Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah Depernas-01 Bab-04

BAB 4
PERTANIAN, KEHUTANAN, KEHEWANAN DAN
PERIKANAN
I. P e n d a h u l u n a n .
Lapangan pertanian dalam arti jang luas, terdiri
dari
pertanian
rakjat,
perkebunan
besar,
kehewanan, kehutanan dan perikanan. P h a t i a n dan
usaha-usaha Pemerintah dalam lingkungan ini tidak
mengenai
hatsilnja
(produknja)
semata-mata,
melainkan djuga mengenai orang-orang jang
menghatsilkan produk tadi, jaitu si-tani, sinelajan dan lain-lain, serta masjarakatnja, satu dan
lain diarahkan agar supaja dapat berdjalan
seimbang
dengan

kepen-tingan
pertumbuhan
negara.
Sebagian terbesar dari tugas Pemerintah dalam
lapanganlapangan tadi terletak ditangan Kementerian
Pertanian, jang dibagi-bagi dalam
a. Kementerian Pusat.
b. Djawatan-djawatan : Kehutanan, Pertanian
Rakjat, Perke-bunan, Karet Rakjat, Kehewanan,
Perikanan
Laut,
Perikanan
Darat
dan
Pembangunan Usaha Tani.
c. Lembaga/Balai/
Kantor : L e m b a g a :
Pusat
Pe n j e l i d i k a n
A l a m , L e m - baga Pusat Penjakit

Hewan, Balai Besar Penjelidikan
Pertanian, Balai Penjelidikan Penjakit
Mulut dan Kuku, Balai Penjelidikan Peternakan, Balai Penjelidikan
Perikanan
Darat
dan
Kantor
Perantjang Tata B umi .
Untuk lengkapnja perlu dikemukakan disini,
bahwa masih ada balai-balai besar-ketjil. jang diatas
tidak disebut oleh karena tidak berdiri sendiri dan
termasuk
,
dalam
Djawatan-djawatan
jang
bersangkutan (Kehutanan; Perkebunan Rakjat
dari Pertanian Rakjat).
Pada lapangan pertanian ini sebenarnja dalam
tahun 1947 telah diadakan rentjana pembangunan

pertama (rentjana Kasimo), jang dilandjutkan
dalam tahun 1951 dan diperluas dalam tahun
1954.
Penjelenggaraan pembangunan dimulai djuga

dalam tahun 1947 tadi, meskipun pada permulaan
masih setjara ketjil-ketjilan dan oleh karena
keadaan, sering terputus-putus.

29

Dalam penjelenggaraan selandjutnja dihadapi
beraneka-warna
kesukaran-kesukaran,
diantara
mana
jang
terbesar
ialah
fang

mengenai
pembelanjaannja.
Naik turun djatah pembejaan dari tahun
ketahunpun dalam gambarannja sangat kasar sadja,
tidak
diketahui
sebelumnja.
Ketjuali itu djatah jang akan diterima untuk tahun
jang
bersangkut-an
belum
diketahui
pada
permulaan tahun itu, djika kemudian telah
diketahui, masih selalu berobah-robah, perobahan
mana pada umumnja berarti pengurangan.
Sistim bekerdja jang didjalankan pada sektor
pertanian ini tetap masih akan diselenggarakan,
setidak-tidaknja
ditjoba,

djika
menurut
perhitungan
risiko
tidak
akanterlalu
besar.Mengingat hal sedemikian itu maka tidak
mengherankan bahwa lalu banjak pekerdjaan jang
terbengkalai ditengah djalan. Meskipun demikian
telah banjak pekerdjaan jang terselenggara,
Tjara bekerdja fang banjak mengandung risiko ini
dari semula didjalankan dengan tudjuan supaja
pada suatu saat djika peker-djaan-pekerdjaan telah
mulai
dapat
diselenggarakan
dengan
lebih
sistimatis, maka dasar jang telah diletakkan itu
merupakan dasar jang luas.

Bagi tahun-tahun jang akan datang mulai kelihatan
lebih terang batas-batas kemungkinan kekuatan
keuangan dan kesanggupankesanggupan serta
kemampuan bekerdja dari seluruh aparatir dan
bagian-bagiannja, sehingga rentjana pekerdjaan
lebih dapat disesuaikan dengan keadaan, dan
penjelenggaraan
dapat
didjalankan dengan lebih sistimatis.
Ketjuali itu maka untuk sebagian dari rentjanarentjana jang telah disiapkan, fang sangat
penting, pembiajaannja ditetapkan untuk djangka
waktu lima tahun.
Rentjana tersebut telah disesuaikan dengan
anggaran belandja jang disediakan serta pegawai
jang ada dan dikoordinasikan dengan rentjana
umum pembangunan ekonomi jang dipersiapkan
oleh bagian-bagian lain dari Biro Perantjang Negara.
Pengambilan projek dari rentjana Kementerian
seluruhnja didasarkan atas ukuran-ukuran berikut:
1. Projek-projek

jang
terang
dilaksanakan
berdasarkan
tersedia serta tjukup terdidik,

akan
tenaga

dapat
jang

2. Projek-projek jang sangat dibutuhkan untuk
memperkuat produksi pertanian,
3. Projek-projek jang terang akan berhasil
melihat peng-alaman-pengalaman dalam masa
lampau,

30


Projek-projek baru: dan belum..pernah
didjalankan, masingmasing dibatasi dengan sebuah projek.pertjobaan
(pilot project) untuk memperoleh pen.galaman
terlebih dahulu dalam melaksanakannja sebelum
dapat memperbanjak projek-projek tersebut.
Pada umumnja dapat dikemukakan, bahwa telah
sedjak bebe-rapa tahun kapasitet dad sebagian
besar aparatir . Kementerian Pertanian tidak dapat
dipergunakan untuk 100%; oleh karena kekurangan
pembiajaan.
- Perhi diutarakan bahwa perubahan mentalitet
tani dan nelajan adalah sedemikian rupa, mereka
itu kini telah sangat dinamis, kesanggupan
bekerdjanja melimpah-limpah, sehingga pekerdjaan
pembangunan akan dapat berdjalan lebih lantjar
dan luas, sekiranja tersedia perkreditan tjukup.
Selandjutnja
kapasitet
jang
ada

pada
Kementerian Pertanian djuga dapat dipergunakan
sebaikbaiknja.
Achirnja perlu agaknja dikemukakan disini, bahwa
tjorak
pengeluaran
untuk
pembangunan
d'ilingkungan pertanian ini sedikit berlainan dari
lapangan lainnja umpamanja perindustrian. Dalam
perimbangannja
„belandja
modal”,
terutama
mengenai pertanian rakjat, tidak mengambil bagian
jang besar, dan untuk tahun-tahun permulaan ini
bagi sementara sektor-sektor masih agak sukar
memisah-misahkan pembangunan seluruhnja dan
pembangunan chusus lima tahun ini.
H. A. D j a w a t a n P e r t a n i a n R a k j a t .

Sifat,
pokok
dasar
pekerdjaan
Djawatan
Pertanian Rakjat adalah sebagai berikut :
1. Menjelenggarakan penjelidikan, pengumpulan
danpengolahan bahan-bahan jang bersangkut
pant dengan pertanian rakjat chususnja dan
perekonomian masjarakat tani umumnja.
2. Merantjangkan pembangunan dalam pertanian
rakjat setingkat dengan hatsil-hatsil penjelidikan
dan
sesuai
dengan
keadaan
alam
serta
kesanggupan dan aliran masjarakat.
3. Memberikan penerangan, bimbingan dan bantuan,

baik materiil finansiil, maupun moril kepada petani
umumnja,. dan ma-

sjarakat jang mempunjai minat besar terhadap
kemadjuan
pertanian rakjat.
4. Menjelenggarakan berdirinja kursus-kursus
untuk memperluas dan mempertinggi pertanian.

31

Dari tugasnja jang amatleas itu didalamlima
tahun jang akan datang tugas Djawatan Pertanian
Rakjat jang terpenting ialah menambah hatsil bahan
makanan
sebanjak-banjaknja,
termasuk
sajursajuran dan buah-buahan. Disamping itu tidak dapat
dilupakan
memperhatikan
tanaman
perdagangan
(ketjuali karat rakjat) untuk memperkuat tenaga
pembeli dari rakjat dan menambah devisen Negara.
Diantara tanaman perdagangan, maka rami dan
kapas hendaknja mendapat perhatian istimewa
berhubung sampai sekarang kebutuhan bahan
pakaian di Indonesia masih 98% tergantung dari
import luar negeri.
Selain dari itu kemungkinan untuk menanam rami
dan kapas setjara besar-besaran dan pengolahannja
sekarang lebih luas dari beberapa tahun jang lalu.
Untuk merealisir usaha-usaha kearah penambahan
hatsil
produksi jang dimaksudkan diatas, maka ikut
sertanja rakjat adalah sjarat mutlak. Dar' itu maka
pendidikan setjara chusus dan masaal serta
penjuluhan seluas-luasnja adalah suatu keharusan.
Setelah mengemukakan keterangan ringkas ini,
dapatlah kiranja disusun urgensi plan lima tahun
jang
akan
datang
dengan
mengingat keuangan jang terbatas. Urgensi plan itu
berisi
masalahmasalah sebagai berikut:
1. Pendidikan.
2. Usaha-usaha
penambahan
hatsil
bahan
makanan terdiri dari:
a.penjiaran benih-benih unggul dari padi,
djagung, katjangkatjangan, sajuran, umbiumbian
dan
lain-lain
dan
bibitbibit tanaman buah-buahan.
b. pemupukan.
c. perluasan tanah pertanian setjara mekanis.
d. pentjegahan
tanah
larut
dan
usaha
penambahan kesuburan tanah.
e. pertanian tjampuran (pertanian +
peternakan).
3. Usaha memperluas tanaman dan selandjutnja
mengolah bahan rami, kapas dan lain-lain.
1. Pendidikan.
a, S.P.M.A,

Sekarang ini tiap-tiap Propinsi mempunjal
sebuah S.P.M.A. antara mana empat buah baru
jaitu di Sumatera Selatan, Kalimantan, Maluku
dan Lombok. Untuk sementara djumlah
S.P.M.A. ini tidak perlu ditambah, karena
dengan 10 sekolahan ini kebutuhan akan
tenaga menengah ahli untuk

32

djawatan-djawatan
dan
perusahaanpegusahaan Pemerintah
telah
akan
dapat
dipenuhi, sedangkan . penambahan S.P.M. A.
berarti penambahan tenaga-tenaga guru jang
sekarang sukar sekali dapat dipenuhi.
Berhubung dengan itu adalah bidjaksana
bilamana seko- lahan-sekolahan jang ada ini
disempurnakan gurunja dan peralatannja.
Untuk ini hendaknja didalam waktu 5 tahun
disediakan uang Rp, 50 djuta untuk pembelian
tanah, gedung-gedung, peralatan sekofa6,
traktor dan mesin-mesin lain jang perlu,
misalnja pompa air.
b. Kursus-kursus dan Sekolah-sekolah Usaha Tani.
Pendidikan
jang
sifatnja
masaal
ini
umumnja telah diinsjafi oleh rakjat tani,
akan tetapi belum dirasakan ditiap-tiap
Propinsi terutama di Luar Djawa. Untuk menjempurnakan ini perlu diadakan penjuluhanpenjuluhan,
pertjontohan,
perlombaanperlombaan,
pertundjukan-pertundjukan,
darma-wisata dan lain-lain.
Untuk objek tersebut ditaksir akan diperlukan
persediaan djumlah uang Rp. 20 djuta dalam
lima tahun.
c. Balai Pendidikan Masjarakat Desa.
Djika di Djawa tiap-tiap tahun diadakan
penambahan 1 B.P.M.D., ditiap-tiap Propinsi
dan di Luar Djawa 2 buah B.P.M.D., maka
untuk lima tahun jang akan datang tiaptiap tahun akan didirikan 18 buah B.P.M.D.
Untuk ini diperlukan djumlah uang Rp. 3,6
djuta
dan
bantuan
330
buah B.P.M.D. Ong telah ada Rp. 6.000,-- per
B.P.M.D.,
sehingga
tiap-tiap
tahun
diperlukan uang Rp. 3,6 djuta + Rp. 1,98
djuta = Rp. 5,58 djuta.
Untuk lima tahun djumlah ini mendjadi Rp.
27,9 djuta, bulat Rp. 28 djuta.
2. a, Penjiaran benih dan bibit murni.
Saluran dari pada penjiaran benih dan bibit
ini adalah balai-balai benih, kebun-kebun
benih dan kebun-kebun perkebunan rakjat,

perlombaan dan para penangkar bibit. Fungsi
dari balai-balai benih dan kebun-kebun benih
ini adalah pertjontohan, penjuluhan dan
penjiaran. Untuk objek-objek ini dibutuhkan
djumlah tiap-tiap tahun Rp. 2 djuta sehingga
untuk lima tahun perlu disediakan beaja
33

Rp. 10 djuta. Untuk bantuan balai bibit jan
telah
ada
Rp.
12.000,—
per
balai
dibutuhkan uang Rp. 2,7 djuta atau Rp. 13,5
djuta dalam lima tahun. Djumlah untuk
keperluan bibit dan benih semua dalam lima
tahun
adalah
Rp. 10 djuta + Rp. 13,5 djuta = Rp. 23,5 djuta.
b. Untuk pemupukan dikira-kirakan djumlah Rp.
17,5 djuta untuk bantuan, perlombaan,
pertjobaan
ditempat-tempat
baru
dan
sebagainja.
c. Perluasan tanah Pertanian setjara mekanis.
Diperlukan uang Rp. 45 djuta untuk
pembelian 100 buah traktor, peralatan dan
eksploitasinja untuk ± 12.000 ha,
d. Untuk
pentjegahan
tanah
larut
dan
penambahan kesuburan tanah seluas -!140.000 ha. dalam lima tahun dibutuhkan
uang 140.000 X Rp. 250,— = Rp. 35 djuta.
e. Untuk pemberantasan hama dalam lima tahun
ditaksir pengeluaran sedjumlah Rp. 20 djuta.
f. Pertanian tjampuran, pertjobaan 5 tempat a
Rp. 500.000,—Rp. 2,5 djuta dalam lima tahun
Rp. 12,5 djuta.
3. Untuk usaha memperluas tanaman
kapas dan selan-djutnja mengolah
diperlukan djumlah Rp. 23,5 djuta
pusat pembelian untuk mempergiat
rakjat.

rami dan
bahannja
termasuk
tanaman

Djumlah jang disediakan untuk Djawatan Pertanian
Rakjat dibulatkan adalah Rp. 275 djuta.
B. Balai Besar Penjelidikan Pertanian.
Balai Besar Penjelidikan Pertanian meliputi BalaiBalai Penjeli-dikan
1. Tanah
2. Tumbuh-tumbuhan
3. Teknik Pertanian
4. Padi
5. Hama Tumbuh-tumbuhan
6. Tjabang Makasar.
Djumlah
kebun-kebun
pertjobaan
dan
pembibitan sebelum perang 14 buah, djumlah

kebun jang dimiliki sekarang mendjadi 35 buah,
jang dengan sendirinja membutuhkan penambahan
pegawai dan tempat-tempat bekerdja.
Penjelidikan dalam segala lapangan masih perlu
diperluas, baik jang dipusat maupun didaerah
(kebun-kebun pertjobaan regional),
34

Dalam pada itu disamping menutup kebutuhan
akan bahan makanan (padi, djagung, kekatjangan,
umbi) diperhatikan pula tanaman perdagangan
(rosella,
ramie,
tjengkeh,
tjoklat,
kelapa,
kopi, tembakau dan lain-lain).
Mengenai penjelidikan tanah perlu diselesaikan
survey dan pemetaan tanah jang perlu didjadikan
dasar
keterangan-keterangan/kerdja
bagi
transmigrasi, irrigasi dan perusahaan pertanian
atau perkebunan. Sedang diselesaikan survey di
Djawa jang telah dimulai sebelum perang, dan kini
telah dimulai penindjauan-penin-djauan di Sumatera
dan di Nusa Tenggara. Untuk mempertjepat
pemeriksaan tanah di laboratoria diperlukan
pembaharuan
alatalat.
Sebagai usaha memberantas penjakit kuning
pada lada di Bang-ka dan Belitung perlu
dilandjutkan research tentang pengaruh batang
bawah terhadap batang atas.
Hama tikus, penggerek padi, Artona, Sexava pada
kelapa, Phaedonia pada kedelai, penjakit-penjakit
phytophtora dan bakteri memerlukan pertatian
setjukupnja. Begitupun pemeriksaan impor dan
ekspor bahan tumbuh-tumbuhan sangat bertambah
jang menghendaki perluasan Dinas Karantina sesuai
dengan perkembangan lalu-lintas dilautan dan
diudara. Gedung B.P. Hama Tumbuh-tumbuhan
tidak mempunjai ruangan dan perlengkapan jang
memenuhi sjarat untuk penjelidikan penjakitpenjakit bakteri.
Adapun kebun-kebun pertjobaan jang masih
membutuhkan rehabilitasi dan investasi adalah :
a. Balai Penjelidikan Kelapa di Mapanget (Menado)
agar supaja dapat bekerdja kembali untuk daerah
kelapa
jang
terpenting
di Indonesia;
b. Kebun seleksi di Rapang (Sulawesi Tengah);
c. Kebun seleksi padi di Bandjarmasin;
d. Kebun seleksi padi di Djakenan (Pati).
Untuk mentjukupi dan memperbaiki pekerdjaan
"tevelde"
dan
pertjobaan-pertjobaan
jang
diselenggarakan
bersama
dengan
Djawatan
Pertanian Rakjat jang dapat menambah nilai
research dilapangan perlu diadakan pegawai-

pegawai
jang
menjelenggarakan
dan
membuat
pentjatatan-pentjatatan
seperlunja
dari
pertjobaan, seperti dahulu dikerdjakan dalam lapangan
„geintensiveerde rijstselectie”.
Disamping
itu
direntjanakan
tempat-tempat
pertjobaan
jang
tetap (permanente proefvelden).

35

Untuk menjelenggarakan rentjana ini disebutkan
urutan urgensi projek-projek sebagai berikut:
1. a. Penjelesaian Balai Padi Bogor,
b. Gudang, pendjemuran, kantor dan rumah
pengurus di Pusakanegara,
c. Rumah pengurus di Singamerta,
d. Pendjemuran, gudang, kantor dan rumah
pengurus di Kendalpajak,
e. Kantor, gudang, rumah pengurus di Djakenan,
f. Kantor, rumah pengurus di Genteng.
2. Penjelesaian rehabilisasi di Mapanget (Menado),
3. Kelderwerkruimte di Balai Penjelidikan Tanah
dan alat-alat laboratorium.
4. Stekkast di B.P. Tumbuh-tumbuhan.
5. Kantor dan sel-sel fumigasi Dinas Karantina.
6. Bagian bakteriologi di B.P.H.T.
7. Rehabilisasi kebun seleksi path di Rappang
(Makasar) investasi kebun seleksi padi di
Bandjarmasin.
8. Tempat-tempat pertjobaan menetap, dua di
Djawa dan lima di Sumatera.
C. D j a w a t a n P e m b a n g u n a n U s a h a
Ta n i .
Rentjana ditudjukan untuk mentjiptakan lapangan
seluas-luasnja bagi perkembangan oto-aktivitet
rakjat desa, termasuk pula kaum wanita dan
pemuda tani, agar mereka lambat laun setjara
teratur
dan organisatoris dapat turut serta mengerdjakan
dan mempertanggung-djawabkan segala sesuatu,
sesuai dengan tjara mereka berfikir dan tjara
mereka melihatkan inisiatipnja. Adalah suatu
keharusan
bagi
Pemerintah
untuk
setjara
bidjaksana mengadakan sistimatiseering dalam
tjara memelihara, membimbing, membantu dan
melindungi tiap-tiap perkembangan kegiatan rakjat
untuk disalurkan kearah pembangunan.
Memperpadukan
oto-aktivitet
rakjat
dengan
rentjana
pemerintah adalah suatu kebidjaksanaan jang djuga sangat
meringankan pembelandjaan rentjana itu sendirl.
Saluran jang dipergunakan oleh djawatan inl
dalam rangka rentjana lima tahun, adalah
menghidupkan
badan-badan
kemasjarakatan,
kerukunan-kerukunan atau pagujuban-pagujuban di

desadesa, negeri atau marga suatu sifat jang
umumnja
dikenal
oleh
rakjat Indonesia, dalam tingkat pertama sebagai
formasi
sosial
jang merupakan tempat untuk menumbuhkan
organisasi-organisasi
usaha
tani
menurut
kemampuannja sendiri-sendiri.
36

Projek-projeknja meliputi
1. perkembangan kerukunan tani
2. pendidikan kader tan!, laki-laki maupun wanita
3. perkembangan seksi wanita
4. pendidikan organisasi pemuda tani
5. rentjana sokongan kepada kerukunan
6. rentjana perkreditan
7. pendidikan pegawai
D. D j a w a t a n
Perkebunan.
Djawatan ini mempunjai tugas mengawasi, dalam
arti jang luas. perkebunan-perkebunan besar
chususnja dan produksi tanaman pertanian export
(ketjuali karat rakjat) umumnja.
Untuk
mendapat
gambaran
tentang
arti
perkebunan besar dapat dikemukakan disini bahwa
±
30%
dari
seluruh
penghasilan
devisen negara berasal dari sektor ini.
Pengawasan mengenai perkebunan besar ini
ketjuali mengenai pemeliharaan dan perkembangan
kebunnja djuga mengenai soal perkebunan jang
berhubungan dengan agraria, perburuhan keamanan dan keuangan.
Dalam tahun-tahun terachir ini banjak perhatian
ditjurahkan
bagi
usaha
merobah
struktur
perkebunan
besar
ini
kearah
struktur nasional, dan antara lain usaha Indonesia.
Dalam
hubungan
ini
dapat
dikemukakan
spesialisasi kedjurusan perkebunan di S.P.M.A. dan
pendidikan ahli gula di College Gula Negara.
Sedjalan dengan haluan termaksud maka banjak
tenaga dan pikiran ditjurahkan untuk membimbing
dan
membantu
pertumbuhan
pertanian
perdagangan dari rakjat dan jang telah didjalan- kan ialah mengenai tembakau dan tebu rakjat.
Untuk kedua matjam tanaman ini sedjak beberapa
tahun
telah
didirikan
Perkebunan
Rakjat
Indonesia (Perrin) untuk tembakau dan Jajasan
Tabu Rakjat (Jatra) untuk tebu rakjat.
Ketjuali bimbingan dan bantuan teknis, Djawatan
Perkebunan
mendjadi
perantara
dalam
memperdjoangkan kredit untuk kedua jajasan tadi.

Sebagai gambaran kasar mengenai kebutuhan
kredit ini dapat dikemukakan disini, bahwa untuk
kedua jajasan ini permintaan kredit tadi berkisar
pada Rp. 200 djuta.

37

E. D j a w a t a n K a r a t R a k j a t.
Keadaan
kebun-kebun
karet
rakjat
sangat
menjedihkan lebih kurang 20% telah rusak,
sebagian besar lag' telah terlalu tua, sedang pohonpohonnja seluruhnja bermutu rendah. Djika
tanam-an ini dibiarkan begitu sadja, dan tidak
diambil
tindakan-tindakan
seperlunja
maka
hatsilnja akan merosot, seperti halnja sekarang
Perlu diperingatkan disini, bahwa karet rakjat
sekarang rnenghatsilkan lebih dari 30% dari seluruh
devisen negara.
Usaha pembangunan karet rakjat dalam rentjana
lima tahun terutama di tudjukan kepada :
a. Pembaharuan tanaman seluas 260.000 ha. jang
merupakan lebih kurang 20% dart djumlah
tanaman jang sudah tidak produktip lagi.
Pembaharuan ini harus tertjapai dalam djangka
10 tahun mulai tahun 1956 sjd 1965 dengan
„uitloop” 2 tahun untuk pembikinan pembibitan
hingga praktis tahun penghabis-an tanaman dari
rentjana in' ialah tahun 1967.
Dalam
rentjana
pembaharuan
ditekankan
mempertinggi
mutu
tanaman
dengan
mempergunakan djenis-djenis jang bermutu tinggi
dengan penghatsilan paling sedikit 1 tonjha.
(sekarang
rata-rata kurang dari 34 tonjha. karet kering
setahun),
Pula
dengan memperlipat ganda produksi tiap ha,
tertjapai
penurunan ongkos eksploitasi, suatu hal jang sangat
panting dalam menghadapi persaingan karetsynthetic.
Rentjana tanaman adalah sebagai berikut:
Tahun 13.000 ha
1961 26.000
1957 : 13.000 ,, „
1962 32.500
1958 : 19.500 „ „
1963 32.500
1959 : 19.500 „ „
1964 39,000
1960 : 26.000 ,, „
1965:39.000
Tiap-tiap ha, diperhitungkan 500 pohon bibit
poly-kloon zaailing atau okulasi seharga rata-rata
Rp. 2,-- per poly-kloon zaailing, stump atau
okulasi
jang
kemudian
akan
didjual
kepada rakjat, hingga untuk keperluan pembibitan

rentjana
10
tahun ini dibutuhkan berturut-turut :
Tahun 1956 195 :
Rp.
,, 1958 195 :

,, 1960 196 :

,, 1962 196 :

„ 1964 196 :


5 78.000,000,38

Ongkos pembibitan dan bantuan ongkos tanaman
pembaharuan dimasukkan dalam anggaran
belandja Rentjana Pembangunan Lima Tahun.
(Diperhitungkan kebutuhan sedjumlah ± Rp.
832.000.000,--buat
ongkos
pembibitan
dan
bantuan ongkos tanaman dalam djangka 10
tahun).
b. Mempertinggi mutu hasil karet rakjat jang
sekarang hanja mentjapai mutu R.S.S. V dan IV,
blanket D dan C, Flatbark atau slab.
untuk ini perlu diadakannja dalam djangka
pendek usaha perbaikan dan dapat dimasukkan
dalam Rentjana Pembangun-an Lima Tahun.
c. Mempertinggi mutu ketjakapan petani karet
rakjat jang pada hakekatnja memegang pokokperanan dalam proses pembangunan.
d. Memperluas dan memperdalam penerangan serta
bimbingan pada petani karet pada umumnja.
e. Memperluas bantuan kredit dalam lapangan
memperbaiki
tanaman,
pengolahan
dan
pendjualan basil.
Untuk sektor ini disediakan Rp. 60 djuta, dengan
tjatatan bahwa pembeajaan ini telah termasuk
dalam Rp. 832 djuta jang dimaksudkan dalam a
diatas,
F. D j a w a t a n K e h u t a n a n .
Djawatan Kehutanan tidak hanja bertindak
sebagai djawatan pemerintah jang mengawasi dan
mengatur kehutanan, tetapi djuga bertindak sebagai
suatu badan jang mendjalankan salah satu
perusahaan jang terbesar di Indonesia ialah
perusahaan hutan negara.
Karena itu dimasa lampau usaha ini memerlukan
lebih dari setengah dari pengeluaran-pengeluaran
anggaran belandja Kementerian Pertanian, jang
sebagian
besar
mengalir
kembali
ke
Kas Negara sebagai penerimaan Djawatan.
Walaupun begitu, berhubung dengan besarnja
penanamanpenanaman modal dalam waktu sepuluh
tahun jang akan datang, defisit ditaksir akan
mendjadi
lebih
besar:
Akan
tetapi
dapat
diperhitungkan, bahwa Djawatan ini kaiak akan
merupakan salah satu sumber penghatsilan Negara
dan rakjat jang panting. Sebagai tjontoh penerimaan
tahun 1955 melebihi pengeluarannja.

Hutan-hutan Indonesia sebagian besar terdiri atas
kaju-kajuan alam jang sedikit sekali mengandung
djenis-djenis jang mempu-

39

njai nilai ekonomis fang tinggi. Selain itu
sebaglan besar dari hutan-hutan itu terdapat di
daerah-daerah jang letaknja ekonomis tidak baik,
umpamanja hutan-hutan jang berada diluar Djawa
--Madura. Berhubung dengan hal-hal tersebut,
maka pengusahaanpengusahaan hutan itu hingga
sekarang sangat terbatas pada daerah-daerah jang
terletak dekat sungai-sungai jang dapat dipakai untuk keperluan pengangkutan.
Satu-satunja djalan untuk memungkinkan hutanhutan itu mendjadi sumber-sumber bahan jang
berharga, hutan-hutan itu harus diubah mendjadi
hutan-hutan jang terdiri atas djenis-djenis kaju
jang telah njata mempunjai nilai ekonomis jang
tinggi, jang dapat digunakan sebagai bahan mentah
untuk
industri.
Usaha
kearah
itu telah dimulai setjara besar-besaran di Djawa,
antara lain telah ditanam djenis-djenis pohon jang
berserat pandjang, jalah djenis coniferae, jang
kajunja baik buat kertas dan pulp.
Pada masa jang lampau perhatian Pemerintah
dipusatkan
kepada hutan-hutan djati di Djawa. Hutan-hutan jang
sudah tua ditebang habis, dan kemudian diadakan
penghutanan kembali, hingga dengan djalan
demikian dapat diperoleh hutan djati jang segarbugar, hutan jang beriap banjak, hingga daja
produksi
hutan itu mendjadi besar.
Berhubung
dengan
banjaknja
bahan
jang
dibutuhkan oleh industri, maka kira-kira sesudah
perang dunia pertama oleh Djawatan Kehutanan
diadakan
tanaman-tanaman
pertjobaan
dari
beberapa djenis kaju selain djati, jalah antara lain
djabon, kemiri, Albissia falcata, Agathis, Pinus
merkusli,
Acacia
decurrens,
dan
lain-lain.
Di bagian Timur dari Indonesia, jang muslin
kemaraunja agak keras, terdapat banjak bambu,
jang selain untuk bahan bangunanbangunan, djuga
dapat dipakai sebagai bahan untuk kertas.
Lebih landjut dapat diterangkan bahwa luas hutan
di
Djawa,
baik jang dipertahankan sebagai hutan pelindung,
maupun sebagai hutan produksi, sekarang telah
berada dibawah djumlah jang minimum (kurang
lebih 20%), akibat dari penebangan hutan
setjara serampangan selama perang dunia ke II,
dan djuga karena serobotan-serobotan tanah oleh
penduduk.

Dengan
tidak
memperdulikan
peraturanperaturan kehutanan, karena hausnja akan tanah,
penduduk
telah
mempertanikan
lereng-lereng jang seharusnja berada dibawah
lindungan hutan. Penghutanan kembali tanah-tanah
gundul
ini,
jang
mendjadi
tandus karena erosi, membutuhkan banjak waktu dan
biaja.
Hutan mempunjai 2 fungsi : fungsi pelindung dan
fungsi
produksi.
Tudjuan
pelindung
ialah
memperbaiki soal-soal hydrologi

40

dan orologi, supaja djangan sampai timbul petaka
dan/atau ben-tjana alam. Oleh karena hasil-hasil
dari
fungsi
pelindung
ini
tak
dapat dinilai dengan uang, maka pengeluaranpengeluaran buat penanaman modal finansiil tak
dapat ditutup dengan pendapatan.
Tudjuan fungsi produksi ialah memperoleh
sebanjak-banjaknja hasil-hasil jang berupa kaju,
kulit kaju, getah, minjak dan sebagainja, dengan
tidak melebihi riap hutan, hingga hutan tidak
mendjadi
rusak, dengan djalan menanam djenis-djenis kaju
jang mempunjai nilai ekonomis jang tinggi, jang
dapat
diperdagangkan
atau
dipakai sebagai bahan-bahan industri.
Sebanjak mungkin kedua tugas ini akan
digabungkan, sebab banjak djenis-djenis kaju jang
ditanam itu merupakan hutan jang memenuhi sjaratsjarat pelindung, jang kebaikannja dapat disamakan dengan fungsi hutan alam.
Rentjana Lima Tahun Djawatan Kehutanan
bertudjuan setjara sistematis mengubah susunan
hutan alam (jang bertjampuran dje-nis-djenis
kajunja dan tidak berharga itu) dengan menanam
hutanhutan
dengan
djenis-djenis
kaju
jang
mempunjai
nilai
ekonomis
jang tinggi.
Pada permulaan pelaksanaan rentjana tersebut
sudah tentu tidak dapat segera diharapkan basil
fiskal jang baik, tetapi lambat laun hutan-hutan itu
nanti merupakan suatu perusahaan pemerintah jang akan dapat memberikan keuntungan jang
besar untuk Negara.
Terlepas dari pertimbangan-pertimbangan fiskal
dan
keuangan
sematjam
itu,
perusahaanperusahaan kehutanan menjediakan bahan-bahan
mentah kepada sedjumlah besar industri-industri
basis jang memainkan peranan penting didalam
kemadjuan eko-nomi Indonesia.
Industri jang sangat tergantung kepada basil-basil
hutan adalah ;
1. Industri kertas jang harus diperluas untuk
memenuhi permin-taan-permintaan akan kertas
tjetak jang selalu bertambah besar, sebagai
akibat dari bertambahnja orang jang dapat menulis dan membatja di Indonesia, disamping
keperluan-keper-

luan lain akan kertas dan karton-karton sebagai
bahan pembungkus, dan sebagainja.
2. Industri kimia fang menggunakan serat kaju atau
cellulose
untuk membuat plastik, benang-henang tenun
dan sedjumlah bahan-bahan kimia jang agak
penting.
3. Perusahaan-perusahaan
bangunan
dan
perumahan, termasuk perusahaan-perusahaan
jang menghasilkan perabot-perabot
41

rumah-tangga atau gedung-gedung perdagangan
dan bangunan-bangunan umum.
4. Industri
jang
dalam
beberapa
hal
mempergunakan kaju sebagai bahan dasar atau
bahan tambahan dari hasilnja; misalnja; korek
api, bahan bangunan dan perabot rumah-tangga
dari sisa-sisa kaju, bahan pembungkus, triplex,
industri-industri jang menghasilkan bagianbagian untuk perkakas dan alat perlengkapan,
industri main-mainan, dan sebagainja.
5. Perusahaan jang menghasilkan bahan penjamak
terutama dari kulit kaju-kajuan mangrove dan
Accacia decurrens untuk dipergunakan pada
industri kulit.
Sedjumlah perusahaan-perusahaan jang termasuk
didalam
golongan
tersebut
diatas
telah
dimasukkan kedalam sektor industri dari Rentjana
Lima Tahun.
Sebelum dewasa hutan-hutan itu sudah dapat
menghasilkan kaju berasal dari pendjarangan,
sehingga
didalam
keadaan
jang
mendesak
persediaan bahan-bahan mentah sudah dapat
disediakan, dalam wakttt jang agak tjepat.
Penanaman kaju-kaju perdagangan dimasa lampau
oleh Djawatan telah dapat dipergunakan sebagai
permulaan dari persediaan bahan-bahan mentah
untuk beberapa perusahaan fang berukuran sedang
dan perusahaan-perusahaan pertjobaan, sambil
menanti persediaan tambahan bahan-bahan mentah
dari penanaman baru. Berkenaan dengan djangka
pandjang jang harus diperhitungkan diwaktu
memulai projek-projek pemerintah, rentjana untuk
pembangunan kehutanan haruslah meliputi waktu
sepuluh tahun.
Berdasarkan
atas
pandangan
jang
telah
digambarkan diatas untuk rentjana penghutanan
kembali
jang
telah
didjalankan
sadja
harus dikeluarkan Rp. 250 djuta dan dengan
demikian diperoleh „hutan produksi” seluas 225.000
ha.
Selain itu akan dipergunakan djuga biaja untuk
penanaman kaju-kaju perdagangan didaerah-daerah
„bukan daerah hutan” terutama ditanah-tanah
negara, didesa-desa atau tanah kosong untuk
memperoleh kaju bakar, bahan-bahan pembungkus
dan bungun-bangunan.
Pelaksanaan-pelaksanaan penghutanan kembali
akan mempergunakan tenaga-tenaga jang telah

tersedia tjukup, djadi tidak perlu ditambah; hanja
penempatannja jang harus ditindjau kembali,
agar dapat diadakan pergeseran/pemindahan, untuk
rasionalisasi didalam pemakalan tenaga jang
terdidik dan berpendidikan rendah jang besar
djumlahnja.

42

Untuk mengusahakan hutan-hutan jang ada
setjara baik, diperlukan Iori atau pengangkutan
melalui kabelbaan (telepheric transportation).
Sebagian dari ini, baik traktor-traktor, maupun
bulldozer
dan
sedjumlah
besar
alat-alat
perlengkapan
lainnja
harus diimpor.
Melihat hasil jang dapat diharapkan untuk
memperoleh bahanbahan mentah jang berharga
didalam
rangka
pembangunan
ekonomi
di
Indonesia dan adanja kantor-kantor kehutanan jang
dapat dikatakan tjukup tenaga pegawai dan
pengalamannja,
jang
sekiranja dapat melaksanakan kewadjiban-kewadjiban
jang ditentukan didalam rentjana.
Untuk djawatan ini disedikan biaja sebesar Rp.
300.000.000,—dalam lima tahun.
G. D j a w a t a n K e h e w a n a n .
Kedudukan ternak di Indonesia pada umumnja
memiliki dua sifat.
Dalam usaha pertanian, ternak mempunjai
peranan penting sebagai "ploegvee" (sapi, kerbau
dan kuda). Disamping itu semua djenis ternak
'(ternak besar, ketjil dan unggas) merupakan
sumber persediaan zat putih telur hewani
(dierlijkprotein)
jang
besar
bagi makanan rakjat.
Lain dari pada itu sebagian ketjil dari ternak sapi
menduduki tempat tersendiri, jaitu chusus sebagai
penghasil bahan susu. Achirnja tak sedikit pula
sumbangan ternak terhadap kebutuhan rabuk
dalam usaha bertjotjok-tanam.
Usaha Djawatan Kehewanan untuk memenuhi
tugasnja meliputi rangkaian berdjenis projek jang
pada
hakekatnja
dapat
disimpulkan dalam tiga tudjuan jang luas, jaitu :
a. memperhatikan
perkembangan
peternakan,
mengenai djumlah serta mutunja.
b. pemberantasan dan penghindaran penjakit hewan
menular.
c. memperhatikan
kesehatan
bahan-bahan
makanan
manusia
jang berasal dari hewan seperti susu, daging
dan lain-lain (Veterinair Hygiene).

Ketiga tudjuan tersebut diatas satu sama lain
mempunjai hubungan erat dan tak dapat dipisahpisahkan.
Perkembangan ternak tidak akan dapat didjamin
apabila berdjenis-djenis penjakit hewan menular
jang senantiasa timbul di Indonesia setiap tahun
tidak dapat diberantas setjara efektip.

43

Disamping itu impor hewan dari luar negeri
senantiasa diawasi dengan tjermat (peraturanperaturan karantina) dengan tudjuan agar djangan
sampai Indonesia kemasukan sesuatu penjakit
hewan menu]ar.
Kedua usaha tadi diselenggarakan oleh para
Dokter hewan dari Djawatan Kehewanan.
Kebutuhan sera dan vaccin ditjukupi oleh
Lembaga Penjakit Hewan di Bogor.
Selain dari ketiga tudjuan usaha seperti diuraikan
diatas jang bersifat teknis, Djawatan Kehewanan
menentukan
pula
tudjuan
dan besarnja alokasi ternak potongan untuk
berbagai tempat.
Perhatan
Djawatan
Kehewanan
untuk
memperkembangkan
peternakan
diwudjudkan
dalam
rangkaian
berbagai-bagai
usaha,
dan jang terpenting ialah :
1. menjediakan ternak bibit jang bermutu
tinggi berasal dari
luar negeri (sapi perahan, kuda, babi, kambing,
domba, ajam)
dan ternak bibit berasal dari dalam negeri
untuk dikawinkan
dengan ternak rakjat.
2. seleksi ternak rakjat.
3. melindungi stock ternak bibit betina (sapi
dan kerbau) ter-hadap pemotongan.
Persediaan bibit ternak berasal dari luar negeri
belum dapat ditjukupi sebagaimana mestinja.
Oleh
karena
itu
antaranja
kemerosotan
penghasilan susu tidak dapat diatasi dengan
semestinja.
Dipandang
perlu
untuk
mengimpor bibit-bibit ternak jang dimaksudkan dalam
waktu sesingkat mungkin.
Dalam hubungan ini direntjanakan pemasukan :
200 ekor sapi perahan (melkvee).
25 ekor kuda Arab.
100 ekor babi.
1000 ekor ajam.
Adapun jang mengenai persediaan bibit ternak
jang
terdapat
dalam
negeri
direntjanakan
pembelian :
1500 ekor sapi Ongole (dari Sumba)

5000 ekor sapi Bali.
Perbaikan makanan ternak.
Perlu diakui, bahwa persediaan bahan makanan
untuk ternak dipulau Djawa (dimana peternakannja
merupakan
70%
80%
dari seluruh Indonesia) telah sangat kurang.
44

Milik tanah jang sangat ketjil dan penduduknja
jang amat padat mengakibatkan bahwa hampir
semua tanah milik rakjat chusus senantiasa
dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan
makanan bag! manusia belaka. Dan oleh karenanja
pula kemungkinan untuk memperbesar djumlah
ternak terbatas sekali.
Sungguhpun demikian namun dibeberapa tempat
masih terdapat tanah-tanah jang luas, tandus dan
ditinggalkan
oleh
jang
punja,
jang kiranja dapat dipergunakan untuk sekedar
menambah bahan makanan ternak dengan djalan
menanaminja
dengan
berdjenisdjenis tumbuh-tumbuhan dan rumput.
Dilihat dari segi perbaikan kesuburan tanah
usaha itu mempu-njai pengaruh jang amat berguna.
Berkenaan dengan itu dalam rangka pembangunan
direntjanakan
mempergunakan
tanah-tanah
itu
untuk
menambah persediaan makanan ternak. Pembuatan
tempat
pembenihan
bermatjammatjam rumput fang bernilai tinggi dan tumbuhan
lainnja
seperti
leguminosa
dan
sebagainja
difokstation-difokstation jang tersebar diseluruh
Indonesia dimaksudkan untuk menjediakan bibit
bagi rakjat.
Disamping itu disana-sini masih terdapat pula
tanah-tanah jang luas fang tidak dapat dipergunakan
untuk pertanian (rawa-rawa), sedangkan pada tanah
ini senantiasa terdapat rumput. fang baik. Dengan
djalan,. mengawetkan (hay-making) rumput ini maka
persediaan makanan ternak sedikit banjak dapat
diperluas. Untuk Djawa direntjanakan projek di
Bangil (Djawa-Timur), dimana untuk Djawatan
Kehewanan dapat disediakan tanah seluas ±
1500 hektare.
Diluar Djawa pelaksanaan projek sematjam ini
akan dimulai dipulau Sumba dengan peternakan
sapi Ongole asli jang terkenal. Dipulau tersebut
pada musim hudjan senantiasa tersedia rumput jang
baik dalam djumlah jang amat luas, sedangkan
sebaliknja dimusim kemarau keadaan makanan
ternak biasanja menghadapi kesulitan. Projek
urgensi di Sumba ini dimaksudkan untuk persediaan makanan bagi ternak fang diekspor fang
setiap tahun berdjumlah kurang lebih 7.500 ekor.
Dengan adanja persediaan djerami fang baik maka
tiap waktu untuk keperluan ekspor ternak dapat
bahan makanan jang tjukup.

Perlengkapan sentrale susu.
Pada beberapa sentrale susu milik Pemerintah
belum
dapat
diusahakan
penjempurnaan
perlengkapannja. Oleh sebab itu

45

penghasilan dan pengumpulan air susu ditempat
tersebut belum dapat diperbesar seperti diharapkan
semula.
Sebagai tjontoh dapat dikemukakan bahwa
sentrale susu Grati (Djawa Timur) kini baru dapat
menghasilkan
1.500
liter
seharinja, Dan djika projek tersebut dapat diperlengkapi
dengan alat-alat pengawetan air susu (pasteurisasi,
kondensasi
susu
dan
sebagainja) maka kiranja dapat didjamin perkembangan
produksi jang lebih besar.
Perentjanaan projek-projek ini ditudjukan pula
terhadap usaha rakjat jang bersifat koperatip.
H. P u s a t B a l a i P e n j e l i d i k a n
Pe t e r n a k a n .
Pusat Balai Penjelidikan Peternakan di Bogor
merupakan pusat dimana pekerdjaan penjelidikan
untuk praktek dilakukan.
Tjabangnja merupakan aparat produksi dan djika
perlu, mengerdjakan penjelidikan jang tidak
mungkin dilakukan dipusat karena keadaan tanah
dan iklim. Semua itu atas petundjuk-petundjuk dari
pusat.
Objek dan pekerdjaan jang sementara dalam
penjelidikan dan jang selandjutnja akan dilakukan
oleh tiap-tiap balai ialah :
a. Balai Tehnik Peternakan Umum :
1. Penjelidikan aklimatisasi ternak,
2.

masalah padang rumput,
3.

perkandangan ternak,
4.
,,
melakukan inseminasi buatan
dan
penjelidikan/pembuatan
larutan
untuk
mengentjerkan sperma. Pengawetan sperma dengan djalan
deepfreeze.
5. Membuat tjontoh-tjontoh padang rumput
ditempat-tempat
jang mungkin.
b. Balai Penjelidikan'Ternak Besar/Ketjil.
c. Balai Penjelidikan Ternak Unggas.
d. Balai Penjelidikan Makanan Ternak.

e. Balai Penjelidikan Bahan-bahan dari Ternak
dan Perindustrian.
f. Balai Penjelidikan Usaha Peternakan Tani (Mixed
Farming).
g. Balai Penjelidikan Kimia Peternakan.
h. Tjabang B.P.P. di Grati.
Dengan kerdja sauna dengan lain-lain djawatan
dan instansi mengadakan penjelidikan mengenai
kombinasi pertanian dan peternakan '(mixed
farming).
46

1. Lembaga pusat penjakit Hewan
Tugas dari lembaga ini sedjak didirikan adalah
menjelidiki, mentjegah dan memberantas penjakit
hewan menular di Indonesia.
Pentjegahan (wering) penjakit menular berarti
bukan sadja mendjaga supaja penjakit dari luar
negeri tidak dapat masuk kewilajah Indonesia,
tetapi djuga harus diusahakan agar hewanhewan
mendjadi kebal terhadap penjakit-penjakit jang
berdjangkit di Indonesia, dengan djalan vaccinasi.
Pemberantasan dilakukan antara lain dengan
suntikan serum dan chemotherapeutica serta
antibiotica. Selain dari itu lembaga berusaha
mentjari djalan dan tjara-tjara untuk mempermudah
menentukan
penjakit-penjakit
dengan
djalan
serologis, membuat diagnostica seperti malleine,
tuberculine dan lain-lain.
Usaha-usaha untuk memenuhi kebutuhan akan
bahan-bahan kedokteran hewan guna mendjamin
kesehatan
timbunan
hewan
di Indonesia, diselenggarakan oleh Lembaga
Pusat Penjakit Hewan dengan hasil jang terus
menerus meningkat dari tahun ketahun.
Produksi serta penjerahan dari antisera dan
vaccin baik untuk daerah-daerah dimana penjakit
berdjangkit (guna pemberantasan), maupun untuk
daerah-daerah dimana penjakit timbul berkala
(guna pentjegahan) berdjalan dengan lantjar.
Dan pseudo-pest kita ketahui, bahwa sebelum
perang dunia ke II penjakit ini mendatangkan
korban ratusan ribu ajam jang menjebabkan
kerugian berdjuta-djuta rupiah pada perekonomian
rakjat, hingga hampir semua perusahaan ajam
terpaksa ditutup. Setelah perang berachir, berkat
disediakan obat suntikan vaccin, maka perusahaan
ajam dapat berkembang lagi,
Pemberantasan penjakit andjing gila (rabies)
sebelum perang terdiri hanja dari peraturan polisi
sadja.
Dalam tahun-tahun terachir ini, dengan mengikuti
perkembangan-perkembangan pengetahuan diluar
negeri, Lembaga Pusat Penjakit Hewan telah
berhasil membuat suatu vaccin, sehingga dapat
diadakan suntikan pendjagaan pada andjing dalam
rangkarangka terbatas, oleh sebab peralatan belum
memungkinkan pembuatan vaccin dalam djumlah
besar-besaran.
Dalam tahun ini permintaan dari daerah-daerah
terus meningkat, hingga banjak jang tidak dapat

dipenuhi.
Dengan diusahakannja mendirikan Institut Virus
(jang telah dimulai achir tahun ini) diharapkan
banjak kesulitan-kesulitan akan dapat diatasi.

47

J. B a l a i
Mulut/
Kuku.

Penjelidikan

Penjakit

Penjakit mulut dan kuku adalah suatu penjakit
terutama dari hewan pemamah biak, jang tiap-tiap
tahun berdjangkit di Djawa dan Madura. Sesudah
perang djuga di Sumatera.
Kerugian ini tidak dapat dinjatakan dengan
angka-angka jang pasti akan tetapi hanja dapat
dikira-kirakan seperti ternjata pada taksiran
sebagai berikut:
a. Kerugian kematian dan kerugian pada anakanak ternak (ka-rena induknja kehilangan daja
memberi susu dan oleh karenanja tidak dapat
memberi makanan pada anaknja disebabkan oleh
penjakit ini), kerusakan karena hewan betina
tidak bisa bunting sesudah menderita sakit, dan
pematjuk-pematjuk
mendjadi
mandul,
pula
kerugian petani karena terlambat mengolah sawahnja, kehilangan beribu-ribu liter susu jang
berharga diperusahaan-perusahaan susu tiap-tiap
tahun, tidaklah dapat dihitung.
b. Kerugian
langsung
pada
ternak
jang
diakibatkan oleh penjakit ini karena kehilangan
berat timbangan badan pada sebagian ternak
jang ditjadangkan untuk dipotong (20.-60%)
dan kehilangan tenaga ternak-tarik dan ternakbadjak
dihitung dengan uang ditaksir kasar (sekurangkurangnja)
Rp. 13.000.000,-- setahunnja.
Di B.P.P.M.K. direntjanakan :
a. pembikinan vaccin untuk penjakit mulut-kuku dan
usaha-usaha
untuk
mentjari
tjara-tjara
pembikinan jang lebih sempurna dan lebih
ekonomis.
b. penetapan "typen" penjakit mulut dan kuku jang
terdapat di Indonesia.
Untuk usaha tersebut tahun ini akan dikirimkan
kenegeri Belanda dua orang dokter hewan
Indonesia jang bekerdja-sama dengan B.P.P.M.K,
atas
biaja
F.A.O.,
sehingga
mereka
dapat
mempeladjari pembikinan vaccin dan penetapan
djenis-djenis virus (virus-stammen).
K. D j a w a t a n P e r i k a n a n L a u t.

Satu-satunja djalan untuk menambah hatsil ikan
taut dengan tjepat ialah menambah penangkapan
tiap-tiap nelajan dengan djalan memotorisir
perahu-perahunja.
48

Oleh karena hal tadi harus didjalankan setjara
besar-besaran, maka ini berarti usaha merobah
kultur, ja'ni dari kultur perahu lajar kekultur
perahu bermotor.
Menghadapi
pekerdjaan
besar-besaran
ini
kesukaran-kesukaran kelihatannja semula akan
tidak dapat atau sangat sukar diatasi oleh karena
pertama kali Djawatan jang bersangkutan sangat
muda usianja dan tidak mempunjai pengalaman
dalam persoalanpersoalan jang dihadapinja, kedua
oleh karena keuangannja sangat terbatas.
Usaha-usaha motorisasi ini mulai direntjanakan
dalam tahun 1949 di Djokja, dan 20 buah perahu
bermotor pertama.dapat diselesaikan dalam tahun
1951. Sekarang djumlah perahu bermotor
± 700 buah, dari djumlah mana separoh atau 350
buah pembikinannja dibiajai oleh pemerintah.
Dibawah ini disadjikan beberapa angka untuk
mendapat gambaran tentang situasi produksi
perikanan laut.
Tahun Hasil dalam ton
Harga dalam 1000
1940
315.000
N.I.f 31.500
1951
323.835
Rp. 1.081.8
1952
365.131
1.666.1
1953
375.102
1.541.4
1954
400.995
1.701.6
1955
411.775
21.146.
Dari hasil tersebut diatas dalam masa terachir
baru dapat mentjukupi sepertiga dari kebutuhan
ikan di Indonesia.
Untuk membawa perikanan laut kearah tingkat
jang lebih tinggi perlu sekali Pemerintah menaruh
lebih banjak perhatian.
Untuk mentjapai tudjuan tersebut perlu sekali
organisasi dari Djawatan Perikanan Laut sebagai
badan
pelaksana
dari
Pemerintah diperbaiki dan diperlengkapi.
Produksi ikan laut hanja dapat diperbesar
dengan
kwantum
jang berarti, djika tjara
penangkapan ikan dilakukan dengan tjara efisien
dan berdasar keilmuan. Hal ini dapat ditjapai djika
dalam lapangan
tehnik perikanan dilakukan
penjelidikan-penjelidikan jang seksama dengan
disusul oleh pertjobaan-pertjobaan jang teliti
dimana diperlukan pangkalan-pangkalan (stasiunsetasiun) per-ikanan laut jang tjukup baik
perlengkapannja
dan
tersebar
dise-luruh
Nusantara.
Pendidikan tenaga pegawai maupun nelajan jang

akan dipekerdjakan dilapangan perikanan laut
harus djuga diutamakan, karena dewasa ini
djumlah tenaga jang ah1i sangat sedikit.

49

Lain
dari
pada
itu,
mengingat
lemahnja
kedudukan nelajan maka diperlukan bantuan
material
dari
Pemerintah
untuk
membawa mereka dalam perusahaan-perusahaan jang
lebih tinggi tingkatnja.
Dalam hal ini perlu dikemukakan bahwa bantuan
jang dapat disalurkan oleh Pemerintah berupa
kredit,
hingga
kini
djauh
dari
mentjukupi
kebutuhan.
Disamping usaha-usaha untuk memadjukan hasil
penangkapan ikan, termasuk pula sebagai tugas
dari Djawatan Perikanan Laut usaha-usaha kearah
pembangunan masjarakat nelajan jang sedjah-tera
dan makmur. Oleh karena itu pertumbuhan
organisasi
ne-lajan, terutama dalam bentuk
koperasi, senantiasa mendapat dorongan serta
bimbingan. Koperasi jang sekarang djumlahnja
sudah mendekati 250 buah, mempunjai peranan
jang besar didalam usaha untuk memadjukan
kesedjahteraan nelajan.
Dapat dikemukakan disini bahwa salah satu
penghambat bagi usaha menambah produksi
disuatu
daerah,
ialah
kurang
sempurna-nja
perhubungan, alat pengangkutan dan pengawetan.
Djelaslah
bahwa
usaha
intensivering
atau
modernisasi jang menghasilkansurplus ikan disuatu
tempat, dengan tidak tersedianja alat-alat untuk
mengangkat surplus tadi dengan tjepat kedaerahdaerah
jang membutuhkannja, bukan sadja sama sekali
tidak berarti bagi masjarakat, akan tetapi
merugikan kepentingan para nelajan ditempattempat tadi. Demikianlah usaha pembukaan sumbersumber perikanan ditempat-tempat jang potensiil
mungkin sangat kaja, (umpamanja sadja daerah
Maluku, Sulawesi, Kalimantan dan lain-lain) tidak
dapat dilakukan sebagaimana diharapkan, selama
kekurangan alat perhubungan dan pengangkutan
belum dapat dipetjahkan.
Salah satu djalan untuk menghindarkan kesulitankesulitan tadi, ialah mengadakan pengawasan dari
hasil ikan. Segi dari usaha pembangunan ini telah
dimasukkan pula dalam pelaksanaan ren- tjanarentjana dimasa jang silam.
Sebagai satu langkah untuk membangun dasardasar perikanan laut jang modern, dalam tahun
1955 telah dimulai dengan per- . siapan-persiapan
penjelenggaraan sebuah Fisheries Community
Project di Kota Baru (Pulau Laut), Projek inl

meliputi
sedjumlah
besar
usaha-usaha
jang
merupakan
suatu
rangkaian
lengkap,
antara lain berupa: cannery, pabrik es, galangan,
pengasinan
dan pengeringan ikan, pembuatan djala dan
sebagainja. Disamping itu akan didirikan pula
ditempat
tersebut
sebuah
vocational
training centre sehingga Projek Kota Baru itu dapat
dipakai pula
50

sebagai pusat latihan, baik bag! tenaga-tenaga dari
Djawatan, maupun bagi para nelajan. Diharapkan
bahwa beberapa bagian dari projek tersebut,
misalnja cannery, sudah dapat berdjalan sebelum
achir tahun ini.
Perlu diketahui bahwa investasi Pemerintah
kedalam sektor perikanan laut tidak berarti
peninggian produksi bahan-makanan. primair
semata-mats, tetapi djuga membawa akibat baik
-dalam fungsi-adisionil perikanan laut kearah
kepentingan maritiem dan pertahanan (defensief)
perekonomian Negara dalam segi sumbersumber
perairan dilautan, jang senantiasa membuka
kemungkinankemungkinan bagi pengusaha baru.
Dari apa jang dikemukakan diatas dapat ditarik
kesimpulan, bahwa susunan Djawatan dan knowhownja
sukar
untuk
menghadapi
taraf
pembangunan sekarang ini, dan didalam rangka
pembangunan lima tahun hal-hal jang diutamakan
ialah sebagai berikut ;
1. Didapatnja saluran untuk memberikan kredit
kepada perusahaan-perusahaan perikanan jang
telah ada untuk melantjarkan usahanja serta
membentuk dan membimbing organisasi-organisasi nelajan.
2. Mekanisasi perusahaan perikanan.
3. Mendirikan projek-projek untuk mempertjepat
perkembangan perikanan seperti canneries,
pabrik-pabrik pendingin, pabrikpabrik tepung
ikan, pengangkutan dan sebagainja.
4. Service terhadap usaha-usaha tersebut diatas.
Adapun
Djawatan
mengutamakan
memperlengkapi
organisasi
dan
penjelidikan
pertjobaan dan pendidikan (termasuk latihan)
adalah semata-mata untuk dapat memberikan arah
jang kuat guna membimbing dan mengawasi
pembangunan jang dimaksudkan.
Untuk Djawatan ini disediakan bagi lima tahun Rp.
80 djuta.
L. D j a w a t a n P e r i k a n a n D a r a t .
Di Indonesia terdapat lapangan perikanan darat
jang meliputi luas sedikitnja 10 djuta ha. terdiri
dart lapangan penangkapan dan pemeliharaan
dengan hasil rata-rata selama 5 tahun terachir
224.000 ton atau rata-rata tiap ha. 22 kg setahun.

Djika diingat bahwa Danau Tempe pada tahuntahun terachir rata-rata dapat menghasilkan 600 a
700 kg tiap ha, sedangkan kolam air tawar haAilnja
tiap ha. setahun lebih dad 1.000 kg maka basil
rata-rata seluruh Indonesia seperti tersebut
diatas adalah
51

sangat
rendah
dan
belum
sesuai
dengan
kemampuan untuk menghasilkan than dari bumf
Indonesia jang sangat subur itu.
Disamping tjara-tjara pengusahaan jang telah
sangat
madju
terdapat
pula
tjara-tjara
pengusahaan jang inasih sederhana dan djustru
oleh karena itu masih memberi kemungkinan jang
sangat besar untuk mengadakan perbaikan.
Mengingat luas tanah jang baik untuk usaha
perikanan darat tapi belum digunakan dan
perairan umum jang pengusahaannja masih
kurang meluas karena kekurangan tenaga dan
fasilitet-fasilitet pengangkutan, maka kemungkinan
perluasannjapun masih sangat besar.
Penangkapan
ikan
setjara
besar-besaran
umumnja banjak dilakukan didaerah-daerah jang
tipis penduduknja sehingga hasilnja merupakan
kelebihan dan perlu diangkut kedaerah-daerah jang
sangat padat penduduknja.
Pemeliharaan ikan umumnja banjak diusahakan
didaerah-daerah jang penduduknja amat padat,
Berhubung
dengan
keadaan
sebagalmana
digambarkan diatas, maka walaupun kemungkinan
kenaikan produksi dari daerah penangkapan lebih
besar, kedua hal tadi dianggap sama pentingnja
terutama dipandang dari sudut sosial-ekonomis
jang tidak boleh diabaikan.
Soal-soal dan usaha-usaha jang berhubungan
dengan penangkapan ialah : pembukaan perairan
umum,
perlindungan
sumbersumber
ikan,
penebaran, penangkapan, pengawetan, peredaran,
pengangkutan bahan dan basil,
Soal-soal
dan
usaha-usaha
mengenai
pemeliharaan jaitu : pembibitan, perbaikan
pengairan, perluasan, peredaran benih, bahanbahan,
rehabilitasi
dari
pentjegahan/pemberantasan bahaja.
Pembuatan
empang-empang
pembibitan
diseluruh kepulauan dianggap sangat penting
artinja
guna
membagikan
bibit
serta
mempertjontohkan djenis-djenis ikan jang baru.
Denali lebih banjaknja bibit jang tersedia, produksi
dapat diperbesar.
Dalam usaha memperdagangkan ikan air tawar
setjara
besarbesaran,
perlu
diperbanjaknja
fasilitet-fasilitet penjimpanan, pengangkutan serta
pendjualan jang djuga akan menurunkan harganja.

M. B a l a i P e n j e l i d i k a n P e r i k a n a n
Darat.
Bertugas
mendjalankan
penjelidikan
dalam
lapangan biologi, hydrologi dan perikanan darat.
Bala' ini antara lain mengumpul-

52

kan dan mempersiapkan bahan bagi pekerdjaan
Djawatan Per-ikanan Darat.
Dari basil pertjobaan-pertjobaan dan penjelidikanpenjelidikan jang dilakukan oleh ahli-ahli biologi
jang' tjakap dan berpeng-alaman, pengetahuan dan
petundjuk praktis untuk memperbaiki hasil dalam
segala lapangan perikanan darat diberikan kepada
Djawatan Perikanan Darat untuk diteruskan kepada
petanipetani ikan jang memelihara ikan dikolam, tambak
dan
sawah
dan kepada para nelajan diperairan bebas.
Balai
ini
perlengkapannja
masih
djauh
mentjukupi. Maka disamping tugasnja, perhatian
akan dipusatkan djuga guna perlengkapan alat-alat
penjelidikan,
pendirian
stasiun-stasiun
baru
(Sumatera-Selatan,
Kalimantan
Selatan
dan
Sulawesi Selatan) dan alat-alat pengangkutan.
N. L e m b a g a P u s a t P e n j e l i d i k a n A l a m .
Lembaga Pusat Penjelidikan Alam meliputi dua
belas lembagalembaga ilmu pengetahuan jang
masing-masing berdiri sendiri dan djuga mempunjai
sedjarahnja sendiri-sendiri, jakni :
1. Lembaga Herbarium Bogoriense.
2. Lembaga Flora Malesiana,
3. Lembaga Botani Llmum Treu