Jilid-13 Depernas 24-Bab-111

BAB 111. GAMBARAN KEADAAN JANG DIINGINI
DALAM PRODUKSI PROTEIN

§ 1248. U m u m
Untuk memenuhi kebutuhan rakjat akan bahan makanan protein
perlu diperhatikan: .
a. produksi kedelai.
b. perikanan darat.
c. peternakan ajam.
Produksi protein nabati (katjang-katjangan) selain kedelai sudah
tjukup bila produksi sekarang dipertahankan dan diperkembangkan
setjara routine.
Mengenai perikanan laut dipandang dari segi keperluan konsumsi sebagai bahan makanan dalam negeri dan mengingat besarnja investasi jang diperlukan untuk exploitasi, maka projek ini lebih bersifat kommersiil untuk keperluan ekspor, karenanja lebih tepat dima sukkan dalam projek industri.
Untuk selfsupporting keperluan protein lebih efisien djika projek perikanan darat dimadjukan, mengingat projek ini tidak memer lukan investasi besar.
Djuga demikian halnja dengan peternakan ajam dapat dimadjukan sebagai projek karena tidak memerlukan investasi besar dan rak jat tani tidak sukar untuk diikut sertakan.
Mengenai peternakan kambing, domba, pemerahan susu, karena,
memerlukan investasi agak besar dan pengetahuan teknis jang lebih
chusus, maka projek ini dilandjutkan oleh djawatan-djawatan kehewanan dan/atau golongan swasta jang chusus memberikan minatnja.
Bila projek ini dilakukan besar-besaran, maka tudjuannja bukan
lagi untuk memenuhi keperluan konsumsi protein dalam negeri, ka rena
lebih tepat dimasukkan dalam projek-projek perindustrian.

Berdasarkan perhitungan perkembangan penduduk 2,3% tiap
tahun dan target konsumsi protein nabati dan hewani jang ditentukan, maka kebutuhan sudah dapat dipenuhi dengan:
a. intensipikasi kedelai.
b. intensipikasi perikanan darat di Kalimantan.
c. memadjukan peternakan ajam.
d. Intensipikasi peternakan hewan besar (seleksi bibit sapi).
Hal ini tidak berarti, bahwa usaha-usaha lain tidak perlu dimadjukan, tetapi usaha-usaha lain itu diperkembangkan setjara routine, jang
sifatnja lebih kommersiil,
§ 1249. Kedclai
Setiap rakjat Indonesia memerlukan 40 gram protein nabati jang
sebagian besar diambil dari 50 gran kedelai setiap hari atau 18,3 kg.
setahun.
Berdasarkan djumlah penduduk dapat dilihat keperluan terhadap
kedelai dari -tahun 1961 — 1968.

2761

Daftar Keperluan akan kedelai dan rentjana produksi
1961 — 1968.
No. T,h. Penduduk/

djuta

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

1961
1962
1963
1964
1965
1966
1967
1968


94,911
97,094
99.327
101.611
103.949
106.340
108.785
111.287

Keperluan setiap
hari per
kapita/
gram

50
50
50
50
50
50

50
50

Keperluan setahun/ton

1.736.872
1.776.820
1.817.684
1.861.082
1.902.267
1.943.022
1.990.765
2.036.452

Produksi
di Djawa
jang direntjanakan/ton

1.758.900
1.777.495

1.822.860
1.865.500
1.905.475
1.945.450
1.998.750
2.132.000

Setiap
ha,
533.000
/ha. Target produksi
33
qt/ha.
33,35

34,20

35

35,75


36,50

37,50

40


Luas panen kedelai di Djawa dan Madura adalah 533.000 ha. Dengan penanaman rakjat pada tahun 1958 hanja mendapat hasil sebanjak 372.000 ton dengan hasil 6,98 qt setiap ha.
Dengan usaha seleksi bibit setiap tahun dengan tidak usah me nambah areal, berdasarkan pertjobaan jang sudah dilakukan Jajasan
Lembaga Penjelidikan Keilmiahan di Kelaten, target itu dapat ditja pai, karena teoretis tiap ha bila bibit terus diseleksi akan mentjapai
hasil maximum 60 — 80 qt/ha. Dengan mengadakan pimpinan maka
setiap tahun dapat diatur melalui djawatan Pertanian Rakjat mentjapai target hasil per ha minimum menurut daftar diatas.
Keperluan terhadap protein nabati lainnja dipenuhi dengan makanan katjang-katjangan lainnja, seperti katjang hidjau, katjang tanah, katjang merah dan minjak kelapa jang sudah ada.
§ 1250. Protein hewani
Untuk mentjapai nilai gisi jang baik, setiap rakjat Indonesia harus makan sekurangnja 8 gram zat putih telur dari hewani atau telur
setiap hari.
Berdasarkan djumlah penduduk, dapat dilihat keperluan setiap
tahun dengan target setiap hari jang dinaikkan sampai 15 gr. pada th.
1967 dan 1968 per kapita.

Dilihat dari segi kebutuhan terhadap makanan protein, dengan
memperhatikan produksi setiap tahun, dapat pula dilihat kekurangan jang dihadapi.

2762

Daftar keperluan terhadap protein tahun 1961 — 1968.
Target
perkapiPenduduk
No. Tahun
ta tiap
djuta
hari/
gram
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.

1961
1962
1963
1964
1965
1966
1967
1968

94.911
97.094
99.327
101.611
103.949
106.340
108.785
111.287


8,1
8,3
9
10,9
12
13,5
15
15

Target per- Keperluan Keperluan
kapita se
protein
terhadap
tahun/kg.
hewani daging atau
setahun/
ikan/ton.
ton.
±
±

±
±
±
±
±
±

3
3,5
3,66
44
4,7
5
5,5
5,5

284.733
329.829
363.527
406.444

488.549
531.700
598.317
612.078

1.423.665
1.649.145
1.817.635
2.032.200
2.442.745
2.658.500
2.991.585
3.060.390

Produksi dalam negeri pada tahun 1958.
(a) perikanan darat 272.548 ton
(b) “
laut
421.000 “
Djumlah :
693.548 ton = ± 138.709 ton protein.
(c) pemotongan daging :
(1) resmi
205.602 ton
(2) tidak resmi
84.027 “
Djumlah :
289.629 ton = ± 57.926 ton protein.
(d) pemotongan ajam 343.273 ton
(e) pemotongan itik
8.880 “
Djumlah :
352.153 ton = ± 70.430 ton protein.
Djumlah (a) s/d (e) = 1.335.330 ton = 267.065. ton protein

Selain itu tersedia produksi :
(a) susu perusahaan rakjat
(b) telur ajam
(c) telur itik

30.000 ton =
28.132 ton
50.320 ton}

1.143 ton protein.

Djumlah (a) s/d (c)

108.452 ton =

10.557 ton protein.

Djumlah seluruhnja

1.443.782 ton =

277.617 ton protein.

9.414 ton protein.

2763

Djadi djumlah protein jang tersedia oleh produksi tahun 1959
= ± 277.617 ton.
Maka kekurangan protein hewani setiap tahun adalah :
Tahun








1961 = 7.116 ton protein
1962 = 52.212 ton

1963 = 85.910 ton

1964 128.824 ton

1965 210.932 ton

1966 254.083 ton

1967 320.700 ton

1968 334.461 ton


= 35.580 ton daging dan atau
= 261.060 ton
idem.
429.550 ton
idem.
644.120 ton
idem.
1.054.660 ton
idem.
1.270.415 ton
idem.
1.603.500 ton
idem.
1.672.312 ton
idem.

§ 1251. Tjara menutupi kekurangan protein hewani
Kekurangan tersebut diatas biasanja ditutup dengan mengimpor
ikan kering atau ikan asin. Pada tahun 1957 impor ikan tersebut adalah 26.400 ton dan tahun 1958 = 16.300 ton dengan nilai musingmasing = Rp. 190.800.000,— dan Rp. 101.200.000,—. Untuk dapat
segera menghentikan impor pada tahun 1961 sebanjak ± 35.580 ton
itu dan jang akan meningkat dengan tjepat pada tahun-tahun berikutnja, karena kenaikan penduduk dan target jang dinaikkan, harus di usahakan: antara lain dengan mengintensipkan perusahaan perikanan
darat di Kalimantan.
Daftar rentjana produksi perikanan darat Kalimantan per ha. dari
tahun 1961
1968.
No.

Tahun

Target keperluan/ton

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

1961
1962
1963
1964
1965
1966
1967
1968

35.580
261.060
429.550
644.120
1.054.660
1.270.415
1.608.300
1.672.312

Luas sumber
perikanan
darat/ha.
1.276.000
5.221.200
6.000.000
8.000.000
8.000.000
8.000.000
8.000.000
8.000.000

Produksi per ha
setiap tahun/kg.
30
50
71,6
80,5
132
159
200
200

Rentjana produksi ini mudah ditjapai bila dibandingkan dengan
hasil di Djawa dan Madura sebanjak 250 kg. per ha, sedang luas perikanan darat di Kalimantan meliputi 8.054.000 ha.

2764

§ 1252. Kemungkinan surplus
Bila kemampuan (kapasitet) per ha dapat mentjapai seperti di
Djawa dan Madura jaitu 250 kg. maka pada tahun tersebut akan mudah diperoleh surplus untuk diekspor.
Bahwa perikanan darat dan laut diseluruh Indonesia mempunjai
potensi sebagai sumber pembiajaan pembangunan semesta, dapat dibuktikan seperti diatas, dengan sudah terpenuhinja keperluan konsumsi dalam negeri dengan hanja mengeksploitasi setjara intensip perikanan darat di Kalimantan sadja.
Luas sumber perikanan darat seluruh Indonesia ± 12.000.000 ha.
Hal ini djuga berarti bahwa impor ikan asin segera dapat dihentikan
pada tahun 1961, dengan dilaksanakannja rentjana intensipikasi perikanan darat seluas 1.276.000 ha. atau ± 11% dari areal seluruhnja
dengan hasil 30 kg. sadja setiap ha.
§ 1253. Sumber-sumber perikanan darat di Kalimantan
Daerah sumber perikanan darat di Kalimantan itu jaitu :
a. Kalimantan Timur :
1.
Berau
2.

Kutai.

b. Kalimantan Selatan :
c. Kalimantan Tengah + Timur :
1. danau-danau sepandjang sungai Barito
2. daerah Sampit
3. daerah Kota Waringin.
d. Kalimantan Barat.
§ 1254. Alat dan bahan untuk intensipikasi
a. bahan dan alat.
1.
garam 8.400 ton setahun
2.

benang 93 ton

3.

pantjing 1.525.000 mata pantjing

4.

kawat (dari tembaga) 15,5 ton.

5.

paso atau gutji mulut besar = ± 3.000 satuan isi a 60 — 100
liter.

6.

lampu minjak tanah, suar, semprong ± 3.000 setahun.

2765

b. alat pengangkutan :
1.

alat pengangkutan garam clan perikanan clari dan kepulau
Djawa jaitu 1. kapal a 1500 ton, dengan prekwensi 2 — 3 kali
seminggu.

2.

1 kapal a 1000 ton dengan prekwensi 2 - 3 kali seminggu
route Ketapang — Pontianak — Pemangkat — Pontianak —
Tandjung Satai — Djakarta.

3.

2 kapal 250 ton untuk route intern

4.

6 motor boot a 100 pk. route intern

5.

2 motor boot a 30 pk. route intern

6.

5 motor boot tongkang route intern.

Perusahaan perikanan darat dan Taut dapat diperluas sedemikian
rupa, sehingga sipatnja merupakan industri, sebagai sumber ekspor.
Dart segi memenuhi keperluan pangan, maka usaha diatas sudah
mentjukupi tudjuan untuk menghentikan impor ikan dan mentjapai
nilai gisi rakjat jang baik.
Perikanan laut dimasukkan dalam projek industri, mengingat sifat
dan tudjuannja terutama tidak sekedar memenuhi kebutuhan pangan,
tetapi lebih bersifat kamersiil (untuk ekspor) dan karena memerlukan
investasi jang besar.

2766

PENDJELASAN TENTANG RENTJANA PEMBANGUNAN
KALIMANTAN DILAPANGAN PERIKANAN DARAT
§ 1255. Alasan-alasan : bagian pengetahuan Kalimantan sebagai projek didalam usaha mempertinggi hasil Animal protein

Usaha-usaha untuk mempertinggi produksi protein hewani guna
keperluan rakjat Indonesia didjalankan didalam dua djurusan:

a.

mengusahakan terbentuknja persediaan protein hewani baru dengan djalan memelihara ternak besar, ternak ketjil, ternak unggas dan ikan.

b.

mengusahakan pengambilan persediaan protein hewani didalam
alam jang telah ada, jaitu dengan penangkapan ikan.

Mengenai hal jang kedua, ada 2 tjorak, jaitu mengambil persediaan protein hewani dari laut, dan mengambil persediaan dari per airan-perairan darat.
Penangkapan ikan dilaut pada umumnja memerlukan penanaman
modal jang besar bagi kaum nelajan, sedang pekerdjaan-pekerdjaan ini
membawa risiko-risiko djasmaniah jang besar pada nelajan sendiri, karena bahaja-bahaja jang disebabkan oleh faktor-faktor alam
seringkali sangat besar.
Eksplotasi laut kita harus diintensifkan, sehingga ini the long
run dapat ditjapai suatu tingkat produksi jang maksimal, Intensivering
harus segera dimulai, tetapi mengingat kemampuan kaum nelajan dalam penanaman modal, perhatian chusus ditjurahkan kepada pengam bilan persediaan-persediaan protein hewani alami jang terdapat diperairan-perairan darat. Dalam hal ini, menilik luasnja perairan-perairan dan kemungkinan-kemungkinannja, dan dengan pertimbangan
bahwa menaikkan produksi ikan adalah bagi kepentingan pulau Djawa dengan penduduknja jang sebagai daerah konsumsi, maka perhatian chusus itu harus diarahkan kedaerah-daerah diluar Djawa, jakni
Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Irian Barat.
Diantara daerah-daerah ini jang wadjar harus mendapat perhatian chusus, ialah Kalimantan, dengan lain perkatian : pembangunan
usaha penangkapan ikan di Kalimantan harus merupakan projek di dalam usaha mempertinggi hasil ikan.
Alasan-alasan untuk mengambil Kalimantan sebagai projek dian tara lain ialah :

1. Dari djumlah 9 djuta hektar perairan bebas diseluruh Indonesia
terdapat kurang lebih 5 djuta hektar di Kalimantan.
2 Perairan bebas ini baru menghasilkan rata-rata 24 kg sehektar
sedangkan potensi rata-rata jang ditaksir setjara rendah sekali tidak
kurang dart 80 kg/ha/tahun.
3 Walaupun djumlah nelajan relatif kurang, dengan memperbanjak
dan memperbaiki alat, produksi dengan mudah dapat dipertinggi.

2767

4

Rata-rata penduduk Kalimantan telah mengkonsumir tiap tahun
untuk tiap-tiap djiwa suatu djumlah ikan jang telah berada di atas djumlah kebutuhan minimal, sehingga kenaikan produksi
sepenuhnja dapat dipergunakan untuk konsumsi pulau Djawa
dan daerah lain-lain jang kekurangan.

5.

Nelajan Kalimantan sudah „skilled” untuk penangkapan ikan setjara besar-besaran dan telah skilled didalam handling dan pro cessing ikan itu.

6.

Mempergunakan (hingga 3½) produksi ikan tidak membahajakan
kekajaan alam Kalimantan akan (tidak membahajakan visstand).

7.

Disamping bahagian-bahagian jang telah setjara dieksploitasikan
intensief, masih terdapat daerah-daerah luas jang masih belum
dieksploitasikan, atau jang intensita penangkapannja masih rendah sekali.

8.

Jang sangat penting pula ialah bahwa perairan-perairan Kalimantan, berbeda halnja dengan sebagian dari Sumatera dan Sulawesi.
Perairan Kalimantan merupakan perairan umum, dimana tiaptiap rakjat Indonesia berhak menangkap ikan tanpa izin dan tanpa lisensi, ketjuali beberapa perairan ketjil di Kalimantan Timur
jang merupakan domein dari Sultan-sultan dan bagian-bagian
perairan jang hak penangkapan dipegang oleh keluarga-keluarga
tertentu sebagai warisan di Kalimantan Barat.

Usaha-usaha untuk menaikkan produksi dan menampung produksi tambahan tentu membawa pula beberapa masalah jang harus diper hatikan dan dipetjahkan sebelumnja dan mengenai hal-hal jang penting ada ditjantumkan didalam perintjian dari projek Kalimantan itu.
§ 1256. Garis besar usaha Intensivikasi penangkapan ikan dan distribusi hasil ikan asin

Rawa-rawa di Kalimantan masih banjak berisi ikan jang belum
ditangkap dalam djumlah jang semestinja, karena pelajanan kepada
nelajan jang berupa alat-alat jang diperlukan untuk menangkap ikan
setjara teratur dan kontinu masih sangat kurang. Begitu pula pemba-gian garam jang diperlukan dan pembelian hasil kerdja mereka.
Penangkapan ikan diperlantjar dengan memenuhi kebutuhan-ke butuhan ini, adalah : garam dalam djumlah jang tjukup, bahan-bahan
kebutuhan untuk hidup sehari-hari, pembelian dan pengangkutan ha sil-hasil penangkapan kedaerah konsumen (Djawa) (berupa ikan asin.)
setjara teratur dan. kontinu.
Dalam garis besarnja, untuk perhubungan antara Kalimantan dan
Djawa dapat dipergunakan 2 kapal, 1 dari 1000 ton dan 1 dari 1500
ton. Kapal-kapal ini mengambil garam dari Madura dan bahan-bahan
keperluan hidup serta alat-alat penangkapan ikan dari Djawa dan me-

2768

ngangkutnja ke kota-kota atau tempat-tempat jang terletak dimuara muara sungai tempat pelabuhan rawa-rawa itu. Dari tempat-tempat ini
diadakan sematjam „voordienst” dengan kapal-kapal ketjil dan motor boot-motorboot, jang mengangkut bahan-bahan tadi sedjauh mungkin
ketempat-tempat nelajan. Rentjana untuk „voerdienst” ini dibuat sesuai dengan besarnja sungai dan taksiran djumlah dan motorboot-mo torboot dengan tongkang-tongkangnja bertugas djuga untuk memper mudah dan mempertjepat perdjalanan nelajan dari kota-kota pelabuhan ketempat-tempat penangkapan ikan dan menarik serentetan tongkang-tongkang waktu kembali.
Usaha pengangkutan, pemberian perlengkapan dan pembelian hasi1 ikan asin hendaknja diusahakan oleh suatu unit tersendiri dari pada
U.P.I.
Hasil ikan asin dibeli dan didistribusikan keseluruh Djawa, misal nja oleh P.T. Negara setempat.
Dengan djalan ini seluruh usaha penangkapan ikan darat di Kalimantan dikuasai oleh Pemerintah.

§ 1257. Daerah Sumber Perikanan di Kalimantan
a. K a l i m a n t a n Ti m u r :

1.

2.

B E R A U : intensivering penangkapan dirawa-rawa dan danaudanau ketjil sekitar sungai Berau (Sungai Segah dan sungai
Kelai). Djika perlu dengan membuka djalan perahu jang telah tertutup vegetasi antara sungai-sungai ini dan rawa-rawa/
danau.
K U TA I :

(a) Intensivering penangkapan ikan lalang dimusim kemarau.

(b) Pengundian untuk dikaput dengan anak-anak sungai dari
sungai Kedang Rantau, Kedang Kepala, Sungai Kahala,
Sungai Anggelam, pehuluan Bolowan, anak-anak Sungai
Kendang Pahu, Njawatan, Teruk Pahu.

(c) Introduksi alat sulamban di Kalimantan Timur umumnja.

(d) Memperbanjak kempang tokong dan memperbolehkan
landrah untuk dipadang-padang jang tenggelam.

(e) Pembasmian vegetasi mengambang didanau Padam-api
dan danau-danau lain jang tertutup, beserta seberapa
perlu membasmi Rung (eichhernja) didanau-danau besar.

(f) Pembedahan gosong danau melintang.

2769

(g) Intensivering penangkapan ikan di Mahakam waktu. Ruaja mudik dengan djalan memperbanjak sangga dan
menggunakan djenis-djenis sulamban/djermal.
(h) Intensivering penangkapan dengan rawai diseluruh daerah.
(i) Memperoleh penggunaan landrah di danau Siran, Suhui,
Lawa, Memsidan, Barong, Kedang Murung, Padam-api
memperbanjak Kempang tokong pada tempat ini.
b. Kalimantan Selatan.
1. Intensivering penangkapan sepat rawa dengan tempirai-tempirai dan pengilar-pengilar Randjau d.l.l. seluruh daerah.
2. Memperbanjak sulamban-sulamban di sungai-sungai.
3. Mengasin ikan-ikan jang biasanja dibuang pada musim kemarau (riu, lais ketjil, senggatingan dll.).
4. Intensivering penangkapan ikan buas dengan rawai dan pe—
njuaran.
5. Mempergunakan landrah-landrah atau rengge dan kempangkempang didanau-danau dan padang-padang.
6. Pengaputan anak-anak sungai Barito jang ketjil-ketjil.
c. Kalimantan Tenpah dan Kalimantan Tengah-Timur.
1.

2.

a. Intensivering ekspiotasi danau-danau sepandjang sun gai
Barito dihilir dan dihulu Barito dengan djalan mempergunakan landrah atau rengge dan pengaputan sungaisungai jang menghubungkan danau-danau ini dengan sungai Barito.
b. Pengaputan anak-anak sungai Barito jang ketjil.
c. Memperbanjak sulamban di anak-anak sungai Mengkatip.
d. Memperbanjak kempang-kempang dan rengge-rengge di
padang-padang, begitu pula rawai.
e.

Mengaput anak-anak sungai dari Sungai Mengkatip, Sungai Kapuas dan Sungai Kehajan, serta memperbanjak
sulamban ditempat-tempat ini.

f.

Introduksi sepat siam didaerah ini.

DAERAI­I SAMPIT.

a.
b.

2770

Intensivering penangkapan didanau Belandjau, Ajapba kung dengan rengge dan idem dirawa-rawa sekitarnja.
Memperbanjak sulamban dan kempang tokong, serta pengaputan anak-anak sungai ketjil dengan kempang.

c.

Intensivering penangkapan disungai Mendawai disekitar
Kasungan dengan djala, sulamban kempang, djenis-djenis
djebah, hantjau elan begitu pula didaerah sungai Sampit
dan anak-anaknja.

d.

Introduksi sepat siam.

3. DAERAH KOTA WARINGIN
a.

Eksploitasi intensif dad danau-danau ketjil dengan introduksi-sepat siam.

b.

Intensivering penangkapan di sungai-sungai Lamandau,
Bila, Djeli dan pengaputan anak-anaknja.

c.

Memperbanjak sulamban ditempat jang baik

d. Kalimantan Barat.

1. Intensivering penangkapan didanau-danau disekitar Tajan
dan introduksi sepat siam.
2. Pengaputan anak-anak sungai ketjil dari Sungai Kapuas.
3. Intensivering penangkapan , di Sungai Sambas, anak-anaknja
clan rawa-rawa disekitarnja dengan landrah.
4. Pemasangan djermal-djermal disekitar muara sungai Sambas,
daerah delta sungai Kapuas, sungai Lida, sungai Pawan (Ke tapang)
5. Intensivering penangkapan didaerah hulu Ketapang dengan
sulamban, kempang.
6. Eksplotasi pant-pant di kebun-kebun kelapa dengan peme liharaan ikan-ikan rutjah (mudjair), sepat, tambakan.
7. Memperbanjak sulumban-sulumban clan bubu djari didaerah
danau di Kabupaten Sintang.
8. Memperbanjak rengge-rengge dan kempang-kempang serta
intensivering penangkapan dengan rawai.
9. Memindahkan sementara nelajan-nelajan pada waktu-waktu
tertentu ketempat-tempat jang banjak ikan, djika disekitar
kampungnja ikan sudah kurang sekali.
10. Pengaputan anak-anak sungai didaerah danau Kapuas Hulu.
11. Pembukaan lalu-lintas perahu, djika alunan sungai atau terusan tertutup vegetasi.
2771

§ 1258. Masalah jang harus dihadapi
a. Masalah Karam.
Persediaan garam untuk pengasinan dengan tempat-tempat penimbunan:
1.

Tandjung Redeb (Barau).

2.

Muara Muntai (Kutai).

3.

Bandjarmasin (Kal. Selatan).

4.

Sampit (Kal. Tengah).

5.

Pangkalan Boen atau Kumai atau Kotawaringin.

6.

Pontianak (Kal. Barat).

Distribusi dari stapelpaatson kepusat-pusat pendjualan sebagai
berikut :
(a) Tandjung Redeb :
(b)

dapat setempat dan djika perlu diadakan 1
a 2 pusat pendjualan.

Muara Mutai ke : (1) Lang Iran.
(2) Melak
(3) Muara Pahu.
(4) Muara Muntai.
(5) Penjinggahan.
(6) Djantur.
(7) Melintang.
(8) Kota Bangun.
(9) Muara Kaman,
(10) Muara Antjalong,
(11) Damai.
(12) Kembang Djanggut.

(c) Bandjarmasin ke : (1) Negara
(2) Danau Panggang.
(3) Amuntai.
(4) Marabahan.
(5) Kuala Kapuas.
(6) Mengkatif.
(7) Buntok.
(8) Pakandut (Salangka Raya).
(9) Pulang Pisan.

2772

(d)Sampit ke

: (1) Sampit.
(2) Kasungan.
(3) Mendawai.
(4) Bangkal.

(e) Kunai ke

: (1) Pangkalan Boon.
(2) Kotawaringin.
(3) Soekamara.

(f) Pontianak ke : (1) Sintang.
(2) Selimban (Tjabang hoofdstapelplaats).
(3) Semitau.
(4) Boenoet.
(5) Salah satu kampung di Danau
Luar.
(6) Nangapinoh.
(7) Pujusiban.
(8) Tajan.
(9) Sanggan.
(10) Sambas atau Pemangkat,
(11) Ketapang.
Tjatatan :
Pusat pendjualan Garam dapat pula merupakan ikan asin, dan
tempat/pusat-pusat pendjualan bahan-bahan untuk alat-alat penangkapan ikan beserta kebutuhan sehari-hari dari nelajan.
b. Masalah pengangkutan.
Kalimantan — Djawa p.p. untuk pengangkutan garam, bahanbahan perikanan, keperluan nelajan (ke Kalimantan), ikan asin
d.l.l. hasil perikanan (ke Djawa).
1 kapal a 1 5 0 0 ton, frequensi 1 X 2 minggu — 3 minggu dengan
route : Djakarta — Sampit — Bandjarmasin — Samarinda —
Tandjung Redeb — Tandjung selor, Samarinda — kota Baru —
Bandjarmasin — Surabaja — Semarang — Tjirebon — Djakarta.
Djuga melajani kepentingan Perikanan Laut.
Semester ke 2 tiap-tiap tahun diutamakan route : Djakarta — Bandjarmasin — Kota Baru — Samarinda — Surabaja — Semarang —
Tjirebon — Djakarta (2 X sebulan, terutama dibulan Djuli
s/d Oktober).
1 kapal a 1 0 0 0 ton, frequensi 1 X 2 — 3 minggu dengan route :
Kumai — Ketapang — Pontianak — Pemangkat — Pontianak —
Tandjungsatai — Djakarta (djuga untuk Perikanan Laut).

2773

1 Motorboot 50 plc. dengan tongkang di Tandjung Redeb.
1 kapat 250 ton untuk route : Samarinda — Muara Muntai.
1 Motorboot 100 pk. dengan tongkang untuk route : Muara Muntai
— Muara Pahu — Melak — Lang Iran pp.
u

1 Motorboot 100 pk. dengan tongkang untuk route : Muara Kaman — Muara Antjalong — Kembang Djanggut — Kota Bangun
p.p.
1 Motorboot 30 pk sebagai sleepboot untuk Kota Bangun — Palakahala — Melintang — Anggelam p.p.
1 Motorboot 30 pk. sebagai sleepboot untuk Muara Muntai — Utoh
— Djantur — Danau Djempang p p.
2 Motorboot 100 plc, + tongkang untuk Bandjarmasin — Muara
Bahan — Negara -- Amuntai p.p.
1 Motorboot 100 plc. + tongkang untuk Bandjarmasin — Muara
Bahan — Mengkatip — Buntok — Kelahien p.p.
1 Motorboot + tongkang untuk Bandjarmasin — Kuala Kapuas —
Pulangpisau — Palangkaraja.
1 Motorboot + tongkang untuk daerah Sampit.
1 Motorboot -j- tongkang untuk daerah Kotawaringin.
I kapal 250 ton untuk Pontianak — Sintang — Selimban p.p.
2 Motorboot --tonykang untuk daerah Danau Kapuas Hulu. 1
Motorboot untuk daerah Sambas.
Djika muatan atau bahan-bahan keperluan perikanan kurang, motorboot-motorboot dan kapal-kapal ini dapat pula melajani hasilhasil jang lain.
§ 1259. Djumlah keperluan-keperluan perikanan itu
a.

Garam.
TEMPAT PENIMBUNAN PUSAT:
Tandjung Redeb
Muara Muntai
Bandjarmasin
Sampit
Pangkalan Bon
Pontianak

200 ton setahun
3000 ton
3000 ton




.
.

150 ton



.

50 ton



.

2000 ton



.

84000 ton setahun

2774

Alokasi tiap-tiap bulan akan ditetapkan lebih landjut.
b. B e n a n g .
1. KALIMANTAN TIMUR
terdiri dari

33 ton

2 ton No. 60/3
15 ton No. 30/3
5 ton No. 30/6
2 ton No. 30/9
2 ton No. 12/36 — 12/54
2 ton No. 30/12
3½ ton No. 12/12
½ ton No. 20/27

Sedapat mungkin No. 60/3 atau 30/3 diganti dengan lawe No.
20 atau 22.
2. KALIMANTAN SELATAN
terdiri dari

2 ton No. 60/3
15 ton No. 30/3
5 ton No. 30/6
2 ton No. 30/9
2 ton No. 12/36 — 12/54
2 ton No. 30/12
1 ton No. 12/12
1 ton No. 20/27

3. KALIMANTAN TENGAH
terdiri dari

30 ton

5 ton

3 ton No. 30/3
1 ton No. 30/6
1 ton No. 30/9
1 ton No. 12/36 — 54

4. KALIMANTAN 13ARAT : 25 ton.
terdiri dari

2 ton No. 60/3
10 ton No. 30/3
4 ton No. 30/6
1 ton No. 30/9
2 ton No. 12/36 — 12/54
3 ton No. 30/12
2 ton No. 12/12
1 ton No. 20/27
93 ton

2775

c.

Pantjing (flatted, bronzed or lback, medium shaft) type geterdeerd.
Kalimantan Selatan :
300.000 mata pantjing No. 10, 11, 12.
100.000 mata pantjing No. 5, 6, 7.
25.000 mata pantjing No. 15, 16.
Kalimantan Selatan :
300.000 mata pantjing No. 10, 11, 12.
200.000 mata pantjing No. 5, 6, 7.
Kalimantan Tengah :
500.000 mata pantjing No. 10, 11, 12.
50.000 mata pantjing No. 5, 6, 7.
Kalimantan Barat :
300.000 mata pantjing No. 10, 11, 12.
200.000 mata pantjing No. 5, 6, 7.
1.525.000 mata pantjing

d.

e.

f.

Kawat (sedapat mungkin kawat tembaga) 2 dan 2½ mm untuk
timbal djala.
Kalimantan Timur5 ton
“ Selatan 5 ton
“ Tengah ½ ton
“ Barat 5 ton
Pao atau gutji mulut besar (piun) untuk pengasinan (half pocelein, geglazuurd), isi 60 — 100 1.
Untuk Kalimantan Timur, Kal. Selatan + Kal. Tengah dan Kal.
Barat rata-rata 1 . tahun masing-masing 500.— 1000 st.
Lampu minjak tanah (dapat dibuat di Kalimantan Barat) suar
(refleceterlampen) dan semprong, untuk Kal. Timur, Kal. Selatan,
+ Tengah, Kal. Barat tiap-tiap tahun masing-masing 1000.
Mengenai biaja dapat dilihat dalam pola projek.

§ 1260. Tjara distribusi garam dan bahan-bahan perikanan
Tiap-tiap nelajan mempunjai kartu lisensi untuk :
a.
b.

garam.
bahan-bahan lain.

Tiap-tiap pembelian ditjatat pada kartu lisensi ini (tanggal, ba rang, djumlah + harga). Permintaan kartu lisensi melalui kepala
kampung jang bersangkutan.

2776

Pembelian dapat dilakukan ditempat pendjualan manapun, se hingga nelajan tidak terikat kepada satu tempat pendjualan. Kontrole
harus dilakukan dengan memperhatikan tanggal pembelian terachir.
Waktu mengeluarkan kartu lisensi diadakan pentjatatan dari alat alat
(perahu dan alat-alat penangkap ikan).
Pengilar
Lukah
Kampang
Kempang tokong

=

Landrah, rengge
Sulamban
Djermal
Rawai

=

Sangga, penjangga

=

Ruaja
Mengaput

=

Padang

=

Ilung
Bubu djaring

=

=
=
=

=
=
=

=

=

kubusvorming fui dari rotan.
Torpedovermige fuik dari bambu.
Wide
Wide pandjang disela-sela dengan sematjam prajang
Djaring rahang atau gillnet.
Ophaalnet dari rotan.
Principe sama dengan sulamban.
Zetlijn, tali dengan taki pendek pantjing pada djarak-djarak tertentu.
Driehooking ophaalnet jang dipergunakan dari sebuah rakit.
Vistrek, migrasi.
Menutup muara sungai dengan wide
dan fuiken.
Vlakten biasanja ditumbuhi
oleh rumput-rumputan.
Dimusim penghujan tenggelam.
Enjenggondok, eichhornia crassipes.
Fuikment.

§ 1261. Peternakan ajam
Selain usaha perikanan, untuk memperoleh amber protein hewani
dengan tak usah menambah investasi jang besar, diusahakan per kembangan peternakan ajam rakjat dengan :
a. penjuntikan ajam rakjat setjara masal.
b. penjebaran bibit ajam jang bermutu tinggi dengan mendirikan
fokstation peternakan ajam dais mengimpor bibit ajam jang ber mutu tinggi.
c. perkembangan „broedoentrales” menurut petundjuk Balai Penje lidikan Peternakan. Organisasi peternakan ajam itu ialah dengan :
a.
mendirikan „poultry farms” dengan bentuk koperasi rakjat jang
dibantu oleh Djawatan Pertanian setempat.
b.
menggiatkan usaha-usaha swasta.
Untuk melaksanakan rentjana ini selandjutnja perlu pendjelas an/uraian dari badan jang sudah berpengalaman.
Dibawah ini dimuatkan keterangan dari „Persatuan Peternakan
Sedjahtera” jang dianggap berpengalaman dalam bidang peternakan
ajam.

2777

URAIAN TENTANG PETERNAKAN AJAM
PERLUNJA BROEDCENTRALE BALAI PUSAT PENJELIDIKAN
PETERNAKAN
§ 1262. Tjara penetasan
Usaha menetaskan telur ajam setjara besar-besaran dengan bantuan rakjat jang berdiam disalah satu ketjamatan ( ± 20 desa).
TJARANJA:

Pada tingkatan pertama Balai Pusat Penjelidikan Peternakan dan
Tjabangnja menjediakan ajam djantan Ras untuk disebarkan disuatu
Ketjamatan jang akan dipilih.
Kemudian dari tiap-tiap Desa akan dibeli 2 X seminggu telur-telur ; sekali beli 100 butir, sebulan mendjadi 800 a 1000 butir per Desa.
Djumlah pembelian sebulan maksimum : 20.000 telur untuk ditetaskan.
Ditaksir tiap-tiap bulan akan diperoleh 10.000 anak ajam-blasteran, jang pada umur 45 — 60 hari diserahkan kepada rakjat untuk di besarkan, agar mendjadi ajam potongan.
Mengingat angka kematian antara 10 — 6 — 20%, dapat diharapkan perminggu menjerahkan 2000 anak ajam umur 14 — 2 bulan.
Setahun 52 x  2000 = 104.000 anak ajam, berarti usaha pertama dalam menambah produksi daging sebanjak 100 ton. Mengingat kekurangan produksi daging sebanjak 630.000 ton, maka tambahan 100
ton sebenarnja belum berarti, tetapi sebagai langkah pertama ini adalah suatu tjontoh jang dapat dilipat gandakan usahanja dikemudian
hari.
KEBUTUHAN PERTAMA
DIBUTUHKAN :

a.
b.

c.
d.
e.
f.
g.
h.

tanah seluas 5 ha, jang dilinasi kawat listrik P.L.N.
gedung, berupa beberapa loods-pandjang, misalnja 5 buah loods
dari ukuran 10 X 50 m, plesteran-batu, Binding papan, atap genteng, plan dari gedeg, tingginja 5 meter. Dalam tiap-tiap loods
akan terdapat . boxen (dalam dan luar), dalam tiap-tiap loods dapat dipelihara 5000 ekor anak ajam. Sebuah loods dipergunakan
untuk tempat penetasan, tempat „schouwen” dan kantor,
beberapa rumah sederhana untuk pegawai.
8 buah mesin tetas „Econoom” berkapasita 3000 telur.
Diduga mesin-mesin ini dapat dioper dari Djawatan Kehewanan.
lampu-lampu pemanas (kooldraad-lampen) sebanjak 1000 buah.
tiga buah penggilingan 5 PK, digerakkan oleh Electromotor 4 KW.
tjikar-tjikar pengangkutan dan sapi penarik.
schouwlampen dengan kekuatan battery sebanjak 50 buah.

2778

Rentjana Anggaran Belandja.
a.

Ongkos Eksplotasi :
1.Ongkos makan
10.000 X 30 X, Rp. 0,10 = Rp. 30.000, — Rp.
10.000 X 30 X Rp. 0,20 = Rp. 60.000,—

90.000,
2.Lain-lain ongkos pemeliharaan

10.000,
3.Harga telur 20.000 x Rp. 3,50 =

70:000,
4.Sawa listrik, dan ongkos-ongkos

15.000,
5.Upah/gadji pegawai/pekerdja

15.000,
DJUMLAH Rp.
200.000,
Ongkos eksplotasi setahun

2.400.000,
12 X Rp. 200.000,—
dibulatkan

2.500.000,
Belandja modal:
1. Harga 5 ha tanah kering
Rp.
250.000,
2. Pembangunan :
(a) 5 buah loads a l 0 X 50 M2 = 500 M2
a Rp. 300,— per M2 = 5 x Rp. 300,
= Rp. 150.000,
(b) Perumahan
= Rp. 450.000,
(c) Interieur loods berupa, 250 boxen a
Rp. 5.00,—
Rp. 125.000,
(d) Instalasi listrik & air minum =
Rp 175.000,— Rp.
1.500.000,
3. Mesin tetas (dari Djawatan Kehewanan)
P.M.
4. Penggilingan
Rp.
250.000,
5. Alat transport, 5 tjikar dan saps penarik ..............„
75.000,
6. Lampu-lampu pemanas dan perkakas 2 lain

75.000,
DJUMLAH:
Rp. 2.150.000,
DIBULATKAN :
Rp. 2.500.000,Keterangan landjutan:
Pengobatan preventif dan kuratif diselenggarakan oleh Lembaga
Pusat Penjakit Hewan Bogor dan rentjana anggaran belandjanja adalah
wewenang/tanggung djawab dari Lembaga tersebut.
§ 1263. Peternakan ajam sebagai usaha pelengkapan kekurangan
protein hewani
Sjarat-sjarat umum jang dipenuhi dalam usaha peternakan ajam.
Dibawah ini kami ingin membahas setjara popular persoalan-persoalan mengenai :
a. Ajam

Ras.
1. Menternakkan ajam ras memang membutuhkan keahlian.
Oleh karena itu, hanja dapat diusahakan oleh orang-orang jang
dapat membatja petundjuk-petundjuk tertulis, atau oleh orangorang jang dapat menerima petundjuk lisan setjara serius.
2779

2. Untuk memulai peternakan dibutuhkan keuletan, untuk tidak patah hati ditengah djalan, jaitu dengan kejakinan, bahwa orang
pasti bisa berternak, dengan tudjuan, bahwa ia akan menghasil kan
sesuatu, jaitu telur ajam, dan kemudian uang untuk mem biajai
nafkahnja.
3. Kesukaran-kesukarannja adalah banjak sekali.
Tetapi Badan-badan research telah dapat mengatasi kesukaran-kesukaran tersebut. Jang dimaksud dengan Badan-badan Research
adalah :
(1)
(2)

Balai Pusat Penjelidikan Peternakan,
Lembaga Pusat Penjelidikan Penjakit Hewan.

4. Oleh karena itu penting sekali untuk mengumumkan pendapat baru
fang dihasilkan oleh Badan-badan Research tersebut setjara tjepat dan meluas, dengan menggunakan istilah-istilah jang popular.
5. Sedjak tahun 1955 basil-hasil penjelidikan dibidang usaha peternakan
telah diterima dari B.P.P.P. (dokter Wardojo c.s.), diantaranja tentang potstal methode, dan lain-lain.
Sedjak tahun 1958 hasii hasil penjelidikan dibidang usaha p e m b e rantasan penjakit ajam jang penting-penting untuk diketahui,
(a) pseudo-vogelpost,
(b) penjakit tjatjing,
(c) penjakit snot,
(d) penjakit coccidiosis,
(e) penjakit diptherie/tjatjar,
telah diterima dari I.P.P.P.H. (dokter Karjana c.s.).
6. Keterangan-keterangan tersebut (mengenai usaha peternakan
dan usaha pemberantasan penjakit) diterima dengan l i s a n dan
aabschouwelijk.
7. Soal kandang.
Kandang harus memenuhi sjarat, jaitu kandang sehat, jaitu jang
mengandung makna:
Tidak basah,
Tidak panas, tjukup ventilasi mendapat sinar matahari diwaktu
pagi hari atau diwaktu sore hari.
8. Bibit ajam.
Bibit ajam harus diambil dart ajam jang sehat, sedapat mungkin
jang mulai ketjil tidak pernah sakit. Menurut pengalaman hal
ini adalah sjarat pertama tentang bibit disamping sjarat-sjarat
lain jang banjak itu.
9. Mempunjai persediaan obat-obat jang tjukup menurut keperluan.
Tidak baru mentjari obat, sesudah ajam kelihatan sakit. Obat-obat
jang terpenting ialah :
pseudo vogelpost vaccin, diphteric/pokken vaccin, obat tjatjing (peperasin), Trisulfa.

2780

10. Agak pandai menentukan diagnose dari penjakitpenjakit ajamajamnja sendiri. Tiap-tiap peternakan
sewadjarnja mengetahui terutama tentang seluk
beluk ajamnja sendiri, diantaranja penjakitnja,
karena ia mengikuti perkembangan ajam-ajamnja
sedjak dari ketjil.
11. Mengetahui susunan makanan ajam jang baik.
Mengerti tentang berbagai-bagai Vitaminen,
Mineralen, protein hewan dan tumbuhan.
Kesimpulan pendek.
Djika hal-hal tersebut diatas dipenuhi, maka usaha
peternakan
ajam akan berdjalan dengan sangat memuaskan
(produksi baik dan risiko minim).
Apa sebab banjak timbul kegagalan ?
Karena sjarat-sjarat umum jang tersebut diatas 1
s/d 11 sebagian atau sebagian besar tidak atau belum
dipenuhi.
Apa sebab orang belum atau tidak memenuhi sjaratsjarat umum?
Karena sjarat-sjarat Umum tersebut diatas bagi
seseorang belum dianggap hal jang penting sekali,
atau sudah diinsjafi sebagai hal jang penting sekali,
tetapi opset dari usaha peternakannja tidak seimbang
dengan dajakerdja dan modal sipeternak (ekonimos
zwak).
atau

kesulitan-kesulitan untuk mendjalankan sjarat-sjarat
umum tersebut, umpamanja kesukaran mendapatkan
bahan-bahan jang diperlukan.
b. Ajam kampung (ajam Indonesia).
Sjarat-sjarat umumnja adalah dalam garis besarnja
sebagai
berikut:
Sanggup
dan
bersedia
menjelenggarakan
pemeliharaan dan menaikkan mutu/meninggikan mutu
(veredelen) ajam-ajam kampung.
Pada umumnja didesa-desa mempunjai ajam adalah
barang jang tidak disengadja. Tidak memakai biaja, tetapi
kalau setjara kebetulan mendatangkan basil, maka
setiap ekor ajam dapat ditukar dengan 7 sampai 10
liter beras. (noot : ajam dewasa).
Perintjiannja adalah sebagai berikut:
Sanggup membuat kandang, tidak hanja dikolong
rumah sadja atau didapur jang berdingding bolong
(bahaja terhadap luwak, pentjuri dan sebagainja).
Bersedia menjuntik/disuntik ajam-ajamnja terhadap
pseudovogelpest, setiap enam bulan.
Sanggup mengurus anak-anak ajam sewaktu masih
ketjil.
Dilindungi terhadap hudjan, terhadap luwak, terhadap
burung
elang
dll.
Bila perlu anak-anak ajamnja disuntik.

Kalau hal tersebut diatas tidak dipenuhi, sekalipun
orang
berulang-ulang menetaskan telur, tidak akan ada produksi
ajam.
Kalau
ada, adalah setjara kebetulan sadja.
Bersedia menukar djago-djago kampung dengan
djago-djago ras. Menurut pengalaman persilangan
antara
djago
ras
dan
betina
kampung, anaknja sanggup bertelur lebih banjak daripada
induknja.
2781

Tetapi walaupun di kampung sudah banjak djago ras, sedangkan
pemeliharaan anak-anak ajam dan pendjagaan terhadap penjakit pseudovogelpest terutama tidak didjalankan, maka keturunannja hampir
tidak ada, karena banjak sekali jang mati.
Kesimpulan pendek.
Ternjatalah, bahwa peternakan ajam-kampung adalah djauh lebih
mudah daripada ajam ras. Untuk meningkatkan hasil minimal diperlu kan.
1. Menjuntik ajam dewasa enam bulan sekali (pest) termasuk menjuntik anak-anak ajam fang berumur dua minggu.
2. Mengganti djago-djago kampung dengan djago-djago ras, untuk
mendapatkan keturunan jang banjak.
Perlu diketahui, bahwa setiap tahun paling sedikit sekali, penjakit
pseudovogelpest menjapu ajam jang ada, sampai hampir habis. Djadi
sebenarnja, kalau hanja dengan pengintensivir penjuntikan pes sadja,
sudah dapat dipertahankan djumlah ajam-ajam jang ada.
Tetapi dengan mengamuknja penjakit pseudovogelpest itu, djanganpun meninggikan produksi, mempertahankan djumlah ajam sadja
hampir tidak mungkin.
Dengan adanja aktivitat-aktivitat menggunakan vaccin terhadap
penjakit tersebut, maka kerugian sudah dapat ditjegah, sekalipun belum
seluruhnja.
§ 1264. Pengalaman usaha peternakan ajam Bogor dan sekitarnja
Seperti telah dimaklumi, maka Bogor merupakan suatu pusat
Penjelidikan dengan segala eksperimennja dalam bidang peternakan.
Disana terdapat:
a. Lembaga Pusat Penjelidikan Penjakit Hewan.
b. Balai Pusat Penjelidikan Peternakan.
c. Fakultas Kedokteran Hewan.
Instansi-instansi ini membawa pengaruh jang tidak sedikit terhadap perkembangan peternakan, baik didalam kota maupun didesa-desa.
Dibawah ini akan diutamakan setjara Was beberapa perkembangan
sedjak tahun 1952 terlihat usaha peternakan ajam ras:
1. Kira-kira tahun 1952 terlihat usaha peternakan di Gang Menteng,
kepunjaan Saudara Noch. Bibit ajam tersebut, menurut keterangan,
dibeli dasi perusahaan peternakan ajam Missouri di Bandung.
2. Sebuah toko „Keruhun” mulai mendjual mesin penetas telur, bibit
ajam dan telur tetas.
3. Eksperimen peternakan dari Djawatan Kehewanan Daerah Bogor
mulai bekerdja di Tjilebut, 5 kilometer dari kota.
4. Didesa Pasarejan, 27 km'dari kota, kelihatan ajam ras kepunjaan
Saudara Soleh Iskandar.

2782

5.

6.

Djawatan Pembangunan Usaha Tani Bogor mulai memberikan objek
ketjil-ketjil kepada organisasi-organisasi peternakan ajam misalnja
Kerukunan Tani dan Taman Pemuda Tani, dan mesinmesin penetas ditjoba didesa-desa Kopo, Nanggewer, Tjidjeruk
dan Tjiburuj, jang djauh letaknja dart Kota, sebagai introduksi/
pendidikan.
Dikota Bogor kemudian terlihat pemeliharaan ajam ras jang
agak meluas, seperti pada keluarga Masdar, Hasjim, Abdulmadjid
dan seterusnja.
Tjatatan ini berlangsung sepandjang tahun 1952.

Setelah diteliti, maka ternjata, bahwa modernisasi usaha peternakan ajam ras dengan sjarat-sjarat minimum/umum dikalangan masjarakat desa, masih terlalu pagi ,karena orang-orang desa mempunjai
ajam itu sebagai hal jang tidak disengadja, tidak dibutuhkan kandang,
tidak disediakan makanan, mati boleh, hilang boleh.
Mereka tidak mengusahakan, supaja ajam-ajam itu mendatangkan keuntungan dan mereka tidak mengusahakan, supaja ajam-ajam
itu mendatangkan keuntungan dan mereka tidak mentjegah kerugian.
Dengan meningkatnja harga barang-barang sedjak tahun 1952
orang desa telah menginsjafi, bahwa ajam adalah barang jang berharga, dapat menjambung umur beberapa hari, bahkan kini 1 ekor
ajam dapat ditukar dengan 7 sampai 10 liter beras.
Tiap-tiap tahun penjakit pseudovogelpest (tetelo) mengamuk, jang
hampir membinasakan seluruh ajam.
Usaha penjuntikan untuk mentjegah penjakit itu benangsur-angsur didjalankan.
Mula-mula tidak dapat berdjalan lantjar, tetapi usaha-usaha pendidikan sedikit dilantjarkan dikalangan masjarakat dewy sehingga
mentjapai hasil jang lumajan. Usaha itu berdjalan kira-kira lima tahun, dan mulai tahun 1957, usaha-usaha pemberantasan penjakit tetelo berdjalan dengan giatnja, terutama dimana ada swadaja/otoaktivita dart rakjatnja sendiri.
Dibawah ini terlihat kampung kampung jang telah pernah mengadakan penjuntikan pentjegah setjara massal, jaitu :
Tjianggu

Tjikurai

Gunungbatu

Taman

Tanah Sewa

Djambuluwuk

Darmaga

Tjikaret

Tarikolot

Hulurawa

Tandjakan

Sukamadju

Babakan

Mijan

Kebandungan

Tjiapus

Sampai achir tahun 1958 tertjatat ± 60 kampung jang terletak
diseluruh kabupaten Bogor, jang telah pernah dan berulangkali meng adakan gerakan penjuntikan pentjegah tetelo.
Dikebahui pula bahwa dikampung-kampung itu telah ada djago
ras, sebagai usaha meninggikan mutu (vordeling) ajam kampung.

2783

Selain dari pada itu telah diketahui pula bahwa telah ada kira kira 40 orang (kader), yang telah memiliki alat suntikan (injectiespuit)
untuk digunakan dalam usaha pemberantasan penjakit tetelo.
Pelapor jakin, bahwa angka-angka tersebut djauh lebih rendah
dari angka jang sebenarnja, karena tidak mungkin semua usaha itu
diketahui oleh pelapor, jang diketahui adalah menurut tjatatan jang
ada sampai achir 1958. Apa-apa jang terdjadi didaerah Kabupaten
Bogor dalam tahun 1959 tidak diikuti, karena aktivita berpindah ke daerah kotapradja Bogor.
Walaupun usaha pentjegahan penjakit tetelo dan usaha mempertinggi mutu ajam kampung itu djauh dari semestinja, tetapi dapat
dibuktikan bahwa hal tersebut positif ikut meninggikan produksi
telur dan daging ajam.
Di KOTAPRADJA BOGOR keadaan usaha peternakan kelihatan
lebih pesat daripada di KABUPATEN. Pesat dalam arti peternakan
ajam ras.
Bangsa-bangsa ajam jang diternakkan disana, sepandjang pengli hatan pelapor sebagai berikut :
White Leghorn.

Noord Hollands Blauw.

Black Leghorn.

Plymouth Rock.

Patrys Leghorn.

Ancoma.

Monorca.
Rhode Island Red.
Austrolorp.

Leght Susesex.
Opington
New Hampschire.

Ajam jang telah banjak diternakkan adalah White Leghorn,
Rhode Island Red dan Austrolorp.
Sedjak tahun 1959 orang mulai menternakkan Leght Sussex, Orpington dan New Hampschire.
Ajam-ajam tersebut ajam jang sangat mahal, karena masih djarang dipunjai orang.
Dalam tahun-tahun 1959 dan 1960 Bogor menerima kiriman telur
dan anak-anak ajam dari luar negeri, jaitu dari Denmark, Belanda dan
Inggeris sebagai usaha mengadakan Bloedverversching. Kiriman ter sebut adalah gift, jang diusahakan oleh salah satu peternak Saudara
Soetioso. Pemeliharaan pertama (karantain verploging) dilakukan oleh
L.P.P.P.H. dan B.P.P.P. dan Saudara Kapten Samsudin, sebagai pen djaga terhadap penjakit-penjakit jang mungkin dibawa dari negeri
aslinja.
Pada tanggal 1 Djuli tahun 1955 atas inisiatip Saudara Pasaribu cs.
diadakan rapat pembentukan Koperasi Peternakan ajam SEDJAH TERA
di di aula B.P.P.P. dimana, Dokter Wardojo memberikan dorongan-dorongan dan inspirasi4nspirasi tentang peternakan ajam ras, de

2784

ngan mengambil tjontah Djerman, jang pernah dikundjungi oleh be liau. Sebagai Ketua dipilih Saudara Kapten Samsudin Natadisastra.
Rapat tersebut jang telah mulai timbul sebagai tjendawan di musim hudjan sebelum tahun 1955.
Tiga tahun berdjalan dengan suka dan duka, keuntungan dan
kerugian jang diderita oleh para peternak, disebabkan karena:
(a). Sjarat minimum/umum belum disadari penuh oleh para peternak.
(b). Obat-obat belum tersedia lengkap, sehingga sering para peternak
menggunakan obat jang mahal seperti streptomicin, penicilin, te trachloor dan lain sebagainja.
Sering menghebat penjakit-penjakit, semangkin sering para pe ternak mengundjungi L.P.P.P.H. (Dr. Kurjana), jang ternjata tidak sedikit memberikan pertolongan.
Dengan digunakannja obat-obat baru, jaitu piperasin, trisulfa, di samping obat-obat jang sudah popular seperti vaccin, pest dan pokken
dan setelah peternakan-peternakan mentaati sjarat-sjarat minimum,
maka kini para peternak dapat mengetjap kebahagiaan.
Penghasilan telah dapat menutup pengeluaran keuntungan jang
tidak sedikit telah diterima oleh para peternak.
Hingga kini, jaitu sampai laporan ini dibuat, telah ada ± 109
(seratus sembilan) peternak jang bekerdja sungguh-sungguh atau se tengah sungguh-sungguh.
Angka tersebut bukan angka jang pasti dan pelapor jakin, bahwa
djumlahnja lebih banjak tjatatan tersebut berdasarkan ingatan dan
tidak berdasarkan pendaftaran.
Kesimpulan pendek.
Penjakit ajam jang berbahaja adalah tetelo.
Karena itu mesti diadakan pemberantasan massal. Slides tentang
andjuran keharusan menjuntik pentjegah tetelo dengan istilah jang
terang/djelas dan mudah diterima hendaknja dipasang oleh Pemerin tah disemua bioskop.
Kebutuhan akan protein adalah panting sekali, oleh karena itu
hendaknja diusahakan setjara besar-besaran membangkitkan swadaja
rakjat untuk berternak ajam, baik ajam kampung, maupun ajam ras,
dengan sjarat-sjarat minimum dalam mentjegah penjakit dan meme lihara ajam-ajam tsb.
Tanpa swadaja rakjat, usaha gerakan peternakan , ajam tidak
mungkin mempunjai areal jang luas. Swadaja ini dapat dibangkitkan
dengan memberikan pengertian-pengertian akan urgensinja berternak, baik dalam segi sosial-ekonomis maupun dalam segi kesehatan
rakjat atau pribadi-pribadi sendiri. Bahwa swadaja rakjat telah nam pak, telah sama-sama kita maklumi ; sekarang tinggal memupuknja
sadja lagi,

2785

§ 1265. Pembentukan unit peternakan ajam di kewedanaan — sebagai usaha perlengkapan kekurangan akan „protein hewani”
melalui otoaktivita
TJONTOH
KOTA-PRADJA-BOGOR.
ANGGARAN BELANDJA
RENTJANA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MENGGILING BAHAN-BAHAN MAKANAN AJAM, DENGAN „PRODUKSI SEHARI
4 KWINTAL”

DAFTAR PERINTJIAN PENGELUARAN DAN HASIL-HASIL
JANG DIHARAPKAN
URAIAN

INVESTASI
2 tahun
1 tahun

EKSPLOITASI

I. Pembelian alat-alat/perkakas-perkakas dan perlengkapannja.
1. Mesin giling kekuat- Rp. 25.000,- Rp. 12.500,- Rp. ………
an 1 kwintal/djam
lengkap dengan electromotor 1½ — 3 PK.
2. Perlengkapan lain‘’ 20.000,- ‘’ 10.000,- ‘’
………
lainnja
3. Pemasangan listrik
‘’
5.000,- ‘’
2.500,- ‘’
………
dll.
II. Biaja mengerdjakan dan
pemeliharaan.
1. 5 orang pembantu

……… “
……… “ 36.000,2. Pembelian ternak,

……… “
……… “
3.500,pembelian alat-alat.
III. Penjualan makanan
ajam, menggiling bahanbahan makanan.
1. Pembelian bahan-ba- “
……… “
……… “ 75.000,han makanan (djagung, dedak, tepung
ikan, dll. ± 1500
kwintal).
2. Pembajaran aliran

……… “
……… “ 10.000,listrik
3. Sewa tempat

……… “
……… “
3.600,(gudang) dan tempat
pendjual-an.
IV. Hasil jang diharapkan.
1. Pendapatan pendjual- “
……… “
……… “
………
an makanan ajam,
tiap kwintal
Rp. 6000,2. Pendapatan ongkos

……… “
……… “
………
giling tiap kwintal
Rp. 25,Djumlah
Rp. 500.000,- Rp. 25.000,- Rp. 803.000,-

2786

HASIL

Rp

………



………



………




………
………



………



………



………

“ 900.000,-



30.000,-

Rp. 930.000,-

TJATATAN:
Perusahaan ini merupakan PERUSAHAAN KEPERTJAJAAN,
karena makanan menentukan PRODUKSI dan KESEHATAN ternak.
PEWUDJUDAN dilakukan dalam kantung-kantung dengan
tinubangan tertentu memakai tanda djaminan (garansi).
KETERANGAN.
Modal uang tunai jang diperlukan sekali gus jaitu untuk:
1.
2.

Pembelian alat-alat/perkakas-perkakas/
perlengkapan ........................................................ = Rp. 50.000,
Pembelian bahan .bahan makanan untuk per
sediaan sebulan, sebanjak ± 120 kwintal ...
= Rp. 62.000,
TJADANGAN (dibulatkan)
DJUMLAH

1.

Rp. 112.000,
Rp. 120.000,

Penempatan dan lain-lain.
Berhubung dengan tarif listrik jang tinggi, tempat pengawasan dan
lain-lain memerlukan ketelitian, maka untuk sementara PER USAHAAN ditempatkan/ditempat tinggal salah seorang Pengurus Perusahaan Peternak „SEDJAHTERA” Bogor, jang dapat me njewakan garasi dan empernja.

2.

Selain tempatnja STRATEGIS, aliran listriknja tjukup kuat (3
X 10 Amp. = 3 phase = 4000 V A) dan hubungan telepon ada
pula.

3.

Segala sesuatu ditudjukan dan disiapkan untuk (dalam waktu
singkat) mendjadikan perusahaan itu „PABRIK MAKANAN
TERNAK”.
Daerah Bogor tnampu memenuhi bahan-bahan makanan ternak
jang diperlukan dan pasarnjapun kuat dan luas, disamping mengisi „UNIT-UNIT” Rukun Tetangga jang di-konsolidasi-kan.
Semua tenaga pembantu disiapkan supaja nanti mendjadi „peng usaha” di DESA.

4.

5.
6.

Mesin giling dapat dibuat di Bogor, karena PABRIK-PABRIK
BEST banjak dan alat-alat Berta perkakas-perkakasnja tjukup pula,
ketjuali beberapa alat-alat listrik dan electromotor jang masih
bergantung pada impor.

2787

ANGGARAN BELANDJA
§ 1266.

Rentjana Pembentukan Unit Peternakan ajam di Kewedanaan sebagai usaha dalam perlengkapan kekurangan akan
„Protein Hewani”

Selama Pembentukan Unit „Besar” Kewedanaan, Unit „Terketjil” R-T.
di-konsolidasi-kan melalui „Autoaktiviteit”.

Biaja jang untuk „Konsolidasi” Unit Rukun Tetangga dan basil jang
diharapkan.
URAIAN

INVESTASI
2 tahun
1 tahun

EKSPLOITASI

I. Kandang
1. 20 kandang a 30 ekor
ajam a Rp. 1.500.
(ukuran 1 X 3 m,
3 tingkat)
Rp. 30.000,- Rp. 15.000,- Rp.
2. Perlengkapannja
(tempat tir, tempat
bertelur dll.).
Rp. 6.000 Rp. 3.000,- Rp.

HASIL

……… Rp.

………

……… Rp.

……….

Rp. 60.000,- Rp. 30.000,- Rp.

………. Rp.

……….

Rp.

5.000,- Rp.

2.500,- Rp.

………. Rp.

……….

IV. Obat pentjegah dan obat Rp.

………. Rp.

………. Rp.

6.000,- Rp.

……….

……….

II. Pembelian bibit.
600 ekor ajam betina,
umur ± 4 bulan
Rp. 100,- seekor
Standard Bogor)
III. Alat-alat pengobatan.
Ditimbang tjotjok
dengan
V. Makanan dan persediaan
makanan
VI. Seekor 100 gram sehari
(60 x 365 x Rp. 7,-)

Rp.

………. Rp.

………. Rp. 153.000,- Rp.

VII. Hasil jang diharapkan
pada tahun pertama.
Pendjualan telur makan
600 x 180 x Rp. 2,50

Rp.

………. Rp.

………. Rp.

………. Rp. 270.000,-

Rp. 101.000,- Rp. 50.500,- Rp.

159.000 Rp. 270.000,-

Djumlah

2788

KEUNTUNGAN TAHUN PERTAMA = Rp. 270.000.— +
(Rp. 159.00O.—)
Rp. 60.500.—
TIAP BULAN,
tiap KELUARGA (5 djiwa) + Rp. 60.500. _ Rp. 250.—
12X20
250
Atau dinilai dengan TELUR = Rp.___________= 100 butir telur. (berat te2.50
lur ± 50 gr)
100
Djadi tiap djiwa sehari = ____________= 2/3 butir telur = 1 butir telur
5X30
ajam kam