ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GASTRITIS (1)

yudhi whyd
Rabu, 14 Desember 2011

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
GASTRITIS
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, banyak hal yang perlu
diperhatikan. Salah satu diantaranya yang dipandang mempunyai peranan penting ialah
menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
Penyakit Gastritis yang dikenal dengan Gastritis saluran pencernaan bagian atas
yang banyak dikeluhkan masyarakat dan paling banyak dibagian gastroenterologi
(Mustakim, 2009). Menurut Herlan (2001), menyatakan Gastritis bukanlah penyakit
tunggal, tetapi beberapa kondisi yang mengacu pada peradangan lambung. Biasanya
peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi bakteri yang dapat mengakibatkan
borok lambung yaitu Helicobacter Pylory.
Keluhan Gastritis merupakan suatu keadaan yang sering dan banyak dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Tidak jarang kita jumpai penderita Gastritis kronis selama
bertahun-tahun pindah dari satu dokter ke dokter yang lain untuk mengobati keluhan
Gastritis tersebut. Berbagai obat-obatan penekan asam lambung sudah pernah diminum

seperti antasid, namun keluhan selalu datang silih berganti. Keluhan yang
berkepanjangan dalam menyembuhkan Gastritis ini dapat menimbulkan stress, gara-gara
Gastritis sekitar 10% dan biaya yang tidak sedikit. Bagi stress ini bukan tidak mungkin
justru menambah berat Gastritis penderita yang sudah ada (Budiana, 2006).
Budiana (2006), mengatakan bahwa Gastritis ini terbesar di seluruh
dunia dan bahkan diperkirakan diderita lebih dari 1,7 milyar. Pada negara
yang sedang berkembang infeksi diperoleh pada usia dini dan pada negara
maju

sebagian

besar

dijumpai

pada

usia

tua.Angka


kejadian

infeksi

GastritisHelicobacter Pylory pada beberapa daerah di Indonesia menunjukkan
data yang cukup tinggi. Menurut Maulidiyah dan Unun (2006), di Kota
Surabaya angka kejadian Gastritis sebesar 31,2%, Denpasar 46%, sedangkan
di Medan angka kejadian

infeksi cukup

tinggi sebesar

91,6%. Adanya

penemuan infeksiHelicobacter Pylory ini mungkin berdampak pada tingginya
kejadian Gastritis. Faktor etiologi Gastritis lainnya adalah asupan alkohol
berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-obatan
(18%) dan terapi radiasi (2%) (Herlan, 2001).


Dari hasil penelitian para pakar, didapatkan jumlah penderita Gastritis
antara pria dan wanita, ternyata Gastritis lebih banyak pada wanita dan dapat
menyerang sejak usia dewasa muda hingga lanjut usia. Di Inggris 6-20%
menderita Gastritis pada usia 55 tahun dengan prevelensi 22% insiden total
untuk segala umur pada tahun 1988 adalah 16 kasus/1000 pada kelompok
umur 45-64 tahun. Insiden sepanjang usia untuk Gastritis adalah 10% (Harun
Riyanto, 2008).

B.Tujuan Penulisan
1.

Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran secara umum tentang penerapan Asuhan Keperawatan pada klien dengan
Gastritis.

2.

Tujuan Khusus


a.

mampu menjelaskan tentang konsep dasar medis gastritis.

b. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan gastritis.
c. Mampu menganalisis data dan menentukan Diagnosa Keperawatan berdasarkan masalah yang di dapat
pada klien dengan gastritis.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.Pengertian
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat
akut kronik, difus atau lokal (Soepaman, 1998).
1.
2.

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer, 1999).

3.


Gastritis adalah radang mukosa lambung (Sjamsuhidajat, R, 1998).

Berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa Gastritis merupakan
inflamasi mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difus atau lokal.
B. Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut :

1) Gastritis Akut
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis
rendah
sudah
dapat
menyebabkan
erosi
mukosa
lambung).
Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.
2) Gastritis Kronik
Penyebab
dan

patogenesis
pada
umumnya
belum
diketahui.
Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum
alkohol, dan merokok.
C.Manifestasi klinis
Manifestasi klinik yang biasa muncul :
1) Gastritis Akut
yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan saluran cerna pada
Hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia.
2) Gastritis
Kronik
Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu
hati, anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai
kelainan
D.Patofisiologi Terjadinya Penyakit
Obat- obatan, alcohol, garam empedu atau enzim- enzim pancreas dapat merusak
mukosa lambung ( gastritis erosive) mengganggu pertahanan mukosa lambung dan

memungkinkan difusi kembali asam dan pepsin kedalam jaringan lambung, hal ini
menimbulkan peradangan. Respons mukosa lambung terhadap kebanyakan penyebab
iritasi tersebut adalah dengan regenerasi mukosa, karena itu gangguan – gangguan
tersebut seringkali menghilang dengan sendirinya.
Dengan iritasi yang terus menerus, jaringan menjadi meradang dapat terjadi
perdarahan. Masuknya zat- zat seperti asam dan basa yang bersifat korosif
mengakibatkan peradangan dan nekrosis pada dinding lambung ( gastritis korosif).
Nekrosis dapat mengakibatkan perforasi dinding lambung dengan akibat berikutnya
perdarahan dan peritonitis.
Gastritis kronis dapat menimbulkan keadaan dengan atropi kalenjar- kalenjar
lambung dan keadaan mukosa terdapat bercak- bercak penebalan berwarna abu-abu atau
abu kehijauan ( gastritis atopik). Hilangnya mukosa lambung akhirnya akan berakibat
berkurangnya sekresi lambung dan timbulnya anemia pernisiosa. Gastritis atopik dapat
juga merupakan pendahuluan untuk karsinoma lambung. Gastritis kronis dapat pula
terjadi bersamaan dengan ulkus peptikum atau mungkin terjadi setelah tindakan
gastroyeyunostomi.

a.
b.
c.

d.

E.Klasifikasi
Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan :
Manifestasi klinis
Gambaran hispatologi
Distribusi anatomi
Kemungkinan pathogenesis gastritis
Klasifikasi gastritis kronis berdasarkan :

a)
a.
b.
c.
d.

Gambaran hispatology
Gastritis kronik superficial
Gastritis kronik atropik
Atrofi lambung

Metaplasia intestinal
Perubahan histology kalenjar mukosa lambung menjadi kalenjar-kalenjar mukosa usus
halus yang mengandung sel goblet.
b) Distribusi anatomi
1. Gastritis kronis korpus ( gastritis tipe A)
Sering dihubungkan dengan proses autoimun dan berlanjut menjadi anemia pernisiosa
karena terjadi gangguan absorpsi vitamin B12 dimana gangguan absorpsi tersebut
disebabkan oleh kerusakan sel parietal yang menyebabkan sekresi asam lambung
menurun.
2. Gastritis kronik antrum (gastritis tipe B)
Paling sering dijumpai dan berhubungan dengan kuman Helicobacter pylori
3. Gastritis tipe AB
Anatominya menyebar keseluruh gaster dan penyebarannya meningkat seiring
bertambahnya usia

a.

1)
2)


3)
4)
5)

6)

F.Gejala klinis
Gastritis akut
Gastritis akut erosive sangat bervariasi mulai dari yang sangat ringan asimtomatik sampai
sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada kasus yang sangat berat, gejala yang
sangat mencolok adalah :
Hematemetis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai terjadi renjatan
karena kehilangan darah.
Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis. Keluhan –
keluhan itu misalnya nyeri timbul pada uluhati, biasanya ringan dan tidak dapat ditunjuk
dengan tepat lokasinya.
Kadang – kadang disertai dengan mual- mual dan muntah.
Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu- satunya gejala.
Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah samar pada tinja
dan secara fisis akan dijumpai tanda – tanda anemia defisiensi dengan etiologi yang tidak

jelas.
Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka yang
mengalami perdarahan yang hebat sehingga menimbulkan tanda dan gejala gangguan
hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardia sampai
gangguan kesadaran.

b. Gastritis kronis
1) Bervariasi dan tidak jelas
2) Perasaan penuh, anoreksia
3) Distress epigastrik yang tidak nyata

4) Cepat kenyang

1.
2.
3.

4.
5.

6.
7.
8.

G.Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : pada awalnya CM ( compos mentis), perasaan tidak berdaya.
Respirasi : tidak mengalami gangguan
Kardiovaskuler : hypotensi, takikardia, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian kapiler
lambat (vasokontriksi), warna kulit pucat, sianosis, kulit/membrane mukosa berkeringat
( status syok, nyeri akut)
Persyarafan : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu,
disorientasi/bingung, nyeri epigastrium.
Pencernaan : anoreksia, mual, muntah oleh karena luka duodenal, nyeri ulu hati, tidak
toleran terhadap makanan ( coklat, pedas), membrane mukosa kering. Factor pencetus :
makanan, rokok, alcohol, obat-obatan dan stressor psikologi.
Genetourenaria : biasanya tidak mengalami gangguan.
Muskuloskletal : kelemahan, kelelahan.
Intergritas ego : factor stress akut, kronis, perasaan tidak berdaya, adanya tanda
ansietas : gelisah, pucat, berkeringat.

H.Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1. Kultur : untuk membuktikan adanya infeksi Helicobacter pylori
2. CLO ( Rapid ureum test) : untuk menegakkan diagnosisH.pylori
3. Pemeriksaan serologi untuk H.pylori : sebagai diagnosis awal
4. Analisis cairan lambung : untuk memperjelas diagnosis
b. Pemeriksaan radiologi
1.
2.
3.
4.

Endoskopi : meliputi topografi dan gambaran endoskopinya dimana gambaran
Eritematous / eksudatif
Erosi flat, erosi raised, atrofi, hemoragik, hyperplasia rugae.
Hispatologi dengan melakukan biopsy pada semua segmen lambung dimana hasilnya
meliputi :
5. Etiologi
Menyebutkan ada tidaknya bakteri Helicobacter Pylor
6. Topografi
Meliputi gastritis kronis antrum, korpus atau gastritis dengan predomonasi antrum atau
korpus.
7. Morfologi
Menerangkan tentang inflamasinya, aktivitas radang, metaplasia intestinal, Helicobacter
pylori.

I.Diagnosis / kriteria diagnosis

a) Gastritis akut
Tiga cara dalam menegakkan diagnosis yaitu gambaran klinis, gambaran lesi
mukosa akut dimukosa lambung berupa erosi atau ulkus dangkal dengan tepi rata pada
endoskopi dan gambaran radiologi.Dengan kontras tunggal sukar untuk melihat lesi
permukaan yang superficial, karena itu sebaiknya digunakan kontras ganda. Secara
umum peranan endoskopi saluran cerna bagian atas lebih sensitive dan spesifik untuk
diagnosis kelainan akut lambung.
b) Gastritis kronis
Diagnosis gastritis kronik ditegakkan berdasarkan pemeriksaan endoskopi dan
dilanjutkan dengan pemeriksaan hispatologi biopsy mukosa lambung. Perlu pula
dilakukan kultur untuk membuktikan adanya infeksi Helicobacter Pylori apalagi jika
ditemukan ulkus baik pada lambung ataupun pada duodenum, mengingat angka kejadian
yang cukup tinggi yaitu hamper mencapai 100%. Dilakukan pula rapid ureum test (CLO).
Criteria minimal untuk menegakkan diagnosis H.pylori jika hasil CLO dan atau PA
positif. Dilakukan pula pemeriksaan serologi untuk H.pylori sebagai diagnosis awal.
J.Therapy / tindakan penanganan
1. Gastritis akut
Factor utamanya adalah dengan menghilangkan etiologinya. Diet lambung
dengan porsi kecil dan sering. Obat-obatan ditujukan untuk mengatur sekresi asam
lambung, berupa antagonis reseptor H2 , inhibitor pompa proton, antikolinergik dan
antacid. Juga ditujukan sebagai sitoprotektor, berupa sukralfat dan prostaglandin.
Keluhan akan mereda bila agen-agen penyebab dapat dihilangkan. Obat antimuntah
dapat diberikan untuk meringankan mual dan muntah, jika keluhan diatas tidak mereda
maka koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit dengan IVFD. Pemberian penghambat
H2 ( ranitidine), antacid dapat berfungsi untuk mengurangi sekresi asam.
2. Gastritis kronis
Pengobatannya bervariasi tergantung pada penyebab yang dicurigai
a. Pemberian vitamin B12 dengan cara parenteral pada kasus anemia pernisiosa
b. Eradikasi Helicobacter pylori pada gastritis tipe B dengan pemberian kombinasi
penghambat pompa proton dan antibiotic ( tetrasiklin, metronidasol, kolitromisin,
amoxicillin)

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATANKLIEN GASTRITIS
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama

: Tn. Z

Umur

: 55 thn

Pendidikan

: SD

Suku Bangsa

: Minang

Pekerjaan

: Petani

Agama

: Islam

Status Perkawinan

: Kawin

Alamat

: Jl. Pasar Usang tj. Belit Airtiris

No. Medical Record

: 68.15.36

Ruang Rawat

: murai I

Gol. Darah

:A

B. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
1. Keluhan Utama/Gejala

: Pasien mengeluh nyeri pada ulu hatinya, pasien mengatakan tidak

nafsu makan, masih mual dan muntah dan pasien mengatakan kurang mengerti tentang penyakit yang di
derita pasienTD : 110/60 mmHg, N : 97 x/i, RR : 24 x/i S: 37,2 C.
2. Kondisi atau keadaan klien saat pengkajian (menggunakan alat bantu, jelasklan) Kondisi klien tampak
lemah, klien terpasang INVD NACL 20tts/mnt.
Masalah Keperawatan : Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung, perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual, muntah, kurang pengetahuan tentang penyakit yang diderita b.d
kurang terpaparnya dengan informasi
C. RIWAYAT PENGOATAN TERAKHIR
Apakah sudah berobat

: ya

Bila berobat kemana

: puskesmas

Penanganan yang diterima

: obat-obatan

Bila dirawat dimana

: belum pernah di rawat

Berapa lama

:-

Bila berobat jalan, obat-obatan yang diterima : antibiotik, analgesik
D. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
1. Penyakit yang pernah diderita
2. Penyebab Penyakit

: Demam
: Perubahan cuaca

3. Apakah sudah berobat?
Bila sudah kemana

: Tidak
:-

Penanganan yang diterima

:-

Bila berobat jalan

: Obat-obatan yang diterima ( - )

Bila dirawat
4. Pernah dioperasi
Bila pernah, kapan

: Alasan dirawat ( - )
: tidak pernah
:-

Tempat

:-

Lokasi operasi

:-

5. Alergi

c.Genogram Keluarga

: tidak ada riwayat alergi

:
laki

meninggal

: pasien

: Perempuan

: tinggal serumah

E. RIWAYAT PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
a. PSIKOLOGIS
Suasana hati/mood

: Baik

Karakter

: pendiam

Keadaan Emosionil

: labil

Konsep Diri

: Baik

Persepsi pasien terhadap penyakitnya
Hal yang amat dipikirkan saat ini

: Ingin segera sembuh

Harapan setelah menjalani perawatan : Penyakit yang diderita bisa cepat sembuh
Perubahan Yang dirasakan setelah sakit : sulit bergerak
Mekanisme Koping: cukup baik( klien bisa mengatasi gg body image)
b. SOSIAL
Orang yang terdekat dgn pasien

: keluarga

Hubungan antar keluarga

: Baik

Hubungan dengan orang lain

: Baik

Perhatian terhadap orang lain

: Baik

Perhatian terhadap lawan bicara

: Baik

Kegemaran/Hobi

: Memancing

c. SPIRITUAL
Pelaksanaan Ibadah

: Baik

Kepercayaan/keagamaan dan aktifitas keagamaan yang ingin dilakukan
Keyakinan Kpd Tuhan

: Yakin (Klien Sholat di tempat tidur)

F. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL
1. Pola Nutrisi dan Cairan
a. Makan
1. Sehat
Pola makan

: 3 x 1 hari

Makan pantangan

: Tidak ada

Makanan kesukaan

: Nasi goreng

Diet khusus

: Tidak ada

2. Sakit
Pola makan

: 3 x 1 hari

Diet

: Makanan lunak

Keluhan

: anoreksia

:

Laki-

n

: makanan yang mengandung asam, pedas, berlemak, yang bisa mengiritasi lambung
Perubahan Berat badan
Keluhan

: menurun (49-45 kg)
: tdak ada

: perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual muntah
b. Cairan/Minuman
1. Sehat
Pola minum

: 8 gelas / hari

Minuman kesukaan

: Kopi

2. Sakit
Intake Cairan

: Oral : 500 ml /hari
Parental 800 ml /hari
Total : 1300 ml/hr

Keluhan

: tidak ada

2. Pola Eliminasi
A. BAK
a. Sehat
Jumlah urine

: 1200ml

Warna

: Kuning

Bau

: Amoniak

Pola BAK

: 3-4 x /hr

b. Sakit
Jumlah urin

: 1100 cc

Bau

: Amoniak

Warna

: Kuning

B. BAB
a. Sehat
Konsistensi

: Padat

Warna

: kuning

Bau

: Khas

Pola defekasi

: 1-2 x sehari

Bentuk

: Semisolid

3. Pola Aktifitas/Latihan
a. Sehat
Pola Aktifitas sehari-hari

: Bekerja

Latihan fisik
Jenis

: renang

Frekwensi

: 1x seminggu

Lama

: 20 menit

Aktifitas yg membuat lelah

: Bekerja terlalu lama

Gangguan pergerakan
Penyebab

: keletihan

Gejala

: letih

Efek

:-

b. Sakit
Pola aktifitas sehari-hari

: berbaring ditempat tidur

Latihan fisik
Jenis

: berjalan

Frekwensi

: 2x sehari

Lama
Aktifitas yg membuat lelah
Tingkat ketergantungan

: 10-15 menit
: berbaring di tempat tidur terus-menerus
: parsial

4. Pola Istirahat Tidur
a. Sehat
Pola tidur

: 2x sehari

Malam (jam)

: 7 jam

Siang (jam)

: 2 jam

Total (jam)

: 9 jam

Gangguan tidur

:-

b. Sakit
Pola tidur

: Tidak teratur

Malam (jam)

: 10 jam

Siang (jam)

:3

Total (jam)

: 13 jam

5. Personal Hygiene
a. Sehat
Mandi

: 2 x sehari

Gosok gigi

: 3 x sehari

Cuci rambut

: 2 x seminggu

Potong kuku

: 1 x seminggu

Hambatan pemenuhan P. Hygiene

: tidak ada

b. Sakit
Sehat
Mandi

: 1 x sehari

Gosok gigi

: 1 x sehari

Cuci rambut

: tidak pernah

Potong kuku

: belum pernah

Hambatan pemenuhan P. Hygiene

: Tidak ada (dibantu keluarga)

6. Keselamatan dan Keamanan
Peralatan medik

: IVFD RL 20 tts/i

Identitas Klien

: ada (lengkap)

G. CATATAN KHUSUS
1. Apa pasien mengerti tentang penyakit yang di deritanya? tidak
2. Bila dulu pernah dirawat, macam kegiatan perawatan apa dirasakan terganggu? 3. Bagaimana hubungan suami istri sebelum dan sesudah sakit? baik
4. Apakah ada pertanyaan yang diajukan? ada
5. Bila ada : penyakit yang dideritanya apakah bisa sembuh atau tidak, dan apa saja yang harus dilakukan
agar penyakitnya cepat sembuh
Masalah Keperawatan: kurang pengetahuan tentang penyajitnya b.d kurang terpaparnya dengan informasi
H. PEMERIKASAAN FISIK
1. Umum

Keadaan umum

: sdang

Tingkat kesadaran

: Komposmentis

Tinggi badan

: 162 cm

Berat badan

: 57 kg

2. Tanda-tanda Vital
Suhu

: 37° C

Nadi

: 84 x /i

Pernafasan

: 24 x/i

Tekanan Darah

: 110/70 mmHg

3. Integumen
Kulit
Inspeksi
Kebersihan kulit

: Bersih

Warna kulit

: Normal

Kelembaban

: lembab

Palpasi

: Suhu : Hangat

Tekstur

: Kasar

Turgor

: elastis

4. Kuku
Inspeksi

: Warna : Normal
Bentuk : Normal
Lesi : Keadaaan : Bersih

Palpasi

: Capillary refill : Normal

5. Rambut dan Kepala
Inspeksi : Kuantitas

: Tipis

Distribusi

: Normal

Palpasi : Tekstur

: Halus

Kulit Kepala

: Normal

Keadaan rambut

: Bersih

Tekstur

: Halus

6. Wajah/Muka
Inspeksi

: Simetris : ya
Ekspresi wajah : meringis

: Gangguan rasa nyaman nyeri
7. Mata
Inspeksi : kesejajaran

: Normal

Palpera

: Normal

Sclera

: Normal

Conjungtiva

: Normal

Pupil

: Isokor

Reaksi pupil thd cahaya

: Mengecil

Keadaan mata

: Bersih

Palpasi : Nyeri tekan

: Tidak

8. Telinga
Inspeksi
Keadaaan Telinga

: Normal
: Bersih

9. Hidung dan Sinus
Inspeksi : Simetris

: ya

Kesulitan Bernafas

: tidak

Warna kulit hidung

: Cokelat

Pembekakan

: Tidak

Mukosa

: Lembab

Perdarahan

: Tidak

Keadaan Hidung

: Bersih

Palpasi suhu sinus terhadap nyeri tekan
Frontal

: tidak

Maxilaris

: tidak

10. Mulut
Inspeksi

: Bibir : Normal
Gusi : Normal
Gigi : Normal
Lidah : Simetris
Keadaan Mulut : Bersih

11. Leher
Inspeksi

: Warna : Normal

Palpasi

: Leher : Hangat

12. Thorax/Dada dan Paru-paru
Inspeksi

: Postur : Normal
Bentuk : Normal
Pola nafas : Reguler
Sifat nafas : Dada
Retraksi Torakalis : Normal
Batuk : Palpasi : Normal
Ekspansi paru pd sisi knan & kiri : Simetris
Taktil Fremitus : Anterior : Normal
Posterior : Normal
Perkusi Paru : Resonan/normal
Auskultasi : Vesikuler

13. Payudara
Inspeksi

: Normal

Palpasi

: Normal

14. Kardiovaskuler
Inspeksi Jantung

: Pulsasi Apikal : -

Inspeksi dan Palpasi

: Pulsasi Apikal : Normal

15. Abdomen/Perut
a. Abdomen

Inspeksi

: Normal

Auskultasi

: Bising usus : hiperaktif

Perkusi Hepar

: Pekak

Limpa

: Redup

Abdomen

: Timpani

Palpasi Ringan
b. Anus

: Normal
: Normal

16. Genitalia
Inspeksi

: Normal

Kateter

: Terpasang, warna urin kuning, jumlah 500cc

Palpasi

: Normal

17. Muskuloskletal
Inspeksi
Otot : Ukuran

: Normal

Kontraktur

: Ada

Tremor

: Tidak

Tulang

: Tidak normal

Tulang Belakang
Sendi

: Normal
: Terputus

ROM : Tidak sempurna
Palpasi
Otot

: Tidak Normal

Tulang

: Tidak Normal

Sendi

: Tidak Normal

Lain-lain

:-

Masalah Keperawatan

: Immobilisasi fisik

18. Persarafan/Neurologi
GCS (3-15)

:-

Orientasi

: Orang

Atensi

: Baik

Berbicara

: Normal

Sensasi

: Sentuhan

Penciuman

: Baik

Pengecapan

: Baik

Ingesti-digesti

: Mengunyah : mampu
Menelan : mampu

Gerakan

: Berjalan : mampu

I.HASIL PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- GDS:128 Mg/dl()
- HB:11,9 Gr/dl(14-18 g/dl)
-leukosit: 7.400/mm3
-trombosit:418.000/mm3
(TANGGAL: 25 Agustus 2010)
J. PROGRAM DOKTER
- IVFD RL 20tts/i

-lansoprazol 1x130 mg

- Diit ML
- Paracetamol 3 x 500 mg/hari
- Ranitidin 2x1gr

K. ANALISA DATA

N
O

DATA FOCUS
(SUJEKTIF DAN OBJEKTIF)

MASALAH

PENYEBAB

1.

DS :-Ps mengeluh nyeri pada ulu
hatinya
-Ambang nyeri 8
DO
:- Ps
terlihat meringis
menahan nyeri
-Ps tampak memegangi bagian
bawah perutnya
- Ps tampak gelisah
- TD : 110/60 mmHg
- N : 97 x/i
- RR : 24 x/i
- S : 37º C
DS : - Ps mengatakan tidak nafsu
makan
- ps mengatakan mual dan muntah
3x sehari
-ps mengatakan sulit untuk
menghabiskan diit yang diberikan
Do : - diit ps tidak habis
-BB menurun dari 49 menjadi 45
kg
DS : -ps mengatakan kurang
mengerti tentang proses penyakit,
penyebab, dan terapi diet yang
harus dilakukan
DO : - ps tampak bingung
Ps sering bertanya tentang
penyakitnya

Nyeri akut

Iritasi mukosaa
lambung

2.

3.

Menurunnya
Perubahan nutrisi nafsu
makan,
kurang
dari mual, muntah
kebutuhan tubuh

Kurang
pengetahuan
tentang
penyakitnya
(faktor penyebab
dan terapi diet)

Kurang
terpaparnya
dengan informasi

II.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO
1.
2.
3.

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANDA TANGAN
(BERDASARKAN PRIORITAS MASALAH)
Nyeri Akut b.d iritasi mukosa lambung
Perubhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
menurunnya nafsu makan,mual, muntah
Kurang pengetahuan tentang penyakitnya (factor
penyebab, proses, dan terapi diet) b.d kurang
terpaparnya dengan informasi

III. RENCANA KEPERAWATAN

N
O

TANGG
AL/JAM

1.

31agustus2010
10:
00WIB

2.

31agustus2010

MASALA
H
KEPERA
WATAN
Nyeri
Akut b.d
iritasi
mukosa
lambung

TUJUAN & RENCAN
KRITERIA
A
HASIL
TINDAK
AN
Tujuan
-Evaluasi
-setelah
derajat
dilakukan
nyeri,
tindakan
catat
keperawatan lokasi,
2x24
jam karakteris
nyeri hilang tik
dan
atau
intensitas
terkontrol
nya, catat
Kriteria
perubahan
Hasil
tanda-Ambang
tanda
nyeri
2/ vital dan
hilang
emosi.
Klien -kaji
tampak
ulang
rileks
yang
meningka
tkan nyeri

Perubahan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh b.d Setelah
menurunn dilakukan

RASIONAL

-Merupakan intervensi monitoring
yang efektif. Tingkat kegelisahan
mempengaruhi persepsi reaksi
nyeri

-membantu membuat dx dan
kebutuhan terapi
-karena makanan khusus yang
menyebabkan distress bermacammacam
-untuk menghilangkan nyeri akut
dan
menurunkan
aktivitas
peristaltik
-perbaikan nutrisi meningkatkan
kemampuan berfikir
-pengawasan kehilangan dan alat
pengkajian kebutuhn nutrisi
-makanan
berlebihan
menyebabkan mual muntah
-dapat meningkatkan masukan,
meningkatkan rasa berpartisipasi
identifika -membuat pengetahuan dasar
si
dan -membantu pemahaman ps tentang
batasi
alas an meminum obat
makanan
yang

3.

01agustus2010

ya nafsu tindakan
makan
keperawatan
kebutuhan
nutrisi
terpenuhi
secara
adekuat KH:
Klien akan
menunjukka
n
intake
makanan
melalui
Kurang
keeimbanga
pengetahu n diet, ps
an tentang menunjukka
proses
n
perilaku
penyakit,
mempertaha
penyebab
nkan
pola
dan
nutrisi
terapi ,diet
b.d kurang
terpaparny
ta dengan Seterlah
dilakukan
informasi
tindakn
keperawatan
(penkes)
klien akan
mematuhi
penatalaksan
aan diet dan
factor
penytebab
KH:
Menyatakan
pemahaman
proses
penyakit dan
pengobatan,
mengidentifi
kasi
hubungan
tanda
dan
gejala
dengan
proses
penyakit
danhubunga

menimbul
kan
ketidakny
amanan
Kolaboras
i
pemberia
n
obat
analgetik

-buat
jadwal
masukan
tiap jam

-timbang
BB tiap
hari
-berikan
makanan
sedikit
tapi
sering
sesuia
indikasi
-berikan
diet
makanan
mringan
dengan
tambahan
makanan
yang
disukai
-tentukan
persepsi
tentang
proses
penyakit

-latihan
dapat
membantu
pengembangan gambaran diri
positif dan melawan defresi
-membantu sebagai pengingat dan
penguat belajar

kan gejala
dengan
factor
penyebab

diskusika
n program
pengobata
n jadwal
dan
kemungki
nan efek
samping
obatobatan
-anjurkan
melakuka
n aktivitas
biasa
secara
bertahap
-berikan
informasi
tertulis
untuk ps
atau
orang
terdekat

IV. CATATAN PERKEMBANGAN

TANGGAL/JAM
01-Agustus-2010

NO.DX TINDAKAN KEPERAWATAN
1
-Evaluasi derajat nyeri, catat lokasi,
S :
karakteristik dan intensitasnya, catat
perubahan tanda-tanda vital dan
emosi.
-kaji ulang yang meningkatkan
nyeri
-identifikasi dan batasi makanan
yang
menimbulkan
ketidaknyamanan
-Kolaborasi
pemberian
obat
analgetik

EVALUASI
- ps mengatakan Nyerinyapada ulu
hatinya sudah Berkurang
- Ambang nyeri 2
O :- Klien tampak sedikit rileks
-Klien Tampak tidak meringis lagi
TD: 120/70 mmHg
N : 80x/i
RR: 20x/i
S : 37,1 C
A : Masalah teratasi sebagian
P : Tindakan dilanjutkan
-Kaji tingkat nyeri
-Melakukan teknik relaksasi
-kolaborasi pemberian obat analgetik
Asammefenamat 2x300mg
S:-ps mengatakan sudah bisa menghabiskan

02-agustus-2010

2

02-september2010

3

diit
-Ps mengatakan tidak mual muntah
lagi
O:-diit ps habis setengah, ps menunjukkan
-buat jadwal masukan tiap jam
prilaku mempertahankan pola nutrisi
-timbang BB tiap hari
-BB ps meningkat dari 45 menjadi 47 kg
-berikan makanan sedikit tapi sering A : Masalah teratasi sebagian
sesuia indikasi
P : Tindakan dilanjutkan
-berikan diet makanan mringan
dengan tambahan makanan yang S : PS mengatakan sudah mengerti
disukai
tentang proses penyakit, penyebab dan
terapi diet yang harus dilakukan
O : -ps sudah tidak bingung kagi
-ps tidak bertanya lagi tentang penyakit
-tentukan persepsi tentang proses dan pengobatan penyakitnya
penyakit
A : Masalah teratasi
-diskusikan program pengobatan P : Tindakan dihentikan
jadwal dan kemungkinan efek
samping obat-obatan
-anjurkan melakukan aktivitas biasa
secara bertahap
-berikan informasi tertulis untuk ps
atau orang terdekat

BAB IV
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
Data yang di dapat setelah pengkajian yang dilakukan pada Tn. Z dirasa sudah cukup sesuai dengan
pengkajian berdasarkan tinjauan teoritis yang ada. Data- data tersebut sudah menunjang untuk melakukan
asuhan keperawatan selanjutnya, karena semua data sudah di dapatkan dengan jelas dan akurat.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa pada amputasi yang muncul menurut (Doenges, 1999) :
1.

Resti gangguan keseimbangan volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat, muntah.

2.

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat, anorexia.

3.

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung.

4.

Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

5.

Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi.
Diagnosa yang diangkat pada Klien Tn. Z adalah:

1.

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung

2.

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat, anorexia

3.

Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi.
Diagnosa yang diangkat sudah sesuai dengan tinjauan teoritis, meskipun hanya sebagian diagnosa saja
yang muncul namun sudah cukup mewakili dan disusun sesuai dengan prioritas masalah.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi keperawatan yang disusun berdasarkan prioritas masalah keperawatan pada klien Tn. Z
adalah:
Dx 1: -Evaluasi derajat nyeri, catat lokasi, karakteristik dan intensitasnya, catat perubahan tanda-tanda vital dan
emosi.
-kaji ulang yang meningkatkan nyeri
-identifikasi dan batasi makanan yang menimbulkan ketidaknyamanan
-Kolaborasi pemberian obat analgetik
Dx 2: -buat jadwal masukan tiap jam
-timbang BB tiap hari
-berikan makanan sedikit tapi sering sesuia indikasi
-berikan diet makanan mringan dengan tambahan makanan yang disukai
Dx 3: -tentukan persepsi tentang proses penyakit
-diskusikan program pengobatan jadwal dan kemungkinan efek samping obat-obatan
-anjurkan melakukan aktivitas biasa secara bertahap
-berikan informasi tertulis untuk ps atau orang terdekat
Intervensi yang disusun telah mengacu pada Tinjauan teoritis, yaitu diambil dari Doengoes, 2001.
D. IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan aplikasidari intervensi yang telah disusun. Pada kasus Tn. Z semua intervensi
yang telah disusun telah dilakukan dengan baik sesuai dengan prosedur tetap yang ada.
E. EVALUASI
Evaluasi hasil dari implementasi keperawatan yang didapat pada Klien Tn. Z setelah dilakukan perawatan
selama 2x 24 jam sudah cukup Memuaskan, karena masalah sudah teratasi meskipun hanya sebagian.
Sehingga masih perlu melanjutkan intervensi-intervensi yang telah disusun dilanjutkan oleh perawat di
ruangan Murai I.

BAB V
PENUTUP

A.KESIMPULAN
1.

Pengkajian
Dalam makalah ini, antara pengkajian pada tinjauan teoritis dan tinjauan kasus sudah terdapat kesamaan
antara teori dan aplikasinya pada tinjauan kasus.

2.

Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang muncul yang ada pada tinjauan teoritis tidak seluruhnya muncul pada tinjauan
kasus. Namun diagnosa yang diangkat sesuai dengan masalah yang ada pada tunjauan kasus sudah cukup
mewakili dan sesuai dengan tinjauan teoritis.

3.

Intervensi
Intervensi yang di susun berdasarkan prioritas masalah yang ada pada tinjauan kasus sudah sesuai dengan
tinjauan teoritis yaitu mengacu pada doengoes 2001.

4.

Implementasi
Implementasi merupakan aplikasidari intervensi yang telah disusun.

5.

Evaluasi
Hasil evaluasi dari implementasi keperawatan pada tinjauan kasus setelah dilakukan perawatan selama
2x24 jam sudah cukup memuaskan, karena masalahnya sudah teratasi sebagian tindakan dilanjutkan oleh
perawat ruangan.
B.SARAN

1. Dalam pengkajian diharapkan sesuai dengan kasus yang ada
2. Perioritas utama adalah dapat memenuhi kebutuhan kesehatan pasien dengan baik
3.Tindakan keperawatan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan yang
ada
4.Sebaiknya lebih ditingkatkan kualitas pelayanan agar ps lebih merasa nyaman .
5.kepada tenaga kesehatan agar selalu memberikan pelayanan yang terbaik bagi
pasiennya

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes M.E. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3 . EGC:Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin
asih, Jakarta : EGC, 2002.
Wilkinson, Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC, 2007

Diposkan oleh Yudhi Whyd di 11.27

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan
ke Pinterest

1 komentar:
1.
Sell Tiket23 Agustus 2016 06.53
Cari
TiketPesawat
Online
http://selltiket.com
Booking
di
CEPAT,….TEPAT,….DAN
Ingin
usaha
menjadi
Yang
memilikipotensi
Bergabung
segera
INFO
No
PIN

LEBIH

Super

Cepat

SELLTIKET.COM
HARGA

dan

murah??

aja!!!
TERJANGKAU!!!

agen
tiket
pesawat??
penghasilan
tanpa
batas.
di
http://agenselltiket.com

LANJUT
handphone
:

HUBUNGI

HUBUNGI:
:085365566333
5A298D36

Segera Mendaftar Sebelum Terlambat. !!!
Balas
Tambahkan komentar

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Mengenai Saya

Yudhi Whyd

ya orang biasa saja tidak ada yg istimewa.......
Lihat profl lengkapku

Entri Populer
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GASTRITIS
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Untuk dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, banyak hal yang perlu diperhatikan. Salah satu...


Benigna Prostat Hiperplasi ( BPH )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Kelenjar prostate adalah suatu
kelenjar fbro muscular yang melingkar Bledder neck dan ...


askep bblr

BAB I PENDAHULUAN A.
LATAR BELAKANG
ini perhatian terhadap janin yang mengalami


asuhan keperawatan angina pektoris

Dalam beberapa dasawarsa
gangguan p...

BAB I PENDAHULUAN A.
LATAR BELAKANG
Walaupun telah banyak
kemajuan dalam penatalaksanaannya, penyakit jantungkoroner (...

Pengikut
Arsip Blog

o





▼ 2011 (4)
▼ Desember (4)
asuhan keperawatan angina pektoris
askep bblr
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GASTRITIS
Benigna Prostat Hiperplasi ( BPH )
Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124