Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Scramble untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Kutowinangun 07 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN

  3.1 Jenis Penelitian

  Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) jenis kolaboratif yang akan digunakan peneliti. PTK kolaboratif yaitu kerjasama yang dilakukan antara peneliti dengan guru kelas, ide berasal dari peneliti dan yang melakukan tindakan adalah guru kelas. Adapun sebelum kegiatan dilaksanakan terlebih dahulu meliputi kegiatan sebagai berikut (Kurt Lewin, 1990) yaitu: “Perencanaan, Tindakan, Pengamatan (observasi), Refleksi ”.

  3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

  Penelitian ini dilakukan di Kelas IV SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga, Jl. Siti Projo Nanggulan Telp. 0298-312829 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Waktu penelitian ini adalah pada semester genap tahun

  pelajaran 2014/2015. Kegiatan ini dilaksanakan 2 siklus, siklis I dengan 3x pertemuan dan siklus II 3x pertemuan.

  3.3 Subjek Penelitian

  Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga Semester II tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah 18 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.

  3.4 Variabel Penelitian

  Menurut Sugiyono (2010:2), variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

  Penelitian tindakan kelas di kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga pada mata pelajaran IPA terdapat dua variabel yang terdiri dari variabel terikat dan variabel bebas. Variabel bebas atau independen (X) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat/dependen (Sugiyono, 2010:4). Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah model Scramble.

  Variabel terikat atau dependen (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010:4). Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA tentang Sifat-Sifat Cahaya. Hasil belajar siswa dalam penelitian ini merupakan besarnya skor yang diperoleh dari skor tes (tes formatif) dan non tes yaitu observasi partisipasi siswa dalam proses diskusi ketika proses pembelajaran. Pembelajaran dikatakan efektif jika pembelajaran tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal itu dapat dicapai dengan cara membandingkan antar kondisi yang dicapai dengan apa yang diharapkan. Secara teknis wujud keefektifan pembelajaran dapat diukur dari hasil belajar siswa.

3.5 Rencana dan Prosedur Penelitian

  Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk kelas V SD Negeri Kutowinagun 07 Kecamatan Tingkir Salatiga. Ada 2 siklus pada penelitian ini. Siklus I, 2 kali pertemuan dengan alikasi waktu 2 x 35 menit dan siklus II, 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit, dengan menggunakan teknik scramble. Dengan menggunakan model spiral (model Kemmis, S dan Mc Taggart, R) yaitu dimulai dengan perencanaan, pelaksanaan dan observasi dan diakhiri dengan refleksi.

  Perencanaan Pelaksanaan dan

  Refleksi pengamatan

  SIKLUS I

  Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan dan pengamatan

  Gambar 3 Tahap Kegiatan Penelitian Siklus I

  a. Perencanaan (planning) Sebelum melaksanakan tindakan maka peneliti perlu persiapan.

  Kegiatan penelitian pada tahap ini adalah sebagai berikut:  Penyusunan RPP dengan model scramble dalam PTK.  Penyususnan lembar masalah atau lembar kerja siswa sesuai dengan indikator pembelajaran yang ingin dicapai.

   Menyiapkan alat peraga yang diperlukan berupa contoh gambar, kartu soal dan kartu nama benda.  Membuat soal tes yang akan diadakan untuk mengetahui hasil pembelajaran siswa.  Membentuk kelompok baik dari segi kemampuan akademis, jenis kelamin, maupun etnis.  Memberikan penjelasan pada siswa mengenai teknik pelaksanaan model pembelajaran yang akan dilaksanakan.

  b. Tindakan (action)

  Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan penelitian guru menjadi fasilitator selama pembelajaran, siswa dibimbing untuk belajar IPA dengan model scramble. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:  Buatlah pertanyaan yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.  Buatlah jawaban yang diacak hurufnya.  Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:  Guru menyajikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.

  • Guru membagikan lembar kerja sesuai contoh.
  • Susunlah huruf-huruf pada kolom B sehingga merupakan kata kunci (jawaban) dari pertanyaan pada kolom A.

  c. Pengamatan (observation) Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dan perhatian dipusatkan pada kegiatan guru dalam menerapkan model scramble.

  d. Refleksi (reflection) Proses pembelajaran dengan menerapkan teknik scramble, maka akan dilakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung, untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I. Kegiatan refleksi tersebut dapat diketahui dengan adanya hal-hal yang perlu diperbaiki guna untuk persiapan pembelajaran pada siklus II.

  Siklus II

  Data yang telah diperoleh dalam siklus I diidentifikasi dan hasil dari observasi pada siklus I dijadikan pedoman agar lebih baik lagi di siklus II.

a. Perencanaan (planning) persiapan peneliti dalam PTK meliputi:  membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

   Menyiapkan alat peraga berupa gambar, kartu soal dan kartu nama benda.

   Membuat lembar kerja siswa.  Membuat lembar soal evaluasi, kunci jawaban soal dan skor nilai.  Mempersiapkan lembar daftar nilai.

  b. Kegiatan (action)  Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alat peraga dan

  RPP yang telah dibuat yang meliputi kegiatan awal apersepsi, kegiatan inti, dan kegiatan penutup dilanjut dengan evaluasi.  Siswa mengerjakan lembar kerja secara berkelompok, kemudian perwakilan dari kelompok diminta untuk maju kedepan mempresentasikan hasil kerja kelompok masing-masing didepan kelas.

   Guru menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.

c. Pengamatan (observation)  Melakukan observasi sesuai dengan format yang disiapkan.

   Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan.

  d. Refleksi (reflection) Pengelolaan data diperlukan beberapa temuan baik kelemahan dan kelebihan pada saat peneliti melaksanakan kegiatan penelitian yaitu pada waktu mengajar disiklus II sangat penting agar bisa menjadi motivasi bagi peneliti lebih baik lagi kedepannya.

3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data yang bisa diukur dan diuji kebenarannya. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik dalam pengumpulan data pada Penelitian Tindakan Kelas ini meliputi teknik observasi, tes dan dokumentasi.

a. Observasi

  Menurut Arikunto (2006:229) dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi item

  • – item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Teknik observasi digunakan untuk mengetahui tingkat perkembangan guru dan siswa dalam mata pelajaran IPA tentang sumber daya alam dengan model Scramble. Observer melakukan pengamatan pada setiap pertemuan. Melalui pengamatan tersebut observer mampu mengetahui bagaimana sikap anak dalam pembelajaran dan guru dalam mengajar.

  Observasi ini merupakan salah satu cara untuk menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis untuk melihat serta mengamati secara langsung tingkah laku baik individu maupun kelompok. Observasi dilakukan dikelas V SDN Kutowinangun 07 Salatiga.

  Kisi-kisi lembar observasi siswa adalah suatu pengamatan dan pencatatan secara sistematik yang tampak pada objek penelitian. Data yang diperoleh dari hasil observasi ini untuk mengetahui penggunaan model scramble. Kisi-kisi obsevasi dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini.

  

Tabel 2

Kisi-kisi Lembar Observasi Guru

No. Aspek dan Indikator Item

  1. Pra Pembelajaran

  1  Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran

  2  Memeriksa kesiapan siswa

  2. Kegiatan Awal

  3  Melakukan kegiatan apersepsi

  4  Menyampaikan tujuan pembelajaran

  3. Kegiatan Inti

  5  Guru menayangkan video untuk pengantar pemberian masalah pada siswa

  6  Guru mengajukan permasalahan yang berkaitan

  7 dengan materi

  8  Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok  Guru meminta siswa untuk berdiskusi

  9 menyelesaikan permasalahan

  10  Guru membimbing siswa saat proses diskusi  Guru meminta perwakilan dari kelompok maju

  11 mempresentasikan hasil diskusi  Guru meminta kelompok yang tidak maju ke depan untuk menanggapi apabila ada perbedaan

  4. Kegiatan Akhir

  12  Guru membimbing siswa membuat kesimpulan

  13  Melakukan refleksi pembelajaran dengan

  14 melibatkan siswa

  15  Membuat rangkuman melibatkan siswa  Melakukan kegiatan evaluasi pada siswa

  5. Pemanfaatan Sumber Belajar/Media

  16  Menggunakan media secara efektif dan efisien

  17  Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

  6. Penilaian Proses dan Hasil

  18  Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut

  19  Guru menguasai kelas

  20  Guru menilai hasil evaluasi pembelajaran Aspek pelaksanaan model Scramble dilembar observasi guru akan dijabarkan dengan perincian pra pembelajaran sebanyak 2 item, kegiatan awal sebanyak 2 item, kegiatan inti sebanyak 7 item, kegiatan akhir 4 item, pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran sebanyak 2 item, dan penilaian proses dan hasil 3 item. Sehingga jumlah keseluruhan item penilaian pada lembar aktivitas guru sebanyak 20 item.

  Adapun lembar pengamatan yang disediakan agar dapat memudahkan observer dalam melakukan pengamatan terhadap kinerja siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model Scramble dapat dilihat dalam tabel 3 berikut.

  4

  8

  7

  6

  5

   Siswa memperhatikan tayangan video sebagai pengantar pemberian suatu permasalahan dalam pembelajaran  Siswa mendengarkan penjelasan guru dari permasalahan materi yang berkaitan pada penayangan video  Siswa mengidentifikasi masalah sesuai bimbingan guru  Siswa membentuk kelompok diskusi  Siswa beserta kelompok berdiskusi dalam mengidentifikasi permasalahan yang diberikan oleh guru

  3. Kegiatan Inti

  3

  Tabel 3 Kisi-kisi Lembar Observasi Kinerja Siswa

No. Aspek dan Indikator Item

   Menjawab apersepsi dari guru  Memperhatikan guru ketika menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

  2. Kegiatan Awal

  2

  1

   Siswa beserta guru melaksanakan berdo’a sebelum memulai pembelajaran  Mempersiapkan perlengkapan belajar

  1. Pra Pembelajaran

  9

   Siswa dari perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi  Siswa atau kelompok lain menanggapi apabila ada perbedaan  Siswa membuat kesimpulan dari kegiatan diskusi dengan kelompoknya  Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang ulasan materi pembelajaran  Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran  Siswa aktif mencatat berbagai penjelasan yang diberikan oleh guru  Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru

  10

  11

  12

  13

  14

  15

  16

4. Penutup

   Melakukan refleksi pembelajaran beserta guru  Menyusun rangkuman  Melaksanakan kegiatan evaluasi

  17

  18

  19

  20 Lembar observasi kinerja siswa terdapat kriteria penilaian dengan jumlah keseluruhan 20 item. Pada saat pra pembelajaran terdapat kriteria penilaian sebanyak 2 item, kemudian pada saat kegiatan awal terdapat kriteria penilaian sebanyak 2 item, pada kegiatan inti sebanyak 12 item, dan pada kegiatan penutup terdapat kriteria penilaian sebanyak 4 item.

  Untuk mengetahui berhasil dan tidaknya guru dan siswa dalam menerapkan model pembelajaran Scramble skala yang digunakan adalah skala Likert (Sugiyono, 2010:139) dengan perincian: Keterangan:

  1. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori sangat tidak baik.

  2. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori kurang baik.

  3. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori

   Do’a penutup untuk mengakhiri pembelajaran

  4. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori baik.

  5. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori sangat baik.

  Menurut Tampubolon (2014:246) pedoman penilaian dapat menggunakan tabel konversi sebagai berikut:

  

Tabel 4

Konversi Nilai

Interval nilai Kategori Makna

  81 A Sangat Baik

  • – 100

  61 B Baik

  • – 80

  41 C Cukup Baik

  • – 60

  21 D Kurang Baik

  • – 40

  E Sangat Tidak Baik

  • – 20 Nilai Rata-rata =

b. Tes

  Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan, untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006:150). Tes ini digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi IPA tentang Sifat-Sifat Cahaya. Tes yang digunakan dalam penelitian ini yakni posttest. Posttest digunakan mengukur kemampuan siswa setelah diberi pembelajaran IPA tentang Sifat-Sifat Cahaya menggunakan model Scramble.

  Tabel 5 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II

  Nama : Sekolah Dasar Mata Pelajaran : Ilmu Pegetahuan Alam Kelas/Semester : V/II (genap) Standar Kompetensi : Menerapkan sifat-sifat cahaya melaui kegiatan membuat suatu karya/model.

  Item soal Kompetensi Dasar Indikator (KD) Soal nomor Siklus I

  6.1 Mendeskripsikan Menyebutkan sumber- 4, 11, 15, 21 sifat-sifat cahaya. sumber cahaya di lingkungan sekitar. Mendeskripsikan sifat-sifat 1, 10, 14, 22 cahaya dalam kehidupan sehari-hari. Menunjukan bahwa cahaya 12, 13, 16 dapat merambat lurus. Membedakan benda yang 20, 5, 6, 23 dapat ditembus oleh cahaya dan benda yang tidak dapat ditembus oleh cahaya. Menjelaskan peristiwa 9, 18, 19, 25 pemantulan cahaya dalam kehidupan sehari-hari. Mengenal jenis-jenis 3, 7, 8, 17, cermin serta membedakan

  24 sifat bayangan dari masing- masing cermin pada peristiwa pemantulan cahaya.

  Siklus II

  6.2 Membuat suatu karya/model, misal periskop atau lensa dari bahan-bahan sederhana dengan menerapkan sifat- sifat cahaya.

  Menjelaskan peristiwa pembiasan cahaya dan akibat dari pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari.

  1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 13, 10, 16, 25

  Menunjukan buktu bahwa cahaya putih terdiri dari berbagai warna.

  3, 11, 12, 14, 15, 21,

  24 Membuat periskop melalui percobaan sederhana. 17, 18, 20, 22, 23

c. Dokumentasi

  Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian. Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah hasil belajar, hasil observasi, hasil refleksi, foto-foto kegiatan saat uji validitas soal, foto-foto saat subyek diberikan perlakuan dengan menerapkan model scramble.

3.7 Uji Coba Instrumen penilaian a. Uji Validitas Instrumen

  Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2009:121). Uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 20,0. Tingkat validitas suatu instrumen dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan setiap skor pada butir instrumen dengan total skor setelah dikurangi skor butirnya sendiri (correted item to total correlation).

  b. Hasil Uji Validitas Tes

  Menurut Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2009: 351), instrumen dikatakan valid artinya instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Tingkat validitas suatu instrumen dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan setiap skor pada butir instrumen dengan total skor dikurangi skor butirnya sendiri (correted item to total correlation). r < 0,20 : Tidak ada validitas 0,20 ≤ r < 0,40 : Validitas rendah 0,40 ≤ r < 0,60 : Validitas sedang 0,60 ≤ r < 0,80 : Validitas tinggi 0,80 ≤ r < 1,00 : Validitas sempurna

  Instrumen tes berupa butir soal pada siklus I dan siklus II yang akan diberikan pada siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga sebelumnya dilakukan uji validitas kepada siswa Kelas VI SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga. Setelah dilakukan uji validitas instrumen dengan bantuan SPSS 20,0. Pada siklus I, dari 25 butir soal pilihan ganda diperoleh hasil butir soal yang valid sebanyak 20 dan butir soal yang tidak valid sebanyak 5 item. Dari 20 item soal yang valid, akan digunakan dalam instrumen penelitian pada siklus I. Soal pada siklus II dengan 25 butir soal pilihan ganda, setelah dilakukan perhitungan uji validitas dengan bantuan SPSS 20,0 diperoleh hasil butir soal yang valid sebanyak 20 dan butir soal yang tidak valid sebanyak 5 item. Dari 20 item soal yang valid, sebanyak 20 item soal akan digunakan dalam instrumen penelitian siklus II.

  c. Hasil Uji Reabilitas Tes

  Suatu tes dikatakan reliabel apabila soal-soal tersebut menunjukkan hasil-hasil yang mantap. Antara validitas dengan reliabelnya suatu soal berhubungan erat, yaitu untuk memenuhi syarat reliabilitas, suatu soal harus valid dulu. Untuk menguji reliabilitas instrumen dilakukan analisis factorial dengan konstruk satu faktor untuk setiap perangkat dengan merujuk teori koefisien reliabilitas alpha dari Cronbach. Menurut Sekaran (Priyanto, 2010:98) kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen sebagai berikut: a : Tidak dapat diterima

  0,7

  a : Dapat diterima 0,7 < a ≤ 0,8 a : Reliabilitas bagus 0,8 < a ≤ 0,9 a > 0,9 : Reliabilitas memuaskan

  Pengujian reabilitas tes menggunakan cronbach alpha untuk menunjukan sejauh mana soal tes dapat dipercaya untuk mengukur suatu objek, koefisien alpha semakin mendekati 1 berarti butir-butir pertanyaan dalam koefisien semakin reliabel. Hasil uji reabilitas tes dari 20 item soal adalah sebagai berikut.

  Tabel 6 Hasil Uji Instrument Tes Siklus I Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

  .821

  20 Untuk reabilitas diperoleh angka koefisien alpha .856 yang artinya

  instrumen memiliki tingkat reabilitas bagus. Dengan demikian instrumen tes yang penulis susun dapat dipergunakan dalam penelitian ini pada siklus I.

  Tabel 7 Hasil Uji Instrument Tes Siklus II Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

  .838

  25 Untuk reabilitas diperoleh angka koefisien alpa .883 yang artinya instrumen memiliki tingkat reabilitas bagus. Dengan demikian instrumen tes yang penulis susun dapat dipergunakan dalam penelitian ini pada siklus II.

3.8 Analisis Taraf Kesukaran Item Instrumen

  Nana Sudjana (2014:137) menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh saol-soal mana yang termasuk mudah, sedang, dan sukar. Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

  I =

  Keterangan: I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal. B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal. N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan.

  Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka semakin sulit soal tersebut. Sebaliknya, semakin besar indeks yang diperoleh, semakin mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal adalah sebagai berikut: 0 - 0,30 = soal kategori sukar. 0,31 - 0,70 = soal kategori sedang. 0,71 - 1,00 = soal kategori mudah.

  Uji Tingkat kesukaran dilakukan setelah instrumen dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas diambil 20 butir soal pilihan ganda pada siklus I serta pada siklus II diambil 20 butir soal pilihan ganda. Untuk hasil akhir pada uji tingkat kesukaran instrumen tes siklus I didapat hasil pada butir soal pilihan ganda dengan tingkat kesukaran mudah sebanyak 9 butir, tingkat kesukaran sedang sebanyak 10 butir dan pada tingkatan kesukaran sukar sebanyak 1 butir. Pada soal siklus II didapat hasil pada butir soal pilihan ganda dengan tingkat kesukaran mudah sebanyak 3 butir, tingkat kesukaran sedang sebanyak 15 butir, dan pada tingkatan kesukaran sukar sebanyak 2 butir.

3.9 Analisis Data

  Teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut: Data kuantitatif berupa hasil belajar yang dianalisis dengan teknik analisis deskriftif untuk menemukan rata-rata. Penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam bentuk presentase, menggunakan rumus sebagai berikut:

  Presentase = x 100%

  Dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika 80% populasi kelas telah tuntas belajar.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA pada Siswa Kelas IV SDN Kutowinangun 12 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA pada Siswa Kelas IV SDN Kutowinangun 12 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA pada Siswa Kelas IV SDN Kutowinangun 12 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 94

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas III SDN 1 Wulung Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas III SDN 1 Wulung Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas III SDN 1 Wulung Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas III SDN 1 Wulung Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas III SDN 1 Wulung Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas III SDN 1 Wulung Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 59

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Scramble untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Kutowinangun 07 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 17