Penerapan Model Pembelajaran Artikulasi Untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Materi Hidrosfer Kelas VII H SMP Negeri 3 Kartasura Tahun Pelajaran 2013 2014 | Kurniawati | Pendidikan Geografi 4570 10156 1 PB

JURNAL SKRIPSI

Oleh:
Septiana Eka Kurniawati
K5410056

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI
UNTUK MENINGKATKANPROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN IPSMATERI HIDROSFER KELAS VII H
SMP NEGERI 3 KARTASURATAHUN PELAJARAN 2013/2014
Septiana Eka Kurniawati1,* , Djoko Subandriyo2 dan Wakino2
1
Program Pendidikan Geografi PIPS, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia
*
Keperluan Korespondensi, HP : 085790414881, email :Septianaeka56@yahoo.com
ABSTRACT

Septiana Eka Kurniawati.THE APPLICATION OF THE MODEL OF
ARTICULATION TO IMPROVE THE LEARNING PROCESS AND RESULT IN SOCIAL
SCIENCE WITH THE TOPIC OF DISCUSSION OF HYDROSPHERE OF THE
STUDENTS IN GRADE VII-H OF STATE JUNIOR SECONDARY SCHOOL 3 OF
KARTASURA IN ACADEMIC YEAR 2013/2014. Skripsi: The Faculty of Teacher
Training and Education, Sebelas Maret University, Surakarta, July 2014.
The objective of this research is to investigate the improvement of learning
process and result in Social Science with the topic of discussion of Hydrosphere through
the use of the cooperative learning model of the articulation type of the students in Grade
VII-H of State Junior Secondary School 3 of Kartasura in Academic Year 2013/2014.
This research used the classroom action research. Its subjects were all of the
students in Grade VII-H as many as 30. The sources of data of research were the students
and their teacher. The data were gathered through in-depth interview, observation,
documentation or archives, and test. They were validated by using the method
triangulation, and analyzed by using the descriptive comparative technique of analysis.
The result of research shows that the application of the cooperative learning
model of the articulation type can improve the quality of learning process and result.
There is an improvement in both variables from the initial condition prior to the
treatment to the final condition following the treatment in Cycle II. The improvement of
the learning process from the initial condition to Cycle I has not achieved the

performance indicator stipulated, but it is fulfilled in Cycle II. The learning result of the
students improves significantly. Prior to the treatment, their average score is 72, and
following the treatment it becomes 75 in Cycle I and 78 in Cycle II respectively with the
learning completeness of 100%. Thus, the cooperative learning model of the articulation
type can improve the quality of learning process and result of the students in Grade VII-H
of State Junior Secondary School 3 of Kartasura.
Keywords: Articulation Model Learning.

2

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan kebutuhan suatu bangsa untuk menunjang
kemajuan bangsanya.Hal ini terkandung dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang
berbunyi “setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”.Sekolah adalah
lembaga pendidikan yang berperan meningkatkan kualitas pendidikan. Kualitas
pendidikan dapat di ditingkatkan melalui berbagai usaha pendidikan antara lain;
Perbaruan kurikulum, kegiatan belajar mengajar (KBM), metode pembelajaran,
model pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan lain sebagainya. Di sekolah
suatu proses pembelajaran berlangsung serta bertemunya antara pendidik dan
siswa (siswa). Guru di sekolah perperan sebagai fasilitator dan pembimbing

kegiatan pembelajaran. Guru sebagai pemegang peranan penting di dalam kelas
harus dapat mengelola kelas dan memahami kemampuan tiap siswanya. Guru
harus memiliki strategi mengajar agar dapat menciptakan suasana pembelajaran
yang menyenangan, aktif, dan kondusif di dalam kelas. Menurut Nursid
Sumaatmadja (2009: 9) guru geografi yang memiliki kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial dan profesional mampu mengelaborasi materi geografi sesuai
dengan tuntutan kebutuhan siswa, menanamkan nilai-nilai dan proses,
menciptakan suasana pembelajaran yang menarik perhatian dan memilih metode
serta media relevan.
Proses

pembelajaran

disekolah

lebih

menekankan

pada


aspek

psikomotorik, afektif, dan kognitif. Menurut Purwanto (2008; 43) individu yang
berbeda dapat melakukan proses belajar dengan kemampuan yang berbeda dalam
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Begitu pula individu yang sama
mempunyai kemampuan yang berbeda dalam belajar aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Jadi setiap individu memiliki perbedaan penampilan dari suatu
proses belajar, hal ini dikarenakan keunikan dari tiap individu itu sendiri. Saat
pembelajaran berlangsung merupakan proses menyerap dan memahami materi
pelajaran oleh siswa, peran model pembelajaran sangat penting dalam proses
pembelajaran kaitannya dengan hasil belajar siswa. Pemilihan model mengajar
yang benar akan menunjang siswa dalam pengusaan materi pelajaran. Belajar juga

3

dipengaruhi oleh banyak faktor, menurut Slameto (1995; 54) faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor
intern dan ekstern.Model pembelajaran yang diterapkan guru di dalam proses
KBM


akan

berpengaruh

terhadap

penyerapan

materi

pelajaran

siswa.

Perkembangan dunia pendidikan ini banyak sekali model-model pembelajaran
yang efektif dan efisien diterapkan dalam pembelajaran disekolah salah satu
diantaranya adalah model pembelajaran kooperatif tipe artikulasi.Model artikulasi
dalam proses pembelajaran pada kelas-kelas yang umum, merupakan model yang
prosesnya seperti pesan berantai.

Model pembelajaran artikulasi adalah model pembelajaran yang sintaks.
Artikulasi menekankan pada komunikasi dua orang serta menuntut siswa untuk
dapat menerima materi dengan baik. Menurut Ngalimun (2014 : 174) artikulasi
adalah model pembelajaran dengan sintaks: penyampaian kompetensi, sajian
materi, bentuk kelompok berpasangan sebangku, salah satu siswa menyampaikan
materi yang baru diterima kepada pasangannya kemudian bergantian, presentasi di
depan hasil diskusinya, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan. Ciri dari
model pembelajaran ini adalah seperti pesan berantai yaitu materi yang sudah
disampaikan siswa wajib menyampaikan materi tersebut kepada teman siswa satu
kelompoknya, kelompoknya dibuat berpasang-pasangan tidak boleh lebih dari dua
orang, semua siswa memiliki peran ganda yaitu sebagai penyampai pesan dan
penerima pesan. artikulasi dapat meningkatkan konsentrasi dan penyerapan materi
pelajaran siswa dalam proses pembelajaran karena setiap siswa dituntut memiliki
peran ganda sebagai penyampai pesan dan penerima pesan untuk itu siswa harus
memperhatikan dan menyerap penjelasan materi dari guru sebaik mungkin agar
dapat menerima materi dengan baik.
Pemilihan model pembelajaran artikulasi ini dirasa sangat cocok untuk
materi tidak terlalu luas disertai dengan hafalan-hafalan seperti materi hidrosfer.
Hidrosfer berasal dari kata hidro yang berarti air dan shaire yang berarti lapisan.
Dapat dikatakan bahwa hidrosfer merupakan tubuh air atau lapisan air yang

menyelimuti bumi, baik yang berbentuk cair, salju, maupun es. Sedangkan ilmu
yang mempelajari air disebut Hidrologi. Menurut Asdak (1995: 4) Hidrologi
4

adalah ilmu yang mempelajari air dala segala bentuknya (cairan, gas, padat) pada,
dalam, dan di ata permukaan tanah. Termasuk di dalamnya adalah penyebaran,
daur, dan perilakunya. Sifat-sifat fisikdan kimianya, serta hubungannya dengan
unsur-unsur hidup dalam air itu sendiri.
SMP Negeri 3 Kartasura mengalami permasalahan dalam proses belajar
dan hasil belajar siswa khususnya untuk pelajaran IPS kelas VII-H. Berdasarkan
observasi awal penulis hasil belajar untuk mata pelajaran IPS untuk nilai rata-rata
ulangan semester gasalkelas VII H adalah 72 dan KKM mata pelajaran IPS adalah
72 ini berarti hasil belajarnya sangat minimal, seharusnya untuk hasil belajar
dapat ditingkatkan diatas nilai KKM. Sedangkan untuk proses pembelajaran di
kelas juga masih kurang hal ini dibuktikan dari penilaian proses awal yang
dilakukan peneliti seperti pada aspek

keterlaksanaan belajar siswa, motivasi

belajar, dan keaktifan siswa masih rendah. Skor masing-masing untukketiga aspek

proses tersebut yaitu pada keterlaksanaan belajar siswa sekitar 40%, motivasi
41%, sedangkan keaktifan siswa yaitu 50%. Dalam pembelajaran IPS dikelas
masih banyak dijumpai masih banyak siswa yang tidak memperhatikan guru saat
menjelaskan materi pelajaran, mereka banyak yang melakukan aktivitas sendiri
seperti mengobrol sendiri dengan teman, menggunakan Hp dan bermalas malasan
dan mengantuk dalam kelas.
Berkaitan dengan permasalahan diatas, agar proses belajar dan hasil
belajar siswa dapat meningkat maka peneliti ingin menyelesaikan masalah
tersebut dengan Penelitian Tindakan Kelas dan menerapkan model pembelajaran
Artikulasi. Model pembelajaran artikulasi dipilih karena model pembelajaran ini
penerapannya seperti system berantai jadi apa yang telah disampaikan guru siswa
wajib menyampaikannya pada siswa lain.jadi selain sebagai penerima pesan siswa
juga sebagai penyampai pesan.Dengan penerapan model ini diharapkan siswa
menjadi lebih aktif, termotivasi, membangun bekerjasama dengan siswa lain, dan
juga dapat meningkatkan hasil belajar khususnya mata pelajaran IPS. Model
pembelajaran ini dimungkinkan juga dapat membangun kemampuan psikomotorik
dan juga afektif yaitu seperti mengembangkan rasa percaya diri, melatih
mengungkapkan pendapat kepada teman, dan untuk mengolah

ketrampilan


5

berkomunikasi dengan baik.Maka dipilih model pembelajaran kooperatif tipe
artikulasi sebagai penyelesaian dari permasalahan yang ditemukan dikelas VII H
SMPN 3 Kartasura. Pada hakekatnya model pembelajaran artikulasi yaitu (a)
memberikan tindakan mengajak siswa untuk terlibat dalam pembelajaran karena
tiap siswa memiliki peran masing-masing, (b) siswa berpasangan dan bekerjasama
(c) siswa diajarkan untuk belajar mengungkapkan pendapat (d) presentasi
interaktif (e) belajar berkomunikasi dengan baik dengan siswa lain. Dengan
menerapkan modelpembelajaran artikulasi ini diharapkan dapat meningkatkan
prosesdan hasil belajar siswa dikelas VII H pada mata pelajaran IPS SMPN 3
Kartasura.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII-H SMP Negeri 3 Kartasura tahun
pelajaran 2013/2014.Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) atau (action research). Subjek penelitian adalah siswa kelas VII-H SMP
Negeri 3 Kartasura tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 30 yang
terdiri dari 15 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Penelitian ini dilaksanakan

dalam dua Siklus tindakan.Materi Siklus satu dan Siklus dua masih sama yaitu
hidrosfer ( menjelaskanhidrosfer, Siklus hidrologi, bentuk-bentuk tubuh sungai,
zona-zona laut di Indonesia serta peranan hidrologi bagi kehidupan manusia).
namun untuk Siklus dua tidak semua materi hidrosfer dijelaskan seperti pada
Siklus satu, ini dikarenakan pada Siklus dua merupakan Siklus lanjutan/perbaikan
dari Siklus satu maka materi yang disampaikan juga dipilih bagian dari materi
hidrosfer yang siswa belum begitu mengusai (paham).
Data hasilpenelitian diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan
pembelajaran menggunakan lembar observasi, tes, dokumentasi. Data yang
diperoleh dari lembar observasi belajar siswa dianalisis dengan menghitung dari
keseluruhan aspek proses yang diamati. Data dari tes diperoleh dari analisis
dengan menggunakan triangulasi.

6

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian model pembelajaran artikulasi dapat meningkatkan proses
dan hasil belajar siswa dari sebelum dilakukan sampai siklus II. Penelitian
tindakan kelas ini terdiri dari dua Siklus. Setiap Siklus terdiri dari 2 kali
pertemuan, setiap pertemuan memerlukan waktu 2 x 40 menit. Cara mengatasi

masalah yang muncul pada penelitian ini yaitu menggunakan model pembelajaran
artikulasi. Siklus I masih banyak kekurangan-kekurangan dalam proses belajar
mengajar baik dari guru maupun dari siswa,
Siklus 1 terbagi menjadi empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi. Materi digunakan pada Siklus 1 adalah menjelaskan
hidrosfer, Siklus

hidrologi, bentuk-bentuk tubuh sungai, zona-zona laut di

Indonesia serta peranan hidrologi bagi kehidupan manusia. Hasil proses belajar
siswa dari kondisi awal ketercapaian kinerja. sampai dengan siklus I mengalami
peningkatan meskipun belum mencapai indikatoruntuk Aspek keterlaksanaan
belajar siswa 40% meningkat disiklus I sebesar 62,50%, motivasi siswa sebesar
41% meningkat menjadi 62,15%, dan keaktifan sebesar 45% meningkat 57%.
Untuk hasil belajar siswa rata-rata nilai ulangan yang diambil dari nilai ulangan
semester gasal adalah 72 dengan ketuntasan sebesar 40% dan belum tuntas 60%
pada siklus I hasil belajar siswa meningkat menjadi 80% dengan ketuntasan
sebesar 24 anak dan 6 anak belum tuntas.
Refleksi Siklus I dalam Proses pembelajaran anatara lain yaitu sebagai
berikut: (a) kurangnya interaksi siswa dengan siswa, dan juga siswa dengan guru
mengenai materi pembelajaran yang diajarkan yang belum dipahami. Siswa
cenderung banyak diam dan tidak menanyakan materi kepada teman lain atau
kepada guru tentang materi yang belum dipahami, (b)Antusias dan semangat
dalam mengerjakan tugas masih kurang, banyak anggota kelompok yang
mengeluh saat diberikan tugas oleh guru, (c) Catatan-catatan mengenai materi
yang disampaikan oleh guru masih kurang, siswa tidak banyak mencatat materi
yang disampaikan oleh guru didepan kelas, (d) Tanggungjawab tiap anggota
kelompok atas tugas yang diberikan guru masih kurang, (e) Kerjasama antar
anggota kelompok belum terbangun dengan baik, karena masih banyak

7

dilapangan yang berdebat dengan peran masing-masing anggota kelompok, (f)
Kekurang dari guru sendiri adalah masih banyak indikator penilaian
keterlaksanaan kegiatan mengajar dikelas yang belum semuanya dilaksanakan, (g)
Guru juga agak kesulitan mengontrol kelas
Siklus II pembelajaran dilaksanakan sama dengan Siklus sebelumnya yaitu
dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit disetiap pertemuannya.
Pada Siklus II baik siswa maupun guru mengalami perubahan yang
positif.Suasana belajar pembelajaran dikelas sudah mulai baik, antusias siswa
lebih tinggi, siswa juga aktif bertanya dan presentasi didepan kelas, sedangkan
untuk guru sudah semua indikator keterlaksanaan guru dalam mengajar di kelas
dilaksanakan, keadaan kelas lebih terkontrol dan juga lebih kondusif. Berikut
peningkatan proses belajar siswa pada Siklus II; Hasil observasi proses belajar
bahwa pada Siklus II sudah mencapai indikator ketercapaian. Aspek
keterlaksanaan belajar siswa dikelas sebesar 77,5%, motivasi belajar siswa sebesar
83,33%, dan keaktifan siswa dalam kegiatan kelompok sebesar 77,87%.
Tabel Perbandingan Pra Siklus – Siklus II
Siklus
No

Aspek Proses yang di nilai

Pra Siklus

Siklus 1

2

1

Keterlaksanaan Belajar Siswa Dikelas

41%

62,5%

81%

2

Motivasi Belajar Siswa

40%

62,15%

82%

3

Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Kelompok

50%

57,5%

78%

Hasil belajar siswa mata pelajaran IPS kelas VII H pada Siklus II adalah
hasil belajar siswa yang KKM-nya terlampaui meningkat dari yang awalnya 80%
menjadi 100% atau dengan kata lain seluruh siswa tuntas belajarnya.

8

Perbandingan Hasil Belajar Siswa
Belum Tuntas

Tuntas

100%

80%

100%

80%

0%
Siklus II

Ketuntasan Klasikal

40%
40%
60%

20%
Siklus I

0
Pra Siklus

Gambar Diagram Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus – Siklus II
Berdasarkan tabel perbandingan diatas bahwa ada peningkatan ketuntasan
hasil belajar dari kondisi awal (Pra Siklus) sampai dengan Siklus II. Untuk hasil
belajar kategori tuntas dari pra siklus 40% yaitu sebanyak 12 siswa meningkat di
Siklus I menjadi 80% yaitu sebesar 24 siswa dan terus meningkat semua siswa di
Siklus ke II sampai dengan 100%. Ketuntasan Klasikal juga terus mengalami
peningkatan dari kondisi awal (Pra siklus) sampai dengan Siklus II, kenaikan dari
40% hingga 100%.Sedangkan untuk kategori belum tuntas terus mengalami
penurunan dibandingkan kondisi di awal (Pra siklus) penurunan mulai dari 60%
turun hingga 0%.
Refleksi Siklus II adalah sebagai berikut ; (a) Keadaan kelas pada Siklus
II jauh lebih terkontrol dibandingkan dengan Siklus I, (b) Siswa sudah mulai aktif
dalam pembelajaran dikelas. sebagian besar kelompok sudah ikut serta aktif dalam
kegiatan belajar pembelajaran dikelas. Walaupun masih ada beberapa anak dari
anggota kelompok terlihat ramai dikelas atau berbicara sendiri dengan teman saat
proses pembelajaan, (c) Kekompakkan serta tanggungjawab pada masing-masing
anggota kelompok sudah terlihat.

KESIMPULAN
Model pembelajaran artikulasi terbukti mampu meningkatkan proses dan
hasil belajar siswa kelas VII H pada mata pelajaran IPS materi hidrosfer.
Dibuktikan dari kondisi awal sebelum dilakukan tindakan sampai setelah
dilakukan tindakan ada peningkatan proses dan hasil belajar siswa. pada siklus I
9

sudah terjadi peningkatan proses belajar dari kondisi awal namun belum mencapai
indikator ketercapaian kinerja, sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan dan
sudah mencapai indikator ketercapaian kinerja.
Hasil belajar siswa dari pra siklus sampai dengan siklus II terus mengalami
peningkatan yang signifikan. Dari rata-rata nilai ulangan pra siklus yang diambil
dari nilai semester gasal kelas VII H memperoleh nilai rata-rata 72 dengan
ketuntasan 40% sebanyak 12 siswa, setelah diberikan tindakan pada siklus I nilai
rata-rata kelas meningkat menjadi 75 dengan ketuntasan 80% sebanyak 24 anak
dan pada siklus II nilai rata-rata meningkat signifikan yaitu 78 dengan ketuntasan
sebesar 100% atau semua siswa tuntas.
Penelitian ini memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe artikulasi dapat meningkatkan proses dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII H SMPN 3 Kartasura.
Olehkarena itu, penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi
guru yang ingin menerapkan model pembelajaranArtikulasi sebagai model dalam
pembelajaran

IPS.Setelah

melakukan

penelitian

tindakan

kelas

dengan

mnggunakan model pembelajaran kooperatif tipe artikulasi ini, penulis
memberikan saran sebagai berikut: (a) Berdasarkan hasil penelitian ini hendaknya
guru menerapkan metode kooperatif artikulasi terutama pada materi

yang

cakupannya tidak terlalu luas seperti materi hidrosfer, (b) Guru IPS hendaknya
terus berupaya untuk membuat variasi pembelajaran model kooperatif artikulasi
menjadi lebih menarik,(c) Hendaknya guru IPS mencoba menerapkan model
pembelajaran kooperatif artikulasi dalam pembelajaran IPS pada materi yang
lainnya yang cakupannya tidak terlalu luas, (d) Siswa hendaknya membangun
kesadaran dalam menciptakan kegiatan belajar mengajar yang efektif, agar tujaan
pembelajaran dapat tercapai.

10

DAFTAR PUSTAKA
Asdak C. (1995). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Ngalimun. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta : Aswaja
Pressindo.
Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Sumaatmadja, Nursid. 2009. Metodologi Pengajaran Geografi. Bandung:Bumi
Aksara

11

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Vii-H

0 16 239

Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VII Di SMP Negeri 142 Jakarta.

0 4 239

PENGGUNAAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

20 71 72

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KALIREJO

0 5 53

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS VII SMP NEGERI 1 SELESAI TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 2 28

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DEBATE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VII SMP PAHLAWAN NASIONAL MEDAN TAHUN PELAJARAN 2013-2014.

0 2 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HIDROSFER DI KELAS VII SMP NEGERI 3 PEMATANGSIANTAR T.A. 2013/2014.

0 2 34

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS XI IPS SMA NEGERI I SUNGGAL TAHUN PELAJARAN 2013-2014.

0 2 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIPOHOLON TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 3 25

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIVAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP 3 KEPIL WONOSOBO PADA MATA PELAJARAN IPS TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 0 20