thinking, knowing, anf remembering.”Pengertian yang hampir senada juga diberikan oleh margarent W. Matlin (1994), yaitu: “cognition, or mental activity, involves the acquisition, storage, retrieval, and use of knowledge.” Dalam Dictonary of Psychology karya Drever dijelaskan bahwa “kognisi adalah istilah umum yang mencakup segenap mode pemahaman, yakni persepsi, imajinasi, penangkapan makna, penilaian dan penalaran” (Kuper & Kuper, 2000), kemudian dalam Dictionary of Psychology karya Chaplin (2002), dijelaskan bahwa “kognisi adalah konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan, termasuk didalamnya mengamati, melihat, memperhatikan, Desmita (2009:97) mengutip didalam bukunya menurut Mayers (1996), “cognition refers to all the mental activities associated with thinking, knowing, anf remembering.”Pengertian yang hampir senada juga diberikan oleh margarent W. Matlin (1994), yaitu: “cognition, or mental activity, involves the acquisition, storage, retrieval, and use of knowledge.” Dalam Dictonary of Psychology karya Drever dijelaskan bahwa “kognisi adalah istilah umum yang mencakup segenap mode pemahaman, yakni persepsi, imajinasi, penangkapan makna, penilaian dan penalaran” (Kuper & Kuper, 2000), kemudian dalam Dictionary of Psychology karya Chaplin (2002), dijelaskan bahwa “kognisi adalah konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan, termasuk didalamnya mengamati, melihat, memperhatikan,

Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa kognitif atau pemikiran adalah istilah yang digunakan oleh ahli psikologi untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi

memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai, dan memikirkan lingkungan.

yang

Kognitif merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan peserta didik yang berkaitan langsung dengan proses pembelajaran dan sangat menentukan keberhasilan mereka disekolah. Guru sebagai tenaga kependidikan yang bertanggung jawab melaksanakan interaksi edukatif di dalam kelas, perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang perkembangan peserta didiknya. Dengan bekal pemahaman tersebut, guru akan dapat memberikan layanan pendidikan atau melaksanakan proses pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan kognitif peserta didik yang dihadapinya.

Sama halnya dengan sejumlah aspek perkembangan lainnya, kemampuan kognitif anak juga mengalami perkembangan tahap demi tahap menuju kesempurnaannya. Secara sederhana, kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah. Dengan berkembangnya kemampuan kognitif ini akan memudahkan anak menguasai pengetahuan umum yang lebih luas, sehingga anak mampu menjalankan fungsinya dengan wajar dalam interaksinya dengan masyarakat dan lingkungan sehari-hari.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya (Desmita,2009:96).

Dalam hubungan dengan satuan pelajaran, ranah kognitif memegang peranan paling utama. Yang menjadi tujuan pengajaran di SD, SMTP, dan di SMU pada umumnya adalah peningkatan kemampuan siswa dalam aspek kognitif. Asfek kognitif dibedakan atas enam jenjang menurut taksonomi bloom yang diurutkan secara hierarki. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai tiap aspek sebagaimana diberikan dalam taksonomi bloom yaitu: Dalam hubungan dengan satuan pelajaran, ranah kognitif memegang peranan paling utama. Yang menjadi tujuan pengajaran di SD, SMTP, dan di SMU pada umumnya adalah peningkatan kemampuan siswa dalam aspek kognitif. Asfek kognitif dibedakan atas enam jenjang menurut taksonomi bloom yang diurutkan secara hierarki. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai tiap aspek sebagaimana diberikan dalam taksonomi bloom yaitu:

b) Pemahaman (comprehension) Kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar-mengajar. Siswa di tuntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan hal-hal lain. Bentuk soal yang sering digunakan untuk mengukur kemampuan ini adalah pilihan ganda dan uraian.

Kemampuan pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu:

a. Menerjemahkan (translation)

b. Menginterprestasi (interpretation)

c. Mengekstrapolasi (extrapolation)

c) Penerapan (application) Dalam jenjang kemampuan ini di tuntut kesanggupan ide-ide umum, tata cara, ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, serta teori-teori dalam situasi baru dan konkret. Situasi di mana ide, metode dan lain-lain yang di pakai itu harus baru, karena apabila tidak demikian, maka kemampuan yang di ukur bukan lagi penerapan tetapi ingatan semata-mata.

d) Analisis (Analysis) Dalam jenjang kemampuan ini seorang di tuntut untuk dapat menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau komonen-komponen pembentuknya. Dengan jalan ini situasi atau keadaan tersebut menjadi lebih jelas.

e) Sintesis (synthesis) Pada jenjang ini seseorang di tuntut untuk dapat menghasilkan sesuatu yang baru dengan jalan mengabungkan faktor yang ada. Hasil yang di peroleh dari penggabungan ini dapat berupa, tulisan serta rencana atau mekanisme.

f) Penilaian (evaluation) Dalam jenjang kemampuan ini seseorang di tuntut untuk dapat mengevaluasi situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan suatu kriteria tertentu (Daryanto, 2010:104).

3. Perilaku keagamaan Pengertian perilaku keagamaan dapat dijabarkan dengan cara mengartikan perkata. Kata perilaku dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa yaitu tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau perilaku (Departemen Pendidikan Nasional,2005:859). Perilaku merupakan seperangkat perbuatan atau tindakan seseorang dalam melakukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini. Perilaku atau aktivitas yang ada pada individu atau organisme tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus atau rangsangan yang mengenainya, yaitu dorongan untuk bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan (Bimo Walgito,2010:11).

Sedangkan menurut W.J.S. Poerwadaminta (2001:7) perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan dan sikap yang muncul dalam perbuatan yang nyata atau ucapan.

Menurut Nana Sudjana (2003:6) perilaku ialah sebagai hasil dari proses yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang terdapat dalam diri individu.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah tindakan seseorang yang terwujud dalam gerakan yang terdapat dalam diri individu.

Sedangkan kata keagamaan berasal dari kata dasar agama yang berarti sistem, prinsip kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu. Kata keagamaan itu sudah mendapat awalan “ke” dan akhiran “an” yang mempunyai arti sesuatu (segala tindakan) yang berhubungan

(Pusat Pengembangan Bahasa,1990:11). Berdasarkan uraian di atas perilaku keagamaan berarti segala tindakan perbuatan atau ucapan yang dilakukan seseorang sedangkan perbuatan atau tindakan serta ucapan tadi akan kaitannya dengan agama, semuanya dilakukan karena adanya kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran, kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan.

dengan

agama

Oleh karena itu dalam agama ada ajaran-ajaran yang dilakukan bagi pemeluk-pemeluknya, bagi agama Islam, ada ajaran yang harus dilakukan dan adapula yang berupa larangan. Ajaran- ajaran yang berupa perintah yang harus dilakukan diantaranya adalah sholat, zakat, puasa, haji, menolong orang lain yang sedang kesusahan dan masih banyak lagi. Sedangkan yang ada kaitannya dengan larangan itu lagi banyak seperti, minum-minuman keras, judi, korupsi, main perempuan dan lain-lain.

Oleh sebab itu dalam kehidupan sehari-hari secara tidak langsung banyak aktivitas yang telah kita lakukan baik itu yang ada Oleh sebab itu dalam kehidupan sehari-hari secara tidak langsung banyak aktivitas yang telah kita lakukan baik itu yang ada

Dari berbagai pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku keagamaan adalah tanggapan atau reaksi nyata seseorang sebagai akibat dari akumulasi pengalaman, pengalaman sebagai respon yang diterimanya, yang diwujudkan dalam bentuk ibadah keseharian seperti: sholat, puasa, zakat, haji, menutup aurat, bersopan santun, bersedekah, bersyukur, tidak sombong, tolong menolong dan bergaul dengan sesama.

Perilaku keagamaan seseorang pada dasarnya tidak terlepas dari dasar-dasar atau pokok-pokok ajaran islam yang dapat diklarifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Aqidah Aqidah adalah iman yang kokoh terhadap segala sesuatu yang disebut secara tegas dalam Al- Qur’an dan Hadits shahih (Muhammad Abdul Qadir Ahmad,2008:115). Inti materi dari aqidah adalah mengenai keimanan sebagaimana terdapat dalam rukun iman, yakni meyakini tentang Allah, para malaikat, Nabi/Rasul, kitab-kitab Allah, surga dan neraka serta qada dan qadar.

b. Ibadah Ibadah dalam arti luas, meliputi segala amal saleh yang dikerjakan manusia, karena mengharap ridha Allah SWT (Muhammad Abdul Qadir Ahmad,2008:134).

Ibadah dalam islam meliputi semua segi kehidupan manusia, yang dibagi menjadi dua, yakni ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah. Ibadah mahdhah adalah ibadah yang jenis dan tata cara pelaksanaannya telah ditentukan oleh Allah dan Rasul-Nya, seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan lain-lain. Sedangkan ibadah ghairu mahdhah adalah mencakup semua aspek kehidupan manusia, seperti sosial, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan teknik, seni dan filsafat (cultural universals). Semua itu dapat bernilai ibadah apabila dalam pelaksanaannya, diniati karena Allah, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya, dan tidak meninggalkan ibadah mahdah (Didiek Ahmad Supadie&Sarjuni,2011:98).

c. Akhlak Menurut bahasa akhlak ialah kata jamak dari khuluq (khuluqun) yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabi’at. Akhlak disamakan dengan kesusilaan, sopan santun. Akhlak diartikan sebagai ilmu tata krama, ilmu yang c. Akhlak Menurut bahasa akhlak ialah kata jamak dari khuluq (khuluqun) yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabi’at. Akhlak disamakan dengan kesusilaan, sopan santun. Akhlak diartikan sebagai ilmu tata krama, ilmu yang

Akhlak islam adalah akhlak universal, mencakup semua aspek kehidupan manusia, baik sebagai makhluk pribadi, sosial, maupun makhluk Tuhan (Didiek Ahmad Supadie&Sarjuni, 2011:100).

B. Konsep dan Pengukuran

1. Kemampuan kognitif Kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah.Kemampuan kognitif dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah kemampuan siswa untuk memahami isi materi yang diajarkan berkaitan dengan perilaku keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam hal ini untuk mengetahui bagaimana kemampuan kognitif siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam, maka penulis menggunakan tes tertulis yang berbentuk uraian dengan jumlah 10 Soal. Adapun bentuk uraian yang digunakan dalam kemampuan kognitif siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan indikator sebagai berikut:

1) Kemampuan siswa dalam menjelaskan manfaat perilaku kontrol diri, prasangka baik, dan persaudaraan.

a. Siswa mampu menjelaskan dengan

baik dan tepat

Skor 4

b. Siswa mampu menjelaskandengan baik Skor 3

c. Siswa kurang mampu menjelaskan

Skor 2

d. Siswa tidak mampu menjelaskan dengan baik dan tepat

Skor 1

2) Kemampuan siswa dalam menjelaskan penerapan perilaku

kontrol diri dalam kehidupan sehari-hari

a. Siswa mampu menjelaskan dengan

baik dan tepat

Skor 4

b. Siswa mampu menjelaskandengan baik Skor 3

c. Siswa kurang mampu menjelaskan

Skor 2

d. Siswa tidak mampu menjelaskan dengan baik dan tepat

Skor 1

3) Kemampuan siswa dalam mengartikan beriman kepada malaikat Allah

a. Siswa mengartikan dengan baik dan tepat Skor 4

b. Siswa mengartikan dengan baik

Skor 3

c. Siswa mengartikan kurang tepat

Skor 2

d. Siswa tidak mampu mengartian dengan baik dan tepat

Skor 1

4) Kemampuan siswa dalam menjelaskan perilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada malaikat Allah

a. Siswa mampu menjelaskan dengan

baik dan tepat

Skor 4

b. Siswa mampu menjelaskandengan baik Skor 3

c. Siswa kurang mampu menjelaskan

Skor 2

d. Siswa tidak mampu menjelaskan dengan baik dan tepat

Skor 1

5) Kemampuan siswa dalam menjelaskan penerapan perilaku beriman kepada malaikat Allah dalam kehidupan sehari-hari

a. Siswa mampu menjelaskan dengan

baik dan tepat

Skor 4

b. Siswa mampu menjelaskandengan baik Skor 3

c. Siswa kurang mampu menjelaskan

Skor 2

d. Siswa tidak mampu menjelaskan dengan baik dan tepat

Skor 1

6) Kemampuan siswa dalam mengartikan menghindari diri dari pergaulan bebas dan perbuatan zina

a. Siswa mengartikan dengan baik dan tepat Skor 4

b. Siswa mengartikan dengan baik

Skor 3

c. Siswa mengartikan kurang tepat

Skor 2

d. Siswa tidak mampu mengartian dengan baik dan tepat

Skor 1

7) Kemampuan siswa dalam menjelaskan larangan perbuatan zina

a. Siswa mengartikan dengan baik dan tepat Skor 4

b. Siswa mengartikan dengan baik

Skor 3

c. Siswa mengartikan kurang tepat

Skor 2

d. Siswa tidak mampu mengartian dengan baik dan tepat

Skor 1

8) Kemampuan siswa dalam menjelaskan hikmah dari menghindari diri dari pergaulan bebas dan perbuatan zina

a. Siswa mengartikan dengan baik dan tepat Skor 4

b. Siswa mengartikan dengan baik

Skor 3

c. Siswa mengartikan kurang tepat

Skor 2

d. Siswa tidak mampu mengartian dengan baik dan tepat

Skor 1

9) Kemampuan siswa dalam menjelaskan adab bepakaian menurut Islam

a. Siswa mampu menjelaskan dengan

baik dan tepat

Skor 4

b. Siswa mampu menjelaskandengan baik Skor 3

c. Siswa kurang mampu menjelaskan

Skor 2

d. Siswa tidak mampu menjelaskan dengan baik dan tepat

Skor 1

10) Kemampuan siswa dalam menjelaskan menghindarkan diri dari pergaulan bebas dan mendekati perbuatan zina

a. Siswa mampu menjelaskan dengan

baik dan tepat

Skor 4

b. Siswa mampu menjelaskandengan baik Skor 3

c. Siswa kurang mampu menjelaskan

Skor 2

d. Siswa tidak mampu menjelaskan dengan baik dan tepat

Skor 1 Berdasarkan dari indikator kemampuan kognitif pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan jumlah maksimum ideal 40. Dengan rumus standar mutlak yaitu pengubahan skor menjadi nilai, rumus yang akan digunakan:

Nilai = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 x100 Ket:

Skor yang dicapai :Jumlah total perolehan skor yang diperoleh testee dari jawaban tes Skor maksimum ideal:Total skor dari semua jawaban tes

Yang dimaksud dengan skor mentah/skor yang dicapai adalah jumlah total perubahan skor yang diperoleh oleh peserta didik dari jawaban tes. Sedangkan skor maksimum ideal adalah total skor dari semua jawaban tes (Supriyadi, 2011:91) .

Untuk menginterpretasi skor yang telah diperoleh siswa dalam penguasaan bahan atau kemampuan kognitif siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam diukur dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2.1.Kriteria Pengukuran Kemampuan Kognitif Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya

Sangat Baik

2. Perilaku keagamaan Dalam hal ini untuk mengetahui perilaku keagamaan siswa maka penulis menggunakan angket (kuesioner). Dengan indikator sebagai berikut:

A. Melaksanakan salat wajib lima waktu

1) Melaksanakan ibadah salat wajib lima waktudalam sehari semalam

a. Selalu

Skor 4

b. Sering

Skor 3

c. Kadang-kadang

Skor 2

d. Tidak pernah

Skor 1

2) Melaksanakan ibadah salat dzuhur secara berjamaah disekolah

a. Selalu

Skor 4

b. Sering

Skor 3

c. Kadang-kadang

Skor 2

d. Tidak pernah

Skor 1

3) Segera melaksanakan ibadah salat ketika mendengar adzan berkumandang

a. Selalu

Skor 4

b. Sering

Skor 3

c. Kadang-kadang

Skor 2

d. Tidak pernah

Skor 1

B. Melaksanakan salat sunnah

4) Melaksanakan ibadah salat sunnah seperti Dhuha dalam sehari semalam

a. Selalu

Skor 4

b. Sering

Skor 3

c. Kadang-kadang

Skor 2

d. Tidak pernah

Skor 1

5) Melaksanakan ibadah salat tarawih pada saat bulan ramadhan

a. Selalu

Skor 4

b. Sering

Skor 3

c. Kadang-kadang

Skor 2

d. Tidak pernah

Skor 1

C. Melaksanakan puasa wajib

6) Melaksanakan ibadah puasa wajib pada saat bulan ramadhan

a. Selalu

Skor 4

b. Sering

Skor 3

c. Kadang-kadang

Skor 2 Skor 2

Skor 1

D. Melaksanakan puasa sunnah

7) Melaksanakan ibadah puasa sunnah seperti puasa di hari senin atau kamis

a. Selalu

Skor 4

b. Sering

Skor 3

c. Kadang-kadang

Skor 2

d. Tidak pernah

Skor 1

E. Menunaikan zakat fitrah

8) Menunaikan zakat fitrah pada saat waktu yang ditentukan dalam Islam

a. Selalu

Skor 4

b. Sering

Skor 3

c. Kadang-kadang

Skor 2

d. Tidak pernah

Skor 1

F. Menghormati orang tua, guru dan sesama siswa

9) Mengucapkan salam pada saat masuk maupun keluar ruangan/rumah

a. Selalu

Skor 4

b. Sering

Skor 3

c. Kadang-kadang

Skor 2

d. Tidak pernah

Skor 1

10) Melaksanakan perintah orang tua pada saat orang tua melarang ataupun memerintahkan dalam mengerjakan sesuatu

a. Selalu

Skor 4

b. Sering

Skor 3

c. Kadang-kadang

Skor 2

d. Tidak pernah

Skor 1

G. Menutup aurat sesuai dengan ketentuan syariat Islam

11) Menutup aurat sesuai ketentuan syariat Islam

a. Selalu

Skor 4

b. Sering

Skor 3

c. Kadang-kadang

Skor 2

d. Tidak pernah

Skor 1

H. Menjaga batasan ketika bergaul dengan lawan jenis

12) Menjaga batasan ketika begaul dengan lawan jenis

a. Selalu

Skor 4

b. Sering

Skor 3

c. Kadang-kadang

Skor 2

d. Tidak pernah

Skor 1

I. Menundukkan pandangan dari lawan jenis agar tejaga dari nafsu

13) Menundukkan pandangan dari lawan jenis agar terjaga dari nafsu

a. Selalu

Skor 4

b. Sering

Skor 3 Skor 3

Skor 2

d. Tidak pernah

Skor 1

J. Mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan baik bagi kesehatan

14) Mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan baik bagi kesehatan

a. Selalu

Skor 4

b. Sering

Skor 3

c. Kadang-kadang

Skor 2

d. Tidak pernah

Skor 1

K. Melakukan tolong menolong kepada sesama muslim yang terkena musibah

15) Melakukan tolong menolong kepada sesama muslim yang terkena musibah

a. Selalu

Skor 4

b. Sering

Skor 3

c. Kadang-kadang

Skor 2

d. Tidak pernah

Skor 1

L. Berbicara dengan tutur kata yang sopan dan baik kepada orang tua, guru, dan sesama siswa

16) Berbicara dengan tutur kata yang sopan dan baik kepada orang tua pada saat berbicara dengan orang tua dirumah

a. Selalu

Skor 4 Skor 4

Skor 3

c. Kadang-kadang

Skor 2

d. Tidak pernah

Skor 1

17) Berbicara dengan tutur kata yang sopan dan baik kepada teman pada saat berbicara ataupun bercanda disekolah

a. Selalu

Skor 4

b. Sering

Skor 3

c. Kadang-kadang

Skor 2

d. Tidak pernah

Skor 1

18) Berbicara dengan tutur kata yang sopan dan baik kepada guru pada saat berbicara ataupun bertanya dilingkungan sekolah maupun diruangan kelas

a. Selalu

Skor 4

b. Sering

Skor 3

c. Kadang-kadang

Skor 2

d. Tidak pernah

Skor 1

M. Menghargai pendapat orang lain dalam memberikan pendapat

19) Menghargai pendapat orang lain dalam memberikan pendapat

a. Selalu

Skor 4

b. Sering

Skor 3

c. Kadang-kadang

Skor 2

d. Tidak pernah

Skor 1

N. Melaksanakan suatu pekerjaan dengan berserah diri kepada Allah pada waktu menghadapi kesulitan

20) Mengakui kesalahan yang diperbuat dan meminta maaf

a. Selalu

Skor 4

b. Sering

Skor 3

c. Kadang-kadang

Skor 2

d. Tidak pernah

Skor 1

21) Melaksanakan suatu pekerjaan dengan berserah diri kepada Allah pada waktu menghadapi kesulitan

a. Selalu

Skor 4

b. Sering

Skor 3

c. Kadang-kadang

Skor 2

d. Tidak pernah

Skor 1

O. Memperbanyak mengingat Allah

22) Memperbanyak mengingat Allah (zikir/tasbih) ketika suasana hati sedang tidak tentu arah

a. Selalu

Skor 4

b. Sering

Skor 3

c. Kadang-kadang

Skor 2

d. Tidak pernah

Skor 1

P. Bersyukur atas apa yang sudah diberikan oleh Allah

23) Bersyukur atas apa yang sudah diberikan oleh Allah

a. Selalu

Skor 4 Skor 4

Skor 3

c. Kadang-kadang

Skor 2

d. Tidak pernah

Skor 1

Q. Melaksanakan perintah Allah dengan ikhlas

24) Melaksanakan perintah Allah dengan Ikhlas pada saat melakukan pekerjaan

a. Selalu

Skor 4

b. Sering

Skor 3

c. Kadang-kadang

Skor 2

d. Tidak pernah

Skor 1

R. Membuang sampah pada tempatnya

25) Membuang sampah pada tempatnya ketika berada di lingkungan sekolah ataupun dirumah

a. Selalu

Skor 4

b. Sering

Skor 3

c. Kadang-kadang

Skor 2

d. Tidak pernah

Skor 1

26) Membuang sampah yang berceceran di lingkungan sekolah

ataupun ruangan kelas pada tempat sampah

e. Selalu

Skor 4

f. Sering

Skor 3

g. Kadang-kadang

Skor 2

h. Tidak pernah

Skor 1

S. Melerai teman yang bertengkar atau berkelahi

27) Melerai teman yang bertengkar atau berkelahi pada saat berada di lingkungan sekolah

a. Selalu

Skor 4

b. Sering

Skor 3

c. Kadang-kadang

Skor 2

d. Tidak pernah

Skor 1

28) Menegur teman pada saat teman melakukan perbuatan tidak baik

a. Selalu

Skor 4

b. Sering

Skor 3

c. Kadang-kadang

Skor 2

d. Tidak pernah

Skor 1

29) Mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada teman pada saat bertengkar dengan teman

a. Selalu

Skor 4

b. Sering