Jilid-02-Depernas 24-Bab-13

TRIPOLA PEMBANGUNAN
BAB 13. BABAK UMUM
§ 1 7 2 . D e p e r n a s d i t u g a s k a n m e m b u a t : Tr i p o l a P e m b a n g u n a n N a sianal-Semesta-Berentjanua
Rentjana I.
Nasional, karena pola tersebut harus menggambarkan keinginan
seluruh daerah dan seluruh lapisan bangsa Indonesia dari
Sabang sampai ke Merauke.
Semesta, karena pola tersebut harus meliputi seluruh lapangan
hidup bangsa dan negara.
Berentjana, karena tidak mungkin tertjapai pelaksanaan tjita²
b a n g s a I n d o n e s i a , j a i t u m a s j a r a k a t a d i l d a n m a k m u r, b e r d a s a r kan pantjasila sekaligus, tetapi setapak demi setapak, tahap
demi tahap, tingkat demi tingkat.
Tr i p o l a , k a r e n a p o l a t e r s e b u t t e r d i r l a t a s t i g a p o l a j a i t u 1 p o l a
projek, 2 pola pendjelasan dan 3 pola pembiajaan.
§ 173. Dalam amanatnja kepada Depernas mengenai perentja naan pola pembangunan Presiden menegaskan sebagai berikut :
a.

„Pola jang akan Saudara susun sebagai sering saja katakan,
hendaknja mendjadi satu pola nasional, milik bukan lagi daripada Depernas, milik, bukan lagi daripada Pemerintah, tetapi
milik daripada segenap Rakjat Indonesia, milik daripada seluruh bangsa Indonesia, milik nasional.
Kita harus mengadakan "planned policy", politik jang teren tjana. Dan inilah pokok daripada demokrasi terpimpin.

Ki t a harus m engadakan ekonom i j ang t erent j ana unt uk m e m b e r i
pi m pi nan kepada revol usi ekonom i . P l anned econom y, e k o n o m i
terpimpin. Kita harus mengadakan revolusi sosial jang terpimpin, planned political activity, planned economic activity, p l a n n e d
c u l t u r a l a c t i v i t y, p l a n n e d m e n t a l a c t i v i t y, s e m u a n j a pl a n n e d ,
semuanja terentjana. Dan kalau Saudara mengerti hal ini, maka
Saudara mengerti inti-pokoknja maka diadakan Depernas. S e b a b
pekerdjaan Saudara2 bukan hanja mengurus planning daripada
s a t u b i d a n g s a d j a . Ti d a k ! D e p e r n a s m e n g a d a k a n " o v e r a l l p l a n n i n g " , p l a n n i n g s e m e s t a , p l a n n i n g j a n g m e l i p ut i s e m u a bi d a n g ,
planning jang mengenai ja ekonomi, ja kulturil, ja mental, p l a n ning diatas segala bidang, Planning overall".

b . „ Rentjana pembangunan semesta atau overall seperti jang akan
s e l e s a i d i s e l e n g g a r a k a n ol e h D e w a n P e r a n t j a n g N a s i o n a l d i t a h u n depan itu, adalah Pembangunan dizaman peralihan, zaman
transisi ini bermula sedjak waktu sekarang sampai kewaktu
sudah terbentuknja negara-kesatuan Republik Indonesia ber dasarkan Pantjasila, dengan meliputi masjarakat Indonesia j a n g
adil dan makmur jang djuga berdasarkan adjaran Pantjasila.
B e r a p a l a m a n j a z a m a n p e r a l i h a n i t u , a d a l a h t e rg a n t u n g k e p a d a
djajanja dan lekas putar rodanja Revolusi Kemerdekaan Indo290

nesia dihari depan dan lekas terbentuknja masjarakat adil dan
makmur itu”.

c. „Oleh karena soal pembangunan adalah soal jang tidak berdiri
sendiri, jang tidak lepas dari hubungannja dengan bidang² lain
jaitu kehidupan Negara dan masjarakat, maka dalam melaksanakan pembangunan semesta, perlu adanja suatu perentjanaan
overall, suatu perentjanaan semesta, jang didasarkan kepada
kebutuhan dan kepribadian Rakjat Indonesia, tanpa mengabaikan tjontoh pengalaman² dalam pembangunan diluar negeri dengan perpaduan pengalaman dan keadaan jang konkrit didalam
negeri”.
d. „Pelaksanaan menjusun blueprint dari rentjana overall-planning
itu tidaklah dapat dikerdjakan dengan sambil lalu. Haruslah
semua fikiran dengan kesadaran dikonsentrir pada pekerdjaan
tersebut.
Penjusunan pola pembangunan adalah guna mendapatkan suatu
rentjana overall disegala bidang kehidupan Negara dan Rakjat,
menudju kepembangunan sosialisme a la Indonesia atau kema sjarakatan gotong-rojong”.
e. „Perentjanaan harus ditudjukan kepada segala sudut pemba ngunan, djasmaniah dan rochaniah, tehnis, mental, etis dan spi rituil menurut norma dan nilai² jang tersimpul dalam alam adil
dan makmur itu”.
f. „Blueprint pada Dewan Perantjang Nasional jang mengandung
rantjangan semesta, harus dibuat dengan bentuk jang seksama,
dan harus pula dibuat hanja demi kepentingan bersama”.
Perantjangan adalah suatu pekerdjaan jang sangat complex,
karena harus memperhatikan sekian banjak faktor :

Kita harus per-tama 2 memperhitungkan keinginan dan kesang gupan.
Kita harus mengingat-faktor urutan waktu.
Ti m i n g j a n g d a p a t d j u g a d i s e b u t u r u t a n k e g i a t a n a d a l a h m e n djadi inti sesuatu planning. Sangat tjeroboh dan tidak bertanggung
djawab pemakaian modal rakjat jang dipungut dengan menekan
tingkat hidup untuk membeli traktor 2 untuk satu daerah, sedangkan
djalan² jang diperlukan belum dipikirkan untuk membuatnja, se hingga setiba traktor di Indonesia ia terletak ber-bulan 2 dengan
tidak bermanfaat, malahan meminta biaja lagi untuk penjimpanan
digudang.
Kita harus memilih djalan jang se-baik 2nja harus ditempuh dan
mem-bagi2 pekerdjaan.
Kita harus membagi kegiatan dan alat 2 menurut keperluan pekerdjaan jang kita hadapi.
Planning semesta adalah pekerdjaan logistik jang memerlukan
pengetahuan tentang kedudukan² strategis negara dan bangsa dan
menduduki tempat2 strategis itu untuk dapat menguasai segala gerak
dan kegiatan dalam daerah jang lebih luas.
Konsentrasi tenaga dan modal harus diadakan, sedangkan
pembatasan2 perlu diadakan pula.
291

Planning semesta jang meliputi antar bidang kehidupan dan

antar daerah keseluruh Indonesia adalah pekerdjaan jang amat sulit
dan pada masa ini planning semesta suatu negara tidak dapat pula
dilepaskan dari hubungan antar negara dan benua.
Wa l a u p u n h u b u n g a n a n t a r n e g a r a i n i t i d a k d i u r a i k a n - s e t j a r a
m endal am , t et api perl u di i nsj afi , bahwa negara dan bangsa I n d o n e s i a
menduduki tempat diantara seluruh umat manusia dalam rangkaian
tata dunia.
Soal jang penting jang harus dikerdjakan Depernas ialah soal
kebidjaksanaan dalam tiap bidang. Dalam djangka pandjang misal nja perlu ditetapkan kebidjaksanaan mengenai bahan baku untiuk
tekstil buat sepuluh limabelas tahun jang akan datang, persoalan
karet alam dan karet synthetis, angkutan kereta api atau angkutan
m o t o r, a n g k u t a n l a u t , s i st i m b e l a s t i n g , s i s t i m d j a m i n a n s o si a l , s i s t i m
pendidikan jang dapat mempertjepat tertjapainja masjarakat adil dan
makmur dan ber-puluh² soal kebidjaksanaan di-bidang² lain.
Pembangunan semesta adalah pendjumlahan kegiatan ber-bagai 2
golongan dalam ber-bagai 2 lapangan jang memerlukan koordinasi
jang tepat.
Perentjanaan tidak merupakan suatu pekerdjaan jang dapat di selesalkan sekaligus, tetapi adalah pekerdjaan jang berdjalan terus
menerus. Oleh karena itu untuk masa jang akan datang Depernas
harus sanggup memformulir garis besar pembangunan jang akan

didjalankan, harus sanggup meneliti hubungan bidang² jang dapat
memberi sumbangan kepada kesedjahteraan bangsa Indonesia dan
m enent ukan pri orit et 2 kegi at an, harus sanggup m enj el i di ki p e r s o a l a n 2
masjarakat jang timbul dalam masa jang akan datang dan meminta
perhatian Pemerintah dan masjarakat untuk tjara² memetjahkan
persoalan2 itu.
§ 174. Ada unsur2 pokok jang sama dalam semua planning :
a. Melihat kedepan kearah tudjuan.
b. Mewudjudkan tudjuan jang telah ditentukan,
c. Koordinasi dari semua tenaga dan alat untuk mewudjudkan tu djuan jang diingini dengan tjepat murah dan effisien.
§ 175. Struktur pola harus terdiri atas 3 bagian jaitu :
a.
Rentjana pembangunan (Pola Projek).
b. Pendjelasan rentjana (Pola Pembiajaan).
c. Rantjangan pembiajaan pembangunan (Pola Pembiajaan).
Pola projek berisi projek 2 jang akan dibangun. Dengan serba
ringkas diterangkan tempat, biaja, hasil atau keuntungan serta
keterangan² lain jang dipandang perlu.
Pola pendjelasan berisi pendjelasan tentang pembangunan jang
akan dilakukan dalam salah satu bidang. Untuk memudahkan mengikuti pola pendjelasan itu dibuat ichtisar garis besar daripada pola

pendjelasan tersebut.
Pola pembiajaan berisi dasar pikiran mengenai tjara dan
sumber2 membiajai pembangunan keseluruhannja.
§ 176. Selandjutnja telah djuga ditentukan bentuk juridis pola
Pembangunan tersebut dengan tripolanja, jaitu :
292

RANTJANGAN DASAR UNDANG² PEMBANGUNAN NASIONAL
SEMESTA BERENTJANA
R entj ana I.
(1961 - 1969).
§ 177. Achirnja telah pula ditentukan, bahwa jang berwewenang
mensjahkan pola teraebut adalah Madjelis Permusjawaratan Rakjat
sebagai badan tertinggi pemegang kekuasaan di Negara Republik
Indonesia. Mengenai pengesahan ini Presiden menerangkan dalam
amanat Pembangunan kepada Depernas sebagai berikut
„Maka oleh karena itulah saja berpendapat bahwa pola itu se dianja dibawa kepada Madjelis Permusjawaiatan Rakjat, itu ada lah Madjelis kita jang terlengkap dan tertinggi.
Dan sebagai saja katakan pada pidato 17 Agustus 1959, djika lau
pola ini nanti sudah diterima oleh Madjelis Permusjawaratan Rakjat,
artinja djikalau pola itu sudah mendjadi satu milik nasional,

m e n d j a d i s a t u n a t i o n a l p r o p e r t y, m e n d j a d i s a t u n a t i o n a a l b e z i t , m a k a
pola itu harus diselenggarakan oleh segenap rakjat Indonesia agar
supaja ia mendjadi satu realitet. Didalam pidato 17 Agustus 1959,
maka saja katakan segenap minat, segenap tenaga, segenap keringat
dari Bangsa Indonesia harus diholopiskuntulbariskan, untuk menje lenggarak an, melaksanakan apa jang tergores diatas pola itu.
Saudara², dus mengerti, bahwa Depernas menghadapi satu pe kerdjaan jang amat besar sekali. Amat berat, tetapi Saudara 2 menget ahui , am at m ul i a, dj i kal au pol a i ni sudah di t eri m a ol eh M a d j e l i s
Permusjawaratan Rakjat, djikalau pola ini dus, sudah mendjadi satu
n a t i o n a l p r o p e r t y, d j i k a l a u p o l a i n i , s u d a h m e n d j a d i n a t i o n a a l b e z i t ,
t i d a k b o l e h s a t u o r a n g p u n m e r o b a h n j a . Ti d a k b o l e h P e m e r i n t a h m e r o b a h p o l a i n i . Ti d a k b o l e h s e s e o r a n g M e n t e r i m e r o b a h p o l a i n i .
Ti d a k b o l e h P r e s i d e n m e r o b a h p o l a i n i . Ti d a k b o l e h P a n g l i m a Te r tinggi merobah pola ini, oleh karena sebagai tadi saja katakan, pola
i n i t e l a h d i t e r i m a o l e h M a d j e l i s Te r t i n g g i d a r i p a d a s e l u r u h b a n g s a
Indonesia, antara Sabang dan Merauke.