ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI LATAR BELAK

ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI, LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
TERHADAP KINERJA DOSEN POLITEKNIK BENGKALIS DARI
PERSPEKTIF PIMPINAN
M. Hamidi,SE,MM
Dosen Politeknik Negeri Bengkalis
[email protected]/[email protected]

Prof. Dr. Hj. Sri Indrastuti, SE.,MM
Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau

ABSTRACT
This study aims to analyze the influence of competencies and educational background on
performance of Bengkalis Polytechnic lecturers. The results of the research showed that
pedagogical competence , personality competence, social competence, professional
competence and educational background factor significantly influences the performance of
lecturers. However, pedagogical competence and social competence influence the lecturers
performance from leaders’ perspective. Viewpoint of leaders pedagogical competence is very
dominant.This research expected that Bengkalis Polytechnic lectures more increase about
competence and educational background for the reach the best performance.
Keywords :Pedagogical Competence, Personality Competence, Sosial Competence,
Profesional Competence, Educational Background, Lectures performa

1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
Sebagaimana dalam UU Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada
Bab 1 pasal 1 ayat 2, dosen dinyatakan
sebagai pendidik profesional dan ilmuwan
dengan tugas utama mentransformasikan,
mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni melalui
pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada
masyarakat.
Sementara
itu,
profesional dinyatakan sebagai pekerjaan
atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
dan menjadi sumber penghasilan kehidupan
yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau
norma tertentu serta memerlukan pendidikan

profesi.
Sejalan dengan hal tersebut dosen yang
merupakan tenaga pendidik dalam jenjang
pendidikan tinggi wajib memiliki kualifikasi

akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,
sehat jasmani dan rohani, memenuhi
kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan
pendidikan tinggi tempat bertugas, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
Kualifikasi akademik yang dimiliki
seorang dosen berdasarkan UU Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal
46 ayat 2 menjelaskan bahwa
lulusan
program magister untuk program diploma
atau program sarjana dan lulusan program
doktor untuk program pasca sarjana, ini
secara

jelas menyatakan bahwa untuk
mengajar pada program diploma (D 3) atau
program sarjana (S 1) seorang dosen
diwajibkan mempuyai kualifikasi pendidikan
magister (S 2) sementara untuk dosen yang
akan mengajar pada program magister (S 2)
kualifikasi pendidikannya harus doktor (S 3)
Selain mempunyai latar belakang
pendidikan yang memadai, untuk menunjang

1

profesi sebagai seorang dosen perlu memiliki
kompetensi. Hal tersebut dinyatakan di
dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen pasal 7 yang menjelaskan
bahwa profesi dosen merupakan bidang
pekerjaan khusus yang dilaksanakan
berdasarkan prinsip salah satunya adalah
memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai

dengan bidang tugas.
Adapun kompetensi tersebut meliputi
kompetensi
pedagogik,
kompetensi
kepribadian,
kompetensi
sosial
dan
kompetensi profesional.
1.2. Perumusan Masalah
Apakah kompetensi pendagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi
profesional dan latar belakang pendidikan
mempunyai pengaruh yang positif dan
siginifican baik secara partial maupun
bersama-sama terhadap kinerja?
2. Kerangka Teori
2.1. Pengertian Kompetensi dan Jenis
Kompetensi Dosen

Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk
melaksanakan
atau melakukan
suatu
pekerjaan atau tugas yang dilandasi oleh
keterampilan
dan
pengetahuan
serta
didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh
pekerjaan
tersebut.
Kompetensi
menunjukkan keterampilan atau pengetahuan
yang dicirikan oleh profesionalisme dalam
suatu bidang tertentu sebagai sesuatu
terpenting sebagai unggulan bidang tersebut.
Wibowo
(2007:110)
menjelaskan

bahwa kompetensi adalah suatu kemampuan
untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau
tugas yang dilandasi atas keterampilan dan
pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja
yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.
Menurut Undang-undang No. 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat
(1) ada empat kompetensi yang harus

dimiliki oleh dosen dalam mengemban tugas
tridharma perguruan tinggi yaitu kompetensi
pedagogik,
kompetensi
kepribadian,
kompetensi
sosial
dan
kompetensi
profesional.
a. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik adalah
kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik, Depdiknas (2004:9) menyebutkan
kompetensi
ini
dengan
kompetensi
pengelolaan
pembelajaran.
Selaian
pengelolaan
pembelajaran
kemampuan
pedagogik juga meliputi
pemahaman
terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya. Sub kompetensi dalam

kompetensi Pedagogik adalah :
1. Memahami peserta didik secara
mendalam yang meliputi memahami
peserta didik dengan memamfaatkan
prinsip-prinsip
perkembangan
kognitif, prinsip-prinsip kepribadian,
dan mengidentifikasi bekal ajar awal
peserta didik.
2. Merancang pembelajaran, termasuk
memahami landasan pendidikan
untuk kepentingan pembelajaran yang
meliputi
memahmi
landasan
pendidikan, menerapkan teori belajar
dan
pembelajaran,
menentukan
strategi pembelajaran berdasarkan

karakteristik
peserta
didik,
kompetensi yang ingin dicapai, dan
materi
ajar,
serta
menyusun
rancangan pembelajaran berdasarkan
strategi yang dipilih.
3. Melaksanakan pembelajaran yang
meliputi menata latar ( setting)
pembelajaran dan melaksanakan
pembelajaran yang kondusif.
4. Merancang
dan
melaksanakan
evaluasi pembelajaran yang meliputi
merancang
dan

melaksanakan

evaluasi (assessment) proses dan hasil
belajar secara berkesinambungan
denga berbagai metode,menganalisis
hasil evaluasi proses dan hasil belajar
untuk menentukan tingkat ketuntasan
belajar
(mastery
level),
dan
memamfaatkan
hasil
penilaian
pembelajaran
untuk
perbaikan
kualitas program pembelajaran secara
umum.
5. Mengembangkan peserta didik untuk

mengaktualisasikan
berbagai
potensinya meliputi memfasilitasi
peserta didik untuk pengembangan
berbagai potensi akademik, dan
memfasilitasipeserta didik untuk
mengembangkan berbagai potensi
non akademik.
Menurut
Jamal
(2009:65)
kompetensi
pedagogik
dosen
adalah
kemampuan seorang dosen dalam mengelola
proses pembelajaran peserta didik, selain itu
kemampuan pedagogik juga ditunjukkan
dalam
membantu,
membimbing
dan
memimpin peserta didik.
Berdasarkan Permendiknas nomor
17 tahun 2007 di dalam Jamal (2009:65-66)
ada sepuluh indikator di dalam kompetensi
pedagogik yaitu:
1. Menguasai karakteristik peserta didik
dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial,
kultur, emosional dan intelektual;
2. Menguasai teori belajar dan prinsipprinsip pembelajaran yang mendidik;
3. Mengembangkan kurikulum yang terkait
dengan mata pelajaran yang diampu;
4. Menyelenggarakan pembelajaran yang
mendidik;
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi
untuk
kepentingan
pembelajaran;
6. Memfasilitasi pengembangan potensi
peserta didik untuk mengaktualisasi
berbagai potensi yang dimilik;

7. Berkomunikasi secara efektif, empatik
dan santun dengan peserta didik;
8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi
proses dan hasil belajar;
9. Memanfaatkan hasil penilaian dan
evaluasi
untuk
kepentingan
pembelajaran;
10. Melakukan tindakan reflektif untuk
peningkatan kualitas pembelajaran.
b. Kompetensi Kepribadian
Menurut
Surya
(2003:138)
kompetensi kepribadian ini merupakan
kompetensi personal yaitu kemampuan
pribadi seseorang dosen yang diperlukan agar
menjadi dosen yang baik, kompetensi
personal ini mencangkup kemampuan pribadi
yang berkenaan dengan pemahaman diri,
penerimaan diri, pengarahan diri dan
perwujudan diri.
Raka Joni sebagaimana dikutipkan
oleh Suyanto dan Hisyam (2009:29)
menjelaskan bahwa kompetensi personal ini
merupakan kepribadian yang mantap dan
patut diteladani, dengan demikian guru atau
dosen akan mampu menjadikan seorang
pemimpin yang menjalankan peran : ing
ngarso sung tulada, ing madya mangun
karsa, tut wuri handayani.
Setiap dosen harus memiliki
kemampuan
pribadi
karena
dengan
kemampuan ini akan menjadi dosen yang
berkualitas dan kualitas itu sendiri dapat
dihasilkan oleh kemampuan dari dosen
tersebut. Adapun kompetensi kepribadian ini
merupakan kemampuan yang (a) mantap; (b)
stabil; (c) dewasa; (d) arif dan bijaksana; (e)
berwibawa; (f) berakhlak mulia; (g) menjadi
teladan bagi peserta didik dan masyarakat;
(h) mengevaluasi kinerja sendiri; (i)
mengembangkan diri secara berkelanjutan.
Sementara itu menurut Theodore
M. Newcomb seperti yang dikutip Jamal
(2009:103-104) kepribadian diartikan sebagai
organisasi sikap-sikap (predispositions) yang
3

dimiliki seseorang sebagai latar belakang
terhadap prilaku. Kepribadian menunjuk
pada organisasi sikap-sikap seseorang untuk
berbuat, mengetahui, berpikir dan merasakan
secara khusus apabila berhubungan dengan
dengan orang lain atau menanggapi suatu
keadaan. Kepribadian merupakan abstraksi
individu dan kelakuannya sebagaimana
halnya dengan masyarakat dan kebudayaan,
maka ketiga aspek tersebut mempunyai
hubungan yang saling mempengaruhi satu
dengan yang lain.
Ada
beberapa
indikator
kepribadian baik yang optimis dan progresif
yaitu:
1. Bertanggung jawab, tanggung jawab
adalah perasaan kuat yang disertai
kebulatan tekad untuk melaksanakan
tugas sebaik-baiknya.
2. Tidak emosional;
3. Tegas, tidak menakut-nakuti, seorang
pendidik harus tegas, adil dan tidak
membeda-bedakan.
4. Dekat dengan anak didik, kedekatan
membawa efek positif bagi pembelajaran,
kedekatan akan menciptakan hubungan
bathin dan keakraban dalam bergaul.
c. Kompetensi Sosial
Dosen juga harus memahami
kompetensi ini, dosen diharapkan mampu
untuk beradaptasi dengan lingkungan dan
kehidupan bermasyarakat serta mampu
melakukan sosialisasi dengan lingkungannya
sehingga dimanapun dan kapanpun serta
dengan siapapun dosen memiliki kemampuan
dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
Surya (2003:138) mengemukakan
bahwa kompetensi sosial adalah kemampuan
yang diperlukan oleh seseorang agar berhasil
dalam berhubungan dengan orang lain, hal
ini termasuk keterampilan dalam interaksi
sosial dan melaksanakan tanggung jawab
sosial.

Dalam kompetensi sosial ini
seorang dosen diharuskan mempunyai
kemampuan sebagai bagian dari masyarakat
sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan
Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang
Nasional Pendidikan, bahwa di dalam
kompetensi ini seorang dosen dituntut untuk :
(a) mampu berkomunikasi lisan dan tulisan;
(b) menggunakan teknologi komunikasi dan
informasi secara fungsional; (c) bergaul
secara efektif dengan peserta didik, sesame
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua
atau wali peserta didik dan (d) bergaul secara
santun dengan masyarakat sekitar.
Jamal (2009:140-141) menjelaskan
kompetensi sosial dalam kegiatan belajar
berkaitan erat dengan kemampuan pendidik
dalam berkomunikasi dengan masyarakat
sekitar kampus dan masyarakat tempat
pendidik tinggal sehingga peranan dan cara
pendidik berkomunikasi dalam masyarakat
diharapkan memiliki karakteristik tersendiri
yang sedikit banyak berbeda dengan yang
bukan pendidik.
Dosen atau pendidik dimata
masyarakat pada umumnya dan para peserta
didik merupakan panutan yang perlu
dicontoh dan merupakan suri teladan dalam
kehidupannya sehari-hari. Dosen merupakan
tokoh dan tipe makhluk yang diberi tugas dan
beban
membina
dan
membimbing
masyarakat ke arah norma yang berlaku.
Hal ini menjelaskan bahwa
kompetesi sosial dosen atau pendidik
merupakan kemampuan pendidik untuk
memahami dirinya sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari masyarakat dan warga
Negara, lebih dalam lagi kemampuan sosial
ini
mencakup
kemampuan
untuk
menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan
lingkungan sekitar pada waktu membawakan
tugasnya sebagai pendidik.
Dalam standar nasional pendidikan
yang dikutip Jamal (2009:149) kompetensi
sosial adalah kemampuan pendidik sebagai

bagaian
dari
masyarakat
untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan peserta didik yang sekurangkurangnya harus memiliki kompetensi
untuk :
1. Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan
isyarat;
2. Menggunakan teknologi komunikasi dan
informasi secara fungsional;
3. Bergaul secara efektif dengan peserta
didik,
sesame
pendidik,
tenaga
kependidikan dan wali/orang tua peserta
didik;
4. Bergaul secara santun dengan masyarakat
sekitar.
d. Kompetensi Profesional
Didalam Peraturan Pemerintah
tentang Standar Nasional Pendidikan
dijelaskan,
kompetensi
professional
merupakan kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang
meliputi : (a) konsep, struktur dan metoda
keilmuan/teknologi/seni
yang
menaungi/koheran dengan materi ajar; (b)
materi ajar yang ada dalam kurikulum; (c)
hubungan konsep antar mata pelajaran
terkait; (d) penerapan konsep-konsep
keilmuan dalam kehidupan sehari-hari dan
(e) kompetensi secara professional dalam
konteks global dengan tetap melestarikan
nilai dan budaya nasional.
Sementara itu Surya (2003:138)
mengemukakan
bahwa
kompetensi
profesional adalah kemampuan yang
diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya
sebagai dosen professional, kompentensi
professional meliputi kepakaran atau
keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan
bahan yang harus diajarkan beserta
metodenya, rasa tanggung jawab akan
tugasnya dan rasa kebersamaan dengan
sejawat dosen lainnya.
Menurut
Jamal
(2009:157)
kompetensi
profesional
merupakan

penguasaan materi pembelajaran secara luas
dan mendalam mencangkup penguasaan
materi kurikulum mata pelajaran dan
substansi
keilmuan
secara
filosofis,
kompetensi ini juga disebut dengan
penguasaan sumber bahan ajar atau sering
disebut dengan bidang studi keahlian.
Menurut Endang Komaro dalam
Jamal
(2009:157-158)
kompetensi
professional adalah kemampuan yang
berhubungan dengan penyesuaian tugastugas
sebagai
pendidik
sebab
ini
berhubungan dengan kinerja, oleh sebab itu
tingkat profesionalitas pendidik dapat dilihat
dari kompetensi sebagai berikut : (1)
Kemampuan untuk menguasai landasan
kependidikan, misalnya paham akan tujuan
pendidikan yang harus dicapai baik tujuan
nasional, institusi, kurikuler dan tujuan
pembelajaran; (2) Pemahaman dalam bidang
psikologi pendidikan, misalnya paham
tentang tahapan perkembangan siswa, paham
tentang teori-teori belajar; (3) Kemampuan
dalam penguasaan materi pelajaran sesuai
dengan bidang studi yang diajarkan; (4)
Kemampuan
dalam
mengaplikasikan
berbagai
metodologi
dan
strategi
pembelajaran; (5) Kemampuan merancang
dan memanfaatkan berbagai media dan
sumber belajar; (6) Kemampuan dalam
melaksanakan evaluasi pembelajaran; (7)
Kemampuan dalam menyusun program
pembelajaran; (8) Kemampuan dalam
melaksanakan unsur penunjang, misalnya
administrasi, bimbingan penyuluhan; (9)
Kemampuan dalam melaksanakan penelitian
dan berpikir ilmiah untuk meningkatkan
kinerja.
Dalam standar nasional pendidikan
pasal 28 ayat 3 butir © dikemukan bahwa
dimaksud dengan kompetensi professional
adalah penguasaan materi pelajaran secara
luas dan mendalam yang memungkinkan
membimbing peserta didik memenuhi

5

standar kompetensi yang ditetapkan dalam
standar nasional pendidikan.
D.A.Tisna Amidjaja seperti yang
dikutip oleh Isjoni (2008:48) mengemukakan
kompetensi dengan istilah kemampuan,
dimana ada tiga aspek kemampuan pendidik
yaitu :
1. Kemampuan pribadi dimana setiap
pendidik harus memiliki kemampuan
pribadi dengan kemampuan itu seorang
pendidik akan dapat menjadi pendidik
yang berkualitas dan kualitas itu sendiri
dapat dihasilkan dari kemampuan pribadi.
2. Kemampuan professional, kemampuan
profesiona l merupakan kemampuan dan
menghayati dan mendalami keilmuannya,
kualitas pendidikan sangat ditentukan
oleh kemampuan professional, bila
pendidik
memiliki
kemampuan
professional maka akan berdampak
kepada kualitas pembelajaran dan
akhirnya akan bermuara kepada kualitas
pendidikan nasional.
3. Kemampuan
kemasyarakatan
atau
kemampuan social, pendidik diharapkan
mampu beradaptasi dengan lingkungan
dan kehidupan bermasyarakat serta
mampu melakukan sosialisasi dengan
lingkungannya.
2.2.

Pengertian dan Faktor-faktor yang
mempengaruhi Kinerja

Simamora (2004:409) menyatakan,
bahwa kinerja adalah keadaan/tingkat
perilaku seseorang yang harus dicapai
dengan persyaratan tertentu. Penilaian kinerja
adalah proses yang mengukur kinerja
karyawan. Penilaian kinerja biasanya
mencakup aspek kualitatif dan kuantitatif
dari kinerja pelaksanaan pekerjaan.
Berdasarkan pendapat diatas, Sutrisno
(2009:165) menyimpulkan bahwa kinerja

adalah sebagai hasil kerja yang telah dicapai
seseorang dari tingkah laku kerjanya dalam
melakukan aktivitas kerja. Cooper dalam
Samsudin
(2006:159)
mengungkapkan
kinerja adalah sebagai berikut “A general
term applied to part or all of the conduct or
activities of an organization over period of
time, often with reference to some standart
such as past projected cost, an efficiency
base,
management
responsibility
or
accountability, or the like”.Artinya kinerja
adalah tingkat pelaksanaan tugas yang dapat
dicapai seseorang, unit, atau divisi dengan
menggunakan kemampuan yang ada dan
batasan – batasan yang telahditetapkan untuk
mencapai tujuan organisasi/perusahaan.

2.3. Pengertian, Tujuan, Jenjang Proses
dan Jenis Pendidikan
Menurut Umar Tirtarahardja dan La
Sula (2005:33-36) menerangkan pengertian
pendidikan dapat ditinjau dari beberapa
fungsi yaitu sebagai proses tranformasi
budaya, pembentukkan pribadi, penyiapan
warga Negara dan penyiapan tenaga kerja.
Hal tersebut dikarenakan pendidikan sifat
sasarannya
adalah
manusia
yang
mengandung banyak aspek dan sifatnya
sangat komplek.
Masih menurut Umar Tirtarahardja
dan La Sula (2005:33-36), pengertian
pendidikan sebagai transformasi budaya
diartikan sebagai pewarisan budaya dari
suatu generasi ke generasi yang lain, sebagai
pembentukkan pribadi pendidikan diartikan
sebagai suatu kegiatan yang sistemastis dan
sistemik terarah kepada terbentuknya
kepribadian peserta didik. Sebagai proses
penyiapan warga Negara pendidikan
diartikan sebagai suatu kegiatan yang
terencana untuk membekali peserta didik
agar menjadi warga Negara yang baik dan
sebagai penyiapan tenaga kerja pendidikan

diartikan sebagai kegiatan membimbing
peserta didik sehingga memilki bekal dasar
untuk bekerja.

3.

Metode Penelitian

Penelitian ini untuk menganalisa
pengaruh kompetensi, latar belakang
pendidikan
terhadap
kinerja
dengan
melakukan uji stastik regresi sederhana,
sementara penelitian ini sendiri bersifat
deskriptif dan kuantitatif yang bertujuan
untuk memperoleh gambaran tentang
kompetensi pedagogik, kompetensi sosial,
kompetensi kepribadian dan kompetensi
profesional serta latar belakang pendidikan
dan kinerja.
Dalam penelitian ini populasi yang
akan diteliti yaitu pihak manajemen
(pimpinan), pihak manajemen atau pimpinan
merupakan atasan langsung dari objek yang
akan diteliti yaitu ketua program studi dari
tujuh program studi yaitu Teknik Perkapalan,
Teknik Mesin, Teknik Elektro, Administrasi
Bisnis, Bahasa Inggris dan Teknik Informasi.
Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah: variabel terikat yaitu
kinerja dengan 6 indikator dan variabel bebas
yaitu kompetensi pedagogik dengan 5
indikator, kompetensi kepribadian dengan 5
indikator, kompetensi sosial dengan 5
indikator, kompetensi profesional dengan 5
indikator. Teknik analisis data menggunakan
regresi linear berganda sementara itu
pengujian dilakukan dengan validitas dan
realiabilitas alat ukur serta pengujian asumsi
klasik dan hipotesis.
4.

Hasil penelitian dan pembahasan

4.1.
Pengaruh Kompetensi Pedagogik
Terhadap Kinerja Dosen Politeknik
Bengkalis Dari Perspektif Pimpinan

Dari hasil temuan terhadap kompetensi ini
pimpinan memandang kompetensi pedagogik
mempengaruhi kinerja, hal dapat dibuktikan
dengan tanggapan pimpinan atas pertanyaan
mengenai
kompetensi
pedagogik
ini
semuanya adalah baik dan dapat diartikan
kompetensi pedagogik yang merupakan
kompetensi mendasar bagi seorang dosen
telah dimiliki secara baik oleh dosen
Politeknik Bengkalis sehingga kemampuan
ini dapat mendukung kinerja sepenuhnya.
Hal ini sesuai dengan pendapat Jamal
(2009:59) kompetensi utama yang harus
dimiliki oleh seorang dosen agar perkuliahan
yang dilakukan efektif dan dinamis adalah
kompetensi pedagogik.
Selanjutnya dalam pandangan pimpinan
kompetensi pedagogik berbeda antara
harapan dan kenyataan, harapan untuk
kompetensi pedagogik ini yaitu penggunaan
alat bantu serta buku-buku yang terbaru
tetapi pada kenyataannya diskusi yang
dilakukan didalam kelas lebih diutamakan.
Menurut Jamal (2009) diskusi yang akan
mendidik mahasiswa lebih kritis dan aktif
untuk memahami permasalahan juga
merupakan salah satu indikator kompetensi
pedagogik karena dengan diskusi peran dari
mahasiswa lebih besar, ini sejalan dengan
metode perkuliahan yang baik adalah diskusi
dengan peran mahasiswa yang lebih besar
sehingga dosen tidak terlalu mendominasi
perkuliahan
yang
dapat
mematikan
kreativitas dan potensi mahasiswanya.
Kenyataan dilapangan proses kegiatan
perkuliahan diskusi jarang dilakukan dan
metode yang monologis sering terjadi pada
saat perkuliahan berlangsung, berbagai
alasan yang dapat dikemukan diantarnya
karena kurang tertariknya mahasiswa untuk
melakukan diskusi serta adanya dosen yang
belum memahami materi secara baik. Kedua
alasan tersebut jika dihubungkan dengan
kenyataan mepunyai alasan yang kuat, malas
atau kurang tertariknya mahasiswa untuk
7

melakukan diskusi dikarenakan kurangnya
pengetahuan atau ilmu yang dimiliki oleh
mahasiswa karena dasar dalam pelaksanaan
diskusi adalah pengetahuan yang didapatkan
dari membaca serta pemahaman yang kurang
dimengerti
terhadap
suatu
persoalan
ditambah lagi dengan pola pendidikan yang
telah diterapkan sejak lama yaitu peran dosen
atau guru lebih besar karena sebagian besar
mahasiswa Politeknik Bengkalis merupakan
dari kecamatan dan desa yang ada di
Bengkalis dan sekitar Kabupaten Bengkalis
sendiri. Untuk alasan yang kedua disebabkan
masih banyaknya pendidikan dosen yang S1
dengan pengalaman dan masa kerja yang
kurang dari 5 tahun sebagaimana diketahui
pendidikan akan mempengaruhi kemampuan
apalagi sesuai dengan Undang-Undang
nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
syarat kualifikasi pendidikan minimal yang
harus dimiliki untuk menjadi seorang dosen
setidak-tidaknya S2 atau master.
4.2.
Pengaruh Kompetensi Kepribadian
Terhadap Kinerja Dosen Politeknik
Bengkalis Dari Perspektif Pimpinan
Pimpinan
menilai
kompetensi
kepribadian yang dimiliki oleh dosen
Politeknik Bengkalis yang terletak pada sikap
kepribadian yang menghargai segala usaha
yang dilakukan oleh mahasiswa serta terbuka
dan menerima pendapat sehingga antara
harapan dan kenyataan adalah sama.
Jika dilihat dari kedua pandangan baik
dari mahasiswa dan pimpinan mempunyai
pandangan yang sama terhadap kompetensi
kepribadian, sikap yang saling menghargai
serta terbuka dan bisa menerima pendapat
merupakan sikap kepribadian yang utama,
dan dalam prakteknya sikap ini senantiasa
dilakukan oleh dosen di lingkungan
Politeknik Bengkalis dan ini sejalan dengan
pendapat yang dikemukan oleh Jamal (2009)
yang menyatakan bahwa seorang dosen yang
mempunyai kepribadian yang sehat adalah

senantiasa bisa memberikan sikap saling
menghargai dan bisa menerima pendapat
orang lain karena hal tersebut merupakan
kebutuhan manusia yang tidak bisa
dipungkiri. Namun berdasarkan hasil temuan
kompetensi kepribadian tidak mempengaruhi
secara signifikan terhadap kinerja dosen
Politeknik Bengkalis.
4.3.
Pengaruh
Kompetensi
Sosial
Terhadap Kinerja Dosen Politeknik
Bengkalis Dari Perspektif Pimpinan
Dari
sudut
pandang
pimpinan
kompetensi sosial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja dan dapat
diartikan bahwa dosen Politeknik dimata
pimpinan mempunyai kemampuan untuk
melakukan interaksi baik dengan mahasiswa,
sesama dosen, pegawai, orang tua juga
dengan masyarakat disekitar kampus dan
tempat tinggalnya, hal ini sesuai dengan
pendapat yang disampaikan oleh sanusi
(2003:36)
bahwa
kemampuan
sosial
mencangkup
kemampuan
untuk
menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan
lingkungan sekitar pada waktu membawa
tugas sebagai seorang dosen.
Kemampuan beradaptasi ditempat
tugas yang memiliki keragaman sosial dan
budaya merupakan kemampuan dosen untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya
sehingga suasana kerja akan tercipta dengan
nyaman dan menyenangkan, selain itu
tuntutan dosen untuk mempunyai kompetensi
ini tidak terlepas dari kemampuan dosen
dalam
menerapkan
keterampilan
berkomunikasi yang baik, benar dan sopan
dengan peserta didik, rekan kerja dan
masyarakat sekitar, komunikasi harus efektif
dan dilakukan dengan tegas serta lugas dan
memperhatikan lawan bicara.
Lebih lanjut mengenai kompetensi
sosial dari sudut pandang pimpinan, dari
hasil anaslis antara harapan dan kenyataan
adalah sama yaitu penggunaan teknologi
komunikasi dan informasi seperti facebook

dan internet serta handphone sebagai bentuk
kompentensi sosial yang dimiliki oleh
seorang dosen dan tertinggi sedangkan yang
terendah adalah kemampuan bergaul yang
baik dengan masyarakat sekitar kampus dan
tempat tinggalnya.
Pandangan pimpinan lebih mengarah
kedalam bentuk sosial yang lebih luas dan
sesuai dengan perkembangan zaman dan
dalam
aplikasinya
dosen
Politeknik
Bengkalis benar-benar memanfaatkan media
tersebut untuk membina hubungan sosial
dengan orang lain, dengan kata lain dosen
memahami dirinya merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari masyarakat dan
mengembangkan tugas sebagai anggota
masyarakat dan warga negara. Namun disisi
lain hubungan seperti ini merupakan suatu
hubungan yang kurang baik mengingat
kesempatan untuk menutup diri dan
menciptakan komunikasi yang sehat akan
menjadi terhambat, dan ini bisa saja menjadi
bias dalam hubungan dan komunikasi dengan
mahasiswa dan masyarakat.
Mengenai kurangnya kemampuan
dosen dalam bergaul dengan masyarakat
sekitar kampus dan tempat tinggal menjadi
pilihan yang terendah mempunyai alasan
tersendiri, banyak beban jam mengajar serta
pola jam kerja yang ketat membuat seseorang
kurang dapat menjalankan kehidupan
sosialnya dengan baik memang dalam
lingkungan kampus kehidupan sosial berjalan
normal namun dalam lingkungan masyarakat
belum berjalan dengan baik.
4.4.
Pengaruh Kompetensi Profesional
Terhadap Kinerja Dosen Politeknik
Bengkalis Dari Perspektif Pimpinan
Pimpinan memandang kompetensi
profesional ini tidak mempengaruhi kinerja
dosen secara signifikan bahkan menunjukkan
kecenderungan negatif, dalam maksud lain
kompetensi ini dianggap kurang penting
untuk menunjukkan keberhasilan seorang
dosen, hal ini tentu saja bertolak belakang

dengan pendapat yang diutarakan oleh Surya
(2003:138) yang mengemukakan bahwa
kompetensi profesional ini diperlukan agar
dapat mewujudkan dirinya sebagai dosen
yang profesional serta pendapat yang
disampaikan oleh Endang Komara dalam
Jamal (2009:157) kompetensi profesional
adalah kemampuan yang berhubungan
dengan penyesuian tugas-tugas sebagai dosen
dan kompetensi ini sangat penting sebab
langsung berhubungan dengan kinerja yang
ditampilkan.
Dalam hal ini pimpinan merasakan
bahwa kemampun dosen menguasai bahan
perkuliahan dengan baik, aktif dan produktif
membuat karya ilmiah, memahami peraturan
dan ketentuan akademik serta kreatif dan
tidak monoton serta memiliki wawasan yang
luas serta penguasaan akan topik-topik
tertentu masih kurang. Dikatakan kurang
karena dilapangan sebagian besar dosen
kurang mengindahkan peraturan dan
ketentuan kampus seperti kehadiran yang
terlambat, lambatnya mengumpulkan daftar
nilai, mengurangi jam efektif dikelas dan lain
sebagainya. Kurangnya membaca dan
melakukan pengembangan diri membuat
proses perkuliahan menjadi lambat sehingga
menjadikan dosen tersebut kurang menguasai
bahan perkuliahan dan kurangnya wawasan,
kurangnya
wawasan
ini
bisa
saja
mengakibatkan dosen kurang peka terhadap
perkembangan
sosial
sekitarnya
dan
mengakibatkan kurang produktif untuk
membuat karya tulis.
Dari hasil analisa deskriptif terhadap
kompetensi profesional ini pimpinan lebih
mengutamankan
menguasai
bahan
perkuliahan yang telah diberikan dengan baik
sebagai
keberhasilan
kompetensi
profesionalime yang tertinggi dibandingkan
dengan memiliki wawasan yang luas dan
menguasi topik-topik tertentu sedangkan
yang terendah adalah aktif dan produktif
9

membuat karya tulis, hampir ada persamaan
persepsi dengan mahasiswa namun demikian
penguasaan materi atau bahan kuliah juga
merupakan
suatu
indikator
untuk
peningkatan kompetensi profesional seorang
dosen. Pimpinan memandang seorang dosen
yang profesional adalah dosen yang
menguasai seluruh bahan perkuliahan dengan
baik sehingga transfer ilmu dapat
berlangsung dengan baik namun perlu diingat
bahwa profesional disini bukan hanya
menguasai bahan perkuliahan tetapi juga
dituntut untuk memiliki wawasan yang luas
sehingga dapat mengembangkan materi
perkuliahan namun berdasarkan temuan
kompetensi profesional ini dimata pimpinan
tidak mempengaruhi kinerja dosen Politeknik
Bengkalis.
Lebih lanjut dapat disampaikan pada
kenyataannya kompetensi profesional dosen
Politeknik Bengkalis belum sepenuhnya
dikatakan baik, lemahnya tradisi membaca
ditambah dengan penguasaan materi atau
bahan perkuliahan yang tidak begitu kuat
serta materi yang itu-itu saja membuat
kompetensi ini terhambat, apalagi jika
dihubungkan dengan aktif dan produktif
untuk membuat karya tulis yang juga
merupakan suatu tuntutan profesional
seorang dosen yang juga masih rendah .
4.5.
Pengaruh
Latar
Belakang
Pendidikan Terhadap Kinerja Dosen
Politeknik Bengkalis Dari Perspektif
Pimpinan
Pimpinan menilai tingkat pendidikan
tidak mempengaruhi kinerja dosen dan
cenderung negatif dan ini sejalan dengan
temuan yang dilakukan oleh Ellyana S
(2008) yang menyatakan antara pendidikan
dan kinerja tidak mempunyai hubungan yang
signifikan. Dalam arti lain pimpinan menilai
kemampun dosen dalam mendemostrasikan
ilmunya serta mempunyai kepercayaan diri

dengan kemampuan yang dimiliki serta ahli
dalam bidangnya belum tersalur dengan baik.
Sebagian besar dosen belum secara
menyeluruh mentranfer dan membuktikan
ilmu yang dimiliki untuk kepentingan proses
pembelajaran
dan
tidak
mempunyai
kepercayaan serta tidak ahli dalam
bidangnya, ini dapat disebabkan karena ratarata latar belakang pendidikan dosen adalah
dari strata satu yang berasal dari ilmu umum
sementara untuk mengajar pada Politeknik
Bengkalis dituntut mempunyai keahlian atau
keterampilan
khusus
karena
jenjang
pendidikan Politeknik Bengkalis adalah
pendidikan vokasi yang lebih mengutamakan
praktek dari teori (60% praktek 40% teori)
bahkan ada pendapat yang menyatakan
sebaiknya yang mengajar di Politeknik
adalah lulusan atau sarjana terapan, selain
itu dijumpai sebagian dosen mengajar tidak
sesuai dengan kualifiakasi pendidikan
sehingga pandangan pimpinan latar belakang
pendidikan tidak mempengaruhi kinerja
dapat terjawab.
Namun demikian dari sudut pandang
pimpinan tingkat keberhasilan dari latar
belakang pendidikan ini sama halnya dengan
mahasiswa jika dibandingkan dengan
kepercayaan diri dengan kemampuan yang
dimiliki. Dengan demikian dapat diartikan
antara pimpinan dan mahasiswa mempunyai
kesamaan pandangan bahwa ahli dalam
bidangnya menunjukkan bahwa dosen
Politeknik Bengkalis mempunyai latar
belakang pendidikan yang sesuai dengan
keahlian yang dimilikinya.
Dari hasil analisa deskriptif terhadap
pimpinan terdapat kecenderungan yang
negatif antara kompetensi profesional dan
latar belakang pendidikan terhadap kinerja.
Kecenderungan yang negatif terhadap kinerja
dapat
disebabkan
karena
adanya
ketidakpastian mengenai status dosen yang
merupakan dosen kontrak yayasan dan
sewaktu-waktu dapat diberhentikan, selain

itu kegiatan akademik merupakan bantuan
dari pemerintah setempat dalam hal ini
Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkalis
yang terkadang dapat menghambat proses
dan kegiatan akademik seperti gaji yang
terlambat
dan
terbatasnya
dana.
Ketidakjelasan dan ketidakpastian tersebut
membuat dosen Politeknik Bengkalis lebih
tertarik untuk melakukan kegiatan diluar
kampus dengan bekal ilmu yang dimiliki
selain itu juga membuat peluang untuk
berpindah pekerjaan semakin terbuka.
5.

Kesimpulan
Berdasarkan analisa data dan
pembahasan yang telah diuraikan, maka
dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini
sebagai berikut :
1. Dari
sudut
pandang
pimpinan
kompetensi pendagogik mempengaruhi
kinerja dosen dengan demikian dapat
disimpulkan semakin besar kemampuan
dosen dalam kompetensi pedagogik ini
maka akan dapat meningkatkan kinerja
dosen tersebut selanjutnya pimpinan
menilai kompetensi pedagogik yang
mempunyai pengaruh yang besar
terhadap
kinerja
dosen
adalah
penggunaan media yang membantu
perkuliahan seperti LCD serta referensi
buku-buku terbaru karena kompetensi ini
merupakan kemampuan pengelolaan
belajar yang meliputi berbagai hal
seperti pemahaman terhadap peserta
didik, pengembangan peserta didik,
perancangan pembelajaran dan evaluasi.
2. Kompetensi kepribadian dari sudut
pandang pimpinan tidak mempunyai
pengaruh terhadap kinerja dosen
Politeknik
Bengkalis.
Kompetensi
kepribadian yang besar pengaruhnya
terhadap kinerja dosen dari sudut
pandang
pimpinan
yaitu
selalu
menghargai segala usaha keras yang
dilakukan oleh mahasiswa serta terbuka

dan bisa menerima pendapat orang lain
hal
ini
disebabkan
kompetensi
kepribadian merupakan kemampuan
pribadi seorang dosen yang diperlukan
untuk menjadi dosen yang baik, salah
satu kepribadian yang harus dimiliki
adalah saling menghargai dan bisa
menerima pendapat orang lain secara
terbuka.
3. Kompetensi sosial dari sudut pandang
pimpinan kompetensi mempengaruhi
kinerja dosen Politeknik Bengkalis.
Pengaruh yang besar dari kompetesi
sosial ini terhadap kinerja menurut
menurut pimpinan adalah penggunaan
teknologi komunikasi dan informasi
seperti internet, handphone, facebook,
dengan demikian
pada dasarnya
kompetensi
sosial
dalam
proses
perkuliahan berkaitan erat dengan
kemampuan dosen berkomunikasi baik
lisan dan tulisan dengan mahasiswa,
lingkungan kampus dan masyarakat
karena dosen merupakan bagian dari
masyarakat sehingga dapat disimpulkan
kedua-duanya adalah sama.
4. Kompetensi profesional dari sudut
pandang
pimpinan
menyatakan
kompetensi profesional ini tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja dosen Politeknik
Bengkalis. Pengaruh yang paling besar
terhadap kompetensi profesional ini
menurut pimpinan adalah menguasai
bahan perkuliahan yang telah diberikan
dengan baik. Kompetensi profesional
sendiri merupakan suatu kemampuan
yang diperlukan agar dapat mewujudkan
dirinya sebagai dosen profesional,
keduanya sama-sama menunjukkan
suatu
kemampuan
yang
sesuai
profesional yaitu mempunyai wawasan
yang luas serta memahami materi
perkuliahan sehingga nantinya dapat
dijadikan sebagai produsen ilmu.
11

5. Secara stilmutan atau bersama-sama
kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial dan
kompetensi profesional dan latar
belakang pendidikan menurut pimpinan
adalah mempengaruhi kinerja dan yang
paling besar pengaruhnya menurut
pimpinan adalah kompetensi pedagogik
dan kompetensi sosial.
6. Daftar Pustaka
Buku dan Laporan
A.A. Anwar Prabu Mankunegara, 2007,
Manajemen
Sumber
Daya
Manusia
Perusahaan,
Rosdakarya, Bandung.
__________________________, 2007,
Evaluasi Kinerja SDM, PT.
Refika Aditama, Bandung.
Departemen
Pendidikan
Nasional
Republik Indonesia, UndangUndang Nomor 14 tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen.
__________________________, 2005,
Peraturan Pemerintah Nomor
19 tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Dessler, Gary, 2003, Manajemen
Sumber
Daya
Manusia
( terjemahan Paramita Rahayu),
PT. Indexs, Jakarta.
Hasibuan, Melayu, 2000, Manajemen
Sumber Daya Manusia, Bina Aksara
Jakarta

Harianda, T Marihot, 2002, MSDM
Pengadaan,
Pengembangan,
Pengkompesasian
dan
Peningkatan
Produktivitas
Karyawan, PT Grasindo, Jakarta
Hutapea, Parulian dan Nuriana Thoha,
2008, Kompetensi Plus Teori,
Desain, Kasus dan Penerapan
untuk HR serta Organisasi
yang dinamis, PT.Grasindo,
Jakarta.
Jamal

Ma’mur Asmani, 2009, 7
Kompetensi
Guru
yang
Menyenangkan, Power Books,
Yogyakarta.

Moeheriono,
Prof,
Dr,
2009,
Pengukuran Kinerja Berbasis
Kompetensi, Ghalia Indonesia,
Jakarta.
R, Cooper, Donald dan S. S Dochinder.
2006, Metode Riset Bisnis,PT.
Media Global Edukasi, Jakarta.
Rivai,

Vetrizal. 2009 Manajemen
Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.

Robbins Stephen. 2002. Prinsip-prinsip
Perilaku
Organisasi,
edisi
kelima, Jakarta : Erlangga.

13