Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah Depernas-01 Bab-09

BAB 9.
PERHUBUNGAN.
Pendahuhtan.
Rentjana Lima Tahun mengenai Perhubungan,
meliputi:
Sektor-sektor

Biaj
a
A. Djalan-djalan dan djembatan 1.20
B. Pelajaran
350
C. Perhubungan Kereta Api
600
D. Perhubungan Udara
100
E. Pelabuhan
275
F. Pos, Telegrap dan Telepon
495
G. Lalu Lintas Darat dan Sungai 40

H. Meteorologie
15
Tjadangan
50
3.12

Devisen
tersedia
240
285,2
187
27,8
138
230
20
5,5
35,5
1.169,0

Djadi biaja untuk Rentjana Lima Tahun Pertama

Perhubungan banjaknja adalah Rp. 3.125 djuta dan
diantara djumlah biaja tersebut sudah dimasukkan
tjadangan sebanjak Rp. 50 djuta, untuk mendjaga
kemungkinan-kemungkinan perubahan harga dan
projekprojek jang tak dapat dihindarkan.
Diantara biaja sebanjak Rp. 3.125 djuta
tersebut, devisen jang
disediakan
sebanjak
Rp.
1.169
djuta,
dan
diantaranja
terdapat
devisen sebanjak Rp. 35,5 djuta jang disediakan
sebagai tjadangan.
Untuk djelasnja mengenai Perhubungan ini
diterangkan lebih landjut dalam bagian-bagian
tersendiri

seperti
diterangkan
dibawah.
A. D j a l a n - d j a l a n d a n d j e m b a t a n .
Untuk Rentjana Lima Tahun djalan-djalan dan
djembatan oleh Djawatan Djalan-djalan dan
Djembatan Kementerian Pekerdjaan Umum dan
Tenaga telah dimintakan biaja minimaal sebesar Rp.
2.145 djuta. Karena terbatasnja kekuatan untuk
membiajainja, sementara Pemerintah hanja dapat
membiajainja
sampai
sebesar

Rp. 1.200 djuta untuk masa lima tahun, dengan
tjatatan kalau ke-

126

adaan keuangan mengizinkan, harus diutamakan

pemberian
tambahan,
kepada
sektor
ini,
mengingat pentingnja pembangunan djalan-djalan
dan djembatan untuk negara kita, ditindjau dari
sudut ekonomi, pemerintahan dan pertahanan.
Oleh sebab-sebab tersebut diatas, maka perlulah
Pemerintah membuat. prioritet-prioritet dalam
mengerdjakan Rentjana Lima Tabun djalan-djalan
dan djembatan berdasarkan guna dan matjam
pekerdjaan jang akan dikerdjakan. Sesuai dengan
Program Pemerintah sekarang maka dalam hal ini
diutamakan djalan-djalan didaerah-daerah diluar
Djawa.
Prioritet:
Dalam
menentukan
prioritet

pembangunan
dipergunakan sebagai ukuran:
A. Djalan-djalan jang merupakan djalan
raja jang
mendjadi hubungan „antar-propinsi ”.
B. Djalan-djalan jang menghubungkan tempattempat produsen
dengan tempat konsumen (kota-kota besar,
wilajah padat dan
minus. pelabuhan-pelabuhan besar ketjil guna
diteruskan pembagian ke wilajah-wilajah didalam negeri atau
untuk ekspor).

Matjam pekerdjaan:
Matjam pekerdjaan jang akan dilakukan dapat
dibagi sebagai berikut:
1. Pembinaan.
jaitu: memperbaiki djalan jang telah ada
tetapirusak,
disertai
dengan

pekerdjaan
memperkuat dan memperlebar, tetapi trace djalan
sebagian besar tidak diubah dipindah.
2. Modernisasi.
jaitu:
karena
kemadjuan
lalu-lintas
dan
pengangkutan bermotor, maka djalan-djalan harus
disesuaikan dengan perkembangan itu, jang
berarti
djalan-djalan
itu
harus
diperbaiki,
diperlebar dan diperkuat, sedang pada umumnja
trace djalan perlu diperbaiki.

3. Membikin djalan barn. dapat dibagi dalam 2

golongan:
a) membikin djalan baru sebagai penjambung
djalan jang satu ke djalan jang lain;
b) membikin djalan-djalan jang benar-benar baru.

127

Keadaan djalan, peralatan dan: pegawai
Djalan-djalan dapat dibagi
beraspal
tidak
atas:
3.200 km. beraspal
2) Djalan Propinsi
6.756„
18.600 „
3) Djalan Kabupaten
37.000 „
9.956 km. 60.600
Djadidiseluruh Indonesia terdapat 9956 km.

djalan beraspal, 60.600 km. djalan jang tidak
beraspal, djumlah 70.556 km. (tidak termasuk
djalan-djalan desa dan djalan-djalan Kotapradja).
Djumlah alat-alat pembangunan djalan-djalan
(road-equipment) seperti bulldozers, mesin gilas,
mesin pemetjah batu, dan sebagainja pada waktu ini
sangat kurang dan kebanjakan sudah harus dihapuskan dari pemakaian. Oleh karena itu
disediakan biaja sebesar Rp. 150 djuta guna
pembelian alat-alat tersebut.
Pegawai jang ahli dan berpengalaman pun
kurang, sehingga perlu ditjari djalan untuk
mengatasi kekurangan ini.
Pembagian belandja.
Berhubung dengan pandjangnja clan keadaan
djalan-djalan, maka rentjana biaja sebesar Rp.
1.200 djuta dibagi sebagai berikut:
a) untuk djalan Negara
Rp. 225 djuta
b) „
Propinsi


415 ,,
c) ,,
Kabupaten

410 ,,
road-equipment

150 ,,
Djumlah Rp. 1.200 djuta,
dengan
tjatatan bahwa untuk mentiapai efficiency jang
sebesar-besarnja dari pengeluaranbiaja tersebut,
maka
penglaksanaan
pekerdjaan
perbaikan
pembangunan
djalan-djalan
dan

djembatandjembatan tersebut dilakukan oleh dan atas
tanggung djawab Kementerian Pekerdjaan Umum
dan Tenaga.
Pembagian menurut kepulauan mendjadi sebagai
berikut:
Sumatera
Rp. 390 djut
a
Kalimantan
"
290
"
Sulawesi
"
52
"
Maluku
"
11
"


Nusa Tenggara
"
Djawa
"
Daerah.Istimewa Jogjakarta
"
Djakarta Raya
"
D j u m l a h : Rp.
128

34
230
13
30
1.05
0

"
"
"
"
Djut
a

Disamping ini diperlukan untuk:
Road-equipment dan lain-lain
Rp.
150
djuta
D j u m l a h: Rp. 1.200
djuta
Dan diantara djumlah biaja tersebut, devisen jang
disediakan sebanjak Rp. 240 djuta.
Dari djumlah Rp. 390 djuta jang disediakan
untuk Sumatra, Rp. 25 djuta harus disediakan
chusus untuk pembangunan djalandjalan dan
djembatan didaerah transmigrasi Sumatra Selatan.
Untuk pembangunan Djawatan Lalu-Lintas Darat
dan Sungai beserta Djawatan Meteorologi, oleh
Pemerintah disediakan ang-garan biaja tersendiri
jakni masing-masing Rp. 40 djuta dan Rp. 15
djuta untuk masa lima tahun.
B. P a l a j a r a n.
Rentjana Pemerintah mengenai pelajaran adalah
sebagai berikut: pelajaran pantai akan disediakan
chusus untuk usaha partikelir bangsa Indonesia,
pelajaran interinsuler bagian terpenting untuk
Pemerintah, sedangkan pelajaran samudera terbuka
baik bagi usaha nasional (Pemerintah ataupun
partikelir) maupun asing.
Untuk
mengadakan
pelajaran
interinsuler
Pemerintah telah mendirikan P.T. Pelni pada bulan
April 1952 jang chusus mendjadi milik Pemerintah.
Pelni dalam hal ini mempunjai tugas menggantikan.
usaha
partikelir
asing
dalam
mendjalankan
pelajaran inter-insuler.
Untuk
memperoleh
kedudukan
dan
taraf
perusahaan pelajaran asing jang ada di Indonesia
sekarang, maka dalam garis besarnja P.T. Pelni
harus diberikan perlengkapan jang terdiri atas dua
hal, jaitu:
I. Perlengkapan personalia
II. Perlengkapan material.
Untuk
dapat
menggantikan
kedudukan
Perusahaan
Pelajaran
asing di Indonesia, maka perkapalan nasional harus
ditambah
dengan ± 150.000 B.R.T. Disamping keperluan
berupa
kapal-kapal
ini ada pula keperluan urgensi jang berupa havenmaterieel
untuk
dapat memelihara kapal-kapal tersebut. Kekurangan

tonnage
sebesar 150.000 B.R.T. akan dikedjar dalam waktu
10 Tabun. Untuk keperluan pelajaran interinsuler
diperlukan penambahan tonnage sebanjak 90.000
B.R.T., sedangkan untuk pelajaran samu-dera
diperlukan tambahan 6 kapal dengan djumlah
tonnage
60.000 B.R.T. Pada bulan Djanuari 1956 setelah
diadakan perhitungan dapat ditetapkan bahwa
harga rata-rata tiap B.R.T. Rp. 5.000,.—.
129

Pemerintah dalam hal ini hanja dapat menjediakan
anggaran
biaja sebesar Rp. 350 djuta untuk masa lima
tahun, dimana Rp. 285,2 djuta berupa devisen.
Dari
uang
sedjumlah
Rp.
350
djuta
ini
dipergunakan
untuk
pelajaran interinsuler dan pelajaran samudera
sebesar Rp. 300 djuta.
Dengan demikian selama lima tahun ini akan dapat
diadakan
tambahan
tonnage
sebanjak:
300.000.000 X 1 B.R.T. = 60,000
5000
B.R.T. Kekurangannja sebesar 90.000 B,R.T. akan
dipenuhi dalam Rentjana Lima Tahun kedua. Dengan
diperolehnja
kredit-kredit
angka tudjuan 60.000 B.R.T. dapat dinaikkan
sampai 100.000 B,R.T.
Mengenai pelajaran pantai, masih diperlukan
tambahan tonnage sedjumlah ± 14.900 B.R.T.
Pemerintah mengharap bahwa usaha dalam lapangan
ini akan dilakukan oleh inisiatip partikelir. Dalam
hal ini Pemerintah dapat memberikan bantuannja
berupa kredit, devisen jang diperlukannja, dan
sebagainja. Tetapi djika dan pihak partikelir usaha
sangat kurang, maka pemerintah akan bertindak
lebih aktip dalam lapangan ini.
Kebutuhan atas kapal-kapal untuk dinas negara
hares amat dibatasi, untuk mana hanja dapat
disediakan. biaja sebesar Rp. 50 djuta.
Dengan mempergunakan kemungkinan kredit luar
negeri harus diichtiarkan untuk dapat menambah
tonnage dengan biaja jang disediakan ini.
Harus diichtiarkan djuga supaja perdjalananperdjalanan dinas melalui Taut dilakukan dengan
kapal untuk umum (Pelni dan perusahaan pelajaran
pantai).
Akan diichtiarkan supaja penggunaan-penggunaan
Penataran Angkatan Laut di Surabaja mendjadi
effisien
dan
lebih
dipergunakan pula untuk kebutuhan pelajaran niaga.
Selandjutnja perkembangan galangan-galangan
partikelir perlu dibantu dengan perkreditan industri
melalui
Bank
Industri
Negara
atau bank pembangunan daerah partikelir.
Penambahan
kapasitet
dan
effisien
dari
pengangkutan dilaut diichtiarkan bukan sadja

dengan menambah kapal-kapal baru tetapi pula
dengan memperbaiki organisasi pelajaran kepunjaan
Pemerintah maupun partikelir.

130

C. P e r h u b u n g a n k e r e t a api.
Rentjana Lima Tahun Kereta Api sebagian besar
merupakan rehabilitasi djaringan-djaringan kereta
apt
jang
rusak
di
Djawa
dan penggantian dengan djaringan-djaringan jang
baru
di
Sumatera. Dan selain dari ini, Rentjana Lima Tahun jang
pertama ini meliputi djuga pembelian traksi dan
materieel. Pandjang djalan kereta api di Djawa
adalah 4.700 km, di Sumatera Utara 511 km, di
Sumatera Tengah 258 km dan di Sumatera Selatan
643 km, djumlah seluruhnja ada 6.112 km.
Untuk
perbaikan
seluruhnja
Pemerintah
menjediakan biaja sebanjak Rp, 600 djuta, dimana
Rp. 187 djuta berupa devisen.
Rehabilitasi dari djaringan-djaringan kereta api
jang
terpenting
di
Djawa
dan
Sumatera
memerlukan biaja Rp. 250 djuta.
Pekerdjaan-pekerdjaan ini dibutuhkan untuk
menghilangkan kerusakan-kerusakan jang terdjadi
pada waktu perang dan sesudahnja.
Perbaikan-perbaikan pertama-tama akan berupa
penggantian rel-rel dan fitting-fitting dengan jang
lebih
berat
dimana
penggantian ini dipandang perlu, tambahan balas dan
penggantian bantal rel kereta api sebanjakbanjaknja, Djika pekerdjaan ini selesai, maka
kereta-kereta api dapat ditambah ketjepatannja
dengan aman, sehingga terdapat penggunaan jang
lebih
effisien
hal mana berarti terutama menambah kapasitet
pengangkutan. Dalam Rentjana Lima Tahun jang
pertama ini termasuk djuga rehabilitasi dari
djaringan kereta api sepandjang 164 km di Sumatera Selatan dari Kertapati ke Tandjung Enim jang
dipergunakan untuk mengangkut batu-bara dari
tambang Bukit Asam.
Projek-projek lainnja adalah berupa:
Pembangunan djembatan di Djawa dan
Sumatera dengan biaja Rp. 60 djuta.
Alat-alat Sinjal dan Telegrap dengan biaja Rp.
20 djuta. Pembelian traksi dan materieel
dengan biaja Rp. 240 djuta.
Pembelian 3 buah perahu tambang (ferry boat)

dengan biaja Rp. 30 djuta.
Sebagai commitments luar rent jana telah dipesan
35 lok diesel Elektrik dengan mempergunakan sisa
pindjaman
dari
Exim
Bank
dan 65 lok Diesel Hydrolik dari Krupp.

131

D. P e r h u b u n g a n U d a r a .
Untuk Rentjana Lima Tahun Perhubungan
Udara disediakan biaja sebesar Rp. 100 djuta,
dimana Rp. 27,8 djuta berupa devisen.
Tetapi
untuk
rentjana
ini
sesungguhnja
dibutuhkan biaja sebesar Rp. 110 djuta. Maka
akan diusahakan supaja kekurangan Rp. 10 djuta
ini dapat diambilkan dari tjadangan jang chusus disediakan
untuk
sektor
Pengangkutan
dan
Perhubungan
sebesar
Rp. 50 djuta.
Biaja sebesar Rp. 110 djuta ini akan dipergunakan
untuk:
1. Pekerdjaan pembangunan landasan Iapanganlapangan terbang dan hangar-hangar. Dalam hal
ini diambil langkah-langkah penjesuaian antara
rentjana pembangunan lapangan terbang
dari Djawatan Penerbangan Sipil dan rentjana
perkembangan armada dari Garuda Indonesian
Airways.
Untuk ini disediakan biaja sebesar Rp.
53.800.000,--.
2. Memperlengkapi fasilitet-fasilitet, misalnja:
a. Alat-alat pemadam api pada tiap-tiap lapangan
terbang,
jang dewasa ini masih djauh dari pada
memuaskan,
harus
diperbaiki
dan
diperlengkapi.
Untuk ini disediakan biaja sebesar Rp.
11.299.000,--.
b. Diesel-aggregaten dan alat-alat listrik
lainnja. Untuk ini disediakan biaja sebesar
Rp. 19.947.000,--,
c. Alat-alat perhubungan radio dan pengawasan
keamanan lalu lintas udara, seperti beacons
dan radio teletype communication system,
receivers, transmitters dan lain-lain. Untuk ini
disediakan biaja sebesar Rp. 15.954,000,—.
d. Pembelian alat-alat besar untuk keperluan
pembangunan landasan seharga Rp. 7.000.000,
e. Memperlengkapi
alat-alat
latihan
guna
keperluan Akademi Penerbangan Indonesia.

Untuk ini disediakan
2.000.000,--.

biaja

sebesar

Rp;

Pembelian tambahan kapal terbang berupa
Convair dan Dakotas untuk menambah kapasitet
perhubungan dalam negeri dan bebe-rapa negara
tetangga sementara tidak dimasukkan rentjana.
Akan tetapi pembelian akan diselenggarakan
setelah ada kemungkinan untuk mendapat kredit
luar negeri, oleh karena projek ini praktis hanja
merupakan penggunaan devisen.

132

E. P e l a b u h a n .
Untuk Rentjana Lima Tabun Pelabuhan disediakan
biaja se-djumlah Rp. 275 djuta, dimana Rp. 138
djuta
berupa
devisen.
Dan djumlah ini dibagi dalam empat golongan:
I. Untuk perbaikan pelabuhan jang termasuk dalam
rentjana kontrak Perantjis.
Kontrak Perantjis ini mengenai beberapa projekprojek:
a. Di Tandjong Priok mengenai:
1. Steiger baru dan pelabuhan minjak.
2. Pelabuhan ketiga, 500 m. kade, gudanggudang dan lain-lain.
3. Pelabuhan pertama, 160 m. kade.
4. 300 in. pelabuhan coaster tambahan.
b. Dibelawan mengenai:
1. Pelabuhan baru, kade dan gudang-gudang.
c. Di Bandjarmasin mengenai:
1. Pelabuhan baru, 200 m. kade, gudanggudang dan lain-lain.
d. Di Balikpapan mengenai:
1. Landing Bridge baru dengan pandjang 80
in, dan gudang-gudang.
Sebagian dari kontrak Perantjis ini harus
ditunda sampai sesudah tahun 1960, sebab untuk
rentjana pembangunan jang pertama dalam
kontrak Perantjis ini hanja disediakan uang
sebesar Rp. 175 djuta, sedangkan untuk
kontrak Perantjis ini semuanja dibutuhkan uang
sebanjak Rp. 323.6751.133,—.
2. Pembelian alat-alat pengeruk (termasuk alat-alat
pembersihan sungai). Untuk ini disediakan uang
sebesar Rp. 20 djuta.
3. Golongan
ketiga
merupakan
pekerdjaan
pembangunan pelabuhan besar (I.B.W.).
Untuk ini disediakan uang sebesar Rp. 25 djuta.
4. Jang dianggap sangat urgent buat daerahdaerah
luar
Djawa
jaitu
pekerdjaan
pembangunan
pelabuhan-pelabuhan
ketjil
seperti pembuatan dan pembaharuan kade dan
lain-lain.
Untuk keperluan ini disediakan biaja sebesar Rp.
55 djuta.

133

F. P o s , T e l e g r a p d a n . T e l e p o n .
Untuk rentjana ini telah disediakan biaja sebesar
Rp. 495 djuta, dimana Rp. 230 djuta berupa devisen,
Djumlah ini akan dibagi sebagai berikut:
I. Pos
Rp. 50 djuta
II. Telepon
,, 325 ,,
III. Telegrap
„ 60 ,,
IV. Radio
„ 60 ,,
I. Sektor Pos.
Sifat pekerdjaan Pos adalah sedemikian rupa
sehingga tidak banjak diperlukan penanaman modal
karena
alat-alat
pengangkut
pos untuk djarak djauh tidak dimiliki sendiri.
Modal jang ditanam terutama terdiri dari gedunggedung kantor pos, alat-alat keperluan kantor dan
sedjumlah
alat-alat
pengangkutan untuk mengangkut pos setempat dan untuk
membagikan
surat-surat, pos paket dan sebagainja.
Mengenai gedung-gedung perlu ditambahkan,
bahwa sebagian besae kantor-kantor pos pembantu
sekarang
masih
menempati
rumah
sewaan
partikelir, jang umumnja tidak memenuhi sjarat
untuk dipakai sebagai kantor pos.
Sebelum perang gedung-gedung dan alat-alat,
menurut ukuranukuran pada waktu itu dapat
dikatakan mentjukupi kebutuhan. Kini keadaan itu
tidak begitu memuaskan, karena antara lain
disebabkan:
a. Gedung-gedung dan alat-alat banjak jang rusak
akibat perang.
b. Lalu-lintas pos bertambah ramai sedjalan
dengan kemadjuankemadjuan
dalam
lapangan
pengadjaran,
pendidikan dan perekonomian.
c. Djawatan/perusahaan pengangkutan tidak dapat
memberikan pelajanan jang sesuai dengan
kebutuhan lalu-lintas pos.
Maka untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tadi
usaha pertama ditudjukan pada:
a.
Perluasan dan perbaikan
gedung-gedung lama
Rp. 10

b. Pembangunan gedung-.gedung baru
,, 30 ,,
c. Alat-alat kantor dan sebagainja dengan ,, 10 ,,
biaja
Rp. 50
Djumlah……
Djuta
134

Rentjana 5 tahun ini selain dari pada
memungkinkan lapangan Pos untuk menampung
perkembangan
lalu
lintas
jang
kini
telah
meningkat, diharapkan pula memberi kesempatan
untuk melaksanakan rentjana seperti dibawah ini:
Rehabilitasi.
a. Pembukaan dinas wesel tebusan (rombours) dalam
negeri
b. Pembukaan dinas wesel telegrap dalam negeri.
c. Pembukaan dinas wesel luar negeri.
d. Pembukaan dinas kwitansi.
e. Pembukaan dinas surat kredit pos.
f. Pe m b u k a a n d i na s p e n uk a r a n u a n g k e t j il
pe r u s a h aa n perusahan besar
g. Pembukaan dinas tjek.Angkatan Perang.
h. Pembukaan dinas pertanggungan harga.
i. Pengluasan dinas pospaket dalam dan luar negeri.
II. Sektor Telepon.
Untuk sektor ini disediakan biaja sebesar Rp. 325 djuta.
Tudjuan dilapangan telepon jang hendak ditjapai
dalam djangka waktu 5 tahun ialah:
a. Pembangunan kembali dart sentral-sentral
teleponpenting jang telah dibumi hanguskan pada
zaman
revolusi
(sentral-sentral
di Menado, Makasar, Malang, Solo, Magelang,
Madiun, Bandung, Bukittinggi, antara mana
sebagian telah selesai).
Memperluas dan memperbarui sebagian dari
djumlah sentralsentral telepon, serta mengganti
pesawat-pesawat telepon jang telah melampaui
batas umur. (Padang, Pakanbaru, Palembang,
Pontianak, Bandjarmasin, Denpasar, Singaradja,
Tjirebon, Surabaja, Djakarta).
c. Menambah pemasangan pesawat-pesawat telepon
ditempattempat dimana belum atau kurang mempunjai
hubungan telepon (luar Djawa mendapat prioritet
pertama). Umpama saluran-saluran jang ditarik
untuk Pamong Pradja jang kini berdjumlah 6700
km, akan ditambah lagi dengan ± 10500 km.
"
d.
Dengan
menambah
channels"
dengan
menggunakan alat-alat „gelombang pembawa”
untuk hubungan djarak djauh, dapat mengurangi
waktu tunggu pada permintaan pertjakapan inter-

lokal
sampai
sekarang.

setengahnja

daripada

waktu

135

e. Akan diusahakan djumlah pasangan telepon ratarata 1% dari djumlah penduduk di masing-masing
tempat.
III. Sektor Telegrap.
Jang hendak ditjapai dilapangan telegrap pada
fase pertama ialah:
a. Supaja pengiriman telegram-telegram dapat
disampaikan
diseluruh kepulauan" Indonesia
dalam
1
hari,
dengan
memperbanjak channels" dan memperpandjang
waktu bekerdja antara tempattempat jang
bersangkutan.
b. Membuka lebih banjak kemungkinan pengiriman
telegram-telegram,
dengan
memperbanjak
tempat-tempat penerimaan telegram-telegram,
dari djumlah 542 tempat jang ada sekarang
mendjadi 700 tempat, ditambah 650 tempat lagi
distasiunstasiun D.K.A.
c. Menjalurkan telegram-telegram dari para pemakai
besar dari telegrap melalui sentral dan djaring
telegrap
tersendiri,
jang
lazim disebut Telex (teleprinter exchange).
Sentral-sentral
ini
akan didirikan dikota-kota Medan, Palembang,
Djakarta,
Bandung, Semarang, Surabaja dan Makasar.
d. Guna memperbesar kemampuan pengiriman
telegram-telegram akan lebih banjak digunakan
alat-alat
"voice-frequency
multiplex telegraph" beserta alat teleprinters-nja.
IV. Sektor Radio.
Projek-projek dilapangan radio pertama-tama
ditudjukan pada penambahan "channels" untuk
hubungan
telepon
dan
telegrap
radio, sebagai berikut:
a. Dimana sekarang hanja terdapat pada umumnja 1
channel jang dibuka 2 X 1 djam untuk telepon
radio
antara
Djawa
dan
kota-kota penting dikepulauan lainnja (sedangkan
kantor-kantor telepon setempat dibuka 24 djam),
maka
akan
diusahakan
supaja hubungan itu diperluas dari djam 7.00
hingga djam 19.00 dan dengan 2 channel.

b. "Channels" tersebut antara saat-saat itu akan
terbuka
pula
untuk hubungan telegrap radio.
c. Agar rahasia penukaran berita teleponjtelegrap
dapat terdjamin, maka hubungan-hubungan radio
antara Djakarta, Surabaja,

136

Medan,
Padang,
Palembang,
Pontianak,
Bandjarmasin,
Balik-papan,
Makasar,
Singaradja/Denpasar, Ambon, akan dilakukan
dengan:
1. Menggunakan alat-alat "Speech invertors ".
2. Tehnik multiplex single-side band.
3. Tehnik " sinar-radio (micro-wave
links) dan
tehnik scatter-propagation ".
d. Guna
menghubungkan
tempat-tempat/pulaupulau terpentjil djuga untuk keperluan Pamong
Pradja
stasiun-stasiun
radio
ketjil akan ditambah denga60 buah lagi.

137