Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Scramble untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Kutowinangun 07 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)

  Hasil observasi yang telah dilakukan di Kelas V SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 28 siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, terlihat bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini bisa terlihat dari nilai hasil evaluasi siswa pada mata pelajaran IPA masih banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM ≥ 70 dan nilai rata-rata mencapai 65.

  Rendahnya hasil belajar siswa di SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga, dikarenakan kurangnya pemahaman dan motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran IPA. Hal ini terlihat pada saat pelaksanaan proses pembelajaran, guru masih mendominasi pembelajaran pada penyampaian materi (teacher centered) dan proses pembelajaran guru kurang memaksimalkan penggunaan model untuk menarik semangat siswa saat proses pembelajaran. Siswa cenderung kurang percaya diri untuk mengemukakan pendapat ataupun hanya sekedar bertanya mengenai hal- hal yang belum dipahami dari materi pembelajaran, siswa juga cenderung sulit untuk diajak bekerja sama karena siswa tidak terbiasa berinteraksi satu sama lain. Selain itu, siswa juga tidak terbiasa berpikir kritis, kreatif, dan analitis karena rasa ingin tahunya masih rendah sehingga siswa tidak mampu menjadi pembelajar yang mandiri. Hal inilah yang menjadi hambatan dalam ilmu pengetahuan dan menjadikan proses pembelajaran berjalan kurang efektif dan tidak sesuai dengan karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam itu sendiri.

  Kondisi yang dipaparkan pada kondisi pra siklus, maka perlu dilakukan tindakan dalam pembelajaran agar pembelajaran IPA mengalami peningkatan hasil belajar. Tindakan yang dilakukan sebagai upaya meningkatkan hasil belajar IPA adalah menggunakan model pembelajaran scramble. Pembelajaran menggunakan model scramble membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan dengan pemberian masalah kepada siswa dimana masalah tersebut dialami atau merupakan pengalaman sehari-hari siswa. Selanjutnya siswa secara aktif melatih dan meningkatkan ketrampilan perpikir kritis menyelesaikan masalah tersebut untuk menemukan pengetahuan baru.

4.2 Pelaksanaan Tindakan

2.1.1 Siklus I 1.

  Perencanaan Hasil belajar IPA pada kondisi awal atau pra siklus menjadi dasar untuk merencanakan tindakan yang tepat agar hasil belajar siswa meningkat. Pembelajaran IPA yang dilakukan adalah pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran scramble. Pada tahap perencanaan ini, perangkat pembelajaran yang telah disiapkan seperti RPP, media dan sumber belajar, LKS (Lembar Kerja Siswa), lembar observasi guru dan siswa, serta soal evaluasi dikoordinasikan dengan guru kelas V.

2. Tindakan

  Siklus I proses pembelajaran diajarkan oleh guru, sedangkan observasi dilakukan oleh observer, yaitu guru Kelas V. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini mengacu pada RPP yang telah dibuat dan dikoordinasikan dengan guru kelas. Pembelajaran IPA siklus I di Kelas IV SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga dengan menggunakan model pembelajaran scramble dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan (2 kali pertemuan tatap muka dan 1 kali pertemuan evaluasi) dengan rincian pertemuan pertama tanggal 20 April 2015, pertemuan kedua tanggal 21 April 2015, dan pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 22 April 2015. 1)

  Pertemuan I Siklus I Kegiatan Awal

  Pertemuan pertama pada siklus I berlangsung pada hari Senin, 20 April 2015 pukul 08.00 WIB setelah kegiatan upacara bendera selesai. Untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan salam, mengkondisikan siswa, mempresensi siswa dan melakukan apersepsi dengan bertanya pada siswa mengenai materi sifat-sifat cahaya. Langkah selanjutnya yaitu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan menjelaskan langkah-langkah atau prosedur tindakan pada model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran

  scramble.

  • Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada kegiatan inti antara lain: siswa membentuk 5 kelompok kemudian guru menjelaskan sedikit tentang materi dan melakukan tanya jawab untuk mengawali pengetahuan siswa. Setelah itu guru membagikan LKS (Lembar Kerja Siswa) berupa kartu soal dan kartu jawaban. Guru menjelaskan cara mengerjakan LKS

  Kegiatan Inti

  , kemudian siswa bekerja sama dalam

  (Lembar Kerja Siswa)

  kelompok untuk membahas kartu soal dan kartu jawaban yang sudah diberikan kepada kelompok masing-masing. Guru mengontrol kerja siswa dalam berdiskusi. Selanjutnya perwakilan setiap kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok masing-masing. Kegiatan Akhir

  • Siswa bersama-sama dengan guru menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas dari materi yang telah dipelajari. Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Guru mengumumkan materi yang akan dipelajari dipertemuan kedua dan guru menutup pelajaran.

  2) Pertemuan II Siklus I Tindakan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 21 April 2015.

  Uraian kegiatannya sebagai berikut: Kegiatan Awal

  • Pertemuan ini berlangsung pada pukul 08:00 WIB yang diawali dengan ucapan salam dan presensi oleh guru. Uraian kegiatan pada pertemuan kedua meliputi guru bertanya kepada siswa tentang materi yang diterima pada pertemuan sebelumnya dan pertanyaan dari guru:”Kemarin kita sudah belajar tentang sifat-sifat cahaya, sifat apa saja anak- anak?”. Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran tentang sifat-sifat cahaya, selanjutnya guru menyampaikan langkah-langkah prosedur pembelajaran yang akan dilakukan.
  • Uraian kegiatan pada kegiatan inti pertemuan kedua ini meliputi: Guru meminta siswa membentuk 5 kelompok sesuai dengan anggota kelompok pada pertemuan pertama. Guru menjelaskan sedikit tentang materi dengan melakukan tanya jawab untuk mengawali pengetahuan siswa. Setelah itu guru membagikan LKS (Lembar Kerja Siswa) berupa kartu soal dan kartu jawaban, kemudian siswa bekerja sama dalam kelompok untuk membahas kartu soal dan kartu jawaban yang sudah diberikan kepada kelompok masing-masing. Guru mengontrol kerja siswa dalam berdiskusi. Selanjutnya perwakilan setiap kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok masing-masing. Guru dan siswa mempertegas hasil kerja kelompok bersama-sama.

  Kegiatan Inti

  • Siswa bersama-sama dengan guru menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang

  Kegiatan Akhir hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari. Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Guru menutup pelajaran. 3)

  Pertemuan III Siklus I Tindakan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 22 April 2015.

  Uraian kegiatannya adalah sebagai berikut:

  • Kegiatan Awal Pertemuan ini berlangsung pada pukul 08:00 WIB yang diawali dengan ucapana salam, berdoa dan presensi oleh guru. Uraian kegiatan pada pertemuan ketiga adalah mengatur tempat duduk siswa dan mempersiapkan soal yang akan diujikan.
  • Kegiatan Inti Uraian kegiatan pada kegiatan inti pertemuan ketiga ini meliputi: siswa duduk ditempat masing-masing dan menyiapkan alat tulis. Guru membagikan lembar soal kepada siswa. Siswa mulai mengerjakan setelah mendapatkan lembar soal. Guru mengawasi jalannya proses evaluasi agar tidak ada kecurangan.
  • Kegiatan Akhir Setelah waktu yang ditentukan habis, siswa mengumpulkan lembar jawaban kepada guru.

3. Observasi

  Observasi/pengamatan terhadap kegiatan guru dan kinerja siswa pada siklus I pertemuan I, dan II ini melalui lembar pengamatan yang telah disediakan. Item pada lembar pengamatan kegiatan guru berjumlah 20 item terdiri dari: pelaksanaan pembelajaran scramble, pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran, penilaian proses dan hasil. Lembar pengamatan siswa sejumlah 20 item terdiri dari: kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup.

  Secara keseluruhan, pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah baik, namun masih terdapat beberapa kekuarangan yang perlu diperbaiki. Beberapa kekurangan yang muncul pada pembelajaran model scramble di siklus I antara lain: (1) dalam proses pembelajaran ada beberapa siswa yang masih asik bermain dalam proses diskusi; (2) bimbingan yang diberikan oleh guru ketika siswa berdiskusi masih kurang; (3) siswa dalam menyajikan presentasi hasil diskusi masih berjalan kurang aktif hal ini masih terlihat siswa masih malu-malu dalam menanggapi dari hasil diskusi kelompok lain yang sedang maju mempresentasikan hasil diskusi.

4. Refleksi

  Melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua, maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan guru kelas dan guru dalam mencari solusi untuk mengatasi permasalahan yang merupakan kekurangan pada pembelajaran pada siklus I. Hal ini bertujuan agar kekurangan yang terdapat pada pembelajaran pada siklus I tidak terjadi lagi pada siklus II.

  Kelemahan mengajar guru pada siklus I yaitu pada aspek kesiapan pembelajaran dan aspek strategi pembelajaran. Dalam aspek kesiapan pembelajaran guru masih perlu ditingkatkan. Dalam pembelajaran guru kurang menguasai kondisi kelas sehingga masih ada beberapa siswa yang asik bermain dalam proses berdiskusi. Dalam aspek strategi pembelajaran guru belum melaksanakan pembelajaran secara runtut sesuai dengan sintak pembelajaran, hal ini dalam proses berdiskusi guru kurang membimbing siswa sehingga terlihat kurang kondusif. Kelemahan yang terjadi pada kinerja siswa dalam kegiatan pembelajaran siklus I yaitu pada tahap presentasi siswa masih merasa malu atau kurang percaya diri dalam mempresentasikan hasil diskusi mereka.

  Hasil observasi pada siklus I, hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran di siklus II antara lain:

  1) Guru memberikan penjelasan kepada guru tentang langkah-langkah pembelajaran scramble.

2) Guru harus membuat keadaan kelas lebih kondusif.

  3) Guru membimbing siswa saat proses diskusi, pemberian kesempatan untuk bertanya, mengemukakan pendapat terutama bagi siswa yang relatif pasif dalam pembelajaran.

2.1.2 Siklus II 1.

  Perencanaan Tahap perencanaan ini hal-hal yang dilakukan adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi sifat-sifat cahaya, menyusun LKS (Lembar Kerja Siswa) yang akan digunakan, menyusun instrumen penilaian, menyusun pedoman observasi, menyiapkan media yang diperlukan dalam pembelajaran nantinya yaitu materi tentang sifat-sifat cahaya.

2. Tindakan

  Pembelajaran pada siklus II seperti halnya pada siklus I, pelaksanaan pembelajaran IPA pada siklus II di Kelas IV SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga dengan model pembelajaran scramble dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan (2 kali pertemuan tatap muka 1 kali pertemuan evaluasi). Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 27 April 2015, pertemuan kedua tanggal 28 April 2015, dan pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 29 April 2015. 1)

  Pertemuan I Siklus II Tindakan ini dilaksanakan pada hari Senin, 27 April 2015 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:

  • Pertemuan pertama pada siklus I berlangsung pada hari

  Kegiatan Awal

  Senin, 27 April 2015 pukul 08.00 WIB setelah kegiatan upacara bendera selesai. Untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan salam, mengkondisikan siswa, mempresensi siswa dan melakukan apersepsi dengan bertanya pada siswa mengenai materi sifat-sifat cahaya. Langkah selanjutnya yaitu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan menjelaskan langkah-langkah atau prosedur tindakan pada model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran scramble. Kegiatan Inti

  • Kegiatan inti ini guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, setelah itu guru menjelaskan sedikit tentang materi sifat-sifat cahaya dan melakukan tanya jawab untuk menggali pengetahuan siswa. Kemuadian guru membagikan LKS (Lembar

  Kerja Siswa) berupa kartu soal dan kartu jawaban, guru

  menjelaskan cara mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang telah dibagikan kepada siswa, kemudian siswa bekerja sama bersama teman kelompok untuk membahas kartu soal dan kartu jawaban yang sudah diberikan guru kepada kelompok masing- masing. Guru mengontrol kerja siswa di dalam berjalannya kegiatan berdiskusi kelompok agar siswa dapat lebih serius dalam berdiskusi. Selanjutnya perwakilan setiap kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok masing- masing. Kegiatan Akhir

  • Siswa bersama-sama dengan guru menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas dari materi yang telah dipelajari. Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Guru mengumumkan materi yang akan dipelajari dipertemuan kedua dan guru menutup pelajaran.

  2) Pertemuan II Siklus II

  Tindakan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 28 April 2015 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut: Kegiatan Awal

  • Pertemuan ini berlangsung pada pukul 08:00 WIB yang diawali dengan ucapan salam dan presensi oleh guru. Uraian kegiatan pada pertemuan kedua meliputi guru bertanya pada siswa tentang materi yang diterima pada pertemuan sebelumnya dan pertanyaan dari gur u:”Kemarin kita sudah belajar tentang pelangi, sekarang siapa yang tahu sifat-sifat cermin datar kemarin:”. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang penerapan sifat-sifat cahaya, selanjutnya guru menyampaikan langkah-langkah dan prosedur pembelajaran yang akan dilakukan.
  • Guru meminta siswa untuk membentuk 5 kelompok yang sesuai anggota kelompok pada pertemuan pertama. Guru menjelaskan sedikit tentang materi dan melakukan tanya jawab untuk menggali pengetahuan siswa tentang sifat-sifat cahaya. kemudian guru membagikan LKS (Lembar Kerja Siswa) kepada siswa berupa kartu soal dan kartu jawaban, guru menjelaskan bagaimana cara mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang telah dibagikan kepada setia kelompok. Siswa bekerja sama bersama teman kelompok untuk membahas kartu soal dan kartu jawaban yang sudah diberikan guru kepada kelompok masing- masing. Guru mengontrol kerja siswa dalam berdiskusi. Siswa juga sudah terbiasa bekerjasama berdiskusi kelompok. Selanjutnya guru meminta perwalikan dari setiap kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok masing- masing. Siswa juga sudah terlihat semangat dan mulai berani untuk mempresentasikan. Guru dan siswa mempertegas hasil kerja kelompok bersama-sama.

  Kegiatan Inti

  • Siswa bersama-sama dengan guru menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas dari materi yang telah dipelajari. Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Guru menutup pelajaran.

  Kegiatan Akhir

  3) Pertemuan III Siklus II

  Tindakan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 29 April 2015 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut: Kegiatan Awal

  • Pertemuan ini berlangsung pada pukul 08:00 WIB yang diawali dengan ucapan salam, berdoa dan presensi oleh guru. Uraian kegiatan pada pertemuan ketiga adalah guru mengatur tempat duduk siswa dan mempersipkan soal yang akan diujukan.
  • Uranian kegiatan pada kegiatan inti pertemuan ketiga ini meliputi: siswa duduk ditempat masing-masing dan menyiapkan alat tulis. Guru membagikan lembar soal kepada siswa. Siswa mulai mengerjakan setelah mendapatkan lembar soal. Guru mengawasi jalannya proses evaluasi agar tidak ada kecurangan.

  Kegiatan Inti

  • Setelah waktu yang ditentukan habis, siswa mengumpulkan lembar jawaban kepada guru.

  Kegiatan Akhir

3. Observasi

  Observasi/pengamatan terhadap kegiatan guru dan kinerja siswa pada siklus II pertemuan I, dan II ini melalui lembar pengamatan yang telah disediakan. Item pada lembar pengamatan kegiatan guru berjumlah 20 item terdiri dari: pelaksanaan pembelajaran scramble, pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran, penilaian proses dan hasil. Lembar pengamatan siswa sejumlah 20 item terdiri dari: kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup.

  Secara keseluruhan, pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah baik. Sudah lebih baik dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Walaupun sudah lebih baik dari pembelajaran pada siklus I, namun masih terdapat beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki. Beberapa kekurangan yang muncul pada pembelajaran scramble pada siklus II antara lain: (1) siswa dalam menyajikan presentasi hasil diskusi kelompok berjalan kurang aktif terlihat dalam proses presentasi, siswa dari kelompok lain kurang menanggapi. Hal ini dikarenakan siswa sebelumnya melakukan aktifitas senam pagi, sehingga terlihat lelah saat proses pembelajaran; (2) peran guru diperlukan untuk lebih memotivasi siswa baik melalui tanya jawab, melalui penguatan berupa pujian ataupun penghargaan sehingga siswa dapat mengemukakan pendapat atau menjawab pertanyaan dengan lancar dan lugas pada saat presentasi ataupun diskusi kelompok.

4. Refleksi

  Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II, selanjutnya diadakan refleksi dengan berdiskusi bersama guru untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran IPA melalui model Scramble bagi guru, siswa dan observer. Dari diskusi didapatkan bahwa ketika guru menggunakan model Scramble siswa menjadi lebih aktif dan lebih kritis. Guru ketika memberi apersepsi dan menyampaikan tujuan memberi kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat serta berani bertanya dengan percaya diri. Namun meskipun sudah mengalami peningkatan masih tetap diperlukan perbaikan secara berkesinambungan agar hasil belajar yang sudah meningkat dapat dipertahankan dan dapat ditingkatkan menjadi lebih baik lagi.

  Kegiatan siklus II kemudian diambil data secara kuantitatif melalui penilaian proses dan hasil belajar. Hasil dari penilaian proses yaitu pengamatan aktivitas guru, aktivitas siswa, proses diskusi siswa dan keberanian bertanya siswa, serta hasil belajar yaitu hasil evaluasi dari siklus II.

4.3 Analisis Data 4.3 1 Pra Siklus

  Kondisi awal (pra siklus) sebelum dilakukan tindakan, sebanyak 16 siswa (61%) dari 28 siswa di Kelas V SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga pada pembelajaran IPA mendapatkan nilai kurang dari KKM (KKM=70). Artinya hanya ada 12 siswa (39%) di Kelas V yang hasil belajar IPA dikatakan tuntas yang mampu mencapai nilai KKM. Hal ini dapat dilihat dari persentase ketuntasan hasil belajar IPA materi sumber daya alam pada tabel 8 berikut ini.

  Tabel 8 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga No. Nilai Jumlah siswa Persentase (%) Keterangan

  1. <70

  16

  61 Tidak Tuntas 2.

  12

  39 Tuntas ≥70

  Jumlah 28 100 Rata-rata

  65 Nilai Tertinggi

  85 Nilai terendah

  50 Tabel 8, dapat dilihat bahwa dari 28 siswa di Kelas V hanya ada 12 siswa (39%) yang tuntas hasil belajar IPA nya, sedangkan 16 siswa yang lain (61%) tidak tuntas. Rata-rata nilai hasil belajar IPA siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga pada pra siklus ini yaitu 65 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 50. Ketuntasan hasil belajar IPA pada tabel 8 bila disajikan dalam bentuk diagram lingkaran dapat dilihat pada gambar 4.

  Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus 39 % Tidak Tuntas

  61 % Tuntas

  Gambar 4 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga A. Siklus I 1. Observasi Guru

  Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan I, II, dan III pada siklus I sedang berlangsung, guru Kelas VI melakukan observasi terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru Kelas V dengan menggunakan model pembelajaran scramble. Adapun hasil observasi kegiatan guru pada siklus I dapat dilihat pada tabel 9 berikut.

  

Tabel 9

Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru

Siklus I Menggunakan Model Scramble

Skor Rata-Rata

  No Aspek Pertemuan I Pertemuan II

  1. Pra pembelajaran 3,5

  4

  2. Kegiatan awal 4,5 4,5

  3. Kegiatan inti 4 3,2

  4. Kegiatan akhir 3 3,2

  5. Pemanfaatan sumber 2,5

  3 belajar/media pembelajaran

  6. Penilaian proses dan hasil 3,3

  4 Rata-Rata 3,5 3,6 Total Skor

  69

  72 Kategori Baik Baik Tabel 9 hasil observasi kegiatan mengajar guru siklus I pertemuan

  I diketahui rata-rata aspek yang diperoleh yaitu 3,3 sehingga masih termasuk kategori cukup baik. Sedangkan untuk total skor yang diperoleh adalah 69 sehingga termasuk dalam kategori baik dari keseluruhan kegiatan scramble. Sedangkan untuk hasil observasi kegiatan guru pada silklus I pertemuan II dapat diketahui rata-rata aspek yang diperoleh yaitu 3,6 sehingga masih termasuk dalam kategori cukup baik. Sedangkan untuk total skor yang diperoleh adalah 72 sehingga termasuk dalam kategori baik.

2. Observasi Siswa

  Siklus I, observer juga melakukan pengamatan terhadap kinerja siswa ketika mengikuti pembelajaran dengan mengunakan model pembelajaran scramble. Adapun hasil observasi kinerja siswa ketika pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran scramble

  Tabel 10 Hasil Observasi Kinerja Siswa Siklus I Menggunakan Model scramble Skor Rata-Rata No Aspek Pertemuan I Pertemuan II

  1. Pra pembelajaran 3,5

  4

  2. Kegiatan awal 3 3,5

  3. Kegiatan Inti 3,5 3,5

  4. Kegiatan akhir 3,5 3,7 Rata-Rata 3,4 3,6

  Total Skor

  69

  72 Kategori Baik Baik Data Tabel 10 hasil observasi kinerja siswa siklus I pertemuan I, dapat diketahui rata-rata aspek yang diperoleh adalah 3,4 sehingga masih termasuk dalam kategori cukup baik. Sedangkan total skor yang diperoleh adalah 69 termasuk dalam kategori baik. Sedangkan untuk hasil observasi kinerja siswa pada siklus I pertemuan II dapat diketahui rata-rata aspek yang diperoleh adalah 3,6 termasuk dalam kategori cukup baik. Sedangkan total skor yang diperoleh adalah 72 sehingga termasuk dalam kategori baik.

3. Hasil Belajar

  Dilaksanakan tindakan pembelajaran sebanyak tiga kali (2 kali pertemuan tatap muka dan 1 kali pertemuan evaluasi) pertemuan pada siklus I dengan menggunakan model pembelajaran scramble pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. Adapun persentase ketuntasan hasil belajar IPA siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga dapat dilihat pada tebel 10 berikut.

  Tabel 10 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas IV SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga

No. Nilai Jumlah siswa Persentase (%) Keterangan

1. <70

  7 22,6 Tidak Tuntas 2. 21 77,4 Tuntas ≥70 Jumlah 28 100 Rata-rata 77,4 Nilai Tertinggi

  95 Nilai terendah

  50 Tabel 10, ketuntasan belajar siswa siklus I dapat diketahui bahwa

  siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 7 siswa atau (22,6%), sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 21 siswa dengan persentase (77,4%). Rata-rata nilai hasil belajar IPA siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga pada siklus I sebesar 77,4 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 50. Ketuntasan hasil belajar IPA pada tabel 4.4, bila disajikan dalam bentuk diagram lingkaran dapat dilihat pada gambar 5 berikut.

  Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I Tidak Tuntas

  22,6 % Tuntas

  77,4 % Gambar 5 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga

  Data ketuntasan hasil belajar IPA siklus I yang terdapat dalam Kutowinangun 07 Salatiga pada materi sifat-sifat cahaya dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM= 70). Hanya ada (22,6%) atau 7 siswa yang belum tuntas hasil belajarnya.

  Tabel 8 dan Tabel 10, hasil analisis data ketuntasan hasil belajar IPA Kelas V pada pra siklus dan siklus I dapat dilihat pada tabel 4.5.

  

Tabel 12

Nilai Tes Pra Siklus dan Siklus I

Rentang Pra Siklus Siklus I

No.

  Nilai Jumlah Persentase Jumlah Persentase

  1. < 70 19 61% 7 22,6% 2.

  70 5 26% 8 25,8%

  • – 75 3.

  76 2 6,5% 3 9,7%

  • – 81 4.

  82 2 6,5% 5 16,1%

  • – 87 5.

  88 0% 4 22,6%

  • – 93 6.

  94 0% 1 3,2%

  • – 100

  Jumlah 28 100% 28 100% Rata-rata 65 77,4 Nilai Tertinggi

  85

  95 Nilai Terendah

  50

  50 Pra siklus, sebelum model pembelajaran scramble digunakan

  dalam pembelajaran IPA, terlihat jelas perbandingan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar (KKM=70) adalah sebanyak (61%) dengan rincian sebagai berikut: siswa dengan nilai <70 sebanyak 19 siswa dan siswa yang sudah mencapai KKM adalah sebanyak (39%) dengan rincian nilai 70

  • – 75 sebanyak 5 siswa (26%), siswa dengan nilai 76 – 81 sebanyak 2 siswa (6,5%), siswa dengan nilai 82
  • – 87 sebanyak 2 siswa (6,5%), siswa dengan nila
  • – 93 belum ada (0%) dan siswa dengan nilai

  94

  • – 100 belum ada (0%). Nilai rata-rata kelas adalah 65 dengan perolehan nilai terendah yaitu 50 dan nilai tertinggi yaitu 85. Berdasarkan data hasil

  Siklus I, setelah model pembelajaran scramble digunakan dalam pembelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga, terjadi peningkatan hasil belajar terlihat jelas perbandingan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar (KKM=70) adalah sebanyak (22,6%) dengan rincian sebagai berikut: siswa dengan nilai <70 sebanyak 7 siswa dan siswa yang sudah mencapai KKM adalah sebanyak (77,4%) dengan rincian nilai 70

  • – 75 sebanyak 8 siswa (25,8%), siswa dengan nilai 76 – 81 sebanyak 3 siswa (9,7%), siswa dengan nilai 82
  • – 87 sebanyak 5 siswa (16,1%), siswa dengan nila
  • – 93 sebanyak 4 siswa (22,6%), dan siswa dengan nilai 94
  • – 100 sebanyak 1 siswa (3,2%). Nilai rata-rata kelas adalah 77,4 dengan perolehan nilai terendah yaitu 50, dan nilai tertinggi yaitu 95.

  Tabel 12, nilai tes pra siklus dan siklus I, menunjukkan bahwa pada pra siklus (kondisi awal) belum mencapai ketuntasan belajar, namun pada siklus I ketuntasan hasil belajar IPA mengalami peningkatan setelah menggunakan model pembelajaran scramble. Untuk lebih jelasnya, data ketuntasan hasil belajar IPA pra siklus dan siklus I dapat dilihat pada tabel 13.

  Tabel 13 Data Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus dan Siklus I Pra Siklus Siklus I No. Keterangan Jumlah Persentase Jumlah Persentase

  1. Tidak <70 19 61% 7 22,6% Tuntas

  2. Tuntas 9 39% 21 77,4% ≥70

  Jumlah 28 100% 28 100% Pra siklus, jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 19 siswa

  (61%), sedangkan yang tuntas hanya 9 siswa (39%). Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, ketuntasan hasil belajar IPA siswa Kelas IV SD tidak tuntas hanya 7 siswa (22,6%), dan siswa yang tuntas meningkat menjadi 21 siswa (77,4%).

  Data ketuntasan Hasil Belajar IPA pra siklus dan siklus I bila disajikan dalam bentuk diagram batang dapat dilihat pada gambar 6 berikut.

  Gambar 6 Diagram Perbandingan Hasil Belajar IPA Pra Siklus dan Siklus I B. Siklus II 1. Observasi Guru

  Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan I, II, dan III pada siklus

  II sedang berlangsung, guru Kelas VI melakukan observasi terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru Kelas V dengan menggunakan model scramble. Adapun hasil observasi guru pada siklus II dapat dilihat pada tabel 14 berikut.

  0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%

  Pra Siklus Siklus I Tidak Tuntas Tuntas

  Tabel 14 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II Menggunakan Model Scramble Skor Rata-Rata No Aspek Pertemuan I Pertemuan II

  1. Pra pembelajaran 3,5

  4

  2. Kegiatan awal

  4

  5

  3. Kegiatan inti 4 3,8

  4. Kegiatan akhir 3,2 3,3

  5. Pemanfaatan sumber 3,5

  3 belajar/media pembelajaran

  6. Penilaian proses dan hasil 3,7 3,7

  Rata-Rata 3,7 3,8 Total Skor

  73

  75 Baik Baik

  Kategori

  Tabel 14 hasil observasi kegiatan mengajar guru siklus II pertemuan I diketahui rata-rata aspek yang diperoleh yaitu 3,7 sehingga masih termasuk kategori cukup baik. Sedangkan untuk total skor yang diperoleh adalah 73 sehingga termasuk dalam kategori baik dari keseluruhan kegiatan scramble. Sedangkan untuk hasil observasi kegiatan guru pada siklus II pertemuan II dapat diketahui rata-rata aspek yang diperoleh yaitu 3,8 sehingga masih termasuk dalam kategori cukup baik. Sedangkan untuk total skor yang diperoleh adalah 75 sehingga termasuk dalam kategori baik.

2. Observasi Siswa

  Seperti halnya pada siklus I, pada siklus II ini observer juga melakukan pengamatan terhadap kinerja siswa ketika mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran scramble. Adapun hasil observasi kinerja siswa ketika pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran scramble pada siklus II dapat dilihat pada tabel 15 berikut.

  Tabel 15 Hasil Observasi Kinerja Siswa Siklus II Menggunakan Model Scramble Skor Rata-Rata No Aspek Pertemuan I Pertemuan II

  1. Pra pembelajaran

  4

  4

  2. Kegiatan awal

  4

  4

  3 Kegiatan Inti 3,6 3,8

  4 Kegiatan akhir 3,5 3,8

  Rata-Rata 3,7 3,9 Total Skor

  74

  77 Kategori Baik Baik Data tabel 15 hasil observasi kinerja siswa siklus II pertemuan I, dapat diketahui rata-rata aspek yang diperoleh adalah 3,7 sehingga masih termasuk dalam kategori cukup baik. Sedangkan total skor yang diperoleh adalah 74 termasuk dalam kategori baik. Sedangkan untuk hasil observasi kinerja siswa pada siklus II pertemuan II dapat diketahui rata-rata aspek yang diperoleh adalah 3,9 termasuk dalam kategori baik. Sedangkan total skor yang diperoleh adalah 77 sehingga termasuk dalam kategori baik.

3. Hasil Belajar

  Tindakan pembelajaran sebanyak tiga kali pertemuan (2 kali pertemuan tatap muka dan 1 kali pertemuan evaluasi) pada siklus II dengan menggunakan model pembelajaran scramble pada pembelajaran

  IPA materi sifat-sifat cahaya. Adapun persentase ketuntasan hasil belajar

  IPA siswa Kelas IV SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga dapat dilihat pada tebel 16 berikut.

  

Tabel 16

Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga

No. Nilai Jumlah siswa Persentase (%) Keterangan

  1. <70 3 9,7 Tidak Tuntas 2. 25 90,3 Tuntas ≥70 Jumlah 28 100 Rata-rata 86,9 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah

  60 Tabel 16 ketuntasan belajar siswa siklus II dapat diketahui bahwa

  siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 3 siswa atau (9,7%), sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 25 siswa dengan persentase (90,3%). Rata-rata nilai hasil belajar IPA siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga pada siklus II sebesar 86,9 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60. Ketuntasan hasil belajar IPA pada

tabel 4.9 bila disajikan dalam bentuk diagram lingkaran dapat dilihat pada gambar 7 berikut.

  Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

9,7%

  Tidak Tuntas Tuntas 90,3% Gambar 7 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga Data ketuntasan hasil belajar IPA siklus II yang terdapat dalam diagram lingkaran, (90,3%) atau 25 siswa di Kelas V SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga pada materi sifat-sifat cahaya dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM=70). Hanya ada (9,7%) atau 3 siswa yang belum tuntas hasil belajar.

  Tabel 12 dan 16, hasil analisis data ketuntasan hasil belajar IPA Kelas IV pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut.

  

Tabel 17

Nilai Siklus I dan Siklus II

Rentang Siklus I Siklus II

No.

  Nilai Jumlah Persentase Jumlah Persentase 1. < 70 4 22,6% 3 9,7% 2.

  70 8 25,8% 3 9,7% – 75 3.

  76 3 9,7% 2 6,5% – 81 4.

  82 5 16,1% 5 16% – 87 5.

  88 7 22,6% 7 22,6% – 93 6.

  94 1 3,2% 8 35,5% – 100 Jumlah 28 100% 28 100% Rata-rata 77,4 86,9 Nilai Tertinggi 95 100 Nilai Terendah

  50

  60 Siklus I, setelah model pembelajaran scramble digunakan dalam

  pembelajaran IPA di Kelas V SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga, terjadi peningkatan hasil belajar terlihat jelas perbandingan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar (KKM=70) adalah sebanyak (22,6%) dengan rincian sebagai berikut: siswa dengan nilai <70 sebanyak 4 siswa dan siswa yang sudah mencapai KKM adalah sebanyak (77,4%) dengan rincian nilai 70

  • – 75 sebanyak 8 siswa (25,8%), siswa dengan nilai 76 – 81 sebanyak 3 siswa (9,7%), siswa dengan nilai 82
  • – 87 sebanyak 5 siswa
dengan nilai 94

  • – 100 sebanyak 1 siswa (3,2%). Nilai rata-rata kelas adalah 77,4 dengan perolehan nilai terendah yaitu 50, dan nilai tertinggi yaitu 95.

  Siklus II, setelah pembelajaran dilakukan refleksi pada siklus I, terjadi peningkatan hasil belajar IPA. Siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar (KKM=70) adalah sebanyak (9,7%) dengan rincian sebagai berikut: siswa dengan nilai <70 sebanyak 3 siswa dan siswa yang

  • – sudah mencapai KKM adalah sebanyak (90,3%) dengan rincian nilai 70 75 sebanyak 3 siswa (9,7%), siswa dengan nilai 76
  • – 81 sebanyak 2 siswa (6,5%), siswa dengan nila
  • – 87 sebanyak 5 siswa (16%), siswa dengan nilai 88
  • – 93 sebanyak 7 siswa (22,6%), dan siswa dengan nilai 94 – 100 sebanyak 7 siswa (35,5%). Nilai rata-rata kelas adalah 86,9 dengan perolehan nilai terendah yaitu 60, dan nilai tertinggi yaitu 100.

Tabel 4.10 nilai tes siklus I dan siklus II, menunjukkan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II dibandingkan dengan siklus

  I. Data ketuntasan hasil belajar IPA siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 18.

  Tabel 18 Data Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II Siklus I Siklus II No Keterangan Jumlah Persentase Jumlah Persentase

  1. Tidak <70

7 22,6%

3 9,7% Tuntas

  2. Tuntas

21 77,4%

25 90,3% ≥70

  Jumlah

28 100%

28 100%

  Tabel 18, dapat diketahui bahwa setelah dilakukan tindakan pada siklus II, ketuntasan hasil belajar IPA siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I, jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 7 Setelah dilakukan tindakan pada siklus II, ketuntasan hasil belajar IPA siswa Kelas IV SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga semakin mengalami peningkatan. Siswa yang tidak tuntas hanya 3 siswa (9,7%) sedangkan siswa yang tuntas meningkat menjadi 25 siswa (90,3%).

  Data Ketuntasan Hasil Belajar IPA siklus I dan siklus II bila disajikan dalam bentuk diagram batang, dapat dilihat pada gambar 8 berikut.

  

Perbandingan Hasil Belajar IPA

Siklus I dan Siklus II

100% 90%

  80% 70% Tidak Tuntas 60%

  50% Tuntas 40%

  30% 20% 10% 0%

  Siklus I Siklus II Gambar 8 Diagram Perbandingan Hasil Belajar IPA Siklus I dan Siklus II

  Hasil obervasi yang telah dilakukan juga dapat diketahui bahwa telah terjadi peningkatan kegiatan guru pada saat diterapkan model pembelajaran scramble pada mata pelajaran IPA tentang materi sifat-sifat cahaya bagi siswa Kelas V di SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga pada Semester II tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini dapat dilihat dari hasil total skor yang diperoleh guru pada kategori baik ketika menerapkan model pembelajaran scramble. Semakin besar pemerolehan skor dalam kategori sangat baik mengindikasikan bahwa keberhasilan kegiatan guru dalam menerapkan model pembelajaran scramble juga semakin meningkat. Keberhasilan kegiatan guru tersebut dapat dilihat pada tabel 4.12 rekapitulasi hasil observasi kegiatan guru dengan kategori sangat baik pada siklus I dan siklus II.

  

Tabel 19

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus, Siklus I dan

Siklus II Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga

Pra Siklus Siklus I Siklus II

  Ketuntasan No Nilai Jumlah Jumlah Jumlah Belajar % % % Siswa Siswa Siswa

  1 Tidak Tuntas <70

  16

  61 7 22,6 3 9,7 90,

  2 Tuntas

  12

  39 21 77,4

  25 ≥70

  3 Jumlah 28 100 28 100 28 100 Rata-rata 65 77,4 86,9

  Nilai Tertinggi

  85 95 100 Nilai Terendah

  50

  50

  60 Tabel 19 menunjukkan hasil belajar IPA sebelum tindakan (pra siklus) dan hasil belajar IPA setelah pembelajaran model scramble pada siklus I dan II. Pada pra siklus terdapat 16 siswa atau (61%) tidak tuntas karena tidak mencapai KKM yaitu <70 dan 12 siswa atau (39%) tuntas karena telah mencapai KKM. Rata-rata yang diperoleh pada kondisi sebelum tindakan adalah 65. Pada siklus I mengalami peningkatan setelah dilakukan pembelajaran model scramble, 7 siswa atau (22,6%) tidak tuntas dan 21 siswa atau (77,4%) sudah mencapai ketuntasan dengan rata-rata yang diperoleh pada siklus I adalah 77,4. Peningkatan juga terjadi pada siklus II, sebanyak 3 siswa atau (9,7%) mengalami tidak tuntas dan 25 siswa atau (90,3%) sudah mencapai ketuntasan belajar dengan rata-rata yang diperoleh pada siklus II adalah 86,9.

  Data hasil belajar IPA dari kondisi pra siklus sampai siklus II, membuktikan model pembelajaran scramble dapat meningkatkan hasil belajar IPA dari pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 9 berikut.

  Rekapitulasi Hasil Belajar IPA Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II 100% 90%

  80% 70% 60%

  Tidak Tuntas 50% Tuntas 40%

  30% 20% 10% 0%

  

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Gambar 9 Diagram Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

  Proses pembelajaran sebelum adanya tindakan siklus I guru cenderung sebagai penentu jalannya proses pembelajaran. Dalam pembelajaran dikelas belum terjadi komunikasi yang baik antara siswa dan guru. Saat kegiatan belajar mengajar siswa hanya sebagai pendengar dan hanya terjadi komunikasi satu arah. Guru dalam penyampaian materi, penggunaan media dan alat peraga masih kurang maksimal menyebabkan pembelajaran hanya berfokus pada buku paket. Pengamalam siswa dalam menggali pengetahuan masih kurang, ini dapat dilihat dari rata-rata prestasi belajar siswa masih rendah.

  Kondisi sebelum tindakan atau pra siklus siswa yang mencapai persentase 39% sedangkan siswa yang tidak mencapai ketuntasan hasil belajar IPA sebanyak 16 siswa dengan persentase 61%. Setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran scramble pada siklus I, hasil belajar siswa mengalami peningkatan, yaitu siswa yang mencapai ketuntasan hasil belajar IPA sebanyak 21 siswa dengan persentase 77,4% dan yang tidak mencapai ketuntasan hasil belajar sebanyak 7 siswa dengan persentase 22,6%. Setelah melakukan refleksi terhadap kekurangan yang ada dalam siklus I maka dilakukan perbaikan pada siklus II. Dalam pembelajaran siklus II yang mencapai ketuntasan hasil belajar IPA sebanyak 25 siswa dengan persentase 90,3% sedangkan siswa yang tidak mencapai ketuntasan hasil belajar IPA sebanyak 3 siswa dengan persentase 9,7%. Sehingga dapat dikatakan dengan penggunaan model pembelajaran scramble dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga semester II Tahun ajaran 2014/2015.

  Hasil belajar tersebut menunjukan adanya kebenaran, mempelajari

  IPA adalah sebagai cara untuk mencari tahu dan cara mengerjakan atau melakukan dan membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara lebih mendalam (Depdiknas dalam Suyitno, 2002). Karena hasil belajar atau pembelajaran dapat juga dipakai sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi) alternatif dalam kondisi yang berbeda, Reigeluth (dalam Suyitno, 2002). Dengan mengetahui hasil belajar, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar, Sardiman (dalam Suyitno, 2002)

  Penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model

  

scramble pada materi sifat-sifat cahaya mata pelajaran IPA lebih efektif

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA pada Siswa Kelas IV SDN Kutowinangun 12 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA pada Siswa Kelas IV SDN Kutowinangun 12 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 94

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas III SDN 1 Wulung Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas III SDN 1 Wulung Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas III SDN 1 Wulung Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas III SDN 1 Wulung Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas III SDN 1 Wulung Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas III SDN 1 Wulung Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 59

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Scramble untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Kutowinangun 07 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Scramble untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Kutowinangun 07 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 16