Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah Depernas-01 Bab-02

BAB 2
PENDUDUK.
A. Pendahuluan.
Faktor penduduk mempengaruhi pembangunan
ekonomi dan sosial, sedang sebaliknja keadaan
ekonomi dan sosial mempengaruhi perkembangan
penduduk. Untuk dapat mengerti hubungan timbalbalik antara faktor penduduk dan penghidupan
ekonomi
dan
untuk
menarik
kesimpulankesimpulan dari padanja, perlu diketahui bahanbahan keterangan tentang djumlah penduduk dan
tentang berbagai faktor jang mempengaruhi
perkembangannja. Adalah suatu penghambat jang
besar sekali bagi pekerdjaan perentjanaan bahwa
keterangan-keterangan
mengenai
penduduk
Indonesia sangat terbatas sekali. Sesudah census
(penghitungan tjatjah djiwa) terachir dalam tahun
1930 maka segala sesuatu didasarkan atas taksirantaksiran belaka.

Keterangan-keterangan jang Iebih sempurna dan
jang dapat dipertjaja tentang penduduk Indonesia
kini
diperlukan
sekali
agar
supaja
dapat
memberikan perhatian jang seharusnja kepada
faktor penduduk dalam ttsaha pembangunan.
B. Beberapa bahan keterangan tentang penduduk .
I. Taksiran-taksiran djumlah penduduk dan
kepadatan pen -duduk.
Penduduk Indonesia dalam tahun 1955 ditaksir
berdjumlah
sekurang-kurangnja
82,5
djuta,
termasuk 2 djuta prang asing. Dari djumlah ini 54,4
djuta hidup di Djawa dan 28,1 djuta dipulau-pulau

2
lain. Ini berarti untuk Djawa (132.000 km
luasnja)
2
padatnja penduduk 412,1 djiwa per
km
dan
untuk
pulau-pulau lain (1.772.000 km 2) 15,8 djiwa per
km2. Untuk Indonesia rata-rata padatnja penduduk
adalah 43,3 djiwa km2.
II. Susunan menurut umur.
Menurut pendaftaran pemilih jang diadakan
dalam tahun 1954, orang-orang jang berusia 18
tahun kebawah ada ± 45% dari djumlah penduduk,
dan 18 tahun keatas ada ± 55%.
Menurut taksiran maka susunan penduduk
Indonesia (1955) menurut umur adalah seperti
berikut:


10

Golongan umur
kurang dari 15 th.
15 th. — 60 th.
lebih dari 60 th.
Djumlah

Persentas
e

Djumlah dalam
djuta

38
57
100%

31,4
47

82,5

Sumber: Biro Perantjang Negara
Dalam perkiraan ini telah diperhitungkan masa
pendudukan Djepang dan revdlusi jang menjebabkan
turunnja kelahiran dan naiknja kematian, terutama
kematian baji-baji dan anak-anak, selama kira-kira
sebelum dan sesudahnja 1942-1948. Oleh karena
itu maka djumlah penduduk jang berumur 7 tahun
sampai 15 ada-lah lebih sedikit daripada djumlah
jang normal. Djumlah kelahiran jang sangat rendah
ini
disekitar
tahun-tahun
1942-1948
amat
mempengaruhi djumlah anak-anak jang wadjib
beladjar dan djumlah anak-anak jang menamatkan
peladjarannja serta memasuki usia masa kerdja pada
waktu ini dan dalam tahun-tahun jang akan datang.

III. Tingkat kelahiran, tingkat kematian dan
tingkat pertam-bahan penduduk.
Pendaftaran kelahiran dan kematian jang meliputi
selttruh penduduk belum pernah diadakan di
Indonesia. Apa jang diketahui tentang kelahiran
dan kematian adalah tergantung dari pentjatatan
di kabupaten-kabupaten di Djawa dan dibeberapa
kabupaten di-pulau-pulau lain.
Tingkat kematian sekarang ditaksir kurang dari
200/oo sedang tingkat kelahiran ditaksir lebih dari
setahun.
Dengan
demi-kian
tingkat
4001oo
pertambangan penduduk ditaksir sebesar 20
perseribu
tiap
tahun.
Taksiran

tingkat
pertambahan sebesar 1,5% adalah terlalu rendah,
tetapi
dapat
dipergunakan
sebagai
angka
minimum.
Tingkat pertambahan minimum sebesar 1,5%
berarti
pertam-bahan
penduduk
kira-kira
sebanjak 1,3 djuta setiap tahun. Tetapi bila kita
mempergunakan tingkat pertambahan
jang bukannja
tidak masuk aka], ja ' ni sebesar 2%, maka
pertambahan djumlah pen-duduk setiap tahunnja

adalah 1,7 djuta, dalam djangkawaktu lima


11

tahun fang akan datang. Dan kalau dipergunakan
tingkat per- tambahan sebesar 1,7%, maka tiap
tahun bertambah dengan lebih-kurang 1,5 djuta.
Didalam waktu 5 tahun antara 1955 sampai 1960
pertambahan
penduduk
sekurang-kurangnja
adalah 6,3 djuta orang (1,5 % setiap tahun),
mungkin sekali 7,3 djuta (1,7% setiap tahun). Pertambahan sebanjak 8,6 djuta (2% setiap tahun)
tidaklah mustahil. Dapat diperhitungkan bahwa
djumlah penduduk Indonesia akan lebih tinggi dari
100.000.000 dalam tahun 1970 djika tingkat pertambahan adalah 1,5% dan dalam tahun 1965 bila
tingkat pertambahan mendjadi 2% setiap tahunnja.
Dalam tahun 2000, dengan tingkat pertambahan
1.5% setiap tahunnja, djumlah penduduk akan
berlipat-ganda dua kali, sebagaimana telah
berlipat-ganda dua kali dalam bagian pertama

dari abad ini. Dapat djuga 3 kali lipat djumlah
sekarang bila kenaikan itu adalah 2%. Perkiraan
ini hanja untuk menundjukkan peliknja soal
pertambahan pen-duduk. Tetapi tidaklah pasti
bahwa pertambahan penduduk akan benar-benar
berlangsung seperti apa jang dikirakan diatas.
Djumlah penduduk Indonesia dalam tahun-tahun
lalu serta taksiran djumlah penduduk dalam tahuntahun jang akan datang, terlihat pada tabel-tabel
dibawah ini:
DJUMLAH PENDUDUK INDONESIA
1930-1955 (dalam djuta)
Tabun

Djawa
dan

1930
1940
1950
1951

1952
1953
1954
1955

41,7
48,4
50,4
512
51,9
52,8
53,6
54,4

Pulaupulau

Sumber: Biro Pusat Statistik.

19
22

26,1
26,5
26,9
27,3
27,7
28,1

Indones
ia
60,7
70,4
76,5
77.7
78,8
80,1
81,3
82,5

12


TAKSIRAN DJUMLAH PENDUDUK INDOENSIA
1955-1960 (dalam djuta)

Sumber: Biro Peranjang Negara
TAKSIRAN PEMBAGIAN PENDUDUK INDONESIA
MENURUT DAERAH-DAERAH (1955 dan 1960)

13

Sumber: 1. Biro Pusat Statistik untuk tahun-tahun
1930 dan 1952.
2. Biro Perantjang Negara untuk tahun-tahun
1955 dan
1960.
Keterangan: Untuk taksiran djumlah penduduk
berbagai daerah dalam tahun-tahun 1955
dan 1 9 5 6 dipergunakan angka-angka
persentase jang sama dengan tahun
1952.

IV.

Migrasi ekstern.

Menurut tjatatan Djawatan Imigrasi djumlah orangorang jang masuk dan keluar Indonesia didalam
tahun-tahun ini, adalah sebagai berikut:
Tahun

masuk

Keluar

1950
1951
1952
1953
1954
1955

55.672
57.665
67.840
69.015
67.445
74.446

95.500
71.095
64.888
63.654
65.615
75.618

Sumber: Djawatan Imigrasi.
Daftar tersebut diatas memberikan gambaran jang
kurang sempurna dari keadaan jang sebenarnja,
karena banjak sekali orang-orang jang memasuki
Indonesia setjara gelap. Tindakan-tindakan telah
diambil untuk mentjegah imigrasi dan emigrasi
setjara gelap jang dapat mendjadi sumber-sumber
kekatjauan.
Dibandingkan
dengan
pertambahan
alami
penduduk, maka hasilhasil migrasi ekstern adalah
tidak berarti. Sebagaimana keadaan-nja sekarang,
maka hal itu tidak dapat dianggap sebagai suatu
tjara untuk meringankan tekanan penduduk,
maupun sebagai suatu bahaja.

V.

Migrasi intern.

Salah satu indikasi dari besarnja djumlah migrasi
intern ialah tingginja tingkat pertambahan djumlah
penduduk dikota-kota sebagaimana terlihat pada

tabel dibawah ini. Akibat-akibat dari terusmenerus adanja urbanisasi ini ialah timbulnja
bermatjam-matjam soal sosial dikota-kota.
14

Alangkah baiknja bila sebagian dari hasrat
untuk berpindah dari daerah-daerah jang padat
diarahkan kepada hasrat berpindah setjara spontan
atas kekuatan sendiri keluar Djawa. Tetapi kita
berhadapan dengan suatu kenjataan, bahwa
walaupun dalam hal ini kita berhasil dalam
djumlah jang besar, pertumbuhan kota-kota tetap
akan pesat djuga.
DJUMLAH PENDUDUK BEBERAPA KOTA
DI INDONESIA

Kota
Djakarta
Bandung
Medan
Makasar

1930 dan permulaan 1955
Djumlah
Angka
penduduk
perbandingan
Permula
Permula
1930
1930
1955
1955
533,0
166,8
76,6
84,9

1.851,5
805,1
310,6
335,0

100
100
100
100

347
483
405
395

Sumber:
Biro Pusat Statistik.
Keterangan: Tidak termasuk tentara
polisi, beserta keluarga- nja.

dan

Matjam jang lain dari migrasi intern ialah
transmigrasi; perin-tjian selandjutnja lihat Bab
mengenai Transmigrasi.
Dibandingkan
dengan
angka
perpindahan
dusun-kota dan dengan kelebihan penduduk dari
Djawa fang harus dikurangi itu, hasil-hasil jang
ditjapai dengan transmigrasi sangat rendahnja.
Adalah renting sekali untuk mempertinggi
djumlah transmigran dan lebih panting lagi ialah
mengusahakan bertambahnja transmigrasi spontan.
C. Persoalan-persoalan penduduk di Indonesia dan
akibat-akibatnja.
Persoalan penduduk di Indonesia terdiri atas:
a. Pertambahan penduduk jang Iuar biasa tiap
tahunnja disebabkan oleh rendahnja tingkat
kematian, dengan tidak disertai berkurangnja
tingkat kelahiran.
b. Pembagian penduduk jang tidak seimbang.

15

Akibat-akibat dari persoalan penduduk di
Indonesia adalah:
1. Penduduk pulau Djawa akan bertambah terus
dan menjebab-kan tingkat hidup fang rendah.
2. Kekurangan tenaga kerdja dipulau-pulau diluar
Djawa yang menghambat pembangunan ekonomi
dan pemakaian sumbersumber alam jang ada.
Menilik luasnja kepulauan Indonesia dan
sumber-sumber alam-nja jang ada, maka soal
tekanan penduduk bukanlah suatu per-soalan jang
tidak dapat dipetjahkan.
Akan tetapi orang akan terlampau meremehkan
persoalan dengan mengatakan bahwa persoalan
penduduk akan dapat dipetjahkan, djika djumlah
penduduk dibagi-bagi dengan lebih merata.
Kemungkinan menempatkan penduduk diberbagai
daerah bukannja tergantung dari berapa meter
persegi luasnja daerah tersebut, melainkan
tergantung dari daja penampung daerah tersebut. Dan besarnja daja penampung itu amat
berbeda-beda.
Hal ini dapat diperkembangkan didaerah-daerah
tertentu, jang hingga kini berpenduduk djarang,
sedangkan pada daerah jang lain hal ini
kelihatannja tak mungkin. Sebaliknja ada daerahdaerah jang telah padat penduduknja, jang daja
penampungnja masih dapat diperbesar, hingga
bukan hanja dapat menampung dengan mudah
djumlah penduduknja jang telah banjak itu, bahkan
masih dapat menampung lebih dari itu.
Tudjuan kebidjaksanaan tentu bukannja suatu
kepadatan pen-duduk jang sama disemua daerah,
melainkan mengusahakan daja penampung jang
lebih besar dimana mungkin, Berta mengusahakan
mobilitet jang lebih besar, sehingga tertjapai
hubungan jang opti-mum antara daja penampung
dan djumlah penduduk.

Pokok-pokok
kebidjaksanaan
dalam
menghadapi persoalan penduduk.
Tjara pemetjahan persoalan penduduk di
Indonesia terdiri atas:
a.1.
Usaha memperbesar produksi bahan
makanan supaja ter-tjapai keseimbangan
antara djumlah penduduk dan produksi bahan
makanan (lihat Bab-bab mengenai Pertanian
dan Irrigasi).
D.

2.

16

Usaha memperbesar produksi barang-barang
pemakaian, tidak hanja untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan pen-duduk dewasa
melainkan djuga bagi penduduk jang lebih
banjak djumlahnja dimasa jang akan datang,

b. Usaha menjediakan kesempatan bekerdja jang
lebih luas dengan perantaraan industrialisasi dan
dalam hubungan ini mengusahakan bertambahnja
mobilitet sosial, mobilitet pekerdjaan dan
mobilitet wilajah.
c. Usaha pemindahan penduduk dari pulau Djawa
ke Pulau-pulau lain, baik jang dilakukan oleh
Pemerintah maupun dengan setjara spontan
(lihat Bab mengenai Transmigrasi).
Djumlah penduduk Indonesia jang banjak itu,
bahkan pertambahan sampai djumlah jang djauh
lebih banjak dari pada sekarang ini, akan
mentjiptakan kemungkinan-kemungkinan jang besar
bagi Indonesia mengingat daerah-daerah jang luas
jang belum dibuka dan sumber-sumber alam jang
belum dipergunakan.
Akan tetapi hares diperhatikan benar bahwa
perluasan
daja
penampung
hingga
sepenuhpenuhnja meminta waktu jang lama. Dalam pada itu
setiap kenaikan Pendapatan Nasional akan dinetralisir oleh tingkat pertambahan penduduk jang
tinggi. Oleh karena itu penurunan tingkat kelahiran
jang akan menjebabkan berkurangnja tingkat
pertambahan penduduk serta tekanan penduduk,
akan. member' kemungkinan-kemungkinan jang
lebih besar bagi pembangunan ekonomi. Akan tetapi
usaha-usaha menjebarkan pengetahuan tentang
pengendalian kelahiran diantara penduduk hanja
akan memberikan hasil-hasil sesudah djangka
waktu jang lama, sehingga walaupun pengawasan
kelahiran mendjadi lebih umum, tekanan penduduk
baru akan berkurang setelah bertahuntahun.
Mungkin perluasan industri dan modernisasi
Indonesia akan menjebabkan turunnja tingkat
kelahiran dikemudian hari sebagai-mana telah
terdjadi atau sedang terdjadi dinegeri-negeri lain.
Tetapi hal ini masih mempunjai segi-segi lain
daripada tekanan penduduk, jang djuga harus
diperhatikan. Kaum Ibu jang mengandung setiap
tahun atau hampir setiap tahun dan jang mempunjai
terlalu banjak anak, mempunjai tingkat kematian
jang tinggi, ditambah pula oleh penjakit-penjakit
jang melemahkan.
Djumlah anak jang banjak jang dilahirkan terlalu
tjepat ber-turut-turut, tidak menerima perawatan
kesehatan serta makanan jang tjukup jang mereka
butuhkan, oleh karena terlalu banjaknja beban
kaum ibu serta oleh karena rendahnja tingkat
pendapatan.
Hal
ini
mengakibatkan
tingkat

kematian anak-anak jang tinggi. Ditindjau dari sudut
ekonomi tingkat kematian ibu dan anak-anak jang
tinggi ini dapat dianggap suatu pengendalian
setjara kodrat dari pada pertambahan penduduk.
Akan tetapi dipandang dari sudut kemanusiaan hal
ini tidak bisa diterima dan dibenarkan sebagai
suatu pemetjahan daripada persoalan pertambahan
pen-duduk jang terlalu besar. Persoalan lain jang
hares djuga diper-

17

hatikan ialah pemakaian tjara-tjara pembatasan
kelahiran yang kini dipergunakan.
Tjara-tjara dan alat-alat jang dipakai seringkali
bukan hanja tidak memberi hasil, melainkan
kadang-kadang djuga sangat berbahaja bagi
kesehatan dan penghidupan. Oleh karena itu
sebagai soal kesehatan rupanja perlu untuk
mengadakan penjelidikanpenjelidikan mengenai
kemungkinan-kemungkinan mengatur djumlah dan
waktu kelahiran dengan tjara-tjara jang tidak
berten-tangan dengan agama dan adat, tidak
berbahaja dan tidak mahal, serta sederhana dalam
pemakaian.
E. Penjelidikan tentang penduduk dan statistik
penduduk.
Untuk perentjanaan pembangunan ekonomi jang
djuga
memperhatikan
persoalan
penduduk
diperlukan
banjak
keteranganketerangan
mengenai penduduk jang dapat diperoleh dengan:
1. tjara pendekatan sosiografis
2. „
statistik.
1. Tjontoh daripada tjara pendekatan sosiografis
ialah Penje-lidikan Desa jang diselenggarakan oleh
Lembaga Penjelidikan Ekonomi dan Masjarakat dari
Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Lembaga
ini telah menjelidiki 23 desa-desa dari ber-bagai
matjam type di Djawa dan 14 desa di Sumatra.
Penjelidikanpenjelidikan
lain
jang
ada
persamaannja dengan penjelidikan ini ialah
penjelidikan
transmigrasi.
Selandjutnja
ada
penjelidikan urbanisasi. Penjelidikan-penjelidikan
sematjam ini harus dilandjutkan dan diperluas.
Adalah kurang tepat untuk menganggap tjara pendekatan jang satu lebih baik daripada jang lain,
Kedua matjam tjara pendekatan tersebut harus
dipergunakan.
2. Bahan
keterangan
statistik
mengenai
penduduk Indonesia kini masih amat kurang sekali.
Census (penghitungan tjatjah djiwa) jang terachir
diselenggarakan dalam tahun 1930. Pemakaianpemakaian census ini bagi waktu sekarang adalah
amat terbatas sekali, oleh karena keadaan tahun
1930 sudah terlalu djauh perbedaannja dengan
keadaan sekarang. Bahan keterangan mengenai
djumlah penduduk dan susunan penduduk pada

waktu itu boleh dikatakan tidak bisa dipakai untuk
menilai persoalan-persoalan demografis, sosial dan
ekonomis jang ada pada waktu ini. Tjara mengatasi
hal ini hanjalah dengan djalan menjelenggarakan
suatu penghitungan djumlah penduduk dan matapentjaharian (census). Oleh karena itu perlu
diadakan
persiapan-persiapan
untuk
menjelenggarakan suatu census di Indonesia jang
diharapkan dapat
18

GRAFIK PERTAMBANGAN PENDUDUK
1950 – 1960

berlangsung sekitar tahun 1960. Oleh karena
census memerlukan masa persiapan jang lama,
adalah tidak terlalu tergesa-gesa untuk mulai
dengan
persiapan-persiapan
sekarang
djuga.
Bagaimanapun djuga pentingnja suatu census, akan
tetapi census tidak dapat memenuhi kebutuhankebutuhan jang segera dan tidak dapat diselenggarakan lebih sering daripada 5 atau 10
tahun sekali. Ada suatu tjara jang dapat
membantu
memenuhi
kebutuhan-kebutuhan
statistik
fang
segera
dan
jang
dapat
diselenggarakan dengan tjepat serta dengan
ongkos-ongkos jang sedang dan dengan hasilhasil
jang terperintji dan tjukup dapat dipertjaja,
ja'ni: penjelidikan setjara "sampling". Oleh karena
itu
kini
sedang
disusun
rentjana
untuk
menjelenggarakan suatu Penjelidikan berkala
mengenai Pen-duduk dan Keadaan Sosial fang
didasarkan atas sampling.
Bahan keterangan statistik mengenai kelahiran
dan
kematian
diperoleh
dari
pendaftaran
kelahiran;
kematian
dan
iahir-mati
jang
diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan,
Pendaftaran ini bukan merupakan keharusan.
Pada
waktu
ini
pendaftaran
ini
se-dang
diselenggarakan dikabupaten-kabupaten di Djawa
dan dibeberapa kabupaten dipulau-pulau jang lain.
Kini sedang dilakukan usaha-usaha untuk setjepat
mungkin meliputi seluruh wilajah ne-gara dan
untuk memperbaiki kwalitet serta lengkapnja
pendaftaran. Untuk mempertjepat diperolehnja
bahan-bahan jang representatif bagi seluruh
wilajah Indonesia perlu diusahakan pemakaian
"sam-ple" didalam statistik kelahiran dan kematian.

19