Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas III SDN 1 Wulung Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  4.1. Gambaran Umum Penelitian Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SDN 1

  Wulung Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas IIIA yang berjumlah 18 siswa dan IIIB berjumlah 19 siswa. Adapun data sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 11 sebagai berikut: Tabel 11.

  Data Sampel Penelitian Jumlah Siswa

  Kelas Total Persentase Laki-laki Perempuan

  3A

  11

  7 18 48.64%

  3B

  7

  12 19 51,36% Jumlah

  18

  19 37 100% Hasil observasi yang dilakukan berdasarkan data pada tabel 4.1 di kelas eksperimen yaitu siswa kelas IIIa SDN 1 Wulung ada 18 siswa yang terdiri dari

  11 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan, sedangkan di kelas kontrol yaitu siswa kelas IIIb SDN 1 Wulung terdapat 19 siswa yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.

  SDN 1 Wulung adalah SD yang berlokasi di Jln. Branjangan No.2 Wulung Kec. Randublatung. Permendiknas No. 15 tahun 2010 menyatakan Rata-rata jumlah siswa di setiap rombongan belajar sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum (SPM) yaitu di bawah 32 siswa. Sebagian besar guru telah memenuhi kualifikasi S1 atau DIV. Kepala sekolah berkualifikasi akademik S1 dan telah memiliki sertifikat pendidik. Memiliki perpustakaan yang menyediakan buku teks yang sudah disertifikasi oleh pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik. Memiliki lebih dari 100 judul buku

  Sebelum dilakukan penelitian pada kedua kelas tersebut, sebelumnya dilakukan uji coba tes hasil belajar. Tes hasil belajar dilakukan di SD Negeri Menden Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora sebagai SD uji coba dengan responden 33 siswa kelas yang digunakan untuk menguji validitas dan reliabelitas soal. Kemudian dialukan Tes homogenitas yang dilakukan di SDN 1 Wulung di kelas IIIa dan IIIb untuk mengetahui kesamaan varian 2 kelas tersebut .

  Pelaksanaan penelitian kelas eksperimen dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2015 pukul 07.15–08.25 WIB. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan di kelas IIIa dengan menggunakan model Think Pair Share (TPS). Pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan materi tentang sumber energi dan kegunaanya. Siswa menyebutkan berbagai macam sumber energi yang ada dalam kehidupan sehari-hari, antara lain energi panas, energi cahaya,energi gerak, dan energi listrik.Guru membagikan kartu soal kepada siswa. Setiap siswa mendapatkan kartu soal yang berbeda satu sama lain. Dimana setiap soal terdapat pasangan soal yang sama.Setiap siswa diberi waktu 10-15 menit untuk memikirkan jawaban dari soal tersebut. Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan memfasilitasi serta membantu siswa yang memerlukan bantuan. Siswa menemui “pasangan” nya dan berdiskusi (pasangan ditentukan berdasarkan nomor pada kartu soal yang didapat). Setiap Pair (pasangan) menyiapkan materi presentasi berdasarkan soal yang didapat Setiap kelompok diberi lembar diskusi kelompok (LKS). Masing-masing pasangan menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas (share). Jika waktu tidak mencukupi hanya beberapa kelompok pair saja yang melakukan presentasi. Siswa melakukan tanya jawab dengan teman sekelas didampingi guru. Mengacu pada jawaban siswa, melalui tanya jawab, guru dan siswa membahas penyelesaian masalah. Guru dan siswa membuat penegasan atau kesimpulan tentang sumber energi dan kegunaanya. Guru mengadakan refleksi dengan menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang dirasakan siswa, materi yang belum dipahami dengan baik, kesan dan pesan selama mengikuti pembelajaran. Siswa bersama dengan guru membuat kesimpulan dari proses materi selanjutnya. Kemudian kegiatan guru juga diamati dengan menggunakan lembar observasi guru dan kegiatan siswa diamati dengan lembar observasi siswa.

  Pelaksanaan penelitian kelas kontrol dilakukan pada tanggal 26 Maret 2015 pukul 09.00–10.15 WIB. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh guru kelas

  IIIb dengan menggunakan Model konvesional pada materi sumber energi dan kegunaanya. Pembelajaran terfokus pada guru, di mana guru menjelaskan dan siswa memperhatikan. Selanjutnya dilakukan dengan evaluasi hasil belajar siswa.

  4.2 Hasil Penelitian Hasil penelitian ini terdiri dari deskripsi data dan analisis data. Deskripsi data meliputi data hasil belajar IPA dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sedangkan analisis data meliputi uji prasyarat yaitu uji homogenitas, uji normalitas, dan selanjutnya dilakukan uji t-test.

  4.3. Deskripsi Data 4.3.1. Deskripsi observasi Think Pair Share.

  1. Penerapan Metode Pembelajaran Think Paire Share Kegiatan observasi dilakukan bersama dengan pelaksanaan treatment/perlakuan yang dilakukan pada setiap kegiatan pembelajaran yang menggunakan model Think Pair Share. Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai pengamat/observer adalah peneliti yang dilakukan secara intensif, hasil dari kegiatan observasi guru dapat dilihat pada halaman lampiran 10.

  Berdasarkan hasil observasi guru pada kegiatan pembelajaran menggunakan model Think Pair Share yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 23 Maret 2015. Dalam penelitian tersebut, pembelajaran menggunakan model Think Paire Share sudah berjalan baik. Hal ini dapat dilihat dari 19 aspek yang diamati telah dilakukan keseluruhan oleh guru. Aspek yang di amati tersebut diantarannya, guru melihat kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, guru meminta siswa untuk menemui pasangannya, guru membahas penyelesaian masalah yang mengacu pada jawaban siswa dan aspek-aspek lain yang dapat dilihat pada lembar observasi guru pada halaman lampiran 10.

  Kemudian untuk mengetahui kegiatan siswa dalam pembelajaran dapat dlihat pada lembar observasi siswa. Dari hasil observasi siswa bahwa pembelajaran sudah berjalan dengan baik dimana sebanyak 84,21% siswa sangat terlibat dalam pembelajaran. Deskripsi kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa diantaranya, kesiapan buku,alat tulis dan kerapian, siswa memperhatikan tujuan pembelajaran, setiap masing-masing pasangan menyampaikan hasil diskusi di depan kelas, dan deskripsi lainnya dapat dilihat pada lembar observasi siswa pada halaman lampiran 11.

4.3.2. Deskripsi Data Hasil Belajar

  Skor hasil belajar yang diperoleh dari hasil pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol masih berupa data mentah. Data mentah yang diperoleh tersebut masih belum dapat ditarik kesimpulan yang berarti. Maka, untuk mendapatkan kesimpulan tentang pengaruh penggunaan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan model konvensional maka data tersebut haruslah diolah terlebih dahulu.

  Data skor hasil belajar IPA yang diperoleh dari kelas ekperimen yaitu 18 siswa kelas IIIa SDN 1 Wulung dan kelas kontrol yaitu 19 siswa kelas IIIb SDN 1 Wulung disajikan dan dianalisis secara deskriptif. Tujuannya agar data tersebut dapat dipaparkan secara baik dan disimpulkan secara mudah. Deskripsi data meliputi penyusunan data dalam bentuk tampilan yang mudah terbaca secara lengkap. Tabel distribusi frekuensi merupakan cara penyajian umum untuk deskripsi data, yang sering ditampilkan pula secara visual dalam bentuk diagram batang atau histogram.

4.3.2.1 Data Hasil Belajar

  Data hasil belajar diperoleh dari post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan treatment/perlakuan. Skor yang diperoleh dari hasil post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah data mentah.

  Berikut ini akan disajikan tabel destribusi frekuensi hasil post test pada kelas eksperimen. Untuk mempermudah membuat tabel destribusi frekuensi skor banyaknya kelas (K), setelah itu menghitung jangkauannya (Range), dan panjang Interval Kelasnya (I) dengan rumus berikut ini:

  Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 18 = 1 + 3,3 . 1,25 = 1 + 4,14 = 5,14 (dibulatkan menjadi 5) Range (R) = (Skor maksimal – Skor minimal)+1 = (100 - 76) + 1 = 25 Interval (I) = = = 5 Dari rumus tersebut dapat diketahui banyak kelas (K), jangkauan (Range), dan panjang Interval Kelasnya (I). Kemudian tabel destribusi frekuensi skor hasil belajar kelas eksperimen pada Tabel 12 berikut ini:

  Tabel 12 Destribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPA

  Kelas Eksperimen No. Interval Frekuensi Persentase (%)

  1. 76 – 80 4 22,2% 2. 81 – 85 6 33,3% 3. 86 – 90 5 27,8% 4. 91 – 95 1 5,6% 5. 96 – 100 2 11,1%

  Jumlah 18 100 % Berdasarkan Tabel 12 diketahui destribusi skor hasil IPA pada kelas eksperimen dengan banyak siswa yang mendapat skor 76 sampai dengan 80 terdiri dari 4 siswa dengan persentase 22,2%. Siswa yang mendapat skor antara 81 mendapat skor antara 86 sampai dengan 90 sebanyak 5 siswa dengan persentase 27,8%, siswa yang mendapat skor antara 91 sampai dengan 9,5 sebanyak 1 siswa dengan persentase 5,6%. Sedangkan banyak siswa yang mendapat skor 96 sampai dengan 100 sebanyak 2 siswa atau 11,1%.

  Untuk memperjelas gambaran data hasil belajar IPA kelas eksperimen, berikut ini disajikan gambar 1 diagram destribusi frekuensi skor hasil belajar IPA dari hasil post test.

  7

  6

  5

4 Kelas_Eksperimen

  3

  2

  1 76 – 80 81 – 85 86 – 90 91 – 95 96 – 100

  Gambar 1 Diagram Destribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPA

  Kelas Eksperimen Untuk selanjutnya akan disajikan tabel destribusi frekuensi skor post test hasil belajar IPA kelas kontrol. Tabel destribusi frekuensi skor hasil belajar IPA, dibuat dengan menentukan banyak kelas (K), jangkauan (Range), dan panjang Interval Kelas (I) dengan rumus berikut ini:

  Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 19 = 1 + 3,3 . 1,27 = 1 + 4,21 = 5,21 (dibulatkan menjadi 5)

  Range (R) = (Skor maksimal – Skor minimal) +1 = (100 - 68) + 1 = 33 Interval (I) = = = 6,6 (dibulatkan menjadi 7)

  Dari rumus tersebut dapat diketahui banyak kelas (K), jangkauan (Range), dan panjang Interval Kelasnya (I). Kemudian tabel destribusi frekuensi skor hasil belajar IPA kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 13 berikut ini:

  Tabel 13 Destribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPA

  Kelas Kontrol No. Interval Frekuensi Persentase (%)

  1. 68 – 74 6 31,57% 2. 75 – 81 8 42,1% 3. 82 – 88 3 15,79% 4. 89 – 95 1 5,27% 5. 96 – 100 1 5,27%

  Jumlah 19 100% Berdasarkan Tabel 13 diketahui destribusi skor hasil IPA pada kelas kontrol dengan banyak siswa yang mendapat skor 68 sampai dengan 74 terdiri dari 6 siswa dengan persentase 31,57%. Siswa yang mendapat skor antara 75 sampai dengan 81 sebanyak 8 siswa dengan persentase 42,1%, siswa yang mendapat skor antara 82 sampai dengan 88 sebanyak 3 siswa dengan persentase 15,79%, siswa yang mendapat skor antara 89 sampai dengan 95 sebanyak 1 siswa dengan persentase 5,27%. Sedangkan siswa yang mendapat skor antara 96 sampai 100 hanya 1 siswa dengan presentase 5,27%.

  Untuk memperjelas gambaran data hasil belajar IPA kelas kontrol, berikut ini disajikan gambar 2 diagram destribusi frekuensi skor hasil belajar IPA dari

  9

  8

  7

  6

  5

4 Kelas_Kontrol

  3

  2

  1 68 – 74 75 – 81 82 – 88 89 – 95 96 – 100

  Gambar 2 Diagram Destribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPA

  Kelas Kontrol

4.5. Analisis Data

4.5.1. Analisis Deskriptif

  Setelah dilakukan destribusi frekuensi berupa tabel, kemudian dilakukan analisis deskriptif. Data deskriptif statistik skor hasil belajar IPA dari kelas eksperimen dan kelas kontrol akan disajikan dalam tabel yang memuat nilai maksimal, nilai minimal, nilai rata-rata dan standar deviasi skor hasil belajar IPA. Analisis Deskripsi skor hasil belajar IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 14 berikut ini:

  Tabel 14 Analisis Deskriptif Skor Hasil belajar IPA Kelas Kontrol dan Kelas

  Eksperimen

  Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kelas_Eksperimen

  18 76.00 100.00 86.0000 5.86114 Kelas_Kontrol 19 68.00 100.00 77.4737 7.68381 Valid N (listwise)

  18 Dari Tabel 14. dapat dilihat bahwa hasil belajar IPA pada kelas eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 18 mempunyai nilai minimum 76,00 dan nilai maximum 100,00. Rata-rata/mean pada kelas eksperimen yaitu 86,0000 dan dengan standart deviation sebesar 5,86114. Sedangkan hasil belajar

  IPA pada kelas kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak 19 mempunyai nilai minimum 68,00 dan nilai maximum 100,00. Rata-rata/mean pada kelas kontrol yaitu 77,4737 dan standart deviation yaitu 7,68381.

4.5.2. Hasil Uji Normalitas Data

  Priyatno (2010 : 71), uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05. Berikut hasil uji normalitas pretest kelas eksperimen dan kontrol pada tabel 15.

  Tabel 15 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol

  One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test kelas_eksperimen kelas_kontrol N a

  18

  19 Normal Parameters Mean 68.9444 68.7895 Std. Deviation 6.41205 6.52839 Most Extreme Differences Absolute .177 .192 Positive .177 .192

  Negative -.142 -.128 Kolmogorov-Smirnov Z .751 .836 Asymp. Sig. (2-tailed) .626 .487 a. Test distribution is Normal.

  Berdasarkan Tabel 15 yang mendeskripsikan hasil uji normalitas terhadap penyebaran data. Hasil nilai pretest kelas eksperimen dengan one sample Kolmogorov Test. Dari tabel 15 nampak tingkat signifikan asyionmotorik dua sisi dengan taraf kepercayaan 5% (asyimp.sig.2-tailed) adalah 0,626 jika dirumuskan hipotesis H1 adalah distribusi normal,dan Ho adalah distribusi tidak normal. Maka H1 diterima apabila P>0.05 dan h1 ditolak apabila p<0,05.Pada tabel 15 eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan hasil nilai pretest kelas kontrol dengan one sample Kolmogorov Test. Dari tabel 15 nampak tingkat signifikan asyionmotorik dua sisi dengan taraf kepercayaan 5% (asyimp.sig.2-tailed) adalah 0,487. Hal ini menunjukan bahwa S-P- 0,487>0,05 jadi H1 di terima. Artinya nilai pretest kelas kontrol berdistribusi normal.

  Hasil uji Normalitas posttest hasil belajar kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel 16.

  Tabel 16 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol.

  

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

kelas_eksperimen Kelas_kontrol N a

  18

  19 Normal Parameters Mean 86.0000 77.4737 Std. Deviation 5.86114 7.68381

Most Extreme Differences Absolute .200 .313

Positive .200 .313

  Negative -.144 -.185

Kolmogorov-Smirnov Z .848 1.364

Asymp. Sig. (2-tailed) .469 .058

a. Test distribution is Normal.

  Berdasarkan Tabel 16 yang mendeskripsikan hasil uji normalitas terhadap penyebaran data posttest kelas eksperimen dan kontrol. Hasil pengukuran posttest kelas eksperimen dengan one sample Kolmogorov Test. Dari tabel 16 nampak tingkat signifikan asyionmotorik dua sisi dengan taraf kepercayaan 5% (asyimp.sig.2-tailed) adalah 0,469 jika dirumuskan hipotesis H1 adalah distribusi normal,dan Ho adalah distribusi tidak normal. Maka H1 diterima apabila P>0.05 dan h1 ditolak apabila p<0,05. Pada tabel 16 menunjukan bahwa S-P- 0,469 >0,05 jadi Hi di terima. Artinya nilai posttest kelas eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan hasil posttest kelas kontrol dengan one sample Kolmogorov Test. Dari tabel 16 nampak tingkat signifikan asyionmotorik dua sisi dengan taraf kepercayaan 5% (asyimp.sig.2-tailed) adalah 0,058. Hal ini menunjukan bahwa S-P- 0,058 >0,05 jadi H1 diterima. Artinya nilai posttest kelas kontrol berdistribusi normal.

4.5.3. Hasil Uji Hipotesis Data

  Priyatno (2010 : 32), Independent Samples t Test digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan. Sebelum dilakukan uji t tes sebelumnya dilakukan uji homogenitas dengan f tes artinya jika varians sama, maka uji t menggunakan Equal Variances Assumed (diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equal variances not Assumed (diasumsikan varian berbeda).

  Independent Samples t Test digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan (Duwi Priyatno 2010:32), uji t dilakukan untuk membandingkan antara nilai t hitung dengan nilai t table pada tingkat Alpha 5%. Ho diterima jika Sig > 0,05, dan Ho ditolak jika Sig < 0,05. Berikut adalah hasil uji posttest perbedaan rata- rata antara kelas eksperimen dan kontrol pada tabel 17.

  Tabel 17 Hasil Uji Posttest Perbedaan Dua Rata-Rata Antara Kelas Eksperimen Dan

  Kontrol

  Group Statistics Data N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Variabel

  1 18 86.0000 5.86114 1.38148

  2 19 77.4737 7.68381 1.76279

  Berdasarkan tabel 17 Group Statistic nilai mean untuk kelas eksperimen adalah 86,00 sedangkan untuk kelas kontrol nilai meannya adalah 77,47. Nilai posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang mempunyai nilai rata-rata tertinggi adalah kelas eksperimen ini membuktikan bahwa dengan menggunakan model pembelajaraan think pair share berhasil. Berikut hasil dari uji Independent Samples t Test dapat diketahui pada tabel 18 berikut ini:

  Tabel 18 Hasil Uji Independent Samples t Test

  Kelas Eksperimen Dan Kontrol Nilai

  Equal variances assumed

  Equal variances not assumed

  Levene's Test for F Equality of Variances Sig. T Df Sig. (2-tailed) t-test for Mean Difference Equality of Means Std. Error Difference

  95% Confidence Lower Interval of the Difference Upper .549 .464 3.779

  35 .001 8.52632 2.25614 3.94611 13.10652

  3.807 33.514 .001 8.52632 2.23962 3.97242 13.08021

  Berdasarkan tabel 18 uji independent sample t tes, pada kolom Levene’s Tes For Equality of Variances (tes kesamaan dua varian) terlihat hasil uji f adalah 0,549 dengan nilai signifikansi (0,464>0,05) memberikan arti bahwa kedua kelompok populasi yang diteliti memiliki variansi yang sama, sehingga untuk analisis lebih lanjut digunakan baris Equal Variances Assumed (kedua kelompok diasumsikan memiliki variansi yang sama). Hasil uji hipotesis penelitian dapat dilihat pada kolom t hitung nilai t sebesar 3,779 dengan probabilitas signifikansi 0,001 (< 0,05) dan perbedaan berkisar antara 13,10652 - 3.94661 (lower -upper).

  Sehingga Ho ditolakdan Ha diterima, artinya ada pengaruh penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS).

  Selanjutnya perbedaan nilai rata-rata hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat 86.00-77,47 selisih rata–rata antar 2 kelas tersebut adalah sebesar 8,53. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Think Pair Share memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap terhadap hasil belajar IPA siswa kelas III SDN 1 Wulung Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun Ajaran 2014/2015.

4.6. Pembahasan Hasil Penelitian

  Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dan disajikan sebelumnya, menunjukkan bahwa model pembelajaran Think Pair Share (TPS) memberikan pengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas III SD Negeri 1 Wulung Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora semester II tahun Ajaran 2014/2015.

  Hasil belajar IPA kelas eksperimen dengan jumlah siswa 18 anak mempunyai nilai terrendah 76,00 dan nilai tertinggi 100,00. Sedangkan hasil belajar IPA pada kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 19 anak, mempunyai nilai terendah 68,00 dan nilai tertinggi 100,00.

  Pada Group Statistik terlihat rata-rata (mean) untuk kelas eksperimen adalah 86,00 dan untuk kelas kontrol adalah 77,4737, artinya bahwa rata-rata skor hasil belajar IPA kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata skor hasil belajar IPA kelas kontrol. Sedangkan perbedaan rata-rata (meandeference) sebesar 8,53.

  Oleh karena dapat diketahui t hitung sebesar 3.779 dan signifikansi sebesar ,001 hal ini menunjukkan signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05), maka H ditolak dan H diterima. Itu artinya ada pengaruh penerapan pembelajaran yang

  a

  signifikan pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas III SD. Pengaruh ini dilihat dari hasil uji t dan perbedaan rata-rata 2 kelas.

  Hal ini menunjukan bahwa model Think Pair Share (TPS) sesuai dengan dengan Frank Lyman dalam Nurhadi (2005: 120), menyatakan bahwa Think Pair Share merupakan metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan seluruh siswa selama proses pembelajaran dan memberikan kesempatan untuk bekeja sama antar siswa yang mempunyai kemampuan heterogen. (Nurhadi,2005:120)

  Selain itu pembelajaran Think Pair Share (TPS) memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan dari pembelajaran TPS menurut Hartina, (2008: 12). Memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang diajarkan karena secara tidak langsung memperoleh contoh memikirkan materi yang diajarkan. Siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam memecahkan masalah. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam kelompok, dimana tiap kelompok hanya terdiri dari 2 orang. Siswa memperoleh kesempatan untuk mempersentasikan hasil diskusinya dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada menyebar. Memungkinkan guru untuk lebih banyak memantau siswa dalam proses pembelajaran.

  Penelitian ini relevan dengan yang dilakukan oleh Novita Apriani (UKSW) 2012 yang meneliti tentang “Pengaruh Model Pembelajaraan Kooperatif Tipe Think Pair Share terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen sebesar 77,55 lebih besar daripada rata-rata skor hasil belajar siswa pada kelompok kontrol sebesar 70,85 dengan besarnya nilai t adalah -3,776 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, karena besarnya t hitung -3,776> dari t tabel 1,993 maka hipotesis yang diajukan diterima berarti ada perbedaan yang sangat signifikan antara nilai posttest kelas kontrol dengan nilai posttest kelas eksperimen yang artinya terdapat perbedaan pengaruh yang sangat signifikan pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share terhadap hasil belajar IPA Siswa sekolah dasar SDN Salatiga 05.

  Penelitian juga mendukung peneliti yang dilakukan oleh Kristina Monika (2012) yang meneliti tentang Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN 01 Nampu Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen sebesar 79,88 lebih besar daripada rata-rata skor hasil belajar siswa pada kelompok kontrol sebesar 56,79. Sedangkan perbedaan ratarata (mean diference) sebesar 22,089 (78,88 – 56,79) dan perbedaan berkisar antara 16,562 sampai 27,617. Besarnya nilai t hitung 8,027 > dari t tabel 2, 009 maka hipotesis yang diajukan diterima berarti ada perbedaan yang sangat signifikan antara nilai posttest kelas kontrol dengan nilai posttest kelas eksperimen yang artinya terdapat Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share)Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN 01 Nampu Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012”.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Metode Discovery Learning Kelas IV Semester II SD Negeri 02 Kopeng Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Metode Discovery Learning Kelas IV Semester II SD Negeri 02 Kopeng Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 101

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA pada Siswa Kelas IV SDN Kutowinangun 12 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA pada Siswa Kelas IV SDN Kutowinangun 12 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA pada Siswa Kelas IV SDN Kutowinangun 12 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA pada Siswa Kelas IV SDN Kutowinangun 12 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA pada Siswa Kelas IV SDN Kutowinangun 12 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 94

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas III SDN 1 Wulung Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas III SDN 1 Wulung Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas III SDN 1 Wulung Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 17