KERJASAMA NEGARA PANTAI DI ASEAN SEBAGAI

KERJASAMA NEGARA PANTAI DI ASEAN SEBAGAI SOLUSI PERANG
ENERGI FOSIL

Oleh:
MARIO WAHYU SLAMET HARENDA (10430001)
ACHMAD SHOLEH ABUBAKAR (10430021)

HIMPUNAN MAHASISWA HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA
2012

ABSTRAK
Energi merupakan elemen terpenting dalam sebuah pergerakan perekonomian dunia. Sejak
ditemukannya sumber energi fosil pada abad XIX, banyak pihak berbondong - bondong meng –
eksplorasi serta melakukan pengelolaan terhadap energi fosil tersebut. Perang energi fosil
bermula dari konflik yang terjadi di dunia internasional dalam usaha untuk memperebutkan
wilayah, khususnya wilayah yang di ketahui terdapat kandungan fosil . Kita tahu bahwa
cadangan sumber energi fosil lambat laun akan menipis dan bahkan habis. Dekade terakhir ini
negara – negara maju telah berlomba - lomba untuk mengembangkan sumber energi pengganti
bahkan sumber energi baru untuk menggantikan posisi sumber energi fosil yang menjadi

prioritas utama. Dari tahun ke tahun harga bahan bakar dari energi fosil di sejumlah negara
ASEAN makin membengkak. Kedekatan negara – negara di kawasan ASEAN yang lebih banyak
di dominasi karena faktor luasnya perairan, sehingga kawasan ini memiliki peluang besar untuk
menciptakan sumber energi baru bersama. Dalam menghadapi masalah perang energi fosil yang
juga dialami oleh kawasan ini, maka kerjasama lebih efektif dilakukan, apalagi dengan adanya
dukungan hubungan antar elite politik yang sangat harmonis di ASEAN. Dari kajian isi abstrak
yang singkat di atas, diperlukannya kerjasama antar negara, khususnya yang berada di wilayah
ASEAN, untuk bekerja sama dalam penyempurnaan sumber energy alternative atau bahkan yang
bisa diperbaharui untuk menggantikan sumber energi fosil dengan memanfaatkan potensi laut di
wilayah ini . Perlu adanya dukungan pemerintah pusat dan dunia Internasional untuk menekan
biaya produksi yang tinggi dan meminimalisir resiko lainnya. Denagn kerjasama dan kohesivitas
diantara negara – negara pantai di ASEAN dapat menghentikan perang perebutan sumbersumber

energi

fosil

Kata kunci: kerjasama, negara pantai, perang energi fosil, kohesivitas .

.


ABSTRACT
Coastal State cooperation in ASEAN as a Solution of Energy Fossil Energy War is the most
important element in a movement of the world economy. Since the discovery of fossil energy
sources in the nineteenth century , many countries want to - explore and take over management
of fossil energy. Fossil energy war stems from the conflict in the international community in
efforts to fight over territory , particularly in areas which are known fossil content. We know that
the reserves of fossil energy sources will gradually thin out and even exhausted. Last decade or
so countries - developed countries have a race - the race to develop renewable energy sources
and even new energy sources to replace fossil energy sources is a top priority. From year to year
in fuel prices of fossil energy in a number of ASEAN countries increasingly bloated. The
proximity of countries in the ASEAN region which is dominated more because of the breadth of
the waters , so that this region has a great opportunity to create new energy sources together. In
facing the problem of fossil energy wars experienced by this region , it is more effective
cooperation , especially with the support of the relationship between the political elite are very
harmonious in ASEAN. Of the contents of the abstract is a brief review of the above , the need
for cooperation between countries , particularly in the ASEAN region , to cooperate in the
improvement of alternative energy sources that can be updated or even to replace fossil energy
sources by exploiting the potential of the sea in this region. Need the support of central
government and the international community to suppress the high production cost and minimize

other risks. Denagn cooperation and cohesiveness among the nations - the ASEAN states in the
struggle to stop the war on fossil energy sources.
Key words : cooperation , state beaches , a war of fossil energy , cohesiveness.

SIAPA YANG KALAH DENGAN SENYUM, DIALAH
PEMENANGNYA
(A. Hubard)

Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs.
GPH. Dipokusumo selaku Kepala Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Universitas
Slamet Riyadi atas dukungan yang diberikan kepada penulis, kedua kepada Bapak Ganjar
Widhiyoga, S.IP, M.Si sebagai dosen pembimbing dalam menyelesaikan karya tulis ini, tak lupa
penulis juga menyampaikan terima kasih kepada orang tua yang selalu membimbing dan
mendukung kami dalam menyelesaikan karya tulis ini.
Karya tulis ini terdiri dari lima bagian, bagian awal merupakan pendahuluan, bagian
pertama berisi sejarah krisis energi, bagian kedua berisi bermacam – macam energi alternatif
yang telah ditemukan, bagian ketiga berisi energi alternatif serta potensinya di Asia Tenggara,
bagian terakhir berisi kesimpulan. Setiap bagian dilengkapi dengan gambar maupun tabel serta

data – data yang nyata di lapangan. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah
ini, namun demikian, kami berharap kontribusi kecil kami ini dapat bermanfaat bagi pihak
manapun yang membaca karya tulis ini.
Surakarta, 13 Maret 2012

Penulis

Latar Belakang Masalah
Di abad ke-20 banyak isu – isu global muncul ke permukaan. Dunia yang sebelumnya
didominasi oleh isu – isu keamanan, kini berkembang seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, salah satunya adalah krisis energi fosil. Isu tersebut bermula ketika
para peneliti menemukan serta mengungkapkan bahwa cadangan minyak dunia terus berkurang
ini sebagai implikasi dari tingginya angka konsumsi minyak dunia. Untuk lebih jelasnya
perhatikan tabel berikut ini, tabel ini memberikan data produksi , konsumsi serta prediksi
cadangan minyak di dunia.

.
Gambar : Tingkat konsumsi dan produksi minyak dunia

Menurut studi yang dilakukan oleh para peneliti di University of California

mengungkapkan bahwa dengan menggunakan estimasi tahun 2008 angka produksi minyak
mencapai 1,332 triliun barel dan konsumsi bertahan pada 85,22 juta barel per hari dan tumbuh
1,3% per tahun, maka minyak akan habis pada 2041.
Berita terbaru tanggal 7 Februari 2012, menyatakan bahwa harga minyak menuju $160
per barel. Hal ini dikuatkan dengan berkepanjangnnya penutupan oleh militer Iran untuk
memblokade selat Hormus. Bersitegangnya antara Amerika Serikat dan negara-negara Eropa
dengan Iran memperburuk kondisi pasokan minyak di negara-negara barat. Iran mengekspor
minyak ke Amerika serikat sebesar 90% dan selat hormus dimana 20% konsumsi minyak mentah
dunia melewati selat tersebut. Para analis mengatakan kenaikan harga minyak akibat
memanasnya situasi di Iran mendorong negara-negara pengimpor untuk mencari sumber baru.
"Kenaikan harga kali ini disebabkan oleh naiknya biaya para pengimpor untuk menemukan
sumber alternatif selain Iran," kata Profesor Paul Stevens dari Chatham House. 1
Saat itulah dunia Internasional sadar begitu berpengaruhnya energi di dunia internasional,
bahkan energi bisa menjadi senjata politik. Selain itu konsumsi energi fosil secara besar –
besaran seiring ditemukan dan berkembangnya sarana transportasi juga melatarbelakangi isu
krisis energi fosil tersebut.
Melihat kondisi tersebut negara – negara di dunia seakan akan melakukan “perang” demi
merebutkan sumber energi fosil yang semakin menipis tersebut. Dengan semakin menipisnya
sumber minyak bumi yang ada di dunia ini, melatarbelakangi invasi yang dilakukan Amerika
Serikat dan sekutunya untuk menginvasi Libya, Irak dan Afganistan. Inggris dengan lantangnnya

yang saat itu dipimpin oleh perdana meneri Tony Blair mengumumkan kepada pers dunia bahwa
Inggris akan menyerang Irak. Blair menjelaskan bahwa invasi tersebut untuk menemukan senjata
pemusnah masal yang dibuat oleh Saddam Husein. Setelah satu dekade lebih Inggris
menempatkan pasukannya di Irak, para negara – negara ragu akan kampanye Tony Blair
tersebut. Hal ini merupakan kamuflase untuk mengontrol sumber minyak yang ada di Irak dan
timur tengah. Motif sebenarnya di balik perang itu tidak ada hubungannya dengan WMD tapi

1

http://www.tempo.co/read/news/2012/02/21/090385344/Harga-Minyak-Pecahkan-Rekor-8Bulan-Terakhir

semuanya tentang kontrol Amerika Serikat atas sumber daya minyak Irak dan untuk memperkuat
kehadiran mereka di Timur Tengah. 2
Menurut studi yang dilakukan oleh para peneliti di University of California
mengungkapkan bahwa dengan menggunakan estimasi tahun 2008 angka produksi minyak
mencapai 1,332 triliun barel dan konsumsi bertahan pada 85,22 juta barel per hari dan tumbuh
1,3% per tahun, maka minyak akan habis pada 2041. Saat ini yang perlu dilakukan adalah negara
harus mulai memelihara sumber dayanya serta mengelolanya dengan lebih bijak. Pilihan lain
adalah setiap negara harus menciptakan sumber energi alternatif untuk mengalihkan
ketergantungan kita terhadap energi fosil.

Untuk itu penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh peluang penghematan energi jika
terjadi kerjasama antara negara – negara berpantai di kawasan Asia Tenggara untuk bersama
memerangi krisis energi fosil yang mengancam dunia ini. Diharapkan dengan adanya tulisan ini
negara – negara ASEAN lebih memilih memikirkan sumber energi alternatif daripada berebut
sumber energi fosil.

Bagian I: Krisis Energi
2

http://www.voa-islam.com/news/islamic-world/2011/09/07/16023/perang-inggris-diafghanistan-irak-dan-libya-berdasarkan-kebohongan/

Energi merupakan sarana penunjang bagi kehidupan manusia. Manusia sangat tergantung
dengan energi, sebagai contoh adalah energi listrik. Tanpa kehadiran energi listrik tersebut,
segala aktivitas dewasa ini akan lumpuh. Namun sangat disayangkan, sumber – sumber energi di
dunia ini tidak bisa bertahan begitu lama, salah satunya adalah energi fosil. Energi fosil memang
menjadi energi utama di dunia, namun perlu disadari hanya sedikit wilayah tertentu yang
mempunyai sumber daya alam ini.. Maka tidak heran kalau negara – negara besar mulai
memikirkan hal ini dan mulai mencari energi alternatif. Selain alasan di atas, langkanya energi
fosil ini dapat dimanfaatkan sebagai senjata oleh negara – negara penghasilnya untuk
menghancurkan lawan – lawanya. Seperti embargo minyak yang dilakukan oleh negara – negara

penghasil minyak pada tahun 1973-1974 terhadap Amerika sehingga waktu itu Amerika dilanda
krisis energi minyak dan harga minyak di dunia menjadi melambung tinggi 3. Energi fosil juga
bisa berdampak pada berbagai aspek sosial dan ekonomi, seperti bertambahnya angka
kemiskinan dan pengangguran karena perusahaan – perusahaan banyak yang gulung tikar akibat
harga energi fosil ini yang sudah tidak terkendali. Hal ini terjadi karena tingkat ketergantungan
kita terhadap jenis sumber energi ini yang masih sangat tinggi.
Ketergantungan negara terhadap energi fosil inilah yang menyebabkan beberapa negara
saling menyerang dan saling berebut wilayah demi minyak bumi. Contoh dalam dunia
Internasional adalah invasi Amerika ke berbagai negara penghasil minyak di timur tengah yang
di curigai sebagai aksi Amerika untuk menguasai ladang minyak di kawasan timur tengah4.
Khadafi mengungkapkan bahwa dibalik serangan itu ada konspirasi negara-negara barat
memperebutkan ladang minyak. Dilansir Al-Jazeera, Muammar Khadafi dalam pesan audio
menuduh pasukan NATO berusaha untuk menduduki Libya untuk minyak dan sumber daya.
Peryataan di atas diperkuat dengan adanya intervensi NATO di Libya untuk lainnya.5
Contoh lain di kawasan Asia Tenggara adalah perebutan wilayah yang terjadi antara
Malaysia dengan Indonesia, yang kita ketahui bersama bahwa wilayah yang diperebutkan
memiliki kandungan energi fosil yang cukup banyak. Pulau ambalat mempunyai potensi minyak
3

Jack M. Hollander, The Real Environmental Crisis , University of California Press, 2003, London :125


4

Peter Haynes, Energy Security and Global Politics, Routledge Global Security Studies, 2009

5

http://id.berita.yahoo.com/invasi-nato-incar-minyak-libya-212141290.html

dan gas yang sangat besar. Data dari lembaga konsultan Exploration Think Tank Indonesia
memaparkan bahwa cadangan minyak dan gas mencapai Rp.4.200 triliun.6
Selain yang telah diterangkan di atas, penyebab lainnya adalah penyalahgunaan
wewenang dari Pemerintah sebagai regulator energi. Banyaknya lobi – lobi kepentingan dari
para produsen dan pengguna berskala besar, ini menyebabkan para konsumen kecil menderita
kelangkaan energi7.
Pada Tahun 2015 diprediksikan akan terjadi krisis energi yang disebabkan oleh semakin
menipisnya energi fosil dan semakin tingginya permintaan dan angka ketergantungan akan
sumber energi tersebut8. Oleh sebab itu negara – negara harus mulai memikirkan dan mencoba
menerapkan sumber energi alternatif yang terbarukan.


Bagian II: Macam – macam energi alternatif
Dewasa ini banyak para ahli mulai memikirkan energi alternatif untuk mengurangi
ketergantungan kita terhadap energi fosil yang semakin menipis jumlahnya. Berbagai penelitian
dilakukan, dan penemuan mulai dipublikasikan dengan harapan bisa dipergunakan oleh
6

7

8

http://sorot.vivanews.com/news/read/66215-isi_perut_ambalat
Jack M. Hollander, The Real Environmental Crisis, University of California Press, 2003, London:126

http://www.alpensteel.com/article/51-113-energi-lain-lain/161--pembangkit-listrik-tenaga-ombakdikembangkan.html

masyarakat. Berikut ini penulis sampaikan beberapa energi alternatif yang telah di temukan dan
sedang dikembangkan.
1. Energi Surya
Energi surya sering kita dengar dewasa ini, banyak aktivis – aktivis lingkungan yang
mulai mengkampanyekannya. Sebenarnya prinsip kerja dari sitem ini sangat sederhana yaitu

menangkap foton yang terdapat dalam cahaya matahari, yang kemudian foton ini akan
melepaskan elektron yang menghasilkan energi listrik9. Energi ini mulai dikembangkan dalam
piranti sederhana, seperti kalkulator. Diprediksikan jika di dunia ini memasang alat ini, maka
akan menghasilkan daya 30.000 MW dan cukup untuk memberi daya 30 Juta rumah 10. 1 (satu)
unit PLTS terpusat ditetapkan akan mampu melayani 32 (tiga puluh dua) unit rumah,
sehingga total pemakaian energi listrik harian maksimum adalah 32 x 350 Wh = 11200 Wh
= 11,2 kWh/hari.11

Meskipun demikian banyak juga hambatan dan kekurangan dari energi alternatif ini,
seperti; Pertama, arus yang dihasilkan hanyalah arus searah DC, untuk mengkonversi ke arus
bolak – balik dibutuhkan dana yang cukup besar, sedangkan piranti yang menggunakan arus DC
juga lebih mahal jika dibandingkan dengan piranti berarus AC. Kedua, hanya dapat dioperasikan
pada saat siang hari saja, karena sumber utamanya adalah matahari. Ketiga, untuk menghasilkan
daya yang besar, diperlukan biaya investasi yang tinggi. Dan lagi – lagi hanya negara “berduit’
yang mampu mengembangkan-nya

2. Biogas
Merupakan energi alternatif yang bersumber dari kotoran hewan, manusia, dan juga
sampah, yang setelah menjalani berbagai proses akan menghasilkan energi listrik. Energi ini
9

http://blogodril.com/energi/energi-surya-keuntungan-kerugian-dan-potensi-nya-di-indonesia-6

10

11

http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/perubahan-iklim-global/Energi-Bersih/Energi_matahari/

http://www.gdmenergy.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=20&Itemid=27

telah dikembangkan di berbagai negara, seperti: India, China dan Denmark. Di Indonesia energi
ini dikembangkan pada skala kecil – menengah dengan memanfaatkan 2-20 ekor sapi 12. Sebagai
energi alternatif, energi ini masih belum bisa disandingkan dengan energi fosil yang masih
mendominasi, karena energi yang dihasilkan masih terbatas, dan jika akan diproduksi secara
masal berarti harus lebih banyak lagi kotoran yang dikumpulkan. Jika tidak di tangani dengan
baik, hal ini bukan nya menyelesaikan masalah tetapi malah akan membuat masalah baru berupa
pencemaran lingkungan.
Tabel 3. Nilai kesetaraan biogas dan energi yang dihasilkan
Aplikasi

1m3 Biogas setara dengan
Elpiji 0,46 kg
Minyak tanah 0,62 liter

1 m3 biogas

Minyak solar 0,52 liter
Kayu bakar 3,50 kg
Sumber : Wahyuni, 2008

Beberapa keuntungan penggunaan kotoran ternak sebagai penghasil biogas sebagai
berikut :
1. Mengurangi pencemaran lingkungan terhadap air dan tanah, pencemaran udara (bau).
2. Memanfaatkan limbah ternak tersebut sebagai bahan bakar biogas yang dapat digunakan
sebagai energi alternatif untuk keperluan rumah tangga.
3. Mengurangi biaya pengeluaran peternak untuk kebutuhan energi bagi kegiatan rumah
tangga yang berarti dapat meningkatkan kesejahteraan peternak.
4. Melaksanakan pengkajian terhadap kemungkinan dimanfaatkannya biogas untuk menjadi
energi listrik untuk diterapkan di lokasi yang masih belum memiliki akses listrik.
5. Melaksanakan pengkajian terhadap kemungkinan dimanfaatkannya kegiatan ini sebagai
usulan untuk mekanisme pembangunan bersih (Clean Development Mechanism).
12

http://www.kamase.org/?p=548

Beberapa kelemahan dari sumber ini juga menjadi penyebab mengapa energi biogas ini
masih belum bisa disandingkan dengan energi dari fosil seperti gas alam. Kelemahan yang
pertama adalah timbulnya pencemaran khususnya bau yang tidak sedap pada saat pengolahan.
Fenomena ini sangat wajar terjadi mengingat bahan baku utama penghasil energi biogas ini
adalah kotoran, baik manusia maupun hewan. Kondisi ini akan sangat mengganggu masyarakat
sekitar yang tinggal di daerah pengolahan biogas. Saat ini para pengembang biogas sedang
memutar otak untuk mencari solusi bagi permasalahan tersebut. Kedua adalah energi biogas ini
belum bisa dikemas, baik dalam tabung maupun bentuk yang lain karena tidak dapat dicairkan
seperti gas alam maupun LPG. Ketiga adalah biogas mengandung zat hydrogen sulfide yang bisa
mencemari lingkungan13.
3. Nuklir
Nuklir adalah inti atom yang tersusun dari proton dan neutron. ? di Indonesia dibentuk
BATAN ( Badan Tenaga Nuklir Nasional ). Badan ini yang membuat Undang undang mengenai
penggunaan nuklir di Indonesia. Penemu partikel nuklit pertama kali adalah Albert Einstein.
Dalam pembukaan ASEAN Leadership Forum di Hotel Nikko, Minggu 8 Mei 2011 para
pemimpin ASEAN sepakat untuk meningkatkan akses listrik untuk rakyat. Di tingkat Nasional,
Indonesia juga telah mengambil langkah maju dengan berkomitmen memakai energi non-fosil
setidaknya 17 persen dari total konsumsi energi pada 2025 Boediono14
Mayoritas Penggunaan PLTN di dunia merupakan negara-negara maju yang mempunyai
SDM yang kompetable. Contohnya Amerika serikat, Jepang, rusia, Korea Utara dan Prancis. Di
Indonesia, BATAN juga melakukan penelitian dan pengembangan dalam energi ini. Berdasarkan
informasi pemasok PLTN besarnya biaya modal/investasi pada tahun 1992 untuk PLTN
konvensional berbagai jenis dan ukuran (600-1.000 MW) berkisar 1.530-2.200 dollar/kW.
Namun besar biaya pembangkit tersebut tergantung kapasitasnya.
Pada November 2005, di seluruh dunia terdapat 441 buah pembangkit listrik tenaga
nuklir yang beroperasi di 31 negara, menghasilkan tenaga listrik sebesar lebih dari 363 trilyun
watt. Reaktor yang dalam tahap pembangunan sebanyak 30 buah dan 24 negara (termasuk 6
13

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Sebelas Maret Surakarta

14

m.tempo.co/2011/05/08/333053/

negara yang belum pernah mengoperasikan reaktor nuklir) merencanakan untuk membangun 104
reaktor nuklir baru. Saat ini energi listrik yang dihasilkan PLTN menyumbang 16% dari seluruh
kelistrikan dunia, yang secara kuantitatif jumlahnya lebih besar dari listrik yang dihasilkan di
seluruh dunia pada tahun 1960.15
Berikut daftar 30 negara pengguna energi nuklir yang penulis olah dari situs World
nuclear Association (WNA).
No

Negara

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

Amerika S
Prancis
Jepang
Rusia
Jerman
Korea Selatan
Ukraina
Kanada
Inggris
Swedia
China
Spanyol
Belgia
India
Rep. Czech
Switzerland
Finlandia
Bulgaria
Brazil
Afrika Selatan
Hungaria
Slovakia
Meksiko
Romania
Lithuania
Argentina
Slovenia
Belanda

15

1.htm

Jumlah
104
59
53
31
17
20
15
18
19
10
11
8
7
17
6
5
4
2
2
2
4
4
2
2
1
2
1
1

Jumlah Reaktor Nuklir
MW
101,119
63,473
46,236
21,743
20,339
17,716
13,168
12,652
11,035
9,016
8,587
7,448
5,728
3,779
3,472
3,220
2,696
1,906
1,901
1,842
1,826
1,688
1,310
1,310
1,185
935
696
485

% PLTN
19%
77%
28%
16%
26%
35%
48%
15%
15%
46%
2%
17%
54%
3%
30%
43%
29%
32%
3%
6%
37%
54%
5%
13%
64%
6%
42%
4%

http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/proteksiradiasi/pengenalan_radiasi/3-

29
30

Pakistan
Armenia

2
1

400
376

2%
44%

Keterangan :
Jumlah

: Jumlah reaktor nuklir

MW

: Megawatt

%PTLN : persentase pengguna energi nuklir untuk kebutuhan domestik listrik negara
bersangkutan
Merah : negara Asia
Sebagai energi alternatif energi nuklir ini juga memiliki beberapa kekurangan.
1. Radiasi
a. Radiasi langsung
Radiasi langsung adalah radiasi yang terjadi apabila radioaktif pada nuklir
terpancar dan mengenai kulit atau tubuh kita secara langsung.
b. Radiasi tidak langsung.
Radiasi tidak langsung adalah radiasi yang terjadi apabila radioaktif
menempel pada makan dan minuman yang kita makan ataupun kita minum.

Gambar : efek radiasi nuklir terhadap tubuh
2. Hanya tenaga ahli dan terlatih yang bisa mengelolanya, jika dilakukan dengan
sembarangan akan mengakibatkan kesalahan yang fatal (human error), seperti
kebocoran.

Gambar : Sejumlah kecelakaan reaktor nuklir di dunia

3. Limbah Uranium
Limbah ini sulit di uraikan menjadi senyawa yang netral. Pengelolaan limbah ini
harus dilakukan dengan sangat hati -

hati karena sangat riskan mencemari

lingkungan.
4. Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut
Sumber energi ini pertama kali dikembangkan di Perancis pada 1919, kemudian
menyebar ke Inggris dan Jepang16. Pengembangan energi ini sempat terhenti karena kalah pamor
dengan energi fosil, namun pada tahun 1973 dunia dilanda krisis minyak, hal ini membuat para
pengembang sistem energi ini mulai memikirkan untuk mengembangkannya lagi. Di Jerman ada
perusahaan yang mulai mengembangkannya yaitu Energie Baden -Wuttemberg (EnBW). Energi
ini dapat mengaliri 120 rumah di Jerman.
Sistem kerja dari sumber energi ini adalah dengan memanfaatkan gelombang laut yang
datang menekan udara pada kolom air yang diteruskan ke kolom atau ruang tertutup yang
terhubung dengan turbin generator. Tekanan tersebut menggerakkan turbin generator pembangkit
listrik. Sebaliknya, gelombang laut yang meninggalkan kolom air diikuti oleh gerakan udara
dalam ruang tertutup yang menggerakkan turbin generator pembangkit listrik.
Kelebihan penggunaan energi ombak :
1. Energi ombak adalah energi yang bisa didapat setiap hari, tidak akan pernah habis.
2. Tidak menimbulkan polusi karena tidak ada limbahnya
3. Mudah untuk mengkonversi energi listrik dari energi mekanik pada ombak
4. Keuntungan penggunaan energi arus laut adalah selain ramah lingkungan, energi ini
juga mempunyai intensitas energi kinetik yang besar dibandingkan dengan energi
terbarukan yang lain. Hal ini disebabkan densitas air laut 830 kali lipat densitas udara
sehingga dengan kapasitas yang sama, turbin arus laut akan jauh lebih kecil
dibandingkan dengan turbin angin.
16

http://listrikindonesia.com/
pembangkit_listrik_tenaga_gelombang_laut_tanpa_bahan_bakar_fosil__dan_ramah_lingkungan_70.html

5. Keuntungan lainnya adalah tidak perlu perancangan struktur yang kekuatannya
berlebihan seperti turbin angin yang dirancang dengan memperhitungkan adanya
angin topan karena kondisi fisik pada kedalaman tertentu cenderung tenang dan dapat
diperkirakan.
Di Indonesia sendiri sistem ini sudah mulai dikembangkan di Gunung Kidul, tepatnya di
Parang Racuk Technopark. Biaya yang dikeluarkan untuk membangun sistem ini sekitar 2,5
miliyar rupiah dengan daya yang dihasilkan mencapai 3500 KWH. PLTGL Gunung Kidul
tersebut dikelola oleh Balai Pengkajian Dinamika Pantai. Selain sebagai sumber energi alternatif,
kawasan ini sekarang juga dimanfaatkan sebagai obyek wisata edukasi dan berpotensi digunakan
sebagai pos jaga perbatasan bersama negara – negara ASEAN.

Gambar: Oscillating Water Column (OWC) 500 KW ombak pantai Pantai Parang Rucuk Tanjungsari Gunung Kidul Teknologi ini dikembangkan Balai Pengkajian Dinamika Pantai BPPT (Kompas)17

Berdasar lokasi, perangkat converter energy gelombang (WEC) dibagi dalam :
・ Shoreline : Di daerah daratan pantai
17

http://www.alpensteel.com/article/51-113-energi-lain-lain/157-listrik-tenaga-ombak.pdf

・ Nearshore : Di daerah pantai (sekitar 1 km dari pantai)
・ Off Shore : Di daerah laut lepas

Bagian III: Energi alternatif serta potensinya di Asia Tenggara

Asia tenggara sebagai kawasan berkembang dengan jumlah penduduk yang relatif besar
membuat tingkat konsumsi terhadap sumber energi juga cukup besar. Hal tersebut yang
mendorong para elite dari negara – negara ASEAN menginginkan dibentuknya Badan Energi
ASEAN agar sumber – sumber energi di ASEAN dapat di koordinasi dengan baik. Selain itu
upaya untuk mencari sumnber – sumber energi yang terbarukan akan menjadi lebih bijak. Hal
tersebut sesuai dengan tujuan dari ASEAN Ministers on Energy Meeting yaitu mengembangkan
diversifikasi energi dan energi terbarukan serta mengurangi ketergantungan kawasan terhadap
minyak bumi dan meningkatkan efisiensi energi18.
Selama ini sumber energi fosil inilah yang menjadi salah satu pemicu memanasnya
hubungan anatara Indonesia dan Malaysia. Hal ini jika dibiarkan secara terus menerus akan
sangat menggangu bagi kemajuan kawasan Asia Tenggara. Banyak hal yang sebenarnya dapat
dilakukan oleh ASEAN dalam rangka mengurangi ketergantungan masyarakatnya terhadap
sumber energi fosil. Salah satunya dengan membangun kerjasama antara negara – negara pantai
di ASEAN untuk mengembangkan sistem pembangkit listrik tenaga gelombang laut. Dasar
hukum dari hal di atas adalah New ASEAN Petrolium Security Agreement (New APSA)19.
Di dalam New APSA, negara – negara ASEAN berkomitmen untuk mengurangi
ketergantungan pada minyak bumi dan meningkatkan efisiensi penggunaan energi

serta

pengembangan sumber energi alternatif. Pada pertemuan AMEM +3 (ASEAN Ministers on
energy Meeting) di Bangkok, 2007 telah disepakati kerjasama energi ASEAN +3 mengenai New
Renewable energi (NRE) dan Energy Efficiency and Conservation (EE&C). Dari kesepakatan
tersebut, sudah terbuka jalan untuk lebih memperkenalkan dan mengembangkan energi ombak
sebagai pembangkit listrik di kawasan ASEAN.
Seperti kita ketahui bersama bahwa hubungan pada tataran elite di kawasan ASEAN
sangat harmonis. Kondisi ini akan mempermudah kerjasama yang dibangun oleh negara – negara
tersebut. Dengan mudahnya kerjasama yang di bangun maka akan memudahkan juga dalam
proses koordinasi serta pelaksanaanya. Demi terciptanya sebuah kawasan yang mandiri dan

18

ASEAN Selayang Pandang Edisi ke-19, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, 2010:
108
19

Ibid

terintegrasi dalam visi ASEAN Community 2015 rasanya negara – negara anggota harus mulai
memikirkan isu – isu kawasan, bukan lagi isu – isu nasional. Salah satunya isu krisis energi.
Potensi pantai negara – negara di kawasan Asia Tenggara:
1. Indonesia
Indonesia merupakan negara maritim terbesar di kawasan ASEAN. Indonesia
mempunyai luas 5,8 juta km2, luas pesisir pantainya mencapai 81.000 km. Jika dibuat
garis, panjang pantai tersebut dari Irak – Inggris. Dua per tiga wilayah Indonesia berupa
perairan yang kaya akan sumber energi. Dalam makalah ini, saya memfokuskan tentang
panjang pantai dan potensi ombaknya yang besar khususnya di wilayah selatan. Tinggi
gelombang ombak mencapai lima meter.
2. Vietnam
Secara geografis, letak Vietnam termasuk strategis untuk dibangunnya PLTGL.
Karena di sebelah timur berbatasan langsung dengan teluk Tonkin dan laut Cina Selatan.
Laut tersebut merupakan pertemuan arus panas dan dingin sehingga ombak disana cukup
besar. Potensi negara ini besar di bidang pantai dan perairan. Panjang garis pantai negara
ini adalah 3.450 km20. Nha Trang diberkahi oleh alam yang indah, tenang dan perairan
hangat sepanjang tahun. Dikelilingi oleh pulau-pulau, pegunungan dan pantai berpasir
putih yang indah dan menarik wisatawan.21 Banyak pantai pantai lain yang masih
mempunyai potensi untuk didirikannya pembangkit listrik tenaga ombak. Mayoritas
warga yang mata pencahariannya adalah bertani, dapat beralih ke bidang kepariwisataan
di sekitar pembangkit tenaga ombak tersebut.

3. Thailand

20

Intensif IPS untuk SMP/MTs kelas Ixb hal: 26

21

http://www.dongtravel.com/wisata-vietnam/objek-wisata-di-vietnam/kotawisatakevietnam

Secara geografis Thailand mempunyai batas wilayah di bagian barat dengan laut
Andaman dan sebelah selatan berbatasan dengan teluk Thailand. Panjang garis pantainya
mencapai 2.500 km termasuk pulau pulau yang tidak berpenghuni. 22 Potensi pembuatan
PLTGL dapat dilakukan di pulau – pulau kecil dan tak berpenghuni. Hal ini penting
ditempatkan disana, agar para wisatawan dan pembangunan tidak terpusat di Bangkok.
Efek PLTGL adalah suara yang keras karena gerakan turbin dan hantaman ombak yang
masuk ke dalam lubang penampung ombak.
4. Filipina
Filipina merupakan negara dengan laut terluas kedua di ASEAN setelah
Indonesia. Secara geografis, sebelah utara dan timur berbatasan langsung dengan
samudera Pasifik. Sebelah selatan berbatasan dengan laut Sulawesi dan sebelah Barat
berbatasan dengan laut Cina Selatan. Panjang garis pantai Filipina mencapai 23.150 km. 23
Ratusan pulau kecil menyebar di sekitar pulau utama yaitu Luzon dan Mindanau.
Kegiatan perikanan berpusat di wilayah Pallawan, Negros, panay, dan Mindanao. 24 Dari
adanya pemukiman nelayan, besar kemungkinan untuk didirikannya PLTGL di daerah
tersebut. Para nelayan dapat mengelola sekitar wilayah PLTGL untuk pariwisata ketika
cuaca buruk untuk mencari ikan.
5. Myanmar25
Secara geografis, letak myanmar sangat strategis. Sebelah selatan berbatasan
dengan laut Andaman. Bagian Barat berbatasan dengan teluk Benggala dan samudera
Hindia. Jalur tersebut merupakan jalur perdagangan kapal. Potensi pembangunan PLTGL
di daerah tersebut sangat memungkinkan. Disamping menambah daya pasokan listrik, hal
tersebut bisa menjadi wisata dan tempat persinggahan untuk kapal – kapal pesiar.
22

http://permitha.net/2011/11/sekilas-tentang-thailand/

23

Ilmu pengetahuan sosial 3

24

Intensif IPS untuk SMP/MTs kelas Ix b hal:18

25

http://ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Politik%20Luar%20Negeri/3)%20Keanggotaan%20Indonesia%20dalam
%20Organisasi%20Internasional/1)%20ASEAN/Profil%20Negara-Negara%20ASEAN/Myanmar.pdf

Panjang pesisir pantai myanmar mencapai 1.930 km. Jika 10-20% panjang garis pantai
yang menghadap samudera Hindia dimaksimalkan untuk pembuatan PLTG,dipastikan
investor dan wisatawan akan lebih tertarik mengunjungi wilayah strategis tersebut.
6. Kamboja26
Secara geografis, panjang garis pantai Kamboja adalah 443 km. Memang tidak
terlalu panjang untuk negara dengan luas wilayah 181.040 km2. Kamboja dengan
mayoritas agama Hindu mengedepankan tentang alam. Memungkinkan dengan adanya
PLTGL dapat mengurangi kerusakan alam akibat pengeboran minyak bumi di negara
tersebut. Perlu adanya pendekatan secara khusus agar hal tersebut dapat ter-realisasikan.
Isu terbaru negara Kamboja mengalami masalah penangkapan ikan secara ilegal dan
besar besaran.kurangnya pengawasan bisa disebabkan armada yang kurang tersebar di
pesisir pantai. Dengan dibangunnya PLTGL, hal ini bisa mengakibatkan efek domino
yang baik baik pengamanan wilayah laut dan penagkapan ikan secra ilegal. Perlunya
kerjasama antara pemerintah dan nelayan sekitar untuk menanggulangi masalah tersebut.
7. Singapura27
Singapura adalah negara dengan wilayah daratan 699 km2. Cukup kecil, namun
negara ini mempunyai tingkat perekonomian paling maju di lingkup ASEAN. Panjang
garis pantainya hanya 193 km. Dengan pantai yang relatif kecil, masih tetap bisa
dimungkinkan untuk pembuatan PLTG di negara tersebut. Singapura hampir tidak
mempunyai sumber daya alam ,namun dengan dibangunnya PLTG dapat meningkatkan
perekonomian dan pariwisata disamping pendapatan yang besar karena adanya Sentosa
Land.
8. Brunei Darussalam28
26

http://ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Politik%20Luar%20Negeri/3)%20Keanggotaan%20Indonesia%20dalam
%20Organisasi%20Internasional/1)%20ASEAN/Profil%20Negara-Negara%20ASEAN/Kamboja.pdf
27

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://
www.gowealthy.com/gowealthy/wcms/en/home/articles/travel/geography/Geography-ofSingapore-1214829890625.html
28

http://ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Politik%20Luar%20Negeri/3)%20Keanggotaan%20Indonesia%20dalam
%20Organisasi%20Internasional/1)%20ASEAN/Profil%20Negara-Negara%20ASEAN/Brunei%20Darussalam.pdf

Brunei darussalam menurut letak geografisnya hampir sekelilingnya berbatasan
dengan Malaysia kecuali bagian Utara yang berbatasan dengan laut Cina Selatan. Panjang
garis pantainya 161 km. Dari potensi SDA yang tidak mempunyai tambang minyak bumi
memungkinkan dibangunnya PLTGL.Untuk mencukupi kebutuhan BBM dalam
negerinya, negara ini mengimpor dari negara lain. Melihat kondisi krisis energi yang
semakin memburuk, perlu adanya strategi dalam penghematan anggaran BBM.
Pembangunan PLTG dan adanya kerjasama antar negara pantai ASEAN, dapat menjaga
kestabilitas konflik energi di Laut Cina selatan.
Laut di kawasan ASEAN yang dimiliki oleh hampir sebagian besar negara – negara
ASEAN memiliki peluang untuk dirubah menjadi sumber energi alternatif. Laut dikawasan ini
cukup luas sebagai daerah pengembangan pembangkit listrik tenaga gelombang laut. Saat ini
sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang laut dengan sistem bandul ini sedang
dikembangkan di daerah pantai di gunung kidul, Indonesia. Proyek tersebut adalah proyek
pertama di kawasan Asia Tenggara. Yang dipelopori oleh Zamrisyaf seorang warga negara
Indonesia.
Jika sistem ini direalisasikan di 20% dari panjang pantai selatan pulau Jawa maka akan
menghasilkan daya sebesar 6500 MW. Sedangkan bila di terapkan di sepuluh persen dari luas
wilayah laut Indonesia yang mencapai 81.000 km akan menghasilkan daya sebesar 60 GW.
Melihat data perhitungan tersebut maka kita dapat menghemat biaya yang luar biasa, dan
ketergantungan kita akan energi fosil juga berkurang.
Jumlah panjang garis pantai ASEAN mencapai 113.000 km. Jika negara – negara di
ASEAN saling bekerjasama dalam mengembangkan sistem tersebut, maka akan menghasilkan
daya yang cukup besar. Untuk itu Pemerintah Indonesia sebagai negara yang pertama kali
mengembangkan sistem tersebut di ASEAN rasanya perlu untuk melakukan pengenalan serta
mengajak kepada negara – negara di Asia Tenggara yang lain untuk ikut mengembangkanya
bersama.
Jika sistem ini hanya dikembangkan oleh satu negara tentunya akan sangat berat, karena
dana yang dibutuhkan sekitar Rp. 20 juta/KW. Untuk itu diperlukan kerjasama bersama negara –

negara di ASEAN untuk mengembangkan nya. Bahkan jika perlu negara – negara mitra ASEAN
juga ikut dilibatkan seperti Jepang dan China.
Kerjasama yang bisa dilakukan oleh negara – negara pantai di kawasan Asia Tenggara
seperti: Pertama, Kerjasama riset antar universitas di kawasan Asia Tenggara untuk
mengembangkan dan menyempurnakan teknologi tersebut. Kedua, kerjasama yang dilakukan
oleh pengusaha – pengusaha di kawasan ini untuk membiayai baik riset maupun proses
penerapannya. Ketiga adalah dengan membentuk badan yang khusus menangani pembangkit
listrik tenaga gelombang laut tersebut, yang beranggotakan kementerian terkait sebagai regulator
dan decision maker. Dari poin nomor dua, pengusaha tidak bisa dilepas sendiri, harus tetap
dikontrol oleh pemerintah, karena listrik merupakan sumber energi yang menyangkut hajat hidup
orang banyak.
Di dalam koridor ASEAN, sudah ada lembaga lembaga dan dialog mengenai energi. Baik
itu energi fosil maupun sumber energi terbarukan. Dengan dibentukknya AEMMEC (ASEAN
Economic Ministers Meeting on Energy Cooperation) dan SOMEC (Senior Officials Meeting on
Energy Cooperation) di Bali, Indonesia, pada tanggal 29-30 september 1980.
Pada sidang AEMMEC ke-13 di Denpasar pada tanggal 26 Oktober 1995, disepakati
untuk mengubah AEMMEC menjadi AMEM (ASEAN Ministers on Energy Meeting) dan
SOMEC menjadi SOME (senior officials Meeting on Energy). Pertemuan tersebut
diselenggarakan setiap 1 tahun sekali dan dihadiri oleh menteri - menteri Energy dan sumber
Daya Mineral (ESDM) se-ASEAN

Tujuan – tujuan lembaga tersebut adalah jelas untuk :
a. Mengembangkan diversivikasi dan pengembangan energi alternatif.
b. Mengurangi ketergantungan khususnya kawasan ASEAn terhadap minyak bumi
dan meningkatkan efisiensi energi.

c. Menciptakan kebijakan energi regional yang responsif untuk mendorong
reformasi pasar.
d. Menciptakan program energi yang menjaga lingkungan hidup.
e. Melibatkan sektor swasta dalam mengamankan cadangan energi regional.
Untuk menyediakan data di bidang energi, ASEAN setuju untuk membentuk suatu badan yang
menyediakan pilihan dan strategi yang menyediakan agenda energi yang terkoordinasi, fokus dan
kuat. Hal tersebut merupakan salah satu hasil pertemuan menteri-menteri energi ASEAN dengan
IEA (International Energy Agency) pada ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) ke-29
di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam (20/09/2011).29
Hasil dari pertemuan tersebut ditandatanganinya MoU antara ASEAN dan IEA di bidang
kerjasama energi. MoU tersebut merupakan pencapaian yang penting karena ASEAN mendapat
bantuan dari IEA dalam APAEC (ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation) 2010 – 2015.
Pada pertemuan tersebut, diagendakan juga MoU proyek kerja sama ASEAN dengan mitra
dialog lain misalnya Penghargaan Energi ASEAN, Pusat Energi Terbarukan ASEAN, Program
Dukungan

untuk

Energi

Terbarukan

ASEAN-Jerman

(ASEAN-RESP),

Mekanisme

Pembangunan Bersih ASEAN+3 dan Kerja Sama Energi Nuklir.30
Dengan adanya landasan badan mengenai energi alternatif dan efisiensi minyak bumi
maka, negara ASEAn lebih mudah dalam pengembangan PLTGL tersebut. Solusi pengembangan
dan kejasama negara pantai ASEAN merupakan solusi yang revolusioner untuk mengatasi krisis
minyak khususnya di wilayah Asia tenggara.
Dari banyaknya wacana dan jenis pengembangan energi alternatif di atas, penulis melihat
peluang besar dalam pemanfaatan energi ombak untuk pembangkit listrik. Hal ini didukung
dengan wilayah pesisir pantai ASEAN yang belum maksimal pengelolaanya khususnya di negara
– negara berkembang. Ombak merupakan bahan dasar dari PLTGL. Wilayah pantai ASEAN
rata-rata mempunyai gelombang dengan tinggi lima meter dan berkecepatan 35knot. Pada musim
hujan, angin umumnya bergerak dari Utara Barat Laut dengan kandungan uap air dari laut Cina
29

http://www.esdm.go.id/berita/umum/37-umum/4955-asean-sepakati-pembentukan-badanenergi-tingkat-asean.html?tmpl=component&print=1&page=
30

ibid

Selatan dan teluk Benggala. Hal tersebut sangat bagus untuk negara-negara yang berbatasan
langsung dengan wilayah tersebut.

Kesimpulan
1. Dari berbagai sumber energi alternatif yang sedang dikembangkan, menurut penulis
tenaga ombaklah yang paling efisien karena tidak membutuhkan biaya mahal untuk
pengolahannya.

2. Luas pesisir pantai negara-negara ASEAN sangat berpotensi untuk membuat PLTGL
dengan skala besar
3. ASEAN mempunyai landasan hukum yang kuat untuk terus mengembangkan energienergi alternatif.
4. Indonesia bisa menjadi pelopor PLTGL di ASEAN karena potensi panjang garis pantai
terbesar di Asia Tenggara
5. Komitmen pengembangan perlu dipertegas lagi dan direvisi kelemahan-kelemahannya

DAFTAR PUSTAKA

Jack M. Hollander. 2003. The Real Environmental Crisis . London: University of California
Press

Haynes, Peter. 2009. Energy Security and Global Politics. Routledge Global Security Studies
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. 2010. ASEAN Selayang Pandang Edisi ke-19.
Jakarta
http://www.voa-islam.com/news/islamic-world/2011/09/07/16023/perang-inggris-di-afghanistanirak-dan-libya-berdasarkan-kebohongan/
http://www.tempo.co/read/news/2012/02/21/090385344/Harga-Minyak-Pecahkan-Rekor-8Bulan-Terakhir
http://id.berita.yahoo.com/invasi-nato-incar-minyak-libya-212141290.html
http://blogodril.com/energi/energi-surya-keuntungan-kerugian-dan-potensi-nya-di-indonesia-6
http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/perubahan-iklim-global/Energi-Bersih/
Energi_matahari/
http://www.gdmenergy.com/index.php?option=com_content&view=article&id=20&Itemid=27
http://www.kamase.org/?p=548
http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/proteksiradiasi/pengenalan_radiasi/3-1.htm
http://permitha.net/2011/11/sekilas-tentang-thailand/
http://www.esdm.go.id/berita/umum/37-umum/4955-asean-sepakati-pembentukan-badan-energitingkat-asean.html?tmpl=component&print=1&page=
http://www.dongtravel.com/wisata-vietnam/objek-wisata-di-vietnam/kotawisatakevietnam