Jilid-13 Depernas 24-Bab-116

BAB 116. PROJEK-PROJEK

§ 1312. Projek Pemintalan
Sebagai didjelaskan dalam Bab 115 sebermula telah pada tempatnja djika diadakan perluasan pemintalan setjara besar-besaran dan
bahwa dalam beberapa tahun sadja dengan penghematan devisen ka rena produksi setjara intensif projek ini telah dapat mentjapai taraf
self-generating sehingga dapat selandjutnja memperkembang-usaha.
Berhubung masing-masing bidang mempunjai hubungan erat satu
sama lainnja, maka rentjana dalam perluasan pemintalanpun tidak
dapat dilaksanakan menurut angka-angka jang schematis atau idealistis.
Rentjana Penjediaan Mata Pintal untuk tarap pertama dari Rentjana Pembangunan Semesta I ini disesuaikan dengan daja produksi
bahan baku.
Untuk tahun pertama dimulai dengan lk. 25% dan pada tahun
ketiga baru 100%. Selandjutnja penambahan mata-pintal disesuaikan
dengan produksi dan kebutuhan akan benang untuk industri tenun.

Daf tar Penjediaan Mata-Pintal.
Tahun

Djumlah
benang ton
(seharusnja)


1961
1962
1963
1964
1965
1966
1967
1968

158.000
162.000
165.500
203.200
208.000
212.700
271.800
278.160

Djumlah m.p.

% m.p.
25%
50%
100%






270.000
530.000
1.125.000
+ (377.000)
+ ( 45.000)
+ ( 47.000)
+ (591.000)
+ ( 63.600)

Djumlah bahan

baku nabati
jang perlu
diimpor (ton)
45.000
89.000
162.600
177.800
122.500
64.400
31.000
0

§ 1313. Projek Penjempurnaan Sandang
Pabrik penjempurnaan sandang jang ada sekarang hanja dapat
melajani lk. 2% kebutuhan seluruhnja.
Sesuai dengan perkembangan projek pemintalan jang akan Seimbang dengan industri pertenunan, maka dalam bidang penjempurnaanpun harus pula dibangun sedemikian rupa agar djangan menimbulkan kepintjangan seperti dimasa jang lampau.
Dalam hubungan ini perlu ditindjau djenis penjempurnaan jang
sangat dibutuhkan itu.

2843


Djika berdasarkan pengalaman bahwa lebih kurang 60% dari
djumlah konsumsi merupakan kain berwarna (printed/dyed) maka
djumlah ini merupakan lk. 1000 djuta meter pada achir tahun Rentjana I.
Karena harus pula ditjapai taraf self-supporting dalam penjempurnaan sandang, maka harus pula didirikan projek-projek jang sesuai dengan kebutuhan.
§ 1314. Rentjana Projek Penjempurnaan Sandang
Tahun
1961
1962
1963
1964
1965
1966
1967
1968

60% djumlah
konsumsi
570
583

596
731
748
766
978
1.000

Unit a
Unit dengan -2000
15.000.000 m.
looms

djuta/m.









5
20
10
10
10
5
6




1
1
1
1
1


Djumlah :


66

5

§ 1315. Projek Benang Djahit
Sebagaimana telah didjelaskan sebermula bersama dengan rentjana-rentjana pokok (bahan nabati) dan pengolahan, perlu djuga di perhatikan soal benang djahit.
Untuk ini direntjanakan sekurang-kurangnja penjediaan sebanjak
2000 ton benang dalam masa Rentjana Pembanguan Semesta Pertama.
§ 1316. Rentjana Pabrik Benang Djahit
Kebutuhan akan benang djahit ditaksir lk. 2000 ton setahun setelah tahun 1965.
Satu unit dengan kapasitet 500 ton/tahun sudah tjukup besar bagi
permulaan industri benang djahit jang dapat ditempatkan pada tiaptiap pulau besar.
Perkembangan selandjutnja diharapkan agar swasta turut aktip
dalam melajani kebutuhan benang djahit jang pelbagai djenis bentuknja itu.

2844

§ 1317. Rentjana Pabrik Benang
Tahun

1961
1962
1963
1964
1965
1966
1967
1968

Pabrik
(ton)
+
+
+

1 X 500
1 X 500
1 X 500
1 X 500






Djumlah produksi
500
1.000
1.500
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000 ton

§ 1318. Projek Bahan Tide Klambu
Hampir setiap keluarga jang berdiam ditanah dataran tropik membutuhkan klambu untuk mendjaga kesehatan.
Djika rata-rata setiap 3 kepala memerlukan satu kelambu dan
ukuran 1 klambu memerlukan lebih kurang 42" X 70" x  72", jang
dibutuhkan mulai tahun 1961 adalah 30.000.000 yard.

Keadaan sekarang telah menghendaki persediaan baru sekurangkurangnja 50% dari kebutuhan tersebut.
Djika setiap dua tahun harus diganti dengan jang baru maka setiap tahunnja dibutuhkan lk. 15 djuta yard atau 13,5 djuta meter.
Harga satu pabrik dengan kapasitet 200 yard/hari/2 regu ialah lk.
US $ 90.000,— dan untuk gedungnja tjukup dengan Rp. 2.550.000,—
jang meliputi lk. 850 m 2 tanah.
Untuk pabrik ini diperlukan penjediaan modal kerdja selama 3
bulan jang ditaksir lk. Rp. 5.000.000,—.
Pabrik sebesar ini ditaksir memerlukan tenaga manusia lk. 70 orang/
1 regu.
Djika harga per yard lk. Rp. 40,— dewasa ini (harga gelap lebih
tinggi) maka dengan perhitungan harga produksi adalah lk. setengah
dari harga tersebut.
Dalam hubungan ini maka industri tule kelambu ini memperlihatkan gedjala jang sangat menguntungkan pengusaha.

2845

§ 1319. Rentjana Pabrik
Tahun

Tempat


1961
1962

Seluruh
1963 Daswati I
1964
1965

Djumlah
pabrik

50% 11 buah
100% 22 buah



Kapasitet

Keterangan



Persiapan
pemesanan
a 13.200.000 Produksi
yard.
(2 regu)
a





§ 1320. Rayon

-

Pada dewasa ini Indonesia telah memiliki alat-alat pertenunan dan
pemintalan jang modern, tetapi kapasitetnja tidak dapat dipergunakan
setjara efektif, antara lain karena. bahan baku tidak mentjukupi.
Hasil produksi bahan baku ditanah air kita belum lagi mentjapai
1% dari seluruh kwantum jang kita butuhkan.
Untuk mendjadikan Indonesia tidak lagi bergantung pada luar ne geri, melainkan dapat memenuhi sendiri kebutuhan sandangnja, maka
perlu sekali diusahakan selfsupporting dalam bidang bahan baku.
Karena Indonesia kaja dalam persediaan kaju, maka jang paling
tjepat dapat dikerdjakan dewasa ini ialah menghastlkan djenis benang
buatan jang disebut rajon. Hutan-hutan rimba jang ada dinegeri kita ini
merupakan gudang bahan mentah jang dapat didjadikan bahan baku
untuk benang rayon dan tekstil rayon. Untuk. mendirikan industri Ra yon perlu dipeladjari dengan mendalam.
§ 1321. Sumber Bahan Rayon
Daftar Hutan Indonesia
Areal dalam km 2
Daerah
Djawa dan Madura
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Maluku/Irian Barat
Musa Tenggara

2846

Areal jang di- Areal jang titjadangkan
dak ditjadangkan
28.913
75.373
47.337
12.580

15.634


208.827
367.363
86.520
60.000
4.720

Djumlah
areal hutan
28.913.
284.200.
414.700.
99.100.
60.000.
20.355.

Indonesia

1957
179.837
727.431
1940
111.097
777.903
1939
103.137
790.037
1938
102.756
790.418
(Departemen Agraria bagian Urusan Tanah Areal).

907.268.
889.000.
893.174.
893.174.

Disamping hutan-hutan rimba, baik djuga kita perhatikan kebunkebun karet,
jang pohon-pohonnja sudah tjukup tua untuk dimasukkan kedalam
rentjana peremadjaan.
Peremadjaan itu dimaksudkan untuk kebun-kebun karet rakjat dan untuk
tanaman karet diperkebunan-perkebunan besar. Pada umumnja angkaangka statistik karet rakjat menundjukkan banjak kekurangan. Angka
jang agak pasti berasal dari tahun 1942, ketika berhubung dengan adanja restriksi, diadakan „herregistratie” dalam sektor karet
rakjat dan jang menentukan adanja karet rakjat seluas 1.300.000 H.A.
Tentang perkebunan besar, djumlah seluruhnja.ada 490.942 ha.
jaitu 179.932 H.A. dipulau Djawa, 260.375 H.A. di Sumatera Utara.
12.603 H.A, di Sumatera Tengah, 26.375 H.A. di Sumatera Selatan dan
9.315 H.A. di Kalimantan.
Sumber-sumber ini memberikan kemungkinan-kemungkinan besar untuk
mendirikan projek besar, tambahan pula faktor-faktor jang
menguntungkan tjukup kuat menjokong perhitungan tjara besar-be saran al lokasi sumber, djenis jang lama dan teratur.
Bahwa dari bahan kaju karet ini telah dapat diambil sellulosa jang baik dan
telah diolah sedemikian rupa sehingga mendjadi bahan rayon jang
memberikan harapan dihari depan, pertjobaan-pertjobaan setjara ilmiah
telah dilakukan oleh beberapa negara diantaranja negara tetang-ga kita,
Negara Persekutuan Tanah Melaju.
Sumber-sumber lain jang memberi harapan ialah djenis kaju liar dan
perkebunan Pinus Mercusii, Aghatis dan Albasia jang djuga ter-dapat
dibeberapa tempat dipulau-pulau Indonesia.
§ 1322. Peremadjaan pohon karet
Berdasarkan susunan umur tanaman karet di Indonesia dan meng ingat
perlunja berlandjut usaha produksi dengan tidak mengalami ke munduran. maka untuk sementara oleh Direksi P.P.N. disarankan sebagai
tudjuan peremadjaan karet areal seluas:
Untuk karet perkebunan
150.000 H.A.
Untuk karet rakjat
240.000 H.A.
Tudjuan peremadjaan itu hendak dilaksanakan dalam waktu 10 tahun, djadi
tiap tahun 15.000 H.A. dan 24.000 H.A., masing-masing untuk karet
perkebunan dan karet rakjat, Angka-angka ini djauh lebih besar daripada
gradasi peremadjaan jang didjalankan hingga sekarang ini.
Pada bulan Djanuari tahun ini diadakan angket untuk menjelidiki luasnja
penana•man barn dalam lingkungan perkebunan besar selama
14 tahun, jaitu semendjak 1945 sampai 1958.

2847

Angka-angka jang masuk jalah 68% dari areal seluruhnja (490.942
H.A.), jaitu mengenai kebun-kebun seluas 339.840 H.A.
Ternjata bahwa peremadjaan meliputi 56.030 H.A., jaitu rata-rata
4.000 H.A, setahun. Dengan ini dapat ditaksir bahwa untuk seluruh
areal, peremadjaan adalah 6 000 H.A. setahun.
Djika diambil sebagai riap (retation period) djangka 30 tahun,
maka pembaharuan ini seluruhnja 3 1/3 % atau 16.000 H.A. setahun.
§ 1323. Peranan Rayon
Jang

dimaksud dengan rayon ialah benang-benang jang dibuat
dari selulosa atau derivate-selulosa. Selulosa ada pada semua tenam tanaman, jaitu dalam bentuk jang tidak banjak lagi memerlukan pe ngolahan, berupa bulu sekeliling bidji kapas dan kapok ; berupa serat
daun-daun pada nanas, pisang dan agave ; berupa pembungkus buah
pada kelapa ; berupa serat batang pada bambu, tabu dan merang ; dan
selandjutnja berupa kaju dalam pohon-pohon.

Pada stadium permulaan benang buatan itu dimaksudkan sebagai pengganti
benang sutera. Pada tahun 1889 sudah berdiri di Perantjis dikota
Besancon pabrik sutera jang pertama. Prosede jang digunakan pada
waktu itu ialah mengolah obat bedil (gun powder) sedemikian rupa,
sehingga nitro-selulosa kembali mendjadi selulosa (regenerasi dari
selulosa).
Tjara jang demikian itu jang disebut prosede nitro-selulosa, kemudian
terdesak oleh metode-metode jang baru dan achirnja sama sekali
ditinggalkan.
Pada tahun 1857 sudah diketahui oleh Schweizer bahwa selulosa dapat
ditjernakan dalam amoniak-oksida-tembaga (woxam). Pendapat inilah
jang mendjadi dasar untuk produksi prosede woksam (cupra -mon) jang
dibuat dengan mentjernakan selulosa dan kemudian melaksanakan
regenerasi selulosa itu dengan mentjelupkannja kedalam asam. Prosede
ini disebut prosede kwoksam (cupramon). Sutera tem baga ini pertama
kalinja dibuat pada tahun 1891, dan tjara membuatnja sampai sekarang
masih diteruskan antara lain oleh pabrik-sutera „Bemberg”.
Hampir bersamaan waktunja dengan penemuan sutera cuoxam
tadi, pada tahun 1893 oleh Crose dan Leven ditemukan tjara jang
baru jang disebut prosede viskos (viscose).
Metode ini berdasarkan reaksi selulose atau carbon-disulphide setelah
selulosa itu sudah terlebih dahulu ditjelup dalam alkali. Hasil reaksi itu
ialah suatu produk jang disebut xanthogenaat. Xanthogenaat itu
kemudian ditjernakan dalam hydroxide dan inilah jang disebut viscose.
Dengan penjemburan bahan viscose itu melalui lubang-lubang jang ketjil
dalam asam belerang, maka dihasilkan benang-benang selulose. Prosede
viskos inilah jang kemudian sangat banjak diperguna -kan diseluruh
dunia.
Tidak lama sesudah rayonviskos itu, ditemukan rayon asetat jang dibuat
dengan menjemburkan „geacetyleerde cellulose” jang ditjernakan dalam
aseton. Produksi menurut prosede ini mulai berarti sesudah perang
dunia pertama, setelah prosede itu mendapat per -

2848

baikan dengan tjara pembuatan baru, jaitu dengan penjemburan lurus
vertikal kebawah didalam ruangan jang sudah penuh diisi dengan angin
papas.
Menurut angka-angka mengenai produksi dunia dari seluruh ra- yon jang
dihasilkan, 90% adalah menurut prosede viskos, 7% menurut prosede asetat dan 3% menurut prosede woksam.
Djadi prosede viskoslah jang terbanjak dipakai. Sebagai telah di sebut diatas,
rayon itu dimaksudkan semula untuk mengganti sutera (sutera jang
dihasilkan ulat-ulat sutera), karena itu rayon itu dahulu dinamakan
sutera buatan. Nama itulah jang menjebabkan banjak
orang hingga sekarang masih menjangka, bahwa rayon itu hanja dapat dipakai untuk membuat badju wanita.
Dalam pada itu pengetahuan mengenai rayon sudah sedemikian
berkembang, sehingga pada waktu sekarang benang rayon sudah dapat mengganti setiap djenis benang jang lain, akan tetapi kebanjakan
rayon itu dipergunakan dalam tjampuran dengan benang jang lain.
Pentjampuran dilakukan untuk mengobah atau memperbaiki kwalitet,
umpamanja sadja rayon ditjampur dengan bulu atau kapas, su paja rayon itu memperoleh sifat-sifat bulu dan kapas. Rayon itu di tjampur dengan kapas, rami, bulu, dacron dan serat-serat buatan lainnja.
Kemadjuan dalam teknologi. barn sampai pada pentjampuran jang
mengidzinkan bagian rayon sampai 70%. Djika angka 70% ini
dilampaui, maka sifat-sifat jang chusus dari bahan jang ditjampur
itu tidak diperoleh lagi,sehingga sama sadja dengan „pure rayon”.
Meluasnja pembuatan rayon dapat dlihat dari angka-angka (da lam ribuan
ton) mengenai produksi dunia dalam waktu 40 tahun belakangan ini:
1920

1930

1940

1950

1955

13

193

894

1318

lebih dari 2000

a.
b.

Rayon itu merupakan :
Filament fibres, jaitu benang jang tidak terputus-putus, tidak ubahnja
dengan sutera-alam.
Staple fibres atau staple rayon jang pandjangnja 25 sampai 200
mm. ; mengenai pandjangnja, staple fibres itu menjerupai kapas,
jang pandjangnja antara 20 sampai 40 mm itu.
Ratio mengenai besarnja produksi filament fibre dan staple fibre
adalah berlainan dinegeri jang satu dengan dinegeri jang lain.

Adalah pada tempatnja untuk menjebut rayon itu s e r a t jang tersendiri, karena baik tebal dan pandjangnja maupun sifat-sifat kimia nja dan fisiknja sudah dapat diatur sedemikian, sehingga memenuhi
tjara penggunaannja jang beraneka-warna.

2849

§ 1324. Pemakaian Rayon
Filament rayon dipergunakan untuk membuat pelbagai matjam
sandang jang disulam, untuk pakaian dalam, pakaian wanita, kemedja
dan untuk berbagai-bagai keperluan sebagai pengganti bahan sutera.
Permukaannja halus dan mengkilap. Untuk mengubah kwalitetnja filament rayon itu ditjampur dengan serat-serat djenis lain.
Demikianlah djuga halnja dengan staple fibre jang sering kali
ditjampur dengan serat lain sebagai kapas, rami, sutera bulu dan lainlain. Staple fibre dapat menjerupai setiap djenis serat, sehingga tjo tjok untuk setiap matjam pakaian, baik untuk wanita maupun untuk
pria dan selandjutnja djuga untuk kain pintu dan djendela, untuk
kain pelapis (bekleding), untuk permadani dan lain-lain.
Suatu sifat jang chusus pada rayon ialah kesanggupannja meng hisap air (keringat), dan afinitetnja jang luar biasa akan bahan-bahan
tjat.
Selain dari sifat tersebut salah satu jang memberikan keseim bangan ialah sifat warnanja. Kalau ditjelup, staple fibre itu menge luarkan warna jang bersemarak sampai mengalahkan serat-serat jang
lain, bahkan adakalanja orang menganggapnja terlalu mengkilap, se hingga waktu masih merupakan viskos diperlukan untuk memberikannja warna jang sedikit gelap dengan bahan pigmen, biasanja be rupa titaan-dioksida (T 102). Selandjutnja untuk mentjegah berkerutnja, dipergunakan obat berupa getah buatan. Dalam usaha untuk
memperbaiki sifat-sifat rayon, ilmu kimia dan teknologi telah mem peroleh basil-basil jang sangat pesat, sehingga kian hari nilai serat
ini kian tinggi. Variasi jang dapat ditjiptakan dengan rayon djauh
lebih banjak daripada dengan serat-serat jang lain, baik variasi me ngenai rupa maupun mengenai konstruksi, efek-efek warna dan lainlain.
Disamping penggunaannja untuk tekstil, serat, rayon dipakai
djuga untuk bidang-bidang industri karat buat ban luar, ban dalam,
tali kipas, pipa-pipa dan lain-lain. Untuk maksud ini dibuat benang
rayon dengan tjara jang serupa seperti membuat filament fibre tetapi
tebal dan dengan kekuatan tahan-tegang jang besar (high tensile
strength).
Diatas ini kita telah menjebut rayon jang dibuat menurut pro sede asetat. Rayon asetat ini mempunjai sifat-sifat fisik tersendiri.
Jang antara lain patut disebut ialah bahwa bahan jang dibuat dari
djenis benang ini tidak tembus air. Hampir-hampir tidak dimilikinja
kesanggupan absorbsi terhadap keringat, sehingga tidak seberapa
tjotjok untuk didjadikan bahan pakaian-dalam didaerah panas. Rayon
asetat ini banjak dipergunakan untuk djas hudjan, pajung, bahanbahan pembungkus jang memberi perlindungan sempurna terhadap
air. Dalam pada itu perkembangan perindustrian njata sekali mem buktikan bahwa jang banjak dihasilkan ialah rayon jang dibuat menurut prosede viscose.
Harga dari hasil Rayon dibanding dengan kapas pada achir-achir
ini menundjukkan kemadjuan proses rayon.
Sebagai bahan perbandingan dibawah ini dimuat daftar harga menurut
bulanan di Djepang.

2850

Harga eksport (U.S.$ cent) di Djepang
belum termasuk asuransi dan biaja angkut
Tahun

Bulan

Benang kapas

Benang staple fibre

1958

Januari
Pebruari
Maret
Mei
Djuni
Agustus
September
Oktober

50.0
50.0
50.0
50.0
50.0
50.0
45.5
45.5

35.0
33.8
33.8
33.8
33.8
38.8
33.8
33.8

1959

Januari
Pebruari
April
Mei

45.5
45.5
45.5
45.5

33.8
33.8
33.8
33.8

§ 1325. PembuatanRayon Viskos (Viscose Rayon)
Untuk membuat rayon viskos, bahan selulose itu diperoleh dari
kaju. Sebermula jang dipergunakan hanjalah kaju pohon jang termasuk keluarga coniferen, jang banjak didatangkan dari Swedia berupa
kaju lembaran.
Selama perang dunia pertama Djerman dan daerah-daerah jang
didudukinja mengambil selulosa itu dari pohon fagus silvatica karena
pohon ini tersedia diwilajah sendiri, sehingga tidak perlu diimport,
tetapi kwalitetnja tidak seberapa memuaskan karena banjak mengandung pentosaan. Dalam pada itu dipeladjari djuga kemungkinan-kemungkinan untuk memperoleh selulosa dari merang, dari arundo denax (Italian reet) dan dari sampah.
Prosedur mengerdjakan rayon viskos itu singkatnja adalah sebagai
berikut:
Pulp jang berupa lembaran atau rol dipetjah-petjah mendjadi
potongan-potongan kaju jang berukuran 1 sampai 4 cm. Petjahanpetjtan kaju itu berkali-kali ditjelup dalam larutan 17½ % alkali
(sodium hydroxide), jang mengandung djuga sedikit hydrogen peroxyde,
sehingga kaju itu mendjadi kembung dan memiliki reaktivitet
kimia jang lebih besar dan dalam pada itu terbuang unsur-unsur jang
tidak terpakai. Proses ini memakan waktu antara 2 sampai 4 djam.
Sesudah itu potongan-potongan kaju itu digiling, sehingga mendjadi
„vlokkige-massa” (selulosa alkali).
Bahan selulosa alkali ini disimpan ditempat jang sudah diatur
panasnja antara 18° dan 30°C. Sesudah satu duahari molekul jang
tergabung setjara berantai-rantai memperoleh ukuran pandjang jang
tertentu dan uniform, lagi pula mendjadi mudah ditjernakan. Inilah
jang disebut selulosa alkali jang sudah matang.
2851

Kemudian selulosa alkali itu diolah dengan carbon-disulphide.
Sesudah mengalami pengolahan ini selama 3 djam, maka selulosa alkali itu mendjadi masak, kuning warnanja dan disebut xanthogenaat
(xanthos = kuning). Xanthogenaat itu ditjernakan dalam larutan sedium hidroksida, sehingga mendjadi viskos dengan nilai selulose 6 —
8%.
Viskos itu dipindahkan ketempat jang lain dan ditjampur dengan
beberapa bahan sehingga ,,homogeen'', sirat mana perlu untuk proses
selandjutnja. Sesudah itu viskos itu melalui saringan, dipindahkan
lagi untuk mematangkannja selama 2 a 4 hari. Maiksud pematangan
itu ialah menambah kesanggupan koagulasi pada waktu proses pemintalan dalam asam belirang, proses mana masih akan menjusul.
Pada waktu pematangan ini muntjul beberapa side-product dan carbon-disulphine. Dalam fase terachir dari waktu pematangan ini viskos
itu disimpan dalam ruangan hampa udara. Pala waktu itulah keluar
semua air-bubbles jang masih dikandungnja, hal mana sangat perlu supaja
didalam benang nanti djangan ada bagian-bagian jang lemah.
Didalam mesin-mesin pemintalan viskos itu kemudian disemprotkan melalui tubang-lubang jang ketjil dalam asam belirang. Mulai
ketika itu sudah timbul perbedaan didalam pengolahan. Perbedaan
inilah jang menentukan, apakah hasil prosede itu merupakan filament
fibre atau staple fibre. Mengenai fibre, tali rayon itu dipotong-potong
dalam mesin pemotong jang spesial. Selandjutnja fibre itu berkali-kali
dibersihkan dengan air dan diberi beberapa obat untuk menentukan
sifat-sifatnja (after treatment). Pada achirnja fibre itu dikeringkan,
dihimpun-himpunkan dengan teratur dan dipak.
Tjara pemintalan filament rayon dilakukan dengan spinneretspinneret jang ketjil dan tali rayon dari setiap spinneret itu diberi
obat-obatan setjara individuil untuk menentukan sifat-sifatnja.
Dengan ringkas, proses pembuatan rayon itu dapat dibagi dalam
6 fase berturut-turut :
a.

Pembuatan selulosa alkali, termasuk pekerdjaan mematangkannja.

b.

Pembuatan viskos.

c.

Pekerdjaan mempersiapkan sifat-sifat viskos.

d.

Pemintalan viskos mendjadi rayon.

e.

Pembersihan rayon dan- penentuan sifat-sifatnja.

f.

Pekerdjaan mengeringkan, menghimpunkan dan mempaknja.

§ 1326. Bahan kimia untuk procede viskos
Untuk membuat 45.000 ton serat-buatan selolusa, maka menurut
prosede viskosa diperlukan bahan-bahan sebagai berikut :
2852

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

50.000
49.000
17.000
70.000
12.000
4.000
4.000
10.000
240
15

t. pulp kimia
t. sodium hidroksida
t. karbon disulfide
t. asam belirang
t. sodium sulfida
t. zink sulfat
t. hidrogen peroksida
t. asam asetik
t. obat-obat penjelesai
t. blancofor

§ 1327. Procede pulp
Untuk membuat pulp dapat diikuti dua djalan, jaitu prosede sulfat dan prosede sulfit, Procede sulfat adalah prosede barn jang me merlukan belirang dalam kwantum jang kurang. Karena persediaan
belirang di-Indonesia terbatas, maka prosede inilah jang sebaiknja
dipergunakan.
Bahan-bahan jang diperlukan untuk menghasilkan 50.000 ton pulp
ialah :
225.000 m3 kaju
15.000 t. sodium hidroksida
5.000 t. sodium sulfida
3.800 t. sodium karbonat
1.800 t. sodium sulfat
5.000 t. kapur chlor
Keterangan diatas diberikan untuk memberikan gambaran bahwa
didalam pembuatan rayon ini banjak sekali bahan-bahan jang diper lukan berupa obat-obatan, sehingga perlu dibangun chemical industries disamping pabrik pulp dan rayon.
Dengan demikian maka usaha mendirikan plant rayon jang leng- kap tidaklah hanja untuk menghasilkan serat-buatan sadja, melainkan
penting djuga artinja sebagai pusat Chemical Industries. Dalam hu bungan ini jang menarik perhatian kita ialah bahwa semua bahan jang
dperlukan tersedia dalam negeri dalam kwantum jang tjukup, ketjuali zink. Ichtisar untuk mulai membangun industrie dasar dilapangan kimia dan pharmaceutica selama 10 tahun jang achir ini mendapat
perhatian besar, tetapi hingga sekarang belum terlaksana. Pemerintah sudah membuat perdjandjian dengan pihak Soviet Uni untuk mendirikan fertilizer plant dan pada achir tahun 1959 dengan fihak Ame rika (Foster & Wheeler).
Dengan mendirikan pabrik Rayon jang lengkap kita turut mele takkan dasar untuk pembangunan industri obat-obatan.

2853

§ 132$. Pabrik pembantu pabrik induk rayon
Djika hendak didirikan pabrik rayon jang lengkap, dengan. ka pasitet 45.000 ton rayon setahun, maka pabrik-pabrik jang mendjadi
bagiannja serta bahan-bahan jang diperlukan adalah sebagai berikut:
a.

Pabrik pulp (pulp selulosa) :
Untuk menghasilkan 50.000 ton pulp kimia untuk rayon dan
mechanical pulp untuk kertas pembungkus. Pabrik ini me merlukan setiap tahun 20. mill. m 2 air atau 55.000 m 2 setiap
hari, Karena itu sebaiknja pabrik ini dibangun ditepi sungai,
jaitu untuk memudahkan pengambilan air dan penjalurannja.

b.

Pabrik Rayon :
Untuk menghasilkan 45.000 ton rayon berupa staple fibre
(33.000 ton), filament rayon (8.000 ton), dan rayon dengan
kekuatan tahan regang jang besar (high-tenacity rayon
4.000 ton).

c.

Pabrik elektrolisi :
Untuk menghasilkan 80.000 ton sodium hidroksida, dengan
mendjalankan elektrolisis terhadap sodium sulfat dan sodium chiorida.
Waktu mendjalankan elektrolisis terhadap sodium chiorida,
maka di samping sodium hidroksida diperoleh djuga chiori da jang dapat didjadikan sebagai bahan dasar untuk membuat obat-obatan jang berharga di Indonesia sebagai asam
hidrochlor, insectisida seperti benzine hiksachlorida, ibenzil
chiorida dan kapur chlorina.

d.

Pabrik karbon disulfida :
Untuk menghasilkan 12.000 karbon disulfida dan member sihkan 5.000 ton karbon disulfida. Karbon disulfida dapat
dibuat dari arang dan belirang atau dari "natural gas seperti methan dan propan.
Natural gas terdapat disumber pengambilan minjak.

e.

Pabrik asam belirang :
Untuk membuat 22.500 ton asam belirang. Tambahan diperoleh
dengan djalan elektrolisis dari sodium sulfat jang didapat
dalam prosede pemintalan. Seluruhnja diperlukan 73.500 ton
asam belirang.

f.

Pabrik untuk obatan-obatan penjelesai :
Untuk membuat 240 ton minjak-minjak jang diperlukan un tuk after treatment, jaitu minjak-minjak tumbuh-tumbuhan
(kelapa, djarak) jang diolah dengan asam belirang dan so dium-hidroksida.

2854

g. Pabrik Soda :
Untuk membuat 3.800 tan sodium karbonat, jang dibuat
menurut prosede Solvay. Bahan-bahan jang diperlukan ialah
6.000 ton sodium chlorida, 4.250 ton kaput dan 3.000 ton
batu bara atau bahan bakar lainnja.
h. Pabrik lak :
Jaitu untuk membuat ± 2.000 ton lak jang melindungi mesin-mesin dan perlengkapan lainnja terhadap karatan serta djuga terhadap kerusakan oleh obat-obatan dan karat.
Lak jang baik, jang tahan alkali asam-asam, chlorina dan
air dibuat dari benzil-selulosa dan telah dipergunakan dengan hasil jang memuaskan dipabrik-pabrik pulp dan rayon.
i.Pabrik untuk pembuatan kertas pembungkus dan peti-peti kaju.
a. untuk menghasilkan sepuluh sampai limabelas ribu ton
kertas pembungkus (paste board dan kertas Kraft) jang
dibuat dari ± 130.000 ton waste wood dari pabrik pulp,
kwantum waste wood itu masih memerlukan suplesi
hanja separuh lagi.
b. untuk menggergadji kaju buat peti-peti.
j.

Sentral pembangkit tenaga Listrik.
Tenaga jang diperlukan ialah:
tenaga listrik untuk elektrolisis 260.mill. kwh.
tenaga listrik untuk motor
90 „

Djumlah 350.mill. kwh.
untuk ini diperlukan
900.000 ton uap
untuk keperluan menjediakan
kalori
650.000 “ “

Djumlah 1.550.000 ton uap.
Untuk membuat 1.55 mill ton uap diperlukan 132.000 ton
bahan pembakar berupa minjak=bakar atau 325.000 ton ,batu bara.
Djika Projek Asahan terlaksana, maka plant rayon jang
berdekatan dengan mudah mendapat tenaga listrik jang di butuhkannja, sehingga tidak perlu lagi mengangkut bahan
bakar banjak-banjak.
k. Laboratorium :
Tempat para ahli bekerdja untuk melakukan research dan menilai
hasi-hasil jang diperoleh dalam dan luar negeri. Selandjutnja
perlu selalu diichtiarkan perbaikan.
l.Bengkel :
Jaitu untuk pemeliharaan mesin-mesin dan perlengkapan
lainnja. Dibengkel ini harus ada kesanggupan untuk membuat alat-alat ketjil dan onderdil-onderdil.

2855

m. Pabrik pemintalan :
Jaitu unit jang sanggup memintal seperempat hingga setengah dari hasil produksi.
Plant rayon ini memerlukan gudang untuk persediaan bahanbahan dan alat-alat, demikian djuga untuk menjimpan hasil produksi
sebelum diangkut ketempat lain.
Untuk memberikan pimpinan dan menjelenggarakan administrasi dari semua bagian-bagian unit rayon itu perlu ada kantor
administrasi dan pimpinan umum.
Selandjutnja perlu ada bagian jang diberi tugas memperhatikan
akomodasi, fasilitet dan djaminan sosial pada umumnja untuk seluruh buruh.
§ 1329. Staf dan Pegawai
Pekerdja-pekerdja jang diperlukan untuk plant rayon dapat dibagi dalam dua golongan, jaitu :
a. Personil untuk administrasi, termasuk pimpinan untuk urusan
organisasi dan ekonomi-keuangan.
b. Personil tehnik.
Untuk pelaksanaan pabrik rayon jang lengkap dengan kapasitet
45.000 setahun diperlukan :
Untuk administrasi :
1 orang direktur umum
1 orang direktur ekonomi-keuangan
1 orang direktur administrasi
2 orang penasehat umum
9 orang manager untuk pembelian dan pendjualan
24 orang bookkeeper
54 orang employe untuk dibagi-bagi buat administrasi masing-masing pabrik dan bagian-bagian lainnja sebagai di uraikan diatas.
1 orang ahli hukum
3 orang dokter
2 orang sosiolog
90 krani.
Untuk penjelenggaraan tehnik diperlukan :
1 direktur tehnik
2 pembantu utama tehnik
45 tehnolog kimia, analis dan penjelidik
15 insinjur mesin untuk pabrik-pabrik, planning dan bengkel
2 insinjur ltstrik
2 insinjur fisika
1 insinjur tekstil
4 insinjur sipil
2 insinjur kehutanan
1 insinjur pertanian.

2856

Djumlah pekerdja-pekerdja lainnja diseluruh plant rayon itu
adalah 8.000 orang.
§ 1330. Tjontoh pabrik rayon
Pabrik rayon jang menghasilkan 40 ton rayon fibres 1 hari,
dengan tidak ada pabrik pembantu.
Jang termasuk dalam pabrik ini hanjalah :
1 Pabrik Rayon
2 Sentral tenaga listrik
3 Sentral buat pengambilan (pengolahan) air serta penjalurannja sesudah dipakai
4 Bengkel
5 Laboratorium.
Harga C. F. mesin-mesin dan alat-alat termasuk montage adalah 13
mill. U.S. $.
Hasil setahun jang diperoleh dari pabrik ini ialah 365 X 40 ton
= 14.600 ton.
Djika harga rayon diperkirakan 51 U.S. cents 1 kg. maka penge luaran devisen jang dihemat dengan pabrik ini ialah kira-kira 7½ Mill.
U.S. $ setahun. Akan tetapi dari penghematan 7½ Mill. U.S. $ itu
harus dikeluarkan lagi 65% jaitu 4.875 djuta dollar, untuk pembe lian pulp, obat-obatan, alat pembungkus, dll., sehingga jang tinggal
hanjalah penghematan sebesar 2.625 Mill. U.S. $.
Untuk pabrik ini diperlukan ± 350 orang pekerdja untuk produksi.
§ 1331. Tjontoh pabrik rayon dengan pabrik pulp
Pabrik Rayon untuk produksi 40 ton rayon fibres sehari dan
pabrik pulp jang menghasilkan 50 ton sehari.
(Tidak ada termasuk pabrik untuk produksi obat-obatan).
Plan ini adalah sama sebagai jang diadjukan pada sub. a diatas,
akan tetapi bedanja ialah ditambahnja pabrik pulp. Karena penam bahan ini maka sentral untuk tenaga listrik, sentral untuk air dan
semua instalasi lainnja adalah lebih besar, berhubung dengan konsumsi jang bertambah dari kedua pabrik itu.
Harga C.F. mesin-mesin dan alat-alat termasuk montage adalah
± 18 Mill. U.S. $.
Penghematan devisen sama dengan sub: a. ` diatas, jaitu sebesar
7,5 Mill. U.S. $. setahun. Dari djumlah ini harus dikeluarkan 35%
untuk impor obat-obatan dan alat-alat pembungkus. Dengan demikian
penghematan jang sebenarnja adalah 4.875 Mill. U.S. Dollar.
Pabrik ini memerlukan 700 orang pekerdja untuk produksi.
Baik tjontoh ini, maupun tjontoh jang disebut pada sub. a, diatas,. kedua-duanja memerlukan pemasukan bahan baku. Segala se suatu harus diichtiarkan supaja pengimporan bahan baku itu djangan
sampai mendapat halangan, karena jang demikian sudah terang akan
mengatjaukan djalannja usaha ini. Oleh sebab itu harus diadakan
stock permanen, jang mendjamin adanja bahan baku untuk djangka
waktu 6 bulan. Dengan tindakan ini maka sebagian modal harus tetap
mati berupa simpanan bahan baku.

2857

Disamping itu jang perlu mendjadi pertimbangan ialah bahwa
pengangkutan asam belirang dan djuga pengangkutan karbon disulfi da sangat mahal. Tambahan lagi assuransi pengangkutannja tinggi
benar karena bahan-bahan ini mudah meledak dan terbakar.
§ 1332. Tjontoh Pabrik Rayon Induk dengan produksi 40 ton rayon/
hari
tuk
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

Pabrik ini didirikan lengkap dengan pabrik untuk pulp dan unobat-obatan, terketjuali elektrolisis untuk sodium chlorida.
Bagian-bagian jang termasuk pabrik jang lengkap ini ialah :
Pabrik pulp untuk produksi 50 ton sehari
Pabrik rayon untuk produksi 40 ton sehari
Pabrik asam belirang produksi 50 ton sehari
Pabrik karbon disulfida untuk produksi 5 ton sehari
Elektrolisis sodium sulfat untuk produksi 65 ton sehari.
Sentral tenaga listrik.
Pabrik slat pembungkus produksi 10 ton sehari.
Sentral untuk pengambilan (pengolahan) air dan penjalurannja
sesudah dipakai.
Djalan kereta api dan fasilitet-fasilitet transpor lainnja untuk
pengangkutan kaju, batu bara dll.nja.
Laboratorium.
Bengkel.

Elektrolisis sodium chlorida tidak dimasukkan dalam rangka pekerdjaan, karena dengan mengolah sodium sulfat setjara elektrolisis,
hanja sebagian ketjil sadja sodium hidroksida jang hilang. Dengan
demikian maka tidak perlu pengeluaran untuk pembangunan “lijn”
buat melakukan elektrolisis terhadap sodium chlorida dan djuga dihemat pengeluaran untuk plant tempat pengolahan chlorida.
Harga C.F. dari mesin-mesin dan alat-alat ialah ± 26,5 djuta
U.S. $. Penghematan dalam pengeluaran devisen adalah sama dengan
djumlah jang disebut diatas jaitu 7½ djuta U.S. $., tetapi ; bedanja
ialah, bahwa dari penghematan ini hampir tidak ada satu senpun jang
dikeluarkan, karena tidak ada bahan-bahan jang perlu diimpor.
Tenaga pekerdja jang diperlukan untuk produksi, ialah 2.400
orang, belum lagi terhitung pegawai untuk administrasi.
§ 1333. Tjontoh Pabrik rayon dengan produksi 120 ton rayon/hari
Pabrik rayon ini termasuk semua pabrik pembantu lainnja seper ti plant elektrolisis untuk sodium chlorida; djuga satu unit pemin talan jang mempunjai kapasitet untuk mengerdjakan setengah dari
produksi.

2858

Disamping itu dibangun djuga sebuah pabrik jang besar untuk
mengatur chlorida mendjadi bahan kimia jang diperlukan.
Produksi setahun adalah kira-kira 45.000 ton. Harga C.F. mesin mesin dan alat-alat ialah 80 djuta U.S. $. Devisen jang dihematkan
setahun ialah 25 djuta U.S. $. Buruh seluruhnja jang diperlukan, ter masuk dibagian administrasi dan dihutan, adalah 8.000 orang.
Satu bagian jang tidak dibentangkan diatas, dalam menjusun
komposisi pabrik rayon jang lengkap, ialah bagian jang menjempur nakan integrasi, sebuah pabrik kertas jang menghasilkan 10.000 sam pai 15.000 ton setahun.
Dalam djumlah buruh jang disebut pada paragrap diatas, peker djapekerdja untuk pabrik kertas itu sudah diperkirakan; jang be lum turut diperhitungkan adalah harganja, jaitu sebesar 3 djuta U.S.$.
§ 1334. Sifat serbaguna dari Projek Rayon
Dari uraian diatas, nampak bahwa Projek Rayon itu membawa kemungkinan dibidang lain jang dalam PEMBANGUNAN SEMESTA BERENTJANA p a t u t dan w a d j a r diperhitungkan :
a.

b.
c.
d.
e.
f.
g.

Staple rayon jang dikerdjakan akan menghasilkan serat untuk
bahan pakaian bagi segala keperluan (dari bahan pakaian sampai
kepada keperluan sandang lainnja.
Filamen Rayon untuk mengganti sutera, dan untuk keperluan
lainnja jang dikehendaki.
Tire-cord jang sangat menguntungkan bagi fabrikasi ban.
Selofan jang didapat.
Penggantian serat-serat lain bagi Indonesia jang serba limitatif
dihasilkan.
Dapat menghasilkan Selulosa Asetat jang dapat ditudjukan kepa da pembuatan plastik, bahan tjat, film dll.nja.
Nitro Selulosa jang dapat menjediakan bahan mesiu, tjat Selu losa.

h.

Ether Selulosa jang dapat ditudjukan kepada pembuatan Ethyl,
Methyl-Benzyl dan Carbonxymethyl Cellulose.

i.

Bahan pulp jang dapat ditudjukan kepada pembuatan Mechanical
Pulp untuk menghasilkan karton, kertas koran, dan kertas pem bungkus (Kertas Kraft).
Powerplants dapat dikombinasikan pemakaiannja ke-unit-unit
lain, seperti pabrik pupuk (nitrat amoniak, dan atau sulfat amo nium).
Ada kelebihan produksi bahan kimiawi seperti:
Caustic soda
Sulfuric acid
Carbon bisulfide
Cellulose pulp
Lacquers
Packing materials

j.
k.

2859

1. Dan kemungkinan pembuatan hasil-tambahan seperti :
Chlorina jang mendjadi bahan dasar untuk pembuatan obatobatan jang berharga, sebagai asam hidrochlor, bensin hiksachlorida, bensil chlorida dan kapur chlorida.
m. Perlu djuga ditjatat bahwa dibidang sosial ekonomi akan
timbul beberapa keuntungan, seperti bertambahnja pekerdjaan,
transmigrasi dan timbulnja kampung-kampung serta rantau-penghidupan masjarakat lainnja, pendeknja : s u a t u d a e r a h In donesia t e r b u k a karenanja.
n.
Hutan-Balantara kita dengan pohon-pohonnja jang beratus djenis
dapat didjadikan Hutan Kultur dengan beberapa matjam pohon
jang mempunjai nilai ekonomis jang lebih tinggi.
o.
p.

q.

Bagi Negara berarti pengurangan pemakaian devisen jang berarti penghematan.
Tjita-tjita selfsupporting mendjadi terwudjud, manakala 5 unit
diadakan dalam masa 8 tahun pertama, baik dari segi kenaikan
minimum requirement 10 m keatas, maupun mengimbangi kenaikan penduduk.
Dengan melaksanakan projek-projek rayon itu Pemerintah berhasil mewudjudkan suatu Karya Monumental dalam kebangunan
Indonesia.

§ 1335. Riwajat singkat mengenai Rentjana Projek Rayon di Indonesia
Pada tahun 1954 sudah mulai terkandung niat dilingkungan Kementerian Perekonomian jang pada waktu itu dipimpin oleh Ir. Roos seno untuk mempeladjari kemungkinan mendirikan projek rayon di
Indonesia.
Rentjana pertama tentang pembuatan rayon dikemukakan kepada Pemerintah oleh Prof. Dr. R.J.H. Bisanz, jaitu pada permulaan
tahun 1955. Rentjana itu tersusun rapih dan terutama sekali mengenai bidang teknik dan penilaian harga mengandung bahan-bahan jang
berharga. Pokok pikiran Tuan Bisanz itu ialah, bahwa didalam ichtiar
untuk mengembangkan perindustrian di Indonesia harus diberikan
prioritet kepada barang-barang konsumsi jang pokok. Ditegaskannja
bahwa sesudah pangan, sandanglah jang terpenting. Kedua-duanja
diperlukan setiap hari dan didalam kwantitet jang besar. Selandjutnja
dipertimbangkan, bahwa Indonesia berada dalam posisi jang sangat
baik untuk memiliki Industri tekstil, karena bahan baku tjukup ter-sedia
berupa kaju dihutan-hutan rimba. Untuk menggunakan kekajaan ini
diusulkannja mendirikan plant rayon didaerah Djambi, ditepi su-ngai
Batanghari kira-kira 50 km disebelah Barat Laut kota Djambi.
Disamping itu disarankan mendirikan pabrik untuk obat-obatan supaja
dapat melajani kebutuhan plant rayon tersebut.
Sesudah diadjukannja rentjana sebagai tersebut diatas, maka ke mudian menjusui 14 buah laporan jang semuanja bertudjuan untuk

2860

lebih mempertegas projek rayon itu. Sebagian besar dari laporan itu
disusun oleh Prof. Dr. Bisanz bersama-sama dengan Ir. Adnan
Kusumia, Pegawai Tinggi di Kementerian Perindustrian.
Usul-usul Prof. Bisanz itu kurang mendapat perhatian.
Dalam pada itu penindjauan dan penjelidikan sebagai persiapan
projek rayon sudah dimulai sedjak tahun 1955 di Semangus, Sumatra
Selatan. Usaha persiapan itu waktu sekarang djuga masih diteruskan
dengan giat dibawah pimpinan Ir. Soesilo H. Prakoso.
Selama beberapa tahun hingga pertengahan 1959, jang mendjalankan koordinasi mengenai usaha Pemerintah untuk Semangus ialah
Biro Perantjang Negara jang memegang keuangannja..Untuk 1957
diterima biaja chusus sebanjak Rp. 100.000, — untuk tahun 1958
sebanjak Rp. 700.000,— dan untuk tahun 1959 disediakan Rn. 2 djuta,
disamping itu telah diberikan 1 jeep + trailer dan sebuah Unimog
dalam tahun 1958.
Pada tanggal 18-1-1958 dibentuk Panitya Rayon jang merupakan
Panitva Inter-Departemen dengan surat keputusan. Perdana Menteri
No. 27/P.M./1958. Dalam Panitya itu Kementerian Pertanian mempunjai wakilnja, jaitu Kepala Direktorat Kehutanan dan Tata Bumi
Ir. Soesilo H. Prakoso. Sumbangan pikiran dari Ir. Soesilo sangat berharga untuk kelandjutan pemikiran projek itu, terutama karena langsung berhubungan dengan bidang jang sehari-hari dipimpinnja.
Pada waktu itu sudah direntjanakan untuk mendirikan sebuah
pabrik rayon di Sumatra Selatan dan telah ditjadangkan hutan Samangus dan hutan Tjabang, jang kedua-duanja telah ditutup (ditetapkan chusus.untuk keperluan perusahaan r a y o n ) .
Dalam bulan Oktober 1958 Panitya Rayon telah menetapkan (dengan persetudjuan Perdana Menteri Kabinet Karya) sebagai target:
a. Pilot plant rayon dengan kapasitet 1 ton serat rayon sehari guna
keperluan research dan training.
B. Pabrik rayon dengan kapasitet 15.000 ton setahun.
§ 1336. Kemungkinan-kemungkinan untuk projek rayon di Indonesia
Sebagai telah diterangkan diatas, Indonesia sangat kaja akan kaju
jang tersedia dihutan dan dikebun-kebun karet.
Hutan Indonesia mengandung banjak ragam kaju. Djumlah djenis
kaju jang dapat mentjapai garis tengah 40 cm dan lebih, ditaksir
ada kurang lebih 3.700 djenis, tergolong dalam 450 keluarga jang
mempunjai daerah pentjar jang terbatas. Beberapa jugs hanja ada
di Pulau Djawa, lainnja hanja ada di Sumatera dan Kalimantan dan
lainnja lagi hanja ada di Sulawesi. Hal ini berhubungan dengan ri wajat pertumbuhan Indonesia jang terletak diantara benua Asia dan
Australia, jang masing-masing mempunjai djenis flora sendiri-sendiri,
disamping persamaan jang agak besar.
Pada umumnja flora Indonesia sama dengan flora Asia, hanja di
Indonesia bagian Timur terdapat beberapa djenis flora Australia.

2861

§ 1337. Djenis hutan untuk bahan Rayon.
a.

Djawa/Madura.
Djenis hutan jang utama ditanah rendah sampai kedaerah jang
tingginja 500 m dml. di Djawa Tengah dan Djawa Timur adalah hutan
djati. Hutan-hutan pegunungan di Djawa Barat mengandung djenis djenis. Castanea, argentea (saninten), Quercus (pasang), Schimanorenhoa (puspa), Altingia excelsa (rasamala) dan Pedocarpus imbriceta
(djamudju). Hutan laut terdapat disekitar Djakarta, di Tjilatjap, In dramaju dan Banjuwangi. Makin ke Timur, makin sedikit djumlah
djenis flora, tetapi makin banjak djumlah Tropohyt, akibat iklim jang
kering. Di Djawa Timur terdapat banjak hutan Casuarrina Junghuhniana (tjemara) dan sudah mulai adanja safana-safana.
b.

Sumatera dan Kalimantan.
Pada umumnja terdapat disini hutan-hudjan tropik jang selalu
hidjau, terdiri atas ratusan djenis kaju. Djenis-djenis kaju ini sebagian
tergolong dalam keluarga Dipterocarpaceao, umpamanja meranti merah dan meranti putih (Shorea), keruwing (Dipterocarpus), kapur
(Dryobalanops) damarlaut (Shorea) dan bengkirai (Shorea laevifolia).
Disekitar Bengkalis terdapat banjak pohon dalam (Sapotaceano) dan
punak (Tetramerista blabra). Ketjuali DipterecapaceafAli.Kalimantan
terdapat djuga pohon ulin (EuAderoxylon Zwageri), jang tumbuh diseluruh pulau. Pohon ini tumbuh djuga berkelompok di Sumatera Se latan
dan Djambi. Dibeberapa tempat sepandjang pantai Sumatera dan
Kalimantan terdapat di hutanlaut, a.l. Teluk Aru, Riau, Indragiri,
Bengkalis, Kalimantan Barat dan Timur. Di Atjeh, Aek Na Uli dan
Tapanuli kita djumpai hutan tusam (Pinus merkusii).
c.

Indonesia bagian Timur.
Djenis-djenis kaju jang panting didaerah ini ialah bajam, mer bau atau ipil (Intsia amboinensis), lara atau nani (Metrosideros pe toilata) sonokembang (pterocarpus inducus), kajuarang (Diospyres
celebica). Tumbuh djuga hutan-hutan damar (Agathis spec) dan sagu
(Metroxylon spec). Dibagian Timur Nusa Tenggara dan djuga di Ma luku sebelah Tenggara banjak didjumpai hutan safana dengan pohon
lontar (Borassus flabell fifer) hutan Eucalyptus dan hutan tjemara
(Casuariana). Dikepulauan ini terdapat djuga hutan taut, terutama
terpentjar di Maluku dan Irian Barat.
Dalam mentjari amber kaju sebagai bahan untuk membuat pulp
kimia, terbuka tiga arah kemungkinan :
a.

mengambil kaju dihutan hudjan jang terdiri atas ratusan djenis
kaju.

b.

mengambil kaju dari hutan dimana kita djumpai satu matjam kaju,
misalnja tusam y

c.

mempergunakan kaju tebangan dari kebun-kebun karat.

2862

Pulau Djawa dan Madura, daerah jang dahulu kala diliputi hutan,
sudah mendjadi tanah jang intengif dikerdjakan oleh penduduk. Disini
kaju jang utama adalah djati. Daerah hutan jang sesuai untuk meng hasilkan kaju buat menghasilkan pulp sudah tidak ada lagi.
Diluar Djawa dan Madura sekarang hanja terdapat sedikit ke lompok hutan jang dapat dipakai sebagai hutan industri setjara per manen
ekondmis dan kommersil. Keadaan jang demikian adalah akibat susunan
hutannja dan letaknja jang tidak menguntungkan dan oleh
karena disamping itu penjelenggaraan hutan industri merupakan suatu
penanaman modal jang sangat besar, maka dalam rentjana ini buat
sementara hanja dipilih objek-objek jang kiranja dapat dipertanggung
djawabkan.
§ 133. Kaju Hutan Semangus
Salah satu dari objek itu ialah hutan Semangus Objek Semangus
itu akan merupakan objek jang terberat bagi kehutanan dan karena
itu perlu ditindjau lebih dalam. Tidak sedikit djumlah bahan mentah
jang harus disediakan oleh kehutanan, bilamana pabrik rayon itu sudah bekerdja penuh.
Seluruh hutan tjadangan Semangus itu luasnja kurang Iebih
170.000 ha, dari luas ini perlu ditjadangkan untuk keperluan kaju
pertukangan bagi daerah Palembang kurang lebih 80.000 ha.
Untuk keperluan industri rayon dapat ditjadangkan seluruhnja
90.000 ha, diantaranja 70.000 ha berupa hutan jang baik dan dapat
diekploitasi setjara ekonomis,
Areal ini dapat ditambah dengan tjadangan hutan Tjaban seluas
10.000 ha.
§ 1339. Kemungkinan dari Hutan Semangus
Untuk bahan persiapan pabrik rayon dengan kapasitet 45.000 ton
setahun diperlukan kaju sebagai berikut:
1. Untuk perushaan hutan : perumahan, Ios-los,
djembatan-djembatan dsb. ................................ 25.000 m3
2. Untuk mendirikan gedung pabrik rayon dan
pabrik-pabrik lainnja, perumahan, konstruksi 100.000 m 3.
3. Untuk membuat pulp diperlukan 225.000 m3 setiap tahun.
Menurut penjelidikan jang telah didjalankan, maka djatah kaju
jang baik untuk industri tersebut berdjumlah paling sedikit 150 m 3/ha.
Apabila hanja diambil 100 m3 sadja (disisakan 50 m 3/ha guna mendjamin permodalan hutan), maka dengan kedua wilajah hutan, jaitu
Semangus 70.000 ha dan Tjaban 30.000 ha., tersedia kurang lebih
8 djuta m3,
Djumlah ini adalah lebih dari tjukup untuk mendjamin pabrik
rayon dengan kapasitet 45.000 ton setahun selama 35 tahun.
Hutan Semangus dan Tjaban mengandung berpuluh-puluh djenis
kaju dengan berat djenis 0,5 - 1,0, antara lain djenis-djenis meranti.
Dipandang dari ekonomi pengolahan kaju mendjadi pulp, maka
banjaknja djenis-djenis jang mempunjai sifat jang bermatjam ragam.

2863

itu adalah kurang baik. Maka haruslah diusahakan agar setjara sis timatis djumlah djenis-djenis itu lambat laun bertambah ketjil hingga
hutan-hutan jang ditanami kembali itu mengandung kaju-kajuan
untuk pulp jang bermutu tinggi dan mempunjai kadar jang tetap.
Mengingat pada umumnja djenis-djenis jang terdapat disini tumbuh nja tjepat, maka dapat diambil riap (rotation period) 35 tahun .
Mengingat bahwa hutan belukar (second growth) diwilajah ter sebut sebagian terbesar mengandung djenis-djenis pionir seperti
Anthocepalus Cadamba, Macarenga. jang baik untuk rayon pulp, tum buh tjepat dan mempunjai daja produksi kaju sedjumlah paling sedikit
± 200 m 3 per ha dalam waktu ± 15 tahun, maka peremadjaan hutan hutan itu dengan sistim silvikultur-peremadjaan alamiah dapat dise denggarakan tidak begitu sukar.
Mengenai kwalitet kaju dari bermatjam-matjam djenis pohon jang
ada dihutan Semangus dan Tjaban itu telah diadakan penjelidikan
setjara mendalam oleh Balai Penjelidikan Kimia di Bogor jang dipim pin oleh Sdr. Ir. Adrian Kusuma dan Prof. Dr. Bisanz. Penjelidikan
itu dilandjutkan di Laboratorium Rayon di Bandung.
Dihutan Semangus tumbuh ± 200 djenis pohon, dari jang 200
ini 45 djenis mewakili 81% dari semua pohon jang ada. Sang 19.% lagi
terdiri dari pelbagai species. Djenis jang 45 tadi dapat digolong kan
dalam beberapa keluarga, diantaranja jang terbesar ialah keluarga
Dipteriyecar paceae jang merupakan 36% dari djenis seluruhnja. Keluarga ini diwakili oleh 7 djenis chorea.
Hasil-hasil pemeriksaan dapat disimpulkan sebagai berikut :
(a). Djenis-djenis kaju jang ada di Semangus komposisinja rata-rata
dapat dipersamakan dengan kaju dibenua-benua dingin jang di pergunakan untuk pembuatan pulp. Nilai selulosa dalam kaju
kering rata-rata 57,7% dan nilai selulosa. alfa 35,1%. Komponen
jang disebut belakangan inilah jang dipakai untuk membuat ra yon,
(b). Prosede sulfato ternjata_ tjotjok untuk pembuatan pulp dengan
hasil crude pulp jang memperlihatkan komposisi jang acceptable,
akan tetapi tjara-tjara memasak jang tjotjok untuk negeri dingin
ternjata tidak sesuai dengan kaju jang terdapat dinegeri jang panas ini.
Tjara-tjara jang lebih lunak memperbesar hag dengan 20%.
(c). Djika crude pulp diputihkan dengan chloriia dan ditjutji dengan
alkali, maka diperoieh pulp selulosa dengan nilai selulosa alfa di atas 95%.
Dari keterangan diatas itu ternjata, bahwa kwalitet kaju dihutan
Semangus memungkinkan pembuatan rayon. Disamping soal kaju, fak tor-faktor jang perlu dipentingkan untuk mendirikan pabrik rayon
ialah :
(1). adanja tanah jang tjukup keras untuk fundasi jang kuat.
(2). tersedia banjak air (dekat sungai).

2864

(3). terdjaminnja kelantjaran perhubungan melalui djalan raja, kere ta api atau sungai,
(4). mudahnja memperoleh bahan bakar (batu bara, minjak).
(5). sebaiknja ada djuga sumber gas alam.
(6). dekat laut untuk dapat membuat sodium chlorida.
Didaerah sekeliling hutan Semangus dan Tjaban itu, terdapat sebuah
tempat jang memenuhi sjarat-sjarat tersebut diatas, jaitu dikabupaten
Muara Enim kawedanaan Lematang Ilir. Daerah ini kering, sebagian
merupakan tanah alang-alang dan sebagian hutan. Tempatnja dekat
sungai Lematang, dekat Tambang batu bara (Taba) di Tandjung Enim,
hanja 30 — 35 km. dari Pendopo, daerah tambang minjak Stan-vac,
dekat djalan raja, djalan kereta api, hutan rimba dan tambang
batu bara. Persediaan air terdjamin, sekalipun pada musim kemarau.
Persediaan makanan dapat ditjukupi dengan hasil bahan makanan ditempat itu djuga. Tenaga buruhpun dapat dikerahkan dari penduduk setempat, asal sadja disediakan perumahan dan ada djaminan
sosial. Menurut wakil-wakil Marga, penduduk didaerah itu menjadari
bahwa pendirian sebuah pabrik jang besar akan menguntungkan bagi
mereka.
Pendidikan dan training pekerdja-pekerdja dapat diusahakan dipabrik itu djuga. Menurut keterangan, gadji untuk buruh biasa ditempat itu ialah antara 25 dan 30 rupiah seminggu.
§ 1340. Pemilihan tempat
Dalam memilih tempat lain untuk mendirikan pabrik-pabrik rayon, perhatian kita beralih ke daerah Kalimantan. Djenis hutan di
Kalimantan dalam ganis-garis besarnja bersamaan dengan hutan di
Sumatera, jaitu hutan hudjan tropik, jang selalu hidjau dan sebagian
agak besar tergolong dalam keluarga Dipterocarpacee.
Tempat di Kalimantan jang kita pertimbangkan untuk pabrik rayon
lengkap ialah :
a. di gunung Batubesar, terletak di Kawedanaan Tanah Bumbu
Utara di Kalimantan Tenggara dekat Teluk Pamukan, dengan kapasitet : 30.000 ton setahun.
b. di Samuda/Sampit, terletak di Kabupaten Kotawaringin Kalimantan Tengah, dipinggir sungai Mentaja, dengan kapasitet : 15.000
ton setahun. Jang disebut pada sub b ini adalah kompleks pabrik
jang hampir lengkap: jang tidak dimasukkan didalam kompleks
itu jalah pabrik elektrolisis.
Faktor-faktor jang menguntungkan mengenai tempat ini ialah :
a. Gunung Batubara
b.