Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas III SDN 1 Wulung Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

  Dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa :

  “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk memujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” Kegiatan pendidikan formal di Indonesia dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan sangat bergantung pada cara guru melakukan kegiatan pembelajaran. Guru senantiasa menerapkan model-model mengajar yang bervariasi agar peserta didik dapat belajar dengan maksimaldan tidak mengalami kejenuhan. Menurut teori Tabula Rasa yang dikemukakan oleh John Locke, dalam pembelajaran konvensional mengatakan bahwa pikiran seorang anak seperti kertas kosong yang putih bersih dan siap menunggu coretan-coretan gurunya (Anita Lie, 2008:2). Namun demikian, sampai saat ini model pembelajaran konvensional masih sering digunakan dan menjadi kebiasaan para guru dalam mengajar.

  Model pembelajaran yang masih sering digunakan di satuan-satuan pendidikan yang menyertai pembelajaran konvensional adalah pembelajaran kompetisi. Pada pembelajaran kompetisi, terkadang dapat menimbulkan permusuhan antar peserta didik. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran kompetisi ada penempatan urutan peserta didik mulai dari yang paling pandai sampai yang paling tidak pandai. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik dengan memberikan imbalan kepada peserta didik yang mendapatkan peringkat teratas. Pembelajaran ini dapat menimbulkan kecemburuan bagi peserta didik yang menyandang peringkat rendah.

  Model pembelajaran konvensional masih dapat digunakan pada awal proses pembelajaran. Alur proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju peserta didik tetapi peserta didik bisa juga saling mengajar dengan sesama peserta didik lainnya, hal ini karena banyak penelitian menunjukkan bahwa pengajaran oleh teman sebaya (peer teaching) lebih efektif dari pada pengajaran oleh guru (Anita Lie, 2008:12). Peserta didik dituntut aktif belajar dan guru sebagai fasilitator, sehingga peserta didik dapat membangun pengetahuannya secara aktif. Peserta didik dapat meningkatkan kualitas belajar karena semakin luas kesempatan untuk mencari pengetahuan sendiri dengan bertanya dan berdiskusi.

  Sebagai seorang manajer dalam proses belajar-mengajar di kelas, guru harus mampu mendesain kelas agar terbentuk masyarakat belajar (learningcommunity). Desain kelas yang didukung oleh pemilihan model, metode danmedia pembelajaran yang tepat dapat menciptakan kondisi kelas sehingga siswaakan lebih termotivasi untuk belajar. Untuk mendesain kelas dengan baik, seorang guru harus mampu memahami karakteristik kelas, terutama karakteristik siswa. Keberagaman yang terdapat pada siswa dapat dijadikan sebagai landasan untuk memilih model, metode dan media pembelajaran yang tepat (Sanjaya, 2008). Pemilihan model yang sesuai akan manumbuhkan kemampuan bertanya yang baik dan menunjang siswa untuk berpikir kritis serta kreatif dalam melihat fenomena di lingkungannya. Sikap rasa ingin tahu, sebagai bagian dari sikap ilmiah, sangat diperlukan dalam mempelajari IPA (Ibrahim, 2004).

  Model-model pembelajaran inovatif dapat dijumpai dengan cukup bervariasi yang dapat digunakan dalam menunjang proses pembelajaran. Salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif. Pada pembelajaran dengan model kooperatif peserta didik dilatih untuk bekerja sama atau bergotong royong dengan teman-temannya. Model pembelajaran kooperatif berperanbagi peserta didik dalam mengembangkan interaksi sosial dan keterampilan baru bagi pendidik. Berhasil tidaknya suatu pembelajaran bukan hanya dilihat dari nilainilai ujian yang tinggi saja, tetapi lebih kepada kemampuan peserta didik dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan. Pembelajaran kooperatif mempersiapkan peserta didik untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain dalam berbagai macam situasi sosial.

  Salah satu model pembelajaran kooperatif dan menarik bagi peserta didik adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Model pembelajaran kooperatif tipe TPS ini merupakan sebuah model pembelajaran yang dicetuskan oleh Frangklin Lyman (1985) yang bertujuan untuk mengajarkan peserta didik agar lebih mandiri dalam menyelesaikan soal – soal yang dapat membangkitkan rasa percaya diri peserta didik. Selain itu, model TPS ini juga mengajarkan peserta didik untuk bisa menerima perbedaan pendapat dan bekerja sama dengan orang lain. (Rosmaini: 2011)

  Pembelajaran IPA membutuhkan model pembelajaran yang menarik sebagaimana model pembelajaran Think Pair Share (TPS), agar peserta didik tidak mudah mengalami kejenuhan dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Selain itu,peserta didik akan lebih terhindar dari bahaya verbalisme, peserta didik hafal setiap kalimat yang didapatkan dari guru tetapi tidak memahami makna yang terkandung di dalam kalimat-kalimat tersebut. Model pembelajaran yang inovatif dapat menjadi motivasi bagi peserta didik dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

  Akan tetapi menurut Hartina (2008: 12) model pembelajaran Think Pair Share (TPS) memiliki kelemahan bahwa “Sangat sulit diterapkan di sekolah yang rata-rata kemampuan siswanya rendah dan waktu yang terbatas, sedangkan jumlah kelompok yang terbentuk banyak.” Yang membuat peneliti ragu dalam penggunaan model pembelajaran ini.

  Meskipun demikian berbagai penelitian sudah dilakukan dengan menggunakan model Think Pair Share (TPS) yang dilakukan oleh Penelitian Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar

  IPA Kelas V SDN 01 Nampu Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. . Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen sebesar 79,88 lebih besar daripada rata-rata skor hasil belajar siswa pada kelompok kontrol sebesar 56,79. Sedangkan perbedaan ratarata (mean diference) sebesar 22,089 (78,88 – 56,79) dan perbedaan berkisar antara 16,562 sampai 27,617. Besarnya nilai t adalah 8,027 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, karena besarnya t hitung 8,027 > dari t tabel 2, 009 maka hipotesis yang diajukan diterima berarti ada perbedaan yang sangat signifikan antara nilai posttest kelas kontrol dengan nilai posttest kelas eksperimen yang artinya terdapat Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share)Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN 01 Nampu Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012”.

  Walaupun penelitian dengan menggunakan model Think Pair Share ini sudah dilakukan tetapi peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kembali. Adapun yang menjadi perbedaan dalam penelitian ini dibandingkan dengan penelitian terdahulu adalah tempat penelitian, sampel dalam penelitian, materi yang akan dibawakan dalam penelitian, dan waktu pelaksanaan penelitian.

  Penelitian eksperimen pada pembelajaran IPA di SDN 1 Wulung kelas

  III Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 perlu dilakukan mengingat model pembelajaran TPS belum diterapkan pada pembelajaran IPA di SDN 1 Wulung. Banyak kemungkinan terjadi dalam ppenerapan pembelajaran Think Pair Share. Meodel think pair share ini dapat meningkatkan hasil belajar atau sebaliknya. Atas dasar itulah akan dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share terhadap hasil belajar IPA siswa kelas III SDN

  01 Wulung Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 ” .

  1.2. Identifikasi Masalah Terkait dengan penelitian ini, maka ada beberapa hal yang perlu diidentifikasi yang mana bahwa hal-hal inilah yang kemudian memicu penulis untuk melakukan penelitian dengan topik penelitian seperti yang dipaparkan di atas. Adapun masalah yang ditemui adalah sebagai berikut:

  1. Pembelajaran di kelas terlebih mata pelajaran IPA masih menggunakan metode konvensional yaitu ceramah.

  2. Pengaruh model pembelajaran think pair share masih diragukan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN 1 Wulung.

  1.3. Pembatasan Masalah Adapun hal-hal yang membatasi dalam penelitian ini adalah penelitian ini difokuskan untuk melihat pengaruh model pembelajaraan think pair share terhadap hasil belajar IPA SDN 1 Wulung kecamatan Randublatung kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015.

  1.4. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini, permasalahan yang di teliti adalah:

  “Adakah perbedaan pengaruh yang signifikan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar IPA pada siswa Kelas III SDN 1 Wulung Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015?”

  1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh yang signifikansi model pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar IPA siswa Kelas III SDN 1 Wulung Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.

1.4. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

  1. Manfaat Teoritis.

  a. Sebagai suatu alternatif untuk kualitas proses dan hasil belajar IPA dengan menerapkan model Think Pair Share.

  b. Sebagai pijakan untuk mengembangkan penelitian-penelitian yang menggunakan model pembelajan Think Pair Share.

  2. Secara Praktis penelitian ini bermanfaat untuk:

  a. Bagi Penelitian Sebagai bekal bagi penulis untuk melakukan perubahan terhadap dunia pendidikan. Lebih lagi memanfaatkan model-model pembelajaran yang ada supaya PBM lebih kreatif dan inofatif.

  b. Bagi sekolah Memberi sumbangan kepada sekolah tentang manfaat penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share.

  c. Bagi guru Guru mendapatkan masukan tentang cara pengajaran IPA dengan menggunakan Think Pair Share (TPS).

  d. Bagi siswa Dapat memperoleh pengalaman langsung mengenai adanya kebebasan dan kegiatan kerja sama dalam pembelajaran IPA secara kreatif, analisis, dan menyenangkan melalui penerapan pembelajaran Think Pair Share.

Dokumen yang terkait

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Belajar - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Metode Discovery Learning Kelas IV Sem

0 0 13

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Metode Discovery Learning Kelas IV Semester II SD Ne

0 0 13

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Metode Discovery Learnin

0 0 31

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Metode Discovery Learning Kelas IV Semester II SD Negeri 02 Kopeng Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Metode Discovery Learning Kelas IV Semester II SD Negeri 02 Kopeng Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 101

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA pada Siswa Kelas IV SDN Kutowinangun 12 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA pada Siswa Kelas IV SDN Kutowinangun 12 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA pada Siswa Kelas IV SDN Kutowinangun 12 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA pada Siswa Kelas IV SDN Kutowinangun 12 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA pada Siswa Kelas IV SDN Kutowinangun 12 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 94