MAKALAH PENDIDIKAN DAN KONSELING GIZI (1)

MAKALAH PENDIDIKAN DAN KONSELING GIZI
PRINSIP DAN KONSEP DASAR PERUBAHAN PERILAKU DAN SOSIAL BUDAYA

Kelompok 3 :
DEBORA YUSUF
FRIEDA ROSITA MAJID
IVA SARININGSIH
MERI LEVINA DANIRIYANTI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN GIZI
2013
Ii

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan makalah dari mata
kuliah Pendidikan dan Konseling Gizi (PKG) dengan judul “Prinsip dan Konsep Dasar
Perubahan Perilaku dan Sosial Budaya” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini terwujud atas bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada

kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
2. Dr.Suwono selaku dosen pengampu mata kuliah Anatomi dan Fisiologi yang
telah membantu dan menyampaikan materi dengan baik.
3. Anggota kelompok 3 yang telah bekerja sama dengan baik sehingga
makalah ini dapat tersusun dengan baik.

Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Namun penyusun berharap, semoga makalah ini bermanfaat bagi pihak
yang memerlukan.

Yogyakarta, Oktober 2013

Penyusun

Ii

DAFTAR ISI


Ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dari sisi psikologis manusia, maka setiap perilaku seseorang dipengaruhi oleh
pikirannya. Menurut sudut pandang faham psikologi kognitif, semua perilaku manusia
dipengaruhi oleh cara berpikir manusia tersebut. Hasil olah pikir manusia itulah yang
memotivasi perilaku manusia. Sedangkan menurut faham psikoanalisis, perilaku manusia
dipengaruhi oleh mentalitas manusia tersebut. Dari sudut pandang metafisik, dipahami
bahwa tindakan manusia atau perilaku manusia itu di pengaruhi oleh cara berpikir
manusia tersebut, dipengaruhi oleh akal manusia tersebut dan akal manusia dipengaruhi
oleh dorongan hatinya. Keinginan atau dorongan hati itulah yang mempengaruhi akal
pikir dan kemudian menggerakkan manusia untuk berbuat atau bertindak. Baik perspektif
psikologis yang digunakan, maupun perspektif metafisik yang digunakan, semua menuju
ke satu arah, yaitu jika ingin dilakukan sebuah perubahan di dalam perilaku seseorang,
maka ada sesuatu dalam diri orang tersebut yang harus diubah dan dididik. Baik akal
pikir atau cara berpikirnya, maupun dari sisi motivasi hatinya.
Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat turut mempengaruhi kehidupan
masyarakat. Perubahan itu dapat terjadi dalam berbagai bidang kehidupan, tingkah laku

termasuk pada hidupnya. Didalam masyarakat akan terlihat dengan jelas masyarakat yang
mendapat pengaruh perubahan sosial budaya dan masyarakat yang tidak mendapat
pengaruh. Berdasarkan hal tersebut, perlulah kiranya menguraikan perilaku masyarakat
dalam perubahan sosial budaya di era globalisasi.
Perubahan terjadi pada setiap masyarakat selama hidupnya pasti akan mengalami
perubahan. Perubahan bagi masyarakat yang bersangkutan maupun bagi orang luar yang
menilainya, dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak menarik dalam arti yang
kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun
yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, tetapi ada yang
berjalan cepat. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial,
norma-norma sosial, pola-pola perilaku, organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan,

Ii

lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain
sebagainnya. Di dalam perubahan sosial masyarakat terklasifikasi antara masyarakat
statis dan dinamis. Masyarakat yang statis ialah masyarakat yang sedikit sekali
mengalami perubahan dan berjalan lambat, sedangkan masyarakat dinamis ialah
masyarakat yang mengalami berbagai perubahan yang cepat. Sehingga perubahan sosial
ialah segala perubahan pada lembag-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu-suatu

masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari perilaku?
2. Apa ciri-ciri perubahan perilaku?
3. Sebutkan bentuk-bentuk perubahan perilaku?
4. Sebutkan proses perubahan perilaku?
5. Apa hubungan antara perubahan social dengan perubahan kebudayaan?
6. Factor apa yang menyebabakan perubahan social dan kebudayaan?
7. Factor apa saja yang mempengaruhi jalannya proses perubahan?
8. Proses-proses perubahan social dan kebudayaaan?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dari perilaku
2. Mengetahui ciri dari perubahan perilaku
3. Mengetahui bentuk perubahan perilaku
4. Mengetahui proses perubahan perilaku
5. Mengetahui hubungan antara perubahan social dengan perubahan kebudayaan
6. Mengetahui factor yang menyebabkan perubahan social dan kebudayaan
7. Mengetaui factor yang mempengaruhi jalannya proses perubahan
8. Mengetahui proses-proses perubahan social dan kebudayaan


Ii

BAB II
ISI
1. PERILAKU
Perilaku merupakan seperangkat perbuatan/tindakan seseorang dalam melakukan respon
terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini.
Perilaku manusia pada dasarnya terdiri dari komponen pengetahuan (kognitif), sikap (afektif),
dan keterampilan (psikomotor) atau tindakan. Dalam konteks ini maka setiap perbuatan
seseorang dalam merespon sesuatu pastilah terkonseptualisasikan dari ketiga ranah ini. Perbuatan
seseorang atau respon seseorang terhadap rangsang yang datang, didasari oleh seberapa jauh
pengetahuannya terhadap rangsang tersebut, bagaimana perasaan dan penerimaannya berupa
sikap terhadap obyek rangsang tersebut, dan seberapa besar keterampilannya dalam
melaksanakan atau melakukan perbuatan yang diharapkan.
Pengetahuan adalah segala apa yang diketahui berdasarkan pengalaman yang didapatkan
oleh setiap manusia. Dengan demikian pada dasarnya pengetahuan akan terus bertambah
bervariatif dengan asumsi senantiasa manusia akan mendapatkan proses pengalaman atau
mengalami. Proses pengetahuan tersebut menurut Brunner melibatkan tiga aspek, yaitu :
1. Proses mendapatkan informasi baru dimana seringkali informasi baru ini merupakan pengganti
pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya atau merupakan penyempurnaan informasi

sebelumnya.
2. Proses transformasi, yaitu proses memanipulasi pengetahuan agar sesuai dengan tugas-tugas
baru.
3. Proses mengevaluasi, yaitu mengecek apakah cara mengolah informasi telah memadai.
Sikap adalah perasaan, pikiran, dan kecenderungan seseorang yang kurang lebih bersifat
permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam lingkungannya. Sikap merupakan kecondongan
evaluatif terhadap suatu obyek atau subyek yang memiliki konsekuensi yakni bagaimana

Ii

seseorang berhadapan dengan obyek sikap. Ini berarti sikap seseorang akan keterampilan pada
kesetujuan-ketidaksetujuan, atau suka-tidak suka terhadap sesuatu.
Keterampilan adalah aktivitas fisik yang dilakukan seseorang yang menggambarkan
kemampuan kegiatan motorik dalam kawasan psikomotor. Seseorang dikatakan menguasai
kecakapan motoris bukan saja karena ia dapat melakukan hal-hal atau gerakan yang telah
ditentukan, tetapi juga karena mereka melakukannya dalam keseluruhan gerak yang lancar dan
tepat waktu. Dalam hal ini terdapat kecenderungan terkoordinasikannya aktivitas fisik karena
pengenalan dan kelenturan jasmani untuk digerakkan sesuai ketentuan gerakan yang mestinya
dilakukan . Keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks
dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu.

Keterampilan bukan hanya meliputi gerakan motorik melainkan juga pengejawantahan fungsi
mental yang bersifat kognitif.

Perubahan kearah perilaku yang diharapkan (expected behavior) berupa perilaku yang lebih baik,
hanya dapat dilakukan melalui proses yang disengaja dengan grand design mencakup proses:
1. Pendidikan informal.
Diperlukan konsistensi proses belajar informal dalam keluarga, dalam pergaulan di masyarakat,
dan individu-individu kunci yang akan dijadikan model oleh publik.
2. Pendidikan non formal.
Dalam proses ini pemerintah dan masyarakat melakukan upaya aktif untuk meningkatkan daya
upaya proses pembelajaran yang dilakukan secara insidental atau regular, melalui pendekatan
pelatihan, kursus-kursus atau seminar-seminar.
3. Pendidikan formal.
Kebutuhan pendekatan khusus sehingga proses belajar formal ini tidak terjebak oleh formalitas
yang hanya mampu mentransfer pengetahuan tanpa memberikan “bekas” ruh jiwa pada peserta
didik.
2. CIRI-CIRI PERUBAHAN PERILAKU

Ii


Perubahan perilaku menurut, Moh Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari perubahan
perilaku, yaitu :
1. Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional).
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang
bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari
bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya semakin
bertambah atau keterampilannya semakin meningkat, dibandingkan sebelum dia
mengikuti suatu proses belajar. Misalnya, seorang mahasiswa sedang belajar tentang
psikologi pendidikan. Dia menyadari bahwa dia sedang berusaha mempelajari tentang
Psikologi Pendidikan. Begitu juga, setelah belajar Psikologi Pendidikan dia menyadari
bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku, dengan memperoleh sejumlah
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berhubungan dengan Psikologi Pendidikan.
2. Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu).
Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada dasarnya merupakan
kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya. Begitu
juga, pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah diperoleh itu, akan menjadi dasar
bagi pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan berikutnya. Misalnya, seorang
mahasiswa telah belajar Psikologi Pendidikan tentang “Hakekat Belajar”. Ketika dia
mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”, maka pengetahuan, sikap dan
keterampilannya tentang “Hakekat Belajar” akan dilanjutkan dan dapat dimanfaatkan

dalam mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”.
3. Perubahan yang fungsional.
Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup
individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang maupun masa
mendatang. Contoh : seorang mahasiswa belajar tentang psikologi pendidikan, maka
Ii

pengetahuan dan keterampilannya dalam psikologi pendidikan dapat dimanfaatkan untuk
mempelajari dan mengembangkan perilaku dirinya sendiri maupun mempelajari dan
mengembangkan perilaku para peserta didiknya kelak ketika dia menjadi guru.
4. Perubahan yang bersifat positif.
Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menujukkan ke arah kemajuan.
Misalnya, seorang mahasiswa sebelum belajar tentang Psikologi Pendidikan menganggap
bahwa dalam dalam Prose Belajar Mengajar tidak perlu mempertimbangkan perbedaanperbedaan individual atau perkembangan perilaku dan pribadi peserta didiknya, namun
setelah mengikuti pembelajaran Psikologi Pendidikan, dia memahami dan berkeinginan
untuk menerapkan prinsip – prinsip perbedaan individual maupun prinsip-prinsip
perkembangan individu jika dia kelak menjadi guru.
5. Perubahan yang bersifat aktif.
Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya melakukan
perubahan. Misalnya, mahasiswa ingin memperoleh pengetahuan baru tentang psikologi

pendidikan, maka mahasiswa tersebut aktif melakukan kegiatan membaca dan mengkaji
buku-buku psikologi pendidikan, berdiskusi dengan teman tentang psikologi pendidikan
dan sebagainya.
6. Perubahan yang bersifat permanen.
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan menjadi
bagian yang melekat dalam dirinya. Misalnya, mahasiswa belajar mengoperasikan
komputer, maka penguasaan keterampilan mengoperasikan komputer tersebut akan
menetap dan melekat dalam diri mahasiswa tersebut.
7. Perubahan yang bertujuan dan terarah.

Ii

Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan
jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Misalnya, seorang mahasiswa
belajar psikologi pendidikan, tujuan yang ingin dicapai dalam panjang pendek mungkin
dia ingin memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan tentang psikologi pendidikan
yang diwujudkan dalam bentuk kelulusan dengan memperoleh nilai A. Sedangkan tujuan
jangka panjangnya dia ingin menjadi guru yang efektif dengan memiliki kompetensi yang
memadai tentang Psikologi Pendidikan. Berbagai aktivitas dilakukan dan diarahkan untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut.

8. Perubahan perilaku secara keseluruhan.
Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata, tetapi
termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan keterampilannya. Misalnya,
mahasiswa belajar tentang “Teori-Teori Belajar”, disamping memperoleh informasi atau
pengetahuan tentang “Teori-Teori Belajar”, dia juga memperoleh sikap tentang
pentingnya seorang guru menguasai “Teori-Teori Belajar”. Begitu juga, dia memperoleh
keterampilan dalam menerapkan “Teori-Teori Belajar”.
Menurut Gagn perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk : Informasi
verbal; yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis maupun tulisan,
misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi, dan sebagainya. Kecakapan
intelektual; yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya
dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya: penggunaan simbol matematika. Termasuk
dalam keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam membedakan (discrimination),
memahami konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan hukum. Ketrampilan ini sangat
dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah.
3. BENTUK PERUBAHAN PERILAKU
a.

Karena terpaksa (complience)

Ii

Perubahan perilaku dengan cara perilaku cenderung tidak baik dan perubahan perilaku
cenderung bersifat tidak tahan lama. Pemberontakan pikiran bahkan sering terjadi pada
individu tersebut. Hal yang perlu diketahui, tidak semua individu bisa menerima
informasi-informasi yang mereka butuhkan, apalagi suatu pemaksaan dalam perubahan
perilaku. Individu yang demikian cenderung memberontak dan bahkan mungkin
cenderung berfikir negatif terhadap pemaksaan perubahan perilaku yang diharapkan,
meskipun perubahan perilaku yang diharapkan adalah positif. Oleh karena itu cara
perubahan perilaku ini cenderung tidak efektif.
Contoh:
·

Seorang anak yang dipaksa orang tuanya untuk menggosok gigi sehabis makan dan

sebelum tidur,awalnya anak tersebut tidak mau.tapi lama-lama krena paksaan dari orang
tuanya anak tersebut jadi mau sehingga terjadilah perubahan prilaku anak tersebut, karena
dipaksa oleh orang tuannya si anak menjadi mau melakukannya.
b. Karena meniru (identification)
Perubahan perilaku dengan cara meniru merupakan suatu cara perubahan perilaku yang
paling banyak terjadi. Seseorang cenderung meniru tindakan orang lain atau bahkan
meniru apa yang dia lihat tanpa mencerna apa yang dia lihat.
Contoh:
·

Seorang remaja yang awalnya tidak memperhatikan kebersihan pada

dirinya/personal hyginenya,tapi setelah dberikan penyuluhan dan apa manfaat dari
menjaga kebersihan diri.dan akhirnya remaja tersebut meniru bagaimana cara menjaga
kebersihan.
c.

Karena menghayati (internalization)

Manusia adalah makhluk yang sempurna di antara makhluk ciptaan Tuhan yang lain,
karena hanya manusia yang mampu berpikir tentang hidup, pandai memahami rahasia
hidup, menghayati kehidupan dengan arif, dan mempertajam pengalaman-pengalaman
baru. Biasanya perubahan perilaku karena penghayatan ini cenderung dari pengalaman
pribadi individu tersebut atau bahkan mengadopsi dari pengalaman orang lain. Seseorang
yang merasa perilaku tersebut pantas dan harus ada pada dirinya, maka dengan terbuka
dia akan melakukan perubahan perilaku dalam dirinya.

Ii

Contoh:
·

Seorang bapak yang merupakan perokok aktif sejak usia muda menderita

penyakit gangguan pernafasan dan paru-paru. Setelah beberapa kali memeriksakan diri ke
dokter dan dokter tersebut meminta agar bapak tersebut untuk tidak merokok lagi. Akan
tetapi bapak tersebut tidak mempedulikan nasehat dokter, dia tetap mengkonsumsi rokok.
Ternyata penyakitnya semakin parah dengan stadium lanjut. Kemudian bapak tersebut
teringat kembali dengan saran dokter untuk berhenti merokok dan akhirnya bapak
tersebut menyadari bahwa dia memang harus berhenti merokok. Setelah itu perlahanlahan bapak tersebut mencoba untuk berhenti merokok dan akhirnya berhasil dan
penyakitnya mulai berkurang.
4. PROSES PERUBAHAN PERILAKU
Pembentukan perilaku merupakan bagian yang sangat penting dari usaha mengubah perilaku
seseorang. Berikut beberapa langkah yang perlu diambil untuk merubah perilaku:
a. Menyadari.
Menyadari merupakan proses dimana seseorang membuat identifikasi tentang apa/ bagian mana
yang diinginkan untuk diubah dan mengapa perubahan tersebut diinginkan. Dalam hal ini perlu
diingat bahwa kesadaran tersebut harus menyatakan keinginan bukan ketakutan.
Contoh:
-

Seorang mahasiswa yang belajar di bidang kesehatan sebelumnya tidak peduli akan
kebersihan diri dan perawatan dirinya. Setelah belajar tentang pentingnya perawatan dan
kebersihan diri serta penyakit yang dapat ditimbulkan jika tidak adanya personal hygiene, maka
siswa tersebut mulai peduli dengan kesehatan dirinya, kemudian dia akan mengaplikasikan
bagaimana cara merawat kesehatan dirinya.

b. Mengganti
Setelah seseorang menyadari untuk merubah perilakunya, maka proses selanjutnya yang perlu
dilakukan adalah mengganti. Mengganti merupakan proses melawan bentuk keyakinan,
pemikiran, dan perasan yang diyakini salah.
Contoh:

Ii

-

-

Sebelum diketahui betapa pentingnya Inisiasi Menyusui Dini dan Bounding Attachment,

ibu cenderung dipisahkan dengan bayinya pasca kelahiran bayinya tersebut. Ini dimaksudkan
agar sang bayi tidak mengganggu istirahat ibu pasaca persalinan yang melelahkan. Akan tetapi,
saat ini tidak lagi. Sebisa mungkin bidan atau tenaga kesehatan lain yang menolong persalinan
akan berusaha untuk terciptanya IMD dan Bounding Attachment. Ini dilakukan karena sangat
penting terciptanya keterikatan hubungan emosional ibu dan bayi segera setelah persalinan dan
juga menginngat betapa besarnya keuntungan IMD bagi ibu dan bayinya.
c.

Mengintrospeksi.
Mengintrospeksi merupakan proses dimana seseorang membuat penilaian mengenai apa yang
sudah diraih dan apalagi yang perlu untuk dilakukan. Di samping itu instropeksi juga berguna
untuk mendeteksi kadar self-excusing yang bisa jadi masih tetap ada dalam diri seseorang hanya
karena lupa membuat elaborasi, analogi, atau interpretasi dalam memahami dan melaksanakan.
Contoh:

-

Seorang ibu yang hamil anak keduanya, dia akan cenderung mengingat pengalaman hamil
sebelumnya. Dia akan mencoba memperbaiki perilakunya saat hamil agar kehamilannya kali ini
sama dengan kehamilan sebelumnya atau lebih baik dari sebelumnya. Contoh lainnya: jika
sebelumnya seorang ibu melahirkan bayi prematur maka pada kehamilannya yang selanjutnya
dia akan mencari penyebabnya dan memperbaiki pola perilakunya saat kehamilan ini agar
anaknya lahir dengan keadaaan aterm.
5. HUBUNGAN ANTARA PERUBAHAN SOSIAL DAN PERUBAHAN
KEBUDAYAAN
Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam
kebudayaan mencakup semua bagiannya, yaitu kesenianm ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat,
dan seterusnya, bahkan perubahan-perubahan dalam bentuk serta aturanaturan organisasi sosial.
Sebagai contoh dikemukakannnya pada logat bahasa Asia setelah terpisah dari induknya, akan
tetapi perubahan tersebut mempengaruhi organisasi sosial masyarakatnya. Perubahan-perubahan
tersebut lebih merupakan perubahan kebudayaan ketimbang perubahan sosial. Ruang lingkup
perubahan kebudayaan lebih luas, contoh perubahan-perubahan dalam model pakaian dan
kesenian dapat terjadi tanpa mempengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan atau sistem sosial.
Ii

Namun, sukar pula dibayangkan dari terjadinya perubahan sosial tanpa didahului oleh suatu
perubahan kebudayaan. Lembaga kemasyarakatan seperti keluarga, perkawinan, hak milik,
universitas atau negara tak akan mengalami perubahan apapun bila tidak didahului oleh suatu
perubahan fundamental didalam kebudayaan. Suatu perubahan sosial didalam bidang kehidupan
tertentu tidak mungkin berhenti berda pada satu titik karena perubahan dibidang lain akan segera
mengikuti. Disebabkan karena struktur lembaga kemasyarakatan yang sifatnya jalin-berjalin.
Apabila suatu negara mengubah undang-undang dasarnya atau bentuk pemeritahannya,
perubahan yang kemudian terjadi tidak hanya terbatas pada lembaga-lembaga politik saja.
6. FAKTOR YANG MENYEBABAKAN PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa mungkin ada sumber sebab-sebab tersebut yang
terletak di dalam masyarakat itu sendiri dan ada yang terletak di luar. Sebab yang bersumber dari
dalam masyarakat itu sendiri, antara lain: Bertambah atau berkurangnya penduduk, penemuanpenemuan baru, pertentangan-pertentangan dalam masyarakat, dan terjadi pemberontakan atau
revolusi di dalam masyarakat itu sendiri. Sedangkan sebab yang berseumber dari luar
masyarakat, antara lain, sebab-sebab yang berasal dari lingkungan fisik yang ada di sekitar
manusia, peperangan dengan negara lain, dan pengaruh kebudayaan masyarakat / negara lain.
7. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JALANNYA PROSES PERUBAHAN
a. Ada 9 faktor-faktor yang mendorong jalannya proses perubahan, antara lain kontak
dengan negara lain, sistem pendidikan yang baru, sikap menghargai karya seseorang dan
keinginan-keinginan untuk maju, toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang
menyimpang, sistem lapisan masyarakat yang terbuka, penduduk yang heterogen,
ketidakpuasan masyarakat yang terbuka, orientasi ke muka, dan nilai meningkatkan taraf
hidup.
b. Ada 9 faktor-faktor yang menghabat terjadinya suatu perubahan, antara lain kurangnya
hubungan dengan masyarakat-masyarakat lain,perkembangan ilmu pengetahuan yang
lambat, sikap masyarakat yang masih tradisionalistis, adanya kepentingan-kepentingan
yang telah tertatam dengan kuat atau vested interest, rasa takut akan terjadinya
kegoyahan pada integritas kebudayaan, prasangka terhadap hal-hal yang baru atau asing
atau sikap yang tertutup, hambatan-hambatan yang bersifat ideologis, adat atau
Ii

kebiasaan, dan nilai bahwa hidup ini pada hakekatnya buruk dan tidak mungkin
diperbaiki.
8. PROSES-PROSES PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN
a. Keserasian dalam masyarakat (sosial equilibrium)
Suatu keadaan dimana lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok berfungsi saling
mengisi.
b. Saluran-saluran dalam proses perubahan
Saluran-saluran dalam proses perubahan adalah lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam
bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, agama, rekreasi dan seterusnya.
c. Organisasi
Organisasi adalah artikulasi dari bagian-bagian yang merupakan bagian dari suatu
kebulatan yang sesuai dengan fungsinya masing-masing.
d. Disorganisasi atau disintegrasi
Disorganisasi adalah proses pemudarannya norma-norma dan nilai-nilai di dalm
masyarakay dikarenakan adanya perubahan-perubahan yang terjadi di dalam lembaga
kemasyarakatan.
e. Reorganisasi atau reintegrasi
Reorganisasi adalah proses pembentukan norma-norma dan nilai-nilai yang baru agar
sesuai dengan lembaga lemasyarakatan yang mengalami perubahan.
f.

Cultural lag

Cultural lag adalah ketidakserasian dalam perubahan-perubahan unsur kemsyarakatan
atau kebudayaan.

Ii