MEKANISME PASAR PERMINTAAN DAN PENAWARAN

MEKANISME PASAR: PERMINTAAN DAN PENAWARAN

A. PERMINTAAN
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga
selama priode waktu tertentu.
Misalnya;ketika berbicara tentang permintaan pakaian di Sumbawa, kita berbicara tentang
berapa jumlah pakaian yang akan dibeli pada berbagai tingkat harga dalam satu priode waktu
tertentu, per bulan, atau pertahun di Sumbawa.
1. HUKUM PERMINTAAN
a. “Apabila harga suatu barang atau jasa naik, maka jumlah yang diminta konsumen akan
berkurang dan sebaliknya, apabila harga suatu barang atau jasa turun, maka jumlah yang diminta
konsumen akan bertambah”.
b. Dari hukum permintaan tersebut nampak bahwa antara harga dan jumlah barang yang
diminta konsumen memiliki hubungan negatif atau berlawanan arah. Artinya apabila harga suatu
barang naik, maka jumlah yang diminta akan turun. Mengapa demikian??????
c. Hal tersebut karena apabila harga suatu barang naik, sementara penghasilan konsumen tidak
berubah, maka daya beli konsumen akan menurun, sehingga ia akan mengurangi jumlah barang
yang dibeli.
ATAU
a.


Seperti apapun baiknya suatu barang, akan selalu ada barang lain yang dapat menggantikan

penggunaannya. Oleh karena itu, apabila harga suatu barang naik, maka konsumen akan
cenderung untuk mengurangi konsumsi barang yang harganya naik tersebut dan
menggantikannya dengan barang lain yang memiliki kegunaan yang sama atau hampir sama.
2. MACAM-MACAM PERMINTAAN
a. Permintaan potensial atau permintaan absolut yakni permintaan yang tidak didukung dengan
daya beli.
b. Permintaan efektif yakni permintaan yang didukung dengan daya beli.
3.
a.
b.
4.
a.

PENGGOLONGAN PERMINTAAN DAPAT DIBEDAKAN
Permintaan individual
Permintaan pasar
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN
Harga barang itu sendiri


b.
c.
d.
e.
f.
g.

Harga barang lain yang terkait
Tingkat pendapatan perkapita
Selera atau kebiasaan
Jumlah penduduk
Perkiraan harga di masa mendatang
Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan.

a. Harga barang itu sendiri
1. Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu bertambah.
2. Hal ini akan membawa kita ke hukum permintaan “bila harga suatu barang naik, maka
jumlah barang itu yang diminta akan berkurang, dan sebaliknya.
b. Harga barang lain yang terkait

1. Harga barang lain juga mempengaruhi permintaan suatu barang, tetapi kedua macam barang
tersebut mempunyai keterkaitan. Keterkaitan dua macam barang dapat bersifat substitusi
(pengganti) dan bersifat komplemen (pelengkap)
2. Contoh barang sibstitusi: daging ayam=daging sapi, ikan=tempe
3. Contoh barang pelengkap: mobil=bensin
c. Tingkat pendapat perkapita
Tingkat pendapatan perkapita dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi tingkat pendapatan,
daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat.
d. Selerah atau kebiasaan
1. Selerah atau kebiasaan juga dapat memengaruhi permintaan suatu barang.
2. Misalnya: walaupun harga sama, permintaan beras di provinsi Maluku lebih rendah
dibanding dengan Sumatra Utara. Mengapa? Karena orang Maluku lebih menyukai sagu,
sebaliknya orang Sumatra Utara selain lebih menyukai beras, ada kebiasaan (adat) yang
membutuhkan beras, terutama dikalangan masyarakat Batak, pada saat acara pernikahan.
e. Jumlah penduduk
Kita ambil contoh beras lagi
Sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia, maka permintaan beras berhubungan
positif dengan jumlah penduduk. Makin banyak jumlah penduduk, permintaan beras makin
banyak.
f.


Perkiraan harga di masa mendatang
Bila kita memperkirakan bahwa suatu barang akan naik, adalah lebih baik membeli barang

itu sekarang, sehingga mendorong orang untuk membeli lebih banyak saat ini guna menghemat
belanja di masa mendatang.
g. Distribusi pendapatan

Tingkat pendapatan perkapita bisa memberikan kesimpulan yang salah bila distribusi
pendapatan buruk. Artinya sebagian kecil kelompok masyarakat menguasai “kue” perekonomian.
Jika distribusi pendapatan buruk, berarti daya beli secara umum melemah sehingga permintaan
terhadap suatu barang menurun
h. Usaha-usaha produsen meningkat penjualan
1. Bujukan para penjual untuk membeli barang besar sekali peranannya dalam mempengaruhi
masyarakat.
2. Misalnya: lewat iklan, pemberian hadiah, dan pemberian potongan harga.
B. PENAWARAN
1. Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan (jual) pada berbagai tingkat
harga selama satu priode tertentu.
2. Konsep. Penawaran mencerminkan perilaku produsen dalam menjual barang atau jasa

tertentu yang tunduk pada hukum penawaran dan asumsi ceteris paribus yang mendasarinya.

1. HUKUM PENAWARAN
a. “apabila harga suatu barang atau jasa naik, maka jumlah yang ditawarkan produsen akan
bertambah dan sebaliknya, apabila harga suatu barang atau jasa turun, maka jumlah yang
ditawarkan produsen juga akan berkurang.
b. Dari hukum penawaran tersebut nampak bahwa antara harga dan jumlah barang yang
ditawarkan produsen memiliki hubungan positif atau searah.
c. Artinya apabila harga suatu barang naik, maka jumlah yang ditawarkan akan naik. Mengapa
demikian?????
d. Hal tersebut terjadi karena produsen selalu dianggap ingin mendapatkan keuntungan yang
lebih besar.
e. Artinya apabila harga suatu barang naik, maka jumlah yang ditawarkan akan naik. Mengapa
demikian?????
f. Hal tersebut terjadi karena produsen selalu dianggap ingin mendapatkan keuntungan yang
lebih besar.
2. MACAM-MACAM PENAWARAN
a. Penawaran individual artinya dilakukan oleh perseorangan
b. Penawaran pasar artinya penjumlahan dari penawaran-penawaran secara individual.
Kurva penawaran


Harga per unit (P)

Jumlah Beras Yang

(Rp)

Akan Ditawarkan (Q)
(Kg)

3.500
3.750
4.000
4.250
4.500
4.750

3.
a.
b.

c.
d.
e.
f.
g.
h.

100
150
200
250
300
350

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN:
Harga barang itu sendiri
Harga barang lain yang terkait
Harga faktor produksi
Biaya produksi
Teknologi produksi

Jumlah pedagang/penjual
Tujuan perusahaan
Kebijakan pemerintah

a. Harga barang itu sendiri
Jika harga suatu barang naik, maka produsen cenderung akan menambah jumlah barang yang
dihasilkan.
b. Harga Barang lain yang terkait
Barang substitusi dapat mempengaruhi penawaran suatu barang. Apabila harga barang
substitusi naik, maka penawaran suatu barang akan bertambah, dan sebaliknya. Sedangkan
barang komplemen naik, maka penawaran suatu barang berkurang, dan sebaliknya.
Jika harga suatu barang naik, maka produsen cenderung akan menambah jumlah barang
yang dihasilkan.
c.

Harga Barang lain yang terkait
Barang substitusi dapat mempengaruhi penawaran suatu barang. Apabila harga barang

substitusi naik, maka penawaran suatu barang akan bertambah, dan sebaliknya. Sedangkan
barang komplemen naik, maka penawaran suatu barang berkurang, dan sebaliknya.

d. Harga faktor produksi

Kenaikan harga faktor produksi (tingkat upah yang lebih tinggi, harga bahan baku yang
meningkat, atau kenaikan tingkat bunga modal) akan menyebabkan perusahaan memproduksi
outputnya lebih sedikit dengan jumlah anggaran yang tetap. Kenaikan harga faktor produksi akan
mengurangi laba perusahaan. Apabila tingkat laba industri tidak menarik lagi, mereka akan
pindah ke industri lain, dan hal ini akan mengakibatkan berkurangnya penawaran barang.
e.

Biaya produksi
Kenaikan harga input sebenaranya juga menyebabkan kenaikan biaya produksi. Dengan

demikian, bila biaya produksi meningkat (apakah dikarenakan kenaikan harga faktor produksi
atau penyebab lain), maka produsen akan mengurangi hasil produksinya, berarti penawaran
barang itu berkurang.
f.

Teknologi produksi
Kemajuan teknologi menyebabkan penurunan biaya produksi, dan menciptakan barang-


barang baru. Dalam hubungan dengan penawaran, suatu barang kemajuan teknologi
menyebabkan kenaikan dalam penawaran barang.
g. Jumlah Pedagang/penjual
Apabila jumlah penjual produk tertentu semakin banyak, maka penawaran barang tersebut akan
bertambah.
h. Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah juga dapat mempengaruhi penawaran suatu barang. contoh: beras,
sebagai makanan utama. Kebijakan pemerintah untuk mengurangi impor beras dan
meningkatkan produksi dalam negeri guna tercapainya swasembada beras, menyebabkan para
petani menanan padi tertentu yang memberikan hasil banyak setiap panennya. Kebijakan ini jelas
menambah supply beras dan keperluan impor beras dapat dikurangi.

C. HARGA KESEIMBANGAN
a. Harga keseimbangan adalah harga dimana baik konsumen mapun produsen sama-sama
tidak ingin menambah atau mengurangi jumlah yang dikonsumsi dan dijual.
b. Permintaan sama dengan penawaran

c. Jika harga dibawah harga keseimbangan, terjadi kelebihan permintaan. Sebab permintaan
akan meningkat dan penawaran menjadi berkurang. Sebaliknya jika harga melebihi harga
keseimbangan, terjadi kelebihan penawaran. Jumlah penawaran meningkat, jumlah

permintaan menurun.
 Contoh. Kasus Pasar Mobil Sedan
Permintaan : Qd = 200 – 10P
Penawaran : Qs = -40 + 5P
Di mana: Qd, Qs = ribu unit per tahun
P = puluh juta rupiah per unit
Keseimbangan pasar:
Qd = Qs
200 – 10P = -40 + 5P
240

= 15P

P

= 16

Qd

= 200 – 10 (16) = 40

Qs

= -40 + 5 (16) = 40

1. Keseimbangan terjadi pada saat harga mobil Rp 160 jt/unit. Saat itu jumlah permintaan
sama dengan jumlah penawaran, yaitu 40.000 unit/tahun.
2. Jika harga mobil ditetapkan Rp 150 jt/unit (di bawah harga keseimbangan), maka akan
terjadi kelebihan permintaan sebanyak 15.000 unit mobil/tahun.
3. Jika harha mobil ditetapkan Rp 170 jt/unit (di atas harga keseimbangan), terjadi kelebihan
penawaran sebayak 15.000 unit mobil/tahun
D. SURPLUS EKONOMI
Dasar pendekatan yang digunakan untuk analisis pasar adalah marjinal (marginalism
approach), yang mengatakan bahwa keputusan dalam memproduksi atau mengkonsumsi
ditentukan oleh berapa besar tambahan pendapatan atau manfaat dari unit terakhir barang yang
diproduksi atau di konsumsi.

1. Surplus konsumen (consumer surplus) yaitu selisih antara jumlah yang konsymen sedia
bayarkan dengan yang harus dibayar.
2. Surplus produsen (producer surplus) yaitu selisih antara jumlah yang diterima dengan
yang mereka harapkan untuk dibayar.
Teori surplus ekonomi sangat bermanfaat dalam menganalisis dampak campur tangan
pemerintah. Campur tangan pemerintah dianggap makin buruk bila total kehilangan surplus
ekonomi (kehilangan surplus konsumen + surplus produsen) makin besar, atau sering dikenal
dalam bahasa Inggris “deadweight loss”.
Diagram surplus konsumen & surplus produsen

E. KEGAGALAN PASAR
Pasar dapat menjadi alokasi sumber daya yang efesien, bila asumsi-asumsinya terpenuhi,
antara lain pelaku bersifat rasional, memiliki informasi sempurna, pasar berbentuk persaingan
sempurna dan barang bersifat privat.
Proses pertukaran (exchange) tidak terbatasi dimensi waktu dan tempat (timeless and
placeless).
Beberapa hal yang menjadi kegagalan pasar
a.

Informasi tidak sempurna (incomplete information)

b. Daya monopoli (monopoly power)
c.

Eksternalitas (externality)

d. Barang publik (public good)
e.

Barang altruisme (altruism good)

F. INTERVENSI PEMERINTAH
Kegagalan pasar seringkali menuntut campur tangan (intervensi) pemerintah. Namun yang
harus diperhatikan adalah tidak semua campur tangan pemerintah memberikan hasil yang baik,
walaupun tujuannya baik.
Salah satu masalah terbesar yang dihadapi pemerintah dalam menentukan kebijaksanaan
adalah adanya trade off (konflik) antara tujuan-tujuan yang ingin dicapai.
Misalnya: ada konflik antara tujuan efesiensi dengan pemerataan.
Agar harga rumah dapat terjangkau rakyat kecil dan berpenghasilan rendah, pemerintah
memberikan subsidi. Tetapi pemberian subsidi itu cenderung mengorbankan efesiensi, karena
uang subsidi bisa dialokasikan ke sektor-sektor yang lebih produktif.
Tujuan intervensi pemerintah
1. Menjamin agar kesamaan hak bagi setiap individu dapat tetap terwujud dan eksploitasi
dapat dihindarkan
2. Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembangan yang teratur
dan stabil
3. Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan, terutama perusahan besar yang dapat
memengaruhi pasar, agar mereka tidak menjalankan praktik-praktik monopoli yang
merugikan
4. Menyediakan barang publik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
5. Mengawasi agar eksternalitas kegiatan ekonomi yang merugikan masyarakat dapat
dihindari atau dikurangi
.
a. Kontrol Harga
Tujuan kontrol harga adalah melindungi konsumen atau produsen.
1. Harga dasar (floor price); tingkat harga minimum yang diberlakukan.

2. Harga tertinggi (ceiling price); batas maksimum harga penjualan oleh produsen
3. Kuota; selian dengan pembelian, pemerintah memengaruhi tingkat harga dengan melakukan
kebijaksanaan kuota (pembatasan produksi).

b. Pajak dan Subsidi
1. Pajak; pajak di satu sisi memberatkan karena mengakibatkan harga menjadi mahal, namun di
satu sisi pajak dibutuhkan sebagai sumber penerimaan negara untuk membiayai fungsi-fungsinya
khususnya redistribusi pendapatan dan sebagai alat stabilisasi ekonomi.
2. Subsidi; subsidi dapat dipandang sebagai pajak negatif (negative tax) karena subsidi
menambah pendapatan nyata.
c. Tarif & Kuota
1. Dalam sistem perekonomian terbuka (melakukan transaksi dengan perekonomian luar), maka
harga barang yang berlaku adalah harga internasional. Yang menjadi persoalan adalah bila harga
domestik lebih tinggi daripada harga dunia.
2. Sebab dengan mekanisme pasar bebas, terpaksa dilakukan impor untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri. Walaupun dari sudut konsumen hal ini menguntungkan, tetapi demi melindungi
industri dalam negeri, pemerintah menempuh kebijakan protektif dengan memberlakukan tarif
(pajak impor) dan kuota impor (pembatasan jumlah impor).