PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA MODERN

PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA MODERN
Dipresentasikan Untuk Memenuhi Tugas
MATA PELAJARAN SKI
KELAS XII IPA 1
Guru Mata Pelajaran :
Ahmad Ihwanul Muttaqin, M.Pd.I

Disusun Oleh :
1. Achmad Faris Fauzi
2. Erna Nisful Laili
3. Ifatul Febriyani
4. Lutfiatun Nisa
5. Nihayah Saefil Ikhsan
6. Riky Ardiansyah
7. Siti Nur Jannah

MADRASAH TERPADU MODEL PONDOK PESANTREN
MADRASAH ALIYAH NEGERI LUMAJANG
Jl. Citandui no. 75 lumajang telp. (0334) 882987
TAHUN AJARAN 2013-2014


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH............................................................. 3
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................3
C. TUJUAN MASALAH...................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. SEJARAH BERDIRINYA DINASTI BANI ABBASIYAH........................4
B. MASA KEJAYAAN BANI ABBASIYAH..................................................6
C. KEKHALIFAHAN........................................................................................8
D. FAKTOR-FAKTOR.....................................................................................13
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN.............................................................................................16
B. SARAN-SARAN..........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

2

KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmad
dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan “Makalah Perkembangan Islam Pada Masa
Modern”ini.
Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing dan pihak
lain nya yang telah membantu dan banyak memberika pengarahan dan bimbingan dalam
pembuatan “Makalah Perkembangan Islam Pada Masa Modern”.
Meskipun demikian Kami menyadari “Makalah Perkembangan Islam Pada Masa
Modern” ini masih belum sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan agar sempurnanya laporan ini. Kami berharap “Makalah Perkembangan Islam
Pada Masa Modern” ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Serta dapat
menunjang pencapaian sasaran/tujuan terlaksananya “Makalah Perkembangan Islam Pada
Masa Modern” ini.

3

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Saat ini diperkirakan terdapat antara 1.250 juta hingga 1,4 miliar umat Muslim yang
tersebar di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut sekitar 18% hidup di negara-negara Arab, 20%
di Afrika, 20% di Asia Tenggara, 30% di Asia Selatanyakni Pakistan, India dan Bangladesh.
Populasi Muslim terbesar dalam satu negara dapat dijumpai di Indonesia. Populasi Muslim
juga dapat ditemukan dalam jumlah yang signifikan di Republik Rakyat Cina, Amerika
Serikat, Eropa, Asia Tengah, dan Rusia.
Pertumbuhan Muslim sendiri diyakini mencapai 2,9% per tahun, sementara
pertumbuhan penduduk dunia hanya mencapai 2,3%. Besaran ini menjadikan Islam sebagai
agama dengan pertumbuhan pemeluk yang tergolong cepat di dunia. Beberapa pendapat
menghubungkan pertumbuhan ini dengan tingginya angka kelahiran di banyak negara Islam
(enam dari sepuluh negara di dunia dengan angka kelahiran tertinggi di dunia adalah negara
dengan mayoritas Muslim. Namun belum lama ini, sebuah studi demografi telah menyatakan
bahwa angka kelahiran negara Muslim menurun hingga ke tingkat negara Barat.
Pembaruan dalam Islam yang timbul pada periode sejarah Islam mempunyai tujuan,
yakni membawa umat Islam pada kemajuan, baik dalam ilmu pengetahuan maupun
kebudayaan. Perkembangan Islam dalam sejarahnya mengalami kemajuan dan juga
kemunduran. Bab ini akan menguraikan perkembangan Islam pada masa pembaruan. Pada
masa itu, Islam mampu menjadi pemimpin peradaban. Mungkinkah Islam mampu kembali
menjadi pemimpin peradaban? Dalam bahasa Indonesia, untuk merujuk suatu kemajuan selalu

dipakai kata modern, modernisasi, atau modernisme. Masyarakat barat menggunakan istilah
modernisme tersebut untuk sesuatu yang mengandung arti pikiran, aliran atau paradigmabaru.
Istilah ini disesuaikan untuk suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan, baik oleh ilmu
pengetahuan maupun tekhnologi. Untuk mengetahui lebih lanjut akan dibahas dalam makalah
ini.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Gambaran Dunia Islam Abad Pertengahan?
2. Bagaimana keadaan sosial ekonomi dan kebudayaannya?

4

C. TUJUAN MASALAH
1. Menjelaskan Gambaran Dunia Islam Abad Pertengahan
2. Menjeleskan keadaan sosial ekonomi dan kebudayaannya

BAB II
5

PEMBAHASAN


A. DUNIA ISLAM ABAD MODERN
1. Pengantar
Ditinjau dari sisi teori, sejarah islam modern dimulai sejak tahun 1800 M. hingga
sekarang. Secara politis pada Abad 18 M dunia islam hampir di bawah kendali bangsa Barat.
Namun baru Abad 20 M mulai bermunculan kesadaran di dunia islam untuk bangkit melawan
penjajah Barat. Dalam sejarah islam periode islam disebut dengan kebangkitan dunia islam
karena ditandai banyaknya bermunculan pemikiran pembaharuan dalam dunia islam.
Munculnya gerakan pembaharuan disebabkan oleh dua faktor, pertama timbulnya
kesadaran dikalangan umat islam , telah dijumpai nilai – nilai ajaran asing yang telah masuk
kedunia islam dan umat islam mengang gapnya sebagai ajaran islam. Ajaran – ajaran tersebut
kalau dirujuk kepada Al-qur’an dan hadist justru banyak bertentangan dengan ajaran islam
seperti takhayul, bit’ah dan khurafat. Kedua Hegomoni dan Domonasi dunia barat terhadap
dunia islam hampir menguasai disegala bidang baik ekonomi, perdagangan maupun
peradaban. Dua faktor inilah yang menginspirasi umat islam untuk melakukan reformasi dan
mengadakan gerakan – gerakan dengan tujuan mengmbalikan ajaran islam yang sesuai
dengan Al-qur’an dn Sunnah serta meraih kejayaan islam yang telah hilang.

2. Gambaran Islam Abad pertengahan
Jatuhnya Baghdad pada tahun 1258 M. ketangan bangsa mongol bukan saja

mengakhiri sistem pemerintahan kekhalifahan Abbasiyah, tetapi juga merupakan masa awal
kemunduran politik dan peradaban islam, karena Baghdad sebagai pusat kebudayaan dan
peradaban islam yang sangat kaya dengan ilmu pengetahuan itu ikut pula lenyap dibumi yang
dihanguskan oleh pasukan mongol yang dipimpin Hulgu Khan.
Guna pemulihan kembali kekuatan Islam, maka mengadakan suatu gerakan
pembaharuan dengan mengevaluasi yang menjadi penyebab mundurnya Islam dan mencari
ide-ide pembaharuan dan ilmu pengetahuan dari barat. Gerakan pembaharuan tersebut antara
lain, Gerakan Wahhabiyah yang diprakarsai oleh Muhammad ibn Abdul Wahhab (1703-1787
M) di Arabia, Syah Waliyullah (1703-1762) M di India dan Gerakan Sanusiyyah di Afrika
6

Utara yang dikomandoi oleh Said Muhammad Sanusi dari Al Jazair, Gerakan penerjemahan
karya-karya Barat kedalam bahasa Islam dan pengiriman para pelajar muslim untuk belajar ke
Eropa dan Inggris.
Dalam gerakan pembaharuan sangat lekat dengan politik. Ide politik yang pertama
muncul yaitu Pan Islamisme atau persatuan Islam sedunia yang digencarkan oleh gerakan
Wahhabiyah dan Sanusiyah, setelah itu diteruskan dengan lebih gencar oleh tokoh pemikir
Islam yang bernama Jamaluddin Al Afghani (1839-1897).
3. Keadaan Sosial Ekonomi dan Kebudayaan
Pada awal kebangkitannya, Eropa menghadapi tantangan yang sangat berat,

dihadapannya masih terdapat kekuatan – kekuatan perang islam yang sulit dikalahkan,
terutama kerjaan Usmani yang berpusat di Turki.
B. MASA KEJAYAAN BANI ABBASIYAH
1. Kemajuan – kemajuan Dinasti Abbasiyah
Sebagai sebuah dinasti, kekhalifahan Bani Abbasiyah yang berkuasa lebih dari lima
abad, telah banyak memberikan sumbangan positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan
peradaban Islam. Dari sekitar 37 orang khalifah yang pernah berkuasa, terdapat beberapa
orang khalifah yang benar-benar memliki kepedulian untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan peradaban Islam, serta berbagai bidang lainnya, seperti bidang-bidang sosial
dan budaya.
Diantara kemjuan dalam bidang sosila budaya adalah terjadinya proses akulturasi dan
asimilasi masyarakat. Keadaan sosial masyarakat yang majemuk itu membawa dampak positif
dalam perkembangan dan kemajuan peradaban Islam pada masa ini. Karna dengan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki, dapat dipergunakan untuk memajukan
bidang-bidang sosial budaya lainnya yang kemudian menjadi lambang bagi kemajuan bidang
sosial budaya dan ilmu pengetahuan lainnya. Diantara kemajuan ilmu pengetahuan sosial
budaya yang ada pada masa Khalifah Dinasi Abbasiyah adalah seni bangunan dan arsitektur,
baik untuk bangunan istana, masjid, bangunan kota dan lain sebagainya. Seni asitektur yang
dipakai dalam pembanguanan istana dan kota-kota, seperti pada istana Qashrul dzahabi, dan
Qashrul Khuldi, sementara banguan kota seperti pembangunan kota Baghdad, Samarra dan

lain-lainnya.

7

Bani Abbasiyah pada periode pertama lebih menekankan pembinaan peradaban dan
kebudayaan Islam daripada perluasan wilayah. Inilah perbedaan pokok antara Bani Abbas dan
Bani Umayyah. Di samping itu, ada pula ciri-ciri menonjol dinasti Bani Abbas yang tak
terdapat di zaman Bani Umayyah. Yaitu pertama, dengan berpindahnya ibu kota ke Baghdad,
pemerintahan Bani Abbas menjadi jauh dari pengaruh Arab Islam. Sedangkan dinasti Bani
Umayyah sangat berorientasi kepada Arab Islam. Dalam periode pertama dan ketiga
pemerintahan Abbasiyah, pengaruh kebudayaan Persia sangat kuat, dan pada periode kedua
dan keempat bangsa Turki sangat dominan dalam politik dan pemerintahan dinasti ini, kedua
dalam penyelenggaraan negara, pada masa Bani Abbas ada jabatan wazir, yang membawahi
kepala-kepala departemen. Jabatan ini tidak ada di dalam pemerintahan Bani Umayyah dan
ketiga, ketentaraan profesional baru terbentuk pada masa pemerintahan Bani Abbas.
Sebelumnya, belum ada tentara khusus yang profesional.
Kemajuan juga terjadi pada bidang sastra bahasa dan seni musik. Pada masa inilah
lahir seorang sastrawan dan budayawan terkenal, seperti Abu Nawas, Abu Athahiyah, Al
Mutanabby, Abdullah bin Muqaffa dan lain-lainnya. Karya buah pikiran mereka masih dapat
dibaca hingga kini, seperti kitab Kalilah wa Dimna. Sementara tokoh terkenan dalam bidang

musik yang kini karyanya juga masih dipakai adalah Yunus bin Sulaiman, Khalil bin Ahmad,
pencipta teori musik Islam, Al farabi dan lain-lainnya.
Selain bidang –bidang tersebut diatas, terjadi juga kemajuan dalam bidang pendidikan.
Pada masa-maa awal pemerinath Dinasti Abbasiyah, telah banyak diushakan oleh para
khalifah untuk mengembangakan dan memajukan pendidikan. Karna itu mereka kemudian
mendirikan lembaga-lembaga pendidikan, mulai dari tingkat dasar hingga tingakat tinggi.
a. Kemajuan Dalam Bidang Politik Dan Militer

Di antara perbedaan karakteristik yang sangat mancolok anatara pemerinatah
Dinasti Bani Umayyah dengan Dinasti Bani Abbasiyah, terletak pada orientasi
kebijakan yang dikeluarkannya. Pemerinath Dinasti Bani Umayyah orientasi kebijakan
yang dikeluarkannya selalu pada upaya perluasan wilayah kekuasaanya. Sementara
pemerinath

Dinasti

Bani Abbasiyah, lebih

menfokuskan diri pada upaya


pengembangan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, sehingga masa pemerintahan
ini dikenal sebagai masa keemasan peradaban Islam. Meskipun begitu, usaha untuk
mempertahankan wilayah kekuasaan tetap merupakan hal penting yang harus

8

dilakukan. Untuk itu, pemerintahan Dinasti Bani Abbasiyah memperbaharui sistem
politik pemerintahan dan tatanan kemiliteran.
Agar semua kebijakan militer terkoordinasi dan berjalan dengan baik, maka
pemerintah Dinasti Abbasiyah membentuk departemen pertahanan dan keamanan,
yang disebut diwanul jundi. Departemen inilah yamg mengatur semua yang berkaiatan
dengan kemiliteran dan pertahanan keamanan. Pembentuka lembaga ini didasari atas
kenyataan polotik militer bahwa pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah, banyak
terjadi pemebrontakan dan bahkan beberapa wilayah berusaha memisahkan diri dari
pemerintahan Dinasyi Abbasiyah.
b. Kemajuan Dalam Bidang Ilmu Pengetahuan
Keberahasilan umat Islam pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah dalam
pengembangan ilmu pengetahuan sains dan peradaban Islam secara menyeluruh, tidak
terlepas dari berbagai faktor yang mendukung. Di antaranya adalah kebijakan politik
pemerintah Bani Abbasiyah terhadap masyarakat non Arab ( Mawali ), yang memiliki

tradisi intelektual dan budaya riset yang sudah lama melingkupi kehidupan mereka.
Mereka diberikan fasilitas berupa materi atau finansial dan tempat untuk terus
melakukan berbagai kajian ilmu pengetahuan malalui bahan-bahan rujukan yang
pernah ditulis atau dikaji oleh masyarakat sebelumnya. Kebijakan tersebut ternyata
membawa dampak yang sangat positif bagi perkembangan dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan sains yang membawa harum dinasyi ini.
Dengan demikian, banyak bermunculan banyak ahli dalam bidang ilmu
pengetahaun, seperti Filsafat, filosuf yang terkenal saat itu antara lain adalah Al Kindi
( 185-260 H/ 801-873 M ). Abu Nasr al-faraby, ( 258-339 H / 870-950 M ) dan lainlain.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban islam juga terjadi pada bidang ilmu
sejarah, ilmu bumi, astronomi dan sebagainya. Diantara sejarawan muslim yang
pertama yang terkenal yang hidup pada masa ini adalah Muhammad bin Ishaq ( w. 152
H / 768 M ).
c. Kemajuan Dalam Ilmu Agama Islam
Masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah yang berlangsung lebih kurang lima abad
( 750-1258 M ), dicatat sebagai masa-masa kejayaan ilmu pengetahuan dan peradaban
Islam. Kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam ini, khususnya kemajuan
9

dalam bidang ilmu agama, tidak lepas dari peran serta para ulama dan pemerintah
yang memberi dukungan kuat, baik dukungan moral, material dan finansial, kepada
para ulama. Perhatian yang serius dari pemerintah ini membuat para ulama yang ingin
mengembangkan ilmu ini mendapat motivasi yang kuat, sehingga mereka berusaha
keras untuk mengembangkan dan memajukan ilmu pengetahuan dan perdaban Islam.
Diantara ilmu pengetahuan agama Islam yang berkembang dan maju adalah ilmu
hadist, ilmu tafsir, ilmu fiqih dan tasawuf.
C. KEKHALIFAHAN
1. Para Penguasa Dan Kebijakannya
a. Abbul Abbas as –Saffah (133-137 H/750-754 M)
Abbul Abbas as-Saffah dinobatkan sebagai khalifah pertama dinasti Abbasiyah
oleh pengikutnya pada tahun 133 H/ 720 M. Tindakan pertama yang ditempuhnya
adalah menyapu bersih keturan dinasti Umayyah dari muka bumi. Atas perintahnya,
sang paman yang bernama Abdullah membantai keturunan dinasti Umayyah secara
licik. Agen-agen rahasia Abbul Abbas tersebar diseluruh wilayah negeri untuk
memburu pelarian keturunan Umayyah. Salah satu keturunan Umayyah yang berhasil
melarikan diri yakni Abdur Rahman, cucu Hisyam. ia berhasil mendirikan kekuasaan
bani Umayyah di Spanyol.
Perlakuan kejam Abbul Abbas tidak hanya terbatas pada mereka yang masih sidup
saja, bahkan ia menodai makam-makam keturunan Umayyah. Ia mengeluarkan
jenazah mereka dari kuburan lalu membakarnya menjadi abu. Dengan cara demikian
Abbul Abbas membuktikaan gelar dirinya sebagai as-Saffah (si pernumpah darah atau
si haus darah) dan sekaligus merealisasikan sumpahnya suaktu penobatan sebagai
khalifah. Masa pemerintahan Abbul Abbas tidak berjalan lama, hanya sekitar lima
tahun. Ia meninggal di istana Ambariyah pada tahun 133 H/ 754 M. Akibat serangan
penyakit cacar. Namun sebelum meninggal, ia telah menunjuk saudaranya yang
bernama Abul Jaa’far sebagai pengganti tahta kerajaan. Sekalipun ia terkenal kejam.
namun masa pemerintahannya dipandang sebagai pemerinyahan yang disiplin. Ia
diakui sebagai penguasa yang bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya.
b. Abu Ja’far al-Mashur (137-159 H/754-775 M)
Al-mashur dan beberapa khalifah Abbasiyah pertama merupakan penguasa yang
memilikikemampuan dan kecakapan yang luar biasa yang mencurahkan segala waktu,
10

tenaga dan pikirannya demi kemajuan dan kesejahteraan bangsanya. Al-Manshur tidak
pernah tidak kejam terhadap musuh-musuh yang menyebabkan kepentingan dinasti
terancam bahaya.
Terdapat beberapa pemberontakan yang cukup besar namun semuanya dapat
ditaklukan dengan mudah oleh Al-Mashur. diantaranya ialah:
1) Pemberontakan yang dilakukan oleh Abdullah Ibn Ali yakni paman al-Mashur
yang menjadi gubernur di syiria
2) pemberontakan yang lakukan oleh sekte persia yang bernama “ Rawandiyah”
3) Pemberontakan yang dilakukan oelh gubernur Khurasan
Setelah berhasil mengamankan situasi politik dalam negeri, al-Manshur
merencanakan pembangunan kota Baghdad. Ia memulainya pada abad 145 H/762 M.
Dan merampungkannya selama empat tahun. Baghdad menjadi pusat ibu kota
Imperium Abbasiyah dan merupakan kota yang paling megah pada abad pertengahan.
Dalam masa al-Manshur ini terdapat keluarga Barmakhiyang dibentuk oleh Khalid Ibn
Barmaki mulai memrankan peran utama dilingkungan istana.
Al-Manshur menguasai pemerintahan selama 22 tahun telah membuktikan prestasi
besar dalam mengkonsolidasikan situasi politik. Pada masa pemerintahannya, berbagai
disiplin ilmu seperti kepustakaan, sejarah, kedokteran, dan khususnya astronomi
dipelajari dan berkembang dengan pesat.
c. Al-Mahdi (159-169 H/ 755-785)
Al-Mahdi menggantikan kedudukan ayahnya, al-Manshur. Ia merupakan penguasa
yang lemah lembut dan dermawan. Ia menandai awal masa pemerintahannya dengan
membebaskan seluruh tahanan,penjahat kejam sekalipun. Kekayaan ayahnya yang
melimpah membuatnya berkesempatan melakukan program-program pembangunan
yang besar. dengan memperluas masjid kota-kota islam, dan juga membanguna
ibukota kerajaan menjadi sangat megah. Kemajuan musik, sastra dan filsafat telah
menghiasi masa pemerintahannya. pada masa, di Khurasan terjadi penyebaran ajaran
sesat yang dipelopori oleh Hisyam ibn Hakim yang mengaku dirinya sebagai “Nabi
berkerudung”.

11

Pada sekitar tahun 163 M. pasukan Romawi menyerbu beberapa wilayah muslim
perbatasan. mereka berhasil menaklukan kembali bebrapa wilayah peerbatasan bagian
barat.
Masa pemerintahan Al-Mahdi merupakan era kemakmuran. Ia telah berbuat banyak
dami ketertiban imperium. pertanian dan perdagangan dengan pesat. Ia berusaha
menyelamatkan ajaran ortodok dan menindas segala macam sekte-sekte sesat, dan ia
juga tidak memberikan kesepatannya berkembangannya pemikiran bebas.
d. Musa Al-Hadi (169-170 H/785-786 M)
Sepeninggalan al-Mahdi tahta kerajaan Abbasiyah dijabat oleh putera yang tertua,
Musa al-Hadi. Sekalipun Harun adik Musa menyatakan persetujuan dan dukungan atas
penobatan Musa, namun sang kakak tidak menaruh kepercayaan terhadap dukungan
Harun. Musa mengatur rencana mendepak Harun dan berusaha memindahkan
Khalifah kepda puteranya yang bernama Ja’far. Demi terwujudnya rencana ini Musa
memenjarakan penasehat utama Harun yang bernama Yahya Ibn Khalid al-Barmaki,
dan beberapa pendukung Harun yang dipandang membahayakan kedudukan Musa.
Ketika konflik sudah semakin kritis, Harun meninggalkan istana demi untuk
menyelamatkan diri dari ancaman Musa al-Hadi. Musa al-Hadi meninggal setelah
memegang pemerintahan tidak lebih dari dua tahun.
e. Harun Al-Rasyid (170-194 H/786-809 M)
Sesuai dengan amanat al-Mahdi, Harun al-rasyid segera menduduki tahta kerajaan
sepeninggal saudaranya yakni al-hadi. Ia berkuasa selama 23 tahu. penobatan ini
mengantarkan dinasti Abbasiyah pada kemajuan yang gemilang.
Kebijakan pertama yang ditempuh Harun adalah melantik seorang penasehat
pribadinya yang bernama yahya ibn Khalid al-Barmaki sebagai perdana mentri dan
sekaligus mengangkat dua putera yahya yang bernama fadl dan ja’far sebagai pejabat
tinggi Harun. Harun sangat dikenal sebagai penguasda yang taat terhadap ajaran
agama, dan sangat dermawan. Atas pengaruh isterinya Zubaidah, Harun menunjuk tiga
anaknya sekaligus sebagai penggantinya secara berurutan yakni: al-amin, al-Makmun
dan al-Ma’tasim.
Harun al-Rasyid tidak hanya sebagai khalifah terbesar Abbasiyah sekaligus sebagai
penguasa terbesar dunia pada saat itu. “ Abad kesembilan belas ditandai dengan
tampilnya dua raja besar dunia: Charlemagne penguasa Barat. dan Harun di timur”.
Selama pemerintahannya rakyat hidup dalam kemakmuran yang merata, dan ilmu
12

pengetahuan dan peradaban memasuki era kemajuan yang menakjubkan. Untuk
melengkapi kesejahteraan rakyat, ia mendirikan rumah sakit, sekolahan, perguruan
tinggi, membangun masjid, jalan,irigasi dan menetapkan tunjangan fakir miskin.
Bidang tulis menulis merupakan kegiatan yang paling menonjol kemajuannya.
f. Al-Amin (194-198 H/809-813 M)
Sepeninggal Harun, puteranya yang tertua yakni Al-Amin meneruskan kedudukan
ayahnya. Ia adalah pemuda yang suka kemewahan dan kesenangan dunia. ia
menyerahkan urusan pemerintahan kepada perdana menterinya, yakni Fazl Ibn rabi,
sedangkan ia tetap sibuk dengan urusan peribadinya. pada saat itu al-Makmun,
saudara al-Amin,menjabat gubernur untuk wilayah-wilayah timur. Ia sangat dipuja
oleh masyarakat karena sikapnya sangat bertolak belakang dengan al-Amin, maka ada
kecemasan pada diri al-Amin sehingga ia memecatnya dari jabatan gubernur, dan
secara curang ia menunjuk puteranya yang bernama masa sebagai putera mahkota dan
menghianati amanat ayahnya.
g. Al-Makmun (198-318 H/813-933 M)
Dengan kemenangan dalam perang saudara, al-Makmun menduduki tahta kerajaan
Abbasiyah. Namun ia tidak segera menjalani kehidupan istana di baghdad, melainkan
tetap menyibukan diri dengan kajian filsafatnya di Merv. karena itu ia menyerahkan
urusan pemerintahan kepada wakilnya yakni Fadl Ibn Sahal. Sementara itu di Merv alMakmun menetapkan keputusan yang membuat keluarga Abbasiyah bagai tersambar
petir yakni pada tahun 202 H. al-Makmun menunjuk Imam Ali al-Ridha Ibn Musa alKadzim,seorang keturunan keluarga Ali,sebagai pengganti kedudukan Khalifah kelak.
Ia juga melarang memakai pakaian hitam,yakni warna yang melambangkan semangat
perjuangan Abbasiyah dan menggantinya dengan warna hijau, yakni warna yang
mnelambangkan perjuangan keluarga Ali.
Al-Makmun berkuasa selama 21 tahun. Masa pemerintahannya meninggalkan
warisan kemajuan intelektual Islam yang sangat berharga,dalam bisang pemikiran,
matematika, astronomi, kedokteran dan filsafatmencapai kemajuan yang hebat pada
masa ini. Masa pemerintahan al-makmun diwarnai dengan gerakan pendidikan, baik di
wilayah timur maupun barat. Masa pemerintahan al-Makmun merupakan kejayaan
sejarah bangsa Arab dan dapat disebut dengan “ zaman Agustan islam”.
h. Al-Mu’tasim (833-845 M)
13

Al-mu’tasim mengklaim dirinya sebagai khalifah ketika al-Makmun sedang dalam
keadaan sakit. Banyak tentara yang tidak sepakat atas tindakannya itu. Untuk
mengamankan rakyat baghdad, al- mu’tasim memindahkan ibukota kerajaan ke
Samarra tahun 836, sekitar 95 km dari arah hulu sungai Tigris. Di kota ini ia
membangun istana kerajaan dan perkampungan untuk 250.000 tentara, dan tidak lama
kemudian samarra menjadi semegah kota Baghdad, kecuali ia tidak mampu
menandingi baghdad sebagi pusat perkembangan intelektual muslim. Al-Mu’tasim
meninggal pada tahun 842 H. Menurut Gibbon, “ pada masa pemerintahan alMu’tasim ini kebesaran Abbasiyah dan bangsa Arab mulai mundur”
2. Bidang Pemerintahan
Pada masa Abbasiyah I (750-847 M), kekuasaan kholifah sebagai kepala negarasangat
terasasekali dan benar seorang kholifah adalah penguasa tertinggi dan mengatur segala urusan
negara. Sedang masa Abbasiyah II 847-946 M) kekuasaan kholifah sedikit menurun, sebab
Wazir (perdana mentri) telah mulai memiliki andil dalam urusan negara. Dan pada masa
Abbasiyah III (946-1055 M) dan IV (1055-1258 M), kholifah menjadi boneka saja, karena
para gubernur di daerah-daerah telah menempatkan diri mereka sebagai penguasa kecil yang
berkuasa penuh. Dengan demikian pemerintah pusat tidak ada apa-apanya lagi.
3. Bangunan Tempat Pendidikan dan Peribadatan
Antara bentuk bangunan yang dijadikan lembaga pendidikan adalah madrasah.
Terdapat juga Kuttab, sebagai lembaga pendidikan dasar dan menengah. Majlis Muhadhoroh
sebagai tempat pertemuan dan diskusi para ilmuan, serta Darul Hikmah sebagai perpustakaan.
Ada juga bangunan berupa tempat-tempat peribadatan, seperti masjid. Masjid saat itu tidak
hanya berfungsi sebagai tempat pelaksanaan ibadah sholat, tetapi juga sebagai tempat
pendidikan tingkat tinggi dan takhassus. Di antaranya adalah masjid Cordova, Ibnu Toulun,
Al-Azhar dan lain sebagainya.
Masa pemerintahan Abul Abbas As-Saffah sampai Kholifah Al-Watsiq Billah agama
Islam mencapai zaman keemasan (132 – 232 H / 749 – 879 M). Namun, pada masa kholifah
Al-Mutawakkil sampai Al-Mu’tashim, Islam mengalami kemunduran dan keruntuhan.
Kehancuran Dinasti Abbasiyah melalui proses panjang yang diawali oleh berbagai
pemberontakan dari kelompok yang tidak senang terhadap kepemimpinan kholifah
Abbasiyah. Selain kelemahan Khalifah, beberapa alasan lainnya.
D. FAKTOR –FAKTOR
14

1. Faktor Internal Dan Eksternal Runtuhnya Dinasti Abbasiyah

a. Faktor Internal
1) Persaingan antar Bangsa.
Kecenderungan masing-masing bangsa untuk mendominasi kekuasaan sudah
dirasakan sejak awal Khalifah Abbasiyah berdiri. Akan tetapi, para Khalifah adalah
orang-orang kuat yang mampu menjaga keseimbangan kekuatan sehingga stabilitas
politik dapat terjaga. Setelah al-Mutawakkil, seorang Khalifah yang lemah, naik
tahta, dominasi tentara Turki tidak terbendung lagi. Sejak itu kekuasaan Daulah
Abbasiyyah sebenarnya sudah berakhir.

2) Kemerosotan Ekonomi.
Kondisi politik yang tidak stabil menyebabkan perekonomian negara moratmarit. Kondisi ekonomi yang buruk memperlemah kekuatan politik Dinasti
Abbasiyah. Kedua faktor ini saling berkaitan dan tak terpisahkan.
3) Konflik Keagamaan.
Konflik yang melatarbelakangi agama tidak terbatas pada konflik antara Muslim
dan Zindik atau Ahlussunnah dengan Syi’ah saja, tetapi juga antaraliran dalam
Islam.
4) Perkembangan Peradaban dan Kebudayaan.
Kemajuan besar yang dicapai Dinasti Abbasiyah pada periode pertama telah
mendorong para penguasa untuk hidup mewah, yang kemudian ditiru oleh para
haratawan dan anak-anak pejabat sehingga menyebabkan roda pemerintahan
terganggu dan rakyat menjadi miskin.
b. Faktor Eksternal
1) Perang Salib
Kekalahan tentara Romawi yang berjumlah 200.000 orang dari pasukan Alp
Arselan yanag hanya berkekuatan 15.000 prajurit telah menanamkan benih
permusuhan dan kebencian orang-orang kristen terhadap ummat Islam. Kebencian
itu bertabah setelah Dinasti Saljuk yang menguasai Baitul Maqdis menerapkan
15

beberapa peraturan yang dirasakan sangat menyulitkan orang-orang Kristen yang
ingin berziarah kesana. Oleh karena itu pada tahun 1095 M, Paus Urbanus II
menyerukan kepada ummat kristen Eropa untuk melakukan perang suci, yang
kemudian dikenal dengan nama Perang Salib.
Perang salib yang berlangsung dalam beberapa gelombang atau peride telah
banyak menelan korban dan menguasai beberapa wilaya Islam. Setelah melakukan
peperangan antara tahun 1097-1124 M mereka berhasil menguasai Nicea, Edessa,
Baitul Maqdis, Akka, Tripoli dan kota Tyre. Pengaruh Salib juga terlihat dalam
penyerbuan tentara Mongol. Disebutkan bahwa Hulagu Khan, panglima tentara
Mongol, sangat membenci Islam karena ia banyak dipengaruhi oleh orang-orang
Budha dan Kristen Nestorian. Gereja-gereja Kristen berasosiasi dengan orangorang Mongol yang anti Islam itu dan diperkeras di kantong-kantong ahlul-kitab.
Tentara Mongol, setelah menghancur leburkan pusat-pusat Islam, ikut memperbaiki
Yerussalem.
2) Serangan Mongolia Ke Negeri Muslim dan Berakhirnya Dinasti Abbasiyah
Orang-orang Mongolia adalah bangsa yang berasal dari Asia Tengah. Sebuah
kawasan terjauh di China. Terdiri dari kabilah-kabilah yang kemudian disatukan
oleh Jenghis Khan (603-624 H). mereka adalah orang-orang Badui-sahara yang
dikenal keras kepala dan suka aberlaku jahat.Sebagai awal penghancuran Bagdad
dan Khilafah Islam, orang-orang Mongolia menguasai negeri-negeri Asia Tengah
Khurasan dan Persia dan juga menguasai Asia Kecil. Pada bulan September 1257,
Hulagu mengirimkan ultimatum keada Khalifah agar menyerah dan mendesak agar
tembok kota sebelah luar diruntuhkan.
Tetapi Khalifah tetap enggan memberikan jawaban. Maka pada Januari 1258,
asuakn Hulagu bergerang untuk mengahncurkan tembok ibukota. Sementara itu
Khalifah al-Mu’tashim langsung menyerah dan berangkat ke base pasukan
mongolia. Setelah itu para pemimpin dan fuqaha juga keluar, sepuluh hari
kemudian mereka semua dibunuh. Hulagu mengzinkan pasukannya untuk
melakukan aa saja di Baghdad. Mereka menghancurkan kota Baghdad dan
membakarnya. Pembunuhan berlangsung selama 40 hari dengan jumlah korban
sekitar dua juta orang.Perlu juga disebutkan disini peran busuk yang dimainkan
oleh seorang Syi’ah Rafidhah yaitu Ibn ’Alqami, menteri al-Mu’tashim, yang
bekerjasama dengan orang-orang Mongolia dan membantu pekerjaan-pekerjaan
mereka.
16

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada Dinasti Bani Abbasiyah inilah dimana peradaban islam berada pada masa
keemasannya, dengan lahirnya para ilmuan dan para sarjawan serta budayawan. Dimasa ini
islam lebih maju dan berkembang dari pada masa sebelumnya. Meski pada akhirnya terjadi
keruntuhan dan kemunduran yang diakibatkan dari berbagai faktor internal dan eksternal.
B. SARAN – SARAN
1.

Dalam mencari bahan untuk membuat makalah dapat merefrensi buku dan
mencari di internet

2.

Pembuatan makalah harus dilakukan dengan teliti dan benar sesuai aturan
pembuatan makalah

17

Kekhalifahan Abbasiyah

‫اللفاة العباسية‬
Empire


750–1258



Wilayah kekuasan terluas Bani Abbasiyah

Ibukota
Bahasa
Agama
Pemerintahan
Sejarah
- Didirikan
- Dibubarkan

Bagdad, Kairo
Arab(resmi), Aram,
Armenia, Berber,
Georgia, Yunani,
Yahudi, Persia Tengah,
Turkik
Islam
Monarki
750
1258
GAMBAR

18

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124