Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah Depernas-01 Bab-08

BAB 8.
PERINDUSTRIAN.
Dalam Rentjana Perindustrian hanja diuraikan
setjara
konkrit
projek-projek
fang
akan
diselenggarakan oleh negara, sedang untuk
sektor-sektor partikelir diberi petundjuk-petundjuk,
per-aturan-peraturan dan rekomendasi-rekomendasi
sehingga tudjuantudjuan tertentu dapat ditjapai.
Dalam rangka ini keinginan untuk mengubah
susunan
ekonomi
kita
serta
azas
untuk
mempertinggi tingkat hidup rakjat kita merupakan
pokok pikiran. Maka dari itu bagian-bagian besar

dari
pembangunan
harus
diusahakan
oleh
Pemerintah.
Perentjanaan harus i didjalankan atas dasar
tingkat kenjataan sekarang dan harus pula dapat
disesuaikan dengan kenaikan dalam sumbersumber keuangan dan devisen.
Pembitjaraan disini dibagi dalam tiga bagian,
jakni:
I. Prioritet.
II Masalah-masalah kebidjaksanaan
III.Projek-projek
I. PRIORITET
Kesukaran-kesukaran utama. jang dihadapi dalam
perkembangan industrialisasi ialah : kekurangan
devisen
dan
kekurangan

keahlian serta jaktor-faktor chusus, misalnja tenaga
pendorong dalam perusahaan-perusahaan, ataupun
kekurangan modal rupiah. Berhtibung dengan itu'
tidak dapat didirikan dengan sekaligus perusahaanperusahaan jang dianggap penting. Maka prioritetprioritet harus ditetapkan sehingga tertjapai
keseimbangan jang dikehendaki. Pada tingkat
terachir pilihan prioritet mengandung unsur politik
tertentu, akan tetapi sering kali merupakan hasil
dari
pertimbangan-pertimbangan
tehnis
dan
ekonomis. Prioritetprioritet ini bukan hanja berlaku
untuk projek-projek baru, akan tetapi merupakan
pula ukuran jang pentiny dalam perluasan dan
pemeliharaan kapasitet jang sudah ada.
Karena alasan-alasan tertentu jang bersifat
nasional atau daerah, ekonomis atau politis,
beberapa program atau projek dapat memperoleh
prioritet „dengan sendirinja”. Kepada invzstasi-


investasi pembantu dan fasilitet-fasilitet jang
bersangkutan dengan suatu prioritet utama dapat
diberikan prioritet serentak.

103

Kebidjaksanaan
umum,
termasuk
Perindustrian jang dapat
dipandang
sebagai
inti
perentjanaan
dapat
diringkaskan sebagai berikut :
Prioritet-prioritet pokok :
1. Penghasilan konsumsi primer haruslah tjukup,
dengan ini dapat dihemat devisen.
2. Pada

semua
pekerdjaan
harus
dipertimbangkan apakah usaha itu sungguh
memperkuat
sektor
devisen,
dalam
arti
menghasil-kan dan/atau menghemat devisen.
3. Memadjukan penanaman modal jang paling
ekonomis dan effisien, dalam produksi barang
jang paling kurang dan jang harus diimpor.
Sjarat-sjarat selandjutnja:
1. Barang-baring
untuk
konsumsi
umum
didahulukan sebelum barang-barang lain.
Produksi barang-barang mewah tidak perlu

diandjurkan oleh karena, hanja dapat dibeli oleh
segolongan
ketjil
sadja
dari
rakjat.
2.
Perusahaan-perusahaan jang telakada harus
dipertahankan; dalam hubungan ini hendaknja
perluasan kapasitet produksi ditjegah, djika
bahan-bahan tmtuk perusahaan-perusahaan
lama sadja sudah tidak mentjukupi.
Perusahaan-perusahaan
ketjil
sebaiknja
dilindungi dan dibantu dalam batas-batas
tertentu;
jakni
dengan
memperhatikan.

perhitungan ekonomis.
3.
Pergunakanlah sebaik-baiknja bahan-bahan
mentah dan ke-ahlian dalam negeri. Dalam
rangka ini perlu diperhatikan organisasi dart
pads, distribusi bahan-bahan tersebut.
4.
Azas nasional harus dipupuk dan untuk ini
harus diperluas kesempatan dan fasilitet-fasilitet
untuk memperoleh keahlian dalam pimpinan dan
pekerdjaan-pekerdjaan
jang
membutuhkan keahlian.
5.
Trajek-traiek pengangkutan jang sudah ada
harus dieksploitir sebaik-baiknja,. oleh. karena
djalan-djalan baru memerlukan pengeluaranpengeluaran jang besar. Effisiensi dan penghernatan harus diperhatikan.
6.
Harga murah dari hasil-hasil harus didjamin.
Selain dari ini mutunja harus tjukup tinggi.

Dapat
dikatakan
bahwa
hasil-

hasil
jang
mahal
serta
rendahrmenambah kemiskinan rakjat.
104

bermutu

7.

Investasi-inventasi jang dengan lekas dapat
menghasilkan
dintana
mungkin

harus
didahulukan, chususnja djika investasi itu
menghasilkan devisen.
Meskipun
demikian
investasi-investasi
djangka
pandjang
jang
memberikan
keuntungan lebih besar dapat dianggap baik
pula.
8.
Program-program investasi jang mengandung
kemungkinan besar sekali akan penjelesaian
dan synchronisasi harus didahulukan. Dalam hal
ini perlu diadakan koordinasi antara projekprojek jang langsung saling berhubungan.
9.
Aspek
penempatan

tenaga
djanganlah
diabaikan, sungguhpun diberikan prioritet
kepada projek-projek jang memerlukan tenaga
pekerdja jang intensip, dapat pula diadakan
mekanisasi, dalam batas-batas tertentu.
10. Apabilafaktor-faktor produksi tidak begitu
kekurangan maka kemungkinan-kemungkinan
jang diluar prioritet harus diperkenankan.
Dalam rangka ini termasuk permindahan
pengeluaran-pengeluaran
Pemerintah
dari
lapangan
jang
tidak
produktip kelapangan jang produktip.
Perlu diterangkan bahwa pemberantasan
pemborosan haruslah dipergiat. Pemberantasan
ini harus diadakan disemua. tingkat clan

disemua sektor. Hams diperhatikan pula sjaratsjarat pokok, misalnja kedjudjuran, effisiensi,
keamanan kerdja dan ketertiban.
Semua program-program digolongkan dalam
beberapa
usa-ha,
jang
meliputi
clients
pekerdjaan tertentu. Skala prioritet hares
dipandang lepas dari usaha-usaha ini. Usahausaha ini ialah sebagai berikut:
1) Usaha konsolidasi; dengan demikian kekajaan
nasional jang ada dapat dipertahankan serta
kemunduran
dan
proses penghamburan modal dapat dihentikan.
Dalam rangka ini termasukpenggunaan kapasitet
produksi jang sudah ada, tjara-tjara pembungkusan,
pemilihan dan penjimpanan jang baik dari hasilhasil produksi, peng-olahan bahan-bahan, dan lainlain.
2) Usaha. rekonstruksi; dalam usaha ini termasuk pula
modernisasi, jang dapat menaikkan produksi: Perlu


dipertimbangkan djuga rehabilitasi tambang-tambang
jang sebelum perang telah dieksploitir. Usaha ini ada
hubungan
dengan
kebidjaksanaan.
mengenai
bahan
pembakar,
jakni mempergunakan sedapat mungkin bahanbahan

105

pembakar jang kurang laku seperti bate bara,
kaju, arang; dengan demikian dapat diekspor
lebih banjak minjak tanah.
3) Llsaha persiapan; untuk melaksanakan projekprojek barn hares diadakan persiapan
sehingga apa jang dibutuhkan tersedia pada
waktu jang tepat. Dalam rangka ini jang
paling panting ialah pendidikan keahlian.
4) Usaha kemadjuan; ini merupakan tudjuan
terachir darl usaha-usaha lainnja. Untuk ini
bimbingan Pemerintah sangat diperlukan.
II. MASALAH2 KEBIDJAKSANAAN.
Kini sudah ada beberapa puluh perusahaanperusahaan industri milik Negara dan setengah -pemerintah, jang ada dibawah pengawasan berbagai
badan, Meskipun djumlah perusahaan dan angkaangka produksi dilapangan industri masih belum
Iengkap, djelas sekali bahwa sebagian besar dari
perusahaan-perusahaan
itu masih ditangan partikelir.
Untuk mentjapai hasil-hasil tertentu dalam waktu
jang
sesingkat-singkatnja hams diadakan peraturan-peraturan
petundjukpetundjuk dan bimbingan jang tegas dari
Pemerintah untuk sektor partikelir.
Jang ditugaskan untuk memadjukan industri
dengan tjara pemberian nasehat tehnis, sehingga
mekanisasi dapat dimadjukan dan mutu tehnologi
dapat dinaikkan, ialah Balai-Balai jang ditempatkan
dibawah Kementerian Perekonomian sebagai berikut
;
Balai Penjelidikan Industri di
Djakarta. Balai Penjelidikan
Kimia di Bogor.
Balai Penjelidikan Kimia di
Surabaja.
Balai Penjelidikan Kimia di
Makasar..
Balai Penjelidikan Tekstil di
Bandung.
Balai Penjelidikan Keramik di
Bandung.
Balai Penjelidikan Bahan Perindustrian di
Bandung.
Balai Penjelidikan Kulit di
Jogjakarta. Balai Penjelidikan
Batik di Jogjakarta.

Pekerdjaan Balai-balai ini meliputi pemeriksaan
bahan-bahan,
perentjanaan,
penjelidikan,
penjuluhan dan pendidikan technik. Sementara ini
ahli-ahli bangsa asing, kebanjakan diperoleh melalui
P.B.B. diperbantukan di Balai-balai oleh karena
tenaga-tenaga ahli bangsa kita sendiri masih belum
mentjukupi. Hendaknja hasil-basil dart penjelidikanpenjelidikan
disiarkan,
serta
latihan-latihan
dipergiat.

106

Mengingat banjaknja Jajasan-Jajasan serta dana
uang jang dikuasainja sangat besar, sebaiknja
diadakan suatu penjelidikan setjepat mungkin
mengenai pekerdjaan serta bentuk Jajasan jang
merupakan perusahaan, begitu pula ditetapkan
ketentuan
jang
djelas mengenai lapangan-lapangan kegiatannja.
Suatu uihsur jang panting dalam pembangunan
perindustrian ketjil ialah terbentuknja induk-induk
perusahaan. Induk-induk ini antara lain bertudjuan
merasionalisir dan memekanisir tehnik produksi,
memperbaiki mutu dan keadaan basil produksi,
melatih dan mendidik, menginsjafkan akan arti
organisasi
dan
kerdjasama.
Untuk melantjarkan pelaksanaan program induk
hendaknja Lembaga Penjelenggaraan PerusahaanPerusahaan
Industri
atau
suatu badan jang otonom diberi tugas chusus
untuk mengatur induk-induk baik jang berbentuk
Jajasan atau tidak. Dalam hal ini birokrasi harus
dikurangi. Tudjuan terachir ialah mendjadikan
induk-induk itu lebih babas dan lebih pertjaja
pada diri sendiri .
Disamping induk-induk ini Pemerintah telah dan
akan men-dirikan beberapa perusahaan pelopor
(pilot plants) sebagai tjontoh dari pembikinan
barang baru.
Ternjata bahwa beberapa puluh perusahaan jang
berasal dari Pemerintah dan diselenggarakan oleh
para
bekas
pedjuang
meski-pun
sedikit
memberikan sumbangan kepada produksi nasional,
ditindjau setjara politis ada pula artinja. Dengan
mengingat
hasilhasil
jang
berbeda-beda
dari.
perusahaanperusahaan jang telah ada, sebaiknja diadakan
suatu
masa
konsolidasi
sebelum
perusahaaniperusahaan demikian itu diperbanjak.
Hingga sekarang telah diadakan pembatasan
dalam beberapa lapangan perindustrian berdasar
atas
undang-undang
pembatasan
„Bedrijfsreglementeringsverordening 1934” dan
peraturan-peratur-an baru mengenai penggilingan

padi dan perusahaan muatan kapal taut. Disamping
ini masih berlaku Undang-undang Gangguan dan
beberapa peraturan setempat.
Pada djenis-djenis industri lainnja pada azasnja
orang merdeka untuk mendirikan, memperluas dan
memindahkan perusahaannja. Untuk mengarahkan
perkembangan
selandjutnja
kedjurusan
jang
dianggap sehat,. sebaiknja diadakan, suatu sistim
pendaftaran dan dimana perlu perizinan dari semua
djenis perusahaan-perusahaan industri.
Meskipun pada azasnja tidak boleh diadakan
perbedaan diantara warba negara Indonesia ,
dikehendaki
supaja
lambat
laun
ditjapai
keseimbangan jang sehat dalam struktur ekonomi.
Keseimbangan
107

ini diartikan sebagai suatu keadaan dimana tidak ada
suatu golonganpun jang menguasai suatu lapangan
tertentu dan pula dimana penjebaran regional
mentjerminkan keinginan serta hasrat daerah. Dalam
hubungan ini tampak pula kebutuhan desentralisasi.
jang
tegas dari badan-badan jang bersangkutan.
Selandjutnja beberapa fasilitet-fasilitet. dapat
diberikan berupa keringanan-keringanan terhadap
badan-badan atas perusahaanperusahaan baru,
disamping perlindungan jang lajak terhadap
saingan asing.
Dalam hal ini tentu sadja kepentingan masjarakat
luas
tidak
boleh dikorbankan untuk golongan jang ketjil, dan
sesuatu djalan tengah jang bidjaksana harus
ditempuh.
Tidak dapat diharapkan untuk sementara waktu,
bahwa Peme- rintah dapat menjediakan dana jang
tjukup besar untuk menjediakan kredit untuk usaha
pembangunan disektor partikelir.
Dalam rangka pendaftaranjperizinan ini termasuk
pula Rentjana Undang-undar.g Penanantan Modal
Asing,
jang
menjediakan lapangan-lapangan usaha tertentu kepada
Negara, partikelir Indonesia dan partikelir asing.
Penjelesaian pendaftaran/perizinan perusahaanperusahaan in-dustri hendaknja dikerdjakan dalam
waktu jang singkat.
Perlu kiranja ada tjampur tangan Pemerintah
dalam batas-batas tententu dalam penetapan harga
untuk
menghindarkan
kegontjangan harga jang tidak diinginkan serta untuk
membatasI keuntungan pedagang. Namun demikian
tjampur tangan ini hendaknja sede-mikian rupa,
sehingga tidak merupakan penghambatan untuk perkembangan jang sehat dan tjukup memberi
keuntungan bagi pengusaha-pengusaha.
Untuk industrialisasi Bank Industrl Negara
mempunjal peranan jang panting, walaupun
usahanja tidak hanja dalam lapangan in-dustri
sadja melainkan djuga dalam lapangan perkebunan
dan pertambangan.
Disamping memberi pindjaman B.I.N. djuga
mengadakan partisipasi dalam bermatjam-matjam
perusahaan.
Mengingat
luasnja kegiatan-kegiatan ini, maka untuk memperoleh
hasil-hasil jang lebih baik dalam hal pembelandjaan
maupun pimpinan; perlu diadakan pada B.I.N. 2

bagian jang terpisah:
1) bagian jang memberikan kredit.
2) bagian jang mengawasi dan/atau mengurus
perusahaan-perusahaan industri, dalam mana
Pemerintah ikut serta, djuga jangsekarang ada
diluar lingkungan B.I.N.

108

Hendaknja BIN. membatasi lapangannja hanja
pada projek-projek besar jang bersifat nasional,
sedang projek-projek lain diserahkan kepada
kegiatan-kegiatan dan tanggung djawab daerah
dengan bantuan dari pusat.
Tentu dalam hal ini perlu diadakan terlebih dahulu
persiapan
jang tjukup untuk menampung pekerdjaan ini,
misalnja pendidik-an tenaga ahli.
Diusulkan pula adanja Bank Pembangunan Daerah
dengan kedudukan otonom disesuatu daerah otonom
jang
memberikan
kredit
kepada
industri
jang
mendapat
pembelandjaan
dari
anggaran belandja Pemerintah Pusat, anggaran belandja
Pemerintah Propinsi atau sumber-sumber lain. Pun
djuga perlu adanja pengawasan oleh Pemerintah
Propinsi
terhadap
industri-industri
kepunjaan
Propinsi.
Mengingat banjaknja perusahaan-perusahaan
negara
dan
setengah-negara
jang
terdapat
dibermatjam-matjam lapangan maka perlu dibentuk
Dewan-dewan atau Badan-badan jang chusus ditugaskan mengawasi dan mengurus perusahaanperusahaan
tersebut jang sedjenis. Dengan pemusatan pegawai staf
itu dapat tertjapai penghematan dan kenaikan
mutu dari staf serta effisiensi dapat dipertinggi.
Untuk keperluan kredit bagi industri terdapat
bermatjam-matjam sumber dari Pemerintah ja'ni :
Bank Industri Negara, Bank Rakjat Indonesia,
Djawatan Perindustrian, Lembaga Djaminan Kredit,
Djawatan Transmigrasi, Biro Rekonstruksi Nasional,
Kementerian Perburuhan, Dana Perindustrian Ketjil,
Bank Tabungan Pos. Mengingat banjaknja sumbersumber ini perlu diadakan koordinasi jang erat dan
pembagian kerdja jang tegas antara badan-badan
kredit tersebut.
Sedapat
mungkin
harus
diichtiarkan
penjederhanaan dan menghilangkan doublures jang
dikerdjakan oleh berbagai instansi. Hendaknja
segala perkreditan disalurkan melalui bank-bank.
Dalam hubungan ini termasuk djuga desentralisasi
dari per-kreditan, agar supaja pemberian kredit
dapat didjalankan dengan lantjar. Pemberian kredit
harus dititikberatkan pada kepentingan ekonomi
serta harus djuga diperhatikan prioritet-prioritet
jang telah ditetapkan.

Untuk mempererat hubungan dengan pengusahapengusaha partikelir, pemerintah dengan melalui
djawatan-djawatannja
selalu
memberikan
penerangan jang tjukup kepada kalangan industri
tentang rentjana dan kebidjaksanaan lainnja.

109

Industri partikelir, pemerintah daerah dan lain-lain
badan
pemerintah
dan
setengah-pemerintah
dinasehatkan supaja mengetahui prioritet-prioritet
industri dengan maksud untuk mendjamin, bahwa
kegiatannja tidak hanja menguntungkan mereka
sendiri, tetapi djuga sedjadjar dengan kepentingan
negara.
Pembatasan dan kesederhanaan dalam konsumsi
umum serta kesederhanaan dalam gedung-gedung,
perlengkapan dan bahan-bahan dapat membantu
pembangunan industri, Dengan demikian djenisdjenis barang jang harus dibikin dan djumlah bahanbahan jang dipakai dapat dikurangi.
Segala sesuatu Lang merupakan pemborosan
harus
kita
hindarkan atau kurangkan, Pemborosan Ini g berupa
sumber-sumber faktor produksi, baran -barang
konsumsi, maupun barang-barang ekspor. Dalam
banjak hal penghematan dapat ditjapai dalam sektor
devisen,
Dalam usaha membangun industri-industri baru,
pemerintah
baik pusat maupun daerah, hares merupakan
perintis dan pelopor. Bagian pekerdjaan jang
terbesar hendaknja dilakukan oleh pemerintah, pada
chususnja dalam lapangan, dimana fihak partikelir
terlalu lemah atau terlalu segan untuk memulai,
akan tetapi hen-daknja mengundurkan diri dari
industri,
djika
tingkat
perintis
telah selesai.
Dengan
pendjualan
perusahaan-perusahaan
negara kepada pihak partikelir maka tersedialah
untuk pembangunan selandjutnja suatu dana
berputar (revolving fund), dalam bentuk rupiah djika
didjual pada partikelir.
Kepada perusahan-perusahaan pemerintah daerah
jang didirikan sesuai dengan prioritet dapat
diberikan subsidi dari snafu Dana Istimewa untuk
Pembangunan jang disediakan untuk tudjuan ini,
dengan siarat adanja kesanggupan untuk mengambil
bagian dalam investasi ini dari sumber keuangan
sendiri.
Diandjurkan pula supaja diberikan otonomi jang
lebih banjak kepada propinsi dalam lapangan
pembangunan
industri.
Untuk
keperluan
ini
dikehendaki bahwa daerah-daerah membuat rentjana-rentjana
untuk
menaikkan
kemakmuran
didaerah-daerah jang bersangkutan.

Dengan demmikian kita menudju kepembangunan
jang
seimbang. Dalam taraf permulaan sekarang, rentjana
Pembangunan Lima Tahun pertama ini pada
iumumnja masih merupakan suatu pembangunan
jang bersifat nasional, sehingga perlu berangsurangsur
kita
memindahkan
titik
berat
kepembangunan daerah

110

(regional planning), untuk lebih memberikan isi
pada desentralisasi dan otonomi daerah dengan
memberikan inisiatip, tanggung djawab dan
pengawasan atas beberapa projek, jang sudah dalam
pikiran kita, dalam batas-batas kekuatan daerah dan
jang ekonomis dapat dipertanggung djawabkan.
Perlu diingat disini, bahwa kebidjaksanaan daerah
dalam
pembangunannja
haruslah
sedjalan
(parallel) dengan kebidjaksanaan pemerintah pusat,
dan untuk ini perlu adanja koordinasi jang baik.
Dalam rentjana ini disediakan untuk lapangan
industri dari pembiajaan
Pemerintah
biaja
sebesar ± Rp. 250. djuta selama 5 tahun untuk
pemerintahan daerah. Selandjutnja dikandung maksud
supaja
pelaksanaan
beberapa
projek
pemerintah dalam rentjana ini diserahkan kepada
pemerintah daerah.
Bimbingan dari pemerintah sangat diperlukan oleh
industri partikelir. Hubungan antara kedua pihak ini
hendaknja
dipererat
dan diatur.
Pemberantasan terhadap semua kesukarankesukaran jang tim-bul karena birokrasi jang
merupakan penghambat perkembangan industri
harus diadakan.
Dikehendaki supaja program bantuan industri
lebih dikonsolidasikan lebih effisien dan praktis. Bantuan ini
meliputi lapanganlapangan jang disebutkan dibawah
ini :
a. Pendidikan tehnik.
b. Penjuluhan dalam tehnik produksi serta keadaan pasar.
c. Standardinasi dan mekanisasi dimana perlu.
Untuk ini industriindustri ketjil hendaknja menggabungkan diri dalam
sematjam
induk perusahaan.
d. Pameran-pameran.
e. Koperasi-koperasi produksi dan produsen.
f. Gabungan-gabungan
perusahaa,
melalui
gabungan-gabungan ini penjuluhan, bantuan,
dan lain-lain dapat disalurkan dengan lebih baik.
g. Fasilitet-fasilitet dilapangan bea, padjak dan
kredit.
Pembebasan seluruhnja atau sebagian pembajaran T.P.I.,

bea masuk dan padjak perusahaan dalam hal-hal
tertentu.
h. Devisen untuk barang-barang modal dan bahan-bahan.
i. Perlindungan kepada industri dalam negeri.
Gabungan-gabungan
perusahaan-perusahaan
industri
seharusnja
mengawasi hal kwalitet hasil-hasil sendiri. Djika mereka
tidak berhasil dapat diambil tindakan-tindakan
tertentu.

111

Dengan adanja perusahaan-perusahaan nega.ra
bukanlah berarti bahwa perusahaan-perusahaan
partikelir atau perusahaan-peru-sahaan daerah
akan dihalang-halangi pertumbuhannja. Sebaliknja
perusahaan-perusahaan
sematjam
inilah
jang
dikehendaki.
Djika
perlu modal negara dapat mengambil bagian
dalam usaha tjam-puran.
Dalam segala hal pembelandjaan dalam devisen
didjamin. Maka dari itu pembagian devisen antara
beberapa usaha diperhatikan dengan sangat.
Industri-industri partikelir jang dapat menolong
negara dalam pemetjahan soal-soal devisen pada
umumnja akan disambut dengan gembira.
Dengan memperbandingkan angka-angka produksi
dan angkaangka impor dapatlah lebih kurang
diketahui apa jang masih dapat diprodusir disini.
Disini tampak pula suatu hubungan jang
erat antara pengatur impor dan pengatur
perindustrian.
Untuk memberi petundjuk kepada pengusahapengusaha telah disusun suatu daftar dari lapanganlapangan
Industri
jang
masih
memberikan
kesempatan kerdja dari negara kita. Diantara industri-industri ini ada jang sangat diandjurkan oleh
Pemerintah berhubung dengan pentingnja industriindustri itu.
III. PROJEK-PROJEK.
Bagian ini terdiri
atas :
A. Sumber-sumber keuangan dan pembagiannja,
B. Projek-projek
Istimewa
dan
keteranganketerangan singkat mengenai projek-projek ini,
C. Projek-projek Pusat dan keterangan-keterangan
singkat mengenai projek-projek ini.
D. Projek-projek jang diandjurkan kepada daerah
dan pengusaha partikelir.
A. Sumber-sumber keuangan untuk pembiajaan
Rentjana Pembangunan Lima Tahun, berdjumlah
seluruhnja
Rp.
12,5
miljard. Dari djumlah ini sektor industri dan
pertambangan mendapat bagian sebanjak Rp. 3.125
djuta atau 25%. Alokasi untuk sektor industri sadja
adalah sebesar Rp. 2.279,5 djuta atau 73% dari
seluruh
alokasi
untuk
sektor
industri
dan
pertambangan,
sedangkan Rp. 757 djuta disediakan untuk sektor
pertambangan
dan

Rp. 88,5 djuta untuk tjadangan kedua sektor
tersebut. Perintjian pembagian dalam sektor industri
adalah sebagai berikut,:
1. Untuk industri-industri di lingkungan projek-projek Istimewa
Rp. 1.078
djuta

112

2. Untuk projek-projek pusat
,,
776,5 ,,
1. Projek-projek daerah (melalui Bank-bank
Pembangunan Daerah
425
,,
Rp. 2.279,5
Selandjutnja perlu diterangkan disini bahwa
kebutuhan akan devisen untuk seluruh sektor
industri merupakan Rp. 1.287,5 djuta atau ± 56%
dart Rp. 2.279,5 djuta, dan perintjiannja adalah
sebagai berikut:
1. Projek-projek Istimewa
Rp. 735,6 djuta
2. Projek-projek Pusat
,, 351,9 ,,
3. Projek-projek Daerah
,, 200,„
Rp. 1.287,5 djuta ±
56%
B. Projek Istimewa sangat panting bagi Negara
seluruhnja: Direntjanakan 4 buah projek-projek
Istimewa:
1. Kompleks Asahan di Sumatra (termasuk
paberik aluminium di Belawan).
2. Gabungan projek besi dan badja.
3. Industri Kimia dan pupuk.
4. Industri rayon.
Urutan tersebut tidak menundjukkan prioritet.
Pelaksanaannja hendaknja didjalankan bersamaan
oleh beberapa badan jang tjuku.p mempunjai
otonomi.
Dalam hal ini perlu sekali adanja koordinasi.
Biaja seluruhnja dari Projek Istimewa dalam
Rentjana ini lebih dari Rp. 2 miljard tetapi
anggaran belandja industri hanja menjediakan Rp.
1.078 djuta, dan kekurangan dibiajai oleh masingmasing sektor (antara lain Perhubungan dan Tenaga
Listrik).
1. Komleks Asahan meliputi:
a. Pembangkit tenaga listrik serta transmisinja.
b. Paberik aluminium (termasuk alumina)
c. Paberik pupuk superfosfat
d. Paberik semen
e. Fasilitet-fasilitet pengangkutan dan pelabuhan.

f. pulp dan kertas (sementara pro-memori):
Dalam rentjana lima tahun diharapkan dapat
-dipasang 100.000k.w. tenaga listrik.
2. Gabungan projek best dan badja pada .masa ini
dipandang.
sebagai
'promemori
dan
penjelenggaraannja. baru dapat dimulai dalam
Rentjana Lima Tahun jang..kedua.Sekarangbaru
disediakan Rp. 25 djuta, semata-mata untuk pekerdjaan
persiapan dan penjelidikan permulaan.
113

3. Projek industri kimia dan pupuk akan
ditempatkan dibawah Badan Industri Kimia dan
pupuk dan meliputi paberik-paberik sebagai berikut;
kostik soda, asam tjoka, asam belerang (3 buah),
amonia, pupuk urea dan superfosfat. Alokasi untuk
industri-industri tersebut dalam 5 tahun ini
berdjumlah Rp. 653 djuta. Dalam hal ini timbul
persoalan mengenai pemakaian bahan bakarnja.
Apakah
akan dipergunakan gas alam, minjak atau batu bara.
Perlu kiranja diadakan penjelidikan jang seksama
dalam segala segi-seginja untuk menetapkan
pemakaian bahan bakar apakah jang akan
paling ekonomis. Tidak pula dilupakan kemungkinan
untuk menggabungkan projek pupuk urea dengan
projek rayon.
4. Untuk
industri
rayon
telah
diadakan
pemeriksaan
pendahuluan tentang penjelidikan hutan dan penjelidikan
kimiawi dari bahan-bahan kaju.
Selandjutnja akan diambil langkah-langkah untuk
penjelidikan pengangkutan dan bahan bakar.
Berdasarkan beberapa faktor dipertimbangkan
penempatan projek rayon di Palembang.
Projek ini jang terletak didekat daerah hutan
Semangus (Su-matra-Selatan) akan memakan biaja
Rp. 700 djuta.
Dalam Rentjana Lima Tahun jang pertama baru
disediakan Rp. 200 djuta.
C. Projek-projek Pusat. Dengan ini dimaksudkan
projek-projek, jang tidak termasuk projek-projek Istimewa
atau projek propinsi, dan tanggung-djawab,
penjelenggaraan dan kelantjaran pelaksanaan
diserahkan kepada suatu badan Pemerintah
Pusat.
Dalam mengemukakan sesuatu projek perlu
kiranja didapat djawaban jang tepat dari
pertanjaan-pertanjaan sebagai berikut:
(1) Apakah tjukup terdapat bahan-bahan jang
diperlukan dari djenis, inutu dan dengan djumlah
jang tjotjok pada waktu, ditempat dan dengan harga
jang tepat?
(2) Apakah ada synchronisasi antara pasaranpasaran dan me-nurut djenis jang tetap.
Perlu diterangkan bahwa tidak semua projek pusat
merupakan perusahaan baru.
Semua projek-projek, baik jang masih dalam taraf
permulaan maupun jang sudah selesai, seharusnja
ditjatat
disuatu
tempat

pusat. Dalam hal ini Biro Perantjang Negara dapat
bertindak
sebagai „Pendaftar”.
Dari alokasi kepada sektor pertambangan sebesar
Rp. 757 djuta, sebagian besar dipergunakan untuk
perluasan Tambang Timah Bangka (Rp. 300 djuta)
dan untuk perluasan dan rekonstruksi Tambang Batu
Bara Buick Asam (Rp. 407 djuta).

114

Djelasnja dibawah ini menjusul daftar dari
projek-projek industri jang termasuk dalam
lingkungan projek-projek istimewa, serta projek-projek pusat .

Projek-projek

Tempat

1. Aluminium (termasuk
Alumina
2. Superfosfat.
3. Ammonia
Urea

Belawan

4. Rayon
5. Tjuka

Palembang
Palembang

6 Kostik Soda (untuk
penjelesaian
7. Asam-belerang
(3 Paberik)

Waru

8. Pemintalan
dari
pas
penjesaian).
9. Pemintalan
rami
(11 paberik).

benang
ka(untuk

Belawan
Palembang

Semarang
Surabja
Tandjung
Priuk
Tjilatjap

Medan
(dan
dilainlain
tempat

Alokasi
dalam
Rentjana
(djutaan
Rp.)

Devisen
jang
disediaka
n
(djutaan
Rp.)

Kapasitet
setahun

Biaja
(djutaan
Rp.).

18.000 ton

276

200

160

.…..
(……)
(100 sampai
125.000
ton)
10.000 ton
2.000
ton
3.600
ton
3.000
ton
tiap paberik

376
500

100
500

70
350

700
21,4

200
21,4

120
11,4

75

21

10

3.900 ton
(atau
30.000 mata
pintal)
10.000
mata
pintal tiap
paberik.

10,6

56

10
(tiap
paberik)

10,6

9

45

4,2

1,50

25

10.
Semen
penjelesaian)

116

(untuk

Gresik

250.000 ton
dinaikkan
sampai
375.000 ton

385

255

97

11.
12.

Semen

Kertas
(djerami)
13.
Kertas (dari kaju)
14.
Kertas (dari kaju)
15.
Botol
16 Pengawetan
ikan
dalam kaleng

17.
Penggergadjian
kaju,,Sampit
Dajak”
(perluasan)
18.
Persiapan projek
besi dan badja

117

Medan
Blabak

Sumatra
(Toba)
Notong
Surabaja
Aertembag
a
(Minahasa)

Kalimantan

375.000 ton
7.500
ton

400
60

150
60

120
27

12.000 ton

125

45

20

95
65
89

95
65
15

68,4
12
8

37,5

18

12.000 ton
15.000 ton
15.000 ton
ikan
270 ton
tepung ikan
( dalam
tahun 1960)
54.000 m3

37,5

--

--

25

10

Djumlah

1.854,4

1.132,5

(Tjatatan: apabila biaja jang diperlukan untuk
projek bare lebih besar dari pada alokasi berarti
bahwa selesainja projek itu sesudah tahun 1960).
Selain projek-projek diatas masih ada beberapa
projek
jang
dapat diselenggarakan djika tersedia lebih banjak
uang.
Sisa dari alokasi Rp. 2.279,5 djuta untuk
industri, sedjumlah Rp. 425 djuta disediakan untuk
pembiajaan projek-projek daerah dengan melalui
Bank-bank Pembangunan Daerah.
D. Projek Daerah dan Partikelir
Dalam batas-batas pembiajaan-pembiajaan jang
dapat
disediakan untuk daerah dan lapangan partikelir dan
mengingat
pokokpokok
kebidjaksanaan
jang
diuraikan diatas, dibawah ini dimuat daftar dari
berbagai
golongan
perusahaan-perusahaan
dilapangan Industri dan Pertambangan sebagai
andjuran.
Keterangan-keterangan
tentang
tempat,
penjebaran,
angkaangka produksi jang telah ada dan angka produksi
tudjuan masih terus menerus dikerdjakan dan
kemudian akan dihubungkan dengan planning
daerah.
Sementara ini diberbagai lapangan kebutuhan
masih sedemikian besarnja dibandingkan dengan
produksi jang telah ada, sehingga belum perlu
dichawatirkan akan terdjadinja kelebihan-kelebihan
produksi, pula djika mengingat bertambahnja
penduduk dan selama ini berlakunja pembatasanpembatasan impor terhadap berbagai basil industri
atau
bahan-bahan
untuk
industri.
Pembatasan jang tetap akan berlaku jalah persediaan
devisen
untuk
melajani
kebutuhan-kebutuhan
industri, alat-alat modal maupun bahan, hal mana
menjebabkan andjuran terutama ditudjukan
kepada pemakaian bahan-bahan jangn tersedia
didalam negeri.
Daftar
dari
Industri-industri
jang
masih
mempunjai kesempatan kerdja di Indonesia.
Tanda
(xx)
adalah
industri
jang
dapat
dipandang sebagai industri-industri jang sangat
diandjurkan.
Tanda (x) adalah industri jang adanja diharapkan

berhubung dengan rentjana sektor Pemerintah.
Lainnja, ialah merupakan lapangan industri,
dimana masih ada kesempatan kerdja, dengan
djaminan pasaran dalam negeri,
Susunan dari daftar industri ini telah disesuaikan
dengan klasi-fikasi industri internasional jang resmi.
Djadi umpamanja, industri galas dan korek api
keduanja akan didjumpai dalam golongan industri
kimia.
118

Industri-industri Bahan Makanan, Minuman
dan Tembakau Bahan Makanan.
xx.
Pembungkusan bahan makanan untuk etjeran.
xx.
Paberik
pengupasan,
penggorengan,
penggilingan dan pembungkusan kopi.
xx.
Paberik untuk memilih, mentjampur
dan membungkus teh.
xx.
Pengeringan dan pengasinan ikan.
xx.
Pengolahan kedele.
xx.
Minjak (tumbuh-tumbuhan).
xx.
Pembantaian, pengawetan daging dalam
kaleng, ekstrak daging, pembuatan pupuk dari
tulang.
xx.
Pemerahan susu.
xx.
Paberik kakao dan tjoklat.
xx.
Pengawetan buah-buahan dan sajur-sajuran.
xx.
Pengawetan susu dalam kaleng dan botol.
xx.
Pembuatan dan pemurnian gula, dan
pembuatan hasil- hasilnja.
Lemak tjoklat.
Perusahaan bahan makanan.
Pengawetan than.
Paberik mentega.
Tepung ikan.
Industri-industri Minuman.
xx.
Air buah-buahan.
xx.
Limun.
xx.
Minuman-minuman dari susu. Anggur buahbuahan.
Sirop.
Industri-industri Tembakau.
xx.
Mengolah,
mentjampur
dan
meradjang tembakau.
xx.
Sigaret, (dengan mesin dan dengan
tangan).
Paberik tjerutu.
Tembakau pipa.

119

Industri Tekstil.
xx.
Pemintalan benang dari kapas,
xx.
Pertenunan kain dari kapas,
xx.
Penjelesaian kain-kain.
xx.
Penglantangan.
xx.
Pemintalan dan pertenunan rayon.
xx.
Pemintalan dan pertenunan tjampuran
rayon dan kapas, Pemintalan dan pertenunan
rami,
Pentjelupan.
Serat-serat kertas,
xx.
Pembuatan tali temali dari sisal. rosella
atau tjampurantjampuran rosella dan guni,
rami, sabut kelapa, dan serat-serat lain
dalam negeri.
Karung, karung kain, dan pembuatan tas.
Industri-industri Peradjutan Pakaian dan
Konpeksi.
xx.
Konpeksi (prija, wanita,
anak-anak). xx. Peradjutan.
xx.
Djaring : Untuk
menangkap ikan. Kelambu,
Industri Kaju dan Kaju Gabus, terketjuali
Mebel.
xx.
Penggergadjian kaju.
xx.
Pembersihan dan pengolahan rotan.
xx.
Kaju pelapis (triplex dan sebagainja)
dan fineer.
xx.
Kotak-kotak dari kaju.
xx.
Arang kaju bermutu tinggi.
xx.
Pengolahan
pendahuluan
kaju-kaju
untuk bangunanbangunan.
xx.
Sabut kelapa.
Industri-industri Mebel dan Alat-alat Rumah
Tangga jang tidak dipindah-pindah.
xx.
Pembuatan Mebel, termasuk keperluankeperluan
kantor :

dari kaju
dari kaju dan logam
Pengolahan kapok,
120

Kertas dan karton.
xx.
Pulp data kertas dari kaju, djerami, bambu
dan ampas.
xx.
Kertas pembungkus (Kraft).
xx.
Pembuatan alat-alat kantor dan kertas dan
karton.
xx.
Kertas
tjetak.
Kertas
rokok.
Kertas gosok.
Kotak-kotak dari Karton.
Pertjetakan,
Penerbitan
dan
lainnja
jang
berhubungan dengan itu.
xx.
Pertjetakan
buku-buku,
surat-surat
chabar, dan lain-lain pada chususnja, diluar
Djakarta.
xx.
Pembuatan buku dan pendjilidan.
Paberik Kulit dan Barang-barang Kulit.
xx.
Paberik kulit mentah dan kulit masak.
xx.
Paberik sepatu dan sandal.
xx.
Barang-barang kulit untuk keperluan
perdjalanan.
xx.
Penjamakan kulit.
xx.
Sol kulit.
Industri Barang-barang Karat.
xx.
Pengolahan karat (jang bermutu tinggi).
Bermatjam-matjam
barang-barang
karet
dan barang-barang karat untuk keperluan
rumah tangga.
Ban kipas dan ban pengantar.
Pipa untuk radiator mobil.
Alat-alat pharmasi.
Sepatu karat dan sepatu karat pakai kain
kampas, sol karet dan lembaran karet sol,
tumit karet dan bola karet.
Barang-barang keperluan Mobil.

xx.
Vulkanisir ban.
xx.
Paberik ban luar dan ban dalam
untuk mobil.
xx.
Ban hear dan ban dalam untuk
sepeda.
xx.
Ban Iuar dan ban dalam untuk sepeda motor.
121

Industri-industri
Kimia,
Bermatjammatjam.
xx.
Paberik pernis, lak dan email.
xx.
Pembungkusan etjeran bahan-bahan
kimia.
Spiritus.
xx.
Lem dan
dekstrin.
xx.
Pembuatan
kandji.
xx.
Ratjun serangga (DDT, BHC), ratjun
djamur, ratjun
benalu dan ratjun perumputan.
xx.
Asam tjuka.
xx.
Asam
belerang.
xx.
Abu
soda.
Kostik soda
(NaOH). Soda
chloor.
Asam dan garam hypochloriet.
xx.
Asam smut.
Carbonate
Solvay. Formol.
Karbit.
Phenol,
Aluminium Sulfat.
Hasil-hasil Pharmasi.
xx.
Kosmetiks.
xx.
Pembungkusan dan pembuatan obatobatan.

xx.
Paberik sabun (untuk keperluan rumah
tangga dan kesehatan).
Obat-obatan dari tumbuh-tumbuhan.
xx.
Obat-obat desinfeksi.
Pupuk.
Ammonia tjair.
Pupuk zat
lemas.
122

Plastik, Gelas dan Kramik.
xx.
Paberik gelas.
xx.
Katja botol, lembaran katja, katja
djendela, gelas katja, tjermin, gelas minum.
xx.
Keramik.
Barang-barang dan bahan-bahan plastik
Korek api.
xx.
Alat-alat politur.
xx.
Ekstrak bahan samak.
xx.
Pengawetan kaju (dry wood destillation).
Tinta dan tjat.
Tinta untuk berbagai-bagai
keperluan. Tjat.
Industri Bahan-bahan Bangunan.
xx.
Semen.
xx.
Gips dan hasil-hasil gips.
xx.
Ubin, pipa, genteng, lantaian dari
semen.
xx.
Bata. genteng dan pipa-pipa penjaluran
air jang bermutu tinggi.
xx.
Genteng dan pipa (buatan mesin).
xx.
Lembaran dinding (hardboard).
Eternit.
Lain-lain bahan-bahan bangunan.
Pembakaran gamping.
Pertambangan, Pengetjoran dan Pengolahan
Logam.
xx.
Pengetjoran, penggilingan, dan
perbengkelan besi.
xx.
Pengetjoran tembaga dan suasa.
xx.
Pengetjoran timah.
xx.
Pengetjoran aluminium.
xx.
Penggilingan aluminium.
xx.
Lembaran aluminium untuk atap.
xx.
Pertambangan dan pengolahan bidji
besi.
xx.
Pertambangan dan pengolahan bidji
titan.

xx.
xx.

Pertambangan dan pengolahan perak.
Pertambangan dan pengolahan
batu bara.
xx.
Pek untuk briket dan lain-lain
keperluan.
xx.
Pertambangan bidji mangan.
123

Industri Barang-arang Logam.
xx.
Barang-barang dari besi, tjangkul dan lainlain perkakas pertanian.
xx.
Paberik kaleng.
xx.
Perabotan-perabotan dari aluminium.
xx.
Timah untuk pembungkus.
xx.
Hasil-hasil dari kawat dan anjaman kawat
xx.
Paku dan sekerup.
xx.
Barang-barang keperluan rumah tangga.
xx.
Perlengkapan
penangkapan ikan.
xx.
Perlengkapan rumah sakit.
xx.
Alat-alat soldir.
xx.
Dapur listrik untuk membuat badja.
xx.
Pelapisan nikkel, perak dan chroom.
Perkakas rumah dari
logam. Perkakas kantor.
Kuntji.
xx.
Tabung zat asam.
Tangki penjimpan.
Bermatjam-matjam djenis drum.
xx.
Piring dan sendok
aluminium. Tuangan
tembaga dan suasa.
xx.
Tuangan aluminium.
Tuangan Barang-barang dan besi.
Industri Mesin-mesin dan Reparasi Mesinmesin.
xx.
Perlengkapan dan alat-alat pengganti untuk
paberikpaberik karet, hasil-hasil pertambangan, basilbasil pertanian, bengkel kereta api, paberik tekstil dan
sebagainja.
xx.
Pembuatan timbangan.
xx.
Perusahaan assembly untuk mesin-mesin
dan lain-lain perkakas tehnik.
xx.
Perlengkapan bengkel.

Alat-alat listrik dan reparasi.
xx.
Bola lampu dan pipa-pipa
pidjar.
xx.
Paberik-paberik alat-alat
radio.
xx.
Reparasi mesin-mesin
listrik.
124

Paberik Alat-alat Pengangkutan.
xx.Bagian-bagian sepeda, dan . assembling.
xx.Assembling dan alat-alat` sepeda motor.
xx.Bis (sjasis) dan truck.
xx.Pembuatan kapal; kapal ringan untuk
penumpang dan prahu angkat.
xx.Galangan, pembuatan, dan reparasi kapal
ketjil dari badja.
xx.Galangan pembuatan dan reparasi kapal dari
kaju.
xx.
Galangan pembuatan dan reparasi
kapal penangkap ikan.
xx.Bagian-bagian perlengkapan kereta api.
Industrj-industri lainnja.
xx.Alat-alat potret.
xx.Bengkel konstruksi dan reparasi setjara
mechanis pada chususnja diluar Djakarta.
Selain dari andjuran tersebut diatas tentang
berbagai matjam industri, diminta pula perhatian
terhadap
beberapa
kemungkinan
untuk
mempergunakan
bahan-bahan
mentah
jang
terdapat didalam neqeri sebagai tertera dibawah
ini.
Penjelidikan kwantitatip dari bahan ini hendaknja
diadakan
bersama-sama
dengan
persiapanpersiapan untuk sesuatu projek tertentu.
Bahan-bahan mineral:
Tawas; asbes: batu barit; bitumen; pasir cerium;
kapur bidji tembaga; dolomit; sumber-sumber gas;
kwarts: grafit; gips; garam jodium; kaolin dan
tanah hat; bidji timahr hitam; bahan meni; batu
kapur; bidji mangan; bidji air rasa; mika; bidji;
nikkel;
oker
jarosit phosphat; pyriet garam;. pasir gelas; bidji
perak;
batu
tulis; belerang; teas; bidji; titan; batu bara muda;
bidji seng.
Bahan-bahan mentah dari tumbuh-tumbuhan :
Ampas tabu: kaju balsa; bambu; ubi kaju
(tapioka);g
areng
kaju;
kulit kin ; sabut kelapa; kopaljdamar; kelapa;

kapas; katjang tanah; nila; kajuputih (minjak);
kapok;
djagung;
minjak
niaoli;
pohon
pinus; rami; serat rosellai rotan; karat: sagu; serat
sisal;
kedele;
tabu; kulit kaju untuk:menjamak (accacia dan
sebagainja);
kaju
djati: tembakau;.
125