ANALISIS PENGARUH RASIO LEVERAGE TERHADA

ISSN 2407 - 1072

Jurnal Akuntanika, Vol. 4 , No. 1, Januari - Juni 2018

ANALISIS PENGARUH RASIO LEVERAGE TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI
PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Yevi Dwitayanti
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya
Email : yevi_dwitayanti@yahoo.com

Absract

This study aims to analyze the influence of leverage ratio to corporate bond rating in
Indonesia. The independent variable in this research is Leverage Ratio. While the dependent
variable in this research is Bond Rating. The data used in this research is obtained from
Indonesian Capital Market Directory (ICMD), Indonesia Bond Market Directory (IBMD period
2009 - 2012. The population is 97 companies that issue bonds The sampling technique used is
purposive sampling with sample criteria that is company which issued bonds and listed on the
Indonesia Stock Exchange from January 1, 2009 to December 31, 2012, so as to obtain 30
companies as research samples.The data analysis method used is multiple linear regression
analysis with the help of software SPPS version 19. The results in this study show that the

leverage ratio significantly influence the rating of bonds.
Keywords: Leverage Ratio, Bond Rating
.

Abstrak
Penelitian ini betujuan untuk menganalisis pengaruh rasio leverage terhadap peringkat
obligasi perusahaan di Indonesia. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Rasio
Leverage,. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah Peringkat Obligasi. Data
yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory
(ICMD), Indonesia Bond Market Directory (IBMD periode 2009 - 2012. Populasi yang ada
sebanyak 97 perusahaan yang menerbitkan obligasi. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria sampel yaitu perusahaan yang

menerbitkan obligasi dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 1 Januari 2009
sampai dengan 31 Desember 2012, sehingga diperoleh 30 perusahaan sebagai sampel
penelitian. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan
bantuan software SPPS versi 19. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa rasio leverage
berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.
Kata kunci :


Rasio Leverage, Peringkat Obligasi

78

ISSN 2407 - 1072

Jurnal Akuntanika, Vol. 4 , No. 1, Januari - Juni 2018

sebagai investasi spekulatif (bond quality).
Sedangkan Yield obligasi merupakan ukuran
pendapatan obligasi yang akan diterima
investor, yang cenderung bersifat tidak tetap
(Mulyana, 2011). Kedua hal tersebut biasa
menjadi perhatian utama pemilik modal dalam
berobligasi.
Seorang pemilik modal yang ingin
membeli obligasi sudah pasti memperhatikan
peringkat obligasi dan yeild obligasi.
Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal)
mewajibkan setiap obligasi yang diterbitkan

di Bursa Efek Indonesia diperingkat oleh
lembaga pemeringkat. Pemeringkat obligasi
yang terdapat di Indonesia adatigayaitu PT
Pefindo (pemeringkatefek Indonesia), PT
Kasnik Credit Rating dan Moody’s Indonesia.
Obligasi yang diperingkat oleh lembaga
pemeringkat bertujuan untuk menilai kinerja
perusahaan dan menyatakan layak atau
tidaknya obligasi tersebut di investasikan.
Kinerja perusahaan dapat dilihat dari
Rasio Leverage perusahaan merupakan rasio
keuangan
yang
menunjukan
proporsi
penggunan utang untuk pembiayaan investasi
terhadap modal yang dimiiki. Semakin rendah
Leverage perusahaan maka semakin baik
peringkat obligasi perusahaan tersebut. Rasio
profitabilitas

mengukur
kemampuan
perusahaan menghasilkan laba
dalam
hubungannya dengan tingkat penjualan,
aktiva, maupun modal saham sendiri.
Semakin tinggi rasio profitabilitas, maka
semakin besar peringkat obligasi perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Pengaruh Rasio
Leverage Terhadap Peringkat Obligasi
Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia.”

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan pasar modal yang
pesat memiliki peran penting dalam
meningkatkan pertumbuhan perekonomian.

Dalam melaksanakan fungsi keuangan, pasar
modal menyediakan dana yang dibutuhkan
oleh pihak yang memerlukan dana, dan pihak
yang memiliki kelebihan dana dapat ikut
terlibat dalam kepemilikan perusahaan tanpa
harus menyediakan aktiva riil yang diperlukan
untuk melakukan investasi. Salah satu bagian
penting dalam pasar modal adalah obligasi.
Obligasi merupakan surat berharga
atau sertifikat yang berisi kontrak antara
pemberi pinjaman dengan yang diberi
pinjaman
(emiten).
Obligasi
dapat
memberikan penghasilan tetap yaitu berupa
kupon bunga dan pokok utang pada waktu
jatuh tempo yang ditentukan. Obligasi akan
mendapatkan pemeringkatan secara berkala
yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat

obligasi.
Peringkat obligasi dikeluarkan di
Indonesia oleh lembaga pemeringkat yang
salah satunya adalah PT PEFINDO.
Pemeringkatan rating tersebut dilakukan
untuk memberikan informasi kepada investor
ataupun
calon
investor
mengenai
kemampuan dari penerbit obligasi untuk
membayar bunga dan pokok utang
berdasarkan
analisis
keuangan. Jadi
peringkat obligasi dapat digunakan sebagai
petunjuk seberapa aman suatu obligasi bagi
investor, karena memberikan signal tentang
probabilitas kegagalan pembayaran utang
perusahaan dan kinerja dari perusahaan

tersebut. Dapat dikatakan bahwa semakin
tinggi peringkat obligasi, maka semakin
tinggi pula kemampuan penerbit obligasi
untuk membayar utangnya.
Peringkat Obligasi (Kamus BI, 2012)
adalah Peringkat yang diberikan oleh suatu
perusahaan penilai obligasi mengenai
bonafiditas dari penerbit obligasi (ada empat
predikat), misalnya perusahaan Standard &
Poor’s mendapat predikat BBB atau baik;
bank-bank komersial diizinkan untuk membeli
obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan
dengan predikat ini; obligasi jenis ini juga
dapat diterima sebagai gadai/fidusia seperti
dana pensiun; obligasi dengan predikat yang
lebih rendah dari BBB dikenal sebagal
obligasi sampah (Junk bond) dan dianggap

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas

adapun rumusan masalah atau pokok bahasan
dalam penelitian ini adalah: Apakah Rasio
Leverage berpengaruh terhadap peringkat
obligasi pada perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah Untuk menemukan bukti empris bahwa
Rasio Leverage berpengaruh terhadap
peringkat obligasi perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.
79

ISSN 2407 - 1072

Jurnal Akuntanika, Vol. 4 , No. 1, Januari - Juni 2018

e. Diterbitkan
pemerintah


2. LANDASAN TEORI
2.1 Obligasi
Obligasi merupakan surat hutang
yang diterbitkan oleh suatu entitas dalam
rangka mendapatkan dana yang memiliki
suatu jangka waktu tertentu dan menawarkan
bunga sebagai return atas dana yang
disetorkan. Raharja dan Sari (2008:215)
menyatakan bahwa obligasi adalah surat
berharga tanda hutang dari pihak yang
menerbitkannya (issuer ) kepada investor
sebagai pembeli yang berisi janji dari pihak
yang menerbitkan untuk membayar imbalan
berupa bunga pada periode tertentu dan
melunasi pokok hutang pada waktu yang telah
ditantukan kepada pihak pembeli obligasi
tersebut.
Adapun obligasi sebagai salah satu
bentuk surat berharga memiliki beberapa
karakteristik, yaitu sebagai berikut:

a. Nilai obligasi (jumlah dana yang dipinjam)
Dalam
penerbitan
obligasi,
maka
perusahaan akan dengan jelas menyatakan
jumlah dana yang dibutuhkan yang dikenal
dengan istilah “jumlah emisi obligasi”
b. Principal dan Coupon rate
Nilai prinsipal obligasi adalah sejumlah
uang yang disetujui oleh penerbit obligasi
agar dibayarkan kepada pemegang obligasi
pada masa jatuh tempo. Sedangkan coupon
rate juga disebut nominal rate, adalah
tingkat bunga yang disetujui penerbit
untuk dibayar kepada pemegang obligasi
setiap tahun. Besarnya pembayaran bungan
setiap tahun kepada pemilik obligasi
selama jangka waktu obligasi dinamakan
coupon. Tingkat persentase coupon

dikalikan
nilai
prinsipal
obligasi
menghasilkan
besarnya coupon.
c. Jangka waktu obligasi
Setiap obligasi mempunyai masa jatuh
tempo atau berakhirnya masa pinjaman
(maturity). Secara umum masa jatuh
tempo obligasi adalah 5 tahun. Ada yang
1 tahun, ada pula yang 10 tahun. Semakin
pendek jangka
waktu obligasi maka
akan semakin diminati oleh investor,
karena dianggap resikonya kecil.
d. Jadwal pembayaran
Kewajiban pembayaran kupon obligasi
oleh perusahaan penerbit,
dilakukan
secara berkala sesuai dengan kesepakatan
sebelumnya, bisa dilakukan triwulan,
semesteran, atau tahunan.

oleh

perusahaan

atau

2.2 Peringkat Obligasi
Setiap
investasi
memerlukan
pertimbangan dan penilaian atas investasi
tersebut. Penilaian atas obligasi adalah
peringkat obligasi. Biasanya suatu obligasi
sebelum ditawarkan kepada masyarakat
pemodal diperingkat terlebih dahulu oleh
lembaga pemeringkat.
Peringkat
atas
suatu
obligasi
dikeluarkan oleh lembaga independen yang
memang berhak untuk memberikan suatu
penilaian atas obligasi tersebut. Lembaga
independen di Indonesia yang berwenang
memberikan peringkat pada obligasi yaitu PT
PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia), PT
Moody’s Indonesia, dan PT Fitch Ratings
Indonesia.
Menurut Raharja dan Sari (2008:217)
analisis pemeringkatan efek dilakukan
berdasarkan:
a. Laporan keuangan tiga sampai lima tahun
sebelumnya
b. Analisis sektoral dan industri
c. Proyeksi keuangan
d. Perkiraan kinerja dimasa yang akan datang
oleh manajemen emiten
2.3 PT. PEFINDO
PT.
PEFINDO
atau
"PT
Pemeringkat Efek Indonesia" didirikan di
Jakarta pada tanggal 21 Desember 1993,
melalui inisiatif dari BAPEPAM dan Bank
Indonesia. Pada tanggal 13 Agustus 1994,
PEFINDO memperoleh izin usaha
(No
39/PM- PI/1994) dari BAPEPAM dan salah
satu lembaga penunjang
Pasar Modal
Indonesia.
Fungsi utama PEFINDO adalah untuk
memberikan
peringkat
yang
objektif,
independen dan kredibel pada risiko kredit
efek utang publik yang diterbitkan melalui
kegiatan rating. Selain dari kegiatan
penilaian, PEFINDO terus memproduksi &
mempublikasikan informasi kredit yang
berkaitan dengan utang pasar modal. Produk
ini mencakup publikasi opini kredit pada
perusahaan besar yang telah menerbitkan
obligasi dan sektor yang mendasarinya. Untuk
meningkatkan metodologi rating & kriteria
serta proses penilaian, PEFINDO didukung
oleh mitra afiliasi global: Standard & Poor
Rating Services. PEFINDO juga terus aktif
80

ISSN 2407 - 1072

Jurnal Akuntanika, Vol. 4 , No. 1, Januari - Juni 2018

informasi dari sumber lain yang dapat
diandalkan.
Proses
selanjutnya
adalah
mengadakan pertemuan dengan pihak
manajemen perusahaan dengan tujuan untuk
membuat keputusan yang lebih baik pada
keputusan kualitatif, terutama pada tingkat
pengetahuan,
kemampuan,
komitmen,
kebijakan, dan pengukuran kualitatif lainnya
yang dapat berpengaruh pada hasil
pemeringkatan. Kemudian analis tersebut
akan mengadakan rapat dengan komite
pemeringkatan untuk menyampaikan dan
mengusulkan hasil peringkatnya. Setiap
anggota komite pemeringkatan berhak
bertanya kepada analis sebelum membuat
keputusan
pemeringkatan.
Peringkat
perusahaan
tersebut
akan
ditetapkan
berdasarkan keputusan dari anggota komite
pemeringkatan.
Perusahaan
yang
bersangkutan diberi kesempatan untuk
melakukan banding dengan mengajukan data
dan informasi baru. Namun dalam proses
banding tersebut tidak memberikan jaminan
dapat mengubah keputusan dari komite
pemeringkatan sebelumnya.
Hasil
pemeringkatan
dapat
dipublikasikan atau tidak dipublikasikan
tergantung pada keputusan perusahaan. Jika
dipublikasikan,
PT.
PEFINDO
akan
mengumumkan hasil tersebut pada media dan
anggota-anggota PEFINDO. Pengumuman
tersebut dalam bentuk pengumuman singkat
dan laporan selengkapnya akan diumumkan di
website PT. PEFINDO akan tetap menjaga
kerahasiaan hasil pemeringkat terebut apabila
perusahaan
memilih
untuk
tidak
mempublikasikannya.
Metodologi rating oleh PT PEFINDO
dilakukan dengan berafiliasi dengan Standard
& Poor’s dengan menggunakan prefix id.
Berikut peringkat-peringkat yang dikeluarkan
oleh PEFINDO:

berpartisipasi dalam Asian Credit Rating
Asosiasi Lembaga (ACRAA).
2.4 Persyaratan Umum Pemeringkatan PT
PEFINDO
PT PEFINDO memberikan beberapa
persyaratan bagi emiten yang akan
diperingkat, antara lain:
a. Secara umum perusahaan beroperasi lebih
dari lima tahun, meskipun PEFINDO juga
memberikan peringkat kinerja terhadap
perusahaan yang beroperasi kurang dari
lima tahun.
b. Laporan keuangan telah diaudit oleh
akuntan publik yang terdaftar di
BAPEPAM dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian (unqualifiedopinion).
c. Laporan keuangan yang telah diaudit
terakhir tidak melampaui 180 hari dari
tanggal penutupan pelaporan keuangan.
Jika melebihi batas, maka harus disertai
dengan pernyataan direktur, komisaris, dan
akuntan publik bahwa laporan tersebut
benar-benar
merefleksikan
kondisi
keuangan perusahaan.
d. Memberikan informasi dasar dan data
pendukung lainnya yang dibutuhkan oleh
PEFINDO untuk melengkapi penetapan
rating.
e. Membayar biaya atas peringkat.
2.5 Proses Pemeringkat Obligasi
Proses pemeringkatan yang dilakukan
oleh PT. PEFINDO biasanya merupakan
permintaan
dari
perusahaan
yang
membutuhkan pemeringkatan. PT. PEFINDO
akan segera menanggapi permintaan tersebut
dengan mengirimkan sebuah rancangan
kontrak dan surat yang berisi persyaratan apa
saja
yang perlu
dipenuhi. Persyaratan
tersebut terdiri dari laporan keuangan yang
telah diaudit selama 3-5 tahun, beberapa
pertanyaan terperinci, dan data operasional.
Setelah menerima kontrak yang telah
ditandatangani,
PT.
PEFINDO
akan
membentuk sebuah kelompok analis yang
terdiri dari dua analis yang mempunyai
keahlian pada industri atausektor usaha
tersebut. Proses pemeringkatan meliputi
kunjungan ke fasilitas operasi perusahaan
dengan
tujuan
untuk
memperoleh
pemahamanyang lebih baik mengenai
kegiatan operasi perusahaan tersebut dan jika
diperlukan analis akan mencari data dan
81

ISSN 2407 - 1072

Jurnal Akuntanika, Vol. 4 , No. 1, Januari - Juni 2018

Tabel 2.1
Simbol dan Definisi Peringkat Obligasi

idAAA

Obligor memiliki kapasitas superior dalam memenuhi kewajiban jangka
panjangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya.

idAA

Obligor memiliki kapasitas sangat tinggi dalam memenuhi kewajiban
jangka panjangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Perbedaan
pemenuhan kewajiban jangka panjangnya hanya sedikit berbeda dengan
obligor dengan peringkat AAA.

idA

Obligor memiki kapasitas yang tinggi dalam memenuhi kewajiban jangka
penjangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Namun obligor
lebih rentan terhadap perubahan lingkungan dan kondisi ekonomi yang
buruk dibandingkan high rated obligors.

idBBB

Obligor memiliki kapasitas yang cukup dalam memenuhi kewajiban
jangka panjangnya relatif terhadap obligor indonesia lainnya. Namun
kondisi ekonomi yang buruk serta perubahan lingkungan yang buruk
dapat melemahkan kemampuan obligor untuk memenuhi kewajibannya.

idBB

Obligor memiliki kapasitas yang agak lemah dalam memenuhi kewajiban
jangka panjangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Obligor
menghadapi ketidakpastian atau lebih rentan terhadap kondisi ekonomi
yang buruk serta perubahan lingkungan sehingga dapat melemahkan
kemampuan obligor untuk memenuhi kewajibannya.

idB

Obligor memiliki kapasitas yang lemah dalam memenuhi kewajiban
jangka panjangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Kondisi
ekonomi dan lingkungan yang buruk membuat obligor kesulitan
memenuhi kewajiban jangka panjangnya.

idCCC

Obligor sangat tergantung dari kondisi ekonomi dan financial yang baik
untuk dapat memenuhi kewajiban jangka panjangnya.

idD

Obligor tidak mampu membayar kewajiban jangka panjangnya pada saat
jatuh tempo.

Sumber: www.new.pefindo.com

82

ISSN 2407 - 1072

Jurnal Akuntanika, Vol. 4 , No. 1, Januari - Juni 2018

sebuah perusahaan, dimana semakin tinggi
Leverage mencerminkan resiko default yang
lebih besar.
Ha :
Rasio Leverage berpengaruh terhadap
peringkat obligasi

2.6 Rasio Leverage
Rasio Leverage merupakan rasio yang
menunjukkan tingkat proporsi penggunaan
utang dalam membiayai investasi (Raharja &
Sari, 2008). Pecking Order Theory
menjelaskan sumber dana yang disukai
perusahaan
adalah
internal
financing
(pendanaan hasil operasi). Jika dana internal
masih belum mencukupi, maka dibutuhkan
pendanaan dari hasil utang (obligasi) serta
penerbitan saham baru (Husnan, 2003).
Perusahaan yang hanya menggunakan
pendanaan hasil operasi kurang maksimal
karena menambah persentase pajak. Akan
tetapi jika perusahaan utang, maka akan
mendapatkan manfaat untuk perkembangan
usaha. Utang diperbolehkan sejauh masih
memberikan manfaat, karena utang dalam
jumlah yang besar dapat menyebabkan
kebangkrutan bagi perusahaan (Husnan,
2003). Pengertian Leverage mengacu pada
penggunaaan assets dan sumber dana oleh
perusahaan
dimana
perusahaan
harus
mengeluarkan biaya tetap & beban tetap.
Apabila Leverage menunjukan nilai yang
tinggi maka perusahaan tersebut kemungkinan
masuk kategori non-investment grade, dengan
Leverage yang tinggi risiko yang dihadapi
semakin besar. Investor tidak mau untuk
mengambil risiko jika pemilik perusahaan
hanya menyediakan sebagian kecil dari
seluruh pembiayaan, karena risiko perusahaan
ditanggung terutama oleh para kreditor. Oleh
karena itu, perusahaan akan sulit mendapatkan
tambahan dana.

3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis
asosiatif, untuk menganalisis hubungan antara
suatu variabel dengan variabel lainnya atau
bagaimana suatu variabel mempengaruhi lain.
Penelitian ini juga termasuk dalam tipe
penelitian penjelasan (explanatory research)
yang memfokuskan pada hubungan antara
variabel-variabel penelitian dan menguji
hipotesis seperti yang telah dirumuskan
sebelumnya. Menurut dimensi waktunya,
penelitian ini bersifat pooled, yaitu observasi
yang melibatkan data time series dan cross
sectional menggunakan data obligasi yang
diterbitkan dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2009 - 2012.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Data
yang diperlukan adalah Leverage (LEV) dan
peringkat obligasi (RATE) yang diterbitkan
oleh perusahaan dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada periode 2009 – 2012.
3.2.1 Sumber Data
Data yang digunakan adalah data
sekunder yang dikumpulkan oleh lembaga
pengumpul data Indonesian Capital Market
Directory (ICMD), Indonesia Bond Market
Directory (IBMD), website idx.co.id, website
ksei.co.id, serta publikasi-publikasi dalam
bentuk lainnya.

2.7 Pengembangan Hipotesis
Leverage adalah utang sumber dana
yang digunakan perusahaan untuk membiayai
asetnya diluar sumber dana modal atau
ekuitas. Leverage dibagi menjadi dua yaitu
Leverage operasi (operating Leverage) dan
Leverage keuangan (financial Leverage).
Leverage operasi adalah suatu indikator
perubahan laba bersih yang diakibatkan oleh
besarnya volume penjualan sedangkan
Leverage keuangan menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam membayar utang dengan
equity yang dimilikinya (Samani, 2008).
Dalam penelitian ini, Leverage
digunakan
untuk
mewakili
variabel
karakteristik
perusahaan,
berdasarkan
penelitian-penelitian terdahulu mengenai
determinan peringkat obligasi. Leverage
digunakan sebagai proksi dari resiko default

3.2.2 Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekumpulan objek
yang memiliki kesamaan karakteristik dan
ciri-ciri dalam satu atau beberapa hal dan yang
membentuk masalah pokok dalam suatu riset
khusus. Populasi dalam penelitian ini adalah
obligasi yang diterbitkan dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2009 - 2012.
Terdapat 97 perusahaan yang melakukan
penerbitan obligasi.
Sampel adalah sebagian dari populasi
yang karakteristiknya hendak diselidiki dan
dianggap mewakili keseluruhan populasi
83

ISSN 2407 - 1072

Jurnal Akuntanika, Vol. 4 , No. 1, Januari - Juni 2018

(jumlahnya lebih sedikit daripada jumlah
populasi). Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam dalam penelitian ini yaitu
dengan metode purposive sampling, yaitu
sampel dipilih berdasarkan kesesuaian
karakteristik dengan kriteria sampel yang
ditentukan agar diperoleh sampel yang
representative.
Pemilihan sampel dilakukan secara
purposive, yaitu dengan menggunakan kriteria
tertentu dalam melakukan pemilihan sampel.
Kriteria tersebut adalah:
a. Perusahaan yang menerbitkan obligasi dan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
periode 1 Januari 2009 sampai dengan 31
Desember 2012.
b. Obligasi perusahaan masih aktif beredar di
pasar dan terdaftar di OTC FIS Bursa Efek
Indonesia selama periode pengamatan.
c. Perusahaan emiten terdaftar dalam
peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh
PT.
PEFINDO
dan
selama
periodepengamatan.
d. Obligasi perusahaan yang paling aktif
diperdagangkan
selama
periode
pengamatan.
e. Perusahaan emiten memiliki laporan
keuangan lengkap dan telah diaudit oleh
auditor independen selama periode
pengamatan.

leverage
memiliki
peringkat obligasi.
LEVERAGE =

hubungan

terhadap

3.4 Metode Analisis Data
3.4.1 Statistik Deskriptif
Statistik
deskriptif
memberikan
gambaran atau de suatu data yang dilihat dari
nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
maksimum dan minimum, menurut Ghozali
(2011:19).
3.4.2 Alat Analisis
Analisis yang digunakan untuk
menguji hubungan variabel dependen dan
independen adalah analisis regresi linier
sederhana. Model kuantitatif untuk hipotesis
diatas dirumuskan sebagai berikut:
Model Regresinya adalah:
Y = a + b1LEV+ e
Keterangan :
Y = Peringkat Obligasi
a = Konstanta
LEV = Rasio Leverage
b1 = Koefisien Regresi
e = Kesalahan Pengganggu (residual)
3.4.3

Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal, Ghozali (2011). Model regresi yang
baik memiliki distribusi data normal atau
mendekati normal. Dasar pengambilan
keputusan:
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal, maka
model
regresi
memenuhi
asumsi
Normalitas.

3.3 Variabel Penelitian
3.3.1 Variabel Dependen
Variabel peringkat obligasi yang
diwakili dengan simbol (RATE), ditentukan
dengan memberikan skor kepada setiap
sampel obligasi, berdasarkan peringkat yang
diberikan lembaga pemeringkat di Indonesia
PT. PEFINDO kepada masing-masing
obligasi tersebut.
Variabel peringkat dikelompokkan
menjadi dua kategori, yaitu:
a. Kategori
speculative
grade
untuk
perusahaan yang risiko defaultnya tinggi.
Kategori ini dinyatakan dalam peringkat
BB-D untuk PT. PEFINDO,
b. Kategori
investment
grade
untuk
perusahaan yang risiko defaultnya rendah.
Kategori ini dinyatakan dalam peringkat
AAABBB untuk PT. PEFINDO.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal
dan atau tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi Normalitas.
3.4.3

Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji dalam
penelitian ini berkaitan dengan ada atau
tidaknya pengaruh yang signifikan dari
variabel independen (Rasio Leverage)
terhadap variabel dependen (Bond Rating).

3.3.2. Variabel Independen
Leverage (LEV) diukur dengan
membagi total hutang dengan total aktiva/
asset (Harahap, 2009). Diharapkan tingkat
84

ISSN 2407 - 1072

Jurnal Akuntanika, Vol. 4 , No. 1, Januari - Juni 2018

Tabel 4.1.
Kriteria Pemilihan Sampel

3.4.3.1 Uji Satistik F
Uji F digunakan untuk menguji
apakah model regresi yang digunakan sudah
layak.
Ketentuan yang digunakan dalam uji F adalah
sebagai berikut :
1. Jika F hitung lebih besar dari F tabel atau
probabilitas lebih kecil dari tingkat
signifikansi (Sig. < 0,05), maka model
penelitian dapat digunakan atau model
tersebut sudah layak.
2. Jika F hitung lebih kecil dari F tabel atau
probabilitas lebih besar dari tingkat
signifikansi (Sig. > 0,05), maka model
penelitian tidak dapat digunakan atau
model tersebut tidak layak.
3. membandingkan nilai F hasil perhitungan
dengan nilai F menurut tabel. Jika nilai F
hitung lebih besar daripada nilai F tabel,
maka model penelitian sudah layak.

Sumber Data : ICMD dan IBMD

4.1.2 Statistik Deskriptif
Berdasarkan hasil analisis statistik
deskriptif, maka berikut didalam Tabel 4.2
akan ditampilkan karakteristik sampel yang
digunakan didalam penelitian ini meliputi:
jumlah sampel (N), rata-rata sampel (mean),
nilai maksimum, nilai minimum serta standar
deviasi (σ) untuk masing-masing variabel.
Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa
jumlah data yang digunakan dalam penelitian
ini sebanyak 30 sampel data yang diambil dari
daftar obligasi yang tercatat di Indonesian
Capital Market Directory (ICMD) serta masih
beredar hingga akhir periode pengamatan
yaitu tahun 2012. Selain itu, obligasi yang
dimasukkan ke dalam sampel juga tercatat
aktif diperdagangkan selama tahun 2012. Data
perdagangan diperoleh dari Indonesian Bond
Market Directory (IBMD).

3.4.3.2 Uji Statistik t
Uji statistik t ini biasanya digunakan
untuk mengetahui berapa besar masingmasing variabel independen memberikan
pengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
Jika
menggunakan
tingkat
kepercayaan (α) 95% maka jika tingkat
signifikansi yang diperoleh > 0.05, maka H0
diterima. Dan sebaliknya jika < 0.05, maka H0
ditolak, yang menunjukkan masing-masing
variabel independen tersebut berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1. 1 Data Sampel
Data pada penelitian ini merupakan
data sekunder yang diperoleh dari data yang
berasal dari Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu
Indonesian
Capital
Market
Directory
(ICMD), Indonesian Bond Market Directory
(IBMD), dan juga data peringkat dari PT
PEFINDO. Dalam pengambilan sampel
peneliti menetapkan kriteria, seperti dalam
tabel dibawah ini:

Tabel 4.2
Statistik Deskriptif

Sumber: data yang diolah

85

ISSN 2407 - 1072

Jurnal Akuntanika, Vol. 4 , No. 1, Januari - Juni 2018

Dapat dilihat pada tabel 4.2 diatas,
Variabel Peringkat Obligasi (RATE) memiliki
nilai rata-rata 6,40 dengan standar deviasi
sebesar 0,894. dengan skor RATE terendah
sebesar 4 (BB), dan skor RATE tertinggi
sebesar 8 (AAA). Karena nilai penyimpangan
tidak lebih besar dari mean-nya, data Variable
RATE bisa dikatakan cukup baik.
Variabel Leverage (LEV) memiliki
nilai rata-rata 0,6747 dengan standar deviasi
sebesar 0,18803. dengan nilai LEV terendah
sebesar 0,22 dimiliki oleh perusahaan Duta
Pertiwi Tbk, dan nilai LEV tertinggi sebesar
0,91 dimiliki oleh Bank Permata Tbk. Karena
nilai penyimpangan lebih kecil dari mean-nya,
data Variable LEV bisa dikatakan cukup
baik..

Dilihat dari tabel KolmogorovSmirnov didapatkan nilai K-S Z dari model
persamaan yaitu sebesar 1,363 dan 0,808,
sehingga dapat
diindikasikan model
terdistribusi normal.
4.1.4 Uji Statistik F
Uji statistik F digunakan untuk
menguji apakah model regresi yang
digunakan sudah layak. Ketentuan yang
digunakan dalam uji F adalah sebagai berikut
:
a. Jika F hitung lebih besar dari F tabel atau
probabilitas lebih kecil dari tingkat
signifikansi (Sig. < 0,05), maka model
penelitian dapat digunakan atau model
tersebut sudah layak.
b. Jika F hitung lebih kecil dari F tabel atau
probabilitas lebih besar dari tingkat
signifikansi (Sig. > 0,05), maka model
penelitian tidak dapat digunakan atau
model tersebut tidak layak.
c. Membandingkan nilai F hasil perhitungan
dengan nilai F menurut tabel. Jika nilai F
hitung lebih besar daripada nilai F tabel,
maka model penelitian sudah layak.

4.1.3 Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi yang
digunakan, variabel residual memiliki
distribusi normal. Untuk menguji apakah
distribusi data normal atau tidak, yaitu dengan
uji statistik. Pengujian normalitas data secara
analisis
statistic
dilakukan
dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
Tabel 4.3 dibawah ini menunjukkan
hasil uji normalitas menggunakan One Sample
Kolmogorov Smirnov.

Tabel 4.4 dibawah ini menunjukkan
hasil pengujian hipotesisi dengan uji statistik
F.
Tabel 4.4
Hasil Uji Statistik F

Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas

Sumber: data yang diolah

Berdasarkan
tabel
4.4
diatas
didapatkan Nilai F = 8,985 Sig = 0,006, dapat
dilihat bahwa nilai signifikansi uji statistik F
sebesar 0,006 lebih kecil dari 0,05 sehingga
dapat dikatakan bahwa model sudah layak.

Sumber: data yang diolah

86

ISSN 2407 - 1072

Jurnal Akuntanika, Vol. 4 , No. 1, Januari - Juni 2018

4.1.4 Uji Statistik T
Uji statistik t ini biasanya digunakan
untuk mengetahui berapa besar masingmasing variabel independen memberikan
pengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
Jika
menggunakan
tingkat
kepercayaan (α) 95% maka jika tingkat
signifikansi yang diperoleh > 0.05, maka H0
diterima. Dan sebaliknya jika < 0.05, maka H0
ditolak, yang menunjukkan masing-masing
variabel independen tersebut berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.5 dibawah ini menunjukkan
hasil pengujian hipotesisi dengan uji statistik
t.
Tabel 4.5
Hasil Uji Statistik T

4.2 Pembahasan
Hasil Uji Regresi Liner Sederhana
menunjukan bahwa Leverage berpengaruh
signifikan
positif
terhadap
peringkat
obliigasi.. Hasil pertama konsisten dengan
penelitan Prabowo (2011) yang mendapati
hasil yang sama, diharapkan leverage
memiliki hubungan signifikan terhadap
peringkat obligasi.
5. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis
data dari penelitian tentang pengaruh
Rasio Leverage terhadap peringkat
obligasi perusahaan yang aktif di bursa
efek, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai
berikut:
Rasio
Leverage
berpengaruh positif terhadap peringkat
obligasi, sehingga peningkatan rasio
Leverage akan meningkatkan peringkat
obligasi.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Dari hasil penelitian ini terdapat
beberapa
keterbatasan,
adapun
keterbatasan yang dapat ditemukan adalah
sebagai berikut:
1. Periode penelitian hanya empat tahun,
yaitu tahun 2009-2012, dimana
periode pengamatan yang pendek
dalam
banyak
hal
akan
mempengaruhi tingginya peringkat
obligasi
2. Jumlah sempel perusahaan dalam
penelitian hanya 30 perusahaan.

Sumber: data yang diolah

Tabel 4.5 Menunjukan hasil uji t,
berdasarkan hasil pengujian diatas, terlihat
bahwa variable peringkat obligasi (RATE)
dipengaruhi leverage dengan persamaan
matematis sebagai berikut,
RATE = 4,818 + 2,345 LEV + e

5.3 Saran
Berdasarkan beberapa keterbatasan
yang
ditemukan,
maka
peneliti
mengharapkan saran-saran berikut ini
dapat melengkapi penelitian-penelitian
selanjutnya :
1. Peneliti yang akan datang sebaiknya
menggunakan data dengan periode
tahun yang lebih panjang dan
menganalisis
kenaikan
atau
penurunan peringkat obligasi untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang
lebih valid.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan
dapat menambahkan jumlah sampel
dengan memperbarui sampel yang
digunakan.

Dari persamaan tersebut dapat
dijelaskan pengaruh variable independen
terhadap variable dependen sebagai berikut:
Koefisien regresi +2,345 menyatakan
hubungan positif bahwa setiap kenaikan satu
persen variable Leverage (LEV). Akan
menaikan peringkat obligasi (RATE) sebesar
2,345 poin, hasil uji t menunjukan variabel
independen memiliki tingkat signifikansi
sebesar 0,006 lebih kecil dari 0,05, dengan
demikian Ha terdukung, sehingga dapat
dikatakan Leverage berpengaruh secara
signifikan terhadap peringkat obligasi.

87

ISSN 2407 - 1072

Jurnal Akuntanika, Vol. 4 , No. 1, Januari - Juni 2018

Mulyana, Deden. 2011. “Analisis Investasi
dan Manajemen Resiko”. Materi 8.
Universitas Siliwangi.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan
menggunakan variable yang lebih luas
sehingga bisa didapatkan hasil yang
lebih baik

Raharja dan Mayla Pramono Sari. 2008.
“Perbandingan Alat Analisis (Diskriminan
dan Regresi Logistik) Terhadap Peringkat
Obligasi
(PT
PEFINDO)”.
Maksi
Universitas Trisakti. 8 (1): 87-104. Jakarta.
Sartono, Agus. 2001. “Manajemen Keuangan
Teori & Aplikasi”. Edisi Keempat, Cetakan
Pertama, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA
Bapepam. 2003. Panduan Investasi di Pasar
Modal Indonesia . Jakarta.
Bank Indonesia.
Indonesia”.

2012.

“Kamus

Bank

Harahap, Sofyan Syafri. 2009. Analisis Kritis
Atas Laporan keuangan .
Penerbit
Rajawali Pers. Jakarta.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program IBM SPSS
19.
Badan
Penerbit
Universitas
Dipenegoro. Semarang.

Prabowo. Suryo. 2011.” Analisis Pengaruh
Corporate Governance Terhadap Peringkat
dan Yeild Obligasi Perusahaan di
Indonesia”. . Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.

Husnan, Suad. 2003. Dasar-Dasar Teori
Portofolio dan Analisis Sekuritas. Unit
Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.
Yogyakarta.

http://www.bi.go.id/web/id/

Komite Nasional Kebijakan Governance.
2006. “Pedoman Umum Good Corporate
Governance Indonesia ”. Jakarta.

http://www.new.pefindo.com/

88