BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil SMA Tempat Penelitian - 07-BAB IV

35

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil SMA Tempat Penelitian
Sekolah yang menjadi tempat penelitian adalah SMA Muhammadiyah 2
Gemolong yang berlokasi di dukuh Gemolong kecamatan Gemolong,
kabupaten Sragen. Gedung SMA Muhammadiyah 2 Gemolong

bersifat

permanen. SMA Muhammadiyah 2 Gemolong merupakan sekolah milik
yayasan Muhammadiyah Sragen yang sudah memiliki Akreditasi A. SMA
Muhammadiyah 2 Gemolong mempunyai kelas sebanyak 24 ruang yang
terdiri dari kelas X sebanyak 3 yaitu kelas X.1 – X.3, kelas XI sebanyak 5
yaitu 2 kelas XI.1 dan XI.2 Ilmu Alam serta 3 kelas XI.1-XI.3 Ilmu Sosial
dan kelas XII sebanyak 6 yaitu 2 kelas XII.1 dan XII.2 Ilmu Alam serta 4
kelas XII.1- XII.4 ilmu sosial. Selain ruang kelas, terdapat sebuah ruang
perpustakaan, sebuah ruang laboraturium Biologi, laboraturium Fisika,
laboraturim


Kimia,

laboratorium

bahasa,

laboraturium

Multimedia,

laboraturium Komputer, sebuah ruang ketrampilan, ruang guru dan ruang BP.
Tenaga pendidik di SMA Muhammadiyah 2 Gemolong berjumlah 42
guru dengan rincian 30 guru tetap dan 12 guru tidak tetap. Guru tetap terdiri
satu kepala sekolah dan 29 guru mata pelajaran. Staf tata usaha berjumlah 9
orang yang terdiri dari 5 pegawai negeri sipil dan 4 pegawai tidak tetap. Guru
yang mengajar matematika sebanyak 4 orang. Tingkat pendidikan para guru
di SMA Muhammadiyah 2 Gemolong pada umumnya sudah bergelar Strata 1
35


36

(S-1) dan Sarjana Muda dengan jumlah 30 orang dan Diploma 3 berjumlah 12
orang.
Pada tahun ajaran 2012/ 2013 siswa SMA Muhammadiyah 2 Gemolong
berjumlah 264 siswa. Siswa yang dijadikan sebagai obyek penelitian adalah
kelas XI IPA 1 yang berjumlah 15 siswa yang semua siswanya terdapat
perempuan. Karakter siswa di kelas XI IPA 1 khususnya.
Pada pembelajaran matematika adalah rendahnya motivasi siswa dalam
berbagai aspek contohnya motivasi siswa dalam bertanya, motivasi
mengerjakan soal latihan dan motivasi siswa dalam diskusi. Selain rendahnya
motivasi belajar siswa, terdapat masalah lain yaitu rendahnya hasil belajar
siswa, dilihat dari siswa dalam menjawab pertanyaan dan mengajukan idea
tau gagasan. Guru dalam mengajar masih menggunakan metode konvensional
yang menyebabkan siswa kurang tertarik untuk mempelajari matematika.
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan
penerapan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran
Problem Based Instruction.
B. Laporan Dialog Awal dan Observasi Awal
Guru kelas, kepala sekolah, dan peneliti melakukan diskusi untuk

mengidentifikasi masalah yang sedang dihadapi oleh siswa sebelum
melakukan tindakan. Selain masih rendahnya motivasi siswa dalam belajar
matematika, masalah utama dalam penelitian ini adalah rendahnya rendahnya
hasil belajar siswa yang memenuhi KKM.

Hal

ini dipengaruhi oleh

kurang bervariasinya dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, perlu

37

diadakannya proses pembelajaran matematika yang mampu meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa dalam kelas.
Berdasarkan dialog awal yang dilakukan peneliti dan guru kelas,
rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dikarenakan:
1) motivasi yang dimiliki siswa masih kurang, karena sebagian siswa kurang
memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya sendiri, 2) minat dalam diri siswa
atau perhatian siswa juga masih kurang, hal ini bisa disebabkan karena siswa

merasa tidak membutuhkan materi tersebut, 3) pemahaman guru terhadap
setiap individu siswa masih kurang, 4) fasilitas yang dimiliki sekolah ini
kurang lengkap. Contohnya sekolah ini belum memiliki laboratorium
matematika, serta alat yang membantu dalam proses belajar seperti LCD/
OHP. 5) siswa masih menjadi objek dalam proses pembelajaran di kelas.
Seharusnya siswa menjadi subjek dalam pembelajaran.
Motivasi belajar dapat dilihat dari 3 macam indikator yaitu: motivasi
siswa dalam bertanya, motivasi mengerjakan soal di depan kelas, dan
motivasi berdiskusi. Hasil belajar siswa belajar dapat dilihat dari jumlah
siswa yang dapat memenuhi KKM. Berdasarkan hasil observasi pendahuluan
diperoleh beberapa keterangan atau gambaran bahwa dari sejumlah 15 siswa
yaitu, 1) Motivasi siswa dalam bertanya hanya sebesar

(13.333%), 2)

Motivasi mengerjakan soal-soal didepan kelas (20%),dan 3) motivasi siswa
dalam berdiskusi (13.333). Selain rendahnya motivasi belajar siswa, terdapat
masalah lain yaitu rendahnya hasil belajar siswa, dilihat dari hasil belajar
siswa yang hanya sebesar (53,333%). Data tentang kondisi awal motivasi dan


38

hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika dapat disajikan dalam
tabel 4.1 berikut.
Tabel 4. 1
Data Kondisi Awal Motivasi dan Hasil Belajar Matematika
Sub Fokus

Indikator

1. Motivasi Siswa

a. Motivasi siswa dalam bertanya
b. Motivasi mengerjakan soal
latihan di depan kelas
c. Motivasi dalam berdiskusi

2. Hasil belajar
siswa


Hasil belajar siswa
≥ (KKM = 70)

Prosentase
Siswa
(13,333%)
(20%)
(12,118%)
(53,333)

C. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran
1. Tindakan Kelas Putaran I

a. Perencanaan Tindakan Kelas Putaran I
Perencanaan tindakan kelas putaran I dilaksanakan sesuai dengan
pedoman rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pembelajaran
yang direncanakan pada putaran I yaitu

menggunakan penerapan


model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem
Based Instruction. Kompetensi dasar yang disampaikan adalah
menggunakan konsep dan aturan turunan dalam turunan fungsi,y
pembelajaran dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan dengan alokasi
waktu 2 jam pelajaran @ 45 menit.
b. Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran I
Tindakan putaran I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 28
Maret 2013 jam ke 6 – 7, jam ke 6 (11.00-11.45) jeda istrahat dan
sholat Dzuhur di lanjutkan pada jam ke 7 (12.15-13.00). Pada putaran

39

ini pemberi tindakan adalah guru kelas sedangkan penerima tindakan
adalah kelas XI IPA 1 sebanyak 15 siswa. Materi ajar putaran I ini
adalah memahami definisi turunan fungsi, menghitung turunan fungsi.
Selama guru melakukan proses pembelajaran, peneliti mencatat
dengan menggunakan lembar observasi yang telah disepakati
bersama. Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan proses refleksi,
evaluasi, dan revisi. Dengan lembar observasi dan catatan lapangan
yang tersedia peneliti mencatat hasil-hasil proses pembelajaran yang

akan digunakan sebagai bahan refleksi.
c. Observasi Tindakan Kelas Putaran I
1) Tindak mengajar
Pembelajaran di kelas dimulai dengan salam pembuka,
menanyakan kehadiran siswa dan meminta siswa menyiapkan
buku matematika. Siswa diberikan motivasi tentang pentingnya
mempelajari

materi

memahami

definisi

turunan

fungsi,

menghitung turunan fungsi dalam berbagai variabel dan bentuk
serta tujuan pembelajaran.

Sebelum pembelajaran dimulai, peneliti mengenalkan
proses

pembelajaran

yang

dilakukan.

Pembelajaran

yang

dilakukan adalah dengan model pembelajaran ARIAS terintegrasi
pada

pembelajaran

Problem


Based

Instruction.

Guru

menerangkan materi tentang turunan, setelah materi disampaikan
siswa dibagi dalam 5 kelompok, yang masing masing kelompok

40

terdiri dari 3 siswa. Siswa diminta berkelompok sesuai dengan
kelompoknya masing-masing kemudian guru menginstruksikan
kepada siswa untuk memahami materi tentang definisi turunan
fungsi dan menghitung turunan fungsi dalam berbagai variabel,
bentuk dan tujuan mempelajarinya. Siswa diberikan pengetahuan
bahwa kelompok bertanggung jawab atas pemahaman setiap
anggotanya, dan berkewajiban untuk mempresentasikan materi
yang didapat sehnigga kelompok tersebut dapat menjelaskan
kepada kelompok lain tentang masalah yang diberikan. Jika ada

kelompok lain bertanya, kelompok yang sedang presentasi
berkewajiban

menjawab

pertanyaan

semampunya

untuk

menjawab . Setelah penyampaian materi awal selesai, kelompok
diberi lembar kerja yang telah disediakan oleh peneliti dan
meminta siswa untuk mengerjakannya. Siswa dapat mengerjakan
soal yang ada dalam lembar kerja dengan diskusi dengan
kelompoknya masing-masing, atau bahkan dapat bertanya kepada
teman lain yang berbeda kelompok dalam satu kelas. Guru
berperan sebagai fasilitator dan peninjau keadaan berlangsungnya
diskusi di kelas. Bersama-sama dengan siswa guru membahas
soal-soal

yang

belum

terselesaikan

kemudian

membuat

kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari.
Di akhir pelajaran, siswa diberikan soal evaluasi sebagai
tes individu kemudian membuat refleksi tentang pembelajaran

41

yang telah dilakukan. Siswa bersama peneliti membahas soal dan
jawaban tes kemudian membuat kesimpulan tentang materi
terkait.
2) Tindak belajar
Siswa mengikuti pembelajaran dengan suasana yang
belum kondusif dan belum sepenuhnya terkendali sesuai harapan
karena siswa baru pertama kali menerapkan model pembelajaran
yang berbeda. Sesuai dialog awal peneliti dalam pembelajaran
sehari–hari, guru biasanya menggunakan metode ceramah dan
diskusi biasa. Hal ini disebabkan banyak guru yang beranggapan
bahwa dengan metode ceramah maka siswa lebih mudah
menerima materi ajar.
d. Refleksi Terhadap Tindakan Kelas Putaran I
Hasil observasi tindakan kelas putaran I yang telah dilaksanakan,
didiskusikan secara bersama-sama dengan guru matematika kelas XI
IPA 1. Beberapa hal yang dapat dicatat sebagai masukan untuk
perbaikan putaran II antara lain.

1) Tindakan yang sudah berhasil pada putaran I

42

Tindakan yang sudah berhasil pada putaran I berdasarkan
analisis kolaborasi antara peneliti dan guru matematika kelas XI
IPA 1 adalah:
a) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tindakan putaran I.
b) Motivasi untuk memperhatikan materi dan hasil belajar siswa
sudah mengalami peningkatan, meskipun kurang signifikan.
Antusias siswa berdiskusi dengan kelompok sudah terlihat.
Hasil belajar siswapun mengalami peningkatan namun masih
didominasi siswa-siswa tertentu yang dianggap memiliki
kelebihan dalam belajar. Siswa yang memiliki antusias
mengerjakan soal di depan kelas juga di dominasi siswa-siswa
tertentu.
2) Tindakan yang belum berhasil pada putaran I
Tindakan yang belum berhasil pada putaran I berdasarkan
analisis kolaborasi antara peneliti dan guru matematika kelas XI
IPA 1 adalah:
a) Penerapan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada
pembelajaran Problem Based Instruction belum optimal. Pada
pembagian kelompok siswa membutuhkan waktu yang banyak,
sehingga waktu pembelajaran kurang. Masih banyak siswa
yang belum kondusif dan masih banyak yang gaduh.

43

b) Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran masih belum
optimal.
c) Peningkatan hasil belajar dan kemampuan bernalar siswa
belum sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti dan guru.
3) Faktor penyebab adanya tindakan yang belum berhasil pada
putaran I.
Motivasi dan hasil belajar siswa pada putaran I belum
terlihat secara signifikan. Faktor penyebab adanya tindakan yang
belum berhasil pada putaran I adalah
a) Guru

belum

maksimal

dalam

mengarahkan

jalannya

pembelajaran dan pembelajaran masih didominasi oleh guru.
b) Siswa belum terbiasa menggunakan model pembelajaran
ARIAS

terintegrasi

pada

pembelajaran

Problem

Based

Instruction sehingga ada siswa yang kebingungan dengan
penerapan pendekatan pembelajaran ini.
c) Guru kurang mampu mengendalikan kelas.
d) Guru dalam memberikan bimbingan dan kerjasama kurang
menyeluruh.
4) Solusi tindakan perbaikan untuk putaran II
Peneliti dan guru mata pelajaran sepakat untuk melakukan
tindakan perbaikan pada putaran II. Tindakan yang akan dilakukan
pada putaran II.

44

a) Guru perlu mengoptimalkan pemberian motivasi kepada siswa
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
b) Guru perlu mengoptimalkan penggunaan model pembelajaran
ARIAS

terintegrasi

pada

pembelajaran

Problem

Based

Instruction untuk meningkatkan motivasi serta hasil belajar
matematika.
c) Guru tidak lagi dominan dalam memberikan penjelasan pada
siswa, yang harus lebih aktif adalah siswa
d) Guru perlu mengoptimalkan bimbingan dan kerja sama dengan
siswa dalam proses pembelajaran.
e) Guru harus mampu mengendalikan kelas.
e. Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran I
Berdasarkan hasil refleksi di atas dapat dikatakan bahwa
kegiatan yang dilakukan pada tindakan putaran I dalam pembelajaran
belum mengalami peningkatan yang berarti. Hal ini terlihat dari
adanya beberapa siswa yang masih malu dan enggan untuk bertanya
maupun maju mengerjakan soal sehingga hal ini menunjukan keaktifan
siswa belajar belum muncul pada semua siswa.
Putaran I ini peran guru masih tampak dominan karena guru
masih banyak menuntun atau memberikan penjelasan pada siswa baik
dalam menyampaikan materi maupun dalam menyelesaikan soal
kelompok. Selain itu guru kurang memberikan motivasi kepada siswa
yang kurang berhasil, guru juga kurang memberikan reward atau

45

pujian kepada siswa yang berpartisipasi aktif dalam mengikuti
pembelajaran. Dalam hal penggunaan model pembelajaran ARIAS
terintegrasi pada pembelajaran Problem Based Instruction juga belum
terlihat kondusif, terlihat dari kerja kelompok siswa yang masih
banyak yang pasif dan acuh terhadap model pembelajaran ini.
Kesimpulan yang dapat diambil dari keseluruhan tindakan yang
telah dilakukan pada putaran I ini masih perlu diadakan perbaikan pada
putaran selanjutnya karena hasil yang dicapai belum memuaskan.
Rencana tindakan I perlu direvisi, dan hasilnya akan digunakan
sebagai acuan dalam pelaksanaan tindakan putaran II. Revisi yang
disepakati oleh peneliti dan mitra kolaborasi adalah
1) Dalam

pertemuan

berikutnya

guru

perlu

mengoptimalkan

pemberian motivasi kepada siswa untuk meningkatkan keaktifan
siswa dalam pembelajaran matematika.
2) Guru perlu mengoptimalkan penguasaan kondisi kelas disaat
proses belajar mengajar dalam bentuk kelompok agar siswa
mendiskusikan soal yang telah diberikan.
3) Guru tidak lagi dominan dalam memberikan penjelasan pada
siswa, yang harus lebih aktif adalah siswa.
4) Guru akan menggunakan teknik reward untuk lebih meningkatkan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran berikutnya.

46

2. Tindakan Kelas Putaran II
a. Perencanaan Tindakan Kelas Putaran II
Perencanaan tindakan kelas putaran II dilaksanakan sesuai
dengan evaluasi tindakan kelas putaran I dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Kompetensi dasar yang disampaikan adalah
menggunakan teorema-teorema turunan fungsi untuk menghitung
turunan fungsi aljabar, waktu 2 jam pelajaran @ 45 menit.
Fokus masalah yang akan diatasi adalah cara mengajar guru yang
belum maksimal, siswa yang masih ramai dan beberapa siswa yang
tidak mau mengerjakan latihan soal yang diberikan guru, dengan tidak
mengesampingkan masalah lain yang muncul pada putaran I.
b. Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran II
Tindakan putaran II dilaksanakan pada hari selasa tanggal 2 april
2013 jam ke 3 – 4 (09.00 – 10.30). Pada putaran ini pemberi tindakan
adalah guru matematika kelas XI IPA 1, penerima tindakan adalah
siswa kelas XI IPA 1dan peneliti sebagai observer. Materi ajar pada
putaran II ini adalah menentukan menggunakan teorema-teorema
turunan fungsi untuk menghitung turunan fungsi aljabar.
Selama

peneliti

melakukam

proses

pembelajaran,

guru

matematika dan peneliti mengobservasi dengan menggunakan lembar
observasi yang telah disepakati bersama (lembar observasi terlampir).
Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan proses refleksi, evaluasi dan
revisi. Dengan lembar observasi dan catatan lapangan yang tersedia

47

peneliti mencatat hasil-hasil proses pembelajaran yang digunakan
sebagai bahan refleksi.
c. Observasi Tindakan Kelas Putaran II
1) Tindak Mengajar
Pembelajaran di kelas dimulai dengan salam pembuka,
menanyakan kehadiran siswa dan meminta siswa menyiapkan
buku matematika. Siswa diberikan motivasi tentang pentingnya
mempelajari materi menggunakan teorema-teorema turunan
fungsi untuk menghitung turunan fungsi aljabar dalam berbagai
variabel dan bentuk serta tujuan pembelajaran.
Sebelum pembelajaran dimulai, guru mengenalkan proses
pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran yang dilakukan
adalah dengan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada
pembelajaran Problem Based Instuction. Kelas dibagi dalam 4
kelompok, yang masing masing kelompok terdiri dari 4 siswa dan
ada 1 kelompok yang hanya terdapat 3 siswa dan setiap kelompok
terdapat seorang siswa yang menjadi ketua kelompoknya. Siswa
diminta berkelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing
kemudian siswa diberikan materi tentang menggunakan teoremateorema turunan fungsi untuk menghitung turunan fungsi aljabar
dan tujuan mempelajarinya. Siswa diberikan pengetahuan bahwa
kelompok bertanggung jawab atas pemahaman setiap anggotanya.
Setelah penyampaian materi awal selesai, kelompok diberi lembar

48

kerja yang telah disediakan oleh peneliti dan guru meminta siswa
untuk mengerjakannya. Siswa dapat mengerjakan soal yang ada
dalam lembar kerja dengan diskusi dengan kelompoknya masingmasing, atau bahkan dapat bertanya kepada teman lain yang
berbeda kelompok dalam satu kelas. Guru berperan sebagai
fasilitator dan peninjau keadaan berlangsungnya diskusi di kelas.
Bersama-sama dengan siswa guru membahas soal-soal yang
belum terselesaikan kemudian membuat kesimpulan tentang
materi yang telah dipelajari.
Sesuai dengan kelompok yang telah di buat, siswa di
berikan masalah berupa soal-soal yang sesuai dengan pembahasan
yang nantinya siswa diminta untuk menyelesaikan masalah yang
telah di terima masing-masing kelompok, setiap kelompok
diberikan masalah yang berbeda. Siswa diberikan penjelasan
bahwa masing - masing individu bertanggung jawab atas nilai
kelompoknya. Siswa diminta untuk menyelesaikan masalah yang
diterimanya, dan untuk membuat kesimpulan dari masalah
tersebut, setelah selesai siswa diminta menyampaikan hasil
diskusi kelompoknya didepan kelas. Setelah penyampaian hasil
diskusi

setiap

kelompok

diwajibkan

pertanyaan terhadap kelompok yang

untuk

mengajukan

maju didepan tentang

masalah yg telah dijelaskan, untuk lebih memperjelas kembali
ketua kelompok diminta masuk kedalam kelompok lain untuk

49

menjelaskan hasil diskusinya dan memberikan berbagai macam
contoh sehingga kelompok lain dapat memahami masalah
tersebut.
Di akhir pelajaran, siswa diberikan soal evaluasi sebagai
tes individu kemudian membuat refleksi tentang pembelajaran
yang telah dilakukan. Siswa bersama guru membahas soal dan
jawaban tes kemudian membuat kesimpulan tentang materi
terkait.
2) Tindak Belajar
Secara umum model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada
pembelajaran Problem Based Instuction sudah dapat berjalan di
kelas. Antusias siswa bertanya kepada guru mulai meningkat. Hal
ini dapat dilihat dari sebagian besar siswa yang memiliki antusias
bertanya kepada guru. Tidak hanya siswa-siswa tertentu saja yang
memiliki antusias untuk bertanya pada guru. Antusias siswa
mengerjakan soal di depan kelas juga mulai meningkat, meskipun
masih di dominasi siswa-siswa tertentu saja.
d. Refleksi Terhadap Tindakan Kelas Putaran II
Refleksi dilaksanakan setelah pembelajaran berakhir. Hasil
observasi tindakan kelas putaran II yang telah dilaksanakan,
didiskusikan secara bersama-sama dengan guru matematika kelas XI
IPA 1. Beberapa hal yang dapat dicatat sebagai masukan untuk
perbaikan putaran III antara lain.

50

1). Tindakan yang sudah berhasil pada putaran II
Tindakan yang sudah berhasil pada putaran II berdasarkan
analisis kolaborasi antara peneliti dan guru matematika kelas XI
IPA 1 adalah:
a) Pada putaran ini pembelajaran mulai berpusat pada siswa. Hal
ini terlihat dari peningkatan jumlah siswa yang berpartisipasi
aktif dalam pembelajaran.
b) Guru juga sudah meminimalkan memberikan penjelasan dan
arahan bagi siswa agar siswa lebih kreatif untuk menemukan
kesimpulan sendiri.
c) Guru sudah mengoptimalkan masukan kepada siswa untuk
meningkatkan motivasi dan hasil belajar dalam pembelajaran
matematika.
d) Guru sudah mengoptimalkan penguasaan kondisi kelas disaat
proses belajar mengajar dalam bentuk kelompok agar siswa
mendiskusikan soal yang telah diberikan.
2). Tindakan yang belum berhasil pada putaran II
Tindakan yang belum berhasil pada putaran II berdasarkan
analisis kolaborasi antara peneliti dan guru matematika XI IPA 1
adalah:
a) Antusias siswa mengerjakan soal di depan kelas belum
mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

51

b) Masih banyak siswa yang mendapatkan nilai hasil belajar
putaran II di bawah batas ketuntasan minimal yaitu 70.
c) Siswa dalam mengerjakan latihan mandiri masih kurang
percaya diri.
3). Faktor penyebab adanya tindakan yang belum berhasil pada
putaran II
Motivasi dan hasil belajar siswa pada putaran II belum
terlihat secara signifikan dengan penerapan model pembelajaran
ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem Based Instuction.
Faktor penyebab adanya tindakan yang belum berhasil pada
putaran II adalah
a) Guru belum maksimal memberi masukan kepada siswa untuk
meningkatkan motivasi dan hasil belajar dalam pembelajaran.
b) Siswa belum teliti dan kurang cermat dalam proses
meyelesaikan soal.
4). Solusi tindakan perbaikan untuk putaran III
Peneliti dan guru mata pelajaran sepakat untuk melakukan
tindakan perbaikan pada putaran III. Tindakan yang akan dilakukan
pada putaran III.
a) Pengoptimalkan penguasaan kondisi kelas guru perlu ditambah
disaat proses belajar mengajar dalam bentuk kelompok agar
siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan.

52

b) Guru harus memberikan bimbingan kepada setiap kelompok
secara menyeluruh tanpa membeda-bedakan siswa.
c) Perhatian, motivasi, dan bimbingan yang diberikan guru
terhadap siswa perlu ditambah.
d) Guru harus lebih banyak memberikan latihan soal agar siswa
dapat lebih aktif dalam mempelajari materi yang telah
diberikan.
e. Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran II
Berdasarkan hasil refleksi di atas dapat dikatakan bahwa kegiatan
yang dilakukan pada tindakan putaran II dalam pembelajaran belum
mengalami peningkatan yang memuaskan, hal ini terlihat dari adanya
beberapa siswa yang masih malu dan enggan untuk bertanya maupun
maju mengerjakan soal sehingga hal ini menunjukan hasil belajar
siswa belajar belum muncul pada semua siswa.
Kesimpulan yang dapat diambil dari keseluruhan tindakan yang
telah dilakukan pada putaran II adalah pada putaran II ini sudah
mengalami

peningkatan

motivasi

dan

hasil

belajar

dalam

pembelajaran matematika pada siswa dibandingkan putaran I tetapi
pada putaran II ini masih perlu diadakan perbaikan pada putaran
selanjutnya karena hasil yang dicapai belum memuaskan. Rencana
tindakan II perlu direvisi, dan hasilnya akan digunakan sebagai acuan
dalam pelaksanaan tindakan putaran III.

53

Beberapa revisi yang disepakati pada tindakan II antara peneliti
dengan guru mitra adalah 1) perhatian, bimbingan, dan motivasi yang
diberikan guru terhadap siswa perlu ditambah, 2) guru harus
memberikan bimbingan kepada setiap kelompok secara menyeluruh
tanpa membeda – bedakan, 3) guru lebih banyak memberikan latihan
soal agar semua siswa mampu mencapai batas kelulusan , 4) guru
akan memberikan poin tambahan kepada setiap siswa yang aktif
dalam pembelajaran.
3. Tindakan Kelas Putaran III
a. Perencanaan Tindakan Kelas Putaran III
Berdasarkan hasil kolaborasi dan evaluasi pada putaran II,
rencana yang disusun untuk putaran III ini adalah sebagai berikut : 1)
guru perlu mengoptimalkan pemberian motivasi kepada siswa untuk
meningkatan antusias siswa dalam berdiskusi atau mengajukan
pertanyaan tentang materi yang belum dipahamai, 2) guru membuat
soal-soal yang berisi dengan tipe yang sama hanya angkanya saja yang
berbeda.
b. Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran III
Tidakan putaran III dilaksanakan pada hari Sabtu 04 April 2013
jam ke ke 6 – 7, jam ke 6 (11.00-11.45) jeda istrahat dan sholat dzuhur
di lanjutkan pada jam ke 7 (12.15-13.00). Pada putaran ini pemberi
tindakan adalah guru matematika kelas XI IPA 1, penerima tindakan
adalah siswa kelas XI IPA 1 dan peneliti sebagai observer. Materi ajar

54

pada putaran III ini adalah menggunakan teorema-teorema turunan
fungsi untuk menghitung turunan fungsi aljabar dan trigonometri serta
membuktikan teorema-teorema umum turunan fungsi.
Selama guru matematika melakukan proses pembelajaran,
peneliti dan rekan peneliti melakukan observasi dengan menggunakan
lembar observasi yang telah disepakati bersama (lembar observasi
terlampir). Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan proses refleksi,
evaluasi dan revisi. Dengan lembar observasi yang tersedia peneliti
mencatat hasil-hasil proses pembelajaran yang akan digunakan sebagai
bahan refleksi.
c. Observasi Tindakan Kelas Putaran III
1) Tindak Mengajar
Pembelajaran di kelas dimulai dengan salam pembuka,
menanyakan kehadiran siswa dan meminta siswa menyiapkan buku
matematika.

Siswa

diberikan

motivasi

tentang

pentingnya

mempelajari materi menggunakan teorema-teorema turunan fungsi
untuk menghitung turunan fungsi aljabar dan trigonometri serta
membuktikan teorema-teorema umum turunan fungsi.
Sebelum pembelajaran dimulai, guru mengenalkan proses
pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran yang dilakukan adalah
dengan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran
Problem Based Instruction. Kelas dibagi dalam 5 kelompok, yang
masing masing kelompok terdiri dari 3 siswa. Siswa diminta

55

berkelompok

sesuai

dengan

kelompoknya

masing-masing

kemudian siswa diberikan materi tentang menggunakan teoremateorema turunan fungsi untuk menghitung turunan fungsi aljabar
dan trigonometri serta membuktikan teorema-teorema umum
turunan fungsi.. Siswa diberikan pengetahuan bahwa kelompok
bertanggung jawab atas pemahaman setiap anggotanya. Setelah
penyampaian materi awal selesai, kelompok diberi lembar kerja
yang telah disediakan oleh peneliti dan guru meminta siswa untuk
mengerjakannya. Siswa dapat mengerjakan soal yang ada dalam
lembar kerja dengan diskusi dengan kelompoknya masing-masing,
atau bahkan dapat bertanya kepada teman lain yang berbeda
kelompok dalam satu kelas. Guru berperan sebagai fasilitator dan
peninjau keadaan berlangsungnya diskusi di kelas. Bersama-sama
dengan siswa guru membahas soal-soal yang belum terselesaikan
kemudian membuat kesimpulan tentang materi yang telah
dipelajari.
Kelompok yang telah dibagi, setiap kelompok diberikan
soal turunan trigonometri dengan sifat-sifat trigonometri yang
berbeda dengan harapan kelompok tersebut mampu menyelesaikan
masalah pada soal tersebut. Siswa diberi penjelasan bahwa masingmasing individu bertanggung jawab atas nilai kelompoknya dan
wajib untuk menyampaikan masalah dengan soal-soal yang telah
selesai dikerjakan. Setiap kelompok diminta untuk mengajukan

56

pertanyaan terhadap kelompok yang berada didepan dengan asumsi
kelompok yang didepan bertanggungjawab atas apa yang sudah
dikerjakan dan kelompok yang bertanya mampu menggembangkan
kemampuan berfikirnya..
Di akhir pelajaran, siswa diberikan soal evaluasi sebagai tes
individu kemudian membuat refleksi tentang pembelajaran yang
telah dilakukan. Siswa bersama guru membahas soal dan jawaban
tes kemudian membuat kesimpulan tentang materi terkait.
2) Tindak Belajar
Secara umum model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada
pembelajaran Problem Based Instruction sudah dapat berjalan di
kelas. Antusias siswa dalam bertanya kepada guru mulai
meningkat. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar siswa yang
memiliki antusias bertanya siswa kepada guru. Tidak hanya siswasiswa tertentu saja yang memiliki antusias untuk menjawab
pertanyaan dari guru.
d. Refleksi Terhadap Tindakan Kelas Putaran III
Perenungan, penelaahan atau refleksi terhadap hasil tindakan
kelas putaran III dilaksanakan pada hari Sabtu 4 April 2013.
Berdasarkan analisis kolaborasi antara peneliti dan guru matematika
kelas XI IPA 1 menyepakati bahwa pada putaran III terjadi
peningkatan yang optimal.

57

Tindakan yang sudah berhasil pada putaran III berdasarkan
analisis kolaborasi antara peneliti dan guru matematika kelas XI IPA 1
adalah
1) Pembelajaran di dominasi oleh kegiatan siswa. Siswa aktif di
dalam kelas. Guru bertindak sebagai fasilitator.
2) Motivasi belajar siswa mulai terlihat dari antusias mengerjakan
soal latiha di depan kelas mengalami peningkatan signifikan. Hal
itu dapat dilihat dari hasil belajar yang mencapai batas kelulusan.
3) Hasil belajar siswa juga dapat dilihat dari hasil tes yang diberikan
guru terhadap siswa.
4) Suasana pembelajaran di kelas sudah kondusif atau tenang, karena
guru dapat mengendalikan siswanya.
e. Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran III
Berdasarkan hasil refleksi putaran III maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran telah mengalami
peningkatan yang mendukung motivasi dan hasil belajar siswa.
Peningkatan

motivasi

dan

hasil

belajar

siswa

terlihat

dari

meningkatnya antusias siswa dalam bertanya kepada guru maupun
siswa lain, antusias siswa dalam mengerjakan soal di depan kelas,
antusias siswa dalam berdiskusi dengan kelompoknya, serta hasil
belajar yang mampu mencapai KKM.

58

D. Deskripsi Data
Pembelajaran secara keseluruhan sampai berakhirnya tindakan putaran
III, perilaku siswa yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam
penelitian ini mengalami perubahan yang positif. Hasil penelitian pada
tindakan kelas putaran III diperoleh kesepakatan bahwa tindakan belajar yang
diambil telah berhasil meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Jadi,
penerapan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran
Problem Based Instruction dalam pembelajaran matematika dapat membantu
siswa untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa yang berdampak
pada meningkatnya KKM siswa dalam mengerjakan tes yang diberikan.
1. Deskripsi Data Peningkatan Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran
Matematika Melalui Model Pembelajaran ARIAS Terintegrasi Pada
Pembelajaran Problem Based Instruction
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan motivasi siswa dalam
pembelajaran matematika. Adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar
siswa dapat dilihat dari indikator-indikator yang nampak seperti aktivitas
siswa dalam bertanya, motivasi siswa dalam mengerjakan soal di depan
kelas, motivasi siswa dalam berdiskusi, dan hasil belajar siswa dalam
mengejakan soal yang mampu mencapai batas kelulusan KKM.
Hasil pengamatan yang dilakukan berupa data. Data yang
dimaksud adalah data mengenai indikator-indikator motivasi siswa. Hasil
observasi pendahuluan sebelum adanya penerapan model pembelajaran
ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem Based Instruction adalah

59

sejumlah 15 siswa. Motivasi siswa yang aktif bertanya 2 siswa (13.333%),
mengerjakan soal di depan kelas sebanyak 3 siswa (20%), berdiskusi 2
siswa (13,333%).
Pada putaran I ini motivasi siswa dalam bertanya 3 siswa (20%),
motivasi siswa mengerjakan soal di depan kelas sebanyak 5 siswa
(33.333%), motivasi siswa dalam berdiskusi 4 siswa (26.667%).
Pada putaran II ini motivasi siswa dalam bertanya 5 siswa
(33.333%), motivasi siswa mengerjakan soal di depan kelas sebanyak 7
siswa (46.667%), %), motivasi siswa dalam berdiskusi 5 siswa (33.333%).
Pada putaran III ini motivasi siswa dalam bertanya 6 siswa (40%),
motivasi siswa mengerjakan soal di depan kelas sebanyak 10 siswa
(66.667%), %), motivasi siswa dalam berdiskusi 7 siswa (46.667%).
Motivasi siswa dari setiap putaran mengalami peningkatan yang
cukup signifikan. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa indikator
motivasi belajar matematika dari setiap putaran mengalami peningkatan
secara bertahap dan cukup baik dibandingkan sebelum diterapkannya
model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem
Based Instruction. Secara ringkas data perubahan hasil tindakan kelas
tentang motivasi dan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran
ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem Based Instruction dapat
dilihat pada tabel 4.2 dan gambar 4.3 berikut.

60

Tabel 4.2
Data Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Siswa
Aspek yang diamati

Sebelum

Putaran I

Putaran II

putaran
1. Motivasi

siswa dalam 13.333%

Putaran
III

20%

33.333%

40%

33.333%

46,667%

66.667%

26.667%

33.333%

46.667%

bertanya
2. Motivasi

siswa 20%

mengerjakan

soal

di

depan kelas
3. Motivasi

siswa dalam 13.333%

berdiskusi
Adapun grafik peningkatan motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran matematika dari sebelum tindakan sampai tindakan kelas
putaran III dapat digambarkan sebagai berikut.
100.000%
80.000%
motivasi dalam
bertanya

60.000%
40.000%

motivasi dalam
mengerjakan soal
di depan kelas
motivasi dalam
berdiskusi

20.000%
0.000%
sebelum putaran I putaran putaran
tindakan
II
III

Gambar 4.1
Grafik Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Siswa

61

2. Deskripsi Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran
Matematika Melalui Model Pembelajaran ARIAS Terintegrasi Pada
Pembelajaran Problem Based Instruction
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran matematika. Adanya peningkatan siswa dapat dilihat
dari hasil belajar siswa yang memenuhi KKM.
Hasil pengamatan yang dilakukan berupa data. Data yang
dimaksud adalah data mengenai hasil belajar siswa. Hasil observasi
pendahuluan sebelum adanya penerapan model pembelajaran ARIAS
terintegrasi pada pembelajaran Problem Based Instruction adalah sejumlah
15 siswa. Yang memenuhi KKM adalah 8 siswa (53,333)
Pada putaran I ini siswa yang telah lulus memenuhi KKM adalah 9
siswa (60%), pada putaran II ini siswa yang telah lulus memenuhi KKM
adalah 10 siswa (66,667 %), pada putaran III siswa yang telah lulus
memenuhi KKM adalah 13 siswa (86,667 %)
Hasil belajar siswa dari setiap putaran mengalami peningkatan
yang cukup signifikan. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil
belajar matematika dari setiap putaran mengalami peningkatan secara
bertahap dan cukup baik dibandingkan sebelum diterapkannya model
pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem Based
Instruction. Secara ringkas data perubahan hasil tindakan kelas tentang
hasil belajar siswa dengan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada

62

pembelajaran Problem Based Instruction dapat dilihat pada tabel 4.3 dan
gambar 4.3 berikut.
Tabel 4.3
Data Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa
Aspek yang diamati

Sebelum

Putaran I

Putaran II

putaran
Hasil

belajar

yang 53.333%

Putaran
III

60%

66,667%

86.667%

memenuhi KKM

Adapun grafik peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
matematika dari sebelum tindakan sampai tindakan kelas putaran III dapat
digambarkan sebagai berikut.

100.000%
80.000%
60.000%
40.000%

Hasil Belajar Siswa

20.000%
0.000%
sebelum putaran I putaran II putaran III
tindakan

Gambar 4.2
Grafik Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa

63

E. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan berisi tentang uraian dan penjelasan mengenai hasil
tindakan kelas. Hasil penelitian yang dilakukan telah memiliki perbedaan
dengan penelitian terdahulu. Pembahasan hasil penelitian akan membahas
hasil pada setiap putaran dan antar putaran.
1. Pembahasan dalam Siklus
Pembahasan terhadap permasalahan penelitian maupun hipotesis
tindakan berdasarkan pada analisis data kualitatif hasil penelitian dari kerja
kolaborasi antara peneliti dengan guru matematika SMA Muhammadiyah
2 Gemolong di kelas XI IPA 1. Hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan
motivasi dan hasil belajar matematika melalui model pembelajaran ARIAS
terintegrasi pada pembelajaran Problem Based Instruction. Adapun
permasalahan yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah:
Permasalahan 1 : Apakah penerapan model pembelajaran ARIAS
terintegrasi pada pembelajaran Problem Based
Instruction dapat meningkatkan motivasi belajar
matematika pada siswa kelas XI IPA 1 SMA
Muhammadiyah 2 Gemolong?
Setelah

diadakan

penelitian,

dengan

menerapkan

model

pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem Based
Instruction diperoleh hasil, ada peningkatan motivasi belajar matematika
siswa. Tindakan yang dilakukan oleh guru matematika adalah model
pembelajaran

ARIAS

terintegrasi

pada

pembelajaran

64

Problem Based Instruction. Tujuannya adalah untuk membantu siswa
mengembangkan

kemampuan

berpikir,

pemecahan

masalah

dan

keterampilan intelektual, belajar berbagai peran, melalui pengalaman
belajar dalam kehidupan nyata, Problem based instruction merupakan
pendekatan belajar yang menggunakan permasalahan autentik dengan
maksud untuk menyusun pengetahuan siswa, mengembangkan inkuiri dan
keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi , mengembangkan kemandirian
dan percaya diri.
Peningkatan indikator motivasi dalam penelitian ini, diamati dari
sebelum dilakukan tindakan sampai akhir tindakan. Adapun dalam
penelitian ini, diperoleh bahwa:
1. Siswa yang bertanya kepada guru selama kegiatan pembelajaran
berlangsung mengalami peningkatan. Hal ini dapat diamati saat proses
pembelajaran berlangsung, yaitu banyak siswa yang bertanya tentang
materi yang belum dipahami.
2. Siswa yang mengerjakan soal di depan kelas mengalami peningkatan.
Hal ini diamati saat kegiatan pembelajaran berlangsung, yaitu banyak
siswa yang antusias dalam menjawab soal di depan kelas.
3. Adanya peningkatan motivasi siswa dalam berdiskusi. Hal ini dapat
diamati

selama

kegiatan

berdiskusi

kelompok.

Siswa

yang

kemampuannya di atas rata-rata memberikan penjelasan mengenai
materi yang kurang dimengerti.

65

Meningkatnya motivasi siswa dalam pembelajaran tidak lepas dari
penerapan model pembelajaran model pembelajaran ARIAS terintegrasi
pada pembelajaran Problem Based Instruction. Kegiatan belajar mengajar
(KBM) yang semula monoton berangsur mulai terlihat berbeda dari
biasanya.
Motivasi belajar siswa dapat dilihat dari 3 macam indikator yaitu
motivasi siswa dalam bertanya, mengerjakan soal di depan kelas, dan
berdiskusi. Sebelum dilakukan tindakan kelas indikator-indikator tersebut
masih sedikit ditunjukkan siswa pada saat pembelajaran, hanya siswa
tertentu saja yang semangat untuk bertanya tentang materi yang kurang
dipahami, mengerjakan soal di depan kelas, dan gaduh dalam berdiskusi.
Hal ini disebabkan siswa kurang tertarik terhadap pembelajaran
matematika sehingga motivasi siswa selama proses pembelajaran
berlangsung kurang. motivasi belajar siswa mulai meningkat pada
tindakan kelas putaran I sampai putaran III melalui model pembelajaran
ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem Based Instruction.
Berdasarkan deskripsi data yang telah dipaparkan di atas, tindak
mengajar yang dilakukan oleh guru selama pelaksanaan menunjukkan
bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem Based
Instruction sehingga siswa dapat belajar dengan baik dan maksimal.
Motivasi belajar siswa selama pembelajaran sebelum dan setelah tindakan
mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tindakan kelas yang sudah

66

dilakukan selama tiga putaran tersebut mengalami perubahan ke arah yang
lebih baik dari sebelumnya.
Motivasi mempunyai peranan penting dalam pembelajaran
matematika. Menurut Hamzah B. Uno (2008 : 1) motivasi adalah dorongan
dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku.Dorongan ini berada
pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang
sesuai dengan dorongan dalam dirinya.
Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.1 di atas, diketahui bahwa
penerapan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran
Problem Based Instruction cukup efektif untuk meningkatkan motivasi
belajar matematika siswa.
Permasalahan 2 : Apakah penerapan model pembelajaran ARIAS
terintegrasi pada pembelajaran Problem Based
Instruction dapat meningkatkan hasil belajar
matematika

pada

siswa

kelas

SMA

menerapkan

model

Muhammadiyah 2 Gemolong?
Setelah

diadakan

penelitian,

dengan

pembelajaran model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran
Problem Based Instruction diperoleh hasil, ada peningkatan hasil belajar
matematika siswa. Tindakan yang dilakukan oleh guru matematika adalah
model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem
Based Instruction. Tujuannya adalah menciptakan pembelajaran yang
mampu menarik perhatian siswa, memberikan ilmu kepada siswa untuk

67

saling bekerjasama dengan siswa lain dalam hal pemahaman materi,
mampu membuat siswa aktif dan bersemangat dalam belajar. Selain itu
juga dapat membuat siswa mampu mencapai batas kelulusan KKM.
Peningkatan hasil belajar dalam penelitian ini, diamati dari sebelum
dilakukan tindakan sampai akhir tindakan. Adapun dalam penelitian ini,
diperoleh bahwa meningkatnya jumlah siswa yang telah lulus mencapai
KKM . (KKM ≥70 ).

Meningkatnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran tidak lepas

dari penerapan model pembelajaran model pembelajaran ARIAS
terintegrasi pada pembelajaran Problem Based Instruction. Kegiatan
belajar mengajar (KBM) yang semula monoton berangsur mulai terlihat
berbeda dari biasanya.
Hasil belajar siswa dapat dilihat dari banyaknya siswa yang lulus
KKM. Sebelum dilakukan tindakan kelas masih sedikit siswa yang mampu
mencapai batas KKM tersebut, hal ini disebabkan siswa masih takut
terhadap pembelajaran matematika sehingga hasil belajar siswa selama
proses pembelajaran berlangsung kurang. Hasil belajar siswa mulai
meningkat pada tindakan kelas putaran I sampai putaran III melalui model
pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem Based
Instruction.
Berdasarkan deskripsi data yang telah dipaparkan di atas, tindak
mengajar yang dilakukan oleh guru selama pelaksanaan menunjukkan
bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model

68

pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem Based
Instruction sehingga siswa dapat belajar dengan baik dan maksimal. hasil
belajar siswa selama pembelajaran sebelum dan setelah tindakan
mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tindakan kelas yang sudah
dilakukan selama tiga putaran tersebut mengalami perubahan ke arah yang
lebih baik dari sebelumnya.
Riza Apriliniawati (2010) dalam penelitiannya tentang penerapan
strategi pembelajaran aktif tipe Lightening The Learning Climate untuk
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran
matematika mmenunjukkan bahwa melalui strategi pembelajaran aktif tipe
Lightening The Learning Climate dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa dan prestasi belajarpun dapat meningkat.
Rofi Perdana Putri (2010) meneliti tentang penerapan strategi
Student Teams Achievement (STAD) sebagai upaya peningkatan keaktifan
dan motivasi siswa dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa

penerapan strategi

STAD dalam kegiatan

pembelajaran dapat menarik perhatian siswa dan membuat siswa lebih
aktif dan termotivasi dalam pembelajaran matematika.
Berdasarkan tabel 4.3 dan gambar 4.2 di atas, diketahui bahwa
penerapan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran
Problem Based Instruction cukup efektif untuk meningkatkan hasil belajar
belajar matematika.

69

2. Pembahasan antar Siklus
Motivasi dan hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan
kelas masih rendah ini terbukti dengan belum tercapainya indikator–
indikator motivasi dan hasil belajar siswa. Solusi yang digunakan adalah
dengan menggunakan penerapan model pembelajaran ARIAS terintegrasi
pada pembelajaran Problem Based Instruction. Pada putaran I indikatorindikator motivasi dan hasil belajar sudah mulai terlihat dibanding
sebelum tindakan tetapi peningkatannya belum signifikan. Putaran II yang
mengacu pada putaran I telah telah mengalami perbaikan agar putaran II
lebih baik dari putaran I ini berakibat indikator-indikator motivasi dan
hasil belajar siswa lebih meningkat lagi dibanding putaran I. Perbaikan
pada putaran II yang diterapkan pada putaran III membawa dampak
persentase indikator–indikator motivasi dan hasil belajar siswa semakin
meningkat secara signifikan.
Persentase indikator-indikator motivasi dan hasil belajar siswa dari
sebelum tindakan sampai putaran III terjadi peningkatan. Hal itu dapat
disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran ARIAS terintegrasi
pada pembelajaran Problem Based Instruction dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar matematika siswa.

70

F. Proposisi Hasil Penelitian
1. Kegiatan siswa dalam bertanya dapat meningkatkan motivasi belajar
matematika siswa.
2. Kegiatan siswa dalam mengerjakan soal dapat meningkatkan motivasi
belajar matematika siswa.
3. Kegiatan siswa dalam berdiskusi dapat meningkatkan motivasi belajar
matematika siswa.
Meningkatnya hasil belajar siswa dapat menigkatkan juga jumlah siswa yang
mampu mencapai batas kelulusan.