Jilid-13 Depernas 24-Bab-107
R A N T J A N G A N
DASAR UNDANGUNDANG PEMBANGUNAN
NASIONAL — SEMESTA BERENTJANA
DELAPAN TAHUN : 1961 — 1969
DJILID XIII
Paragrap: 1192 — 1373
269
7
RANTJANGAN
Dasar Undang-undang Pembangunan NasionalSemesta-Berentjana delapan tahun : 1961 - 1969
disusun oleh Dewan Perantjang Nasional
Republik Indonesia
TERDIRI ATAS :
BUKU
KE —
SATU
:
BUKU
KE —
DUA
Pokok
pokok
Pembangu
nan
Nasional
Semesta
Berentjana
.
:
BUKU
KE —
TIGA
Rantjanga
n Bidang
Pokok
Projek
Pem
bangunan
Nasional
Semesta
Berentjana
.
BUKU
KE —
EMPAT
BUKU
KE —
LIMA
BUKU
KE —
ENAM
BUKU
KE —
TUDJU
H
BUKU
KE —
DELAP
AN
:
Bidang
Mental/Ruha
ni
dan
Penelitian.
:
Bidang
Kesedjahte
raan,
Pemerinta
han dan
Keamanan
/Pertahan
an.
:
Bidang
Produksi
:
Bidang
Distribusi.
:
Bidang
Keuangan
:
Uraian
Menteri
menteri.
2699
2700
B U K U K E L I M A
BIDANG PRODUKSI
DJILID XIII: POLA PENDJELASAN BIDANG PANGAN
DAN SANDANG
ISINJA:
B A B
Paragraf
H a l.
§
107. BAGIAN INDUSTRI
PANGAN . . . . . . . . . . . . . .
1192 1194
2703 – 2706
108. BAHAN MAKANAN ZAT
TEPUNG . . . . . . . . . . . . . .
1195 1207
2707 – 2721
109. GAMBARAN KEADAAN
JANG DIINGINI DALAM
PRODUKSI ZAT TEPUNG . .
1208 1230
2722 – 2741
110. BAHAN MAKANAN
PROTEIN . . . . . . . . . . . . . .
1231 1247
2742 – 2760
111. GAMBARAN KEADAAN
JANG DIINGINI DALAM
PRODUKSI PROTEIN . . . . .
1248 1268
2761 – 2794
112. BAHANBAHAN MAKAN
AN SERTA BAHANBAHAN
KEPERLUAN JANG LAIN . .
1269 1283
2795 – 2817
113. BAGIAN INDUSTRI
SANDANG . . . . . . . . . . . . .
1284 1292
2818 2825
114. KEADAAN SEKARANG . . .
1293 1302
2826 – 2836
115. KEADAAN JANG MENDJA
DI TUDJUAN . . . . . . . . . . .
1303 1311
2837 – 2842
116. PROJEKPROJEK . . . . . . .
1312 1373
2843 2920
2701
2702
BAB 107 BAGIAN INDUSTRI PANGAN
Tindjauan umum
§ 1192. Pendahuluan
Kemerdekaan dan kedudukan politik Negara kita harus dapat
memberikan perbaikan terhadap rakjat Indonesia dilapangan sosial —
ekonomi. Rakjat harus segera dibebaskan dari taraf hidup jang ren
dah, baik sebagai akibat pendjadjahan jang lama, maupun sebagai
akibat perdjuangan dan pengorbanan dalam revolusi.
Pembebasan dari kemelaratan dan kemiskinan itu tidak sadja
dilihat sebagai tudjuan revolusi, jaitu mentjiptakan masjarakat jang
adil dan makmur, tetapi djuga sebagai pangkal bertolak untuk mewu djudkan masjarakat jang kuat dan agung untuk dapat mempertahan kan
kemerdekaan dan kepribadiannja, sehingga dapat memberikan
sumbangan jang berarti bagi umat manusia.
Untuk mentjapai masjarakat jang makmur itu bagi Indonesia pe r lu diadakan suatu „Rentjana Pembangunan Semesta”.
Dasar pokok untuk mengedjar kemakmuran jang relatif lebih
tinggi hares dimulai dengan persediaan bahan-bahan kebutuhan po kok
sehari-hari bagi rakjat, jaitu bahan makanan dan pakaian/Sandang
Pangan.
Dalam priode pembangunan 8 tahun ini (1961 — 1969) prioritas
pertama harus diletakkan pada produksi bahan makanan rakjat jang.
tjukup, jang sesuai dengan daja beli rakjat dan jang sampainja di tangan rakjat tepat pada waktunja.
§ 1193. Dasar rentjana
Depernas dalam perentjanaan persediaan bahan makanan jang
tjukup murah mendasarkan rentjananja atas dua hal:
a. 10 prinsip pokok jang telah disetudjui oleh Depernas.
b. Angka kenaikan djumlah penduduk jang tertentu.
a.
10 prinsip pokok Depernas
1. Tudjuan kearah taraf kehidupan jang sempurna ditjapai setjara
bertingkat-tingkat, dalam hal ini selfsupporting dalam keperluan
pangan jang minimum merupakan tingkat pertama.
Keterangan :
(a) Produksi beras harus mentjapai selfsupporting selekas-lekasnja
(b) Demikian djuga produksi protein hewani.
2. Harus ada persesuaian paham antara Depernas dengan Pemerin tah
mengenai djumlah dan perkembangan penduduk, begitu pula
2703
dalam hal djumlah tanah jang tersedia bagi persawahan, perke bunan, kehutanan dan sebagainja.
3. Minimum requirement jang diperhitungkan oleh Lembaga Makan an
Rakjat (rata-rata penduduk) 1900 kalori, protein 47,15 gram
termasuk 7,90 gram protein hewani, jang diadjukan sebagai antjerantjer usaha memperlengkapi kekurangan protein, hendak nja
diberikan prioritet.
Suatu penjelidikan gizi nasional harus diadakan pada waktu jang
tertentu untuk menilai perbandingan antara produksi bahan
makanan konsumsi dan kesehatan penduduk.
Keterangan :
Angka-angka keperluan minimum jang paling baru, seperti jang
telah ditetapkan oleh Lembaga Makanan Rakjat adalah : Rata-rata berat badan penduduk Indonesia adalah 34 kg. jang memer
lukan tiap hari 1900 kalori dan 47,15 gram protein, jang terdiri dari 39,25 gram protein nabati dan 7,9 gram protein hewani. Protein
sebanjak 47,15 gram menghasilkan 188 kalori. Kekurangan akan
kalori (1900 — 188 = 1711,40) diperoleh dari zat tepung dan le-
mak dalam makanan. Setjara praktis tjukuplah kebutuhan tubuh
diselbutkan dalam kalori dan protein sadja. Dalam hal mineral dan
vitamin, selain jang telah terdapat dalam makanan jang meng hasilkan kalori dan protein, keperluan mudah dipenuhi dengan
sajuran dan buah-buahan.
4. Sumber-sumber sendiri, jang berupa tenaga massa rakjat, ba hanbahan alat-alat dan daja tjipta, serta skill jang telah ada pa da rakjat,
hendaknja diutamakan dalam planning. Penjelidikan untuk sumbersumber ini hendaknja didjalankan dengan radar.
Keterangan :
Disarankan supaja dalam rentjana pembangunan diadakan
research mengenai faktor-faktor jang telah tersedia, sehingga
pembangunan didasarkan atas tenaga-tenaga dan sumber-sumber
jang ada dengan tidak (atau sebagian jang paling perlu) menggantungkan kepada impor.
Sebagai tjantohnja : impor patjul.
Sekian ribu untuk sentra padi, dengan tidak didasarkan atas produksi patjul dalam negeri dan alat-alat pertanian jang lain dalam
negeri.
5. Berbagai daerah jang telah membuktikan sangat tepat misalnja
untuk menghasilkan ternak (Sumba), karat (Sumatra), kopra (Su lawesi), dalam hal memenuhi bahan makanan jang lain hendaknja
mengusahakan sematjam barter inter-insulair, misalnja dengan
Djawa sebagai produsen beras dan Kalimantan sebagai produsen
ikan. Dalam hal ini diperhatikan hasil penjelidikan Lembaga Pe njelidikan Tanah. Seterusnja harus pula dipikirkan pembentukan
kesatuan ekonomi jang terdiri atas kelompok-kelompok pulau.
2704
6.
Transmigrasi, dilaksanakan dengan
membangunkan masjarakat progresip.
tudjuan
Keterangan :
Transmigrasi dilaksanakan bukan sadja untuk
memperbesar
produksi
dibidang
pertanian,
melainkan
djuga
dibidang
pembangunan,
perindustrian dan dibidang pertahanan diluar
Djawa.
7. Setjara masal, kaum tani diikut sertakan dalam
pembangunan dengan mempergunakan skill-skill
jang telah ada.
Keterangan:
Tenaga rakjat jang ada supaja dibimbing kearah
tingkat jang mempertinggi ketjakapannja, misalnja
dalam bidang :
(a).memperbaiki
mutu
dan
memudahkan
pengeringan ikan air tawar dengan sematjam
kompor jang mudah dipakai dan jang harganja
dalam kemungkinan daja beli rakjat, sehingga
pengeringan tidak hanja bergantung kepada
garam dan sinar matahari,
(b).penjempurnaan tjara penanaman tanah dengan
larikan,
(c). penanaman pekarangan dengan sajur-sajuran,
pohon buah- buahan dan tanaman-tanaman lain,
jang berfaedah untuk penghasilan rakjat,
(d).pengolahan kaju,
(e).pembuatan pupuk.
8. Ahli-ahli pemikir, penjelidik, pentjipta dan jang
telah berdaja hendaknja memberikan bimbingan
jang djelas.
9. Barang-barang jang tidak vital dihentikan impornja
untuk sementara waktu dan barang-barang lain,
jang dapat dibuat didalam negeri, dikembangkan
produksinja.
Keterangan:
Barang-barang jang tidak vital, termasuk barangbarang
mewah,
dihentikan
impornja
untuk
sementara waktu.
Barang-barang lain, jang tidak vital, jang dapat
diproduksi dalam negeri, pada dasarnja impornja
djuga
dihentikan.
Dengan
djalan
ini produksi dalam negeri dart barang-barang itu
akan
berkembang dengan lebih tjepat.
Dengan menghentikan impor barang-barang jang
tidak vital, devisen dapat digunakan untuk
mengimpor barang-barang jang sangat berharga
bagi pembangunan industri kita.
10. DEPERNAS berpendapat, bahwa rentjana
pembangunan untuk menutup kebutuhan minimum
akan bahan-bahan makanan, terutama jang
mengenai produksi zat, telur nabati dan hewani,
harus didasarkan atas sjarat-sjarat :
2705
- harus ditjapai dalam waktu jang sesingkat-singkatnja,
- harus
ditjapai
dengan
biaja
jang
seringan-ringannja
nai biaja rupiah, lebih-lebih lagi mengenai devisen,
menge-
- rentjana untuk menutup keperluan minimum akan bahan ma- kanan ini harus
diberi
prioritas
alas
rentjana-rentjana
jang
lan,
- setelah tudjuan ini tertjapai, barulah rentjana-rentjana pem- bangunan
semesta jang lain diberi perhatian sepenuhnja.
§ 1194. b. Angka kenaikan djumlah penduduk
Sebagai pangkal pokok perhitungan digunakan angka-angka dalam Buku Statistik mengenai djumlah penduduk Indonesia untuk toahun 1957, jaitu 86.300.000.
Berdasarkan ini maka dapat ditetapkan presentase kenaikan djumlah penduduk sebanjak 1,7%.
Setelah ditindjau oleh panitia jang diketuai Prof. Ir. Johannes bersama
anggota P.K.P. dart Biro Pusat Statistik, maka kenaikkan penduduk ditetapkan
2,3% tiap tahun dan djumlah penduduk adalah sebagai berikut:
Tabun
2706
Djumlah ribu
1960
92.777
1961
94.911
1962
97.094
1963
99.327
1964
101.611
1965
103.949
1966
106.340
1967
108.785
1968
111.287
1969
113.847
1970
116.465
DASAR UNDANGUNDANG PEMBANGUNAN
NASIONAL — SEMESTA BERENTJANA
DELAPAN TAHUN : 1961 — 1969
DJILID XIII
Paragrap: 1192 — 1373
269
7
RANTJANGAN
Dasar Undang-undang Pembangunan NasionalSemesta-Berentjana delapan tahun : 1961 - 1969
disusun oleh Dewan Perantjang Nasional
Republik Indonesia
TERDIRI ATAS :
BUKU
KE —
SATU
:
BUKU
KE —
DUA
Pokok
pokok
Pembangu
nan
Nasional
Semesta
Berentjana
.
:
BUKU
KE —
TIGA
Rantjanga
n Bidang
Pokok
Projek
Pem
bangunan
Nasional
Semesta
Berentjana
.
BUKU
KE —
EMPAT
BUKU
KE —
LIMA
BUKU
KE —
ENAM
BUKU
KE —
TUDJU
H
BUKU
KE —
DELAP
AN
:
Bidang
Mental/Ruha
ni
dan
Penelitian.
:
Bidang
Kesedjahte
raan,
Pemerinta
han dan
Keamanan
/Pertahan
an.
:
Bidang
Produksi
:
Bidang
Distribusi.
:
Bidang
Keuangan
:
Uraian
Menteri
menteri.
2699
2700
B U K U K E L I M A
BIDANG PRODUKSI
DJILID XIII: POLA PENDJELASAN BIDANG PANGAN
DAN SANDANG
ISINJA:
B A B
Paragraf
H a l.
§
107. BAGIAN INDUSTRI
PANGAN . . . . . . . . . . . . . .
1192 1194
2703 – 2706
108. BAHAN MAKANAN ZAT
TEPUNG . . . . . . . . . . . . . .
1195 1207
2707 – 2721
109. GAMBARAN KEADAAN
JANG DIINGINI DALAM
PRODUKSI ZAT TEPUNG . .
1208 1230
2722 – 2741
110. BAHAN MAKANAN
PROTEIN . . . . . . . . . . . . . .
1231 1247
2742 – 2760
111. GAMBARAN KEADAAN
JANG DIINGINI DALAM
PRODUKSI PROTEIN . . . . .
1248 1268
2761 – 2794
112. BAHANBAHAN MAKAN
AN SERTA BAHANBAHAN
KEPERLUAN JANG LAIN . .
1269 1283
2795 – 2817
113. BAGIAN INDUSTRI
SANDANG . . . . . . . . . . . . .
1284 1292
2818 2825
114. KEADAAN SEKARANG . . .
1293 1302
2826 – 2836
115. KEADAAN JANG MENDJA
DI TUDJUAN . . . . . . . . . . .
1303 1311
2837 – 2842
116. PROJEKPROJEK . . . . . . .
1312 1373
2843 2920
2701
2702
BAB 107 BAGIAN INDUSTRI PANGAN
Tindjauan umum
§ 1192. Pendahuluan
Kemerdekaan dan kedudukan politik Negara kita harus dapat
memberikan perbaikan terhadap rakjat Indonesia dilapangan sosial —
ekonomi. Rakjat harus segera dibebaskan dari taraf hidup jang ren
dah, baik sebagai akibat pendjadjahan jang lama, maupun sebagai
akibat perdjuangan dan pengorbanan dalam revolusi.
Pembebasan dari kemelaratan dan kemiskinan itu tidak sadja
dilihat sebagai tudjuan revolusi, jaitu mentjiptakan masjarakat jang
adil dan makmur, tetapi djuga sebagai pangkal bertolak untuk mewu djudkan masjarakat jang kuat dan agung untuk dapat mempertahan kan
kemerdekaan dan kepribadiannja, sehingga dapat memberikan
sumbangan jang berarti bagi umat manusia.
Untuk mentjapai masjarakat jang makmur itu bagi Indonesia pe r lu diadakan suatu „Rentjana Pembangunan Semesta”.
Dasar pokok untuk mengedjar kemakmuran jang relatif lebih
tinggi hares dimulai dengan persediaan bahan-bahan kebutuhan po kok
sehari-hari bagi rakjat, jaitu bahan makanan dan pakaian/Sandang
Pangan.
Dalam priode pembangunan 8 tahun ini (1961 — 1969) prioritas
pertama harus diletakkan pada produksi bahan makanan rakjat jang.
tjukup, jang sesuai dengan daja beli rakjat dan jang sampainja di tangan rakjat tepat pada waktunja.
§ 1193. Dasar rentjana
Depernas dalam perentjanaan persediaan bahan makanan jang
tjukup murah mendasarkan rentjananja atas dua hal:
a. 10 prinsip pokok jang telah disetudjui oleh Depernas.
b. Angka kenaikan djumlah penduduk jang tertentu.
a.
10 prinsip pokok Depernas
1. Tudjuan kearah taraf kehidupan jang sempurna ditjapai setjara
bertingkat-tingkat, dalam hal ini selfsupporting dalam keperluan
pangan jang minimum merupakan tingkat pertama.
Keterangan :
(a) Produksi beras harus mentjapai selfsupporting selekas-lekasnja
(b) Demikian djuga produksi protein hewani.
2. Harus ada persesuaian paham antara Depernas dengan Pemerin tah
mengenai djumlah dan perkembangan penduduk, begitu pula
2703
dalam hal djumlah tanah jang tersedia bagi persawahan, perke bunan, kehutanan dan sebagainja.
3. Minimum requirement jang diperhitungkan oleh Lembaga Makan an
Rakjat (rata-rata penduduk) 1900 kalori, protein 47,15 gram
termasuk 7,90 gram protein hewani, jang diadjukan sebagai antjerantjer usaha memperlengkapi kekurangan protein, hendak nja
diberikan prioritet.
Suatu penjelidikan gizi nasional harus diadakan pada waktu jang
tertentu untuk menilai perbandingan antara produksi bahan
makanan konsumsi dan kesehatan penduduk.
Keterangan :
Angka-angka keperluan minimum jang paling baru, seperti jang
telah ditetapkan oleh Lembaga Makanan Rakjat adalah : Rata-rata berat badan penduduk Indonesia adalah 34 kg. jang memer
lukan tiap hari 1900 kalori dan 47,15 gram protein, jang terdiri dari 39,25 gram protein nabati dan 7,9 gram protein hewani. Protein
sebanjak 47,15 gram menghasilkan 188 kalori. Kekurangan akan
kalori (1900 — 188 = 1711,40) diperoleh dari zat tepung dan le-
mak dalam makanan. Setjara praktis tjukuplah kebutuhan tubuh
diselbutkan dalam kalori dan protein sadja. Dalam hal mineral dan
vitamin, selain jang telah terdapat dalam makanan jang meng hasilkan kalori dan protein, keperluan mudah dipenuhi dengan
sajuran dan buah-buahan.
4. Sumber-sumber sendiri, jang berupa tenaga massa rakjat, ba hanbahan alat-alat dan daja tjipta, serta skill jang telah ada pa da rakjat,
hendaknja diutamakan dalam planning. Penjelidikan untuk sumbersumber ini hendaknja didjalankan dengan radar.
Keterangan :
Disarankan supaja dalam rentjana pembangunan diadakan
research mengenai faktor-faktor jang telah tersedia, sehingga
pembangunan didasarkan atas tenaga-tenaga dan sumber-sumber
jang ada dengan tidak (atau sebagian jang paling perlu) menggantungkan kepada impor.
Sebagai tjantohnja : impor patjul.
Sekian ribu untuk sentra padi, dengan tidak didasarkan atas produksi patjul dalam negeri dan alat-alat pertanian jang lain dalam
negeri.
5. Berbagai daerah jang telah membuktikan sangat tepat misalnja
untuk menghasilkan ternak (Sumba), karat (Sumatra), kopra (Su lawesi), dalam hal memenuhi bahan makanan jang lain hendaknja
mengusahakan sematjam barter inter-insulair, misalnja dengan
Djawa sebagai produsen beras dan Kalimantan sebagai produsen
ikan. Dalam hal ini diperhatikan hasil penjelidikan Lembaga Pe njelidikan Tanah. Seterusnja harus pula dipikirkan pembentukan
kesatuan ekonomi jang terdiri atas kelompok-kelompok pulau.
2704
6.
Transmigrasi, dilaksanakan dengan
membangunkan masjarakat progresip.
tudjuan
Keterangan :
Transmigrasi dilaksanakan bukan sadja untuk
memperbesar
produksi
dibidang
pertanian,
melainkan
djuga
dibidang
pembangunan,
perindustrian dan dibidang pertahanan diluar
Djawa.
7. Setjara masal, kaum tani diikut sertakan dalam
pembangunan dengan mempergunakan skill-skill
jang telah ada.
Keterangan:
Tenaga rakjat jang ada supaja dibimbing kearah
tingkat jang mempertinggi ketjakapannja, misalnja
dalam bidang :
(a).memperbaiki
mutu
dan
memudahkan
pengeringan ikan air tawar dengan sematjam
kompor jang mudah dipakai dan jang harganja
dalam kemungkinan daja beli rakjat, sehingga
pengeringan tidak hanja bergantung kepada
garam dan sinar matahari,
(b).penjempurnaan tjara penanaman tanah dengan
larikan,
(c). penanaman pekarangan dengan sajur-sajuran,
pohon buah- buahan dan tanaman-tanaman lain,
jang berfaedah untuk penghasilan rakjat,
(d).pengolahan kaju,
(e).pembuatan pupuk.
8. Ahli-ahli pemikir, penjelidik, pentjipta dan jang
telah berdaja hendaknja memberikan bimbingan
jang djelas.
9. Barang-barang jang tidak vital dihentikan impornja
untuk sementara waktu dan barang-barang lain,
jang dapat dibuat didalam negeri, dikembangkan
produksinja.
Keterangan:
Barang-barang jang tidak vital, termasuk barangbarang
mewah,
dihentikan
impornja
untuk
sementara waktu.
Barang-barang lain, jang tidak vital, jang dapat
diproduksi dalam negeri, pada dasarnja impornja
djuga
dihentikan.
Dengan
djalan
ini produksi dalam negeri dart barang-barang itu
akan
berkembang dengan lebih tjepat.
Dengan menghentikan impor barang-barang jang
tidak vital, devisen dapat digunakan untuk
mengimpor barang-barang jang sangat berharga
bagi pembangunan industri kita.
10. DEPERNAS berpendapat, bahwa rentjana
pembangunan untuk menutup kebutuhan minimum
akan bahan-bahan makanan, terutama jang
mengenai produksi zat, telur nabati dan hewani,
harus didasarkan atas sjarat-sjarat :
2705
- harus ditjapai dalam waktu jang sesingkat-singkatnja,
- harus
ditjapai
dengan
biaja
jang
seringan-ringannja
nai biaja rupiah, lebih-lebih lagi mengenai devisen,
menge-
- rentjana untuk menutup keperluan minimum akan bahan ma- kanan ini harus
diberi
prioritas
alas
rentjana-rentjana
jang
lan,
- setelah tudjuan ini tertjapai, barulah rentjana-rentjana pem- bangunan
semesta jang lain diberi perhatian sepenuhnja.
§ 1194. b. Angka kenaikan djumlah penduduk
Sebagai pangkal pokok perhitungan digunakan angka-angka dalam Buku Statistik mengenai djumlah penduduk Indonesia untuk toahun 1957, jaitu 86.300.000.
Berdasarkan ini maka dapat ditetapkan presentase kenaikan djumlah penduduk sebanjak 1,7%.
Setelah ditindjau oleh panitia jang diketuai Prof. Ir. Johannes bersama
anggota P.K.P. dart Biro Pusat Statistik, maka kenaikkan penduduk ditetapkan
2,3% tiap tahun dan djumlah penduduk adalah sebagai berikut:
Tabun
2706
Djumlah ribu
1960
92.777
1961
94.911
1962
97.094
1963
99.327
1964
101.611
1965
103.949
1966
106.340
1967
108.785
1968
111.287
1969
113.847
1970
116.465